Mengingat yang terlupa

26
jjj Melek Pustaka Mengingat Yang Terlupa Dan Mengamalkan Yang Dilupakan B. Subagia

description

 

Transcript of Mengingat yang terlupa

Page 1: Mengingat yang terlupa

jjj

Melek Pustaka

Mengingat Yang Terlupa

Dan Mengamalkan Yang Dilupakan

B. Subagia

Page 2: Mengingat yang terlupa

- 1 -

Mengingat Yang Terlupa, dan Mengamalkan Yang dilupakan Penulis B. Subagia Penyunting Ibnu Muhammad Perwajahan Isi B.S. Gia Penata Letak Bahgia Desain Sampul Abu Aisyah Penerbit

Melek Pustaka Bogor: JL. KH. Sholeh Iskandar Km.2. Bogor 16162 Telp. 085813405685 e-mail: [email protected] cetakan pertama, Jumadil Akhir 1434 H/ Mei 2013

Melek adalah akronim dari Medium Intelektual yang awalnya sebuah komunitas

santri-santri Ulil Albaab Bogor. Komunitas ini terus berusaha memberikan

pencerahan-pencerahan kepada umat Islam menuju kejayaannya. Kami

berkomitmen untuk menebarkan ilmu-ilmu keislaman yang bermanfaat bagi

kaum muslimin.

Page 3: Mengingat yang terlupa

- 2 -

Mengingat Yang Terlupa, dan Mengamalkan Yang

dilupakan

Page 4: Mengingat yang terlupa

- 3 -

Kata Pengantar

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena atas

rahmat dan petunjuknya buku ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta

salam teruntuk Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang

telah meninggalkan sunnah-sunnah untuk memuliakan umat ini.

Alhamdulillah, setelah berwaktu-waktu berlalu, siang dan malam,

kami dapat menyelesaikan buku sederhana ini. Buku ini sebetulnya

berisi beberapa sunnah-sunnah Rasulullah yang sudah banyak

ditinggalkan kaum muslimim. Masih banyak lagi sunnah-sunnah yang

lainnya yang boleh jadi tidak diketahui dan tidak dicantumkan dalam

buku sederhana ini. silahkan untuk menelaah dalam kitab-kitab yang

lebih lengkap.

Buku ini sesungguhnya untuk megingatkan. Ya, mengingatkan kita

akan kemualiaan sunnah-sunnah Rasulullah. Harapannya, semoga dengan

pengingatan ini kita sadar dan mau mengamalkan apa yang Rasulullah

ajarkan.

Apa saja sunnah-sunnah yang terlupakan? Simaklah pada

pembahasan dalm buku ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita

semua. Amiin.

Tambahan, buku ini tidaklah dicetak dalam bentuk hardcopy. Kami

hanya membuatnya dalam format pdf. Juga, tidak ada undang-undang hak

cipta yang melindungi. Jadi, bagi yang ingin menyebarkannya

dipersilahkan, demi kebaikan kaum muslimin.

Page 5: Mengingat yang terlupa

- 4 -

*Buku sederhana ini, saya persembahkan kepada Kang Irfan Habibie & Kang Rauf

(dua calon kandidat Doktor in University of Ibn Khaldun Bogor). Inilah hasil jerih

payah siang & malam kalian dalam mengajari saya menulis.*

Page 6: Mengingat yang terlupa

- 5 -

Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................................................................... - 3 -

Iftitah: Diawali dengan Cinta..................................................................................................... 7

Menganal Sunnah ......................................................................................................................... 9

Apa Yang Harus Dilakukan Dengan Sunnah? ..................................................................... 11

Mengunakan Sendal Dengan Kaki Kanan & Melepaskannya Dengan Kakli Kiri........ 13

Menjaga Kesucian Diri Dengan Berwudhu ........................................................................... 14

Bersiwak........................................................................................................................................ 16

Shalat Istikharah ................................................................................................................... - 17 -

Berwudhu Sebelum Tidur ......................................................................................................... 20

Sujud Syukur ............................................................................................................................... 22

Mengikuti Bacaan Muadzin ..................................................................................................... 23

Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur .............................................................................. 24

Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam ........................................................ - 24 -

Membuat Pembatas dalam shalat ............................................................................................ 26

Page 7: Mengingat yang terlupa

- 6 -

Iftitah: Diawali dengan Cinta

erawal dari cinta, saya tulis buku ini. Cinta saya adalah cinta kepada

Rasulullah. Ya, Rasulullah! Melalui lisan Abu Hurairah Radhiyallahu

'anhu, telah sampai kepada kita sebuah riwayat dari Rasulullah

Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang bersabda, "Demi Zat yang jiwaku

berada dalam genggaman-Nya (kekuasaan-Nya), salah seorang di antara

kamu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang

tua dan anaknya." (HR. Bukhari)

Bagaimana kita mencintai Rasulullah? Bukankah Rasulullah telah

tiada di atas bumi ini? Bukankah beliau telah meninggal sebagai nabi

terakhir yang Allah utus untuk memberikan hidayah untuk umat ini. Ya,

Beliau memang telah menutupkan matanya. Akan tetapi, beliau telah

meninggalkan dua perkara yang jika kita memegangnya dengan kuat,

maka kita tak akan tersesatkan, Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dua warisan itu haruslah kita jaga baik-baik dengan cara

mempelajari, mengamalkan, dan menyebarkannya. Dengan menjaga

warisan itu pula berarti kita telah membuktikan cinta kita kepada beliau

Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

Sebelum membuat buku sederhana ini, saya mendengar sebuah

kajian tematik tentang beberapa sunnah yang banyak ditinggalkan dan

dilupakan kaum muslimin. Setelah itu, muncul percikan inspirasi untuk

menuliskan dan mengembangkannya. Maka, saya buatlah buku ini yang

mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi para

pembaca sekalian.

B

Page 8: Mengingat yang terlupa

- 7 -

Buku ini berisi tentang beberapa sunnah-sunnah Rasulullah yang

sering kali terlupakan oleh kita kaum muslimin. Padahal, sunnah

Rasulullah begitu indah jika dilaksanakan. Sangatlah sayang jika kita

melupakan sunnah itu padahal semua kita bisa melakukannya. Semoga

buku ini mendorong kita untuk mau melaksanakan sunnah Rasulullah.

Bogor, 2 Mei 2013

Penulis

Page 9: Mengingat yang terlupa

- 8 -

Menganal Sunnah

eringkali kita mendengar orang-orang mengatakan sunnah atau As-

Sunnah. Akan tetapi, sudahkah kita mengetahui secara terang

pengertian dari sunnah itu? Di antara anda mungkin ada yang sudah

mengerti dan paham apa itu sunnah. Akan tetapi, tidak menutup

kemungkinan juga masih ada yang tidak mengetahui dengan pasti, atau

masih abu-abu, dan boleh jadi ada yang tidak mengetahui sekali apa itu

sunnah.

Sebagai seorang muslim haruslah mengetahui apa itu sunnah.

Malulah rasanya jika ditanya oleh orang yang beragama lain yang ingin

mengetahui tentang Islam dan apa itu sunnah. Seorang muslim itu harus

mengetahui dan paham dengan Islam, agama yang dipeluknya. Karena,

tidaklah dikatakan seorang muslim kalau tidak mengetahui Islam dengan

syariat-syariat yang terkadung di dalamnya.

Sunnah itu telah diartiakan oleh ahli hadits dan ahli fiqh. Ahli

hadist mengartiakan Sunnah yaitu segala sesuatu yang bersumber dari

Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya

(terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan

sebagai syari’at bagi umat ini. Termasuk di dalamnya apa saja yang

hukumnya wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi pengertian

umum menurut ahli hadits. Ahli fikih mengartikan sunnah ialah segala

apa yang dianjurkan yang tidak sampai pada derajat wajib.

Sunnah dalam Islam itu merupakan wahyu yang kedua setelah Al-

Qur’an. Dari mana kita mengetahui itu? Abu Dawud dan Imam Ahmad

S

Page 10: Mengingat yang terlupa

- 9 -

telah meriwayatkan dalam kitab-kitabnya, bahwasanya Rasulullah telah

mengabarkan itu kepada kita dengan sabdanya.

“Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu)

yang serupa dengannya.” (yakni As-Sunnah)

Al-Qur'an, yang berada di rumah-rumah kita pun ternyata telah

mengabarkan kemukzijatan sunnah. Jika kita buka lembaran demi

lembaran mushaf Al-Qur'an, dalam surat Al-Baqarah, ayat 129. Dalam

ayat itu kita akan mendapatkan kata Al-Hikmah.

“Dan supaya mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah.”

(Al Baqarah: 129)

Imam As-Syafi`i mengatakan, “Setiap kata al-hikmah dalam Al-

Qur`an yang dimaksud adalah As-Sunnah.” Demikian pula yang

ditafsirkan oleh para ulama yang lain.

Page 11: Mengingat yang terlupa

- 10 -

Apa Yang Harus Dilakukan Dengan

Sunnah?

esan, ada pesan dari Rasulullah sebelum beliau meninggalkan dunia

ini. Pesan, ya pesan yang marilah sama-sama kita renungkan.

Tidaklah pesan itu sampai pada kita hari ini kecuali ada sesuatu yang

harus diperhatikan baik-baik. Juga, sungguh sangat luar biasanya pesan

itu tetap terjaga ketika samapaikepada kita.

Rasulullah berpesan.

“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian

berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya,

yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai

keduanya mendatangiku di Haudh (Sebuah telaga di surga, Pen.).”

Pesan itu tertulis dalam kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik

dan dalam kitab al-Mustadrak karya Al-Hakim.

Pesan itu jelas apa adanya. Kita diperintah untuk berpegang

kepada duanya. Telah saya jelaskan terdahulu bagaimana berpegang

teguh itu ialah dengan cara mempelajari, mengamalkan dan

menyebarkannya (mendakwahkannya, pen).

Imam Bukhari juga menggoreskan pesan dari Rasulullah dalam

kitabnya al-I’tisham. Dari sahabat terkasih Abu Hurairah mengatakan

bahwa Rasulullah berkata kepada para sahabatnya.

“Setiap umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang engan,”

P

Page 12: Mengingat yang terlupa

- 11 -

Para sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang

enggan itu?”

“Barangsiapa mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang

mendurhakaiku dialah yang enggan.” jawab Rasulullah

Nah, dari pesan-pesandi atas, jelaslah bahwasanya Rasulullah

sangatlah ingin kita, sebagai umatnya mengamalkan sunnah-sunnahnya.

Beliau akan berbangga. Beliau akan cinta. Dan, dengan mengamalkan

sunnah-sunnah Rasulullah, berarti itu sebagai tanda bukti cinta kita

kepada Rasulullah. Adapun mendurhakainya yaitu yang enggan dan tak

mau mengamalksan sunnah-sunnah Rasulullah. Bahkan, jika ada

kebencian terhadap sunnah Rasulullah , berarti ia tidak sedikitpun

mencintai manusia terbaik, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.

Semoga kita bukan termasuk orang yang mendurhakai Rasulullah,

akan tetapi kita termasuk orang yang mencintai Rasulullah.

Page 13: Mengingat yang terlupa

- 12 -

Mengunakan Sendal Dengan Kaki Kanan

& Melepaskannya Dengan Kakli Kiri

eringkali kita menggunakan dan melepaskan sendal seenaknya saja.

Tidak tahu kaki mana yang dulu memakai dan kaki mana yang

melapas. Tidak tahu, di simpannya di mana saja. Tidak peduli, rapi atau

tidak. Masa bodoh, indah atau tidak indah dipandang.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita peka terhadap hal ini.

karena, Islam itu agama yang sempurna. Urusan menggunakan dan

melepaskan sendal pun diatur. Rasulullah telah mengajarkan kepada kita

bagaimana menggunakan dan melepaskannya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu

'Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah

dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri.

Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan

kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitulah pesan Rasulullah kepada kita. sekarang sudah tahukan?

Saya punya pengalaman tentang sunnah yang satu ini. Satu, dua kali

menerapkannya, saya merasakan risih dan kadang lupa. Namun, ketika

selalu diulang, diingat-ingat, dicoba dan dicoba, ternyata hal itu seakan

menjadi yang otomatis. Ketika akan memakai sendal, seakan kaki

kananlah dulu yang mencari-cari sendal itu dan langsung memakainya

ketika ditemukan. Percaya?

Silahkan dicoba dan jangan menyerah.

S

Page 14: Mengingat yang terlupa

- 13 -

Menjaga Kesucian Diri Dengan Berwudhu

da seorang sahabat bernama Tsauban Radhiyallahu ‘anhu. Ia

mendapatkan sebuah nasihat dari seorang yang dicintai Allah, yaitu

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Nashat itu merupakan

perkataannya yang sampai ke kita, hingga hari ini dan juga diperuntukan

bagi kaum muslimin semuanya.

Rasulullah berkata, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua

(dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat

menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-

baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara

wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

“Memelihara wudhu” inilah yang saya maksud. Menjaga kesucian

dengan berwudhu ternyata bukan saja dilakukan ketika ingin shalat,

thawaf, dan membaca Al-Quran. Tetapi, sangatlah dicintai Rasulullah

ketika di setiap berhadas, kita langsung wudhu. Ingat, langsunglah

berwudhu ketika berhadas dan jangan ditunda-tunda, sebab penundaan

itu membuat kita lupa dan juga malas.

Ada dua sahabat yang dicintai Rasulullah, yang saya ingin

sampaikan dalam tulisan sederhana ini. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib

dan Bilal bin Rabah. Kedua nama sahabat ini pernah disebut-sebut dalam

hadist mulia.

Rasulullah bersabda kepada sahabat Ali bin Abi Thalib

Radhiyallahu 'anhu, “Wahai Ali, sesungguhnya para malaikat

memohonkan ampun untuk manusia (seseorang), selama dia dalam

keadaan suci dan belum berhadats.”

A

Page 15: Mengingat yang terlupa

- 14 -

Pesan Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib juga berlaku bagi kita.

Seorang lagi, yaitu Bilal, simak-simaklah kisah berikut ini.

Suatu ketika, Rasulullah menuju para sahabat dan menceritakan

perihal kenikmatan surga. Lalu beliau bersabda kepada Bilal,

“Ceritakanlah kepadaku perbuatan terbaik apa yang kau lakukan di Islam,

karena aku mendengar suara terompahmu (sandalmu) di surga.”

Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan apa-apa, hanya saja aku

tidak pernah berwudhu, baik di waktu malam atau siang, kecuali

sesudahnya aku melaksanakan shalat (sunnah wudhu).” (Muttafaq

‘Alaih)

Bilal merupakan budak yang hitam milik Umayyah bin Khalaf.

Akan tetapi, setelah memeluk Islam ia menjadi hamba yang mulia yang

putih hatinya. Bilal selalu menjaga kesucian dirinya dengan berwudhu.

Sehingga, walaupun ia memiliki kulit yang hitam, tapi kita mengenalnya

dengan orang yang mulia, sahabat Rasulullah.

Page 16: Mengingat yang terlupa

- 15 -

Bersiwak

ahu siwak? Mungkin sebagian kita menggelangkan kepala, tidak

mengetahui apa itu siwak. Atau, ada yang tahu itu siwak namun tidak

pernah melihat bagaimana bentuknya.

Siwak merupakan tangkai kayu dari pohon Arak yang diambil

untuk membersihkan mulut. Biasanya, pohon arak ini banyak tumbuh di

Jaziah Arab.

Ada dua manfaat siwak yang telah dikabarkan oleh ibunda kita,

Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

bersabda, “Siwak dapat membersihkan mulut dan sarana untuk

mendapatkan ridha Allah.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)

Bahkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,

“Andaikata tidak memberatkan umatku niscaya aku memerintahkan

mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Al-Bukhari dan

Muslim)

Bersiwak itu berarti menggosokan kayu arak ke rongga mulut

layaknya seperti menggosok gigi. Ditambah, menggosokannya juga ke

lidah, gusi, dan langit-langit mulut.

Siwak itu ternyata memiliki kelebihan dibanding pasta gigi yang

sering kita gunakan. Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly

berkata, “Saat ini alat-alat modern berupa sikat dan pasta gigi atau

semisalnya memiliki fungsi yang sama dengan tangkai kayu arak. Hanya

saja, tangkai kayu arak merupakan siwak yang terbaik disebabkan

banyak rahasia kemanfaatan yang dikandungnya juga keistimewaan yang

T

Page 17: Mengingat yang terlupa

- 16 -

tidak didapatkan pada selainnya. Di antara kekhususannya, Ia dapat

membunuh bakteri-bakteri yang ada pada mulut yang menyebabkan

banyak macam penyakit yang berhubungan dengan dengan mulut dan

gigi. Juga padanya ada garam yodium, bahan pewangi yang enak, gula,

dan komposisi lainnya yang hanya didapatkan pada kayu arak tidak pada

alat pembersih dan penyegar mulut dan gigi lainnya.”

Alangkah bagusnya jika kita menyisihkan uang dan membeli kayu

siwak dan melaksanakan sunnah Rasulullah yang mulia ini.

Page 18: Mengingat yang terlupa

- 17 -

Shalat Istikharah

ernahkan anda dibingungkan dengan dua pilihan? Bingung karena

dua-duanya bagus, atau dua-duanya nggak disukai. Bingung dengan

dua pilihan yang menyebabkan hidup ini serba salah.

Seharusnya tidaklah begitu. ketika kita ragu pada dua pilihan

maka shalat istikharah. Rasulullah telah mengajarkan kepada para

sahabatnya. Pelajaran itu tentunya untuk kita juga sebagai umatnya.

Insya Alah, setelah kita shalat istikharah maka apa yang kita pilih, pilihan

itulah yang terbaik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan kita tidak

menyesal.

Sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami istikharah dalam setiap

urusan yang kami hadapi sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu

surah dari Al-Qur’an. Beliau Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika

seorang dari kalian menghadapi masalah maka ruku-lah (shalat) dua

raka’at yang bukan shalat wajib kemudian berdo’alah: Allahumma inniy

astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min

fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa

‘Abdullah’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu

anna haadzal amru khairul liy fiy diiniy wa aku ma’aasyiy wa ‘aafiyati

amriy” atau; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma

baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amru syarrul liy fiy diiniy

wa ma’aasyiy wa ‘aafiyati amriy” aw qaola; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi

fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliyl khaira haitsu kaana tsummar

dhiniy.” (Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmuMu dan

memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon

P

Page 19: Mengingat yang terlupa

- 18 -

karunia-Mu yang Agung. Karena Engkau Maha Mampu sedang aku tidak

mampu, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui,

Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah bila

Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku,

kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau bersabda: di

waktu dekat atau di masa nanti- maka takdirkanlah buatku dan

mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya

ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi

agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini -atau beliau

bersabda: di waktu dekat atau di masa nanti- maka jauhkanlah urusan

dariku dan jauhkanlah aku darinya. Dan tetapkanlah buatku urusan yang

baik saja dimanapun adanya kemudian jadikanlah aku ridha dengan

ketetapan-Mu itu”. Beliau bersabda: “Dia sebutkan urusan yang sedang

diminta pilihannya itu”. (HR. Al-Bukhari)

Nah, jangan lupa lagi, ketika kita dihadapi dua pilihan yang

membingungkan maka shalat istikharahlah sebagaimana Rasulullah

mengajarkan. Ok

Page 20: Mengingat yang terlupa

- 19 -

Berwudhu Sebelum Tidur

iasanya, kalau anda mau tidur, apakah burwudhu terlebih dahulu?

Tidak atau Ya? Setelah anda membaca tulisan sederhana ini, saya

mengharapkan, semoga anda termotivasi untuk selalu berwudhu ketika

akan tidur.

Imam Bukhari dan Imam Muslim telah menerima hadis yang

bersumber dari Rasulullah. Hadis itu sebuah nasihat bagi kita kaum

muslimin.

Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kamu hendak

tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah

dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa

ragaku kepada-Mu, aku serahkan semua urusanku kepada-Mu, aku

lindungkan punggungku kepada-Mu, karena cinta sekaligus takut kepada-

Mu, tiada tempat berlindung mencari keselamatan dari (murka)-Mu

kecuali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dan

dengan nabi yang Engkau utus’. Jika engkau meninggal, maka engkau

meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah doa ini sebagai akhir

perkataanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sebelumnya, saya tidak membiasakan hak ini. Namun, setelah

seorang teman saya menasihati agar mendawamkan wudhu sebelum

tidur, saya berusaha mengarjakannya. Teman saya yang baik itu juga

mengatakan bahwa kalau kita berwudhu sebelum tidur itu bangun

tidurnya akan mudah. Saya mersakannya.

B

Page 21: Mengingat yang terlupa

- 20 -

Jadi, seblum tidur ingat baik-baik, “WUDHU DULU SEBELUM TIDUR

OK!”

Page 22: Mengingat yang terlupa

- 21 -

Sujud Syukur

Selamat anda terlahir sebagai seorang muslim!” Ungkapan itu,

apakah sebuah nikmat yang Allah berikan untuk anda? Apakah

ungkapan itu kabar gembira bagi anda? Jika ‘Ya’, bersujud syukurlah.

Bersujud dan bersyukur dengan kenikmatan yang diberikan

adalah sesuatu yang mungkin sering kita lupakan. Padahal, Rasulullah

setiap kali mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau ada kabar

gembira yang samapai kepadanya maka ia bersujud syukur.

Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Jika

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapatkan sesuatu yang

menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung

sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-

Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sujud syukur ini disunnahkan saat kita mendapatkan nikmat atau

terhindar dari bencana. Ketika kita medapatkan dua hal itu jangan lupa

bersujud. Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Kita

ungkapan kesyukuran yang telah kita peroleh kepada Allah dengan

bahasa apa pun.

Mudah-mudahan, ketika kita banyak bersyukur dan bersujud

syukur dengan kenikmatan-kenikmatan yang didapatkan, walaupun itu

kecil, mudah-mudahan Allah akan melanggengken dan menambahkan

kenikmatan itu. Amin.

Page 23: Mengingat yang terlupa

- 22 -

Mengikuti Bacaan Muadzin

ima kali sehari, kita pasti mendengar suara adzan berkumandang.

Alhamdulillah, harus kita syukuri karena suara adzan masih bergema

di negri ini. Tetapi, ada hal yang banyak kita lupakan ketika mendengar

muadzin mengumandangkan adzannya. Yaitu, kita tidak mengikuti

bacaan muadzin.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu Anhu bahwa dia

mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian

mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh

muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang

bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh

kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan

tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan

aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang

memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di

akhirat kelak).” (HR. Muslim)

Kita disunnahkan untuk mengikuti apa yang diucapkan muadzin

kecuali saat muadzin membaca Hayya ‘Ala shallah dan Hayya ‘Allal Falah

maka yang kita lafalkan adalah Lahaula wala Quwata illaa Billah.

Semoga kita bisa mengikuti apa yang telah Rasulullah contohkan.

L

Page 24: Mengingat yang terlupa

- 23 -

Mengibaskan Seprai Saat Hendak Tidur

alau mau tidur, apakah biasanya anda langsung saja tidur

merebahkan badan di atas kasur? Ada satu sunnah Rasulullah yang

kebanyakan kita melupakannya. Sunnah Rasulullah itu adalah

mengibaskan seprai saat hemdak tidur dalam sebuah hadis berikut.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika kalian hendak

tidur, maka hendaknya dia mengambil ujung seprainya, lalu

mengibaskannya dengan membaca basmallah, karena dia tidak

mengetahui apa yang akan terjadi di atas kasurnya. Jika dia hendak

merebahkan tubuhnya, maka hendaknya dia mengambil posisi tidur

miring ke kanan dan membaca, “Maha Suci Engkau, ya Allah, Rabbku,

dengan-Mu aku merebahkan tubuhku, dan dengan-Mu pula aku

mengangkatnya. Jika Engkau menahan nyawaku, maka ampunkanlah ia,

dan jika Engkau melepasnya, maka lindungilah ia dengan perlindungan-

Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Muslim)

Kita tidak tahu, barangkali saja di atas kasur kita ada makhuk

halus dari golongan jin yang tengah beristirahat. Coba, kalau kita tidak

mengibaskan seprai dan membaca basmalah, mungkin tidur kita

ditemani dengan jin. Tidak mau kan? Oleh karena itu INGAT, INGAT

sunnah Rasulullah yang satu ini.

K

Page 25: Mengingat yang terlupa

- 24 -

Mengucapkan Salam Kepada Semua

Orang Islam

erlalu sering sepertinya, sunnah yang satu ini dilupakan oleh kaum

muslimin di negri kita. bukankah jumlah kaum muslimin di negri kita

itu mayoritas? Namun, sedikit sekali yang saling mengucapkan salam

sesama kita.

Kita ini muslim. Sudah selayaknyalah kita saling memberikan

salam. Jangan karena berbeda madzhab, berbeda organisasi, berbeda

suku, kita tidak mau mengucapkan salam. Kita tafakuri perkataan

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam berikut ini.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhu, ia

menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu

Alaihi wa Sallam, ‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Kamu memberikan

makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam

kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR.

Al-Bukhari dan Muslim)

Kepada orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal, kita

menucapkan salam. Karena, menebarkan salam adalah menebarkan cinta

kepada sesama muslim. Termasuk, kepada anak kecil pun kita

mengucapkan salam.

Anas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu

beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)

T

Page 26: Mengingat yang terlupa

- 25 -

Membuat Pembatas dalam shalat

imaklah sebuah hadis berikut: diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri

Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

bersabda, “Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di

depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang

lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka

hendaknya dia menghalanginya karena orang itu adalah setan.” (HR. Abu

dawud dan Ibnu Majah)

Pesan saya, janganlah lupa kalau kita akan shalat membuat sutrah

atau pembatas. Pembatas itu dapat berupa dinding mesjid, tiang, orang

lain, tongkat, buku, kayu dan lain-lain yang membuat orang LAIN

mengerti bahwa kita sedang shalat dan ia tidak berusaha melewat di

depan kita.

Kita pun diperbolehkan mendekati pembatas. Dengan catatan,

pembatas itu tidak terlalu jauh. Semoga kita bisa mengerjakan sunnah-

sunnah Rasulullah yang sudah dilupakan kebanyakan kaum muslimin.

Ingat pesan Ibnu Rajab.

“Orang yang beramal sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi

wa Sallam, meskipun amal itu sangat kecil, maka itu akan lebih baik

daripada orang yang beramal tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam meskipun dia sangat bersungguh-sungguh.”

S