MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan...

12
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PMK.Oll/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOM OR 78/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGIPENGUSAHA KENA PAJAK YANGMELAKUKAN PENYERAHAN YANG TERUTANG PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum dan mendorong peningkatan niIai tam bah kornoditasprimer, perIu mengatur kembaIi ketentuan mengenai pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana ditetapkan daIam Peraturan Menteri Keuangan nomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang MeIakukan Penyerahan yang Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud daIam huruf a, danuntuk melaksanakan ketentuan PasaI 9 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 ten tang Pajak Pertambahan NiIai Barang dan Jasa dan Pajak PenjuaIan atas Barang Mewah sebagaimana teIah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, perIu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang MeIakukan Penyerahanyang Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang MeIakukan Penyerahan yang Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak;

Transcript of MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan...

Page 1: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 21/PMK.Oll/2014

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOM OR 78/PMK.03/2010TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKANBAGIPENGUSAHA KENA PAJAK YANGMELAKUKAN PENYERAHAN YANG

TERUTANG PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

a. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum danmendorong peningkatan niIai tambah kornoditasprimer,perIu mengatur kembaIi ketentuan mengenai pedomanpenghitungan pengkreditan Pajak Masukan sebagaimanaditetapkan daIam Peraturan Menteri Keuangan nomor78/PMK.03/2010 tentang Pedoman PenghitunganPengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajakyang MeIakukan Penyerahan yang Terutang Pajak danPenyerahan yang Tidak Terutang Pajak;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddaIam huruf a, danuntuk melaksanakan ketentuan PasaI 9ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang PajakPertambahan NiIai Barang dan Jasa dan Pajak PenjuaIanatas Barang Mewah sebagaimana teIah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun2009, perIu menetapkan Peraturan Menteri Keuangantentang Perubahan atas Peraturan Menteri KeuanganNomor 78/PMK.03/2010 tentang Pedoman PenghitunganPengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajakyang MeIakukan Penyerahanyang Terutang Pajak danPenyerahan yang Tidak Terutang Pajak;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tentangPedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagiPengusaha Kena Pajak yang MeIakukan Penyerahan yangTerutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak;

f~

KEMENKEU
Rectangle
Page 2: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

Menetapkan

J.. ',.\ I~h~' ,-Yol $4.... ,/ ",,:, )1.<'\1" ;'.',,; .1,\' :> i

'\1 )", ,....,'~ /.

I" .... 11[1\\". J> .~ ..""oO.l ,J,;,••,', 'ii'.

MENTERI I(EUANGANREPUBLlI( INDONESIA

- 2 -

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHANATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR78/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGANPENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAG! PENGUSAHA KENAPAJAK YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG TERUTANGPAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK.

PasaI !

Beberapa ketentuan daIam Peraturan Menter! Keuangan Nomor78/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan PengkreditanPajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang MeIakukanPenyerahan yang Terutang Pajak dan Penyerahan yang TidakTerutang Pajak diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasa12 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

PasaI2

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha yangatas penyerahannya sebagian terutang pajak dan sebagianIainnya tidak terutang pajak, sedangkan Pajak Masukanuntuk Penyerahan yang Terutang Pajak tidak dapat diketahuidengari pasti, jumIah Pajak Masukan yang dapat dikreditkanuntuk Penyerahan yang Terutang Pajak dihitung denganmenggunakan pedoman penghitungan Pajak Masukan yangdapat dikreditkan.

2. Di antara PasaI 2 dan PasaI 3 disisipkan 1 (satu) PasaI, yakniPasaI 2A yang berbunyi sebagai berikut:

PasaI2A

(1 ) Pengusaha Kena Pajak yang:

a. menghasiIkan Barang Kena Pajak yangpenyerahannya termasuk daIam PenyerahanTidak Terutang Pajak; dan

atasyang

-9~

KEMENKEU
Rectangle
Page 3: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

·";i(

I ~)_,W

I , \'

~~..~:....;.

MI=~ITEI~I I<EUANGANREPLJlilll< INDONESIA

- 3 -

,

b. mengolah danjatau memanfaatkan lebih lanjutBarang Kena Pajak sebagaimana dimaksud padahuruf a, baik melalui unit pengolahan sendirimaupun melalui titip olah dengan menggunakan,fasilitas pengolahan Pengusaha Kena Pajak lainnyasehingga menjadi Barang Kena Pajak yang atasse1uruh penyerahannya termasuk dalam Penyerahanyang Terutang Pajak,

seluruh Pajak Masukan yang sudah dibayar dapatdikreditkan sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan di bidang perpajakan.

(2) Pajak Masukan yang dapat dikreditkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah Pajak Pertambahan Nilaiyang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha KenaPajak '

(3) Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayaroleh Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud padaayat (2) adalah Pajak Pertambahan Nilai atas pero1ehanBarang Kena Pajak danj atau pero1ehan Jasa Kena Pajakdanjatau pemanfaatan Barang Kena Pajak TidakBerwujud dari 1uar Daerah Pabean danjataupemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabeandanj atau impor Barang Kena Pajak, sejak tanggal 1Januari 2014.

3. Ketent'uan Pasa! 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasa18

Tata cara penghitungan pengkreditan Pajak 'Masukansebagaimana diatur da1am Peraturan Menteri ini ada1ahsebagaimana tercantum da1am Lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasa1Il

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

{

KEMENKEU
Rectangle
Page 4: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

MENTERI KEUANGANREPU8L1K INDONESIA

- 4 -

Agar setiap orang mengetahuinya,pengundangan Peraturan Menteri ini dengandalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 30 Januari 2014

memerin tahkanpenempatannya

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MUHAMAD CHATIB BASRI

Diundangkan di Jakartapada tanggal 4 Fe bruari 2014

MENTERI HUKUM bAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 140

SaIinan sesuai de:ngan'~sIinya

KEPALA BIRO ~1V!UM:~'3i.~~f! .~ - \;, '.~

., __ ,.1'1 . '.' . "., ,\\.nl , \' \

'1 '\ I, J",\.... .. ,\1,,1' ,i:.I''''_ _j\... \ i-I

A,ACHMAD S~tP\)DIN /"./1NIP 195611(5)9;77-. '1001 l

-..

It

KEMENKEU
Rectangle
Page 5: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

,.::.. ,\,J.' :-•........ ·n .........'

MEi·nCI'1 i([UANGANI ~EPUIlt. II( INDONESIA

LAMPlRANPERATURAN MENTERl KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR Zl/PMK.Oll/Z014TENTANGPERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGANNOM OR 78/PMK.03/2010 TENTANG PEDOMANPENOHITUNOAN PENOKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGIPENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKUKANPENYERAHAN YANG TERUTANG PAJAK DANPENYERAHAN YANG TIOAK TERUTANG PAJAK

L__

TATA CARA PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAG!PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG TERUTANG

PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK

I. PENGERTIAN UMUM

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan yang Terutang Pajak danPenyerahan yang Tidak Terutang Pajak antara lain:

a. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan danl atau memanfaatkan kegiatanusaha terpadu (integrated), misalnya - Pengusaha Kena Pajak yangmenghasilkan jagung Uagung bukan merupakan Barang Kena Pajak), danjuga mempunyai pabrik minyak jagung (minyak jagung merupakan BarangKena Pajak), yang sebagian jagung yang dihasilkannya dijual kepada pihaklain dan sebagian lainnya diolah menjadi minyak jagung.

b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan danl atau memanfaatkan kegiatanusaha terpadu (integrated), misalnya Pengusaha Kena Pajak yangmenghasilkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit (TBS kelapa sawitmerupakan Barang Kena Pajak strategis), dan juga mempunyai pabrikminyak kelapa sawit/CPO, yang seluruh TBS kelapa sawit yangdihasilkannya diolah lebih lanjut menjadi minyak kelapa sawit/CPO (minyakkelapa sawit/CPO merupakan Barang Kena Pajak).

c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan usaha jasa yang atas penyerahannyaterutang dan tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai, misalnya PengusahaKena Pajak yang bergerak di bidang perhotelan, disamping melakukan usahajasa di bidang perhotelan, juga melakukan penyerahan jasa persewaanruangan untuk tempat usaha.

d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan barang dan jasa yangatas penyerahannya terutang dan yang tidak terutang Pajak PertambahanNilai, misalnya Pengusaha Kena Pajak yang kegiatan usahanya menghasilkar>.atau menyerahkan Barang Kena Pajak berupa roti juga melakukan kegiatandi bidang jasa angkutan umum yang merupakan jasa yang tidak dikenakanPajak Pertambahan Nilai.

e. Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang terutangPajak Pertambahan Nilai dan yang dibebaskan dari pengenaan PajakPertambahan Nilai, misalnya pengusaha pembangunan perumahan yangmelakukan - penyerahan berupa rumah mewah yang terutang PajakPertambahan Nilai dan rumah sangat sederhana yang dibebaskan' daripengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

Untuk Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Penyerahan yang Terutang Pajakdan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak sebagaimana tersebut di atas;perlakuan pengkreditan Pajak Masukan adalah sebagai berikut:

a. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan!atau Jasa Kena Pajakyang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan yang terkait - denganpenyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai, dapat .dikreditkanseluruhnya, seperti misalnya:

~t

KEMENKEU
Rectangle
Page 6: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

I[

- ° :{

I,. '........ ,,'..........

°t"IL NTEHf t'([UANGi',jjFLPUBl i~: INU()HE:~~il:\

- 2 -

1) Pajak Masukan untuk perolehan mesin-mesin yang digunakan untukmemproduksi minyak jagung;

2) Pajak Masukan untuk perolehan alat-alat perkantoran yang hany&digunakan untuk kegiatan penyerahan jasa persewaan kantor;

3) Pajak Masukan untuk pembelian traktor dan pupuk yang digunakanuntuk perkebunan kelapa sawit, yang seluruh TBS kelapa sawit yangdihasilkan diolah sendiri oleh pemilik kebun kelapa sawit atau titip olahdengan menggunakan fasilitas pengolahan Pengusaha Kena Pajak lainmenjadi minyak kelapa sawit/CPO;

b. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajakyang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan yang terkait denganpenyerahan yang tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau mendapatkanfasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapatdikreditkan seluruhnya, misalnya: .

1) Pajak Masukan untuk pembelian truk yang digunakan untuk jasaangkutan umum, karena jasa angkutan umum bukan merupakan JasaKena Pajak yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak PertambahanNilai;

2) Pajak Masukan untuk pembelian bahan baku yang digunakan untukmembangun rumah sangat sederhana, karena atas penyerahan rumahsangat sederhana dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

c. Sedangkan Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/ atau JasaKena Pajak yang belum dapat dipastikan penggunaannya untuk Penyerahanyang Terutang Pajak dan Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak,pengkreditannya menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PajakMasukan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, misalnya: .

1) Pajak Masukan untuk perolehan truk yang digunakan baik untukperkebunan jagung maupun untuk pabrik minyak jagung, yang sebagianjagung tersebut dijual kepada pihak lain dan tidak diolah sendiri olehpemilik kebun jagung menjadi minyak jagung;

2) Pajak Masukan untuk perolehan komputer yang digunakan baik untukkegiatan penyerahan jasa perhotelan maupun untuk kegiatanpenyerahan jasa persewaan kantor.

II. CONTOH PENGHITUNGAN

Contoh 1:

1) Pengusaha Kena Pajak B adalah perusahaan yang bergerak di bidangindustri pembuatan sepatu.

2) Pada bulan Januari 2014, Pengusaha Kena Pajak B tersebut membeligenerator listrik yang dimaksudkan untuk digunakan seluruhnya untukkegiatan pabrik dengan nilai perolehan sebesar Rp 100.000.000,00 denganPajak Pertambahan Nilai sebesar Rp10.000.000,00.

%t

KEMENKEU
Rectangle
Page 7: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

I.

..' ~:{.. ',"t ''\

'''' . oJ"....... ft·......

MENTEl d i(L l.lf,,t·:C;M,jnEf ·UnUK n !nOt"Jr .1';1/\

- 3 -

3) Pajak Masukan atas perolehan generator listrik sebesar Rpl0.000.000,00secara keseluruhan dikreditkan pada Masa Pajak Januari 2014.

4) Masa manfaat generator listrik tersebut sebenarnya adalah 5 (lima) tahun,tetapi untuk penghitungan kembali Pajak Masukan ini, masa manfaatgenerator listrik tersebut ditetapkan 4 (empat) tahun, sehingga alokasipengkreditan Pajak Masubin untuk setiap tahunnya adalah sebesar:

Rpl0.000.000,00----------------------- = Rp2. 500.000,00

4

5) Selama tahun 2014 ternyata generator listrik tersebut digunakan:

a, untuk bulan Januari sampai dengan Juni 2014:

I. 10% untuk perumahan karyawan dan direksi;

n. 90% untuk kegiatan pabrik, dan

b. untuk bulan Juli sampai dengan Desember 2014:

I. 20% untuk perumahan karyawan dan direksi;

11. 80% untuk kegiatan pabrik.

Berdasarkan data tersebut di atas, rata-rata penggunaan generator listrikuntuk kegiatan pabrik adalah:

90% + 80%_______ c = 85%

2

6) Penghitungan kembali Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk tahunbuku 2014 dapat dilakukan paling lambat pada Masa Pajak Maret 2015.Pengusaha Kena Pajak B melakukan penghitungan kembali Pajak Masukanpada Masa Pajak Februari 2015. Pajak Masukan yang dapat dikreditkanuntuk tahun buku 2014 seharusnya sebesar:

Rp 10.000.000,0085% x ---------------------- = Rp2.125.000,00

4

7) Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali dengan mengurangiPajak Masukan untuk Masa Pajak Februari 2015 adalah sebesar:

Rp2.500.000,OO - Rp2.125.000,00 = Rp375.000,00

8) Penghitungan kembali Pajak Masukan seperti perhitungan di atasdila:kukan sampai dengan masa manfaat generator listrik berakhir.

st-t

KEMENKEU
Rectangle
Page 8: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

~\ .)r,,\ ·3'< J;}k tt r·.:~ \.~!

~. "'\1"-)/' .1\~ -". .~,..

.'~~i!',~ ,'IC,• .'f "/'" ~.

",. 1...."f!l\ \~. '" .'~n·.'""r', 'iii \

MENTERI KEUANGANREPUBUf< INDONESIA

- 4 -

Contoh 2:

1) Pengusaha Kena Pajak C adalah perusahaan yang menghasilkan TBSkelapa sawit, dan memproses TBS kelapa sawit tersebut menjadi minyakkelapa sawit/CPO, minyak inti sawit/PKO dan produk dari minyak kelapasawit lainnya yang merupakan Barang Kena Pajak, serta selanjutnya hanyamenjual minyak kelapa sawit/CPO, minyak inti sawit/PKO, dan produk dariminyak kelapa sawit lainnya kepada pihak di luar Pengusaha Kena Pajak C.

2) Pada bulan Februari 2014 Pengusaha Kena Pajak C melakukan pembelianbarang berupa pupuk, bahan bakar untuk alat berat di perkebunan sawit,peralatan administrasi kantor dan pemanfaatan jasa berupa jasakontraktor, dan sewa alat berat untuk perkebunan yang digunakan untukpemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasaranaperkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesarRp400.000.000,00 dengan Pajak Pertambahan' Nilai sebesarRp40.000.000,00.

3) Pada bulan Februari 2014 Pengusaha Kena Pajak C melakukan pembelianbahan kimia dan bahan penolong lainnya untuk mengolah TBS kelapa sawitmenjadi minyak kelapa sawit/CPO dan minyak inti sawit/PKO sebesarRp200.000.000,00 dengan Pajak Pertambahan Nilai sebesarRp20.000.000,00.

4) Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan olehPengusaha KenaPajak C pada masa Februari 2014 adalah sebesar Rp40.000.000,00 +Rp20.000.000,00 = Rp60.000.000,00.

Contoh 3:

1) Pengusaha Kena Pajak D adalah perusahaan yang menghasilkan TBS kelapasawit, dan memproses TBS kelapa sawit tersebut menjadi minyak kelapasawit/CPO, minyak inti sawit/PKO, dan produk dari minyakkelapa sawitlainnya yang merupakan Barang Kena Pajak dengan titip olah menggunakanfasilitas pengolahan Pengusaha Kena Pajak E. Selanjutnya, Pengusaha KenaPajak D hanya menjual minyak kelapa sawit/CPO, minyak inti sawit/PKO,dan produk dari minyak kelapa sawit lainnya.

2) Pada bulan Maret 2014, Pengusaha Kena Pajak D melakukan pembelianbarang berupa pupuk, bahan bakar untuk alat berat di perkebunan sawit,peralatan administrasi kantor dan pemanfaatan jasa berupa jasakontraktor, dan sewa alat berat untuk perkebunan yang digunakan untukpemupukan,' pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasaranaperkebuna,n kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesarRp300.000.000,00 dengan Pajak Pertambahan Nilai Rp30.000.000,00.Selain itu, Pengusaha Kena Pajak D juga membayar jasa titip olah kepadaPengusaha Kena Pajak E sebesar Rp25.000.000,00 dengan PajakPertambahan Nilai sebesar Rp2.500.000,00.

3) Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh Pengusaha KenaPajak D pada masa Maret 2014 adalah sebesar Rp30.000.000,00 +Rp2.500.000,00 = Rp32.500.000,00.

~e

KEMENKEU
Rectangle
Page 9: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

\~ ,r,'-.'~ .h'jf~ , ~.~. J)):' i I ,._, )'\;;

'''''·1''1) ,,. \" ' I. ',-.'" ~ .:j-:!

\ /..,.... '~'I. , If {,. ," , ,\ ., .. ' I ,',\ '\" I;;JIJ\~:,:' ,I'

"'{r'-I\li\

MENTI::RIKElJANGANREPlJBLlK INDONESIA

- 5 -

Contoh 4:

1) Pengusaha Kena Pajak F adalah perusahaan integrated (terpadu) yangbergerak di bidang perkebunan jagung dan pabrik minyak jagung, 8ebagianjagung yang dihasilkannya diolah lebih lanjut menjadi minyak jagung dansebagian lainnya dijual kepada pihak lain,

2) Pada bulan April 2014, Pengusaha Kena Pajak F membeli truk yangdigunakan baik untuk perkebunan jagung maupun untuk pabrik minyakjagung dengan harga perolehan sebesar Rp200,000,000,00 dan PajakPertambahan Nilai sebesar Rp20,000,000,00,

3) Berdasarkan data-data yang dimiliki, diperkirakan persentase rata-ratajumlah penyerahan minyak jagung terhadap penyerahan seluruhnya adalahsebesar 70%, sedangkan 30% merupakan penyerahan jagung kepada pihaklain,

4) Berdasarkan data tersebut maka Pajak Masukan yang dapat dikreditkandalam 8PT Masa PPN Masa Pajak April 2014 sebesar:

Rp20,000,000,00 x 70% ~ Rp14,000,000,00

5) 8elanjutnya diketahui bahwa total peredaran usaha selama tahun buku2014 adalah Rp100,000,000,000,00, yang berasal dari penjualan jagungkepada pihak lain sebesar Rp40,000,000,000,00 dan penjualan minyakjagung sebesar Rp60,000,000,000,00,

6) Masa manfaat truk sebenarnya adalah 5 (lima) tahun, tetapi untuk tujuanpenghitungan Pajak Masukan berdasarkan Peraturan Menteri iniditetapkan 4 (empat) tahun,

7) Penghitungan kembali Pajak Masukan atas perolehan truk yang dapatdikreditkan selama tahun buku2014 yang dilakukan pada Masa PajakMaret 2015 adalah:

Rp60,000,000,000,00 Rp20,000,000,00------------------------------ x -------------------------- ~ Rp3, 000, 000 ,00Rp100,000,000,000,00 4

8) Alokasi Pajak Masukan atas perolehan truk untuk tiap tahun buku sesuaimasa manfaat truk tersebut adalah:

Rp14,000,000,00----------------------- ~ Rp 3,500,000,00

4

9) Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali dengan menguranglPajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2015 adalah sebesar:

Rp3,500,000,00 - Rp3,000,000,00 ~ Rp500,000,00

10) 'Penghitungan kembali Pajak Masukan seperti perhitungan di atasdilakukan setiap tahun sampai dengan masa manfaat truk berakhir.

!it

KEMENKEU
Rectangle
Page 10: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

~ '''\ ~I.Z1.1."11>::,. il7',: \\ /J

v

/

• .':,N .,,(''-. 1, //1 _;:,.' ~;>

··..·~II\\\;>."r,·..; -\f;(\

MENTEHI KEUANGANHEPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Contoh 5:

1) Kelanjutan dari contoh 4, diketahui bahwa total peredaran usaha selamatahun buku 2015 adalah Rp100.000.000.000,00, yang berasal daripenjualan jagung sebesar Rp10.000.000.000,00 dan penjualan minyakjagung sebesar Rp90.000.000.000,00.

2) Penghitungan kembali Pajak Masukan atas perolehan truk yang dapatdikreditkan selama tahun buku 2015 yang dilakukan pada Masa PajakMaret 2016 adalah:

Rp90.000.000.000,00 Rp20.000.000,OO------c------------------------ x --------------------------- = Rp4.500.000,00Rp100.000.000.000,00 4

3) Alokasi Pajak Masukan atas perolehan truk untuk tiap tahun buku sesuaimasa manfaat truk tersebut adalah:

RpI4.000.000,00--------------------- = Rp3.500.000,00

4

4) Jadi Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali denganmenambah Pajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2016 adalah sebesar:

Rp4.500.000,00 - Rp3.500.000,00 = Rpl.OOO.OOO,OO

Contoh 6:

1) Kelanjutan dari contoh 5, diketahui bahwa total peredaran usaha selamatahun buku 2016 adalah Rp100.000.000.000,00, yang berasal daripenjualan jagung sebesar Rp30.000.000.000,00 dan penjualan minyakjagung sebesar Rp70.000.000.000,00.

2) Penghitungan kembali Pajak Masukan atas perolehan truk yang dapatdikreditkan selama tahun buku 2016 yang dilakukan pada Masa PajakMaret 2017 adalah:

Rp70.000.000.000,00 Rp20.000.000,00------------------------------ x -------------------------- = Rp3.500.000,OORp100.000.000.000,OO 4

3) Alokasi Pajak Masukan atas perolehan truk untuk tiap tahun buku sesua:masa manfaat truk tersebut adalah:

RpI4.000.000,00i---------------------- = Rp3.500.000,OO

4

4) Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali adalah sebesar:

Rp3.500.000,00 - Rp3.500.000,00 = RpO,OO

·tt

KEMENKEU
Rectangle
Page 11: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

~'l ,;.~~\ \ .~': ·;(II".J/·f. \,', I '/

".• 'N' .'.,:'j\'(I'" ,)11

'.' V ..... '~.. ~". t...,. /jll\ .... ,r

/',1~~ ",;~:~

'M~NTERIKEUANGAN

REPUBlIl< INDONESIA

- 7 -

Contoh 7:

1) Kelanjutan dari contoh 6, diketahui bahwa total peredaran usaha selarnatahun buku 2017 adalah RplOO.OOO.OOO.OOO,OO,· yang berasal daripenjualan jagung sebesar Rp50.000.000.000,00 dan penjualan rninyakjagung sebesar Rp50.000.000.000,00.

2) Penghitungan kernbali Pajak Masukan atas perolehan truk yang dapatdikreditkan selarna tahun buku 2017 yang dilakukan pada Masa PajakMaret 2018 adalah:

Rp 50.000.000.000,00 Rp20.000.000,00------"----------------------- x ------------------------- = Rp2. 500.000,00Rp 100.000.000.000,00 4

3) Alokasi Pajak Masukan atas perolehan truk untuk tiap tahun buku sesuairnasa rnanfaat truk tersebut adalah:

RpI4.000.000,00----------------------- = Rp3.500.000,00

4

4) Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kernbali dengan rnenguranglPajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2018 adalah sebesar:

Rp3.500.000,00 - Rp2.500.000,00 = Rpl.OOO.OOO,OO

5) PenghitunganPajak Masukan sebagairnana perhitungan di atas tidak perlulagi dilakukan pada tahun 2019.

Contoh 8:

1) Pengusaha Kena Pajak F tersebut pada contoh 4, pada bulan Mei 2014rnernbeli bahan bakar solar untuk truk yang digunakan baik untuk sektorperkebunan dan distribusi jagung kepada pihak lain rnaupun untuk sektorpabrikasi dan distribusi rninyak jagung sebesar Rp50.000.000,00 dan PajakPertarnbahan Nilai sebesar Rp5.000.000,00;

2) Pengusaha Kena Pajak F dirnaksud rnengkreditkan Pajak Masukan tersebULberdasarkan perkiraan persentase perbandingan jurnlah penyerahan yangterutang Pajak terhadap penyerahan seluruhnya sebesar 70%, sehinggaPajak Masukan yang dikreditkan dalarn SPT Masa PPN Masa Pajak Mei2014 adalah sebesar:

Rp5.000.000,00 x 70% = Rp3.500.000,00

3) Selanjutnya diketahui bahwa total peredaran usaha selarna tahun buku2014 adalah Rpl00.000.000.000,00, yang berasal dari penjualan jagungsebesar Rp40.000.000.000,00 dan penjualan rninyak jagung sebesarRp60. 000.000. 000,00.

q,{

KEMENKEU
Rectangle
Page 12: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...pemupukan, pemeliharaan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit serta administrasi kantor di kebun sebesar Rp400.000.000,00

MENTERIKEUANGAN.REPUBlIK INDONESIA

- 8 -

4) Penghitungan kembali Pajak Masukan atas perolehan bahan bakar solaruntuk truk yang dapat dikreditkan selama tahun buku 2014 yangdilakukan pada Masa Pajak Maret 2015 adalah:

Rp60.000.000.000,00------------------------------- x Rp5. 000.000,00 = Rp3. 000.000,00

Rpl00.000.000.000,00

5) Pajak Masukan atas perolehan bahan bakar solar untuk truk yang telahdikreditkan pada Masa Pajak Mei tahun 2014 adalah Rp3.500.000,00.

6) Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali dengan mengurangiPajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2015 adalah sebesar:

Rp3.500.000,00 - Rp3.000.000,00 = Rp500.000,00

Contoh 9:

1) Sama dengan contoh 8, namun diketahui total peredaran usaha selamatahun buku 2014 adalah Rpl00.000.000.000,00, yang berasal daripenjualan jagung sebesar Rpl0.000.000.000,00 dan penjualan minyakjagung sebesar Rp90.000.000.000,00. .

2) Penghitungan kembali Pajak Masukan atas perolehan bahan bakar solaruntuk truk yang dapat dikreditkan selama tahun buku 2014 yangdilakukan pada Masa Pajak Maret 2015 adalah:

Rp90.000.000.000,00------"------------------------ x Rp5. 000.000,00 = Rp4. 500.000,00Rp 100.000.000.000,00

3) Pajak Masukan atas perolehan bahan bakar solar untuk truk yang telahdikreditkan pada Masa Pajak Mei tahun 2014 adalah Rp3.500.000,00.

4) Jadi, Pajak Masukan yang harus diperhitungkan kembali denganmenambah Pajak Masukan untuk Masa Pajak Maret 2015 adalah sebesar:

Rp4.500.000,00 - Rp3.500.000,00 = Rpl.OOO.OOO,OO

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

MUHAMAD CHATIB BASRI

Salinan sesuai dengan '~Shrn'a'I<EPALA BIRO UJYIUM ~~'~'<~~\~

I -- "'~! • ~ ~

I, ._' - •• ,.~ ~.' \

~/"'I' _"O\\\··v.'\ ir~ .~\(' 1<,II '. ,~ ---j J!\,.\.- _/ ,.. .... J

p,ACHMAD SABJCUPIJt ,./. //NIP 19561105i9't7121001"

tt&

KEMENKEU
Rectangle