Menimbang - Biro Hukum · menimbang mengingat peraturan daemh kabupaten bandung nomor 12 tahun 2oa7...

15
Menimbang Mengingat PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2OA7 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAIGTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat {1) dan Pasal 99 hurufa Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Pasal 23 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun2005 tentang Kelurahan perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyaratan. 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun1950tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat ( Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 1950 ); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 tahun1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 3, Undang-undang Nomor 10 Tahun2004tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun zOM tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-undang Nomor32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor t25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor I Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah PengganU Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah MenjadiUndang Undang(Lembaran filegara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor L26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor #8); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 15& Tambahan Lembaran Nqara 21857); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara 4858); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

Transcript of Menimbang - Biro Hukum · menimbang mengingat peraturan daemh kabupaten bandung nomor 12 tahun 2oa7...

Menimbang

Mengingat

PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNG

NOMOR 12 TAHUN 2OA7

TENTANG

LEMBAGA KEMASYARAIGTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 98 ayat {1) dan Pasal 99 huruf aPeraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Pasal 23 ayat(1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan perlumenetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyaratan.

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan DaerahKabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat ( Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 1950 );

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-UndangNomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3893);

3, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-undang Nomor 25 Tahun zOM tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor t25, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia nomor 4437) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-undang Nomor I Tahun 2005 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah PengganU Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005tentang Perubahan Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah Menjadi Undang Undang (Lembaran filegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4548);

6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan KeuanganAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor L26, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor #8);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentangDesa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 15&Tambahan Lembaran Nqara 21857);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentangKelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159,Tambahan Lembaran Negara 4858);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaandan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4593);

l0.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000 tentang GerakanPemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ;

ll.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tqntang Organisasidan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri ;

12.Peraturan Menteri Sosial Nomor 83/HukTahun 2005 tentang Pedoman DasarKarang Taruna;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 fpntang PedomanPenataan Lembaga Kemasyarakatan; ll

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 200[ tentang KaderPemberdayaan Masyarakat;

15. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Alokasi Qpna PerimbanganDesa (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2006 {tfomor 2 Seri D);

16.Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 7 Tahun 20p6 tentang BadanPermusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Banflung Tahun 2006Nomor 7 Seri D). l

Menetapkan

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKII.AN RAI(YAT DAERAH

KABUPATEN BANDUNG

dan

BUPATI BANDUNG

MEMUTUSI(AN :

: PERATURAN DAEMH KABUPATEN BANDUNGKEMASYARAKATAN.

TENTANG LEMBAGAr l

BAB IIGTEI{TUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Rancangan Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Bandung;2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan gleh Pemerintah

Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik {ndonesia Tahun1945;

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur FpnyelenggaraanPemerintahan Daerah; i

4. Bupati adalah Bupati Bandung;5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD qdalah Lembaga

Penarakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Ddprah;6. Desa atau disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa qflalah Kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang pntuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul flan adat istiadatsetempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan N$gara KesatuanRepublik Indonesia i

',

7. Kelurahan adalah Wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kpbupaten dalamwilayah kerja kecamatan; I'

B.

9.

Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh flpmerintah Desadan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurfs kepentinganmasyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dandihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesfF;

Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan PerangkatDesa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;

10. Lurah adalah Kepala Kelurahan;

11. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selaqjutnya disingkatBPD, adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam gpnyelenggaraanPemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa; iL

12. Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-undangan yang dibupt oleh BadanPermusyawaratan Desa bersama Kepala Desa;

13. Partisipasi adalah Keikutseftaan dan keterlibatan masyarakat secara akfif dalam prosesperencanaan pembangunan;

14. Pembangunan adalah Upaya untuk melakukan proses perubahanlebih baik bagi kepentingan masyarakat di segala bidang baikKelurahan ;

15. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalaft Lembaga yangdibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan n+ritra PemerintahDesa dan Lurah dalam memberdayakan masyarakat;

16. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LPM adalah Lembagaatau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Peme;intah Desa danLurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhaq' masyarakat dibidang pembangunan;

sosiSl ke arah yangdi Dpsa maupun di

17' Lembaga adat adalah Lembaga kemaqrarakatan balk yang sengaja dibentuk maupunyang secara wajar telah tumbuh dan berkembang dalam seiaran masyaybrat atau dalamsuatu masyarakat hukum adat tertentu denga-n wilayah hukum E; [;k il l.,unukekayaan di dalam hukum adat tersebut, serta- berhak dan berwenang Hntuk mengatur,mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehiduprn yang berkaitan dengandan mengacu pada adat istiadat dan hukum adat yang berraku;18' Tm Penggerak Pemberdayaan 9"n Kesejahteraan Keluarga Desa/lgplurahan, yangselanjutnya disebut rP PKK DesalKeluranan adalah l-embagi Kemasyar.akatan sebagaimitra kerja Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainiya, yung'bftrfungsi senagaifasilitator, perencana, petaksana, pengendati din penggerak pio'u haiirft;;rfi i"n:ungPemerintahan untuk terlaksananya program pKK;

' rr

19' Rukun warga yang selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adqlah Bagian dariwilayah kerja Pemerintah Desa atau Lurah dan merupakan lembaga] yang dibentukil59':'#ttJr:Hutun

pensurus Rr diwilayah kerjanya yans oit"apr,ui pr"n Fu*Jintun

20' Rukun Tetangga yang selanjutnya disebut RT adalah Lembaga yang dibentuk melaluimusyawarah masyarakat setempat dalam rangka petaya"nan fenperintanan'-ounkemasyarakatan yang ditetapkan oleh pemerintah Dlsa atau [uran;21' Karang Taruna adalah Lembaga KeSasv.arakatan yang merupakan wadaf pengembangangenerasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar tesa#ran" Oun-'rurutanggungjawab sosial, dari, oleh dan untuk masyarakat terutama geilerasi muda diwilayah Desa / Kelurahan atau komunitas adat sederaiat dan terutama bergerak di

3':5#"H:li5ffithteraan sosial vans secara funssional dibina dan dikpmbanskan oleh

22' Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KpM pdalah anggotamasyarakat Desa dan Kelurahan yang memitit i p.ngituhuun, k$mampuan dankemampuan untuk menggerakkan ma#rarat berpatiiipasi oalamlpu*l*iouvuunmasyarakat dan pembangunan paftisipatif.

Pembinaan adalah Pemberian Pedoman, standar pelaksanaan, perencanpan, penelitian,pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, superyisi, monitoring,pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggaranaan pemeriptahan Desa.

BAB II

PEMBENTUKAN

Pasal 2

(1) Di Desa dan Kelurahan dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan;(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapqt dibentuk atas

prakarsa masyaraka! dan atau atas prakarsa masyarakat yang difasilftasi Pemerintahmelalui musyawarah dan mufakat;

Pasal 3

Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa diatur dengan mekanisme sebBgai berikut :

a. Kepala Desa bersama-sama BPD membahas Peraturan Desa tentang PembentukanLembaga Kemasyarakatan di Desa yang sekurang-kurangnya mem$at persyaratananggota, mekanisme musyawarah dan pemilihan Ketua ; I

b. Kepala Desa mengundang anggota BPD, tokoh atau pemuka masyQrakat, golonganprofesi yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepeduliari dalam upayapemberdayaan masyarakat untuk melakukan musyawarah pembentpkan LembagaKemasyarakatan Desa;

c. Susunan dan jumlah pengurus lembaga kemasyarakatan Desa sebagaipana dimaksudpada huruf b disesuaikan dengan kebutuhan yang selanjutnya ditfltapkan denganKeputusan Kepala Desa. ri

Pasal 4

Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan diatur dengan mekanisme sebagaiberikut :

a. Lurah mengundang tokoh atau pemuka masyarakat, golongan profesi yflng mempunyaikemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan mflsyarakat untukmela kukan musyawara h pembentukan Lembaga Kemasya rakatan Kel ura h4n ;

b. Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dipilih secara demokraffs dari anggotamasyarakat yang hadir dalam musyawarah; 'l

c. Susunan dan jumlah pengurus lembaga kemasyarakatan Kelurahan sebagaimanadimaksud pada huruf b disesuaikan dengan kebutuhan yang selanju{nya ditetapkandengan Keputusan Kepala Kelurahan.

BAB III

VIAI(SUD DAN TUJUAN

Pasal 5

Lembaga Kemasyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1)sebagai berikut :

a. untuk mempercepat tenruujudnya kesejahteraan masyarakatpelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat;

mellpunyai maKudI

melalui peningkatan

b. untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah Desa / KelurBhan.

Pasal 6Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) mEfnpunyai tujuanmeliputi : l

a. Untuk mengoptimalkan kegiatan Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan $plurahan;

b. Untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan, pengelolaan, perencanafln, pelaksanaanpembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa dan Kelurahan. I

BAB IV

TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 7(1) Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud dalam paBal 2 ayat (1)

mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan merupakarl mitra dalammemberdayakan masyarakat Desa. ,,

(2) Tugas Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1)meliputi: I

a. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif.

b. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan ryengembangkanpembangunan secara partisipatif; I

c. Menggerakan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadayamasyarakat;

d. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangkq pemberdayaanmasyarakat. I

(3) Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Paqpl 4 mempunyaitugas membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan Pemerintahan, Pemfrangunan, sosialkemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat; 1

Pasal B

(2) Lembaga Kemasyarakatan Desa Dalam melaksanakan tugas sebagaipana dimaksuddalam Pasal 3 mempunyai fungsi: I

a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangupan;b. Penamaan dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan ma$yarakat dalam

kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; ,c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada rpasyarakat;d. Penyusunan rencana, pelaKanaan, pelestarian dan pengembaqgan hasil-hasil

pembangunan secara partisipatif. ,le. Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa partisipasi serta syyadaya gotong-

royong masyarakat;f. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dane. Pemberdayaan hak politik masyarakat.

(2) Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4 mempunyai fungsi :a. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;b. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan maByarakat dalam

kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; \c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada rfirasyarakaqd. Penyusunan rencana, pelaksana dan pengelola pembangunan sgrta pemanfaat,

pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partfpipatif;e. Penumbuh kembangan dan penggerak prakarsa dan paftisipasiiiserta swadaya

gotong royong masyarakat; i

f. Penggali, pendapgunaan, dan pengembangan poetnsi sumberdaya serh keserasianlingkungan hidup;

g. Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalahgunaan obat terlarang(Narkoba) bagi remaja;

h. Pemhrdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;i. Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakag danj. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah Kelurahan dan

masyarakat.

Pasal 9

Kegiatan Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1) ditujukanuntuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan maqFarakat melalui :

a. Peningkatan Pelayanan Masyarakat;b. Peningkatan Peran sefta masyarakat dalam pembangunan;c. PengembanganKemitraan;d. Pemberdayaan Masyarakat; dane. Pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.

Pasal 10

Lembaga Kemasyarakatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksuddalam Pasal I dan Pasal 9 dibantu Kader Pemberdayaan masyarakat.

Pasal 11

(1) l(ader Pemberdayaan Masyarakat dibentuk di Desa dan Kelurahan dengan keputusanKepala Desa / Kepala Kelurahan;

(2) Pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat melalui proses pemilihan dilakukan daricalon Kader Pemberdayaan Masyarakat ;

(3) lGder Pemhrdayaan Masyarakat berjumlah 5 sampai 10 lGder yang disesuaikandengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sdempat.

Pasal 12

Ketentuan febih lanjut mengenai lGder Pemberdayaan Masyamkat diatur oleh Bupati.

BAB V

JENIS

Pasal 13

Jenis Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari :a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LpMD/LpMK);b. Lembaga Adat;c. Tim Penggerak PKK DesalKelurahan;d. Rukun Tetangga / Rukun Warga;e. Karang Taruna; danf. Lembaga Kemasyarakabn lainnya.

Pasal 14

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK), sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13 huruf a mempunyai tugas menyusun renctna pembangunai secarapartisipaUf, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan danmengendalikan pembangunan.

Pasal 15

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK) sebagaimanadimaksud dalam Pasal Pasal 13 huruf a mempunyai fungsi:

Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembanguil?oi rPenanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangkamemperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan Pemerintah kepada masy4p'akat;Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengemban$an hasil-hasilpembangunan secara partisipatif; i

e. Penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, paftisipasi, sefta sqvadaya gotongroyong masyarakat; dan

a.b.

c.d.

Lembaga adat sebagaimanamembina dan melestarikandengan Pemerintah Desa dan

Pasal 17

f. Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumberdaya alam fie,ta keserasianlingkungan hidup. i1

Pasal 16

dimaksud pada Pasal 13 huruf b mempunypi tugas untukbudaya dan adat istiadat sefta hubungan afitar tokoh adatLurah.

Lembaga Adat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ppsal 13 huruf bmempunyai fungsi: ia. Penampung dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada flpmerintah Desa

dan Lurah serta menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum aqht, adat istiadatdan kebiasaan-kebiasaan masyarakaU il

b. Pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan kebipsaan-kebiasaanmasyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta rnemberdayakanmasyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan ggsa Lflan Kelurahan,pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan; dan

c. Penciptaan hubungan yang demokratis dan harmonis sefta obyektif antara KepalaAdaVPemangku Adat/Ketua Adat atau Pemuka Adat dengan Pemerintah qpsa dan Lurah.

Pasal 18(l)Tlm Peggerak PKK Desa atau Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Ppsal 13 huruf c

mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dan merupakbn mitra dalampemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;

i(2)Tugas Tim Peggerak PKK Desa atau Kelurahan sebagaimana yang dimaffisud pada pasal

20 ayat 1 meliputi: lla. Menyusun rencana kerja PKK Desa dan Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda

Kabupaten; 'Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah disepakati;Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK Dusun/Lingkungan, RW/RT danDasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang teldh disusun dandisepakati;

d. Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnyakeluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai denga$ kebijaksanaanyang tefah ditetapkan; tMelaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga ypng mencakupkegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejal{tera;Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja ;Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang befl<aitan dengankesejahteraan keluarga di Desa / Kelurahan; l

b.c.

e.

f.g.

Membuat laporan hasil kegiatan kepada Tjm Penggerak PKK Keggmatan dengantembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK setemppt;Melaksanakan teftib administrasi; dan LlMengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKKsetempat. I

Pasal 19

TTm Penggerak PKK Desa atau Kelurahan dalam melaKanakan Tugas sebagai;nana dimaksuddalam Pasal 18 mempunyai fungsi: i

a. Penyuluh, motivator, dan penggerak masyarakat agar mau dan mampg melaksanakanprogram PKK; dan il

b. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing tgrakan

eff.

Pasal 20

Pembentukan Rukun Warga diatur dengan mekanisme sebagai berikut :a. Setiap RW di Desa sekurang-kurangnya 4 RT dan di Kelurahan sekurang-l6urangnya 7 RT;b. Setiap dusun di wilayah desa sekurang-kurangnya 3 RW; Ic. Pelaksanaan dari ketentuan tersebut adalah membagi habis seluruh kepalp keluarga yang

berada di wilayah yang bersangkutan;d. Hasil musyawarah dan mufakat kepengurusan RW sebagaimana dimaksqd pada huruf a

dikukuhkan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Kelurahan. I

Pasal 21

Pembentukan Rukun Tetangga diatur dengan mekanisme sebagai berikut :a. Ketua RW bersama-sama Tokoh masyarakat, dan perwakilan Kepala Keluarga

bermusyawarah membentuk RT di wilayahnya dengan ketentuan sekurar;g-kurangnya 30KK dan sebanyak-banyaknya 60 KK; I

b. Musyawarah pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada huruf q diatas, dalampelaksanaannya adalah membagi habis seluruh Kepala Keluarga yang b$rada di wilayahyang bersangkutan.

Pasal 22

Rukun Tetangga / Rukun Warga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 hurgf d mempunyaitugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan urusanifemerintahan.

Pasal 23

Rukun Tetangga / Rukun Warga dalam melaksanakan tugas sebagaimana flimaksud dalamPasal 13 huruf d mempunyai fungsi: f ia. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pernerintahan lainnya;b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; Ic. pembuatan gagasan dalam pelaKanaan pembangunan dengan mengemfiangkan aspirasi

dan swadaya murni masyarakat; dan lid. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di witaVahlya.

Pasal 24

h.

i .j .

Karang Taruna sebagaimana dimaksud dalam pasalmenanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosialmuda baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupunmuda di lingkungannya.

i

13 huruf e mqnpunyai tugasterutama yang difnadapi generasipengembangan potensi generasi

Pasal 25

Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam $psal 13 huruf emempunyai fungsi: 1a. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;b. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda df lingkungannya

secara komprehensif, terpadu dan terarah sefta berkesinambungan;d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi geperasi muda di

lingkungannya;e. Penanaman pengeftian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggungjawab sosial

generasi muda;f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai gfegara KesatuanRepublik Indonesia;

g. Pemupukan keatifitas generasi muda untuk dapat mengembangan tanggpngjawab sosialyang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis, produktif dan kegiatafi OraKis lainnyadengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial dilingkungannya secara swadaya;

h. Penyelenggara rujukan pendampingan dan advokasi sosial bagi penyqndang masalahkesejahteraan sosial;

i. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kepnitraan denganberbagai seKor lainnya; ]

j. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aKual;k. Pengembangan kreatifitas remaja, pencegahan kenakalan, penyalahgunaqp obat terlarang

(Narkoba) bagi remaja; dan Il. Penanggulangan masalah-masalah sosial, baik secara preventif, rehabilita{'rf, dalam rangka

pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang (Narkoba) faSi

remaja.

Pasal 26

(1) Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Desa sebagaimana dimaksud dalaryr Pasal 13 huruff yang diakui oleh masyarakat ditetapkan dalam Peraturan Desa den$pn berpedomankepada Peraturan Daerah; ll

(2) Lembaga Kemasyarakatan Lainnya di Kelurahan sebagaimana dimaksu( dalam Pasal 13huruf f yang diakui oleh masyarakat ditetapkan oleh Peraturan Daerah. I

BAB VI

KEPENGURUSAN

Pasal 27

Pengurus Lembaga Kemasyarakatan memenuhi persyaratan :a. Warga Negara Republik Indonesia;b. Penduduk setempat;c. Mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian;dand. Dipilih secara musyawarah dan mufakat.

Pasal 28

(1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan terdiri dari :a. Ketua;b. Sekretaris;c. Bendahara; dand. Bidang-bidang sesuai kebutuhan.

(2) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksudmerangkap jabatan pada lembaga kemasyarakatan lainnyaanggota salah satu partai politik;

(3) Masa bhaKi pengurus lembaga kemasyarakatan di Desa selama 5 tahun terhitung sejaktanggal pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode berikutnyq;

(4) Masa bhakti pengurus Lembaga Kemasyarakatan di Kelurahan selama 3 tahun terhitungsejak tanggal pengangkatan dan dapat dipilih kembali untuk periode be{

fiutnVa.I

BAB VII

HUBUNGAN KER}A

Pasal 29

pada aygf 1dan burfian

tidak bolehmerupakan

(1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pemerintah4p desa bersifatkemitraan, konsultatif dan koordinatif; I

{2) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Lembaga fiemasyarakatanlainnya di desa bersifat koordinatif dan konsultatif;

(3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan pihak ketiga fli desa bersifatkemitraan. I

Pasal 30

(1) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan kelurahan bersifatkonsultatif dan koordinatif;

(2) Hubungan kerja Lernbaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan Lembaga ffemasyarakatanfainnya di kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif ' I

(3) Hubungan kerja Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan dengan pihak ke{iga di kelurahanbersifat kemitraan. I

BAB VIII

PEMBINAAN

Pasal 31

Pemerintah KabupatenKemasyarakatan.

dan Camat wajib membina dan mengagvasi Lembaga

Pasal 32

Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 31meliputi :

a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembanpan Lembagai rKemasyarakatan;

Memberikan pedoman penyusunan perencanaanMenetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana

pembangunan partisipatlf;untuk pembinaan danl pengembangan

Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga Kempsyarakatan;Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Lembaga Kemasyaraka{pn; danMemberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan Lembaga Kem{syarakatan.

konsultasi pelaksanaan sertp perberdayaan

b.c.

d.

e.f.9.

Lembaga Kemasyarakatan;Memberikan bimbingan, superuisi danLembaga Kemasyarakatan ;

Pasal 33

Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 meliputi :a. Memfasilibsi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan dengan Lembaga

Kemasyarakatan;b. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan;c. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;d. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;e. Memfasilitasi kerjasama antar Lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga

kemasyarakatan dengan pihak ketiga;f. Memfasilitasi bantuan teknis dan pendarnpingan kepada lembaga kemasyq;akatan; dang. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembdngan lembaga

kemasyarakatan.

BAB IX

PENDANAAN

Pasal 34Pendanaan Lembaga Kemasyaratakan Desa dapat bersumber dari:a. Swadaya masyarakat;b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disesuaikan dengan kemampuan keuangan Desa;c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan atau anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Propinsi;d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerinbh Kabupaten; dane. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.

Pasal 35

Pendanaan lembaga kemasyarakatan Kelurahan dapat bersumber dari:a. Swadaya masyaraka!b. Bantuan dari angEaran Pemerintah Kelurahan; danc. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten; dand. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB X

KETENTUAN I.AIN.I.AIN

Pasal 36

Susunan organisasi, tata cara pemilihan pengurus, hak dan kewajiban, syarat-syarat menjadipengurus, musyawarah anggota, keuangan dan kekayaan Lembaga Kemasyarakatan Desdiatur dalam Peraturan Desa.

BAB XIKETENTUAN PERAUHAN

Pasal 37(1) Lembaga Kemasyarakatan di Desa yang sudah ada dan berperan pada saat berlakunya

Peraturan Daerah ini seperti LPMD, PKK dan lain-lain tetap melaksanakan tugas danfungsinya sampai habis masa bhaktinya;

(2) Lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya yang akan dibentuk di Desa setelahberlakunya Peraturan Daerah ini, diatur dengan peraturan Desa.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Daerah Kabupaten Bandung \pmor 11 tahun2000 dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan peraturan lini dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 39

HaFhal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang rnengenai teknispelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 40

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Pqraturan Daerahini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung. 1l

Ditetapkan di Soreangpada tanggal ?9 0ktober 200?

BANDUNG,

TAHUN 2OO7 NOMOR 1.?.

Diundangkan di Soreangpada tanggal 39 Shtob'er 200?