Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

49
BAB 7 6 Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengembangan Secara Internal Yang dimaksud dengan pengembangan secara internal adalah pengembangan yang dilakukan oleh UMKM sendiri dengan cara membenahi kelemahan-kelemahan internal, dan menyesuaikan program kerja yang telah dibuat dengan kondisi yang ada serta meningkatkan usaha dengan menambah modal. 1. Pembenahan Kelemahan-Kelemahan Internal BAB 21 BAB 3

description

Buku ini menjelaskan bagaimana caranya menjadi Entrepreneur Sejati! Dikarang oleh FX Pradjoko Susanto.

Transcript of Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Page 1: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

BAB 7

6Strategi

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah

Pengembangan Secara Internal

Yang dimaksud dengan pengembangan secara internal

adalah pengembangan yang dilakukan oleh UMKM

sendiri dengan cara membenahi kelemahan-kelemahan

internal, dan menyesuaikan program kerja yang telah

dibuat dengan kondisi yang ada serta meningkatkan

usaha dengan menambah modal.

1. Pembenahan Kelemahan-Kelemahan Internal

BAB 21BAB 3

Page 2: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Pada bab-bab di muka telah diuraikan mengenai

kelemahan-kelemahan internal yang dihadapi oleh

UMKM dan usaha untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan tersebut. Pada bab ini kelemahan-kelemahan

dan cara mengatasi tersebut diuraikan kembali sebagai

suatu resume. Yang dibahas adalah kelemahan di

bidang Sumber Daya Manusia, Manajemen, Permodalan,

dan Pengelolaan Keuangan, serta Pemasaran.

Sumber Daya Manusia

Kelemahan Sumber Daya Manusia pada usaha mikro dan

kecil terletak pada kualitas SDM yang kurang memadai.

Kita lihat para pengusahanya, kebanyakan dari mereka

adalah pemilik perusahaan yang memperoleh warisan

dari orang tuanya. Cara mengelola usahanya sebagian

besar masih dilakukan secara tradisional. Sedang

pegawai-pegawai yang dipekerjakan rata-rata

berkualitas rendah, berpendidikan Sekolah Dasar,

Sekolah Lanjutan Pertama, dan beberapa yang

berpendidikan Sekolah Lanjutan Atas. Cara rekrutmen

dan pemilihan pegawai dilakukan secara sederhana,

bahkan ada di antaranya yang sengaja memilih pegawai

dengan pendidikan rendah karena biaya gaji yang

dibayarkan juga bisa rendah. Hal yang demikian pasti

akan menghasilkan SDM yang berkualitas rendah,

akibatnya produktivitasnya juga akan rendah. Sedang

BAB 5BAB 6

Page 3: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

pada usaha menengah SDM yang dipekerjakan sudah

memadai, ada di antaranya yang berpendidikan

perguruan tinggi.

Pada Bab 3 disarankan untuk memilih pimpinan usaha

yang handal yang mempunyai ciri-ciri tertentu agar

dapat mengemudikan usahanya dengan baik. Demikian

juga dalam memilih pegawai hendaklah dipilih pegawai-

pegawai yang potensial, yang dapat dikembangkan.

Pegawai yang demikian harus dipilih secara selektif dan

ditempatkan pada posisi atau jabatan yang tepat.

Dengan sistem imbalan yang baik dan dengan program

pengembangan yang efektif maka pegawai yang

bersangkutan tidak hanya akan setia melainkan juga

akan termotivasi untuk bekerja dengan keras. Sedang

pada usaha menengah hendaknya ditempatkan

pimpinan-pimpinan yang profesional agar usahanya

dapat semakin berkembang.

Manajemen

Kelemahan manajemen pada usaha mikro dan kecil

terutama masih menggunakan cara-cara yang

tradisional berdasarkan intuisi dan pengalaman,

meskipun intuisi dan pengalaman itu sendiri bukan hal

yang buruk dan apabila diperdalam dengan

menggunakan pengalaman dari pengusaha-pengusaha BAB 1 BAB 4

Page 4: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

yang sukses pasti akan bermanfaat. Pada jaman yang

telah maju ini usaha mikro dan kecil juga harus

diperkenalkan dengan prinsip-prinsip manajemen

modern dengan melalui pelatihan-pelatihan manajemen

terapan. Pada usaha menengah penggunaan prinsip-

prinsip manajemen modern pada umumnya sudah

dilakukan, dan untuk meningkatkan mutu manajemen

perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan yang

terprogram.

Sehubungan dengan manajemen tersebut hendaknya

dicatat hal-hal yang perlu diperhatikan bersama, yaitu

bahwa:

1) Manajemen adalah kegiatan untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan

orang lain. Sehubungan dengan itu maka dalam

pelaksanaan pekerjaan hendaknya manajer tidak

melaksanakan sendiri apa yang telah ditetapkan untuk

dikerjakan, biarkanlah orang-orang lain yang

melaksanakannya. Manajer tinggal memantau dan

mengawasi pelaksanaannya saja.

2) Tidak ada cara manajemen yang terbaik untuk

mengelola semua jenis usaha. Manajemen yang sukses

pada suatu jenis usaha tertentu tidak selalu menjamin

kesuksesan apabila digunakan pada usaha jenis yang

lain. Masing-masing jenis usaha mempunyai karakter

BAB 5BAB 6

Page 5: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

sendiri-sendiri. Oleh karena itu juga tidak ada resep yang

manjur yang berlaku umum dalam hal manajemen bagi

usaha mikro, kecil dan menengah, karena jenis dan luas

usahanya berbeda-beda.

3. Manajemen adalah gabungan antara seni dan

ilmu, yang dalam prakteknya melibatkan campuran

antara kegiatan intuitive dengan penuh pertimbangan

serta perbuatan yang rasional dalam memecahkan

masalah. Untuk usaha mikro, kecil dan menengah

pertimbangan intuitive lebih menonjol bila dibandingkan

dengan pertimbangan ilmu.

4. Kecil itu indah, itulah pernyataan yang sering ktia

dengar. Dan memang demikianlah halnya. Dalam

kenyataannya usaha-usaha yang masih dapat bertahan

hidup dalam masa krisis moneter 1997 justru usaha-

usaha kecil. Sebenarnya manajemen usaha kecil itu

cukup tangguh.

5. Tugas pokok manajemen dalam dunia modern

sekarang ini adalah bagaimana mengembangkan

organisasi perusahaannya melalui inovasi-inovasi yang

sesuai dan yang tepat waktu.

Selanjutnya pada Bab 2 di muka telah disampaikan pula

tentang cara membuat program kerja, baik untuk usaha

baru maupun untuk usaha yang sudah berjalan.

BAB 1 BAB 4

Page 6: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Disajikan pula bagaimana membuat program kerja yang

strategis, yaitu program kerja jangka 3-5 tahun.

Semua itu dimaksudkan agar manajemen usaha mikro,

kecil dan menengah bisa ditingkatkan sesuai dengan

kondisi dan situasi yang ada.

Permodalan Dan Pengelolaan Keuangan

Kelemahan lain dari UMKM adalah mengenai permodalan

dan pengelolaan keuangan. Pada usaha mikro dan kecil

permodalannya sangat lemah, jumlahnya sangat kecil,

dan modal umumnya berasal dari pemilik. Usaha kecil

sangat sulit mencari pinjaman ke bank untuk

memperkuat permodalannya karena terbentur pada

prosedur dan persyaratan soal agunan yang dirasa

cukup berat. Oleh karena itu sampai saat ini usaha kecil

yang memperoleh kredit dari bank jumlahnya masih

sangat terbatas. Lain halnya dengan usaha menengah

yang permodalannya relatif sudah cukup kuat, yang

berasal dari pemilik, dari para sekutu atau dari para

pesero. Usaha menengah sudah agak banyak yang

memperoleh bantuan modal dengan pinjam dari bank.

Tentang pengelolaan keuangan pada umumnya usaha

mikro dan kecil masih sangat sederhana, bahkan uang

pribadi masih banyak yang tercampur dengan uang

perusahaan demikian juga mengenai penggunaannya.

Pada usaha menengah pengelolaan keuangannya sudah BAB 5BAB 6

Page 7: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

cukup baik dan uang pribadi tidak tercampur lagi

dengan uang perusahaan.

Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pengelolaan

keuangan disarankan agar usaha mikro dan kecil

memperhatikan soal likuiditas dengan tidak memberikan

pinjaman kepada pelanggan, karena pinjaman ini dapat

mengganggu kelancaran usaha. Pada usaha menengah

umumnya pengawasan likuiditas telah dilakukan. Untuk

meningkatkan pengawasan likuiditas disarankan

menggunakan pengawasan rasio kas, baik Current Ratio

maupun Quick Ratio, dan mengatur aliran kas (cash

flow) dengan membuat cash budget. Guna

meningkatkan usaha perusahaan dapat mencari

tambahan modal dengan pinjam uang dari bank atau

lembaga lain atau dengan meningkatkan penjualan

untuk memperoleh laba yang lebih besar dan hasil dari

laba ini dapat digunakan untuk menambah modal.

Pemasaran

Masalah pemasaran yang dihadapi UMKM ialah

kemampuannya yang sangat terbatas dalam

menghadapi persaingan. Beberapa usaha mikro dan

kecil pemasarannya sangat statis dan tradisional.

Kondisi pasar saat ini dalam keadaan persaingan.

Mereka masih tetap dalam pemikiran lama yang lebih

berorientasi pada produksi, artinya memperoduksi BAB 1 BAB 4

Page 8: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

sebanyak-banyaknya dengan harapan para pembeli

akan datang. Sedang dalam keadaan persaingan dimana

konsumen sudah agak bebas memilih maka UMKM harus

mengubah orientasinya tidak hanya sekedar

memproduksi melainkan harus memikirkan bagaimana

dapat menjual produk atau jasanya.

Tidak ada gunanya kita memproduksi apabila kita tidak

dapat menjual. Maka pada tahap ini kita harus sudah

melakukan kegiatan untuk promosi. Sayang sekali

Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh usaha mikro

dan kecil masih sangat lemah untuk melaksanakan hal

tersebut, meskipun pada usaha menengah hal itu telah

dijalankan. Pada kondisi dimana sudah ada persaingan

perusahaan harus menyesuaikan produk atau jasanya

dengan yang diinginkan konsumen. Bahkan sangat

dianjurkan para pengusaha untuk menemukan inovasi-

inovasi produk baru dan melakukan promosi atas produk

atau jasa yang dibuatnya.

Meskipun pada masa krisis moneter UMKM masih dapat

eksis karena kemampuannya untuk menyesuaikan

kondisi internnya dengan kondisi ekternal namun untuk

pengembangan UMKM perlu dipikirkan usaha-usaha

yang efektif dalam hal pemasaran.

Kondisi sekarang ini, dan untuk masa-masa mendatang,

pasaran telah dalam keadaan persaingan yang ketat,

BAB 5BAB 6

Page 9: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

dimana “perang” strategi dan taktik pemasaran telah

dilancarkan oleh perusahaan-perusahaan besar dan

multinasional. Sebenarnya strategi dan taktik

pemasaran yang mereka gunakan sudah sama-sama

kita kenal, dan strategi dan taktik tersebut juga dapat

digunakan oleh UMKM, sesuai dengan porsinya.

Bagaimana Pemasaran Dapat Dilakukan Oleh UMKM?

Pertama-tama yang harus kita lakukan ialah membuat

segmentasi pasar secara benar. Kalau kita ingin

memancing ikan kita harus tahu di bagian sungai mana

yang banyak ikannya. Demikian juga kalau kita ingin

menjual barang maka kita harus tahu di pasar yang

mana banyak calon pembelinya. Sebagai contoh

pedagang asongan, mereka pasti akan memilih tempat

dimana banyak orang berkumpul. Setelah membagi

pasar selanjutnya kita akan memilih target pasar, yaitu

sasaran yang akan kita tuju untuk dilayani. Seperti

contoh memancing ikan tadi, kita pasti akan memilih

tempat dimana ikan-ikan yang kita jadikan sasaran

berada. Tempat berkumpulnya ikan mujahir terpisah dari

tempat berkumpulnya ikan lele. Ikan yang mana yang

akan kita pancing?

BAB 1 BAB 4

Page 10: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Demikian juga pedagang asongan tadi, mereka akan

memilih target pasar tertentu, yang diperkirakan banyak

yang akan membeli barang dagangannya. Bagaimana

dengan positioning? Untuk produk-produk tertentu dapat

dilakukan positioning, meskipun dalam bentuk yang

sangat sederhana bila dibandingkan dengan positioning

produk dari perusahaan-perusahaan multinasional.

Tentu saja hal-hal tersebut harus disertai dengan

penyajian produk yang berkualitas, dengan harga yang

pas, serta persediaan barang yang cukup serta promosi

yang memadai. Agar penjualan dapat berhasil dengan

baik maka perlu dilakukan diferensiasi produk atau jasa

dengan cara yang menarik dan yang dapat meyakinkan

para konsumen bahwa produk kita berbeda dengan yang

lain dan sangat bermanfaat bagi konsumen.

2. Menyesuaikan Program Kerja yang telah Dibuat

Mengapa Program Kerja Harus Disesuaikan?

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan

usahanya, baik pada usaha mikro, kecil dan menengah

pasti membuat program kerja, baik dalam bentuk yang

sangat sederhana maupun program kerja yang lengkap

dan rinci. Program tersebut sangat penting dapat

diibaratkan sebagai bintang kejora penunjuk arah

BAB 5BAB 6

Page 11: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

kemana perusahaan akan kita bawa. Namun demikian

apabila terjadi perubahan situasi dan kondisi yang cukup

besar, baik karena pertumbuhan usaha maupun karena

persaingan atau karena sebab yang lain maka program

kerja yang telah kita buat harus disesuaikan dengan

kondisi dan situasi yang ada. Perubahan kehidupan

sosial dan ekonomi sebagai dampak kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya

pada kegiatan usaha dan persaingan. Apabila program

kerja yang telah dibuat tidak sesuai lagi dengan

perkembangan tersebut maka program kerja menjadi

tidak relevan dan sulit dijadikan sebagai pedoman kerja

lagi. Oleh karena itu program kerja hendaknya setiap

kali ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang ada seturut perkembangan yang

terjadi.

Bagaimana Cara Menyesuaikan Program Kerja?

Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk

menyesuaikan program kerja yang telah dibuat.

Di antaranya dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sesuaikan Dengan Kondisi dan Situasi Yang Ada

Langkah pertama dalam menyesuaikan program kerja

terlebih dahulu kita harus mengenal situasi dan kondisi

BAB 1 BAB 4

Page 12: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

yang ada. Bagaimana posisi perusahaan sekarang ini.

Dimana kita sekarang ini berada. Bagaimana persaingan

yang ada sekarang ini. Kemana perusahaan akan kita

bawa, dan bagaimana prospeknya?

Selanjutnya kita mencoba membuat analisa atas posisi

dan kondisi perusahaan kita dalam menghadapi

persaingan dan perubahan yang ada. Analisa yang kita

gunakan misalnya saja dengan SWOT, yaitu singkatan

dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),

Opportunity (peluang) dan Treath (tantangan). Apa yang

menjadi kekuatan perusahaan kita, kelemahan-

kelemahannya terletak dimana, bagaimana peluang

yang ada, dan apa yang menjadi hambatan atau

tantangan untuk maju, menghadapi saingan dan

perubahan yang terjadi. Dari hasil analisa tersebut

kemudian kita menyusun kembali program kerja untuk

menghadapi realita sekarang dan yang akan datang.

2) Menyesuaikan Gaya Manajemen

Apabila perusahaan kita telah maju maka kita perlu

meninjau kembali gaya manajemen perusahaan kita.

Perusahaan-perusahaan mikro dan kecil umumnya gaya

manajemen yang dipakai adalah gaya manajemen yang

tradisional. Semua kekuasaan terpusat pada pimpinan

atau pengusaha. Apabila perusahaan telah berkembang

BAB 5BAB 6

Page 13: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

maka gaya manajemen yang demikian harus diubah,

misalnya saja diubah seperti gaya manajemen yang ada

pada usaha menengah dimana sudah ada pembagian

kerja dengan mendelegasikan wewenang dan

spesialisasi. Akan tetapi harus diakui bahwa sebenarnya

tidak ada gaya atau style manajemen yang terbaik

untuk dapat digunakan pada setiap jenis usaha. Situasi

yang berbeda-beda menuntut gaya manajemen yang

berbeda pula. Maka salah satu masalah dalam

manajemen yang kita hadapi adalah bagaimana kita

dapat memilih gaya manajemen yang efektif sesuai

dengan kondisi yang ada.

3) Menyesuaikan Organisasi Perusahaan

Apabila perusahaan telah berkembang maka struktur

organisasinya perlu ditinjau kembali. Yang menjadi

masalah adalah apakah organisasi yang ada sekarang

ini masih dapat digunakan secara efektif, ataukah harus

diubah. Struktur organisasi yang bagaimana yang

paling cocok untuk masa sekarang dan masa datang?

Masalah ini cukup sulit untuk dipecahkan, sebab

organisasi yang terlalu besar merupakan pemborosan,

sedang yang terlalu kecil menjadi tidak efektif. Pada

usaha mikro dan kecil biasanya organisasinya masih

sederhana, sedang pada usaha menengah bentuk

BAB 1 BAB 4

Page 14: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

organisasinya sudah mengikuti organisasi modern

dengan pembagian kerja dan spesialisasi. Kapan

organisasi perusahaan harus diubah, hendaknya hal ini

disesuaikan dengan perkembangan usaha dan

efektivitas organisasi yang akan disusun, dan sudah

barang tentu harus memperhatikan soal efisiensinya.

4) Membangun Sistem Manajemen Informasi

Membangun sistem manajemen informasi bagi UMKM

mungkin masih berupa wacana, namun bagi usaha

menengah barang kali sudah mulai dipertimbangkan

adanya. Jaman sekarang ini informasi sangat penting

dalam membantu perkembangan usaha. Dengan

informasi yang baik kita dapat memperoleh masukan

tentang permintaan pasar, kebutuhan para pelanggan,

persaingan pasar dan peluang yang ada. Dengan adanya

informasi permintaan pasar maka informasi akan

diteruskan kepada bagian produksi untuk ditindaklanjuti.

Setelah produk atau jasa selesai diproses kemudian

bagian pemasaran menyampaikan produk atau jasa

tersebut kepada para pelanggan. Agar informasi yang

diperoleh dapat dikelola dengan baik maka diperlukan

sistem pengelolaan yang disebut sistem manajemen

informasi. Dengan sistem ini maka semua informasi

dapat disampaikan dalam waktu singkat ke bagian-

BAB 5BAB 6

Page 15: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

bagian yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Pada

jaman sekarang sistem informasi dapat dilakukan

dengan pelbagai cara baik melalui media elektronik,

komputer, internet, radio maupun secara tertulis.

Demikian juga sumber-sumber informasi dapat diperoleh

dari pelbagai media.

5) Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan

Semua yang diuraikan di atas tujuannya adalah satu,

yaitu bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan

kepada para pelanggan, sesuai situasi dan kondisi dan

sesuai dengan yang dituntut oleh kemajuan jaman. Mutu

pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan bagi

perusahaan, baik pada usaha mikro, kecil maupun

menengah. UMKM harus tahu dan dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan. Mutu pelayanan harus terus

ditingkatkan dari waktu ke waktu. Para pelanggan harus

dibuat puas dan setia pada produk atau jasa yang

dihasilkan perusahaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa program kerja

yang telah dibuat perlu selalu ditinjau kembali

berdasarkan kemajuan perusahaan dan perubahan

kondisi dan situasi yang terjadi.

BAB 1 BAB 4

Page 16: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

3. Meningkatkan Usaha dengan Menambah Modal

Meningkatkan usaha dapat dilakukan dengan

menambah modal usaha. Penambahan modal usaha

dapat dilakukan dengan modal sendiri atau dengan

modal pinjaman (modal asing), atau kedua-duanya.

Meningkatkan Usaha Dengan Menambah Modal Sendiri

BAB 5BAB 6

Page 17: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Untuk meningkatkan operasi perusahaan dapat

dilakukan dengan penambahan modal sendiri. Sumber

modal sendiri dapat berasal dari hasil penjualan asset

atau kekayaan perusahaan yang dijadikan modal, atau

dari laba perusahaan yang khusus diperuntukkan untuk

menambah modal (cadangan modal), dari akumulasi

penyusutan aktiva tetap, atau setoran modal dari para

pemilik perusahaan.

Meningkatkan Usaha Dengan Modal Asing

Peningkatan usaha dapat juga dilakukan dengan modal

asing. Yang dimaksud dengan modal asing adalah modal

yang diperoleh dari pinjaman, baik pinjaman perorangan

maupun lembaga keuangan, misalnya bank. Untuk

pinjaman ini perusahan harus mengeluarkan biaya yang

disebut bunga pinjaman.

Meningkatkan usaha Dengan Menambah Modal Sendiri dan Modal Asing

Untuk meningkatkan usaha dapat juga dilakukan baik

dengan menambah modal sendiri maupun dengan

modal asing atau dengan kedua-duanya secara

bersama-sama.

BAB 1 BAB 4

Page 18: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Tujuan penambahan modal adalah untuk meningkatkan

operasi perusahaan yang berwujud peningkatan

penjualan dan yang pada gilirannya akan meningkatkan

laba.

Masalahnya adalah dari ketiga sumber modal tersebut

cara manakah yang paling menguntungkan bagi

perusahaan?

Untuk menentukan cara mana yang paling

menguntungkan, artinya memberikan tingkat

rentabilitas tertinggi, tergantung dari 2 faktor, yaitu

tingkat laba yang diperoleh perusahaan dan tingkat

bunga yang dibayarkan pada modal asing (pinjaman).

Apabila tingkat laba lebih besar dari suku bunga

pinjaman, misalnya perusahaan dapat memperoleh laba

30% dan suku bunga pinjaman sebesar 16% per tahun,

maka penambahan modal dengan pinjaman akan

menguntungkan perusahaan, sebaliknya apabila tingkat

laba 16% dan suku bunga pinjaman 30%, maka

penambahan modal dengan pinjaman akan merugikan

perusahaan.

Untuk menerangkan hal tersebut diberikan contoh

sebagai berikut:

BAB 5BAB 6

Page 19: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Sebuah perusahaan mempunyai Modal Sendiri sebesar

Rp 10.000.000 akan meningkatkan usahanya dengan

mencari pinjaman bank sebesar Rp 5.000.000 dengan

suku bunga 16%.

Perusahaan mengharapkan laba sebesar 30%. Pajak

perusahaan diperhitungkan 10%. Ditanyakan apakah

kebijakan ini dapat dibenarkan?

Jawab:

Sebelum Pinjam Uang Setelah Pinjam Uang

Modal Sendiri Rp 10.000.000 Modal Sendiri Rp.

10.000.000

Modal Pinjaman - Modal Pinjaman Rp.

5.000.000

Total Modal Rp. 10.000.000 Total Modal Rp.

15.000.000

Laba Bersih Usaha Laba Bersih Usaha

30% Rp. 3.000.000 (30%) Rp.

4.500.000

Bunga Pinjaman - Bunga Pnjmn

16% Rp. 800.000

Laba setelah Bunga Rp. 3.000.000 Laba Setelah Bunga

Rp. 3.700.000

Pajak Penghasilan Pajak Pengahsilan

10% Rp. 300.000 (10%) Rp

370.000

BAB 1 BAB 4

Page 20: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Laba stelah pajak Rp. 2.700.000 Laba setelah pajak

Rp. 3.330.000

Rentabilitas Modal sendiri Rentabilitas Modal

sendiri

2.700.000 3.330.000

= -------------------- x 100% = 27% = --------------------- x

100% = 33,3%

10.000.000 10.000.000

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan

modal pinjaman memberikan hasil yang lebih

menguntungkan, karena rentabilitas modal sendiri naik

dari 27% menjadi 33,30%.

Bagaimana halnya kalau kasusnya adalah sebagai

berikut:

Modal sendiri yang dimiliki perusahaan sebesar RP

10.000.000, laba bersih usaha yang diperoleh sebesar

20%. Pajak pendapatan sebesar 10%. Perusahaan

merencanakan akan menambah modal usahanya

dengan meminjam uang pada Bank sebesar Rp

5.000.000, dengan suku bunga 24%. Dengan tambahan

modal tersebut laba yang diharapkan tetap sebesar 20%

dan Pajak pendapatan sebesar 10%. Ditanyakan apakah

kebijakan ini dapat dibenarkan?

BAB 5BAB 6

Page 21: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

jawab:

Sebelum Pinjam Uang Setelah Pinjam Uang

Modal Sendiri Rp 10.000.000 Modal Sendiri Rp.

10.000.000

Modal Pinjaman - Modal Pinjaman Rp.

5.000.000

Total Modal Rp. 10.000.000 Total Modal Rp.

15.000.000

Laba Bersih Usaha Laba Bersih Usaha

20% Rp. 2.000.000 (20%) Rp.

3.000.000

Bunga Pinjaman - Bunga Pinjaman 24%

Rp. 1.200.000

Laba setelah Bunga Rp. 2.000.000 Laba Setelah Bunga

Rp. 1.800.000

Pajak Penghasilan Pajak Pengahsilan

10% Rp. 200.000 (10%) Rp

180.000

Laba stelah pajak Rp. 2.800.000 Laba setelah pajak

Rp. 1.620.000

Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri

1.800.000 1.620.000

= -------------------- x 100% = 18% = --------------------- x

100% = 16,2%

BAB 1 BAB 4

Page 22: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

10.000.000 10.000.000

Dari contoh tersebut dapat diketahui, bahwa dengan

menggunakan modal pinjaman justru menurunkan

rentabilitas modal sendiri, sehingga kebijakan

menggunakan modal pinjaman tidak dapat dibenarkan.

Kesimpulan dari kedua contoh di atas adalah, apabila

kita ingin menambah modal dengan cara meminjam

uang di bank maka hal yang harus dipertimbangkan

adalah berapa prosentasi laba yang diharapkan dapat

diperoleh perusahaan setelah pinjam uang tersebut, dan

berapakah suku bunga pinjaman yang harus dibayar.

Apabila tingkat laba yang diharapkan dapat diperoleh

masih lebih besar daripada tingkat suku bunga yang

harus dibayar untuk modal pinjaman tersebut maka

kebijakan meminjam uang dapat dibenarkan, tetapi

sebaliknya apabila tingkat laba yang diharapkan lebih

rendah dari tingkat suku bunga maka kebijakan pinjam

uang tidak dapat dibenarkan.

B. Pengembangan Secara Eksternal

Yang dimaksudkan dengan pengembangan secara

eksternal adalah pengembangan yang dilakukan dari

pihak luar atau bekerjasama dengan pihak luar

perusahaan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan

BAB 5BAB 6

Page 23: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

melalui kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau

kebijakan dari lembaga-lembaga non pemerintah atau

kebijakan lain yang bertujuan untuk mengembangkan

usaha mikro, kecil dan menengah. Ada banyak

kebijakan yang dapat diambil, di antaranya kebijakan

kredit, kebijakan pendampingan, pembinaan dan

pelatihan, kebijakan kemudahan dan kebijakan

membangun jejaring.

1. Pengembangan Melalui Kebijakan Kredit

Untuk mengembangkan UMKM khususnya dalam bidang

permodalan dapat dilakukan dengan kebijakan kredit,

berupa kredit murah, dan kredit tanpa agunan.

Kebijakan Kredit Murah

Kebijakan kredit murah adalah kebijakan khusus di

bidang perkreditan dimana tingkat suku bunga yang

dibebankan kepada debitur lebih murah daripada tingkat

suku bunga yang dibebankan pada kredit komersial atau

jenis kredit yang lain.

Dikatakan murah sepanjang suku bunga kredit yang

bersangkutan jauh di bawah tingkat laba yang diperoleh

perusahaan penerimaan kredit. Seperti diketahui bahwa

kredit akan bermanfaat apabila suku bunga pinjaman

jauh di bawah tingkat laba yang diperoleh perusahaan

BAB 1 BAB 4

Page 24: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

yang meminjam uang. Sebagai contoh, perusahaan

memperoleh laba 12% pertahun, maka suku bunga

kredit yang dibebankan harus di bawah presentasi

tersebut, misalnya 6% pertahun. Di samping itu pada

kebijakan kredit murah hendaknya ada keringanan

jangka waktu, artinya jangka waktu untuk

mengembalikan pinjaman tersebut harus cukup longgar,

untuk meringankan pembayaran angsuran kredit oleh

peminjam. Kebijakan kredit murah biasanya merupakan

kebijakan khusus pemerintah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi khususnya meningkatkan usaha

mikro, kecil dan menengah.

Bank Indonesia, melalui program khusus kredit murah

yang pelaksanaannya disalurkan lewat sistem

perbankan, program pemerintah ini untuk meningkatkan

peran UMKM dalam sistem perekonomian Indonesia.

Beberapa Bank milik pemerintah, dan beberapa bank

milik swasta diberi tugas untuk menyalurkan kredit

murah tersebut kepada UMKM dengan prosedur dan

persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah memberikan bantuan dana untuk modal awal

dan modal padanan kepada UKM melalui Koperasi

Simpan Pinjam. Dana modal murah ini diberikan kepada

usaha mikro karena usaha mikro sulit memperoleh kredit

dari bank karena terbentur persyaratan yang dituntut

BAB 5BAB 6

Page 25: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

oleh bank. Dana modal murah ini disalurkan kepada

usaha mikro melalui Koperasi Simpan Pinjam, yaitu

kepada usaha mikro yang menjadi anggota koperasi

yang bersangkutan.

Lembaga-lembaga lain, misalnya Badan Usaha Milik

Negara, juga membantu UMKM dengan kredit murah.

BUMN menyisihkan sebagian dari labanya untuk

dijadikan dana guna mengembangkan kegiatan

produktif di pelbagai daerah melalui program kredit

murah untuk UMKM.

Kebijakan Kredit Tanpa Agunan

Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh usaha mikro

untuk mendapatkan kredit dari bank adalah soal

agunan usaha mikro itu sendiri tingkat resikonya cukup

tinggi sedang lembaga perbankan dalam operasinya

menganut azas kehati-hatian, sehingga tanpa adanya

agunan bank tidak berani memberikan kredit.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah dapat

membentuk lembaga penjaminan kredit yang modalnya

dapat diambil dari anggaran pendapatan dan belanja

Negara atau dari sebagian laba yang disisihkan oleh

Badan Usaha Milik Negara. Lembaga penjamin ini

memberi jaminan kepada bank-bank atas kredit yang

diberikan kepada UMKM. Apabila pinjaman yang

BAB 1 BAB 4

Page 26: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

diberikan Bank kepada UMKM tidak dapat dilunasi maka

lembaga penjamin akan memenuhi kewajiban debitur.

Proses penjaminan tetap melalui prosedur biasa, yaitu

bank akan menyeleksi persyaratan dari pihak UMKM,

apabila memenuhi syarat kemudian dimintakan

penjaminan dari Lembaga Penjamin Kredit.

Beberapa Bank yang Dapat Membantu UMKM

Di bawah ini disampaikan informasi dari beberapa bank

yang dapat membantu UMKM di bidang perkreditan.

a. Bank Rakyat Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia (persero) memberi pelayanan

kredit kepada UMKM. Bank ini sejak dahulu selalu komit

terhadap pengembangan usaha mikro, kecil dan

menengah. BRI mempunyai unit kerja yang sangat luas

dan terluas di antara bank-bank yang ada, mencakup

seluruh wilayah Indonesia.

b. Bank Negara Indonesia 1946

Bank Negara Indonesia mengakomodasi kebutuhan

bisnis kecil yang tergolong segmen mikro, dengan

membentuk unit bank mikro. Keberadaan unit bank

mikro ini bergabung dengan kantor-kantor cabang dan

kantor cabang pembantu.

BAB 5BAB 6

Page 27: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

(1) Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja, diberikan

kepada koperasi primer, yang angotanya minimal 20

orang dan telah disahkan oleh Menteri Koperasi dan

UKM, untuk diteruskan guna membiayai usaha produktif

anggotanya. Yang menjadi jaminan kredit adalah barang

yang dibiayai dengan kredit ini, dan jaminan tanggung

renteng antar anggota kelompok koperasi.

(2) Kredit investasi untuk keperluan pengadaan

barang aktiva tetap misalnya untuk membeli tanah,

mesin atau peralatan, pengadaan bangunan, rehabilitasi

atau modernisasi, yang dapat mengajukan baik

perorangan maupun perusahaan yang berbadan hukum.

Yang dijadikan jaminan adalah proyek yang dibiayai

dengan ketentuan 30% minimal berupa pembiayaan

sendiri.

(3) Kredit kelayakan usaha diberikan kepada

pengusaha kecil yang ingin mengembangkan usahanya.

Syaratnya adalah usaha yang bersangkutan layak untuk

dibiayai. Yang dinyatakan minimal dengan surat

keterangan usaha dari lurah/kepala desa setempat. Di

samping ada fasilitas-fasilitas kredit tersebut di atas

masih ada fasilitas yang lain yang ditawarkan oleh Bank

Negara Indonesia 1946.

c. Bank Mandiri

BAB 1 BAB 4

Page 28: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Bank Mandiri memberikan layanan kredit untuk UKM

dalam beberapa bentuk:

(1) Kredit Usaha Kecil untuk Investasi

Kredit ini berjangka menengah/panjang yang

diberikan kepada calon debitur untuk membiayai

barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,

modernisasi, perluasan, atau pendirian proyek baru.

(2) Kredit Usaha Kecil untuk Modal Kerja

Kredit ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha.

d. Bank-Bank Swasta

Beberapa bank swasta nasional juga melayani kredit

untuk UMKM antara lain PT. Bank Bukopin, Bank

Danamon Indonesia, Bank Internasional Indonesia dan

Bank Perkreditan Rakyat yang mempunyai komitmen

pada UMKM.

2. Pengembangan UMKM Melalui Pendampingan dan Pembinaan

Seperti diuraikan di muka bahwa UMKM mempunyai

banyak kelemahan tidak hanya terbatas pada masalah

permodalan tetapi juga pada Sumber Daya Manusia,

Manajemen dan Pemasaran. Untuk meningkatkan dan

BAB 5BAB 6

Page 29: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

mengembangkan UMKM perlu diadakan program-

program pendampingan pembinaan dan kemudahan.

Program Pendampingan

Pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah

dapat melakukan pendampingan, yang bertujuan agar

UMKM dapat berkembang dengan baik. Wujud dari

pendampingan misalnya dengan pemberian informasi,

jasa konsultasi, akses ke perbankan dan lain-lain.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia memberikan pelayanan bagi UMKM

berupa memberikan informasi data mengenai Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah, lembaga

pengembangan bisnis, pengembangan grosir, dan ritel.

Demikian juga memberikan informasi tentang

bagaimana memulai suatu usaha, memperoleh

permodalan atau pembiayaan, regulasi dan pemasaran.

Sedang departemen lain yang juga memberikan

pelayanan kepada UMKM adalah Departemen

Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

berupa pemberian pelayanan informasi dan data yang

terkait dengan sektor perindustrian dan perdagangan,

dan membantu akses ke dalam jaringan bisnis di bawah

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Lembaga

non pemerintah misalnya Business Development

Service Indonesia dapat memberikan pendampingan

BAB 1 BAB 4

Page 30: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

berupa advisory dan akses jaringan bisnis secara

nasional maupun internasional.

Program Pembinaan dan Pelatihan

Pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah juga

dapat mengadakan pembinaan dan pelatihan untuk

memajukan UMKM. Bentuk pembinaan dan pelatihan

misalnya berupa pelatihan teknis, lokakarya, seminar,

studi banding, membangun kerjasama dengan

perusahaan-perusahaan lain atau memberi kesempatan

pada UMKM untuk mengikuti kegiatan promosi baik di

dalam negeri maupun di luar negeri.

Lembaga Pemerintah yang dapat memberikan

Pembinaan dan Pelatihan UMKM, misalnya Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia, Departemen Tenaga Kerja untuk pelatihan

SDM, dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

untuk akses ke dunia industri dan perdagangan.

Lembaga-lembaga non pemerintahan termasuk

perguruan tinggi dapat melakukan pelatihan-pelatihan

yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM. Lembaga

non pemerintah, misalnya Yayasan Dharma Bakti Astra

telah membentuk program kemitraan Astra, yang

bertujuan untuk menumbuhkan usaha-usaha kecil,

menengah dan koperasi agar dapat mandiri modern dan

tangguh. Program kemitraan ini juga mengusahakan BAB 5BAB 6

Page 31: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

terjalinnya kemitraan bisnis antara unit-unit industri

Astra dengan unit-unit usaha kecil, menengah dan

koperasi. Business Development Service Indonesia

memberikan pelayanan UMKM untuk konsultasi teknik

informasi pelatihan, dan akses bisnis.

Pemerintah, dalam hal ini instansi-instansi terkait, dapat

memfasilitasi kesempatan UMKM mengikuti kegiatan-

kegiatan promosi dengan biaya murah baik promosi di

dalam negeri maupun promosi di luar negeri.

Program Kemudahan

Untuk mengembangkan UMKM diperlukan juga

kemudahan-kemudahan, misalnya di bidang perijinan.

Pada dasarnya semua kegiatan usaha harus

mendapatkan ijin resmi dari pemerintah. Pemerintah

dapat memberikan kemudahan mengenai persyaratan

yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin usaha.

Permohonan ijin usaha dipermudah dengan biaya yang

murah. Jangan sampai soal prosedur dan biaya menjadi

hambatan dalam perijinan.

3. Pengembangan Dengan Membangun Jejaring

BAB 1 BAB 4

Page 32: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Apakah Jejaring itu? Anda tentu sudah pernah melihat

jejaring laba-laba, yang membentang dari dahan ke

dahan. Untuk keperluan apa laba-laba membangun

jejaring? Jawabnya adalah untuk menangkap mangsa

yang lewat dan terjaring. Binatang atau serangga yang

terjaring bergerak-gerak ingin melepaskan diri, tetapi

bagi laba-laba gerakan serangga yang terjaring

merupakan sinyal akan adanya mangsa, segera didekati

dan dimakannya.

Demikian juga para pebisnis, membangun jejaring di

antara rekan dan mitra bisnisnya untuk menangkap

peluang guna mengembangkan usahanya.

BAB 5BAB 6

Page 33: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Jejaring adalah rangkaian kerjasama yang dibangun oleh

para pebisnis dengan rekan atau mitra kerjanya untuk

saling memberikan informasi di antara mereka tentang

hal-hal yang berkaitan dengan dunia bisnis. Berbagai

sumber daya dibagikan dan diterima di antara mereka

yang membangun jejaring. Dalam jejaring ini terdapat

semangat untuk saling memberikan informasi dan

bantuan yang diperlukan di antara mereka.

Mengapa Jejaring Perlu Dibangun?

Jejaring tidak hanya diperlukan oleh perusahaan-

perusahaan besar saja. Usaha mikro, kecil dan

menengah juga memerlukan adanya jejaring. Ucapan

yang sering terdengar dari pedagang-pedagang di Pasar

Beringharjo sewaktu mereka mendapatkan pelanggan

baru adalah “tuno saktak, bati sanak”, yang artinya

meskipun rugi (labanya kecil) tetapi beruntung karena

mendapatkan saudara baru (pelanggan). Bagi para

pedagang teman atau pelanggan adalah asset

(kekayaan).

Jejaring perlu dibangun dengan sadar, terencana baik,

dan komprehensif artinya dengan pelbagai pihak yang

terkait. Jejaring yang dibangun dapat saling memberikan

informasi tentang adanya peluang bisnis dan saling

membangun agar peluang tersebut dapat dimanfaatkan.

Persahabatan merupakan unsur penting dalam bisnis,

BAB 1 BAB 4

Page 34: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

oleh karena itu membangun jejaring menjadi sangat

penting.

Dengan Pihak-Pihak Mana Kita Membangun Jejaring?

Dalam mengembangkan usaha kita tidak mungkin dapat

melakukan sendiri tanpa bantuan pihak lain. Hubungan

dengan orang lainlah yang mendorong kita menuju

sukses. Dalam membangun jejaring, perhatian kita

fokuskan pada mitra-mitra yang dapat memberikan

informasi dan bantuan yang bernilai dan dapat

ditindaklanjuti.

Jejaring dibangun dengan pihak-pihak internal dan pihak

eksternal. Pihak internal adalah jaringan kerjasama

dengan internal perusahaan, yaitu dengan para

pegawai, para staff pimpinan, pemilik perusahaan atau

pemegang saham. Sedang jejaring dengan pihak

eksternal dapat dibangun dengan para konsumen.

Lembaga perlindungan konsumen, para supplier,

instansi pemerintah terkait, lembaga swadaya

masyarakat, rekan-rekan pengusaha, lembaga keuangan

dan perbankan, tokoh-tokoh masyarakat dan lain-lain.

Pihak-pihak inilah yang diharapkan dapat saling

membantu dengan informasi-informasi penting yang

dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.

BAB 5BAB 6

Page 35: Menjadi Entrepreneur Sejati (Bag 6)

Jejaring Yang Sukses Itu Yang Bagaimana?

Jejaring yang sukses dapat memberi manfaat bagi

perusahaan, yaitu memberi masukan tentang adanya

peluang yang kemudian peluang tersebut dapat

ditindaklanjuti menjadi suatu sukses. Kesuksesan hanya

mungkin terwujud apabila kita telah mempersiapkan

diri dengan baik dan menangkap peluang tersebut serta

memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Manfaat dari jejaring adalah timbulnya peluang untuk

memperluas jaringan pasar, memperluas wawasan dan

kerjasama serta memperoleh fasilitas.

Jejaring dengan para konsumen dapat membantu untuk

memperoleh masukan tentang apa yang dibutuhkan

para konsumen. Jejaring dapat menumbuhkan

keakraban dan kesetiaan konsumen. Jejaring dengan

instansi terkait khususnya instansi pemerintah dapat

mempererat kerjasama dan memperoleh informasi

berharga di bidang bisnis dan fasilitas pembinaan dan

pendampingan, jejaring dengan lembaga swadaya

masyarakat, misalnya Business Development Service,

dapat dimanfaatkan utnuk memperoleh jasa konsultasi

bisnis, dan lain sebagainya.

BAB 1 BAB 4