MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

11
MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN,KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT  Ajron Muari fudin (121 .03.1149)([email protected] ) Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri,ISTA yogyakarta ABSTRAK Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit. Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium. Keadaan ini akan berdampak pada penurunan kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung”. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), lingkungan kerja dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Populasi adalah karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung yang berjumlah 91 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Stratified Random Sampling .

Transcript of MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

Page 1: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 1/11

MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN,KESEHATAN DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

 Ajron Muarifudin (121.03.1149)([email protected])

Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknologi Industri,ISTA yogyakarta

ABSTRAK

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat

kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila

terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menciptakan

tempat kerja yang aman ,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko

kecelakaan dan penyakit. Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT

Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala Tanjung masih sering terabaikan. Hal ini

ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi pada

perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium. Keadaan ini akan berdampak pada

penurunan kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka dirumuskan masalah pada penelitian

ini adalah “Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan kerja

berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)

Kuala Tanjung”.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber

Daya Manusia, yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

lingkungan kerja dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan survey, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini

adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar

pertanyaan dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi

berganda.

Populasi adalah karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Kuala

Tanjung yang berjumlah 91 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Stratified Random Sampling .

Page 2: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 2/11

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak dapat diketahui Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) Serta Lingkungan Kerja berpengaruh sangat signifikan (high

significant ) terhadap kinerja karyawan PT Inalum Kuala Tanjung. Ini memberi arti bahwa

keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan kerja sangat menentukan dalam

peningkatan kinerja karyawan pada PT Inalum Kuala Tanjung. Artinya, PT Inalum Kuala

Tanjung senantiasa mempertimbangkan pengimplementasian keselamatan dan

kesehatan kerja dan lingkungan kerja dalam peningkatan kinerja karyawan pada PT

Inalum Kuala Tanjung.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Kinerja.

I. PENDAHULAUAN 

A.  Latar Belakang 

Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -18 dan awal

abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara

kemudian keseluruh dunia. Dampak dari revolusi industri adalah meningkatnya jumlah

tenaga kerja di kawasan industri yang sebelumnya para pekerja lebih banyak bekerja di

sektor nonindustri.

Peningkatan jumlah tenaga kerja dalam sektor industri tentu saja membawa

dampak terhadap keadaan sosial masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari adanya

perkembangan industri berupa dampak positif dan dampak negatif. Salah satu contoh

dampak negatif yang ditimbulkan adalah penurunan kondisi kesehatan dan

keselamatan para pekerja dikarenakan keadaan pekerja dilapangan atau di dunia

industri belum dilindungi sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya dunia industri

terhadap keselamatan jiwa baik secara langsung maupun dalam jangka waktu yang

lama.

Untuk itu diperlukan suatu sistem penanggulangan bahaya yang disebut dengan

kesehatan dan keselamatan kerja, dan salah satu indikator penting pelaksanaannya

adalah penerapan alat pelindung kerja.

 Alat pelindung kerja bertujuan untuk melindungi para pekerja dari kemungkinan

resiko bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Tentu saja alat pelindung

Page 3: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 3/11

kerja harus mempunyai standarisasi dan spesifikasi sesuai dengan fungsinya untuk

menanggulangi jenis bahaya tertentu. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas

macam-macam alat pelindung diri, perancangan, pembuatan, sertifikasi dan

penerapannya dalam industri atau dunia kerja.

A.  Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

masalah-masalah yakni sebagai berikut:

1. Apa dasar hukum dari adanya alat pelindung diri?

2. Apa definisi dari alat pelindung diri?

3. Meliputi apa saja alat pelindung diri itu?

4. Bagaimana sistem perencanaan, pembuatan, sertifikasi dan label alat pelindung diri

itu?

5. Tempat kerja seperti apa yang wajib menggunakan alat pelindung diri?

6. Apa kewajiban dan hak pekerja serta pengusaha terhadap penerapan alat

pelindung diri?

B.  Tujuan penulisan 

1. Untuk mengetahui dasar hukum dari adanya alat pelindung diri.

2. Untuk mengetahui defenisi alat pelindung diri.

3. Untuk mengetahui macam-macam alat pelindung diri.

4. Untuk mengetahui sistem perencanaan pembuatan, sertifikasi dan label alat

pelindung diri.

5. Untuk mengetahui tempat-tempat kerja yang wajib menggunakan alat pelindung diri.

Page 4: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 4/11

6. Untuk mengetahui kewajiban dan hak pekerja serta pengusaha terhadap penerapan

alat pelindung diri.

II. PEMBAHASAN 

A.  Dasar Hukum 

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-

undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 Dari Republik Indonesia

Untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951

Nomor 4).

2. Undang-undang No.3 Tahun 1969 tentang ratifikasi Konvensi ILO No.120 mengenai

Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1969 Nomor 14).

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2918).

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4279).

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu.

B.  Pengertian Alat Pelindung Pendiri 

 Alat Pelindung Diri selanjutnya disebut APD adalah seperangkat alat yangdigunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian tubuh dari

adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja. (Peraturan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010).

Page 5: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 5/11

C.  Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri 

 Alat pelindung diri meliputi :

1. Alat pelindung kepala. 6. Alat pelindung kaki.

2. Alat pelindung mata dan muka. 7. Alat pelindung badan (pakaian pelindung)

3. Alat pelindung pernapasan. 8. Alat pelindung pekerjaan di ketinggian.

4. Alat pelindung telinga. 9. Alat pelindung pekerjaan di atas, di

5. Alat pelindung tangan. permukaan dan di dalam air.

D. Perencanaan, Pembuatan, Sertifikasi dan Label Alat Pelindung Diri 

Perencanaan pembuatan alat pelindung diri harus mengacu pada

StandardNasional Indonesia (SNI) atau standard internasional yang diakui secara luas

di dunia. Pembuat atau distributor alat pelindung diri wajib terdaftar dan memiliki Surat

Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (PJK3) bidang fabrikasi atau distribusi di Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI. Pembuat dan distributor alat pelindung diri wajib bertanggung jawab

atas kualitas, keamanan dan keselamatan alat pelindung diri yang dibuat dan diedarkan.

Setiap jenis APD yang diproduksi di dalam negeri maupun di luar negeri dan

akan diedarkan di wilayah hukum RI wajib memiliki nomor pendaftaran dan mendapat

sertifikat kelayakan .Syarat mendapat nomor pendaftaran dan sertifikat kelayakan antara

lain:

1. Gambar rencana.

2. Spesifikasi produk.

3. Surat keterangan atau sertifikat hasil uji material.

4. Surat keterangan atau sertifikat hasil uji produk.

5. Sampel produk.

Page 6: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 6/11

Pengujian alat pelindung diri dapat dilakukan di laboratorium di dalam dan di luar

negeri yang telah mendapat akreditasi dari lembaga yang berwenang. Label berupa logo

K3 dan nomor pendaftaran wajib dilekatkan pada produk alat pelindung diri yang telah

mendapat nomor pendaftaran dan sertifikat kelayakan. Dalam hal ini tidak dapat

dilekatkan pada alat pelindung diri, label wajib dilekatkan pada kemasan, pembungkus

atau buku manual alat pelindung diri.

E.  Tempat Kerja Yang Wajib Menggunakan Alat Pelindung Diri 

1.  Tempat kerja yang wajib APD I 

NAB faktor Kimia dan Fisika melebihi ketentuan yang berlaku; dibuat, dicoba,

dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang

berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan; tempat

yang dikelola asbes, debu dan serat berbahaya, api, asap, gas, kotoran, hembusan

angin yang keras,dan panas matahari; dibuat, diolah, dipakai dipergunakan,

diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak,

mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan infeksi , bersuhu tinggi atau bersuhu

sangat rendah; dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau

pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan,

saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan

pekerjaan persiapan; dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,

pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan;

dilakukan usaha kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan pelayanan

kesehatan kerja.

2.  Tempat kerja yang wajib APD II 

Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan mineral dan logam, minyak

bumi dan gas alam; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di

darat, laut dan udara; dikerjakan bongkar muat barang muatan di pelabuhan laut,

bandar udara, terminal, setasiun kereta api atau gudang; dilakukan penyelaman dan

pekerjaan lain di dalam air; dilakukan pekerjaan di ketinggian di atas permukaan tanah;

Page 7: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 7/11

dilakukan pekerjaan dengan tekanan udara atau suhu di bawah atau di atas normal

(ekstrem); dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,

terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;dilakukan

pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang dan ruang tertutup; dilakukan pembuangan

atau pemusnahan sampah atau limbah; dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan,

dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak dan air.

3.  Tempat kerja yang wajib APD III 

Dilakukan pekerjaan di dekat atau di atas air. Penggunaan alat pelindung diri

merupakan cara terakhir pengendalian bahaya setelah bentuk pengendalian teknis dan

administratif telah dilakukan. Penggunaan alat pelindung diri disesuaikan dengan

potensi bahaya dan jenis pekerjaan.Berdasarkan identifikasi potensi bahaya, pengusaha

atau pengurus menetapkan tempat kerja wajib menggunakan alat pelindung diri.

4.  Kewajiban Pengusaha serta Kewajiban dan Hak Pekerja 

4.1 Pengadaan Alat Pelindung Diri 

Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain

yang memasuki tempat kerja. dengan ketentuan :

1. Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan.

2. Alat pelindung diri yang ada telah kadaluarsa.

3. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena dipakai

bekerja.

 Ada penetapan dan diwajibkan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau

 Ahli Keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Pemilihan alat pelindung diri

wajib melibatkan wakil pekerja/buruh. Pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri

dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya dan jumlah

pekerja/buruh.

Begitu juga pekerja wajib untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang

diwajibkan. Wajib merawat dan menjaga alat-alat perlindungan diri yang diberikan ,

Page 8: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 8/11

berhak meminta kepada pengurus atau pengusaha alat perlindungan diri yang

diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan. berhak menyatakan keberatan kerja atau

mogok kerja bila:

1. Tidak tersedia alat pelindung diri yang memadai.

2. Meragukan kehandalan alat pelindung diri yang disediakan oleh pengurus atau

pengusaha.

3. Dilarang menperjualbelikan alat pelindung diri yang disediakan.

Dilarang mengganti alat pelindung diri yang disediakan pengurus atau pengusaha untuk

keperluan bekerja dengan jenis lain yang mutu dan kualitasnya tidak setara.

4.2 Pembinaan 

Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru

tentang alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan melalui program

pembinaan alat pelindung diri.dilaksanakan dengan cara :

1. Pembinaan bagi tenaga kerja baru atau yang baru ditempatkan;

2. Pembinaan dan latihan berkala setiap tahun;

Pengurus atau pengusaha wajib memiliki dokumentasi program pembinaan alat

pelindung diri.

4.3  Perawatan 

 Alat pelindung diri yang telah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh dipakai

tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri sudah dibersihkan. Alat pelindung diriyang terkontaminasi oleh debu atau serat dan bahan kimia berbahaya dilarang untuk

dibawa pulang.Pengurus harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat

pelindung diri.Penggantian salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung

diri harus diketahui oleh Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri atau Ahli

Page 9: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 9/11

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.Perusahaan harus memiliki

dokumentasi perawatan alat pelindung diri.

4.4 Pembuangan dan pemusnahan 

 Alat pelindung diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik

harus dibuang. Alat pelindung diri yang habis masa pakainya ( kadaluarsa) dan

mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan sesuai dengan

persyaratan teknis yang berlaku. Pembuangan dan pemusnahan alat pelindung diri yang

mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara

pemusnahan.

4.5 Tindakan Disiplin 

Pengusaha atau pengurus dapat menjatuhkan tindakan disiplin kepada

pekerja/buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti program

penggunaan alat pelindung diri.Sanksi terhadap pelanggaran disiplin sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau

Perjanjian Kerja Bersama.

4.6  Penunjukan Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri 

Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri mempunyai kewajiban:

1. Melakukan identifikasi kebutuhan dan syarat alat pelindung diri.

2. Melakukan pemilihan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis bahaya dan

kebutuhan/ kenyamanan pekerja/ buruh.

3. Menyusun program pelatihan alat pelindung diri.

4. Melakukan penatalaksanaan perawatan dan penyimpanan alat pelindung diri.

5. Melakukan inspeksi alat pelindung diri di tempat kerja;

6. Melakukan penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;

Page 10: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 10/11

7. Melakukan evaluasi efektifitas penggunaan alat pelindung diri;

8. Membuat laporan tatalaksana Alat Pelindung Diri.

III. PENUTUP 

A.  Kesimpulan 

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sangat diperlukan di dalam dunia kerja

untuk melindungi para pekerja terhadap kemungkinan potensi resiko kecelakaan yang

bisa terjadi. Untuk itu pemerintah menetapakan peraturan-peraturan yang berkaitan

tentang penggunaan dan penerapan APD di dunia kerja.

Jenis-jenis APD bermacam-macam disesuaikan dengan fungsinya untuk

melindungi objek yang dirasa perlu untuk dilindungi.

Pembuatan APD harus sesuai dengan acuan Standard Nasional Indonesia (SNI)

atau standard internasional. Kelayakan penggunaan APD ditentukan oleh hasil

pengujian kelayakan oleh lembaga terakreditasi yang selanjutnya jika telah terpenuhi

akan diberikan sertifikat kelayakan dan nomor pendaftaran.

Tempat kerja yang wajib memakai APD dibagi menjadi tiga yakni tempat kerja

yang resiko bahayanya disebabkan faktor kimia dan fisika, tempat kerja pengolahan dan

pertambangan mineral serta logam, dan terakhir adalah tempat kerja yang berlokasi

dekat air atau di air.

Kewjiban pengusaha sebagai pelaksana industri adalah mengadakan APD bagi

pekerjanya, memastikan penerapan di lapangan bisa dalam bentuk

perawatan,pemberian APD yang baru bagi pekerja, pemusnahan APD yang sudah tidak

layak pakai,pembinaan terhadap pekerja, dan penunjukan petugas penatalaksana alat

pelindung diri.

B.  SARAN 

Penerapan Alat Pelindung Diri harus lebih dioptimalkan sebagai bagian dari sistem

kesehatan dan keselamatan kerja. Pemerintah perlu membuat undang-undang yang

lebih tegas di dalam mengatur sangsi-sangsi terhadap pelanggar undang-undang

Page 11: MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

7/21/2019 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN

http://slidepdf.com/reader/full/menjunjung-tinggi-keselamatan 11/11

tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu kesadaran dari para pekerja

tentang kesehatan dan keselamatan kerja juga harus lebih ditingkatkan. Karena pada

umumnya kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi di dunia industri adalah akibat

faktor kelalaian pekerja itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA 

Safety.do.tim.2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri, (Online

(http://www.safetydo.com/2010/12/dasar-hukum-alat-pelindung-diri.html) , diakses

20 September 2011. 

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri . Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia.