Menghadapi Tantangan Penerapan Industri 4.0 pada Sektor ... · pemasangan instalasi PLTS Atap untuk...
Transcript of Menghadapi Tantangan Penerapan Industri 4.0 pada Sektor ... · pemasangan instalasi PLTS Atap untuk...
1
Jakarta, 9 Oktober 2019
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Menghadapi Tantangan Penerapan Industri 4.0
pada Sektor Ketenagalistrikan IndonesiaPada Pembukaan Pameran & Seminar Hari Listrik Nasional ke-74
2
KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT NASIONAL s.d. SEMESTER I TAHUN 2019*)
*) Data Kapasitas Pembangkit berdasarkan kepemilikan pembangkit: PLN 41,6 GW (63,2%), IPP 15,1 GW (23,0%), PPU 3,6 GW (5,4%), Ditjen EBTKE 0,05 GW (0,1%) dan IO 5,5 GW (8,3%)Berdasarkan Data Hasil Verifikasi Lampiran IUPTL PT PLN s.d. akhir tahun 2018 dan hasil verifikasi implementasi RUPTL 2018, masih akan di koordinasikan dengan Ditjen EBTKE terkait penambahan pembangkit EBT untuk Semester 1 Tahun 2019
1,2GW
13,7GW
PLTG/GU/MG4,166.16
PLTU 4,258.92
PLTD1,224.33
PLTA/M1,842.82
PLTP562.00
PLT EBT Lainnya1,621.02
65,8GW
PLTG/GU/MG19,427.54
PLTU 31,833.17
PLTD4,668.88
PLTA/M5,799.83
PLTP1,948.30
PLT EBT Lainnya2,119.55
PLTG/GU/MG218.08
PLTU 243.00
PLTD637.15
PLTA/M33.46
PLT EBT Lainnya
18.32
INDONESIA
MALUKU PAPUA
JAWA-BALI-NUSRA
SUMATERA
KALIMANTAN
SULAWESI
PLTP
EBT Lainnya
PLTA/M
PLTD
PLTG/GU/MG
PLTU
5,3GW
3,6GW
42,1GW
PLTG/GU/MG788.40
PLTU 2,400.60
PLTD911.42
PLTA/M857.45
PLTP120.00
PLT EBT Lainnya200.64
PLTG/GU/MG823.86
PLTU 1,250.50
PLTD1,183.24
PLTA/M262.24
PLT EBT Lainnya
79.95
PLTG/GU/MG13,431.04
PLTU 23,680.15
PLTD712.75
PLTA/M2,800.77
PLTP1,266.30
PLT EBT Lainnya202.71
Total kapasitas pembangkitEBT baru mencapai 15,0% daritotal kapasitas terpasangpembangkit nasional.
Kapasitas Pembangkit EBT Semester I 2019
48,353 50,41854,658
58,38662,203 64,925
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
2013 2014 2015 2016 2017 2018PLN Non PLN
Progress Kemajuan Kapasitas Terpasang Pembangkit (MW)
Jenis Pembangkit Ongrid Offgrid
PLTP 1.948,30 -PLTA 4.479,92 938,00 PLTM 277,14 -PLTMH 98,39 6,38 PLTB 153,83 0,48 PLTBg 40,35 68,26 PLTBm 142,02 1.616,52 PLTS 43,08 35,77 PLTSa 15,65 -PLT Hybrid - 3,58 Total 7.198,68 2.668,99
3
PROGRES PROGRAM 35.000 MW (Juli 2019)
35.462
MW
114.284
MVA
Sampai dengan status Juli 2019, proyek jaringan
transmisi yang:
1. Telah selesai dan beroperasi mencapai 17.522 kms
(37%);
2. Dalam proses penyelesaian mencapai 16.794 kms
(35%); dan
3. Sisanya sekitar 13.250 kms (28%) masih tahap pra-
konstruksi.
Sampai dengan status Juli 2019, proyek gardu
induk yang:
1. Telah selesai dan beroperasi mencapai
sekitar 64.080 MVA (56%);
2. Dalam proses penyelesaian mencapai
24.664 MVA (22%); dan
3. sisanya sekitar 25.540 MVA (22%) masih
tahap pra-konstruksi.
Sampai dengan status Juli 2019, proyek pembangkit
tenaga listrik yang:
1. Telah COD/SLO mencapai 3.768 MW (11%);
2. Commited & on-going mencapai 30.960 MW (87%);
dan
3. Sisanya sekitar 734 MW (2%) masih tahap
perencanaan.
Pra Konstruksi13,250 KMS
28%
Pelaksanaan Konstruksi16,794 KMS
35%
Energize17,522 KMS
37%
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK GARDU INDUK
47.566
KMS
Perencanaan734 MW
2% Pengadaan1453 MW
4%
Kontrak Belum Konstruksi7,515 MW
21%
Konstruksi21,992 MW
62%
COD / SLO3,768 MW
11% Pra Konstruksi25,540 MVA
22%
Pelaksanaan Konstruksi24,664 MVA
22%
Energize64,080 MVA
56%
4
RASIO ELEKTRIFIKASI
Kaltim
99% → 99%
Sulut
97% → 99%
Aceh
99% → 99%
Sumut
99% → 99%
Babel
99% → 99%
Bengkulu
99% → 99%
Sumsel
91% → 98%
Banten
99% → 99%
Jabar
99% → 99%
DIY
99% → 99%
Jakarta
99% → 99% Jateng
99% → 99%
Bali
100%→ 100%
Jatim
94% → 98% NTT
62% → 72%
Pabar
99% → 99%
Maluku
90% → 99%
Malut
99% → 99%
Sultra
90%→ 98%Sulsel
99% → 99%
Sulbar
99% → 99%
Gorontalo
89% → 98%
Sulteng
91% → 97%
RE 98,81%PLN : 94,97%Non PLN : 3,47%LTSHE : 0,37%
: > 95 % (30 provinsi)
: 80 - 90% (0 provinsi)
: < 80% (1 provinsi)
Keterangan :
: 90 - 95% (3 provinsi)
Semester I 2019
98,81%Desember 2018
98.30%
Papua
90% → 94%
Kalbar
87% → 96%
Kalsel
95% → 99%
Kalteng
84% → 94%
Kaltara
90% → 99%
NTB
90% → 98%
Sumbar
91% → 98%
Jambi
98% → 99%
Kepri
88% → 98%Riau
98% → 99%
Lampung
96% → 99%
2018 Juni 2019
Total Jumlah Rumah Tangga 68.082.153 68.362.645 (+280.492)
Rumah Tangga Berlistrik 66.921.705 67.548.773 (+627.068)
Rumah Tangga Belum Berlistrik 1.160.448 813.872
Rasio Elektrifikasi 98,30% 98,81%
5
SEBARAN RUMAH TANGGA TIDAK MAMPU
Jabar
22.693
Aceh
32.891
Sumut
60.347
Riau
8.478
Babel
650
Bengkulu
6.434
Lampung
52.659
Sumbar
12.638
Sumsel
43.655
Banten
20.592
DIY
2.784
DKI
3.937Jateng
53.997
Bali
0
Jatim
228.742
Kalbar
17.547
NTB
13.555NTT
5.688
Papua
6.615
Papua Barat
2.086
Maluku
10.240
Malut
2.046
Sultra
5.818Sulsel
13.066
Kalsel
8.703
Kalteng
4.409
Kaltara
1.009
Kaltim
3.714
Sulbar
3.610
Gorontalo
9.851
Sulteng
33.750
Sulut
10.495
Jambi
5.968
Kepri
1.341
TOTAL:
710.008(3 Juli 2019)
Des 2018 : 992.841
6
TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBANGAN PLTS ATAP
1. Masyarakat :
▪ Penghematan/mengurangi tagihan listrik bulanan
▪ Membuka peran serta masyarakat dalam pemanfaatandan pengelolaan energi terbarukan
2. Pemerintah dan PLN :
▪ Meningkatkan peranan EBT dalam bauran energi nasional;
▪ Percepatan peningkatan pemanfaatan energi surya;
▪ Mendorong berlangsungnya industri energi surya dalam negeri;
▪ Meningkatkan investasi EBT;
▪ Meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi;
▪ Mengurangi emisi GRK;
▪ Meningkatkan lapangan kerja.
Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 49/2018, pengembangan PLTSAtap akan memiliki dampak terhadap:
7
SURAT EDARAN MENTERI NOMOR : 01 E/ 20/MEM.L/2019
Tentang Pemasangan Instalasi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement To TheUnited Nations Framework Convention Onclimate Change(Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka KerjaPerserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim) danguna mewujudkan ketahanan energi melalui penguranganbahan bakar fosil.
Menghimbau :
Kepada seluruh Badan Usaha sektor ESDM untuk melakukanpemasangan instalasi PLTS Atap untuk kepentingan sendiri,baik yang tersambung (On Grid) maupun tidak tersambung(Off Grid) dengan Sistem Jaringan Listrik PT PLN (Persero)dengan ketentuan:
a. Pemasangan Instalasi PLTS Atap dilakukan palingsedikit 50 % dari kebutuhan penerangan atau;
b. Pemasangan Instalasi PLTS Atap dilakukan palingsedikit 50 KWp
8
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KESDM
Perpres KBL, Bab IV : Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik dan Pengaturan Tarif Tenaga Listrik Untuk KendaraanBermotor Listrik Berbasis Baterai, Pasal 22-27
9
MENGHADAPI PERUBAHAN BISNIS PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
1. Mengembangkan infrastruktur ketenagalistrikan dengan memanfaatkan teknologi terkini (smart griddan metering) untuk meningkatkan penetrasi EBT dalam sistem PLN.
Sesuai RUKN Tahun 2019-2038, pada tahun 2020, smart grid sudah mulai diterapkan di beberapawilayah di Jawa-Bali dan secara bertahap diterapkan pada sistem di luar Jawa-Bali.
2. Mengembangkan Distributed Storage.
Saat ini PLN sedang melakukan kajian pemasangan baterai (sebagai energy storage system) di Balidengan kapasitas 50 MW/200 MWh. Jika kajian ini feasible, maka baterai menjadi salah satu alternatifuntuk short term mitigasi kekurangan daya, dan dapat sebagai backup untuk pembangkit EBT yangintermittent. Kementerian ESDM sedang menyiapkan regulasi terkait Energy Storage yang diharapkandapat selesai pada tahun ini.
3. Merevisi Grid Code untuk mengakomodasi penggunaan pembangkit energi terbarukan intermittent(PLTS dan PLTB).
Revisi grid code saat ini sedang dalam proses finalisasi.
10
PENUTUP
• Pesatnya teknologi ICT yang mendorong meningkatnya konektivitas, interaksi, danbatas antar manusia, mesin dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen telahmendorong terjadinya revolusi Industri 4.0. Pilihannya adalah be changed or bereplaced, sehingga revolusi Industri 4.0 harus disikapi dengan bijak untuk perubahanyang lebih baik.
• Adanya revolusi Industri 4.0, suka tidak suka akan mempengaruhi pengembangansektor ketenagalistrikan yang ada saat ini, baik bisnis penyediaan tenaga listrikmaupun kebutuhan sumber daya manusia (SDM). PLN sebagai perusahaan listrikterbesar di Indonesia harus segera menyesuaikan diri terhadap revolusi Industri 4.0.
• Semua pihak sesuai dengan perannya masing-masing harus menyiapkan diri dalammenghadapi revolusi Industri 4.0 di sektor ketenagalistrikan.
11
Terima Kasih &
Follow Kami