MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...

of 55 /55
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.04/2010 tentang Perlakuan Kepabeanan Terhadap Authorized Economic Operator; b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan di bidang kepabeanan serta dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan serta memperluas partisipasi Operator Ekonomi dalam implementasi Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator), perlu mengatur kembali ketentuan mengenai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4) dan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator); Mengingat : Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1 dari 11

Embed Size (px)

Transcript of MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN...

  • MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

    SALINAN

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 227/PMK.04/2014

    TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT(AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai Operator Ekonomi Bersertifikat (AuthorizedEconomic Operator) telah diatur dalam Peraturan Menteri KeuanganNomor 219/PMK.04/2010 tentang Perlakuan Kepabeanan TerhadapAuthorized Economic Operator;

    b. bahwa untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan di bidangkepabeanan serta dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaanserta memperluas partisipasi Operator Ekonomi dalam implementasiOperator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator), perlumengatur kembali ketentuan mengenai Operator Ekonomi Bersertifikat(Authorized Economic Operator);

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurufa dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3ayat (4) dan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan MenteriKeuangan tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized EconomicOperator);

    Mengingat : Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4661);

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG OPERATOR EKONOMIBERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR).

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    1 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • 1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

    2. Operator Ekonomi adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pergerakanbarang secara internasional dalam fungsi rantai pasokan global.

    3. Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) yangselanjutnya disebut AEO adalah Operator Ekonomi yang mendapatpengakuan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sehinggamendapatkan perlakuan kepabeanan tertentu.

    4. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

    5. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea danCukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakantugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

    6. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

    7. Pemberitahuan Pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh Orangdalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dansyarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Kepabeanan.

    8. Importir adalah Orang yang melakukan kegiatan memasukkan barangke dalam daerah pabean.

    9. Eksportir adalah Orang yang melakukan kegiatan mengeluarkanbarang dari daerah pabean.

    10. Pengangkut adalah Orang, kuasanya, atau yang bertanggungjawab ataspengoperasian sarana pengangkut yang mengangkut barang dan/atauorang.

    11. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan yang selanjutnya disingkatPPJK adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusanpemenuhan kewajiban pabean untuk dan atas nama Importir atauEksportir.

    12. Tempat Penimbunan Sementara adalah bangunan dan/atau lapanganatau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untukmenimbun barang, sementara menunggu pemuatan ataupengeluarannya.

    13. Tempat Penimbunan Berikat adalah bangunan, tempat, atau kawasanyang memenuhi persyaratan tertentu yang digunakan untuk menimbunbarang dengan tujuan tertentu dengan mendapat penangguhan beamasuk.

    14. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderaltempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan Undang-UndangKepabeanan.

    15. Konsolidator adalah badan usaha yang melaksanakan pengumpulan(konsolidasi) Barang Ekspor sebelum dimasukkan ke Kawasan Pabeanuntuk dimuat ke sarana pengangkut.

    16. Peninjauan Lapangan adalah serangkaian kegiatan kunjungan ke lokasi(on site visit) Operator Ekonomi dalam rangka menguji ataspermohonan untuk memperoleh pengakuan sebagai AEO atau dalamrangka monitoring dan evaluasi.

    17. Sistem Pengendalian Internal yang selanjutnya disingkat SPI adalahsebuah sistem yang digunakan untuk mengkomunikasikan danmengendalikan bagian-bagian yang terkait dengan kegiatan/aktivitasbisnis Operator Ekonomi, pergerakan dokumen pemberitahuan, prosesakuntansi, dan lain-lain yang bertujuan untuk memastikan kepatuhanpenerapan peraturan kepabeanan dan/atau cukai.

    2 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • 18. Kesepakatan Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition Arrangement)adalah kesepakatan antara dua atau lebih administrasi kepabeananyang menjelaskan situasi kondisi dimana program-program AEO diakuidan diterima oleh pihak-pihak administrasi kepabeanan yangmelakukan kesepakatan.

    19. Manajer pelayanan Operator Ekonomi yang selanjutnya disebut ClientManager adalah Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk khusus untukmelakukan tugas memberikan pelayanan komunikasi, konsultasi,bimbingan, dan monitoring terhadap program AEO.

    20. Audit Internal adalah audit yang dilakukan oleh pihak internal AEOsecara mandiri (self audit), dalam rangka menjaga kualitas pemenuhankondisi dan persyaratan yang ditentukan.

    BAB IIKONDISI DAN PERSYARATAN SEBAGAI AEO

    Pasal 2

    (1) Untuk memperoleh pengakuan sebagai AEO, Operator Ekonomi harusmemenuhi kondisi dan persyaratan sebagai berikut:

    a. menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan kepabeanan dan/ataucukai;

    b. mempunyai sistem pengelolaan data perdagangan;

    c. mempunyai kemampuan keuangan;

    d. mempunyai sistem konsultasi, kerjasama, dan komunikasi;

    e. mempunyai sistem pendidikan, pelatihan, dan kepedulian;

    f. mempunyai sistem pertukaran informasi, akses, dan kerahasiaan;

    g. mempunyai sistem keamanan kargo;

    h. mempunyai sistem keamanan pergerakan barang;

    i. mempunyai sistem keamanan lokasi;

    j. mempunyai sistem keamanan pegawai;

    k. mempunyai sistem keamanan mitra dagang;

    l. mempunyai sistem manajemen krisis dan pemulihan insiden; dan

    m. mempunyai sistem perencanaan dan pelaksanaan pemantauan,pengukuran, analisis, dan peningkatan sistem sebagaimanadimaksud pada huruf a sampai dengan huruf l.

    (2) Operator Ekonomi yang dapat memperoleh pengakuan sebagai AEOsebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

    a. Importir;

    b. Eksportir;

    c. PPJK;

    d. Pengangkut;

    e. pengusaha Tempat Penimbunan Sementara;

    f. pengusaha Tempat Penimbunan Berikat; dan/atau

    g. pihak lainnya yang terkait dengan pergerakan barang dalam fungsirantai pasokan global, antara lain Konsolidator dan penyelenggarapos.

    3 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • (3) Rincian kondisi dan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 3

    (1) Operator Ekonomi yang telah memperoleh pengakuan sebagai AEOdiberikan perlakuan kepabeanan tertentu.

    (2) Perlakuan kepabeanan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berupa:

    a. penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik yang minimal;

    b. prioritas untuk mendapatkan penyederhanaan prosedurkepabeanan;

    c. pelayanan khusus dalam hal terjadi gangguan terhadap pergerakanpasokan logistik serta ancaman yang meningkat;

    d. kemudahan pemberitahuan pendahuluan (pre-notification);

    e. dapat menggunakan jaminan perusahaan (corporate guarantee)untuk menjamin seluruh kegiatan di bidangkepabeanan;

    f. kemudahan pembayaran atas penyelesaian kewajiban kepabeanandalam bentuk berkala;

    g. kemudahan pembongkaran dan/atau pemuatan langsung dari atauke sarana pengangkut yang datang dari atau akan berangkat ke luardaerah pabean ke atau dari sarana pengangkut darat tanpadilakukan penimbunan;

    h. prioritas untuk diikutsertakan dalam program-program baru yangdirintis oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

    i. mendapat layanan khusus dalam bentuk layanan yang diberikanClient Manager; dan/atau

    j. mendapatkan layanan penyelesaian kepabeanan di luar jam kerjaKantor Pabean.

    (3) Selain Perlakuan kepabeanan tertentu sebagaimana dimaksud padaayat (2), Operator Ekonomi yang telah memperoleh pengakuan sebagaiAEO juga mendapat:

    a. kemudahan-kemudahan yang disepakati bersama denganadministrasi kepabeanan negara lain dalam Kesepakatan PengakuanTimbal Balik (Mutual Recognition Arrangement); dan

    b. kemudahan-kemudahan hasil nota kesepahaman bersama antaraDirektorat Jenderal Bea dan Cukai dengan instansi pemerintahterkait.

    BAB IIIPENGAJUAN PERMOHONAN UNTUK MEMPEROLEH

    PENGAKUAN SEBAGAI AEO

    Pasal 4

    (1) Untuk dapat memperoleh pengakuan sebagai AEO, Operator Ekonomimengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal atau pejabat yangditunjuk untuk menangani AEO.

    (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:

    4 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • a. daftar pertanyaan mengenai informasi umum tentang OperatorEkonomi dan formulir isian penilaian mandiri kualitatif (selfassessment) yang telah diisi lengkap;

    b. surat pernyataan kesediaan untuk menjadi AEO; dan

    c. dokumen penilaian mandiri kuantitatif (maturity model).

    (3) Daftar pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf adilengkapi dokumen pendukung berupa:

    a. struktur organisasi dari Operator Ekonomi;

    b. standar prosedur operasional (standard operating procedure) tentangkegiatan Operator Ekonomi yang mencerminkan SPI;

    c. tata letak kantor/pabrik/gudang; dan

    d. akta pendirian perusahaan dan/atau akta perubahan terakhir.

    (4) Untuk dapat memberikan gambaran positif perusahaan, OperatorEkonomi dapat menyampaikan dokumen lain yang terkait manajemenkepatuhan dan/atau keamanan yaitu:

    a. fotokopi laporan auditor independen periode 2 (dua) tahun terakhir;

    b. daftar dan kontrak dengan pihak ketiga yang terkait dengan rantaipasokan logistik antara lain perusahaan jasa subkontrak,perusahaan jasa pergudangan, perusahaan jasa pengangkutan(trucking), dan/atau PPJK;

    c. surat keputusan penetapan fasilitas kepabeanan yang dimiliki;

    d. sertifikat/pengakuan AEO dari negara lain; dan/atau

    e. dokumen lainnya seperti profil Operator Ekonomi (company profile),sertifikat dari organisasi internasional untuk standardisasi, kodainternasional keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan (InternationalShip and Port Facility Security Code), dan/atau pemenuhanpenyelesaian kewajiban di bidang perpajakan.

    (5) Daftar pertanyaan dan formulir isian penilaian mandiri kualitatif (selfassessment) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sesuaicontoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (6) Dokumen penilaian mandiri kuantitatif (maturity model) sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c sesuai contoh format sebagaimanatercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 5

    (1) Atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pejabat Beadan Cukai melakukan:

    a. penelitian persyaratan administrasi; dan

    b. Peninjauan Lapangan.

    (2) Penelitian persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a dilakukan dengan meneliti kelengkapan berkas permohonandan menguji kesesuaian informasi yang terdapat dalam lampiransebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan dokumen lainsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4).

    (3) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)menunjukkan permohonan layak untuk diproses lebih lanjut, PejabatBea dan Cukai melakukan Peninjauan Lapangan.

    5 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • Pasal 6

    (1) Pejabat Bea dan Cukai melakukan Peninjauan Lapangan berdasarkansurat tugas.

    (2) Operator Ekonomi harus menyiapkan data maupun informasi yangdibutuhkan oleh Pejabat Bea dan Cukai selama Peninjauan Lapangan.

    (3) Setelah melakukan Peninjauan Lapangan, Pejabat Bea dan Cukaimembuat laporan Peninjauan Lapangan untuk disampaikan kepadaDirektur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk menangani AEOdengan tembusan kepada Operator Ekonomi.

    (4) Laporan Peninjauan Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)berisi kesimpulan dan/atau saran perbaikan.

    (5) Dalam hal laporan Peninjauan Lapangan berisi saran perbaikan,Operator Ekonomi menindaklanjuti dengan melakukan perbaikan.

    (6) Dalam melakukan perbaikan, Operator Ekonomi dapat mengajukanpermintaan bimbingan dan pendampingan kepada Direktur Jenderalatau pejabat yang ditunjuk untuk menangani AEO.

    (7) Terhadap saran perbaikan yang telah ditindaklanjuti, OperatorEkonomi mengajukan permintaan Peninjauan Lapangan kembalikepada Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk menanganiAEO.

    (8) Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan Peninjauan Lapangan kembalisebagaimana dimaksud pada ayat (7) membuat laporan PeninjauanLapangan kembali kepada Direktur Jenderal atau pejabat yangditunjuk untuk menangani AEO dengan tembusan kepada OperatorEkonomi.

    Pasal 7

    (1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidakditindaklanjuti dengan Peninjauan Lapangan dalam hal:

    a. Operator Ekonomi menyampaikan surat pembatalan permohonanpengakuan sebagai AEO; atau

    b. hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5ayat (2) menunjukkan permohonan Operator Ekonomi tidak layakuntuk diproses lebih lanjut.

    (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tidakditindaklanjuti dengan proses sertifikasi dalam hal:

    a. Operator Ekonomi menyampaikan surat pembatalan permohonanpengakuan sebagai AEO; atau

    b. Operator Ekonomi tidak menyampaikan permintaan PeninjauanLapangan kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (7)dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggallaporan Peninjauan Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (4).

    (3) Terhadap permohonan yang tidak ditindaklanjuti sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, Direktur Jenderal atau pejabat yangditunjuk untuk menangani AEO menyampaikan pemberitahuan denganmenyebutkan alasannya.

    Pasal 8

    6 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • (1) Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk menangani AEOmemberikan persetujuan atas permohonan menjadi AEO dalam waktupaling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal diterimanya laporanPeninjauan Lapangan atau laporan Peninjauan Lapangan kembali yangberisi kesimpulan.

    (2) Atas persetujuan permohonan menjadi AEO sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Direktur Jenderal menerbitkan Keputusan DirekturJenderal tentang pengakuan Operator Ekonomi sebagai AEO.

    (3) Atas penerbitan keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diterbitkan sertifikat pengakuan Operator Ekonomisebagai AEO.

    (4) Format Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dibuat sesuai contoh format sebagaimana tercantum dalamLampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri ini.

    (5) Format sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat sesuaicontoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 9

    (1) Pengakuan Operator Ekonomi sebagai AEO sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (2) berlaku dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

    (2) Pengakuan Operator Ekonomi sebagai AEO sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali.

    BAB IVTANGGUNG JAWAB AEO

    Pasal 10

    AEO bertanggung jawab untuk:

    a. mempertahankan dan/atau meningkatkan kondisi dan persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

    b. melakukan Audit Internal secara periodik sekali dalam 1 (satu) tahun,berupa penilaian atas pemenuhan kondisi dan persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

    c. menyampaikan laporan hasil Audit Internal kepada Client Manager;

    d. menyampaikan laporan lainnya dalam hal terdapat perubahan-perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi kondisi danpersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) kepadaClient Manager;

    e. melakukan komunikasi secara intensif dengan Client Manager dalamrangka mempertahankan dan/atau meningkatkan kondisi danpersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

    f. mengembangkan dan menjaga nilai-nilai etika dan akuntabilitas dalampraktik perdagangan; dan

    g. menunjuk manajer yang menangani kegiatan AEO.

    BAB VMONITORING DAN EVALUASI

    Pasal 11

    7 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • Terhadap AEO dilakukan monitoring dan evaluasi.

    Pasal 12

    (1) Unit yang menangani AEO atau Client Manager melakukan monitoringuntuk menjaga kondisi dan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 2 ayat (1) tetap terpenuhi.

    (2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. penelitian atas laporan hasil Audit Internal sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10 huruf b;

    b. penelitian atas laporan perubahan-perubahan signifikansebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d;

    c. pengumpulan informasi yang bersumber dari pihak internal maupuneksternal, seperti instansi pemerintah lainnya, media massa, danasosiasi;

    d. Peninjauan Lapangan sewaktu-waktu; dan/atau

    e. komunikasi, konsultasi dan koordinasi dengan manajer yangmenangani AEO pada Operator Ekonomi.

    Pasal 13

    (1) Dalam hal hasil monitoring menunjukan penurunan kualitas kondisidan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)dilakukan evaluasi terhadap AEO oleh unit yang menangani AEO.

    (2) Selama proses evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),perlakuan kepabeanan tertentu tetap berlaku kepada AEO.

    BAB VIPEMBEKUAN DAN PENCABUTAN PENGAKUAN OPERATOR

    EKONOMI SEBAGAI AEO

    Pasal 14

    (1) Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk menangani AEOmelakukan pembekuan pengakuan Operator Ekonomi sebagai AEOpaling lama 12 (dua belas) bulan dalam hal:

    a. hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)menyimpulkan AEO tidak lagi memenuhi kondisi dan persyaratansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);

    b. adanya putusan pengadilan yang menetapkan AEO telah terbuktimelakukan tindak pidana kepabeanan dan/atau cukai;

    c. AEO tidak melakukan tanggung jawab sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10; dan/atau

    d. terdapat suatu kondisi dimana barang yang terkait rantai pasokanglobal dapat menyebabkan kegentingan yang membahayakankeamanan, kesehatan masyarakat dan/atau lingkungan.

    (2) Selama proses pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)perlakuan kepabeanan tertentu tidak diberikan terhadap AEO.

    (3) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicabut dalam halAEO:

    a. telah memenuhi kembali kondisi dan persyaratan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berdasarkan hasil evaluasi;

    8 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • b. telah melakukan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalamPasal 10; dan/atau

    c. telah mengatasi atau menyelesaikan kondisi kegentingansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d.

    (4) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmenerbitkan Keputusan Direktur Jenderal sesuai contoh formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (5) Pencabutan pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dilakukan dengan menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal sesuaicontoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    Pasal 15

    (1) Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk menangani AEOmelakukan pencabutan pengakuan Operator Ekonomi sebagai AEOdalam hal:

    a. adanya permohonan pencabutan dari AEO;

    b. dalam jangka waktu 6 (enam) bulan secara terus-menerus tidakmelakukan kegiatan kepabeanan;

    c. telah dilakukan 3 (tiga) kali pembekuan dalam jangka waktu 5 (lima)tahun terakhir;

    d. setelah jangka waktu pembekuan, tidak memenuhi kondisi danpersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan tidakmemenuhi tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10;

    e. adanya putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap bahwaterbukti melakukan tindak pidana kepabeanan, cukai, dan/atauperpajakan; atau

    f. dinyatakan pailit oleh pengadilan.

    (2) Operator Ekonomi yang pengakuan sebagai AEO telah dicabut dapatmengajukan permohonan kembali sebagai AEO paling cepat 2 (dua)tahun setelah tanggal pencabutan.

    (3) Pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmenerbitkan keputusan Direktur Jenderal sesuai contoh formatsebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    BAB VIIKESEPAKATAN PENGAKUAN TIMBAL BALIK

    (MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENT)

    Pasal 16

    Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melakukan Kesepakatan PengakuanTimbal Balik (Mutual Recognition Arrangement) dengan administrasikepabeanan negara lain dalam rangka pelaksanaan program AEO.

    BAB VIIIKETENTUAN LAIN-LAIN

    Pasal 17

    9 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • (1) Kegiatan dalam rangka pemberian pengakuan sebagai AEO, monitoringdan evaluasi terhadap AEO, pembekuan pengakuan sebagai AEO, danpencabutan pengakuan sebagai AEO dilaksanakan oleh unit yangmenangani AEO.

    (2) Dalam hal belum ada unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh timimplementasi AEO.

    (3) Tim implementasi AEO sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkanoleh Direktur Jenderal.

    BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 18

    Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Operator Ekonomi yang telahmengajukan permohonan menjadi AEO dan telah dilakukan penelitianpersyaratan administrasi dan Peninjauan Lapangan berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 219/PMK.04/2010 tentang PerlakuanKepabeanan Terhadap Authorized Economic Operator terhadap hasilpenelitiannya tetap dilanjutkan prosesnya berdasarkan Peraturan Menteriini.

    BAB XKETENTUAN PENUTUP

    Pasal 19

    Ketentuan lebih lanjut mengenai:

    a. tata cara penelitian persyaratan administrasi, Peninjauan Lapangandan proses sertifikasi atas permohonan yang diajukan oleh OperatorEkonomi;

    b. pelaksanaan perlakuan kepabeanan tertentu yang diberikan kepadaAEO;

    c. tata cara monitoring dan evaluasi oleh unit yang menangani AEO; dan

    d. tata cara pembekuan dan pencabutan pengakuan sebagai AEO,

    diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal.

    Pasal 20

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan MenteriKeuangan Nomor 219/PMK.04/2010 tentang Perlakuan KepabeananTerhadap Authorized Economic Operator, dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

    Pasal 21

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 60 (enam puluh) hari terhitungsejak tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB

    10 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • pada tanggal 17 Desember 2014MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    BAMBANG P.S. BRODJONEGORO

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal 17 Desember 2014

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    YASONNA H. LAOLY

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1922

    11 dari 11

    http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2014/227~PMK.04~2014Per.HTM

  • LAMPIRAN I PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDON ESIA

    NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT {AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    M E NTE R I KEUANGAN

    REPUBLIK I N DONES IA

    KONDISI DAN PERSYARATAN OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    1 . Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan kepabeanan danj atau cukai, yaitu :

    a . memiliki reputasi kepatuhari terhadap peraturan kepabeanan dan/ a tau cukai yang baik dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir termasuk eli dalarp.nya tidak pernah menyalahgunakan fasilitas eli bidang kepabeanan dan/ atau cukai;

    b . tidak mempunyai tunggakan kewajiban kepabeanan danj atau cukai yang sudah sudah jatuh tempo;

    c . tidak pernah melakukan pelanggaran pidana eli bidang kepabeanan dan/ atau cukai; dan

    d. merancang dan menerapkan standar prosedur operasional , serta monitoring dan evaluasi yang mendukung pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan kepabeanan clan/ atau cukai .

    2. Memiliki sistem pengelolaan data perclagangan, yaitu:

    a . memiliki dan memelihara sistem pencatatan yang akurat, lengkap dan dapat dilakukan verifikasi, serta memungkinkan bagi DJBC untuk melakukan pemeriksaan clan pelacakan terhadap data pergerakan kargo impor dan ekspor ( traceable) ;

    b . merancang sistem pencatatan yang dapat memberikan akses penuh kepacla DJBC untuk mendapatkan data-data pembukuan dan pergerakanj perpindahan barang dalam kegiatan ekspor dan impor yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku ( access able) ; dan

    c. menerapkan sistem informasi dan teknologi yang mampu mencegah dan mendeteksi adanya aksesj intervensi ilegal dari pihak yang ticlak memiliki otoritas (secure) .

    3 . M emiliki kemampuan keuangan, yaitu:

    a. memiliki posisi keuangan yang memadai untuk memenuhi semua komitmen dan kewajiban keuangan sesuai karakter bidang usahanya; dan

    b . mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) atau waj ar dengan pengecualian (qualified opinion) berdasarkan basil audit akuntan publik terhaclap laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir.

    4. Memiliki sistem konsultasi , kerjasama, dan komunikasi, yaitu :

    a . menunjuk manager yang menangani Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) yang diberiki:m kewenangan eksklusif terhadap akses-akses informasi tertentu Operator Ekonomi;

    b. memiliki mekanisme penginformasian secara khusus oleh Operator Ekonomi kepada DJBC tentang adanya transaksi tidak wajar atau mencurigakan pada dokumentasi barang iinpor maupun ekspor, atau terkait permintaan-permintaan yang tidak normal oleh pihak tertentu pada suatu pengangkutan; clan

    ft

  • MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    - 2 -

    c melakukan konsultasi dan kerja sama dengan O,JBC dalam pembahasan internal tentang ketentuan kepabeanan atau keamanan barang bersama ja"ringan pemasoknya.

    5. Memiliki sistem pendidikan, pelatihan, dan kepedulian, yaitu:

    a.. memiliki mekanisme pelatihan kepada pegawai terkait keamanan rantaipasok pergerakan barang, mekanisme identifikasi potensi aricaman internal terhadap keamanan rantai pasok pergerakan barang, mekanisme identifikasi penyimpangan atas suatu kebijakan, dan tindakan-tindakan penanganan yang harus dilakukan atas kejadian tersebut. Terkait dengan hal ini adalah penyiapan materi pelatihan, penyediaan narasumber ahli dan dokumentasi atas metode pelatihan dan penyelenggaraan pelatihan tersebut; dan

    b. meny cle nggarakan pendidikan dan pclatihan yang dapat mcnumbuhkan kcpedulian pegawai terhadap keamanan barang, kcmampuan untuk mcngidcntifikasi ketidakwajaran atau munculnya suatu ancaman, dan analisis tindakan yang harus dilakukan oleh Operator Ekonomi.

    6. Memiliki sistem pertukaran informasi, akses, clan kerahasiaan, yaitu:

    a. memiliki dan mengembangkan penggunaan IT sistem sebagai mekanisme pertukaran data dan informasi, sehingga informasi yang bersifat rahasia dapat clilindungi dari penyalahgunaan dan penggunaan sccara tidak sah;

    b. memiliki prosedur yang menjamin keakuratan, perlindungan dan validasi semua data dan informasi tentang pengeluaran atau penerimaan barang serta cadangan sis tern (back up system) yang memadai untuk melindungi dan mcncegah hilangnya informasi yang berkaitan dengan rantai pasok pergerakan barang;

    c. mcmiliki kcbijakan untuk mendokumentasikan seluruh informasi clan proscdur keamanan danjatau kontrol yang berhubungan dengan kcamanan, scpcrti firewall, sandi (password), dan lain-lain, untuk melind ungi sistcm elcktronik Operator Ekonomi dari akses yang tidak sah; dan

    d. memiliki prosedur untuk memastika bahwa informasi barang yang cliangkut dalam kargo secara akurat mencerminkan informasi yang diberikan kepada pelaku usaha oleh shipper atau agennya, dan diajukan kepacla D,JBC tcpat pada waktunya.

    7. Memiliki sis tern kcamanan kargo, yaitu: a. mcmiliki dan mengcmbangkan proscdur keamanan atau panduan

    lainnya untuk mcmastikan kcbcnaran kargo selama beracla clalam pcngawasan;

    It

  • MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    - 3 -

    b. menjamin kebcnaran kargo (integrity of cargo) sebagai prioritas utama yang harus dipelihara dan harus dikendalikan, serta menetapkan proscdur rutin yarig bertujuan demi pengamanan tersebut, baik selama eli tempat pcnimbunan, selama pengangkutan, saat pemuatan, atau kondisi barang saat dibongkar sehingga dapat mencegah orang yang tidak berhak untuk menclapatkan akses ke kargo atau orang yang berwenang untuk memanipulasi, memindahkan atau menangani kargo secara tidak bcnar.

    . .

    c. mcmiliki dan mcngcmbangkan mckanismc dan sistem penyegelan sesuai dengan kritcria yang ditentukan serta memberikan otoritas kcpada orang tcrtcntu untuk mclakukan penanganan yang berkaitan dengan pcnycgclan;

    d. mcmiliki dan mengembangkan prosedur pcngecekan dan pemeriksaan rutin atas keamanan struktur bangunan untuk penanganan kargo guna mencegah intervcnsi atau masuknya orang-orang yang tidak bcrkcpcntingan; dan

    e. memiliki dan mengembangkan prosedur pengecekan dan pemeriksaan rutin atas keamanan sarana pengangkut, tcrmasuk pcngawasan atas akses yang dilakukan dari dan ke lokasi Operator Ekonomi.

    8. Memiliki sistem keamanan pcrgerakan barang, ye:iitu: a. memiliki prosedur untuk memastikan bahwa semua alat angkut yang

    digunakan untuk melakukan pengangkutan kargo dalam rantai pasokan telah memenuhi unsur keamanan;

    b. mcmiliki proscdur untuk mcmaslikan bahwa pengangkut yang cligunakan untuk transportasi kargo tclah dibcrikan pclatihan untuk menjaga keamanan clan kcutuhan alat angkut dan kargo setiap saat, scsuai dcngan kcwcnangan clan tanggung jawab yang diberikan oleh Operator Ekonomi;

    c. pengangkut yang ditunjuk oleh Operator Ekonomi harus memiliki dan mengembangkan sistem pelaporan dan pencatatan atas setiap kejadian yang dianggap mencurigakan untuk disampaikan kepada petugas keamanan; atau

    d. mcmiliki proscclur pemeriksaan ruangnjtempat yang potensial untuk mcnyembunyikan barang eli sarana pengangkut dan melakukan pcncatatan atas kcgiatan tersebut.

    9. Memiliki sis tern keamanan lokasi, yaitu:

    a. memiliki konstruksi bangunan, yang mampu mencegah adanya kcmungkinan masuknya orang sccara muclah dengan melanggar hukum, baik pacla bagian cksterior maupun interiornya seperti pagar, pintu gcrbang, dan struktur bangunan;

    b. mcmiliki proscdur untuk mclakukan pemcriksaan dan pcrbaikan rutin bangunan yang clilakukan oleh pctugas keamanan serta pencatatan atas pemeriksaan yang telah dilakukan:

    ft

  • MENTER! K E UANGAN

    R E P UBLI K I N D ONES IA

    - 4 -

    c . memiliki prosedur untuk melakukan penguncian atau dengan penerapan peralatan kunci elektronik, dan menerapkan manaj emen penyimpanan kuncinya;

    d . penerangan yang memadai harus ada eli luar maupun eli dalam lokasi terutama eli area keluar masuk, cargo handling, tempat penimbunan , pagar dan area parkir;

    e . memiliki. prosedur untuk menjaga, memonitor dan mengontrol serta me1nbatasi akses pengeluaranj pemasukan orang atau barang pada setiap gerbang;

    f. memiliki tempat parkir kenclaraan pengangkut pada tempat yang ditentukan dan terawasi, clan nomor kenclaraannya tercatat sehingga hanya orang dan kenclaraan yang teridentifikasi yang cliij inkan masuk;

    g . pemasangan sistem alarm, CCTV, dan penetapan daerah-daerah terbatas dan terlarang secara jelas;

    h . perancangan akses pada barang dan clokumen melalui sistem clan prosedur identifikasi clan otorisasi; dan

    1. Operator Ekonomi clapat memberikan akses kepada DJBC untuk melakukan monitoring beberapa area atau informasi pengamanan internal .

    1 0 . Memiliki sistem keamanan pegawai, yaitu :

    a . memiliki prosedur untuk melakukan tindakan pencegahan pada saat penyeleksian staf baru dengan verifikasi, apakah mereka sebelumnya pernah dihukum karena kasus keamanan, pelanggaran kepabeanan atau pelanggaran kriminal lain ;

    b . memiliki prosedur untuk melakukan pengecekan secara berkala terhadap latar belakang dan perilaku pegawai, terutama bagi pegawai yang ditempatkan eli posisi yang rawan seperti pemrosesan dokumen , penerimaan, pemrosesan dan penyimpanan kargo ;

    c . memiliki kebij akan kepegawaian eli perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan keamanan clan keselamatan, termasuk orang yang bertanggungj awab atas hal ini;

    d. memiliki prosedur untuk melakukan penghapusan seluruh data dan informasi dan penghapusan otorisasi atas akses eli perusahaan untuk pegawai yang telah diberhentikan dari perusahaan; dan

    e . memiliki prosedur iclentifikasi dan perekaman pacla setiap tamu atau pengunjung eli setiap pintu masuk.

    1 1 . Memiliki sistem keamanan mitra clagang, yaitu :

    a . mengkaj i informasi dagang yang relevan yang terkait dengan mitra dagang sebelum Operator Ekonomi memulai hubungan kerj a sama dengan mitra dagang tersebut;

    ft

  • MENTERIKEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    - 5 -

    b. mendoro n g m itra dagang untuk mclakukan penilaian dan pcningkatan ata s rantai pasol< perdagan gan yang tclah di tcrapkan olch milra dagang se suai den gan praklik bisnis yan g d ij alan kan ketika memulai untuk m claku kan n egosi a s i kon tra k kerj a sama dengan mitra clagang. Persyaratan AE:O mcnj acli tools yang digunakan untuk mcmastikan bah\va mi tra d aga ng tclah menerapkan dan mcmenuhi kriteria keamanan cla n ke sclamatan yang rclevan dengan keten tuan yang berlaku untuk kcmudian i nformasi ini di sampaikan kepada D,JBC j ika dim.ii1ta; dan

    c. mitra daga n g ya n g ditunj u k olchOpcrator Ekon omi bcrscdia untuk mcla kuka n u p aya meningkatkan tindakan-tindakan pengamanan s c s u a i dcnga n komi tmcn yang tertu a n g dalam kontra k kcrj a antara mitra daga ngdcngan Operator Ekon omi.

    12 . Mcmiliki s i stcm manaj emcn kl-isis dan pemulihan in siden, yaitu:

    a. mcmiliki d an mengembangkan rcncana kontinge n s i manajemen krisis dan pro scdur p emulihan untuk kondi si darurat keaman an atau j ika suatu rcsiko tcrj acli sehingga dapat meminimalkan dampak clari rcsiko terse but;

    b. mem berikan pelatihan ten tang ren can a kon tinge n s i }Jara p cga\ra i da11 l1arus clila kul

  • ) .

    MENTERIKEUANGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    DAFTAR PERTANYAAN

    LAMPIRAN II

    PERATURAN M ENTER! K EUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIF'IKAT (AUTHORIZED

    ECONOMIC OPERATOR)

    MENGENAI INFORMASI UMUM TENTANG PERUSAHAAN

    DAN FORMULIR ISIAN PENILAIAN MANDIRI KUALITATIF ( SELF A SSESSMENT)

    BAGIAN I

    INFORMASI UMUM TENTANG PERUSAHAAN

    I . Informasi Umuni Perusahaan

    1. Data Umum Perusahaan

    a. Nama perusahaan

    b . Alamat perusahaan

    c . Telepon

    d . F ax

    e . Website perusahaan

    f. Email

    g . Jumlah pabrik

    h . Alamat pabrik 1.

    2. dan seterusnya

    1. Jumlah gudang

    J. Alamat gudang

    k . Jumlah total pegawaij pekerja

    1. Jumlah pegawm per masing-masing departemen

    1) Departemen

    a) Jumlah pegawai tetap

    b) Jumlah pegawai/ pekerja tidak tetap

    c) Jumlah pekerj a asing

    2) Dan seterusnya

  • 2 .

    3 .

    M E NTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 2 -

    m . Kewarganegaraan pegawaij pekerj a

    Profil Bisnis

    a. Tanggal pendirian

    b . J en i s perusahaan

    c . Jenis industri

    d . Produk utama

    e . Bidang usaha

    f. Jumlah cabang . . . . , yaitu . . . . , yaitu:

    1 .

    2 . dan seterusnya

    Partisipasi dalam program kepabeanan

    Apabila perusahaan adalah bagian dari suatu grup :

    a. Entitas lain yang tergabung di dalam (nama perusahaan, negara grup yang telah memiliki sertifikat yang mengeluarkan sertifikat) AEO

    b. Entitas lain yang tergabung di dalam (nama perusahaan, negara grup yang telah mengajukan status AEO, tetapi masih dalam proses

    yang mengeluarkan sertifikat)

    Say a memberikan persetujuan terhadap publikasi informasi dalam sertifikat AEO (Ya/Tidak) *

    Jika ya,

    Tanda tangan . . . . . . . . . . . . . .

    Jabatan . . . . . . . . . . . . . . . .

    (ditandatangani oleh Direktur j pejabat yang berwenang)

    Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  • M E NTER ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 3 -

    Saya memberikan persetujuan untuk pertukaran informasi dalam

    otorisasi AEO untuk memastikan implementasi perj anj ian

    internasional dengan negara-negara pihak ketiga dalam hal dilakukan

    Kesepakatan Pengakuan Timbal Balik (Mutual Recognition

    Arrangement) dan menjamin yang berkaitan dengan keamanan .

    (Ya/Tidak)*

    Jika ya,

    Tanda tangan . . . . . . . . . . . . . .

    Jabatan . . . . . . . . . . . . . . . .

    (ditandatangani oleh Direktur j pejabat yang berwenang)

    Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    I I . Informasi Tentang Dokumen Legal Formal Perusahaan (Berdasarkan Akta Perubahan Terakhir)

    1 . Partner kepemilikan

    Rincian pemegang saham, termasuk persentase kepemilikan tiap-tiap saham

    2 . Yang menj alankan perusahaan (nama lengkap, jabatan, alamat dan nomor identitas kependudukan (KTP/ SIM / KITAS, dan sebagainya) )

    A . Profil Bisnis

    1 . SIUP

    2 . TDP

    3 . API

    4 . NPIK

    5 . NIK

    6 . NPWP

  • 7 .

    8 .

    9.

    1 0 .

    1 1 .

    1 2 .

    1 3 .

    1 4.

    M ENTER I K E UANGAN

    R EP U B L I K I N D O N ES IA

    - 4 -

    Surat Pengukuhan PKP

    Alda Pendirian

    a . Nom or dan tanggal

    b . Nama dan Domisili Notaris

    Akta Peru bahan terakhir

    a . Nom or dan tanggal

    b . Nama dan Domisili Notaris

    J enis Perusahaan

    Sektor Bisnis

    Aktivitas perdagangan dan posisi (dibuat check list) dalam ran tai pasokan logistik ( logistic supply chain) dalam perdagangan internasional (misalnya: manufacturers} importers} exporters} brokers} earners} consolidators} intennediaries} ports} airports} tenninal operators} integrated operators} warehouses} distributors)

    Fasilitas Kepabeanan yang dimiliki

    a . Jenis Fasilitas

    b . Skep Fasilitas awal (nomor dan tanggal)

    c. Skep Fasilitas terakhir (nomor dan tanggal)

    Volume Bisnis

    a. Nilai omset tahunan (3 (tiga) (berdasarkan tahun terakhir) keuangan)

    b . Nilai laba bersih tahunan (3 (tiga) (berdasarkan tah un terakhir) keuangan)

    c. Nilai impor tahunan (3 (tiga) tahun terakhi:tj_

    laporan

    laporan

    It

  • d .

    e .

    M ENTE R ! K E UANGAN

    R EP U B L I K I N D O N ES IA

    - 5 -

    Nilai ekspor tahunan (3 (tiga) tahun terakhir)

    Total pungutan negara tahunan yang telah dibayar (3 (tiga) tahun terakhir)

    1 ) B M

    2) BMAD

    3) BK

    4) Cukai

    5) PPN

    6) PPh

    7) Dan sebagainya.

    B. Alamat Perusahaan

    1 . Alamatj Alamat lengkap perusahaan dimana perusahaan didirikan

    a . Nomor

    b . Jalan

    c . Kelurahan

    d . Kecamatan

    e . Kabupatenj Kotamadya

    f. Propinsi

    g . Kode Pos

    h . Telepon

    1. Fax

    2 . Alamat surat-menyurat (bila berbeda)

    a. Nmnor

    I t

  • 3 .

    4 .

    5 .

    C.

    1 .

    2 .

    M ENTE R ! K E UANGAN

    R EP U B L I K I N D O N ES IA

    - 6 -

    b . Jalan

    c . Kelurahan

    d . Kecamatan

    e . Kabupaten I Kotamadya

    f. Propinsi

    g. Kode Pos

    h . Telepon

    1. Fax

    Alamat perusahaan dimana aktivitas utama bisnis dilakukan

    Alamat lengkap kantor dimana dokumentasi pabean disimpan

    Orang yang bertanggungj awab dalam bidang kepabeanan (nama lengkap, j abatan, alamat dan nomor identitas kependudukan (KTP I SIM I KIT AS, dan sebagainya) serta nomor telepon)

    Informasi Kontak Perusahaan

    Kon tak perusahaan

    a . Nama

    b . Jabatan

    c . Telepon

    d . Fax

    e . Email

    Kontak perusahaan yang lain

    a . Nama

    b . Jabatan

    c . Telepon

  • d . Fax

    e . Email

    D . Sertifikasi lain

    M E NTE R ! K E UANGAN

    R E P U BLIK I N D O N ES IA

    - 7 -

    Daftar sertifikat yang berhubungan dengan (diisi dengan ISO

    program keamanan, standard a tau agen certificate) nasional yang lain a tau pihak yang berwenang, j ika ada

    BAGIAN II

    FORMULIR ISIAN PENILAIAN MANDIRI KUALITATIF (SELF ASSESSMENT)

    A. Informasi Perusahaan

    Sistem Pengendalian Internal (SPI)

    Jelaskan SPI dan tugas masing-masing departemenj bagian/ divisi di perusahaan Anda serta lampirkan copy dokumen terkait hal ini .

    B . Pemenuhan Persyaratan AEO

    1 . Kepatuhan Terhadap Peraturan Kepabeanan

    a) Apakah perusahaan Anda danj atau PPJK yang diberi kuasa oleh perusahaan Anda pernah melakukan pelanggaran berkaitan dengan kepabeanan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir? (ya/ tidak) *

    Jika ya, sebutkan masing-masing jenis pelanggaran dan sanksi yang diberikan?

    b) Apabila perusahaan Anda bekerjasama dengan PPJK, apakah perusahaan Anda memiliki SOP terkait verifikasi kepatuhan PPJK dalam penerapan kepabeanan, misalnya SOP untuk melakukan verifikasi keakuratan data pabean? (yaj tidak)*

    Jika ya, j elaskan?

    (untuk j awaban yang lebih lengkap dapat disertakan lembar tambahan)

  • c) . . . . . .

    M E NTER ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 8 -

    2 . Sistem Manajemen Data Perdagangan Yang Memadai

    a) Sistem akuntansi dan Sistem logistik

    Sebutkan sistem komputer (software/

    hardware) yang dipergunakan oleh

    perusahaan Anda dalam menjalankan

    bisnisnya? Sebutkari pula sistem

    komputer (software/hardware) yang

    dipergunakan oleh perusahaan Anda

    berkaitan dengan bidang kepabeanan?

    Berikan penjelasan hal-hal sebagai

    berikut:

    1 ) pemisahan fungsi an tara penguJ 1an

    dan operasi;

    2) pemisahan fungsi antar pengguna

    (user) ;

    3) kontrol akses sesum dengan

    kewenangan yang diberikan masing

    masing pengguna; dan

    4) traceability antara sistem bisnis dan

    sistem pemberitahuan pabean.

    b) Sistem Pengendalian Internal (SPI)

    1 ) Apakah SPI merupakan salah satu obj ek audit internal di perusahaan And a?

    2) Jelaskan secara singkat prosedur pemeriksaan file data komputer terkait . dengan perekaman data transaksi dalam sistem akutansi di perusahaan Anda?

    3) Bagaimana SOP apabila terdapat perekaman data transaksi yang salah/ atau tidak lengkap di perusahaan Anda?

    fl

  • M ENTE R I K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D ON ES IA

    - 9 -

    c) . . . . . . . .

    3 . Kemampuan Keuangan

    a)

    b)

    c)

    d)

    e)

    Sebutkan komponen laporan keuangan di perusahaan Anda?

    Apakah opini hasil laporan keuangan di Perusahaan Anda dalam periode 2 (dua) tahun terakhir?

    Jelaskan kemampuan keuangan perusahaan untuk dapat melunasi semua kewajiban pembayaran terhadap Bea dan Cukai?

    Apakah perusahaan Anda menyadari dampak pada solvabilitas keuangan perusahaan dimasa yang akan datang terkait dengan kewajiban pembayaran terhadap Bea dan Cukai?

    4. Konsultasi, Kerjasama, dan Komunikasi

    a)

    b)

    c)

    Apakah perusahaan Anda memiliki SOP bagi pegawai yang mengetahui hal-hal yang mencurigakan sehubungan dengan penyelundupan dan masalah keamanan untuk segera melaporkannya kepada Bea dan Cukai?

    Apakah perusahaan Anda menjadi . anggota asosiasi pengusaha sejenis? Apakah terdapat forum pertemuan rutin secara reguler? Apakah permasalahan kepabeanan dibahas dalam pertemuan tersebut? Adakah perwakilan dari asosiasi tersebut yang menyampaikan hasil pertemuan berupa masukan kepada Bea dan Cukai?

  • M ENTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 1 0 -

    5 . Pendidikan, Pelatihan, dan Kepedulian

    a) Apakah perusahaan Anda mempunyai program pelatihan pegawai mengenai masalah yang terkait dengan resiko atas pergerakan barang dalam rantai pasokan ( logistic supply chain) dalam perdagangan in ternasional?

    b) Program apa yang ditempuh oleh perusahaan Anda untuk meningkatkan kepedulian pegawai untuk menjalankan prosedur yang benar terkait dengan identifikasi dan laporan kejadian yang mencurigakan berkaitan dengan pergerakan barang dalam ran tai pasokan ( logistic supply chain) dalam perdagangan internasional?

    c)

    6 . Pertukaran Informasi , Akses, dan Kerahasianan

    a) Apakah eli perusahaan Anda terdapat SOP yang dapat menjamin kerahasiaan data bisnis dan keamanan informasi sensitif dan informasi yang semata-mata digunakan sesuai peruntukannya?

    b) Apakah perusahaan anda mempunyai SOP dan/ atau sistem pengawasan keamanan seperti password, firewall, dalam upaya memproteksi sistem elektronik dari akses pihak yang tidak berwenang?

    c) Apakah perusahaan Ancla mempunyai SOP atau sistem komputer untuk menJ amm semua informasi yang digunakan dalam pengeluaran barang adalah legal, lengkap dan akurat serta terlindungi clari pertukaran, kehilangan atau kesalahan data?

  • M E NTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N DO N ES IA

    - 1 1 -

    d) Apakah perusahaan Anda mempunyai SOP dan menyediakan perangkat komputer yang diperlukan untuk melakukan back up data untuk mencegah hilangnya data atau informasi?

    e)

    7. Keamanan Kargo

    a) Proses verifikasi dokumen pemasukan dan pengeluaran barang

    Apakah perusahaan Anda melakukan proses pencocokan 1s1 kargo dengan dokumen pemberitahuan pabean?

    b) Prosedur pemeriksaan alat angkut pada saat proses pemasukan dan pengeluaran barang

    Apakah perusahaan Anda mempunym SOP pemeriksaan alat angkut pada saat melakukan proses pemasukan dan pengeluaran barang?

    Pemeriksaan pada 7 (tujuh) titilc

    1 ) pintu depan;

    2) samping kiri ;

    3) samping kanan; 4) lantai;

    5) a tap;

    6) dalamj luar pintu; dan

    7) atasj bawah .

    c) Manaj emen penyimpanan kargo

    1 ) Apakah perusahaan Anda memiliki SOP berkaitan dengan pengambilan persediaan dan bagaimana anda mendeteksi adanya penyimpangan selama pen gam bilan persediaan?

    2) Apakah barang dengan tingkat risiko yang berbeda dilakukan penyimpanan secara terpisah? I'

  • M ENTE R ! K E UANGAN

    R EP U B L I K I N D O N ES IA

    - 1 2 -

    1 . Silahkan jabarkan kriteria untuk setiap penyimpanan terpisah (misalnya barang berbahaya, barang bernilai tinggi, bahan kimia)

    n. J elaskan bagaimana perusahaan Anda memastikan bahwa barang tersebut segera dicatat dalam akun logistik/ catatan persediaan?

    d) M an aj emen pemuatan

    1 ) Jelaskan secara singkat bagaimana mekanisme bongkar-muat barang yang dikelola di perusahaan Anda?

    (terkait dengan pembagian tanggung j awab, pemeriksaan barang, pemeriksaan sarana transportasi , pencatatan hasil bongkar-muat, penyediaan informasi, dan lain-lain .

    2) Apakah perusahaan Anda memiliki SOP terkait dengan proses bongkar muat barang?

    e) M an aj emen kargo atas barang yang

    akan diekspor

    Jelaskan secara singkat bagaimana mekanisme kon trol yang perusahaan Anda miliki untuk mendeteksi penyimpangan mengenai pemuatan barang yang akan di ekspor?

    f) . . . . . .

    8 . Keamanan Pengiriman

    a) Apakah perusahaan Anda menyediakan transportasi sendiri atau menggunakan penyedia layanan eksternal (misalnya freight fonuarderj operator)?

    b) Apakah perusahaan anda mempunyai kesepakatan dengan penyedia layanan eksternal untuk melaporkan hal-hal yang mencurigakan pada kargo dan alat angkut kepada petugas Bea dan Cukai?

  • M E NTER ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 1 3 -

    c) Apakah perusahaan Anda mempunym SOP untuk menJamm keamanan dan keu tuhan kargo selama pengangku tan?

    d) . . . . . .

    9 . Keamanan Lokasi

    a) Pagar, pin tu ban gun an

    gerbang, struktur

    1 ) Berikan penjelasan singkat ten tang batas luar areal perusahaan Anda terkait dengan persyaratan keamanan?

    2) Bagaimana prosedur pemeriksaan kesesuaian persyaratan keamanan dilakukan oleh perusahaan Anda?

    3) Bagaimana, oleh siapa, dan periode waktu pemeriksaan persyaratan keamanan yang dilakukan pada pagar, pintu-pintu dan bangunan dilakukan dan pencatatan atas hasilnya pada perusahaan Anda?

    b) Area parkir

    1 ) Berikan penjelasan mengenai area parkir kendaraan di perusahaan Anda ( layout, parkir tamu, parkir pegawai)?

    2) Bagaimana SOP lalu-lintas keluar masuk kendaraan di areal perusahaan Anda?

    3) Siapa yang diberikan wewenang mengatur, melakukan pemeriksaan, memberikan ijin atas lalu-lintas kendaraan di area perusahaan Anda?

    c) Locking devices and key controls

    Bagaimana administrasi penanganan kunci di perusahaan Anda (misalnya lokasi , akses , logging) ?

  • M ENTE R ! K E UANGAN

    R E P UB L I K I N DO N ES IA

    - 1 4 -

    d) Penerangan, sistem alarm dan CCTV

    Apakah penerangan, sistem alarm dan CCTV di perusahaan Anda memadai? Berikan penjelasan.

    e) Petugas keamanan dan pengC?rganisasiannya

    Apakah jumlah petugas keamanan di perusahaan Anda cukup memadai? Bagaimana pengorganisasiannya? Berikan penjelasan .

    f) Pengawasan akses terhadap tamu/ pengunjung, dan vendors/ contractor

    1 ) Jelaskan secara singkat bagaimana proses akses ke area perusahaan anda (bangunan, area produksi , gudang, dll . )

    2 ) Bagaimana pengaturan akses untuk staf dan tamu perusahaan?

    3) Bagaimana pengaturan akses untuk lalu-lintas kendaraan dan barang?

    4) Siapa yang memastikan bahwa prosedur yang ditetapkan telah dipatuhi?

    g) Prosedur atas orang yang tidak berhak dalam bangunan .

    h)

    i)

    B agaimana pro sedur ini dikomunikasikan kepada staf perusahaan (misalnya rencana aksi , manual book, pedoman kerj a , pelatihan) ?

    Apakah perusahaan Anda mewajibkan semua orang (misalnya: karyawan, tamu, pemilik barang) yang memasuki area kargo untuk melaporkan diri ke pos keamanan, meninggalkan identitas dan menggunakan badge khusus selama dalam area perusahaan?

    f1

  • MENT E R I I< EUANGAN

    REPUBLI I< INDONESIA

    - 1 5 -

    1 0 . Keamanan Pegawai

    a) J elaskan secara singkat bagaimana kebij akan kepegawaian di perusahaan Anda berkaitan dengan persyaratan keamanan dan keselamatan. Siapa yang bertanggung jawab untuk urusan ini?

    b) Apakah perusahaan Anda mempunyai SOP pengecekan secara berkala terhadap latar belakang dan perilaku pegawm, terutama bagi pegawai yang ditempatkan di tempat rawan seperti pe1nrosesan dokumen, penenmaan, pemrosesan dan penyimpanan kargo?

    c) Jelaskan secara singkat kesesuaian pemenuhan diperiksa?

    bagaimana SOP 1111

    d) Di bagian apa di perusahaan Anda di mana karyawan tidak tetap dipekerj akan?

    e) Apakah karyawan tidak tetap

    f)

    dilakukan pemeriksaan secara teratur sesuai dengan standar keamanan? Jika ya, bagaimana, dan oleh siapa? Apakah ada JUga petunjuk keamanan bagi karyawan tidak tetap tersebut?

    1 1 . Keamanan Mitra Dagang

    a) Jelaskan secara singkat bagaimana persyaratan keamanan dan keselamatan yang perusahaan Anda terapkan ketika memilih mitra dagang? (misalnya deklarasi keamanan, persyaratan kontrak) .

    b) Jelaskan secara singkat bagaimana kesesuaian dengan persyaratan keamanan dan keselamatan 1111 diperiksa.

    f\

  • MENT E R I KEUANGAN

    R E PUBL I I< INDONES IA

    - 1 6 -

    c) Selama tahun lalu, apakah perusahaan Anda mendeteksi adanya pelanggaran dari petJaUJian keamanan yang Anda

    miliki dengan mitra dagang? Ya/Tidak.

    J ika Y a, apa langkah -langkah yang

    telah perusahaan Anda ambil?

    d) . . . . . . . .

    1 2 . Manajemen Krisis , dan Pemulihan Insiden

    a) Apakah perusahaan Anda mempunyai SOP mengenm penanggulangan keadaan darurat (misalnya: bencana alam, kebakaran, terorisme)?

    b) Prosedur pelaporan, investigasi dan analisa atas percobaan pelanggaran keamanan

    1 ) Apakah perusahaan Anda memiliki petunjuk atau pedoman pemberitahuan penyimpangan kepada pihak yang berwenang (misalnya tuduhan pencunan, perampokan atau penyelundupan)? Apal{ah instruksi 1n1 didokumentasikan (misalnya instruksi kerj a, manual book, dokumen pedoman lainnya)?

    2) S elama tahun lalu, apal{ah perusahaan Anda mendeteksi adanya penyimpangan (atau dugaan p enyimpangan) dan diberitahukan kepada pihak yang berwenang?

    c) . . . . . . .

    1 3 . Tindakan, Analisis dan Peningkatan

    a) B agaimana pros eclur untuk melakukin p enilaian resiko k eamanan s e c ara p erioclik yang clilakukan oleh p erusahaan And a?

  • b )

    c)

    MENTER! KEUANGAN

    REPUBLIK I N D O NES IA

    - 1 7 -

    B agai n an a pro s c d ur 111 c l akukan p crb aikan p c n i n gkatan tcrh acl ap k c arn a n a n y an g d il aku kan p cr u s a h a a n An d a ?

    un tuk d an

    rc siko o l c h

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    ttd .

    BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

    f(

  • NO .

    1 .

    1 . 1

    1 . 2

    1 . 3

    2 .

    2 . 1

    2 . 2

    2 . 3

    2 . 4

    2 . 5

    M ENTE R ! K EUANGAN

    REP UBLIK I N DONESIA

    LAM PIRAN III PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDON ESIA

    NOMOR 22 7 /PMK . 04/20 1 4 TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTII'IKAT (AUTHORIZED

    ECONOMIC OPERAWR)

    DAFTAR PENILAIAN MANDIRI

    (MATURITY MODEL)

    SCORE KRITERIA

    0 1 2 3 4 5 n j a

    Kepatuhan Terhadap Peraturan Kepabeanan

    Prosedur untuk melakukan verifikasi keakuratan data pemberitahuan pabean maupun dokumen -dokumen lain yang terkait dengan kepabeanan

    Prosedur dalam menyampaikan pemberitahuan pabean

    Prosedur dalam mengelola . . penzman yang terkait dengan ekspor dan impor

    Sistem Pengelolaan Data Perdagangan

    Proses akuntansi (pembukuan)

    Pengorganisasian pembukuan yang terkomputerisasi

    Pengorganisasian administrasi keuangan

    Pengorganisasian administrasi logistik

    Rekam j ej ak audit ( audit traiQ

    Sis tern logistik untuk membedakan kelompok barang

    Sistem pengawasan internal (SPI)

    Pengorganisasian administrasi dan sis tern pengendalian internal

    Pengorganisasian barang

    Prosedur yang berkaitan dengan pergerakan barang secara internal

    Prosedur untuk dapat melakukan pengawasan terhadap persediaan barang

    Prosedur untuk dapat melakukan pengawasan terhadap proses produksi

    f1

  • NO .

    3 .

    4 .

    4 . 1

    4 . 2

    M E NTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 2 -

    KRITERIA

    Prosedur pengeluaran dan penjualan barang

    Kemampuan Keuangan

    Kondisi keuangan yang sehat untuk menj amin bahwa perusahaan mampu memenuhi kewaj iban pembayaran baik kepada mitra dagang maupun kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

    Keamanan (Security)

    Evaluasi keamanan yang dilakukan oleh perusahaan

    Pengorganisasian keamanan internal

    Prosedur pengendalian internal

    Prosedur yang berkaitan dengan insiden kemnanan

    Sertifikasi keamanan oleh pihak ketiga

    Persyaratan keamanan khusus terhadap barang

    Penilaian atas risiko keamanan oleh perusahaan keamanan eksternal

    Persyaratan keamanan yang dimiliki oleh pihak ketiga

    Keamanan Lokasi

    Sis tern kontrol terhadap akses orang, kendaraan, dan barang

    Prosedur stanqar terhadap penero bosan oleh orang yang tidak berhak

    Keamanan terhadap batas-batas paling luar ban gun an

    SCORE

    0 1 2 3 4 5 n / a

    ft

  • NO .

    4 . 3

    4 . 4

    M E N T E RI K EUANGAN

    R E PUBLI K INDONESIA

    - 3 -

    KRITERIA

    Prosedur terhadap penutupan serta pengawasan pintu dan gerbang

    Prosedur pengamanan oleh petugas keamanan dan pengorganisasiannya

    Penggunaan kunci serta kondisi pencahayaan bangunan yang memadai

    Proseclur terhadap akses penggunaan kunci

    Prosedur untuk parkir kenclaraan pribacli

    Prosedur pengawasan serta pemeliharaan bangunan dan batas paling luar bangunan

    Keamanan pertukaran informasi, akses, clan kerahasiaan

    Prosedur untuk melakukan pengarsi pan data, baclc-up, recovery, clan mengatasi kehilangan data

    Keamanan informasi dan perlinclungan perangkat komputer

    Prosedur untuk mencegah akses yang ticlak sah ke perangkat komputer

    Proseclur untuk menentukan tingkat akses ke perangkat komputer

    Dokumentasi atas keamanan informasi

    Tindakan yang dilakukan atas kebocoran terhaclap informasi yang bersifat rahasia

    Persyaratan yang cliberikan kepacla mitra dagang untuk . mengelola informasi yang bersifat rahasia

    Keamanan Kargo

    Kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap kargo

    SCORE

    0 1 2 3 4 5 n j a

    ft

  • NO .

    4 . 5

    4 . 6

    4 . 7

    M ENTE R ! K EUANGAN

    R E P U BLIK INDONESIA

    - 4 -

    KRITERIA

    Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan kargo dalam keadaan utuh

    Penggunaan segel sesum dengan stan dar yang berlaku

    Prosedur pemeriksaan terhadap kontainer (7 (tujuh) titik pemeriksaan)

    Prosedur yang dilakukan dalam hal terjadi penero bosan danj atau terjadi manipulasi terhadap kargo

    Keamanan Pergerakan Barang

    Tingkat keamanan atas peng1nman kargo yang dilakukan oleh fonuarderj operator eksternal

    Pembongkaran barang

    Prosedur untuk melakukan pengawasan terhadap alat angkut yang membawa barang yang memasuki lokasi perusahaan

    Kegiatan dalam rangka memastikan keamanan orang terhadap pihak ketiga yang berada di lokasi perusahaan

    Prosedur untuk melakukan pengecekan keutuhan segel

    Prosedur administrasi dan prosedur fisik dalam rangka penerimaan barang

    Pro sedur yang dilakukan dalam hal kedapatan perbedaan dan j atau penyunpangan pad a saat penenmaan barang

    Penyimpanan Barang

    Prosedur untuk mencegah teijadinya tindakan manipulasi saat penyimpanan barang

    SCORE

    0 1 2 3 4 5 n j a

    f f

  • NO .

    4 . 8

    4 . 9

    M E NTE R I K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 5 -

    KRITERIA

    Dalam hal diperlukan, dilakukan pemisahan untuk masing-masing jenis barang dengan tingkat r-isiko yang berbeda pad a tern pat penyimpanan barang

    Pembatasan atas akses orang (kategori staf saj a) yang berhak memasuki tern pat penyimpanan barang

    Prosedur dalam hal kedapatan perbedaan atau penyimpangan penyimpanan barang

    Produksi Barang

    pad a tern pat

    Prosedur keamanan terhadap barang selama proses produksi

    Pembatasan atas akses orang (kategori staf saj a) yang berhak memasuki tern pat produksi barang

    Prosedur keamanan pad a saat proses pengemasan barang

    Kualitas barang

    Pemuatan barang

    Prosedur untuk memastikan bahwa barang yang dimuat telah benar-benar sesum dengan pem beri tahuan pabean yang di ajukan ke Direktorat Jenderal Be a dan Cukai

    Prosedur untuk melakukan pengawasan terhaclap alat angkut yang membawa barang yang keluar dari lokasi perusahaan

    Kegiatan clalam rangka memastikan keamanan orang yang berada di lokasi perusahaan yang dilakukan oleh pihak ketiga

    Pengawasan pada saat pemuatan barang

    SCORE

    0 1 2 3 4 5 n j a

  • NO .

    4 . 1 0

    4 . 1 1

    4 . 1 2

    M E NTE R I K E UANGAN

    R E P U B L I I< I N D O N ES IA

    - 6 -

    KRITERIA

    Proses pelekatan segel/ tanda pengaman terhadap barang yang keluar

    Prosedur administratif pada saat dilakukan pemuatan barang

    Prosedur dalam hal kedapatan perbedaan a tau penyimpangan pad a saat pemuatan barang

    Persyaratan keamanan mitra dagang

    Prosedur untuk melakukan identifikasi mi tra dagang

    Memperhatikan unsur-unsur keamanan dalam melakukan hubungan dengan mitra dagang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    Keamanan Pegawai

    Kebij akan terhadap pegawm dengan tetap memperhatikan unsur keamanan

    Pemeriksaan latar belakang pegawai secara berkala untuk pegawm yang ditugaskan pada posisi yang sensitif

    Pendidikan dan pelatihan keamanan kepada pegawm

    Persyaratan keamanan terhadap pegawai tidak tetap

    Pelayanan oleh pihak ketiga

    Persyaratan keamanan terhadap pihak ketiga yang dituangkan dalam kontrak kerj asama

    Prosedur untuk memastikan bahwa pihak ketiga mematuhi persyaratan yang telah disepakati

    SCORE

    0 1 2 3 4 5 n j a

  • MENTE I=J I K EUANGAN

    R E PUBL I K INDONES IA

    - 7 -

    PETUNJUK PENGISIAN

    Diisi sesuai dengan kondisi praktek kegiatan operasional rutin yang dilakukan unit-unit dalam organisasi Operator Ekonomi .

    Keterangan Skor

    Skor 0 Tidak ada -tindakan pengendalian yang diterapkan

    Belum mengakomodir pentingnya penerapan pengendalian bisnis , kesalahan atau insiden telah direspons, tetapi tidak ada langkahlangkah terstruktur yang bertujuan sebagai tindakan pencegahan .

    Skor 1 Pengendalian internal bersifat sementara dan tidak terorganisir

    Telah ada kesadaran akan pentingnya pengendalian internal, tetapi pelaksanaannya masih bersifat sementara dan tidak terorganisir . Pentingnya menerapkan pengendalian internal tidak dikomunikasikan secara luas dan kemungkinan para pegawai tidak menyadarinya, tingkat resiko akan tidak terdeteksinya kesalahan secara cepat masih sangat tinggi, ketidakmampuan dalam melakukan tindakan pencegahan atas insiden .

    Skor 2 Pengendalian internal bisnis memiliki pola yang tetap

    Memperhatikan pada proses bisnis , ketentuan pengendalian internal telah di berlakukan, namun belum memiliki standar yang pasti, karena prosedur internal belum dibentuk, implementasi pengendalian bergantung pada pengetahuan dan kemauan individu pegawai . Dalam kondisi seperti . ini pegawai tidak cukup menyadari pentingnya pengendalian internal usahanya. Pengendalian internal yang ada tidak cukup dievaluasi, sebagai akibatnya dalam kondisi seperti ini masih cukup berisiko sehingga setiap kesalahan dan kej adian tidak bisa dicegah dan di ketahui pada waktu yang tepat.

    Skor 3 Pengendalian internal bisnis telah ditetapkan dan dikenal

    Memperhatikan proses bisnis, ketentuan pengendalian internal telah diberlakukan dan ditetapkan dengan jelas dan dibakukan . Pegawai menyadari pentingnya manajemen internal pada proses bisnis . Pengendalian internal yang memadai telah dievaluasi secara periodik, namun tidak ada tempat penyimpanan .

    ft

  • MENTER! KEUANGAN

    REPUBLIK I N D O N E S IA

    - 8 -

    S kor 4 Pro s e s bi sn i s tclah d i a u d i t i n tern al d a n dicvaluasi

    Tcla h a d a si stim. pe ngen dal ian internal yang bcroperasi cfcktif dan tcrdoku mcn ta s i . Pengendalian internal yang tclah clilakukan cvaluasi sccara periodik . Proses cvaluasi dijalankan secara formal dan didokumcnta sikan seperlunya. Kclemahan akan teridcntifikasi dalam pengcndalian internal schingga kclcmahan-kelcmahan yang mungkin tcrjadi' d i masa clcpan dapat diccgah .

    Skor 5 Pen gu mp ulan data seeara otomati s , adanya meka nismc pcneegahan defect, ada nya m c ka n i sme umpan balik yang sangat baik, clan aclanya pcningkatan kualitas dari Sumbcr Daya M anusia dan j uga pcningkatan kualitas proses .

    MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd .

    BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

    ft

  • Menimbang

    Mengingat

    Menetapkan

    MENTER I K EUANGAN

    REP UBLI K INDONES IA

    LAMPIRAN IV PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDON ESIA

    NOMOR :l!)_r_; /f/\VI . 0f7"(20yt TENTANG ( . OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

    NOMOR . . . . . ( 1 ) . . . . .

    TENTANG

    PENGAKUAN . . . . . . . (2) . . . . . . .

    SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT

    (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI ,

    a. bahwa . . . . . . . (2) . . . . . . . mengajukan permohonan untuk mendapat pengakuan sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator] melalui surat nomor . . . . . . . (3) . . . . . . . tanggal . . . . . . . (4) . . . . . . . ;

    b . bahwa . . . . . . . (2) . . . . . . . telah memenuhi persyaratan untuk mendapat pengakuan sebagai Authorized Economic Operator sesua1 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor . . . . . . . (5) . . . . . . . / PMK. 04 / 20 1 4 tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) ;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, menetapkan Keputusan D irektur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pengakuan . . . . . . . (2) . . . . . . . sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator] ;

    1 . Undang-Undang Nomor 1 0 Tahun 1 995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 99 5 Nomor 7 5 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6 1 2) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 7 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nom or 466 1 ) ;

    2 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor . . . . . . . (5) . . . . . . . / PMK.04/ 20 1 4 tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator] ;

    MEMUTUSKAN :

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (2) . . . . . . . SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) .

  • PERTAMA

    KEDUA

    KETIGA

    KEEMPAT

    KELIMA

    M ENTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    - 2 -

    Memberikan pengakuan sebagai Operator Ekonomi B ersertifikat (Authorized Economic Operator) kepada:

    Nama Perusahaan : . . . . . . . (2) . . . . . . .

    NPWP : . . . . . . . (6) . . . . . . .

    Y ?-ng beralamat di : . . . . . . . (7) . . . . . . .

    Operator Ekonomi : . . . . . . . (8) . . . . . . .

    Kepada Operator . Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) se bagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA mendapat perlakuan kepabeanan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator).

    Kepada Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) se bagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA diberikan sertifikat.

    Pengakuan sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA berlaku dalam j angka waktu 5 (lima) tahun .

    Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan .

    Salinan Keputusan Direktur Jenderal m1 disampaikan kepada Yth . :

    1 . . . . . . . . (9) . . . . . . . ;

    2 . . . . . . . . (9) . . . . . . . ;

    3 . . . . . . . . (9) . . . . . . . . .

    Asli Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada . . . . . . . (2) . . . . . . . dengan alamat . . . . . . . (7) . . . . . . .

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal . . . . . . . ( 1 0) . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 1 ) . . . . . . . . . . . . . . . ,

    . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 2) . . . . . . . . . . . . . . . . .

  • Nomor ( 1 )

    Nomor (2 )

    Nomor (3)

    N omor (4)

    Nomor (5)

    Nomor (6)

    N o mor (7)

    N omor (8)

    Nomor (9)

    Nomor ( 1 0)

    Nomor ( 1 1 )

    Nomen ( 1 2)

    MENTER! KEUANGAN

    R E P UBLIK I NDONESIA

    - 3 -

    Pl:STU N,J U K PrNG I S IAN

    D i isi nomor Kepu tusan Dire ktur Jenderal ten tang pengakuan sebagai O p e rator Ekonomi Berscrtifikat (Au t horized Economic Ope rator) .

    Diisi n a m a O p e rator Ekonomi yang mendapat pengaku an sebagai O p e ra to r L:Skon omi B e rsertifikat (Autho rized Economic Operato r) .

    D i i s i n o m o r s u ra l perm o h o n a n pen gakuan scbagai O p e rator Ekonomi Be r s erti fika 1. (Authorized Economic Operator) .

    D i i s i ta n gga l sural permohonan pcnga ku an scbagai Operator lkon om.i Bersertifikat (Authorized Economic Ope rator) .

    D i i si n om.or Peraturan Me nteri Ke u a n gan tentang O p e rator Eko nomi B e rs e rtifikat (Autho rized Economic Operator) i n i .

    D iisi N omen- Pokok Waj i b Paj ak (NPWP) O perator Ekonomi yang m e n dap a t penga k u a n seb aga i O pe rator Ekonomi Bcrsertifikat (Authorized Econo mic Operator) .

    Diisi alan1.at lcngkap O perator s e b a gai O perator lkon omi Ope rator) .

    Ekonomi ya n g m e ndap a t pengakua n Bersertifi kat (Au tho rized Economic

    Dii si j enis O pe rator Ekon omi ya n g mengaj ukan permo h o n an untuk m e n dap a t pengakuan sebagai O pe rato r I.i::konomi Bcrsertifikat (Authorized Economic Operator) .

    D i i s i pih ak- p i h ak y a n g berh ak menerima salinan Kep u tu s an Dire ktur ,J e nderal ten tan g pe ngaku an scba gai O p erator Ekonomi Berscrtifikat (Au t ho rized Econo mic Operator) .

    D i i s i la n gga l , b u la n da n tahun Keput u s a n D irektur Jenderal tentang penga k u a n sebaga i O pera tor Ikonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) .

    D i i si D i reklu r ,J cnderal atau pej a bat yan g ditunj uk untuk menan gani O p erator Ekonomi Bersertifi kal (Autho rized Econo mic Operator) atas n a m a D i rektur J en d e ra l .

    D i i s i n a m a D i rcktu r ,J e n d cra l a1.a u pcj ab a t y a n g ditu nj uk untuk m c n a n gan i O p e ra tor Ikon omi B c rsc rtifi kat (Au t ho rized Economic Ope rato r) .

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd .

    BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

    TERIAN

  • M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDO N ESIA

    \\!,1

    K E:\I E :X T E R ! A i\ K E li A \' G A \ R E P L: B L I K I N D O !\' E S I A

    MINISTR l' O F FINANCE THE REPUBLIC O F INDONESIA

    D I RE KTORAT J E N D E RA L BEA D A N C U KA I

    DIRECTORA TE GENERAL O F CUSTOMS AND EXCISE

    SERTIFIKAT CER TIFIC.J TE

    LAM PIHAN V Pr:Ri\TURMi :VI!;IITE:RI KEUI\NGI\11 RE:PUtlLIK INDO:

    ,c; 2 2 7 / PMK . 0 4 / 2 0 1 4 CJPEI

  • M E NTE R ! K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    LAM PIRAN VI

    PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESI

    ::T02 2 7 / PMK . 0 4 / 2 0 1 4 OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZE ECONOMIC OPERATOR)

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR . . . . . . . ( 1 ) . . . . . . .

    TENTANG

    PEMBEKUAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUI{AI NOMOR . . . . . . . (2 ) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (3 ) . . . . . . .

    Menimbang

    Mengingat

    Menetapkan

    PERTAMA

    SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI ,

    a . bahwa . . . . . . . (3) . . . . . . . telah . . . . . . . (4) . . . . . . . , sehingga pengakuan sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) harus dibekukan;

    b . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pembekuan Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor . . . . . . . (2) . . . . . . . Ten tang Pengakuan . . . . . . . (3) . . . . . . . Sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) ;

    1 . Undang-Undang Nomor 1 0 Tahun 1 99 5 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36 1 2) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 7 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 9 3 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 466 1 ) ;

    2 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor . . . . . . . (5) . . . . . . . / PMK.04/20 14 tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operata ;

    MEMUTUSKAN:

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PEMBEKUAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUI(AI NOMOR . . . . . . . (2) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (3) . . . . . . . SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) .

    Membekukan pengakuan sebagai Operator Ekonomi Bersertif:rkat (Authorized Economic Operator) sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor . . . . . . . (2) . . . . . . . ten tang Penetapan . . . . . . . (3) . . . . . . . Sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operata f) .

  • KED UA

    KETIGA

    KEEMPAT

    M E NTER ! K EUANGAN

    R EP U B L I K I N D O N ES IA

    - 2 -

    Pembekuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 2 (dua belas) bulan sampai dengan adanya pencabutan atas pembekuan atau pencabutan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor . . . . . . . (2) . . . . . . . ten tang Penetapan . . . . . . . (3) . . . . . . . Sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) .

    Selama jangka waktu pembekuan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, . . . . . . . (3) . . . . . . . tidak mendapat perlakuan kepabeanan tertentu sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator).

    Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan .

    Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada Yth . :

    1 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    2 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    3 . . . . . . . . (6) . . . . . . . .

    Asli Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada . . . . . . . (3) . . . . . . . dengan alamat . . . . . . . (7) . . . . . . .

    Ditetapkan di Jakarta pad a tanggal . . . . . . . . . . ( 8) . . . . . . . DIREKTUR JENDERAL, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9) . . . . . . . . . . . . . . . . . .

    /1

  • N omor ( 1 )

    Nomor (2 )

    Nomor (3 )

    N o m o r ( 4 )

    N omor (5 )

    Nom.or (6)

    Nomor (7)

    Nomor (8 )

    Nomor (9)

    MENTERIKEUANGAN

    REPUBLIK I N DON ESIA

    - 3 -

    PETUnJUK PlN GI SIAN

    Diisi n omor Kcputusan Dircktur Jcndcral Bca Dan Cukai tcntang Pcmbc k u a n Kcputusan D i rcktur lJ cndcra l Bca D an Cuka itcntang p c n gaku a n scbaga i O perator Ekonomi B crscrtifikat (Authorized Economic Operato r) .

    D i i s i n o m o r Kcputusan D ircktur J c ndcral Bca D an C ukai tcntang pc n g a ku a n scbaga i O perator Ekonomi B crser tifikat (Autho rized Eco no mic Operator) .

    D i i si n a m a O pe rator Ekon omi yang m en d ap a t pcngakuan seb agai O pe ra to r Eko n omi B crsertifikat (Autho rized Economic Operator) .

    D i i s i kri tcria pembekuan pengakuan sebagai O p e rator Ekonomi Bcrscrti fikat (Autho rized Economic Operator) .

    D iisi nomor Pcra turan M en tcri Keuan gan tcntang pengakuan O pe rato r Eko n o mi Bcrsertifikat (Autho rized Economic Operator) .

    D i i s i pihak-pihak yang bcrhak mencrima salinan Keputusan D i re ktur lJ e n d cral Bca D an Cukai tentang Pcmbckuan Keputu san D i rcktu r lJ c n d cral Bea D an Cu kai ten tan g pengakuan scbagai O pe rato r Ekonomi Bcrscrti fikat (Autho rized Economic Operator) .

    D i i s i alamat lcngka p Operato r Ekonomi yang menclapat pcngakuan se bagai O p e ra tor Ekonomi Bcrserti fikat (Authorized Economic Operator) .

    D i i s i ta n gga l , b u l a n d a n ta h un surat kcputu san D ircktur lJcndcral B c a d a n C u k a i tcn tang Pembekuan Kcputu s an D ircktur Jcncleral Bea D an Cukai tcnta n g pengakuan scbagai O perator Ekonomi B ersertifi kat (Authorized Economic Operator) .

    D i i s i nama Pej abat Bca d an C ukai ya n g clitunj uk untuk mcnan d a ta n ga n i Kcputu san D i rc ktur lJ c n dcral Bca clan Cukai tcn ta n g Pcmbckuan Kcputu san D irckt u r J c n d c ral Bca D an Cukai tc n ta n g pcnga k u a n sebagai Operator Ekonomi B crscrtifikat (Autho rized Econo mic Operato r) .

    MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

    ttd .

    BAMBANG P. S . BRODJONEGORO

  • M ENTE R ! K EUANGAN

    R E P U BL I K I N D O N ES IA

    LAMPIRAN VII

    PERATURAN M ENTERI KEUANGAN REPUBLIK I N D O N ESIA

    NOMOR 22 7 /PMK . 04/2014 TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

    NOMOR . . . . . . . ( 1 ) . . . . . . .

    TENTANG

    PENCABUTAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

    . . . . . . . (2 ) . . . . . . . TENTANG PEMBEKUAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

    B EA DAN CUKAI NOM OR . . . . . . . (3) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (4) . . . . . . .

    Menimbang

    Mengingat

    SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT

    (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI ,

    a . bahwa . . . . . . . (4) . . . . . . . telah memenuhi kembali persyaratan-

    persyaratan sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized

    Economic Operator} maka perlu mencabut pembekuan atas

    pengakuan sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized

    Economic Operator);

    b . bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur J enderal

    Bea dan Cukai tentang Pencabutan Atas Keputusan D irektur

    Jenderal Bea dan Cukai Nomor . . . . . . . (2) . . . . . . . ten tang

    Pembekuan Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

    Nomor . . . . . . . (3) . . . . . . . tentang Pengakuan . . . . . . . (4) . . . . . . . Sebagai

    Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator} ;

    1 . Undang-Undang Nomor 1 0 Tahun 1 995 tentang Kepabeanan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 99 5 Nomor 7 5 ,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36 1 2)

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 7

    Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

    Nomor 93 , Tambahan Lembaran Negara Republik . Indonesia

    Nomor 466 1 ) ;

    2 . Peraturan Menteri Keuangan Nomor . . . . . . . (5) . . . . . . . / PMK.04 / 2 0 1 4

    tentang Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic

    Operatm] ;

    /i

  • Menetapkan

    PERTAMA

    KEDUA

    KEDUA

    M E NTER I K E UANGAN

    R E P U B LI K I N D O N ES IA

    - 2 -

    MEMUTUSKAN:

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

    PENCABUTAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN

    CUKAI NOM OR . . . . . . . (2) . . . . . . . TENTANG PEMBEKUAN ATAS

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

    . . . . . . . (3) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (4) . . . . . . . SEBAGAI

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC

    OPERATDR) .

    Mencabut pembekuan atas pengakuan sebagai Authorized Economic

    Operator sesuai Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor

    . . . . . . . (2) . . . . . . . ten tang Pembekuan Atas Keputusan Direktur Jenderal

    Bea dan Cukai Nomor . . . . . . . (3) . . . . . . . tentang Pengakuan . . . . . . . (4) . . . . . . .

    Sebagai Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic

    Operator) .

    Dengan berlakunya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

    ini, perlakuan kepabeanan tertentu sebagai Operator Ekonomi

    Bersertifikat (Authorized Economic Operator) diberikan kembali

    kepada . . . . . . . (4) . . . . . . . .

    Keputusan Direktur Jenderal m1 mulai berlaku pada tanggal

    ditetapkan .

    Salinan Keputusan Direktur Jenderal 1n1 disampaikan kepada

    Yth . :

    1 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    2 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    3 . . . . . . . . (6) . . . . . . . .

    Asli Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada

    . . . . . . . (4) . . . . . . . dengan alamat . . . . . . . (7) . . . . . . .

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal . . . . . . . (8) . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9) . . . . . . . . . . . . ,

    . . . . . . . . . . . . . . . . : . . . . ( 1 0) . . . . . . . . . . . . .

  • N omor ( l )

    Nomor (2)

    Nomor (3)

    Nomor (4)

    Nomor (5)

    Nomor (6)

    Nonwr (7)

    Nomor (8)

    N omor (9)

    Nomor ( 1 0)

    KEP

    MENTERI KEUANGAN

    REPUBLIK I NDON ESIA

    - 3 -

    PETUN,J U K PEN GIS IAN

    D i i s i n omor kep u tusan Direktur J endcral Bea dan Cukai tcntang Pcncabuta n a tas Kepu tusan D i rektur ,Jendcral Bea D an Cukai tentang pembcku a n Kcputu san D i rektur ,J enderal Bea D an Cukai tcntang pcnga k u a n sebagai Operator Ekonomi Bcrscrtifikat (Autho rized Econo mic Operator) .

    D i isi nomor Ke p utusan D irektur J enderal Bea D an Cukai tentang Pem b e k u a n Kep utusan D i rektu r ,Jenderal Bea D an Cukai tentang penga kuan sebagai Operator Ekonomi B e rserti fikat (Authorized Economic Operator) .

    D i i s i Ke p u tu sa n Direktur Jenderal B e a D an Cukai tentang p e n g a ku a n se bagai Operator Ikonomi Berscrti fikat (Au thorized Economic Opera tor)

    D i i s i n a m a Operator Ekonomi yang mend apat pengakuan sebagai O pera tor I

  • M ENTE R I K E UANGAN

    R E P U B L I K I N D O N ES IA

    LAM PIRAN VIII

    PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK I NDONESI/1

    NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG

    OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZEI ECONOMIC OPERATOR)

    KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

    NOMOR . . . . . . . ( 1 ) . . . . . . .

    TENTANG

    PENCABUTAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

    NOMOR . . . . . . . (2) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN . . . . . . . (3) . . . . . . . SEBAGAI O PERATOR

    EKONOMI BERSERTIFIKAT (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

    Menimbang

    . Mengingat

    DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUI

  • Menetapkan

    PERTAMA

    KEDUA

    KETIGA

    M E NTER I K E UANGAN

    R EP U BLIK I N D O N ES IA

    - 2 -

    MEMUTUSKAN :

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

    TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

    BEA DAN CUKAI NOM OR . . . . . . . (2) . . . . . . . TENTANG PENGAKUAN

    . . . . . . . (3) . . . . . . . SEBAGAI OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT

    (A UTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) .

    Mencabut Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor

    . . . . . . . (2) . . . . . . . tentang Pengakuan . . . . . . . (3) . . . . . . . Sebagai Operator

    Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator) .

    Kepada . . . . . . . (3) . . . . . . . tidak mendapat perlakuan kepabeanan

    tertentu sesum dengan peraturan perundang-undangan

    mengenai Authorized Economic Operator.

    Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal

    ditetapkan .

    Salinan Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada

    Yth . :

    1 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    2 . . . . . . . . (6) . . . . . . . ;

    3 . . . . . . . . (6) . . . . . . . .

    Asli Keputusan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada

    . . . . . . . (3) . . . . . . . dengan alamat . . . . . . . (7) . . . . . . .

    Ditetapkan eli Jakarta

    pada tanggal . . . . . . . (8) . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9) . . . . . . . . . . . . . . . '

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 0) . . . . . . . . . . . . . . . .

  • Nomor ( 1 )

    Nomor (2 )

    Nomor (3 )

    Nomor (4)

    Nomor (5)

    Nomor (6)

    N omor (7)

    N omor (8 )

    Nomor (9 )

    Nomor ( 1 0)

    MENTER I KEUANGAN

    REPUBLIK INDO N ESIA

    - 3 -

    PETUNJ U K PENG I SIAN

    D i i s i n o m o r Kcp u tusan D i rcktu r cJcndcra l Bca Dan Cukai tcntang Pcncabutan Kcp utusan D ircktur cJcndcral B c a D an Cukai tcntang Pcn gakuan scbaga i Operator Ekonomi Bcrsc rtifikat (Authorized ]{;co nomic Operator) .

    D i i si nomor Keputu san D i rcktur cJ cncleral B c a D an C u kai tcntang pcngaku a n scbaga i Operator Ekonomi Bcrscrti fi kat (Authorized Economic Operato r) .

    Diisi n a ma O pera tor Ekon omi yang mendapat pcngakuan scbagai O pera to r lkonomi Bcrscrti fikat (Autho rized Economic Operator) .

    D i i s i kritcri a Pcneabutan Pcn gakuan scbagai Operator Ekonomi Bcrscrti fikat (Authorized Economic Operator) .

    D iisi nomor Pcraturan M cntcri Kcuangan tcntang pengakuan O perator Ekonomi Bcrscrtifikat (Autho rized Economic Operator) .

    Diis i pihak-pihak yan g bcrhak mcnerima salinan Kcputu san D i rcktur cJ cn dcra l Bea D a n Cukai ten tang Pencab utan Kcputusan D i rcktur c Jcnc:lcral Bea Dan Cu kai tentan g Pengakuan scbagai O pera tor E k o n o m i B erserti fikat (Authorized Economic Operator) .

    D i i si alamat lcn gkap Operator Ekonomi yang mcnd apat pengakuan sebaga i O perator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Ope rato r) .

    D i i s i ta n gga l , bulan dan tahun s ura l kcpu tu san DirckturcJcncleral B c a d a n C u ka i ten tang Pencabutan Kep u tu san Dircktur Jenderal Bea Dan C u kai ten tang pengakuan se