Mengamati Bentuk-bentuk Tubuh Anak-Anak Di Masyarakat
-
Upload
aisyah-azani -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Mengamati Bentuk-bentuk Tubuh Anak-Anak Di Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dorland Medical Dictionary (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan
adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme yang disebabkan oleh
accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh. Sedangkan menurut Doyle (2009),
pertumbuhan atau physical growth adalah peningkatan dalam ukuran tubuh yaitu
tinggi badan, berat badan dan juga bertambah besarnya ukuran organ kecuali
jaringan limfa yang akan mengecil ketika usia anak bertambah. Setiap individu
manusia normal, pasti mengalami proses pertumbuhan. Dalam psikologi
perkembangan, proses perkembangan dibagi atas 8 tahap yaitu permulaan
kehidupan, masa pranatal, proses kelahiran, masa bayi, masa anak-anak, masa
remaja, masa dewasa, dan masa akhir kehidupan.
Setiap masa memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
tahapan lain, termasuk pada masa awal anak-anak yang notabene harus lebih
diwaspadai karena pada masa inilah seorang anak dibentuk untuk menjadi individu
yang cerdas dan sehat untuk tahap usia selanjutnya. Maka dari itu perlunya
pengawasan oleh orang tua, salah satu caranya yaitu pengawasan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang dilakukan dengan parameter ukur tertentu seperti fisik,
gizi, maturitas dan penilaian milestonesperkembangan (Narendra, 2002).
Penilaian pertumbuhan anak menggunakan parameter ukuran antropometrik yang
sering dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu berat badan, tinggi badan,
lingkaran kepala, tebal lipatan kulit dan lingkaran lengan atas panjang (Narendra,
2002). Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang
pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada
tiap individu atau kelompok.
Ilmu antropometri ini adalah salah satu ilmu dari studi kedokteran pada
fakultas kedokteran, maka dari itu Fakultas Kedokteran Unversitas Muhammadiyah
Palembang pada blok III mengenai struktur dasar tubuh manusia mengadakan
Tugas Pengenalan Profesi (TPP) mengenai penerapan ilmu antropometri yaitu
pengamatan bentuk-bentuk tubuh dan pengukuran antropometri pada anak-anak di
lingkungan masyarakat sehingga penulis tertarik mengangkat bahasan mengenai
1 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
pengamatan bentuk-bentuk tubuh dan pengukuran antropometri pada anak-anak di
Taman TVRI, Kota Palembang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk-bentuk tubuh anak-anak di masyarakat?
2. Bagaimana pengukuran bentuk-bentuk tubuh anak-anak di masyarakat ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia,
terutama pada anak-anak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi (TPP) dengan tema
Mengamati Bentuk-Bentuk Tubuh Anak-Anak di Masyarakat
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui cara pengukuran Antropometri pada anak-anak
2. Mengetahui keabnormalan bentuk tubuh anak-anak di masyarakat
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak di lingkungan masyarakat yaitu di taman
TVRI, Palembang.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui cara pengukuran antropometri pada anak-anak.
2. Mahasiswa mengetahui keabnormalan bentuk-bentuk tubuh anak-anak pada
manusia.
3. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada anak-anak.
2 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.1 Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam banyak buku, makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan
perkembangan sehingga kedua istilah ini seringkali dipertukarkan untuk
makna yang sama.
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga
diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh
atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
b. Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)
bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis,
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai
prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant
laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas
dalam rangka keseluruhan.
c. Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli
Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan
pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa
pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk,
berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn
perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk
bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa
3 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat
gejala-gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.
Ada dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan (Spikier, 1966), yaitu:
a. Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak
terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
b. Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.
2.1.2 Masa Pertumbuhan dan Perkembangan
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang
dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental
Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental
Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung
sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
1. Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel
bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa
sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a. Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir
minggu kedua.
b. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c. Periode Janin(fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
2. Masa Bayi Baru Lahir (New Born)
Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10
atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia masa ini merupakan fase
pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi
pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru
lahir ini ialah:
a. Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari
seluruh periode perkembangan.
b. Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan
hidup/ perkembangan janin.
4 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
c. Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d. Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal
perkembangan lebih lanjut.
3. Masa Bayi (Babyhood)
Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun. Masa bayi
ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian
karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian
dewasa pada masa ini diletakkan.
4. Masa Kanak-kanak Awal (Early Chilhood)
Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa
ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian
diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
5. Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood)
Akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah ini berlangsung dari
umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan
masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa
intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan
di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek.
Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of
accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk
enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan
melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang
menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk
bersekolah.
6. Masa Puber (Puberty)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja.
Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0. Kriteria yang
sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid
yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak
laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
5 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
a) Perubahan besarnya tubuh.
b) Perubahan proporsi tubuh.
c) Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d) Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
7. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa khidupan,
masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0
sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai
umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian
diri pada pola hidup yang baru.
8. Masa Dewasa madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai
umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial
pada masa ini antara lain:
a) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari
seluruh kehidupan manusia.
b) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya
dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru.
c) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson,
selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat
dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan
sosial.
9. Masa Usia Lanjut (Later Adulthood)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa
ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai
6 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang
semakin menurun.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua
golongan, internal dan eksternal atau faktor lingkungan. Faktor internal
yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan adalah perbedaan
ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin (wanita lebih
cepat dewasa dibandingkan laki - laki), kelainan gen atau kromosom.
Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu yang
termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi fetus normal atau tidak,
salah satu kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh abnormalitas
posisi fetus adalah club foot. Toksin atau obat-obatan yang bisa
menyebabkan kelainan kongenital seperti thalidomide.
Kelainan gejala endokrin seperti yang dialami oleh ibu hamil yang
menderita gestational diabetes mellitus, (GDM), bayinya bisa mengalami
makrosomia atau kardiomegali atau hiperplasia adrenal. Paparan terhadap
sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongenital mata dan jantung.
Ibu yang mengalami infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh
TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dan
penyakit menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung
congenital.
Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya
dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana
tubuh sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah
janin, dan akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
kern ikterus, yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak janin.
Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio juga dapat mengganggu
pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga berperan penting dalam
perkembangan janin.
7 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal, yaitu bila
gizi yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang mencukupi.
Jika sang anak atau bayi mengalami penyakit kronis atau kelainan
congenital, serta lingkungan fisik dan kimia, contohnya adalah tempat
tinggal anak sanitasinya baik atau tidak, kecukupan terpapar dengan sinar
matahari untuk membentuk vitamin D, terpapar terhadap rokok, merkuri
dan biji timah hitam, yang memberikan dampak negatif pada anak.
Psikologis sang anak, caranya berhubungan dan berinteraksi dengan
orang sekitarnya, apakah sang anak tidak dikehendaki oleh orang tuanya
dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid anak dapat mengakibatkan
anak mengalami dwarfnism (hypothyroid) atau gigantism (hyperthyroid)
dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio-ekonomi keluarga sang
anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia tumbuh pada
lingkungan yang mendukung atau tidak (Tanuwidjaya, 2002).
2.1.4 Tahap Perkembangan Manusia
A. Berdasarkan analisis biologi
Pendapat para ahli tentang tahap tersebut :
1. Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak –
anak sampai dewasa menjadi 3 tahapan :
a) Tahap I (0 – 7 tahun) : masa anak kecil atau bermain
b) Tahap II (7 – 14 tahun) : masa anak, masa sekolah rendah
c) Tahap III (14 – 21 tahun) : masa peralihan dari usia anak menjadi
dewasa
2. Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu
melewati 4 tahapan :
a) Tahap I (0 – 3 tahun); Fullungs (pengisian) periode I, pada fase
ini anak kelihatan pendek gemuk.
b) Tahap II (3 – 7 tahun); periode I, anak kelihatan langsing
(meninggi)
c) Tahap III (7 – 13 tahun); Fullungs periode II, anak kelihatan
pendek dan gemuk kembali
d) Tahap IV (13 – 20 tahun); Streckungs periode II, anak kembali
kelihatan langsing
8 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
3. Elizabeth Hurlock :
a) Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir)
b) Tahap II : Infancy (orok)
c) Tahap III : Babyhood (bayi)
d) Tahap IV : Childhood (kanak – kanak)
e) Tahap V : Adolesence/puberty; a.) Pre Adolesence b.) Eary
Adolesence c.) Late Adolesence
B. Berdasarkan didaktis atau instruksional
1. Comenius.
Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan lengkap bagi seorang
ibu berlangsung dalam 4 jenjang yaitu :
a. Sekolah ibu (scola maternal) anak – anak sampai 6 tahun
b. Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan) anak –anak 6 – 12 tahun
c. Sekolah latin (scola latina) usia 12 – 8 tahun
2. Rosseau.
Penahapannya :
a. Tahap I (0 – 2 tahun) : usia asuhan
b. Tahap II (2 – 12 tahun) : masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera
c. Tahap III (12 – 15 tahun) : periode pendidikan akal
d. Tahap IV (15 – 20 tahun) : periode pendidikan watak dan
pendidikan agama.
2.2 Antropometri
2.2.1 Definisi Antropometri
Antropometri berasal dari kata antrophos dan metros. Antrophos
memiliki arti tubuh,sedangkan metros adalah ukuran. Antropometrik
yaitu ukuran dari tubuh. Menurut Potterdan Perry (2006),
antropometrik dalam pengertian adalah suatu sistem pengukuran
dansusunan tubuh dan bagian khusus tubuh.
2.2.2 Keuntungan dan Kerugian Antropometri
A. Keuntungan Antropometrik
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
9 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa
lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik,
karena sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu,
atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
i. Tidak menimbulkan sakit pada responden.
B. Kelemahan Antropometrik
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu,
misal Fe dan Zn.
b . Faktor di luar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran
antropometrik. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran. Kesalahan
terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan
komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru.
c. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas
yang tidak cukup, kesalahan alat dan kesulitan pengukuran.
d. Membutuhkan data referensi yang relevan
e. Kesalahan yang muncul seperti kesalahan pada peralatan (belum
dikalibrasi) dan
f. Hanya mendapatkan data pertumbuhan, obesitas, malnutrisi karena
kurang energi dan protein, tidak dapat memperoleh informasi
karena defisiensi zat gizi mikro.
2.2.3 Mekanisme Pengukuran Antropometri
Klasifikasi pengukuran terdiri dari pertumbuhan dan komposisi
tubuh. Komposisi tubuh terutama kadar lemak tubuh dan massa bebas
10 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
lemak dan taburan lemak tubuh- lebih relevan untuk kesehatan dan
kecergasan, maka penentuan berat badan yang sesuai bukan sahaja jumlah
lemak badan tetapi juga distribusi lemak adalah penting berhubung
kesehatan jangka panjang.
Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan adalah:
a. Berat badan
b. Panjang badan dan tinggi badan
c. Lingkar kepala
d. Lebar siku
e. Tinggi lutut
f. Panjang/ rentang depa
Ukuran komposisi tubuh:
a. Lingkaran triseps
b. Lingkaran lengan atas (LLA)
c. Lingkaran otot lengan atas (LOLA)
d. Lingkaran perut
e. Lingkaran pinggang-panggul.
Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara
berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran
kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian
pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.
Adapun Indeks Antropometri yang merupakan kombinasi antar beberapa
parameter antropometri ini sangat penting peranannya karena dapat
mempengaruhi interpretasi status gizi. Menurut Depkes (2002), kombinasi
pengukuran BB dan TB digunakan untuk mengukur Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan rumus:
IMT = Berat Badan (Kg)
[Tinggi Badan (m)]2
11 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
IMT merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang sederhana untuk
memantau status gizi orang.
2.2.4 Interpretasi Indeks Antropometri
Menurut Departemen Kesehatan RI klasifikasi nilai IMT yaitu:
IMT Status Gizi Kategori
<17,0 Gizi Kurang Sangat Kurus
17,0-18,5 Gizi Kurang Kurus
18,5-25,0 Gizi Baik Normal
25,0-27,0 Gizi Lebih Gemuk
>27,0 Gizi Lebih Sangat Gemuk
Gambar 2.2.3Berat Menurut Umur, Laki-Laki, Usia : 2 – 20 Tahun
Gambar 2.2.5Berat Menurut Umur, Perempuan, Usia : 2 – 20 Tahun
12 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Gambar 2.2.6 Tinggi Menurut Umur, Laki-Laki, Usia 2 – 20 Tahun
Gambar 2.2.7 Tinggi Menurut Umur, Perempuan, Usia : 2 – 20 Tahun
2.2.5 Jenis Parameter Status Gizi
Ada beberapa jenis parameter yang dilakukan untuk mengukur tubuh
manusia yaitu: umur, berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas,
lengkar kepala, lengkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak bawah kulit.
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
yang terjadi karena kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status
gizi menjadi salah. Hasil pengukuran berat badan dan panjang tidak
akan berarti kalau penentuan umur yang salah. (Alamtsier, 2009)
b. Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru
lahir. Berat badan merupakan hasil peningkatan / penurunan semua
13 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
jaringan yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh.
Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan yang terjadi
dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi kesehatan .
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain,
Mudah diperoleh dan relatif murah harganya,
Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg,
Skalanya mudah dibaca,
Aman untuk menimbang balita. (Supariasa, dkk, 2001)
Rumus menghitung berat badan (WHO, 2000):
Klasifikasi Berat Badan Anak-Anak 6-12 Tahun (WHO, 2000)
Kategori BMI (Kg/m2 )
Underweight <18,5 kg/m2
Normal 18,5-22,9 kg/m2
Overweight ≥ 23 kg/m2
At risk 23 – 24,9 kg/m2
Obese I 25 – 29,9 kg/m2
Obese II ≥ 30 kg/m2
Kategori Rumus berat badan
Bayi (0-12 bulan) BBI = (Umur[bulan]/2) + 4
Anak (1-10 tahun) BBI = (Umur[tahun]x2) + 8
Dewasa BBI =0,9 x Tinggi Badan
(WHO, 2000)
c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di samping
itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quac stick), faktor
14 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Berat Badan Normal = Tinggi Badan – 100
umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk anak balita
yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. (Arisman, 2009)
Cara mengukur:
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus
dasar setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris
berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian
belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap lurus
dengan pandangan ke depan.
4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku
harus lurus menempel pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa. (Arisman, 2009)
Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi
tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada
BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat,
jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada
kurve TB atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam
persen.
Tinggi Normal Anak
PerempuanTinggi Normal Anak Laki-Laki
Umur Tinggi Umur Tinggi
5 tahun 109,6 cm 5 tahun 110,3 cm
6 tahun 115,1 cm 6 tahun 116 cm
7 tahun 120,8 cm 7 tahun 121,7 cm
8 tahun 126,6 cm 8 tahun 127,3 cm
9 tahun 132,5 cm 9 tahun 132,6 cm
10 tahun 138,6 cm 10 tahun 137,8 cm
TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)
90-110% = baik/normal
70-89% = tinggi kurang
15 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
<70% = tinggi sangat kurang
d. Lingkar Kepala
Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan dipakai
untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal
maka kepala akan mengecil dan menunjukkan retardasi mental sebaliknya
bila kepala membesar kemungkinan ada penyumbatan aliran serebrospinal
seperti pada hidrosefalus yang akan meningkatkan volume kepala.(Sudoyo,
2008)
Ukuran lingkar kepala anak normal sekitar 30 sampai 37 cm.
Lingkar kepala akan bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0-3 bulan.
Pada usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12
bulan pertambahannya 0,5 cm per bulan. Sampai usia 5 tahun biasanya
sekitar 50 cm. Usia 5-12 tahun hanya naik sampai 50-53 cm dan setelah
usia 12 tahun akan menetap serta tidak membesar lagi.
2.2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak-Anak Di Lingkungan Masyarakat
Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua
golongan, internal dan eksternal atau faktor lingkungan. Faktor internal
yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan adalah perbedaan
ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin (wanita lebih
cepat dewasa dibandingkan laki - laki), kelainan gen atau kromosom.
Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu
yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi fetus normal atau
tidak, salah satu kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh
abnormalitas posisi fetus adalah club foot. Toksin atau obat-obatan yang
bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti thalidomide. Kelainan gejala
endokrin seperti yang dialami oleh ibu hamil yang menderita gestational
diabetes mellitus, (GDM), bayinya bisa mengalami makrosomia atau
kardiomegali atau hiperplasia adrenal.
Paparan terhadap sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata dan jantung. Ibu yang
16 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
mengalami infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dan penyakit
menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak,
bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital.
Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya
dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana
tubuh sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah
janin, dan akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
kern ikterus, yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak janin.
Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio juga dapat mengganggu
pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga berperan penting dalam
perkembangan janin. (Tanuwidjaya, 2002).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
17 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
3.1 Tempat Pelaksanaan
Lokasi : Taman depan TVRI ,Kota Palembang
Alamat : Jalan Kapten A. Rivai ,Kota Palembang
3.2 Waktu Pelaksanaan
TPP ini telah dilaksanakan pada :
Hari dan Tanggal : Sabtu, 13 Desember 2014
Waktu : 16.00- selesai.
3.3 Alat-Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam Tugas Pengenalan Profesi antara lain:
1. Timbangan berat badan
2. Alat pengukur tinggi badan
3. Pita meteran
4. Pena
5. Buku tulis
6. Kamera
3.4 Langkah Kerja
Tahapan kegiatan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Membuat proposal.
b. Melakukan konsultasi kepada pembimbing tugas pengenalan profesi.
c. Mendapatkan izin dari pembimbing tugas pengenalan profesi.
2. Tahap pelaksanaan
Mahasiswa:
a. Mendapatkan izin dari pihak objek penelitian yaitu anak-anak di Taman
depan TVRI, Kota Palembang.
b. Melaksanakan pengamatan bentuk-bentuk dan pengukuran antropometri
pada anak-anak di Taman depan TVRI, Kota Palembang.
c. Mencatat hasil pengamatan dan pengukuran antropometri tubuh anak-anak
di Taman depan TVRI Palembang, Kota Palembang.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.
18 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
b. Menyusun laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan.
c. Mendapatkan ACC laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan dari
pembimbing tugas pengenalan profesi.
3.5 Prosedur Pengukuran Antropometri
Pada pengukuran antropometri yang dilakukan pada anak-anak di Taman depan
TVRI Palembang, kami melakukan 3 jenis pengukuran, yaitu
1. Berat badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar kepala
Dimana masing-masing pengukuran memiliki prosedur/aturan yang berbeda demi
mendapatkan hasil yang akurat.
1. Cara Mengukur Berat Badan
1. Memberitahu narasumber untuk meminimalisir apa yang dipakai (topi, jam
tangan, sepatu/sandal dan ikat pinggang)
2. Memeriksa posisi angka pada timbangan menunjukkan angka “0”
3. Narasumber coba diminta menaiki timbangan berat badan
4. Mencatat hasil pengukuran
5. Narasumber diminta turun dari timbangan
2. Cara Mengukur Tinggi Badan
Sewaktu diukur anak dalam posisi dengan syarat-syarat berikut:
1. Sewaktu diukur anak tidak boleh memakai alas kaki (sepatu, sandal,
dsb)dan penutup kepala (topi atau kerudung)
2. Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita meteran berada ditengah
bagian kepala
3. Posisi anak tegak dengan kepala menghadap ke depan
4. Tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke badan
5. Tumit rapat, tetapi ibu jari kaki tidak rapat
6. Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel ke dinding
7. Anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan tanpa mendongak.
3. Cara mengukur Lingkar Kepala
1. Narasumber diminta untuk melepaskan topi dan aksesoris rambut.
2. Antropometris menentukan penanda anatomi Glabella.
19 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
3. Narasumber diminta menghadap lurus ke depan.
4. Ukur lingkar kepala dengan pita meteran berskala yang flexible dan non-
stretchable. Pengukuran dilakukan dengan kuat sehingga menekan tebalnya
rambut, setinggi alis mata, melewati kedua telinga, lalu mengelilingi puncak
occipital kepala.
3.6 Jadwal Kegiatan
Tabel jadwal kegiatan tugas pengenalan profesi adalah :
No Jenis KegiatanNovember- Desember
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
1 Penyusunan proposal
2 Observasi
3 Pembahasan
4 Penyusunan Laporan
5 Pleno
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
4.1 Data Hasil Pengukuran
Dari hasil pengukuran antropometri yang telah dilakukan kepada anak-anak di
Taman depan TVRI Palembang sebanyak 30 orang.
No NamaJenis
kelaminUmur
(Tahun)
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
LingkarKepala(Cm)
1 CA P 7 26 128.5 492 KH P 7 31 139 48.53 NA P 7 40 132 494 EP P 8 31 142 475 MS L 8 44 140 49.66 V P 9 22 127 47.57 AR L 9 23 128 528 HD L 10 26 136 489 T P 10 23 129 48.610 RA P 10 36 143 5011 S P 10 25 132 4912 SS P 10 30 131 47.513 T P 10 29 131 4814 U L 10 43 139 4715 NS P 10 26 132 5016 M P 11 32 134 5117
ZD P11 34 142 50.5
18 NR L 11 33 140 5219 D L 11 32 127 4920 MI L 11 29 135 47.521 FK P 11 24 132 4822 F L 11 26 136 5023 A L 11 48 141 4924 H L 11 36 139 5125 RH L 11 37 145 4826 AM L 11 26 129 50.527 MY P 11 32 140 5228 M A P 11 20 134 5029 NL P 11 50 156 49.530 NN P 11 29 134 47
4.2 Pembahasan
21 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Penghitungan keabnormalan berat badan
Menggunakan rumus:
IMT = Berat Badan (Kg)
[Tinggi Badan (m)]2
No Nama Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Hasil Penghitungan
Keabnormalan
1 CA 26 128.5 15,7 Sangat Kurus2 KH 31 139 16,4 Sangat Kurus3 NA 40 132 22,95 Normal
4 EP 31 142 15,3 Sangat Kurus5 MS 44 140 22,44 Normal6 V 22 127 13,64 Sangat Kurus7 AR 23 128 14,03 Sangat Kurus8 HD 26 136 14,05 Sangat Kurus9 T 23 129 13,82 Sangat Kurus10 RA 36 143 17,60 Kurus 11 S 25 132 14,34 Sangat Kurus12 SS 30 131 17,48 Kurus 13 T 29 131 16,89 Sangat Kurus14 U 43 139 22,25 Normal15 NS 26 132 14,92 Sangat Kurus16 M 32 134 17,82 Kurus17
ZD34 142
16,86
Sangat Kurus18 NR 33 140 16,83 Sangat Kurus19 D 32 127 19,84 Normal20 MI 29 135 15,91 Sangat Kurus21 FK 24 132 13,77 Sangat Kurus22 F 26 136 14,05 Sangat Kurus23 A 48 141 24,14 Normal24 H 36 139 18,63 Kurus25 RH 37 145 17,59 Kurus26 AM 26 129 15,62 Sangat Kurus27 MY 32 140 16,32 Sangat Kurus28 M A 20 134 11,13 Sangat Kurus29 NL 50 156 20,54 Normal30 NN 29 134 16,15 Sangat Kurus
22 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
NamaJenis
kelaminUmur
(Tahun)
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Lingkar StatusKepala(Cm)
Tinggi BeratLingkar Kepala
1 CA P7 26 128.5
49 Tinggi berlebi
h
Sangat Kurus
Dibawah Normal
2 KH P
7 31 139 48.5
Tinggi berlebi
hSangat Kurus
Dibawah Normal
3NA
P
7 40 132 49
Tinggi berlebi
h
Normal Dibawah Normal
4EP P
8 31 142 47
Tinggi berlebi
hSangat Kurus
Dibawah Normal
5MS L
8 44 140 49.6
Tinggi berlebi
h Normal
Dibawah Normal
6 V P9 22 127 47.5
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
7 AR L9 23 128 52
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Normal
8 HD L10 26 136 48 Normal
Sangat Kurus
Dibawah Normal
9 T P10 23 129 48.6
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
10
RA P 10 36 143 50
Tinggi berlebih Kurus
Normal
11S P 10 25 132 49
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
12SS P 10 30 131 47.5
Kurang tinggi Kurus
Dibawah Normal
13T P 10 29 131 48
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
14U L 10 43 139 47 Normal Normal
Dibawah Normal
15NS P 10 26 132 50
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Normal
16 M P11 32 134 51
Kurang tinggil Kurus
Normal
17ZD P
11 34 142 50.5 NormalSangat Kurus
Normal
18 NR L11 33 140 52 Normal
Sangat Kurus
Normal
19 D L11 32 127 49
Kurang tinggi Normal
Dibawah Normal
20 MI L11 29 135 47.5
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
23 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
21 FK P11 24 132 48
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
22 F L11 26 136 50
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Normal
23 A L11 48 141 49 Normal Normal
Dibawah Normal
24 H L 11 36 139 51 Normal Kurus Normal
25RH L 11 37 145 48 Normal Kurus
Dibawah Normal
26 AM L11 26 129 50.5
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Normal
27MY P 11 32 140 52 Normal
Sangat Kurus
Normal
28M A P 11 20 134 50
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Normal
29
NL P 11 50 156 49.5
Tinggi berlebi
h Normal
Dibawah Normal
30NN P 11 29 134 47
Kurang tinggi
Sangat Kurus
Dibawah Normal
Grafik Tinggi Badan Anak
tinggi badan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
kurangnormallebih
Grafik Berat Badan Anak
24 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
berat badan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
sangat kuruskurusnormal
Grafik Lingkar Kepala Anak
lingkar kepala
02468
101214161820
di bahwah normalnormal
Dari hasil pengukuran antropometri pada anak yang kami lakukan di Taman TVRI,
Palembang didapati data tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak. Dari
hasil pengukuran tinggi badan berdasarkan standar nilai yaitu sebanyak 7 anak
tingginya berlebih, 15 anak kurang tinggi, dan 8 anak normal. Berdasarkan standar
nilai normal berat badan Departemen Kesehatan RI dan perhitungan Indeks Masa
Tubuh, hasilnya yaitu sebanyak 19 anak sangat kurus, 5 anak kurus, dan 6 anak
normal. Serta pengukuran lingkar kepala anak sesuai dengan standar nilai normal,
hasilnya yaitu 19 anak dibawah normal dan 11 anak normal.
BAB V
PENUTUP
25 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
5.1 Kesimpulan
1. Cara pengukuran antopometri pada anak-anak dan dewasa pada umumnya
sama. Pengukuran tinggi badan menggunakan alat pengukur (meteran).
Pengukuran berat badan menggunakan timbangan berat badan. Pengukuran
lingkar kepala yaitu dengan melingkarkan pita meteran dari glabella melalui
puncak occipital hingga samapai di glabella lagi. Pengukuran lingkar perut
yaitu dengan menentukan titik tengah antara titik tulang rusuk terakhir dan
titik ujung lengkung tulang panggul.
2. Dari hasil penghitungan keabnormalan antropometri pada anak didapati bahwa
pada pengukuran tinggi badan dengan hasil tinggi berlebih 7 anak, kurang
tinggi 15 anak, dan normal 8 anak. Pengukuran berat badan yaitu sangat kurus
19 anak, kurus 5 anak, dan normal 6 anak. Pengukuran lingkar kepala didapati
data dibawah normal 19 anak dan normal 11 anak.
3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan
teori digolongkan ke dalam dua golongan, internal dan eksternal. Faktor
internal yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan adalah
perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin
(wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki - laki), kelainan gen atau
kromosom. Sedangkan faktor eksternalnya(lingkungan) yaitu faktor prenatal
ibu, lingkungan fisik dan kimia,psikologi dan sosio-ekonomi keluarga sang
anak.
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pengukuran antopometri khususnya di masyarakat, perlu
pendekatan yang lebih baik terhadap masyarakat.
2. Sebelum melakukan pengukuran, harus dipersiapkan dulu alur atau sistematika
pengukuran yang efektif.
3. Komunikasi antara anggota sangat diperlukan dalam proses pengukuran di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
26 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta; Jakarta.
Arisman.2009.Gizi dalam Daur Kehidupan.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC
Demyer W. Small, large, or abnormally shaped head. Dalam: Maria BL, penyunting.
Current Management in Child Neurology. Edisi ke-4. Shelton: People’s Medical
Publishing House 2009. h. 413-20.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:EGC
Gibney MJ.2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Haslam, RHA. The nervous system. Dalam: Kliegman RM, Behrman R, Jenson HB,
Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-18. Philadephia:
Saunders Elsevier 2007. h. 2433-43.
Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, Penyunting. Diagnosis fisis pada anak. Edisi
ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2000. h. 48-66.
Nabila, Ain.2011.Penilaian Gizi Secara Antropometrik.
https://www.scribd.com/doc/241671984/antropometri. Diakses pada tanggal 2
Desember 2014
Narendra MB. Pengukuran antropometri pada penyimpangan tumbuh kembang anak.
Surabaya: Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Fakultas Kedokteran Unair,
2009. h.1-10.
Ratu Ayu.2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak.Jurnal Kesehatan Universitas Indonesia
.Vol. 15.No. 1.JUNI 2011: 37-43.Makara
Satoto. 1997. Fitrah dan tumbuh Kembang Anak. Pidato Pengukuhan. Fakultas
Kedokteran Diponegoro. Undip.
Soetjaningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC; Jakarta
Supariasa,dkk.2000.Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supariasa,dkk.2001.Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Swaiman KF. Neurologic examination of the term and preterm infant. Dalam: Swaiman
KF, Ashwal S, Ferriero DM, penyunting. Pediatric Neurology: Principle and
Practice. Edisi ke-4. Philadelphia: Mosby Elsevier 2006. h. 47-64.
27 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Tanuwijaya S. 2002. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Dalam: Nahendra
(penyunting) Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama. Sagung
Seto:Jakarta.
WHO.2000.Western Pasific Region, International Association for the Study of Obesity.The
Asia Pasific Perspective: Redefining Obesity and its Treatmen, Health
Communication Australia Pty Limited, Sydney.
WHO.1983.Medical Methods for Termination of Pregnancy.WHO Technical
Series871, Geneva/Report of a WHO Scienntific Group.
Ziai M, Penyunting. Pediatrics: evaluation of the child. Boston: Little, Brown and
Company; 1983. h. 17-31.
28 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
LAMPIRAN
Foto 1 Pelaksanaan TPP Kelompok 2 di Taman depan TVRI Palembang
Foto 2 Pengukuran antopometri ( lingkar kepala)
29 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Foto 3 Pengukuran antopometri (lingkar perut)
Foto 4 Pengukuran antopometri (berat badan)
30 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I
Foto 5 Pengukuran antopometri (tinggi badan)
31 | L a p o r a n T u g a s P e n g e n a l a n P r o f e s i B l o k I I I