Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

download Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

of 6

Transcript of Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    1/6

    MENI NGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN

    NEGARA YANG DIKAI TKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

    PERPAJAKAN Page 1SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

    I. PENDAHULUAN

    Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai

    sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

    inflasi dan naiknya harga barang-barang serta melemahnya nilai tukar rupiah

    terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah

    yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

    Untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada, pemerintah

    harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah

    digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang

    berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan

    berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa

    mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan

    negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari, potensi penerimaan dari luar

    negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan

    berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri,

    dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar

    dalam penerimaan negara.

    Adapun masalah kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi

    di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan. Berbagai penelitian

    telah dilakukan dan kesimpulannya adalah masalah kepatuhan dapat dilihat dari segi

    keuangan publik (public finance), penegakan hukum (law enforcement), struktur

    organisasi (organizational structure), tenaga kerja (employees), etika (code of

    conduct), atau gabungan dari semua segi tersebut. Dari segi keuangan publik, kalau

    pemerintah dapat menunjukkan kepada publik bahwa pengelolaan pajak dilakukandengan benar dan sesuai dengan keinginan wajib pajak, maka wajib pajak cenderung

    untuk mematuhi aturan perpajakan. Namun sebaliknya bila pemerintah tidak dapat

    menunjukkan penggunaan pajak secara transparan dan akuntabilitas, maka wajib

    pajak tidak mau membayar pajak dengan benar. Dari segi penegakan hukum,

    pemerintah harus menerapkan hukum dengan adil kepada semua orang. Apabila ada

    wajib pajak tidak membayar pajak, siapapun dia (termasuk para pejabat publik

    ataupun keluarganya) akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Dari segi struktur

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    2/6

    MENI NGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN

    NEGARA YANG DIKAI TKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

    PERPAJAKAN Page 2SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

    organisasi, tenaga kerja, dan etika, ditekankan pada masalah internal di lingkungan

    kantor pajak. Apabila struktur organisasinya memungkinkan kantor pajak untuk

    melayani wajib pajak dengan profesional, maka wajib pajak akan cenderung

    mematuhi berbagai aturan.

    II. PEMBAHASAN

    Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

    pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

    tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

    bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakanperwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara

    langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan

    negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan,

    membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari

    setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap

    pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

    Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan

    kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri

    untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistemself

    assessmentyang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal

    ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan

    pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan

    fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan

    pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

    Dalam suatu negara apabila tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar

    pajak sangat tinggi dengan sendirinya tentu akan meningkatkan penerimaan pajak.

    Dengan demikian, pertanyaan kuncinya adalah bagaimana meningkatkan kepatuhan

    wajib pajak? Tentunya dengan cara memaksimalkan alokasi anggaran yang berasal

    dari pajak tersebut. Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada wajib pajak yang

    telah membiayai pembangunan negara, sudah sepantasnya wajib pajak harus

    diberikan pelayanan sebaik mungkin dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    3/6

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    4/6

    MENI NGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN

    NEGARA YANG DIKAI TKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

    PERPAJAKAN Page 4SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

    Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah akan menimbulkan selisih

    antara jumlah pajak yang dibayar oleh wajib pajak dengan jumlah pajak yang

    seharusnya dibayar semakin besar. Selisih tersebut merupakan kesempatan

    penerimaan pajak yang hilang (tax revenue forgone), karena jumlah tersebut

    seharusnya diterima oleh Pemerintah tetapi kenyataannya tidak. Untuk mengetahui

    besamya selisih tersebut memang tidak mudah. Untuk mengetahui selisih antara

    pajak yang dilaporkan/dibayar dan pajak yang seharusnya dibayar (terutama oleh

    wajib pajak orang pribadi), di Amerika Serikat diperkenalkan suatu program yang

    disebut Taxpayer Compliance Measurement Program(TeMP).

    Wajib pajak yang memiliki penghasilan besar cenderung untuk lebih patuh

    ketimbang yang berpenghasilan rendah karena yang berpenghasilan besar cenderung

    untuk lebih konservatis dalam pelaporan kewajiban perpajakannya. Namun jika

    sistem administrasi otoritas perpajakan dari suatu negara lemah dalam artian tidak

    mampu mengawasi kepatuhan substansi pembayaran pajak dari wajib pajak, maka

    hal tersebut dapat mendorong wajib pajak tersebut tidak patuh.

    Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi (denda, bunga dan kenaikan)

    dan pidana (kurungan atau penjara) mendorong kepatuhan wajib pajak. Namun

    penerapan sanksi harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang

    tidak memenuhi kewajiban perpajakan. Persepsi wajib pajak bahwa uang pajak

    digunakan oleh Pemerintah secara transparan dan akuntabilitas mendorong

    kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak memenuhi kewajiban pembayaran pajak bila

    uang pajak nantinya diperuntukkan untuk membiayai pemerintahan yang bersih dan

    berwibawa (good governance)serta pembangunan. Penerapan perlakuan perpajakan

    yang adil terhadap wajib pajak mendorong kepatuhan wajib pajak karena haltersebut menciptakan persaingan yang sehat dalam dunia usaha. Sebaliknya

    perlakukan perpajakan yang diskriminasi justru mengakibatkan rendahnya

    kepatuhan Wajib Pajak.

    Database yang lengkap dan akurat mendorong kepatuhan wajib pajak karena

    database menyediakan data dan informasi mengenai seluk beluk usaha wajib pajak

    termasuk kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajaknya secara akurat dan real-

    time. Sehingga hal tersebut mendorong kepatuhan sukarela karena wajib pajak tidak

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    5/6

    MENI NGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN

    NEGARA YANG DIKAI TKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

    PERPAJAKAN Page 5SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

    dapat menghindar dari kewajiban perpajakannya. Selain itu, database sangat

    membantu fiskus untuk dapat mengenali usaha dan perilaku wajib pajak (knowing

    your taxpayers); yang dilayani dan sekaligus mengawasi kepatuhannya. Pada

    akhirnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh pada penerimaan negara dari sektor

    pajak (tax revenue)karena bila kepatuhan wajib pajak meningkat dalam artian

    melakukan pemenuhan kewajiban pembayaran pajak sesuai ketentuan yang berlaku

    maka tax coverage ratioakan meningkat dan juga realisasi penerimaan pajak.

    III. KESIMPULAN

    Tidak dapat dipungkiri jika pajak merupakan sumber pendapatan utamasetiap negara di dunia. Tentu keberadaan pajak sangat penting dalam pelaksanaan

    fungsi negara dan pemerintahan. Di negara-negara maju dan berkembang, sebagian

    potensi pendapatan negara melalui pajak itu sudah dimanfaatkan bagi keperluan

    peningkatan kemampuan inovasi dan teknologi badan usaha dan industri nasional

    mereka. Sebagaimana dimaklumi, pajak berfungsi dalam pembiayaan (budgeter)

    pembangunan, terutama untuk keperluan pengeluaran rutin seperti belanja pegawai,

    barang, termasuk pemeliharaannya.

    Kesinambungan penerimaan negara dari sektor pajak diperlukan karena

    penerimaan pajak merupakan sumber utama penerimaan APBN. Untuk menjamin

    hal tersebut, kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan

    Pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak. Berdasarkan hasil penelitian

    terdapat variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu

    besarnya penghasilan, sanksi perpajakan, persepsi penggunaan uang pajak secara

    transparan dan akuntabilitas, perlakuan perpajakan yang adil, penegakan hukum, dan

    database. Selanjutnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh atas penerimaan negara

    dari sektor pajak. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah

    seyogianya mempercepat proses terwujudnya pemerintahan yanggood

    governance dan menjelaskan secara berkala kepada masyarakat (public)mengenai

    alokasi penggunaan uang pajak.

    Diseminasi kebijakan dan perlakuan perpajakan secara berkesinambungan

    dilaksanakan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat misalnya tokoh-

    tokoh masyarakat, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi

  • 8/12/2019 Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

    6/6

    MENI NGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN

    NEGARA YANG DIKAI TKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

    PERPAJAKAN Page 6SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

    pengusaha, pedagang maupun profesi. Penyempurnaan perangkat aturan yang tidak

    mendorong dunia usaha yang kondusif misalnya aturan yang menimbulkan

    diskriminasi usaha atau yang mendorong wajib pajak menjadi tidak patuh. Dalam

    rangka pengenalan kegiatan usaha wajib pajak (knowing your taxpayers)untuk

    tujuan meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah seyogianya melaksanakan

    kegiatan pendukung (supporting activities)yaitu kemitraan dengan dunia

    usaha (industry partnership), aktivitas himbauan(leverage activity), dan kunjungan

    ke lokasi usaha wajib pajak (spot audit). Melaksanakan penegakkan hukum secara

    konsisten dan sesuai ketentuan yang berlaku. Mengembangkan sistem pengelolaan

    data yang lengkap, akurat, terintegrasi dan terjamin kerahasiannya (database

    management system) sehingga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

    pelayanan, pengawasan, intensifikasi penerimaan pajak maupun ekstensifikasi.