Mengisi Kemerdekaan

9
Mengisi Kemerdekaan Dengan Berswadaya Banyak hal yang bisa dilakukan oleh rakyat untuk mengisi kemerdekaan tidak harus mengadakan gebyar seni, yang terpenting adalah nilai kebersamaan dan solidaritas. Salah satunya warga Desa Ngampungan Kec. Bareng Jombang, mereka sejak bulan Juli 2009 telah bersepakat untuk gotong royong bersama-sama mendirikan bangunan sekolah. Pembangunan ini merupakan pengembangan dari pendidikan TK dan MI al Hikmah. Sejak tahun 1956 silam, almarhum Nyai Amin adalah termasuk tokoh masyarakat yang getol memikirkan pendidikan untuk masyarakat sekitar Ngampungan yang letaknya 30 Km dari kota Jombang. Saat itu fasilitas untuk mengajar memang sangat kurang, sehingga memakai teras masjid dan lesehan di lantai tanpa alas. “Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Nyai Amin untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan waktu itu. Disamping keterbatasan dana dan belum ada bantuan dana dari pemerintah. Jadinya sekolah berdasarkan kebutuhan saja, jumlah siswa awal hanya 4 orang, tahun ke dua kemudian ada kenaikan sedikit, selanjutnya meningkat puluhan karena ada penambahan dari dusun tetangga,” kenang Fauzi, selaku Wakil Kepala Sekolah MI al Hikmah. Sepuluh tahun kemudian merintis TK dan sore harinya untuk tambahan kelas diniyah. Semakin banyaknya aktifitas pendidikan di lingkungan inilah akhirnya masyarakat berinisiatif iuran untuk membangun lokal. Bahkan Tarmudi dan orang tuanya Mardi telah mewaqofkan tanahnya untuk membesarkan pendidikan di Desa Ngampungan. “Tahun lalu kami mendapat bantuan dari pemerintah dan setelah kami musyawarahkan bersama, hasilnya uang tersebut akan kami gunakan untuk melebarkan kawasan dekat sekolah saat ini. Namun karena orang yang mempunyai tanah kurang bisa diajak kerja sama maka kami mengurungkan niat tersebut. Terpaksa untuk kekurangan lokal kami tetap memakai masjid sebagai sarana dan prasarana belajar mengajar, lokal yang dimiliki saat ini hanya 4 bangunan, sedangkan untuk tambahan kelas

Transcript of Mengisi Kemerdekaan

Page 1: Mengisi Kemerdekaan

Mengisi Kemerdekaan Dengan Berswadaya

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh rakyat untuk mengisi kemerdekaan tidak harus mengadakan gebyar seni, yang terpenting adalah nilai kebersamaan dan solidaritas. Salah satunya warga Desa Ngampungan Kec. Bareng Jombang, mereka sejak bulan Juli 2009 telah bersepakat untuk gotong royong bersama-sama mendirikan bangunan sekolah. Pembangunan ini merupakan pengembangan dari pendidikan TK dan MI al Hikmah.

Sejak tahun 1956 silam, almarhum Nyai Amin adalah termasuk tokoh masyarakat yang getol memikirkan pendidikan untuk masyarakat sekitar Ngampungan yang letaknya 30 Km dari kota Jombang. Saat itu fasilitas untuk mengajar memang sangat kurang, sehingga memakai teras masjid dan lesehan di lantai tanpa alas. “Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Nyai Amin untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan waktu itu. Disamping keterbatasan dana dan belum ada bantuan dana dari pemerintah. Jadinya sekolah berdasarkan kebutuhan saja, jumlah siswa awal hanya 4 orang, tahun ke dua kemudian ada kenaikan sedikit, selanjutnya meningkat puluhan karena ada penambahan dari dusun tetangga,” kenang Fauzi, selaku Wakil Kepala Sekolah MI al Hikmah. 

Sepuluh tahun kemudian merintis TK dan sore harinya untuk tambahan kelas diniyah. Semakin banyaknya aktifitas pendidikan di lingkungan inilah akhirnya masyarakat berinisiatif iuran untuk membangun lokal. Bahkan Tarmudi dan orang tuanya Mardi telah mewaqofkan tanahnya untuk membesarkan pendidikan di Desa Ngampungan. “Tahun lalu kami mendapat bantuan dari pemerintah dan setelah kami musyawarahkan bersama, hasilnya uang tersebut akan kami gunakan untuk melebarkan kawasan dekat sekolah saat ini. Namun karena orang yang mempunyai tanah kurang bisa diajak kerja sama maka kami mengurungkan niat tersebut. Terpaksa untuk kekurangan lokal kami tetap memakai masjid sebagai sarana dan prasarana belajar mengajar, lokal yang dimiliki saat ini hanya 4 bangunan, sedangkan untuk tambahan kelas tetap di teras masjid.” tutur bapak tiga anak.

Dari dulu memang ada keinginan untuk menambah lantai, namun ini juga memerlukan tambahan biaya yang cukup banyak. Setelah ada informasi akan mendapatkan bantuan lagi maka untuk mempercepat langkah selanjutnya warga Ngampungan beserta wali murid mengadakan forum bersama dan membentuk sebuah kepanitiaan. Dari tanah waqof yang masih berdekatan dengan masjid tersebut akan dibangun gedung sekolah berlantai dua, masing masing lantai 4 lokal, total kesemuanya ada 8 buah. “Terpenting saat ini untuk memenuhi sarana dan prasarana mengajar dahulu, baru perkembangannya akan kami arahkan untuk menunjang pendidikan seperti lapangan olah raga, dan juga kelengkapan sekolah gedung perpustakaan,” tambahnya.

Pendidikan Untuk Masyarakat

MI-Al-Hikmah memang memiliki segudang kegiatan, hal ini  layak ditiru oleh sekolah swasta yang ingin memiliki banyak kegiatan di luar sekolah. Meski sumberdaya yang ada dan serba terbatas, namun dari sisi kreatifitas membuat lembaga pendidikan ini terus berusaha mencoba mengembangkan dirinya dengan mencari terobosan yang terbilang cukup unik. Salah satunya adalah melakukan pendidikan dengan perspektif lingkungan.

Page 2: Mengisi Kemerdekaan

Pertimbangan ini menurut pihak sekolah berdasar pada kondisi geografis pegunungan. Pelestarian lingkungan dilakukan melihat kondisi riil Desa Ngampungan yang berdekatan dengan gunung dan hutan. Maka pengetahuan tentang pelestarian hutan dan irigasi desa, selalu menjadi agenda rutin untuk disampaikan ke siswa.

Selain itu pula kebutuhan-kebutuhan untuk mendapatkan informasi dan teknologi sudah menjadi perencanaan sejak tahun 2008 lalu.  Misalnya Pelatihan komputer, kegiatan out bound, dan tak terlewatkan juga pendidikan keagamaan sekaligus menjadi titik utama pembelajaran di sekolah ini. “Aneka pendidikan ekstra kulikuler sangat beragam, mulai dari sisi keagamaan yakni tartil, qori'ah, sholawat, dan praktik ibadah lainnya. Tak ketinggalan pula teater, pramuka, dan juga drum band,”

Kesemuanya terangkum dalam sebuah aktifitas yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak didik untuk mencintai lingkungannya. Karena pendidikan tidak hanya sekedar target mencari ilmu secara formal, namun juga serangkaian proses belajar di  semua hal tentang kehidupan. Dengan kata lain hasil pendidikan akan dimiliki oleh masyarakat, dan akan kembali juga ke masyarakat.  

Page 3: Mengisi Kemerdekaan

Al-Zaytun Mengisi Kemerdekaan Dengan Kreativitas

Kampus Al-Zaytun memaknai peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-62 dengan semangat kreativitas untuk membangun jiwa dan raga bangsa Indonesia.

Peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-62 Republik Indonesia di kampus Al-Zaytun berlangsung hikmat dan meriah. Jika di tempat lain upacara bendera dimulakan saat detik-detik proklamasi pukul 10.00, namun upacara bendera di Al-Zaytun yang diadakan di Stadion Palagan Agung dimulakan pukul 07.00 pagi. Sinar matahari sedang hangat-hangatnya saat inspektur upacara Syaykh AS Panji Gumilang memulai upacara yang diikuti lebih dari 10 ribu orang ini. Rupanya, santri MI, MTs. MA, mahasiswa, karyawan, guru-guru, para dosen dan eksponen YPI (Yayasan Pesantren Indonesia), yang mengikuti upacara itu, mulai menyemut berjalan beriring-iringan menuju lapangan Palagan Agung sejak pukul 05.30 pagi.

Para santri mengenakan busana daerah masing-masing, berurutan dari Aceh, Riau, Sumbar, Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jambi, Jabarsel, Jabarut, Banten, Pusat (Al-Zaytun dan sekitarnya), DKI Jaya, Jaksel, Jakpus, Jakut, Jaktim, Bekasi, Jakbar, Tangerang, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sutra, Sulut, Maluku, Irja, pelajar luar negeri: Malaysia, Afrika Selatan, Somalia, Singapura, barisan terakhir mahasiswa dan santri MI.

Upacara berjalan dengan hikmat. Seluruh peserta upacara benar-benar meresapi dan memaknai kebesaran bangsa Indonesia saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Bendera Merah Putih sebagai lambang negara berkibar-kibar agung di tengah kampus pendidikan terpadu seluas 1.200 hektar itu. Sebuah bendera yang memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia. Di tengah keheningan, Syaykh A.S. Panji Gumilang mengajak peserta upacara untuk menundukkan kepala sejenak, mendoakan para pahlawan, pejuang yang merintis kemerdekaan Indonesia dan penerus perjuangan Indonesia Raya masa kini dan masa mendatang.

Saat menyampaikan taushisyah/amanatnya dalam memaknai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Syaykh A.S. Panji Gumilang mengatakan, kemerdekaan merupakan karunia besar dari Tuhan yang diberikan kepada manusia selain

Page 4: Mengisi Kemerdekaan

Tanah Air dan negara. Dengan pemilikan tanah air dan negara itu, manusia bisa memiliki identitas suatu bangsa. Dengan identitas dan kebangsaan itu manusia dapat melakukan interaksi antarbangsa.

Oleh sebab itu kata Syaykh, memperingati berdirinya sebuah bangsa dan negara Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 merupakan suatu peringatan sejarah untuk menggali, menelusuri, serta melaksanakan cita-cita kemerdekaan. Bangsa Indonesia sudah memiliki sebuah negara, Indonesia sudah memiliki identitas, yaitu bangsa Indonesia, yang mampu berinteraksi secara internasional atau antarbangsa. Namun perlu dipahami bahwa negara dan bangsa tidak serta merta menghantar rakyatnya untuk menjadi bangsa yang sukses. Kesuksesan suatu bangsa tergantung kreativitas penduduk dan bangsa itu sendiri.

Setelah 62 tahun merdeka, kita telah memiliki landasan dasar sebuah negara. Tidak perlu didiskusikan lagi, melainkan ideologi bangsa itu harus dilaksanakan dalam bentuk realisasi sehari-hari. “Kita sudah tidak lagi diskusi tentang hal-hal yang ideologis sebab kita harus memiliki kecemerlangan dan kecerdasan berpikir, ketangguhan jiwa, dan kreativitas dalam memandang masa depan dengan landasan yang telah dimiliki bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dalam banyak hal telah memiliki ketangguhan-ketangguhan, namun ketangguhan itu, tidak serta merta menghantar bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, bila rakyatnya tidak memiliki kreativitas yang tinggi,” tegas Syaykh.

Syakh mengajak segenap pelajar, mahasiswa dan jajaran Al-Zaytun supaya meningkatkan kreativitas untuk membangun jiwa dan raga bangsa Indonesia ini. “Anak-anakku sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, kalian harus meningkatkan kreativitas, daya inovasi untuk membangun jiwa, dan membangun badan bangsa Indonesia, agar mampu dipersembahkan untuk Indonesia Raya dalam interaksi internasional atau antarbangsa,” pesan Syaykh dalam amanatnya. Dalam interaksi antarbangsa itulah bangsa-bangsa diuji kemampuannya, mereka akan mendapatkan prestasi dan nilai keunggulan, masing-masing berdiri sama tinggi dalam percaturan antarbangsa. Pergaulan antarbangsa bisa dijalin oleh bangsa yang memiliki kreativitas tinggi, berpendidikan, berilmu pengetahuan, menguasai sains dan selalu mengikuti perkembangan zaman.

Menutup taushiyahnya, Syaykh berdoa, “Semoga kita semua diberi kekuatan lahir dan batin, jiwa dan raga, fisik maupun mental untuk hidup mengarungi perkembangan zaman yang sungguh menakjubkan dan cepat dalam perjalanan dari hari ke hari. Semoga Tuhan memberkati kita semua, memberkati bangsa Indonesia dan memberkati umat manusia yang cinta damai dan toleran. Marilah kita mengisi kemerdekaan Indonesia Raya dengan kreativitas yang tinggi dan terus menambah ilmu pengetahuan. Ilmu itu terus bergerak

Page 5: Mengisi Kemerdekaan

tanpa dapat dihentikan oleh siapapun, karena pada hakekatnya ilmu adalah hak yang diberikan Tuhan kepada umat manusia.”

Taushiyah yang disampaikan Syaykh semakin membakar semangat kebangsaan para santri, mahasiswa, karyawan, guru-guru, dosen dan eksponen YPI. Itu terlihat dari langkah gegap gempita santri-santri Al-Zaytun yang berpakaian khas daerah masing-masing berkarnaval diiringi musik dan lagu daerah masing-masing sambung-menyambung sampai selesai. Para santri asal Jakarta, misalnya, menampilkan ondel-ondel dan tugu dirgantara, Jawa Barat menampilkan gotong singa, Jawa Timur menampilkan lambang Surabaya, Bali menampilkan patung raksasa yang terkenal dalam legenda. Karnaval yang diadakan setelah upacara bendera itu disaksikan oleh Syaykh A.S. Panji Gumilang, Umi Farida al-Widad, eksponen YPI dan seluruh peserta upacara.

Perayaan dan peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-62 Republik Indonesia terus berlanjut hingga malam hari dengan digelarnya Pentas Seni Pelajar di gedung serba guna Al-Akbar. Selain lagu-lagu pop yang nge-trend di kalangan remaja, pada pentas seni itu didendangkan pula lagu-lagu dan tarian daerah. Bahkan pada kesempatan itu, dilangsungkan pula fashion show menampilkan aneka ragam baju daerah yang ada di seluruh nusantara. AZ (Berita Indonesia 45)

Page 6: Mengisi Kemerdekaan

Mengisi Kemerdekaan RI dengan Sederet Prestasi

Tahun 2009 BRI mengisi kemerdekaan RI dengan mengukir sejumlah prestasi baik nasional maupun internasional.Salah satu kebanggaan adalah memberikan yang terbaik kepada siapa pun. Pun demikian de ngan PT Bank Rakyat Indonesia, Persero Tbk (BRI), yang tahun ini memetik banyak penghargaan. Sebagai bank yang didirikan oleh anak negeri, deretan prestasi ini menjadi ungkap an terima kasih BRI kepada Ibu Pertiwi atas kesempatan eksis, berkembang, dan melayani rakyat. Tidak saja di bidang performance, BRI juga mendapatkan deretan penghargaan di bidang service, dan good corporate government (GC G).Mengulang prestasi setahun sebelumnya, tahun 2009 ini BRI kembali meraih predikat sebagai Bank Terbaik 2009 berdasarkan riset yang dilakukan majalah ekonomi Investor. Selain itu, bank yang didirikan pada 16 Desember 1895 ini juga mendapat penghargaan khusus, dari majalah tersebut, berupa The Most Resilient Bank 2009.Dari luar negeri, BRI menyabet predikat Marque Award ( Lifetime Achievement) dari majalah Alpha South East Asia. Dan, masih ada deretan prestasi lain yang dikantongi oleh bank tertua di Indonesia ini. Sampai Juli 2009, BRI telah menyabet 12 penghargaan. Tahun lalu, bank yang awalnya bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden itu mengoleksi 15 penghargaan bergengsi di dunia perbankan. Predikat sebagai Bank Terbaik 2009 didapat BRI untuk kategori bank umum beraset di atas Rp 40 triliun. Direktur Globe Media Group, Primus Dorimulu, mengatakan, bank pemenang dipilih berdasarkan hasil pemeringkatan menggunakan 12 kriteria.Tim juri, salah satunya adalah pakar ekonomi Aviliani, menilai dengan menggunakan 12 kriteria yaitu CAR (rasio kecukup an modal), NPL (kredit bermasalah), ROA (ra sio keuntung an atas aset), ROE (rasio keuntungan atas modal), NIM (net interest margin), BOPO (beban operasional dibanding pendapatan operasional), LDR (Loan to de po site ratio), pertumbuhan pendapatan nonbunga bersih, pertumbuhan pendapatan operasional, pertumbuhan kredit, pertumbuhan laba...