Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya...

13
Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya Rekat Copyright Anuraga Jayanegara [email protected] http://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/ Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya Rekat Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat-b agian-ke-1/ dan http://www.dakwatuna.com/2009/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat-b agian-ke-2/ Hubungan sosial dan dinamika keluarga merupakan suatu keniscayaan fitrah bagi umat manusia. Hubungan dan dinamika ini tidak terlepas dari suasana harmoni maupun disharmoni yang semuanya itu bertolak dari pengelolaan konflik dan sumber-sumbernya secara baik sehingga apapun yang ada, situasi, gejala dan reaksi yang timbul akan menjadi sebuah potensi kebaikan dan kebahagiaan dan bukan sebaliknya. Seni pergaulan inilah sebenarnya substansi ajaran Nabi bahwa berjamaah, berkumpul, bersatu dan bermasyarakat itu dengan dilandasi kesabaran dalam arti luas lebih disukai daripada kepribadian kuper yang isolatif apalagi antisosial. Seni pergaulan untuk mengatasi berbagai perbedaan, perselisihan, kontradiksi, pluralitas, heterogenitas, dan berbagai variabel ketegangan hubungan membutuhkan manajemen konflik yang baik bagaikan sebuah sajian orkestra yang membutuhkan gerakan dan permainan bunyi yang harmonis dari berbagai instrumen yang kontradiktif sehingga menimbulkan suara yang merdu dan bukan bunyi yang fals yang memuakkan. Konflik yang ada dalam pergaulan sosial dan kehidupan keluarga bagaikan garam yang menjadikan masakan lezat dalam kadarnya yang proporsional dan merupakan garam bagi bahtera rumah tangga yang membantu pelayaran kapal mengarungi samudera menuju cita-cita keluarga yang bahagia. Konflik tidak selalu negatif dan yang membuat konflik berdampak negatif adalah cara menyikapi dan memahaminya. Manajemen konflik ini dimaksudkan untuk menjadikan variabel konflik menjadi kontrol dan bahan evaluasi, mencari cara untuk menekan ketegangan, meredam letupan maupun ledakan dan menghindari sebab-sebab pemicunya, mengatasi konflik yang timbul dengan memprioritaskan keutuhan dan persatuan demi maslahat dan kebaikan yang lebih luas dan panjang serta mengingat kebaikan yang ada (QS. Al-Baqarah:237). Di samping itu berusaha membangun sistem dan budaya komunikasi keluarga yang baik, lancar dan terbuka agar hubungan selalu harmonis. page 1 / 13

Transcript of Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya...

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya Rekat

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat-bagian-ke-1/ dan http://www.dakwatuna.com/2009/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat-bagian-ke-2/

Hubungan sosial dan dinamika keluarga merupakan suatu keniscayaan fitrah bagiumat manusia. Hubungan dan dinamika ini tidak terlepas dari suasana harmonimaupun disharmoni yang semuanya itu bertolak dari pengelolaan konflik dansumber-sumbernya secara baik sehingga apapun yang ada, situasi, gejala danreaksi yang timbul akan menjadi sebuah potensi kebaikan dan kebahagiaan danbukan sebaliknya. Seni pergaulan inilah sebenarnya substansi ajaran Nabi bahwaberjamaah, berkumpul, bersatu dan bermasyarakat itu dengan dilandasi kesabarandalam arti luas lebih disukai daripada kepribadian kuper yang isolatif apalagi antisosial. Seni pergaulan untuk mengatasi berbagai perbedaan, perselisihan,kontradiksi, pluralitas, heterogenitas, dan berbagai variabel ketegangan hubunganmembutuhkan manajemen konflik yang baik bagaikan sebuah sajian orkestra yangmembutuhkan gerakan dan permainan bunyi yang harmonis dari berbagaiinstrumen yang kontradiktif sehingga menimbulkan suara yang merdu dan bukanbunyi yang fals yang memuakkan.

Konflik yang ada dalam pergaulan sosial dan kehidupan keluarga bagaikan garamyang menjadikan masakan lezat dalam kadarnya yang proporsional danmerupakan garam bagi bahtera rumah tangga yang membantu pelayaran kapalmengarungi samudera menuju cita-cita keluarga yang bahagia. Konflik tidak selalunegatif dan yang membuat konflik berdampak negatif adalah cara menyikapi danmemahaminya.

Manajemen konflik ini dimaksudkan untuk menjadikan variabel konflik menjadikontrol dan bahan evaluasi, mencari cara untuk menekan ketegangan, meredamletupan maupun ledakan dan menghindari sebab-sebab pemicunya, mengatasikonflik yang timbul dengan memprioritaskan keutuhan dan persatuan demimaslahat dan kebaikan yang lebih luas dan panjang serta mengingat kebaikanyang ada (QS. Al-Baqarah:237). Di samping itu berusaha membangun sistem danbudaya komunikasi keluarga yang baik, lancar dan terbuka agar hubungan selaluharmonis.

page 1 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

Konflik dalam keluarga yang hampir menjadi perbincangan sehari-hari sebenarnyadapat dihindari paling tidak dapat diminimalisasi bisa setelah perkawinanmasing-masing pasangan menjaga komitmen untuk selalu menjadikan perlakuanbaik, sopan santun dan etika pergaulan dengan pasangan hidup menjadi perhatianutama, sebagaimana mencurahkan perhatian kepada kawan baru. Sebab bilapengantin muda mencurahkan perhatiannya sama banyak kepada pasangannyasebagaimana kepada kawan baru maka niscaya pasangan akan berhentimengecam dan mencari kesalahan, bukankah suami istri itu sudah menjadi satumelebihi saudara yang di situ terdapat hak dan kewajiban ukhuwah. SamuelVauclain direktur Baldwin Locomotive Work: “Anda bisa mendapatkan apa saja darisetiap orang asal Anda menghormati orang lain, dan menunjukkan bahwa Anda menghargai kecakapan-kecakapannya.” Shakespeare: “Bersikaplah seolah-olahAnda sudah mempunyai sikap baik itu, meskipun Anda belum mempunyainya.”(QS. An-Nisa:19, QS. Al-Hujurat:10-12)

Hilangnya etika pergaulan suami-istri dan sopan santun merupakan bibit kankeryang menggerogoti benih-benih rasa cinta dan simpati. Semua orang mengatakanhal ini, namun aneh sekali bahwa kita ini lebih sopan terhadap orang-orang laindaripada terhadap anggota keluarga sendiri. Bahkan ironisnya justruanggota-anggota keluarga kita sendiri yang paling dekat dan kita sayangi, kitaberani dan sering menghina serta menyakitinya dengan mengecamkesalahan-kesalahan kecil mereka. Memang aneh tapi nyata bahwa sesungguhnyaorang-orang yang paling kita hina dan sakiti hatinya biasanya adalah orang-orangterdekat yang tinggal serumah dengan kita sebab, seperti kata psikolog Prof. HenryJames bahwa kita ini semua buta dan tidak peka terhadap perasaan-perasaanorang lain.

Sopan santun dan etika pergaulan keluarga dalam manajemen konflik keluargaadalah sangat vital sama pentingnya dengan minyak dalam mobil. Namun begitubanyak orang yang di benaknya sama sekali tidak punya pikiran untukmelemparkan hinaan dan hal-hal yang menyakitkan kepada rekan kerja ataupelanggan, dengan seenaknya membentak-bentak pasangan hidupnya. Padahalbagi kebahagiaan sendiri tentunya perkawinan adalah jauh lebih penting danberarti daripada usaha ataupun karir kerjanya. Dan sulit dipahami mengapaseseorang tidak berusaha sama kerasnya mensukseskan perkawinannya, seperti iaberusaha mensukseskan usaha, karir dan perjuangan moral-sosialnya. Kita jugatidak habis pikir dan sulit memahami sikap para pasangan yang kurang diplomatisdalam berkomunikasi, apalagi bahwa perlakuan yang sopan dan manis sebenarnya jauh lebih murah dan menguntungkan daripada sebaliknya, yakni kasar dan kurang sopan.

page 2 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

Setiap orang tahu bahwa seseorang yang puas dan gembira akan bersedia melaksanakan apa saja dan mengalah dalam banyak hal. Demikian pula beberapapujian dan penghargaan yang sederhana sudah cukup efektif meredam pemicukonflik serta mendorong untuk memberikan pelayanan dan perhatian balik yangsangat besar dengan biaya yang hemat. Selanjutnya setiap pasangan juga tahubahwa ciuman di mata pasangannya dengan penuh kasih akan menutupinya untukmelihat kekurangan-kekurangannya, dan bahwa ciuman yang mesra di bibirnyaakan membuat kata-katanya yang tajam dan pahit menjadi manis seperti madu.Pantaslah psikolog kondang Alfred Adler pernah mengatakan dalam bukunya ArtiHidup Ini Bagi Anda : “Siapa yang tak ada perhatian kepada sesamanya, tidak sajaakan mengalami banyak sekali masalah dalam hidupnya sendiri, akan tetapi jugaakan mendatangkan masalah bagi lingkungannya. Mereka itulah orang-orang yang gagal di dunia ini.” Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW.: “Barang siapa yangtidak mempedulikan saudaranya muslim yang lain, maka ia keluar dari komunitasmereka.” Artinya orang yang egois akan berpotensi masalah denganmembentangkan jarak dan memicu konflik horizontal.

Ajaran Islam sangat mengecam konflik liar tanpa kendali yang mengakibatkanperpecahan. (QS Al-An’am: 65.Al An-aam:159.) Nabi saw selalu menyerukankepada kehidupan berjamaah dan persatuan, mengecam sikap konfrontatif,disintegratif, perpecahan, serta mengajak ukhuwah dan mahabbah. Rasulullah sawbersabda:”tangan Allah bersama Jamaah”. “Seorang Muslim adalah saudara bagimuslim lainnya. Barang siapa membantu keperluan saudaranya maka Allah akanmembantu keperluannya.” “Tidaklah beriman salah seorang di antara kaliansehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya.” “Tidakboleh seorang muslim menghindari saudaranya di atas tiga hari. Keduanyabertemu kemudian saling menghindar. Orang yang paling baik di antara keduanya ialah yang memulai salam”.

“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, kemudian diberikanampunan kepada setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengansesuatupun, kecuali seseorang yang sedang bermusuhan; lalu dikatakan (kepadaMalaikat):Tangguhkan dua orang ini sampai keduanya akur, tangguhkan dua orangini sampai keduanya akur, tangguhkan kedua orang ini sampai keduanya akur.”“Tiga orang shalatnya tidak akan terangkat walaupun sejengkal di atas kepalanya:orang yang mengimami suatu kaum tetapi kaum itu belum datang tetapi kaum itumembencinya, wanita yang dibenci oleh suaminya dan dua saudara yang saling bermusuhan.”

Allah memang telah menciptakan manusia beraneka ragam kecenderungan, watak

page 3 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

dan pembawaannya. Setiap orang mempunyai kepribadian, pemikiran dan tabiattersendiri. Hal ini terlihat dari penampilan lahiriyahnya dan sikap mentalnya.Namun perbedaan ini hanyalah merupakan perbedaan yang bersifat variatif danbukan perbedaan paradoksal yang bertentangan dan konfrontatif, melainkan iamerupakan kekayaan. Sebagaimana Allah menciptakan beraneka ragam tanamandan buahnya walaupun disiram dengan air yang sama. Tabiat alam adalah memilikiberaneka bentuk, iklim dan warna. Namun perbedaan itu hanyalah sebagaiperbedaan variatif saja dan tidak menimbulkan pertentangan antara satu dan yanglainnya. Oleh karenanya, konflik yang dikelola secara positif dan menjadi kekuatan dinamis, konstruktif, evaluatif, check and balance, dan kontrol merupakankeniscayaan sebagai rahmat yang Nabi saw tekankan sisi positifnya : “Perbedaanummatku adalah rahmat”. Akan tetapi perbedaan pendapat atau konflik yangkontra produktif dan destruktif yang mengakibatkan perpecahan, perceraian danpermusuhan dicela dalam Islam. Konflik inilah yang sangat dikecam oleh Al-Qur’andan sunnah Nabi saw. (QS. Ali Imran:103, 105, Al-Anfal:46)

Rumah tangga yang bahagia merupakan impian setiap manusia. Kadar kebahagiaan tersebut sangat dipengaruhi berbagai faktor di antaranya: Faktorpertama berhubungan dengan masalah ciri-ciri kepribadian, kondisi perasaan danhubungan timbal balik antara individu dalam keluarga. Masalah ini merupakanfaktor yang paling dominan. Faktor kedua, meliputi hal-hal yang berkaitan denganmasalah ekonomi dan manajemen keuangan keluarga. Faktor ketiga berkaitandengan pemikiran-pemikiran umum untuk mencemerlangkan kehidupan rumahtangga. Terutama dalam usaha mencapai idealisasi luhur dan mewujudkan akhlaqdan agama yang luhur. Faktor keempat berhubungan dengan masalah sosial,hubungan eksternal keluarga, serta yang bersifat pemanfaatan waktu senggangatau hiburan.

Salah seorang sosiolog mengadakan penelitian tentang standar adaptasi suami-istri sebagai modal manajemen konflik rumah tangga untuk mencapai kebahagiaan suami-istri yaitu:

1. Rasa cinta suami-istri harus terpatri erat

2. suami-istri harus mau mengembangkan cara yang benar dan baik dalam bergaul, saling menolong, membantu serta berusaha menjauhi hal-hal yang dapatmenyebabkan keretakan rumah tangga karena perbedaan pribadi.

page 4 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

3. suami-istri harus mau bekerja sama, mengenang memori bersama-sama,membangun benang kasih sayang dalam setiap kesempatan.

4. Suami-istri harus saling menjamin agar tercapai kepuasan masing-masing.Terutama dalam hubungan seks.

5. Suami-istri wajib berusaha bersungguh-sungguh memecahkan setiap problemrumah tangga yang muncul.

6. Suami-istri harus saling memberikan kebebasan mengekspresikan hal yangmungkin dilakukan. Bekerja untuk mengembangkan potensi yang dimiliki selamatidak bertentangan dan mengganggu kehidupan suami-istri dan keluarga.Masing-masing pihak harus berusaha saling mengenal dengan baik agarkesesuaian antara mereka dapat tercapai.

Lock berhasil menyimpulkan dalam penelitiannya yang berkenaan dengan masalahurgensi adaptasi suami istri untuk meredam konflik. Yaitu:

1. adaptasi merupakan faktor penting dalam kehidupan rumah tangga yangbahagia.

2. Saling pengertian berlandaskan pada benih-benih cinta dan emosi. Sertatumbuhnya semangat dan keinginan untuk beraktivitas bersama. Juga rasa salingmenghormati dan saling pengertian.

3. Adaptasi bertumpu pada kemampuan masing-masing pihak menerima perasaandan merespon emosi pihak lain.

Dr. Zakaria Ibrahim mengkonfirmasikan bahwa kehidupan suami istri itu harus diisidengan rasa kebersamaan, saling mengisi dan merasa senasib sepenanggungan.

page 5 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

Suami istri hendaklah bersama-sama bersumpah untuk saling setia. Masing-masingharus merasa sebagai bagian yang lain. Ketulusan dalam berhubungan amatdiperlukan. Perasaan, emosi, pemikiran dan tujuan kehidupan harus merupakansatu kesatuan yang utuh.

Dr. Dale Carnegie merumuskan enam cara untuk membangkitkan kebersamaan danpersatuan:

1. Memberikan perhatian, simpati dan empati yang tulus kepada orang lain

2. Memberikan senyuman yang jujur bagaikan mekarnya bunga di taman

3. Menyapa dengan panggilan yang menyejukkan hati

4. Menjadi pendengar yang baik dan doronglah orang lain untuk mengungkapkan isihati dan mengalirkan gumpalan pikirannya

5. Berbicara mengenai hal-hal yang mengasyikkan orang lain

6. Berusaha membuat orang lain itu merasa bangga dan penting sertamengaguminya dengan ikhlas.

Kadangkala tidak dipungkiri bahwa suami istri memiliki pandangan yang berbedadan salah satu harus dapat meyakinkan dan menjelaskan alasannya. Di antarametode komunikasi dan dialog yang sejuk serta meyakinkan orang lain adalah:

1. Satu-satunya cara yang benar dalam mengatasi konflik, jangan emosi danbertengkar.

page 6 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

2. Hormatilah pendapat orang lain dan jangan cepat memvonisnya salah

3. Jika Anda yang salah cepat-cepat dengan kesatria mengakuinya dan mohon maafsecara ikhlas

4. Memulai segalanya dengan cara yang ramah tamah

5. Mencoba merubah orang dalam pendekatan persuasif bukan konfrontatif

6. Biarlah orang yang Anda hadapi itulah yang banyak berbicara

7. Biarlah dia mengira bahwa gagasan terpilih itu datangnya dari dia

8. Coba melihat persoalan melalui kacamata orang lain

9. Bersikaplah simpatik terhadap gagasan dan pemikiran orang lain

10. Sentuhlah perasaan orang lain dengan cara yang baik

11. Jelaskan maksud dan pikiran Anda dengan jelas dan menarik (QS. Fushilat:34)

Di antara langkah manajemen konflik adalah rasionalisasi antara idealisme danrealisme sehingga tercapai titik temu kompromis yang positif sebagaimanadikatakan oleh Syeikh Musthafa Masyhur: “Kita kompromi untuk mengambil pilihanyang maslahat lebih baik daripada bercerai untuk pilihan yang paling maslahat(ashlah) dan kita kompromi untuk mengambil pilihan yang benar lebih baik

page 7 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

daripada kita bertengkar untuk pilihan yang paling benar”.

Di antara metode efektif untuk menunjukkan dan merubah kebiasaan, sikap,persepsi, pikiran dan pendirian orang lain yang salah tanpa menimbulkankejengkelan, kedongkolan dan ketegangan yaitu:

1. dengan lebih dahulu menunjukkan kebaikan dengan pujian dengan tulus ikhlas

2. dengan menunjukkan kesalahan orang secara tidak langsung sebab banyakorang yang tidak suka digurui dan dikuliahi

3. Dengan membicarakan lebih dahulu kesalahan dan cacat sendiri, sebelummelancarkan kecaman kepada orang lain

4. Memberi perintah dalam bentuk dan nada suatu usulan sebab tidak ada orangyang suka diperintah

5. Mencoba tidak menyinggung perasaan dan titik sensitif orang lain, sebab setiaporang menginginkan tetap terpeliharanya rasa harga dirinya.

6. Memberikan dorongan dengan memuji perbaikan yang telah diusahakan betapapun kecilnya, dan pujian ini dilakukan dengan senang hati dan penuhsemangat.

7. memberikan reputasi baik kepada orang lain sebagai kekuatan moral sehingga iaharus mempertahankannya

8. Memuji, membesarkan hati dan menyikapi seolah kesalahan orang lain itu mudah

page 8 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

dibetulkan

9. Usahakan agar orang lain suka melakukan apa yang Anda inginkan.

Rumah tangga ibarat tanaman memerlukan siraman, pupuk dan sinar di sampingpenjagaan dan perawatan dari yang mengganggu pertumbuhannya, maka rasacinta, perhatian dan simpati merupakan kebutuhannya. Semuanya itu dapatdidukung dengan beberapa kiat untuk menambah simpati orang lain danmeningkatkan kebahagiaan rumah tangga di antaranya yaitu:

1. Jangan sering dan cepat merengek. Menurut laporan Boston Post bahwa banyakwanita dunia yang merusak kebahagiaan rumah tangganya denganrengekan-rengekannya

2. Cintailah dan biarkanlah hidup dengan cara sendiri menurut kecenderunganfitrinya dan jangan mencoba merubah hidup pasangan Anda. Psikolog L.F. Wooddalam Growing Together in the Family menyatakan bahwa sukses dalamperkawinan tidak bisa dicapai dengan menemukan pandangan yang serasi danhebat, melainkan dicapai dengan menjadi sendiri pasangan yang serasi dan hebat.Demikian pula Prof. Henry James menegaskan bahwa yang pertama-tamadiperlukan dalam pergaulan ialah tidak mencampuri cara khusus orang lain dalammencari dan menemukan kebahagiaannya, asal caranya tidak bertentangandengan norma dan caranya sendiri dalam menemukan kebahagiaan.

3. Menjauhkan perceraian dengan menghindari banyak cerewet, mengomel danmengumpat karena berharap yang terlalu banyak pada pasangan secara tidakproporsional dan realistis

4. Berilah secara spontan pujian, terima kasih dan penghargaan terhadap hasilusaha orang lain betapapun kekurangannya

5. Memberikan attensi-attensi kecil kondisional yang dapat meredam potensi

page 9 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

konflik. Menurut cerita, George M. Cohan, raja teater di New York sesibuk apapunmasih menyempatkan waktu untuk menelpon dua kali sehari kepada keluarganya.

Hal seperti itu juga terjadi pada seorang ulama fiqih di Madinah Dr. AbdullahAz-Zahim yang selalu menelpon istrinya setibanya di kampus untuk menanyakankabarnya dan memberitahukan kesampaiannya di kampus. Tujuan semua itu ialahuntuk membuktikan bahwa Anda ingin menggembirakan pasangan Anda, danbahwa kebahagiaan, kondisi dan hidupnya sangat berarti bagi Anda dan menjadiperhatian Anda selalu. Para pasangan khususnya kaum wanita sangatmemperhatikan hari-hari penting dalam kehidupannya seperti hari kelahiran danperkawinannya yang sensitif bila dilupakan oleh pasangan. Rayakan bersamasecara islami atau minimal berikanlah hadiah atau ucapkanlah selamat ataupunsekadar percakapan kenangan. J. Sabbath, seorang hakim kondang di Chicagotelah menyidangkan 40.000 kasus proses perceraian, dan berhasil mendamaikan 200 suami istri. Katanya: “Di antara peredam konflik dalam perkawinan yangpaling banyak justru hal-hal remeh. Suatu hal kecil misalnya, jika sang istrimelambaikan tangannya ketika suaminya pergi bekerja bisa mencegahperceraian.”)

6. Bersikaplah hormat dan sopan-santun kepada orang lain terlebih pasangan hidup

7. Berusaha mempelajari dan memperbaiki penampilan seksual.

Dr. G.V. Hamilton dalam What is wrong with marriage menyatakan bahwa kebanyakan problem-problem dalam perkawinan timbul karena konflik seksual dankesesuaian syahwati yang kurang baik. Pendeknya banyak kesukaran dalamperkawinan karena faktor lain yang bisa diabaikan asal hubungan syahwatinyamemuaskan. Dr. P. Popenoe, konsultan ahli Lembaga Masalah Perkawinan di LosAngeles menyimpulkan penyebab utama kandasnya perkawinan ialah:

a. tidak ada keserasian syahwati,

b. kurang kompak penggunaan waktu luang,

page 10 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

c. kesulitan keuangan,

d. cacat rohani, jasmani dan perasaan.

Islam mengharuskan setiap muslim agar bersikap adil, baik terhadap orang yangdicintai maupun yang tidak disukai. “Hai orang-orang yang beriman, hendaklahkamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadisaksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebihdekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahaMengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah:8) Implementasi sikap adilini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam manajemen konflik untuk mengikis gejala fanatisme dan egoisme serta meredam ketegangan komunikasi

Penutup: Evaluasi dan Introspeksi Bersama dalam Manajemen Konflik

Manajemen konflik ini sangat penting bagi setiap pasangan yang masih peduli artipenting keutuhan rumah tangga dan melanjutkan bahtera keluarga sampai ketempat tujuan serta menganggap bahwa tiada harta yang paling berharga selainkeluarga dan tiada mutiara seindah keluarga sebagaimana pesan theme songsinetron Keluarga Cemara di televisi.

Manajemen konflik ini penting untuk dipelajari dan dibiasakan terutama bagipasangan yang masih peduli arti kesalehan bukan hanya kesalehan pribadimelainkan juga kesalehan keluarga artinya baik terhadap keluarga dan membawakeluarga kepada yang lebih baik secara lahir dan batin, sebagaimana sabda Nabisaw. : “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik sikapnya terhadap keluarganyadan saya adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.”

Hal ini penting bagi pasangan yang bukan penganut trend keblinger wajarisasiperceraian dan trend single parent sebagaimana yang dialami oleh sederetan artis,kaum selebritis, orang terkenal dan figur publik seolah perceraian merupakan halyang wajar meskipun bagaimanapun juga sebenarnya sebuah tragedi perjalananhidup manusia. Yaitu pasangan yang terlibat konflik rumah tangga dan tetap

page 11 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

berusaha mencari jalan kompromi, rujuk, berhenti bertengkar dan berselisih sertakembali bekerja sama dengan memaklumi kekurangan dan memaafkan kesalahanmasing-masing demi melanjutkan bersama perjalanan bahtera rumah tangga danmasa depan anak-anak.

Sebagai latihan praktis dalam manajemen konflik rumah tangga ada baiknyamenggunakan evaluasi di antaranya pertanyaan-pertanyaan kecil ini yangmerupakan saduran dari tulisan Emmet Crozier di American Magazine denganbeberapa penyesuaian dan editing mengenai faktor penyebab mengapaperkawinan bisa gagal dan kandas di tengah jalan.

Apakah Anda masih mencumbu pasangan Anda, dan kadang-kadang membawakanmakanan atau bunga kepadanya? Apakah Anda memberinya hadiah pada harilahirnya dan pada hari ulang tahun perkawinan (Hadits Nabi saw. tahadauwtahabbu: Saling memberikan hadiahlah kalian niscaya akan saling mencintai)Apakah Anda memberi attensi yang tak terduga-duga kepadanya ataumenunjukkan bukti kasih-sayang Anda? Apakah Anda berusaha tidak mengecampasangan Anda terutama di depan orang lain? Apakah Anda berusaha memahamiberbagai perasaan pasangan Anda dan komit untuk membantunya dalammengatasi sat-sat kesulitan, keletihan, kegelisahan dan cepat marah? Apakahsedikitnya setengah dari waktu luang Anda gunakan untuk berdekatan denganpasangan Anda? Apakah Anda sedemikian arif dan bijaksana untuk tidakmembanding-bandingkan pasangan Anda dengan orang lain baik dari segipenampilan fisik, pemenuhan kewajiban, pelayanan dan attensi?

Apakah Anda sungguh-sungguh memperhatikan kehidupan intelektual, interaksisosial, pergaulan perkumpulan dan bacaan pasangan Anda maupun pemikirannya(fikrahnya) tentang berbagai masalah sehingga bisa diskusi dan nyambung?Apakah Anda berusaha mencari alasan untuk memuji dia dan menunjukkan rasakagum kepadanya? Apakah Anda telah membiasakan diri mengucapkan terimakasih atas hal-hal kecil yang ia lakukan untuk Anda dan juga mengucapkanpermohonan maaf untuk setiap kesalahan yang Anda lakukan? Apakah Anda sudahmemberikan kemerdekaan penuh kepada pasangan Anda untuk menjalaniaktivitas, karier, kehidupan, pilihan-pilihan dalam hidup? Apakah Anda berusahauntuk selalu bersikap sebaik-baiknya, seriang-riangnya, seceria-cerianya bilasedang berkumpul bersama supaya ia ikut riang dan senang? Apakah Andaberusaha menjadikan pelayanan Anda kepadanya bervariatif dan bahkanmengejutkan untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan?

page 12 / 13

Anuraga Jayanegara | Mengelola Konflik Keluarga Menjadi Daya RekatCopyright Anuraga Jayanegara [email protected]://anuragaja.staff.ipb.ac.id/2010/11/26/mengelola-konflik-keluarga-menjadi-daya-rekat/

Apakah Anda memiliki pengertian tentang pekerjaan yang dilakukan oleh pasanganAnda sehingga dapat membahasnya bersama? Apakah Anda bisa memikulbersama segala kesulitan-kesulitan pasangan Anda dalam menunaikankewajiban-kewajibannya? Apakah Anda berusaha untuk bisa bergaulsebaik-baiknya dengan keluarga pasangan Anda? Apakah Anda berpakaian danberpenampilan sesuai dengan selera dan keinginan pasangan Anda? Apakah Andamengabaikan perbedaan dan perselisihan kecil yang tidak prinsipil demimemelihara keutuhan dan kedamaian rumah tangga? Apakah Anda berusahamempelajari olahraga, permainan dan hiburan yang disukai oleh pasangan Anda,sehingga Anda pun bisa melakukannya dalam waktu senggang dan bermanfaatbagi semuanya? Wallahu A’lam Wabillahit taufiq wal Hidayah.

page 13 / 13