MENGENAI AAJI EX-CC-AAJI-06-001

Bisnis Indonesia – 26/4/2016, hal. 22 Kontrak Eksklusif Bancassurance, Aturan Perlu Lebih Tegas

Kontan – 26/04/2016, hal. 24 Asuransi Bidik Bank Daerah Jadi Agen

INDUSTRI ASURANSI JIWA

Bisnis Indonesia – 26/4/2016, hal. 21 Pelaku Pacu Layanan Digital

Selasa, 26/04/2016 01:15 WIB Jiwasraya Raup Premi Rp2,48 Triliun Kuartal I/2016 http://finansial.bisnis.com/read/20160426/215/541572/jiwasraya-raup-premi-rp248-triliun-kuartal-i2016

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwasraya (Persero) membukukan premi bruto senilai Rp2,48 triliun pada kuartal I/2016.

Berdasarkan laporan keuangan unaudited dan bukan konsolidasi yang dipublikasi, BUMN asuransi jiwa tersebut mencatatkan pertumbuhan raihan premi bruto 57,18% bila dibandingkan dengan realisasi kuartal pertama tahun lalu, yakni senilai Rp1,57 triliun.

Asuransi jiwa pelat merah ini bahkan mampu meraup laba bersih senilai Rp369,91 miliar. Realisasi itu bertumbuh hingga 163,21% dibandingkan laba bersih kuartal I/2015 yang tercatat sebesar Rp140,54 miliar.

Pada periode tersebut, hasil investasi perseroan mampu tumbuh 80,48% menjadi Rp650,35 miliar dibandingkan period yang sama pada tahun lalu. Sedangkan, total aset tumbuh 7,48% menjadi Rp27,52 triliun.

Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim mengungkapkan pihaknya menargetkan perolehan premi senilai Rp13 triliun sepanjang 2016. Target itu tumbuh sekitar 28% dibandingkan realisasi sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp10,1 triliun.

Adapun, realisasi itu bertumbuh sekitar 52,9% dibandingkan perolehan premi sepanjang 2014 yang tercatat sebesar Rp6,63 triliun. Karena itu, dia optimistis pihaknya mampu merealisasikan target pertumbuhan pada tahun ini.

“Kami menargetkan perolehan premi senkitar Rp13 triliun untuk tahun ini,” ungkapnya belum lama ini.

JakartaGlobe.com – 26/04/2016 Asuransi Jiwa Sequis Menggunakan Modus Ekspansi http://jakartaglobe.beritasatu.com/business/life-insurer-sequis-expansion-mode/

Jakarta. Asuransi Jiwa Sequis Life, one of the top 10 life insurers in Indonesia, seeks to expand its business reach to include asset management and general insurance services, the company’s chief executive said last week.

Sequis has forged a strategic partnership with Japan’s Nipppon Life Insurance Company last year to help strengthen its capital and enrich its technical expertise by learning from Asia’s biggest life insurer.

Japan’s Nippon Life paid Rp 4.78 trillion ($369.2 million) to acquire an equivalent of 20 percent stake of Sequis’s enlarged equities through a rights issue.

The expansion is part of Sequis’s move to achieve its ambitious target of becoming the third biggest life insurer in the country by 2020, from its current eight position.

Sequis Life president director Tatang Widjaja said the company plans to submit a proposal for the establishment of an asset management company that will operate as its subsidiary, to the Financial Services Authority (OJK) by September this year.

“Hopefully, by the end of this year, the permits will be approved so the unit can start operating in 2016,” said Tatang. Sequis also seeks to purchase a general insurer, either through acquiring an existing firm or establishing a new company from scratch.

“Considering that our clients have grown rapidly, we plan to own a general insurer, so that it can be synergized with our life insurance services,” Tantang said.

“We would be able to cater to our clients under one service center.” The executive, who has led the company since 2003, spoke to GlobeAsia on the sideline of a ceremonial event held in Jakarta last Wednesday to announce the company’s brand transformation.

Sequis previously offered its services under different flagships, such as Sequislife for its life insurance services and Sequis Financial for its business in alternative distribution channels of insurance.

The overhaul will see the company offer only the single umbrella brand of “Sequis” from all of its business units and subsidiaries. Tatang said the company is now “over capitalized,” thanks to the fresh cash from its new Japanese partner.

Sequis — which has a network of about 12,000 licensed agents and manages more than 250,000 policies — booked a 41.24 percent rise in net income last year to Rp 532 billion. Its assets rose by 66.4 percent to Rp 15.19 trillion.

The company’s equity capital increased 343.52 percent to Rp 6.01 trillion.

Ko mpas Bisnis Indonesia- 2 6/4/2016, hal. 3 (lklan Photo) Peristiwa PentingAxa Life 2015

•Rtncanokon ra. AoaAMu Maso f>e{X>nMU mtn9D}Ok {X lrQ pt<fflD untuk lDnokon ktuOngQndon tdsl dm.Sl11ok o lMini mungkin lnl disd<nggorokondl13-

AyoSehet lndonesleku

G<ro ion""'s.hGt lndonnloku'"""""""" wuJud k•podu(IQil rerl!odop k ldndmgtln mmgojok mos rol< r d l r.gataro bosor dllndonn10 untuk. kulcanyoga S«ora brrsomcan.

k.Wutuhanawtonsl b<rf><uis syarial>,AKA Mondulmmghodirlcon duosolusl ,.,lindungon jiWGdank<sdlmonunrul< lndonnlo.

Lherul Keu•n;en s.bogal wuJud fD 11t19U 119}CiwO bSCJSJal AKA Mand don AKA mengunjungib<b<IQ{Xl ukolohunrukiJ<rllogl illfonnas l meng<ool pmg< ohuan­ dan

lnsrrurntn P<OdUk

EKONOMI MAKRO & REGULASI

Senin, 25/04/2016 14:58 WIB

OJK akan Dorong Asuransi Serap Obligasi Infrastruktur http://finance.detik.com/read/2016/04/25/145821/3196036/5/ojk-akan-dorong-asuransi-serap- obligasi-infrastruktur

Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri asuransi menyerap obligasi infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini, para pelaku industri asuransi dan dana pensiun sudah diwajibkan menyerap surat utang negara (SUN) sebanyak 20%.

Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 1/POJK/2016 tentang investasi surat berharga bagi lembaga jasa keuangan non-bank. Nantinya, industri ini juga akan diminta masuk ke obligasi infrastruktur.

"Bisa saja, karena banyak dana jangka panjang yang dimiliki oleh berbagai pihak. Tapi semua keputusan investasi diserahkan kepada masing-masing," kata Ketua OJK, Muliaman Hadad, ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Sampai saat ini, kata Muliaman, yang diwajibkan kepada industri asuransi dan dana pensiun adalah 20% asetnya harus masuk ke SUN.

"Sementara belum. Tapi SUN dalam waktu dua tahun," ujarnya.

Akhir tahun ini, industri asuransi dan dana pensiun wajib menyerap SUN setara 20% asetnya. Sementara di 2017, serapannya naik jadi 30%.