Mengingat yang terlupa
-
Upload
bahrum-subagia -
Category
Documents
-
view
680 -
download
4
description
Transcript of Mengingat yang terlupa
jjj
Melek Pustaka
Mengingat Yang Terlupa
Dan Mengamalkan Yang Dilupakan
B. Subagia
- 1 -
Mengingat Yang Terlupa, dan Mengamalkan Yang dilupakan Penulis B. Subagia Penyunting Ibnu Muhammad Perwajahan Isi B.S. Gia Penata Letak Bahgia Desain Sampul Abu Aisyah Penerbit
Melek Pustaka Bogor: JL. KH. Sholeh Iskandar Km.2. Bogor 16162 Telp. 085813405685 e-mail: [email protected] cetakan pertama, Jumadil Akhir 1434 H/ Mei 2013
Melek adalah akronim dari Medium Intelektual yang awalnya sebuah komunitas
santri-santri Ulil Albaab Bogor. Komunitas ini terus berusaha memberikan
pencerahan-pencerahan kepada umat Islam menuju kejayaannya. Kami
berkomitmen untuk menebarkan ilmu-ilmu keislaman yang bermanfaat bagi
kaum muslimin.
- 2 -
Mengingat Yang Terlupa, dan Mengamalkan Yang
dilupakan
- 3 -
Kata Pengantar
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena atas
rahmat dan petunjuknya buku ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta
salam teruntuk Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang
telah meninggalkan sunnah-sunnah untuk memuliakan umat ini.
Alhamdulillah, setelah berwaktu-waktu berlalu, siang dan malam,
kami dapat menyelesaikan buku sederhana ini. Buku ini sebetulnya
berisi beberapa sunnah-sunnah Rasulullah yang sudah banyak
ditinggalkan kaum muslimim. Masih banyak lagi sunnah-sunnah yang
lainnya yang boleh jadi tidak diketahui dan tidak dicantumkan dalam
buku sederhana ini. silahkan untuk menelaah dalam kitab-kitab yang
lebih lengkap.
Buku ini sesungguhnya untuk megingatkan. Ya, mengingatkan kita
akan kemualiaan sunnah-sunnah Rasulullah. Harapannya, semoga dengan
pengingatan ini kita sadar dan mau mengamalkan apa yang Rasulullah
ajarkan.
Apa saja sunnah-sunnah yang terlupakan? Simaklah pada
pembahasan dalm buku ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.
Tambahan, buku ini tidaklah dicetak dalam bentuk hardcopy. Kami
hanya membuatnya dalam format pdf. Juga, tidak ada undang-undang hak
cipta yang melindungi. Jadi, bagi yang ingin menyebarkannya
dipersilahkan, demi kebaikan kaum muslimin.
- 4 -
*Buku sederhana ini, saya persembahkan kepada Kang Irfan Habibie & Kang Rauf
(dua calon kandidat Doktor in University of Ibn Khaldun Bogor). Inilah hasil jerih
payah siang & malam kalian dalam mengajari saya menulis.*
- 5 -
Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................................................................... - 3 -
Iftitah: Diawali dengan Cinta..................................................................................................... 7
Menganal Sunnah ......................................................................................................................... 9
Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Sunnah? ..................................................................... 11
Mengunakan Sendal Dengan Kaki Kanan & Melepaskannya Dengan Kakli Kiri........ 13
Menjaga Kesucian Diri Dengan Berwudhu ........................................................................... 14
Bersiwak........................................................................................................................................ 16
Shalat Istikharah ................................................................................................................... - 17 -
Berwudhu Sebelum Tidur ......................................................................................................... 20
Sujud Syukur ............................................................................................................................... 22
Mengikuti Bacaan Muadzin ..................................................................................................... 23
Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur .............................................................................. 24
Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam ........................................................ - 24 -
Membuat Pembatas dalam shalat ............................................................................................ 26
- 6 -
Iftitah: Diawali dengan Cinta
erawal dari cinta, saya tulis buku ini. Cinta saya adalah cinta kepada
Rasulullah. Ya, Rasulullah! Melalui lisan Abu Hurairah Radhiyallahu
'anhu, telah sampai kepada kita sebuah riwayat dari Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang bersabda, "Demi Zat yang jiwaku
berada dalam genggaman-Nya (kekuasaan-Nya), salah seorang di antara
kamu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang
tua dan anaknya." (HR. Bukhari)
Bagaimana kita mencintai Rasulullah? Bukankah Rasulullah telah
tiada di atas bumi ini? Bukankah beliau telah meninggal sebagai nabi
terakhir yang Allah utus untuk memberikan hidayah untuk umat ini. Ya,
Beliau memang telah menutupkan matanya. Akan tetapi, beliau telah
meninggalkan dua perkara yang jika kita memegangnya dengan kuat,
maka kita tak akan tersesatkan, Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dua warisan itu haruslah kita jaga baik-baik dengan cara
mempelajari, mengamalkan, dan menyebarkannya. Dengan menjaga
warisan itu pula berarti kita telah membuktikan cinta kita kepada beliau
Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Sebelum membuat buku sederhana ini, saya mendengar sebuah
kajian tematik tentang beberapa sunnah yang banyak ditinggalkan dan
dilupakan kaum muslimin. Setelah itu, muncul percikan inspirasi untuk
menuliskan dan mengembangkannya. Maka, saya buatlah buku ini yang
mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi para
pembaca sekalian.
B
- 7 -
Buku ini berisi tentang beberapa sunnah-sunnah Rasulullah yang
sering kali terlupakan oleh kita kaum muslimin. Padahal, sunnah
Rasulullah begitu indah jika dilaksanakan. Sangatlah sayang jika kita
melupakan sunnah itu padahal semua kita bisa melakukannya. Semoga
buku ini mendorong kita untuk mau melaksanakan sunnah Rasulullah.
Bogor, 2 Mei 2013
Penulis
- 8 -
Menganal Sunnah
eringkali kita mendengar orang-orang mengatakan sunnah atau As-
Sunnah. Akan tetapi, sudahkah kita mengetahui secara terang
pengertian dari sunnah itu? Di antara anda mungkin ada yang sudah
mengerti dan paham apa itu sunnah. Akan tetapi, tidak menutup
kemungkinan juga masih ada yang tidak mengetahui dengan pasti, atau
masih abu-abu, dan boleh jadi ada yang tidak mengetahui sekali apa itu
sunnah.
Sebagai seorang muslim haruslah mengetahui apa itu sunnah.
Malulah rasanya jika ditanya oleh orang yang beragama lain yang ingin
mengetahui tentang Islam dan apa itu sunnah. Seorang muslim itu harus
mengetahui dan paham dengan Islam, agama yang dipeluknya. Karena,
tidaklah dikatakan seorang muslim kalau tidak mengetahui Islam dengan
syariat-syariat yang terkadung di dalamnya.
Sunnah itu telah diartiakan oleh ahli hadits dan ahli fiqh. Ahli
hadist mengartiakan Sunnah yaitu segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya
(terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan
sebagai syari’at bagi umat ini. Termasuk di dalamnya apa saja yang
hukumnya wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi pengertian
umum menurut ahli hadits. Ahli fikih mengartikan sunnah ialah segala
apa yang dianjurkan yang tidak sampai pada derajat wajib.
Sunnah dalam Islam itu merupakan wahyu yang kedua setelah Al-
Qur’an. Dari mana kita mengetahui itu? Abu Dawud dan Imam Ahmad
S
- 9 -
telah meriwayatkan dalam kitab-kitabnya, bahwasanya Rasulullah telah
mengabarkan itu kepada kita dengan sabdanya.
“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu)
yang serupa dengannya.” (yakni As-Sunnah)
Al-Qur'an, yang berada di rumah-rumah kita pun ternyata telah
mengabarkan kemukzijatan sunnah. Jika kita buka lembaran demi
lembaran mushaf Al-Qur'an, dalam surat Al-Baqarah, ayat 129. Dalam
ayat itu kita akan mendapatkan kata Al-Hikmah.
“Dan supaya mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah.”
(Al Baqarah: 129)
Imam As-Syafi`i mengatakan, “Setiap kata al-hikmah dalam Al-
Qur`an yang dimaksud adalah As-Sunnah.” Demikian pula yang
ditafsirkan oleh para ulama yang lain.
- 10 -
Apa Yang Harus Dilakukan Dengan
Sunnah?
esan, ada pesan dari Rasulullah sebelum beliau meninggalkan dunia
ini. Pesan, ya pesan yang marilah sama-sama kita renungkan.
Tidaklah pesan itu sampai pada kita hari ini kecuali ada sesuatu yang
harus diperhatikan baik-baik. Juga, sungguh sangat luar biasanya pesan
itu tetap terjaga ketika samapaikepada kita.
Rasulullah berpesan.
“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian
berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya,
yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai
keduanya mendatangiku di Haudh (Sebuah telaga di surga, Pen.).”
Pesan itu tertulis dalam kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik
dan dalam kitab al-Mustadrak karya Al-Hakim.
Pesan itu jelas apa adanya. Kita diperintah untuk berpegang
kepada duanya. Telah saya jelaskan terdahulu bagaimana berpegang
teguh itu ialah dengan cara mempelajari, mengamalkan dan
menyebarkannya (mendakwahkannya, pen).
Imam Bukhari juga menggoreskan pesan dari Rasulullah dalam
kitabnya al-I’tisham. Dari sahabat terkasih Abu Hurairah mengatakan
bahwa Rasulullah berkata kepada para sahabatnya.
“Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang engan,”
P
- 11 -
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang
enggan itu?”
“Barangsiapa mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang
mendurhakaiku dialah yang enggan.” jawab Rasulullah
Nah, dari pesan-pesandi atas, jelaslah bahwasanya Rasulullah
sangatlah ingin kita, sebagai umatnya mengamalkan sunnah-sunnahnya.
Beliau akan berbangga. Beliau akan cinta. Dan, dengan mengamalkan
sunnah-sunnah Rasulullah, berarti itu sebagai tanda bukti cinta kita
kepada Rasulullah. Adapun mendurhakainya yaitu yang enggan dan tak
mau mengamalksan sunnah-sunnah Rasulullah. Bahkan, jika ada
kebencian terhadap sunnah Rasulullah , berarti ia tidak sedikitpun
mencintai manusia terbaik, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Semoga kita bukan termasuk orang yang mendurhakai Rasulullah,
akan tetapi kita termasuk orang yang mencintai Rasulullah.
- 12 -
Mengunakan Sendal Dengan Kaki Kanan
& Melepaskannya Dengan Kakli Kiri
eringkali kita menggunakan dan melepaskan sendal seenaknya saja.
Tidak tahu kaki mana yang dulu memakai dan kaki mana yang
melapas. Tidak tahu, di simpannya di mana saja. Tidak peduli, rapi atau
tidak. Masa bodoh, indah atau tidak indah dipandang.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita peka terhadap hal ini.
karena, Islam itu agama yang sempurna. Urusan menggunakan dan
melepaskan sendal pun diatur. Rasulullah telah mengajarkan kepada kita
bagaimana menggunakan dan melepaskannya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu
'Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah
dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri.
Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan
kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitulah pesan Rasulullah kepada kita. sekarang sudah tahukan?
Saya punya pengalaman tentang sunnah yang satu ini. Satu, dua kali
menerapkannya, saya merasakan risih dan kadang lupa. Namun, ketika
selalu diulang, diingat-ingat, dicoba dan dicoba, ternyata hal itu seakan
menjadi yang otomatis. Ketika akan memakai sendal, seakan kaki
kananlah dulu yang mencari-cari sendal itu dan langsung memakainya
ketika ditemukan. Percaya?
Silahkan dicoba dan jangan menyerah.
S
- 13 -
Menjaga Kesucian Diri Dengan Berwudhu
da seorang sahabat bernama Tsauban Radhiyallahu ‘anhu. Ia
mendapatkan sebuah nasihat dari seorang yang dicintai Allah, yaitu
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Nashat itu merupakan
perkataannya yang sampai ke kita, hingga hari ini dan juga diperuntukan
bagi kaum muslimin semuanya.
Rasulullah berkata, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua
(dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat
menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-
baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara
wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
“Memelihara wudhu” inilah yang saya maksud. Menjaga kesucian
dengan berwudhu ternyata bukan saja dilakukan ketika ingin shalat,
thawaf, dan membaca Al-Quran. Tetapi, sangatlah dicintai Rasulullah
ketika di setiap berhadas, kita langsung wudhu. Ingat, langsunglah
berwudhu ketika berhadas dan jangan ditunda-tunda, sebab penundaan
itu membuat kita lupa dan juga malas.
Ada dua sahabat yang dicintai Rasulullah, yang saya ingin
sampaikan dalam tulisan sederhana ini. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib
dan Bilal bin Rabah. Kedua nama sahabat ini pernah disebut-sebut dalam
hadist mulia.
Rasulullah bersabda kepada sahabat Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu 'anhu, “Wahai Ali, sesungguhnya para malaikat
memohonkan ampun untuk manusia (seseorang), selama dia dalam
keadaan suci dan belum berhadats.”
A
- 14 -
Pesan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib juga berlaku bagi kita.
Seorang lagi, yaitu Bilal, simak-simaklah kisah berikut ini.
Suatu ketika, Rasulullah menuju para sahabat dan menceritakan
perihal kenikmatan surga. Lalu beliau bersabda kepada Bilal,
“Ceritakanlah kepadaku perbuatan terbaik apa yang kau lakukan di Islam,
karena aku mendengar suara terompahmu (sandalmu) di surga.”
Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan apa-apa, hanya saja aku
tidak pernah berwudhu, baik di waktu malam atau siang, kecuali
sesudahnya aku melaksanakan shalat (sunnah wudhu).” (Muttafaq
‘Alaih)
Bilal merupakan budak yang hitam milik Umayyah bin Khalaf.
Akan tetapi, setelah memeluk Islam ia menjadi hamba yang mulia yang
putih hatinya. Bilal selalu menjaga kesucian dirinya dengan berwudhu.
Sehingga, walaupun ia memiliki kulit yang hitam, tapi kita mengenalnya
dengan orang yang mulia, sahabat Rasulullah.
- 15 -
Bersiwak
ahu siwak? Mungkin sebagian kita menggelangkan kepala, tidak
mengetahui apa itu siwak. Atau, ada yang tahu itu siwak namun tidak
pernah melihat bagaimana bentuknya.
Siwak merupakan tangkai kayu dari pohon Arak yang diambil
untuk membersihkan mulut. Biasanya, pohon arak ini banyak tumbuh di
Jaziah Arab.
Ada dua manfaat siwak yang telah dikabarkan oleh ibunda kita,
Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk
mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Bahkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Bersiwak itu berarti menggosokan kayu arak ke rongga mulut
layaknya seperti menggosok gigi. Ditambah, menggosokannya juga ke
lidah, gusi, dan langit-langit mulut.
Siwak itu ternyata memiliki kelebihan dibanding pasta gigi yang
sering kita gunakan. Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly
berkata, “Saat ini alat-alat modern berupa sikat dan pasta gigi atau
semisalnya memiliki fungsi yang sama dengan tangkai kayu arak. Hanya
saja, tangkai kayu arak merupakan siwak yang terbaik disebabkan
banyak rahasia kemanfaatan yang dikandungnya juga keistimewaan yang
T
- 16 -
tidak didapatkan pada selainnya. Di antara kekhususannya, Ia dapat
membunuh bakteri-bakteri yang ada pada mulut yang menyebabkan
banyak macam penyakit yang berhubungan dengan dengan mulut dan
gigi. Juga padanya ada garam yodium, bahan pewangi yang enak, gula,
dan komposisi lainnya yang hanya didapatkan pada kayu arak tidak pada
alat pembersih dan penyegar mulut dan gigi lainnya.”
Alangkah bagusnya jika kita menyisihkan uang dan membeli kayu
siwak dan melaksanakan sunnah Rasulullah yang mulia ini.
- 17 -
Shalat Istikharah
ernahkan anda dibingungkan dengan dua pilihan? Bingung karena
dua-duanya bagus, atau dua-duanya nggak disukai. Bingung dengan
dua pilihan yang menyebabkan hidup ini serba salah.
Seharusnya tidaklah begitu. ketika kita ragu pada dua pilihan
maka shalat istikharah. Rasulullah telah mengajarkan kepada para
sahabatnya. Pelajaran itu tentunya untuk kita juga sebagai umatnya.
Insya Alah, setelah kita shalat istikharah maka apa yang kita pilih, pilihan
itulah yang terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kita tidak
menyesal.
Sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap
urusan yang kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu
surah dari Al-Qur’an. Beliau Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika
seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku-lah (shalat) dua
raka’at yang bukan shalat wajib kemudian berdo’alah: Allahumma inniy
astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min
fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa
‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu
anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa aku ma’aasyiy wa ‘aafiyati
amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma
baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy
wa ma’aasyiy wa ‘aafiyati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi
fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar
dhiniy.” (Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan
memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon
P
- 18 -
karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak
mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui,
Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah bila
Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku,
kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di
waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan
mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya
ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi
agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau
bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan
dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang
baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan
ketetapan-Mu itu”. Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang
diminta pilihannya itu”. (HR. Al-Bukhari)
Nah, jangan lupa lagi, ketika kita dihadapi dua pilihan yang
membingungkan maka shalat istikharahlah sebagaimana Rasulullah
mengajarkan. Ok
- 19 -
Berwudhu Sebelum Tidur
iasanya, kalau anda mau tidur, apakah burwudhu terlebih dahulu?
Tidak atau Ya? Setelah anda membaca tulisan sederhana ini, saya
mengharapkan, semoga anda termotivasi untuk selalu berwudhu ketika
akan tidur.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah menerima hadis yang
bersumber dari Rasulullah. Hadis itu sebuah nasihat bagi kita kaum
muslimin.
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak
tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah
dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa
ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku
lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-
Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu
kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan
dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau
meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir
perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sebelumnya, saya tidak membiasakan hak ini. Namun, setelah
seorang teman saya menasihati agar mendawamkan wudhu sebelum
tidur, saya berusaha mengarjakannya. Teman saya yang baik itu juga
mengatakan bahwa kalau kita berwudhu sebelum tidur itu bangun
tidurnya akan mudah. Saya mersakannya.
B
- 20 -
Jadi, seblum tidur ingat baik-baik, “WUDHU DULU SEBELUM TIDUR
OK!”
- 21 -
Sujud Syukur
Selamat anda terlahir sebagai seorang muslim!” Ungkapan itu,
apakah sebuah nikmat yang Allah berikan untuk anda? Apakah
ungkapan itu kabar gembira bagi anda? Jika ‘Ya’, bersujud syukurlah.
Bersujud dan bersyukur dengan kenikmatan yang diberikan
adalah sesuatu yang mungkin sering kita lupakan. Padahal, Rasulullah
setiap kali mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau ada kabar
gembira yang samapai kepadanya maka ia bersujud syukur.
Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang
menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung
sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Sujud syukur ini disunnahkan saat kita mendapatkan nikmat atau
terhindar dari bencana. Ketika kita medapatkan dua hal itu jangan lupa
bersujud. Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Kita
ungkapan kesyukuran yang telah kita peroleh kepada Allah dengan
bahasa apa pun.
Mudah-mudahan, ketika kita banyak bersyukur dan bersujud
syukur dengan kenikmatan-kenikmatan yang didapatkan, walaupun itu
kecil, mudah-mudahan Allah akan melanggengken dan menambahkan
kenikmatan itu. Amin.
“
- 22 -
Mengikuti Bacaan Muadzin
ima kali sehari, kita pasti mendengar suara adzan berkumandang.
Alhamdulillah, harus kita syukuri karena suara adzan masih bergema
di negri ini. Tetapi, ada hal yang banyak kita lupakan ketika mendengar
muadzin mengumandangkan adzannya. Yaitu, kita tidak mengikuti
bacaan muadzin.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia
mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian
mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh
muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang
bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh
kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan
tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan
aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang
memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di
akhirat kelak).” (HR. Muslim)
Kita disunnahkan untuk mengikuti apa yang diucapkan muadzin
kecuali saat muadzin membaca Hayya ‘Ala shallah dan Hayya ‘Allal Falah
maka yang kita lafalkan adalah Lahaula wala Quwata illaa Billah.
Semoga kita bisa mengikuti apa yang telah Rasulullah contohkan.
L
- 23 -
Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur
alau mau tidur, apakah biasanya anda langsung saja tidur
merebahkan badan di atas kasur? Ada satu sunnah Rasulullah yang
kebanyakan kita melupakannya. Sunnah Rasulullah itu adalah
mengibaskan seprai saat hemdak tidur dalam sebuah hadis berikut.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian hendak
tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu
mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak
mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak
merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur
miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku,
dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku
mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia,
dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-
Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)
Kita tidak tahu, barangkali saja di atas kasur kita ada makhuk
halus dari golongan jin yang tengah beristirahat. Coba, kalau kita tidak
mengibaskan seprai dan membaca basmalah, mungkin tidur kita
ditemani dengan jin. Tidak mau kan? Oleh karena itu INGAT, INGAT
sunnah Rasulullah yang satu ini.
K
- 24 -
Mengucapkan Salam Kepada Semua
Orang Islam
erlalu sering sepertinya, sunnah yang satu ini dilupakan oleh kaum
muslimin di negri kita. bukankah jumlah kaum muslimin di negri kita
itu mayoritas? Namun, sedikit sekali yang saling mengucapkan salam
sesama kita.
Kita ini muslim. Sudah selayaknyalah kita saling memberikan
salam. Jangan karena berbeda madzhab, berbeda organisasi, berbeda
suku, kita tidak mau mengucapkan salam. Kita tafakuri perkataan
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berikut ini.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia
menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan
makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam
kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Kepada orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal, kita
menucapkan salam. Karena, menebarkan salam adalah menebarkan cinta
kepada sesama muslim. Termasuk, kepada anak kecil pun kita
mengucapkan salam.
Anas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu
beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)
T
- 25 -
Membuat Pembatas dalam shalat
imaklah sebuah hadis berikut: diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri
Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di
depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang
lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka
hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu
dawud dan Ibnu Majah)
Pesan saya, janganlah lupa kalau kita akan shalat membuat sutrah
atau pembatas. Pembatas itu dapat berupa dinding mesjid, tiang, orang
lain, tongkat, buku, kayu dan lain-lain yang membuat orang LAIN
mengerti bahwa kita sedang shalat dan ia tidak berusaha melewat di
depan kita.
Kita pun diperbolehkan mendekati pembatas. Dengan catatan,
pembatas itu tidak terlalu jauh. Semoga kita bisa mengerjakan sunnah-
sunnah Rasulullah yang sudah dilupakan kebanyakan kaum muslimin.
Ingat pesan Ibnu Rajab.
“Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik
daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”
S