Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif

17
Ahmad Madu KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PUBLIC SPEAKING

Transcript of Menjadi Public Speaker Handal dari Komunikasi Efektif

Ahmad Madu

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PUBLIC SPEAKING

Profesor Albert Mehrabian dari UCLA, salah seorang ahli terke-muka dalam komunikasi peroran-gan, melakukan suatu penelitian pent ing tentang hubungan -hubungan antara tiga unsur yang menyatu di dalam komunikasi tiap

kali kita berbicara. Ketiga unsur itu adalah vocal, verbal dan visual. Un-sur verbal adalah pesan itu sendiri (kata-kata yang di ucapkan). Unsur vokal adalah suara Anda (intonasi, volume suara dan artikulasi dari membawakan kata-kata itu). Dan

1

unsur visual adalah apa yang dilihat orang (pada dasarnya apa yang mereka lihat dari wajah dan badan kita). Anda yang sudah mengikuti pelatihan public speaking dimana pun, pasti sudah tidak asing lagi saat trainer nya berkata mengenai porsi 7% untuk verbal, 38% untuk vocal dan 55% untuk visual atau bahasa tubuh . Nah, mungkin di-antara Anda ada yang mengganjal dari hasil survey tersebut. Anda pun mulai ber-tanya, “apakah survey tersebut d i p e r u n t u k a n khusus untuk ber-bicara di depan umum dengan powerful? Oleh karena itu, mari ungkap misteri tentang fakta aturan tersebut.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian, seorang professor emeritus dalam bidang psikologi di UCLA di jelaskan bahwa 7% pengaruh yang ditanamkan se-seorang muncul dari perkataan. Adapun 38% berasal dari kualitas nada suara saat mengucapkan kata. Sementara itu, 55% berasal

dari bahasa tubuh saat mengucap-kan kata-kata tersebut. Hm.. meskipun semula percaya, saya merasa ada kejanggalan pada aturan tersebut. Saya terus berpikir dan terus bertanya, bagai-mana mungkin perkataan hanya berpangaruh sebesar 7%? Pada-

hal kata-kata adalah salu-ran utama da-lam menyam-paikan pesan. Karena kega-lauan saya t e r s e b u t , saya terus menggali dan mencari infor-masi tentang sebuah “mis-

teri” aturan tersebut. Hasilnya, saya menemukan sebuah ulasan yang ditulis Jugith E. Pearson, Ph.D. tentang fakta aturan 7%, 38% dan 55%. Dalam tulisan ter-sebut dijelaskan bahwa Albert Me-hrabian tidak bermaksud hasil pe-nelitiannya diterapkan pada per-cakapan normal (berbicara di de-pan umum). Ia hanya ingin mem-bantu pembaca mengatasi pesan kongruen mengenai menyukai dan tidak menyukai.

2

Lebih lanjut, Judith E. Pearson men-jelaskan bahwa dalam berbicara di depan umum, kata-kata, nada suara dan bahasa tubuh meru-pakan cara berhubungan satu sama lain tentang pemahaman diri, pengalaman serta perasaan. Jadi, Anda harus menempatkan pe-nekanan yang sama pada ketiga bentuk komuni-kasi tersebut. Dari penjelasan Judith E. Pear-son tersebut, da-pat diambil ke-simpulan bahwa berbicara di de-pan umum yang efektif harus meli-batkan ket iga komponen terse-but secara seim-bang. Jadi, Anda harus selalu memikirkan pengaruh yang ingin ditanamkan pada diri audiens. Anda harus cermat meng-gunakan pilihan kata serta menco-cokkan nada atau intonasi suara dengan sesuatu yang disampaikan. Kemudian, Anda harus men-gekspresikan kata-kata melalui ba-hasa tubuh, seperti ekspresi wajah, gerakan tangan, tatapan mata, maupun postur tubuh.

Dalam berbicara di depan umum, bahasa tubuh bukanlah pengganti komunikasi verbal. Keduanya meru-pakan satu kesatuan yang tidak da-pat dipisahkan. Pada umumnya, be-berapa pembicara datang dengan sebuah keyakinan bahwa audiens hanya ingin mendengarkan pesan yang akan disampaikannya. Nah,

patut dipahami bahwa audiens datang bukan hanya hendak melihat dan men-d e n g a r A n d a berbicara, tetapi m e r e k a j u g a ingin melihat pe-nampilan yang penuh gairah, se-mangat, serta memukau. Hal ini dapat terwu-

j u d j i k a A n d a mampu memadukan bahasa ver-bal, non verbal serta media yang digunakan. Kesuksesan Anda dalam menampil-kan sesuatu yang luar biasa pada saat berbicara di depan umum san-gatlah dipengaruhi oleh bahasa tu-buh. Namun bahasa tubuh ini tidak boleh dibuat-buat. Dengan menggu-nakan bahasa tubuh secara natu-

3

ral, audiens akan melihat Anda se-bagai pembicara yang melakukan public speaking dengan penuh ketu-lusan. Dalam hal ini, jadilah diri sen-diri. Anda tidak perlu meniru gaya atau bahasa tubuh orang lain. Se-orang pembicara yang baik akan selalu menunjukkan sikap dan ke-mampuan menyesuaikan bahasa tubuh pada setiap situasi dan ke-sempatan yang berbeda. Jadi, jika Anda sudah pernah men-gikuti kelas public speaking dan me-lihat aturan tentang bobot verbal hanya 7%, vokal 38% dan bahasa tubuh 55% untuk dijadikan sebagai pedoman saat berbicara di depan umum, Saya yakin hari ini Anda akan keluar dari aturan tersebut dan melakukan suatu perubahan yang luar biasa untuk kemajuan Anda sebagai pembicara, yaitu den-gan memadukan kata-kata, nada suara dan bahasa tubuh secara te-pat dan natural tanpa memikirkan “bobot” mana yang paling besar atau kecil.

*UNSUR VERBALUnsur verbal merupakan saluran utama dari komunikasi. Jika salu-ran ini tidak maksimal maka sebaik apapun bahasa tubuh atau suara Anda, audiens akan sulit menerima pesan yang Anda sampaikan.Dalam banyak seminar atau train-ing, masih banyak para pembicara yang kurang memperhatikan ba-hasa verbal. Padahal, tidak jarang sebagian dari mereka mempunyai jam terbang tinggi loh sebagai pem-bicara. Nah, melihat fenomena ini sebenarnya bukan karena mereka tidak menggunakan bahasa verbal dengan baik, akan tetapi mereka jarang berlatih lagi mengenai komu-nikasi efektif sejak menjadi pembi-cara. Padahal public speaking itu merupakan bentuk dari komunikasi bukan?

4

Agar Anda tidak masuk pada golon-gan mereka, mari kita kupas tun-tas apa saja cara untuk membuat Anda optimal menyampaikan pe-san verbal yang efektif, mempenga-ruhi, meyakinkan audiens dan menarik tentunya. Pertama, Penggunaan Bahasa

Hal pertama yang benar-benar ha-rus Anda perhatikan adalah peng-gunaan bahasa. Jika Anda tidak mempergunakan dengan baik, jan-gan harap audiens bisa menyimak Anda dengan baik. Percuma Anda menonjolkan sisi intelektual dengan memperkaya istilah misalnya, na-mun audiens tidak mampu mema-haminya. Hal pertama yang akan membuat audiens terhubung den-gan Anda adalah saat Anda bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh mereka. Oleh karena itu saat Anda akan melakukan pub-lic speaking, sudah seharusnya mengantongi profil audiens Anda.

Kedua, Penggunaan Kalimat

Di hal yang kedua ini banyak para pembicara yang tidak sadar diri. Maksud saya adalah biasanya jika seseorang yang hobi berbicara di depan, saat diberi microphone su-

dah deh..bisa lupa waktu. Semua ingin disampaikan, padahal yang dia sampaikan pun berulang bah-kan ada yang tidak nyambung. Saat menjadi pembicara, perlu Anda per-hatikan mengenai penggunaan kali-mat. Apapun yang Anda sampai-kan harus efisien. Apabila dengan sepuluh kata Audiens dapat mema-hami maksud Anda, tidak perlu Anda berbicara dengan menghabis-kan 100 kata atau lebih. Saran saya, hal yang kedua ini harus se-lalu ditanamkan pada diri Anda. Se-hingga Anda tidak mudah terjebak pada penggunaan kalimat yang ti-dak efesien.

Ketiga, Kecepatan Berbicara

Ada panduan untuk mengetahui ke-cepatan berbicara apakah ter-masuk golongan cepat, lambat atau normal. Namun menurut saya, perlu dipahami juga bahwa pada konteks berbicara di depan umum, suatu standar berbicara normal tidak selalu berlaku. Sebab, public speaking bersifat unik. Seba-gai pembicara yang cerdas, seha-rusnya Anda selalu memperhati-kan variasi tempo. Anda harus mengerti pada kalimat mana ha-rus berbicara cepat. Di sisi lain, Anda juga perlu memahami bagian

5

di mana harus berbicara lambat atau dalam kecepatan normal. Nah..sebagai contoh, Anda bisa berada di tempo berbicara cepat saat menunjukkan kegembiraan. Dampaknya bagi audiens adalah mereka akan semangat memberi-kan respon dengan antusias berte-puk tangan. Adapun berbicara da-lam tempo lambat, bisa Anda laku-kan untuk menegaskan sesuatu dan menunjukkan kesedihan.

Demikianlah beberapa hal yang penting yang Anda bisa laku-kan dalam unsur verbal saat berbi-

cara di depan umum. Tentu saja ti-dak bisa memberikan dampak posi-tif jika Anda jarang lakukan latihan. Percayalah, jika hal ini dapat dimak-simalkan maka Anda akan mampu

berbicara di depan umum dengan elegan.

*UNSUR VOKALKritikus drama The London Times suatu kali menyatakan bahwa sepersepuluh acting adalah karya suara. Menyampaikan pesan den-gan suara rendah, bisa juga dika-takan sebagai pidato publik. Suara yang berkarisma dan digunakan se-cara tepat merupakan faktor fisik persuasi dan kekuatan terbesar.

Tidak perlu berbicara dengan suara keras agar terdengar dari kejauhan. Berbicara dengan benar, itulah yang penting. Jika Anda memproduksi suara dengan benar, suara Anda tidak akan begitu sulit terdengar. Tentu saja, cara terbaik adalah menyampaikan isi materi Anda kepada audiens terjauh Anda. Jika mereka bisa menden-garkan suara Anda, para penden-gar yang lebih dekat pun tidak akan kesulitan mendengarkan Anda.

*ToneSeorang pembicara yang percaya diri dan tenang dapat dilihat dari nada suaranya. Monoton nada, bi-asanya terjadi pada pembicara yang membaca suatu teks. Mereka hanya sekedar membaca dan tidak

6

mengaitkan antara ucapan dengan “hati”. Karena jika tidak dengan hati audiens akan merasa jenuh, mulai kehilangan perhatian, bahkan terti-dur. So, ini pentingnya control suara. Jika Anda ingin menekankan suatu poin, berbicaralah dengan nada keras dan sedikit tinggi. Ketika Anda sharing tentang sesu-atu yang sensitive dan emosional, turunkan dan berikan nada yang lembut untuk menyentuh sisi emosi audiens.

Latihan : Baca kalimat dibawah ini! Gu-nakan nada rendah“Bukankah Anda diciptakan tidak untuk menjadi seseorang yang biasa-biasa saja?”Gunakan nada menengah!“Bukankah Anda diciptakan tidak untuk menjadi seseorang yang biasa-biasa saja?”Gunakan nada tinggi!“Bukankah Anda diciptakan tidak untuk menjadi seseorang yang biasa-biasa saja?”

Rasakan power dari ketiga cara menggunakan nada tersebut. Gu-nakan hati Anda sebagai pen-dorongnya.

*VolumeSalah satu hal yang mem-buat suara A n d a terasa be-gitu power-

ful adalah vol-ume. Bila topik

s u- dah bagus, dan Anda sudah percaya diri, namun saat berbicara didepan umum suara Anda tidak terdengar oleh audiens, hal ini menandakan kegi-atan public speaking Anda belum sepenuhnya memiliki power.

Mengontrol volume suara dalam public speaking memang situa-sional. Dalam artian seberapa luas daerah yang harus dijangkau oleh pembicara. Kata kuncinya adalah semua audiens mendengar apa yang disampaikan terdengar jelas. Variasi volume suara sangat efektif untuk menekankan poin yang dramatis, mengekspresikan emosi yang mendalam, membangun ketegangan dan membuat orang kembali fokus.

Latihan :Baca kalimat dibawah ini dengan suara pelan, sedang dan keras. Rasakan dan biarkan diri Anda

7

mengenali seberapa volume yang tepat yang bisa Anda gunakan un-tuk berbicara didepan umum.

“Selama kita masih mau bangkit dari kegagalan, percayalah kesem-patan untuk menjadi sukses ma-sih terbuka lebar.”

*Kecepatan Berbicara Speech pace atau tempo meru-pakan aturan cepat lambat saat berbicara. Menurut penelitian Smith dan Shaffer, seorang psik-ologi, pada tahun 1991 menyimpul-kan bahwa pembicara yang cepat lebih dapat membujuk daripada pembicara yang lambat. Loh ke-napa ya? Hmm.. jika Anda pernah menghadiri seminar An-thony Robbins atau menon-ton videonya, Anda akan menjumpai kecepatan ber-bicara beliau. Hal ini meru-pakan salah satu rahasia beliau mempengaruhi dan mengubah perilaku dan piki-ran pada audiensnya.

Nah.. tapi menurut saya, tempo pun membutuhkan jeda un-tuk menyampaikan suatu pesan, Anda tidak harus sering berbicara cepat. Biarkan audiens menyerap informasi yang Anda sampaikan.

Walaupun pelan (tidak cepat), beri-kan energy pada kata-kata yang disampaikan. Coba Anda perhati-kan Mario Teguh, berbicaranya ti-dak terlalu cepat, namun mantap dan memberikan power pada kata-kata yang diucapkannya.

Kemampuan mengontrol kece-patan berbicara memang perlu di-latih. Para ahli komunikasi menga-takan, rata-rata tempo yang tepat adalah sekitar 1000 kata per tujuh menit. Dengan kata lain, sekitar 140 sampai 150 kata per menit.

Hmm.. namun pengalaman saya memberikan seminar dan training, walaupun kita sudah berlatih untuk

menentukan berapa kata yang harus diucapkan per menitnya, tetap saja yang menjadi fokus ada-lah ke je lasan kata -katanya. Kejalasan kata-kata atau artikulasi san-gatlah perlu diperhati-kan. Untuk menilai jelas atau tidaknya, sesekali bertanyalah kepada audi-

ens tentang kejelasan kata dan suara Anda. Karena cara itu paling ampuh untuk membuat Anda sa-dar, sudah sejauh mana kata-kata

8

dan suara Anda dinikmati oleh audi-ens.

*Kejelasan KataApapun yang Anda sampaikan ha-rus jelas. Pastikan ejaan benar se-hingga dapat didengarkan dengan baik oleh audiens. Anda harus da-pat menggunakan bahasa Indone-sia yang baik dan benar. Jika Anda menggunakan bahasa asing, pasti-kan juga pronunciation Anda be-nar.

Mungkin Anda pernah mendengar istilah filler words, dalam hal ini adalah mengucapkan kata-kata yang tidak memiliki arti seperti ehm, hmm…eee… eh, ya, dan seba-gainya. Hal ini menjadi sangat mengganggu apabila sering diucap-kan. Baru satu kalimat saja diucap-kan sudah muncul “eh..” kemudian mengawali kalimat baru, bi-lang “eh..” lagi. Nah, hati-hati bisa jadi audiens akan men-ganggap Anda tidak menguasai materi. Daripada Anda menga-takan kata yang tidak ada mak-sudnya atau bergumam, sebai-knya Anda lakukan jeda. Dengan jeda membuat Anda ada kesem-patan untuk berpikir. Hanya saja, ingat jedanya janga lama-lama. Ka-

lau lama, tandanya Anda NGE-BLANK!

*UNSUR VISUALUnsur visual yang kita sebut ba-hasa nonverbal atau body lan-guage, sama pentingnya dengan apa yang Anda katakan. Sebab, setiap kata atau kalimat Anda akan menjadi lebih bermakna apabila didukung dengan bahasa tubuh yang senada.

*Bahasa Tubuh? Penting!Ada tiga alasan sederhana yang mendasari perlunya mengoptimal-kan bahasa tubuh. Ketiga alasan ini akan menjadikan Anda benar-benar me- mahami bahwa

b a- h a s a t u b u h adalah salah satu senjata ampuh untuk

membawa Anda suk-ses dalam k e g i a t a n p u b l i c

speaking.

Pertama, Menunjukkan rasa per-caya diri

Patut dipahami bahwa Anda dinilai sejak pertama kali berdiri di depan

9

audiens. Adapun hal yang pertama kali dinilai ialah bahasa tubuh. Jika Anda ingin menjadi pembicara han-dal, sudah dapat dipastikan, Anda harus menunjukkan bahasa tubuh yang positif kepada audiens. Agar audiens melihat bahwa Anda ada-lah orang yang penuh percaya diri dan memiliki kredibilitas.

Kedua, Mengungkapkan Sesuatu yang Anda Rasakan

Jika Anda pernah menonton per-tunjukan pantonim, pasti Anda akan mengetahui bahwa bahasa tu-buh dapat mengungkapkan semua jenis perasaan tanpa harus berkata-kata. Hal tersebut jelas menjadi sebuah pelajaran ber-harga bagi Anda sebagai pembi-cara. Pembicara yang handal ada-lah mereka yang dapat menunjuk-kan emosi atau perasaan saat menyampaikan materi. Tentunya perasaan dengan apa yang dika-takan haruslah sama. Dan itu da-lam situasi apapun. Sebagai con-toh, jika Anda sedang menghadapi masalah besar namun karena saat itu dituntut untuk memberikan in-spirasi dan kegembiraan kepada audiens, maka Anda harus dapat bermain peran. Anda harus mampu menunjukkan inspirasi dan

kegembiraan dengan bahasa tu-buh. Sebab, jika gagal hal ini bisa dengan cepat membuat audiens menganggap bahwa Anda tidak natural.

Ketiga, Memperkuat Materi yang Anda Sampaikan

Tak peduli seberapa matang nya konten materi Anda atau sepent-ing apapun informasi, jika tidak didukung dengan bahasa tubuh yang tepat maka kegiatan public speaking Anda tidak akan cukup kuat untuk meyakinkan audiens. Saat Anda memperhatikan pembi-cara hebat, pasti Anda akan meli-hat mereka begitu piawai menggu-nakan bahasa tubuh untuk mendu-kung setiap pernyataan. Mereka pandai menggunakan kontak mata, ekspresi wajah, serta gerakan tan-gan sehingga apapun yang disam-paikan sangat powerful serta menggugah perasaan. Anda juga harus mampu seperti mereka, yakni terampil menggunakan ba-hasa tubuh untuk memperkuat ga-gasan. Gunakan kontak mata, ekspresi wajah serta gagasan tan-gan. Percayalah, hal ini dapat Anda lakukan dengan baik maka setiap pesan akan lebih mudah diterima dan diyakini oleh audiens.

10

*Optimalkan Bahasa Tubuh!Pembahasan mengenai bahasa tu-buh berarti berbicara tentang enam elemen penting dari tubuh Anda. Keenam elemen tersebut adalah kontak mata, ekspresi wa-jah, gerakan tangan, postur, berja-lan, serta penampilan. So,agar le-bih jelas, mari kita bahas lebih lan-jut.

P e r t a m a , K o n t a k MataE l e m e n p e r-tama dari ba-hasa tubuh ada-lah kontak mata. Elemen ini dapat di-jadikan salah satu cara untuk ter-hubung dengan audiens. Bahkan Anda bisa lakukan sejak mulai ber-diri di hadapan mereka. Kontak mata bisa sangat dahsyat dam-paknya untuk menunjang kesuk-sesan penampilan Anda. Hal itu disebabkan, kontak mata dapat menunjukkan kadar kepedulian Anda terhadap audiens, perasaan, dan tingkat keberhasilan dalam ke-giatan public speaking. Ketidak-mampuan melakukan kontak mata dengan baik bisa menyebabkan

Anda gagal mendapatkan perha-tian dan simpati audiens loh.Nah, agar Anda terhindar dari ke-salahan ini, maka harus dibekali dengan teknik mengoptimalkan kon-tak mata dengan baik.

Satu, Memandang Audiens Sebe-lum Mulai Berbicara

Ketika nama Anda dipanggil oleh moderator untuk maju ke panggung, maka saat itulah Anda perlu mulai membangun kon-tak dengan audiens. Sebe-

lum menyampaikan kalimat pertama, pandanglah audi-

ens Anda dengan tatapan ra-mah sambil tersenyum. Hal ini

mendandakan bahwa Anda peduli dengan mereka.

Dua, Menjaga Mata Untuk Tidak Sering Melihat Layar

Jika Anda presentasi menggu-nakan powerpoint, hindari terlalu sering melihat ke layar. Sebab, hal itu dapat membuat Anda kehilan-gan interaksi dengan audiens. Nah, untuk mencegahnya Anda harus memahami materi presentasi se-maksimal mungkin.

11

Tiga, Menjaga Kontak Mata den-gan Audiens

Memandang audiens selama be-berapa detik termasuk salah satu saran yang baik. Hal itu akan mem-buat audiens merasa bahwa Anda berbicara secara personal dengan diri mereka. Na-mun dalam hal ini, Anda tidak harus memandang se-mua audiens, cu-kup beberapa saja. Karena hal terse-but sudah menujuk-kan bahwa Anda pedul i terhadap audiens.

Empat, Mengekspresikan Pesan dengan Mata

Jika Anda ingin menyentuh audiens melalui cerita, gunakan kontak mata untuk mengekspresikannya. Jika Anda menyampaikan sesuatu yang mengharukan, buat mata Anda berkaca-kaca. Adapun saat hendak menyampaikan sesuatu yang menggembirakan, buatlah mata Anda tampak berbinar untuk menunjukkan kegembiraan terse-but.

Lima, Jangan Cepat Memindah-kan Pandangan

Jangan terlalu cepat memindah-kan pandangan. Ingat, audiens membutuhkan perhatian secara personal. Untuk itu, Anda harus memindahkan pandangan pada

saat yang tepat. Jika tengah me-l i h a t k e s a m p i n g k a n a n , maka sele-s a i k a n du lu ka l i-mat Anda s e b e l u m

berpindah ke sisi yang lain. Tapi, jika memang perpindahan itu ha-rus dilakukan sambil berbicara, upayakan hal itu dilakukan secara perlahan.

Enam, Konsisten Melakukan Kon-tak Mata dengan Audiens

Berapa pun jumlah audiens yang hadir dalam kegiatan public speak-ing Anda, mereka semua ingin di perhatikan secara personal. Jika ada diantara audiens Anda mena-tap Anda dengan sinis, Ingat… jan-gan sampai Anda tidak ingin me-

12

mandangnya kembali. Itu hanya soal kecil, karena Anda belum bisa memenuhi kebutuhan emosinalnya. Demikianlah beberapa tips seputar cara menggunakan kontak mata secara tepat. Lakukan kontak mata secara optimal untuk mendapat-kan perhatian audiens.

Kedua, EkspresiSeorang pembicara yang baik pasti menyadari bahwa ekspresi wajah termasuk salah satu bagian pent-ing dari komunikasi efektif. Bahkan ekspresi wajah sering menjadi pe-nentu makna dibalik pesan. Hal itu disebabkan pada saat public speak-ing, wajah Anda dapat dengan mu-dah menunjukkan perasaan saat itu juga.Berkaitan dengan ekspresi wajah, ada hal penting yang harus Anda perhatikan. Hal tersebut adalah da-pat menujukkan secara tepat ekspresi saat gembira, sedih, ber-semangat, terkejut, marah, takut,

serius dan penuh perhatian. Tentu saja tidak mudah untuk menampil-kan beragam ekspresi seperti itu dalam kegiatan public speaking. Se-bab, setiap ekspresi harus natural dan sesuai dengan sesuatu yang disampaikan.

Masih soal ekspresi, memang perlu latihan. Hal itu penting dilaku-kan untuk menjadikan ekspresi wa-jah tampak alami serta sesuai den-gan topic yang disampaikan. Lati-han sederhana yang dapat Anda lakukan adalah dengan berlatih di depan cermin. Cara ini mungkin su-dah jadul sekali dilakukan. Tapi, wa-laupun jadul benar-benar bisa memberikan dampak yang luar bi-asa bagi Anda. Cobalah berlatih membuat ekspresi berdasarkan materi yang akan dibawakan. Laku-kan latihan tersebut secara beru-lang sampai Anda mampu me-nampilkan ekspresi natural. Salah satu hal yang tidak kalah penting dari ekspresi adalah senyuman. So, Anda juga harus menampilkan senyum yang bersahabat kepada audiens. Dalam hal ini, dunia Inter-nasional pun mengakui bentuk komunikasi nonverbal yang tidak da-pat ditolak adalah senyum.

13

Ketiga, GesturGerakan atau gestur yang berbeda memiliki makna yang berbeda. Pada saat Anda berbicara didepan umum, tanpa disadari pembicara melakukan beberapa gerakan yang tidak mendukung. Misalnya, tangan terus memegang spidol besar, me-lipat lengan baju, menggaruk-garuk kepala, menyembunyikan tangan ke dalam kantong celana, bahkan ada yang terus merapikan rambutnya.Sebagai pembicara, sebaiknya Anda harus berlatih tenang dan terbuka. Belajar bahasa tubuh merupakan aktivitas fisik, jadi Anda tidak dapat mempelajarinya hanya dengan membaca buku. Gunakan cermin untuk mempelajari gerakan tangan yang tepat. Atau setiap Anda tampil, rekamlah. Kemudian Anda bisa mengevaluasi diri Anda sendiri.

Beberapa tips jitu untuk menggu-nakan gestur yang tepat :Satu, Gunakan hitungan jari-jari untuk menguraikan atau untuk transisi dari poin satu ke pin berikutnya.

Dua, Untuk menekankan terha-dap suatu poin, Anda dapat meletakan jari telunjuk dengan Ibu jari seperti gerakan menu-

lis. Berikan penekanan seolah-olah Anda membuat satu titik di udara dengan posisi tersebut.

Tiga, Pada posisi tegak berdiri, biar-kan tangan Anda menggantung rileks. Beberapa orang menga-takan bahwa posisi tegak berdiri yang baik adalah kedua tangan saling berpegangan seperti yang dilakukan para presenter televisi.

Empat, Untuk memegang pointer atau mikropon, gunakan tangan ka-nan atau tangan kiri. Tergantung kenyamanan Anda. Jika tangan ka-nan memegang micropon, biarkan tangan kiri bebas berekspresi. Cara ini juga dapat digunakan un-tuk menguatkan gesture Anda.Lima, Nah, sebenarnya tidak ada aturan baku untuk gesture. Hehee, karena kenyamanan orang berbi-cara di depan itu berbeda. So, pilih yang menurut Anda nyaman. Ingat, saat Anda mengeluarkan gerakan

tangan pas t i kan mempunyai tujuan.

Keempat, Pos-turPostur yang baik memberikan kesan otoritas dan keper-cayaan diri. Hal ini

14

akan dinilai sejak Anda mulai berdiri pertama kali di hadapan audiens. Patut dis-adari bahwa postur sangat mudah dinilai oleh audiens. Jika postur Anda kaku dan tegang maka dapat dengan muudah terlihat Anda tidak siap.Untuk mengoptimalkan postur, pastikan Anda berada dalam posisi relaks, tegak dan tidak membungkuk saat berbicara. Dalam kondisi state, biarkan be-rat tubuh Anda di topang oleh kedua kaki. Jangan hanya diangkat dan jatuh pada satu kaki saja. Jarak ideal antara kedua kaki sekitar satu jengkal. Akan le-bih baik bila tidak terlalu sering berpindah-pindah tempat. Tidak baik juga bila terlalu lama berada pada satu titik tertentu.

BerjalanKoreografi yang tepat mampu memberikan dampak yang luar biasa saat berbi-cara didepan umum. Pilihlah titik pada jarak yang tepat dengan audiens. Bias-anya, titik yang paling bagus adalah di tengah depan dan kanan atau kiri jika Anda menggunakan slide presentasi di tengah panggung. Intinya, audiens da-pat melihat dan mendengar Anda dengan jelas.

Ingat, hindari posisi membelakangi audiens terlalu sering. Bergeserlah dengan bergerak menyamping, baik saat membaca slide presentasi atau ketika berg-erak. Ketika berinteraksi dengan audiens, Anda dapat bergerak mendekati mereka beberapa langkah. Kemudian kembali lagi ke posisi semula atau ke po-sisi yang lain. Gerakan dari posisi satu ke posisi yang lain juga dapat digunakan untuk transisi dari poin satu ke poin berikutnya. Dan ingat, jangan bergerak jika tidak ada tujuannya.

Demikianlah pembahasan mengenai unsur komunikasi efektif saat berbi-cara didepan umum. So, kekuatan public speaking tidak hanya terletak pada satu hal yang disampaikan, tetapi juga ditentukan perpaduan antara pesan ver-bal, dukungan vokal dan bahasa tubuh yang Anda gunakan. Ketiganya harus mendapatkan porsi yang seimbang untuk menghasilkan penampilan yang efek-tif dan meyakinkan.

15

“Jadilah pembicara yang pandai bermain peran untuk membuat audiens tidak mudah bosan, Padukan unsur vokal, verbal dan visual maka Anda akan terbe-bas dari kutukan pembicara yang membosankan!”

Created by :

Ahmad Madu

16