Mengelola Perubahan - UNICEF · PDF filemengelola kelas, dengan cara menunjuk ketua kelompok,...

download Mengelola Perubahan - UNICEF · PDF filemengelola kelas, dengan cara menunjuk ketua kelompok, membangun nilai kelompok dan membuat slogan/yel-yel. ... Contoh-Contoh Kisah Menantu dan

If you can't read please download the document

Transcript of Mengelola Perubahan - UNICEF · PDF filemengelola kelas, dengan cara menunjuk ketua kelompok,...

  • MODUL 2

    Mengelola Perubahan

    TUJUAN Memberikan insight bahwa advokasi pada dasarnya adalah mendorong suatu

    perubahan. Membuat pemahaman bahwa prinsip mengubah haruslah I go first , diri

    kita sendiri yang harus berubah. Mendorong perubahan sikap diri dalam hal:

    o Meyakini mungkin tidaknya untuk melakukan sesuatu hal, lebih bersumber pada keyakinan subyektif dan bukan pada fakta obyektif.

    o Menginternalisasi moto Biar sulit tapi bisa!. o Jangan lihat kondisi (yang membatasi), selalu carilah peluangnya.

    Kesediaan membuka diri terhadap hal baru seperti anak-anak.

    PERKIRAAN WAKTU 60 menit

    PERLENGKAPAN

    Kertas HVS 3 x jumlah peserta. 4 gelas bening berisi air. Tali kenur sepanjang 1 meter sejumlah peserta. Dianjurkan memiliki koleksi lagu-lagu anak.

  • BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR Mengapa Perubahan Diri Penting Untuk Mendorong Perubahan Luar

    Ketika muda aku ingin mengubah dunia, ternyata dunia tidak berubah. Lalu kucoba mengubah kotaku, ternyata juga tidak berubah

    Kemudian aku mencoba mengubah keluargaku, ternyata juga tidak berubah. Akhirnya aku menyadari, terlebih dahulu aku harus mengubah diriku sendiri.

    (Orang bijak dari awal abad 19)

    Advokasi pada dasarnya adalah proses mendorong suatu perubahan kebijakan secara gradual agar lebih berpihak pada masyarakat. Menariknya, sering kita temui banyak orang yang berusaha mendorong perubahan dengan cara yang itu-itu saja, sementara sudah jelas bahwa cara tersebut tidak efektif.

    Saat mendapati bahwa kegiatan advokasi mendapatkan tantangan yang cukup berat atau menghadapi kesulitan, biasanya pelaku lantas mudah menyerah atau menyalahkan kondisi. Muncul suatu perasaan sulit untuk mendapatkan gol yang mereka inginkan. Dengan serta merta mencari berbagai alasan untuk pembenaran mengapa ini sulit, dan mengapa itu tidak mungkin.

    Sejarah sudah menunjukkan bahwa orang yang sukses mengusung perubahan memiliki sikap dan keberanian untuk mengalahkan rasa tidak mungkin yang umumnya menggayuti orang rata-rata.

    Pada sesi ini, kita akan mendorong beberapa perubahan sikap dalam meyakini bahwa suatu perjuangan sekalipun sulit tapi jika dilakukan dengan bersungguh-sungguh akan bisa dicapai.

    Apa yang sering disebut tidak mungkin biasanya hanyalah ada di kepala kita

    sendiri. Apa yang sering disebut tidak mungkin biasanya hanyalah karena tidak tahu

    caranya. Jika kita berpikir tidak mungkin, maka kita tidak ingin (tidak termotivasi)

    untuk melakukan tindakan apapun. Dalam berusaha, pahami pameo Biar sulit, tapi bisa Jangan hanya melihat keadaan suatu hal, tapi pelajari kemungkinan dan

    potensinya.

    Sejalan dengan dinamika pelatihan di sesi-sesi berikutnya akan dijumpai situasi di mana peserta mulai tidak percaya diri saat diminta mempersiapkan rencana hearing untuk menggolkan suatu isu. Umumnya sejumlah peserta akan merasa tidak mampu atau tidak yakin karena faktor tidak punya pengalaman, atau faktor risiko dalam pekerjaannya.

  • Di sinilah nilai penting dari internalisasi perubahan sikap dalam mendorong suatu perubahan ini. Rasa yakin bahwa selalu ada peluang, dalam kondisi apapun, sekalipun nampak sulit di awalnya.

    Dalam beberapa permainan di sesi ini, peserta akan dibawa pada situasi yang nampaknya sulit jika dilihat secara apa adanya. Dibutuhkan suatu pemikiran dan kemampuan melihat peluang agar bisa memecahkan persoalan ini. Secara ringkas akan dituangkan dengan suatu teriakan sulit tapi bisa!.

    Kalimat tersebut akan dijadikan pemicu emosi (dalam NLP disebut dengan anchor) untuk membangkitkan emosi positif, yakni perasaan sekalipun sulit tapi saya yakin bisa. Fasilitator setiap saat bisa memicu emosi ini dengan meneriakkan Sulit???, maka peserta akan menjawab Bisaaa!!!. Pembentukan Kelompok Dalam sesi ini peserta akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yang relatif akan dipertahankan selama pelatihan. Hasil pengelompokan ini akan tetap digunakan dalam beberapa sesi lain untuk menjalankan aktivitas permainan. Proses pembentukan kelompok harus melalui suatu stimulasi yang menghasilkan rasa sesuatu lebih mungkin dicapai jika dilakukan dengan cara kerjasama. Pengelompokan ini juga akan dijadikan dasar bagi fasilitator untuk mengelola kelas, dengan cara menunjuk ketua kelompok, membangun nilai kelompok dan membuat slogan/yel-yel. Penunjukkan ketua kelompok, pembuatan nilai kelompok dan pembuatan slogan harus dibuat secara demokratis dengan cara kelompok tersebut sendiri yang melakukannya. Menyelami dunia Anak Sesuai dengan misi Unicef, maka aktivitas advokasi yang akan dilakukan dalam pelatihan ini berkaitan dengan dunia anak. Dengan demikian perlu sekali membangun suatu iklim untuk lebih menyelami dunia anak dalam pelatihan ini. Yang dilakukan bukan dengan cara berdiskusi mengenai anak, namun dengan menyelami langsung dunia anak melalui aktivitas yang mirip dengan anak-anak.

    Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak memiliki kelebihan dalam mempelajari atau menerima hal-hal baru:

    Selalu memiliki rasa ingin tahu pada hal baru. Pikiran terbuka karena ingin mengerti. Bisa menerima perubahan dengan senang. Belajar dengan bergembira ria: melalui bernyanyi, bergerak aktif, tertawa.

  • Ringkasan Alur Sesi Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu

    1. Cipta Suasana Membangun suasana (state of mind). Menjelaskan tujuan sesi.

    Kisah Ceramah

    5

    2. Permainan Tantangan 1, 2 dan 3

    Memberikan stimulasi permainan yang menyenangkan, menantang dan menggoyang belief system mengenai mungkin tidak mungkin, dan sesuatu yang sulit hanya tidak tahu caranya.

    o Kertas HVS sejumlah peserta

    o 3 gelas berisi air o Tali kenur

    Permainan 20

    3. Pembentukan Kelompok

    Membagi kelas menjadi sejumlah kelompok tertentu. Membangun kohesivitas dalam kelompok kecil.

    Ceramah Kegiatan

    Kelompok

    20

    4. Diskusi dan penutup

    Mengajak peserta menelaah ke belakang mengenai pengalaman hidup yang pesimistik.

    Memberikan insight pada peserta untuk meyakini Jika mau pasti bisa!.

    Mengajak peserta mengintip sesuatu yang dipersepsikan sebagai kesulitan yang mungkin akan dialami saat advokasi.

    Diskusi Ceramah

    15

  • PROSES LENGKAP No Kegiatan Keterangan 1 Cipta Suasana

    Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif, hangat, apresiatif, segar dan mantap.

    Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing partisipasi, perhatian dan rasa ingin tahu. Misalnya:

    o Bagaimana, sudah kebagian coffe break semuanya? o Oke, apakah sudah ada yang pernah mengetahui

    kapasitas otak manusia? Bawakan cerita dengan gaya berkisah tentang Menantu dan

    Mertua (lampiran). Tanyakan, apa moral cerita tadi.

    2 Per mainan Tantangan Ajukan tantangan 1 (lampiran) di depan kelas, buat

    kesimpulan di flipchart. Ajukan Pertanyaan pada akhir tantangan:

    Siapa yang tadi mengatakan tidak mungkin? Apakah kertas Anda masih utuh? o Siapa yang tadi mengatakan mungkin. Bagaimana

    hasilnya? Ajukan tantangan 2 (lampiran) pada kelas, buat kesimpulan

    di flipchart. Ajukan Pertanyaan pada akhir tantangan:

    Siapa yang tadi mengatakan tidak mungkin? Apakah kertas Anda masih utuh? Siapa yang tadi mengatakan mungkin. Bagaimana

    hasilnya? Ajukan tantangan 3 (lampiran) pada kelas, buat kesimpulan

    di flipchart. Ajukan Pertanyaan pada akhir tantangan:

    Siapa yang tadi mengatakan tidak mungkin? Apakah Anda masih terikat? Siapa yang tadi mengatakan mungkin? Bagaimana

    hasilnya? Buat kesimpulan dengan cara mengambil gelas aqua yang

    diisi air separuh. Ajukan pertanyaan: Gelas ini setengah kosong apa

    setengah isi?. Ikuti dengan cerita 2 orang salesman ikan Lou Han.

    Kaitkan dengan kecenderungan orang yang berpikir sukses (setengah isi) dibandingkan orang yang gampang menyerah

    Gunakan berbagai hasil permainan ini untuk memotivasi peserta saat merasa sulit di sesi-sesi berikutnya atau pada saat mau hearing.

  • (setengah kosong). 3 Pembagian Kelompok

    Lakukan Pembagian Kelompok (Lihat prosedur pada lampiran Modul ini).

    8 Diskusi dan kesimpulan Berkelompok 3 orang (triad). Minta untuk mendiskusikan 2 hal:

    1. Pengalaman masing-masing dalam kehidupan/pekerjaan yang pernah dilakukan, apa yang dulunya kelihatan sulit, namun kemudian ternyata mudah setelah ia tahu caranya.

    2. Rumuskan 3 hal yang mungkin akan sulit ketika dihadapi dalam advokasi, dan pikirkan peluang/kemungkinan solusinya.

    CATATAN Tutup sesi ini dengan sebuah kesepakatan bersama. Mulai sekarang, kita menggunakan sapaan khusus untuk pelatihan ini:

    o Selamat Pagi?, jawab dengan Pagi! o Apakah sulit? jawab dengan Bisa!

    Putar lagu Aku pasti Bisa, yang dinyanyikan Afi Junior.

    VARIASI o Jika waktu cukup panjang, Anda dapat memberikan aktivitas tantangan lain di

    sesi ini. Carilah permainan yang mengasah otak, yang cenderung memunculkan rasa tidak mungkin dilakukan.

    o Tujuan yang terpenting adalah setelah mengetahui rahasianya, akan muncul efek Oh ternyata cuma begitu saja. Permainan ini juga sekaligus akan membangun suasana ceria dan fun.

  • Lampiran 1: Contoh-Contoh Kisah Menantu dan Mertua

    Seorang lelaki yang baru menikah tinggal menumpang di rumah mertuanya. Beberapa saat tinggal bersamanya, akhirnya ia demikian kesal dengan ibu mertuanya yang menurutnya sangat brengsek, cerewet, bawel, bossy, dan angkuh sekali.

    Setelah dua tahun, baginya cukup sudah penderitaan itu. Ia memutuskan untuk mengakhiri dengan berencana membunuh ibu mertuanya. Setelah memutar otak, ia pergi mendatangi dukun yang paling sakti di daerahnya.

    Usai bercerita dengan