Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan di Tingkat Kabupaten Note/Bahasa/BR 2 - FMU_Ind.pdf · Mengapa...

2
FORCLIME Lembaran Singkat Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan di Tingkat Kabupaten Mengapa Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan? Kelembagaan politik dan struktur administratif yang efektif diperlukan bila negara bermaksud memenuhi tanggung jawabnya atas tata kelola sumber daya alam yang baik. Negara harus memastikan bahwa sumber daya alam dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan, bahwa pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, bahwa peraturan ditegakkan, dan bahwa hak individu (terutama hak perempuan) dan hak komunal dihormati. Negara juga harus menjamin akses yang setara terhadap sumber daya publik. Kesatuan Pengelolaan Hutan Pemerintah Indonesia telah memulai reformasi kebijakan dan birokrasi dalam sektor kehutanan. Forests and Climate Change Programme (FORCLIME) mendukung upaya pemerintah pusat untuk memperbaiki kebijakan dan kerangka kerja peraturan yang diperlukan dan memastikan desentralisasi pengelolaan sumber daya alam yang efektif. Di tingkat kabupaten, FORCLIME mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya untuk membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai satuan operasional yang efektif. Dukungan ini fokus pada pembentukan KPH model di Kabupaten Malinau dan Berau di Kalimantan Timur dan Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat. FORCLIME mendukung dinas kehutanan kabupaten dalam mengembangkan konsep KPH dan membentuk tiga KPH model. Kegiatan program mulai dari pengumpulan data, yang diperlukan untuk mempersiapkan rencana pengelolaan untuk kawasan hutan yang menjadi wilayah KPH, sampai pada dukungan bagi struktur kelembagaan dan birokrasi untuk menyesuaikan diri terhadap peran dan fungsi mereka yang berubah, dan memfasilitasi partisipasi pemangku kepentingan. KPH yang berperan secara efektif dapat menjamin bahwa Pengelolaan Hutan Lestari diterapkan. Masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar setiap wilayah KPH adalah kelompok kunci di antara para pemangku kepentingan. FORCLIME mendukung upaya masyarakat untuk mengelola hutan dalam konteks hak pemanfaatan lahan secara tradisional. KPH diharapkan untuk menyediakan layanan yang diperlukan masyarakat untuk mengembangkan dan membentuk pengelolaan hutan lestari sejalan dengan tradisi mereka. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah sebuah satuan kerja yang luasan hutannya bisa dikelola dan dikontrol dengan baik. KPH memiliki tujuan pengelolaan yang jelas dalam bidang ekonomi, sosial dan ekologi dan memiliki rencana pengelolaan jangka panjang terkait dengan fungsi utama hutan (misalnya, hutan lindung, hutan produksi). Tugas operasional dan administrasi ditentukan melalui tujuan pengelolaan jangka panjang dan dengan pengelola hutan (perusahaan komersial, masyarakat, operator hutan milik negara) di dalam wilayah KPH. KPH merupakan badan hukum yang dibentuk dengan batas wilayah yang jelas dan permanen. KPH bertanggungjawab untuk memastikan bahwa semua fungsi dan layanan hutan di dalam wilayahnya terpelihara, dan bahwa Pengelolaan Hutan Lestari dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan dengan: Menyetujui dan mengontrol rencana pengelolaan hutan dan operasi oleh operator hutan swasta. Memberikan saran/layanan dan menyetujui dan mengontrol dan penggunaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Secara langsung mengelola hutan yang tidak diberikan hak pengelolaannya kepada pihak ketiga (contohnya kegiatan operasional hutan negara). Membantu dalam menyelesaikan klaim yang tumpang tindih yang menyebabkan konflik dan dapat mengganggu fungsi hutan. Bila ada rencana konversi kawasan hutan menjadi bentuk pemanfaatan lahan lainnya, KPH memberikan rekomendasi kepada pihak berwenang kehutanan yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan memperhitungkan fungsi ekologis, sosial dan ekonomi dari hutan yang menjadi tanggung jawab KPH. FORCLIME TC Module Lembaran Singkat No. 2: Februari 2013

Transcript of Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan di Tingkat Kabupaten Note/Bahasa/BR 2 - FMU_Ind.pdf · Mengapa...

FORCLIME Lembaran Singkat

Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan di Tingkat Kabupaten

Mengapa Mendukung Kesatuan Pengelolaan Hutan?Kelembagaan politik dan struktur administratif yang efektif diperlukan bila negara bermaksud memenuhi tanggung jawabnya atas tata kelola sumber daya alam yang baik. Negara harus memastikan bahwa sumber daya alam dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan, bahwa pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, bahwa peraturan ditegakkan, dan bahwa hak individu (terutama hak perempuan) dan hak komunal dihormati. Negara juga harus menjamin akses yang setara terhadap sumber daya publik.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Pemerintah Indonesia telah memulai reformasi kebijakan dan birokrasi dalam sektor kehutanan. Forests and Climate Change Programme (FORCLIME) mendukung upaya pemerintah pusat untuk memperbaiki kebijakan dan kerangka kerja peraturan yang diperlukan dan memastikan desentralisasi pengelolaan sumber daya alam yang efektif.

Di tingkat kabupaten, FORCLIME mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya untuk membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) sebagai satuan operasional yang efektif. Dukungan ini fokus pada pembentukan KPH model di Kabupaten Malinau dan Berau di Kalimantan Timur dan Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat.

FORCLIME mendukung dinas kehutanan kabupaten dalam mengembangkan konsep KPH dan membentuk tiga KPH model. Kegiatan program mulai dari pengumpulan data, yang diperlukan untuk mempersiapkan rencana pengelolaan untuk kawasan hutan yang menjadi wilayah KPH, sampai pada dukungan bagi struktur kelembagaan dan birokrasi untuk menyesuaikan diri terhadap peran dan fungsi mereka yang berubah, dan memfasilitasi partisipasi pemangku kepentingan. KPH yang berperan secara efektif dapat menjamin bahwa Pengelolaan Hutan Lestari diterapkan.

Masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar setiap wilayah KPH adalah kelompok kunci di antara para pemangku kepentingan. FORCLIME mendukung upaya masyarakat untuk mengelola hutan dalam konteks hak pemanfaatan lahan secara tradisional. KPH diharapkan untuk menyediakan layanan yang diperlukan masyarakat untuk mengembangkan dan membentuk pengelolaan hutan lestari sejalan dengan tradisi mereka.

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah sebuah satuan kerja yang luasan hutannya bisa dikelola dan dikontrol dengan baik. KPH memiliki tujuan pengelolaan yang jelas dalam bidang ekonomi, sosial dan ekologi dan memiliki rencana pengelolaan jangka panjang terkait dengan fungsi utama hutan (misalnya, hutan lindung, hutan produksi). Tugas operasional dan administrasi ditentukan melalui tujuan pengelolaan jangka panjang dan dengan pengelola hutan (perusahaan komersial, masyarakat, operator hutan milik negara) di dalam wilayah KPH.

KPH merupakan badan hukum yang dibentuk dengan batas wilayah yang jelas dan permanen. KPH bertanggungjawab untuk memastikan bahwa semua fungsi dan layanan hutan di dalam wilayahnya terpelihara, dan bahwa Pengelolaan Hutan Lestari dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan dengan:

• Menyetujui dan mengontrol rencana pengelolaan hutan danoperasi oleh operator hutan swasta.

• Memberikansaran/layanandanmenyetujuidanmengontroldanpenggunaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

• Secara langsung mengelola hutan yang tidak diberikan hakpengelolaannya kepada pihak ketiga (contohnya kegiatan operasional hutan negara).

• Membantudalammenyelesaikanklaimyangtumpangtindihyangmenyebabkankonflikdandapatmengganggufungsihutan.

Bila ada rencana konversi kawasan hutan menjadi bentuk pemanfaatan lahan lainnya, KPH memberikan rekomendasi kepada pihak berwenang kehutanan yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa proses pengambilan keputusan memperhitungkan fungsi ekologis, sosial dan ekonomi dari hutan yang menjadi tanggung jawab KPH.

FORCLIME TC Module Lembaran Singkat No. 2: Februari 2013

Pencapaian • Kedua provinsi dan ketiga kabupaten tempat FORCLIME

bekerja telah menyerasikan rencana mereka untuk berbagai wilayah KPH.

• Kawasan hutan untuk wilayah KPH di tingkat kabupatentelahdiidentifikasidansedangdalamprosespersetujuanoleh Kementerian Kehutanan.

• Konsep KPH dan struktur umum orgainsasi KPH telahdisosialisasikan kepada instansi pemerintah pada tingkat provinsi dan kabupaten.

• FungsiorganisasiunitKPHtelahdipetakansebagaidasarpengembangan sumber daya manusia.

• Masyarakat telahmulaimelakukan pemetaan partisipatifatas sumber daya dan batas wilayah mereka, dan sedang menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk permohonan agar kawasan hutan tersebut bisa mereka kelola sendiri.

• Kebutuhanperempuandalamkontekspemanfaatansumberdaya hutan telah dianalisis dan dimasukkan ke dalam kegiatan FORCLIME.

Pada tahun 2007, Sidang Umum PBB mengadopsi definisiPengelolaan Hutan Lestari yang secara luas disepakati antar negara:

“Pengelolaan Hutan Lestari sebagai suatu konsep yang dinamis dan berkembang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan nilai ekonomi, sosial dan lingkungan dari semua tipe hutan, untuk kepentingan sekarang dan generasi mendatang.”

Pengelolaan Hutan Lestari mengandung tujuh elemen:

• Luaskawasanhutan

• Keanekaragamanhayati

• Kesehatandanvitalitashutan

• Fungsiproduksisumberdayahutan

• Fungsilindungsumberdayahutan

• Fungsisosial-ekonomisumberdayahutan

• Kerangkakerjahukum,kebijakandankelembagaan.

(Sumber:PBB2008,Resolusi62/98,instrumenyangtidakmengikat untuk semua tipe hutan).

Langkah Selanjutnya Langkah berikut dalam membentuk KPH adalah melakukan kajian awal terhadap hutan yang berada di dalam wilayah administratif setiap KPH. Kajian awal tersebut mencakup:

• Informasi tentang tipe hutan,status hutan , b iomassa, cadangan kayu dan karbon.

• Ijin komersial dari penggunahutan dan kegiatan lainnya di kawasan hutan.

• KlaimtradisionalmasyarakatdanpotensiuntukPengelolaanHutan Berbasis Masyarakat.

• Konflikyangterjadiakibatperijinanyangtumpangtindih,danklaimlainnyayangdiidentifikasidalamwilayahadministratifKPH.

Berdasarkan kajian awal atas kawasan hutan dan pihakyang bekerja di sana (perusahaan pembalakan komersial, masyarakat setempat,danlainnya),tugasutamaKPHakandiidentifikasidansebuah rencana pengelolaan yang operasional dirumuskan.

Data dasar yang dikumpulkan di wilayah KPH akan digunakan untuk memilih kegiatan percontohan (demonstration activities) REDD+ yang akan didukung oleh KfW Entwicklungsbank (sebuah bank pembangunan Jerman) melalui modul kerjasama keuangan FORCLIME. Sebuah KPH model diharapkan untuk mulai beroperasi di ketiga kabupaten pada saat tahap pertama FORCLIME berakhir pada bulan Desember 2012.

Program FORCLIMEForests and Climate Change Programme (FORCLIME) dilak-sanakan bersama oleh Kementerian Kehutanan, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan KfW Entwicklungsbank (KfW).

Modul kerjasama teknis mempunyai tiga komponen:

Komponen I: Saran Kebijakan, Pengembangan Strategi dan Pengembangan Kelembagaan

Komponen II: Pelaksanaan Rencana Strategis untuk Pengelolaan Hutan Lestari

Komponen III: Konservasi Alam dan Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Heart of Borneo.

Forests and Climate Change Programme (FORCLIME)Manggala Wanabakti Building, Blok VII, Lantai 6 Jl. Jenderal Gatot Subroto, SenayanJakarta 10270IndonesiaTelp: +62 (0) 21 572 0214 Faks: +62(0)215720193http://www.forclime.org