Katalogiaiglobal.or.id/v03/files/katalog/2018/KATALOG_IAI_KHUSUS_KJA_2018… · menjadi bagian...
-
Upload
nguyenxuyen -
Category
Documents
-
view
236 -
download
5
Transcript of Katalogiaiglobal.or.id/v03/files/katalog/2018/KATALOG_IAI_KHUSUS_KJA_2018… · menjadi bagian...
-
Katalog
KHUSUS AKUNTAN BERPRAKTIKPEMEGANG IZIN
KANTOR JASA AKUNTAN
-
2
Profesionalisme akuntan menjadi syarat mutlak bagi sebuah perekonomian untuk tumbuh dan berkembang. Dalam profesio nalisme tertanam nilai-nilai kapabi litas, etika, semangat pembelajaran yang tinggi, pengalaman praktik, dan terorganisasi. Profesionalisme akuntan bila dipegang teguh akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap profesi. Apalagi profesi ini memiliki metode untuk melakukan empowerment terhadap sumber daya, material, hingga kapital. Inilah yang membuat akuntansi dan profesi akuntan menjadi semakin penting dari waktu ke waktu.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tumbuh seiring dengan makin penting nya akuntansi itu sendiri.
Organisasi profesi ini harus mampu memberikan nilai bagi stakeholders. Keberagaman latar belakang dan medan tugas profesi akuntan membuatnya semakin berkontribusi pada masyarakat, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur profesi. Apalagi IAI kini telah menjadi bagian komunitas internasional, yang akan mewadahi anggota dan stakeholders-nya berkiprah dalam dinamika perekonomian global.
IAI harus menjalankan peran strategisnya memastikan penataan kompetensi akuntan berjalan optimal. Profesi ini dituntut sedemikian rupa untuk terus adaptif dengan dinamika yang terjadi, sambil terus memberikan pelayanan terbaik bagi publik pengguna jasa. Program pelatihan dan pendidikan profesional berkelanjutan (PPL) yang diselenggarakan IAI adalah bagian dari upaya mengukuhkan profesionalisme akuntan Indonesia, selain untuk menjalankan PMK Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara. Juga sekaligus menjalankan amanat para founding fathers IAI, untuk membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan, dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
PPL DAN SERTIFIKASI IAIDalam rangka upaya peningkatan kapasitas SDM Indonesia, IAI selalu bekerja bahu membahu menggunakan seluruh sumber daya yang ada demi menyukseskan program kerja nasional yang telah diarahkan Dewan Pengurus Nasio nal IAI. Program kerja yang fokus kepada pening katan value of the profession bagi anggota IAI, bagi masyarakat Akuntan Profesional Indonesia, dan bagi bangsa dan negara Indonesia.
Kualitas SDM yang bergerak di bidang akuntansi dan keuangan juga menjadi perhatian utama IAI. IAI memfasilitasi pelatihan berbagai materi akuntansi dan perpajakan terkini, dan kursus PSAK series. IAI setiap tahunnya rutin mempublikasikan Katalog IAI yang memuat jadwal kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) untuk menjaga profesionalisme akuntan. Katalog PPL ini akan memberi
PROFESIONALISME, SYARAT UTAMA KEJAYAAN AKUNTAN INDONESIA
-
3
kemudahan bagi anggota dan masyarakat luas untuk memilih topik yang dibutuhkan dan diminati dalam rangka menjaga dan meningkatkan kompetensi, dan integritas profesional mereka. CA TENTUKAN KESUKSESANMU!IAI meluncurkan Chartered Accountant (CA) Indonesia sebagai identitas profesionalisme akuntan Indonesia. Dengan CA, penataan profesi ini diarahkan untuk menjadi yang terbaik di kawasan ASEAN, seiring dengan posisi Indonesia sebagai natural leader dalam perekonomian Asia Tenggara. CA Indonesia kini semakin diakui keberadaannya seiring dengan diakuinya IAI sebagai anggota Chartered Accountants Worldwide (CAW), organisasi profesi akuntan global dengan designasi Chartered Accountant di seluruh dunia.
Profesi akuntan ditakdirkan untuk terlibat dalam target besar, memastikan pembangunan ekonomi berkelanjutan berimplikasi pada terciptanya welfare state di Indonesia. CA sebagai identitas profesio nalisme akuntan Indonesia, harus tampil di garda terdepan untuk memastikan proses itu berjalan dengan efektif, efisien dan berintegritas. Apalagi tantangan dan dinamika di masa depan tidaklah semakin mudah. Akan muncul tantangan dan dinamika model baru yang menuntut relevansi baru dari Akuntan Profesional Indonesia.
Profesi ini harus berada dalam ideologi terbaiknya agar bisa melewati tantangan dan dinamika itu dengan baik. Karena itu, ideologi keprofesian yang bercirikan common body of knowledge, mengabdi pada kepentingan masyarakat, pe negakan etika profesi, dan memiliki standar moral yang tinggi, harus dipahami dan ditegakkan oleh setiap anggotanya. Hanya dengan penegakan elemen keprofesian secara bersungguh-sungguh, kita bisa mencapai tempat terhormat dan sejajar dengan profesi akuntan global.
CA Indonesia dibangun dengan mengutamakan integritas dan profesionalisme yang akan menjadi bekal berharga bagi akuntan Indonesia dalam menghadapi persaingan global. CA de ngan segenap kompetensi yang melekat di dalamnya, merupakan bentuk pengakuan khusus bagi pemegangnya dalam melaksanakan tanggung jawab untuk mengambil keputusan signifikan di bidang-bidang yang terkait dengan pelaporan keuangan.
Lebih jauh, CA Indonesia telah menjadi identitas personal yang bisa diinisiasikan sebagai sebuah pencapaian penting Akuntan Profesional Indonesia. CA menjadi milestone yang akan membuka peluang tak terbatas seorang Akuntan Profesional untuk berkarya lebih lanjut. Dengan CA, Akuntan Indonesia siap memenangkan persaingan di era globalisasi yang disruptif dan penuh dengan pe luang baru.
CA Tentukan Kesuksesanmu!
Salam Profesionalisme Akuntan.
Elly Zarni Husin, Ak., CA., FCMA., CGMA.Direktur Eksekutif
-
4
-
5
P erkembangan praktisi Kantor Jasa Akuntan (KJA) di Indonesia dalam waktu tiga tahun belakangan mengalami peningkatan yang sangat pesat. Semenjak diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara, jumlah Akuntan yang berpraktik di KJA terus meningkat hingga lebih dari 300 akuntan.
Sebagai garda terdepan dalam menjaga profesionalisme seluruh akuntan, pada tahun 2017, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membentuk Kompartemen Akuntan Kantor Jasa Akuntansi (IAI KAKJA) untuk menaungi aktivitas seluruh akuntan yang berpraktik di KJA yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
IAI KAKJA bertugas untuk meningkatkan profesionalisme Anggota IAI yang memilikicizin pendirian KJA, menjalankan kegiatan profesional, dan fungsi ilmiah. IAI KAKJA juga memiliki program kerja untuk melakukan sosialisasi kepada Anggota IAI, dan pemangku kepentingan terkait peluang mendirikan KJA.
Dalam rangka menyempurnakan pembinaan dan pengawasan terhadap profesi akuntan dan mendorong perkembangan profesi akuntan di Indonesia, pada 29 Desember 2017, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah menerbitkan revisi PMK Nomor 216/PMK.01/2017 tentang Akuntan Beregister yang merevisi PMK Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara.
Peraturan tersebut memperkenankan istilah Akuntan Berpraktik, yaitu Akuntan Beregister yang telah mendapatkan izin dari Menteri untuk memberikan jasa akuntansi kepada publik
KJA WAJIB MENJAGA KOMPETENSI & PROFESIONALISME
Dra. Tia Adityasih, SH., MAk., CPA., Ak., CAKetua IAI Kompartemen Akuntan
Kantor Jasa Akuntansi
melalui KJA. PMK ini memberikan peluang bagi KJA untuk terus berkembang pesat dengan adanya regulasi yang memperkenankan KJA membuka cabang usaha.
Selain itu, peraturan tersebut memberikan pengaturan mengenai kewajiban Akuntan Berpraktik menjaga kompetensi dan kualitasnya dengan kewajiban mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 40 (empat puluh) satuan kredit setiap tahunnya. Dalam setahun, Akuntan Beregister wajib memenuhi 4 Satuan Kredit PPL (SKP) materi yang berkaitan dengan regulasi, 4 SKP materi yang berkaitan dengan standar profesi, dan 4 SKP materi yang berkaitan dengan standar akuntansi.
Katalog PPL IAI 2018 ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi KJA untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya agar terus berkembang dan mampu bersaing secara global. Semoga KJA semakin jaya, profesional, dan membangun negeri.
-
6
PENGURUS IAI KAKJABERDASARKAN SK DPN IAI: KEP-01/SK/DPN/IAI/2018KETUA (ANGGOTA DPN) : Tia AdityasihWAKIL KETUA : Febrian SjukriBidang Peningkatan Kompetensi dan Implementasi : Feroza RantiBidang Pengembangan Industri dan Hubungan Kelembagaan : Doni Budiono Bidang Review Mutu dan Penegakan Disiplin : Patrick Henry Adam
KOORDINATOR WILAYAH
Ketua : Febrian SjukriAnggota : 1. Ivan Kanel 2. Bertha Elvy Napitupulu
KOORDINATOR WILAYAH DKI JAKARTA
Ketua : Febrian KwartoAnggota : 1. Donny Ardiansyah 2. Farid Wajdi
KOORDINATOR WILAYAH BANTEN
Ketua : Syamsu RizalAnggota : Nedi Hendri
KOORDINATOR WILAYAH LAMPUNG
Ketua : Asen SusantoAnggota : Salina
KOORDINATOR WILAYAH ACEH & SUMATERA UTARA
Ketua : Danny WibowoAnggota : 1. Susan Sutedjo 2. Ida Bagus Teddy Prianthara
KOORDINATOR WILAYAH JAWA TIMUR & BALI
Ketua : Edy SusantoAnggota : 1. Soffwan Aji 2. Djuwariyah
KOORDINATOR WILAYAH JAWA TENGAH
Ketua : SudarmanaAnggota : 1. Agus Dewanto 2. M. Yudhika Elrifi
KOORDINATOR WILAYAH YOGYAKARTA
Ketua : Drajad SulistyanaAnggota : 1. Widya Sari 2. Bachtiar Dewantara
KOORDINATOR WILAYAH JAWA BARAT
Ketua : Delfi PanjaitanAnggota : 1. Desy Lesmana 2. Mutiara Maimunah
KOORDINATOR WILAYAH SUMATERA SELATAN, BENGKULU, & JAMBI
Ketua : Iskandarsyah SatriyaAnggota : 1. Anthonius Silamba 2. Sudiyono
KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN TIMUR & KALIMANTAN UTARA
Ketua : Rodi FirmansyahAnggota : 1. Padlah Riyadi 2. Juhriani
KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN SELATAN
Ketua : Fridolinus PenoAnggota : 1. Caturini Apriliani 2. Herry Hermawan
KOORDINATOR WILAYAH KALIMANTAN BARAT & KALIMANTAN TENGAH
Ketua : Imsan MuhaiminAnggota : 1. Muhammad Din 2. Mustakim
KOORDINATOR WILAYAH SULAWESI, MALUKU & PAPUAKetua : Sapto Hendri
Anggota : Bambang
KOORDINATOR WILAYAH NUSA TENGGARA
Ketua : Dirga AyuzdaAnggota : 1. Karim Ardhi 2. Neneng Salmiah
KOORDINATOR WILAYAH RIAU & KEPULAUAN RIAU
3. Sanusi Ariyanto4. Abdul Rachman
-
7
NO TANGGAL JUDUL PPL PENYELENGGARA SKP
1
18-19 AprStandar dan Panduan Sistem Pengendalian Mutu Bagi KJA
yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans
IAI Pusat 16
6-7 Juli IAI Wilayah Banten 16
20-21 Juli IAI Wilayah Jawa Barat 16
2-3 Okt IAI Pusat 16
2 27-28 Juli Standar Profesi Jasa Akuntan - Standar Perikatan Jasa IAI Pusat 16
3 21 Mar Kode Etik Profesional Akuntan IAI Pusat 16
NO TANGGAL JUDUL PPL LOKASI PENYELENGGARA SKP
1
15 Feb
Perkembangan Regulasi Kantor Jasa Akuntan dan Standar Profesi
Makassar IAI dan PPPK 8
1 Mar Jakarta IAI dan PPPK 8
8-9 Mar Medan IAI dan PPPK 16
10-11 Apr Surakarta IAI dan PPPK 16
8-9 Mei Samarinda IAI dan PPPK 16
222 Feb Gathering Report And Information
Processing System (GRIPS)Bandung IAI dan PPATK 8
17 Jul Batam IAI dan PPATK 8
TOPIK STANDAR PROFESI
TOPIK STANDAR AKUNTANSI KEUANGANNO TANGGAL JUDUL PPL PENYELENGGARA SKP
1
10-11 Apr
Implementasi SAK Entitas Kecil, Mikro, dan Menengah (EMKM)
IAI Pusat 16
28-29 Juni IAI Pusat 16
4 Juli IAI Wilayah Aceh 8
14-15 Agus IAI Pusat 16
25-26 Okt IAI Wilayah Yogyakarta 16
18-19 Des IAI Pusat 16
2
7-8 Maret
Implementasi SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
IAI Pusat 16
10 Maret IAI Wilayah Riau 8
28 Juli IAI Wilayah Riau 8
20-21 Sept IAI Pusat 16
3
9-12 Apr
PSAK Terkini Sesuai Program Konvergensi IFRS
IAI Wilayah Jakarta 32
17-20 Apr IAI Pusat 32
26-27 Apr IAI Wilayah Yogyakarta 16
28 Juni IAI Wilayah Sumatera Selatan 8
24-27 Juli IAI Pusat (Bali) 32
18-21 Sept IAI Pusat (Bali) 32
13-16 Nov IAI Pusat (Bali) 32
PERKEMBANGAN REGULASI KANTOR JASA AKUNTAN & STANDAR PROFESI
-
8
423-25 Mei Akuntansi Aset Sesai PSAK 16, PSAK 48,
PSAK 58, PSAK 14, ISAK 9 dan ISAK 11IAI Pusat 24
3-5 Okt IAI Pusat 24
5
19-20 AprPenyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Sesuai PSAK 1, PSAK 2, PSAK 3, PSAK 25 dan ISAK 17
IAI Pusat 16
8-9 Mei IAI Pusat 16
18-19 Sept IAI Pusat 16
15 Des IAI Wilayah Riau 8
6
21-23 Mar
Akuntansi Imbalan Kerja- dan Manfaat Purnakarya dan Aspek Perpajakannya -
PSAK 24
IAI Pusat 24
18-20 Juli IAI Pusat 24
5-7 Sept IAI Pusat 24
5-6 Sept IAI Wilayah Jakarta 16
28-30 Nov IAI Pusat 24
7
27-28 Feb
Akuntansi Pendapatan Sesuai PSAK 72
IAI Pusat 16
28 Maret IAI Wilayah Sumatera Selatan 8
14-15 Agus IAI Pusat 16
29 Nov IAI Wilayah Sumatera Selatan 8
5-6 Des IAI Pusat 16
8
8-9 Mei
PSAK 71: Instrumen Keuangan
IAI Pusat 16
7-8 Agus IAI Pusat 16
13-14 Nov IAI Pusat 16
9
8 Maret
Pengukuran Nilai Wajar - PSAK 68
IAI Pusat 8
29 Juni IAI Pusat 8
19 Juli IAI Pusat 8
15 Nov IAI Pusat 8
10
25-27 Apr
Akuntansi Syariah Terkini
IAI Pusat 24
25-27 Juli IAI Pusat 24
10-12 Okt IAI Pusat 24
20 Okt IAI Wilayah Riau 8
25-26 Okt IAI Wilayah Sumatera Selatan 16
27-28 Des IAI Wilayah Yogyakarta 18
114 Juni
Akuntansi Keuangan untuk YayasanIAI Wilayah Aceh 8
2 Okt IAI Wilayah Aceh 8
NO TANGGAL JUDUL PPL PENYELENGGARA SKP
-
9
BALAI KARTINI, JAKARTA, 4-6 DESEMBER 2018
TOPIK LAINNYANO TANGGAL TOPIK PPL PENYELENGGARA SKP
121 Maret
Hukum Perikatan Jasa Akuntan IAI Pusat 8
29 Agus IAI Pusat 8
228 Feb
Manajemen Kantor Jasa AkuntanIAI Wilayah Riau 8
23 Okt IAI Pusat 8
3
14-15 Feb
Analisis Laporan Keuangan
IAI Wilayah Jakarta 16
14-15 Feb IAI Pusat 16
17-18 Apr IAI Pusat 16
6-7 Sept IAI Pusat 16
14-15 Nov IAI Wilayah Jakarta 16
23-24 Nov IAI Wilayah Sumatera Selatan 16
12-13 Des IAI Pusat 16
42-4 Mei
Corporate Cash ManagementIAI Pusat 24
26-28 Sept IAI Pusat 24
5
7-8 Feb
Creative Accounting vs Tax Planning
IAI Pusat 16
16-17 Mei IAI Pusat 16
7-8 Agus IAI Pusat 16
2 Okt IAI Wilayah Riau 16
15-16 Nov IAI Pusat 16
19-20 Des IAI Wilayah Jakarta 16
IKATANAKUNTAN
INDONESIA
-
10
TOPIK STANDAR PROFESI
TOPIK PERKEMBANGAN REGULASI KANTOR JASA AKUNTAN (KJA)
1. STANDAR DAN PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU BAGI KJA YANG MELAK SANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Regulasi mensyaratkan agar Kantor Jasa Akuntansi (KJA) memiliki rancangan sistem pengendalian mutu untuk mendapatkan ijin usaha KJA. Pada tahun 2017, Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi (DSPJA IAI) telah mengesahkan Standar Pengendalian Mutu 1: Pengendalian Mutu bagi KJA yang Melaksanakan Perikatan Selain Perikatan Asurans (SPM 1). KJA wajib menerapkan SPM 1 paling lam-bat tanggal 1 Januari 2018. Pimpinan KJA wajib membawa sistem pengendalian mutunya untuk prak-tik langsung dalam PPL ini.
2. STANDAR PROFESI JASA AKUNTAN STANDAR PERIKATAN JASAPada tahun 2017. Dewan Standar Profesi Jasa Akuntansi (DSPJA) IAI telah mengesahkan Standar Perikatan Jasa 4400: Perikatan Untuk Melakukan Prosedur yang Disepakati Atas Informasi Keuan-gan (SPJ 4400) dan Standar Perikatan Jasa 4410: Perikatan Kompilasi (SPJ 4410). SPJ 4400 mem-berikan panduan kepada praktisi KJA mengenai tanggung jawabnya ketika melaksanakan perikatan prosedur yang telah disepakati (Agreed upon precedures) atas informasi keuangan. Sedangkan SPJ 4410 memberikan panduan terkait tanggung jawab praktisi KJA ketika membantu manajemen dalam kompilasi informasi keuangan historis tanpa mendapatkan asurans apapun atas informasi tersebut. SPJ ini berlaku efektif untuk laporan perikatan tertanggal pada atau setelah tanggal 1 januari 2018 dengan penerapan dini diperkenankan.
3. KODE ETIK PROFESIONAL AKUNTANEtika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan bagi akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/ ART IAI dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 263/ KMK.01/2014 tentang Penetapan Ikatan Akuntan Indonesia Sebagai Organisasi Profesi Akuntan.
Regulasi mensyaratkan agar Kantor Jasa Akuntansi (KJA) Kantor Jasa Akuntan (KJA) memiliki peran yang penting dalam peningkatan literasi dan transparansi laporan keuangan. Untuk dapat menjalank-an perannya tersebut, KJA juga diwajibkan untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), dan peraturan lainnya. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan regulasi sehingga dapat meningkatkan mutu dan profesionalisme KJA.
TANGGAL PELATIHAN: 15 Februari 2018 (Makassar), 1 Maret 2018 (Jakarta), 8-9 Maret 2018 (Medan), 10-11 April 2018 (Surakarta) dan 8-9 Mei 2018 (Samarinda)
TANGGAL PELATIHAN: 18-19 April 2018 (Jakarta), 6-7 Juli 2018 (Banten), 20-21 Juli 2018 (Jawa Barat) dan 2-3 Oktober 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 27-28 Juli 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 21 Maret 2018 (Jakarta)
1. PERKEMBANGAN REGULASI KANTOR JASA AKUNTAN DAN STANDAR PROFESI
2. GATHERING REPORT AND INFORMATION PROCESSING SYSTEM (GRIPS)
Sehubungan dengan pelaksanaan kewajiban untuk menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ) dan menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LKTM) kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Pelaku Penyedia Jasa (KJA dan KAP) wajib melakukan registrasi pada Gathering Reports and lnformation Processing System (GRIPS). dalam pelatihan ini akan dilakukan registrasi GRIPS secara online
TANGGAL PELATIHAN: 22 Februari 2018 (Jakarta) dan 17 Juli (Batam
-
11
TOPIK STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN1. IMPLEMENTASI SAK ENTITAS MENENGAH, KECIL DAN MIKRO (EMKM)
SAK EMKM efektif 1 Januari 2018 diharapkan dapat meningkatkan benefit atau menurunkan cost bagi kalangan entitas. Manfaat dan biaya yang akan timbul juga meliputi keyakinan bahwa pilihan terha-dap SAK EMKM akan sejalan atau sinergi dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bagi pelaku bisnis EMKM akan timbulnya potensi kewajiban pajak masa depan yang akan menjadi sandungan bagi pengembangan bisnis EMKM. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu para pelaku bisnis EMKM, Profesional, Kalangan Perguruan Tinggi, dan staf atau calon staf EMKM dalam menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel dan dapat diandal-kan serta akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap EMKM dan mencerminkan kinerja UMKM secara utuh.
2. IMPLEMENTASI SAK ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (ETAP)Sesuai dengan ruang lingkup SAKETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (gen-eral purposes statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memahami implementasi SAK ETAP secara keseluruhan.
3. PSAK TERKINI SESUAI PROGRAM KONVERGENSI IFRSPSAK Terkini Sesuai Program Konvergensi IFRS, merupakan PSAK terbaru yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkat penge-tahuan dan informasi mengenai penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan perusahaan sesuai dengan PSAK terkini dengan program konvergensi IFRS.
4. AKUNTANSI ASET SESUAI PSAK 16, PSAK 48, PSAK 58, PSAK 14, ISAK 9 DAN ISAK 11Pelatihan ini membahas mengenai ruang lingkup aset yang dimiliki oleh perusahaan, mencakup aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, operasi yang dihentikan, persediaan dan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan, serta penurunan nilai aset. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat memahami bagaimana pengakuan, pengukuran dan penilaian aset sesuai dengan PSAK terkini.
5. PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SESUAI PSAK 1, PSAK 2, PSAK 3, PSAK 25 DAN ISAK 17Pelatihan ini bertujuan agar peserta mampu memahami dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum agar dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Serta dapat memahami persyaratan dalam penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan.
TANGGAL PELATIHAN: 10-11 April 2018 (Jakarta), 28-29 Juni 2018 (Jakarta), 4 Juli 2018 (Aceh), 14-15 Agustus 2018 (Jakarta), 25-26 Oktober 2018 (Yogyakarta) dan 18-19 Desember 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 9-12 April 2018 (Jakarta), 17-20 April 2018 (Jakarta), 26-27 April 2018 (Yogyakarta), 28 Juni 2018 (Sumatera Selatan) 24-27 Juli 2018 (Bali), 18-21 September 2018 (Bali) dan 13-16 November 2018 (Bali)
TANGGAL PELATIHAN: 7-8 Maret 2018 (Jakarta), 10 Maret 2018 (Riau), 28 Juli 2018 (Riau) dan 20-21 September 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 23-25 Mei 2018 (Jakarta) dan 3-5 Oktober 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 19-20 April 2018 (Jakarta), 8-9 Mei 2018 (Jakarta), 18-19 September dan 15 Desember 2018 (Riau)
-
12
6. AKUNTANSI IMBALAN KERJA, DAN MANFAAT PURNAKARYAPSAK menganggap program manfaat purnakarya sebagai salah satu entitas pelaporan yang terpisah dari pemberi kerja peserta program tersebut. Tujuan dari pelatihan ini diharapkan peserta mampu memahami pengaturan akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja dan dapat memahami segi per-pajakan mengenai imbalan kerja. Selain itu peserta diharapkan mampu memahami penerapan dalam laporan keuangan program manfaat purnakarya pada saat penyusunan laporan keuangan tersebut
7. AKUNTANSI PENDAPATAN SESUAI PSAK 72PSAK 72 mengatur model pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, sehingga enti-tas diharapkan dapat melakukan analisis sebelum mengakui pendapatan. PSAK 72 akan menggan-tikan seluruh standar yang terkait dengan pengakuan pendapatan yang ada saat ini, yaitu PSAK 23: Pendapatan, PSAK 34: Kontrak Konstruksi, ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estate, ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan PSAK 44: Akuntansi Aktivi-tas Pengembangan Real Estate. PSAK ini akan berlaku pada 1 Januari 2020 dengan penerapan dini diperkenankan. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar peserta memahami dan dapat mengimplemen-tasikan penentuan pengakuan pendapatan di perusahaan.
8. PSAK 71: INSTRUMEN KEUANGANPSAK 71 mengatur perubahan persyaratan terkait instrumen keuangan seperti klasifikasi dan pen-gukuran, penurunan nilai, dan akuntansi lindung nilai. Pelatihan ini bertujuan agar peserta mampu me-mahami perubahan pada aspek instrumen keuangan setelah disahkannya PSAK 71 yang merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments.
9. PENGUKURAN NILAI WAJAR - PSAK 68Tujuan PSAK ini adalah untuk mendefinisikan nilai wajar (fair value), menetapkan kerangka penguku-ran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. Nilai wajar se-bagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk men-galihkan suatu liabilitas dalam transaksi stabilitas antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Nilai wajar digunakan hanya untuk pengukuran aset dan liabilitas. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat memahami bagaimana pengukuran nilai wajar aset maupun liabilitas sesuai dengan PSAK 68.
10. AKUNTANSI SYARIAH TERKINISeiring dengan berjalannya waktu, ekonomi syariah pun mulai menjadi salah satu fokus di dalam lembaga keuangan, yang tidak lagi hanya sebagai alternatif atas kekurangan ekonomi konvensional, tetapi sudah menjadi perekonomian solutif dalam memecahkan persoalan ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan akuntansi syariah mutlak diperlukan untuk mengimbangi laju perkembangan ekonomi syariah ini. Akuntansi syariah merupakan bidang yang tidak bisa dielakkan dalam kehidupan kelem-bagaan saat ini, baik lembaga keuangan maupun non keuangan. Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat memahami PSAK akuntansi syariah secara keseluruhan.
TANGGAL PELATIHAN: 21-23 Maret 2018 (Jakarta), 18-20 Juli 2018 (Jakarta), 5-7 September 2018 (Jakarta), 5-6 September 2018 (Jakarta) dan 28-30 November 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 27-28 Februari 2018 (Jakarta), 28 Maret (Sumatera Selatan), 14-15 Agustus 2018 (Jakarta), 29 November 2018 (Sumatera Selatan) dan 5-6 Desember 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 25-27 April 2018 (Jakarta), 25-27 Juli 2018 (Jakarta), 10-12 Oktober 2018 (Jakarta), 20 Oktober (Riau), 25-26 Oktober 2018 (Sumatera Selatan) dan 27-28 Desember (Yogyakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 8 Maret 2018 (Jakarta), 29 Juni 2018 (Jakarta), 19 Juli 2018 (Jakarta) dan 15 November 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 8-9 Mei 2018 (Jakarta), 7-8 Agustus 2018 (Jakarta) dan 13-14 November 2018 (Jakarta)
-
13
TOPIK LAINNYA1. HUKUM PERIKATAN KANTOR JASA AKUNTAN
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK No. 1/ 2014 tentang Akuntan Beregister Negara tel-ah memberikan kesempatan bagi Kantor Jasa Akuntansi (KJA) untuk dapat memberikan berbagai jasa perikatan non-assurans sebagaimana yang diamanahkan dalam PMK tersebut. Sebelum melak-sanakan perikatan, KJA sangat dianjurkan untuk melakukan perikatan secara tertulis dengan klien atas jasa yang akan diberikannya. Oleh karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pe-mahaman bagi KJA terkait dasar-dasar hukum perikatan dan dampak hukum dari setiap perikatan yang dilakukannya.
2. MANAJEMEN KANTOR JASA AKUTANKeluarnya PMK 25/PMK.01/2014 telah melegalkan bisnis kantor jasa akuntansi (KJA) menjadi salah satu jasa yang diawasi dan diregulasi pemerintah. Dengan demikian, kini kalangan industri bisa melakukan kampanye terbuka untuk mengembangkan jasa ini. Melalui pelatihan ini peserta diharapkan dapat memahami bagaimana manajemen kantor jasa akuntansi yang baik yang dapat meningkatkan kuali-tas dan minat pengguna jasa akuntansi.
3. ANALISIS LAPORAN KEUANGANUntuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan se-hingga dapat membantu para pelaku bisnis, atau para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tanpa terkecuali. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat me-mahami analisis laporan keuangan yang berguna dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan.
4. CORPORATE CASH MANAGEMENTManajemen Kas Korporasi (Corporate Cash Management) merupakan rangkaian kegiatan peren-canaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik, sebuah perusahaan dapat mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, meski menghasilkan laba yang tinggi. Karena situasi bisnis memiliki ketidakpastian, maka dibutuhkan pengelolaan kas yang baik potensi krisis akan dapat teridentifikasi sedini mungkin dan dapat diantisipasi dengan segera. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru atau penyegaran mengenai cash management kepada peserta, me-mancing peran finance untuk tidak hanya berfokus pada praktik terbaik dan pengefektifan biaya namun mulai berperan sebagai partner bisnis yang efektif, meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan pengendalian kas (controlling cash management), serta secara keseluruhan pelatihan ini dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi peserta.
5. CREATIVE ACCOUNTING VS TAX PLANNINGCreative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pema-haman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, interpretasi, teknik, dan sebagainya) kemudian menggunakannya untuk menyusun laporan keuangan dalam perencanaan pajak. Pelatihan ini bertujuan agar peserta dapat memahami dan menganalisis bagaimana perencanaan pajak yang baik sehingga terhindar dari praktik-praktik creative accounting yang dapat merugikan pengguna laporan keuangan.
TANGGAL PELATIHAN: 14-15 Februari 2018 (Jakarta), 17-18 April 2018 (Jakarta), 6-7 September 2018 (Jakarta), 14-15 November 2018 (Jakarta), 23-24 November 2018 (Sumatera Selatan) dan 12-13 Desember 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 7-8 Februari 2018 (Jakarta), 16-17 Mei 2018 (Jakarta), 7-8 Agustus 2018 (Jakarta), 2 Oktober 2018 (Riau), 15-16 November 2018 (Jakarta) dan 19-20 Desember 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 21 Maret 2018 (Jakarta) dan 29 Agustus 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 28 Februari 2018 (Riau) dan 23 Oktober 2018 (Jakarta)
TANGGAL PELATIHAN: 2-4 Mei 2018 (Jakarta) dan 26-28 September 2018 (Jakarta)
-
14
KETENTUAN UMUM PPL1. Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) adalah kegiatan belajar terus menerus (continuous learn-
ing) yang harus ditempuh oleh akuntan profesional agar senantiasa dapat memelihara, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesionalnya.
2. Tujuan PPL adalah untuk: a. mendorong akuntan profesional memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi
profesionalnya secara berkesinambungan; b. membekali akuntan profesional dengan pengetahuan dan keahlian mutakhir di bidangnya seh-
ingga mampu menerapkannya dengan baik dalam menjalankan tugas dan kewajiban profesional mereka; serta
c. menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada profesi akuntan dengan menunjuk-kan bahwa akuntan memiliki standar kompetensi profesional sesuai dengan harapan masyarakat pengguna jasa.
KEWAJIBAN PPLBerdasarkan Surat Keputusan Dewan Pengurus Nasional IAI Nomor: KEP-38/SK/DPN/IAI/XII/2012Tentang Kewajiban PPL, kewajiban Anggota Utama IAI dalam meningkatkan komptensinya adalah:
1. Anggota Utama IAI pemegang sebutan Chartered Accountant Indonesia wajib memelihara dan meningkatkan kompetensi melalui kegiatan PPL.
2. Kegiatan PPL dapat ditempuh melalui kegiatan PPL yang diselenggarakan oleh IAI, atau pihak lain yang diakui IAI.
3. Kegiatan PPL adalah seperti: a. pelatihan, kursus, lokakarya/workshop, diskusi panel, seminar, konferensi, konvensi atau simpo-
sium; b. program pascasarjana pada bidang studi yang relevan dengan kompetensi akuntan;c. program belajar jarak jauh yang relevan dengan kompetensi akuntan;d. penulisan artikel, majalah, atau buku dengan materi yang relevan dengan kompetensi akuntan
dan dipublikasikan;e. riset profesional atau studi terhadap bidang-bidang yang relevan dengan kompetensi akuntan;f. menjadi anggota Dewan/Komite Teknis IAI atau organisasi profesi lainnya yang diakui IAI yang
mengharuskan yang bersangkutan menyiapkan atau mereview materi-materi yang bersifat teknis yang relevan dengan kompetensi akuntan.
4. Jumlah Satuan Kredit PPL (SKP) yang wajib diikuti oleh Anggota Utama IAI pemegang sebutan Char-tered Accountant Indonesia paling sedikit berjumlah 120 (seratus dua puluh) SKP dalam periode 3 (tiga) tahun.
5. Dalam memenuhi kewajiban tersebut Anggota Utama IAI pemegang sebutan Chartered Accountant Indonesia harus memenuhi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) SKP dalam 1 (satu) tahun.
6. Anggota Utama IAI pemegang sebutan Chartered Accountant Indonesia wajib menyampaikan lapo-ran realisasi PPL tahunan dengan lengkap kepada IAI pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 216/PMK.01/2017 Tentang Akuntan Berpraktik, ke-waajiban Akuntan Berpraktik dalam menjaga kompetensinya adalah:
1. Akuntan Berpraktik wajib mengikuti PPL paling sedikit 40 (empat puluh) satuan kredit setiap tahun yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan, PPPK, dan/ atau pihak lain yang diakui oleh Asosiasi Profesi Akuntan dan/ atau PPPK.
2. Satuan kredit PPL tersebut paling sedikit terdiri atas:a. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan regulasi;b. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan standar profesi; danc. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan dengan standar akuntansi.
-
15
PERHITUNGAN SKP1. Perhitungan SKP sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf a adalah sebagai berikut:
a. satu SKP terdiri dari 50 (lima puluh) menit efektif;b. bila suatu kegiatan terdiri dari beberapa sesi, maka SKP dihitung setelah menjumlahkan terlebih
dahulu waktu atau menit untuk seluruh sesi dalam kegiatan tersebut; dan c. jumlah waktu dibagi dengan 50 (lima puluh) menit dengan pembulatan dalam hal hasilnya berupa
pecahan. 2. Perhitungan SKP untuk pengajar atau pembicara pada suatu program PPL adalah sebagai berikut:
a. pengajar/pembicara pada program PPL berhak mendapat SKP untuk persiapan dan presentasi yang telah dilakukan;
b. presentasi SKP dihitung berdasarkan jumlah waktu tatap muka;c. pengajar/pembicara yang melaksanakan suatu program PPL untuk pertama kali berhak meneri-
ma SKP untuk waktu aktual yang digunakan dalam persiapan; d. lama waktu persiapan dibatasi maksimal 2 (dua) kali waktu yang diperlukan untuk menyampaikan
materi presentasi; dane. presentasi yang pernah dilakukan sebelumnya oleh pembicara/pengajar tidak akan menerima
SKP kecuali jika pembicara/pengajar tersebut dapat menunjukkan bahwa materi presentasi telah diubah secara signifkan dan perubahan tersebut memerlukan persiapan atau penelitian tambah-an yang signifikan.
3. Perhitungan SKP untuk program pasca sarjana pada bidang studi yang relevan dengan kompetensi akuntan adalah sebagai berikut: a. SKP dihitung berdasarkan jumlah SKS yang diambilnya dengan ketentuan 1 (satu) SKS = 1 (satu)
SKP; danb. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui adalah 90 (sembilan puluh) SKP.
4. Perhitungan SKP untuk kegiatan belajar jarak jauh yang relevan dengan kompetensi akuntan adalah sebagai berikut:a. SKP dihitung berdasarkan jumlah SKS yang diambilnya dengan ketentuan 1 (satu) SKS = 1 (satu)
SKP; danb. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang bisa diakui adalah 36 (tiga puluh enam) SKP.
5. Perhitungan SKP untuk kegiatan penulisan artikel, makalah atau buku yang relevan dengan kompe-tensi akuntan dan dipublikasikan adalah sebagai berikut:a. SKP dihitung berdasarkan waktu aktual yang digunakan dalam melakukan penelitian dan penu-
lisan sepanjang waktu yang digunakan tersebut meningkatkan kompetensi profesionalnya; danb. dalam periode 3 (tiga) tahun maksimum SKP yang bisa diakui adalah 60 (enam puluh) SKP.
6. Perhitungan SKP untuk kegiatan riset profesional atau studi terhadap bidang-bidang yang relevan dengan kompetensi akuntan adalah sebagai berikut:a. SKP dihitung berdasarkan waktu aktual yang digunakan dalam melakukan penelitian dan riset
sepanjang waktu yang digunakan tersebut untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya; danb. dalam periode 3 (tiga) tahun, jumlah maksimum SKP yang bisa diakui untuk kegiatan penelitian
adalah 90 (sembilan puluh) SKP.7. Perhitungan SKP bagi anggota Dewan/Komite Teknis IAI atau organisasi profesi lainnya yang diakui
IAI yang mengharuskan yang bersangkutan menyiapkan atau mereview materi-materi yang bersifat teknis yang relevan dengan kompetensi akuntan adalah sebagai berikut:a. Jumlah SKP yang dapat diakui adalah maksimum 30 (tiga puluh) SKP per tahun; dan b. dalam periode 3 (tiga) tahun, maksimum SKP yang dapat diakui adalah 90 (sembilan puluh) SKP.
3. Pemenuhan satuan kredit PPL lainnya dapat diperoleh melalui:a. pelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel, seminar, konferensi, konvensi, atau simposium;b. program pascasarjana pada bidang studi yang relevan dengan kompetensi Akuntan Berpraktik;c. program PPL dalam Janngan (online) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan dan/
atau PPPK;d. publikasi tulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang relevan dengan kompetensi
Akuntan Berpraktik;e. riset profesional atau studi terhadap bidang yang relevan dengan kompetensi Akuntan Berprak-
tik; dan/atauf. kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menjaga kompetensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi
Profesi Akuntan.4. Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan tersebut dikenai sanksi administratif berupa per-
ingatan.
-
16
TUTORIAL PELAPORAN REALISASI PPL DI IAI LOUNGE
1. HALAMAN IAI LOUNGE
Jika login Anda berhasil, maka akan masuk ke Halaman depan IAI Lounge seperti ini.
Masukan username dan password dari akun
Anda, contoh: [email protected]
Silakan klik Laporan SKP untuk lanjut ke form laporan SKP
-
17
2. LANGKAH-LANGKAH LAPOR SKP
3. MENAMBAH LAPORAN SKP
1. Form laporan SKP, diisi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.2. Tombol upload dokumen kesertaan, ukuran file maksimal 500KB dan jenis file .pdf atau .jpg.3. Tombol simpan, setelah form selesai diisi, klik tombol ini untuk menyimpan data.
1
2
3
Setelah tersimpan, silakan cek data yang sudah dimasukan ke
Daftar SKP
Isi lagi form sesuai dengan ketentuan, setelah selesai klik
Simpan
-
18
3. TAMPILAN LAPORAN SKP
1. Tabel daftar SKP yang telah dilaporkan.2. Tabel list SKP pertahun, nilai SKP yang telah dicapai dan kewajiban SKP pertahun.3. Tabel Nilai Kewajiban SKP per 3(tiga) tahun, dimana anggota harus memenuhi 120 SKP per
3(tiga) tahun.
1
2 3
-
19
PMK NO 216/PMK.01/2017
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALIN AN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216/PMK. 01/2017
Menimbang
TENT ANG AKUNTAN BEREGISTER
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar "Akuntan" ("Accountant") , telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/ PMK.01/ 2014 tentang Akun tan Beregister Negara;
b. bahwa guna menyempurnakan pembinaan clan pengawasan terhadap profesi akuntan clan mendorong perkembangan profesi akuntan di Indonesia, perlu diatur kembali ketentuan mengenai Akuntan Beregister yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/ PMK.01/ 2014 tentang Akuntan Beregister Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan se bagaimana dimaksud dalam huruf a clan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Akuntan Beregister;
"-
...
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
20
Mengingat
Menetapkan
- 2 -
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar "Akuntan" ("Accountant") (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo:r 705);
2. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2015 tenhng Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Repujlik Indonesia Tahun 2015 Nomor 51);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2J15 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1926) ;
MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG AKUN'":'AN BEREGISTER.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Beregister adalah seseorang yang telah terdaftar
pada register negara akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri.
2. Akuntan Berpraktik adalah Akuntan Beregister yang telah mendapatkan izin dari Menteri untuk memberikan jasa akuntansi kepada publik melalui Kantor Jasa Akuntan.
3. Kantor Jasa Akuntan yang selanjutnya disingkat KJA adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri untuk memberikan jasa akuntansi kepada pu:::>lik bagi Akuntan Berpraktik.
4. Asosiasi Profesi Akuntan akun tan prof esional yang ditetapkan oleh Menteri.
adalah orgamsas1 prof esi bersifat nasional ian
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
21
- 3 -
5. Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi adalah organisasi profesi akuntan profesional, akuntan publik, atau akuntan manajemen yang bersifat nasional dan diakui Menteri.
6. Pendidikan Profesional Berkelanjutan yang selanjutnya disingkat PPL adalah pendidikan berkelanjutan terkait akuntansi.
7. Rekan adalah seseorang yang bertindak se bagai seku tu pada KJA berbentuk usaha persekutuan perdata atau firma.
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.
9. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan yang selanjutnya disingkat PPPK adalah Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan.
BAB II AKUNTAN BEREGISTER
Bagian Kesatu Tata Cara Permohonan Pendaftaran Akuntan Beregister
(1) Menteri Pasal 2
menyelenggarakan administrasi Beregister dalam suatu register negara akuntan.
Akuntan
(2) Penyelenggaraan administrasi Akuntan Beregister se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilaksanakan oleh Kepala PPPK.
(3) Syarat untuk terdaftar sebagai Akuntan Beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. memiliki bukti kelulusan ujian sertifikasi profesi
akun tansi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Prof esi Bidang Akuntansi;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
22
- 4 -
b. menjadi anggota Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi; c. berpengalaman praktik di bidang akuntansi paling
sedikit 3 (tiga) tahun; dan d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
( 4) Berpengalaman praktik di bi dang akun tansi se bagaiman2_ dimaksud pada ayat (3) huruf c juga dapat diperolel: dengan: a. menjadi pengajar bidang akuntansi paling sedikrt 3
(tiga) tahun; atau b. menyelesaikan pendidikan profesi akun tansi.
pendidikan magister di bidang akuntansi, a:ac_ pendidikan doktor di bidang akuntansi.
(5) Berpengalaman menjadi pengaJar bidang akuntans: sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a disetarakan dengan pengalaman praktik di bidang akuntansi selama 2 (dua) tahun.
(6) Menyelesaikan pendidikan profesi akuntansi, pendidikan magister di bidang akuntansi, atau pendidikan doktor di bidang akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b disetarakan dengan pengalaman praktik di bidang akuntansi selama 1 (satu) tahun.
(7) Permohonan untuk terdaftar sebagai Akuntan Beregister diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk; b. fotokopi bukti kelulusan ujian sertifikasi pr01es1
akuntansi; c. fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Bidang
Akuntansi yang masih berlaku; d. surat keterangan atau bukti pengalaman praktik di
bidang akuntansi; e. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; clan f. 2 (dua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali
enam) dengan latar belakang putih. (8) Setiap orang yang telah terdaftar sebagai Akun::an
Beregister se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1
memperoleh piagam Akuntan Beregister.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
23
- 5 -
(9) Piagam Akuntan Beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (8) ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
( 10) Piagam Akuntan Beregister sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
Bagian Kedua Akun tan Beregister bagi Warga Negara A sing
Pasal 3 ( 1) Warga negara asmg dapat mengajukan permohonan
kepada Menteri untuk terdaftar sebagai Akuntan Beregister apabila telah ada perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara asal warga negara asing tersebut.
(2) Syarat untuk terdaftar sebagai Akuntan Beregister bagi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) sebagai berikut: a. lulus UJian sertifikasi profesi akuntansi yang
diselenggarakan oleh: 1. Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2); a tau 2. asosiasi prof esi a sing di bi dang akun tansi yang
telah memiliki perjanjian saling pengakuan dengan Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi;
b. memiliki izin tinggal di wilayah negara Repu blik Indonesia;
c. tidak berada dalam pengampuan; d. lulus ujian materi di bidang perpajakan dan hukum
dagang Indonesia dalam bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi;
e. berpengalaman praktik di bidang akuntansi paling sedikit 3 (tiga) tahun;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
24
- 6 -
f. menjadi anggota Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi; g. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; dan h. ketentuan lain sesuai d.engan perjanjian s2ling
pengakuan antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara asal warga negara asing tersebut.
(3) Permohonan untuk terdaftar sebagai Akuntan Beregister bagi warga negara asing diajukan kepada Kepala P?PK dengan melampirkan: a. fotokopi bukti kelulusan UJ1an sertifikasi profesi
akuntansi; b. fotokopi kartu izin tinggal tetap; c. surat pernyataan tidak berada dalam pengampuan; d. fotokopi bukti kelulusan ujian materi di bidang
perpajakan clan hukum dagang Indonesia; e. surat keterangan atau bukti pengalaman praktik di
bidang akuntansi; f. fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Prof esi Bi dang
Akuntansi yang masih berlaku; g. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; h. 2 (dua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali
enam) dengan latar belakang putih; dan i. dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan
perJ an J ian saling pengakuan an tara Pemerin tah Indonesia dan pemerin tah negara as al warga negara a sing terse but.
( 4) Setiap warga negara asmg yang telah terdaftar se bagai Akuntan Beregister sebagaimana dimaksud pada aya: (1) memperoleh piagam Akuntan Beregister.
(5) Piagam Akuntan Beregister bagi warga negara asmg
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditandatangani oleh
Kepala PPPK atas nama Menteri. (6) Piagam Akuntan Beregister sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
25
- 7 -
Bagian Ketiga Sertifikasi dan Keanggotaan Akun tan Beregister
Pasal 4 ( 1) Akuntan Beregister harus:
a. menjadi anggota Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi; b. memelihara kompetensi dan sertifikasi profesi
akuntansi melalui PPL sesuai dengan ketentuan yang diatur Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi; dan
c. mematuhi kode etik yang diberlakukan Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi.
(2) Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi melakukan pengawasan pelaksanaan keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) .
(3) Dalam hal Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi mencabut sertifikasi profesi akuntansi atau keanggotaan Akuntan Beregister, Asosiasi Prof esi Bi dang Akun tansi menyampaikan nama Akuntan Beregister yang bersangkutan kepada Kepala PPPK paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal pencabutan sertifikasi atau keanggotaan.
(4) Akuntan Beregister yang sertifikasi atau keanggotaannya dicabut oleh Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) , piagam Akuntan Beregister yang bersangkutan dapat dinyatakan tidak berlaku oleh Kepala PPPK.
BAB III UJIAN SERTIFIKASI PROFESI AKUNTANSI
Pasal 5 ( 1) Ujian sertifikasi profesi akuntansi diselenggarakan oleh
Asosiasi Prof esi Bi dang Akun tansi yang sertifikasinya telah disepakati dalam pelaksanaan perjanjian saling pengakuan jasa akuntansi di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).
.tJ www.jdih.kemenkeu.go.id
-
26
- 8 -
(2) Ujian sertifikasi profesi akuntansi dimaksud pada ayat ( 1) meliputi:
sebagaimana
a. UJlan sertifikasi akuntan profesional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan;
b. UJian sertifikasi akuntan publik yang diselenggarakan oleh asosiasi profesi akuntan publik yang telah ditetapkan sesuai dengan keten:uan peraturan perundangan-undangan; atau
c. UJian sertifikasi akuntan manaJemen yang diselenggarakan oleh asosias1 prof esi aku::i tan manaJemen yang bersifat nasional dan diakui ::>leh Menteri.
(3) Syarat untuk dapat mengikuti UJian sertifikasi pr-:>fesi akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. memiliki ijazah paling rendah diploma IV
sarj ana di bi dang akun tansi dari perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar negeri yang telah disetarakan oleh instansi yang berwer..ang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pendidikan;
b. memiliki ijazah magister atau doktor di bicang akuntansi dari perguruan tinggi Indonesia atau perguruan tinggi luar negeri yang telah disetara_kan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bid.ang pendidikan;
c. memiliki pengetahuan dan kompetensi di biciang akuntansi yang ditetapkan Asosiasi Profesi Biciang Akuntansi bagi lulusan sarjana non akuntansi atau yang setara; atau
d. memiliki sertifikat teknisi akuntansi level 6 (enam) yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi teknisi akuntansi yang diakui oleh Menteri berdasarkan kerangka kualifikasi nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
27
- 9 -
BAB IV AKUNTAN BERPRAKTIK
Bagian Kesatu Izin Akuntan Berpraktik
Pasal 6 (1) Akuntan Beregister yang akan memberikan Jasa
akuntansi kepada publik melalui KJA wajib terlebih dahulu memperoleh izin sebagai Akuntan Berpraktik dari Menteri.
(2) Syarat untuk memperoleh 1zm Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. memiliki piagam Akuntan Beregister; b. memiliki sertifikat akuntan profesional yang
diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan; c. berdomisili di wilayah negara Republik Indonesia; d. tidak berada dalam pengampuan; e. berpengalaman praktik di bi dang akun tansi paling
sedikit 3 (tiga) tahun yang diperoleh dalam 5 (lima) tahun terakhir berdasarkan verifikasi Asosiasi Profesi Akuntan;
f. tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Berpraktik;
g. menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan; dan h. tidak pernah dipidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
(3) Permohonan izin Akuntan Berpraktik diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. fotokopi piagam Akuntan Beregister; b. fotokopi sertifikat akuntan profesional; c. fotokopi Kartu Tanda Penduduk; d. surat pernyataan tidak berada dalam pengampuan;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
28
- 10 -
e. surat keterangan pengalaman praktik yang :=elah diverifikasi Asosiasi Profesi Akuntan;
f. fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akur.tan; g. surat keterangan bermeterai cukup yang
menyatakan tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan pidana penjara penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan
h. 2 (dua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali enam) dengan latar belakang putih.
(4) Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(5) Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
Pasal 7 (1) Izin Akuntan Berpraktik berlaku selama 5 (lima) tahun
sejak tanggal ditetapkan. (2) Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diperpanjang paling cepat 6 (enam) b-..Ilan sebelum tanggal masa berlaku izin berakhir atau paling lambat pada tanggal masa berlaku izin berakhir.
Pasal 8 (1) Untuk memperoleh perpanJangan 1zm sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) , Akuntan Berpraktik harus mengajukan permohonan perpanJangan 1zm kepada Kepala PPPK.
(2) Syarat untuk memperoleh perpanJangan 1zm Akuntan Berpraktik se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) se bagai berikut: a. memiliki 1zm Akuntan Berpraktik yang masih
berlaku; b. berdomisili di wilayah negara Republik Indonesia_
IJ www.jdih.kemenkeu.go.id
-
29
- 11 -
c. tidak berada dalam pengampuan; d. menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan; dan e. tidak pernah dipidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
(3) Permohonan izin Akuntan Berpraktik diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. fotokopi 1zm Akuntan Berpraktik yang masih
berlaku; b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk; c. surat pernyataan tidak berada dalam pengampuan; d. fotokopi kartu anggota Asosiasi Profesi Akuntan; e. surat keterangan bermeterai cukup yang
menyatakan tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan pidana penjara penjara 5 (lima) tahun atau lebih; dan
f. 2 ( d ua) lem bar foto berwarna ukuran 4 x6 (em pat kali enam) dengan latar belakang putih.
(4) Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(5) Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
Bagian Kedua Pengunduran Diri dan Tidak Berlakunya Izin Akuntan
Berpraktik
Pasal 9 (1) Akuntan Berpraktik dapat mengundurkan diri sebagai
Akuntan Berpraktik dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Menteri.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
30
- 12 -
(2) Permohonan pengunduran diri sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. asli izin Akun tan Berpraktik; b. surat pernyataan penyelesaian perikatan profesional
dengan klien; c. asli izin usaha KJA bagi Akuntan Berpraktik yang
memiliki KJA berbentuk perseorangan; dan d. surat pernyataan tidak sedang menjalani sa::iksi
administratif berupa pembekuan izin. (3) Persetujuan pengunduran diri Akuntan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dcJam bentuk surat yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(4) . Akuntan Berpraktik yang mengajukan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang memberikan jasa melalui KJA.
(5) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenai sa:iksi administratif berupa pencabutan izin.
Pasal 10 (1) Izin Akuntan Berpraktik dinyatakan tidak berlaku dalam
hal: a. Akuntan Berpraktik meninggal dunia; atau b. masa berlaku izin Akuntan Berpraktik berakhir dan
tidak diperpanjang. (2) Akuntan Berpraktik yang 1zmnya dinyatakan tidak
berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat mengajukan permohonan izin Akuntan Berpraktik yang baru dengan memenuhi ketentuan sebagairnana dimaksud dalam Pasal 6.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
31
- 13 -
Bagian Ketiga Kewajiban Akuntan Berpraktik
Pasal 11 (1) Akuntan Berpraktik wajib:
a. b.
menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan; menJaga kompetensi melalui PPL menyampaikan laporan realisasi PPL Asosiasi Profesi Akuntan;
dan kepada
c. mematuhi kode etik dan standar profesi yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan; dan
d. menyampaikan laporan kepada Kepala PPPK apabila terdapat perubahan data paling lama 1 ( satu) bulan setelah terjadinya perubahan.
(2) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d dikenai sanksi administratif berupa peringatan.
(3) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dikenai sanksi administratif berdasarkan berat nngannya pelanggaran.
(4) Dalam hal Asosiasi Profesi Akuntan mencabut keanggotaan Akuntan Berpraktik, Asosiasi Profesi Akuntan menyampaikan nama Akuntan Berpraktik yang bersangkutan kepada Kepala PPPK paling lama 1 (satu) bulan sejak dikenakannya pencabutan keanggotaan.
(5) Akuntan Berpraktik yang keanggotaannya dicabut oleh Asosiasi Profesi Akuntan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.
Pasal 12 (1) Akuntan Berpraktik wajib:
a. mendirikan atau bergabung dalam 1 (satu) KJA paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal diterbitkannya izin Akuntan Berpraktik; dan
b. memberikan jasanya melalui 1 (satu) KJA.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
32
- 14 -
(2) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin selama 2 (dua) tahun.
(3 ) Akuntan Berpraktik yang telah menjalani sanksi administratif berupa pembekuan 1zm sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi ketent:ian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) .
(4) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3 ) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.
Pasal 13 ( 1) Akuntan Berpraktik dilarang memberikan jasa asurans
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
(2) Akuntan Berpraktik yang melanggar ketent1an se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.
BABY KJA
Bagian Kesatu Badan Usaha KJA
Pasal 14 ( 1) KJA berbentuk badan usaha:
a. perseorangan; b. persekutuan perdata; c. firma; atau d. perseroan terbatas.
(2) KJA berbentuk perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a wajib didirikan dan dikelola oleh 1 (satu) orang Akuntan Berpraktik.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
33
- 15 -
(3 ) KJA berbentuk persekutuan perdata dan firma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c wajib didirikan dan dikelola oleh paling sedikit 2 (dua) orang Rekan yang memenuhi paling sedikit 1/ 2 (satu per dua) dari seluruh Rekan merupakan Akuntan Berpraktik.
(4) KJA berbentuk perseroan terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d wajib didirikan dan dikelola oleh paling sedikit 1 ( satu) orang direksi dan 1 (satu) orang komisaris, yang keduanya merupakan Akun tan Berpraktik.
(5) Dalam hal direksi dan komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih dari 2 (dua) orang, wajib memenuhi sediki t 1 / 2 ( sa tu per d ua) dari sel uruh direksi dan komisaris merupakan Akuntan Berpraktik.
(6) Dalam hal terdapat Rekan, direksi, atau komisaris yang berkewarganegaraan asing pada KJA, wajib memenuhi: a. jumlah Rekan berkewarganegaraan asmg
sebagaimana dimaksud pada ayat (3 ) paling banyak 1/5 ( satu per lima) dari seluruh Rekan; dan
b. jumlah direksi dan komisaris berkewarganegaraan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling ban yak 1/5 ( satu per lima) dari seluruh direksi dan komisaris.
(7) KJA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) , ayat (3 ), ayat (4) , ayat (5) , atau ayat (6) dikenai sanksi administratif berupa peringatan.
Pasal 15 KJA dapat menggunakan nama Akuntan Berpraktik yang merupakan pemimpin dan/ atau Rekan pada KJA yang bersangkutan atau menggunakan nama lain yang: a. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum;
b. belum digunakan oleh KJA lain; atau c. belum menjadi milik umum.
fJ www.jdih.kemenkeu.go.id
-
34
- 16 -
Bagian Kedua Izin Usaha KJA
Pasal 16 (1) Akuntan Berpraktik dapat membuka KJA di selur:ih
wilayah Republik Indonesia dengan terlebih dahulu memperoleh izin usaha KJA dari Menteri.
(2) Syarat untuk mendapatkan izin usaha KJA sebagai berikut: a. pem1mpm KJA merupakan Akuntan Berpralcik
berkewarganegaraan Indonesia; b. mempunyai tempat untuk menjalankan usaha yang:
1. berada di wilayah negara Republik Indonesia; 2. berdomisili di 1 ( satu) daerah provinsi ya.1g
sama dengan domisili pemimpin KJA atau di daerah kota/ kabupaten yang berbatasan langsung dengan domisili pemimpin KJA; dan
3. terpisah dari kegiatan lainnya; c. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang pegawai tetap
paling rendah lulusan sekolah menengah atas atau sederajat;
d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas na:na Akuntan Berpraktik untuk KJA yang berbenbk perseorangan atau atas nama KJA untuk KJA yang berbentuk selain perseorangan;
e. memiliki rancangan sistem pengendalian mutu; f. membuat surat pernyataan bermeterai cuk.ip
mengenai pendirian KJA bagi bentuk usaha perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit: 1. nama dan alamat Akuntan Berpraktik; 2. nama dan domisili KJA; dan 3. maksud dan tujuan pendirian KJA; dan
g. memiliki akta pendirian yang dibuat oleh notaris bagi KJA berbentuk selain perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit: 1. nama dan alamat Rekan, direksi dan komisaris;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
35
- 17 -
2. bentuk badan usaha KJA; 3 . nama clan clomisili KJA; 4. maksucl dan tujuan pendirian kantor, yaitu
memberikan jasa di bidang akuntansi sesuai clengan ketentuan peraturan perundangundangan;
5. hak dan kewajiban Rekan, direksi, dan komisaris; clan
6. penyelesaian sengketa dalam hal terj adi perselisihan.
(3 ) Permohonan izin usaha KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. fotokopi izin Akuntan Berpraktik seluruh Rekan,
direksi, clan komisaris; b. fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan
yang masih berlaku; c. fotokopi tanda bukti kepemilikan atau sewa kantor; d. foto tampak depan clan ruangan kantor; e. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak; f. rancangan sistem pengendalian mutu; g. daftar Akuntan Berpraktik bagi KJA yang berbentuk
us aha selain perseorangan; h. daftar pegawai KJA; I. surat pernyataan pendirian KJA bagi bentuk usaha
perseorangan; J. fotokopi akta pendirian bagi KJA yang berbentuk
selain perseorangan; clan k. surat persetujuan dari seluruh Rekan atau direksi
KJA mengenai penunjukan Akuntan Berpraktik sebagai pemimpin KJA untuk KJA berbentuk selain perseorangan.
(4) Izin usaha KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) clitetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
36
- 18 -
(5) Izin usaha KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
(6) Dalam hal data dan informasi yang disampaikan d2lam surat permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3 ) terbukti tidak benar, KJA yang telah diterbitkan 1zmnya dikenai sanksi administratif berupa pencabutan 1z1n.
Bagian Ketiga Kewajiban KJA
Pasal 17 (1) KJA wajib dipimpin oleh Akuntan Berpraktik yang
berkewarganegaraan Indonesia. (2) Izin KJA berbentuk perseorangan dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku, apabila: a. Izin Akuntan Berpraktik pemimpin KJA dinyatakan
tidak berlaku; b. Pemimpin KJA mengundurkan diri sebagai Akuntan
Berpraktik; atau c. Pemimpin KJA dikenai sanksi administratif berupa
pencabutan izin. ( 3 ) KJ A ber ben tuk selain perseorangan dalam j angka wc..ktu
paling lama 6 (enam) bulan wajib mengganti pemimpin KJA, apabila: a. Izin Akuntan Berpraktik pemimpin KJA dinyatakan
tidak berlaku; b. Pemimpin KJA mengundurkan diri sebagai Akuntan
Berpraktik; atau c. Pemimpin KJA dikenai sanksi administratif berupa
pencabutan izin. (4) KJA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) atau ayat (3 ) dikenai sanksi administ:atif berupa peringatan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
37
- 19 -
Pasal 18 (1) KJA wajib memberikan jasa akuntansi sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki Akuntan Berpraktik di dalamnya.
(2) Jasa KJA meliputi paling sedikit jasa pembukuan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi manajemen, jasa perpajakan, jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, jasa pendampingan laporan keuangan, jasa penyusunan laporan tata kelola perusahaan yang baik, dan/ atau jasa sistem teknologi informasi.
(3) KJA yang memberikan jasa perpajakan harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
(4) KJA dilarang memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 ten tang Akun tan Pu blik.
(5) KJA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (4) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.
Pasal 19 (1) Dalam menjalankan usahanya, KJA wajib:
a. memiliki ruangan kantor untuk berpraktik yang memadai dan terpisah dari kegiatan lain;
b. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang pegawai tetap paling rendah lulusan sekolah menengah atas atau sederajat;
c. memiliki clan melaksanakan sistem pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan;
d. memasang papan nama KJA di depan kantor yang dapat dilihat oleh publik;
e. menyampaikan laporan kepada Kepala PPPK apabila terdapat perubahan data KJA paling lama 1 ( satu) bulan setelah terjadinya perubahan; dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
38
- 20 -
f. menyampaikan laporan kegiatan usaha tahunan paling lambat pada tanggal 31 Maret setiap tahunnya.
(2) KJA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif be:-upa peringatan.
Bagian Keempat Kerja Sama KJA
Pasal 20 (1) KJA hanya dapat bekerja sama dalam 1 (satu) afiliasi
dengan 1 (satu) kantor akuntan asing dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Menteri.
(2) Permohonan kerja sama diajukan kepada Kepala PPPK dengan melampirkan: a. fotokopi surat perjanjian kerja sama antara KJA
dengan kantor akuntan asing; b. fotokopi izin usaha yang masih berlaku dari negara
asal kantor akuntan asing; c. profil kantor akuntan asing; dan d. surat pernyataan
menyatakan bahwa: bermeterai cukup yang
1. kan tor akun tan asing tidak sedang dikenai sanksi pembekuan izin dari negara asalnya;
2. kan tor akun tan asing tidak sedang bekerj a sama dengan KJA lain; dan
3 . kantor akuntan asing tidak pernah dicabut persetujuan kerja samanya dengan KJA.
(3 ) Persetujuan kerja sama KJA sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dinyatakan dalam bentuk surat yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(4) Persetujuan kerja sama KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (3 ) diterbitkan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
39
- 21 -
(5) Kepala PPPK mencabut persetujuan kerja sama KJA dengan kantor akuntan asing apabila kantor akuntan asing ditemukan tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) .
BAB VI CABANG KJA
Pasal 21 (1) Menteri dapat memberikan izin cabang KJA bagi KJA
berbentuk selain perseorangan. (2) Syarat untuk mendapatkan izin cabang KJA sebagai
berikut: a. dipimpin oleh Akuntan Berpraktik
berkewarganegaraan Indonesia; b. mempunyai tempat untuk menjalankan usaha yang:
1. berada di wilayah negara Republik Indonesia; 2. berdomisili di luar daerah kota/ kabupaten
domisili KJA; 3. berdomisili di 1 ( satu) daerah provms1 yang
sama dengan pemimpin cabang KJA atau di daerah kota/ kabupaten yang berbatasan langsung dengan domisili pemimpin cabang KJA; dan
4. terpisah dari kegiatan lainnya; c. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang pegawai tetap
paling rendah lulusan sekolah menengah atas atau sederajat;
d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama cabang KJA; dan
e. memiliki kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan, atau direksi dan komisaris KJA yang disahkan oleh notaris mengenai pendirian cabang KJA dan penunjukan pemimpin KJA.
t) www.jdih.kemenkeu.go.id
-
40
- 22 -
(3) Permohonan izin cabang KJA diajukan kepada Ke;>ala PPPK dengan melampirkan:
(4)
a. fotokopi izin KJA; b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk pem1mpm cabang
KJA; c. fotokopi izin Akuntan Berpraktik pemimpin caba.ng
KJA; d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak cabang KJA; e. tanda bukti kepemilikan a tau sew a kan tor; f. foto tampak depan dan ruangan kantor cabang KJA;
dan g. kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan, a tau
direksi dan komisaris KJA yang disahkan oleh notaris.
Izin ca bang KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(5) Izin cabang KJA sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterbitkan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
( 1) Ca bang KJA wajib: Pasal 22
a. menggunakan nama yang sama dengan nama KJA; dan
b. dipimpin oleh Akuntan Berpraktik yang berdorrJsili di daerah provinsi yang sama dengan cabang KJA atau di daerah kota/ kabupaten yang berbatasan langsung dengan domisili cabang KJA.
(2) Cabang KJA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dikenai sanksi administ:::-atif berupa peringatan.
f) www.jdih.kemenkeu.go.id
-
41
- 23 -
BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu Um um
Pasal 23 (1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap Akuntan Beregister, Akuntan Berpraktik, KJA, dan cabang KJA.
(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dilakukan oleh Kepala PPPK.
(3 ) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala PPPK dapat bekerjasama dengan Asosiasi Profesi Bidang Akuntansi.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. penyelenggaraan PPL; b. perumusan kebijakan yang diperlukan; dan c. pembinaan lainnya berkaitan dengan Akuntan
Beregister, Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. pemeriksaan berkala, jika diperlukan, atas
kepatuhan Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA terhadap kode etik, standar profesi, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. pemeriksaan sewaktu-waktu atas aduan masyarakat atau informasi lainnya yang layak ditindaklanjuti; dan
c. pemantauan atas kepatuhan Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA terhadap kode etik, standar profesi, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
42
- 24 -
Bagian Kedua PPL
Pasal 24 (1) Akuntan Berpraktik wajib mengikuti PPL paling sedikit
40 (empat puluh) satuan kredit setiap tahun yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan, PPPK, dan/ atau pihak lain yang diakui oleh Asosiasi Profesi Akuntan dan/ atau PPPK.
(2) Satuan kredit PPL sebagaimana dimaksud pada aya: (1) paling sedikit terdiri atas: a. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan
dengan regulasi; b. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan
dengan standar profesi; dan c. 4 (empat) satuan kredit materi yang berkaitan
dengan standar akuntansi. (3 ) Pemenuhan satuan kredit PPL lainnya sebagaima.na
dimaksud pada ayat ( 1) dapat diperoleh melalui: a. pelatihan, kursus, lokakarya, diskusi panel,
seminar, konferensi, konvensi, atau simposium; b. program pascasarjana pada bidang studi yang
relevan dengan kompetensi Akuntan Berpraktik; c. program PPL dalam Janngan (online) yang
diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akur-.tan dan/ atau PPPK;
d. publikasi tulisan artikel, makalah, atau buku dengan materi yang relevan dengan kompetensi Akuntan Berpraktik;
e. riset profesional atau studi terhadap bidang yang relevan dengan kompetensi Akuntan Berpraktik; dan/atau
f. kegiatan lainnya yang bertujuan untuk men1aga kompetensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi Akuntan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
43
- 25 -
( 4) Akun tan Berpraktik yang melanggar keten tuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/ atau ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa peringatan.
BAB VIII ASOSIASI PROFESI AKUNTAN
Pasal 25 (1) Akuntan Berpraktik berhimpun dalam wadah Asosiasi
Profesi Akuntan. (2) Menteri menetapkan hanya 1 (satu) Asosiasi Profesi
Akuntan. (3 ) Asosiasi Profesi Akuntan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. berbentuk badan hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; b. mempunyai kantor perwakilan dan pengurus paling
sedikit pada 30 (tiga puluh) provinsi di Indonesia; c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga; d. mempunyai susunan pengurus yang telah disahkan
oleh rapat anggota; e. memiliki program dan infrastruktur untuk
menyelenggarakan UJian sertifikasi akuntan profesional, pendidikan, dan PPL bagi anggotanya;
f. memiliki kode etik dan standar profesi bagi anggotanya; dan
g. memiliki alat kelengkapan organisasi dan mekanisme untuk menegakkan disiplin anggotanya.
(4) Asosiasi Profesi Akuntan bertanggung jawab untuk: a. menyelenggarakan UJiall sertifikasi
profesional; b. menerbitkan sertifikat akuntan profesional; c. menyelenggarakan PPL;
akuntan
d. menyusun dan menetapkan kode etik dan standar profesi;
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
44
- 26 -
e. menerapkan penegakan disiplin untuk anggota; dan f. melakukan perjanjian saling pengakuan keseta:-aan
dengan asosiasi profesi akuntansi lain. (5) . Asosiasi Profesi Akuntan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
Pasal 26 (1) Asosiasi Profesi Akuntan wajib menyampaikan rencana
penyelenggaraan ujian sertifikasi akuntan profesional dan PPL untuk 1 (satu) tahun ke depan kepada Kepala PPPK paling lambat pada tanggal 30 November setiap tahunnya.
(2) Asosiasi Profesi Akuntan menyampaikan laporan tahunan realisasi penyelenggaraan UJian sertifikasi akuntan profesional, penyelenggaraan PPL, dan jur:ilah satuan kredit yang diikuti oleh Akuntan Berpraktik kepada Kepala PPPK paling lambat tanggal 31 Mei tahun berikutnya.
Pasal 27 (1) Asosiasi Profesi Akuntan mengakui kesetaraan terkait:
a. keanggotaan dengan asosiasi profesi akuntansi i.ain; dan
b. sertifikasi akun tan prof esional dengan asosias1 profesi akuntansi lain.
(2) Pengakuan kesetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disepakati dalam suatu perjanjian saling pengakuan kesetaraan yang didasarkan pada asas-asas persarnaan kualitas.
BAB IX TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 28 ( 1) Men teri berwenang mengenakan sanksi administ:-atif
kepada Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA atas pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
45
- 27 -
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. peringatan; b. pembekuan izin; atau c. pencabutan izin.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Kepala PPPK atas nama Menteri.
(4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak selalu dikenakan secara berurutan.
(5) Kepala PPPK dapat meminta pertimbangan kepada Asosiasi Profesi Akuntan dalam pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(6) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan pedoman dan tata cara yang ditetapkan oleh Kepala PPPK.
Pasal 29 ( 1) Pengenaan sanksi administratif atas pelanggaran kode
etik dan/ atau standar profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) dilakukan berdasarkan berat ringannya pelanggaran, yaitu: a. sanksi administratif berupa peringatan dikenakan
terhadap pelanggaran ringan; b. sanksi administratif berupa pembekuan 1zm
dikenakan terhadap pelanggaran berat; dan c. sanksi administratif berupa pencabutan 1zm
dikenakan terhadap pelanggaran sangat berat. (2) Pelanggaran ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan pelanggaran terhadap standar profesi yang secara teknis tidak berpengaruh terhadap hasil jasa yang di berikan.
(3) Pelanggaran berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pelanggaran terhadap kode etik dan/ atau standar profesi yang secara teknis berpengaruh terhadap hasil jasa yang diberikan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
46
- 28 -
(4) Pelanggaran sangat berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan pelanggaran terhadap kode etik dan standar profesi yang secara teknis sangat berpengaruh terhadap hasil jasa yang diberikan
Pasal 30 (1) Kepala PPPK dapat memberikan surat rekomendasi
untuk melaksanakan kewajiban tertentu sebelum pengenaan sanksi se bagaimana dimaksud dalam Pas al 28 ayat (2).
(2) Dalam hal kewajiban pada surat rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah dipenuhi, Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA dimaksud tidak dikenai sanksi administratif.
Pasal 31 (1) Sanksi administratif berupa peringatan atau pembekuan
izin dikenakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jar:gka waktu paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan.
(2) Akuntan Berpraktik, KJA, dan/ atau cabang KJA yang telah dikenai sanksi administratif yang sama sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif yang le bih berat apabila melakukan pelanggaran berikutnya.
BAB X KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. Piagam register negara akuntan yang telah diterbitkan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No:nor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara dinyatakan masih tetap berlaku sebagai salah satu persyaratan memperoleh izin Akuntan Berpraktik.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
47
- 29 -
b. Akuntan yang telah terdaftar pada register negara akuntan sebelum Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara clitetapkan clan belum melakukan registrasi ulang sampai clengan 3 Februari 2017, harus melakukan registrasi ulang kepacla Menteri melalui Asosiasi Profesi Akuntan dengan menyampaikan dokumen sebagai berikut:
1. fotokopi piagam register negara akuntan atau surat keterangan terclaftar dalam register negara akuntan;
2. surat pengakuan kompetensi akuntan profesional yang clikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Akuntan;
3. fotokopi bukti keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan yang masih berlaku; clan
4. 2 (dua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali enam) clengan latar belakang putih.
c. Akuntan yang ticlak melakukan registrasi ulang sebagaimana climaksucl clalam huruf b, piagam register negara akuntan dinyatakan ticlak berlaku sampai clengan yang bersangkutan melakukan registrasi ulang.
cl. Akuntan yang menjacli pemimpin, Rekan, atau clireksi clalam kantor jasa akuntansi yang izin usahanya telah cliterbitkan berclasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara, diberikan izin Akuntan Berpraktik berclasarkan ketentuan Peraturan Menteri ini.
e. Izin Akuntan Berpraktik sebagaimana dimaksud clalam huruf d cliterbitkan setelah akuntan climaksucl menyerahkan 2 (clua) lembar foto berwarna ukuran 4x6 (empat kali enam) clengan latar belakang putih kepacla Kepala PPPK.
f. Kantor jasa akuntansi yang telah memperoleh izin usaha berclasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara dianggap sebagai KJA berclasarkan Peraturan Menteri ini.
h www.jdih.kemenkeu.go.id
-
48
- 30 -
g. Kantor jasa akuntansi sebagaimana dimaksud dalam huruf f harus menyesuaikan seluruh ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3 (tiga) tahun.
h. Kantor jasa akuntansi yang tidak memenuhi keten-=uan sebagaimana dimaksud dalam huruf g dikenai sanksi administratif sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini.
i. Permohonan izin KJA yang telah diajukan se belum ditetapkannya Peraturan Menteri ini namun belum memperoleh izin, harus diajukan kembali sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini_
J. Semua sanksi terhadap akuntan dan kantor jasa akuntansi yang telah dikenakan berdasarkan Perat-.J.ran Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara dinyatakan tetap berlaku, dan selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Perat-.J.ran Menteri ini.
k. Asosiasi Profesi Akuntan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara dianggap sebagai Asosiasi Profesi Akuntan berdasa:-kan Peraturan Menteri ini.
BAB XI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33 Pada saat Peraturan Menteri ini Me:iteri
i
Keuangan Nomor tentag Aku:itan Beregister Negara dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 34 Peraturan Menteri m1 mulai pada tanggal diundangkan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
49
- 31 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 201 7
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 201 7
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd. SRI MULYANI INDRAWATI
DIREKTUR JENDERAL PERP_TURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPCBLIK INDONESIA,
ttd. WIDCDO EKATJAHJANA
BERI':'A NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1974
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
50
BaliJl. Teuku Umar No. 159 Denpasar, BaliTel: (0361) 7805340 Fax: (0361) 429 725
Bangka BelitungJl. Jend. Sudirman No. 51, Pangkal Pinang Bangka Belitung Tel: (0717) 4258000 Fax: (0717) 432323
BantenSekretariat IAI, SPI UNTIRTA, Gedung UPT Terpadu lt. 2, Jl Raya Jakarta km 4, Pakupatan, Serang, Banten. Telp: (0254) 280 330 Fax: (0254) 281 254
BengkuluSekretariat IAI, BPKP Perwakilan Wilayah Bengkulu Jl. Pembangunan No. 14 Padang Harapan, Bengkulu.
D.I YogjakartaSekretariat IAI, Kampus STIE-YKPN. Jl. Seturan, Yogyakarta 55281. Tel: (0274) 486209 Fax: (0274) 486209
IAI PUSAT:Grha Akuntan, Jl Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310. Tel. (021) 3190 4232, 3900 004, 3140 664
Knowledge Center DepokPerkomplekan Ruko ITC Depok Blok. 36-37, Jl. Margonda Raya, Depok, Jawa Barat. Telp. (021) 7720 1991, 2942 0331, 0813-172-666-55 (WA)
Knowledge Center Mall of Indonesia (MOI)Perkomplekan Ruko Mall of Indonesia (MOI). Blok F No.06 (Depan Loby 6) & Blok M No. 56 (Ruko Cityhome). Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading, Jakarta UtaraTelp. 0878-7718-5858
Knowledge Center Daan MogotPerkomplekan Ruko Green Mansion Blok A No 9. Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat. Telp. (021) 2902 5371, 2902 5372
Knowledge Center SerpongRuko Gedung Sutera Niaga II Jl. Raya Serpong Km. 9 No. 16 Alam Sutera - Tangerang - Banten. Telp. (021) 539 8863/ 085101989834
DKI JakartaSekretariat IAI, Perkantoran Gedung Gajah, Blok AB Lantai 2. Jl. Saharjo No. 111, Tebet, Jakarta SelatanTel: (021) 835 4031, 835 3588 Fax: (021) 829 0324
GorontaloSekretariat IAI, Inspektorat Kota Gorontalo, Jl. Achmad Nadjamudin No. 11 Kota Tengah, Kota Gorontalo 96138. Tel: (0435) 527 149
JambiSekretariat IAI, Jl. Raya Jambi Muara Bulian KM 13 Mendalo Darat Jambi Telp.(0741) 581835
Jawa BaratSekretariat IAI d.a. Kampus LPAP Widyatama, Jl. Cikutra Raya No. 204-A, Bandung 40125. Tel: (022) 7218837, 7274009 Fax: (022) 7274009
Jawa TengahSekretariat IAI, Gedung Grinatha (Kantor Pusat Bank Jateng). Jl. Pemuda No. 142 lt 3, Semarang Tel/Fax: (024) 356 6979
Jawa TimurGrha Akuntan Jatim, Jl. Krukah Utara No. 64 Surabaya 60245Tel. (031) 5021125/5048090 Fax: (031)-5034633
Kalimantan BaratSekretariat IAI, Gedung Magister Akuntansi FE Universitas Tanjung Pura, Jl. Ahmad Yani, Pontianak. Tel: (0561) 744444 Fax: (0561) 713016, 763641
Kalimantan SelatanSekretariat IAI, FE Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjen H. Hasan Basry Banjarmasin 70123. Tel: (0511) 3308500, 3305116 Fax: (05119) 3306654, 3301646, 3301590
Kalimantan TengahSektretariat IAI, FEB Univ. Palangkaraya, Jl. H. Timang, Kampus UPR Tunjung Nyaho, Palangka Raya, 73111
Kalimantan TimurSekretariat IAI, Jl. M. Yamin No. 35 lt.2 Samarinda
Kepulauan RiauRuko Puri Legenda Blok C.2/8 Batam Center-Batam.Kepulauan Riau. Tel: (0778) 8096193
LampungSekretariat IAI, Kampus Akademi Perawat Panca Bhakti, Jl. Zaenal Abidin Pagar Alam no 14, Gedung Meneng,Bandar Lampung 35145. Tel: (0721) 786 864
MalukuSekretariat IAI, Kantor BPKP Perwakilan Ambon, Jl. Way Haong, Pantai Ambon, Ambon 97112 Tel: (0911) 352 888 Fax: (0911) 352 197
Maluku UtaraSekretariat IAI, Fakultas Ekonomi Universitas Khairun, Jl. Raya Pertamina, Gambesi, Ternate, Maluku Utara. Tel: (0921) 3111073
Nangroe Aceh DarussalamSekretariat IAI, Gedung KPMG Fakultas Ekonomi Universitas SyahKuala, Kampus KOPELMA Darussalam, Banda Aceh 23114. Tel: (0651) 7552506 Fax: (0651) 7552507
Nusa Tenggara BaratSekretariat IAI, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Jl. Majapahit 62 Mataram, Nusa Tenggara Barat. Tel: (0370) 620508 Fax: (0370) 620508
Nusa Tenggara TimurSekretariat IAI, BPKP Perwakilan NTT, Jl. Palapa 21A, Kupang. Tel: (0380) 829142 Fax: (0380) 832757
PapuaSekretariat IAI, Inspektorat Provinsi Papua Kompleks Kantor Gubernur Papua, Jl. Soa Siu Dok 2 Jayapura Tel: (0967) 541229, 542750 Fax: (0967) 543197
Papua BaratSekretariat IAI, BPKP Perwakilan Provinsi Papua Barat, Jl. Angkasa Mulyono, Amban, Manukwari 98314. Tel: (0986) 2217087 Fax: (0986) 2217088
RiauSekretariat IAI, Pemda Riau, Jl. Sudirman No. 145,Lt. 2 (Seberang Ramayana Plaza), Pekanbaru, Riau. Tel: (0761) 848635 Fax: (0761) 848635
Sulawesi BaratSekretariat IAI, BPKP Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat, Jl. Haji Andi Endeng, Komp. Rimuku Indah No. 2 Mamuju, Sulawesi Barat. Tel: (426) 2323033 Fax: (0426) 2323106
Sulawesi SelatanSekretariat IAI, Jl Maccini Tengah No. 21 Makasar Tel: (0411) 449 060 Fax: (0411) 447 148
Sulawesi TengahSekretariat IAI, Kantor Akuntan Publik Supriadi La Ode. Jl. Dewi Sartika 84, Palu Tel: (0451) 481 960
Sulawesi TenggaraSekretariat IAI, Gedung BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara, Jl. Sao Sao, Kadia, Kota Kendari 93111 Tel/Fax: (0401) 312 9403
Sulawesi UtaraSekretariat IAI, Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado 95115. Tel/Fax: (0431) 826060
Sumatera BaratSekretariat IAI, Kantor BPKP Perwakilan Sumatera Barat lt 2, Jl. Aie Pacah KM 14, Padang 25177 Tel: (0751) 462 777
Sumatera SelatanSekretariat IAI, Jl. Srijaya Negara (Depan Wisma Sriwijaya) No.02/27F, Bukit Besar, Palembang 30139 Tel: (0711) 319876 Fax: (0711) 319876, 312241
Sumatera UtaraSekretariat IAI, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara, Jl. Prof Hanafiah, Medan Utara Baru, Kota Medan 20155 Tel: (061) 8218532 Fax: (061) 8218532
IAI KNOWLEDGE CENTER:
IAI WILAYAH:
-
51
-
52