Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

10
MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA I. PENDAHULUAN Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi dan naiknya harga barang-barang serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada, pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari, potensi penerimaan dari luar negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Adapun masalah kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi di hampir semua negara yang PERPAJAKAN Page 1 SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

description

Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara yang dikaitkan dengan sistem perpajakan indonesia

Transcript of Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

Page 1: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai

sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

inflasi dan naiknya harga barang-barang serta  melemahnya nilai tukar rupiah

terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah

yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah.

Untuk tetap dapat bertahan dan memperbaiki kondisi yang ada, pemerintah

harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah

digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang

berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan

berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa

mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan

negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari, potensi penerimaan dari luar

negeri akan semakin dikurangi. Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan

berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri,

dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar

dalam penerimaan negara.

Adapun masalah kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi

di hampir semua negara yang menerapkan sistem perpajakan. Berbagai penelitian

telah dilakukan dan kesimpulannya adalah masalah kepatuhan dapat dilihat dari segi

keuangan publik (public finance), penegakan hukum (law enforcement), struktur

organisasi (organizational structure), tenaga kerja (employees), etika (code of

conduct), atau gabungan dari semua segi tersebut. Dari segi keuangan publik, kalau

pemerintah dapat menunjukkan kepada publik bahwa pengelolaan pajak dilakukan

dengan benar dan sesuai dengan keinginan wajib pajak, maka wajib pajak cenderung

untuk mematuhi aturan perpajakan. Namun sebaliknya bila pemerintah tidak dapat

menunjukkan penggunaan pajak secara transparan dan akuntabilitas, maka wajib

pajak tidak mau membayar pajak dengan benar. Dari segi penegakan hukum,

pemerintah harus menerapkan hukum dengan adil kepada semua orang. Apabila ada

wajib pajak tidak membayar pajak, siapapun dia (termasuk para pejabat publik

ataupun keluarganya) akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan. Dari segi struktur

PERPAJAKAN Page 1SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

Page 2: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

organisasi, tenaga kerja, dan etika, ditekankan pada masalah internal di lingkungan

kantor pajak. Apabila struktur organisasinya memungkinkan kantor pajak untuk

melayani wajib pajak dengan profesional, maka wajib pajak akan cenderung

mematuhi berbagai aturan.

II. PEMBAHASAN

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan

perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara

langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan

negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan,

membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari

setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap

pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan

kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri

untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self

assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal

ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan

pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan

fungsinya tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan

pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

Dalam suatu negara apabila tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak sangat tinggi dengan sendirinya tentu akan meningkatkan penerimaan pajak.

Dengan demikian, pertanyaan kuncinya adalah bagaimana meningkatkan kepatuhan

wajib pajak? Tentunya dengan cara memaksimalkan alokasi anggaran yang berasal

dari pajak tersebut. Selain itu, sebagai bentuk penghargaan kepada wajib pajak yang

telah membiayai pembangunan negara, sudah sepantasnya wajib pajak harus

diberikan pelayanan sebaik mungkin dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

PERPAJAKAN Page 2SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

Page 3: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

Pelayanan yang baik akan mendorong kepatuhan wajib pajak untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk dapat memenuhi kepatuhan wajib

pajak yaitu dengan cara mendengar, mencari tahu, dan berupaya untuk memenuhi

apa yang diinginkan oleh wajib pajak terkait dengan hak dan kewajiban

perpajakannya serta sistem perpajakan Indonesia. Peningkatan kepatuhan wajib

pajak merupakan tujuan utama yang hendak dicapai oleh berbagai otoritas pajak

didunia.

Untuk mendongkrak peningkatan penerimaan negara melalui sektor pajak,

dibutuhkan partisipasi aktif dari Wajib Pajak untuk memenuhi segala kewajiban

perpajakannya dengan baik. Artinya peningkatan penerimaan pajak negara

ditentukan oleh tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebagai Warga Negara yang baik.

Dan untuk mewujudkannya maka Ditjen Pajak melakukan peningkatan terhadap

Good Governance dan pelayanan prima (Service Excellent) dalam pengelolaan

administrasi perpajakan. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan melakukan

Reformasi dan Modernisasi Perpajakan Indonesia.

Upaya pemerintah untuk menggenjot penerimaan pajak kali ini dilakukan

melalui reformasi tata cara dan administrasi perpajakan yang pada prinsipnya

bertujuan sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kepastian hukum bagi wajib

pajak. Kedua, meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Ketiga, menciptakan iklim

usaha yang sehat dan berkeadilan agar antar wajib pajak satu dengan wajib pajak

lainnya tidak ada yang merasa dirugikan. Keempat, meningkatkan pelayanan

perpajakan melalui peningkatan kualitas aparatur atau SDM (sumber daya manusia)

perpajakan dan melalui pemanfaatan kemajuan tekhnologi informasi (TI). Dan,

kelima, tentu saja merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan negara.

Hal-hal tersebut di atas jelas akan menjadi andalan reformasi perpajakan dari

pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari wajib pajak. Walau, keberhasilan

dari usaha tersebut kembali akan tergantung kepada moral para wajib pajak dan

moral para aparat perpajakan itu sendiri yang selama ini disinyalir masih banyak

yang "bermain mata" dengan para wajib pajak besar potensial, yang seringkali

mencari celah untuk meringankan pajak yang harus mereka bayar.

PERPAJAKAN Page 3SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

Page 4: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah akan menimbulkan selisih

antara jumlah pajak yang dibayar oleh wajib pajak dengan jumlah pajak yang

seharusnya dibayar semakin besar. Selisih tersebut merupakan kesempatan

penerimaan pajak yang hilang (tax revenue forgone), karena jumlah tersebut

seharusnya diterima oleh Pemerintah tetapi kenyataannya tidak. Untuk mengetahui

besamya selisih tersebut memang tidak mudah. Untuk mengetahui selisih antara

pajak yang dilaporkan/dibayar dan pajak yang seharusnya dibayar (terutama oleh

wajib pajak orang pribadi), di Amerika Serikat diperkenalkan suatu program yang

disebut Taxpayer Compliance Measurement Program(TeMP).

Wajib pajak yang memiliki penghasilan besar cenderung untuk lebih patuh

ketimbang yang berpenghasilan rendah karena yang berpenghasilan besar cenderung

untuk lebih konservatis dalam pelaporan kewajiban perpajakannya. Namun jika

sistem administrasi otoritas perpajakan dari suatu negara lemah dalam artian tidak

mampu mengawasi kepatuhan substansi pembayaran pajak dari wajib pajak, maka

hal tersebut dapat mendorong wajib pajak tersebut tidak patuh.

Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi (denda, bunga dan kenaikan)

dan pidana (kurungan atau penjara) mendorong kepatuhan wajib pajak. Namun

penerapan sanksi harus konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang

tidak memenuhi kewajiban perpajakan. Persepsi wajib pajak bahwa uang pajak

digunakan oleh Pemerintah secara transparan dan akuntabilitas mendorong

kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak memenuhi kewajiban pembayaran pajak bila

uang pajak nantinya diperuntukkan untuk membiayai pemerintahan yang bersih dan

berwibawa (good governance) serta pembangunan. Penerapan perlakuan perpajakan

yang adil terhadap wajib pajak mendorong kepatuhan wajib pajak karena hal

tersebut menciptakan persaingan yang sehat dalam dunia usaha. Sebaliknya

perlakukan perpajakan yang diskriminasi justru mengakibatkan rendahnya

kepatuhan Wajib Pajak.

Database yang lengkap dan akurat mendorong kepatuhan wajib pajak karena

database menyediakan data dan informasi mengenai seluk beluk usaha wajib pajak

termasuk kepatuhan pembayaran dan pelaporan pajaknya secara akurat dan real-

time. Sehingga hal tersebut mendorong kepatuhan sukarela karena wajib pajak tidak

PERPAJAKAN Page 4SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

Page 5: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

dapat menghindar dari kewajiban perpajakannya. Selain itu, database sangat

membantu fiskus untuk dapat mengenali usaha dan perilaku wajib pajak (knowing

your taxpayers); yang dilayani dan sekaligus mengawasi kepatuhannya. Pada

akhirnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh pada penerimaan negara dari sektor

pajak (tax revenue) karena bila kepatuhan wajib pajak meningkat dalam artian

melakukan pemenuhan kewajiban pembayaran pajak sesuai ketentuan yang berlaku

maka tax coverage ratio akan meningkat dan juga realisasi penerimaan pajak.

III. KESIMPULAN

Tidak dapat dipungkiri jika pajak merupakan sumber pendapatan utama

setiap negara di dunia. Tentu keberadaan pajak sangat penting dalam pelaksanaan

fungsi negara dan pemerintahan. Di negara-negara maju dan berkembang, sebagian

potensi pendapatan negara melalui pajak itu sudah dimanfaatkan bagi keperluan

peningkatan kemampuan inovasi dan teknologi badan usaha dan industri nasional

mereka. Sebagaimana dimaklumi, pajak berfungsi dalam pembiayaan (budgeter)

pembangunan, terutama untuk keperluan pengeluaran rutin seperti belanja pegawai,

barang, termasuk pemeliharaannya.

Kesinambungan penerimaan negara dari sektor pajak diperlukan karena

penerimaan pajak merupakan sumber utama penerimaan APBN. Untuk menjamin

hal tersebut, kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan

Pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak. Berdasarkan hasil penelitian

terdapat variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu

besarnya penghasilan, sanksi perpajakan, persepsi penggunaan uang pajak secara

transparan dan akuntabilitas, perlakuan perpajakan yang adil, penegakan hukum, dan

database. Selanjutnya, kepatuhan wajib pajak berpengaruh atas penerimaan negara

dari sektor pajak. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah

seyogianya mempercepat proses terwujudnya pemerintahan yang good

governance dan menjelaskan secara berkala kepada masyarakat (public) mengenai

alokasi penggunaan uang pajak.

Diseminasi kebijakan dan perlakuan perpajakan secara berkesinambungan

dilaksanakan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat misalnya tokoh-

tokoh masyarakat, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi

PERPAJAKAN Page 5SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)

Page 6: Meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara

MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENERIMAAN NEGARA YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERPAJAKAN INDONESIA

pengusaha, pedagang maupun profesi. Penyempurnaan perangkat aturan yang tidak

mendorong dunia usaha yang kondusif misalnya aturan yang menimbulkan

diskriminasi usaha atau yang mendorong wajib pajak menjadi tidak patuh. Dalam

rangka pengenalan kegiatan usaha wajib pajak (knowing your taxpayers) untuk

tujuan meningkatkan kepatuhan wajib pajak, Pemerintah seyogianya melaksanakan

kegiatan pendukung (supporting activities) yaitu kemitraan dengan dunia

usaha (industry partnership), aktivitas himbauan(leverage activity), dan kunjungan

ke lokasi usaha wajib pajak (spot audit). Melaksanakan penegakkan hukum secara

konsisten dan sesuai ketentuan yang berlaku. Mengembangkan sistem pengelolaan

data yang lengkap, akurat, terintegrasi dan terjamin kerahasiannya (database

management system) sehingga dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

pelayanan, pengawasan, intensifikasi penerimaan pajak maupun ekstensifikasi.

PERPAJAKAN Page 6SYAHID JAFAR (017/PPAk-XVI/2012)