MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
-
Upload
ajronmuarifudin -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 1/11
MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN,KESEHATAN DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Ajron Muarifudin (121.03.1149)([email protected])
Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri,ISTA yogyakarta
ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat
kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan
tempat kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko
kecelakaan dan penyakit. Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT
Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi pada
perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium. Keadaan ini akan berdampak pada
penurunan kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka dirumuskan masalah pada penelitian
ini adalah “Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)
Kuala Tanjung”.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber
Daya Manusia, yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
lingkungan kerja dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini
adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar
pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi
berganda.
Populasi adalah karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala
Tanjung yang berjumlah 91 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan Stratified Random Sampling .
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 2/11
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dapat diketahui Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja berpengaruh sangat signifikan (high
significant ) terhadap kinerja karyawan PT Inalum Kuala Tanjung. Ini memberi arti bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja sangat menentukan dalam
peningkatan kinerja karyawan pada PT Inalum Kuala Tanjung. Artinya, PT Inalum Kuala
Tanjung senantiasa mempertimbangkan pengimplementasian keselamatan dan
kesehatan kerja dan lingkungan kerja dalam peningkatan kinerja karyawan pada PT
Inalum Kuala Tanjung.
Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Kinerja.
I. PENDAHULAUAN
A. Latar Belakang
Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -18 dan awal
abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara
kemudian keseluruh dunia. Dampak dari revolusi industri adalah meningkatnya jumlah
tenaga kerja di kawasan industri yang sebelumnya para pekerja lebih banyak bekerja di
sektor nonindustri.
Peningkatan jumlah tenaga kerja dalam sektor industri tentu saja membawa
dampak terhadap keadaan sosial masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari adanya
perkembangan industri berupa dampak positif dan dampak negatif. Salah satu contoh
dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kondisi kesehatan dan
keselamatan para pekerja dikarenakan keadaan pekerja dilapangan atau di dunia
industri belum dilindungi sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya dunia industri
terhadap keselamatan jiwa baik secara langsung maupun dalam jangka waktu yang
lama.
Untuk itu diperlukan suatu sistem penanggulangan bahaya yang disebut dengan
kesehatan dan keselamatan kerja, dan salah satu indikator penting pelaksanaannya
adalah penerapan alat pelindung kerja.
Alat pelindung kerja bertujuan untuk melindungi para pekerja dari kemungkinan
resiko bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Tentu saja alat pelindung
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 3/11
kerja harus mempunyai standarisasi dan spesifikasi sesuai dengan fungsinya untuk
menanggulangi jenis bahaya tertentu. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas
macam-macam alat pelindung diri, perancangan, pembuatan, sertifikasi dan
penerapannya dalam industri atau dunia kerja.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah-masalah yakni sebagai berikut:
1. Apa dasar hukum dari adanya alat pelindung diri?
2. Apa definisi dari alat pelindung diri?
3. Meliputi apa saja alat pelindung diri itu?
4. Bagaimana sistem perencanaan, pembuatan, sertifikasi dan label alat pelindung diri
itu?
5. Tempat kerja seperti apa yang wajib menggunakan alat pelindung diri?
6. Apa kewajiban dan hak pekerja serta pengusaha terhadap penerapan alat
pelindung diri?
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui dasar hukum dari adanya alat pelindung diri.
2. Untuk mengetahui defenisi alat pelindung diri.
3. Untuk mengetahui macam-macam alat pelindung diri.
4. Untuk mengetahui sistem perencanaan pembuatan, sertifikasi dan label alat
pelindung diri.
5. Untuk mengetahui tempat-tempat kerja yang wajib menggunakan alat pelindung diri.
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 4/11
6. Untuk mengetahui kewajiban dan hak pekerja serta pengusaha terhadap penerapan
alat pelindung diri.
II. PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-
undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik Indonesia
Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951
Nomor 4).
2. Undang-undang No.3 Tahun 1969 tentang ratifikasi Konvensi ILO No.120 mengenai
Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1969 Nomor 14).
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918).
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279).
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu.
B. Pengertian Alat Pelindung Pendiri
Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yangdigunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari
adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja. (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010).
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 5/11
C. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri meliputi :
1. Alat pelindung kepala. 6. Alat pelindung kaki.
2. Alat pelindung mata dan muka. 7. Alat pelindung badan (pakaian pelindung)
3. Alat pelindung pernapasan. 8. Alat pelindung pekerjaan di ketinggian.
4. Alat pelindung telinga. 9. Alat pelindung pekerjaan di atas, di
5. Alat pelindung tangan. permukaan dan di dalam air.
D. Perencanaan, Pembuatan, Sertifikasi dan Label Alat Pelindung Diri
Perencanaan pembuatan alat pelindung diri harus mengacu pada
StandardNasional Indonesia (SNI) atau standard internasional yang diakui secara luas
di dunia. Pembuat atau distributor alat pelindung diri wajib terdaftar dan memiliki Surat
Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (PJK3) bidang fabrikasi atau distribusi di Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI. Pembuat dan distributor alat pelindung diri wajib bertanggung jawab
atas kualitas, keamanan dan keselamatan alat pelindung diri yang dibuat dan diedarkan.
Setiap jenis APD yang diproduksi di dalam negeri maupun di luar negeri dan
akan diedarkan di wilayah hukum RI wajib memiliki nomor pendaftaran dan mendapat
sertifikat kelayakan .Syarat mendapat nomor pendaftaran dan sertifikat kelayakan antara
lain:
1. Gambar rencana.
2. Spesifikasi produk.
3. Surat keterangan atau sertifikat hasil uji material.
4. Surat keterangan atau sertifikat hasil uji produk.
5. Sampel produk.
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 6/11
Pengujian alat pelindung diri dapat dilakukan di laboratorium di dalam dan di luar
negeri yang telah mendapat akreditasi dari lembaga yang berwenang. Label berupa logo
K3 dan nomor pendaftaran wajib dilekatkan pada produk alat pelindung diri yang telah
mendapat nomor pendaftaran dan sertifikat kelayakan. Dalam hal ini tidak dapat
dilekatkan pada alat pelindung diri, label wajib dilekatkan pada kemasan, pembungkus
atau buku manual alat pelindung diri.
E. Tempat Kerja Yang Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri
1. Tempat kerja yang wajib APD I
NAB faktor Kimia dan Fisika melebihi ketentuan yang berlaku; dibuat, dicoba,
dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan; tempat
yang dikelola asbes, debu dan serat berbahaya, api, asap, gas, kotoran, hembusan
angin yang keras,dan panas matahari; dibuat, diolah, dipakai dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi atau bersuhu
sangat rendah; dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,
saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan
pekerjaan persiapan; dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan;
dilakukan usaha kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan pelayanan
kesehatan kerja.
2. Tempat kerja yang wajib APD II
Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan mineral dan logam, minyak
bumi dan gas alam; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di
darat, laut dan udara; dikerjakan bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut,
bandar udara, terminal, setasiun kereta api atau gudang; dilakukan penyelaman dan
pekerjaan lain di dalam air; dilakukan pekerjaan di ketinggian di atas permukaan tanah;
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 7/11
dilakukan pekerjaan dengan tekanan udara atau suhu di bawah atau di atas normal
(ekstrem); dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;dilakukan
pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang dan ruang tertutup; dilakukan pembuangan
atau pemusnahan sampah atau limbah; dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan,
dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak dan air.
3. Tempat kerja yang wajib APD III
Dilakukan pekerjaan di dekat atau di atas air. Penggunaan alat pelindung diri
merupakan cara terakhir pengendalian bahaya setelah bentuk pengendalian teknis dan
administratif telah dilakukan. Penggunaan alat pelindung diri disesuaikan dengan
potensi bahaya dan jenis pekerjaan.Berdasarkan identifikasi potensi bahaya, pengusaha
atau pengurus menetapkan tempat kerja wajib menggunakan alat pelindung diri.
4. Kewajiban Pengusaha serta Kewajiban dan Hak Pekerja
4.1 Pengadaan Alat Pelindung Diri
Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja. dengan ketentuan :
1. Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan.
2. Alat pelindung diri yang ada telah kadaluarsa.
3. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena dipakai
bekerja.
Ada penetapan dan diwajibkan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau
Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Pemilihan alat pelindung diri
wajib melibatkan wakil pekerja/buruh. Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri
dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya dan jumlah
pekerja/buruh.
Begitu juga pekerja wajib untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan. Wajib merawat dan menjaga alat-alat perlindungan diri yang diberikan ,
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 8/11
berhak meminta kepada pengurus atau pengusaha alat perlindungan diri yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan. berhak menyatakan keberatan kerja atau
mogok kerja bila:
1. Tidak tersedia alat pelindung diri yang memadai.
2. Meragukan kehandalan alat pelindung diri yang disediakan oleh pengurus atau
pengusaha.
3. Dilarang menperjualbelikan alat pelindung diri yang disediakan.
Dilarang mengganti alat pelindung diri yang disediakan pengurus atau pengusaha untuk
keperluan bekerja dengan jenis lain yang mutu dan kualitasnya tidak setara.
4.2 Pembinaan
Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan melalui program
pembinaan alat pelindung diri.dilaksanakan dengan cara :
1. Pembinaan bagi tenaga kerja baru atau yang baru ditempatkan;
2. Pembinaan dan latihan berkala setiap tahun;
Pengurus atau pengusaha wajib memiliki dokumentasi program pembinaan alat
pelindung diri.
4.3 Perawatan
Alat pelindung diri yang telah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh dipakai
tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri sudah dibersihkan. Alat pelindung diriyang terkontaminasi oleh debu atau serat dan bahan kimia berbahaya dilarang untuk
dibawa pulang.Pengurus harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat
pelindung diri.Penggantian salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung
diri harus diketahui oleh Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri atau Ahli
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 9/11
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.Perusahaan harus memiliki
dokumentasi perawatan alat pelindung diri.
4.4 Pembuangan dan pemusnahan
Alat pelindung diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang. Alat pelindung diri yang habis masa pakainya ( kadaluarsa) dan
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan sesuai dengan
persyaratan teknis yang berlaku. Pembuangan dan pemusnahan alat pelindung diri yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara
pemusnahan.
4.5 Tindakan Disiplin
Pengusaha atau pengurus dapat menjatuhkan tindakan disiplin kepada
pekerja/buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti program
penggunaan alat pelindung diri.Sanksi terhadap pelanggaran disiplin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama.
4.6 Penunjukan Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri
Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri mempunyai kewajiban:
1. Melakukan identifikasi kebutuhan dan syarat alat pelindung diri.
2. Melakukan pemilihan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/ kenyamanan pekerja/ buruh.
3. Menyusun program pelatihan alat pelindung diri.
4. Melakukan penatalaksanaan perawatan dan penyimpanan alat pelindung diri.
5. Melakukan inspeksi alat pelindung diri di tempat kerja;
6. Melakukan penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 10/11
7. Melakukan evaluasi efektifitas penggunaan alat pelindung diri;
8. Membuat laporan tatalaksana Alat Pelindung Diri.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat diperlukan di dalam dunia kerja
untuk melindungi para pekerja terhadap kemungkinan potensi resiko kecelakaan yang
bisa terjadi. Untuk itu pemerintah menetapakan peraturan-peraturan yang berkaitan
tentang penggunaan dan penerapan APD di dunia kerja.
Jenis-jenis APD bermacam-macam disesuaikan dengan fungsinya untuk
melindungi objek yang dirasa perlu untuk dilindungi.
Pembuatan APD harus sesuai dengan acuan Standard Nasional Indonesia (SNI)
atau standard internasional. Kelayakan penggunaan APD ditentukan oleh hasil
pengujian kelayakan oleh lembaga terakreditasi yang selanjutnya jika telah terpenuhi
akan diberikan sertifikat kelayakan dan nomor pendaftaran.
Tempat kerja yang wajib memakai APD dibagi menjadi tiga yakni tempat kerja
yang resiko bahayanya disebabkan faktor kimia dan fisika, tempat kerja pengolahan dan
pertambangan mineral serta logam, dan terakhir adalah tempat kerja yang berlokasi
dekat air atau di air.
Kewjiban pengusaha sebagai pelaksana industri adalah mengadakan APD bagi
pekerjanya, memastikan penerapan di lapangan bisa dalam bentuk
perawatan,pemberian APD yang baru bagi pekerja, pemusnahan APD yang sudah tidak
layak pakai,pembinaan terhadap pekerja, dan penunjukan petugas penatalaksana alat
pelindung diri.
B. SARAN
Penerapan Alat Pelindung Diri harus lebih dioptimalkan sebagai bagian dari sistem
kesehatan dan keselamatan kerja. Pemerintah perlu membuat undang-undang yang
lebih tegas di dalam mengatur sangsi-sangsi terhadap pelanggar undang-undang
7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN
http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 11/11
tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu kesadaran dari para pekerja
tentang kesehatan dan keselamatan kerja juga harus lebih ditingkatkan. Karena pada
umumnya kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi di dunia industri adalah akibat
faktor kelalaian pekerja itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Safety.do.tim.2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri, (Online
(http://www.safetydo.com/2010/12/dasar-hukum-alat-pelindung-diri.html) , diakses
20 September 2011.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri . Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia.