Mengenal Kanker Kolon

12
Mengenal Kanker Kolon Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu b keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyeb kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diik kemoterapi. Gejala ula!mula gejalanya tidakjelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. "etelah berlangsung beberapa #akt barulah muncul gejala!gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam uku yang bermakna di usus besar. akin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gej makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut te yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis) . Gejala lokalnya adalah $ %erubahan kebiasaan buang air o %erubahan &rekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (dia o "ensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (&eses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal o %erubahan #ujud &isik kotoran'&eses eses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar eses bercampur lendir eses ber#arna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas imbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, ter sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor *danya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita imbul gejala!gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dap mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul pada air seni, timbul gelembung udara, dll), +agina (keputihan yang ber lendir berlebihan, dll). ejala!gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semaki tumor dan semakin luas penyebarannya

description

mengenal kanker kolon

Transcript of Mengenal Kanker Kolon

Mengenal Kanker Kolon

Mengenal Kanker Kolon

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.

Gejala

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).

Gejala lokalnya adalah :

Perubahan kebiasaan buang air

Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)

Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal

Perubahan wujud fisik kotoran/feses

Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air besar

Feses bercampur lendir

Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas

Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor

Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita

Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah : Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua jenis keganasan)

Hilangnya nafsu makan

Anemia, pasien tampak pucat

Sering merasa lelah

Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah : Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :

Penderita tampak kuning

Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati

Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon

Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM, klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip dengan klasifikasi Dukes) :

Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon

Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon

Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa

Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

INCLUDEPICTURE "http://www.endoskopischer-atlas.de/k061.jpg" \* MERGEFORMATINET Faktor Resiko

Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko seseorang terkena kanker kolon :

1. Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia 60 - 70 an, dan jarang di bawah usia 50 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena kanker kolon ini.

2. Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.

3. Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.

4. Faktor keturunan :

1. Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.

2. Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) - Polip adenomatosa familial (terjadi dalam keluarga); memiliki resiko 100% untuk terjadi kanker kolorektal sebelum usia 40 tahun, bila tidak diobati.

3. Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) - penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam keluarga, atau sindroma Lynch

5. Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.

6. Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolorektal dibandingkan bukan perokok.

7. Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.

8. Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.

9. Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam terjadinya kanker kolorektal.

Bagaimana Mendeteksinya ?

Kanker kolorektal dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sehingga deteksi dini sangat berpengaruh terhadap kemungkinan sembuhnya. Bila Anda termasuk seseorang yang beresiko untuk terkena, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan screening. Pemeriksaan itu adalah :

Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.

Pemeriksaan darah dalam tinja.

Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.

Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.

Virtual Colonoscopy.

CAT Scan.

Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah.

Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).

Pemeriksaan DNA Tinja.

Bagaimana Perawatannya ?

Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.

Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).

Pembedahan

Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Bypass, Fecal diversion, dan Open-and-close. Bedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali. Biasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk tetap hidup, mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak terisi makanan / kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan penyembuhan. Apa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan individual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak sama.

Bedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Bila penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah open-and-close, di mana dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan yang akan dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. Tindakan ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi kanker jauh sebelum diperlukan operasi.

Terapi Non Bedah

Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis (penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 2006 lalu sebuah vaksin bermerek TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon. Terapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya (penyebaran tumornya).

Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat, keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.

Sebuah Nasehat :Bagian ini adalah dari saya pribadi, bila Anda atau keluarga Anda adalah seorang penderita kanker kolon, saran saya adalah sebagai berikut :

1. Jangan tunda pengobatan Anda, siapa tahu Anda masih termasuk dalam kategori stadium dini.

2. Jangan berputus asa, di setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.

3. Jangan berlama-lama mencoba terapi-terapi alternatif dan menggagalkan terapi medis yang sudah teruji.

4. Saya pribadi mempercayai habbatus sauda (jintan hitam) sebagai terapi tambahan atas terapi apapun, khususnya untuk masalah kanker. Sejak dulu Nabi bersabda Sesungguhnya habbatus sauda adalah obat bagi segala penyakit, kecuali mati, dan saya meyakininya. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa habbatus sauda memiliki efek anti kanker yang poten.

PENYEBAB DAN DETEKSI DINI KANKER KOLON DAN KANKER REKTUM

Tanya Dokter, ibu saya menderita kanker usus di usus besar sebelah kanan dan diatas lubang dubur, waktu didiagnosis sudah stadium lanjut. Saya mau tanya dok, apa sih penyebabnya ? Dapatkah diketahui secara dini ? Saya jadi takut, apakah saya juga pasti terkena ? Kalau sudah terkena kanker ini, bagaimana cara mengobatinya? Terimakasih atas jawabannya dok.

Jawab :Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan. Sebagaimana kita ketahui sistim pencernaan dimulai dari mulut lalu kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus (duodenum, yeyunum, ileum), usus besar (kolon), rektum dan berakhir di dubur. Usus besar terdiri dari kolon dan rektum. Kolon atau usus besar adalah bagian usus sesudah usus halus, terdiri dari kolon sebelah kanan (kolon asenden), kolon sebelah tengah atas (kolon transversum) dan kolon sebelah kiri (kolon desenden). Setelah kolon barulah rektum yang merupakan saluran diatas dubur Bagian kolon yang berhubungan dengan usus halus disebut caecum, sedangkan bagian kolon yang berhubungan dengan rektum disebut kolon sigmoid.Kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang bersifat ganas. Bisa mengenai organ apa saja di tubuh manusia. Bila menyerang di kolon maka disebut kanker kolon, bila mengenai di rektum, maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka disebut kanker kolorektal. Kanker kolon seperti sifat kanker lainnya, memiliki sifat dapat tumbuh dengan relatif cepat, dapat menyusup atau mengakar (infiltrasi) ke jaringan disekitarnya serta merusaknya, dapat menyebar jauh melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ yang jauh dari tempat asalnya tumbuh, seperti ke liver, paru-paru yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.Penyebab dan Faktor ResikoHingga saat ini tidak diketahui dengan pasti apa penyebab kanker kolorektal.Tidak dapat diterangkan, mengapa pada seseorang terkena kanker ini sedangkan yang lain tidak. Namun yang pasti adalah bahwa penyakit kanker kolorektal bukanlah penyakit menular.Terdapat beberapa faktor resiko yang menyebabkan seseorang akan rentan terkena kanker kolorektal yaitu : usia, polyp kolorektal, riwayat kanker kolorektal pada keluarga, kelainan genetik, pernah menderita penyakit sejenis, radang usus besar, diit, merokok.Usia, umumnya kanker kolorektal menyerang lebih sering pada usia tua. Lebih dari 90 persen penyakit ini menimpa penderita diatas usia 50 tahun. Walaupun pada usia yang lebih muda dari 50 tahunpun dapat saja terkena. Sekitar 3 % kanker ini menyerang penderita pada usia dibawah 40 tahun.

Polyp kolorektal adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus besar dan rektum. Sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Kebanyakan polyp ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker. Menemukan dan mengangkat polyp ini dapat menurunkan resiko terjadinya kanker kolorektal.Riwayat keluarga terkena kanker kolorektal. Bila keluarga dekat yang terkena (orangtua, kakak, adik atau anak), maka resiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang kanker ini pada usia muda.Kelainan genetik. Perubahan pada gen tertentu akan meningkatkan resiko terkena kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah Hereditary nonpolyposis colon cancer (HNPCC), yang disebabkan adanya perubahan pada gen HNPCC. Sekitar 3 dari 4 penderita cacat gen HNPCC akan terkena kanker kolorektal, dimana usia yang tersering saat terdiagnosis adalah diatas usia 44 tahun.Penderita yang pernah terkena kanker kolorektal, dapat terserang kembali dengan penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Demikian pula wanita yang memiliki riwayat kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara memiliki resiko yang tinggi untuk terkena kanker ini.Radang usus berupa colitis ulceratif atau penyakit Crohn yang menyebabkan inflamasi atau peradangan pada usus untuk jangka waktu lama, akan meningkatkan resiko terserang kanker kolorektal.Diit makanan tinggi lemak (khususnya lemak hewan) dan rendah calcium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan , sering minum alkohol, akan meningkatkan resiko terkena kanker kolorektal Demikian pula merokok, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.Deteksi Dini

Deteksi dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala dapat membantu dokter menemukan polyp dan kanker pada stadium dini. Bila polyp ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih efektif bila dilakukan pada stadium dini.Untuk menemukan polyp atau kanker kolorektal dianjurkan melakukan deteksi dini atau skrining pada orang diatas usia 50 tahun , atau dibawah usia 50 tahun namun memiliki faktor resiko yang tinggi untuk terkena kanker kolorektal seperti yang sudah disebutkan diatas.Test skrining yang diperlukan adalah fecal occult blood test (FOBT), sigmoidoscopy, colonoscopy, double-contrast barium enema, colok dubur.Kanker maupun polyp dapat menyebabkan perdarahan dan FBOT dapat mendeteksi adanya darah pada tinja. FBOT ini adalah test untuk memeriksa tinja. Bila test ini mendeteksi adanya darah harus dicari darimana sumber darah tersebut, apakah dari rektum, kolon atau bagian usus lainnya dengan pemeriksaan yang lain.. Penyakit wasir juga dapat menyebabkan adanya darah dalam tinja.Sigmoidoscopy adalah suatu pemeriksaan dengan suatu alat berupa kabel seperti kabel kopling yang diujungnya ada alat petunjuk yang ada cahaya dan bisa diteropong. Alatnya disebut sigmoidoscope, pemeriksaannya disebut sigmoidoscopy. Alat ini dimasukkan melalui lubang dubur ke dalam rektum sampai kolon sigmoid, sehingga dinding dalam rektum dan kolon sigmoid dapat dilihat. Bila ditemukan adanya polyp, dapat sekalian diangkat. Bila ada masa tumor yang dicurigai kanker, dilakukan biopsi kemudian diperiksakan ke bagian patologi anatomi untuk menentukan ganas tidaknya dan jenis keganasannya.Colonoscopy , sama seperti sigmoidoscopy , namun menggunakan kabel yang lebih panjang sehingga seluruh rektum dan usus besar dapat diteropong dan diperiksa. Alat yang digunakan adalah colonoscope.Barium enema adalah pemeriksaan radiologi dengan sinar rontgen (sinar X ) pada kolon dan rektum. Penderita diberikan enema dengan larutan barium dan udara yang dipompakan ke dalam rektum. Kemudian difoto. Seluruh lapisan dinding dalam kolon dapat dilihat apakah normal atau ada kelainan.Colok dubur adalah pemeriksaan yang sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua dokter, yaitu dengan memasukkan jari yang sudah dilapisi sarung tangan dan zat lubrikasi ke dalam dubur kemudian memeriksa bagian dalam rektum. Merupakan pemeriksaan yang rutin dilakukan. Bila ada tumor di rektum akan teraba dan diketahui dengan pemeriksaan ini.

SIGMOIDEKTOMI, RESEKSI ANTERIOR, LOW RESEKSIANTERIORa. Definisi

Suatu tindakan pembedahan dengan mengangkat kolon sigmoid dan sebagian dari rektum beserta pembuluh darah dan saluran limfe.

b. Ruang lingkup

Adanya tumor di sigmoid bersifat skirotik yg menimbulkan stenosis dan obstruksi. Pada tumor sigmoid sering terjadi stenosis atau obstruksi usus karena feses mulai padat . Karsinoma sigmoid dan rektum meyebabkan perubahan pola defekasi seperti konstipasi atau defekasi dengan tenesmus serta perdarahan.

Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait, antara lain : Patologi Anatomi, Radiologi.

c. Indikasi Operasi : Untuk semua karsinoma kolon sigmoid dan rektum bagian atas yang bersifat operable

d. Kontra indikasi Operasi : Umum, Khusus (inoperabel)

e. Diagnosis Banding

- Amuboma

- Divertikulitis

- Radang granulamatous kolon sigmoid

- Inflamatory bowel disease

f. Pemeriksaan Penunjang: Ba enema, foto thorak, kolonoskopi-biopsi, USG abd, CT scan.

Kolektomi Sigmoid = SigmoidektomiReseksi tumor pada kolon sigmoid dapat dilaksanakan dengan melakukan ligasi dan pemotongan cabang sigmoid dan cabang hemoroidalis superior dari arteri mesenterika inferior. Umumnya tumor kolon sigmoid dilakukan reseksi diatas refleksi peritoneum dilanjutkan anastomosis antara kolon descenden dan rektosigmoid setinggi promontorium. Untuk menghindari tension anastomosis dilakukan pembebasan pada fleksura lienalis.

Reseksi anteriorReseksi anterior diindikasikan untuk reseksi tumor pada rektosigmoid. Reseksi anterior dilakukan dengan memotong sigmoid dan proksimal rektum dengan melakukan ligasi dan memotong a. mesenterika inferior. Pada reseksi anterior dilakukan penyambungan antara kolon desenden dengan rectum diatas peritoneal reflection.

Low reseksi anterior.Indikasi pembedahan untuk reseksi tumor pada proksimal rektum. Seperti tindakan reseksi anterior, pada low reseksi anterior penyambungan antara kolon desenden dengan rektum dilakukan dibawah peritoneal reflection.

Tehnik operasi

Setelah penderita diberi narkose dengan endotrakeal, posisi telentang. Dilakukan desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian dipersempit dengan linen steril.

Dibuat insisi mediana mulai 2 jari atas umbilikus sampai symfisis pubis. Insisi diperdalam sampai tampak peritoneum dan peritoneum dibuka secara tajam.

Lesi pada kolon sigmoid dan rektum diinspeksi dan dipalpasi untuk menilai dapat tidaknya dilakukan pengangkatan tumor. Jika lesi diprediksi ganas, palpasi kelenjar limfe mesosigmoid dan hepar untuk melihat metastase (dilakukan staging tumor).

Dengan menggunakan kasa besar, usus halus disisihkan agar ekspose dari kolon descenden dan kolon sigmoid tampak jelas.

Peritoneum dibebaskan dari sigmoid pada kedua sisi dan terus dibebaskan kebawah . Indentifikasi dan isolasi ureter kanan- kiri dan pembuluh darah ovarium dan spermatika.

Lipatan peritonum anterior rektum dibebaskan dan dipisahkan sampai dasar buli-2 atau serviks

Rektum dibebaskan dari sisi anterior dan posterior dengan melakukan diseksi mesorektal. Diusahakan rektum dan mesorektum dalam keadaan utuh. A.hemoroidalis medius diikat dan dipotong untuk menambah mobilitas rektum.

A. mesenterika inferior diikat dan dipotong pada ujungnya.

Rektum pada distal tumor dan sigmoid pada proksimal tumor dipotong sesuai kaidah onkologi.

Pastikan segmen proksimal cukup longgar dan tidak tegang pada saat anastomose. Bila terdapat ketegangan sisi lateral kolon desenden sampai fleksura lienalis dibebaskan untuk menambah mobilitas kolon desenden.

Dilakukan penyambungan kolon desenden dengan rektum secara end to end.

Perdarahan dirawat dan dilakukan peritonealisasi. Pada low reseksi anterior dianjurkan memasang rectal tube retroperitoneal untuk beberapa hari.

Luka operasi ditutup lapis demi lapis.

Spesimen tumor kolon diperiksakan secara patologi anatomi.

Komplikasi Operasi

- Kebocoran dari anastomosis, peritonitis, sepsis

- Perdarahan

- Cedera ureter

- Cedera pleksus saraf otonom pada pelvis.

PrognosisPrognosis tergantung pada jenis penyakit yang mendasarinya.

Pada karsinoma sigmoid atau rektum prognosis tergantung pada stadium, jenis patologi dari tumor, komplikasi yang ditimbulkan dan penyakit lain yang mendasari (underlying disease).

Mortalitas

Angka kematian pada operasi kanker kolon sigmoid berkisar 3,9 % s/d 8,1 %

Perawatan Pasca Bedah

- Pertahankan masa gastrik tube 1-3 hari

- Diet peroral diberikan segera setelah saluran pencernaan berfungsi, dimulai dengan diet cair dan bertahap diberikan makanan lunak dan padat

- Mobilisasi sedini mungkin

- Kontrol rasa sakit seminimal mungkin

Follow-up

Untuk kasus karsinoma kolon sigmoid & rektum bagian atas:

Pemeriksaan fisik termasuk colok dubur setiap 3 bulan dalam 2 tahun pertama, setiap 6 bulan dalam 3 tahun berikutnya.

Pemeriksaan kadar CEA setiap 3 bulan untuk 2 tahun pertama dan setiap 6 bulan untuk 3 tahun berikutnya.

Kolonoskopi 1 tahun pasca operasi, diulang 1 tahun berikutnya bila ditemukan abnomalitas atau 3 tahun berikutnya bila ditemukan normal.

Pemeriksaan lainnya seperti CT scan, pemeriksaan fungsi liver dan Bone scan dilakukan bila ada indikasi.

Pemeriksaan Ro. Thoraks setiap tahun.

BYPASS ENTEROENTEROSTOMIa. Definisi Bypass Entero Enterostomi

Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan pada usus halus atau kolon dengan melakukan anastomosis pada usus halus proximal dengan usus halus atau usus besar distal dari pada obstruksi.

b. Ruang lingkup

Adanya tumor di usus halus dan kolon bersifat unresectable yang menyebabkan obstruksi. Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan beberapa disiplin ilmu yang terkait, antara lain : Patologi Anatomi, Radiologi.

c. Indikasi operasi: Tumor pada usus halus dan kolon yang unresectable yang menimbulkan obstruksi.

d. Kontra indikasi operasi : Umum, Khusus

e. Diagnosis Banding : Tumor intra abdomen yang ekstraluminer

f. Pemeriksaan Penunjang : Ba enema, Foto thorak, kolonoskopi-biopsi, USG abdomen

Tehnik Operasi

Tehnik pintas entero-enterostomi dapat dilakukan sebagai berikut.

-Penderita dipersiapkan dengan narkosa umum

-Desinfeksi dan tindakan asepsis dan antisepsis pada lapangan operasi

-Lapangan operasi ditutup dengan linen/ doek steril

-Insisi midline supra sampai infra umbilikal yang dapat diperluas sesuai temuan. Insisi diperdalam lapis demi lapis linea alba dibuka secara tajam sampai mendapatkan peritoneum.

-Peritoneum dibuka secara tajam dan dilakukan eksplorasi kelainan intra abdominal yang terjadi. Bila didapatkan tumor maka dilakukan staging intra operasi.

-Dipilih segmen proksimal dan distal dari kelainan usus yang terjadi. Dipilih 2 loop usus yang akan dilakukan enterostomi. Usus dipegang dengan Babcock dan klem usus untuk menghindari kontaminasi dan perdarahan.

-Jahitan traksi dilakukan pada sisi antemesenterik diluar dari kedua ujung usus yang akan dianastomosis.

-Dilakukan insisi dinding usus sepanjang batas antemesenterik pada masing-masing loop usus.

-Dilakukan penjahitan anastomosis pada dinding posterior dan anterior pada kedua loop ileum.

-Kontrol patensi anastomosis dan kontrol perdarahan.

-Tutup luka laparotomi lapis demi lapis.

Komplikasi operasi

- Perdarahan

- Kebocoran anostomosis

- Peritonitis

- Sepsis

MortalitasTergantung dari keadaan penyakit yang mendasari (underlying disease) dan kondisi penderita.

Perawatan Pasca Bedah-Pemasangan pipa lambung untuk beberapa hari

-Transfusi post operatif, bila ada indikasi

-Antibiotika yang tepat

-Kontrol dari cairan dan elektrolit tubuh.

-Mobilisasi dini

-Bila saluran pencernaan telah berfungsi, segera diberikan diet cair dan secara bertahap menjadi diet padat

Follow-Up- Diteruskan dengan terapi terhadap penyaki dasarnya.

- Perhatian nutrisi untuk penderita dengan sindroma short bowel

Bagaimana Colon Cancer didiagnosis dan dirawat?

biopsi dari sampel yang diambil dari jaringan tumor, jejas atau daerah lainnya mencurigakan Mei dihapus untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk membuat diagnosa dari kanker usus besar. Penyelidikan seperti itu mungkin termasuk barium enema, sebuah sigmoidoscopy atau colonoscopy.

barium enema yang melibatkan infusing pasi substansi ke dalam dubur, untuk memberikan titik dua di X-ray. Dengan sigmoidocopy, singkat dimasukkan tabung fleksibel untuk colonoscopy, yang memungkinkan usus besar untuk diperiksa bersama-sama dengan seluruh panjang jaringan Beberapa contoh mungkin juga akan dihapus untuk analisis selama ini prosedur. Kanker usus besar dianggap oleh bedah pemecatan dari tumor, bersama dengan bagian usus besar di atas dan di bawah kanker, untuk memastikan bahwa semua itu akan dihapus. Yang kurus itu habis jaringan area juga dihapus dan belajar untuk setiap tanda-tanda kemungkinan menyebar.

Biasanya kedua ujung usus besar adalah rejoined dan berfungsi normal setelah operasi. Kadang-kadang sebuah colostomy (pembuka antara usus besar dan permukaan tubuh yang memungkinkan untuk hal faecal diungsikan dari usus besar) mungkin diperlukan. Hal ini sering hanya sementara ukuran untuk memungkinkan penyembuhan dari usus daerah dimana tumor telah dihapus.

Terapi radiasi dapat digunakan baik sebelum atau sesudah operasi, dan kanker kemoterapi dapat diberikan setelah operasi, tergantung seberapa jauh kanker telah menyebar.

Jika ketika saya lihat Saya Dokter?

Anda akan melihat dokter Anda secepat mungkin jika Anda akan melihat adanya peringatan gejala kanker usus besar. Sebagai kemungkinan kanker usus besar meningkat dengan usia, beberapa dokter menyarankan orang lebih dari 50 tahun, terutama beresiko tinggi individu harus mempunyai sigmoidoscopy (saat dubur dan usus besar diperiksa dengan fleksibel melihat tabung) setiap tiga sampai lima tahun.

Apakah The Doctor apa Do?

Dokter Anda mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengatur lebih lanjut untuk tes atau X-rays. Anda mungkin akan dirujuk ke rumah sakit ini harus dilakukan.

What can I Do Myself?

Hal yang terbaik yang dapat Anda lakukan jika Anda mempunyai gejala kemungkinan kanker usus besar adalah untuk melihat dokter Anda secepat mungkin. Kanker usus besar tersembuhkan jika didiagnosis dan dirawat awal cukup. Sayangnya banyak orang yang melihat mereka menolak dokter sampai kanker pada tahap lanjutan, yang membuat obat lebih sulit dicapai.

Colon Cancer is Dangerous?

Meskipun kanker usus besar adalah kondisi berbahaya, lebih dari separuh dari orang-orang yang dirawat surgically bertahan selama lebih dari lima tahun setelah operasi. Yang sebelumnya adalah kanker yang didiagnosis dan dirawat, semakin besar peluang yang ada untuk menyembuhkan.

Apakah yang Risiko Tinggi Tentu Mengembangkan Colon Cancer?

Beberapa orang memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker usus besar. Faktor resiko ini termasuk:

sejarah keluarga penyakit

polyps di usus besar

ulcerative coligtis kobaran usus dan penyakit lainnya