Menegakkan Diagnosis Disleksia

6
Menegakkan diagnosis disleksia Disleksia merupakan salah satu bentuk gangguan atau kesulitan belajar yang biasanya ditandai engan kesulita dalam membaca, manulis, dan mengeja. Biasanya remaja dengan disleksia mengalami gangguan dalam proses decoding (mengartikan huruf ke dalam ucapan), tetapi pemahaman (menginterpretasikan pesan atau arti bacaan) masih baik. Indicator- indikator klinis dari gangguan decoding tersebut dapat meliputi menebak kata-kata, gangguan dalam mengkombinasikan suara-tulisan, dan kesalahan dalam mengeja yang meliputi pengucapan/lafal yang salah dari kata-kata. Disamping itu remaja dengan disleksia mengalami gangguan dalam merangkai ucapan dalam kata-kata, suku kata, dan menyusun kembali suara ke dalam kata-kata yang diucapkan (melafalkan). Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensi rata-rata bahkan di atas rata-rata. Seseorang terlihat “normal” dan tampak sangat cerdas, tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkan tingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan dengan yang seusia dengannya. Tanda-tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia. Berikut ini beberapa diantaranya : 1. Daya ingatnya (relatif) kurang baik 2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca. Misalnya huruf “d” dibaca “b”, huruf “w” dibaca “m”, “buku” dibaca “duku”. 3. Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya 4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika, misalnya tidak dapat membedakan tanda minus (-) dengan plus (+) 5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat 6. Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas 7. Impulsive (bertindak sebelum berpikir) 8. Sulit konsentrasi atau perhatiannya mudah teralih 9. Sering melakukan pelanggaran baik disekolah atau dirumah

description

disleksia

Transcript of Menegakkan Diagnosis Disleksia

Menegakkan diagnosis disleksiaDisleksia merupakan salah satu bentuk gangguan atau kesulitan belajar yang biasanya ditandai engan kesulita dalam membaca, manulis, dan mengeja. Biasanya remaja dengan disleksia mengalami gangguan dalam proses decoding (mengartikan huruf ke dalam ucapan), tetapi pemahaman (menginterpretasikan pesan atau arti bacaan) masih baik. Indicator-indikator klinis dari gangguan decoding tersebut dapat meliputi menebak kata-kata, gangguan dalam mengkombinasikan suara-tulisan, dan kesalahan dalam mengeja yang meliputi pengucapan/lafal yang salah dari kata-kata. Disamping itu remaja dengan disleksia mengalami gangguan dalam merangkai ucapan dalam kata-kata, suku kata, dan menyusun kembali suara ke dalam kata-kata yang diucapkan (melafalkan).Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensi rata-rata bahkan di atas rata-rata. Seseorang terlihat normal dan tampak sangat cerdas, tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkan tingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan dengan yang seusia dengannya.Tanda-tanda kesulitan belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia. Berikut ini beberapa diantaranya :1. Daya ingatnya (relatif) kurang baik2. Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca. Misalnya huruf d dibaca b, huruf w dibaca m, buku dibaca duku.3. Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya4. Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika, misalnya tidak dapat membedakan tanda minus (-) dengan plus (+)5. Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat6. Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas7. Impulsive (bertindak sebelum berpikir)8. Sulit konsentrasi atau perhatiannya mudah teralih9. Sering melakukan pelanggaran baik disekolah atau dirumah10. Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya11. Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-hariny12. Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung, atau acuh terhadap lingkungannya13. Menolak bersekolah14. Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu15. Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil atau pulpen16. Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu pada usia remaja dan dewasa17. Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa18. Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis19. Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan20. Kesulitan dalam menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan atau tulisan21. Kemampuan daya ingat lemah22. Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak23. Bekerja lamban24. Kurang perhatian atau terlalu focus pada hal-hal yang rinci25. Salah dalam membaca informasiDIAGNOSIS GANGGUAN BELAJARProses belajar adalah suatu proses yang kompleks. Setiap individu dengan gangguan belajar masing-masing mempunyai gambaran sendiri-sendiri dari kemampuan dan ketidakmampuan belajarnya. Jadi, setiap orang seharusnya dievaluasi dan dipelajari secara terpisah. Sangat penting untuk mengetahui gambara tersebut sehingga penanganan dapat direncanakan baik melalui pendidikan maupun secara medis.Remaja itu sendiri dapat merupakan sumber informasi yang penting dalam menegakkan diagnosis. Remaja dengan gangguan membaca dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut : kata-kata diloncati, kalimat yang sama dibaca dua kali atau kalimat dilewati (menunjukkan suatu masalah dalam persepsi visual) atau mereka membaca suatu topic tetpi tidak ingat apa yang telah dibaca (menunjukkan masalah dalam membaca secara komprehensif). Seseorang yang megalami kesulitan dalam bidang matematika, mereka tidak mengerti konsep matematika, tidak dapat belajar perkalian, atau salah mengubah rangkaian angka-angka, salah membaca tanda-tanda matematika, bingung mengenai baris dan kolom, serta lupa mengenai langkah-langkah dari suatu rumus matematika. Remaja dengan masalah menulis, cara memegang pensilnya sering berbeda, atau tangannya cepat lelah, menulis lambat, serta mengalami kesulitan dalam mengeja atau tata bahasa tau keduanya, demikian juga dalam menulis dengan huruf capital atau penggunaan tanda-tanda baca. Selain itu, mereka sulit untuk mengerti apa yang dikatakan oleh guru, salah mengerti apa yang dikatakan teman-temannya, sulit mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya lewat proses mendengar atau masalah-masalah yang dikatakannya. Selama dilakukan wawancara seorang dokter dapat mengamati secara langsung dan jelas kesulitan-kesulitan dalam mendengar dan mengerti apa yang dikatakan. Remaja dapat mengalami kesulitan mengerjakan tugas-tugas yang memerlukan gerakan mata-tangan, atau mungkin tidak dapat membaca dengan baik atau mengerjakan tugas-tugas akaddemik lainnya.Bila dicurigai adanya gangguan belajar, dapat dilakukan tes-tes psiko-edukasional. Penilaian psikologis dapat meliputi evaluasi neuropsikologi atau psikologi klinik. Salah satu tes yang penting adalah tes IQ, terutama untuk menentukan apakah terdapat suatu ketidaksesuaian. Tes-tes lain adalah menilai persepsi, kognitif, dan gangguan bahasa.Aryani, Ratna. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Penerbit Salemba MedikaSoetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto

ADHDMerupakan gangguan perilaku neurobiologist yang ditandai dengan tingkat anatensi yang berkembang tidak sesuai dan bersifat kronis dan dalam beberapa kasus disertai hiperaktivitas. Dr dr Dwidjo Saputro SpKJ (K) mengatakan, ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi social dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius. Kurangnya perhatian (inatensi) adalah salah satu gejala ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Atau anak selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari. Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Biasanya gejala pada ADHD akan tampak sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor. Sedangkan pada gejala implusivitas (bertindak tanpa berpikir), misalnya sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan.Jenis ADHD dan Mendiagnosis (DSM IV)A. Inatensi Mudah terganggu perhatiannya oleh lingkungan sekitar(suara, gerakan) Terlihat tidak mendengarkan ketika diajak bicara secara langsung Sulit memusatkan perhatian pada tugas dan aktivitas bermain Lupa dengan aktivitas harian Tidak mengikuti perintah dan gagal untuk menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan (bukan karena tidak mengerti) Menghindar, tidak menyukai pekerjaan yang membutuhkan usaha pemikiran seperti tugas sekolah atau pekerjaan rumah Gagal untuk memusatkan perhatian pada hal yang detail dan membuat banyak kesalahan besar Kehilangan benda-benda yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau beraktivitas Sulit untuk mengorganisir tugas dan akitivitasB. Hiperaktif-Impulsif Menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsive Sulit memusatkan perhatian Banyak terjadi pada anak kecil

Karakteristik Hiperaktif Selalu bergerak Meninggalkan kursi di kelas atau tempat lain yang mengharuskan duduk lama Banyak bicara Berlari atau memanjat pada situasi yang tidak seharusnya Sulit bermain dalam keadaan tenangKarakteristik Impulsif Menginterupsi orang lain (dalam bicara maupun permainan) Menjawab pertanyaan sebelum selesai Sulit untuk menunggu giliranC. Kombinasi : Menampakkan gejala mudah terganggu perhatiannya diserta hiperaktif dan impulsif

Gangguan Penyerta Gangguan deviasi (40-65%) Gangguan cemas (25-30% anak), (25-40% dewasa) Depresi (10-30%) Gangguan belajar (20-60%) Gangguan tidur (40-50%) Gangguan perilaku lain (>65%)Kondisi lain yang mirip denganADHD Gangguan penglihatan dan pendengaran Hiperaktif Gangguan syaraf, mis. Epilepsi Problem kejiwaan yang lain Problem belajar atau sekolah Kelainan tiroid (hipotiroid) Retardasi mental Gangguan belajar Penyalahgunaan narkoba Stress Paska Trauma Depresi Gangguan bahasahttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Atien%20Nur%20Chamidah,%20dr./adhd.pdfhttp://www.adhd-centre.com/adhd-article/9-diagnosa-adhd