Mengupas Seluk Beluk Fraud Dan Cara

download Mengupas Seluk Beluk Fraud Dan Cara

of 22

description

Mengupas Seluk Beluk Fraud Dan Cara

Transcript of Mengupas Seluk Beluk Fraud Dan Cara

Mengupas Seluk Beluk Fraud dan CaraMengatasinyaDECEMBER 22, 20106 COMMENTSOleh: Harry Andrian Simbolon, SE., M.Ak., QIASemua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memilikirisikoterjadinyafraudatau kecurangan.Fraudatau kecurangan tersebut, selain memberi keuntungan bagi pihak yang melakukannya, membawa dampak yang cukup fatal, seperti misalnya hancurnya reputasi organisasi, kerugian organsisasi, kerugian keuangan Negara, rusaknya moril karyawan serta dampak-dampak negatif lainnya.Maraknya berita mengenai investigasi terhadap indikasi penyimpangan (fraud) di dalam perusahaan dan juga pengelolaan negara di surat kabar dan televisi semakin membuat sadar bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk membenahi ketidakberesan tersebut. Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi.Defenisi FraudSecara harafiahfrauddidefenisikan sebagai kecurangan, namun pengertian ini telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas.BlacksLaw DictionaryFraudmenguraikan pengertianfraudmencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwafraudadalah perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.Berdasarkan defenisi dariThe Institute ofInternal Auditor(IIA), yang dimaksud denganfraudadalah An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional deception: sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja.Websters NewWorld Dictionarymendefenisikanfraudsebagai suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi kepentingan pribadi, sementaraInternational Standards of Auditingseksi 240 The Auditors Responsibility to Consider Fraud in an Audit ofFinancial Statementparagraph 6mendefenisikan fraud sebagai tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang berperan dalamgovernanceperusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau illegal.Apapaun itu defenisinya, menurutkufraudtetaplahfraud, dimanapun itu dilakukan, baik dilingkungan swasta maupun di sektor publik. Motifnya sama, yaitu sama-sama memperkacaya diri sendiri/golongan dan modus operandinya sama, yaitu dengan melakukan cara-cara yang illegal.Tipologi FraudAssociation ofCertified Fraud Examiners(ACFE)di Amerika serikat menyusun peta mengenaifraud. Peta ini berbentuk pohon, dengan cabang dan ranting. Tiga cabang utama darifraud treeini adalahCorruption,Asset misappropriationdanfraudulent statement. Turunannya lebih jauh dapat dilihat dalam gambar dibawah.Ada enam ranting yang muncul dari cabangcorruption. Bandingkan ini dengan 30 (tiga puluh) jenis tindak pidana korupsi dalam ketentutan perundang-undangan Indonesia. Cabang kedua adalahAsset Misappropriationyang dapat diartikan secara bebas sebagai penjarahan kekayaan perusahaan atau lembaga. Kita bisa membayangkan banyaknya jenisfrauddalam cabang ini, mulai dari pencurian uang secara terbuka (larceny), pencurian dan penyalahgunaan (misuse) harta lembaga, sampai padalarcenysecara tidak langsung (rekening bank atas nama pejabat). Cabang ketiga (Fraudulent Statement) merupakanfraudyang dilakukan dengan menggunakan cara-cara akuntansi sepertiearning managemendan, windows dressing. Kausus Enron merupakan contoh nyata dari tipeFraudini.Sedangkan Delf (2004) menambahkan satu lagi tipologifraudyaitucybercrime. Ini jenisfraudyang paling canggih dan dilakukan oleh pihak yang mempunyai keahlian khusus yang tidak selalu dimiliki oleh pihak lain.Cybercrimejuga akan menjadi jenisfraudyang paling ditakuti di masa depan dimana teknologi berkembang dengan pesat dan canggih.Motivasi Melakukan FraudPada umumnyafraudterjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi secara bersama, yaitu:1. Insentif atau tekanan untuk melakukanfraud2. Peluang untuk melakuaknfraud3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakanfraud.Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam segitigafraud(Fraud Triangle) berikut:Opportunitybiasanya muncul sebagai akibat lemahnya pengendalian inernal di organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki motif untk melakukanfraud.Pressureatau motivasi pada sesorang atau individu akan memebuat mereka mencari kesempatan melakukan fraud, beberapa contohpressuredapat timbul karena masalah keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.Rationalizationterjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang mengandungfraud. Pada umumnya para pelakufraudmeyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku tergoda untuk melakukanfraudkarena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi atas tindakanfraudtersebut.Faktor PemicuFraudTerdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teoriGONE, yaituGreed(keserakahan),Opportunity(kesempatan),Need(kebutuhan),Exposure(pengungkapan).FaktorGreeddanNeedmerupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktorOpportunitydanExposuremerupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum).1. Faktor generic- Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan.Kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan.Namun, ada yang mempunyai kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan;- Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.2. Faktor individu- Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed).- Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih cenderung berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja. Selain itu tekanan (pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan.Gejala AdanyaFraudFraud(Kecurangan) yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut, adapun gejala tersebut adalah:1. Gejala kecurangan pada manajemen Ketidakcocokan diantara manajemen puncak; Moral dan motivasi karyawan rendah; Departemen akuntansi kekurangan staf; Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau badan otoritas; Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi; Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang meningkat; Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama; Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan; Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku.2. Gejala kecurangan pada karyawan/pegawai Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa perincian/penjelasan pendukung; Pengeluaran tanpa dokumen pendukung; Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar; Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran; Kekurangan barang yang diterima; Kemahalan harga barang yang dibeli; Faktur ganda; Penggantian mutu barang.Perilaku PelakuFraudBerikut merupakan beberapa perilaku seseorang yang harus menjadi perhatian karena dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu: Perubahan perilaku secara signifikan, seperti:easy going, tidak seperti biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal; Gaya hidup di atas rata-rata; Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja; Penjudi berat; Peminum berat; Sedang dililit utang; Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities) dianggap tidak material ketika ditemukan; Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja sendiri.Fraud dalam Pengelolaan Keuangan NegaraBantuan Likuiditas Bank Indonesia dan Century Gate. Kedua kasus ini memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan dana talangan yang diberikan pemerintah yang seharusnya untuk menyelamatkan kondisi modal perbankan namun dana tersebut oleh manajemen malah diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau bisnisnya yang lain.Pengadaan Barang dan Jasa.Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo pada Kongres ISEI 1993 memperkirakan kebocoran keungan Negara sekitar 30% dari pengadaan barang dan jasa. Kerugian ini bervariasi dari department ke department sampai ke tingkat pemerintah daerah. JIka dilakukan penelitian untuk tahun-tahun sekarang ini kemungkinan persentasenya akan lebih besar lagi, karena otonomi daerah membawa dampak adanya raja-raja kecil di daerah yang menuntut bagian proyek pengadaan barang dan jasa.Penyediaan Barang dan Jasa Publik. Teorinyapubic goodsdisediakan untuk masyarakat luas, tanpa diskriminasi. Namun, berbagai faktor memberi peluang bagi pihak-pihak tertentu untuk menikmatipublic goodsseolah-olah itu merupakanprivate goodsbagi mereka. Contohnya saja jasa keamanan yang merupakanpublic goodsyang disediakan TNI/Polri dapat dinikmati oleh orang atau perusahaan yang membayar harga yang tepat. Demikian pula dengan kendaraan, rumah dinas, dll yang diakui sepihak menjadi hak milik pejabat sebelumnya.Peran Multinational Corporation (MNC).Potensifraudyang melibatkan perusahaan atau pengusaha asing biasanya terletak pada perizinan usaha pertambangan dan energi yang bisanya diperoleh dengan cara-cara penyuapan. Apalagi pemerintah menerapkanproduction sharingatas lokasi-lokasi pertambangan di tanah air yang sangat rentan diselewengkan oleh para operator pertambangan.Fraudpada Penerimaan Negara. Sebenarnya volumefraudyang paling besar bukan terletak pada sisi pengeluaran tetapi justru pada penerimaan Negara, tengok saja kasus Bahasim dan Gayus Tambunan yang meraup kekayaan besar dalam waktu singkat hanya dengna menyelewengkan prosedur perpajakan, atau membantu mengurangi jumlah pajak kiennya. Di pemerintah daerah kasusnya lebih bergam lagi, mulai dari pemetongan sekian persen dari pencairan anggaran, sampai setoran penerimaan yang banyak dipotong untuk peruntukan yang tidak jelas.Pencegahan dan Pendeteksian FraudDalam mencegah dan mendeteksi serta menanganifraudsebenarnya ada beberapa pihak yang terkait: yaitu akuntan (baik sebagai auditor internal, auditor eksternal, atau auditor forensik) dan manajemen perusahaan. Peran dan tanggung jawab msaing-masing pihak ini dapat digambarkan sebagai suatu siklus yang dinamakanFraud Deterrence Cycleatau siklus pencegahanfraudseperti gambar dibawah ini.

Corporate Governancedilakukan oleh manajemen yang dirancang dalam rangka mengeliminasi atau setidaknya menekan kemungkinan terjadinyafraud.Corporate governancemeliputi budaya perusahaan, kebijakan-kebijakan, dan pendelegasian wewenang.Transaction Level Control Processyang dilakukan oleh auditor internal, pada dasarnya adalah proses yang lebih bersifat preventif dan pengendalian yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang sah, mendapat otorisasi yang memadai yang dicatat dan melindungi perusahaan dari kerugian.Retrospective Examinationyang dilakukan oleh Auditor Eksternal diarahkan untuk mendeteksifraudsebelum menjadi besar dan membahayakan perusahaan.Investigation and Remediationyang dilakukan forensik auditor. Peran auditor forensik adalah menentukan tindakan yang harus diambil terkait dengan ukuran dan tingkat kefatalanfraud, tanpa memandang apakahfrauditu hanya berupa pelanggaran kecil terhdaap kebijakan perusahaan ataukah pelanggaran besar yang berbentuk kecurangna dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan aset.Mengapa Pencegahan?Keberhasilan kegiatan memerangifraud, setelah korupsi terjadi adalah suatu ironi tersendiri dalam upaya penanggualanfraudkarena semakin banyak mendeteksi dan menyelesaikan kasus berindikasifraud, bukan merupakan kondisi umum yang dikehendaki masyarakat, sebab pada dasarnya kejadianfraudbukanlah kejadian yang dikehendaki masyarakat.Pencegahanfraudbisa dianalogikan dengan penyakit, yaitu lebih baik dicegah dari pada diobati. Jika menunggu terjadinyafraudbaru ditangani itu artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak terntu, bandingkan bila kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian belum semuanya beralih ke pelakufraudtersebut. Dan bilafraudsudah terjadi maka biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar untuk memulihkannya daripada melakukan pencegahan sejak dini.Untuk melakukan pencegahan, setidaknya ada tiga upaya yang harus dilakukan yaitu (1) membangun individu yang didalamnya terdapattrust and openness, mencegah benturan kepentingan,confidential disclosure agreementdancorporate security contract. (2) Membangun sistem pendukung kerja yang meliputi sistem yang terintegrasi, standarisasi kerja, aktifitas control dan sistemrewards and recognition. (3) membangun sistem monitoring yang didalamnya terkandungcontrol self sssessment, internal auditor dan eksternal auditorPeran Internal AuditorPendeteksian fraud oleh auditor internal merupakan salah satu peran dari kegiataninternal auditingyang dijalankan dalam organisasi. Standards No. 1210.A2 menyatakan sebagai berikut:The internal auditor should have sufficient knowledge to identify the indicators of fraud but is not expected to hace the expertise of a person whose primary responsibility is detecting and investigating fraud.Merujuk pada standar profesi diatas,auditor internaldiharuskan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi adanya indikasifrauddalam organisasi. Pengetahuan yang harus harus dimilikiauditor internaltermasuk pula pengetahuan mengenai karakteristikfraud, teknik-teknik yang digunakan dalam melakukanfraud, dan jenis-jenisfraudyang mungkin terjadi pada berbagai proses bisnis.Auditor internalbertanggung jawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah terjadi sedini mungkin, sebelum memebawa dampak yang lebih buruk pada organisasi. Pendeteksian tersebut dapat dilakukan pada saatmenjalankan kegiataninternal auditing. Pada saat melakukan audit, auditor internal dapat memfokuskan diri pada area-area yang memeiliki risiko tinggi terjadinya fraud seperti transaski kas, rekonsiliasi bank, proses pengadaan, penjualan, dll.Jika auditor internal menemukan suatu indikasi terjadinyafrauddalam organisasi,auditor internalharus melaporkannya kepada pihak-pihak terkait dalam organsiasi tersebut, sepertiaudit committee. Auditor internal dapat memberikan rekomendasi dilakukannya investigasi yang diperlukan untuk menyelidikifraudtersebut.Dalam sektor publik.Auditor internaldapat dilakukan oleh inspektorat di masing-masing department dan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berdasarkan permintaan dari pemerintah. Teknis dan proses auditnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan di sektor swasta.Peran Eksternal AuditorDalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya seorang auditor eksternal dibatasi oleh standar-standar auditing yang berlaku. Tanggung jawab auditor sehubungan dengan fraud dijelaskan secara umum dalam SA seksi 110 Tanggung jawab dan fungsi auditor independen paragraph 02: Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.Tanggung jawab auditor dalam mendeteksifraudtersebut dijabarkan lebih lanjut dalam SA seksi 316 pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan. Berdasarkan SA Seksi 316 tersebut, auditor harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laoran keuangan sebagai akibat dari kecurangan dan harus memperhatikan taksiran risiko ini dalam mendesain prosedur audit yang akan dilaksanakan. Prosedur audit mungkin berubah apabila terjadifraud.Selanjutnya dalam SA Seksi 317 Unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien, dijelaskan bahwa apabila terjadi unsur tindakan pelanggaran hukum (termasukfraud) maka auditor akan mengumpulkan informasi tentang sifat pelanggaran, kondisi terjadinya pelanggaran dan dampak potensialnya terhadap laporan keuangan. Apabila dibutuhkan auditor dapat berkonsultasi dengan penasehat hukum dan melakukan prosedur audit tambahan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sifat pelanggaran yang terjadi. Terungkapanyafraud, yang berrdampak pada denda dan kerugian, harus diungkapakan dalam catatan atas laporan keungan. Lebih jauh lagi, bilafraudyang terjadi sangat material dan bisa mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, maka auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian.Pada sektor public, yang menjadi auditor eksternal adalah Badan Pemerika keuangan (BPK) berdasarkan UU No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Dalam UU ini diatur bahwa BPK melaksanakan pemeriksaaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keungan Negara. Pemeriksaan tersebut terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.Kebijakan Anti FraudBeberapa Perusahaan besar telah menyadari bahaya besar akibatfraud, mereka telah melakukan perencanaan sedini mungkin terhadap pencegahanfraudini. Tengok saja Telkom Grup dan Astra Grup, kedua Perusahaan ini telah mengantisipasifraudyang diwujudkan dalam kebijakan antifraudyang diterapkan di dalam peruashaan.1.Telkom GroupGrup Astra memberikan perhatian yang demikian besar dalam pengembangan praktekGood Corporate Governance(GCG) dengan standar tinggi. Beberapa paket kebijakan telah dibuat untuk mendukung GCG diseluruh Astra Grup yang dimonitor oleh Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif, kelompok Manajemen Resiko dan Departemen Audit Internal.Untuk memberikan petunjuk yang jelas dan bagaimana karyawan melaksanakan tugas-tugasnya, Grup Astra telah membuat buku pedoman yang komprehensif, yaitu Pedoman Etika Bisnis dan kerja, yang mencakup semua aspek dalam berhubungan dengan pihak ketiga dan masyarakat luas secara bertanggung jawab dan professional. Selain itu Astra juga mengeluarkan pedoman lainnya untuk memberikan kepastian danassurancebahwa seluruh aktivitas telah menerapkan pola yang sesuai dengan GCG, pedoman-pedoamn itu yaitu: pedoman sistem audit dan manajemen risiko, pedoman benturan kepentingan, peraturan mengenai informasi orang dalam, pedoman kewajiban sosial perusahaan, pedoman manajemen sumber daya manausia, pedoman direksi dan komisaris Astra, kebijakan pelaporan atas pelanggaran etika, kebijakan atas penyampaian laporan tahunan dan kebijakan transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.2.Telkom GroupSebagai perusahan publik yang juga melantai di bursa internasional (NYSE dan LSE) Telkom berupaya mewujudkan tata kelola perusahaan yang bersih sebagai mana tuntutan dari aturanSarbanes Oxley Act(SOA) yang dianut Telkom Grup. Telkom secara berkala terus mengeluarkan berbagai program yang memastikan kesempatan berbuat curang (fraud) itu tertutup. Didalam program antifraudtersebut terdapatcode of ethics,whistleblower policy,organization structuredanHuman Resource Policy.Programwhistlebloweryang diterapkan Telkom dimaksudkan untuk menciptakan sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan dapat melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan atau indikasi adanya fraud, dengan begitu Telkom dapat secara lebih awal melakukan langkah-langkah koreksi dan mitigasi yang diperlukan untuk mengamankanasset, reputasi dan risiko kerugian yang mungkin timbul.Selain itu Telkom juga menerapkanEnterprise Risk Management(ERM) yang disusun oleh COSO. Beberapa kebijakan yang dilakukan Telkom terkait penerapan ERM ini antara lain: (1) peningkatan kebijakan melalui evaluasi, perbaikan, peningkatan, distribusi dan kebijakan internal untuk mendukung pengelolaan resiko; (2) Peningkatan pemahaman proses bisnis yang efektif melalui penyederhanaan atau penghapusan proses bisnis yang kurang efektif; (3) pelaksanaan pengkajian risiko dan langkah mitigasi yang meliputi inisiatif startegis, RKAP, dan evaluasi diri atas pengendalian risiko seluruh unit; (4) perlindungan asset melalui penyediaan informasi yang memadai dan akurat hingga menciptakan efektifitas dan efisiensi proses bisnis serta kepatuhan terhadap peraturan.Referensi Arif Arryman dkk, Mengupas Benang Kusut, Merajut Masa Depan. Transformasi Tata Kelola Pelaporan Keuangan Telkom Pasca SOA, 2010 Association of CertifiedFraud Examiners,www.acfe.com Economics Business & Accounting Review, volume II nomor 1, 2007 International Standards of Auditing Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), standar professional akuntan public The institute of Internal Auditor,www.iia.com Undang-undang nomor 31 tahun 2004

Apa itu Fraud, Apa Saja Jenis-Modusnya (Plus Contoh), Di Bag Mana Terjadi?

371284442

Fraud, dalam banyak jenis dan modus, sudah menjadi permasalahan klasik di dalam aktivitas bisnis, sejak dahulu kala hingga kini. Begitu banyak contoh kasus fraud yang muncul ke permukaan. Bahkan saya pribadi berani mengatakan: tidak ada perusahaan yang samasekali bebas dari fraud, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa audit dan anti-fraud sekalipun. Di mana ada uang dan kekayaan (baca: aset), di sana PASTI ada fraud.Jikapun ada yang mengatakan, Oh tidak. Di perusahaan saya tidak ada yang namanya fraud, itu karena, either mereka belum tahu cakupan fraud itu sampai dimana, atau karena intensitas dan derajat fraudnya yang lebih halus.Misalnya:apakah sengaja datang terlambat 30 menitsetelah istirahatitu termasuk fraud? Apakah menggunakan komputer dan koneksi internet kantor untuk ber-sosial-media-riaitu termasuk fraud?Kita di Indonesia, sudah sangat familiar dengan istilah KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).Apakah perusahaan di luar sana (yang rule of conduct-nya sudah begitu jelas) aman dari fraud?Ternyata TIDAK. Sebuah headline diBloomberg, baru-baru ini, menyebutkan:Limabelas persenCFO, dalam skala global, bersedia mengeluarkan dana untuk memenangkan kompetisi bisnis atau melanggengkan hegemoni bisnisnyasesuai dengan hasil survey yang diselenggarakan oleh Ernst & Young. (Sumber:Bloomberg).Mengeluarkan dana yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bribe alias menyuap bin nyogok. Apakah ini tergolong tindakan fraud?IYA. Itu fraud yang dilakukan oleh manajemen level atas, eksekutif. Di level bawah, tindakan suap-menyuap juga banyak terjadi. Misalnya: Menyuapbuying agentuntuk memperoleh order (fraud oleh orang marketing). Menerima suap dari vendor denga mempercepat proses pembayaran Menyuap oknum pemeriksapajaksupaya proses audit dimudahkan Menyuap hanggar bea cukai untuk meloloskan barang impor yang dilarang Menyuap orang imgrasi agar pelanggaran ijin kerja orang asinya tidak dipermasalahkan Dan bentuk-bentuk penyuapan lainnyaMemberikan traktiran kepada stafaccounting, supaya mudah dapatcash bond, pun juga tergolong fraud. Dan tindakan menyuap, hanya salah satu diantara banyak jenis dan modus fraud yang lainnya.Di tulisan ini saya akan share mengenai: Apa itu fraud? Bagaimana caranya menentukan suatu tindakan tergolong farud atau tidak? Apa saja jenis-jenis fraud beserta contohnya Di bagian mana saja fraud terjadi? Fraud dan Profesi Fraud Examiner Di Masa DepanNote: Supaya lebih fokus, saya batasi pada tindakan fraud yang dilakukan di dalam perusahaan/institusi saja. Istilah kerennya internal fraud. Kita mulai dengan pertanyaan:apa itu fraud?Apa itu Fraud? Mengapa Penting Untuk Diketahui?Sebagai orang accounting, harus tahu apa itu fraud dan jenis-jenis fraud. Mengapa? Supaya Bisa Melakukan Antisipasi Dini/Mencegah Fraud Dengan mengetahui apa itu fraud beserta jenis-jenisnya, anda menjadi bisa mengenali dan waspada terhadap tindakan fraud tertentu, sekaligus bisa memberikan respon yang tepat (misal dengan memberikan teguran atau melaporkannya kepada pihak manajemen). Supaya Tidak Terlibat Tindakan Fraud Namanya saja accounting, ya harus accountable, bisa dipertanggungjawabkan. Jualan kita diakuntansiadalah kepercayaan. Supaya bisa dipercaya makan segala tindakan kita harus bisa dipertanggungjawabkan. Akan menjadi tidak lucu, jika seorang staf accounting tanpa sengaja terlibat tindakan fraud, hanya gara-gara dia tidak tahu apa itu fraud, meskipun di belahan dunia lain, study menunjukan hal yang ironis (fraud banyak terjadi di bagian accounting).So, apa itu fraud?Untuk standard hunteryang menginginkan segala hal (kata-per-kata) berdasarkan standar, mohon maaf, tidak ada definisi fraud resmi dan standar. Jika diminta mendefinisikan, maka saya akan mengatakan:[quote]Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri-sendiri/kelompok ATAU merugikan pihak lain (perorangan, perusahaan atau institusi).[/quote]CGMA menyebutkan:[quote]Fraud essentially involves using deception to make a personal gain dishonestly for oneself and/or create a loss for another.[/quote]Bagaimana caranya mengidentifikasi; apakah suau tindakan tergolong fraud atau tidak?Dari definisi di atas, bisa kita lihat fraud mengandung beberapa unsur, yaitu: Tindakan yang disengaja Kecurangan Keuntung pribadi/kelompok atau kerugian di pihak lainMisal, untuk teman-teman mahasiswa:Apakah menyontek saat UAS tergolong tindakan fraud?Untuk menguji, kita lihat apakah unsur-unsur di atas terpenuhi: Apakah menyontek adalah tindakan yang disengaja? IYA Apakah menyontek tergolong curang? IYA Apakah menyontek menguntungkan diri-sendiri/kelompok? IYASemua unsur terpenuhi, berarti menyontek saat UAS adalah tindakan fraud. Iya dong, jelas fraud. Tanpa melihat ukuran dan kerugian yang ditimbulkan, asalkan ketiga unsur itu terpenuhi, maka suatu tindakan sudah bisa dikategorikan sebagai fraud.Di dalam perusahaan tindakan fraud bisa macam-macam bentuknya. Berikutnya kita lihat jenis-jenis fraudJenis-jenis FraudSeperti sudah saya sampaikan di awal, tulisan ini berfokus pada tindakan fraud di dalam perusahaan saja (internal fraud).OlehAssociation of Certified Fraud Examiners(ACFE), internal fraud (tindakan penyelwengan di dalam perusahaan ata institusi) dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:1. Fraud Terhadap Aset(Asset Misappropriation) Singkatnya, penyalahgunaan aset perusahaan (institusi), entah itu dicuri atau digunakan untuk keperluan pribaditanpa ijin dari perusahaan. Seperti kita ketahui, aset perusahaan bisa berbentuk kas (uang tunai) dan non-kas. Sehingga, asset misappropriation dikelompokan menjadi 2 macam: Cash Misappropriation Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas (Misalnya: penggelapan kas, nilep cek dari pelanggan, menahan cek pembayaran untuk vendor) Non-cash Misappropriation Penyelewengan terhadap aset yang berupa non-kas (Misalnya: menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi).2. Fraud Terhadap LaporanKeuangan(Fraudulent Statements) ACFE membagi jenis fraud ini menjadi 2 macam, yaitu: (a) financial; dan (b) non-financial. Saya lebih suka mengatakan: segala tindakan yang membuat Laporan Keuangan menjadi tidak seperti yang seharusnya (tidak mewakili kenyataan), tergolong kelompok fraud terhadap laporan keuangan.Misalnya: Memalsukan bukti transaksi Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya, Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk menaikan atau menurunkan laba Menerapkan metode pangakuan aset sedemikian rupa sehingga aset menjadi nampak lebih besar dibandingkan yang seharusnya. Menerapkan metode pangakuan liabilitas sedemikian rupa sehingga liabiliats menjadi nampak lebih kecil dibandingkan yang seharusnya.3. Korupsi(Corruption) ACFE membagi jenis tindakan korupsi menjadi 2 kelompok, yaitu: Konflik kepentingan(conflict of interest) Saya mengalami kesulitan mencari kalimat yang paling tepat untuk mendeskripsikan. Contoh sederhananya begini: Seseorang atau kelompok orang di dalam perusahaan (biasanya manajemen level) memiliki hubungan istimewa dengan pihak luar (entah itu orang atau badan usaha). Dikatakan memiliki hubungan istimewa karena memiliki kepentingan tertentu (misal: punya saham, anggota keluarga, sahabat dekat, dll). Ketika perusahaan bertransaksi dengan pihak luar ini, apabila seorang manajer/eksekutif mengambil keputusan tertentu untuk melindungi kepentingannya itu, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, maka ini termasuk tindakan fraud. Kita di Indonesia menyebut ini dengan istilah: kolusi dan nepotisme. Menyuap atau Menerima Suap, Imbal-Balik(briberies andexcoriation) Suap, apapun jenisnya dan kepada siapapun, adalah tindakan fraud. Menyupa dan menerima suap, merupakan tindakan fraud. Tindakan lain yang masuk dalam kelompok fraud ini adalah: menerima komisi, membocorkan rahasia perusahaan (baik berupa data atau dokumen) apapun bentuknya, kolusi dalam tender tertentu.Dari jenis-jenis korupsi di atas saja sudah jelas terlihat, betapa banyaknya macam fraud itu. Masing-masing jenis fraud bisa terjadi dalam berbagai variasi modus.Di akhir tulisan nanti saya akan sajikan contoh variasi modus internal fraud yang lumrah terjadi di perusahaan-perusahaan. Sebagai penutup, saya akan overview fraud dan profesi fraud examiner di masa depan.Sebelum ke contoh variasi modus fraud, ada pertanyaan yang menarik untuk dicermati:siapa, atau lebih tepatnya di bagian mana (di dalam perusahaan) fraud terjadi?Di Bagian Mana (Dalam Perusahaan) Fraud Terjadi?Di awal tulisan saya mengatakan fraud terjadi di hampir seluruh perusahaan (dalam skala apapun). Jika scope-nya dipersempit menjadi dalam satu perusahaan, di bagian mana fraud terjadi?Menurut saya, fraud terjadi di semua bagian, dalam kadar dan frekwensi yang berbeda-beda tentunya. Sayangnya, saya belum pernah menemukan hasil penelitian ilmiah, untuk wilayah Indonesia, sehubungan dengan topik ini.Hasil survey trend oleh bagianForensic and Valuation Services(FVS) oleh pihak AICPA, di Amerika Serikat sana, menunjukan data sbb:

Contoh-contoh Modus Internal FraudBerikut ini adalah beberapa contoh modus internal fraud yang kerap terjadi di dalam perusahaan atau instutusi, yang saya ambil dari tulisan FRAUD RISK MANAGEMENT, A guide to good practice, olehGillian Lees(CIMA, Head of Corporate Governance).Contoh Modus Fraud Pada Kas (Penyalahgunaan Aset): Mencuri dari kas kecil (petty cash) Mengambil uang dari kasir. Skimming uang tunai sebelum pendapatan rekaman atau piutang (mengecilkan penjualan atau piutang). Mencuri kas/cek masuk dengan mengalihkannya ke rekening pribadi Membuat invoice tagihan palsu dengan tanda tangan palsu, seolah-olah itu tagihan dari vendor, tentunya dengan slip penerimaan barang palsu juga. Membuat email permintaan pembayaran palsu, seolah-olah datangnya dari vendor, yang disusul dengan pengiriman invoice (hardcopy) palsu, dengan approval palsu juga. Memanfaatkan semptinya waktu di saat-saat menjelang tutup buku, karyawan nakal membuat invoice tagihan palsu, seolah-olah itu invoice susulan (ketinggalan)untuk mempermudah proses approval pembayaran. Pencurian cek perusahaan. Pemalsuan cek perusahaan. Mengubah nama dan atau nominal cek pembayaran Menyetorkan cek ke rekening pihak ketiga tanpa persetujuan manajemen perusahan Cek kiting (skema penipuan menggunakan dua rekening deposito untuk menarik uang secara ilegal daribank). Menggunakan kartu kredit atau procurement card perusahaan secara tidak sah (bukan untuk kepentingan perusahaan dan tanpa ijin yang berwenang dalam perusahaan). Mengubah angka nominal di invoice tagihan ke pelanggan Membuat memo kredit palsu untuk seolah-olah mengembalikan pembayaran ke pelanggan. Membayar lebihan kepada vendor untuk diam-diam dikompensasikan di penagihan berikutnya (dan mengantongi pengembalian berikutnya). Membuat vendor fiktif untuk membuat tagihan palsu. Mensuplai barang ke dalam persuahaan, lalu diam-diam mengubah catatan tagihan internal perusahaan. Mencuri identitas dan password yang bukan wewenangnya, untuk melakukan transaksi internet banking.Contoh Modus Fraud Pada Barang Persediaan dan Aktiva Tetap: Mencurian barang persediaan perusahaan Membuat memo debit untuk akun persediaan, untuk kemudiaan bisa mengeluarkan barang persediaan Mengeluarkan barang dari gudang dalam jumlah yang lebih besar dari packing list (srat jalan) Menggelapkan piranti kerja protable (kamera, scanner, keyboard, maouse, monitor, komputer, laptop, tablet, handphone, dll). Mencuri informasi tentang pelanggan yang dirahasiakan oleh perusahaan untuk dijual ke perusahaan pesaing atau pihak ketiga lainnya. Menjual rancangan/desian/atau informasi sehubungan dengan itu, untuk kemudian dijual kepada perusahaan pesaing atau pihak ketiga lainnya. Menerima barang hadiah/gift/souvenir apapu bentuknya dari pemasok, di luar kebijakan perusahaan, tanpa seijin pihak yang berwenang dalam perusahaan. Mengunakan property perusahaan secara tidak sah, untuk kepentingan bukan perusahaan, tanpa seijin pihak berwenang dalam perusahaan. Inside trading (perusahaan dalam perusahaan), menjalankan bisnis pribadi di dalam persuahaanentah itu bertindak selaku vendor, pelanggan, atau broker, tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang di dalam perusahaan.Contoh Modus Fraud Dalam Proses Pembelian Mengubah Purchase Request dan Purchase Order (PO) yang sah, tanpa seijin pihak otoritas. Menyalin atau memalsukan tandatangan approval Purchase Request dan Purchase Order. Memalsukan kelengkapan dokumen tagihan Menyalin atau memalsukan tandatangan otorisasi pembayaran Mengajukan faktur pembayaran palsu dari pemasok fiktif. Mengubah termin pembayaran/kredit yang sah tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang di dalam perusahaan. Mengubah daftar harga barang-barang yang dibeli oleh perusahaan Menahan pembayaran ke vendor untuk alasan dan kepentingan pribadi. Membocorkan informasi kepada vendor sehubungan dengan tender pembelian yang diselenggarakan oleh perusahaan. Memberikan perioritas pembayaran istimewa kepada vendor tertentu, di luar analisa umur utangtanpa seijin pihak yang berwenang di dalam perusahaan.Contoh Modus Fraud Dalam Proses Penggajian: Memasukan nama dan identitas karyawan fiktif yang sesungguhnya tidak ada Memalsukan atau mengubah jam/hari kerja pegawaiyang dibayar berdasarkan jam atau hari. Memasukan catatan lembur fiktif Memotong pembayaran gaji pegawai, seolah-olah hukuman dari perusahaan, untuk kemudian selisihnya dikantongi sendiri. Berkolusi dengan pegawai lain untuk menaikan nominal komisi penjualan Menaikan upah/gaji, mengubah rate lembur tanpa instruksi dari pihak yang berwenang. Memanipulasi catatan jumlah cuti yang telah diambil Mengajukan klaim pembayaran perawatan kesehatan fiktif Memalsukan atau mengubah angka nominal klaim penggantian biaya berobat Membuat klaim kompensasi pegawai kontrak/borongan untuk pekerjaan yang sesungguhnya tidak ada. Dengan sengaja menunda penghapusan nama pegawai yang berhenti, untuk kemudian gajinya tetap dibayarkan untuk dikantongi sendiri (kerap terjadi di perusahaan-perusahaan besar) Membayarkan dana tunjangan (kesehatan, asuransi, pendidikan) untuk pegawai yang sudah berhenti.Contoh Modus Fraud Pada Laporan Keuangan: Dengan sengaja melakukan pengakuan pendapatan terlalu besar/terlalu kecil Dengan sengaja tidak melakukan penutupan buku di akhir periode (untuk melakukan perubahan-perubahan tanpa perlu adjustment) Dengan sengaja menaikan nilai penjualan menjelang penutupan buku, untuk kemudian di ajust setelah periode berlalu. Dengan sengaja memundurkan tanggal kontrak (PO) penjualan Mencatat penjualan dan pengiriman barang fiktif Memasukan nilai penjualan yang lebih besar dari kenyataannya Tidak mencatat dan menghilangkan bukti transaksi penjualan agar laba nampak kecil (untuk penghindaran pajak) Dengan sengaja memasukaan jenis penjualan non-operasional ke kelompok pendapatan opersional, atau sebaliknya. Memanipulasi angka diskon atau rabat Membuat estimasi barang kembali, melakukan perubahan harga dan jenis konsesi lainnya Dengan sengaja tidak mencatat barang retur Mengakui pendapatan atas tagihan yang jelas-jelas ditolak oleh pelanggan Recognising income on products shipped for trial or evaluation purposes. Mengakui pengiriman barang konsinyasi sebagai penjualan putus Dengan sengaja menghilangkan bukti transaksi biaya/pendapatan untuk menghindari pengakuan biaya/pendapatan. Dengan sengaja membuat bukti transaksi biaya/pendapatan untuk menaikan atau menurunkan pendapatan. Dengan sengaja tidak mengakui atau menunda kewajiban kontinjensi Dengan sengaja menggunakan estimasi persentase pendapatan lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya, dari metode pengakuan pendapatan persentase penyelesaian kontrak Dengan sengaja mengakui piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa Membuat surat perjanjian tidak sah untuk dijadikan bukti transaksi Mengakui pendapatan atas penyelesaian barang yang sesungguhnya tidak akan pernah dikirimkan ke pelanggan. Mencatat adanya pengiriman barang lebih awal (entah sebagian atau seluruhnya), padahal sesungguhnya barang belum terkirim. Mengakui perolehan aset tetap fiktif. Mengakui nilai pembelian aset bersih lebih tinggi dari kesepakatan yang sesungguhnya, dalam proses merger dan akuisisi. Mengubah angka nilai wajar aset atas hasil revaluasi Mengakapitalisasikan suatu biaya (kedalam aset) yang seharusnya tidak dikapitalisasi. Mengakui sewa pembiayaan sebagai biaya sewa, untuk menghindari pengakuan kewajiban sewa. Mensekemakan metode penyusutan atau amortisasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih besar atau lebih kecil, untuk maksud menaikan nilai aset atau menaikan pendapatan. Mengakui goodwill dan aset tak berwujud lainnya dalam nilai yang lebih besar dari yang seharusnya. Mengakui adanya investasi yang sesungguhnya fiktif Memanipulasi nilai wajar investasi dari hasil revaluasi yang sah atau dengan sengaja tidak melakukan revaluasi saat harga pasar instrument invetasi mengalami penurunan Mengakui adanya rekening bank dan rekening koran yang sesungguhnya tidak ada Menaikan nilai barang bersediaan dengan memasukan barang persediaan fiktif. Menggunakan metode penilain barang persediaan yang tidak sesuai (tidak diijinkan oleh standar). Dengan sengaja menggunakan metode penilaian barang persediaan secara tidak konsisten Mengakui nilai tagihan lebih besar dari yang sesungguhnya. Dengan sengaja mengakrualkan biaya yang sesungguhnya telah terjadi dan nilai nominalnya sudah diketahui secara pasti (sudah ada tagihan) Mengakui nilai utang yang lebih kecil dari yang seharusnya Mensekemakan penentuan provisi, cadangan, termasuk penurunan nilai dan translasi mata uang asing, sedemikian rupa untuk menaikan nilai aset atau menurunkan nilai liabilitas Perlakuan atas transaksi inter-company yang tidak sesuai. Perlakuan penukaran atau penarikan aset yang tidak sesuaiContoh Modus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme: Memberi perlakuan istimewa kepada pelanggan dan/atau vendor guna memperoleh suapyang biasa disebut dengan balas jasa (kickback). Berkolusi dengan pihak pelanggan/dan atau vendor. Menerima suap dari vendor, setelah memberi perlakuan istimewa (yang menguntungkan vendor). Menerima suap atas pemberian kontrak Menyetujui pemberian order kepada supplier guna memperoleh suap Membayar atau tidak membayar vendor, yang secara langsung-tidak langsung memberi keuntungan komersial atau bentuk manfaat kompetitif lainnya bagi pada vendor lain, dan memperoleh suap darinya. Menyuap petugas/pejabat pemerintah guna memperoleh perlakuan istimewa atau keuntungan tertentu (misal: auditor pajak, bea cukai, imigrasi, dll). Menerima suap dari perusahaan terakuisisi, sehubungan dengan akuisi bisnis, setelah memberikan perlakuan istimewa yang menguntungkan bagi perusahaan terakuisisi. (biasanya oleh senior management) Menjual property perusahaan di bawah harga pasar, guna memperoleh suap dari pembeli. Membeli property untuk persusahaan guna memperoleh suap dari penjual atau agennya. Menjual konsultasi pribadi dengan pihak ketiga yang bergerak di bidang usaha yang sama atau sejenis. Merekrut staf yang memiliki hubungan istimewa dengannya, sementara ada kandidat yang memiliki kualifikasi yang lebih baik. Memberikan advise/alih-pengetahuan/training kepada pihak (perusahaan) pesaing, dalam rangka akan pindah kerja ke sana. Mengikutsertakan diri dalam aktivitas anti-trust (menjelek-jelekan) perusahaan Mengikutsertakan diri atau berkontribusi (langsung atau langsung) dalam aktivitas politik secara ilegal. Mengancam keselamatan pihak (perusahaan) lain guna memperoleh imbal-balik. Menjanjikan keselamatan dan perlindungan bagi kesalahan yang dilakukan oleh orang (pihak lain) guna memperoleh imbal-balik. Mengancam akan membuka rahasia perusahaan atau pihak lain, guna memperoleh imbal-balik.Fraud dan Fraud Examiner Di Masa Yang Akan DatangTentu saja, yang di atas hanya sebagian dari contoh modus fraud yang terjadi di dalam perusahaan. Kian hari, orang yang tidak bertanggungjawab kian kreatif dan cerdik. Ditambah lagi dengan kehadiran prianti berteknologi tinggi, ke depannya fraud akan semakin marak terjadi.Dengan semakin meningkatnya jumlah dan frekuensi transaksi berbasis internet, internal fraud mungkin akan mulai bergeser ke eksternal fraud; pencurian (uang, data, informasi bernilai tinggi) yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan.Melihat penomena fraud yang tak kunjung menurun, dengan jenis-modus fraud yang semakin pintar dan canggih, rasanya sudah saatnya bagi perusahaan untuk menerapkan sistim antisipasi fraud yang semakin dimutakhirkan (bukan sekedar sistim pengendalian intern yang usang).Note (untuk adik-adik mahasiswa): Profesi fraud examiner ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Untuk sektor pemerintah, tentu sudah ada inspektorat jenederal (depkeu) dan bawasda (daerah), tetapi untuk sektor swasta sampai saat ini, fraud examiner di Indonesia masih langka (bahkan mungkin belum ada). Di luar sana, sertifikasi dan profesi fraud examiner sudah banyak tersedia. Saya belum tahu, apakah di Indonesia sudah ada. Jika sudah ada, coba pertimbangkan untuk mengambil pendalaman profesi ini (selain auditor laporan keuangan yang sudah umum). Lebih bagus lagi jika dikombinasikan denganIT Forensic.Tak kalah pentingnya, dari apa yang sudah saya lihat, seringkali perusahaan sudah memiliki sistim pengendalian intern yang efektif untuk mendeteksi fraud, SAYANGNYA BELUM memiliki fraud respon systemyang memadai. Akibatnya, fraud terdeteksi, tertangkap, tetapi tidak tahu harus memberlakukannya seperti apa. Tentu, fraud besar seperti yang dilakukan olehMelinda Dlangsung diserahkan ke kepolisian untuk diproses ke pengadilan, bagaimana dengan fraud yang skalanya lebih kecil? Apakah pemecatan sudah/belum cukup? Sejauh ini belum adastandard operating procedure(SOP) yang pasti. Untuk itu, kehadiran fraud respond system kiranya sudah semakin krusial bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Menurut anda?