Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan...

205

Transcript of Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan...

Page 1: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam
Page 2: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

1

DASAR-DASAR MANAJEMENMengoptimalkan Pengelolaan Organisasi

Secara Efektif dan Efisien

Page 3: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

2

Page 4: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

3

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

DASAR-DASARMANAJEMEN

Mengoptimalkan Pengelolaan OrganisasiSecara Efektif dan Efisien

Dr. Candra Wijaya, M.PdMuhammad Rifa’i, M.Pd

Editor:

Syarbaini Saleh, S.Sos, M.Si

Page 5: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

4

DASAR-DASAR MANAJEMENMengoptimalkan Pengelolaan Organisasi

Secara Efektif dan Efisien

Penulis: Dr. Candra Wijaya, M.Pd., dan

Muhammad Rifa’i, M.Pd

Editor: Syarbaini Saleh, S.Sos., M.Si

Copyright © 2016, pada penulisHak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia Grafika

Diterbitkan oleh:PERDANA PUBLISHING

Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana(ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11)

Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756

E-mail: [email protected] person: 08126516306

Cetakan pertama: Agustus 2016

ISBN 978-602-6970-61-9

Dilarang memperbanyak, menyalin, merekam sebagianatau seluruh bagian buku ini dalam bahasa atau

bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit atau penulis

Page 6: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

5

KATA PENGANTAR

Buku ini dimaksudkan untuk mempermudah dalammemahami pengetahuan dalam mengikuti kuliahmata kuliah Dasar-Dasar Manajemen: Mengoptimalkan

Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien. Khususnyadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) baikUniversitas Islam Negeri, Institut Agama Islam Negeri, SekolahTinggi Agama Islam Negeri maupun Sekolah Tinggi AgamaSwasta lainnya. Selain itu, untuk pembaca yang tertarik danberhasrat untuk memperoleh pengetahuan sebagai pegangandalam pengelolaan suatu organisasi.

Penyajian buku ini dilakukan dengan menggambarkanberbagai pandangan yang cukup bervariasi, sehingga diharapkandapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang konsep,fungsi-fungsi maupun teori manajemen dikalangan pembacadisamping memiliki kemampuan dasar untuk menganalisisserta memecahkan masalah-masalah yang berhubungan denganmanajemen organisasi dalam praktiknya.

Disadari dengan segala kerendahan hati penulis bahwabuku ini masih memiliki keterbatasan dan terbuka untukpenyempurnaan lebih lanjut di kemudian hari. Dengan demikian,

Page 7: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

6

penulis menyambut gembira berbagai saran dan kritik konstruktifdemi penyempurnaan lebih lanjut dari para pembaca.

Medan, 2 Juli 2016Penulis,

Candra WijayaMuhammad Rifa’i

Page 8: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

7

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................... 5

Daftar Isi ..................................................................... 7

BAB IKONSEP DASAR MANAJEMEN........................ 11A. Sejarah Manajemen .............................................. 11B. Pengertian Manajemen ......................................... 14C. Sarana Manajemen ............................................... 17D. Prinsip-Prinsip Manajemen ................................... 19E. Fungsi-Fungsi Manajemen.................................... 25

BAB IITEORI ORGANISASI ........................................ 48A. Pengertian Organisasi ........................................... 48B. Unsur Pembentuk Organisasi ................................ 51C. Asas Organisasi ..................................................... 53D. Bentuk Organisasi ................................................. 56

BAB IIIKEPEMIMPINAN ..................................................... 60A. Pengertian Kepemimpinan .................................... 60

Page 9: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

8

B. Pendekatan Kepemimpinan................................... 62C. Atribut Kepemimpinan .......................................... 92D. Hukum Kepemimpinan ......................................... 96E. Kepemimpinan Efektif dan Entrepreneur ............... 98F. Kepemimpinan, Kuasa, dan Wewenang ............... 99G. Karakteristik Pemimpin yang Efektif ..................... 101H. Aktualisasi Diri Pimpinan...................................... 105I. Kemampuan Manajerial Pimpinan ....................... 118

BAB IVMOTIVASI ........................................................ 126A. Apakah Motivasi itu ? ............................................ 126B. Asas-Asas Motivasi ................................................ 130C. Teori-Teori Motivasi ............................................... 133D. Tantangan Dalam Memotivasi .............................. 143

BAB VKOMUNIKASI ORGANISASI .................................. 146A. Pengertian Komunikasi Organisasi ....................... 146B. Komunikasi Sebagai Sebuah Sistem...................... 148C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi .................. 152D. Sistem Komunikasi dalam Organisasi ................... 154

BAB VIPENGAMBILAN KEPUTUSAN ............................... 158A. Hakikat Pengambilan Keputusan .......................... 158B. Pentingnya Pengambilan Keputusan..................... 159C. Apakah Pengambilan Keputusan Itu ? .................. 161D. Metode Pengambilan Keputusan ........................... 163E. Teori-Teori Pengambilan Keputusan ..................... 164

Page 10: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

9

BAB VIIKOMITMEN ORGANISASI ................................ 167A. Pengertian Komitmen Organisasi ......................... 167B. Bentuk-Bentuk Komitmen Organisasi .................. 169C. Ciri-Ciri Komitmen Organisasi .............................. 172D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen

Organisasi ............................................................. 174E. Aspek-Aspek Komitmen Organisasi ...................... 175

BAB VIIIKEEFEKTIFAN KERJA ............................................ 177A. Pengertian Keefektifan Kerja .................................. 177B. Faktor-Faktor Mempengaruhi Efektifitas Kerja ...... 189

DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 191TENTANG PENULIS .................................................... 197TENTANG EDITOR ..................................................... 202

Page 11: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

10

Page 12: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

11

BBBBBAB IAB IAB IAB IAB I

KONSEP DASAR MANAJEMEN

A. SEJARAH MANAJEMEN

Kehadiran berbagai organisasi dalam kehidupanmasyarakat merupakan salah satu fenomena kehidupanmodern untuk membantu dan mempermudah

pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara individu danmasyarakat. Menurut Winardi (1990) manusia sebagai makhlukyang hidup berkelompok (zoon politicon) berusaha untukdapat bertahan (survival) dengan membentuk bermacam-macam organisasi guna memenuhi aneka macam kebutuhan.Maka keanggotaan seseorang dalam organisasi menyebabkantimbulnya tuntutan penggunaan uang, waktu dan kerja yangharus dipikul bersama dan berjalan secara efektif serta efesien.

Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan per-kembangan peradaban, tetapi studinya secara sistematik bolehdikatakan masih belum lama diterapkan. Manajemen telahdiperaktekkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah,universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitasorganisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusiadan sumber daya material hanya dapat dimanfaatkan secara

Page 13: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

12

efektif dan efesien dengan memfungsikan manajemen Namunsebagai suatu pemikiran ilmiah keberadaan manajemenmengalami sejarah tersendiri sampai masa sekarang ini.

1. Perkembangan awal Manajemen

Peradaban kuno pada bagian Barat Mesopotamia dantulisan-tulisan orang-orang Mesir Kuno sekitar tahun 1200 sebelummasehi menunjukkan sudah adanya pengetahuan serta peng-gunaan manajemen untuk mengelola soal-soal politik (Winardi,1990).

Sejarah Yunani kuno dan kerjaan Romawi banyak memberi-kan bukti tentang pengetahuan manajemen terutama dalampengelolaan persidangan di pengadilan, peraktek pemerintahan,organisasi tentara, kesatuan usaha-usaha kelompok dan pelak-sanaan otoritas. Demikian pula organisasi gereja telah meng-gunakanstruktur organisasi sedunia yang menyusun otoritassendiri sebagai bukti penerapan manajemen sampai pertengahanabad ke-18 juga menggunakan prinsip manajemen dalam meningkat-kan produksi.

2. Manajemen Ilmiah (1900-1920)

Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dianggap sebagaibapak manajemen ilmiah, seorang insinyur dan industrialisAmerika yang teori manajemennya dianggap radikal padazamannya dalam meningkatkan produktivitas. Di sampingdia bekerja pada Midvale Steel Works di Philadelphia sebagaijuru mesin tahun 1878 dan mencapai Chief Engineer serta men-dapat gelar dalam bidang enjineering yang juga menemukanalat pemetong baja yang bekerja sangat cepat.

Page 14: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

13

Dari pengalamannya Taylor menyadari bahwa problemproduktivitas yang sebenarnya berasal dari sikap tak acuhpekerja dan manajer. Sebagian sikap tak acuh tersebut timbulkarena baik para manajer maupun para pekerja tidak mengetahuiapa yang dinamakan “kerja layak untuk setiap hari kerja” dan“upah layak untuk setiap hari kerja“. Menurutnya, produktivitasmerupakan kunci pemecahan bagi pencapaian upah lebih tinggidan laba lebih besar. Akhirnya Taylor mengeluarkan karya ilmiah“The Principles of Scientific Management” tahun 1911 yang di-dalamnya diungkapkan prinsip-prinsip fundamental sebagailandasan pendekatan ilmiah terhadap manajemen.

Dalam manajemen, Taylor juga beranggapan bahwa parapekerja harus dipilih secara hati-hati dan cermat dan setelahitu mereka perlu diberi dilatihan yang memadai untuk dapatbekerja sebaik mungkin. Dia memandang bahwa kepentinganpara pekerja, para manajer dan para pemilik perusahaan harusdapat diselaraskan. Taylor juga memiliki pengikut yang mengem-bangkan teorinya yaitu : Henry L.Gant (1887) seorang Insinyurmesin yang dikenal sebagai pengembang sistem perencanaanyang dapat diawasi secara efektif. Demikian Frank Gilbert danLilian Gilbert (seorang yang mendapat julukan first lady ofmanagement di mana mereka berdua banyak mengembangkanprinsip manajemen ilmiah.

3. Manajemen Modern

Henry Fayol seorang industrialis berkebangsaan Prancismerupakan bapak manajemen modern. Dia mengarang sebuahbuku manajemen yaitu “Administration Industrielle et Generale”.Diamengembangkan aktivitas manajerial yang mencakup : teknikal(produksi), komersial (membeli, menjual dan menukarkan),

Page 15: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

14

finansial (mencari modal dan memanfaatkan secara optimal),kepastian (perlindungan harta kekayaan), akunting, dan manajerial(perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengkoordinirdan mengawasi).

B. PENGERTIAN MANAJEMENManagement berasal dari kata to manage yang berarti mengatur.

Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, prosesdan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur,mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut.Manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaranserta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajibansecara baik. efektif dan efisien.

Banyak para pakar manajemen yang mengemukakan pen-dapat mereka tentang pengertian manejemen. Untuk mengetahuipengertian manajemen maka berikut ini diketengahkan beberapapendapat untuk membantu dalam memahami konsep dasarmanajemen.

Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasiyang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasis secaraefektif dan efesien. Terry (1973) menjelaskan “managementis performance of conceiving and avhieving desired results by meansof group efforts consisting of utilizing human talent and resources”.Proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya manusiadan sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode danpasar untuk mencapai tujuan organisasi.

Hersey dan Blanchard (1988) mengemukakan “managementis a process of working with amd through individuals and groupsand other resources to accomplish organizational goals”. Proses

Page 16: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

15

bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber dayalainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagaiaktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerialhanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasibisnis, pemerintahan, sekolah, industri dan lain-lain.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakanproses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk men-capai tujuan yang diinginkan. Aktivitas manajerial itu dilakukanoleh para manajer sehingga dapat mendorong sumber dayapersonil bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehinggatujuan organisai yang disepakati bersama dapat tercapai.

Sejalan dengan pendapat di atas Mondy & Premeaux (1995)mengemukakan “management is the process of gettings thingdone through the efforts of other people”. Dengan demikian padahakekatnya proses manajemen dilakukan para manajer didalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentumereka mempengaruhi para personil atau anggota organisasi,pegawai, karyawan atau buruh agar mereka bekerja sesuaiprosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab yang diawasiuntuk mencapai tujuan bersama.

Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatuproses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimilikiorganisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapaitujuan organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemenmerupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untukmencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadahbagi operasionalisasi manajemen. Karena itu di dalamnya adasejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen,yaitu: unsur manusia (men), barang-barang (materials), mesin(machines), metode (methods), uang (money) dan pasar atau

Page 17: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

16

(market). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masingdan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapaitujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secaraefektif dan efesien.

Clayton Reeser (1973) berpendapat bahwa manajemenialah pemanfaatan sumber daya pisik dan manusia melaluiusaha yang terkoordinasi dan diselesaikan dengan mengerjakanfungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, peng-arahan dan pengawasan. Dalam pendapat ini disadari betulbetapa pentingnya peranan sumber daya (resources) yang dimilikiorganisasi, baik sumber daya manusia (human resources) maupunsumber daya material. Karena pemanfaatan kedua sumber dayatersebut oleh manajer dalam suatu organisasi secara efektifdan efesien akan mengoptimalkan pencapaian tujuan organisasi.Pemanfaatan sumber daya organisasi tersebut dimulai darimelakukan perencanaan yang tepat , pengorganisasian yangmantap, penyusunan staf yang tepat dan profesional, pengarahandan pengawasan yang terkendali dengan baik akan menjaminberfungsinya proses manajerial.

Jika definisi-definisi di atas diperhatikan, memang adaperbedaan, tetapi pada dasamya para penulis mengemukakaninti masalah yang sama. Perbedaannya hanya bersifat gradualsaja dan disebabkan oleh perbedaan latar belakang penulis,keadaan dan sudut penalaran yang dilakukan. Kesimpulanyang dapat kita tarik dari semua definisi di atas adalah sebagaiberikut:

1. Manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuandan seni.

2. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi

Page 18: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

17

dan koperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan sumberdayamanusia dan sumber-sumber lainnya.

3. Manajemen mempunyai tujuan tertentu, berhasil tidaknyatujuan itu tergantung pada kemampuan mempergunakansegala potensi yang ada.

4. Manajemen hanya dapat .diterapkan pada sekelompokmanusia yang bekerja sama secara formal serta mempunyaitujuan yang sama pula.

5. Manajemen hanya merapakan alat untuk mencapai tujuandengan efektif dan efisien.

6. Dalam manajemen, kepemimpinan merupakan faktoryang sangat dominan.

7. Manajemen merupakan sistem kerja sama yang koperatifdan rasional.

8. Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dantanggung jawab yang teratur.

Konfigurasi manajemen sebagaimana dalam beberapadefinisi yang dikemukakan di atas, berisikan adanya organisasisebagai wadah formal, adanya manajer yang melakukan aktivitasmanajemen, adanya anggota organisasi bisnis atau perusahaandan organisasi jasa lainnya, serta fungsi-fungsi dan proseduryang harus dijalankan sebagai suatu ilmu pengetahuan.

C. SARANA MANAJEMENBila kita perhatikan ketiga devinisi yang sudah dikemukakan

di atas, maka nampak seakan-akan satu-satunya alat atau saranamanajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau manusiasaja. Hal ini tidak demikian. Perlihatkanlah definisi yang kitaberikan terakhir. Untuk mencapai tujuan maka para manajer

Page 19: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

18

menggunakan “Enam M”. Dengan kata lain sarana (tools)atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah: Men,Money, Material. Methods dan Markets. Kesemuanya itu disebutsumber daya. Sarana penting atau sarana utama dari setiapmanajer untuk mencabai tujuan yang telah ditentukan terlebihdahulu adalah men atau manusia. Berbagai macam aktivitasyang harus. dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitiasitu dapat kita tinjau dari sudut proses seperti: planning, organizing,staffing, directing dan controlling, dapat pula kita tinjau darisudut bidang seperti penjualan produksi, keuangan. personalia,dan lain sebagainya. Untuk melakukan berbagai aktivitas tersebutkita perlukan manusia. Tanpa adanya manusia, manajer tidakakan mungkin mencapai tujuannya. Harus diingat bahwa manajeradalah orang yang mencapai hasil melalui orang-orang lain.

Sarana manajemen yang kedua adalah uang. Untuk mela-kukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah ataugaji orang-orang yang membuat rencana, mengadakan pengawasan,bekerja dalam proses produksi, membeli bahan-bahan, peralatan-peralatan dan lain sebagainya. Uang sebagai sarana manajemenharus digunakan sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapaibila dinilai dengan uang lebih besar dari uang yang digunakanuntuk mencapai tujuan tersebut. Kegagalan atau ketidak lancaranproses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhioleh perhitungan atau ketelitian dalam penggunaan uang.Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia “menggunakanmaterial atau bahan-bahan, karenanya dianggap pula sebagaialat atau sarana manajemen untuk mencapai tujuan. Demikianpula dalam proses pelaksanaan kegiatan, terlebih dalam kemajuanteknologi dewasa ini manusia bukan lagi sebagai pembantubagi mesin sebagai terlihat pada masa sebelum revolusi industri

Page 20: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

19

malahan telah terjadi sebaliknya, mesin telah berubah kedudukan-nya malahan sebagai pembantu bagi manusia.

Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya gunadan berhasil guna maka manusia dihadapkan kepada berbagaialtematif methods atau cara melakukan pekerjaan. O1eh karenaitu metoda atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alatmanajemen untuk mencapai tujuan. Misalnya dewasa ini telahdikenal berbagai metoda atau cara mengajar seperti ceramahbervariasi, metoda kasus, metoda insiden, games, role piayingdan sebagainya. Berbagai metoda itu tentu berbeda daya gunadan hasil guna untuk menca-pai sesuatu tujuan pendidikantertentu.

Bagi badan yang bergerak di bidang industri. maka saranamanajemen penting lainnya adalah markets atau pasar. Tanpaadanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan perusahaan industriakan tidak mungkin tercapai. Salah satu masalah pokok bagisesuatu perusahaan industri adalah minimal memperlahankanpasar yang sudah ada bila mungkin berusaha mencari pasarbaru bagi hasil produksinya. Oleh karena itulah, salah satusarana manajemen penting lainnya khusus bagi permasalahanindustri dan umumnya bagi semua badan yang bertujuan untukmencari laba adalah markets atau pasar.

D. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMENSetiap manajer harus memiliki komitmen terhadap prinsip-

prinsip manajemen ketika mengimplementasikan tugas dantanggungjawabnya. Karena dengan prinsip manajemen iniakan mendukung kesuksesan manajer dalam meningkatkankinerjanya. Dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen,

Page 21: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

20

manajer dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam men-jalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri punakan semakin besar, paling tidak dengan prinsip tersebut manajerdapat mengurangi ketidakbenaran dalam pekerjaannya.

Apakah sebenarnya prinsip itu? Sehingga manajer itu dapatmenghindari atau mengurangi kesalahan dalam pekerjaannya.Menurut Malayu Prinsip adalah suatu pernyataan fundamentalatau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikirandan tindakan. muncul dari hasil penelitian dan pengalaman.Prinsip ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuanmemiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenarandasar dalam bidang ilmu tersebut.

Adapun prinsip-prinsip manajemen, menurut Winardi(1990) adalah (1) Pembagian kerja, (2) otoritas dan tanggungjawab, (3) disiplin (4) kesatuan perintah, (5) kesatuan arah,(6) dikalahkannya kepentingan individu terhadap kepentinganumum. (7) penghargaan/balas jasa, (8) sentralisasi, (9) rantaibertangga, (10) keteraturan, (11) keadilan (12) stabilitas pelak-sanaan pekerjaan, (13) inisiatif (14) jiwa korps.

Menurut Henry Fayol dalam Malayu (2002), Prinsip-Prinsipumum manajemen (general principles of management), adalah

a. Pembagian Kerja

Prinsip ini sangat penting, karena adanya limit factors,artinya adanya keterbatasan-keterbatasan manusia dalammengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

a. keterbatasan waktu;b. keterbatasan pengetahuan;c. keterbatasan kemampuan;d. keterbatasan perhatian.

Page 22: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

21

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannyapembagian pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensiorganisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasisangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidangkepemimpinan.

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan padasetiap organisasi karena tanpa pembagian kerja berarti tidakada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Denganpembagian kerja maka daya guna dan hasil guna organisasidapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.

b. Kekuasaan dan Tanggung Jawab

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dantanggung jawab antara atasan dan bawahan; wewenang harusseimbang dengan tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesarX maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang (authority)menimbulkan “hak”, sedangkan tanggung jawab menimbulkan“kewajiban”. Hak dan kewajiban menyebabkan adanya interaksiatau komunikasi antara atasan dan bawahan.

c. Disiplin

Menurut asal ini, hendaknya semua perjanjian, peraturanyang telah ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati,dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.

d. Kesatuan Perintah

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerimaperintah dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya

Page 23: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

22

kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat memberiperintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintahini perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapaorang atasan maka ia akan bingung.

e. Kesatuan Arah

Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyaisatu rencana, satu tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supayaterwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kesatuan tindakanmenuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungandengan karyawan, sedangkan unity of direction bersangkutandengan seluruh perusahaan.

f. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepen-tingan pribadi

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakankepentingan bersama (organisasi), di alas kepentingan pribadi.Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan daripadapekerjaan sendiri.

g. Remuneration of Personnel

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminansosial harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan,sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik bagikaryawan maupun majikan.

h. Pusat Wewenang

Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang,

Page 24: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

23

artinya wewenang itu dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpamengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikanhasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini sifatnyadalam arti relatif, bukan absolut (mutlak).

i. Hirarkis

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dariatas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yangjelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnyaperintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatanterendah dengan cara yang berurutan.

j. Order

Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinyaketeraturan dan ketertiban dalam penempatan barang-barangdan karyawan. Material order artinya barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempatyang sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Social order artinyapenempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian ataubidang spesialisasinya.

k. Keadilan

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawandalam pemberian gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman.Perlakuau yang adil akan mendorong bawahan mematuhiperintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahanakan malas dan cenderang menyepelekan tugas-tugas danperintah-perintah atasannya.

Page 25: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

24

l. Inisiatif

Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikandorongan dan keseinpatan kepada bawahannya untuk berinisiatif,dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktifmemikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

m. Asas Kesatuan

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkandan dibina melalui sistem komunikasi yung baik, sehinggaterwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginanuntuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harusmembina para bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawanmerasa ikut memiliki perusahaan itu.

n. Kestabilan Jabatan

Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusahaagar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering,karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawanyang berpengalaman. Pimpinan perusahaan harus berusaha,agar setiap karyawan betah bekerj i sampai masa pensiunnya.Jika karyawan sering berhenti perlu manajer menyelidiki penye-babnya. Apakah karena gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurangbaik, dan lain sebagainya?

Perlu diketahui dan dihayati bahwa intisari manajemenadalah mencapai tujuan yang optimal dengan meningkatkandaya guna Para perintis manajemen lainnya adalah AlexeiStakhanov (1935) dari Rusia, Robert Owen (1771 -1858) dariSkotlandia yang dijuluki sebagai Bapak Manajemen Personalia,

Page 26: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

25

Charles Babbage (1792-1871) dari Inggris, dan Iain-lain. Sejaktime and motion study dari F.W. Taylor dan teori-teori yang dikemu-kakan oleh Henry Fayol maka secara resmi manajemen diakuisebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, yang dapatdisejajarkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan dikelompokkanke dalam ilmu pengetahuan sosial. Hal ini disebabkan karenamanajemen telah memenuhi syarat-syarat ilmu pengetahuan(science)

E. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMENAktivitas manajemen mencakup spektrum yang sangat

luas, sebab dimulai dari bagaimana menentukan arah organisasidi masa depan, menciptakan kegiatan-kegiatan organisasi,mendorong terbinannya kerjasama antara sesama anggotaorganisasi, serta mengawasi kegiatan dalam mencapai tujuan.

Dengan kata lain manajemen memiliki peranan yang sangtastrategis dalam mengefektifkan usaha organisasi. Terry (1975)mengemukakan “management provides effectiveness to humanefforts. It helps achieve better equipment, plants, offices, products,services and human relations”. Pendapat ini menjelaskan betapapentingnya peranan manajemen dalam mencapai efektifitasusaha manusia terutama untuk membantu pencapaian yanglebih baik dalam mendayagunakan peralatan, lahan, kantor,produk, pelayanan dan hubungan manusia dalam organisasi.

Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektifdan efesien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnyapada setiap organisasi, baik organisasi, industri, perbankan,maupun pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiridari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

Page 27: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

26

penggerakan (actuating), coordinating (koordinasi) dan pengawasan(controlling). Paling tidak kelima fungsi tersebut dianggap men-cukupi bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan peman-faatan sumber daya manusia dan sumber daya material melaluikerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.

Pendapat lain mengemukakan empat fungsi manajemensebagaimana dikemukakan Terry (1975), yang terdiri dari:theser four fundamental functions of management are (1) planning(2) organizing (3) actuating (4) controlling”. Di dalam aktivitasmanajemen ada empat fungsi yaitu ; perencanaan, pengorgani-sasian, penggerakan dan pengawasan.

Henry Fayol dalam Winardi (1990) mengemukakan adalima fungsi manajemen, yaitu: 1) planning (perencanaan), 2)organizing (pengorganisasian), 3) command (memimpin), 4)coordination (pengkoordinasian), 5) control (pengawasan).

Siagian (2004) mengemukakan bahwa fungsi manajemenmencakup (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3) pemotivasian(4) pengawasan, dan (5) penilaian. Demikian pula Mondy danPremeaux (1995), mengemukakan “the management processis said to consist of four functions : planning, organizing, inpluencingand controlling” Dapat disimpulkan pada pokoknya manajemenmemiliki fungsi yaitu: perencanaan, penmgorganisian, peng-gerakan, dan pengawasan.

Untuk penjelasan lebih terperinci penulis menguraikanbeberapa fungsi pokok manajemen sebagai berikut.

Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitasmanajerial pada setiap organisasi. Perencanaan merupakan salah

Page 28: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

27

satu fungsi manajemen, sehingga dengan demikian perencanaanadalah merupakan salah satu syarat mutlak untuk dapat melak-sanakan manajemen yang baik. Dan untuk membuat suatuperencanaan yang baik kita harus memikirkan secara matangjauh-jauh sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukankemudian. Hal ini berarti untuk dapat membuat perencananyang baik kita harus mampu melihat jauh ke depan. Denganmemikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan yang akan dilakukan,maka dapat diharapkan tindakan-tindakan yang akan kitalakukan hanya kecil kemungkinannya mengalami kekeliruan.Hal ini berarti kita telah memperkecil risiko yang mungkin timbulbaik risiko kekeliruan maupun risiko kemungkinan kegagalan.Dengan perencanaan yang baik berarti kita dimungkinkan untukdapat memilih tindakan-tindakan yang paling baik dalam artiyang paling ekonomis. Dengan, demikian hal ini berarti sesuaidengan prinsip ekonomi yang mengatakan, Untuk mencapaihasil (tujuan) tertentu diusahakan pengorbanan yang sekecil-kecilnya atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan hasilsebesar-besamya. Apabila kita tidak mengadakan perencanaandengan baik, maka hal ini berarti kemungkinan tindakan-tindakan yang kita lakukan banyak terjadi kekeliruan sehinggaakan dapat menimbulkan pengor-banan yang lebih besar ataumalahan tujuan yang telah kita tetapkan tidak dapat dicapai.Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu kami tegaskan disini bahwa untuk melaksanakan manajemen yang baik mutlakdiperlukan perencanaan yang baik.

Mondy & Premeaux (1995) menjelaskan “planning is theprocess of determining in advance what should be accomplishedand how it should be realized”. Perencanaan merupakan prosesmenentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimanamewujudkannya dalam kenyataan. Berarti didalam perencanaan

Page 29: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

28

ditentukan apa yang akan dicapai dengan membuat rencanadan cara-cara melakukan rencana untuk mencapai tujuan yangditetapkan para manajer di setiap level manajemen. SelanjutnyaTerry (1975) mengemukakan “Planning is the selecting andrelating of facts and the making and using of assumption regardingthe future ini the visualization and formulation of proposed activities,belive necessary to achieve desired results”. Pendapat di atasmenjelaskan bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatanperencanaan yaitu : 1) pengumpulan data ,2) analisis faktadan,3) penyusunan rencana yang konkrit.

Johnson, dkk (1973) berpendapat bahwa perencanaanadalah suatu rangkaian tindakan yang telah ditentukan sebelum-nya. Dengan perencanaan disusun berbagai visi, misi, strategi,tujuan dan sasaran organisasi yang pada tingkat awal meng-gunakan pengambilan keputusan (decision making) yang jugamerupakan inti dari manajemen.

Dengan kata lain proses perencanaan merupakan langkahawal kegiatan manajemen dalam setiap organisasi, karenamelalui perencanaan ini ditetapkan apa yang akan dilakukan,kapan melakukannya, dan sia yang akan melakukan kegiatantersebut. Akan tetapi sebelum sapai pada langkah-langkah inidiperlukan data dan informasi yang cukup serta analisis untukmenetapkan rencana yang konkrit sesuai kebutuhan organisasi.

Dalam implementasinya kegiatan perencanaan yang disusunhendaknya mempertibangkan hal-hal berikut ini:

Perencanaan adalah Menetapkan Alternatif, Peren-canaan yang dibuat secara mendadak kemungkinan hasilnyatidak/kurang baik sebab dengan demikian kita tidak/kurangmempunyai waktu untuk dapat berpikir dengan baik. Mungkinsuatu keputusan yang baik dapat diambil secara mendadak,

Page 30: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

29

tapi perencanaan adalah merupakan suatu kumpulan keputusan-keputusan yang saling kait mengait sehingga sulit perencanaantersebut dibuat secara mendadak. Dalam membuat suatuperencanaan yang baik maka sebelumnya kita harus “menetapkanalternatif-alternatif dan kemungkinan kita memilih satu ataubeberapa alternatif yang kita anggap paling baik. Dalam membuatperencanaan seringkali kita dihadapkan pada berbagai pertimbanganyang perlu diperhatikan dan cenderung bersifat kompleks diantara-nya fasilitas, personalia, dan sebagainya, maka untuk dapatmenetapkan alternatif-alternatif tersebut serta memilih alternatif-alternatif yang paling baik tidaklah semudah apa yang kitapikirkan. Hal ini berarti untuk menetapkan serta memilihnyadiperlukan waktu yang cukup agar kita dapat berpikir denganbaik.

Perencanaan Harus Realistis dan Ekonomis, adanyawaktu yang cukup diharapkan agar kita dapat berpikir denganIebih baik, sehingga perencanaan yang kita buat diharapkanakan lebih baik pula. Tapi yang dimaksud dengan perencanaanyang baik salah satunya harus bersifat realistis dan ekonomis.Hal ini merupakan syarat mutlak bagi perencanaan yang baik.Dengan demikian dalam menetapkan alternatif dalam peren-canaan kita harus mampu menilai apakah alternatif yang dikemu-kakan realistis atau tidak. Alternatif rencana juga perlu mem-pertimbangkan kemungkinan untuk dapat direalisasi atautidak. Dengan perencanaan yang realistis tapi ekonomis makaberarti tujuan yang telah ditetapkan mempunyai kemungkinanbesar untuk dapat dicapai, tapi secara ekonomis dapat diper-tanggungjawabkan.

Perlunya koordinasi dalam perencanaan, karenakegiatan perencanaan dalam suatu organisasi melibatkan ber-

Page 31: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

30

bagai bidang dan cenderung kompleks, maka dalam pelaksana-annya perlu menyesuaikan antara bagian yang satu denganbagian yang lain, dan tidak dapat dikerjakan secara mendadak.Apa lagi kalau perencanaan tersebut untuk organisasi yangbesar. Perencanaan yang dilaksanakan tanpa adanya koordinasiyang baik, akibatnya dapat kita misalkan dengan perjalanansuatu kereta api yang tanpa adanya koordinasi yang baik dimungkinkan akan terjadi tabrakan-tabrakan atau harus menungguterlalu lama pada simpangan-simpangan sehingga kurangefisien. Berdasarkan penjelasan di atas maka koordinasi dalamperencanaan mutlak diperlukan kalau kita menginginkan suatuperencanaan yang baik dan selaras di mana kegiatan yangsatu dengan yang lain dapat disesuaikan.

Perencanaan harus didasarkan pengalaman,pengetahuan, dan Intuisi, Untuk membuat perencanaanyang baik maka perlu didasari pengalaman, pengetahuan,dan intuisi. Dengan pengalaman-pengalamannya maka manajerakan dapat membuat perencanaan yang lebih baik daripadasebelumnya, sebab dengan pengalaman-pengalaman tersebutakan dapat dianalisa kelemahan-kelemahan serta keunggulan-keunggulan dari perbuatan perencanaan yang lalu yang akandapat diterapkan untuk bahan pembuatan perencanaan-peren-canaan yang akan datang. Tapi pengalaman saja untuk membuatperencanaan masih kurang cukup, sebab perencanaan secarapribadi adalah sangat terbatas, sehingga seiain pengetahuanmaka pengalaman perlu pula dalam pembuatan perencanaanyang baik. Sebenamya antara pengalaman dan pengetahuanadalah serupa tetapi tidak sama. Suatu pengetahuan mungkindiperoleh dari pengalaman-pengalaman yang lalu. Meskipundemikian suatu pengetahuan belum tentu diperoleh dari pengalaman-pengalaman tapi mungkin dari buku-buku, kursus-kursus dan

Page 32: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

31

sebagainya. Mungkin juga pengetahuan yang diperoleh ituhasil dari pengalaman orang lain yang telah dikaji kebenarannya.

Dalam membuat perencanaan yang baik, kita harus mampumelihat ke depan. Maka dengan kata-kata lain untuk membuatperencanaan yang baik kita harus mampu meramal. Untukdapat meramal dengan baik memang diperlukan pengalam-andan pengetahuan. Tapi kadang-kadang dengan pengalamandan pengetahuan saja masih menimbulkan keragu-raguankeputusan mana yang akan kita ikuti. Dalam hal ini perananintuisi dapat kita manfaatkan. Sebenarnya intuisi itu sendiritidaklah dapat kita lepaskan dari pengalaman dan dari pengetahuanpribadi secara mutlak. Intuisi juga sangat bermanfaat bilamanakita harus mengambil keputusan secara mendadak, di manakita tidak diberi kesempatan cukup waktu untuk dapat berpikirdengan baik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan kita.

Perencanaan harus dilandasi partisipasi, Seandainyaseorang manajer merasa cukup pengalaman dan pengetahuannyadalam membuat perencanaan, maka mungkin perencanaantersebut cukup ditangani sendiri atau hanya dengan bantuanbeberapa stafnya. Membuat perencanaan yang demikian memangdapat saja ditangani sendiri atau dengan bantuan beberapastafnya tetapi dengan perencanaan yang demikian berartikemungkinan perencanaan yang dibuat tersebut hanya akantinggal di atas kertas. Perencanaan tanpa mengikutsertakanbawahan-bawahannya yang mempunyai tugas melaksanakanperencanaan yang dibuat tersebut, maka berarti dalam pembuatanperencanaan tersebut kurang/tidak ada partisipasi denganpihak yang akan melaksanakannya. Dengan demiki-an halini akan dapat mengurangkan rasa tanggung jawab dari parapelaksana. Sudah barang tentu untuk pembuatan perencanaan

Page 33: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

32

tidak berarti setiap orang akan diajak ikut serta, akan tetapihanya orang-orang yang langsung mempunyai kepentingandalam pelaksanaan rencana yang dibuatnya tersebut, denganmengikutsertakan pihak-pihak lain untuk ikut berpartisipasidalam membuat perencanaan juga dapat menambah rasatanggung jawab mereka, maka kemungkinan kesalahan dalampembuatan perencanaan dapat lebih diperkecil sebab merekaitulah yang sebenarya lebih berpengalaman di lapangan.

Perencanaan harus memperhitungkan segalakemungkinan, Perencanaan berarti kemampuan melihatke depan, padahal apa yang akan datang belum tentu sesuaidengan apa yang kita ramalkan. Banyak kemungkinan yangdapat memperkuat perencanaan kita tetapi banyak pula yangdapat melemahkan bahkan menggagalkan perencana-an yangkita buat. Meskipun kemungkinan yang melemahkan ataumemperkuat pelaksanaan perencanaan kita tersebut sebagianbersifat ekstern yang di luar kekuasaan kita, tapi agar perencanaantersebut sesuai dengan apa yang kita ramalkan maka kemungkinan-kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan. Dengan mem-perhitungkan kemungkinan-kemung-kinan tersebut makaperencanaan yang dibuat akan dapat lebih diharapkan sesuaidengan kenyataan-kenyataan. Dengan memperhitungkan kemung-kinan-kemungkinan yang melemahkan maupun memperkuat,maka kita dapat membuat perencanaan yang lebih baik. Disamping itu semua, dengan memperhitungkan itu semua kitadapat mempersiapkan diri jauh-jauh sebelumnya.

Perencanaan harus fleksibel (luwes), meskipunkita sudah mengusahakan perencanaan yang sebaik mungkindengan memperhitungkan segala kemungkinan, tapi dapatjuga terjadi timbulnya hal-hal yang tidak masuk perhitungan

Page 34: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

33

kita. Berdasarkan hal itu maka agar tujuan dapat tetap tercapaimaka perencanaan yang kita buat hendaknya bersifat luwesdan tidak boleh kaku. Dengan perencanaan yang luwes, makakita akan lebih dapat menyesuaikan dengan segala kemungkinanyang mungkin terjadi. Meskipun demikian tidaklah berartikita dapat mengubah perencanaan tersebut sesuka hati kita,sebab bila demikian maka hal ini sudah berarti telah terjadipenyimpangan. Sebenamya dengan perencanaan yang luwes,maka selain kita dapat lebih menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi, maka dengan perencanaanyang luwes kita akan diwenangkan untuk selalu mengadakanperbaikan-perbaikan terhadap perencanaan yang telah kitabuat, sehingga dengan demikian akan makin baiklah perencanaanyang kita buat. Jadi jelaslah di sini bahwa perencanaan yangluwes selain perencanaan tersebut mempunyai kemungkinandiubah atau dipertahankan sesuai dengan perubahan situasidan kondisi, maka perubahan atau pembaharuan memangdiwenangkan.

Perencanaan harus dapat menjadi landasan bagifungsi-fungsi manajemen yang lain, perencanaan adalahmerupakan fungsi pokok dari manajemen, dengan demikianberarti perencanaan yang baik harus dapat merupakan landasanbagi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lain yaituorganizing, directing, coordinating, dan controlling. Dengan demikian,dalam pembuatan perencanaan harus dapat dilakukan sedemikianrupa sehingga akan mempunyai kaitan dengan fungsi-fungsimanajemen yang lain. Hal ini tidak berarti bahwa hubunganantara perencanaan dengan fungsi-fungsi manajemen yanglain hanyalah merupakan hubungan sepihak, sebab dapat terjadijuga sebaliknya di mana fungsi-fungsi manajemen yang lainitu dapat merupakan landasan pembuatan perencanaan. Meskipun

Page 35: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

34

demikian, perencanaan secara umum harus dapat merupakanlandasan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yanglain, untuk dapat membuat perencanaan yang dapat dijadikanlandasan bagi fungsi-fungsi manajemen yang lain, makaperencanaan harus kita buat dengan mengingat batas-bataskemampuan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yanglain serta kemanfaatannya.

Apabila perencanaan kurang mengaitkan dengan fungsi-fungsi manajemen yang lain, maka dapat terjadi perencanaanyang dibuat tidak dapat dilaksanakan, atau dilaksanakan tetapimenyimpang dari apa yang dikehendaki. Dengan demikianjelaslah bahwa dalam pembuatan perencanaan harus selaludikaitkan dengan kemungkinan pelaksanakan fungsi-fungsimanajemen yang lain secara baik. Apabila dalam perencanaanfaktor im tidak diperhatikan maka dapat terjadi perencanaantersebut sulit dipakai sebagai landasan fungsi-fungsi manajemenyang lain.

Perencanaan harus dapat mendayagunakan secaramaksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia, dalam membuatperencanaan maka perusahaan harus mampu mendayagunakansecara maksimal fasilitas yang tersedia. Untuk dapat membuatperencanan yang mampu mendayagunakan fasilitas yangtersedia secara maksimal, maka cara kita berpikir harus dibalik,yaitu bukan penetapan tujuan terlebih dahulu, tetapi bagaimanamendayagunakan secara maksimal fasilitas yang tersediasehingga tujuan organisasi akan dapat dicapai secara palingbaik. Kalau kita berpikir tujuan terlebih dahulu maka denganfasilitas yang tersedia mempunyai kemungkinan tujuan tersebutakan dapat tercapai, tetapi kemungkinan dalam perencanaantersebut kita tidak dapat mendayagunakan fasilitas yang tersedia

Page 36: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

35

secara maksimal. Masalah yang timbul dalam usaha mendaya-gunakan secara maksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia mungkinakan terbentur pada adanya ketidak seimbangan fasilitasyang satu dengan fasilitas yang lain. Sebenarnya dalam membuatperencanaan yang dapat mendayagunakan secara maksimalfasilitas-fasilitas yang tersedia, maka bukan hanya dalam bidangtertentu saja tetapi juga dalam bidang-bidang yang lain.

Perencanaan harus dinamis, dalam membuat peren-canaan maka secara pasif kita harus bersifat luwes dalamarti perencanaan dimungkinkan untuk diubah bilamana situasidan kondisi berubah. Tapi secara aktif kita harus selalu memikirkankemungkinan untuk membuat perencanaan yang lebih baiklagi sehingga dengan demikian berarti perencanaan yang kitabuat bersifat dinamis. Dengan selalu memikirkan cara-carabaru yang lebih baik maka kemungkinan tujuan yang kita tetapkandapat kita capai dengan pengorbanan yang lebih kecil ataudengan pengorbanan seperti biasanya kita dapat mencapaihasil yang lebih baik lagi. Supaya perencanaan yang dinamisdapat direalisasi, maka dalam organisasi harus dapat ditimbulkankegairahan kerja sehingga inisiatif dan kreatifitas dari anggotaorganisasi dapat dikembangkan, kalau perlu kita dapat memotivasimereka dengan memberikan hadiah-hadiah, penghargaan-peng-hargaan, promosi dan sebagainya bagi mereka yang dapat mem-berikan saran-saran untuk perbaikan perencanaan yang lebihbaik. Harus menjadi penekanan bahwa kedinamisan perencanaanharus kita usahakan dalam setiap bidang, setiap kegiatan, tanpakecuali. Dengan keadaan ini berarti kita dapat meningkatkanefisiensi dalam organisasi tersebut.

Perencanaan harus cukup waktu, membuat peren-canaan berarti memikirkan jauh-jauh, sebelum tindakan itu

Page 37: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

36

sendiri dilaksanakan. Dengan demikian manajer akan mempunyaicukup waktu sehingga dapat merenungkan, memikirkan, mengamati,mendiskusikan, menetapkan alternatif serta mempersiapkansegala sesuatunya. Apabila pembuatan perencanaan dimulaidekat sebelum tindakan itu dilakukan, maka berarti manajertersebut tidak mempunyai cukup waktu. Hal ini berarti pembuatanperencanaan harus diiakukan dengan tergesa-gesa. Membuatperencanaan adalah lebih merupakan pekerjaan mental daripadapekerjaan fisik, sehingga untuk mendapatkan hasil yang baikdiperlukan waktu yang cukup. Kalau dalam organisasi keputusanyang diambil dengan tergesa-gesa dapat menyebabkan kesalahan.Dan kesalahan dalam membuat perencanaan akan dapat jugamenyebabkan kemungkinan tujuan yang telah ditetapkantidak dapat dicapai atau dapat dicapai dengan pengorbananyang sangat besar. Untuk menghindarkan pembuatan perencanaanyang tergesa-gesa maka manajer jauh-jauh sebelumnya harussudah memikirkan.

Mungkin seorang manajer yang pandai dan banyak peng-alamannya merasa dapat membuat perencanaan dalam waktuyang relatif singkat. Meskipun ini memungkinkan, tapi untukmendiskusikan dan merundingkan dengan bawahannya tetapdiperlukan waktu yang cukup. Padahal untuk berhasilnyaperencanaan yang dibuat, diperlukan partisipasi dengan pihak-pihak yang akan melaksanakannya.

Perencanaan seharusnya didasarkan penelitian,untuk dapat membuat perencanaan yang baik maka sebenarnyatidak cukup bila hanya didasarkan pada pengetahuan, pengalaman,dan intuisi saja. Agar dapat membuat perencanaan yang baikmaka sebenarnya manajer memerlukan data-data yang lengkap,dapat dipercaya serta aktual. Dan untuk mendapatkan data-

Page 38: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

37

data tersebut diperlukan penelitian/riset. Suatu perencanaanyang tidak didasarkan hasil penelitian akan kekurangan data-data yang sebenarnya sangat diperlukan. Hal ini dapat menye-babkan perencanaan yang dibuat tersebut banyak mengalamikesalahan.

Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukantahap-tahap/ langkah-langkah tertentu. Tahap-tahap tersebutmerupakan prosedur yang harus dilalui dalam setiap pembuatanperencanaan, sebab tanpa melalui tahap-tahap tersebut akankurang sempurnalah perencanaan yang dibuatnya. Tahap-tahaptersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Penetapan tujuan, suatu perencanaan tidak dapat dibuattanpa ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai,sebab perencanaan justru dibuat untuk mencapai tujuan. Tujuanyang ditetapkan terutama adalah tujuan jangka pendek dantujuan jangka panjang di mana tujuan jangka pendek harusmerupakan batu loncatan untuk mencapai tujuan jangka panjang.Karena itu dapat terjadi tuju-an jangka pendek yang ditetapkantersebut akan dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi,meskipun sebenarnya tujuan jangka pendek yang ditetapkantersebut akan menunjang tujuan jangka panjang untuk mencapaitujuan yaitu mendapatkan keuntungan maksimal. Penetapantujuan hendaknya dilakukan secara hati-hati sebab tujuan yangditetapkaan harus realistis dan ekonomis. Tujuan yang realistisadalah tujuan yang mempunyai kemungkinan untuk dicapaiberdasarkan situasi dan kondisi yang dapat dicapai. Sedangkantujuan yang ekonomis apabila tujuan yang ditetapkan tersebutadalah merupakan tujuan yang secara maksimal dengan peng-gunaan daya dan dana serta fasilitas dari perusahaan yangtelah tersedia semaksimal mungkin. Oleh karena itulah tujuanyang telah ditetapkan harus realistis dan ekonomis.

Page 39: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

38

Mengumpulkan data serta menetapkan dugaan-dugaan serta ramalan-ramalan, Untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan, maka perlu dibuat suatu perencanaan.Dan dalam membuat perencanaan tersebut perlu dikumpulkandata-data yang diperlukan untuk membuat suatu perencanaan.Untuk itu diperlukan data-data antara lain tentang jumlahmedia advertensi yang ada, biaya-biayanya. jumlah pembaca-pembacanya dan sebagainya. Yang perlu dalam pengumpulandata adalah kelengkapan, dapat dipercaya dan relevan. Selaindata-data, diperlukan pula dugaan-dugaan atau ramalan-ramalan karena perencanaan tersebut didasarkan pada ramalanatau dugaan-dugaan tersebut. Karena itu seorang pimpinanatau manajer harus mempunyai kemampuan untuk meramalkansecara baik kemungkinan-kemungkinan yang akan datang,hal-hal yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan tersebut.

Menetapkan alternatif cara bertindak, Setelah tujuanditetapkan, data-data dikumpulkan serta ramal-an-ramalanditetapkan maka kemudian manajer mulai menetap-kan alternatif-alternatif cara bertindak atau alternatif-alternatif perencanaan.Mengapa alternatif-alternatif tersebut perlu dikemukakan?Dengan menetapkan alternatif berarti kita telah mengusahakansedapat mungkin beberapa cara yang dapat ditempuh, sehinggakita akan dapat memilih alternatif yang paling baik. Tanpamenetapkan alternatif, maka apa yang kita tetapkan sebagaicara bertindak tersebut mungkin suatu cara yang tidak realistisdan tidak ekonomis. Tapi mungkin realistis tetapi tidak ekonomis.Dengan menetapkan alternatif maka kemungkinan kita akanmendapatkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan carayang paling baik dalam arti yang paling efisien. Bagaimanakita dapat menetapkan bahwa cara itu yang paling baik bilamanakita tidak membandingkan dengan alternatif yang lain.

Page 40: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

39

Mengadakan penilaian alternatif, Alternatif yangtelah kita tetapkan tersebut harus kita adakan penilaian kepadamasing-masing. Dengan penilaian tersebut kita akan mengetahuikelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari masing-masing alternatif. Dalam melakukan penilaian ini kita harusbertindak secara objektif sehingga penilaian kita betul-betulpenilaian yang jujur dan tidak berat sebelah.

Memilih alternatif, Berdasarkan penilaian terhadapmasing-masing alternatif tersebut kita dapat memilih yangmenurut kita yang paling tepat untuk mencapai tujuan. Tepatdi sini adalah dalam arti dengan cara perencanaan tersebutakan dicapai suatu tujuan dengan yang paling efisien. Dengankata lain perencanaan yang kita buat tersebut adalah perencanaanyang efisien dan efektif.

Pengorganisasian (Organizing)

Sebelum dijelaskan hakekat pengorganisasian sebagaisalah satu fungsi manajemen, maka terlebih dahulu dikemukakanarti organisasi, sebab organisasilah yang menjadi wadah bagiseluruh aktivitas manajerial, tak terkecuali pengorganisasian.Mondy & Premeaux (1995) menjelaskan “an organization istwo or more people working together in a coordinated manner toachieve group results”.Kerjasama dua orang atau lebih dalamsuatu koordinasi yang terpadu untuk mencapai tujuan kelompokmerupakan organisasi.

Reeser (1973) mengemukakan “as managerial function,organizing is defined as grouping work activities into departement,assigning authority and coordinating the activities of the differentdepartements so that objectives are met and conflics minimized”.Pendapat ini menekankan bahwa pengorganisasian itu berfungsi

Page 41: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

40

untuk membagi kerja terhadap berbagai bidang, menetapkankewenangan dan pengkoordinasian kegiatan bidang yang berbedauntuk menjamin tercapainya tujuan dan mengurangi konflikyang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian sebuah organisasiterdiri dari beberapa unsur yaitu : (1) ada kumpulan orang-orang (2) ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi(3) bekerjasama di mana aktivitas-aktivitas yang terpoisahdikoordinir (4) ada tujuan bersama yang akan dicapai melaluikerjasama yang terkoordinir.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yangkedua dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkansuatu rencana organisasi. Menurut Winadi (1990) pengorgani-sasian ialah suatu proses di mana pekerjaan yang ada dibagidalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas-aktivitas mengkoordinasikan hasil yang dicapai untuk mencapaitujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas Terry (1973)menjelaskan: Organizing is the establishing of effective behavioralrelationship among persons, so that they may work together efficientlyand gain personal satisfaction in doing selected task under givenenvironmental conditions for the purpose of achieving some goalor objective.

Pendapat di atas memberi pengertian bahwa pengorganisasianmerupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas antarapersonalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerjabersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengorganisasian yang dilaksanakan paramanajer secara efektif, akan dapat: (1) menjelaskan siapa yangakan melakukan apa (2) menjelaskan siapa memimpin siapa(3) menjelaskan saluran-saluran komunikasi (4) memusatkansumber-sumber data terhadap sasaran-sasaran.

Page 42: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

41

Pengarahan (Directing)

Sebagai langkah selanjutnya aktivitas manajerial ialahpengarahan (directing). Koontz & O’Donnell (1976) mengemukakan:”directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinatesare led to understand and contribute effectively and effeciently toattainment of enterprise objectives, directing involves guidingand leading subordinates”. Pendapat di atas menjelaskan bahwamelalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasidiajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melaluikerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahanmeliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentangkegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sehingga para manajerharus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarelamau melakukan kegiatan sebagai manifestasia rencana yangdibuat.

Pada hakekatnya pengarahan ini menganding kegiatanpemberian motivasi (motivating). Kegiatan ini sebenarnya ter-dapat pada kegiatan directing sebagai sebuah fasilitas atau saranamelakukan pengarahan terhadap para personil dalam organisasi.

Koordinasi

Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen. Dalamorganisasi keberadaan pengorganisasian sangat penting bagiterintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapaitujuan. Stoner (1991) mengemukakan bahwa proses pengorgani-sasian dibagi menjadi lima tahapan, yaitu : perincian pekerjaan,pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan,monitoring dan reorganisasi. Dengan demikian koordinasi meru-pakan bahagian integral dari proses pengorganisasian. Sebelumlebih jauh mengungkapkan keberadaan koordinasi maka perlu

Page 43: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

42

dikemukakan pengertian koordinasi. Reeser, dkk (1973) men-jelaskan: ”Coordination is the function of assuring that the contributionsfrom subsystem are made as required and that they are linkedtogether into a harmonious whole”. Pendapat mengungkapkanbahwa koordinasi adalah suatu fungsi yang menjamin sumbangandari satu sub sistem atau bagian dalam organisasi dibuat sebagaisyarat yang mana mereka saling terkait bersama kedalam suatusituasi yang harmonis secara utuh.

Menurut Winardi (1990), koordinasi mengimplikasikanbahwa elemen-elemen sebuah organisasi saling berhubungandan mereka menunjukkan keterkaitan sedemikian rupa hinggasemua orang melaksanakan tindakan tepat pada waktu yangtepat dalam rangka mencapai tujuan. Selanjutnya koordinasimenurut Anderson (1984) bahwa :”process involving the transferof information between jobs and people to avoid overlap of workand to ensure that effort and resources and balanced across thatotal organization”. Ini berarti koordinasi merupakan prosesyang melibatkan pemindahan informasi antara pekerjaandan orang untuk menghindarkan pekerjaan yang tumpang tindih,menjamin usaha dan sumber penghasilan serta keseimbangankeseluruhan organisasi.

Thompson seperti dikutip oleh Stoner (1996) bahwa adatiga variasi ketergantungan antar unit kerja dalam suatu organisasiyaitu : (a) ketergantungan yang dikelompokkan yaitu apabilaunit-unit organisasi tidak tergantung satu dengan yang lain,namun sangat tergantung pada prestasi yang memadai (b)ketergantungan skuensial yaitu apabila suatu unit organaisasiharus melaksanakan aktivitasnya terlebih dahulu sebelum unit-unit selanjutnya dapat bertindak, sedangkan (c) ketergantungantimbal balik melibatkan hubungan timbal balik antara sejumlahunit.

Page 44: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

43

Pada setiap organisasi yang kompleks, setiap bagian harusbekerja secara terkoordnir agar masing-masing dapat menghasilkanyang diharapkan. Koordinasi di sini dipahami sebagai usahapenyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar kegiatandaripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya dan dapatmemberikan sumbangan usahanya secara maksimal untukmencapai tujuan secara keseluruhan. Segala aktivitas dari masing-masing unit harus sinkron satu sama lain, sebab semua levelmanajemen memerlukan adanya koordinasi dalam tindakanuntuk mencapai tujuan organisasi. Karena bagaimanapun, untukmencapai tujuan atau sasaran organisasi pada mulanya strukturorganisasi dibuat, pekerjaan dibagi, ditetapkan hubungankewenangan dan tanggung jawab. Namun koordinasi bukansesuatu yang secara otomatis dihasilkan secara sempurnadari struktur organaisasi yang ada, kebijakan dan hubungankewenangan. Karena itu koordinasi merupakan bahagian pentingdari tugas manajer untuk mendapatkan hasil pekerjaan yangefektif sehingga dapat dihilangkan konflik dan kekacauan dalamtindakan –tindakan personil dari setiap unit organisasi.

Selanjutnya Koontz dan O’Donnell (1972) menjelaskan:“ the best coordination occurs when individuals see how theirjobs contribute to the dominate goals of their enterprise”.Setiapbidang pekerjaan memiliki kontribusi penting dalam rangkapencapaian tujuan organaisasi melalui proses koordinasi antarbidang atau unit-unit yang ada dalam organisasi. Kesatuanusaha dari semua unit adalah bekerja untuk mencapai tujuankelompok atau organisasi bukan terpisah-pisah dalam unittersendiri. Menurut Siagian (2004) koordinasi memiliki beberapafungsi, yaitu: (1) pencegahan konflik dan kontradiksi (2) pen-cegahan persaingan yang tidak sehat (3) pencegahan pemborosan(4) pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan

Page 45: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

44

terjadinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan. Untukmelakukan koordinasi yang efektif diperlukan adanya komunikasi.Lewis (1987) menjelaskan :”specifik organizational communicationactivities included communication about work goal, programestablishment, coordination, evaluation and soon”. Proses komunikasiakan menentukan efektif tidaknya koordinasi dalam organaisasi.Untuk itu melalui komunikasi yang efektif akan tercipta koordinasipelaksanaan tugas yang memuaskan.

Di sisi lain koordinasi harus mengisyaratkan tersedianyakomunikasi yang tepat antara komponen-komponen organisasidan memungkinkan mereka untuk memahami aktivitas-aktivitasmereka satu sama lain dan membantu mereka untuk bekerjasamadengan baik dalam arus kerja secara umum. Pelaksanaantugas dari berbagai unit dalam organaisasi memerlukan suatukoordinasi yang baik sehingga efektivitas dari masing-masingunit sangat tergantung pada bagaimana kegiatan yang dilak-sanakan sinkron dengan kegiatan unit lainnya. Dijelaskanoleh Handayaningrat (1984) mengenai pentingnya koordinasiyaitu : (1) koordinasi yang baik akan mempunyai efek adanyaefesiensi terhadap organisasi itu Koordinasi dapat menghindarkanterjadinya pemborosan uang, tenaga dan alat-alat (2) koordinasimempunyai efek terhadap moral organisasi terutama yangberhubungan dengan peranan kepemimpinan (leadership).Koordinasi yang baik akan muncul dari kepemimpinan yangbaik (3) koordinasi mempunyai efek terhadap perkembanganpersonal dalam organisasi. Para personil organisasi perlu diken-dalikan agar pekerjaannya tidak simpang siur dan bertabrakansatu sama lain yang akan mengganggu pencapaian tujuanbersama. Di samping itu proses koordinasi itu sendiri dibagikepada tiga tingkatan, yaitu :Pertama, harus ada rencana perilakuyang telah dibuat bagi semua anggota kelompok. Kedua, seluruh

Page 46: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

45

rencana itu atau sedikitnya bagian-bagiannya yang relevanharus dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Ketiga, kesediaansetiap orang untuk berbuat sesuai dengan rencana harus dikem-bangkan. Lebih lanjut koordinasi dapat diperlancar apabilamasing-masing anggota organisiasi memahami tujuan-tujuan,rencana-rencana, penerimaan mereka dan kesediaan merekamenyumbangkan tenaga untuk mengoptimalkan pencapaiantujuan. Karena itu tujuan, kebijakan, prosedur kerja, peraturandan disiplin harus dimantapkan dan dikomunikasikan denganbaik untuk mencapai koordinasi yang diharapkan dalam pelak-sanaan maupun pencapaian tujuan.

Pengawasan (Controlling)

Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakantindakan terakhir yang dilakukan para manajer pada suatuorganisasi. Pengawasan (controlling) merupakan proses pengamatanatau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasiuntuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedangdilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukansebelumnya. Dengan pengawasan diharapkan penyimpangandalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai.Apa yang direncakanakan dijalankan dengan benar sesuaihasil musyawarah dan pendayagunaan sumber daya materialakan mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Robins (1984)menjelaskan “control is the process of monitoring activities toensure they are being accomplished as planned and of correctingany significant deviations”. Dengan kata lain pemantauan segalaaktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimanadirencakan dan pemeriksaan terhadap adanya penyimpanganmenjadi hakekat pengawasan. Pengawasan ini dapat dilakukan

Page 47: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

46

secara langsung (direct control) maupun pengawasan tidaklangsung (indirect control).

Proses pengawasan yang akan menjamin standar bagipencapaian tujuan, tentang hal ini Terry (1973) menjelaskan“controlling is determining what is being accomplish, that evaluatingperformance and, if necessary applying corrective measures soperformance takes according to plans”.Pendapat di atas mengandungpengertian bahwa pengawasan merupakan usaha yang sistematisdalam menentukan apa yang telah dicapai yang mengarahkepada penilaian kinerja dan pentingnya mengkoreksi ataumengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-rencanayang ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen se-benarnya merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaaninput (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, faslititas,dan informasi), demikian pula pengawasan terhadap aktivitas(penjadwalan dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi),sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output(standar produk yang diinginkan). Sasaran pengawasan sesung-guhnya diarahkan pada upaya mencapai hal-hal berikut:

1) Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselanggarasesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategidimaksud.

2) Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatanorganisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukankegiatan tersebut secara efisien dan efektif.

3) Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepadaberlangsungnya hidup dan kemajuan organisasi sebagai

Page 48: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

47

keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yangsesungguhnya ditempatkan di bawah kepentingan organisasi.

4) Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerjasedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaatyang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana tersebut.

5) Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin.

6) Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.

Berkaitan dengan tujuan di atas, sebenarnya pengawasansebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu (1) meng-ukur perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standaryang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada,dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.

Page 49: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

48

BBBBBAB IIAB IIAB IIAB IIAB II

TEORI ORGANISASI

A. PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orangberinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unitterkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih

yang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian sasaran.Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapandan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatasan dantugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, dan penetapanhubungan diantara elemen organisasi. Jadi, organisasi dalamarti dinamis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatuwadah. Karena dalam organisasi terdapat sekumpulan orangatau kelompok memiliki tujuan tertentu dan berupaya untukmewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama. Melaluiorganisasi memungkinkan masyarakat meraih hasil atau mengejartujuan yang sebelumnya tidak bisa tercapai oleh individu-individusecara sendiri-sendiri.

Dengan demikian, orang-orang yang tergantung dalamorganisasi dapat bekerjasama untuk merealisasikan tujuanbersama secara efisien dan efektif. Berbagai usaha ditempuhuntuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, hal ini menurut

Page 50: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

49

Etzioni (1984) melahirkan teori klasik administrasi dalam pendekatanorganisasi disebut sebagai aliran manajemen ilmiah(scientificmanagement), ditandai pembagian kerja yang tegas dengantenaga-tenaga yang memiliki kecakapan, keterampilan khusus,dan hierarkhi wewenang yang khas melaksanakan kewenangan,tugas, dan tanggung jawab organisasi.

Ciri-ciri organisasi menurut Etzioni (1984) adalah: (1)adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan, dan tanggungjawab komunikasi merupakan bentuk-bentuk pembagian yangtidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-caratradisional, melainkan sengaja direncanakan untuk dapat lebihmeningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu; (2) adanyasatu atau beberapa pusat kekuasaan berfungsi mengawasipengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasimencapai tujuannya, pusat kekuasaan secara kontinu diperlukanmenyusun pola-pola baru guna meningkatkan efisiensi; dan(3) penggantian tenaga, dimana tenaga yang dianggap tidakbekerja sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenagalain, dan organisasi dapat mengkobinasikan anggotanya melaluiproses pengalihan maupun promosi. Ciri-ciri organisasi ini berlakubagi organisasi baik pada pemerintah, pemerintah daerah, dansatuan pendidikan.

Organisasi merupakan satu disiplin ilmu yang sangat menarikuntuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.eberapa ahli telah mendefenisikan organisasi sebagai berikut:

1. Organisasi menurut James D. Mooney (1974) adalah setiapbentuk kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama.

2. Organisasi menurut Ralp Currier Davis (1951) adalah suatukelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuanbersama di bawah satu kepemimpinan).

Page 51: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

50

3. Organisasi menurut Robert V. Presthus (1958) suatu sistemsusunan hubungan-hubungan antar pribadi.

4. Organisasi menurut Michael J. Jucius (1962) adalah suatukelompok orang yang bekerja dalam hubungan yang salingbergantung ke arah tujuan atau tujuan-tujuan bersama.

5. Organisasi menurut Robbins (1984) adalah kesatuan sosialyang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasanyang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasaryang relatif terus-menerus untuk mencapai tujuan bersamaatau tujuan kelompok.

6. Organisasi menurut Herbert A. Simon (1958) adalah suaturencana mengenai usaha kerjasama yang mana setiappeserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankandan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan.

7. Organisasi menurut Daniel E. Griffiths (1959) adalah orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbedatetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar supayasebuah tugas atau lebih dapat diselesaikan.

8. Organisasi menurut Harleigh Trecker (1950) adalah Perbuatanatau proses menghimpun atau mengatur kelompok-kelompokyang saling berhubungan dari institusi menjadi satu kesatuanyang bekerja).

9. Organisasi menurut J. William Schulze (1949) adalah peng-gabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat, perlengkapan,ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya,yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektifuntuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkanbahwa. Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau

Page 52: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

51

lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersamayang diikat dengan peraturan yang disepakati bersama dalamsatu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumberdaya organisasi, berupa Sumber Daya Manusia (SDM), SumberDaya Alam (SDA) dan sumber daya Modal/Uang. Organisasiberusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidupdi dunia dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapatdi organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkanorang banyak, maka segala masalah apapun akan mudahterselesaikan, dibandingkan satu orang yang memikirkannya.Satu demi satu persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secaragotong royong. Tak salah pepatah mengatakan “ berat samadipikul, ringan sama dijinjing”.

Faktor penentu terbentuknya organisasi adalah manusiasedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuanuntuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang laindan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip-prinsiporganisasi.

B. UNSUR PEMBENTUK ORGANISASIBerdasarkan defenisi di atas, terlihatlah beberapa unsur

yang membentuk organisasi secara utuh antara lain:

1. Terdiri dari Sekelompok Orang.

Sekelompok orang yang dimaksud adalah terdiri dari duaorang atau lebih. Jika dalam satu rumah tangga, organisasiini terdiri dari suami dan istri. Beberapa ahli menyebutkan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang atau lebih yakni ketua, sekretarisdan bendahara.

Page 53: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

52

2. Memiliki Tujuan yang Jelas.

Sekelompok orang akan mau bekerja sama, tentunya karenamemiliki tujuan yang jelas, dalam artian dapat dicapai melaluikerja sama seluruh pihak. Tujuan ini merupakan hasil darikesepakatan bersama dengan istilah lain “Visi”

3. Adanya Kerja Sama

Untuk mewujudkan visi atau tujuan tersebut diharapkanadanya kerja sama yang dibangun secara baik dengan berbagaikeahlian yang dimiliki masing-masing orang yang berada dalamorganisasi tersebut. Tanpa kerja sama, maka tujuan yang muliaitu tidak akan tercapai.

4. Punya Peraturan atau Undang-Undang

Peraturan dibuat untuk mengikat setiap individu yangberada di dalam organisasi. Peraturan membuat lebih terarahdalam bentuk kerja sama dan pencapaian tujuan. Peraturantidak membedakan pangkat dan jabatan, masing-masing harustaat dan patuh pada ketentuan yang berlaku di organisasi.

5. Punya Tempat/Sekretariat

Bagi setiap organisasi sangat diperlukan tempat atau sekretariat.Sekretariat berfungsi tempat menyusun strategi, perencanaansegala sesuatu, tempat bermusyawarah dan berkerja. Salahsatu alat pemersatu yang digunakan dalam berkumpul, bekerjadan tempat bermusyawarah. Seluruh alamat surat akan ditujukanmelalui sekretariat.

Page 54: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

53

6. Punya Modal (SDM/SDA atau Uang)

Modal juga dianggap penting untuk memajukan sebuahorganisasi. Salah satu modal yang sangat berarti adalah SumberDaya Manusia. Hal ini menjadi nilai jual yang sangat berartibagi organisasi. Ketika sumber daya lainnya tidak ada, tidakterlalu menyulitkan perkembangan roda organisasi. Contoh,organisasi bergerak di Bidang Jasa.

C. ASAS ORGANISASIMenurut Handayaningrat (1984) Asas-Asas atau Prinsip-

Prinsip organisasi sebagai berikut:

1. Organisasi Harus Memiliki Tujuan yang Jelas

Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelasbenar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa yangdicita-cita orang-orang yang berapa di organisasi tersebut.

2. Skala Hirarki

Skala hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan kekuasaandi setiap bagian yang ada. Kekuasaan terukur, jika jelas berapabanyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang menjadititik tumpu sebuah organisasi. Artinya, tidak sama antara manajerdengan para bawahan dalam ukuran hirarki kekuasaan. Yanghanya bisa memerintah bawahan adalah atasan. Itu yang menjaditolak ukur di manapun organisasi itu berdiri.

3. Kesatuan Perintah/Komando

Untuk sentralisasi organisasi, kesatuan perintah itu terletak

Page 55: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

54

di pucuk pimpinan tertinggi. Jika di organisasi, maka manajerlahyang bisa memerintah seluruh komponen organisasi, tetapiuntuk desentralisasi, wakil manajer yang punya peran meng-komandokan bagian kekuasaannya.

4. Pelimpahan wewenang

Dalam hal ini, ada 2 pelimpahan wewenang, yakni: (1)Secara Permanen yang ditandai dengan Surat Keputusan Tetap(SK), dan (2) Secara Sementara yang sifatnya dadakan.

5. Pertanggungjawaban

Dalam melakukan tugas, semua bawahan bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas dan hasil kerjanya. Atas jugabertanggung jawab atas kemajuan organisasi kepada bawahannya.Jadi, semua pihak bertanggung jawab pada setiap apa yang diakerjakan.

6. Pembagian Pekerjaan

Pembagian pekerjaan sangat diperlukan untuk menutupiketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaanyang ada dalam organisasi. Perlu adanya spesialisasi pekerjaanyang disesuaikan dengan keahlian masing-masing. Kegiatan-kegiatan itu perlu dikelompokkan dan ditentukan agar lebihefektif dalam mencapai tujuan organisasi.

7. Jenjang/Rentang Kendali

Jenjang atau rentang pengendalian artinya perlu jumlahbawahan dikendalikan oleh seorang atasan secara rasional.Oleh karen itu, tingkat-tingkat kewenangan yang ada harus

Page 56: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

55

dibatasi seminimal mungkin sehingga tidak semua merasamenjadi atas. Ada dua rentang pengendalian, yaitu: (a) Rentangpengendalian Sempit yang terdiri dari 4-8 orang, (b) Rentangpengendalian Luas yang terdiri dari 8-15 orang bahkan lebihbanyak lagi dari itu.

8. Fungsional

Bahwa seorang dalam organisasi secara fungsional harusjelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerjanyaserta tanggung jawabnya dalam pencapaian tujuan organisasi.

9. Pemisahan

Bahwa beban tugas dari setiap orang tidak dapat dilimpahkankepada orang lain. Seseorang akan merasa kehilangan hargadiri dengan mengerjakan pekerjaan orang lain, kecuali adahal tertentu diliar kuasa manusia (sakit).

10. Keseimbangan

Keseimbangan antara struktur organsisa yang efektif dengantujuan organisasi. Keseimbangan antara beban tugas, imbalan,waktu bekerja dan hasil perkerjaan.

11. Flexibelitas

Suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi ter-gantung pada dinamika kelompok. Keseimbangan penugasandengan imbalan perlu diperhatikan dengan baik dalam memenuhitujuan organisasi.

Page 57: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

56

12. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat berarti bagi sebuah organisasi. Semuaaktivitas dijalankan oleh pemimpin. Pemimpin juga bertanggungjawab atas kemajuan dan kemunduran organisasi. Seluruh fungsi-fungsi manajemen akan dikendalikan sepenuhnya oleh pemimpin.Oleh karena itu, kepemimpinan dianggab sebagai inti dari manajemen.

D. BENTUK ORGANISASI1. Organisasi Line

Organisasi ini mempunyai bentuk yang sederhana. Bentukini lebih banyak dipakai di dalam organisasi Militer. Bawahanhanya mengenal satu atasan atau komando sebagai sumberdari kewenangan dalam memerintah. Line diartikan sebagaiunit yang secara langsung ikut serta menghasilkan ketercapaiantujuan organisasi.

Kebaikan Organisasi Line:

a. Kesatuan kepemimpinan terjamin.b. Garis pimpinan berjalan secara tegas karena pimpinan langsung

berhubungan dengan bawahan.c. Proses pengambilan keputusan secara cepat.d. Rasa solodaritas tinggie. Penyampaian informasi cepatf. Memungkinkan menejer lebih terlatihg. Hubungan kekuasaan jelas

Keburukan Orgnisasi Line

a. Seluruh organisasi sangat bergantung dengan satu orangb. Kecendrungan pimpinan bertindak secara otoriter.c. Kesempatan bawahan berkembang, sangat susah.

Page 58: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

57

d. Penyelesaian masalah agak lama karena dipikirkan satuorang saja.

e. Anggota/bawahan kurang aktif, kreatif dan inovatif

2. Organisasi Line dan Staff

Organisasi ini pada umumnya digunakan semua organisasiatau perusahaan yang bergerak di bidang apapun. Organisasiini terdiri dari unit Line dan unit Staff. Line dalam organisasidiartikan sebagai orang-orang yang terlibat langsung dalampencapaian tujuan sedangkan Staff diartikan sebagai orang-orang yang membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

Staff dalam organisasi ini terbagi tiga yaitu Staff Umumuntuk pekerjaan yang bersifat umum. Contoh, bagian umumnyatata usaha di perkantoran. Staff Ahli dikhususkan pada pekerjaantertentu yang hanya dikerjakan orang yang ahli saja. Contoh,pekerjaan perencanaan, penelitian, saran-saran dan merumuskanpengambilan keputusan. Serta staff Pribadi yaitu sebagaipembantu pribadi dalam bekerja.

Kebaikan Organisasi Line dan Staff

a. Dapat digunakan disetiap organisasib. Ada pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staff

dan pelaksanac. Baawahan dapat berkembang dengan cepatd. Prinsip penempatan bawahan “the man on the right place”e. Pengambilan keputusan yang sehat lebih cepat diambilf. Koordinasi dengan mudah dilakukang. Bawahan lebih aktif, kreatif dan inovatifh. Disiplin dalam tugas sangat baik

Page 59: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

58

Keburukan Organisasi Line dan Staff

a. Rasa solidaritas bawahan tidak begitu tinggi karena sibukdengan kegiatannya masing-masing

b. Jika koordinasi di tingkat staff tidak baik, dapat membingung-kan unit-unit pelaksana dan dapat juga merupakan hambatandalam peksanaan tugas

3. Organisasi Fungsional

Organisasi ini dipakai untuk organisasi niaga. Disusunatas dasar penyusunan dasar kegiatan berdasarkan fungsi ditiap unit. Setiap fungsi unit yang ada sangat bergantung denganunit-unit yang ada. dalam organisasi ini, koordinasi dan kerjasama merupakan bagian terpenting.

Kebaikan Organisasi Fungsional

a. Pembidangan tugas jelas, sehingga kesimpang siuran dapatdihindarkan

b. Solidaritas begitu juga moral dan disiplin di antara karyawanyang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi

c. Koordinasi menyeluruh pada umumnya cukup tingkat eselonatas

d. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakansemaksimal mungkin

Keburukan Organisasi Fungsional

a. Para karyawan terlalu menspesialisasi diri pada bidang tertentusaja, sehingga sukar untuk mutasi tugas atau mutasi tempat

b. Para karyawan terlalu mementingkan bidangnya saja, sehinggakoordinasi menyeluruh susah terlaksana

Page 60: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

59

c. Memungkinkan terjadinya rasa golongan yang berlebihandi antara karyawan dalam menjalankan fungsinya

4. Organisasi Kepanitiaan

Kepanitiaan merupakan sekelompok orang yang ditunjukuntuk melaksanakan kegiatan-kegiatan khusus, yang tidakdapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau sebuah dewan.Misalnya panitia Pansus Century yang bekerja menyelesaikankhasus Bank Century tentang keputusan Bail Out, pengucurandana, siapa yang bertanggung jawab, kemana saja pengucurandana itu dan lain-lain.

Kebaikan Organisasi Kepanitiaan

a. Pada umumnya keputusan diambil secara tepat, karenasegala sesuatu dibicarakan secara kolektif dan segala faktordipertimbangkan.

b. Kemungkinan bagi pimpinan berlaku diktator sangat kurangc. Kerjasama di kalangan pelaksana mudah dibina

Keburukan Organisasi Kepanitiaan

a. Pengambilan keputusan agak sedikit lambanb. Jika ada pelaksanaan kegiatan terkendala, tidak ada yang

bisa dipersalahkanc. Para pelaksana agak sering bingung karena arus perintahd. Daya kreasi seseorang pelaksana tidak menonjol, karena semua

pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.

Page 61: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

60

BBBBBAB IIIAB IIIAB IIIAB IIIAB III

KEPEMIMPINAN

Apabila suatu organisasi berjalan dengan lesu, orangsering mempersoalkan kepemimpinannya, sepertipemimpin lemah, pemimpin tidak pernah masuk kantor,

pemimpin tidak pernah turun ke bawah, tidak pernah berbicaradengan pejabat teras yang lain, dan seterusnya. Memang jikakepemimpinan tidak tampak, sering dikatakan bahwa organisasiitu tidak mempunyai pemimpin. Tentu bukan ini yang dikehendaki.Tetapi kalau organisasi itu berjalan dengan baik dan berkembangdengan pesat, orang sering kali lupa membicarakan kepemimpinan.Kehadiran seorang pemimpin dalam suatu organisasi ialahuntuk menggerakkan orang-orang dalam organisasi itu.

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINANKepemimpinan merupakan salah satu fenomen yang paling

mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang palingsulit untuk dipahami”. Daft (1988) kemudian mempermudahpemahaman dengan mendefinisikan kepemimpinan sebagai“sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpindan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata

Page 62: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

61

yang mencerminkan tujuan bersamanya”. Stoner (1996) memberikanpengertian kepemimpinan sebagai proses mengarahkan danmempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas kelompok.Sedangkan Yukl (1994) menyimpulkan bahwa kepemimpinanmenyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang sengaja dijalankanseseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan-hubungan di dalam sebuah kelompokatau organisasi.

Konsepsi kepemimpinan dari sudut pandangan pemimpindikemukakan oleh Bennis dan Nunus (1995), menurutnya seorangdisebut pemimpin, jika ia mampu memberi visi kepada organisasidan mampu menjabarkannya menuju realita. Kakabadse (2005)memandang kepemimpinan sejenis dengan motivasi atauperangsang yang kuat yang mendorong individu untuk bertindak,dan oleh karenanya, tidak ada urusannya dengan status, otoritasatau posisi yang dimilikinya. Sementara itu, kepemimpinan menurutHurber (1996), pada intinya adalah suatu proses mempengaruhiorang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan olehorganisasi. Kepemimpinan adalah suatu konsep dan prosesyang berhubungan dengan setiap kelompok. Grant yang dikutipHurber mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu pedoman,kelangsungan, pembelajaran serta pemberian motivasi untukmencapai tujuan dan prestasi. Sedangkan gaya kepemimpinanadalah suatu gabungan yang berbeda antara tugas dan hubunganperilaku yang biasa digunakan untuk mempengaruhi pribadiatau kelompok untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian-pengertian disimpulkan bahwa kepemim-pinan pada intinya merupakan upaya mempengaruhi dan meng-gerakkan orang lain untuk bekerjasama dalam rangka mencapaitujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 63: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

62

B. PENDEKATAN KEPEMIMPINANKeberhasilan pemimpin terletak pada seberapa banyak

ia mengetahui dan menguasai teori tentang kepemimpinan.Dengan maksud untuk mencegah tindakan-tindakan yangsalah dalam memimpin. Teori merupakan penggabungan antarakonsep yang satu ke konsep yang lain sehingga dapat membentuksuatu sistem. Atau dengan kata lain teori adalah benar secaralogika dan benar secara empiris. Di sisi lain teori kepemimpinanlahir bukan muncul begitu saja, melainkan lahir dari temuan-temuan para ahli melalui penelitian yang mendalam. Kepemimpinanmerupakan bagian integral dari administasi. Di mana inti dariadministrasi adalah manajemen, inti dari manajemen adalahkepemimpinan, inti dari kepemimpinan adalah pengambilankeputusan (making decision), inti dari making decision adalahhuman relations atau hubungan manusia. Karena kepemimpinanerat hubungannya dengan pengambilan keputusan dan hubunganterhadap sesama, maka pemimpin perlu memahami pendekatan-pendekatan dalam kepemimpinan, berikut ini beberapa pendekatandalam teori kepemimpinan diantaranya:

1. Pendekatan Trait (Sifat)

Teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri kembali padazaman Yunani Kuno dan zaman Roma, pada saat itu orangpercaya bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader are born), bukandibuat. Yukl (1994) mengemukakan bahwa pemahaman awaltentang kepemimpinan terfokus pada ciri sifat yang dimilikiseorang pemimpin. Sifat merupakan salah satu ciri yang spesifikyang dimiliki oleh pribadi, seperti kepercayaan diri, kejujuran,kecerdasan, dan keberanian. Menurut teori sifat, hanya pribadiyang memiliki sifat-sifat tertentu yang bisa menjadi seorang

Page 64: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

63

pemimpin. Pribadi tersebut lebih dikenal sebagai orang hebat(great person). Teori ini menegaskan gagasan bahwa beberapapribadi dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiahmenjadikan mereka seorang pemimpin. Teori ini mencobauntuk membandingkan sifat-sifat yang dimiliki oleh seorangpemimpin dengan pribadi yang bukan seorang pemimpin. Kemudianpenelitian kepemimpinan memusatkan perhatian pada ciripribadi pemimpin, yang dikenal dengan trait theory. Trait padadasarnya menjadi motivasi bagi pemimpin. Trait atau sifat yangpenting antara lain; mendorong atau ambisi, kejujuran danintegritas, motivasi kepemimpinan, percaya diri, kemampuankognitif, pengetahuan bisnis, kreativitas dan fleksibilitas. Teoriini juga disebut the great man artinya jika seorang dilahirkansebagai pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin. Wahab (2008)menjelaskan bahwa teori great man (orang besar) yang berasumsipemimpin dilahirkan bukan diciptakan, teori kepemimpinanberdasarkan bakat ini ditolak dan lahirlah teori Big Bang. Artinyateori ini menyatakan bahwa suatu peristiwa besar menciptakanatau dapat membuat seseorang menjadi pemimpin. Sejalandengan perkembangan yang semakin pesat, maka ada pemikiranbaru bahwa kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapidapat juga dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.

Beberapa sifat kepemimpinan (Trait Aproach) yang dimilikioleh seorang pemimpin sebagaimana diuraikan oleh beberapapara ahli, seperti Robbins (2007) bahwa ada enam karakteryang cenderung membedakan pemimpin dari bukan pemimpinadalah: (1) ambisi dan semangat, (2) hasrat untuk memimpin,(3) kejujuran, (4) integritas, (5) kepercayaan diri, (6) kecerdasan,(7) pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Sementaraitu, Sutrisno (2009) menambahkan bahwa sifat-sifat kepemimpinanterdiri atas: (1) takwa, (2) sehat, (3) jujur, (4) tegas, (5) setia,

Page 65: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

64

(6) cerdik, (7) berani, (8) disiplin, (9) manusiawi, (10) berkemauankeras, (11) berinovasi, (12) berwawasan luas, (13) komunikatif,(14) daya nalar tajam, daya tanggap peka, (15) kreatif, (16)tanggung jawab, sifat positif lainnya.

Dengan asumsi pemikiran di atas menegaskan bahwasalah satu penunjang keberhasilan seseorang sebagai pemimpinditentukan oleh kualitas sifat atau karakteristik tertentu yangdimilikinya, baik secara fisik, mental, psikologis, personalitas,dan segi intelektualnya.

2. Pendekatan Keprilakuan (Behavior Approach)

Pendekatan keprilakuan memandang kepemimpinan dapatdipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Studiini melihat dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpindalam kegiatannya untuk mempengaruhi anggota-anggotakelompok atau pengikutnya. Perilaku pemimpin ini dapat ber-orientasi pada tugas keorganisasian ataupun hubungan dengananggota kelompok. Pendekatan ini menitik beratkan padangannyapada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu: fungsi-fungsikepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan. Di bawah iniakan dikemukakan beberapa teori kepemimpinan yang termasukdalam pendekatan keperilakuan:

a. Studi Kepemimpinan Ohio State

Pada tahun 1945, Biro Penelitian Bisnis dari UniversitasNegeri Ohio melakukan serangkaian penemuan dalam bidangkepemimpinan. Dasar pemikiran dalam situasi ini adalah bahwakeberhasilan kepemimpinan seseorang tergantung pada sejauhmana seorang pemimpin mewujudkan peranannya sebagai

Page 66: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

65

pemrakarsa struktur tugas yang akan dilaksanakan oleh bawahannyaserta sejauh mana seorang pemimpin memberikan perhatiankepada bawahannya. Para peneliti ini berusaha mengidentifikasidimensi-dimensi independent dari perilaku pemimpin. Diawalidengan lebih dari seribu dimensi, akhirnya mereka menyempitkandaftar menjadi dua ketegori yang secara hakiki menjelaskan sebagianbesar perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan.Mereka menyebut kedua dimensi ini sebagai struktur prakarsa(initiating structure) dan pertimbangan (considerations). MenurutRobbins (2009) tentang kedua dimensi perilaku kepemimpinantersebut adalah sebagai berikut: (1) struktur prakarsa merujukkesejauh mana pemimpin berkemungkinan menetapkan danmenyusun perannya dan peran bawahannya dalam mengupayakanpencapaian sasaran. Struktur ini mencakup perilaku yang berupayamengorganisasi kerja, hubungan kerja dan sasaran. Pemimpinyang dicirikan tinggi dalam struktur prakarsa dapat digambarkansebagai seseorang yang menugasi anggota-anggota kelompokdengan tugas-tugas tertentu”, “mengharapkan para pekerjamempertahankan standar kinerja yang pasti”, dan “menekankandipenuhinya tepat waktu”; (2) pertimbangan digambarkansejauh mana seseorang berkemungkinan memiliki hubunganpekerjaan yang dicirikan dengan rasa saling percaya, menghargaigagasan bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka. Iamenunjukkan kepedulian akan kenyamanan, kesejahteraan,status, kepuasan pengikut-pengikutnya. Pemimpin yang tinggidalam pertimbangan dapat digambarkan sebagai seorang yangmembantu bawahan dalam menyelasaikan masalah pribadi,ramah,dan dapat didekati dan memperlakukan semua bawahandengan adil.

Berdasarkan teori Robbins di atas, dapat disimpulkan bahwastandar atau kriteria teori tersebut sebagai berikut: (1) struktur

Page 67: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

66

prakarsa-orientasi tugas; perilaku kerja, standar kerja, dan targetwaktu, dan (2) pertimbangan-orientasi hubungan; saling percaya,kenyamanan, ramah, adil, dan bersedia menolong bawahan.Sehubungan dengan kedua orientasi ini, Usma telah mengkombinasi-kan atau menggambarkannya seperti Gambar 1 berikut:

Gambar 1: Gaya Kepemimpinan Ohio(Sumber: Usman, 2009:280)

Dari hasil gambar penelitian Universitas Ohio di atas, dapatdilihat bahwa kepemimpinan yang tinggi dalam struktur inisiatif(initiating structure) dan perhatian (considerations) adalah perilakukepemimpinan yang efektif di dalam mencapai tujuan dansasaran organisasinya.

b. Studi Kepemimpinan Michigan

Pada saat yang hampir bersamaan dengan Universitas Ohio,

Struktur Rendah Perhatian Tinggi

Pemimpin mendorong hubungan kerjasama harmonis dan kepuasan dengan kebutuhan sosial anggota kelompok

Struktur Tinggi Perhatian Tinggi

Pemimpin mendorong men-capai keseimbangan pelak-sanaan tugas dan pemeli-haraan hubungan kelompok yang bersahabat

Struktur Rendah Perhatian Rendah

Pemimpin menaraik diri dan menempati peranan pasif. Pemimpin membiar-kan keadaan sejatinya

Struktur Tinggi Perhatian Rendah

Pemimpin memuaskan per-hatian hanya kepada tugas. Perhatian pada pekerja tidak penting

Ting

giR

enda

hPe

rhat

ian

 

 

Rendah Struktur Inisiatif  Tinggi 

Page 68: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

67

kantor riset dari Angkatan Laut kontrak kerja sama denganPusat Riset Survey Universitas Michigan untuk melakukan suatupenelitian. Dengan tujuan untuk menentukan prinsip-prinsipproduktivitas kelompok, dan kepuasan anggota kelompok yangdiperoleh dari partisipasi mereka. Hasil penelitian yang dilakukanpara ahli di Universitas Michigan menemukan ada dua dimensiperilaku kepemimpinan, yaitu: (1) pemimpin yang berorientasipada karyawan, dan (2) pemimpin yang berorientasi pada produksi.Menurut Robbins (2009), bahwa pemimpin yang berorientasipada karyawan..., menekankan pada hubungan antar pribadi,mereka secara pribadi berminat pada kebutuhan bawahan merekadan menerima perbedaan individual di antara anggota-anggota.Sebaliknya pemimpin yang berorientasi produksi, cenderungmenekankan pada aspek teknis atau tugas atas pekerjaan tertentu-perhatian utama mereka adalah pada penyelesaian tugas kelompokmereka, dan anggota-anggota kelompok merupakan alat untukmencapai hasil akhir itu.

Kesimpulan yang didapat oleh para peneliti Michigan iniadalah sangat menitik beratkan kepada pemimpin dengan ber-orientasi-karyawan. Pemimpin ini selalu dikaitkan dengan peningkatanproduktivitas kelompok dan kepuasan kerja. Pemimipin yangberorientasi-produksi cenderung dikaitkan dengan penurunanproduktivitas kelompok dan kepuasan kerja. Berdasarkan temuanMichigan tersebut, Usman (2009) mengutarakan bahwa pemimpinyang berorientasi pada bawahan akan menekankan pentingnyahubungan dengan pekerja dan menganggap setiap pekerja penting,diperhatikan minatnya, diterima keberadaannya dan dipenuhikebutuhannya. Pemimpin yang berorientasi pada produksi mene-kankan pentingnya produksi dan aspek teknik-teknik kerja.Hal yang sama dikatakan Wahab (2011) bahwa perilaku/gayakepemimpinan memiliki dua orientasi yakni: orientasi pada

Page 69: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

68

tugas, dan orientasi pada orang/bawahan. Sehubungan denganitu, Wahjono (2010) mengutarakan bahwa agar kelompok berjalanefektif, seorang pemimpin harus memusatkan gaya kepemim-pinannya terhadap bawahannya, yang meliputi: (1) gaya denganorientasi dengan tugas (task oriented) pemimpin yang berorientasitugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutuptanpa ada partisipasi untuk menjamin bahwa tugas-tugas dilak-sanakan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Pemimpindengan gaya seperti ini lebih memperhatikan pelaksanaanpekerjaan ketimbang pengembangan dan pertumbuhan karyawan,(2) gaya dengan orientasi karyawan (employee oriented). Pemimpindengan gaya seperti ini mencoba untuk lebih memotivasi bawahanketimbang mengawasinya. Karyawan didorong untuk melak-sanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan untukberpatisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasanapersahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayaidan menghormati.

Berdasarkan konsep dan hasil penelitian perilaku pemimpindi atas, menemukan bahwa efektif tidaknya seorang pemimpintergantung pada sejauh mana ia menerapkan orientasi kepemim-pinannya.

3. Pendekatan Situasional

Pendekatan situasional disebut juga dengan pendekatancontingency yang didasarkan pada pendapat bahwa kepemimpinanyang efektif tergantung sejumlah faktor. Tidak ada kepemimpinanyang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Menurut teoriFiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan antara pimpinandan karyawan, tugas kelompok dan kekuasaan. Fiedler percayabahwa kunci kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya

Page 70: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

69

kepemimpinannya. Para ahli mencoba membuat suatu modelkepemimpinan berdasarkan situasi (kontingensi), seperti: modelkontingensi temuan Fred Fiedler, dan Hersey Blanchard.

a. Model Kepemimpinan Situasional (Hersey Blanchard)

Teori ini memusatkan perhatian pada para pengikut. Kepemim-pinan yang berhasil dicapai dengan gaya kepemimpinan yangtepat, tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan parapengikutnya. Dengan kata lain, pemimpin yang efektif tergantungpada taraf kematangan bawahan serta kemampuan memimpindalam menyelesaikan orientasinya, artinya semakin tinggi tingkatkematangan pengikut, maka pemimpin semakin mengurangistruktur tugas dengan menambah orientasi hubungan. Pengikutdapat dikatakan mempunyai tingkat kematangan atau kedewasaanyang tinggi bila mana memilih kemauan dan kemampuan,memiliki rasa percaya pada diri sendiri. Tingkat kematanganpara pengikut berbeda-beda satu sama lain, tergantung padatugas, fungsi, dan tujuan yang ditugaskan masing-masingbawahan. Jadi teori situasional pada dasarnya berfokus untukterwujudnya kesesuaian dan keefektifan perilaku kepemimpinansejalan dengan tingkat kematangan dan perkembangan tugasdari pengikutnya. Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2003)mengidentifikasikan empat perilaku kepemimpinan, yaitu: (1)jika para pengikut tidak mampu dan tidak ingin melakukantugas, pemimpin perlu memberikan arahan yang khusus danjelas; (2) jika para pengikut tidak mampu dan ingin, pemimpinperlu memaparkan orientasi yang tinggi untuk mengkompensasikekurang mampuan para pengikut dan orientasi hubunganyang tinggi untuk membuat para pengikut menyesesuaikandiri dengan keinginan pemimpin; (3) jika pengikut mampu

Page 71: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

70

dan tidak ingin, maka pemimpin perlu menggunakan gayayang mendukung dan partisipatif; dan (4) jika kayawan mampudan ingin, para pemimpin tidak perlu berbuat banyak”. Untukmenyikapi keempat perilaku kepemimpinan tersebut, Thohatelah melukiskan kepemimpinan situasional yang berfokuspada keefektifan kepemimpinan sejalan dengan tingkat kematanganatau perkembangan yang relevan dari pengikut, seperti padaGambar 2 di bawah ini:

Gambar 2 : Model Kepemimpinan Situasional(Sumber: Thoha, 2003:70)

M4 M3 M2 M1

RENDAH HUBUNGAN DAN

RENDAH TUGAS

TINGGI TUGAS DAN

RENDAH HUBUNGAN

TINGGI HUBUNGAN DAN

RENDAH TUGAS

TINGGI TUGAS DAN

TINGGI HUBUNGAN

PART

ISIP

ASI KONSULTASI

INSTRUKSIDELEGASI

RENDAHSEDANGTINGGI

TELA

H MA

TANG

SUDA

H BE

RKEM

BANG

PERILAKU MENGARAHKAN(RENDAH)

PERI

LAKU

MEN

DUKU

NG(T

INGG

I)

GAYA KEPEMIMPINAN

G3

G1G4

G2

Page 72: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

71

Berdasarkan model kepemimpinan situsional pada gambardi atas, dapat dijelaskan bahwa: (1) Apabila pengikut beradapada tingkat kedewasaan yang rendah (M1), yaitu tidak ber-kompeten dan tidak memiliki keyakinan untuk dapat melaksanakansesuatu atau menerima tanggung jawab, maka perilaku kepemim-pinan yang efektif adalah gaya instruksi/pengarahan (G1)karena gaya instruksi ini memberikan pengarahan yang jelasdan spesifik, (2) Bila tingkat kematangan rendah ke sedang (M2),yaitu orang yang tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikultanggung jawab serta memiliki keyakinan tetapi kurang memilikiketerampilan. Maka gaya kepemimpinan yang cocok adalahgaya konsultasi (G2), karena gaya kepemimpinan hampir semuapengarahan diambil alih oleh pemimpin dalam mengarahkanyang kurang mampu, memberi perilaku mendukung untukmemperkuat kemampuan dan antusias, (3) Bila tingkat kematanganpengikut dari sedang ke tinggi (M3), yaitu orang-orang yangmemiliki kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk melakukansuatu tugas yang diberikan. Dalam kasus-kasus seperti inipemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secaraaktif mendengar dan mendukung usaha-usaha para pengikutuntuk menggunakan kemampuan yang telah mereka memiliki.Dengan demikian gaya kepemimpinan yang tepat adalah gayapartisipasi (G3), karena dalam gaya ini pemimpin atau pengikutsaling bertukar menukar ide dalam pembuatan keputusan,dengan peranan pemimpin yang utama memberikan fasilitasdan berkomunikasi, dan (4) Bila tingkat kematangan pengikuttinggi (M4), yaitu orang-orang yang mampu dan mau, ataumempunyai keyakinan untuk memikul tanggung jawab. Untukitu, gaya kepemimpinan yang tepat untuk kondisi ini adalahgaya kepemimpinan delegasi (G4), karena gaya ini memberikansedikit pengarahan atau dukungan memiliki tingkat kemungkinan

Page 73: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

72

efektif yang paling tinggi dengan individu-individu dalam tingkatkematangan seperti ini.

b. Model Kepemimpinan Situasional

Model kepemimpinan kontingansi ini sering disebut denganLPC (Least Preferred Cowoker) yang dikembangkan oleh FredFiedler sekitar tahun 1967. Fiedler dalam Robbins (2001) menge-mukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantungpada penyesuaian yang tepat antara gaya kepemimpinan dalamberinteraksi dengan bawahan dan tingkat mana situasi tertentumemberikan kendali dan pengaruh ke pemimpin itu. Dalamartian, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan olehkemampuannya menerapkan gaya kepemimpinan ke semuasituasi yang ada. Ada tiga dimensi kontingensi atau situasi utamayang menentukan efektivitas kepemimpinan yaitu: (1) Hubunganpemimpin-anggota: tingkat keyakinan, kepercayaan, dan peng-hormatan bawahan terhadap pimpinan mereka, (2) Strukturtugas: tingkat pemroseduran penugasan pekerjaan (terstrukturatau tidak terstruktur), dan (3) Kekuasaan jabatan: tingkatpengaruh yang dimiliki pemimpin terhadap variabel kekuasaanseperti memperkerjakan, memecat, mendisplinkan, mempromosi-kan, dan menaikkan gaji.

Dari pendapat tersebut, maka langkah selanjutnya adalahmengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kontingensi itu. Apakahada hubungan pemimpin-anggota baik atau buruk, apakahstruktur tugas tinggi atau rendah, dan apakah kekuasaan jabatankuat atau lemah. Kondisi ketiga dimensi dapat dilihat Gambar3 temuan Fred Fiedler di bawah ini:

Page 74: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

73

Gambar 3: Kepemimpinan Model Fred Fiedler(Sumber: Robbins, 2001)

Berdasarkan model di atas, maka Fred Fiedler menyimpulkanbahwa para pemimpin yang berorientasi tugas cenderung ber-kinerja lebih baik dalam situasi yang sangat mendukung bagimereka dan dalam situasi-situasi yang tidak mendukung. KategoriI, II, III, VII atau VIII, pemimpin yang berorientasi tugas berkinerjalebih baik. Tetapi pemimpin yang berorientasi hubungan, berkinerjalebih baik dalam situasi yang lebih baik berdukungan sedangkategori IV sampai dengan VI. Selanjutnya ia memadatkankedelapan situasi tersebut menjadi tiga, yaitu pemimpin yangberorientasi tugas berkinerja paling baik dalam situasi pengendaliantinggi dan rendah, sementara pemimpin yang berorientasi hubunganberkinerja paling baik dalam situasi pengendalian sedang. Kemudian

RENDAHTINGGI TINGGI RENDAHRENDAHRENDAH TINGGITINGGI

KUATLEMAH KUAT LEMAHLEMAHKUAT LEMAHKUAT

BURUKBAIK BURUK BURUKBAIKBAIK BURUKBAIK

VIIII V VIIIIVIII VII

ORIENTASI HUBUNGAN

ORIENTASI TUGAS

MENYENANGKAN SEDANG TIDAK MENYENANGKAN

BAIK

RENDAH

KIN

ERJA

KATEGORI

HUBUNGAN PEMIMPIN-ANGGOTA

STRUKTUR TUGAS

KEKUASAAN JABATAN

Page 75: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

74

Thoha (2003) menambahkan bahwa suatu situasi akan dapatmenyenangkan pemimpin, jika ketiga dimensi tersebut mempunyaiderajat yang tinggi. Dengan kata lain, suatu situasi akan menye-nangkan jika: (1) pemimpin diterima oleh para pengikutnya (derajatpertama tinggi), (2) tugas-tugas dan semua yang berhubungandengannya ditentukan secara jelas (derajat kedua tinggi), dan(3) penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapkanpada posisi pemimpin (derajat dimensi ketiga juga tinggi).

4. Pendekatan Transaksional

Pada organisasi modern gaya kepemimpinan yang banyakditerapkan adalah pendekatan kepemimpinan transaksional.Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada asumsi bahwa kepe-mimpinan merupakan kontrak sosial antara pemimpin danpengikut. Kedua pihak saling bebas (independent) dan memilikitujuan, kebutuhan serta kepentingan sendiri. Seringkali tujuandan kebutuhan kedua pihak saling bertentangan sehingga mengarahke situasi konflik antara pemimpin (manajemen perusahaan)dengan bawahan. Kepemimpinan transaksional tidak mengem-bangkan pola hubungan laissez fair atau membiarkan personelmenentukan sendiri pekerjaannya karena dikhawatirkan dengankeadaan personel yang perlu pembinaan, pola ini dapat menyebabkanmereka menjadi pemalas dan tidak jelas apa yang dikerjakannnya.Pola hubungan yang dikembangkan kepemimpinan transaksionaladalah berdasarkan suatu sistem timbal balik (transaksi) yangsangat menguntungkan (mutual system of reinforcement), yaitupemimpin memahami kebutuhan dasar para pengikutnya danpemimpin menemukan penyelesaian atas cara kerja dari parapengikutnya. Pemimpin transaksional merancang pekerjaansedemikian rupa yang disesuaikan dengan jenis dan jenjang

Page 76: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

75

jabatannya dan melakukan interaksi yang disesuaikan denganjenis dan jenjang jabatnnya dan melakukan interaksi atau hubunganmutualistis. Hoover dan Leitwood (1992) menjelaskan secaraskematis model kepemimpinan transaksional sebagaimanaditujunjukkan melalui Gambar 4 berikut:

Gambar 4: Gaya Kepemimpinan Transaksional(Sumber: Hoover & Leitwood, 1992)

Pemimpin mengidentifikasi apa yang

mesti dikerjakan bawahan untuk mencapai hasil yang ingin dicapai

Pemimpin mengidentifikasi apa

yang dibutuhkan oleh bawahannya

Pemimpin memperjelas peran

bawahan

Pemimpin memperjelas bagaimana kebutuhan bawahan akan dipenuhi,

sebagai imbalan atas apa yang dikerjakannya dalam pencapaian

hasil yang ditargetkan

Bawahan merasa mampu memenuhi

tuntutan atas perannya tersebut (Probabilitas, keberhasilan yang

subyektif)

Bawahan menganggap imbalan

tersebut sepadan dengan pencapaian hasil

Bawahan termotivasi untuk meraih hasil

yang diinginkan tersebut ( expected effort)

Page 77: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

76

Gambar tersebut menunjukkan bahwa bawahan dipersepsisebagai manusia X dalam teori X-Y McGregor, yaitu manusiaberupaya menghindari pekerjaan apabila ada kesempatan sehinggaapabila dibiarkan mereka akan merasa senang dengan tanpapekerjaan/ tanggung jawab. Pemimpin dalam praktik operasionalnyaharus senantiasa mengontrol, mengarahkan, dan jika perlumemberikan ancaman dalam upaya utuk memaksa individumenjadi produktif. Dalam melaksanakan peran kepemimpinannya,para pemimpin transaksional percaya bahwa orang cenderunglebih senang diarahkan, menjadi pekerja yang ditentukan prosedurnyadan pemecahan masalahnya daripada harus memikul sendiritanggung jawab atas segala tindakan dan keputusan yang diambil.Oleh karena itu, para bawahan pada iklim transaksi tidak cocokdiserahi tanggung jawab merancang pekerjaan secara inisiatifatau pekerjaan yang menuntut prakarsa. Pimpinan bercirikantransaksi, enngan membagi pengetahuannya kepada bawahankarena menganggap pengetahuan tersebut dapat dijadikanalat koreksi atau menjadi pengkritik moral yang kuat bagi perbaikaniklim kerja yang terlalu beriorientasi tugas dan sedikit mengabaikanaspek-aspek kepribadian manusia.

5. Pendekatan Transformasional

Pemimpin dengan kepemimpinan transformasional adalahkepemimpinan yang memiliki visi ke depan dan mampu meng-identifikasi perubahan lingkungan serta mampu mentransformasiperubahan tersebut ke dalam organisasi; mempelopori perubahandan memberikan motivasi dan inspirasi kepada individu-individukaryawan untuk kreatif dan inovatif, serta membangun kinerjamanajemen; berani dan bertanggung jawab memimpin danmengendalikan organisasi. Pemimpin transformasional dapat

Page 78: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

77

menggunakan kekuasaan dan wewenangnya untuk menggantisuasana lingkungan sosial dan psikologis secara radikal, melakukanperubahan, membuang yang lama dan menggantikannya denganyang baru. Pemimpin transformasional sesungguhnya merupakanagen perubahan, karena memang erat kaitannya dengan transformasiyang terjadi dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalahberperan sebagai katalis perubahan, bukannya sebagai pengontrolperubahan. Seorang pemimpin transformasional memiliki visiyang jelas, memiliki gambaran holistik tentang bagaimana organisasidi masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya terlah tercapai.House dalam Suyanto (2003) menyatakan bahwa pemimpinyang transformasional memotivasi bawahan mereka untukberkinerja di atas dan melebihi panggilan tugasnya. Esensi kepe-mimpinan transformasional adalah sharring of power denganmelibatkan bawahan secara bersama-sama untuk melakukanperubahan.

Dalam merumuskan perubahan biasanya digunakan pen-dekatan transformasional yang manusiawi, dimana lingkungankerja yang partisipatif dengan model manajemen yang kolegialyang penuh keterbukaan dan keputusan diambil bersama. Dengandemikian kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinanyang mampu menciptakan perubahan yang mendasar dan dilandasioleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakaninovasi dan kreativitas pengikutnya dalam rangka mencapaivisi yang telah ditetapkan. Sergiovani (1987) berargumentasibahwa makna simbolis dari tindakan seorang pemimpin trans-formasional adalah lebih penting dari tindakan aktual. Nilai-nilai yang dijunjung oleh pimpinan yang terpenting adalahsegalanya. Artinya ia menjadi model dari nilai-nilai tersebut,menstrasnformasikan nilai organisasi jika perlu untuk membantumewujudkan visi organisasi. Elemen yang paling utama dari

Page 79: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

78

karakteristk seorang pemimpin transformasional adalah diaharus memiliki hasrat yang kuat untuk mencapai tujuan organisasi.Seorang pemimpin transformasional adalah seorang pemimpinyang mempunyai keahlian diagnosis, dan selalu meluangkanwaktu untuk memecahkan masalah dari berbagai aspek. Bassdan Avolio (1994) memberikan model transformasional sepertiditunjukkan pada Gambar 5 berikut:

Gambar 5 : Kepemimpinan Model Transformasional(Sumber: Bass dan Avolio, 1994:21)

Bawahan menghasilkan kinerja sebagaimana yang

diharapkan

Bawahan menghasilkan kinerja melebihi apa yang diharapkan

Kondisi sekaran dari upaya yang diharapkan bawahan

Makin meninggikan motivasi bawahan untuk mencapai hasil dengan upaya

tambahan

Pemimpin mempertinggi probababilitas keberhasilan

yang subjektif

Pemimpin mempertinggi nilai kebenaran bawahan

Pemimpin membangun rasa percaya diri

Pemimpin mengangkat nuansa kebutuhan bawahan ke tingkatan yang

lebih tinggi pada hirarki motivasi

Pemimpin memperluas

kebutuhan bawahan

Pemimpin mentransformasikan perhatian kebutuhan

bawahan

Transformasional Organisasi

Page 80: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

79

Pola kepemimpinan transformasional yang diterapkandi berbagai organisasi maupun perusahan, telah terbukti berhasilmemunculkan kinerja yang nilainya jauh lebih ekspektasi. Padasaat yang sama, anggota organisasi atau perusahan tidak merasaterbebani oleh pekerjaan. Kepemimpinan transformasional sebagaisuatu cara untuk mempengaruhi orang lain sedemikian sehinggamereka mau dan rela memunculkan kebajikan dan kapabilitasterbaiknya di dalam proses penciptaan nilai. Sebagai konsekuensinya,para anggota dapat diharapkan bekerja dengan gairah dan semangatkerja tinggi secara berkesinambungan; mereka juga berkembangmenjadi pemimpin di lingkungan masing-masing. Tidak meng-herankan apabila seorang pemimmpin transformasional seringdianggap sebagai pemimpin yang menumbuhkan pemimpinyang lain.

Kepemimpinan transformasional dikembangkan denganmengacu pada asumsi dasar bahwa pekerja adalah manusiayang bersumber daya yang mampu belajar dan mengerahkankebajikan dan kapabilitas terbaiknya bagi organisasi atau perusahandan semua petaruhnya. Pekerja juga merupakan anggota organisasiatau perusahaan yang terhormat yang mampu memikul tanggungjawabnya dengan baik. Anggota juga memiliki kemampuanuntuk belajar dan melakukan perubahan apabila dia yakin bahwahal itu akan ditujukan untuk maju dan bertumbuh kembangbersama. Anggota organisasi juga memiliki kekuatan karakteryang diperlukan untuk secara konsisten bekerja secara etikal.Anggota memiliki aspirasi yang ingin diwujudkannya, tetapipada saat yang sama dia juga memiliki tekad untuk menjagaagar aspiransinya sejalan dengan kepentingan bersama.

Pemimpin transformasional biasanya bersikap proaktif dalamberbagai hal. Mereka bukan hanya ingin memaksimalkan kinerja,

Page 81: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

80

melainkan juga mengembangkan anggota. Pemimpin transfor-masional memerhatikan kebutuhan individual seperti juga pemimpinmempengaruhi pengikutnya dengan otoritasnya untuk memberiimbalan secara konsisten. Bedanya, pemimpin transformasionaltidak sekedar puas memenuhi kebutuhan itu, mereka juga mem-bantu anggota berkembangmenjadi dewasa dengan menyadarkanmereka akan adanya kebutuhan dari orde yang lebih tinggiyang juga perlu dipenuhi, seperti harga diri, aktualisasi diri,akseptabilitas sosialnya. Pemimpin juga perlu berupaya menyadar-kan dan mencerahkan anggota bahwa pemenuhan kebutuhandari orde yang lebih tinggi hanya dapat terwujud dengan sebaik-baiknya jika mereka mau mengerahkan potensi dan kapabilitasterbaiknya serta kebajikannya demi kpentingan orang lain.Dengan demikian, pemimpin yang transformasional akanmembantu anggota organisasi untuk berkembang dan menjadidewasa dengan menunjukkan makna dari pelayanan. Melaluipelayanan yang tulus, pemimpin transformasional bukan hanyamembantu anggota lain berkembang menjadi pemimpin dilingkungan kerjanya, melainkan juga sekaligus mengembangkanorganisasi.

Seseorang hanya dapat diakui sebagai pemimpin trans-formasional apabila dia juga menjadi pemimpin yang temungkul,yaitu pemimpin yang tidak menunjolkan diri. Pelayanan yangdiberikan oleh orang yang merasa dirinya lebih kompeten ataumemiliki posisi lebih tinggi dari orang orang yang dilayani,biasanya tidak efektif karena pelayanan itu akan diragukanketulusannya. Para pemimpin perlu diingatkan bahwa untukmenjadi transformal diperlukan juga ketulusan sejati. Pertimbangantransaksional, seperti pemberian imbalan secara kontijen, mem-berikan kepuasan materiil kepada anggota. Akan tetapi, untukbenar-benar menjadi transformasional, pemimpin perlu juga

Page 82: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

81

membantu dengan tulus memenuhi kebutuhan anggota yangmemiliki orde lebih tinggi, berupa kebutuhan psikososial yangtidak memiliki wujud materiil.

Praktik kepemimpinan transformasional dapat dilihatdari empat perilakunya yaitu konsederasi individual individualizedconsideration), stimulasi intektual (intellectual stimulation),motivasi inspirasional (inspirational motivation), dan idealisasipengaruh (idealized influence). Avilio dan Bass (1994) menyebutini sebagai perilaku 4-1 yang perlu dikembangkan pemimpintransformasional dimana dimensinya meliputi : 1) “I” pertamaadalah idealized influence, yang dijelaskan sebagai perilakuyang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percayadiri (trust) dari orang-orang yang dipimpinnya. Idealized influencemengandung makna saling berbagi resiko, melalui pertimbanganatas kebutuhan yang dipimpin di atas kebutuhan pribadi, danperilaku moral serta etis; 2) “I” kedua adalah inspirationalmotivation, yang tercermin dalam perilaku yang senantiasamenyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan orang-orang yang dipimpin, termasuk di dalamnya adalah perilakuyang mampu mengaktualisasikan ekspetasi yang jelas danperilaku yang mampu mendemonstrasikan komitmen terhadapsasaran organisasi. Semangat ini dibangkitkan melalui antusismedan optimisme; 3) “I” ketiga adalah intellectual simulation.Pemimpin yang mendemonstrasikan tipe kepemimpinan yangsenantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kratif dariorang-orang yang dipimpinnya. Ia juga selalu mendorongpendekatan baru dalam melkukan pekerjaan; dan 4) “I” keempatadalah individualized consideration, yang direfleksikan olehpemimpin yang selalu mendengarkan dengan penuh perhatian,dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasidan kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya.

Page 83: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

82

6. Pendekatan Kepemimpinan Karismatik

Max Weber dalam Jaffe (2001) memberi perhatian padapendekatan kepemimpinan karismatik, yang menurutnyakepemimpinan karismatik memiliki kapasitas untuk mengubahsistem sosial yang ada, berdasarkan persepsi pengikut yangpercaya bahwa pemimpin ditakdirkan memiliki kemampuanistimewa. Pemimpin karismatik akan muncul jika terjadi krisissosial dengan visi yang radikal dan menjanjikan solusi terhadapkrisis.

Teori Robert House dalam Newstrom (1997) pada The Path-Goal Theory, yang dikembangkan berdasarkan teori pengharapanpada motivasi. Teori ini menyatakan bahwa orang akan termotivasioleh dua harapan berupa kemampuannya mengerjakan suatutugas dan memiliki keyakinan jika pegawai tersebut dapatmengerjakan pekerjaannya dengan baik, maka akan memperolehhadiah yang berharga. Selanjutnya, Daft (1988) membedakanciri kepribadian dari perilaku pemimpin karismatik dan tidakkarismatik.

Gaya kepemimpinan kharismatik memiliki daya tarik danpembawaan yang luar biasa, sehingga ia mempunyai pengikutdan jumlahnya yang sangat luar biasa. Sampai sekarang punorang tidak mengetahui sebab-sebab secara pasti mengapa sesorangitu memiliki kharismatik yang begitu besar. Para peneliti studileadership menemukan bahwa seorang pemimpin kharismatikmemiliki keterkaitan dengan kekuatan ghaib (supernatural),di mana kekuatan kekuatannya diperoleh dari Yang Maha Kuasa.Tokoh besar yang barang kali dapat dikategorikan memilikigaya kharismatik antara lain Jengis Khan, Gandhi, Jhon F. Kennedy,Soekarno dan lain-lain.

Page 84: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

83

7. Pendekatan Teori Kepemimpinan X dan Y

Teori X dan Teori Y dikembangkan oleh Douglas McGregor,pada teori X diasumsikan bahwa: (1) Manusia pada dasarnyatidak suka bekerja, dan bila mungkin akan menghindari pekerjaan;(2) Karena sifat manusia tidak suka bekerja, maka kebanyakanmanusia harus dipaksa, dikontrol, diancam dengan hukumanagar mereka mau berusaha mencapai sasaran organisasi; (3)Pada umumnya manusia lebih suka diarahkan, ingin meng-hindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, dan menginginkankeamanan lebih dari segalanya. Sedangkan Teori Y menjelaskanbahwa manajemen perusahaan mulai mengadopsi nilai-nilaiyang lebih manusiawi dengan perlakuan lebih sederajat danlebih murah hati terhadap karyawannya. Perubahan ini menimbul-kan asumsi yang lain mengenai manusia. Jadi dimensi teoriY adalah: (1) Keluarnya tenaga fisik dan mental dalam bekerjaadalah sama seperti bermain atau beristirahat, (2) Kontrol eksternaldan ancaman hukuman bukan merupakan satu-satunya carauntuk membangkitkan usaha karyawan (kinerja) bagi pencapaiansasaran organisasi, (3) Komitmen pada sasaran merupakanfungsi penghargaan yang dikaitkan dengan kinerja, (4) Padaumumnya orang suka belajar, dan pada kondisi yang tepatakan mencari tanggung jawab, (5) Kapasitas untuk melakukankhayalan tingkat tinggi, kepintaran dan kreativitas dalam rangkasolusi masalah organisasi secara umum, dan (6) Dalam kondisikehidupan industrial modern, potensi kecerdasan manusiahanya sedikit yang digunakan.

8. Pendekatan Teori Kepemimpinan Z

Model integratif atau gabungan perilaku organisasi yangdiajukan oleh William Ouchi dalam Newstrom (1997), menyajikan

Page 85: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

84

contoh yang berguna untuk menunjukkan bahwa resep perilakuuntuk para manajer harus sejalan dengan lingkungan organisasi.Ciri-ciri teori Z yang menonjol yaitu: (1) Kepegawaian seumurhidup, (2) Karier yang tidak dispesialisasikan, (3) Tanggungjawabpribadi, (4) Perhatian terhadap orang seutuhnya, (5) Sistempengendalian kurang formal, (6) Pengambilan keputusan ber-dasarkan konsensus, dan (7) Laju promosi lebih lamban.

Luthans (1985) mengutip pendapat yang dikemukakanoleh House bahwa terdapat empat gaya kepemimpinan yangdikemukakan dan menjadi perilaku seorang pemimpin, yakni:(1) Kepemimpinan Direktif (Directive Leadership), pemimpinmemberi kesempatan kepada bawahan untuk mengetahuiapa yang menjadi harapan pemimpinnya dan pemimpin tersebutmenyatakan kepada bawahannya tentang bagaimana untukdapat melaksanakan suatu tugas; (2) Kepemimpinan Suportif(Supportive Leadership), usaha pemimpin untuk mendekatkandiri dan bersikap ramah serta menyenangkan perasaan bawahannya;(3) Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership), pemimpinberkonsultasi dengan bawahannya dan bertanya untuk men-dapatkan masukan-masukan serta saran-saran dalam rangkapengambilan keputusan; dan (4) Kepemimpinan yang berorientasipada prestasi (Achievement-Oriented Leadership), pemimpinmenetapkan tujuan-tujuan yang bersifat menantang, dan pimpinantersebut mengharapkan agar bawahan berusaha mencapai tujuantersebut seoptimal mungkin.

Menurut pendapat Vroom-Yetton yang dikutip dari Newstrom(1997) bahwa keputusan manajerial dipengaruhi oleh sifatmasalah-masalah yang ada, informasi yang tersedia, dan tingkatpartisipasi bawahan. Vroom-Yetton menyebutkan lima gayakepemimpinan: (1) Autocratic I, yaitu pemimpin memecahkan

Page 86: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

85

masalah sendirian dengan menggunakan informasi yang tersediapadanya pada saat masalah itu muncul, (2) Autocratic II, yaitupemimpin mendapat informasi yang diperlukan dari bawahannya,kemudian memutuskan masalah tersebut secara sendirian,(3) Consultive I, yaitu pemimpin menjelaskan masalahnya kepadaseorang bawahannya yang berkaitan dengan masalah tersebut,untuk mendapatkan gagasan, (4) Consultive II, yaitu pemimpinmemberitahu masalahnya kepada bawahan pada suatu kelompok,kemudian secara bersama-sama mencari gagasan atau saranpemecahan (5) Group II, yaitu pemimpin memberitahukanmasalah kepada bawahannya pada suatu kelompok. ModelVroom ini menekankan fleksibilitas seorang pemimpin dalammenerapkan gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasiyang ada.

Lebih lanjut Newstrom (1997) menjelaskan bahwa gayakepemimpinan ditinjau dari segi penggunaan wewenang, dapatdibagi atas tiga macam yaitu: (1) Gaya Kepemimpinan otokratisialah gaya kepemimpinan yang dipandang sebagai pemimpinyang memberi komando, mengharapkan ketaatan penuh anggota,menegakkan disiplin, memimpin dengan pendekatan, memberikanganjaran atau hukuman bila terjadi penyimpangan oleh bawahan,dan kaku. Penggunaan gaya kepemimpinan otokratis cocok bilapara bawahan tidak mengetahui tujuan dan sasaran perusahaandan perusahaan menggunakan rasa takut, hukuman sebagaicara pendisiplinan, dan para karyawan umumnya tidak terlatih.Para pimpinan ingin lebih dominan di dalam pengambilan keputusan,dan hanya ada sedikit ruang untuk melakukan kesalahan, (2)Gaya Kepemimpinan Demokratis atau Partisipatif ialah gayakepemimpinan yang mempunyai ciri berkonsultasi dengan bawahantentang tindakan dan keputusan yang diusulkan serta mendorongadanya keikurtsertaan bawahan. Gaya kepemimpinan partisipatif

Page 87: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

86

ini cocok bila pimpinan benar-benar ingin mendengarkan pendapat,gagasan dari bawahan sebelum mengambil keputusan danpimpinan ingin mengembangkan kemampuan analitis parabawahannya dan tujuan perusahaan juga telah dikomunikasikanpada bawahannya, serta (3) Gaya Kepemimpinan bebas kendaliatau Free-rein ialah gaya kepemimpinan yang lebih memberikankesempatan sebanyak-banyaknya pada bawahan untuk mandiri.

Kepemimpinan ini menghindari kekuasaan dan rasa tanggungjawab pribadi, lebih bergantung pada kelompok. Pada gayafree-rein, tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan diterimadengan baik oleh bawahan. Jadi antara tujuan perusahaandan tujuan karyawan pararel. Pimpinan percaya atas pengalamandan kemampuan bawahan, sehingga pimpinan berani men-delegasikan pengambilan keputusan pada bawahan. Bawahaningin mendapatkan kebebasan, memperoleh kepuasan daripelaksanaan pekerjaannya. Jelas bahwa seseorang perlu mengubahgaya kepemimpinan bila situasinya memang berubah, danmenangkap situasi ini penting bagi seorang pemimpin. Tannebaumdan Schmidt dalam Daft (1988) mengemukakan tentang gayakepemimpinan dalam suatu gambar kontinum tentang perilakukepemimpinan. Pada dasarnya ada tiga gaya kepemimpinanyang dikembangkan oleh Lippitt and White seperti yang dikutipoleh Luthans (1993), Yaitu: (1) Otokratik menggambarkanseorang pemimpin yang cenderung memusatkan otoritas,senang mendikte pekerjaan, membuat keputusan sepihak danmembatasi keikutsertaan bawahan, (2) Demokratik melukiskanseorang pemimpin yang cenderung melibatkan staf di dalampengambilan keputusan, mendelegasikan kewenangan, men-dorong keikutsertaan untuk menentukan sasaran dan metodekerja, menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatihstaf, dan (3) Laissez Faire gaya ini cenderung memberi kebebasan

Page 88: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

87

penuh pada kelompok untuk membuat keputusan dan menye-lesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang mereka anggapsesuai. Teori-teori kontemporer kepemimpinan tersebut terfokuspada gaya manajerial dan Hurber (1996) menyatakan polaperilaku seorang pemimpin dapat melakukan suatu kerjasamadengan bawahannya, yaitu: (1) Pemimpin yang mengadopsigaya otokratif mengharapkan karyawannya dapat mengikutigaya pemimpin tersebut. Gaya ini dipergunakan untuk membuatkeputusan dengan cepat; (2) Pemimpin yang mengadopsi gayademokratis yang akan meminta bawahannya untuk memberimasukan sebelum membuat keputusan, tetapi mereka tetapmenjadi pemegang keputusan terakhir; dan (3) Pemimpin yangmengadopsi gaya bebas kendali (free-rein) yang memberi masukanatau nasihat kepada bawahannya di mana mereka diperbolehkanuntuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan adalahsuatu komponen sentral pada kepemimpinan dan aktivitasmanajemen. Pengambilan keputusan dalam kepemimpinanberfokus pada pemilihan yang dibuat untuk mendukung tujuansuatu kelompok. Implikasi kepemimpinan dan manajemen padapengambilan keputusan dapat terlihat pada Gambar 6 berikutini :

Page 89: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

88

Gam

bar

6 :

Peng

ambi

lan

Kepu

tusa

n(S

umbe

r: D

iane

Hur

ber,

1996

: 13

6)

Seda

ngka

n fu

ngsi

dar

i pa

ra p

emim

pin

dapa

t te

rlih

at p

ada

Gam

bar

7,

8 da

n 9

beri

kut

ini

:

Perila

ku K

epem

impin

an

• Me

mberi

kan i

nspir

asi p

ara pe

ngiku

t un

tuk m

enga

mbil k

eputu

san

• Me

nging

inkan

komu

nikas

i nila

i-nila

i un

tuk ke

putus

an

• Me

motiv

asi p

ara pe

ngiku

t untu

k kre

atif d

an in

ovati

f •

Bentu

k-ben

tuk tin

daka

n yan

g me

nentu

kan

• Me

ngem

bang

kan r

enca

na st

rateg

ik

• Me

mpen

garuh

i pen

gikut

untuk

me

mbua

t kep

utusa

n sen

diri

Perila

ku M

anaje

men

• Me

mbua

t kep

utusa

n ten

tang a

lokas

i su

mber

daya

Memo

tivas

i baw

ahan

untuk

samp

ai pa

da ke

sepa

katan

Peren

cana

an op

erasio

nal h

arian

Meny

elesa

ikan m

asala

h-mas

alah

khus

us

• Me

ngatu

r pek

erjaa

n •

Menil

ai pro

dukti

vitas

Menja

lanka

n tind

akan

perba

ikan

Temp

at ya

ng m

enca

kup

kedu

anya

• Me

nggu

naka

n pen

gamb

ilan

kepu

tusan

untuk

men

capa

i tuj

uan

• Me

mban

tu pe

roran

gan d

an

kelom

pok u

ntuk m

embu

at ke

putus

an

• Me

mbua

t kep

utusa

n

Page 90: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

89

Gam

bar

7:

Keg

unaa

n Ke

lom

pok,

Kom

ite

dan

Reg

u(S

umbe

r: D

iane

Hur

ber,

1996

: 15

7)

Perila

ku Ke

pemi

mpina

n

• Me

mpers

ilahka

n ang

gota

kelom

pok

untuk

berpa

rtisipa

si •

Meng

komu

nikas

ikan v

isi da

ri tuju

an

kelom

pok d

enga

n bers

eman

gat

• Me

motiva

si pen

gikut

untuk

me

ncap

ai tuj

uan k

elomp

ok

• Me

mbua

t mod

el pa

rtisipa

si ke

lompo

k sec

ara ko

nstru

ktif

• Me

ngins

piras

i pen

ggab

unga

n ke

lompo

k •

Memf

asilita

si pera

n kelo

mpok

se

cara

kons

truktif

Memo

nitor

prose

s kelo

mpok

Perila

ku M

anaje

men

• Ag

enda

renc

ana k

omite

dan

penc

apaia

n tug

as

• Me

ngatu

r tim

Mend

elega

sikan

tuga

s kelo

mpok

da

n mem

bantu

tuga

s •

Meng

atur ja

sa-ja

sa ba

ntuan

Komu

nikas

i mela

lui be

ntuk la

poran

Mena

ngan

i situa

si kon

flik

Temp

at ya

ng m

enca

kup k

edua

nya

• Me

mbica

rakan

prod

uktivi

tas gr

up

yang

akan

datan

g •

Memo

nitor

langk

ah-la

ngka

h grup

un

tuk m

enca

pai tu

juan

Page 91: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

90

Gam

bar

8: D

esen

tral

isas

i da

n B

erba

gi T

ata

Pam

ong

(Sum

ber:

Dia

ne H

urbe

r, 19

96:

272)

.

Pe

rilaku

Kepe

mimp

inan

• Me

ngup

ayak

an pe

kerja

an se

cara

terint

egras

i •

Memf

asilita

si kom

unika

si •

Meng

kordi

nasi r

encan

a dan

tin

daka

n •

Memb

uat s

uasa

na pe

ngam

bilan

kepu

tusan

seca

ra su

nggu

h sun

gguh

se

suai vi

si •

Dapa

t berp

artisip

asi

• Me

njadi

peran

tara d

i dala

m da

n di

luar a

nggo

ta ke

lompo

k

Perila

ku M

anaje

men

• Me

latih

bawa

han s

ecara

send

iri-sen

diri

• Me

ngaja

rkan o

rang l

ain ba

gaima

na

meng

hada

pi kon

flik

• Be

kerja

deng

an st

af

• Ko

nsult

asi d

enga

n unit

lain

• Me

mbua

t sua

sana

dan p

artisip

asi

dalam

tata

pamo

ng

• Be

rkomu

nikas

i seca

ra lua

s •

Berko

rdina

si pad

a seti

ap pe

kerja

an

Temp

at ya

ng m

enca

kup k

edua

nya

• Ko

munik

asi

• Ko

rdina

si aktiv

itas

• Me

mbua

t part

isipas

i dalam

pe

ngam

bilan k

eputu

san

Page 92: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

91

Gam

bar

9:

Kon

flik

(Sum

ber:

Dia

ne H

urbe

r, 19

96:

418

)

Ket

iga

gaya

dia

tas

kem

udia

n di

leng

kapi

den

gan

satu

gay

a la

gi s

ehin

gga

men

jadi

em

pat

Gay

a,ya

kni d

irek

tif,

kons

ulta

tif,

part

isip

atif,

dan

del

egas

i. G

aya

dire

ktif

: se

mua

keg

iata

n te

rpus

at p

ada

Perila

ku Ke

pemi

mpina

n

• Me

ncari

peng

ikut u

ntuk

meng

guna

kan k

ekua

tan da

lam

meng

elola

konflik

Memb

entuk

peny

elesa

ian ko

nflik

seca

ra ko

nstru

ktif

• Me

ningk

atkan

pertu

mbuh

an pr

oduk

si ko

nflik

• Me

mbim

bing d

an m

endu

kung

pe

ngiku

t pad

a man

ajeme

n kon

flik

• Me

mban

gun k

onflik

inter

vensi

• Me

lihat a

paka

h ada

situa

si kon

flik

• Be

kerja

sama

deng

an or

ang l

ain

Perila

ku M

anaje

men

• Me

recan

akan p

enge

lolaan

konfl

ik •

Meng

atur s

uasa

na un

tuk

menu

runka

n rasa

frusta

si •

Meme

rintah

kan b

awah

an un

tuk

menye

lesaik

an ko

nflik

• Be

rnego

siasi d

alam

menye

lesaik

an

konfl

ik •

Bersa

ing da

n setu

ju da

lam

peng

guna

an su

mber

daya

terba

tas

Temp

at ya

ng m

enca

kup k

edua

nya

• Me

ngelo

la ko

nflik

• Me

nyele

saika

n kon

flik

Page 93: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

92

pimpinan dan sedikit saja kebebasaan orang lain untuk beraksidan bertindak. Pada dasarnya gaya ini adalah gaya otoriter. Gayakonsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif, kurangotoriter, dan lebih banyak melakukan interaksi dengan parastaf dan anggota organisasi. Fungsi pimpinan lebih banyak ber-konsultasi untuk memberikan bimbingan, memotivasi, dan mem-berikan nasihat untuk mencapai tujuan. Gaya partisipatif: bertolakdari gaya konsultatif yang berkembang kearah saling percayadi antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin cenderung memberikepercayaan kepada kemampuan staf untuk menyelesaikanpekerjaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itukontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini pemimpinlebih banyak mendengar, menerima, bekerjasama, dan memberidorongan pada proses pengambilan keputusan. Perhatian diberikanpada kelompok. Gaya free-rein atau disebut juga gaya delegasi;yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk mengambilinisiatif. Kurangnya interaksi dan kontrol oleh pemimpin sehinggagaya ini hanya bisa berjalan bila staf memperlihatkan tingkatkompetensi dan keyakinan untuk mengejar tujuan dan sasaranorganisasi.

C. ATRIBUT KEPEMIMPINANDimensi-dimensi kepemimpinan memang begitu banyak.

Orang bisa mempelajari masalah kepemimpinan dari berbagaipenjuru. Sungguhpun begitu, aspek-aspek yang dipelajari tidakmenutup kemungkinan untuk saling tumpang tindih, salingbersinggungan. Misalnya, orang berbicara tentang aturan per-mainan kepemimpinan, pasti akan menyinggung syarat-syaratkepemimpinan, atau atribut kepemimpinan, atau hukum kepe-mimpinan, dan sebagainya. Hal ini tidak perlu dipersalahkan

Page 94: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

93

karena yang penting adalah penekanan ulasannya, titik per-hatiannya. Demikianlah mengenai atribut kepemimpinan yangditawarkan oleh Gardner tahun 1987, sebagai hasil telaahnyapada berbagai bahan pustaka kepemimpinan. Dalam hal iniatribut ialah karakteristik umum yang dimiliki oleh pemimpin.

Adapun karakteristik yang diuraikan pada bagian akhirdari bab ini adalah untuk jenis kepemimpinan tertentu. Beberapaatribut yang dirangkung oleh Gardner adalah :

1) Vatalitas fisik dan stamina. Atribut ini sangat penting walaupunkebanyakan tidak dituntut dalam merekrut seorang pemimpin.Dikatakan penting karena ia misalnya, masih harus mampumengumpulkan orang untuk suatu rapat di malam hari setelahbekerja keras seharian, memimpin perdebatan yang berlangsungberjam-jam, kadang-kadang sampai subuh, atau mewakiliorganisasi dimana-mana.

2) Intelegensi. Kependaian seseorang harus mencakup kemam-puannya untuk menggabungkan data yang sulit, komplek,dan data yang dipertanyakan dengan prakiraan-prakiraanintuitif untuk tiba pada pembuktian bahwa data itu benar.Ia juga harus memiliki kemampuan untuk menghargaiteman sekerjanya, bahkan juga mereka yang menentangkebijaksanannya.

3) Kemauan menerima tanggung jawab. Ada orang yang maumenerima jabatan pemimpin, tatapi tidak rela bertanggungjawab atas apa yang diperbuat organisasinya. Untuk mengelak,ia mempersalahkan semua bawahannya, memecat ataumengalihtugaskan mereka, sungguhpun ada di antara tindakanmereka yang didasarkan atas perintah atau kebijaksanaanpemimpin.

Page 95: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

94

4) Kompetensi penugasan. Seorang pemimpin harus mampumelaksanakan apa yang ditugaskan kepadanya. Semuajenis pekerjaan, walaupun bukan ia yang mengerjakan,perlu diketahui seluk beluknya, situasinya, dan lingkungantempat pekerjaan itu dilaksanakan. Pendeknya, ia perlumengetahui seluruh sistem dalam organisasinya, untukmencegah kemungkinan putusnya kominikasi dan matarantai perintah. Juga, dimaksudkan untuk mencegah adanyapihak yang ingin mengelabui pemimpin dengan memberikaninformasi yang keliru.

5) Memahami kebutuhan orang lain. Pemimpin perlu mengetahui,memahami, dan memberi perhatian pada kebutuhan bawahandan orang-orang yang bekerja di sekitarnya, serta pihak-pihak luar yang berkepentingan dengan organisasinya.

6) Terampil berurusan dengan orang. Pokok ini berkaitan denganinteligensia dan kemampuan memahami kebutuhan oranglain.

7) Ingin berhasil. Pemimpin harus mau memperoleh hasilyang baik. Ia harus tahu apa yang hendak dicapai danberkeinginan untuk mengejar sasaran itu. kalau ia hanyamau memimpin tatapi tidak tertarik akan hasil usahayang dikejar, maka ia tidak tepat disebut sebagai pemimpin.

8) Kemampuan memotivasi. Memberikan motivasi terhadapbawahan dan orang sekitar merupakan syarat bagi seorangpemimpin. Akan tatapi yang perlu ditekankan disini adalahbahwa ia harus memiliki kemampuan untuk itu. ia menge-tahui syarat itu, tetapi tidak mampu melakukannya, makakepemimpinannya menjadi kurang bermakna. Jadi, ia perlumengetahui bagaimana menggerakkan orang, memperkuat

Page 96: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

95

keyakinan dari bawahan atau pengikutnya, dan berbagaihal lain.

9) Keberanian, keteguhan, dan ketahanan pribadi. Seorangpemimpin tidak akan berhenti menghadapi berbagai tantangan.Ia tidak boleh berani hanya satu kali, tetapi berkali-kali,sekarang dan seterusnya. Ia harus tabah menerima resikoyang berulang-ulang. Kalah-menang, jalan terus.

10) Kemampuan memenangkan kepercayaan. Tidak begitu mudahmembuat orang lain percaya pada seorang pemimpin,apalagi pemimpin yang baru. Di Amerika Serikat, seorangcalon presiden harus berkampanye berkali-kali, beratuskali menampilkan pribadinya di depan orang banyak,menyampaikan programnya sedemikian rupa untuk mencobamemenangkan kepercayaan dari rakyat Amerika. Akantampak di situ sejauh mana ia mampu membangun kredi-bilitasnya sehingga ia dapat memenangkan pemilihanumum. Pemimpin organisasi nonprofit tidak luput daripersyaratan kemampuan untuk memenangkan kepercayaanstafnya, anggota-anggotanya, dan dari masyarakat yangmereka layani.

11) Kemampuan untuk memenejemeni, memutuskan, dan menetap-kan prioritas. Seseorang pemimpin mungkin sudah menghafaltugas-tugas itu, bahkan selalu mengucapkannya dalampidato pada berbagai kesempatan. Ia berbicara berapi-apimengenai prioritas, pentingnya keputusan, dan manajemen,tatapi ia sendiri belum mampu melaksanakannya. Apabilaia menyadari bahwa ia mempunyai kelemahan dalambidang itu, ia harus belajar, mengikuti berbagai kursusatau pendidikan tambahan.

Page 97: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

96

12) Adaptasi dan Fleksibilitas. Seorang pemimpin tidak bolehkaku. Jika ia gagal dalam satu usaha ia harus beralih kependekatan lain. Kalau masih gagal, mencoba lagi yanglain. Ia haru memperlihatkan bahwa ia mampu berbuatbegitu, karena hanya dengan demikian ia dapat tampilsebagai pemimpin yang tangguh.

D. HUKUM KEPEMIMPINANPada sisi lain, Gatto (1992) menawarkan beberapa hukum

kepemimpinan (Laws of leadership) yang dapay menuntun seorangpemimpin ke arah sukses. Sukses dan gagalnya suatu organisasimelaksanakan misinya hanya dapat diketahui jika pemimpinmenjalankan tugasnya dengan baik. Beberapa dari hukum itutelah disinggung pada uraian sebelumnya.

Berkomunikasi adalah hukum yang pertama. Seorangpemimpin perlu menciptakan lingkungan yang menyenangkanuntuk memungkinkan komunikasi berjalan dengan mulus.Ciptakanlah juga iklim yang menantang, kreatif, dan yangmemperkokoh perasaan kebersamaan. Lebih dari itu, jugaperlu diciptakan situasi agar setiap orang dapat memecahkanmasalah dari yang sederhana, perlahan-lahan sampai padayang sulit. Salam komunikasi itu, ide dan gagasan saling bertemuantara pemimpin dan para manajemen menengah dan bawah.

Memang sebenarnya kepemimpinan itu diwarnai dengankomunikasi, yaitu komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin,di mana sang pemimpin berusaha memampukan yang dipimpin,dan sebaliknya orang yang dipimpin kembali memampunyansang pemimpin. Spice dan Gilburg (1992) mengamati bahwamemampukan (empowerment) itu adalah satu cara melaksanakan

Page 98: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

97

suatu pekerjaan di mana pemimpin mendorong bawahan untukmengkontribusikan energi yang optimal, mingkatkan kreatifitas,tetapi dengan memberikan arahan-arahan yang kuat serta aturanbaku yang jelas. Semuanya itu berlangsung dalam suasanakerja yang berperikemanusiaan sehingga bawahan akan terangsanguntuk terus berperan dalam penyempurnaan kerja, guna memenuhikeinginan konsumen.

Berikutnya adalah mengkoordinasikan, adalam arti tahupersis fungsi dan aktivitas apa yang harus dikoordinasikan, danapakah orang-orang yang tepat dimanfaatkan sebaik-baiknya.Hukum ketiga adalah mengorganisasikan, yaitu menggunakanorang-orang yang tepat pada saat yang tepat untuk menyelesaikanpekerjaan yang telah direncanakan. Jangan tunda pekerjaan.Selesaikan hari ini juga pekerjaan itu kalau memang memungkinkan.

Hukum berikutnya adalah memotivasi, yaitu menciptakankriteria yang mendorong mereka bekerja sama, lalu membantumereka untuk memahami keuntungan-keuntungan yang akanmereka nikmati dari pekerjaan mereka. Hukum kelima adalahmemanfaatkan sumber daya, yaitu menggunakan karyawandan peralatan secara tepat dan semaksimal mungkin, tetapijuga menyediakan dana yang cukup untuk menyelesaikanpekerjaan. Jangan lupa, perlu memberi penghargaan kepadamereka yang sukses. Tidaklah mungkin seorang pemimpinmemaksakan suatu pekerjaan diselesaikan tanpa menyediakansarana yang layak. Tingkatkan keterampilan bawahan andadan jamin setiap orang mem[eroleh informasi yang jelas danbenar.

Salah satu hukum yang berpengaruh terhadap disiplinorganisasi ialah bahwa pemimpin harus menetapkan pedomankerja. Kebijaksanaan dan prosedur kerja, batasan-batasan, jadwal,

Page 99: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

98

disiplin, terutama yang berkaitan dengan masalah keuangandan perbekalan harus disiapkan dengan matang. Manusiapada dasarnya ingin menyimpang dari aturan sehingga kalautidak ada pedoman tentang mekanisme kerja, maka disiplinakan sulit ditegakkan.

Hukum yang terakhir adalah pemimpin perlu mengklarifikasiharapan-harapan dari organisasi dan menjelaskan metode apayang akan digunakan untuk mencapai harapan-harapan itu.mengklarifikasi harapan sesungguhnya mengandung maknamenggambarkan visi masa depan organisasi di mana para anggotadapat menangkap harapan yang akan dinikmati di kemudianhari. Dalam hal ini Srivastva (1983) cenderung mengatakan bahwapemimpin hendaknya dapat memvisualisasikan masa depan.Dalam istilah populernya, pemimpin harus memegang perananenvisioning, yaitu menciptakan gambaran yang dikehendakidi masa depan dalam pikiran seseorang.

E. KEPEMIMPINAN EFEKTIF DAN ENTREPRENEUR

Kepemimpinan fektif sering disamakan dengan entrepreneur,tetapi kadang-kadang juga tidak. Yang jelas, keduanya mempunyaipersamaan, tetapi ada karakteristik yang membedakan. Persamaanyang utama adalah keduanya mengandung keberanian mengambilrisiko.

Menurut Kotter (1988), karakteristik yang membedakanyaitu seorang entrepreaneur yang sukses hampir selalu independen,parokial, dan sangak kompetitif. Memang, barangkali penilaianini tepat jika ia memimpin satu organisasi milik sekelompokmasyarakat atau milik publik, akan tampak bahwa ia kurangmemperhitungkan keterlibatan manajemen bawahannya di

Page 100: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

99

dalam proses pengambilan keputusan. Ia akan terus memimpinorganisasi itu seperti organisasi miliknya, yang akhirnya akanmegantar ia kepada konfilk yang serius dengan para eksukutiflainnya. Ada kesan bahwa kedua macam kepemimpinan itumemberi perhatian pada visi dan strategi untuk mencapai visiitu, tetapi visi seorang entrepreneur lebih individualis daripadakepemimpinan yang efektif. Selain itu, jaringan kerja samayang dibangun pada kepemimpinan efektif sangat integratif,sedangkan pada tipe entrepreneur sering melangkahi pejabat-pejabat kunci dan langsung ke manajemen bawah.

F. KEPEMIMPINAN, KUASA, DAN WEWENANGDalam Modern Dictionary of Sociology, kekuasaan (power)

didefenisikan sebagai, “kemampuan seseorang atau kelompokuntuk melaksanakan keingin atau kebijaksanaannya, dan mengen-dalikan, memanipulasi atau mempengaruhi perilaku orang lain,apakah mereka ingin bekerja sama atau tidak;” dan wewenang(authority) diartikan sebagai “kuasa yang disahkan atau dilembagakandi dalam suatu masyarakat atau sistem sosial yang lain. Bentukkuasa ini dikaitkan dengan status sosial dan diterima oleh anggota-anggota dari sistem sosial itu sebagaiyang benar dan sah”.

Dalam kedua defenisi di atas, Theodorson mencoba melihatbagaimana kuasa dan wewenang saling bertautan. Seorangmempunyai wewenang dengan sendirinya memiliki kekuasaan,tatapi tidak berlaku sebaliknya, sebab setiap orang dapat memilikikekuasaan, sepanjang ia mampu mempengaruhi perilaku dantindakan orang lain sehingga orang lain berprilaku dan bertindakseperti yang diinginkannya.

Apalagi seseorang tidak dapat mempengaruhi pikiran

Page 101: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

100

atau perilaku orang lain, berarti ia kurang memiliki kekuasaanatau ia tidak cinta pada kekuasaan. Seperti kata BertrandRussell, mereka yang cintanya kepada kekuasaan tidak kuat,tidak mungkin mempunyai pengaruh terhadap suatu peristiwa.Orang yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, sebagaisuatu aturan, adalah orang yang berkeinginan keras untukberbuat seperti itu. cinta kepada kekuasaan, oleh karenanyamerupakan suatu karakteristik dari orang-orang penting (Dye,1975). Menurut Bertrand Russell, jikalau dalam fisika, yangmenjadi konsep fundamental adalah enerji, di dalam ilmu sosal,kekuasaan (power) merupakan konsep fundamental.

Seorang pemimpin yang diangkat oleh suatu organisasimendapat kekuasaan untuk bertindak, kekuasaan yang disebutoleh French dan Raven sebagai kekuasaan yang sah (legitimatepower) (Fiedler dan Chemers, 1974), atau oleh Bierstedt, sebagaikekuasaan yang dilembagakan (institusionalized power) (Budiardjo,1983). Pada saat yang bersamaan, pemimpin tadi memiliki wewenang(authority). Jadi, pada wewenang itu telah melekat kekuasaansehingga tepatlah apa yang dikatakan oleh Fayol (1994) bahwawewenang adalah hak untuk memberi perintah dan kekuasaanuntuk menuntut ketaatan.

Pengertian tersebut didukung oleh Poerwararminta dalamKamus Umum Bahasa Indonesia (1976), yaitu wibawa adalah“kekuasaan dan hak memberi perintah (yang harus ditaati).”Memang, pada wewenang melekat wibawa. Wewenang yangdimiliki seseorang adalah konstan, sedangkan wibawa merupakana matter of degree. Seorang yang mempunyai wewenang, belumtentu berwibawa dalam menuntut ketaatan dari orang lain.Jadi, kewibawaan adalah kewenangan yang diterima. Pemimpinyang dibutuhkan organisasi tentu yang memiliki kekuasaan,wewnang, dan wibawa.

Page 102: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

101

Ditinjau dari sudut kepemimpinan yang berkualitas, Spicedan Gillburg (1992) menegaskan bahwa kuasa itu dipakai tidakuntuk berbuat dan bertindak, tetapi untuk mendorong danmerangsang kinerja orang lain; untuk itu mereka perlu dibenahidengan suatu visi organisasi dan tempat kerja yang didesainsebagai tempat usaha bersama dalam menikmati hasil-hasilyang inovatif. Dipihak lain, kewenangan digunakan tidak untukmemaksakan kebijakan, tetapi untuk membantu orang lainbelajar dan mengembangkan diri sebagai partisipan-partisipanyang bertanggung jawab.

G. KARAKTERISTIK PEMIMPIN YANG EFEKTIFMencoba memahami karakteristik dari pemimpin yang

efektif tidaklah mudah. Berbagai pandangan banyak dikemukakandalam literatur kepemimpinan, termasuk yang dihimpun dalamkarya besar Stogdill dalam Bass (1994). Bermacam-macampula istilah yang dipakai untuk menyebut pemimpin itu. berikutini disajikan pengamatan Cribbin (1985) tentang istilah yangdapat disepadankan dengan seorang pemimpin yang efektif,berikut karakteristik dan perilakunya yang khas. Pemimpin yangefektif tidak secara otomatis digolongkan ke dalam pemimpinyang stratejik karena ia bisa efektif secara lokal, tetapi tidak pernahmemiliki visi. Tentu, ada yang dapat digolongkan ke dalampemimpin yang stratejik.

1. Entrepreneur

Karakteristik: Sangat kompeten, individualistis, egosentris,dominan, percaya pada diri sendiri, inovatif, punya kemauankeras, memiliki dorongan untuk mencapai sesuatu yang luar

Page 103: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

102

biasa. Ia juga seorang yang sering suka menyendiri, tidak hanyamendengarkan pada tamburnya sendiri, tatapi juga mengarangmusiknya sendiri. Namun, ia seorang yang tidak mementingkankepentingan diri sendiri.

Perilaku Khas: Seorang enterpreneur kurang mampubekerja sebagai bawahan untuk jangka lama. Ia lebih suka sebagaiorang pertama, dan selalu bertindak sebagai penggerak utama,menawarkan berbagai tantangan, peluang untuk sukses, dansering mamperoleh hasil yang besar atas risiko yang sudahdiperhitungkan. Sebaliknya, ia kurang bisa mengembangkanbawahan, kurang dapat menerima ide yang berbeda denganidenya, sangat ketat mengontrol, mau terlibat dalam semua aspekorganisasi. Namun, mampu membangkitkan motivasi melaluicontoh, imbalan atau tindakan lain.

2. Corporateur

Karakteristik : Tindakannya selalu dianggap sebagaitindakan tim. Ia sangat dominan, tetapi tidak suka mendominasi.Sangat direktif, namun masih memberikan kebebasan padakaryawannya. Konsultatif, tatapi kurang partisipatif.

Perilaku Khas : Selalu prihatin akan hal-hal yang membawakebaikan bagi organisasi. Oleh sebab itu, ia selalu berorientasipada pelaksanaan tugas setiap orang. Ia sungguh seorang manajerprofesional dan mampu mebuat orang merasa dibutuhkan.Akibatnya, ia tidak ingin jauh dari karyawannya. Ia banyakmendelegasikan pengambilan keputusan, ingin berkonsultasi,tetapi tetap melakukan kontrol yang efektif. Banyak mendukungkaryawan, namun tidak begitu terlibat secara emosional.

Page 104: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

103

3. Developer

Karakteristik : Seorang pembangun, yaitu orang yangmenganggap orang lain sebagai sumber kekuatan utama. Itusebabnya, ia sangat peraya pada bawahan. Selalu berusahamembantu mengaktualisasikan potensi yang dimiliki bawahan.Memiliki keterampilan dalam membina hubungan kemanusiaanyang hebat. Dengan itu, ia mampu memenangkan loyalitasdari karyawan dan menciptakan iklim yang memberi dukunganpenuh atas kepemimpinannya.

Perilaku Khas : Orientasi pada orang dan bawahan sangattinggi. bawahan merasa sangat diperlukan. Suka mendelegasikanpengambilan keputusan serta berkonsultasi, tetapi tetap melakukankontrol yang ketat. Selalu membantu bawahan dan biasa terlibatsecara emosional.

4. Craftsman

Karakteristik : Seorang tukang yang terampil menginginkansuatu pekerjaan diselesaikan dengan sempurna. Sangat bersahabat,konservatif, dan sangat hati-hati. Ia memegang teguh prinsip,banyak mengetahui dan memiliki keterampilan yang prima.Percaya pada diri sendiri, lebih berorientasi pada penugasan,bijaksana, langsung pada sasaran, perfeksionis, independen,selalu berpikir dan bertindak analitis.

Perilaku Khas : Suka berinovasi dan ingin menghasilkanproduk yang berkualitas. Tidak terlalu peka terhadap statusdan politik. Ia selalu didorong oleh keinginan untuk mencapaikeuntungan. Ia merasakan bahwa orang menuntut banyakdari kepemimpinannya, tetapi membutuhkan dukungan bawahan.Berkompetensi dengan proyek, bukan dengan orang. Selalu

Page 105: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

104

berkeinginan menyelesaikan sendiri masalah organisasi ataubersama-sama dengan kelompok kecil.

5. Integrator

Karakteristik : Seorang integrator ialah seorang yangselalu ingin membangun konsensus dan komitmen. Memilikiketerampilan dalam melakukan hubungan antarpribadi. Seorangegalitarian, suka memberi dukungan dan bantuan, serta sangatparsisipatif. Ia juga seorang pelopor pembentukan tim yangkokoh, seorang yang penuh motivasi, terampil dalam menyatukanmasukan yang bervariasi. Pendeknya, ia adalah pemimpin yangbrillian dan lebih menyukai pengambilan keputusan kelompok.

Perilaku Khas : Seorang integrator tidak ingin memonopolikepemimpinan. Ia ingin membagi kepemimpinan itu denganbawahannya. Namun, ia selalu berpikir menganggap oranglain sebagai rekan ketimbang sebagai bawahan. Ia memberikanbanyak kebebasan dan kewenangan. Senang menampungide-ide orang lain. Pendeknya, seorang integrator ialah seorangpemimpin yang sinergistik.

6. Gamesman

Karakteristik : Seorang pemain yang ulung selalu berprinsip,kita bermain bersama-sama, tetapi saya harus memenangkanlebih banyak daripada anda. Ia suka bergerak cepat, luwes, sangatmobil, terampil, dan banyak mengetahui. Seorang yang dapatbekerja otonom, berani mengambil risiko, selalu ingin memenangkansesuatu, tatapi tidak mempunyai rasa kebencian. Tidak merasagembira dengan kekalahan, tetapi tidak mempunyai rasa kebencian.

Page 106: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

105

Tidak merasa gembira dengan kekalahan pihak lain. Inovatif,oportunistik, tetapi sangat etis.

Perilaku Khas : Seorang pemain unggul ingin selaludihargai sebagai ahli strategi yang mampu membangun timyang memenangkan pertandingan. Ia akan gembira dengansuatu kemenangan apabila pertandingan itu mengikuti aturanorganisasi. Senang dengan kompetensi dan manuver. Penglihat-annya tajam, terampil, tidak bias, dan berusaha mengurangikelemahan-kelemahan dan kegagalan.

H. AKTUALISASI DIRI PIMPINANSetiap orang memiliki dorongan dari dalam untuk seorang

pribadi, yang memiliki kecenderungan ke arah pengembangankeunikan dan ketunggalan, penemuan identitas pribadi, danperjuangan demi mengaktualkan potensi-potensinya sebagaipribadi, maka dia akan mengalami kepuasan paling dalam yangdapat dicapai oleh manusia. Oleh karena itu Gerald Corey (1988)menjelaskan bahwa menjadi pribadi bukanlah suatu prosesyang otomatis, namun setiap orang mempunyai hasrat untukmenjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuan dirinya.

Seseorang menentukan pribadi atas pilihannya sendiri,sehingga alam seolah-olah berkata kepada kita. “kamu harusmenjadi apa saja yang kamu bisa.” Menjadi sesuatu memerlukankeberanian. Apakah seseorang ingin menjadi sesuatu atautidak menjadi sesuatu adalah pilihannya sendiri. Meskipunseseorang ingin tumbuh ke arah kematangan, kemandirian,dan aktualisasi, ia menyadari bahwa perluasan diri adalahsuatu proses yang panjang dan berat (Gerald Corey,1988).

Page 107: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

106

Istilah “Aktualisasi Diri” yang diterjemahkan dari kata“Self Actualization” bersumber dari teori kepribadian dalampsikologi, khususnya dari aliran psikologi eksistensial-humanistik,yang berfokus pada kondisi manusia. Konsep-konsep utamadari aliran eksistensial-humanistik yang diungkapkan Corey(1988) meliputi : (1) kesadaran diri, (2) kebebasan dan tanggungjawab, (3) Penciptaan makna.

Kesadaran diri manusia memiliki kesanggupan untukmenyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dannyata sehingga memungkinkan manusia mampu berpikir danmemutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang,maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orangitu. kesanggupan untuk memilih alternatif-alternatif yaknimemutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnyaadalah suatu aspek yang esensial pada manusia.

Menurut May dalam Engkoswara (1987), Kesadaran dirisebagai kapasitas yang memungkinkan manusia untuk: (1)mampu membedakan “diri” dan “dunia”, mampu mengamatidirinya sendiri, mampu menempatkan diri dalam waktu maupunmelampauinya, mampu menciptakan dan memahami simbol,khususnya bahasa, dan mampu menempatkan diri dalam duniaorang lain atau mencoba memahami orang lain. Dengan katakesadaran diri adalah kapasitas yang memungkinkan manusiahidup sebagai peribadi dalam arti yang sesungguhnya, yakniperibadi yang utuh dan penuh. Semakin tinggi kesadaran diriseseorang, maka akan semakin utuh pula peribadi orang itu.Pimpinan merupakan orang yang harus mempunyai kesadarandiri yang tinggi agar memungkinkannya menerapkan kemampuanyang dimilikinya sehingga dapat mencapai apa yang diharapkanoleh cita-citanya. Dengan kesadaran diri dalam menjalankan

Page 108: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

107

roda kepemimpinannya, ia tidak mudah dipengaruhi oleh oranglain, lingkungan atau bahkan orang terdekat seperti keluarganya;(2) kebebasan dan tanggung jawab merupakan sifat dasar yangmelekat pada manusia. Kecenderungan eksistensial juga dapatdiakibatkan oleh kesadaran akan keterbatasannya yang memilikiarti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadarantersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa diamemiliki kesempatan yang terbatas untuk mengaktualkanpotensi-potensinya. Kebebasan juga sebagai ciri yang esensialdari manusia dan dipandang selalu di dalam kaitan dengantanggung jawab membuat keputusan-keputusan. Manusiaadalah bebas dan sekaligus bertanggung jawab untuk membuatputusan-putusan atau memilih tindakan-tindakan dalam rangkamembentuk kehidupan atau keberadaan dirinya. Karena itulahkebebasan disebut sebagai kapasitas manusia untuk menentukansiapa dan bagaimana dia jadinya dan untuk menentukan sikapterhadap diri dan dunianya, kapasitas untuk menentukan tindakan-tindakan dan bahkan arah kehidupannya. Bersama dengankesadaran diri, kebebasan memungkinkan manusia mampumelampaui rantai kekuatan-kekuatan deterministik yang adadi dalam maupun yang ada di luar dirinya. Pimpinan harus mem-punyai sikap terhadap sesuatu yang dihadapinya dalam memimpinsebuah sekolah. Sikap itu yang menjadi simbol kebebasandan tanggung jawab. Simbol kebebasan berarti ia tidak tertekanoleh apapun baik yang ada dalam dirinya seperti perasaanatau yang ada di luar dirinya seperti ia mengambil sikap atasdasar kesadaran diri yang penuh disertai dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang yang siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi atas sikap yang diambilnya;(3) penciptaan makna. Manusia itu unik, dalam arti bahwadia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan

Page 109: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

108

nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Sungguh-pun pada hakikatnya sendirian, manusia memiliki kebutuhanuntuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yangbermakna, sebab manusia adalah makhluk yang rasional.Kegagalan dalam meniciptakan hubungan yang bermaknabisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alienasi,keterasingan,dan kesepian. Manusia juga berusaha mengaktualkandiri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.

Lebih lanjut Frankl dalam Engkoswara (1987) menegaskanbahwa manusia bertingkah laku tidak semata-mata didorongatau terdorong, melainkan mengarahkan dirinya sendiri kepaapa yang ingin dicapainya, yakni makna. Orientasi atau keinginankepada makna merupakan keinginan yang utama yang tidakpernah padam pada manusia. Melalui penciptaan makna bagihidup atau keberadaannya, berarti manusia memperkembangkankeberadaannya itu, merupakan sesuatu di luar atau di depanada, dan bukan sesuatau yang semata-mata merupakan merupakanpengekspresian diri dari ada itu sendiri (meaning must not coicidewith being; meaning must be ahead of being). Ini berarti bahwamanusia, untuk bisa mencapai atau menciptakan makna, harusmenjangkau ke luar dan tidak semata-mata masuk ke dalamdirinya. Pimpinan tidak hanya dituntut sebatas menggugurkankewajiban atau memberikan makna hanya untuk dirinya tetapiharus lebih dari itu mampu memberikan sesuatu yang terbaikyang dapat dirasakan bagi dirinya dan orang lain dan tidak hanyaketika ia masih menjabat namun juga setelahnya.

Aktualisasi diri timbul pada diri seseorang melalui komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis. Pada tahun-tahun awal kehidupan seseorang, kecenderungan tersebutlebih terarah kepada segi-segi fisiologis. Tidak ada segi pertumbuhan

Page 110: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

109

dan perkembangan manusia beroprasi secara terlepas darikecenderungan aktualisasi ini. Pada tingkat-tingkat yang lebihrendah, kecenderungan aktualisasi berkenaan dengan kebutuhanfisiologis dasar akan makanan, air, dan udara. Karena itu kecen-derungan aktualisasi itu menurut Schultz (1991) memungkinkanorganisme hidup terus dengan membantu dan mempertahankankebutuhan-kebutuhan jasmaniah dasar. Kecenderungan aktualisasipada tingkat fisiologis benar-benar tidak dapat dikekang; kecen-derungan itu mendorong individu ke depan dari tingkat salahsatu pematangan ke tingkat pematangan berikutnya yangmemaksanya untuk menyesuaikan diri dan tumbuh.

Ketika seseorang bertambah besar, maka “diri” mulai ber-kembang. Pada saat itu juga, tekanan dalam aktualisasi beralihdari fisiologis kepada yang psikologis. Tubuh, dan bentuk-bentukserta fungsi-fungsinya yang khusus telah mencapai tingkatperkembangan yang dewasa, dan pertumbuhan lalu berpusatpada kepribadian. Perubahan ini mulai pada masa kanak-kanakdan selesai pada akhir masa adolesensi. Segera setalah diri mulaitimbul, maka kecenderungan kepada aktualisasi diri kelihatan.Proses yang tetap dan bersinambungan ini merupakan tujuanyang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Aktualisasi-diri menurut Schultz (1991) adalah proses menjadi diri sendiridan mengembangkan sifat-sifat serta potensi-potensi psikologisnyayang unik. Menurut Herre dan Lamb (1996) aktualisasi diri sebagaikecenderungan bawaaan terhadap pemenuhan diri dan pen-capaian otonomi dari kekuatan luar. Sementara itu Maslowdalam Hassett (1984) menyebutkan bahwa orang yang pertamakali melakukan studi yang mendalam terhadap orang-orangyang mengaktualkan diri, menyimpulkan karakteristik-karakteristikyang dimiliki mereka pada umumnya, sebagaimana yang dikutipoleh Hassett meliputi : penerimaan (diri sendiri, orang lain dan

Page 111: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

110

alam), spontanitas, pemusatan persoalan, kebutuhan akanpenyendirian, rasa bermasyarakat, hubungan interpersonal,struktur watak yang demokratis, daya tahan terhadap pengaruhkebudayaan, perbedaan antara baik dan buruk.

Mengenai karakteristik-karakteristik tersebut lebih lanjutMaslow (1994) mengatakan sebagai berikut : (1) Penerimaan(diri sendiri, orang lain, alam), seseorang yang mewujudkandiri dapat menerima diri dan sifatnya sebagaimana adanya,tanpa sesal atau keluhan, atau bahkan tanpa terlalu banyakmemikirkannya. Seseorang juga dapat menerima sifat manusiawidengan segala kekurangannya dan dengan segala yang taksesuai dengan citra idealnya, tanpa memperdulikannya. Demikianjuga seseorang dapat menerima sifat-sifat alam. Orang tersebuttidak akan mengeluh tentang air karena air itu basah, atau tentangbatu karena keras. Sebagaimana anak memandang duniadengan mata yang terbuka lebar, tanpa kritik, tanpa tuntutanapa-apa, tanpa dosa, hanya melihat serta mengamat-amatikeadaan yang sebenarnya, tanpa mempersoalkan masalahnyaatau menuntuk kebalikannya; demikian pula kecenderunganorang yang mewujudkan diri dalam melihat sifat manusiawipada dirinya dan orang lain, (2) Spontanitas, seseorang yangmewujudkan diri semuanya dapat digambarkan sebagai relatifspontan dalam perilakunya dan jauh lebih spontan dalamhidup kejiwaannya, pikirannya, implulsnya dan sebagainya.Perilakunya ditandai oleh kesederhanaan dan kewajaran, sertaoleh kurangnya sikap yang dibuat-buat atau memaksakansuatu efek, (3) Pemusatan persoalan, seseorang yang mewujudkandiri sangat dipusatkan pada persoalan-persoalan di luar dirinya.Seseorang terpusat pada persoalan dan bukan pada ego. Umumnyapersoalan itu bukan persoalan bagi dirinya sendiri dan padaumumnya tidak banyak mengenai dirinya, melainkan hal-hal

Page 112: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

111

yang baik pada umat manusia pada umumnya, (4) Kebutuhanakan penyendirian, seseorang yang mewujudkan diri membukakesempatan untuk memutuskan hubungan tanpa akibat burukbagi dirinya sendiri dan tanpa perasaan tidak enak hati. Seseoranglebih memusatkan diri pada persoalan daripada ego. Persoalanitu barangkali menyangkut diri, keinginan, motif, harapan atauaspirasinya sendiri, (5) Rasa bermasyarakat, seseorang yangmewujudkan diri memiliki rasa identifikasi, simpati, dan kasihsayang yang mendalam. Karenanya seseorang mempunyaikeikhlasan untuk membantu umat manusia. Seolah-olah semuanyaadalah anggota dari satu keluarga, (6) Hubungan interpersonal,seseorang yang mewujudkan diri mempunyai hubungan yanglebih mendalam dan sangat bersifat interpersonal dari padasetiap orang dewasa lainnya. Seseorang mempunyai kesanggupanuntuk lebih banyak meleburkan diri, mempunyai rasa kasih sayangyang mendalam, rasa identifikasi yang sempurna, lebih banyakmenghapuskan batas-batas ego, (7) Struktur watak yang demokratis,seseorang yang mewujudkan diri dapat bersikap bersahabatdengan siapa saja yang mempunyai watak yang sesuai tanpamemandang kelas, pendidikan, keyakinan politik, bangsa atauwarna. Orang tersebut bahkan sebenarnya tidak menyadariperbedaan ini, yang bagi rata-rata orang begitu nyata dan penting,(8) Daya tahan terhadap pengaruh kebudayaan, seseorang yangmewujudkan diri tidak begitu mampu menyesuaikan diri (dalamarti yang sederhana dari persetujuan terhadap identifikasi dankebudayaan). Seseorang apat mengikuti kebudayaan denganberbagai cara, tetapi bisa disebut melawan pengaruh kebudayaandalam arti mendalam dan penuh untuk mempertahankan pendiriantertentu yang tidak terpengaruh oleh kebudayaan di seputarnya,(9) Perbedaan antara baik dan buruk, seseorang yang mewujudkandiri tidak memiliki perasaan ragu-ragu mengenai perbedaan

Page 113: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

112

antara benar dan salah dalam kehidupannya. Terlepas dariapakah orang tersebut mengungkapkannya secara verbal atautidak, dalam kehidupan sehari-hari tampak jarang memperlihatkankekalutan, kebingungan, sikap tidak konsisten, atau konflik-konflik yang begitu umum dalam etika rata-rata orang.

Darley, Glucksberg, dan Kinchla (1986) menjelaskan bahwaorientasi dari pendekatan aktualisasi diri adalah untuk mem-fokuskan pada pemehuhan akan kebutuhan rasa ingin tahu,kompetensi dan prestasi. Manusia perlu diransang untuk berbuatsecara efektif dan diberikan kesempatan-kesempatan untukberkembang dan maju. Suasana tempat di mana seseorangbekerja harus dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapatmemuaskan kebutuhan aktualisasi diri. Pada kenyataannyapendekatan ini menyatakan bahwa untuk memperkaya pekerjaandapat dilakukan dengan membuat variasi tuga pekerjaan,membiarkan pekerja berpartisipasi dalam menentukan tujuan-tujuan dan memberikan kesempatan-kesempatan untuk maju.Demikian cara ini akan mendorong perkembangan kepribadian.Seorang Pimpinan hendaknya memikirkan dan melakukanimprovisasi yang berkaitan dengan lingkungan kerja sepertiruang belajar, kantor guru, ruang administrasi, fasilitas dansebagainya. Lingkungan yang kondusif akan mendorong danmerangsang semua yang bekerja di lingkungan tersebut lebihgiat. Langkah ini juga merupakan cerminan dari orang yangmengaktualkan diri.

Aktualisasi timbul dari daya pendorong yang ada dalamdiri seseorang. Sedangkan mengenai perkembangan kepribadianuntuk mencapai kepada aktualisasi diri, Thoha (2003) yangmengutip pandangan Argyris mengamati beberapa organisasiindustri di Yale untuk mendapatkan kesimpulan atas pengaruh

Page 114: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

113

praktika manajemen terhadap perilaku individu dan perkembangankepribadiannya dalam suatu lingkungan pekerjaan tertentu.Ada tujuh perubahan yang terjadi di dalam kepribadian seseorangjika ia berkembang ke arah kedewasaan pada sepanjang tahunnyayaitu: (1) seseorang itu akan bergerak dari suatu keadaan pasifsebagai kanak-kanak ke suatu keadaan yang bertambah aktivitasnyasebagai orang dewasa; (2) seseorang akan berkembang darisuatu keadaan yang tergantung kepada orang lain ke suatukeadaan relatif merdeka sebagai orang dewasa; (3) seseorangbertindak hanya dalam cara yang sedikit sebagai kanak-kanak,tetapi sebagai orang dewasa ia akan mampu bertindak dalamberbagai cara; (4) seseorang itu mempunyai minat yang tidakmenentu, kebetulan dan tidak begitu mendalam sebagai kanak-kanak, tetapi berkembang lebih mendalam dan kaut minatnyasebagai orang dewasa; (5) perspektif waktu bagi anak-anakadalah singkat, hanya melibatkan waktu kini, tetapi sebagaiorang yang sudah matang, perspektif waktunya bertambahmenjangkau masa lalu dan masa yang akan datang; (6) sese-orang sebagai kanak-kanak ia berada di bawah pengendaliansetiap orang, tetapi ia akan menunjukkan kedudukan yangsama atau di atasnya orang lain, sebagai orang yang dewasa;(4) sebagai anak-anak, seseorang kurang kesadarannya akandirinya tetapi sebagai orang yang sudah matang ia tidak hanyasadar akan dirinya, tetapi mampu untuk mengendalikan dirinya.

Pimpinan dituntut untuk meningkatkan tidak hanya aspekkemampuannya saja tetapi juga aspek psikologisnya. Keduaaspek tersebut mempengaruhi kinerjanya dalam menjalankantugasnya. Sebagaimana yang dijelaskan di atas, kepala madrasahharus bersikap aktif atau tidak pasif, merdeka atau tidak tergantung,mempunyai otonomi penuh atas dirinya, berwawasan jauh kedepan dan mampu mengendalikan emosinya, bahkan kedewasaan

Page 115: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

114

kepribadian dapat menjadi tolak ukur dan kunci keberhasilandalam segala hal.

Scuhultz (1991) berbeda pendapat dengan apa yang dinyatakanoleh Argyris dalam pemakaian istilah namun sama dari segijumlah tahapan. Adapun istilah yang digunakan olehnya yaituproprium. Jadi propium adalah susunan dari tujuh tingkat“diri”. Munculnya proprium merupakan suatu prasyarat untuksuatu kepribadian yang sehat. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:(1) Diri Jasmaniah seseorang tidak dilahirkan dengan suatuperasaan tentang diri; perasaan tentang diri bukan merupakanbagian dari warisan keturunan; (2) Identitas-diri pada tingkatini, munculah perasaan identitas diri. Anak mulai sadar akanidentitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yangterpisah; (3) Harga-diri pada tingkat ini timbulnya harga diri.Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatuhasil dari belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri;(4) Perluasan diri (self extension) pada perkembangan ini, anaksudah mulai menyadari orang-orang lain dan bena-benda dalamlingkungan dan fakta bahwa beberapa di antaranya adalahmilik anak tersebut; (5) gambaran diri pada tahapan ini menunjukkanbagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentangdirinya; (6) diri sebagai pelaku rasional pada masa ini anakbelajar bahwa dia dapat memecahkan masalah-masalah denganmenggunakan proses-proses yang logis dan rasional; (7) perjuanganproprium (propriate stribing) ini tingkat terakhir dalam perkem-bangan diri (selfhood). Pencarian identitas adalah defenisi suatutujuan hidup di mana orang memperhatikan masa depan,tujuan-tujuan dan impian-impian jangka panjang.

Ketujuh tingkat diri berkembang dari masa bayi sampaisama adolesensi. Suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat

Page 116: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

115

pada setiap tingkat melumpuhkan penampilan tingkat-tingkatberikutnya serta menghambat integritas harmonis dari tingkat-tingkat itu dalam proprium. Dengan demikian pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalamperkembangan kepribadian yang sehat.

Sementara itu Darley mencoba mengaitkan aktualisasidiri dengan kompetensi dan prestasi yang mana juga diperkuatoleh Hodgetts (1975) yang menyatakan bahwa tujuan orangmengaktualkan diri dalam suatu organisasi adalah untukmencapai kompetensi dan prestasi. Manusia menginginkankompetensi agar ia dapat mengontrol lingkungannya. Seseorangyang sudah matang menyadari akan keterbatasan dan kapabilitasnyayang diperoleh dari pengalamannya sehingga berbuat dalambatas-batasnya. Pimpinan, dalam mengaktualkan potensi-potensinya harus memiliki dorongan yang kuat dalam dirinyauntuk mencapai kompetensi dan prestasi. Dengan kompetensi,Pimpinan dapat mengukur tingkat prestasi yang dapat dicapaidan berbuat didasarkan pada keterbatasan dan kapabilitasnya.Oleh karena itu kebutuhan terhadap kompetensi terkait dengankebutuhan aktualisasi diri.

Sedangkan Vernon (1980) mengungkapkan kebanyakanriset mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi doronganberprestasi dalam diri seseorang di masaa dewasa tidak terlepasdari pengaruh bimbingan orang tua ketika oa masih kecil. Tingkatperhatian dan penghargaan yang dipersembahkan orang tuasecara khusus menjadi penting. Kondisi ini dapat diketahuimelalui dua kelompok anak yang diorong. Kelompok pertamadianugerahkan pujian dan kasih sayang ketika mereka suksesdan menganggap bermacam-macam tugas dan rintangan sebagaitantangan sehingga membangkitkan semangat yang positif.

Page 117: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

116

Kelompok kedua hanya menerima respon yang biasa saja dariorang tua terhadap keberhasilan mereka. Akan tetapi memberikanreaksi keras atas kegagalan mereka. Mereka tampaknya termotivasiuntuk berprestasi, akan tetapi mereka takut gagal dan memandangtugas-tugas dan rintangan sebagai ancaman. Oleh karena ituuntuk menjaga keinginan berprestasi tinggi, orang tua harusmenciptakan lingkungan yang dinamis dan aspiratif yangmana anak bebas melakukan inisiatif dan penilaian. Tuntutantinggi yang dibuat dengan kontrol orang tua yang ketat meng-hasilkan kebutuhan berprestasi yang rendah pada anak-anak.

Bennis mengemukakan dalam bukunya its nature, originsand prospects yang dikutip oleh Thoha (2003) mengatakan,“tanpa kompetensi interpersonal atau suatu lingkungan yangaman secara psikologis, organisasi merupakan suatu tanahpersemian untuk rasa tidak percaya, yang pada gilirannya bisamenyebabkan menurunnya keberhasilan organisasi untukmengatasi pesoalan”. Jika nilai-nilai kemanusian atau demokrasidilaksanakan secara tegas dalam suatu organisasi, maka perasaan-perasaan saling percaya, hubungan yang tidak dibuat-buatakan berkembang di antara orang-orang yang berkeja samadi dalamnya. Nilai-nilai tersebut akan menghasilkan naiknyakompetensi interpersonal, kerja sama antar kelompok ataufleksibilitas, yang ada pada gilirannya dapat menghasilkanbertambahnya efektifitas organisasi. Dalam situasi lingkunganyang seperti ini orang-orang diperlakukan seperti manusia.Anggota-anggota organisasi atau organisasinya sendiri diberikansuatu kesempatan untuk mengembangkan potensi secara penuh,dan berusaha untuk membuat pekerjaan senantiasa menarikdan menantang. Kehidupan nilai-nilai ini termasuk juga dalammemperlakukan setiap manusia sebagai person yang mempunyaiserangkaian kebutuhan-kebutuhan yang komplek, yang kesemuanya

Page 118: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

117

amat penting dalam pekerjaan dan kehidupannya serta mem-berikan kesempatan bagi orang-orang di dalam orang-orangdi dalam organisasi untuk mempengaruhi suatu cara merekadalam menjalankan hubungan kerjam, organisasi dan lingkung-annya (Thoha,2008).

Kebutuhan lain yang berkaitan dengan orang yang meng-aktualkan diri adalah prestasi. Beberapa individu akan melakukanlebih dari yang lain karena keinginannya untuk berprestasilebih besar. Mc Clelland dan rekan-rekannya yang dikutip Hodgettstelah mengkajinya lebih dari 25 tahun. Mereka berkesimpulanbahwa orang yang berprestasi tinggi bukanlah mereka yangberani mengambil resiko besar atau kecil, melainkan yang mampumencapai tujuan-tujuan yang sulit secara moderat dan dapatdicapai secara potensial. Mereka menyukai tantangan, pengaruhdari hasil tersebut, agresif dan realistis. Di samping itu merekalebih terdorong untuk menyelesaikan tugas dengan baik daripada mengharapkan pemberian-pemberian yang dikait-kaitkanseperti uang yang pada umumnya digunakan untuk mengukurdan menilai kemajuan serta juga mempunyai keinginan kuatmengetahui seberapa baik perbuatannya. Sedangkan Robbins(1992) mengemukakan ada orang yang mempunyai dorongankuat untuk sukses, bukan karena semata-mata mengharapkanhadiah-hadiah, melainkan didasarkan keinginan untuk berbuatlebih baik dan lebih effesien daripada perbuatan yang sudahdilakukan sebelumnya. Dorongan ini adalah kebutuhan akanprestasi. Mereka mencari situasi-situasi untuk dapat melaksanakantanggung jawab pribadi seperti penemuan solusi-solusi terhadapmasalah-masalah, untuk dapat menerima gambaran terhadapperformansi mereka cepat dan jelas, dan untuk dapat mengetahuidengan mudah apakah terdapat kemajuan atau tidak. Orangyang berprestasi tinggi bukan penjudi; mereka tidak mengharapkan

Page 119: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

118

sukses karena kebetulan tetapi memang menyukai tantanganbekerja, menerima tanggung jawab pribadi atas kesuksesanatau kegagalan dan menghindari tugas-tugas yang dirasakanterlalu mudah atau terlalu sulit.

Pimpinan yang berprestasi tinggi melakukan sesuatuyang terbaik dan tidak suka berspekulasi dengan angan-anganyang terlalu tinggi karena tidak akan memperoleh kepuasankesusksesan prestasi yang dicapai melalui kebetulan atau karenaada tantangan bagi keterampilannya.

I. KEMAMPUAN MANAJERIAL PIMPINANKehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas

dari usaha kerja sama dalam mencapai tujuan hidupnya kerjasama dilakuan oleh beberpa orang dalam berbagai kegiatanuntuk memudahkan dalam pencapaian tujuan daripada bekerjasendiri. Proses kerja sama yang diselenggarakan secara ber-kelanjutan disebut organisasi.

Sebagian besar hidup manusia dijalankan dengan menjadianggota satu atau beberapa organisasi seperti perguruan tinggi,tim olahraga, kelompok musik atau drama, perkumpulan agama,angkatan bersenjata, atau bisnis dan lain-lain. Beberapa organisasi,seperti angkatan bersenjata dan perusahaan besar, mempunyaistruktur yang amat formal. Organisasi yang lain, seperti organisasikepemudaan dan masyarakat, strukturnya lebih informal.Semua organisasi, formal maupun informal, disatukan dandipertahankan kesatuannya oleh kelompok orang yang melihatbahwa ada manfaat untuk bekerja sama ke arah sasaran yangsama. Jadi elemen yang amat mendasar dalam organisasi apapunbentuknya adalah kerjasama (Stoner &Freeman,1996).

Page 120: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

119

Dalam menjalankan fungsinya pimpinan organisasi memerlukankemampuan atau keterampilan yang mendukung agar suksesdalam menjalankan tugasnya. Kemampuan adalah sifat yangdibawa sejak lahir atau dipelajari dan memungkinkan seseorangdapat menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan padanya(Gibson, Ivancevich & Donnelly,1992). Pendapat lain mengatakan,“kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi(IQ) dan kemampuan reality (knowedge + skill)” (Mangkunegara,2000). Di samping ada juga yang menyatakan bahwa kemampuan(ability) itu dikaitkan dengan kecakapan atau keterampilanseseorang dalam melakukan aktivitasnya dengan baik (Wrigt& Noe,1996). Seorang pemimpin dikatakan memiliki kemampuanapabila pemimpin tersebut dapat melakukan tugas dan pekerjaanyang sedang dihadapinya dengan hasil yang baik. Kemampuanyang dimiliki seseorang tidak hanya diperoleh dengan pengalamansaja tetapi sangat ditunjang dengan bakat individu itu.

Pada dasarnya kemampuan menurut Wrigt & Noe (1996)terbagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu : (1) kemampuan fisik(physical abilities), meliputi kekuatan, fleksibel, koordinasidan ketahanan dan (2) kemampuan kognitif (cognitif abilities),merupakan kemampuan berpikir secara logis dan menganalisisinformasi. Dengan demikian seseorang dalam melaksanakanpekerjaan tertentu akan sempurna jika orang tersebut menguasaikedua kemampuan tersebut.

Sementara itu Robbins (1994) berpendapat bahwa kemampuanadalah kapasitas individu untuk melakukan berbagai pekerjaandalam sebuah tugas. Terdapat dua faktor yang membentukberbagai kemampuan seseorang, yaitu : kemampuan inteltual(intellectual ability) dan kemampuan fisik (physical ability).Seorang pemimpin memiliki kemampuan tertentu dalam men-

Page 121: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

120

jalankan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan itu adalahtentang manajemen, harus dimiliki juga oleh Pimpinan, yangakan menjadi suatu kemampuan dalam manajerial organisasiyang dipimpinnya.

Seorang manajer harus mempunyai kemampuan-kemampuantertentu yang meliputi : kemampuan konseptual, kemampuanmanusiawi, kemampuan teknis, kemampuan emosional dankemampuan analisis. para manajer yang sukses sudah pastimempunyai kemampuan yang lebih dari yang lain. Tidak semuamanajer membutuhkan jumlah kemampuan yang sama, karenaada beberapa kemampuan dianggap lebih penting untuk jenis-jenis pekerjaan atau perusahaan daripada yang lain. Lebih lanjutSchoel, Dessler, & Reinecke (1989), menjelaskan kelima kemampuantersebut yaitu : (1) kemampuan konseptual yaitu kemampuanuntuk melihat organisasi secara menyeluruh yang terdiri daribagian-bagian yang berinteraksi dan bergantung satu samalain serta juga kaitannya dengan lingkungan serta untuk meng-hubungkan semua faktor dan mengantisipasi sejauhmana geraksalah satu bagian mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bagian-bagian yang lain dalam satu sistem. Pimpinan harus mempunyaikemampuan konseptual berupa kemampuan melihat hubunganantara berbagai bagian-bagian di sekolah. Misalnya, bagianadministrasi dengan bagian kurikulum serta hubungannyadengan masyarakat sekitar. Jika kemampuan ini tidak dimilikioleh Pimpinan, maka dalam kepemimpinannya akan mendapatkanbanyak kesulitan yang pada akhirnya mengarah kepada kegagalan,(2) kemampuan manusiawi yang mana para manajer dalammenjalankan tugasnya tidak dapat lepas dari interaksi denganorang. Kemampuan ini diperlukan untuk mempengaruhi,mengawasi, memimpin, dan mengontrol bawahannya. Kemampuanini meliputi juga komunikasi, motivasi dan kepemimpinan serta

Page 122: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

121

dianggap sebagai kemampuan manajerial yang paling penting.Dalam banyak kasus yang mengindikasikan sering terjadinyahubungan yang tidak harmonis yang mengarah pada menurunnyakinerja guru, rendahnya kualitas hasil lulusan dan malasnyapegawai administrasi disebabkan kelamahan Pimpinan dalamkemampuan ini. Pimpinan merasa paling tahu dan paling benarsehingga tidak perlu melakukan komunikasi dengan bawahannyadalam mengambil segala keputusan; (3) kemampuan teknisyang harus dimiliki oleh manajer karena berkaitan denganpemahaman dan penggunaan tehnik-tehnik, metode-metode,perlengkapan dan prosedur-prosedur dalam mengoperasikantugas-tugasnya. Dalam menjalankan fungsinya, Pimpinan tidakdapat dengan semena-mena tanpa melalui aturan main yangsudah ditetapkan melakukan perubahan karena akan berdampaknegatif terhadap sekolah secara keseluruhan; (4) kemampuanemosional yang berkaitan dengan tingat kematangan kepribadianseorang manajer yang berpengaruh pada rasa tanggung jawabyang dimilikinya. Dengan kemampuan ini manajer selalu dapatmengatasi segala masalah dengan tenang tanpa diselimuti rasakalut, tegang, marah dan sebagainya. Kematangan kepribadianternyata menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan, karenamempunyai pengaruh besar dalam suatu organisasi. Oleh karenaitu tidak mengherankan kalau posisi penting sebagai manajer(Pimpinan) diisi oleh orang-orang yang sudah berpengalamandan berumur; (5) analisis dalam pekerjaannya, seorang manejersering terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan danmenganalisis situasi-situasi. Seorang manajer harus mempunyaikemampuan ini untuk mengidentifikasi, menganalisis, danmengatasi masalah-masalah dalam kondisi informasi yangtidak lengkap dan tidak menentu. Dalam perkembangannya,ada sekolah yang selalu jalan ditempat dari tahun ke tahun,

Page 123: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

122

padahal berdirinya sudah lama. Namun ada juga sekolah yangbelum lama berdiri tapi sudah sangat maju. Ternyata salahsatu faktornya adalah karena Pimpinan tidak mempunyaikemampuan ini. Setiap masalah yang timbul diatasi tidak melaluianalisa yang mendalam sehingga selesai satu masalah timbulmasalah yang lain.

Sementara itu Stoner dan Freeman (1996) mengutip pen-dapatnya Katz yang menyebutkan ada tiga macam kemampuanyang harus dikuasai oleh seorang manajer yaitu teknis, manusiawidan konseptual. Kemampuan teknis adalah kemampuan manusiauntuk menggunakan prosedur, tehnik, dan pengetahuan mengenaibidang khusus. kemampuan manusiawi adalah kemampuanuntuk bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lainsebagai individu atau dalam kelompok. Kemampuan konseptualadalah kemampuan untuk mengkordinasikan dan menginteg-rasikan semua kepentingan dan aktivitas organisasi.

Ketiga kemampuan ini penting bagi seorang manajer,yang secara relatif tergantung pada peringkat manajer tersebutdalam organisasi. Kemampuan teknis paling penting pada tingkatbawah. Kemampuan manusiawi, walaupun penting untukmanajer di setiap tingkat, merupakan kemampuan primer yangdiperlukan manajer menengah. Akhirnya, kemampuan konseptualbertambah kalau seseorang bergerak melewati peringkat sistemmanajemen.

Pendapat di atas senada dengan yang dikemukakan olehDonnelly, Gibson dan Ivancevich (1996) yang mengunggapkanada tiga kemampuan manajerial yang harus dimiliki oleh seorangmanajer yaitu: kemampuan teknis; kemampuan untuk meng-gunakan alat-alat, prosedur, atau teknik-teknik bidang khusus.para manajer harus mempunyai keterampilan teknis yang cukup

Page 124: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

123

untuk menjalankan tugas-tugas yang dibebankan padanya.Kemampuan manusiawi; kemampuan untuk bekerja samadan memahami orang. Untuk dapat mengatur orang secaraefektif, seorang manajer harus berpartisipasi secara efektif denganyang lain. Kemampuan konseptual; kemampuan untuk memahamiatau mencakup semua aktivitas dan kepentingan organisasi.Kemampuan ini mencakup pemahaman tentang fungsi organisasisecara keseluruhan dan menghubungkan bagian-bagian yangterkait dengan yang lain.

Mondy dan Premeaux (1992) juga mengungkapkan, agarefektif seorang manajer harus memiliki dan meningkatkan terusp-menerus kemampuannya. Seorang manajer yang efektif menge-tahui pentingnya masing-masing kemampuan tersebut. Merekatidak berani mengkonsentrasikan hanya pada satu kemampuan,meskipun merupakan kemampuan yang paling penting pdatingkat mereka dalam organisasi. Berikut ini tiga kategori kemam-puan tersebut.

a. Kemampuan Konseptual, yaitu kemampuan untuk memahamiide-ide yang abstrak atau umum dan menerapkannya dalamsituasi-situasi khusus. Para manajer dengan kemampuankonseptual dapat memahami kompleksitas organisasi, termasukbagaimana masing-masing unit menyumbang untuk me-wujudkan tujuan-tujuan perusahaan. Perusahaan-perusahaanyang sukses dan maju pandai mengaitkan kemampuankonseptual pada semua tingkatan manajemen. Semua manajer,bahkan pekerja, didorong untuk memahami pekerjaan-perkerjaan mereka dalam kontek tujuan-tujuan perusahaanyang lebih luas.

Para manajer tingkat menengah memerlukan tingkat kemam-puan konseptual yang moderat, tidak sama dengan manajer-

Page 125: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

124

manajer puncak. Para supervisor secara khusus memilikikebutuhan yang agar realtif terhadap kemampuan ini karenamereka biasanya diberikan petunjuk-petunjuk khusus yangpasti.

b. Kemampuan Teknis, yaitu kemampuan untuk menggunakanpengetahuan khusus, metode-metode, dan tehnik-tehnikdalam melaksanakan tugas. Kemampuan ini penting bagisupervisor yang harus menggunakannya dalam melatih pekerja-pekerja baru dan memonitor pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Jika koreksi-koreksi diperlukan, supervisor yang mem-punyai kemampuan teknis memenuhi syarat untuk me-nanganinya.

Ketika seseorang naik pada tingkat-tingkat manajemenyang lebih tinggi pentingnya kemampuan teknis biasanyaberkurang. Para manajer pada tingkat-tingkat tersebut memilikihubungan yang kurang lengsung dengan masalah-masalahdan aktivitas-aktivitas pengoperasian secara teknis.

c. Kemampuan Manusiawi, yaitu kemampuan untuk memahami,memotivasi, dan berinteraksi dengan oranglain. Seperti yangdijelaskan sebelumnya, kemampuan manusiawi sama penting-nya dalam semua tingkat manajemen. Para manajer tingkatmenengah yang dapat memahami, memotivasi, dan ber-interaksi dengan supervisor sambil menggunakan pengaruhmanajer puncak pasti menjadi efektif. Begitu juga tepatuntuk supervisor yang berhubungan dengan bawahan danatasan. Aktivitas-aktivitas yang membutuhkan kemampuanmanusiawi mencakup komunikasi, kepemimpinan danmotivasi.

Sementara itu Robbins (1996) juga mengungkapkan pen-dapat yang sama di mana membagi kemampuan manajerial

Page 126: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

125

menjadi 3 bagian penting, yaitu; kemampuan teknis, kemampuanmanusiawi dan kemampuan konseptual. Kemampuan teknis,yaitu kemampuan untuk menggunakan ilmu pengetahuankhusus dan keahlian. Kemampuan manusiawi, yaitu kemampuanuntuk bekerjasama dan memotivasi orang lain, baik secara individumaupun kelompok. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuanmental atau berpikir untuk analisa dan diagnosa situasi yangrumit.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka yang dimaksuddengan kemampuan manajerial adalah kecakapan yang terkaituntuk melaksanakan aktivitas-aktivitas manajemen yang meliputi:kemampuan Teknis adalah kemampuan untuk menggunakanprosedur, tehnik, dan pengetahuan mengenai bidang khusus.kemampuan manusiawi adalah kemampuan untuk bekerjasama,memahami, dan memotivasi orang lain sebagai individu ataudalam kelompok.

Page 127: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

126

BBBBBAB IVAB IVAB IVAB IVAB IV

MOTIVASI

A. APAKAH MOTIVASI ITU ?

Motivasi merupakan salah satu bagian yang pentingdalam manajemen organisasi. Motivasi yang baikharus dimiliki oleh setiap anggota organisasi agar

organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu dalam organisasiakan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya,baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupansehari-hari lainnya. Certo dan Certo (2012) memberikan defenisimotivasi yakni: Motivation is the inner state that causes anindividual to behave in a way that ensures the accomplishmentof some goal. In other words, motivation explains why peopleact as they do. The better a manager understands organizationmembers’ behavior, the more able that manager will be to influencesubordinates’ behavior to make it more consistent with the accomplish-ment of organizational objectives. Because productivity is a resultof the behavior of organization members, motivating organizationmembers is the key to reaching organizational goals.

Motivasi adalah keadaan batin yang menyebabkan seorangindividu untuk berperilaku yang menjamin tercapainya suatu

Page 128: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

127

tujuan. Dengan kata lain, motivasi menjelaskan mengapa orangbertindak seperti yang mereka lakukan. Semakin baik manajerdalam organisasi memahami perilaku bawahan, semakin mampubahwa manajer akan mempengaruhi bawahan dan mempengaruhiperilaku anggota organisasi agar lebih konsisten dengan pencapaiantujuan organisasi. Karena produktivitas adalah hasil dari perilakuanggota organisasi, memotivasi anggota organisasi adalah kunciuntuk mencapai tujuan organisasi.

Daft dan Marcic (2009) menjelaskan bahwa motivationrefers to the forces either within or external to a person that arouseenthusiasm and persistence to pursue a certain course of action.Employee motivation affects productivity, and part of a manager’sjob is to channel motivation toward the accomplishment of organizationalgoals. Motivasi mengacu pada kekuatan baik di dalam atauluar individu yang membangkitkan semangat dan ketekunanuntuk mengejar tindakan tertentu. Motivasi karyawan mem-pengaruhi produktivitas, dan merupakan bagian dari pekerjaanseorang manajer adalah untuk memberikan motivasi menujupencapaian tujuan organisasi.

Pendapat diatas memberikan gambaran bahwa motivasimerupakan kekuatan atau dorongan yang ada pada individuuntuk dapat mencapai tujuan. Dorongan yang ada dalam individubiasanya dipengaruhi oleh keadaan organisasi dan dirinya sendiri.Dalam hal ini pemimpin organisasi harus dapat menciptakandan menjaga motivasi yang ada pada individu dalam organisasiagar dapat selalu bekerja dengan semangat yang tinggi sertaberdedikasi guna pencapain tujuan organisasi yang maksimal.

Hellriegel dan Slocum (2011) menambahkan motivationrepresents the forces acting on or within a person that cause theperson to behave in a specific, goal-directed manner. Because the

Page 129: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

128

motives of employees affect their productivity, one of management’sjobs is to channel employee motivation effectively toward achievingorganizational goals. Motivasi merupakan dorongan yang adapada individu atau di dalam seseorang yang menyebabkanorang untuk berperilaku dengan cara yang diarahkan padatujuan tertentu. Karena motif anggota organisasi mempengaruhiproduktivitas mereka, salah satu pekerjaan manajemen adalahuntuk menyalurkan motivasi karyawan secara efektif untukmencapai tujuan organisasi.

Motivasi mengacu pada kekuatan di dalam individu yangmenjelaskan tingkat, arah, dan ketekunan usaha yang dikeluarkandi tempat kerja. Sebagaimana pendapat Schermerhorn, et all(2010) motivation refers to forces within an individual that accountfor the level, direction, and persistence of effort expended at work..Individu dalam organisasi memiliki tingkat, arah dan ketekunandalam organisasi, hal ini yang harus menjadi perhatian pemimpinorganisasi agar dapat memberikan arah yang sesuai dengantujuan bersama organisasi.

Memberikan motivasi merupakan salah satu tugas dantanggung jawab pemimpin dalam organisasi agar anggotaorganisasi mau bekerja dengan baik. Sebagaimana Robbinsdan Coulter (2012) Motivation refers to the process by whicha person’s efforts are energized, directed, and sustained towardattaining a goal. This definition has three key elements: energy,direction, and persistence. Penjelasan ini memberikan penjelasanbahwa motivasi mengacu pada proses di mana upaya seseorangdiberi energi, diarahkan, dan berkelanjutan menuju pencapaiantujuan. Definisi ini memiliki tiga elemen kunci: energi, arah,dan ketekunan. Pemberian energi, arah dan ketekunan dilakukanoleh pemimpin dalam organisasi kepada bawahannya guna

Page 130: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

129

menciptakan kinerja anggota organisasi sehingga tujuan dariorganisasi dapat tercapai. Kemampuan memberikan motivasimerupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki olehpemimpin dalam organisasi.

Certo dan Certo (2012) menjelaskan motivation skill: theability to create organizational situations in which individualsperforming organizational activities are simultaneously satisfyingpersonal needs and helping the organization attain its goals.Keterampilan memberikan motivasi adalah kemampuan untukmenciptakan situasi organisasi di mana individu melakukanaktivitas organisasi secara bersamaan memenuhi kebutuhanpribadi dan membantu organisasi mencapai tujuannya. Griffindan Moorhead (2014) menambahkan manajer harus terus ber-usaha untuk memotivasi orang-orang dalam organisasi untukdapat bekerja pada level yang baik. Hal ini berarti akan mendapatkananggota organisasi yang mampu bekerja keras, bekerja secarateratur, dan untuk menciptakan kontribusi positif terhadap misiorganisasi. Tapi prestasi kerja tergantung pada kemampuandan lingkungan serta motivasi. Hubungan ini dapat dinyatakansebagai berikut:

P= M + A + E

Dimana: P = Performance (Kinerja)M = Motivation (Motivasi)A = Ability (Kemampuan)E = Environment (Lingkungan).

Untuk dapat mencapai tingkat kinerja yang tinggi, seorangkaryawan harus mau/ingin melakukan pekerjaan dengan baik

Page 131: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

130

(motivasi); harus mampu melakukan pekerjaan secara efektif(kemampuan), dan harus memiliki bahan, sumber daya, peralatan,dan informasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan(lingkungan). Kekurangan dalam salah satu bidang ini akandapat menggangu kinerja. Seorang manajer harus berusahauntuk memastikan bahwa semua dari tiga kondisi ini terpenuhi.

B. ASAS – ASAS MOTIVASI1. Asas Mengikutsertakan

Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambah,jika kepada para bawahan diberikan kesempatan untuk mem-berikan ide-ide, rekomendasi-rekomendasi, maka mereka merasaikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Dengandemikian kegairahan kerja dapat ditingkatkan.

2. Asas Komunikasi

Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkatjika bawahan diberitahu tentang soal-soal yang mempengaruhihasil-hasil itu. Pada dasarnya semakin banyak seseorang menge-tahui suatu soal, semakin banyak pula minat dan perhatiannyaterhaadap hal tersebut.

Jika seorang pemimpin secara nyata berikhtiar untuk senantiasamemberikan informasi kepada bawahannya, misalnya ia berkata:“Saya rasa saudara orang penting, saya hendak memastikanbahwa saudara mengetahui apa yang sedang terjadi“, makabawahan akan merasa dihargai dan akan giat bekerja.

Page 132: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

131

3. Asas Pengakuan

Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkat,jika kepada bawahan diberikan pengakuan atas sumbangannyaterhadap hasil-hasil yang dicapai. Bawahan akan bekerja kerasdan rajin bila mereka terus-menerus mendapat pengakuan dankepuasan dari usaha-usahanya. Jika kita memberi pujian kepadaseseorang yang patut menerimanya, maka seakan-akan ditegaskanbahwa kita menganggapnya seorang anggota regu yang pentingdan yang patut dihargai. Pengakuan dan pujian harus di berikandengan ikhlas, apalagi kalau pengakuan dan pujian itu diberikandi depan umum, maka artinya akan dua kali lipat.

4. Asas Wewenang Yang Didelegasikan

Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambahkalau bawahan diberikan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi hasil-hasil itu. Jika atasanmemberikan bawahan, “Ini suatu pekerjaan, saudara dapatmengambil keputusan sendiri bagaimana harus melakukannya“,maka dengan tindakan ini kita menyatakan dengan jelas bahwamereka adalah bawahan yang cakap dan penting. Pemimpinyang paling cakap adalah seseorang yang mendelegasikansebanyak mungkin wewenang dan menghindari pengendalianyang teliti atau terperinci. Pola delegasi tersebar dari pucukpimpinan sampai ke bawahan di dalam organisasi. Iklim yangterdapat di pucuk organisasi condong merembes dengan cepatke tingkat-tingkat bawahan. Memberikan bawahan wewenanguntuk mengambil keputusan-keputusan sendiri berarti memper-lengkapinya dengan kepentingan atas hasil-hasil yang dicapainya.Tidak ada kekuatan pendorong yang lebih besar dari padamenjadikan bawahan bertanggung jawab atas sebagian usaha,

Page 133: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

132

memberikan wewenang kepadanya untuk mengambil keputusan-keputusan yang membawa hasil atau kegagalan dan memberikanganjaran berdasarkan prestasinya.

5. Asas Perhatian Timbal Balik

Para bawahan biasanya akan dapat di motivasikan untukmencapai hasil-hasil yang kita inginkan, sejauh kita menaruhminat terhadap hasil-hasil yang mereka inginkan. Asas inimenyatakan bahwa kita akan hanya memperoleh sedikit motivasibila selalu ditekankan betapa pentingnya bagi orang-oranglain untuk mencapai tujuan-tujuan kita, tujuan-tujuan darisuatu bagian atau seluruh perusahaan. Betapapun pentingnyatujuan-tujuan ini biasanya tidak secara mendalam mempengaruhimereka. Bila kita ingin supaya bawahan menaruh minat terhadaptujuan-tujuan kita, maka kita harus memperkembangkan suatuperhatian yang kuat dan ikhlas terhadap apa yang hendak merekacapai. Semakin banyak atasan mengetahui keperluan bawahan,semakin banyak tujuan-tujuan perusahaan dapat dihubungkandengan prestasi pribadinya, semakin besar dan langsung pulaperhatian mereka untuk mencapai tujuan perusahaan. Bertindakberdasarkan asas ini memang sulit, karena memerlukan kerendahanhati. Hanya jika pemimpin belajar menjauhkan kepentingan dirisendiri, maka dapatlah diperoleh suatu perhatian yang nyatadan vital untuk apa yang hendak dicapai oleh orang-orang lain.

Dengan demikian lambat laun, kita mengetahui bahwasemakin banyak kita dapat membantu bawahan mencapai tujuannya,makin besar sumbangannyauntuk mencapai hasil-hasil yangkita inginkan.

Page 134: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

133

C. TEORI – TEORI MOTIVASI1. Teori Motivasi Klasik

Teori motivasi Frederick Winslow Taylor dinamakan teorimotivasi klasik karena ia memandang motivasi para pekerjahanya dari sudut pemenuhan kebutuhan biologis saja. Kebutuhanbiologis tersebut dipenuhi melalui gaji atau upah yang diberikan,baik berupa uang ataupun barang sebagai imbalan dari prestasiyang telah diberikannya.

Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja bilamanamendapat imbalan berupa materi yang mempunyai kaitandengan tugas-tugasnya. Teori ini menganut teori kebutuhanbiologis saja atau kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahan-kan kelangsungan hidup seseorang. Dengan demikian teoriini beranggapan bahwa jika gaji pekerja ditingkatkan makadengan sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja.

2. Teori-Teori Abraham Maslow

Teori motovasi A.H. Maslow dinamakan “A Theory of HumanMotivation”. Teori ini mengikuti teori jamak, yakni, seseorangberperilaku / bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhibermacam-macam kebutuhan. Teori Maslow mengasumsikanbahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang palingrendah sebelum berusaha memenuhi kebutuhan yang tertinggi.Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorangberjenjang, artinya bila kebutuhan pertama telah terpenuhi,maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi yang utama.Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, makamuncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkatkebutuhan kelima. Dasar dari teori ini adalah :

Page 135: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

134

a. Manusia adalah makhluk yang berkeinginan, ia selalu meng-inginkan lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus danhanya akan berhenti bila akhir hayat tiba.

b. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivatorbagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yangakan menjadi motivator.

c. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang, yakni:Pertama, Physiological Needs (Kebutuhan Fisik), yaitu kebutuhanke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum,udara dan sebagainya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhanini merupakan salah satu kelakuan yang paling nyata.Sebagai contoh sederhana kita dapat melihat seorang bayi.Ia akan menangis atau meronta bila ia merasa haus ataulapar. Jika ia meningkat dewasa, ia akan menyatakannyadalam bentuk gerak atau kata-kata. Yang menjadi motifdari kelakuan tersebut adalah dorongan rasa lapar. Prosesini berlangsung terus tanpa disadari dan berkembang menurutbesar kecilnya jenis kepuasaan yang diinginkan. Dalamdunia perusahaan, industri atau pemeritahan, pemenuhankebutuhan seperti ini sudah seharusnya. Akan tetapi Maslowmemperingatkan bahwa kebutuhan ini mempunyai kekuatanuntuk menarik individu kembali ke suatu pola perlakuanyang kuat untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya tidakada seorangpun yang memikirkan kebutuhan akan udara.Pemenuhan kebutuhan tersebut dianggap sudah semestinya.Akan tetapi apabila kita akan berusaha untuk memenuhikebutuhan tersebut tanpa memperhatikan kebutuhan lainnya;Kedua, Security of safety needs (kebutuhan keselamatan),Kebutuhan tingkat kedua menurut Maslow adalah kebutuhankeselamatan. Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk,yakni : Kebutuhan akan keamanan jiwa, yang bagi pimpinan

Page 136: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

135

organisasi terutama berarti keamanan jiwa di tempat pekerjaanpada waktu jam kerja. Dalam arti tentunya setiap manusiamembutuhkan keamanan jiwanya di manapun ia berada,Kebutuhan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktujam-jam kerja, dan Pentingnya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat pada organisasi modern tempatpimpinan organisasi selalu mengutamakan keamanan denganalat-alat yang digunakan. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhanini dalah dengan memberikan perlindungan asuransi kepadapara karyawan; Ketiga, Affiliation or acceptance needs (kebutuhansosial), Karena manusia adalah makhluk sosial, sudah jelasia mempunyai kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiridari empat golongan, yaitu : Kebutuhan akan perasaan diterimaoleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja (Senseof Belonging), Kebutuhan akan perasaan dihormati, karenasetiap manusia merasa dirinya penting (Sense of Importance).Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorangia tetap merasa dirinya penting. Karena itu dalam prosespenggerakan bawahan harus dapat melakukan tindakanyang menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukandalam proses pencapaian tujuan organisasi, Kebutuhan akanperasaan maju dan tidak gagal (Sense Of Achiement). Tidakada satu orangpun yang senang dengan kegagalan. Kemajuanbaik dalam bidang karir, harta, jabatan dan sebagainya,Kebutuhan akan perasaan ikut serta Sense of Participation)Anggota organisasi akan merasa senang bila ia diikutsertakandalam berbagai kegiatan organisasi, dalam arti diberi kesempatanuntuk memberikan saran-saran atau pendapat-pendapatkepada pimpinan mereka; Keempat, Esteem or Status Needs(Kebutuhan Akan Penghargaan Prestise), Idealnya prestisetimbul kerena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.

Page 137: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

136

Akan tetapi perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwasemakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakatatau posisi seseorang dalam organsasi, semakin tinggi pulaprestisenya. Prestise dan status dimanisfestasikan oleh banyakhal-hal yang digunakan sebagai simbol status itu. Misalnyadengan kursi bertangan, memakai dasi untuk membedakanseorang kepala dengan anak buahnya; dan Kelima, SelfActualization (Aktualisasi Diri), Kebutuhan jenjang terakhirmenurut Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.Kebutuhan ini merupakan realisasi legnkap potensi seseoranguntuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbedasatu dengan yang lain. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukanoleh para pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakanpendidikan dan latihan. Kebutuhan-kebutuhan aktualisasiberbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal : 1) kebutuhanaktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannyaberdasarkan usaha individu itu sendiri, dan 2) aktualisasidiri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu.Kebutuhan ini berlangsung terus terutama sejalan denganmeningkatnya jenjang karir, seorang individu.

3. Teori Motivasi Dua Faktor Dari Frederick Herzberg

Teori ini dikenal dengan Herzeberg Two Factor Theory atausering juga disebut sebagai Teori Motivasi Kesehatan (FaktorHigienis). Motivasi yang ideal, yang dapat merangsang usahaadalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih mem-butuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.Menurut hasil penelitian Herzberg ada tiga hal penting yangharus diperhatikan dalam motivasi bawahan, yaitu:

a) Hal-hal yang mendorong karyawan adalah “pekerjaan yang

Page 138: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

137

menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung-jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiridan adanya pengakuan atas semuanya itu.

b) Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutamafaktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturanpekerjaan, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji,tunjangan dan lain-lain sejenis itu.

c) Karyawan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas.Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulaimencari-cari kesalahan.

Herzberg beranggapan bahwa orang dalam melaksanakanpekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakankebutuhan, yaitu : Maintenance Factors, berhubungan denganhakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.Kebutuhan kesehatan ini menurut Herzberg merupakan kebutuhanini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya oranglapar akan makan, kemudian lapar lagi lalu makan lagi danseterusnya. Faktor-faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal:gaji, kondisi kerja fisik, kepastian kerja, supervisi yang menyenangkan,mobil dinas, rumah dinas dan bermacam-macam tunjanganlainnya. Hilangnya faktor-faktor tersebut dapat menyebabkantimbulnya ketidakpuasan dan absennya karyawan, bahkandapat menyebabkan banyak karyawan yang keluar. Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajardari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan kerja bawahandapat ditingkatkan.

Motivation factors, menyangkut kebutuhan psikologisseseorang. Kebutuhan ini adalah perasaan sempurna dalammelaksanakan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan

Page 139: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

138

dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsungberkaitan dengan pekerjaan. Konsep higiene juga disebut teoridua faktor. Faktor pertama adalah sebagai motivator terhadap.

a. achievement atau keberhasilan pelaksanaanb. Recognition atau pengakuanc. The work itself atau pekerjaan itu sendiri.d. Responsibility atau tanggung jawab yang dipercayakane. Advancement atau pengembangan potensi individu.

Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang denganapa yang dikerjakannya (Job content) yakni, kandungan kerjapada tugasnya. Faktor kedua adalah faktor higiene yang dapatmenimbulkan rasa tidak puas pada pegawai (de-motivasi),terdiri dari :

a. Company policy and administration atau kebijaksanaandan administrasi perusahaan.

b. Quality supervisor atau supervisic. Interpersonal Relation atau hubungan antar pribadi.d. Working condition atau kondisi kerja.e. Wages atau gaji.

Page 140: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

139

Dari teori-teori ini timbul paham bahwa dalam perencanaanpekerjaan harus diusahakan sedemikian rupa agar kedua faktorini (maintenance and motivation factors) dapat dipenuhi. Banyakkenyataan dapat dilihat, misalhnya dalam suatu perusahaankenutihan kesehatan mendapat perhatian yang lebih banyakdari pada pemenuhan kebutuhan individu secara keseluruhan.Hal dapat dipahami, karena kebutuhan ini mempunyai pengaruhyang dominan terhadap kelangsungan hidup individu. Kebutuhanpeningkatan prestasi dan pengakuan ada kalanya dapat dipenuhidengan memberikan bawahan suatu tugas yang menarik untukdikerjakan. Ini adalah suatu tantangan bagaimana suatu pekerjaandirencanakan sedemikian rupa sehingga dapat menstimulasidan menantang si pekerja serta menyediakan kesempatanbaginya untuk maju.

Self Actualization  

Self Actualization

 Esteem or Status

 

Affiliation or Acceptance

 

Security or Safety

 

Physiological Needs

Self Actualization 

Challenging work Achievement Growth in the job Responsibility

Advancement Recognition

Status 

Interpersonal relation Company Policy and administration Quality of

Supervision

Quality of Supervision, Working Condition, Job security

 Salary

Personal Life 

Page 141: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

140

4. Teori Motivasi Human Relations

Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengnanlingkungannya. Dikatakan bahwa seseorang akan berprestasi,bila ia menerima dan diakui dalam lingkungannya. Teori inimenekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memeliharahubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya,yang dapat membangkitkan gairan kerja. Teori ini menganjurkan,bila dalam memotivasi bawahan memerlukan kata-kata hendaknyakata-kata tersebut mengandung kebijaksanaan, sehingga dapatmenimbulkan rasa dihargai dan sikap optimis.

5. Teori Motivasi Claude S. George

Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhanyang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungania bekerja. Antara lain : 1) Upah yang layak, 2) Kesempatanuntuk maju, 3) Pengakuan sebagai individu, 4) Keamanankerja, 5) Tempat kerja yang baik, 6) Penerimaan oleh kelompok,7) Perlakuan yang wajar, dan 8) Pengakuan atas prestasi.

Dalam perkembangannya, teori motivasi ini berkembangmenjadi kajian motivasi berprestasi. Menurut Djaali (2008) motivasiberprestasi adalah dorongan untuk mengerjakan suatu tugasdengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan, selanjutnyadisebutkan motivasi berprestasi bukan sekedar dorongan untukberbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilanberdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.Dalam lingkup teori pencapaian prestasi didasari asumsi bahwaperubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. McClellanddalam Uno (2009) juga mendefinisikan motivasi berprestasisebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapaikeberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan

Page 142: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

141

standard of excellence. McClelland juga mengemukakan beberapaciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yaitu:

a. Pemilihan tingkat kualitas tugas. Individu dengan motivasiberprestasi tinggi cenderung memilih tugas dengan tingkatkesulitan menengah (moderate task difficulty), sementaraindividu dengan motivasi rendah cenderung memilih tugasdengan tingkat kesulitan menengah, karena individu ber-kesempatan untuk membuktikan bahwa ia mampu melakukansesuatu dengan lebih baik. Pemilihan tingkat kesulitan tugasberhubungan dengan seberapa besar usaha yang dilakukanoleh individu untuk memperoleh kesuksesan. Tugas yang mudahdapat diselesaikan oleh semua orang, sehingga individu tidakmengetahui seberapa besar usaha yang telah mereka lakukanuntuk mencapai kesuksesan. Tugas sulit membuat individutidak dapat mengetahui usaha yang sudah dihasilkan karenabetapapun besar usaha yang telah mereka lakukan, namunmereka mengalami kegagalan. Jadi individu dengan achievementmotivasi tinggi akan memperlihatkan prestasi yang bagushanya untuk hal-hal yang memiliki tingkat kesulitan sedang.

b. Ketahanan atau ketekunan (presistence) dalam mengerjakantugas. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebihbertahan atau tekun dalam mengerjakan berbagai tugas,tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan dancenderung untuk terus mencoba menyelesaikan tugas, sementaraindividu dengan motivasi berprestasi rendah cenderungmemiliki ketekunan yang rendah. Ketekunan individu denganmotivasi berprestasi rendah terbatas pada rasa takut akankegagalan dan menghindari tugas dan kesulitan menengah.

c. Harapan terhadap umpan balik (feedback). Individu denganmotivasi berprestasi tinggi selalu mengharapkan umpan balik

Page 143: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

142

(feedback) atau tugas yang sudah dilakukan, bersifat konkretatau nyata mengenai seberapa baik hasil kerja yang telahdilakukan. Individu dengan motivasi berprestasi rendah tidakmengharapkan umpan balik atas tugas yang sudah dilakukan.Bagi individu dengan motivasi berprestasi tinggi, umpanbalik yang bersifat materi seperti uang, bukan merupakanpendorong untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, namundigunakan sebagai pengukur keberhasilan.

d. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya,individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki tanggungjawab pribadi atas pekerjaan yang dilakukan. Individu itumemiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya. Cenderunguntuk menyelesaikan tugas sampai selesai karena berkaitandengan kepuasan yang dirasakan.

e. Kemampuan dalam melakukan inovasi (innovativeness).Inovatif dapat diartikan mampu melakukan sesuatu lebihbaik dengan cara berbeda dengan biasanya. Individu denganmotivasi berprestasi tinggi akan menyelesaikan tugas denganlebih baik, menyelesaikan tugas dengan cara yang berbeda,menghindari hal-hal lain, aktif mencari informasi untukmenemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu,serta cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya menantangdaripada individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

Menurut teori McClelland dalam Robbins dan Judge (2011)berpendapat bahwa ada tiga kebutuhan penting dalam men-jelaskan motivasi, yaitu pencapaian, kekuatan, dan hubungan.Teori kebutuhan tersebut mengasumsikan bahwa individuakan lebih berjuang untuk mencapai pribadi dari pada memperolehpenghargaan. Individu kadang memiliki keinginan untuk malakukansesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dari sebelumnya.

Page 144: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

143

Murray dalam Mangkunegara (2009) berpendapat bahwakarakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggiadalah, melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, melakukansesuatu dengan mencapai kesuksesan, menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, berkeinginanmenjadi orang yang terkenal dan menguasai bidang tertentu,melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan,mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, melakukan sesuatuyang lebih baik dari orang lain. McClelland dalam Mangkunegara(2009) mengemukakan enam karakteristik orang yang menpunyaimotif berprestasi tinggi, meliputi: (1) memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi, (2) berani mengambil dan memikulresiko, (3) memiliki tujuan realistik, (4) memiliki rencana kerjayang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan,(5) memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semuakegiatan yang dilakukan, dan (6) mencari kesempatan untukmerealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Lebih lanjutLuthans dalam Thoha (2008) berpendapat bahwa karakteristikorang yang berprestasi tinggi, antara lain: (1) suka mengambilresiko yang moderat (moderate risks), (2) memerlukan umpanbaik yang segera, (3) memperhitungkan keberhasilan, dan(4) menyatu dengan tugas.

D. TANTANGAN DALAM MEMOTIVASIMemotivasi orang adalah merupakan aspek kunci bagi

manajer yang efektif. Namun, manajer menghadapi dua tantangan,tentang hal ini Kretner dan Kinicki (2010) menyebutkan:

1. Banyak tugas pekerja manajer direntang lebih luas. Merekamerasa ditarik dalam multi-dimensi dan menggunakanterlalu banyak waktu untuk mengatasi persoalan daripada

Page 145: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

144

secara proaktif memfokus pada kebutuhan pekerja. Situasiini membuat frustasi dan membawa pada turunnya kepuasankerja dan motivasi bagi manajer.

2. Manajer mungkin tidak tahu bagaimana memotivasi orang,selain sekadar menggunakan penghargaan finansial. Adalahpenting bagi manajer untuk menggunakan pendekatan yanglebih luas dan terintegrasi ketika berusaha memotivasi pekerja.Organisasi dapat membantu manajer dengan memberikanmereka pelatihan dan coaching yang memfokus pada bagaimanamemperbaiki kemampuan mereka memotivasi orang lain.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, program yangbersifat motivasional dapat dipertimbangkan untuk memperbaikiproduktivitas, kualitas, ataupun kepuasan kerja. Langkah yangdapat dilakukan sebagimana dikemukakan Wibowo (2014)adalah:

Pertama, perlu pemahaman tentang perbedaan antaramotivasi dan kinerja. Motivasi dan kinerja bukan merupakanhal yang sama. Motivasi hanya merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi kinerja.

Kedua, perbedaan individual merupakan salah satu penyebabrendahnya motivasi yang harus dipertimbangkan. Manajerdianjurkan mengembangkan pekerja sehingga mereka mempunyaikemampuan dan pengetahuan memelihara karakteristik positifpekerja seperti self-esteem, self-efficacy, emosi positif, dan kebutuhanuntuk berprestasi.

Ketiga, motivasi adalah goal-directed, maka proses danpenetapan tujuan harus dilakukan melalui prosedur yang tepat.Metode yang dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja jugaperlu dipertimbangkan dengan baik. Tanpa sistem penilaian

Page 146: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

145

kinerja yang sahih, adalah sulit dan bahkan tidak mungkin mem-bedakan secara akurat antara poor dan good perfomers.

Keempat, umpan balik memberikan informasi dan arahyang diperlukan untuk menjaga pekerja fokus pada tugas, aktivitas,dan tujuan yang relevan. Manajer harus mengusahakan umpanbalik yang spesifik, tepat waktu, dan akurat kepada pekerja.

Kelima, tidak boleh dilupakan bahwa budaya organisasimempengaruhi motivasi dan perilaku pekerja secara signifikan.Budayab peningkatan diri yang positif lebih mungkin mem-bahayakan motivasi dan perilaku lebih tinggi daripada budayayang didominasi oleh kecurigaan dan menyalahkan.

Akhirnya, penting bagi organisasi melatih manajer untukmenilai orang dengan tepat. Manajer harus membuat penghargaanekstrinsik pada kinerja. Tetapi ada tiga hal perlu dipertimbangkan:

1. Manajer perlu memastikan bahwa tujuan kinerja diarahkanpada pencapaian hasil akhir yang benar.

2. Janji peningkatan reward tidak akan memperbaiki usahalebih besar dan kinerja baik kecuali reward dikaitkan denganjelas dengan kinerja dan cukup besar untuk mendapatkankepentingan atau perhatian pekerja.

3. Motivasi dipengaruhi oleh persepsi pekerja tentang kejujurandalam alokasi reward. Motivasi menurun apabila pekerjameyakini bahwa reward dialokasikan secara adil. Rewardjuga harus diintegrasikan dengan tepat dalam sistem penilaian.Umpan balik juga harus dihubungkan dengan kinerja.

Page 147: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

146

BBBBBAB VAB VAB VAB VAB V

KOMUNIKASI ORGANISASI

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI ORGANISASI

Dalam berbagai organisasi, seperti perusahaan, perbankan,rumah sakit, institusi pendidikan diperlukan komunikasidiantara para anggotanya, sifat dasar dari komunikasi

sesungguhnya bertumpu pada proses pertukaran pesan diantaraanggota organisasi tertentu dalam mencapai tujuan yangingin dicapai. Lewis ( 1987) menyatakan bahwa “ Communicationis rhe exchange of messages resulting in a degree of shared meaningbetween a sender and receiver”. Komunikasi merupakan pertukaranpesan yang menghasilkan pertukaran makna antara pengirimdan penerima pesan. Proses seperti ini berlangsung dalam seluruhdimensi pergaulan hidup manusia baik dalam konteks kehidupansosial maupun dalam bentuk organisasi tertentu.

Robbins (1984) menjelaskan bahwa “Communication isthe transference and understanding of meaning, perfect connunication,if such a thing were possible, would exist. When a transmitted thoughtor idea is perceived by the receiver exactly the same as that envisionedby the sender”. Pengiriman dan pemahaman terhadap arti merupakansubstansi komunikasi. Sedangkan komunikasi yang baik itu

Page 148: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

147

adalah bila mana yang dikirimkan oleh pengirim pesan dimengertisecara tepat oleh penerima pesan berjalan dengan baik.

Bila dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi, makakomunikasi yang berlangsung di dalamnya disebut komunikasiorganisasi. Lewis (1987), menegaskan bahwa “Organizationalcommunication is the sharing of the messages, ideas or attitudein an organizational structure (bussines, industry, government,education) between or among managers, employess and associateswho use up\to date communication technology and or mediafor transferring information”.

Bertolak dari pendapat Lewis di atas, dapat dipahamibahwa sesungguhnya komunikasi organisasi merupakan sebuahproses pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu organisasi,seperti bisnis, industri, pemerintahan dan pendidikan. Prosespenyebaran atau penyampaian pesan, ide-ide atau sikap ini terjadiantara manajer, pegawai dan teman sejawat yang juga dapatmenggunakan teknologi komunikasi modern atau media informasi.Adanya pembagian atau pertukaran pesan-pesan atau sejenisnyamelalui proses dua arah agar makna pesan yang disampaikandapat diterima dengan tepat sebagaimana yang dimaksudkanoleh pengirim pesan.

Komunikasi organisasi dapat berlangsung secara lisan(verbal) maupun tulisan (non verbal) atau menggunakan mediainformasi cangggih. Penggunaan surat, memo, pembicaraanlisan, penggunaan bahasa isyarat, teguran, telpon dan lain-lain adalah bahagian yang akrab dengan kehidupan organisasidalam rangkap pelaksanaan tugas-tugas organisasi dalam pen-capaian tujuan. Komunikasi Organisai berlansung antara pimpinandenga bawahan, begitu sebaliknya bawahan dengan atasan,

Page 149: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

148

atau bawahan dengan bawahan dalam konteks pelaksanaantugas dan hubungan sosial.

Komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesandi antara unit-unit organisasi dalam rangka kelancaran pelak-sanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi secaraefektif dan efisien. Kreps (1986) menegaskan pula bahwa komunikasiorganisasi adalah proses yang memungkinkan anggota organisasiuntuk bekerjasama dan menafsirkan kebutuhan-kebutuhanorganisasi yang terus berubah dalam aktivitas organisasi. Untukmemahami lebih lanjut tentang proses dan hakikat sebenarnyakomunikasi organisasi maka perlu kiranya dibahas keberadaankomunikasi itu sendiri ke dalam bentuk sebuah sistem.

B. KOMUNIKASI SEBAGAI SEBUAH SISTEMJika ditelusuri lebih jauh, maka sesungguhnya proses komunikasi

dalam organisasi merupakan suatu sistem yang tercakup dariberbagai komponen (elemen) yang menjadi suatu kesatuan,komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan yangmenghasilkan suatu tingkat pembagian makna diantara pengirimdan penerima pesan dalam sebuah organisasi yang disebut sebagaimodel. Berkaitan dengan ini Lewis (1987) menyatakan bahwamodel komunikasi sesungguhnya dapat berfungsi atau punyaciri sebagai berikut :

1. Komunikasi terjadi sebagai suatu sistem terbuka.2. Komunikasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran.3. Komunikasi mempertimbangkan tujuan manajemen, proses

perubahan, inovasi dan pertumbuhan.4. Komunikasi mencakup sikap orang- orang, perasaan, hubungan

dan keterampilan-keterampilan.

Page 150: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

149

Berdasarkan pandangan tersebut dapat dipahami bahwakomunikasi sebagai suatu sistem memiliki elemen-elemen yangterdiri dari pengiriman pesan (Sender), penerima pesan (receiver),pesan (message), saluran dan tujuan. Oleh karena itu, modelkomunikasi organisasi sesungguhnya menunjukkan bagaimanaproses komunikasi organisasi mengambil tempat dalam organisasidi antara penerima dan pengirim pesan. Proses ini bisa berlangsungdalam diri seseorang baik selaku pengirim pesan maupun sebagaipenerima pesan atau sebaliknya. Karena itu komunikasi organisasidapat memiliki sistem aliran dari atasan kepada bawahan, danbawahan kepada atasan maupun komunikasi sesama bawahan.

Keberlangsungan proses komunikasi kiranya menjadialat yang ampuh bagi bergeraknya roda organisasi melalui parapimpinan dan bawahan dengan mewujudkan suatu kerjasama.Untuk itu pemahaman terhadap model komunikasi menjadiproses komunikasi akan berlangsung efektif sebab dapat diketahuigangguan dan pemanfaatan segala bentuk potensi yang dimilikiorganisasi untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif.

Sementara itu Model Komunikasi Organisasi Seiler dalamMuhammad (1997) sebagai berikut :

Page 151: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

150

Gambar 11: Model Komunikasi dua Arah (Seiler, 1997)

Komponen utama model komunikasi sebagai sebuah sistemterdiri dari pengirim pesan, penerima pesan dan balikan. Interaksiantara komponen ini menentukan corak komunikasi dalamprosesnya baik dalam organisasi maupun komunikasi biasadalam interaksi sosial. Dengan demikian sebuah proses komunikasikadang-kadang juga terganggu diakibatkan adanya gangguandari lingkungan internal dan eksternal organisasi, sehingga kadangkala makna pesan yang disampaikan menjadi kabur atau hilangsama sekali. Untuk itu fungsi pesan saluran dan penerima pesanmenjadi sangat strategis karena makna yang diinginkan pengirimpesan harus diterima dan diinterpretasikan penerima pesandengan benar dan memberikan balikan.

Agar tejadi pemahaman yang lebih jelas, berikut ini akandiberikan penjelasan yang lebih komprehensif tentang komunikasisebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai elemen-elemenpokok Sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulusebagai berikut :

Lingkungan

Gangguan Saluran

*

Pesan

Pengirim Pesan

Penerima

Balikan

Page 152: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

151

a. Pengirim PesanPengirim pesan (sender) adalah tempat dimulainya proseskomunikasi. Komunikasi akan berlangsung dengan adanyapengiriman pesan. Pengirim pesan tersebut bisa seorang individu,kelompok atau masyarakat yang ingin menyampaikan pesankepada penerima pesan.

b. PesanPesan pada dasarnya mengandung informasi dengan tujuantertentu baik untuk kepentingan sipengirim maupun untukkepentingan si penerima (receiver). Pesan dapat bernilaipositif dan negatif yang tergantung pada kepentingan sipengirimdan si penerima. Pesan dapat disampaikan dengan lisan (verbal)maupun tulisan (non verbal) bahkan melalui media komunikasi.

c. Saluran (Channel)Saluran adalah cara yang digunakan agar pesan dapat disampai-kan oleh pengirim pesan kepada penerima. Saluran yang umumdigunakan adalah gelombang cahaya atau suara. Salurantersebut bisa pula berupa alat tulisan, penggunaan media lainseperti buku, radio, televisi, film, telephon dan lain-lain.

d. Penerima PesanPenerima pesan (receiver) adalah seorang yang menerimapesan dan menafsirkannya untuk tujuan tertentu. Penerimapesan sangat menentukan makna yang diterima da sekaligusmenentukan balikkannya

e. Balikan (Feed Back)Kemampuan seorang penerima pesan memberikan responsterhadap pengirim pesan menunjukkan tingkat pemahamanpenerima pesan. Hal itu akan menentukan balikan yangdiberikan kepada pengirim pesan tersebut. Balikan bisasesuai, bisa pula menyimpang.

Page 153: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

152

C. FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASIProses komunikasi merupakan bahagian integral dari perilaku

organisasi untuk menjalankan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab pimpinan dengan para bawahan. Dalam kaitan ini Koehler(1981) mengemukakan empat fungsi komunikasi organisasi,sebagai berikut :

a. Fungsi InformatifPara bawahan dalam organisasi memerlukan sejumlah besarinformasi untuk bekerja secara efisien dan efektif. Para manajermemerlukan informasi yang benar, tepat waktu dan diorganisirsecara lebih bauk untuk mencapai keputusan dan mengatasikonflik. Begitu pula halnya, melalui komunikasi saluraninformasi kiranya juga dapat dipergunakan untuk menyampai-kan keputusan, teguran dan lain sebagainya berlangsungdalam organisasi.

b. Fungsi RegulatifSeorang manejer dituntut untuk mampu mengawasi danmengkoordinir kegiatan-kegiatan dari organisasi. Alat-alat,kebijakan, catatan dan perintah-perintah yang dilahirkandalm seluruh hirarki organisasi. Fungsi regulative ini dimaksud-kan sebagai proses yang dilakukan manajer pada dua arah,yaitu pertama, manajer mengawasi pemindahan informasi.manajer mengirimkan pesan atau perintah kepada bawahan.Perintah-perintah tersebut harus dipahami bawahan sesuaidengan isi perintah itu sendiri secara tepat. Kedua, Pesan-pesan peraturan adalah secara mendasar merupakan orientasikerja yang dipusatkan pada tugas yang penting diselesaikanpada job tertentu. Para bawahan memerlukan informasiuntuk mengetahui tentang hal-hal apa yang diharapkanpimpinan terhadap mereka.

Page 154: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

153

c. Fungsi PersuasiDalam organisasi formal, manajer secara langsung menghadapibahwa kekuasaan dan wewenang yang dimiliki tidak selamanyamenghasilkan pengawasan yang diinginkan. Manajer harusselalu mengatur dengan cara persuasi yang kadang harusdigunakan pada semua level organisasi. Kadang-kadanguntuk bidang tertentu lebih baik diberikan melalui bujukandari pada melalui perintah sebab dengan bujukan seseorangpegawai lebih dapat menerima perintah dan melaksanakannyadengan sukarela. Mereka memberikan kepatuhannya yangsangat besar kepada pemimpin dari pada hanya denganperintah atau dengan mengandalkan otoritas saja.

d. Fungsi IntegratifFungsi integrative dalam komunikasi adalah melaksanakankomunikasi untuk memperoleh kesesuaian dan kesatuantindakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Adanyaketerlibatan anggota melalui penyatuan aktifitas antarabeberapa bidang dan individu hanya akan terwujud manakalakomunikasi telah berjalan dengan baik sejak awal rencanakegiatan yang akan dilakukan. Berkaitan dengan koordinasiWinardi (1995) menjelaskan bahwa dalam koordinasi harustersedia komunikasi yang tepat antara komponen-komponenorganisatoris dan memungkinkan mereka untuk memahamiaktivitas mereka satu sama lain dan membantu merekabekerjasama dengan baik.

Koordianasi kegiatan dua orang atau lebih menuju pencapaiantujuan bersama adalah masalah bagi unit organisasi. Hal inihanya dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yangefektif, sehingga organisasi beserta seluruh sumber daya yangada dapat digerakkan menuju pencapaian tujuan yang diinginkan.

Page 155: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

154

Karena itu, penyampaian pesan-pesan terhadap seluruh unityang terkait dalam suatu kegiatan mutlak diperlukan agarkoordinasi terbina dengan baik untuk kelancaran tugas organisasi.

Hersey dan Blanchard (1988) menegaskan bahwa “Leadersspend more time communicating than doing any other single activity”.Dipahami dalam kepemimpinan bahwa seorang manajer waktunyalebih banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dalam menyam-paikan perintah, kebijakan, memotivasi, mengkoordinasi danmemberi memo dari pada melakukan tindakan atau pekerjaan.

D. SISTEM KOMUNIKASI DALAM ORGANISASIJika diamati lebih jauh sesungguhnya sistem komunikasi

dalam organisasi sebenarnya mencakup spektrum yang sangatluas dengan melibatkan lima komponen di atas. Menurut Lewis(1987), sistem komunikasi itu meliputi :

1. Komunikasi dari atasan kepada bawahan (top downcommunication)

Komunikasi dari atasan kepada bawahan merupakanbagian integral dari sebuah organisasi, sebab diterima dan dibuatoleh manajemen. Komunikasi ini menekankan pengaliran informasidari pimpinan kepada bawahan. Lebih lanjut Lewis juga berpen-dapat (1987) bahwa “ downward communication was used tosend orders, directives, goals, policies, and memorandum to employeesat lower level of organization.” Pernyataan ini bermakna bahwakomunikasi kepada bawahan dipergunakan untuk mengirimkanperintah, pengarahan, tujuan-tujuan, kebijakan dan memokepada pegawai bawahan dalam suatu organisasi.

Page 156: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

155

Implikasi semua ini pada organisasi terjadi ketika pimpinan/manajer beserta unsur pelaksana organisasi yang lain, sepertisekretaris dan kelompok staf atau pegawai. Disamping itu polaini juga dapat terjadi antara pimpinan dengan pelaksana administrasiyaitu kepala tata usaha, Kepala Sub bagian dan tak terkecualikomunikasi pimpinan dengan staf administrasi. Demikian pulakomunikasi antara atasan/ pimpinan ini dapat pula berlangsungpada tingkat pelaksana unsur lain dari elemen organisasi.

2. Komunikasi dari Bawahan kepada Atasan (bottomup communication)

Komunikasi bawahan sebagaimana dipaparkan oleh Lewis(1987) menunjukkan suatu masukan dari bawahan kepadaatasan untuk memberikan umpan balik terhadap pelaksanaanmanajemen. Komunikasi ini pada prinsipnya merupakan upayamemberikan dorongan berupa penyampaian ide-ide, pelepasanperasaan emosi, serta pemikiran pribadi. Meraka merasa pentingsebab manajer mendengarkan mereka.

Manfaat yang bisa dipetik melalui proses komunikasi yangsedemikian ini adalah untuk meningkatkan moral dan sikappara pegawai. Adapun jenis informasi yang diterima dalambentuk komunikasi yang seperti ini dapat berupa hasil diskusiatau rapat dengan para pegawai–pegawai dan supervisor, keluhanterhadap prosedur yang diterapkan, berembuk, interview, pem-bicaraan dengan organisasi pegawai, pertemuan formal dansugesti, moral dan sikap para pegawai.

3. Komunikasi Mendatar (Horizontal communication)

Lewis (1987) berpendapat bahwa bentuk komunikasi mendatar

Page 157: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

156

merupakan proses komunikasi garis datar dan mungkin yangpaling kuat dalam pengaliran informasi dan pengertian (pemahaman).Bentuk komunikasi ini sesungguhnya tidak bergantung padahirarki formal organisasi. Dalam prakteknya komunikasi inimuncul dalam kerjasama pemecahan masalah, dan koordinasidalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, proses komunikasihorizontal ini sangat berhubungan dengan koordinasi tugas,pemecahan masalah, pembagian informasi dan penyelesaiankonflik. Jadi secara sederhana hakikat dari pola komunikasiini dapat pula diartikan sebagai komunikasi antara sesamateman atau teman sejawat dalam suatu organisasi.

Jika dikaitkan dengan keberadaanya di organisasi, makakomunikasi horizontal berlangsung antara sesama staf danpegawai tanpa diatur oleh suatu ketentuan formal organisasi.Komunikasi ini berlangsung tanpa memandang status dankedudukan dalam organisasi tersebut, sebagai misal bisa sajajuru tik dengan sub bagian dalam memecahkan masalah keterlambatanpengetikan surat-surat, atau mungkin juga staf administrasidengan kepala tata usaha dalam mendiskusikan atau melakukankoordinasi upaya penyegeraan penyelesaian tugas administrasi.

Menurut Raymond dalam Handoko (1997) menegaskanbahwa setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi efektifitaskomunikasi organisasi yakni : 1) saluran komunikasi formal, 2)struktur organisasi, 3) spesifikasi jabatan, 4) pemilihan informasi(lazim disebut lesikar). Pernyataan yang lain juga dikemukakanoleh Liputo (1988) bahwa ada beberapa faktor yang menghambatefektifitas komunikasi, yaitu : 1) masalah bahasa, 2) pandanganyang berbeda, 3) idea yang dimiliki, 4) penilaian yang tidak tepat,5) kepekaan antar pribadi serta 6) adanya perbedaan status(latar belakang).

Page 158: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

157

Namun kiranya, satu hal yang harus dipahami oleh paramanajer (Pimpinan) dan para pegawai bahwa kiranya banyakhal yang dapat menyebabkan tercapainya efektifitas komunikasidalam organisasi, hal ini disebabkan oleh faktor internal maupunfaktor eksternal. Hal-hal yang dikemukakan diatas perlu dicermatiseluruh personil organisasi sehingga masing-masing pihak baikpimpinan maupun bawahan kiranya dapat mengoptimalisasikanpelaksanaan tugas dengan membangun basis komunikasi yangefektif.

Kualitas komunikasi organisasi sangat tergantung pesanyang dikirimkan, diterima dan di interprestasikan. Kegiatanatau Proses Komunikasi yang berlangsung baru dapat dikatakanbaik manakala pesan dari si pengirim terjawab sesuai denganmakna pesan itu sendiri. Sedangkan komunikasi yang efektifterjadi jika si pengirim dan sipenerima pesan memiliki pengertianyang sama dan teraplikasikan dari umpan balik yang berlangsung.Komunikasi yang baik kiranya dapat tercapai melalui komunikasiyang jelas baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasiyang efektif itu sendiri bukan hanya melalui penyampaian pesansecara lisan maupun tulisan baik melalui komunikasi verbal maupunkomunikasi non verbal.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan efektifitaskomunikasi dalam organisasi perlu ditingkatkan kesadaranakan kebutuhan komunikasi yang efektif guna memperlancarpelaksanaan tugas serta pencapaian tujuan. Disisi yang lainpenggunaan umpan balik harus benar-benar sesuai denganisi pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan, apakah pimpinankepada bawahan, atau bawahan kepada pimpinan dan jugasesama bawahan.

Page 159: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

158

BBBBBAB VIAB VIAB VIAB VIAB VI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari dari manajemen sehingga kita perlu mengetahuiapakah pengambilan keputusan itu, bagaimana kita

tiba pada keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkatannya,klasifikasinya, dan jenis-jenisnya. Selain itu perlu pula diketahuiteknik pengambilan keputusan, pendekatannya, metodenya,teori-teorinya, etika dalam pengambilan keputusan, perananbirokrasi dalam pengambilan keputusan, dan hubungan antarapengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Uraianberikutnya akan membahas masalah-masalah tersebut.

A. HAKIKAT PENGAMBILAN KEPUTUSANKahidupan sehari-hari seorang eksekutif, manajer, kepala,

ketua, direktur, rektor, bupati, gubernur, menteri, panglima,presiden, atau pejabat apa pun, sesungguhnya adalah kehidupanyang selalu bergumul dengan keputusan. Sebagaian besar dariwaktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah danpengambilan keputusan. Sering kali ia merasa hampa apabiladalam satu hari tidak mengambil satu keputusan. Tidak menjadisoal apakah keputusan itu benar atau mengandung kelemahan.

Page 160: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

159

Oleh sebab itu banyak manajer yang berpendapat bahwa lebihbaik membuat enam kesalahan dari sepuluh yang ia buat daripadasama sekali tidak membuat keputusan. Bagi pejabat tersebutyang penting timbul rasa kepuasan karena dapat mengambilkeputusan hari itu.

Ilustrasi itu menggambarkan bahwa pengambilan keputusanadalah aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen.Ia merupakan kegiatan sentral dari manajemen (Perrone, 1968),merupakan kunci kepemimpinan (Gore, 1959), atau anti kepe-mimpinan (Siagian, 1988), sebagai suatu karakteristik yang fundamental(Moore, 1966), sebagai jantung kegiatan administratif (Mitchell,1978), suatu saat krisis bagi tindakan administratif (Robbins,1998). Bahkan Higgins (1979) melanjutkan bahwa pengambilankeputusan adalahkegiatan yang paling penting dari semuakegiatan karena di dalamnya manajer terlibat, dan malahankata Hoy dan Miskel (1978), itu merupakan pertanggungjawabanutama dari semua administrator melalui suatu proses tempatkeputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan.

Pada akhirnya, Robin Hughes dalam prakatanya pada DecisionMaking (Audley, et al., 1967) berkesimpulan bahwa karenapengembilan keputusan terjadi di semua bidang dan tingkat kegiatanserta pemikiran manusia, maka tidaklah mengherankan bilabegitu banyak disiplin berusaha menganalisis dan membuatsistimatika dari seluruh proses keputusan.

B. PENTINGNYA PENGAMBILAN KEPUTUSANPengambilan keputusan mempunyai arti penting bagimaju

mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa depan suatuorganisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan

Page 161: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

160

sekarang. Pentingnya pengembilan keputusan dilihat leh Mintzberg(1979) dari segi kekuasaan untuk membuat keputusan, yaituapakah mengikuti pola sentralisasi atau desentralisasi. Berbedadengan Mintzberg, Weber (1969) memberi perhatian pada pengambilankeputusan dari sudut kehadirannya, yaitu tanpa adanya teoripengambilan keputusan administratif, kita tidak dapat mengerti,apalagi meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehinggakita tidak dapat menyempurnakan efektivitas manajemen.

Salah satu penulis yang sangat berpengaruh dalam teoriadministrasi, Herbert Simon (1982), mengingatkan betapabesar peranan pengambilan keputusan dalam tubuh organisasimana pun. Dikatakannya Kewajiban “memutuskan” menyusupikeseluruhan organisasi administratif sama jauhnya seperti yangdilakukan oleh kewajiban “bertindak”-sesungguhnyalah, kewajibanmemutuskan itu terikat secara integral dengan kewajiban bertindak.Suatu teori umum mengenai administrasi harus mencakup prinsip-prinsip organisasi yang akan menjamin diambilnya keputusanyang benar, seperti halnya ia harus mencakup prinsip-prinsipyang akan menjamin dilakukannya tindakan yang efektif .

“Memutuskan” (implisit) dan “bertindak” (eksplisit) jugadilihat oleh Drucker sebagai begitu penting bagi organisasi manapun. Dalam berbagai organisasi besar berabad-abad yang lampaikelihatannya para pengambil keputusan cenderung memberitempat yang lebih menonjol pada unsur “bertindak” (doing). Itulahsalah satu rintangan sehingga konsep pengambilan keputusantidak dapat berkembang dengan cepat (Bridges, et al., 1971).Tetapi, karena para pengambil keputusan dalam berbagai organisasisemakin hari semakin menghadapi kondisi-kondisi internalyang kian kompleks dari organisasinya dan yang terus dihadapkandengan lingkungan yang juga semakin berubah, maka mulailah

Page 162: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

161

para ahli memberi perhatian pada perumusan konsep-konseppengambilan keputusan.

Para ahli psikologi, ekonomi, ilmu politik, statistik, teoriorganisasi, manajemen, dan ilmu sosial pada umumnya, dengandemikian, telah memberi perhatian yang sangat besar dantelah memberi banyak informasi melalui berbagai penelitiantentang bagaimana seseorang dan kelompok membuat keputusandan menyelesaikan masalah. Pada umumnya mereka berbicaratentang “pengambilan keputusan preskriptif” yang berkaitandengan seni dan optimalisasi pengambilan keputusan sehinggaterjadi peningkatan kualitas dari keputusan yang dibuat.

Sungguhpun pengambilan keputusan itu sangat penting,juga merupakan kegiatan politik yang paling kompleks dalamsuatu organisasi. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenaikebijakan pokok yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusanyang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan,dan penganggaran, merupakan titik-titik kritis terhadap mantapnyasuatu kebijaksanaan (Gortner, et al., 1987).

C. APAKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN ITU ?Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif

cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Prosesitu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusanmemerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah.Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam pikiran seseorangyang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam duniamanajemen atau dalam kehidupan organisasi, baik swasta maupunpemerintah, proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampakdalam berbagai diskusi.

Page 163: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

162

Suatu aturan kunci dalam pengembilan keputusan ialah“sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusanharus dibuat” (Brinckloe, et al., 1977). Dan, sekali keputusandibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain, keputusan mem-percepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakandan perubahan (Hill et al.,1979). Jadi, aturan ini menegaskanbahwa harus ada tindakan yang dibuat kalau sudah tiba saatnyadan tindakan itu tidak dapat ditunda. Sekali keputusan dibuat,harus diberlakukan dan kalau tidak, sebenarnya ia bukan keputusan,tetapi lebih tepat dikatakan suatu hasrat, niat baik (Drucker,1967; Hoy, 1987).

Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknyadipahami dalam dua pengertian, yaitu (1) penetapan tujuanyang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi, dan (2)pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, 1979).Ringkasnya, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melaluipelaksanaan dan ini semua berimpikan pada hubungan kemanusiaan.Untuk suksesnya pengambilan keputusan maka “supuluh hukum”hubungan kemanusiaan (Siagian,1988) hendaknya menjadiacuan dari setiap pengambilan keputusan.

Ke-”sepuluh hukum” hubungan kemanusiaan itu ialah, (1)harus ada singkronisasi antara tujuan organisasi dan tujuanmasing-masing anggota organisasi tersebut, (2) harus adasuasana dan iklim kerja yang mengembirakan, (2) interaksiantara atasan dan bawahan hendaknya memadu informalitasdan formalitas, (4) manusia tidak boleh diperlakukan sebagaimesin, (5) kemampuan bawahan harus dikembangkan terushingga titik yang optimum, (6) pekerjaan dalam organisasihendaknya bersipat menantang, (7) hendaknya ada pengakuandan penghargaan terhadap mereka yang berprestasi, (8) kemudahan-

Page 164: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

163

kemudahan dalam pekerjaan hendaknya diusahakan untukmemungkinkan setiap orang melaksanakan tugasnya denganbaik, (9) sehubungan dengan penempatan hendaknya digunakanprinsip the right man on the right place dan, (10) tingkat kesejahteraanhendaknya juga diperhatikan antara lain dengan pemberianbalas jasa yang setimpal.

D. METODE PENGAMBILAN KEPUTUSANCara mendekati analisis pengambilan keputusan sangatlah

berpariasi. Ada empat metode pengambilan keputusan yangdianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusanorganisasional (Gorhner et al, 1987).

Metode pertama, adalah metode rasional yang disebut jugamodel rasional. Ini adalah metode klasik yang secara implisitmencakup model birokratif dari pengambilan keputusan. Metodekedua, adalah tawar menawai inkremental (incremental-bargaining).Hasil keputusan ini diperoleh sebagai jeripayah dan tawar-menawar yang melelahkan dan persuasif melalui perdebatandan negoisasi. Metode ketiga, yang disebut metode Agregatif(aggregative methods) mencakup antara lain teknik Delphi danteknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan. Seringkalimetode ini memanfaatkan konsultan dan tim-tim staf dalammerumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. Konsesusdan peran serta meruakan karakteristik pertama dari metodeagregatif. Metode keempat, adalah metode keranjang sampah(the garbage-can) atau nondecision-making model yang dikembangkanoleh March dan Olsen (1979). Model keranjang sampah menolakmodel rasional, bahkan rasional-inkremental yang sederhanasekalipun ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalampengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam dari

Page 165: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

164

peserta pengambilan keputusan, dan pada masalah-masalahyang timbul pada saat itu. Sering kali keputusan diambil tidakdirencanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok.Dalam membahas alternatif-alternatif, justru yang paling banyakdiungkapkan ialah tujuan dan sasaran tetapi tidak mengevaluasicara terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran itu. Pembahasantentang pengambilan diwarnai oleh kepentingan pribadi, klik,persekutuan, konflik, pujian dan tuduhan, menggalang persahabatanbaru, melepaskan ikatan lama, mencari kebenaran, dan menampilkankekuasaan.

E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSANSecara umum teori-teori pengambilan keputusan berbeda

antara satu dengan yang lain. Brinckloe (1977) menyebutkanbeberapa aliran dalam pengambilan keputusan. Aliran yangdimaksud antara lain :

a. Aliran BirokratikTeori ini memberikan tekanan yang cukup besar pada arusdan jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Tugas darieselon bawah ialah melaporkan masalah, memberi informasi,menyiapkan fakta-fakta dan keterangan-keterangan lainkepada atasannya. Dengan menggunakan segala pengetahuan,keterampilan dan kemampuannya atasan tadi membuatkeputusan setelah mempelajari semua informasi tadi.

b. Aliran Manajemen SaintifikTeori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugasitu dapat dijabarkan kedalam elemen-elemen logis, yangdapat digambarkan secara saintifik. Sementara, manajemen

Page 166: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

165

sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menye-lesaikan suatu masalah.

c. Aliran Hubungan KemanusiaanTeori ini menganggap bahwa organisasi dapat berbuat lebihbaik dari pada lebih banyak perhatian diberikan kepada manusiadalam organisasi itu, seperti yang menimbulkan kepuasankerja, peranserta dalam pengambilan keputusan, member-lakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yangmempunyai tujuan. Selain itu, kebutuhan dan keingiananggota selalu dipertimbangkan dalam membuat keputusanbertindak.

d. Aliran Rasional EkonomiTeori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomiyang mengkonversi masukan (input) menjadi luaran (output),dan yang harus dilakukan dengan cara yang paling efesien.Menurut aliran ini, suatu langkah kebijaksanaan akan terusberlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebihtinggi daripada biayanya.

e. Aliran SatisficingAliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna.Aliran ini yakin bahwa para manajer yang selalu dipenuhiberbagai masalah mampu membuat keputusan yang cukuprasional. Para manajer sesungguhnya bermaksud membuatkeputusan yang rasional, tetapi karena keterbatasan kognitif,ketidakpastian, dan keterbatasan waktu, memaksa merekamengambil keputusan dalam kondisi bouded rationality/rasionalitas terbatas).

f. Aliran Analisis SistemAliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatusistem yang terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruh-

Page 167: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

166

annya merupakan satu kesatuan seperti terlihat pada kata-kata dalam kotak teka-teki, di mana setiap kata mempunyaikaitan dan dampak satu terhadap yang lain. Cornell (1980)telah membahas secara khusus pengambilan keputusanitu dari pendekatan analisis sistem. Dikatakannya, tujuanutama dari analisis sistem ialah mendidik para pengambilkeputusan untuk berpikir dengan cara yang teratur menye-luruh, lebih dari sekedar menyusun formula, atau bermaindengan angka-angka dan komputer. Ia adalah suatu keterampilanmemanfaatkan perangkat komputer secara kreatif. Dengandemikian ia percaya pada metode kualitatif, tetapi juga yakinpenilaian objektif manusia tentang masalah-masalah danpeluang-peluang. Analisis sistem adalah suatu siklus darisederetan aktivitas sebagai berikut :

1) merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang);2) merekayasa sistem-sistem alternatif untuk mencapai

sasaran tersebut3) mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertimbang-

kan efektivitas dan biaya4) mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-

asumsinya;5) membuka alternatif-alternatif baru6) menetapkan sasaran-sasaran baru7) mengulangi langkah-langkah di atas sampai penyelesaian

yang memuaskan.

Page 168: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

167

BBBBBAB VIIAB VIIAB VIIAB VIIAB VII

KOMITMEN ORGANISASI

A. PENGERTIAN KOMITMEN ORGANISASI

Kompleksitas komitmen organisasi ditentukan olehsejumlah variabel dari personal dan organisasi sepertiumur, disposisi yaitu perasaan positif atau negatif

keluar masuk organisasi, tanggung jawab, hubungan denganatasan, rasa diperlakukan adil, dan kesempatan kerja lain.Untuk memahami sifat kompleksitas dari komitmen organisasidipecah dalam komponen-komponen dasar, antara lain komponenyang menjadi perhatian komitmen menurut Greenberg (1997);karyawan dapat menjadi komit pada berbagai entiti dalamorganisasi. Contohnya karyawan mempunyai berbagai derajatkomitmen pada teman-teman sekerja, bawahan dan atasan.

Colquitt, Lepine dan Wetson (2009) berpendapat bahwaKomitmen organisasi adalah keinginan yang seseorang karyawanuntuk tetap menjadi anggota organisasi. Sementara Gibson,dkk (1997) menyatakan, bahwa komitmen organisasi adalahsuatu perasaan akan pengenalan, loyalitas, dan keterlibatanyang diperhatikan terhadap organisasi atau unit organisasi.selain itu, komitmen juga berarti meningkatkan kerelaan sese-orang melakukan tindakan untuk memenuhi suatu kewajiban

Page 169: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

168

dalam kategori tertentu, yang akan mengubah penilaian organisasiterhadap diri sendiri sehingga mendapat penghargaan.

Feldman (1996) menyatakan, bahwa komitmen adalahkecendrungan seseorang untuk melibatkan diri ke dalam apayang dikerjakan dengan keyakinan bahwa kegiatan yang dikerjakanpenting dan berarti. Komitmen ada ketika manusia memilikikesempatan untuk menentukan apa yang akan dilakukan.Robbins (2000) mengemukakan, bahwa komitmen adalahrencana-rencana lebih mutakhir yang mempengaruhi tanggungjawab masa depan dengan kerangka waktu panjang untukperencanaan kebutuhan manajer.

Upaya-upaya yang dilakukan sangat beragam, tetapi fokusutama yang menjadi perhatian besar adalah komitmen individukarena dianggap sebagai penentu untuk meningkatkan kinerja,mengefektifkan penurunan tingkat keterlambatan, serta pencegahanmeninggalkan tanggung jawab. Steers (1989), Komitmen adalahketerikatan seseorang yang merupakan sikap positif yang kuatterhadap organisasi. Komitmen diartikan sebagai rasa menyatu,terikat dan loyal yang diungkapkan individu terhadap organisasinya.

Komitmen organisasi terbentuk dari keseharian seseorangdalam memahami situasi dan kondisi organisasi, sehingga mem-bentuk satu proses mental yang kuat, yang mampu menghidupkanghirah atau semangat dalam berorganisasi dengan berusahamelakukan segala aktivitas organisasi dengan penuh ketekunandan kekonsistenan. Pemahaman ini timbul dari rasa kepedulianyang tingga untuk melakukan perubahan yang signifikan terhadapkondisi fisik maupun non fisik organisasi. Dalam organisasi, pegawaimerupakan ujung tombak dari sukses tidaknya capaian tujuanyang sudah ditentukan sebelumnya. Sejalan dengan pandanganini, Mathis dan Jackson (2004) menegaskan bahwa komitmen

Page 170: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

169

organisasi yang dimiliki karyawan pada menumbuhkan keyakinandan menerima tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk tinggalbersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermindalam ketidakhadiran dan angka perputaran karyawan.

Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinanakan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Adanyakesiapan mental dan fisik yang dialami seseorang yang memilikikomitmen organisasi yang tinggi untuk dapat melakukan segalaaktivitas yang dibebankan kepadanya. Tidak hanya pribadiyang memiliki komitmen organisasi, tetapi kelompok pun jugamemiliki komitmen organisasi, jika seorang pemimpin mampumengarahkan, memfasilitasi dan melayani anggota dalam bentukperhatian dan motivasi yang diberikan kepada anggota. Tingkatkesadaran akan muncul dengan sendirinya melalui perhatiandan motivasi yang sering diberikan pimpinan kepada bawahan.Komitmen organisasi sangat dibutuhkan organisasi dari setiapinvidu yang ada di dalamnya. Tingkat pemahaman berorganisasididapatkan melalui keterlibatan bawahan secara langsungdalam sebuah pekerjaan-pekerjaan yang berarti.

B. BENTUK-BENTUK KOMITMEN ORGANISASIGreenberg (1997) mengelompokkan profil komitmen organisasi

setiap individi menjadi empat bagian, yakni:

a. Individu yang komitmen rendah kepada kelompok kerjadan atasan, disatu pihak, dan dipihak lain kepada manejemenpuncak dan organisasi ini dinamakan tidak komit.

b. Sebaliknya individu dengan komitmen tinggi kepada keduapihak tersebut dinamakan komit,

Page 171: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

170

c. Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada keduapihak tersebut di namakan komit.

d. Kelompok dengan komitmen yang tinggi kepada kelompokkerja dan atasan, tetapi rendah kepada menejemen puncakdan organisasi di namakan komitmen secara lokal. Kelompokdengan komitmen yang tinggi kepada menejemen puncakdan organisasi, tetapi rendah ke kelompok kerja dan atasandi kenel sebagai komitmen secara global.

Berkaitan dengan dimensinya, Colquitt, Lepine dan Wetson(2009 ) berpendapat bahwa Ada tiga bentuk dimensi komitmenorganisasi yaitu:

a. Affective Comitment.Affective commitmenta dalah keterikatan emosional karyawan,identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi.

b. Continuence Comitment dan,Continuance commitment adalah komitmen berdasarkankerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawandari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritasatas promosi atau benefit

c. Normative Comitment.Normative commitment adanya perasaaan wajib untuk tetapberada dalam organisasi karena memang harus begitu;tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

Ungkapan yang sejalan juga dikemukakan Alen dan Meyerdalam Durham, dkk (1989) bahwa komitmen dapat dilihat daripengintegrasian tiga dimensi, yaitu (1) afektif, (2) kesinambungandan (3) normatif. Dimensi afektif menunjukkan bahwa komitmenmerupakan pelibatan hubungan antara individu dengan organisasi.,

Page 172: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

171

yang sifatnya tergolong emosional. Komitmen afektif dapatdilihat melalui pengidentifikasian diri, pelibatan diri, dan loyalitasterhadap organisasi. Pengidentifikasian diri adalah kebanggaanindividu menjadi anggota, serta adanya internalisasi terhadaptujuan dan nilai organisasi. Pelibatan diri dapat dilihat dari aktivitasseseorrang dalam menjalankan peran. Adapun loyalitas dapatdilihat dari perasaan memiliki, anggota organisasi yang dimanifestasikandalam keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi, individuyang memiliki komitmen afektif akan bertahan dalam organisasiatas dasar keinginan sendiri.

Senada dengan pendapat di atas Greenberg (1997) menyatakanada tiga dasar komitmen organisasi yang dapat diidentifikasi,yaitu komitmen yang berkesinambungan, komitmen afektifdan komitmen normatif. Komitmen berkesinambungan adalahkomitmen didasarkan kepada kecendrungan, keinginan karyawanuntuk terus menerus bekerja pada organisasi karena karyawantidak dapat melaksanakan pekerjaan yang lain.

Komitmen afektif merujuk pada kekuatan dari keinginankaryawan untuk terus menerus bekerja pada organisasi karenamenyetujui tujuan organisasi dan ingin bekerja pada organisasi.Komitmen normatif menunjukkan kekuatan dan keinginankaryawan yang berada dalam komunikasi, karena ia merasaadanya desakan dari pihak lain.

Ketiga dasar komitmen organisasi tersebut dapat membuatseseorang menjadi bergairah dalam berorganisasi. Komitmenyang berkesinambungan dapat menggiring seseorang untukselalu bekerja dan bekerja untuk kemajuan organisasi. Komitmenafektif merupakan kondisi mental yang menggiring seseoranguntuk selalu berperilaku baik untuk selalu mempertahankankeutuhan organisasi dengan bekerja keras. Selanjutnya komitmen

Page 173: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

172

normatif yakni berusaha memjaga selalu nama baik organisasidimanapun dan kapanpun dengan cara bekerja keras untukkemajuan organisasi.

C. CIRI-CIRI KOMITMEN ORGANISASIGoleman (1998) menyatakan bahwa ciri-ciri seseorang

yang memiliki komitmen Organisasi adalah:

a. Memiliki inisiatif untuk mengatasi masalah yang muncul,baik secara langsung terhadap dirinya atau kelompoknya.

b. Bernuansa emosi, yaitu menjadikan sasaran individu dansasaran organisasi menjadi satu dan sama atau merasakanketerikatan yang kuat.

c. Bersedia melakukan pengorbanan yang diperlukan, misalnyamenjadi “patriot”.

d. Memiliki visi strategis yang tidak mementingkan diri sendiri.e. Bekerja secara sungguh-sungguh walaupun tanpa imbalan

secara langsung.f. Merasa sebagi pemilik atau memandang diri sebagaii pemilik

sehingga setiap tugas diselesaikan secepat dan sebaik mungkin.g. Memiliki rumusan misi yang jelas untuk gambaran tahapan

yang akan dicapai.h. Memiliki kesadaran diri dengan perasaan yang jernih bahwa

pekerjaan bukanlah suatu beban.

Sementara itu Greenberg (1997) berpendapat, bahwa komitmenorganisasi adalah sikap individu terhadap organisasi dimanamereka bekerja. Sikap tersebut adalah sikap konsen individuterhadap dimana mereka terlibat dengan organisasi merekadan tertarik untuk mempertahankan organisasi. Steers dalam

Page 174: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

173

Luthans (1998) lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa individuyang memiliki komitmen organisasi ditandai dengan munculnyakeinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu,keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi,dan keyakinan tertentu dan penerimaan nilai–nilai dan tujuanorganisasi.

Tidak hanya itu saja, individu yang memiliki komitmendisertai dengan kepedulian pada gilirannya melahirkan rasa cintadan loyalitas terhadap tugas dan selanjutnya akan memunculkanrasa bangga. Glasser dalam Hoy dan Miskel (1987) mengatakanbahwa orang yang memiliki komitmen yang tinggi, biasanyamenunjukkan loyalitas dan kemampuan profesionalnya. Seorangkaryawan yang mempunyai loyalitas yang tinggi kepada atasanatau lembaga, biasanya menunjukkan sikap yang patuh, hormat,setia serta disiplin. Kesetiaan bukanlah ditujukan dengan sanggupbertahan dalam suatu lembaga dan sanggup tidak pindahke lembaga lain. Hal ini dijelaskan oleh Schatz (1995) yang mengatakanbahwa apabila ada orang yang pindah dari suatu organisasike organisasi lain belum tentu karena mereka memiliki loyalitasyang rendah atau karena mereka tidak memiliki komitmenyang dapat diandalkan. Tapi, bisa saja disebabkan karena hallain yang bisa mempengaruhi perpindahan mereka ke organisasilain. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasiadalah tekad untuk melakukan suatu aktivitas orang secaraterus menerus tanpa adanya keraguan dalam mewujudkantujuan organisasi, karena aspek (1) kesesuaian diri, (2) kepercayaanterhadap organisasi, dan (3) loyalitas terhadap organisasi.

Page 175: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

174

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMENORGANISASISteers (1980) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi

komitmen terhadap organisasi menjadi empat kategori, yaitu:

a. Karakteristik Personal.

Pengertian karakteristik personal mencakup: usia, masajabatan, motif berprestasi, jenis kelamin, ras, dan faktorkepribadian. Sedang tingkat pendidikan berkorelasi negatifdengan komitmen terhadap perusahaan (Welsch dan LaVan,1981). Karyawan yang lebih tua dan lebih lama bekerja secarakonsisten menunjukkan nilai komitmen yang tinggi.

b. Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan meliputi kejelasan serta keselarasanperan, umpan balik, tantangan pekerjaan, otonomi, kesempatanberinteraksi dan dimensi inti pekerjaan. Biasanya, karyawanyangbekerjapadalevel pekerjaanyanglebih tinggi nilainyadankaryawanmenunjukkan level yang rendah pada konflikperan dan ambigu cenderung lebih berkomitmen.

c. Karakteristikstruktural

Faktor-faktor yang tercakup dalam karakteristik strukturalantara lain ialah derajat formalisasi, ketergantungan fungsional,desentralisasi, tingkat pastisipasi dalam pengambilan keputusandan fungsi kontrol dalam perusahaan. Atasan yang beradapada organisasi yang mengalami desentralisasi dan padapemilik pekerja kooperatif menunjukkan tingkat komitmenyang tinggi

d. Pengalaman bekerja

Pengalaman kerja dipandang sebagai kekuatan sosialisasiyang penting, yang mempengaruhi kelekatan psikologis

Page 176: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

175

karyawan terhadap perusahaan. Pengalaman kerja terbuktiberkorelasi positif dengan komitmen terhadap perusahaansejauh menyangkut taraf seberapa besar karyawan percayabahwa perusahaan memperhatikan minatnya, merasakanadanya kepentingan pribadi dengan perusahaan dan seberapabesar harapan-harapan karyawan dapat terpenuhi dalampelaksanaan pekerjaanya.

E. ASPEK-ASPEK KOMITMEN ORGANISASIMenurut Steers (1980), komitmen organisasi dapat

dikelompokkan menjadi tiga faktor:

a. Identifikasi dengan organisasi yaitu penerimaan tujuan organisasi,dimana penerimaan ini merupakan dasar komitmen organisasi.Identifikasi pegawai tampak melalui sikap menyetujui kebijak-sanaan organisasi kesamaan nilai pribadi dan nilai-nilaiorganisasi, rasa kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.

b. Keterlibatan yaitu adanya kesediaan untuk berusaha sungguh-sungguh pada organisasi. Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan diorganisasi tersebut. Pegawai yang memilikikomitmen tinggi akan menerima hampir semua tugas dantanggung jawab pekerjaan yang diberikan padanya.

c. Loyalitas yaitu adanya keinginan yang kuat untuk menjagakeanggotaan di dalam organisasi. Loyalitas terhadap organisasimerupakan evaluasi terhadap komitmen serta adanya ikatanemosional dan keterikatan antara organisasi dengan pegawai.Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya loyalitasdan rasa memiliki terhadap organisasi.

Bagi seorang karyawan, mengenal organisasi sejauh mungkinmerupakan keharusan sebagai bagian dari memahami tujuan

Page 177: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

176

organisasi dan mendekatkannya dengan tujuan pribadi. Untukketerlibatan secaara utuh dalam organisasi, sangat pentinguntuk diterapkan bagi setiap individu dalam berorganisasi.Dan loyalitas merupakan bukti akurat setiap individu untukmemperkokoh keutuhan dan kelanggengan organisasi tersebut.

Page 178: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

177

BBBBBAB VIIIAB VIIIAB VIIIAB VIIIAB VIII

KEEFEKTIFAN KERJA

A. PENGERTIAN KEEFEKTIFAN KERJA

Setiap organisasi mengharapkan suatu keberhasilandi dalam organisasinya, kesejahteraan bagi pegawaiserta kepuasan bagi pengguna jasanya. Hal inilah

yang menyebabkan perlunya suatu usaha untuk menanganisetiap organisasi secara efektif dan efisien. Salah satu konseputama dalam mengukur prestasi kerja manajemen adalahkeefektifan. Tika (2006) mendefinisikan keefektifan secarasingkat sebagai tingkat pencapaian organisasi jangka pendekdan jangka panjang. Ekosusilo dan Kasihadi (1993) menyatakanbahwa keefektifan adalah suatu keadaan yang menunjukkansejauhmana apa yang telah direncanakan dapat tercapai. Semakinbanyak rencana yang dapat tercapai, maka semakin efektifpula kegiatan tersebut. Selanjutnya menurut Tyson dan Jackson(2000) menegaskan bahwa keefektifan dapat didefenisikansebagai kecakapan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunganyang berubah dan dasar keefektifan adalah integrasi dari berbagaielemen utama organisasi yang meliputi pengetahuan, sumberdayabukan manusia, proses-proses manusiawi, pemosisian yangstrategik dan struktur.

Page 179: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

178

Sedarmayanti (2004) mengemukakan bahwa keefektifanadalah setiap proses kegiatan dan kelembagaan yang diarahkanuntuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengankebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dariberbagai sumber-sumber yang tersedia. Bernard dalam Ahyari(1999) memberikan pengertian melalui pendekatan pencapaiantujuan bahwa yang dimaksud dengan keefektifan adalah pencapaiansasaran yang telah disepakati atas dasar bersama. Tingkatpencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efektivitas.

Keefektifan menurut Siagian (2004) adalah pemanfaatansumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentuyang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkansejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat padawaktunya. Berarti, keefektifan berorientasi kerja pada empathal, yaitu: a) Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yangdapat digunakan sudah ditentukan dan dibatasi, b) Jumlahdan mutu barang atau jasa yang harus dihasilkan telah ditentukan,c) Batas waktu untuk menghasilkan barang atau jasa tersebutsudah ditetapkan, dan d) Tata cara yang harus ditempuh untukmenyelesaikan tugas sudah dirumuskan.

Keefektifan juga dimaknai sebagai kemampuan untukmemilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untukpencapaian tujuan yang telah ditetapkan Seorang manajerefektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan ataumetoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan. Sehingga,konsep keefektifan tidak terlepas dari sejauhmana keberhasilanseseorang dalam mencapai dan mewujudkan tujuan-tujuanyang telah ditetapkan. Keefektifan kerja pegawai, misalnya,dianggap baik apabila tujuan yang ingin dicapai oleh pegawaidapat terwujud sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan.

Page 180: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

179

Hal senada yang dikemukakan Etzioni (1984) bahwa keefektifanadalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya. Komariahdan Triatna (2006) menegaskan secara umum teori tentangkeefektifan berorientasi kepada tujuan. Gibson, Ivan Cevich,Donelly (1996) mengemukakan perspektif keefektifan sepertipada Gambar 11 di bawah ini:

Gambar 11 : Tiga Perspektif KeefektifanSumber: (Gibson, 1996: 32)

Tingkat yang paling dasar adalah keefektifan individual,yang menekankan pada kinerja tugas dari pegawai tertentuatau anggota organisasi. Pemimpin dapat secara rutin menilaikeefektifan individu melalui proses evaluasi prestasi untuk menentukansiapa yang akan menerima kompensasi, promosi, balas jasa lainyang tersedia dalam organisasi. Sangat jarang sekali individubekerja sendiri. Pegawai biasanya bekerja dalam kelompok,sehingga masih diperlukan perspektif lain dari keefektifan kelompok.Secara sederhana keefektifan kelompok dapat diartikan sebagaijumlah kontribusi seluruh anggota.

Perspektif yang ketiga adalah keefektifan organisasi. Organisasiterdiri dari individu dan kelompok. Karenanya, keefektifan organisasijuga terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Tetapi keefektifanorganisasi lebih dari sekedar penjumlahan efektivitas individudan kelompok, melalui efek sinergi (bila jumlah kontribusi individulebih besar dari menjumlahkan secara sederhana). Organisasi

Keefektifan Individual 

Keefektifan Kelompok 

  Keefektifan Organisasi 

Page 181: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

180

mendapatkan tingkat keefektifan yang lebih tinggi dibandingpenjumlahan bagian-bagiannya.

Gambar 11 di atas juga memperlihatkan hubungan antaratiga perspektif keefektifan yang dimaksud. Tanda panah peng-hubung menunjukkan bahwa keefektifan kelompok tergantungdari keefektifan individu, sementara keefektifan organisasitergantung dari keefektifan individu dan kelompok. Hubungansesungguhnya diantara ketiga persfektif akan bervariasi, tergantungdari beberapa faktor seperti tipe organisasi pekerjaan yangdilakukan, dan teknologi yang digunakan untuk menjalankanpekerjaan tersebut. Selain itu ada faktor-faktor di luar organisasiyang turut mempengaruhi keefektifan itu sendiri, seperti kebijakanpemerintah, peristiwa internasional seperti kondisi ekonomisecara umum dan aktivitas sosial yang berada di luar kendalimanajamen.

Prawirosantono (1999) membedakan antara efektif danefisien dengan menyebutkan bahwa bila akibat-akibat yang tidakdicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkandengan hasil yang dicapai sehingga menyebabkan ketidakpuasanwalaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya bilaakibat yang tidak dicari-cari tidak penting atau remeh, makakegiatan ini adalah efisien.

Dalam upaya mencapai keefektifan, yang perlu diperhatikanmenurut Stefanie dan Lanto (1997), yaitu mengenai bagaimanaseseorang mampu mengatur waktu yang ada. Lebih lanjutdikatakan bahwa ada tujuh hal dasar yang harus diperhatikandalam mengatur waktu, yaitu: (1) membuat rencana lebih dahulu,karena rencana merupakan dasar atau fundamental yang pentingdalam mengatur waktu. Dapat saja seseorang membuat rencanadan jadwal, namun yang paling penting adalah mengimplemen-

Page 182: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

181

tasikannya, artinya rencana harus dibuat dengan seakurat mungkindengan realitas sehari-hari. Hendaknya rencana dibuat sedikitfleksibel terhadap kemungkinan terjadi interupsi, krisis, maupunketerlambatan; (2) sesuai dengan jadwal atau lebih awal, salahsatu targetnya bahwa waktu yang dibuat dapat tercapai dankalau memungkinkan sebelum target tiba pekerjaan telah selesai,sehingga dapat mempertahankan komitmen; (3) membagipekerjaan besar ke dalam beberapa bagian, dengan membagipekerjaan menjadi beberapa bagian, akan dapat menset waktuuntuk setiap langkah yang akan diambil dengan jelas dan pasti,sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik; (4) melakukanmonitoring terhadap kemajuan; (5) mendelegasikan sebisamungkin pekerjaan, sehingga tidak perlu mengerjakan pekerjaansemuanya oleh diri sendiri, memulai melakukan pendelegasianterhadap pekerjaan-pekerjaan yang bersifat rutin, pekerjaanyang memerlukan banyak waktu sehingga dapat mengurangistres; (6) membuat daftar prioritas, beberapa orang membuatbeberapa daftar sekali dan dibagi dalam beberapa kategori, yaituprioritas yang tinggi dan mendesak untuk pekerjaan yang penting,prioritas medium dari yang kurang mendesak atau moderateimportant dan prioritas rendah dilakukan bila ada waktu; (7)mencari terobosan baru, tidak pernah terlalu tua untuk belajardan mencari kemungkinan-kemungkinan baru, mencari teknik-teknik, prosedur-prosedur baru yang memungkinkan dapatbekerja lebih efektif.

Siagian (2004) menyebutkan bahwa tiga kelompok utamausaha seorang eksekutif untuk meningkatkan keefektifannya,yaitu sebagai berikut:

1. Faktor-faktor bersumber pada diri eksekutif yang bersangkutansendiri, yang meliputi:

Page 183: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

182

a. Persepsi yang tepat.

Langkah pertama dan mungkin juga langkah utamaadalah yang perlu diambil oleh seorang eksekutif dalamusahanya meningkatkan keefektifan adalah membulatkantekad dan niat untuk menjadi eksekutif yang efektif.Langkah ini universal sifatnya karena mengambil langkahtersebut sesungguhnya mencerminkan kepercayaanorang yang bersangkutan pada dirinya sendiri. Kepercayaanpada diri sendiri sangat tergantung pada persepsi seseorangtentang misi yang harus diembannya, hak yang dimilikinya,tanggung jawab yang harus dipikulnya, fungsi yangharus diselenggarakannya dan pendekatan operasionalyang akan digunakannya. Inti dari persepsi yang tepatbagi seorang eksekutif adalah bahwa ia harus mampumengemudikan organisasi sehingga organisasi melakukanhal-hal yang benar dan secara operasional diselenggarakandengan benar.

b. Disiplin diri pribadi

Keefektifan seorang eksekutif sesungguhnya berangkatdari kemampuan eksekutif bersangkutan untuk mengaturdiri sendiri terlebih dahulu secara baik. Banyak bentukdisiplin pribadi yang dapat dipergunakan untuk mengukurkernampuan seseorang. Salah satu langkah pentingyang dapat diambil oleh seorang eksekutif adalah mening-katkan disiplin diri pribadi dalam mengelola waktunyasecara tepat.

c. Pengendalian diri sendiri

Mengenal diri sendiri sangat penting karena mungkindapat dikatakan bahwa pada umumnya manusia tidakmengenal dirinya sendiri sebaik yang diduganya. Mengenal

Page 184: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

183

diri sendiri sangat penting bagi seorang eksekutif karenaakibat dari hal-hal yang dilakukan atau tidak dilakukannya,tidak hanya dilakukan oleh dirinya sendiri saja, tetapijuga oleh berbagai pihak lain baik di dalam maupundi luar organisasi yang dipimpinnya.

d. Kemampuan mengatasi stress

Jabatan eksekutif selalu disertai apa yang disebut stress.Adanya stres tersebut merupakan suatu hal yang tidakmungkin bisa dihindari. Dan, bahkan makin tinggi kedudukanseorang eksekutif semakin kuat pula tekanan stressyang harus dihadapi. Pada dasarnya, seorang eksekutifmenghadapi stress apabila ia menghadapi masalah yangbelum terpecahkan atau tidak terpecahkan secara me-muaskan.

2. Faktor-faktor yang bersumber pada para stakeholders. Stakeholderadalah kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai hubungandan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsungdengan suatu organisasi. Hubungan dan kepentingan itutimbul karena para stakeholder telah dan sedang memper-taruhkan sesuatu sehingga sangat berkepentingan untukkeberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Padadasarnya stakeholder dapat dikelompokkan menjadi tigakelompok besar, yaitu:

a. Mereka yang berada dalam lingkungan organisasi, sepertikaryawan, dan pemilik modal;

b. Mereka yang berada di luar organisasi akan tetapi mem-punyai hubungan langsung dengan organisasi yangbersangkutan, seperti para konsumen, pensuplai, distributor,dan agen;

c. Pihak pemerintah.

Page 185: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

184

3. Faktor-faktor lingkungan. Misalnya, kemampuan untukmemecahkan satu masalah dengan cepat dan mengatasisituasi kritis dengan cekatan tanpa kepanikan, kemampuanuntuk memecahkan satu masalah yang sekarang tidakterasa akan berakibat negatif untuk jangka panjang; persepsidan kemampuan mengembangkan pandangan agar dapatmelihat segala sesuatu secara obyektif dan rasional; kemampuanuntuk memperhatikan kenyataan bahwa laju terjadinyaperubahan dalam berbagai lingkungan tidaklah selalu sama;kemampuan untuk memperhatikan kenyataan bahwa faktor-faktor lingkungan itu bukanlah pengaruh yang arahnyahanya sepihak atau satu jurusan.

Dengan merujuk pada pengertian dan uraian tentang keefek-tifan, maka dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengankeefektifan adalah sejauhmana kemampuan seseorang dalammencapai/mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkanmelalui proses pekerjaan yang benar dan tepat waktu sebagaimanayang telah ditargetkan.

Selanjutnya setelah diketahui hakekat dari keefektifansebagaimana uraian di atas, selanjutnya perlu dibahas mengenaiapa yang dimaksud dengan pekerjaan atau kerja, sehingga akandapat diketahui atau diperoleh sintesis yang tepat berkenaandengan keefektifan kerja. Pekerjaan adalah pemanfaatan waktudan tenaga manusia (baik fisik maupun mental) untuk menyelesai-kan suatu tugas. Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1994),mendefinisikan kerja sebagai suatu kegiatan yang menghasilkannilai bagi orang lain. Menurut Malayu (2010) “kerja adalah sejumlahaktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untukmengerjakan suatu pekerjaan”. Demikian pula, Kartono (1991)menyebutkan pokok kerja yaitu; memproduksi barang/benda

Page 186: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

185

dan jasa-jasa bagi diri sendiri dan orang lain. Kerja penting untukmemenuhi kebutuhan hidup, selain itu dengan kerja orangmerasa berguna, diinginkan, dan dibutuhkan serta untukmencapai status sosial yang dikehendaki. Orang bekerja untukmempertahankan eksistensi hidupnya. Mereka yang benar-benar mencintai dan menyadari arti dan pentingnya kerja akanmendapatkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja semata-matabukan hanya karena uang, tetapi karena ingin mendapatkanpengakuan atas status sosial, prestasi, komunikasi sosial yangterbuka, penghargaan dan persahabatan dengan individu lainnya.

Handoko (2001) menyebutkan bahwa keefektifan kerjamerupakan kemampuan memilih tujuan yang tepat atau peralatanyang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. Torrington,Weightman dan Johns (1989) mengatakan bahwa keefektifankerja adalah kalau seseorang dapat mengorganisir dirinya denganlebih baik. Sherman, Bohlander dan Snell (1996) mengatakankeefektifan kerja adalah sejauhmana apa yang dipelajari dalamlatihan yang diberikan dapat mempermudah pekerjaan dariseseorang, artinya apa yang dipelajari sesuai dengan kebutuhandari pekerjaan. Misalnya, tujuan utama dari pelatihan adalahuntuk menunjang tujuan lembaga secara keseluruhan, programlatihan ini hendaknya dikembangkan sesuai strategi lembaga.Ada empat langkah dari sistem latihan itu, yaitu: (1) membuatformulasi tujuan latihan, (2) mengembangkan pengalamanpembelajaran untuk mencapai tujuan, (3) membuat kriteriaperformance, (4) mengumpulkan informasi yang akan dipergunakanuntuk melakukan evaluasi program latihan.

Rausch dan Sherman (2001) mengatakan keefektifan kerjaakan tergantung dari adanya petunjuk (guideline) “yang meng-ingatkan”. Petunjuk yang mengingatkan ini dikenal dengan

Page 187: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

186

3 C yaitu: control, competent, dan climate. Control, yaitu bagaimanakontrol dilakukan terhadap organisasi dan pelaksanaan tugasuntuk mencapai tujuan yang hendak dicapai; competent, yaitubagaimana kompetensi dibutuhkan oleh unit organisasi dihubungkandengan pengetahuan, keahlian dan kemampuan dari semuastakeholdes dan climate, yaitu bagaimana kebutuhan psikologisdari stakeholders dipenuhi oleh iklim organisasi. Menurut Lakein(1997), keefektifan kerja adalah memilih tugas terbaik yanghendak dilakukan dari semua kemungkinan tugas yang tersedia,dan kemudian melakukan dengan cara yang benar. Mengambilpilihan yang tepat mengenai bagaimana menggunakan waktu,adalah jauh lebih penting daripada melakukan efisiensi semuakerja yang dimiliki. Efisiensi memang baik tapi keefektifanjauhlebih merupakan sasaran yang penting. Lebih lanjut dikatakanwaktu merupakan sumber daya unik dalam segi apabila waktuitu diboroskan, waktu tidak dapat diganti. Para pimpinan organisasiyang mempergunakan waktu dengan efektif mengetahui kegiatan-kegitan mana yang ingin mereka selesaikan, urutan terbaik dimanamereka melakukan kegiatan tersebut, dan kapan mereka inginmenyelesaikan kegiatan itu. Inti pengelolaan waktu adalahmenggunakan waktu secara efektif.

Seseorang dapat menjadi lebih efektif dalam mengelolawaktu apabila menggunakan saran-saran sebagai berikut: (1)menentukan tujuan spesifik yang telah dipatok, (2) memprioritas-kan tujuan. Tidak semua tujuan yang dimiliki itu sama pentingnya,sehingga perlu dibatas-batas. Tujuan-tujuan yang paling pentingperlu diberi prioritas tinggi, (3) mendaftar kegiatan-kegiatan yangharus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Merencanakanitu sesungguhnya merupakan kuncinya. Tindakan spesifik diperlukanuntuk mencapai tujuan. Mencatat tindakan-tindakan tersebutpada sehelai kertas, sebuah kartu indeks disusun pada komputer.

Page 188: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

187

Kegiatan ini menjadi daftar hal-hal yang harus dilakukan, (5)memprioritaskan daftar apa yang perlu dikerjakan. Langkahini menyangkut menerapkan serangkaian prioritas kedua,disini perlu menekankan baik kepentingan maupun urgensinya.Apabila kegiatan itu tidak penting, perlu mempertimbangkanuntuk mendelegasikannya kepada orang lain. Apabila tidakmendesak, lazimnya tindakan tersebut dapat menunggu. Menye-lesaikan langkah ini akan membantu untuk menemukan kegiatanyang harus dikerjakan, (6) menjadwal hari. Setelah memprioritas-kan kegiatan, perlu disusun sebuah rencana harian. Setiap pagi(atau malam sebelumnya) tentukanlah apa yang ingin diselesaikanhari itu.

Keefektifan kerja juga sangat dipengaruhi oleh perilakumanusia, karena merupakan sumberdaya yang umum bagisemua organisasi. Kinerja organisasi tergantung dari kinerjaindividu, dan manajer/pimpinan harus mempunyai kemampuanlebih dari sekedar pengetahuan dalam hal penentuan kinerjaindividu. Gibson, Ivan Cevich, Donnelly (1996) mengindentifikasikansebab-sebab terjadinya keefektifan seperti yang ditunjukkanpada Gambar 12 di bawah ini dimana masing-masing tingkatefektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab variabel olehvariabel lain.

Page 189: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

188

Gambar 11: Model Proses Sebab KeefektifanSumber: (Gibson, 1996: 32)

Dari kajian teoretik di atas, terlihat tidak ada satupun ahliyang mengungkapkan teori keefektifan kerja dengan lengkapuntuk dijadikan indikator keefektifan kerja. Oleh karena itu,indikator keefektifan kerja yang digunakan dalam penelitianini tidak hanya diambil dari pendapat satu ahli, melainkandari beberapa ahli. Berdasarkan teori-teori yang sudah dibahas,setidaknya ada enam indikator yang dapat dijadikan untukmengukur keefektifan kerja.

Pertama adalah penggunaan waktu yang efektif. Hal inimenunjukkan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satukunci untuk dapat mencapai keefektifan kerja. Kedua adalahkemampuan mengorganisir diri. Ketiga, melakukan pekerjaandengan benar. Keempat, adanya petunjuk yang meng-ingatkan. Petunjuk yang mengingatkan ini meliputi bagaimanakontrol diarahkan pada upaya mencapai tujuan yang hendakdicapai; bagaimana kompetensi dibutuhkan baik pengetahuan,

Keefektifan Individual 

Keefektifan Organisasi 

Keefektifan Kelompok 

Sebab‐Sebab: Kemampuan Keterampilan Pengetahuan Sikap Motivasi 

Sebab‐Sebab: Keterpaduan Kepemimpinan Struktur Status Peran Norma‐norma 

Sebab‐Sebab: Lingkungan Teknologi Pilihan strategi Struktur Proses Kultur 

Page 190: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

189

keahlian dan kemampuan dan bagaimana kebutuhan psikologisdari stakeholders dipenuhi. Kelima, keefektifan dalam melakukankomunikasi. Untuk hal ini perlu dipastikan bahwa oranglain mengerti dengan apa yang dikatakan dan mengerti denganbenar apa yang ia katakan. Pegawai harus memiliki ketrampilanberkomunikasi agar apa yang sampaikan memberikan dampaksesuai dengan yang diharapkan. Keenam, efektifitas pendidikandan latihan yang diikuti pegawai.

Berdasarkan teori dan pemahaman-pemahaman tentangkeefektifan kerja sebagaimana diuraikan diatas, maka dapatsintesiskan bahwa keefektifan kerja adalah usaha pegawaidalam mewujudkan tujuan-tujuan yang telah direncanakanmelalui proses pekerjaan yang benar agar tercapai sesuai dengantujuan yang telah ditentukan, indikatornya adalah: (1) penggunaanwaktu yang efektif (2) pengorganisasian diri, (3) melakukanpekerjaan dengan benar, (4) adanya mematuhi petunjuk pekerjaan,(5) keefektifan dalam komunikasi, dan (6) efektivitas pendidikandan latihan.

B. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS KERJAMoore dalam Sutarto (1998) menyatakan bahwa faktor-

faktor atau azaz-azas yang berpengaruh terhadap keefektifankerja yaitu (1) unit kerja, (2) rentangan kontrol, (3) kontrol,(4) kepemimpinan, (5) pendelegasian wewenang, (6) ide-idebawahan, (7) motivasi dan (8) spesialisasi. Pierce dan Newstrom(1996) menyatakan ada lima faktor penentu utama efektivitaskerja yaitu (1) motivasi, (2) kepuasan, (3) penerimaan atasperubahan, (4) pemecahan masalah dan (5) komunikasi.

Page 191: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

190

Streers (1985) mengelompokkan faktor-faktor yang turutmempengaruhi keefektifan organisasi meliputi karakteristikorang, karakteristik lingkungan, karakteristik pekerjaan dankebijakan dan praktek manajemen. Sedangkan Mahoney danWeitzol dalam Liliweri (1997) mengemukakan beberapa faktoryang mempengaruhi keefektifan kerja yaitu sikap individu,orientasi individu, tampilan kerja, daya tahan kelompok dalamorganisasi.

Page 192: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

191

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari. Agus. (1999). Manajemen Produksi, Edisi Keempat. CetakanKeempat. Yogyakarta: BPFE

Arthur Serman. George Bohlander dan Scott Snell. (1996). ManagingHuman Resource. USA: South Weetern College Publisher.

Ashar. Sunyoto, Munandar.(2001). Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.

Bass. B.M. & Avolio, B.J. (1994). “The Implication of Transactionaland Transformational Leadhership: 1994 and Beyond”.Journal of European Industrial Training, Vol. 14.

Certo, Samuel C. dan S. Trevis Certo. (2012). Modern ManagementConcepts and Skills. New Jersey: Prentice Hall.

C.Reeser, (1973). Management Function and Modern Concepts.Illions : Scotforesman and Company.

Coulquitt, Jason A, Jeffery A. Le Pine and Michael, J. Wasson.(2009). Organizational Behavior, Improving PerformanceAnd Commitment In The Workplace, New York: McGraw-Hill International Edition.

Davis. Keith and W. Newstrom, (1990). Human Behavior at Work:Organizational. Seventh Edition, Mc. Graw Hill Inc, TerjemahanAgus Dharma, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: Erlangga.

Page 193: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

192

Daft, Richard L. (1988). Management. Chicago: The Dryden Press.

Daft, Richard L. dan Dorothy Marcic. (2009). UnderstandingManagement 6th Edition. Mason: South-Western CengageLearning.

Derek Torrington Jane Weightman, & Kristy Johns. (1989). EffectiveManagement: People and Organization. UK: Prentice Hall.

Diane. Hurber.(1996). Leadership and Nursing Care Management.Philadelphia: WB Saunders Company.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Dubrin. Andrew J. (2005). Leadership. Jakarta: Prenada Media.

Etzioni. A. (1984). Modern Organizational. New Jersey: PrenticeHall Inc.

Fayol. Henry. (1949). General and Industrial Management. London:Sir Isaac Pitman & Sons.

Gibson. James L. Jhon M.I. James H Donnely. (1996). Organisasi,Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Bina Aksara.

Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron. (1997). Behavior inOrganization. New Jersey: Prentice Hall Int., Inc.

Griffin, Ricky W. and Gregory Moorhead. (2014). OrganizationalBehavior: Managing People and Organizations, 11thEdition.South-Western: Cengage Learning

Handoko, T.H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber DayaManusia. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu. (2002). Organisasi dan Motivasi. Jakarta:Bumi Aksara, 2002.

Page 194: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

193

Hersey. Paul and Kenneth H. Blanchard. (1988). Managementof Organizational Behavior. New Jersey: Englewood Cliffs.

Hellriegel, Don & John W. Slocum, Jr. (2011). OrganizationalBehavior, 13th Edition. Mason: South-Western CengageLearning.

Hodgetts, Richard M. (1975). Management : Theory, Processand Practice. West Washington : W. B. Saunders Company.

Hoy, Wayne.K, and Cecil G. Miskel. (1987). Educational Administration:Theory Research, and Practice. New York: Random House.

James H. Donnely Jr., James L. Gibson and John M Ivancevich.(1998).Fundamentals of Management. USA: Irwin/McGraw-Hill, The McGraw-Hill Company.

Jaffe David. (2001). Organization Theory. Singapore: McGraw-Hill International Edition.

Kakabadse. Andrew. (2005). Organizational 21C: Someday AllOrganizations Will Lead This Way. Alih Bahasa Ati Cahayani.Organisasi Abad 21. Jakarta: Indeks.

Kartono. Kartini. (1991). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Koontz, H. and O. Donnell, C. (1972). Principles of Management:An-Analysis of Managerial Function. New York: McGrawHill Book Company.

Kotter. J.P.& J.I. Heskett. (1988). Corporate Culture and Performance.Jakarta: Prehalindo.

Koeswara, Engkos. (1987). Psikologi Eksistensial. Bandung: Eresco.

Kreitner. Robert & Kinicki. Angelo. (2010). OrganizationalBehavior, Third Edition, Printed in The United State of America:Richard D. Irwin Inc.

Page 195: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

194

Lewis, P.V. (1987). Organizational Communication. New York:John Willey & Sons, Inc.

Luthans. Fred. (1998). Organizational Behavior. New York:Irwin McGraw-Hill.

Mondy. R. Wayne dan Premeaux, Shane R. (1995). Management:Concepts, Practices, and Skills. Massachusetts : Allyn andBacon, Inc.

Mangkunegara, Prabu Anwar. (2009). Evaluasi Kinerja SDM.Bandung :Refika Aditama.

Maslow. Abraham H. (1994). Motivation and Personality. terjemahanNurul Iman, Jakarta : Pustaka Binaman Pressinda.

Moorehead. Greogory & Riklay W. Griffin. (1999). OrganizationalBehavior. NewYork: AITBS.

Newstrom, John W., & Keith Davis. (1997). Organizational Behavior:Human Behavior at Work. New York: Mc. Graw-Hill Companies,Inc.

Pierce, John L and John W. Newstrom (Ed). (1996). The ManagerBookshelf: Buku Pintar Manajer: Aneka Pandangan Kontemporer.Alih bahasa : Maulana, Agus, Jakarta: Binapura Aksara.

Richard M. Steers, Gerardo R. Ungson, & Richard T. Mowday.(1985). Managing Effective Organization: In Introduction.Massachusetts: Kent Publishing Company A Division ofWadsworth, Inc.

Reinecke, John A., Gary Dessler dan William F. Schoell. (1989).Introduction to Business : A Contemporary View. Massachusetts:Allyn and Bacon.

Robbins, Stephen P. (1994). Essensials of Organizational Behavior.New Jersy : Prentice-Hall.

Page 196: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

195

Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. (2012). Management.New York: Prentice Hall.

Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. (2011). OrganizationalBehavior. New Jersey: Pearson Education.

Sedarmayanti. (2004). Good Governance dalam Rangka OtonomiDaerah. Bandung: Mandar Maju.

Sergiovanni. T.J dan Starrat. R.J. (1987). The Principalship: AReflective Practice Perspective. Boston: Allyn Bacoon, Inc.

Siagian. S.P. (2004). Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta:Bumi Aksara.

Siagian. S. P. (1996). Eksekutif Yang Efektif. Jakarta: Gunung Agung.

Schermerhorn Jr, John R etc. (2010). Organizational Behavior11th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Schemerhon. John R. Jr (2009). Management Management 2nd.Edition. Ohio: John Willey.

Schermerhorn, John R. Hunt & Osborn. (1994). ManagingOrganizational Behavior, 4ed. New York : John Wiley &Sons, Inc.

Steers. Richard. M. (1980). Efektivitas Organisasi. TerjemahanMagdalena Jamil, Jakarta: Erlangga.

Steers. Richand M., Porter, Lyman W. (1987). Motivation andWork Behavior. New York: McGrow-Hill Book Company.

Stoner, James A.E and Edward Freeman. (1996). Management.New York: Prentice Hall.

Sutarto.(1998). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Suyanto, M. Lies Endarwati, dan Ali Muhson. (2003). “Gaya

Page 197: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

196

Kepemimpinan Transformational Kepala SD dan KepuasanKerja Guru”. Jurnal Kependidikan. Vol.1.

Terry. G.R. (1975). Principles of Management. Illions: RichardD. Irwin Inc.

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Budaya Organisasi dan PeningkatanKinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Toha. Miftah. (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar danAplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Thoha. Miftah.(2003). Kepemimpinan Dalam Manajemen, SuatuPendekatan Perilaku. akarta: RajaGrafindo Persada.

Usman. Husaini. (2009). Manajemen: Teori, Praktik, dan RisetPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab HS. Abd dan Umiarso.(2011). Kepemimpinan Pendidikandan Kecerdasan Spritual. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Wexley, K.N., and Yukl, L.A. (1998). Organizational Behaviorand Personnel Psychology. Boston: Richad D. Irwin, Inc.

Winardi. (1990). Asas-Asas Manajemen. Bandung: MandarMadju.

Wibowo. (2014). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: RajawaliPress.

Wright, Patrick W. and Raymond A. Noe. (1996). Managementof Organizations. United States : Richard D. Irwin.

Yulk. Garry A.(1994). Leadership in Organization. 2nd Edition.New York: Mc. Graw Hill.

Page 198: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

197

TENTANG PENULIS

Dr. Candra Wijaya, M.Pd lahirdi Mabar 7 April 1974 dari pasangan yangbernama Jumiran Atmaja dan Ibu Ratnah.Anak kedua dari tiga bersaudara. Menempuhpendidikan SD tamat tahun 1986, melan-jutkan ke MTs Al-Ittihadiyah Percut tamattahun 1989, kemudian menyelesaikan PGANMedan tamat tahun 1992.

Pendidikan Strata satu diselesaikan pada tahun 1997pada Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Sumatera UtaraMedan. Meraih gelar Magister Pendidikan dari Universitas NegeriMedan program studi Administrasi Pendidikan pada tahun2003 dan Strata tiga di almamater yang sama diselesaikan tahun2015 pada program studi Manajemen Pendidikan. Saat inibertugas sebagai Dosen tetap Program Pascasarjana dan mendapattugas tambahan sebagai Ketua Jurusan Manajemen PendidikanIslam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas IslamSumatera Utara mengampuh mata kuliah Dasar-Dasar ManajemenOrganisasi, Manajemen Pendidikan, Metode Penelitian Kualitatifdan Kuantitatif. Selain itu juga sebagai konsultan pendidikandi CV. Widya Puspita Medan yang bergerak di bidang percetakan

Page 199: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

198

dan penerbitan buku dan pernah menjabat sebagai BPH danPembantu Ketua I Bidang Akademik pada Sekolah Tinggi TeknologiSinar Husni Medan.

Beberapa artikel yang dipublikasikan melalui jurnal antaralain The Reformation of Islamic Education (Vision Journals ofLanguage, Literature and Education, Vol. 1 No.1 Januari-Juni2012, ISSN: 2086-4213), Studi Tentang Pengaruh PemanfaatanTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap PrestasiSiswa di Sumatera Utara Berdasarkan Persepsi Guru dan OrangTua ( Inovasi Jurnal Politik dan Kebijakan Vol.9 No.1, Maret2012, ISSN 1829-8079), Rhetorika Keterpakaian Lulusan PerguruanTinggi di Stakeholders (Hijri Jurnal Manajemen Kependidikandan Keislaman Vol. VIII, No. 1 Januari-Juni 2013, ISSN 1979-8075), Implementasi Manajemen Strategik Dalam PeningkatanMutu Pendidikan (Nizhamiyah Jurnal Pendidikan Islam danTeknologi Pendidikan Vol. II No. 2 Juli- Desember 2012, ISSN2087-8257) dan The Effectiveness of Administrators’ Works atState Institute for Islamic Studies of North Sumatera Utara (IOSRJournals International Organization of Scientific Research Vol.19 Issue: 19 Tahun 2014, e-ISSN: 2279-0837 p-ISSN: 2279-0845).

Karya ilmiah berupa buku yang pernah dipublikasi antaralain Pendidikan Agama Islam untuk siswa SMA (KerjasamaCipta Prima Budaya dengan Kanwil Departemen Agama SumateraUtara, 2004); Pengantar Filsafat Ilmu (Cita Pustaka Media Bandung,2005); Buku Lembar Kerja Siswa Maximum Bidang Studi TeknologiInformasi Komputer (CV.Widya Puspita Medan, 2007); BukuKerja Pembelajaran Tematik Untuk Sekolah Dasar (TekindoUtama Jakarta, 2007) Ilmu Pendidikan dan Masyarakat Belajar(Kontributor, Cita Pustaka Media Perintis Bandung, 2010);Manajemen Organisasi (Editor, Cita Pustaka Media Perintis

Page 200: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

199

Bandung, 2010); Inovasi Pendidikan: Suatu Analisis TerhadapKebijakan Baru Pendidikan (Editor, Perdana Publishing, 2012),Penelitian Tindakan Kelas: Melejitkan Kemampuan PenelitianUntuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru (Cita PustakaMedia Perintis Bandung, 2013), Manajerial dan Manajemen (CitaPustaka Media Perintis Bandung, 2013), Manajemen Organisasi(Editor, Cita Pustaka Media Perintis Bandung, 2013), KeefektifanKerja Pegawai Administrasi UIN Sumatera Utara (Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara, 2015), PeningkatanKontribusi Manajemen Pendidikan Dalam PengembanganSumberdaya Manusia Berkualitas Untuk Membangun MasyarakatEkonomi ASEAN (Editor, Perdana Publishing, 2015) dan Dasar-Dasar Manajemen: Mengoptimalkan Pengelolaan OrganisasiSecara Efektif dan Efisien (Perdana Publishing, 2016). Aktivitaslain yang ditekuni adalah Mitra Bestari beberapa Jurnal, Narasumberdalam kegiatan Seminar, Workshop maupun Lokakarya baikLokal maupun Nasional serta aktif sebagai Fasilitator dalamberbagai kegiatan pendidikan dan latihan diantaranya Pendidikandan Latihan Profesi Guru (PLPG) Rayon LPTK IAIN SumateraUtara untuk Sertifikasi Guru dan Pengawas, Trainer WorkshopRencana Kerja Madrasah (RKM), Kurikulum 2013, PembelajaranAktif SNIP AUSAID, Service Provider USAID, Pelatihan CustomizedProgram on Higher Education Management for Universitas IslamNegeri Medan, Semarang, Palembang and IAIN Mataram Manila,Philippines Tahun 2015 dan beberapa kegiatan workshop danpelatihan lainnya.

Kegiatan organisasi profesi dan sosial kemasyarakatanyang diikuti diantaranya Pengurus Daerah Ikatan Sarjana Pen-didikan (ISMaPI) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018,Wakil Ketua Pengurus Daerah Himpunan Sarjana PendidikanAgama Islam (HSPAI) Periode 2014-2019, dan Pengurus Pusat

Page 201: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

200

Forum Komunikasi Jurusan Manajemen Pendidikan Islam(FKJMPI) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) KementerianAgama Republik Indonesia Masa Bakti 2015-2017 dan DewanPakar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)Kabupaten Deli Serdang.

Menikah dengan Hayati, ST dan dikarunia Allah SWT tigaorang putra, Yusril Ihza Farhan Wijaya (Siswa MAN 2 ModelMedan), Audrey Ichwan Faried Wijaya (Siswa SMP TerpaduAl Ulum Medan) dan Kenatra Aksan Wijaya (Siswa SD Salsa).

Muhammad Rifa’i, M.Pd lahirdi Medan 04 Mei 1970 dari pasangan yangbernama Jamaluddin Hawi dan Ibu Aminah.Anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Menempuhpendidikan SD tamat tahun 1983, melanjut-kan ke MTs Al-Ittihadiyah A MasruriyahMedan tamat tahun 1986, kemudian menye-lesaikan PGAN Medan tamat tahun 1989.

Pendidikan Strata satu diselesaikan pada tahun 1995 padaJurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Sumatera Utara Medan.Meraih gelar Magister Pendidikan dari Universitas Negeri Medandengan program studi Administrasi Pendidikan pada tahun2006 dan saat ini sedang proses penyelesaian Strata tiga dialmamater yang sama pada program studi Manajemen Pendidikan.Saat ini bertugas sebagai Dosen tetap pada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan Universitas Islam Sumatera Utara mengampuhmata kuliah Manajemen Pendidikan.

Beberapa artikel yang dipublikasikan melalui jurnal antara

Page 202: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

201

lain Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkat-kan Mutu Lulusan ( Study kualitatif di SMK BM Swasta SinarHusni) prosiding Seminar Nasional 29-31 Juli 2016, ISBN: 978-602-74913-0-4, Aplikasi Teori Abraham Maslow dalam pengembanganOrganisasi Kerja Di CV. Widya Puspita Medan ( Hijri JurnalManajemen Kependidikan dan Keislaman Vol.5 No.1, Januari-Juni 2016, ISSN 1979-8075

Karya ilmiah berupa buku yang pernah dipublikasi antaralain Teori Manajemen menuju efektifitas pengelolaan organisasi(Citapustaka Media Bandung, 2007); Manajemen Organisasi(Cita Pustaka Media Perintis Bandung, 2013), Organisasi Manajemen(editor) Raja Grafindo Persada 2016, Pengantar KewirausahaanRekayasa Akademik Melahirkan Enteurprenership (editor)citapustaka Bandung 2016.

Kegiatan organisasi profesi dan sosial yang diikuti diantaranyaPengurus Daerah Ikatan Sarjana Pendidikan (ISMaPI) ProvinsiSumatera Utara Tahun 2014-2018, Pengurus Pusat Ikatan AnggarSeluruh Indonesia (IKASI) Tahun 2015-2019 Pengurus DaerahHimpunan Sarjana Pendidikan Agama Islam (HSPAI) Priode2014-2019.Pengurus Daerah Ikatan Anggar Seluruh Indonesia( IKASI) Provinsi Sumatera Utara 2014-2018, Pengurus DaerahAl-Ittihadiyah Provinsi Sumatera Utara 2015-2019, Wakil KetuaPalang Merah Indonesia Medan tahun 2015-2019.

Menikah dengan Susmaini, M.Pd pada tahun 1996 dandikarunia Allah SWT tiga orang anak, Annisa Rizqia Ramadhanilahir 1997, Bambang Gunawan lahir 1998 dan Rifqy IkhsanulAkmal lahir 1999.

Page 203: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

202

TENTANG EDITOR

Syarbaini Saleh, S.Sos, M.Si, lahir di Medan, 19Februari 1972 dengan Ayah yang bernama HM. Thaib danIbu Hj. Nurhani. Anak pertama dari 3 bersaudara. Menempuhpendidikan SD tamat tahun 1985 di SDN 066043 Medan,melanjutkan ke SMPN 16 Medan tamat tahun 1988, kemudianmenyelesaikan SMAN 11 Medan pada tahun 1991. Melanjutkanpendidikan strata 1 (S.1) di FISIP USU jurusan Sosiologi yangdiselesaikan pada tahun 1996. Meraih gelar Magister Sainsdari Universitas Negeri Medan dengan konsentrasi studi Antro-pologi Sosial pada tahun 2006. Saat ini bertugas sebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN SU Medan. Menikah denganLissa Fantini pada tanggal 2 September 1999.. Saat ini dikaruniaAllah SWT 3 (tiga) orang anak, yaitu: Faqih Lazuardi Achmad(15 tahun), Muhammad Fathir Asy Syauqii (10Tahun) danSayra Jasmine Azzahra (6 tahun).

Pengalaman kerja dimulai sejak tahun 2000 sampai sekarangbekerja sebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN SU Medandengan mata kuliah yang diasuh adalah Filsafat Umum danCivic Education (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan),Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar, Ilmu Alamiah Dasar danPendidikan Pancasila. Pernah menjabat sebagai Kepala Biro

Page 204: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesien

203

AUAK dan Anggota BPH pada Sekolah Tinggi Teknologi SinarHusni Medan.

Karya ilmiah berupa buku yang pernah dipublikasi antaralain Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan MasyarakatMadani (Cita Pustaka Media Perintis Bandung, 2008), sedangkanberkaitan dengan pengembangan kualifikasi keilmuan beberapakegiatan pelatihan yang pernah diikuti diantaranya Workshopfor Lecturer: Dosen Civic Education se Indonesia di Sawangan Bogor(2001), Up Grading Dosen Civic Education di Padang (2002-2003),Pertemuan dosen Kewarganegaraan se- Sumatera Utara di UNIMEDMedan (2007), Workshop Dosen Civic Education di Bogor (2008)dan ToT Kurikulum 2013 SNIP AUSAID, dan ToT PembelajaranKewarganegaraan USAID. Saat ini juga aktif sebagai TrainerKurikulum 2013 dan Pembelajaran Aktif SNIP AUSAID, danTrainer Pembelajaran Kewarganegaraan di USAID.

Sampai saat ini beberapa hasil penelitian, artikel maupunjurnal yang sudah dipublikasikan konsen pada persoalan sosialmaupun pendidikan kewarganegaraan di satuan pendidikandasar maupun menengah atas serta aktif sebagai narasumberpada kegiatan lokal maupun nasional.

Page 205: Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efesienlib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Dasar-Dasar... · 2020. 6. 27. · dengan efektif dan efisien. 6. Dalam

DASAR-DASAR MANAJEMEN

204