Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara
-
Upload
sophia-ririn-kali -
Category
Documents
-
view
59 -
download
1
description
Transcript of Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai
sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat
inflasi dan naiknya harga barang-barang serta melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah
yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada, pemerintah
harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah
digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang
berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan
berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa
mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan
negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari, potensi penerimaan dari luar
negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan
berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri,
dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar
dalam penerimaan negara.
Adapun masalah kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi
di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan. Berbagai penelitian
telah dilakukan dan kesimpulannya adalah masalah kepatuhan dapat dilihat dari segi
keuangan publik (public finance), penegakan hukum (law enforcement), struktur
organisasi (organizational structure), tenaga kerja (employees), etika (code of
conduct), atau gabungan dari semua segi tersebut. Dari segi keuangan publik, kalau
pemerintah dapat menunjukkan kepada publik bahwa pengelolaan pajak dilakukan
dengan benar dan sesuai dengan keinginan wajib pajak, maka wajib pajak cenderung
untuk mematuhi aturan perpajakan. Namun sebaliknya bila pemerintah tidak dapat
menunjukkan penggunaan pajak secara transparan dan akuntabilitas, maka wajib
pajak tidak mau membayar pajak dengan benar. Dari segi penegakan hukum,
pemerintah harus menerapkan hukum dengan adil kepada semua orang. Apabila ada
wajib pajak tidak membayar pajak, siapapun dia (termasuk para pejabat publik
ataupun keluarganya) akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Dari segi struktur
PERPAJAKAN Page 1SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
organisasi, tenaga kerja, dan etika, ditekankan pada masalah internal di lingkungan
kantor pajak. Apabila struktur organisasinya memungkinkan kantor pajak untuk
melayani wajib pajak dengan profesional, maka wajib pajak akan cenderung
mematuhi berbagai aturan.
II. PEMBAHASAN
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan
perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara
langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan,
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari
setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap
pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan
kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri
untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self
assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal
ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan
fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam suatu negara apabila tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak sangat tinggi dengan sendirinya tentu akan meningkatkan penerimaan pajak.
Dengan demikian, pertanyaan kuncinya adalah bagaimana meningkatkan kepatuhan
wajib pajak? Tentunya dengan cara memaksimalkan alokasi anggaran yang berasal
dari pajak tersebut. Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada wajib pajak yang
telah membiayai pembangunan negara, sudah sepantasnya wajib pajak harus
diberikan pelayanan sebaik mungkin dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
PERPAJAKAN Page 2SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
Pelayanan yang baik akan mendorong kepatuhan wajib pajak untuk
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk dapat memenuhi kepatuhan wajib
pajak yaitu dengan cara mendengar, mencari tahu, dan berupaya untuk memenuhi
apa yang diinginkan oleh wajib pajak terkait dengan hak dan kewajiban
perpajakannya serta sistem perpajakan Indonesia. Peningkatan kepatuhan wajib
pajak merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh berbagai otoritas pajak
didunia.
Untuk mendongkrak peningkatan penerimaan negara melalui sektor pajak,
dibutuhkan partisipasi aktif dari Wajib Pajak untuk memenuhi segala kewajiban
perpajakannya dengan baik. Artinya peningkatan penerimaan pajak negara
ditentukan oleh tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebagai Warga Negara yang baik.
Dan untuk mewujudkannya maka Ditjen Pajak melakukan peningkatan terhadap
Good Governance dan pelayanan prima (Service Excellent) dalam pengelolaan
administrasi perpajakan. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan melakukan
Reformasi dan Modernisasi Perpajakan Indonesia.
Upaya pemerintah untuk menggenjot penerimaan pajak kali ini dilakukan
melalui reformasi tata cara dan administrasi perpajakan yang pada prinsipnya
bertujuan sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kepastian hukum bagi wajib
pajak. Kedua, meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Ketiga, menciptakan iklim
usaha yang sehat dan berkeadilan agar antar wajib pajak satu dengan wajib pajak
lainnya tidak ada yang merasa dirugikan. Keempat, meningkatkan pelayanan
perpajakan melalui peningkatan kualitas aparatur atau SDM (sumber daya manusia)
perpajakan dan melalui pemanfaatan kemajuan tekhnologi informasi (TI). Dan,
kelima, tentu saja merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan negara.
Hal-hal tersebut di atas jelas akan menjadi andalan reformasi perpajakan dari
pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari wajib pajak. Walau, keberhasilan
dari usaha tersebut kembali akan tergantung kepada moral para wajib pajak dan
moral para aparat perpajakan itu sendiri yang selama ini disinyalir masih banyak
yang "bermain mata" dengan para wajib pajak besar potensial, yang seringkali
mencari celah untuk meringankan pajak yang harus mereka bayar.
PERPAJAKAN Page 3SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah akan menimbulkan selisih
antara jumlah pajak yang dibayar oleh wajib pajak dengan jumlah pajak yang
seharusnya dibayar semakin besar. Selisih tersebut merupakan kesempatan
penerimaan pajak yang hilang (tax revenue forgone), karena jumlah tersebut
seharusnya diterima oleh Pemerintah tetapi kenyataannya tidak. Untuk mengetahui
besamya selisih tersebut memang tidak mudah. Untuk mengetahui selisih antara
pajak yang dilaporkan/dibayar dan pajak yang seharusnya dibayar (terutama oleh
wajib pajak orang pribadi), di Amerika Serikat diperkenalkan suatu program yang
disebut Taxpayer Compliance Measurement Program(TeMP).
Wajib pajak yang memiliki penghasilan besar cenderung untuk lebih patuh
ketimbang yang berpenghasilan rendah karena yang berpenghasilan besar cenderung
untuk lebih konservatis dalam pelaporan kewajiban perpajakannya. Namun jika
sistem administrasi otoritas perpajakan dari suatu negara lemah dalam artian tidak
mampu mengawasi kepatuhan substansi pembayaran pajak dari wajib pajak, maka
hal tersebut dapat mendorong wajib pajak tersebut tidak patuh.
Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi (denda, bunga dan kenaikan)
dan pidana (kurungan atau penjara) mendorong kepatuhan wajib pajak. Namun
penerapan sanksi harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang
tidak memenuhi kewajiban perpajakan. Persepsi wajib pajak bahwa uang pajak
digunakan oleh Pemerintah secara transparan dan akuntabilitas mendorong
kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak memenuhi kewajiban pembayaran pajak bila
uang pajak nantinya diperuntukkan untuk membiayai pemerintahan yang bersih dan
berwibawa (good governance) serta pembangunan. Penerapan perlakuan perpajakan
yang adil terhadap wajib pajak mendorong kepatuhan wajib pajak karena hal
tersebut menciptakan persaingan yang sehat dalam dunia usaha. Sebaliknya
perlakukan perpajakan yang diskriminasi justru mengakibatkan rendahnya
kepatuhan Wajib Pajak.
Database yang lengkap dan akurat mendorong kepatuhan wajib pajak karena
database menyediakan data dan informasi mengenai seluk beluk usaha wajib pajak
termasuk kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajaknya secara akurat dan real-
time. Sehingga hal tersebut mendorong kepatuhan sukarela karena wajib pajak tidak
PERPAJAKAN Page 4SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
dapat menghindar dari kewajiban perpajakannya. Selain itu, database sangat
membantu fiskus untuk dapat mengenali usaha dan perilaku wajib pajak (knowing
your taxpayers); yang dilayani dan sekaligus mengawasi kepatuhannya. Pada
akhirnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh pada penerimaan negara dari sektor
pajak (tax revenue) karena bila kepatuhan wajib pajak meningkat dalam artian
melakukan pemenuhan kewajiban pembayaran pajak sesuai ketentuan yang berlaku
maka tax coverage ratio akan meningkat dan juga realisasi penerimaan pajak.
III. KESIMPULAN
Tidak dapat dipungkiri jika pajak merupakan sumber pendapatan utama
setiap negara di dunia. Tentu keberadaan pajak sangat penting dalam pelaksanaan
fungsi negara dan pemerintahan. Di negara-negara maju dan berkembang, sebagian
potensi pendapatan negara melalui pajak itu sudah dimanfaatkan bagi keperluan
peningkatan kemampuan inovasi dan teknologi badan usaha dan industri nasional
mereka. Sebagaimana dimaklumi, pajak berfungsi dalam pembiayaan (budgeter)
pembangunan, terutama untuk keperluan pengeluaran rutin seperti belanja pegawai,
barang, termasuk pemeliharaannya.
Kesinambungan penerimaan negara dari sektor pajak diperlukan karena
penerimaan pajak merupakan sumber utama penerimaan APBN. Untuk menjamin
hal tersebut, kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan
Pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak. Berdasarkan hasil penelitian
terdapat variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu
besarnya penghasilan, sanksi perpajakan, persepsi penggunaan uang pajak secara
transparan dan akuntabilitas, perlakuan perpajakan yang adil, penegakan hukum, dan
database. Selanjutnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh atas penerimaan negara
dari sektor pajak. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah
seyogianya mempercepat proses terwujudnya pemerintahan yang good
governance dan menjelaskan secara berkala kepada masyarakat (public) mengenai
alokasi penggunaan uang pajak.
Diseminasi kebijakan dan perlakuan perpajakan secara berkesinambungan
dilaksanakan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat misalnya tokoh-
tokoh masyarakat, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi
PERPAJAKAN Page 5SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA
pengusaha, pedagang maupun profesi. Penyempurnaan perangkat aturan yang tidak
mendorong dunia usaha yang kondusif misalnya aturan yang menimbulkan
diskriminasi usaha atau yang mendorong wajib pajak menjadi tidak patuh. Dalam
rangka pengenalan kegiatan usaha wajib pajak (knowing your taxpayers) untuk
tujuan meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah seyogianya melaksanakan
kegiatan pendukung (supporting activities) yaitu kemitraan dengan dunia
usaha (industry partnership), aktivitas himbauan(leverage activity), dan kunjungan
ke lokasi usaha wajib pajak (spot audit). Melaksanakan penegakkan hukum secara
konsisten dan sesuai ketentuan yang berlaku. Mengembangkan sistem pengelolaan
data yang lengkap, akurat, terintegrasi dan terjamin kerahasiannya (database
management system) sehingga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
pelayanan, pengawasan, intensifikasi penerimaan pajak maupun ekstensifikasi.
PERPAJAKAN Page 6SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)