Menerangangkan Teori Tegangan-libre

download Menerangangkan Teori Tegangan-libre

of 27

description

rpp

Transcript of Menerangangkan Teori Tegangan-libre

  • 148

    KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN RPP SMK 5 NEGERI SURABAYA

    IndikatorLembar Penilaian dan

    Butir SoalKunci Lembar Penilaian

    Kognitif

    1. Produk

    a) Siswa dapat menjelaskan konsep tegangan

    b) Siswa dapat menyebutkan macam-macam tegangan

    c) Siswa dapat menjelaskan Tegangan normal, lentur, dan geser

    diterapkan pada konstruksi bangunan

    Psikomotorik

    a. Siswa dapat menggambar tegangan tarik, tekan, lentur, geser

    pada konstruksi bangunan

    Afektif

    1. Mengembangkan perilaku karakter, meliputi jujur, disiplin,teliti, dan

    tidak bergurau

    Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi bertanya, menjadi

    pendengar yang baik, menyumbang ide/ berpendapat, menyumbang

    ide/ berpendapat ,dan berkomunikasi dalam bekerja kelompok.

    LP 1: Produk

    Butir 1-2

    LP 2. Menghitung vector banyak arah pada gaya

    LP 3 : Pengamatan perilaku

    berkarakter

    LP 4 : Pengamatan

    keterampilan sosial

    Kunci LP 1: Produk

    Butir 1-2

    Sesuai rincian tugas kinerja

    LP 2.

    Sesuai rincian tugas kinerja

    LP 3.

    Sesuai rincian tugas kinerja

    LP 4.

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud

  • 142

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama Sekolah

    Mata Pelajaran

    Kelas/ Semester

    Alokasi Waktu

    Standar Kompetensi

    Kompetensi Dasar

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    SMK Negeri 5 Surabaya

    Mekanika Teknik

    X / 1 & 2

    2 x 45 menit

    Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

    Menerangkan teori tegangan pada konstruksi

    I. Indikator :

    A. Indikator Kognitif

    1. Produk

    a. Siswa dapat menjelaskan konsep tegangan

    b. Siswa dapat menyebutkan macam-macam tegangan

    c. Siswa dapat menjelaskan Tegangan normal, lentur, dan geser diterapkan

    pada konstruksi bangunan

    B. Indikator Psikomotorik

    a. Siswa dapat menggambar tegangan tarik, tekan, lentur, geser pada

    konstruksi bangunan

    C. Indikator afektif

    1. Mengembangkan perilaku berkarakter

    a. Tanggungjawab, peduli dan bersikap positip

    b. Bekerjasama/ terbuka, disiplin

    c. Jujur, percaya diri

    2. Mengembangkan berketerampilan sosial

    a. Mendengarkan(menerima)

    b. Bertanya

    c. Menyampaikan ide

    d. Menghargai

    e. Aktif berpartisipasi

    f. Berkomunikasi

    II. Tujuan Pembelajaran :

    A. Kognitif

    1. Produk

    a. Siswa dapat menjelaskan konsep tegangan dengan baik dan benar

  • 143

    b. Siswa dapat menyebutkan macam-macam tegangan dengan baik dan

    benar

    c. Siswa dapat menjelaskan Tegangan normal, lentur, dan geser diterapkan

    pada konstruksi bangunan dengan baik dan benar

    B. Psikomotorik

    a. Siswa dapat menggambar tegangan tarik, tekan, lentur, geser pada konstruksi

    bangunan dengan baik dan benar

    C. Afektif

    1. Mengembangkan perilaku berkarakter

    a. Pada saat mengerjakan tugas, siswa bertanggungjawab, peduli dan

    mempunyai keinginan untuk tahu

    b. Pada saat guru menjelaskan, siswa mendengarkan secara serius tanpa

    menimbulkan keributan

    c. Saat menjawab pertanyaan, siswa menjawab dengan jujur dan dengan rasa

    percaya diri

    2. Mengembangkan berketerampilan sosial

    a. Pada saat guru memberikan penjelasan, siswa mendengarkan dengan

    penuh perhatian

    b. Pada saat guru mengijinkan untuk mengajukan pertanyaan, siswa

    mengajukan pertanyaan secara sopan dan bertanggungjawab

    c. Siswa menyampaikan ide secara sopan dan bertanggungjawab

    d. Siswa dapat saling menghargai pendapat antar sesama siswa

    e. Dalam kegiatan pembelajaran(bertanya dan menjawab), siswa

    menunjukkan partisipasinya

    f. Dalam mengajukan pertanyaan dan jawaban, siswa berkomunikasi secara

    sopan dan bertanggungjawab.

    III. Materi Pembelajaran :

    - Konsep tegangan ijin dan tegangan patah

    - Penerapan tegangan tarik, tekan, lentur, geser pada konstruksi bangunan

    IV. Metode Pembelajaran :

    1. Model : Pembelajaran Langsung (MPL)

    Course Review Horay

    2. Metode : Ceramah, diskusi, dan mengerjakan soal

    V. Alokasi Waktu : 2 (2 x 45 menit)

  • 144

    VI. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

    Pertemuan 1 : 2 x 45 menit

    Kegiatan Awal ( 15 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    1. Memberi salam.

    2. Mengabsen kehadiran siswa.

    3. Memotivasi siswa dengan cara menunjukkan contoh

    konsep tegangan kemudian siswa diminta mengamati.

    (Fase 1).

    4. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi

    produk, psikomotor, dan keterampilan sosial.

    Kegiatan Inti ( 50 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    Pembelajaran langsung

    1. Menjelaskan tentang Konsep tegangan ijin dan

    tegangan patah (Fase 2)

    2. Menjelaskan tentang macam macam tegangan (Fase

    2). memberikan kesempatan bertanya, menjadi

    pendengar yang baik, menyumbang ide/ pendapat,

    dan berkomunikasi serta melakukan penilaian

    berdasarkan LP 4 : Pengamatan Keterampilan Sosial

    3. Dalam setting kelompok, Guru membimbing siswa

    pelatihan dengan meminta siswa untuk menjelaskan

    kembali tentang konsep tegangan ijin dan tegangan

    patah (Fase 3), guru memberi arahan/ umpan balik

    (Fase 4), sambil melakukan penilaian keterampilan

    sosial meliputi bertanya, menjadi pendengar yang

    baik, menyumbang ide/ berpendapat, dan

    berkomunikasi berdasarkan LP 4 : Pengamatan

    Keterampilan Sosial

    4. Membimbing pelatihan dengan meminta siswa untuk

    mengerjakan soal yang diberikan.

    5. Guru mengecek hasil kerja siswa sambil melihat

    kejujuran, kedisplinan, dan ketelitian siswa sesuai

    dengan LP 3 : Pengamatan perilaku berkarakter.

  • 145

    Tanya Jawab ( 10 Menit )

    Kegiatan

    Terlaksana

    1 2 3 4

    1. Memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan.

    2. Meminta siswa dari perwakilan kelompok untuk

    mengerjakan latihan soal didepan kelas.

    Penutup ( 10 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    1) Bersama siswa guru menyimpulkan tentang pelajaran

    yang telah diajarkan pada hari ini.

    2) Memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan cara

    memberi tugas sesuai dengan meteri pelajaran hari ini

    dan dikumpulkan minggu depan.

    Pertemuan 2 : 2 x 45 menit

    Kegiatan Awal ( 15 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    1. Memberi salam.

    2. Mengabsen kehadiran siswa.

    3. Memotivasi siswa dengan cara menunjukkan contoh

    konsep tegangan kemudian siswa diminta mengamati.

    (Fase 1).

    4. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi

    produk, psikomotor, dan keterampilan sosial.

    Kegiatan Inti ( 50 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    Pembelajaran langsung

    1. Menjelaskan tentang pengertian tegangan normal

    (Fase 2)

    2. Menjelaskan tentang tegangan lentur (Fase 2)

    3. Menjelaskan tentang Penerapan tegangan tarik, tekan,

    lentur, geser pada konstruksi bangunan (Fase 2).

    memberikan kesempatan bertanya, menjadi

  • 146

    pendengar yang baik, menyumbang ide/ pendapat,

    dan berkomunikasi serta melakukan penilaian

    berdasarkan LP 4 : Pengamatan Keterampilan Sosial

    4. Dalam setting kelompok, Guru membimbing siswa

    pelatihan dengan meminta siswa untuk menjelaskan

    kembali tentang konsep tegangan ijin dan tegangan

    patah (Fase 3), guru memberi arahan/ umpan balik

    (Fase 4), sambil melakukan penilaian keterampilan

    sosial meliputi bertanya, menjadi pendengar yang

    baik, menyumbang ide/ berpendapat, dan

    berkomunikasi berdasarkan LP 4 : Pengamatan

    Keterampilan Sosial

    5. Membimbing pelatihan dengan meminta siswa untuk

    mengerjakan soal yang diberikan.

    6. Guru mengecek hasil kerja siswa sambil melihat

    kejujuran, kedisplinan, dan ketelitian siswa sesuai

    dengan LP 3 : Pengamatan perilaku berkarakter.

    Tanya Jawab ( 10 Menit )

    Kegiatan

    Terlaksana

    1 2 3 4

    1. Memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan.

    2. Meminta siswa dari perwakilan kelompok untuk

    mengerjakan latihan soal didepan kelas.

    Penutup ( 10 Menit )

    KegiatanTerlaksana

    1 2 3 4

    1) Bersama siswa guru menyimpulkan tentang pelajaran

    yang telah diajarkan pada hari ini.

    2) Memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan cara

    memberi tugas sesuai dengan meteri pelajaran hari ini

    dan dikumpulkan minggu depan.

    VII. Alat dan Bahan

    1. White board

    2. Spidol dan penghapus

    3. LCD

  • 147

    VIII. Penilaian

    Penilain selama kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan LP 1

    sampai dengan LP 4.

    IX. Sumber Belajar :

    1. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud 1979

    2. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud 1979

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud

  • 153

    Materi Ajar

    1. PembebananPembebanan (loading) pada Konstruksi Bangunan telah diatur pada Peraturan

    Pembebanan Indonesia untuk gedung (PPIUG) tahun 1983. Oleh karena itu supaya lebih mendalam diharapkan peserta diklat membaca peraturan tersebut, karena dalam uraian berikut hanya diambil sebagian saja.Ada 5 macam pembebanan yaitu :a. Beban mati (berat sendiri konstruksi dan bagian lain yang melekat)b. Beban hidup (beban dari pemakaian gedung seperti rumah tinggal, kantor, tempat

    pertunjukkkan)c. Beban angin (beban yang disebabkan oleh tekanan angin)d. Beban gempa (beban karena adanya gempa)e. Beban khusus (beban akibat selisih suhu, penurunan, susut dan sebagainya)

    Berdasarkan wujudnya beban tersebut dapat diidealisasikan sebagai (1) beban terpusat, (2) beban terbagi merata, (3) beban tak merata (beban bentuk segitiga, trapesium dsb). Beban-beban ini membebani konstruksi (balok, kolom, rangka, batang dsb) yang jugadiidealisasikan sebagai garis sejajar dengan sumbunya. Beban terpusat adalah beban yang titik singgungnya sangat kecil yang dalam batas tertentu luas bidang singgung tersebut dapatdiabaikan. Sebagai contoh beban akibat tekanan roda mobil atau motor, pasangan tembok setengah batu di atas balok, beton ataupun baja dsb. Satuan beban ini dinyatakan dalam Newton atau turunannya kilo Newton (kN). Lihat gambar 1.

    Beban merata adalah beban yang bekerja menyentuh bidang konstruksi yang cukup luas yang tidak dapat diabaikan. Beban ini dinyatakan dalam satuan Newton/meter persegi ataupun newton per meter ata u yang sejenisnya lihat gambar 2.

  • 154

    Beban tidak merata dapat berupa beban berbentuk segitiga baik satu sisi maupun dua sisi, berbentuk trapesium dsb. Satuan beban ini dalam newton per meter pada bagian ban yang paling besar lihat gambar 3.

    Berikut ini dicuplikkan beberapa beban bahan bangunan menerut PPIUG 1983 halaman 11. Baja beratnya 7850 kg/m3, batu gunung beratnya 1500 kg/m3, batu pecah beratnya 1450 kg/m3, beton beratnya 2200 kg/m3, beton bertulang beratnya 2400 kg/m3, kayu kelas 1 beratnya 1000 kg/m3 dan pasangan bata merah 1700 kg/m3.

    Contoh perhitungan beban :Hitunglah beban yang bekerja pada balok beton bertulang ukuran 30 cm x 60 cm yang ditengah-tengahnya terdapat tembok pasangan setengah batu lebar 15 cm yang dipasang melintang dengan ukuran tinggi 3 m, panjang 4 m.Jawaban :Berat sendiri balok = 0.3 m x 0.6 m x 2400 kg/m3 = 432 kg/m (kg/m gaya)Gravitasi bumi = 10 kg/ms2 maka beban menjadi 4320 N/m = 432 kN/mBerat tembok sebagai beban terpusat sebesar := 0.15 m x 3 m x 4 m x 1700 kg/m3 = 3060 kg (kg gaya) = 30600 N = 30.6 kN

  • 155

    Pada konstruksi bangunan beban yang diperhitungkan bukan hanya beban mati seperti yang telah diuraikan di atas, tetapi dikombinasikan dengan beban hidup yang disebut dengan pembebanan tetap, bahkan ada kombinasi yang lain seperti dengan beban angin menjadi pembebanan sementara. Bila pada contoh di atas, balok digunakan untuk menyangga ruang rumah tinggal keluarga, maka menurut PPIUG halaman 17 besarnya beban hidup sebesar 200 kg/m2. Bila luas lantai yang dipikul balok sebesar 2 m tiap panjangbalok (dalam contoh di atas beban lantai tidak dihitung) maka beban karena beban hidup adalah 200 kg/m2 x 2 m = 400 kg/m (kg gaya/m) = 4000 N/m = 4 kN/m. Dengan demikian beban tetap yang bekerja pada balok adalah 4,32 + 4 = 8,32 kN/m yang secara visual dapat dilihat pada gambar 5.

    Dilihat dari persentuhan gaya dan yang dikenai gaya, beban dapat dibedakan sebagai beban langsung dan beban tidak langsung.Beban langsung adalah beban yang langsung mengenai benda,sedang beban tidak langsung adalah beban yang membebani benda dengan perantaraan benda lain (lihat gambar 6 ).

    Tumpuan

    Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat bekerjanya reaksi. Jenis tumpuan berpengaruh terhadap jenis konstruksi, sebab setiap jenis tumpuan mempunyai karakteristik sendiri. Jenis tumpuan tersebut adalah :a. Tumpuan Sendi / Engsel e. Tumpuan Rolb. Tumpuan Jepit f. Tumpuan Gesekc. Tumpuan Bidang g. DatarTumpuan Talid. Pendel h. Tumpuan Titik

  • 156

    Dari jenis jenis tumpuan tersebut yang banyak dijumpai dalam bangunan adalah tumpuan Sendi, Rol, dan Jepit. Oleh karena itu yang akan diuraikan karakteristiknya hanya tumpuan Sendi, Rol, Dan Jepit.

    Tumpuan sendi dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mampu menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi mempunyai dua gaya reaksi.

    Tumpuan Rol hanya dapat menerima gaya dalam arah tegak lurus Rol dan tidak mampu menahan momen. Jadi tumpuan Rol hanya mempunyai satu gaya reaksi yang tegak lurus dengan Rol.

    Tumpuan Jepit dapat menahan gaya dalam segala arah dan dapat menahan momen. Dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga gaya reaksi.

    2. Jenis KonstruksiAda dua jenis konstruksi, yaitu konstruksi statis tertentu dan konstruksi statis tak

    tentu. Pada konstruksi statis tak tentu, besarnya reaksi dan momen dapat ditentukan dengan persamaan keseimbangan, sedang pada konstruksi statis tak tertentu tidak cukup

  • 157

    diselesaikan dengan syarat keseimbangan. Untuk memermudah dan mempercepat dalam menentukan jenis konstruksi dapat digunakan persamaan R = B + 2, dimana R = Jumlah reaksi yang akan ditentukan dan B = jumlah batang. Bila terdapat R > B + 2, berarti konstruksi statis tak tertentu.

    Contoh

    Konstruksi Sendi dan Rol seperti gambar 4, diminta menentukan jenis konstruksinya. Pada konstruksi Sendi dan Rol terdapat tiga buah gaya yang harus ditentukan, sedang jumlah batang = 1. Menurut persamaan diatas, R = B + 2 = 1 + 2 = 3 , R = 3 (cocok)

    Jadi konstruksi sendi dan rol ststis tertentu.

    3. Gaya Normal dan Bidang Gaya Normal ( Normal Diagram = ND )Gaya normal adalah gaya yang garis kerjanya berimpit atau sejajar dengan sumbu

    batang. Bidang gaya normal adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya normal pada setiap titik. ( lihat gambar 6 ).

    Bidang gaya normal diberi tanda positif, bila gaya normal yang bekerja adalah tarik dan diarsir tegak lurus dengan batang yang mengalami gaya normal. Sebaliknya, bidang

  • 158

    gaya normal diberi tanda negatif, bila gaya normal yang bekerja tekan dan diarsir sejajar dengan sumbu batang yang mengalami gaya normal.

    4. Gaya Melintang dan Bidang Gaya Melintang ( Shear ForceDiagram =SFD )Gaya melintang adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengansumbu batang ( gambar

    7 ).

    Bidang gaya melintang adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya melintang pada setiap titik.

    Bidang gaya melintang diberi tanda positif, bila perputaran gaya yang bekerja searah dengan putaran jarum jam dan diarsir tegak lurus dengan sumbu batang yang menerima gaya melintang. Sebaliknya, bila perputaran gaya yang bekerja berlawanan arah dengan putaran jarum jam diberi tanda negatif dan diarsir sejajar dengan sumbu batang.

    5. Momen dan Bidang Momen ( Bending Moment Diagram = BMD )Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya. Jarak disini adalah jarak yang

    tegak lurus dengan garis kerja gayanya. Dalam gambar 10 dibawah ini berarti MB = - P1 . a dan MC = DV . c

    Bidang momen adalah bidang yang menggambarkan besarnya momen pada setiap titik.

  • 159

    Bidang momen diberi tanda positif bila bagian bawah atau bagian dalam yang mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang mengalami momen ( gambar 11 ).

    Sebaliknya , bila yang mengalami tarikan pada bagian atas atau luar bidang momen diberi tanda negatif. Bidang momen negatif diarsir sejajar dengan sumbu batang ( gambar 10 ). Perlu diketahui bahwa momen yang berputar ke kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri belum tentu negatif. Oleh karena itu perhatikan betul betul perjanjian tanda di atas.

    A. Konstruksi Balok Sederhana ( KBS )Yang dimaksud dengan konstruksi balok sederhana adalah konstruksi balok yang

    ditumpu pada dua titik tumpu yang masing masing berupa sendi dan rol. Jenis konstruksi ini adalah statis tertentu yang dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan.

  • 160

    1. KBS dengan sebuah beban terpusat.

    Untuk dapat menggambar bidang D, N, dan M terlebih dahulu harus dihitung besarnya reaksi, baik reaksi horisontal maupun reaksi vertikal. Sedang untuk menghitung besarnya reaksi dapat dilakukan secara grafis maupun secara analitis.

    Penggambaran Bidang D ( Gaya melintang )Bidang D adalah bidang yang menggambarkan gaya melintang yang diterima

    konstruksi balok sepanjang bentangnya pada beban tetap ( beban tak bergerak ). Sedang gaya melintang adalah gaya yang bekerja tegak lurus sumbu batang. Sebelum menggambar bidang D, terlebih dahulu buatlah garis referensi yaitu garis mendatar sejajar sumbu balok. Pada titik A bekerja gaya melintang sebesar Av ke atas maka lukislah garis sebesar Av ke atas dimulai dari garis referensi. Diantara titik A dan C tidak ada gaya melintang ( tidak ada perubahan gaya melintang ), maka garis gaya melintangnya sejajar dengan garis referensi (mendatar ). Pada titik C bekerja gaya melintang sebesar Pv ke bawah, maka lukislah garis ke bawah sebesar Pv. Kemudian antara titik C dan titik B tidak ada perubahan gaya melintang,

  • 161

    maka garis gaya melintangnya sejajar garis referensi yang berjarak ( Pv Bv ) dibawahgaris referensi. Pada titik B bekerja gaya melintang sebesar Bv ke atas. Bila konstruksi balok seimbang, maka lukisan garis sebesar Bv ini akan tepat pada garis referensi. Setelah selesai melukis garis gaya melintang, selanjutnya memberi tanda bidang yang dilukis tersebut. Diberi tanda positif bila bidang D terletak diatas garis referensi dan sebaliknya diberi tandanegatif bila berada dibawah garis referensi. Atau dapat dilihat arah putaran kopelnya, bila putaran kopelnya ke kanan diberi tanda positif dan bila putaran kopelnya ke kiri diberi tanda negatif ( gambar 42 ).

    Dapat dibuktikan, bila konstruksi seimbang, bahwa luas bidang D positif sama dengan luas bidang D negatif. Dalam persoalan diatas, luas bidang D positif = Av . a dan luas bidang D negatif = Bv . bJadi : Av . a = Bv . b 4,07 . 2 = 2,03 . 4 8,14 = 8,12Adanya sedikit perbadaan itu disebabkan oleh adanya pembulatan Av dan Bv. Bila tidak ada pembulatan, maka harga luas D positif tepat sama dengan harga luas D negatif.

    Penggambaran Bidang Momen ( M )Bidang momen adalah suatu bidang yang menggambarkan besarnya momen yang

    diterima konstruksi balok sepanjang bentangnya pada beben tetap ( beben tak bergerak ).Untuk mengetahui bentuk garis momennya, kita tinjau titik X sejauh x dari titik A, 0 = x = a ( gambar 14 )

  • 162

    Ternyata persamaan momen dari titik A sampai titik C merupakan persamaan garis lurus. Bila ditinjau titik X' sejauh x' dari titik B, maka akan diperoleh persamaan : MX' = Bv . x', juga merupakan garis lurus ( 0 = x' = b ). Dari tinjauan ini dapat disimpulkan bahwa pada konstruksibalok yang dibebani beben terpusat garis momennya merupakan garis lurus.Dalam persoalan diatas, besarnya MA = 0 ; MB = 0 ; dan MC = 8,14 tm, maka garis momennya adalah hubungan titik titik tersebut secara berurutan ( menurut letaknya bukan menurut nomernya ), lihat gambar 15.

    Momen dibari tanda positif karena lenturan balok menyebabkan serat bagian bawah tertarik

    Penggambaran Bidang Gaya Normal ( Bidang N )Untuk menggambar bidang N, perlu diperhatikan letak tumpuan sendi dan tumpuan

    rolnya. Tumpuan rol tidak dapat menahan gaya sejajar dengan rolnya ( dalam hal ini rol tidak dapat menahan gaya horizontal ). Jadi gaya normal hanya terjadi pada bagian balok antara tumpuan sendi dan tempat gaya horizontal bekerja, bagian antara tumpuan dan titik pegang gaya horizontal tidak mengalami gaya normal. Dalam persoalan diatas gaya normal yang terjadi adalah sebesar Ah pada titik A dan sebesar Ph pada titik C, sedang antara A dan C besarnya gaya normal sama di A atau di C. Gaya normal tersebut adalah gaya tekan,karena arah gaya Ah menuju pada titik tumpu ( gambar 17).

  • 163

    2. KBS dengan Beben MerataUntuk menghitung dan kemudian menggambar bidang M dan bidang D pada

    pembebanan merata dapat dilakukan secara grafis dan analitis. Pada cara grafis, beben merata di transfer menjadi beban terpusat. Dengan adanya transfer pembebanan ini, gambar bidang M dan bidang N akan sedikit berbeda apabila dihitung tanpa transfer beban.Perbedaan ini tergantung pada transfernya, semakin kecil elemen beban yang di transfer menjadi beban merata semakin teliti ( mendekati sebenarnya ) gambar bidang M dan bidang D nya. Dengan kata lain cara grafis kurang teliti bila disbanding dengan cara analitis. Oleh karena itu dalam pembahasan ini tidak dijelaskan cara menghitung dan menggambar secara grafis.

    Cara analitis,Mencari Reaksi,

    ?MB = 0 Av . L ( q . L ) . 0,5L = 0Av = 0,5 . q . LAv = 0,5 . 2 . 8 = 8 ton ( ke atas )Karena simetri dan beban merata maka Bv = Av = 8

  • 164

    3. KBS dengan Beban Merata dan Terpusat ( Kombinasi )

  • 165

    Konstruksi balok dengan beban seperti gambar 19a akan dihitung dan digambar bidang M, D, dan N.

  • 166

  • 167

  • 168

  • 149

    LP 1: PRODUK

    Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini !

    1. Sebutkan macam macam gaya?

    2. Jelaskanlah factor factor yang mempengaruhi tegangan ijin !

    Kunci Jawaban1. Tegangan normal, lentur, dan geser

    2. factor factor yang mempengaruhi tegangan ijin

    - factor yang berhubungan dengan cara pembebanan

    - factor yang berhubungan dengan sifat, kwalitas bahan, cara

    mengerjakan dan bentuk kontruksi

    - factor keahlian si perencana dan factor control- kwalitas bahan dan

    pelaksanaan.

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud

  • 150

    LP 2: Menghitung VektorBanyak Arah Pada Gaya

    Tugas:

    Kerjakan soal dengan kelompok, Kemudian demonstrasikan hasilnya di

    depan kelas.Lakukan dengan kelompok.

    Guru dapat menggunakan Format Penilaian Kinerja Menyusun Soal

    Kelompok seperti berikut ini:

    Format Penilaian Kinerja Mengerjakan Soal Kelompok

    Satuan Pendidikan :..

    Kelas :..

    Kelompok :..

    No Rincian Skor

    Maksimum

    Skor Oleh

    Guru

    1 Menghitung besaran dengan baik dan

    benar.

    100

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud

  • 151

    LP 3: Pengamatan Perilaku Berkarakter

    Tujuan :

    Agar pembelajaran berpusat pada siswa berhasil, antara lain siswa harus

    aktif dan saling membantu satu sama lain, terutama dalam satu

    kelompok yang didasarkan pada kejujuran, ketelitian, kedisplinan, dan

    tidak bergurau. Pengamatan ini akan memusatkan pada bagaimana

    perilaku berkarakter siswa pada saat pembelajaran berlangsung di

    dalam kelompok mereka.

    Petunjuk:

    Amati untuk setiap perilaku berkarakter berikut ini selama pelajaran

    berlangsung. Beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa

    menggunakan skala berikut ini:

    4 : Sangat baik 2: Menunjukkan kemajuan

    3 : Memuaskan 1: Memerlukan perbaikan

    Nama siswa: Kelas: Tanggal:

    No.Rincian Tugas Kinerja (RTK)

    Penilaian

    4 3 2 1

    1. Kejujuran

    2. Kedisiplinan

    3. Teliti

    4. Tidak bergurau

    Surabaya,

    Pengamat

    (..)

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud

  • 152

    LP 4: Pengamatan Keterampilan Sosial

    Tujuan :

    Agar pembelajaran berpusat pada siswa berhasil, antara lain siswa harus

    aktif dan saling membantu satu sama lain, terutama dalam satu

    kelompok. Pengamatan ini akan memusatkan pada bagaimana perilaku

    siswa pada saat pembelajaran berlangsung di dalam kelompok mereka.

    Petunjuk:

    Amati suatu kelas mulai dari pendahuluan sampai dengan penutup.

    Aktivitas Siswa Frekuensi

    Saat di kelas

    1. Bertanya pada guru pembimbing

    (ada berapa pertanyaan yang muncul,

    bubuhkan toli)

    2. Mendengarkan penjelasan guru tentang

    macam-macam dan fungsi talang

    (lingkari kondisi yang sesuai)

    3. Menyampaikan pendapat

    (ada berapa pendapat, bubuhkan toli)

    4. Berkomuikasi dalam kerja kelompok

    (aktif dalam kelompok)

    ..

    a. Sangat kondusif

    b. Kondusif

    c. Kurang kondusif

    d. Sangat tidak kondusif

    ..

    ..

    Pengamat

    (.)

    Daftar Pustaka

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil I, Depdikbud

    Ir. Arief Darmali. 1979. Ilmu Gaya Teknik sipil 2, Depdikbud