Mengusap Sepatu Dan Perban

download Mengusap Sepatu Dan Perban

If you can't read please download the document

description

a

Transcript of Mengusap Sepatu Dan Perban

MENGUSAP SEPATU DAN PERBAN

Ketentuan Syariat Mengenai Bolehnya Mengusap Sepatu

Disyariatkan berdasarkan quran dan sunnah. Qs almaidah: 6. ( : 6)Allah tidak hendak menyulitkan kamu. (QS. Al-Maidah [5] : 6)dan sabda saw, Jika salah seorang diantara kamu berwudhu, sementara ia dalam keadaan memakai sepatu, maka usaplah keduanya serta tunaikanlah shalat, dan ia tak perlu mencopot keduanya jika berkenan, kecuali jika ia dalam keadaan jinabah. Hr. Daruquthni Dan Alhakim. Dan juga sabda saw, Padahal cukup baginya bertayamu dan membalut lukanya dengan perban, lalu mengusapnya serta membasuh anggata tubuhnya yang lainnya. Hr. Abu Daud

: . ( : 401 : 2 : 97)

Yahya bin Yahya At-Tamimi, Ishaq bin Ibrahim dan Abu Kuraib semuanya bercerita kepada kami, dari Abu Muawiyah. Abu Bakar bin Abi Syaibah bercerita kepada kami, Abu Muawiyah dan Waki bercerit kepada kami. Disini menggunakan lafaz hadis Yahya, ia berkata : Abu Muawiyah mengabarkan kepada kami dari Al-Amasy dari Ibrahim dari Hammam ia berkata : Jarir kencing kemudian berwuduk dan mengusap kedua sepatunya. Jarir ditanya oleh seseorang : Kamu mengerjakan ini (maksudnya mengusap sepatu). Ia menjawab : Ya, saya pernah melihat Rasulullah saw kencing, kemudian berwuduk dan mengusap kedua sepatunya. (HR.Muslim : 401, Shahih Muslim, bab Al-Mashu alal khuffain, juz 2, hal. 97).

Mengusap bagian atas kedua sepatu adalah Rukhshah (keringanan), baik ketika tinggal di rumah (muqim) ataupun dalam bepergian (musafir). Hadis Nabi :

- ( : 796 - : 2 : 375)

Ali bin Ibrahim Al-Mustamly bercerita kepada kami, Muhammad bin Ishaq bin Huzaimah mengabarkan kepada kami, Bundar dan Bisyr bin Muadz Al-Aqady dan Muhammad bin Aban bercerita kepada kami, mereka berkata : Abdul-Wahhab bin Abdul-Majid mengabarkan kepada kami. Al-Muhajir bin Makhlad, yaitu Abu Makhlad bercerita kepada kami, dari Abdurrahman bin Abi Bakrah diterima dari ayahnya, diterima langsung dari Nabi saw : Bahwasanya beliau memberikan keringanan (Rukhshah) bagi orang musafir (orang bepergian) tiga hari tiga malam dan (memberikan keringanan) bagi orang muqim (menetap di rumah) sehari semalam, apabila ia telah bersuci, kemudian memakai kedua sepatunya, ia boleh mengusap bagian atas kedua sepatunya. (HR. Ad-Daruquthny : 796, Sunan Ad-Daruquthny, juz 2, bab maa fil-Mashi alal khuffain, hal.375)

Syarat Sahnya Mengusap Sepatu

Memakai kedua sepatu harus sudah dalam keadaan suci secara sempurna. Apabila pemakaiannya sudah dilakukan dalam keadaan suci, maka pada wuduk berikutnya dibolehkan mengusap sepatu. Hadis Nabi :

. ( : 409 : 2 : 105)Muhammad bin Hatim bercerita kepadaku, Ishaq bin Manshur bercerita kepada kami, Umar bin Abi Zaidah bercerita kepada kami dari Asy-Syabiy dari Urwah bin Al-Mughirah dari ayahnya, bahwasanya ia mengambilkan wadah berisi air wuduk untuk Nabi saw, kemudian beliau berwuduk dan mengusap kedua sepatunya. Beliau berkata kepadanya : Lalu beliau bersabda : Sesungguhnya aku memasukkan (kedua kaki ke dalam sepatu) dalam keadaan suci. (HR.Muslim : 409, Shahih Muslim, bab Al-Mashu alal khuffain, juz 2, hal. 105).

Kedua sepatu dapat menutupi bagian kedua kaki yang wajib dibasuh ketika berwuduk.

Kedua sepatu cukup kuat untuk dipakai melakukan perjalanan pulang pergi sebagai seorang musafir. Dalam Kifayatul Akhyar, menurut Syikh Abu Muhammad adalah sejauh ukuran boleh mengqashar. Sedangkan menurut Abu Hamid adalah tiga mil.

CARA MENGUSAP SEPATU

Mengusap bagian atas kedua sepatu, yaitu punggung sepatu bagian luarnya, berdasarkan hadis Nabi : : ( : 17518 : 37 : 174)Ibrahim bin Abi Al-Abbas bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Abi Az-Zinad bercerita kepada kami, dari Abi Az-Zinad dari Urwah ia berkata : Al-Mughirah bin Syubah berkata : Saya pernah melihat Rasulullah saw, mengusap bagian punggung (bagian atas) kedua sepatunya. (HR. Ahmad : 17518, Musnad Ahmad, bab hadis Al-Mughirah bin Syubah, juz 37, hal. 174) : . ( : 140 : 1 - : 203)Muhammad bin Al-Ala bercerita kepada kami, Hafsh, yaitu Ibnu Ghiyats bercerita kepada kami, dari Al-Amasy dari Abu Ishaq dari Abdi Khair diterima dari Ali ra ia berkata : Andaikata agama itu diukur berdasarkan akal pikiran, tentu mengusap bagian bawah sepatu lebih pantas dari pada mengusap bagian atasnya. Sungguh aku telah melihat Rasulullah saw mengusap pada bagian punggung (bagian atas) kedua sepatunya. (HR.Abu Daud : 140, Sunan Abu Daud, Juz : 1, babKaifal A-Mash, juz 1, hal. 203)

epatu diusap dengan jari-jari yang merenggang sebanayk satu kali usapan saja. Hadis Nabi : : ( : 1 : 1 : 292)Abu Abdullah Al-Hafiz bercerita kepada kami, Abu Al-Walid Al-Faqih bercerita kepada kami, Al-Hasan bin Sufyan bercerita kepada kami, Abu Bakr bin Abi Syaibah bercerita kepada kami, Abu Usamah bercerita kepada kami, dari Asyats dari Al-Hasan dari Al-Mughirah bin Syubah ia berkata : Aku melihat Rasulullah saw kencing, kemudian berwuduk, lalu mengusap kedua sepatunya. Beliau meletakkan tangan kanannya di atas sepatunya yang kanan, dan meletakkan tangan kirinya di atas sepatunya yang kiri, kemudian beliau mengusap bagian atas kedua sepatunya sebanyak satu kali usapan, hingga seolah-olah aku melihat jari-jari Rasulullah saw berada di atas kedua sepatu itu. (HR. Al-Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi, bab 1, juz 1, hal. 292)

WAKTU MENGUSAP SEPATU

Permulaan waktu mengusap sepatu adalah sejak orang itu mengalami hadas sesudah memakai sepatu dalam keadaan suci.[5] Rasulullah saw bersabda : : .( : 199- : 1 : 346)Abu Nuaim bercerita kepada kami, ia berkata : Zakariyaau bercerita kepada kami dari Amir dari Urwah bin Al-Mughirah dari ayahnya, ia berkata : Saya bersama Rasulullah saw dalam suatu perjalanan, saya membungkuk untuk memcopot kedua sepatunya, lalu beliau bersabda : Biarkanlah (jangan dicopot), sebab aku memasukkannya dalam keadaan suci, kemudian beliu mengusapnya. (HR.Bukhari : 199, Shahih Bukhari, bab idzaa adkhala rijlaihi wa humaa thaahirataani, juz1, hal. 346)

Waktu bolehnya mengusap sepatu bagi musafir (bepergian) selama tiga hari tiga malam dan bagi yang muqim (tinggal di rumah) sehari semalam. Hadis Nabi : : . ( : 135 : 1 : 196)Hafsh bin Umar bercerita kepada kami, Syubah bercerita kepada kami dari Al-Hakam dari Ibrahim dari Abu Abdullah Al-Jadaly dari Khuzaimah bin Tsabit diterima dari Nabi saw ia bersabda : Mengusap sepatu bagi orang yang bepergian waktunya adalah tiga hari, dan bagi orang yang menetap (muqim) waktunya adalah sehari semalam. (HR.Abu daud : 135, juz 1, bab At-Tawqit filmashi, hal. 196)

YANG MEMBATALKAN MENGUSAP SEPATU

1. Sepatu dilepas atau terlepas, baik kedua-duanya atau salah satunya.2. Telah habis waktunya, yaitu tiga hari tiga malam bagi musafir (bepergian) dan sehari semalam bagi yang muqim (tinggal di rumah).3. Adanya sesuatu yang menyebabkan mandi wajib, sebab mandi wajib tidak boleh mengusap sepatu. Hadis Nabi : : ( : 471 - : 2 : 82)Abu Bakr bin Abi Syaibah bercerita kepada kami, Sufyan bin Uyaynah bercerita kepada kami, dari Ashim dari Zir dari Shafwan bin Assal ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami agar tidak mencopot sepatu selama tiga hari (bagi musafir), kecuali karena junub, tetapi (tetap boleh mengusap sepatu) karena buang air besar, kencing dan tidur. (HR. Ibnu Majah : 471, Sunan Ibnu Majah, bab Al-wuduk minan-Nawm, juz 2, hal. 82) :" ".( : 7239 : 2 : 7 : 64)Ahamad bin Muhammad bin Shadaqah Al-Baghdady bercerita kepada kami, Muhammad bin Khalid Al-Himshy bercerita kepada kami, Aby bercerita kepada kami, Salamah bin Abdul-Malik Al-Awshy bercerita kepada kami, dari Abi Al-Hasan Al-Hamdany, yaitu Ali bin Shalih dari Ashim bin Aby An-Najud, dari Zir bin Hubaisy dari Shafwan bin Assal Al-Murady ia berkata : Rasulullah saw menyuruh kami, bila kami bepergian agar tidak mencopot kedua sepatu selama tiga hari tiga malam, kecuali karena junub, dan beliau menyuruh kami agar tetap mengusap sepatu karena buang air besar, kencing dan tidur. (HR. Thabrany : 7239, Al-Mujam Al-Kabir Lith-Thabrany, bab 2, juz 7, hal. 64)

MENGUSAP PERBAN

Orang yang dalam keadaan sakit, seperti luka atau lainnya, sehingga terpaksa harus menggunakan perban, maka dalam menghilangkan hadas, baik hadas kecil ataupun hadas besar, boleh (mubah) mengusap perbannya sebagai pengganti basuhan anggota yang wajib dibasuh. Semua perban yang menempati anggota yang wajib dibasuh, wajiblah pula diusap seluruhnya.