MENGANTISIPASI KECURANGAN PEMILU
description
Transcript of MENGANTISIPASI KECURANGAN PEMILU
ACHMAD YANIANGGOTA KPU BATAM
DIBAWAKAN DALAM ACARA SOSIALISASI PADA LEMBAGA SURVEY BATAM
18 JANUARI 2014
MENGANTISIPASI KECURANGAN PEMILU
HAKEKAT PEMILU
Menurut UU 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD disebutkan bahwa PEMILU adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
ARTI KECURANGAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti “Kecurangan” sebagai suatu perbuatan curang, ketidakjujuran dan atau keculasan.Dalam terminologi Pemilu, kecurangan tidak memiliki suatu padanan dalam Undang-undang Pemilu kecuali pada pasal 297 UU 8 tahun 2012 yang mana dijelaskan perbuatan curang bertujuan untuk menyesatkan seseorang, dengan memaksa, menjanjikan atau memberi uang atau materi lainnya.
HAKEKAT KECURANGAN
Mengambil rujukan UU 8/2012 dapat dikategorikan
sebagai kecurangan adalah :a. Pelanggaran kode etik pemilub. Pelanggaran administrasi Pemiluc. Sengketa Pemilud. Tindak Pidana Pemilue. Sengketa Tata Usaha Negara Pemiluf. Perselisihan Hasil Pemilu
PELANGGARAN KODE ETIK PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang
Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 251 disebutkan
bahwa:
Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu adalah pelanggaran terhadap etika penyelenggara Pemilu yang berpedomankan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara Pemilu.
PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 253
disebutkan bahwa:
Pelanggaran administrasi Pemilu adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu di luar tindak pidana Pemilu dan pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu.
SENGKETA PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 257
disebutkan bahwa:
Sengketa Pemilu adalah sengketa yang terjadi antarpeserta Pemilu dan sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
TINDAK PIDANA PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang
Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 260 disebutkan bahwa:
Tindak pidana Pemilu adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 268 disebutkan bahwa:
Sengketa tata usaha negara Pemilu adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara Pemilu antara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, atau partai politik calon Peserta Pemilu dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
PERSELISIHAN HASIL PEMILU
Mengambil rujukan UU 8/2012 tentang Tentang
Pemilu anggota DPR,DPD,DPRD Pasal 271 disebutkan bahwa:
Perselisihan hasil Pemilu adalah perselisihan antara KPU dan Peserta Pemilu mengenai penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional.
POTENSI KECURANGAN PEMILU
a) Tahapan pemutahiran data dan penyusunan daftar pemilih
b) Pendaftaran peserta Pemilu/ Penetapan Peserta Pemilu/ Penetapan jumlah Kursi/ pencalonan DPR, DPD, DPRD;
c) Tahapan Masa Kampanye; d) Tahapan Masa Tenang; e) Tahap Pemungutan dan Penghitungan
Suara; f) Penetapan Hasil Pemilu
POTENSI KECURANGAN PEMILU
Tahapan pemutahiran data dan penyusunan daftar pemilih :a. Sengaja menyebabkan orang kehilangan hak
pilih; b. Pemalsuan identitas diri sendiri/orang lain
dalam daftar pemilih; c. Menghalangi orang mendaftar sebagai pemilih; d. Panitia Pemilihan Suara /PPLN tidak
memperbaiki daftar pemilih; e. Merugikan WNI dalam proses rekapitulasi
daftar pemilih tetap;
POTENSI KECURANGAN PEMILU
Tahapan Pendaftaran peserta Pemilu/ Penetapan Peserta Pemilu/ Penetapan jumlah Kursi/ pencalonan DPR, DPD, DPRD; a. Perbuatan curang memperoleh dukungan pencalonan
DPD; b. Membuat dan menggunakan dokumen palsu untuk
menjadi calon angota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota;
c. Penyelenggara Pemilu yang tidak menindak lanjuti temuan Bawaslu dalam verifikasi partai politik;
d. Penyelenggara Pemilu yang tidak menindak lanjuti temuan Bawaslu dalam verifikasi partai politik dan verifikasi adninistratif calon DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota;
POTENSI KECURANGAN PEMILU
Tahapan Masa Kampanye; a. Kampanye diluar jadwal waktu yang ditentukan; b. Melanggar larangan isi kampanye
(mempersoalkan dasar negara/UUD RI 1945, disintegrasi, menghasut agama, ketertiban umum, kekerasan, merusak dan menggunakan fasilitas pemerintah);
c. Larangan kampanye bagi pejabat negara Hakim, BPK dan BI, PNS/TNI Polri;
d. Menyuap untuk memilih peserta tertentu atau tidak memilih (golput);
POTENSI KECURANGAN PEMILU
d. Menerima suap; e. Menerima sumbangan kampanye dari
pihak asing, tiidak jelas identitas, pemerintah;
f. Mengacaukan kampanye; g. Lalai atau sengaja menyebabkan
terganggunya tahapan pemilu; h. Keterangan tidak benar laporan Dana
Kampanye;
POTENSI KECURANGAN PEMILU
Tahap pemungutan dan Penghitungan Suara; a. KPU sengaja mencetak surat suara melebihi
jumlah yang ditentukan b. Perusahaan pencetak suara mencetak
melebihi jumlah yang ditetapkan. c. Perusahaan pencetak tidak menjaga
kerahasiaan, keamanan dan keutuhan surat suara;
d. Menjanjikan atau menyuap/memberi uang agar tidak memilih atau memilih peserta pemilu tertentu;
POTENSI KECURANGAN PEMILU
e. Dengan kekerasan menghalangi orang menggunakan hak pilihnya;
f. Sengaja melakukan perbuatan yang menyebabkan suara pemilih tak bernilai;
g. Mengaku orang lain pada saat pemungutan suara;
h. Memberikan suara lebih dari satu kali di satu atau lebih TPS;
i. Sengaja mengagalkan pemungutan suara; j. Majikan/atasan yang tidak memberikan
kesempatan pekerja memberikan suaranya;
POTENSI KECURANGAN PEMILU
Tahapan Penetapan Hasil pemilu a. Lalai menyebabkan rusak/hilangnya hasil
pemungutan suara; b. Mengubah Berita Acara hasil pemungutan suara; c. KPU karena kelalaiannya menyebabkan
hilangnya/berubahnya berita acara hasil rekapitulasi;
d. Sengaja merusak / mengganggu / mendistorsi sistim informasi perhitungan suara;
e. KPPS sengaja tidak membuat/menandatangani berita acara perolehan suarapeserta pemilu;
SOLUSI ANTISIPASI KECURANGAN
Mekanisme Kelembagaan :a. Internal :
Dibentuknya sistem pengawasan melekat unsur penyelenggara Pemilu
b. EksternalKuantitas dan kualitas pengawasan Pemilu oleh Saksi Peserta Pemilu
SOLUSI ANTISIPASI KECURANGAN
Peningkatan Edukasi Politik Masyarakat:a. Kritik pola kampanye peserta Pemilu baik
Partai politik maupun peserta perseorangan (DPD)
b. Diversifikasi pemantauan proses Pemilu oleh kelompok independen.
c. Sosialisasi teratur untuk setiap segmen pemilih tertentu yang kekurangan akses informasi terkait tahapan dan rekam jejak calon yang akan dipilih.
KESIMPULAN
Euforia Demokrasi prosedural saat ini harus dibarengi dengan peningkatan pendidikan politik pada masyarakat. Sebab sejatinya demokrasi adalah sebuah sarana mewujudkan pemerintahan yang bersumber dari PILIHAN rakyat, yang dilaksanakan oleh KEKUASAAN rakyat dan untuk kepentingan KESEJAHTERAAN rakyat. -----------------------KALAU TIDAK---------------------Maka bisa jadi, tercetus pesimisme pragmatis Dari setiap pelaksanaan demokrasi ini, RAKYAT MEMPEROLEH APA?
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH