Mengidentifikasi Novel 20

11
Mengidentifikasi Novel 20-30an MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK NOVEL TAHUN 20-30 an NOVEL ANGKATAN 20 an NOVEL ANGKATAN 30 an Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh Melayu Sudah menggunakan bahasa Indonesia Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa Menceritakan kehidupan mesyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi (struktur cerita / konflik sudah berkembang) Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokal Pengaruh budaya barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya Nasional Cerita yang diangkat seputar romantisme Menonjolkan nasionalme, romantisme, individualisme, dan materialisme contoh: MENGIDENTIFIKASI KEBIASAAN, ADAT, DAN ETIKA DALAM NOVEL 20-30an Novel Azab dan Sengsara (20an) ETIKA ADAT KEBIASAAN Suami kadang menyiksa istri Kehidupannya bergotong royong Telekomunkasi jarak jauh asih menggunakan surat atau telegram Orang berpacaran mesih sopan Pernikahan masih menggunakan sistem perjodohan Pernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot Anak patuh terhadap orangtuanya, walaupun keinginan orangtuanya tidak sesuai dengan keinginannya Masih percaya pada takhayul atau animisme dan dinamisme Anak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan Anak membantu pekerjaan orangtuanya Persaudaraan masih dipandang dari harta

description

mengidentifikasi novel angkatan 20

Transcript of Mengidentifikasi Novel 20

Mengidentifikasi Novel 20-30an

MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK NOVEL TAHUN 20-30 an

NOVEL ANGKATAN 20 anNOVEL ANGKATAN 30 an

Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh MelayuSudah menggunakan bahasa Indonesia

Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksaMenceritakan kehidupan mesyarakat kota, persoalan intelektual, emansipasi (struktur cerita / konflik sudah berkembang)

Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokalPengaruh budaya barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya Nasional

Cerita yang diangkat seputar romantismeMenonjolkan nasionalme, romantisme, individualisme, dan materialisme

contoh: MENGIDENTIFIKASI KEBIASAAN, ADAT, DAN ETIKA DALAM NOVEL 20-30an

Novel Azab dan Sengsara (20an)ETIKAADATKEBIASAAN

Suami kadang menyiksa istriKehidupannya bergotong royongTelekomunkasi jarak jauh asih menggunakan surat atau telegram

Orang berpacaran mesih sopanPernikahan masih menggunakan sistem perjodohanPernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot

Anak patuh terhadap orangtuanya, walaupun keinginan orangtuanya tidak sesuai dengan keinginannyaMasih percaya pada takhayul atau animisme dan dinamismeAnak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan

Anak membantu pekerjaan orangtuanya

Persaudaraan masih dipandang dari harta

Novel Sengsara Membawa Nikmat (30an)ETIKAADATKEBIASAAN

Agama dijunjung tinggi(terutama Islam)Mengenai warisan, harta benda yang ditinggalkan oleh yang meninggal menjadi hak/diambil alih oleh keluarga asal bukan keluarga setelah menikah (Sumatra)Para Pemuda memainkan permainan sepak raga (prmainan bola kaki)

Kehidupannya bergotong royongAturan adat sangat ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya beratMasih jaman penjajahan Belanda

yang berkuasa sering semena-mena, bahkan berbuat kejamPenyerahan kekuasaan terhadap penerusnya dalam suatu daerah diserahkan oleh pemegang jabatan/kekuasaan sebelumnyaHampir semua pemuda di daerah tersebut mengenal ilmu bela diri

Banyak penduduk yang tidak bisa membaca

1.Nilai moralAminuddin adalah seorang anak yang rajin dan penurut terhadap kemauan orang tuanya.( hal : 90 )Tali perkauman tidak akan putus meskipun itu terjalin antara si Kaya dan si Miskin.( hal : 105 )2.Nilai agamaNuria adalah seorang yang taat dan yakin kepada agama. ( hal : 121 )Keyakinannya kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang member kekuatan baginya akan menerima nasibnya yang baik dan buruk. ( hal : 135 )Kalau sekiranya ia tiada menaruh kepercayaan yang kuat kepada Allah SWT, tentulah ia akan melarat dan tentu iblis dapat mendayanya. ( hal : 110 )3.Nilai kebudayaanMenurut kebiasaan orang Batak yang mendiami Tapanuli, ada dua nama yang dipakai oleh masing-masing pria. Satu nama diberikan sebelum kawin, dan satu nama setelah kawin yang disebut dengan gelar. ( hal : 145 )Bagi orang Tapanuli, sebelum mereka menikahkan anaknya, terlebih dahulu mereka pergi ke dukun untuk menanyakan untung dan rugi daripada perkawinan anak mereka kelak. ( hal : 133 )Dalam masyarakat Tapanuli, terdapat larangan untuk kawin dengan orang sesuku. Mereka tidak boleh ambil-mengambil dalam perkawinan, karena dilarang keras oleh adat. ( hal : 129 )Apabila seorang laki-laki hendak menikahi seorang wanita, maka orang tuanya harus menjemput si gadis kemudian dibawa ke rumahnya. ( hal : 111 )Menurut adat orang Batak, orang yang meminta maaf akan kesalahannya, harus harus membawa nasi ke rumah orang tempat ia meminta maaf itu, supaya langkahnya berat. Nasi itu biasanya dibungkus dengan daun pisang sehingga disebut dengan nasi bungkus. ( hal : 139 )4.Nilai sosialKalau kita dalam kekayaan, banyaklah kaum dan sahabat. Bila kita jatuh miskin, seorang pun tak ada lagi yang rapat, sedang kaum yang karib itu menjauhkan dirinya.( hal : 117 )Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, Nuria mengumpulkan kaum kelargnya serta para tetua di kampungnya untuk menasihati suaminya. ( hal : 143 )5.Nilai pendidikanSetelah Mariamin berumur tujuh tahun, ia pun dimasukkan orang tuanya ke sekolah.( hal : 135 )Meskipun ibu bapaknya orang kampung saja, tahu jugalah mereka itu, bahwa anak-anak perempuan pun harus juga disekolahkan. ( hal : 126 )

(A)Adat dan kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut.

1. Menikahkan anak secara paksa (jodoh dipilihkan orang tua) Aminudin dijodohkan dengan wanita bukan pilihannya2. Harta merupakan pertimbangan dalam menjodohkan anak Mariamin berasal dari keluarga kurang mampu maka ditolak oleh keluarga Aminudin.3. Poligami (laki-laki dengan istri lebih dari satu) Kasibun mengku perjaka ternyata telah beristri, dan Mariamin dijadikan isteri kedua.4. Kebiasaan minum dan berjudi Sutan Baringin ayah Mariamin menjadi bangkrut karena kebiasaan berjudi dan minum.

(B) Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut.1. Anak sangat berbakti kepada orang tuanyaAminudin tak mencintai wanita pilihan orang tuanya namun tak berani menolak karena baktinya kepada orang tuanya.2. Isteri sangat taat kepada suaminyaMeskipun Mariamin ditipu oleh Kasibun yang mengaku perjaka, ia tetap berbakti kepada suaminya.

Adapun Ciri-ciri novel angkatan 20-30an adalah sebagai berikut: Tema berkisar masalah adan dan kawin paksa Isinya kebanyakan mengkritik keburukan adat lama dalam soal perkawinan Tokoh-tokohnya diceritakan sejak muda hingga meninggal dunia Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan (barat dan timur) Pleonasme (menggunakan kata-kata yang berlebihan) Bahasa terkesan kaku dan statis Bahasanya sangat santun para penulisnya kebanyakan berasal dari Pulau Sumatra3. Menemukan ciri-ciri novel Siti Nurbaya (novel angkatan 20-an)

Ciri-ciri novel tersebut, antaralain; - Menggambarkan tema pertentangan faham antara kaum muda dan kaum tua, soal mmmperkawinan paksa, pertentangan adat, dll. - Soal kebangsaan belum mengemuka, masih bersifat kedaerahan. - Gaya bahasanya masih menggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, mmmtapi menggunakanbahasa percakapan sehari-hari lain dengan bahasa hikayat sastra mmmlama. - Puisinya berupa syair dan pantun. - Isi karya sastranya bersifat didaktis. - Alirannya bercorak romantis. - Masih adanya adat-adat Melayu.

Resensi Novel Azab Dan Sengsara

UNSUR-UNSUR YANG TERKANDUNGDALAM NOVELA.Unsur Intrinsik1. Tema :Cinta yang terhalang adat 2. Alur:Alur campuran3. Latar/settingNo.WaktuTempatSuasana

1.2.3.4.Pagi ( hal : 20 )Siang ( hal : 11)Malam ( hal : 13 )Tepi Sungai ( hal : 25 )Pesanggrahan ( hal : 31 )Sawah ( hal : 45 )Rumah ( hal : 17 )Menyedihkan ( hal : 51 )Mengharukan ( hal : 71 )Bahagia ( hal : 82 )

4. Tokoh :Aminuddin, Marimin, Nuria, Sutanaringin,Baginda Diatas, Ibunda Aminuddin, m,mmmmmMarah Sait, Kasibun5. -Mariamin :seorang gadis yang cantik, lemah lembut, berbakti kepada orang tua dan baik hati. Karakter baik hati dan berbakti kepada orang tua dapat dilihat dari penggalan percakapan, Makanlah Mak dahulu, nasi sudah masak, kata Mariamin seraya mengatur makanan dan sajur jang dibawanja sendiri dari gunung untuk ibunja yang sakit itu.

-Aminuddin:seorang anak yang berbudi pekerti luhur sopan santun, suka menolong, berbakti dan sangat pintar. Berbudi pekerti luhur, jiwa penolng Aminudin dapat dilihat dari penggalan dialog : Ia menolong mencangkul sawah Mak Mariamin.. Udin mempunyai kasihan, itulah sebabnya ia menolong mamaknya. Mendengar itu, suaminya tinggal diam; Ia tiada marah mendengar umpatan itu.

-Sutan Baringin :seorang yang suka membuat masalah dan takabur dengan hartanya. Watak tidak baiknya itu dapat dilihat dari penarasian penulis sebagaimana berikut ini ; Sutan Baringin terbilang hartawan lagi bangsawan seantero penduduk sipirok. Akan tetapi karena ia sangat suka berperkara, maka harta yang banyak itu habis, sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhir jatuh miskin, sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa bila dibandingkan dengan kerugian-kerugiannya.

-Nuria:seorang penyayang dan baik hati. Wujud kasih sayang itu sebagaimana dapat dilihat dari penggalan dialog berikut ini ; Anakku sudah makan? bertanya si ibu seraya menarik tangan budak itu, lalu dipeluknya dan diciumnya berulang-ulang.

Baginda Diatas:seorang kepala kampung atau bangsawan yang kaya raya dan disegani serta dihormati. Hal itu dibuktikan dengan penggalan narasi langsung dari penulis sebagai berikut ; Dia (Aminudin) adalah anak kepala kampung A. Ayah Aminuddin seorang kepala kampung yang terkenal di seantero Sipirok. Harta bendanya sangat banyak.

-Ibu Aminuddin:mempunyai sifat yang sama seperti suaminya Baginda Diatas, dia juga penyayang.

6.Sudut pandang pengarang: Sudut pandang orang ketiga(pengamat/penonton)7.AmanatSebagai anak yang berbakti, kita hendaknya menuruti kemauan orang tua kita selama kemauan itu adalah wajar.Hendaklah kita berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, karena penyesalan datangnya belakangan.Bagaimana pun besarnya cobaan dan derita yang kita hadapi, janganlah kita lupa pada Allah SWT.Janganlah mencintai seseorang hanya karena harta, derajat dan kedudukan yang dimilikinya.Anak yang sudah cukup umur hendaklah disekolahkan atau diberi pendidikan.Aturan-aturan dalam adat yang sudah tidak sesuai dengan adat yang dimiliki oleh masyarakat sekarang ini, baiknya dihilangkan daripada memberi kesulitan bagi seseorang. Seperti halnya dalam perjodohan.

1. Mengidentifikasi kebiasaan, adat, dan etika pada novel Siti Nurbaya.

a. Kebiasaan: 1) Ia terbiasa memakai topi putih yang seringkali dipakai bangsa Belanda. Bukti kutipan: "Topinya topi rumput putih yang biasa dipakai bangsa belanda" 2) Seorang gadis yang selalu mengenakan gaun terbuat dari kain batis dengan motif kembang kembang berwarna merah jambu. Bukti kutipan: "Gaunnya (baju nona-nona) terbuat dari kain batis yang berkembang merah jambu" 3) Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan: "Dekat putri ini duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah." 4) Orang padang saat berbicara seringkali menggunakan peribahasa yang penuh arti. Bukti kutipan: "Akan tetapi sebab ia seorang yang 'pandai hidup' sebagai kata peribahasa Melayu, selalulah rupanya seperti orang yang tak pernah kekuranagan. 5) Seorang istri di masyarakat padang merupakan hamba dari laki-laki dan laki-laki itu adalah tuannya perempuan. Bukti kutipan: "Bukankah laki-laki itu tuan perempuan dan perempuan itu hamba laki-laki? Tentu saja mereka boleh berbuat sekehendak hatinya kepada kita; disiksa, dipukul, dan didera dengan tiada diberi belanja yang cukup dan rumah tangga yang baik."

b. Adat/Budaya: 1) Jika akan melaksanakan proses perdukunan, hendaklah harus menyiapkan syarat-syaratnya. Bukti kutipan: "Baiklah... Hamba mohon perasapan dan kemenyan serta air bersih secambung dan sirih kuning tujuh lembar." 2) Di Padang, pernikahan dipandang sebagai perniagaan, laki-laki dibeli oleh perempuan, karna perempuan memberi uang kepada laki-laki. Bukti kutipan: "Perkawinan itu dipandang sebagai perniagaan, disini laki-laki dibeli oleh perempuan" 3) Di gunung Padang terdapat banyak kuburan, dan pada moment tertentu, tempat itu ramai dikunjungi pendatang yang ingin mendoakan arwah yang telah pergi. Bukti kutipan: " Memang digunung itu banyak kuburan, sedang dipuncaknya adalah sebuah makam, didalam suatu gua batu, tempat yang berkaul dan bernazar. Sekali setahun, saat-saat \ \ akanmasuk puasa pada waktu hari raya, penuhlah gunung itu dengan penziarah..." 4) Orang besar, penhulu/orang berpangkat tinggi yang memiliki istri lebih dari 1 sudah banyak, sebab itulah adat di Padang, sebab dengan memiliki banyak istri, itu berarti dia meiliki banyak keturunan. Bukti kutipan: "Sekalian penghulu di Padang ini beristeri 2,3, sampai 4 orang. Bukankah harus orang besar itu beristri banyak?" 5) Saat ingin makan, sebelumnya harus menyiapkan makan terlebih dahulu dan bersikap seperti ada yang sudah ada. Bukti kutipan: ".... menyediakan makanan diatas tikar rumput yang telah dialas dengan kain putih, terbentang di tengah rumah. Beberapa lama kemudian, duduklah Ahmad Maulana makan dihadapi istrinya, sedang Alimah & Nurbaya duduk jauh sedikit dari sana...."

c. Etika/Moral: 1) Janganlah kamu bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Bukti kutipan: "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang sebenarnya hendak menjerumuskannya ke jurang yang terlebih dalam, karena hatimu terlebih bengis daripada setan itu, belum puas lagi." 2) Apabila ada tamu yang datang hendaknya kita menyediakan minuman dan makanan kecil. Bukti kutipan: "Sementara itu segala kue-kue yang lezat rasanya, diedarkanlah, dibawa kepada sekalian tamu. Demikian pula minum-minuman..." 3) Sebagai anak muda, hendaklah kita menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Bukti kutipan: "Ah jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua hari bekerja pada ayahmu. melainkan telah bertahun-tahun. Dan belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa." 4) Jika sedang bermain dengan teman, sebaiknya kita menjaga tingkah laku. Bukti kutipan: "Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Janganlah engkau berlaku yang tiada senonoh!" 5) Jika orang tua kita sedang berbincang dengan tamu, dan kita tidak berkepentingan, sebaiknya kita masuk dan tidak perlu mendengarkan pembicaraan mereka. Bukti kutipan: "Kemudian masuklah ia kedalam biliknya. Rupanya ia mengerti bahwa orangtuanya itu sedang memperbnincangkan hal yang tak boleh didengarnya."

2. Membandingkan tradisi pada novel Siti Nurbaya dengan kehidupan zaman sekarang.

Sebagian tradisi yang ada pada novel tersebut, masih berlangsung hingga saat ini, namun sangatlah jaranh. Dizaman yang modern ini, beberapa tradisi daerah sudah ditinggalkan. Contoh : Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan: "Dekat putri ini, duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah.