mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot...

52
RUMAH HANTU PENGENDALI INFLASI POTRET Edisi 62 Tahun VII 2017 www.bi.go.id MENDORONG REFORMASI KEBIJAKAN PANGAN

Transcript of mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot...

Page 1: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Rumah hantu Pengendali inflasi

Potret

Edisi

62 Tahun VII

2017

www.bi.go.id

mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan

Page 2: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Daftar IsI03 PeDoman

04 eDItorIal

07 sorot

mendorong reformasi Kebijakan PanganSebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki keunggulan dan kemandirian dalam sektor pertanian. Untuk merealisasikannya saat ini dibutuhkan reformasi dan sinergi antar stakeholders dan pemangku kebijakan.

Darmin NasutionMenteri Koordinator

Bidang Perekonomian

Hal. 15

Tjahjo KumoloMenteri Dalam Negeri

Republik Indonesia

Hal. 19

36 InfografIs

37 aKtIvItas

mUI apresiasi Kepedulian BI terhadap ekonomi syariah Upaya memajukan perekonomian harus dilakukan

melalui sinergi dengan pemangku kebijakan yang terkait. Salah satunya sinergi antara BI dengan MUI dalam memajukan perekonomian umat Islam.

40 eKsPose

44 Potret

47 etalase

51 InfografIs

Sofyan DjalilMenteri Agraria dan

Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

Hal. 23

Andi Amran Sulaiman

Menteri Pertanian

Hal. 27

Redaksi menerima kiriman naskah dan mengedit naskah

sebelum dipublikasikan. Naskah dikirim ke [email protected]

Penanggung Jawab:Tirta Segara

Pemimpin Redaksi:Arbonas Hutabarat

Redaksi Pelaksana:Edhie HaryantoWahyu Indra SukmaErnawati JatiningrumSurya NanggalaAny RamadhaningsihYadi YuhardinataT. Rafael Lardhana

Kontributor:Angiola HarryRahmat Dwi CahyonoYusi RahimahM. Hasyim

Alamat Redaksi:Departemen KomunikasiBank IndonesiaJl. M.H. Thamrin No.2JakartaTelp. Contact CenterBICARA:(021) 131

e-mail: [email protected]

website: www.bi.go.id

@bank_indonesia

flip.it/7A9uk

bankindonesia

BankIndonesiaChannel

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 1

Page 3: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Pedoman

eningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun kemandirian ekonomi menjadi hal yang mendesak dilakukan, mengingat tingkat kesenjangan ekonomi dan ketergantungan semakin meningkat. Salah satu langkah atau kebijakan yang bisa

ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketergantungan adalah dengan membangun sektor pertanian. Dengan keunggulan pada sektor pertanian, Indonesia bisa membangun ketahanan pangan. Sejalan dengan itu, perekonomian dan kesejahteraan pun akan meningkat, termasuk bagi para petani.

Saat ini pangsa sektor pertanian dalam perekonomian nasional semakin menurun. Hal ini disertai juga dengan penurunan proporsi tenaga kerja pada sektor pertanian. Selain itu, mata rantai pengelolaan pangan nasional sejak dari produksi, distribusi dan tata niaga, serta harga pangan dirasakan masih belum optimal. Serta, adanya gejolak pasokan dan harga pangan, dan disparitas harga yang lebih tinggi dibandingkan negara peer, maupun antardaerah mencerminkan regulasi dan insentif negara pada sektor pertanian belum optimal.

Pada sisi lain, faktor risiko yang tinggi pada sektor pertanian, mengakibatkan sumber pembiayaan bagi petani menjadi terbatas. Hal inilah yang kemudian

Urgensi Reformasi Kebijakan Sektor Pertanian

M

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 2

Page 4: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Pedoman

mendorong ketergantungan petani pada sumber pembiayaan informal.

Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah dan segenap stakeholders terkait harus melakukan reformasi. Terkait hal ini, Bank Indonesia (BI) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menginisiasi Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Rakor Pusda) dengan mengangkat tema “Mempercepat Reformasi Pangan dalam rangka Menjamin Ketersediaan Pangan dan Keterjangkauan Harga bagi Masyarakat, serta Mengurangi Kesenjangan Kesejahteraan”, yang diselenggarakan di Semarang pada 31 Maret 2017. Rapat koordinasi ini dihadiri BI, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, Pejabat dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, serta Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat.

Dalam rapat koordinasi ini reformasi kebijakan pangan diarahkan untuk mengatasi tantangan utama yang ada saat ini. Pertama, aspek peningkatan produksi dan pasokan khususnya terkait dengan luas lahan, produktivitas, ketersediaan data, insentif bagi petani, dan kebijakan impor. Kedua, aspek pemenuhan infrastruktur penunjang pertanian terutama terkait pengairan. Ketiga, aspek akses pembiayaan karena masih lemahnya faktor kelembagaan petani. Keempat, aspek distribusi, logistik dan tata niaga pangan. Kelima, aspek efisiensi struktur pasar karena masih panjangnya rantai perdagangan komoditi pangan.

Selanjutnya, untuk ke depan segenap pemangku kebijakan dan kepentingan yang ada harus terus memperkuat sinergi guna mempercepat reformasi yang dilakukan. Cita-cita Indonesia menjadi negara yang memiliki ketahanan pangan pun bisa diwujudkan.

Salam,

Agus D. W. MartowardojoGubernur Bank Indonesia

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 3

Page 5: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

al mendasar dari masalah ketahanan pangan ialah bagaimana cara meningkatkan produksi pangan di Tanah Air. Seiring dengan itu juga harus dilakukan upaya meningkatkan

kesejahteraan petani yang notabene merupakan pelaku utama, sehingga petani menja di sebuah profesi yang menjanjikan. Jika hal ini bisa dilakukan, bukan hanya ketahanan pangan yang terbangun, namun seiring dengan itu maka per-ekonomian nasional juga akan meningkat pesat.

Dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris, maka produktivitas sektor pertanian memberi kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Selain itu, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Namun demikian, petani memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari data jumlah penduduk miskin dengan kategori bekerja mayoritas adalah petani.

Sejatinya, Bank Indonesia (BI) sudah sejak lama memberikan perhatian lebih terhadap pengem-bangan sektor pertanian. Misalnya saja, melalui pengembangan program klaster yang telah digulirkan sejak lama.

Pengembangan klaster ini meliputi beberapa

Inisiatif Membangun Ketahanan Pangan Nasional

H

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 4

editorial

Tirta SegaraKepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia

Page 6: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

komoditas di seluruh kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia guna memperkuat ketahanan pangan. Pengembangan klaster disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah setempat. Progam pengembangan klaster yang dilakukan bank sentral sebagai upaya pengendalian inflasi. Program ini diarahkan pada komoditas yang mendukung keta-hanan pangan, komoditas sumber tekanan inflasi, dan berorientasi ekspor. Klaster tersebut di antara-nya klaster bawang, cabe, dan padi, yang kaitannya dengan hajat hidup masyarakat Indonesia.

Selain hal itu, pada akhir Maret 2017 lalu, BI juga menggelar Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Rakor Pusda) dengan meng-ang kat tema “Mempercepat Reformasi Pangan dalam rangka Menjamin Ketersediaan Pangan dan Keterjangkauan Harga bagi Masyarakat, serta Mengurangi Kesenjangan Kesejahteraan”. Rapat ini diadakan untuk menjalin sinergi antar-segenap pemangku kebijakan dan kepentingan yang terkait dalam rangka membangun sektor pertanian yang unggul, dan mencapai ketahanan pangan.

Pada rapat ini dihasilkan berbagai solusi dan langkah yang harus ditempuh. Di antaranya upaya peningkatan produksi dan pasokan pangan, pembangunan infrastruktur penunjang pertanian, penguatan kelembagaan petani, dan efisien struktur pasar.

Dengan berbagai pengembangan dan inisiasi yang dilakukan BI dan segenap pemangku kebijakan terkait lainnya diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani itu sendiri, dan memaju-kan sektor pertanian di Indonesia. Selain itu, juga bisa mengendalikan laju inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. l

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 5

editorial

Page 7: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Q: Apakah Bank Indonesia memiliki aturan mengenai aturan lembar tagihan yang dikirim lewat email nasabah harus dalam bentuk terenkripsi? Mohon infokan juga nomor peraturannya. Terima kasih atas bantuannya.

RatIh adhIe

a: Yth. Saudari Ratih Adhe, terima kasih telah mengirimkan email kepada Bank Indonesia. Sehubungan dengan email Saudara terkait Lembar Tagihan Elektronik Kartu Kredit, dapat kami sampaikan bahwa sejauh ini Bank Indonesia tidak mengatur terkait format informasi tagihan (billing statement) suatu perbankan. Yang diatur oleh Bank Indone-sia adalah pihak bank wajib menyampai kan informasi secara lengkap, akurat, dan informatif, serta dilakukan secara benar dan tepat waktu sesuai dengan yang tercantum di SEBI 11/10/DASP Point VII 3 b Halaman 31 (http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/se_111009.aspx).

Q: Berkaitan dengan PBI No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah, kami dari PT Honda Trading Indonesia ingin mengaju kan pertanyaan atas hal berikut. Perusahaan kami sering melakukan perpin-dahan dana simpanan valuta asing (valas) antar-rekening valas perusahaan dengan tujuan pengaturan cash flow perusahaan “pemindah bukuan dana/internal transfer antar-rekening PT. Honda Trading Indonesia. Hal ini dilakukan antar-bank dengan nama pemilik rekening yang sama, yaitu PT. Honda Trading Indonesia. Contoh, tanggal 2 Agustus 2016, PT. Honda Trading Indonesia melakukan transfer uang sebesar USD 1.000.000 dari rekening valas Bank Mizuho Indonesia ke rekening valas PT. Honda Trading Indonesia di Bank Central Asia (BCA) dengan tujuan transfer “pemindah bukuan dana/ internal transfer antar-rekening PT. Honda Trading Indonesia”. Pertanyaan kami, apakah pengiriman uang valuta asing antar-rekening PT. Honda Trading Indonesia seperti ini diperbolehkan? Terima kasih.

haeRUl Saleh, Accounting & Finance Division PT Honda Trading Indonesia

a: Yth. Saudara Haerul Saleh, terima kasih telah mengirimkan email kepada Bank Indonesia. Sehubungan dengan email Saudara terkait PBI 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat kami sampaikan bahwa sesuai dengan Pasal 2 Halaman 3 yang menyatakan bahwa Setiap pihak wajib menggunakan Rupiah dalam transaksi yang dilakukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/pbi_170315.aspx). Sedangkan untuk pemindahbukuan adalah termasuk dalam pengecualian dikarenakan pemindahbukuan bukanlah kegiatan yang bertujuan untuk transaksi. Sehingga selama pemindahbukuan tersebut dilakukan dari perusahaan dengan kepemilikan rekening yang sama, walaupun dari rekening perbankan yang berbeda, kegiatan tersebut bisa dilakukan dalam bentuk valuta asing (valas).

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 6

Page 8: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

ank Indonesia (BI) menilai langkah reformasi kebijakan pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi dan mengoptimalkan pengelolaan pangan yang terintegrasi, konsisten, dan berkelanjutan. Kondisi ini merupakan bagian dari upaya

reformasi pangan untuk menjaga ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga bagi masyarakat, serta mengurangi kesenjangan kesejahteraan.

Hal ini bertujuan agar pencapaian inflasi terjaga dan berada di level rendah. Mengingat, hingga saat ini dinamika inflasi nasional masih banyak dipengaruhi oleh gejolak harga pangan disertai lebarnya kesenjangan harga pangan antar daerah. Terkait hal ini, BI dalam Rapat Koordinasi

B

Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki keunggulan dan kemandirian dalam sektor pertanian. Untuk merealisasikannya saat ini dibutuhkan reformasi dan sinergi antar stakeholders dan pemangku kebijakan.

mendorong reformasi Kebijakan Pangan

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 7

Page 9: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Rakor Pusda) yang diselenggarakan di Semarang pada 31 Maret 2017, mengangkat tema “Mempercepat Reformasi Pangan dalam rangka Menjamin Ketersediaan Pangan dan Keterjangkauan Harga bagi Masyarakat, serta Mengurangi Kesenjangan Kesejahteraan”.

Dalam Rakor Pusda ini reformasi kebijakan pangan diarahkan untuk mengatasi lima tantangan utama. Pertama, aspek peningkatan produksi dan pasokan khususnya terkait dengan luas lahan, produktivitas, ketersediaan data, insentif bagi petani, dan kebijakan impor. Kedua, aspek pemenuhan infrastruktur penunjang pertanian terutama terkait pengairan.

Kemudian, ketiga, aspek akses pembiayaan karena masih lemahnya faktor kelembagaan petani. Lalu keempat, aspek distribusi, logistik dan tata niaga pangan. Terakhir, kelima, aspek efisiensi struktur pasar karena masih panjangnya rantai perdagangan komoditi pangan.

Dengan melihat tantangan yang, Rakor Pusda ini menghasilkan pokok-pokok rekomendasi dan kesepakatan penting yang akan diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi. Pertama, mendorong

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 8

Page 10: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

peningkatan produksi dan pasokan Pangan melalui penerapan reforma agraria sebagai bagian dari kebijakan pemerataan ekonomi melalui pola klastering produksi pertanian. Kemudian, pengaturan waktu (timing) produksi beras untuk kebutuhan yang merata sepanjang tahun disertai peningkatan kapasitas dan jumlah penyimpanan beras dan penambahan dryer. Serta, penugasan dan penunjukkan wilayah atau daerah untuk melakukan produksi komoditi tertentu disertai peningkatan peran daerah untuk berinovasi dalam peningkatan produksi pangan.

Di samping itu, juga diperlukan penguatan kelembagaan petani. Misalnya saja, melalui penerapan corporate atau cooperative farming dan pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

Kesepakatan kedua, memperkuat Infrastruktur pertanian, yang diprioritaskan pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur penunjang produksi pangan dan infrastruktur konektivitas sebagaimana tertuang dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Lalu, percepatan pembangunan dan perbaikan irigasi, terutama irigasi sekunder dan tersier untuk dapat mengairi seluruh sawah. Terutama di daerah-daerah yang memiliki dampak pengganda produksi pangan yang lebih besar. Disertai juga dengan meningkatkan upaya fiskal dan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Kesepakatan ketiga, mendorong peningkatan pembiayaan di sektor pertanian, melalui perluasan dan peningkatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di sektor produksi primer hingga mencapai 40% dari total KUR yang disalurkan pada tahun 2017, serta didukung perluasan asuransi pertanian. Selanjutnya, melalui paket khusus pembiayaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap fiskal.

Sejalan dengan itu juga dilakukan pengaturan dan optimalisasi penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur pendukung produksi pertanian. Serta, penyelesaian program

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 9

Page 11: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) dalam 3 tahun.Kesepakatan keempat, meningkatkan distribusi,

logistik, dan perbaikan tata niaga pangan, yakni melalui pembenahan distribusi dan pemasaran yang difokuskan pada penerapan sistem logistik dan distribusi yang terintegrasi, termasuk koordinasi antardaerah dan pengembangan Toko Tani Indonesia (TTI). Selain itu, melakukan optimalisasi peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk meningkatkan distribusi komoditas pangan antar daerah terutama dari daerah surplus kepada daerah defisit pangan.

Dalam kesepakatan ini juga mendorong pemanfaatan sistem informasi untuk mendukung optimalisasi distribusi pangan. Ditambah juga mengenai pengaturan distribusi pangan melalui penguatan pengaturan oleh pemerintah, serta penetapan kebijakan impor yang tepat waktu dengan dukungan data sistem logistik dan distribusi.

Kesepakatan kelima adalah membenahi struktur pasar. Hal ini dilakukan melalui penguatan pengaturan distribusi pangan oleh pemerintah, pengaturan pelaku usaha distribusi terdaftar, dan monitoring harga sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa negara kawasan.

Selain itu, juga melakukan optimalisasi peran Badan Urusan Logistik (Perum BULOG). Institusi ini dimaksimalkan perannya sebagai lembaga penyangga untuk mendukung stabilisasi harga pangan, penyediaan alternatif pasokan komoditas strategis seperti jagung,

Sorot

RakoR Pusda ini menghasilkan Pokok-Pokok Rekomendasi dan kesePakatan Penting yang akan

diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan beRsineRgi.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 10

Page 12: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

serta penguatan pemantauan harga dan pasokan dengan dukungan sistem informasi dan harga yang terintegrasi, terutama menjelang hari besar keagamaan nasional. Kemudian, melalui optimalisasi peran Pemerintah Daerah dalam mendukung ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah, khususnya melalui Tim Pengendalian

Inflasi Daerah (TPID).

Ke depan, peserta rapat koordinasi sepakat untuk terus memperkuat koordinasi dalam rangka mendorong reformasi kebijakan pangan guna menjamin kesinambungan produksi dan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat. Dengan demikian, tujuan untuk merealisasikan ketahanan pangan bisa tercapai.

Swasembada Pangan

BI menilai pembangunan infrastruktur di sektor pertanian yang saat ini

Pangsa sektor pertanian dalam perekonomian nasional semakin menurun, disertai dengan penurunan proporsi tenaga kerja pada sektor pertanian. Sementara upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian melalui pembangunan infrastruktur diperkirakan baru akan selesai pada 3-5 tahun mendatang.

Di sisi lain, faktor risiko yang tinggi pada sektor pertanian, mengakibatkan sumber pembiayaan bagi petani menjadi terbatas, yang kemudian mendorong ketergantungan petani pada sumber pembiayaan informal.

Pengelolaan pangan nasional sejak dari produksi, distribusi dan tata niaga, serta harga pangan dirasakan masih belum optimal. Gejolak pasokan dan harga pangan, disparitas harga yang lebih tinggi dibandingkan negara peer, maupun antar daerah mencermin kan regulasi dan insentif negara pada sektor pertanian belum optimal.

bebeRaPa isu yang dibahas

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 11

Page 13: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

tengah dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) baru akan dirasakan hasilnya pada 3 tahun sampai 5 tahun mendatang. Sehingga, target swasembada pangan pemerintah Jokowi baru akan terealisasi pada 2020 mendatang.

Hal ini juga tercemin dari riset bank sentral yang menyebutkan bahwa grafik kemampuan produksi pangan dalam negeri akan melewati pertumbuhan penduduk pada 2020. Dengan dukungan infrastruktur pemerintah yang dilakukan secara masif, menurut prospek BI produksi beras nasional akan naik signifikan. Sementara, pertumbuhan penduduk kita rata-rata di angka 1-2 persen. Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Sentral menunjukkan, bahwa pada 2020 mendatang, produksi beras akan mencapai 50 juta ton atau sesuai dengan kebutuhan penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 252 juta orang.

Adapun kebutuhan infrastruktur pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan ialah irigasi dan lahan. Penambahan lahan baru menjadi solusi di tengah tingginya alih fungsi lahan pertanian. l

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 12

Page 14: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

alam rangkai Rakor Pusda di Semarang, BI juga menggelar beberapa acara program bantuan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Melalui program bantuan ini, BI berupaya mendorong produktivitas

pertanian yang ada di Jawa Tengah (Jateng), yakni berupa sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi.

Salah satu PSBI yang diberikan dalam rangkaian ini adalah bantuan untuk pertanian di daerah Magelang, tepatnya di Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Secang. Adapun bantuan yang diberikan dalam bentuk mesin berteknologi ozon, cold storage, green house, sumur pengairan, irigasi tetes, dan genset. Bantuan ini diberikan kepada Kelompok Tani Mutiara Organik, Ngablak, yang melakukan pengembangan hortikultura organik. Sementara Gabungan Kelompok Tani Giri Makmur, Kecamatan Secang, diberi bantuan dalam bentuk gudang pangan, mesin ozon, cold storage, green house, gedung sekretariat kope rasi, akses jalan, dan genset untuk mendukung peningkatan produktivitas cabai merah.

Sejatinya, sejak 2015, Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pelatihan,

D

PsBI guna meningkatkan Perekonomian

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 13

Page 15: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

pembinaan dan pemberian bantuan sosial kepada Kelompok Tani Mutiara Organik untuk meningkatkan produktivitas pertanian hortikultura yang dikembangkan terintegrasi dengan peternakan sapi perah. Program ini berjalan dengan baik dan mampu meningkat kan kualitas produk cukup signifikan, terutama sejak diperolehnya sertifikasi organik dari Lesos, sehingga Kelompok Tani dapat bekerjasama dengan pasar modern/swalayan.

Selain itu, BI juga memberikan bantuan kepada Kelompok Pemerhati dan Pengawas Mangrove, Desa Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara dalam bentuk penanaman 50.000 ribu pohon mangrove untuk membantu mengurangi abrasi, intrusi air laut ke daratan, menjaga habitat asli fauna laut dan sebagai tempat pemijahan hewan-hewan laut. Secara jangka panjang diharapkan hutan mangrove dapat menjadi obyek penelitian, obyek wisata, dan sarana edukasi.

PSBI juga digelar di daerah wisata Dieng. Program bantuan yang diberikan berupa pengelolaan sampah terpadu berbasis pemberdayaan ekonomi.

Berbagai program bantuan yang dilaksana kan BI ditujukan untuk membantu berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya terkait bidang ekonomi. Dengan program sosial yang diserahkan di Jateng ini, BI berharap dapat berkontribusi memberi makna bagi perekonomian daerah ini.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 14

Page 16: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

emasuki tahun 2017, Indonesia telah mencapai berbagai kemajuan dalam berbagai bidang, salah satunya pertanian. Berbagai komoditi pangan strategis yang meningkat sejak tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa Indonesia mulai

melangkah maju dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri. Seperti produksi padi, bila pada 2015 lalu produksi padi dalam negeri sebesar 75,4 juta ton, pada 2016 lalu meningkat menjadi 79,1 juta ton. Pasokan jagung pun mengalami peningkatan, pada 2016 lalu sebesar 23,2 juta ton, sedangkan pada 2015 hanya sebesar 19,6 juta ton. Begitu pula dengan produksi cabai, komoditi yang kontroversial ini, juga mengalami peningkatan sebesar dua juta ton pada 2016 lalu. Bila pada 2015 sejumlah 1,9 juta ton, pada 2016 sebesar 2,1 juta ton.

Sorot

Bangkitnya Pangan

IndonesiaBerbagai langkah dan kebijakan

terus diupayakan pemerintah dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan sektor pertanian di tanah air. Hal ini dilakukan

untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

M

darmin Nasutionmenteri Koordinator

Bidang Perekonomian

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 15

Page 17: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Bukan hanya berbagai komoditi di atas, produksi daging pun mengalami peningkatan yang cukup baik. Mulai dari daging kambing/domba, naik sebesar 5,02% pada tahun 2016 lalu menjadi sebesar 0,11 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 produksinya hanya sebesar 0,10 juta ton. Kemudian, daging sapi/kerbau memiliki peningkatan pada total produksi, jika pada tahun 2015 hanya sebesar 0,54 juta ton, pada tahun 2016 menjadi sebesar 0,56 juta ton. Selain daging, pasokan telur unggas yang selalu diminati berbagai kalangan juga mengalami peningkatan, pada tahun 2015 hanya sebesar 1,84 juta ton, sedangkan pada tahun 2016 meningkat menjadi sebesar 1,91 juta ton.

Tentu peningkatan berbagai komoditi ini tidak lepas dari peran pemerintah yang senantiasa membuat beragam kebijakan untuk mendukung Indonesia dalam mencapai swasembada pangan. Impor yang semakin dapat dikendalikan juga merupakan kabar baik bagi masyarakat Indonesia. Seperti impor jagung yang menurun sebesar 2,15 juta ton pada tahun 2016 lalu. Bila pada tahun 2015 negeri ini mengimpor jagung sebesar

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 16

Page 18: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

3,22 juta ton, pada tahun 2016 sudah menurun hingga menjadi 1,07 juta ton.

Selain jagung, impor beras medium melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) juga mengalami penurunan yang sangat signifikan, yaitu 0% atau 100% tidak impor pada tahun 2016 lalu. Sebelumnya pada tahun 2015 Indonesia mengimpor beras melalui Perum BULOG sebesar 1,15 juta ton.

Di samping itu, ekspor beras juga mengalami kemajuan, peningkatan ekspor sebesar 43,7% menjadikan total ekspor beras pada tahun 2016 sebesar 2.506 ton, sedangkan pada tahun 2015 sebesar 1.744 ton. Kemajuan dalam ekspor beras ini juga didukung oleh perluasan sawah sebesar 80.000 ha, pengembangan padi seluas 1.370.000 ha dan perbaikan irigasi seluas 100.000 ha. Sedangkan pada tahun ini, target pengadaan gabah/beras BULOG menjadi sebesar 4 juta ton, selain itu kebijakan pemerintah pun sudah diatur dalam Perpres 20/2017 mengenai pembelian gabah di luar kualitas yang memiliki kadar air 26-30% wajib dibeli pemerintah melalui Perum BULOG dengan harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 3.700 per kg.

Kebijakan pemerintah yang mendukung rakyat ini juga tergambarkan dalam berbagai perbaikan dalam urusan produksi pangan, seperti pemulihan kesuburan lahan atau optimasi lahan seluas 5.000 ha, perluasan lahan kering sebesar 2.243.840 ha, pengembangan jagung seluas 2.000.000 ha, pengembangan kedelai seluas 210.000 ha dan kegaitan sapi indukan (sapi lokal) sebanyak 1.750 ekor.

Tentu kita semua mengharapkan sektor pertanian Indonesia semakin maju, namun tanpa tangan para petani, bagaimana mungkin produksi pertanian Indonesia membaik. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2016 lalu, total petani di Indonesia sebesar 27.764 jiwa yang terbagi dalam dua area, perkotaan dan perdesaan. Untuk di kota sebanyak

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 17

Page 19: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

10.485 jiwa sedangkan di desa jumlahnya lebih banyak, yaitu 17.279 jiwa. Banyaknya jumlah petani membuat pemerintah bertekad untuk menguatkan kelembagaan bagi para petani.

Melalui kelembagaan petani, pemerintah menetapkan berbagai target dalam produksi beras seperti naiknya total produksi sebesar 10,6 juta ton gabah kering giling (GKG) yang bila dalam rupiah sebesar Rp 48 triliun per tahun, produksi beras naik 26 juta ton, naiknya rendemen sebesar 9% dan kecepatan menyiang tiga kali manual, sehingga potensi pendapatan per tahun meningkat hingga menjadi Rp 292 triliun.

Meningkatnya produksi pangan negeri ini sudah tentu membantu stabilnya perekonomian Indonesia. Dengan produksi meningkat, impor menurun dan harga yang stabil, secara perlahan namun pasti, pertanian Indonesia bangkit ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, ketahanan pangan dan peningkatan perekonomian Indonesia bisa diwujudkan. l

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 18

Page 20: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

ondisi pertambahan jumlah penduduk yang berkembang pesat dan tidak diiringi peningkatan kapasitas produksi komoditas pangan membuat isu ketahanan pangan menjadi krusial. Membangun ketahanan pangan menjadi hal mendesak yang harus

diupayakan oleh pemerintah dan segenap stakeholders terkait.

Dalam hal ini pengertian dan konsep ketahanan pangan mengacu pada pengertian adanya kemampuan mengakses pangan secara cukup untuk mempertahan-kan kehidupan yang aktif dan sehat. Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensi meliputi mata rantai sistem pangan dan gizi, mulai dari produksi, distri-busi, konsumsi, dan status gizi. Secara ringkas ketahanan pangan sebenarnya hanya menyangkut tiga hal penting, yaitu ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan.

Sorot

mendorong Program Unggulan Komoditas Daerah

sebagai negara yang memiliki kondisi geografis berbeda-beda, setiap daerah memiliki keunggulan komoditas

pertanian yang berbeda. Karena itu, Kemendagri berupaya mendorong dan memaksimalkan setiap

komoditas unggulan yang ada.

K

tjahjo Kumolomenteri Dalam negeri

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 19

Page 21: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Kondisi ketiadaan akses terhadap komoditas pangan yang memadai dan mencukupi menyebabkan rawan pangan. Naik turunnya jumlah masyarakat yang tergolong rawan pangan biasanya mengikuti naik turunnya jumlah orang miskin di Indonesia.

Untuk membangun ketahanan pangan nasional, maka setiap pemerintah daerah harus siap mendukung dan memaksimalkan, serta memajukan setiap potensi pertanian yang ada di daerahnya. Dalam hal ini pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), akan mendukung dan mendorong setiap program daerah dalam rangka memajukan sektor pertaniannya.

Berbagai langkah dan kebijakan pun telah ditempuh. Mulai dari perancangan anggaran daerah untuk percepatan pembangunan sektor pertanian, hingga percepatan pembangunan di daerah.

Di samping itu, Kemendagri juga selalu berupaya membagun sinergi dengan pemangku kebijakan lainnya. Misalnya saja, sinergi dengan Kementerian Pertanian serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 20

Page 22: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Tertinggal, dan Transmigrasi, untuk membuat rencana-rencana percepatan pembangunan di bidang pertanian.

Sebenarnya di Indonesia unsur pembangunan pertanian sudah memadai. Lahan dan pengairan sudah ada, sehingga tinggal memaksimalkan itu semua. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan sinergi antarkementerian atau pemangku kebijakan terkait lainnya agar pembangunan yang dilakukan bisa menyeluruh dan dipercepat. Sehingga, ketahanan pangan nasional bisa lebih cepat diwujudkan.

dIgItalISaSI daN SINKRoNISaSIKemendagri memiliki peran penting dalam

membangun ketahanan pangan nasional. Sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan pada pasal 12, di mana pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan pangan dan pengembangan produksi pangan lokal di daerah, serta pemerintah daerah harus menetapkan jenis pangan lokalnya. Selain itu, Kemendagri juga menyusun pedoman pembuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar sesuai dan sinkron dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat, di antaranya program ketahanan pangan.

Di samping itu, Kemendagri juga memiliki peran dalam membangun sistem informasi terintegrasi untuk mengelola data informasi setiap daerah, termasuk bidang pertanian. Tentu saja pengelolaan data informasi harus bersinergi dengan Kementerian terkait, seperti Kementerian Pertanian serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. l

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 21

Page 23: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Skema Pengelolaan Informasi data3 Kementerian (Dalam Negeri, Pertanian, serta Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi).• Ketigakementeriandapatmengeloladatainformasi

pertanian di seluruh daerah.• Ketigakementeriandapatberkoordinasidalam

menentukan kebijakan strategis terhadap pertanian untuk seluruh daerah.

• Ketigakementeriandapatmemberikanarahankepadapemerintah daerah/desa terkait kebijakan dan peraturan yang berlaku.

• Ketigakementeriandapatmemantaudanmengevaluasiperkembangan pertanian di seluruh daerah.

Pemerintah daerah• Pemerintahdaerahdapatmengeloladatainformasi

pertanian di seluruh daerah.• Pemerintahdaerahdapatberkoordinasidenganpemerintah

desa dalam menentukan kebijakan strategis terhadap pertanian di kawasannya.

• PemerintahdaerahdapatmenerimaarahandariKementrian secara cepat.

• Pemerintahdaerahdapatmemonitoringdanmengevaluasiperkembangan pertanian daerah di kawasannya.

• Pemerintahdaerahdapatmenginformasikanpeluanginvestasi di kawasannya kepada calon investor.

Petani daerah• Petanidapatmenginformasikankondisipertanianterbaru

di lapangan.• Petanidapatmenerimaarahandaripemerintahdaerah/

desa dengan cepat.

Investor• Investordapatmenerimainformasimengenaipeluang

investasi di daerah.• Investordapatmemantaudanmengevaluasiprosesbisnis

investasi pertanian di daerah.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 22

Page 24: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

emerintah dalam waktu dekat ini akan melansir program kebijakan reformasi agraria. Rancangan Undang-undang (UU) Pertanahan diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada akhir Maret untuk dibahas

bersama. Dalam RUU tersebut, pemerintah memasukkan prinsip-prinsip pertanahan yang berekonomi keadilan. Hal ini dilakukan karena pemerintah belajar dari kesalahan pemerintah Zimbabwe dalam melakukan reformasi agraria.

Dalam reformasi agraria yang dilakukan pemerintah akan mempercepat sertifikasi lahan minimal 5 juta serti-fikat untuk rakyat miskin di beberapa wilayah di Indone-sia pada 2017. Selanjutnya, menambah juru ukur sekitar 2.500-3.000 juru ukur swasta berlisensi yang telah disertifikasi dan lolos uji kompetensi dari kementerian.

Sorot

redistribusi dan sertifikasi lahan

Bagi Petani

Pemerintah mengusung program ketahanan pangan nasional. salah satu langkah yang ditempuh ialah

menambah dan memaksimalkan lahan untuk pertanian yang dibalut dalam program reformasi agraria.

P

Sofyan djalilmenteri agraria dan tata

ruang/Kepala Badan Pertanahan nasional

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 23

Page 25: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak memiliki atas hak milik, pemerintah menyiapkan program redistribusi tanah yang menyasar tanah-tanah Hak Guna Usaha (HGU) yang telah habis masa berlakunya dan tidak mengajukan perpanjangan, ditetapkan sebagai tanah terlantar. Tanah ini dijadikan tanah cadangan umum negara dan diredistribusikan ke para petani yang telah turun temurun mengolah tanah tersebut.

Dalam program redistribusi lahan, pemerintah akan memberikan lahan ke sejumlah kelompok masyarakat ekonomi lemah, termasuk petani. Reformasi agraria merupakan bagian dari usaha pemerintah, untuk melakukan tranformasi di sektor pertanian untuk masyarakat golongan bawah.

Redistribusi lahan ini merupakan komitmen pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi pangan di Tanah Air. Dalam pelaksanaannya, redistribusi lahan akan mengacu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian.

Sebagai informasi, melalui program reformasi agraria ini pemerintah menargetkan pemberian akses lahan bagi 4,5 juta-9 juta penduduk miskin di tiga provinsi dengan penduduk miskin terbanyak dalam tiga tahun ke depan. Agar tanah redistribusi tidak dijual kembali, pemerintah akan memakai konsep kepemilikan kolektif (strata title) melalui skema koperasi.

Saat ini pemerintah masih dalam tahap proses penyaringan daftar petani yang berhak menerima pembagian lahan tersebut. Kriteria dan standar masyarakat petani dan masyarakat ekonomi lemah yang berhak menerima tanah reforma agraria perlu diperjelas kembali karena kini banyak petani yang tak mencantumkan profesi sebagai petani di Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dalam program ini pemerintah juga memasukkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi. Adapun lahan yang akan diberikan ke

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 24

Page 26: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

masyarakat lewat redistribusi aset lahan dan reforma agraria mencapai 12,7 juta hektare (ha). Luas lahan yang dibagikan maksimal 5.000 ha per kelompok.

Saat ini terdapat 12,7 juta hektare lahan yang jadi target perhutanan sosial, termasuk hutan desa dan hutan adat. Sebelumnya, pemerintah juga sudah memberikan pengakuan resmi kepada tanah adat mulai Desember lalu.

Reformasi agraria ini memilki semangat untuk mewujudkan keadilan dalam penguasaan, pemi likan, penggunaan, pemanfaatan lahan, wilayah, dan sumber daya alam. Reformasi bukan saja untuk menyelesaikan sengketa agraria antara perusahaan dan masyarakat atau masyarakat dan pemerintah. Kebijakan ini menjadi salah satu cara baru mengatasi kemiskinan dan ketimpang an sosial ekonomi, khususnya pedesaan. l

aRah KebIjaKaN RefoRMa agRaRIa

Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan agraria dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor demi terwujudnya peraturan perundang-undangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Reforma Agraria.

Melaksanakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

(landreform) yang berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan tanah untuk rakyat, baik tanah pertanian maupun tanah perkotaan.

Menyelenggarakan pendataan pertanahan melalui inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah secara komprehensif dan sistematis dalam rangka pelaksanaan landreform.

Menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumberdaya agraria

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 25

Page 27: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sorot

yang timbul selama ini sekaligus dapat mengantisipasi potensi konflik dimasa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip Reforma Agraria.

Memperkuat kelembagaan dan kewenangannya dalam rangka mengemban pelaksanaan pembaruan agraria dan menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan sumberdaya agraria yang terjadi.

Mengupayakan pembiayaan dalam melaksanakan program pembaruan agraria dan penyelesaian konflik-konflik sumberdaya agraria yang terjadi.

objeK RefoRMa agRaRIa

Tanah merupakan komponen dasar dalam reforma agraria, maka pada dasarnya tanah yang ditetapkan sebagai objek reforma agraria adalah tanah-tanah negara dari berbagai sumber yang

menurut peraturan perundang-undangan dapat dijadikan sebagai objek reforma agrarian. Karenanya kegiatan penyediaan tanah merupakan langkah strategis bagi keberhasilan reforma agraria. Salah satu contoh sumber tanah objek reforma agrarian adalah tanah terlantar. Menurut Pasal 9 PP Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, tanah terlantar yang sudah ditetapkan menjadi tanah negara akan menjadi salah satu objek reforma agraria.

SUbjeK RefoRMa agRaRIa

Pada dasarnya subyek Reforma Agraria adalah penduduk miskin di perdesaan baik petani, nelayan maupun non-petani/nelayan. Penduduk miskin dalam kategori ini dapat dimulai dari yang di dalam lokasi ataupun yang terdekat dengan lokasi, dan dibuka kemungkinan untuk melibatkan kaum miskin dari daerah lain (perdesaan dan perkotaan).

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 26

Page 28: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

rigasi atau pengairan lahan sawah menjadi fokus utama reformasi kebijakan pangan, dalam rangka menjamin ketersediaan pangan. Sehingga kebijakan yang dibuat harus mencoba meningkatkan efisiensi irigasi dari daerah dengan tingkat efisiensi

sangat buruk, yaitu dengan memfokuskan pembangunan di lahan sawah yang belum teririgasi dengan baik.

Dengan irigasi yang baik, produktivitas hasil pertanian akan tetap stabil dan tercapailah keterjangkauan harga di masyarakat. Pasalnya, masalah ketersediaan pangan merupakan pemicu primer terjadinya kesenjangan kesejahteraan. Jika stok pangan terganggu, selanjutnya terjadilah kenaikan harga pangan yang kemudian meluas menjadi inflasi umum.

Berdasarkan analisis Bank Indonesia (BI), kenaikan harga volatile food di daerah-daerah sentra pangan menyebabkan terjadinya inflasi secara nasional. Volatile food atau golongan bahan pangan yang rentan oleh gejolak ketersediaan akibat adanya pengaruh iklim, gangguan distribusi, dan pola musim, harus senantiasa dijaga produksinya. Iklim atau cuaca, merupakan faktor

Sorot

Pembangunan infrstruktur untuk sektor pertanian terus digiatkan oleh pemerintah sebagai upaya

peningkatan produksi.

I

andi Imran Sulaimanmenteri Pertanian

Perbaikan Irigasi demi Peningkatan

Produksi

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 27

Page 29: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

utama keberhasilan produksi volatile food seperti padi, bawang, sayuran, dan buah-buahan.

Hal ini karena tanaman pangan membutuhkan pasokan air yang cukup dan tepat guna. Gangguan irigasi tanaman pangan pada akhirnya menyebabkan tersendatnya produksi pangan dan memicu ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, berujung pada in”asi nasional. Secara nasional, berdasarkan pemetaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terdapat 9,1 juta hektar lahan irigasi yang dibangun. Namun sawah teririgasi hanya mencapai 4,8 juta hektar dan ada 4,3 juta hektar non-sawah teririgasi. Dari 4,8 juta hektar sawah teririgasi, ada sekitar 3,3 juta hektar yang tak teririgasi.

Hal tersebut lantaran kondisi irigasi nasional yang dalam keadaan baik hanya setengahnya saja. Berdasarkan pendekatan pro-rata, persentase irigasi baik hanya 54% saja. Sisanya rusak ringan (13,2%), rusak sedang (16,8%), dan rusak berat (16%). Sehingga bila dituangkan ke dalam angka luasan, terdapat sekitar 2,2 juta hektar irigasi yang harus diperbaiki.

Adapun daerah-daerah yang sangat membutuhkan perbaikan irigasi yakni Kalimantan Tengah, Riau, dan Bangka Belitung. Daerah-daerah tersebut memiliki efisiensi irigasi yang sangat rendah, ketimbang daerah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Jawa Barat. Perbandingan angka efisiensi irigasi antara Jawa Timur dan Kalimantan

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 28

Page 30: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Tengah misalnya, terpaut sangat jauh yakni 86% (Jawa Timur) banding 6% (Kalimantan Tengah).

Pemerintah pun berencana memperbaiki 3 juta hektar lahan irigasi (kombinasi irigasi lahan sawah yang belum teririgasi dan perbaikan lahan irigasi buruk 2,2 juta hektar) dalam tiga tahun. Namun mulai saat ini, pemerintah harus fokus pada perbaikan lahan irigasi buruk yang berjumlah 2,2 hektar, sehingga pada akhir 2018 sudah terdapat 4,8 juta hektar lahan sawah yang teririgasi dengan baik.

Bila kombinasi perbaikan lahan irigasi tersebut berhasil dilaksanakan, maka berdasarkan perhitungan kementerian, seharusnya akan terjadi peningkatan produktivitas sebesar 3,13 juta ton beras dari 1 juta hektar lahan sawah yang belum teririgasi dan 4,14 juta ton beras dari lahan sawah yang teririgasi buruk. Sehingga total peningkatan produktivitas dari perbaikan kombinasi kedua lahan irigasi itu adalah sekitar 7,2 ton beras per tahun atau 5,2 juta ton pada masa rawan paceklik.

Apabila program perbaikan irigasi berjalan secara konsisten dalam 10 tahun, maka persentase sawah teririgasi akan meningkat hingga 100% dari kondisi awal. Pada 2016, berdasarkan target kementerian, dari total 8,1 juta hektar sawah di Indonesia, seluas 4,8 juta hektar lahan sawah harus teririgasi dengan baik. Pada 2017, target irigasi lahan sawah meningkat menjadi 5,8 juta juta hektar. Pada 2024 menjadi 7,5 juta hektar dan 2026 menjadi sepenuhnya, yakni 8,1 juta hektar.

PaNeNKetika tanaman pangan berhasil, maka ujungnya

adalah panen. Selama ini, panen besar padi terjadi 2-3 kali dalam setahun, yakni panen raya dan panen gadu (panen ketika dalam kondisi rawan paceklik). Namun panen besar tersebut tidak serta merta mampu memenuhi kebutuhan beras sepanjang tahun. Panen raya hanya mampu memenuhi sekitar 9 bulan konsumsi,

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 29

Page 31: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

dengan kondisi beras yang berdaya tahan sekitar 6 bulan.Dengan kondisi tersebut, pemerintah berupaya

meningkatkan daya tahan beras hingga 9 bulan, salah satunya dengan melakukan penambahan dryer (mesin pengering) dan silo. Sementara itu, untuk meningkatkan panen gadu yang dilakukan melalui upaya perbaikan irigasi tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan produksi. Selama ini, panen gadu hanya mampu memnuhi kebutuhan beras untuk 3,7 bulan konsumsi. Dengan perbaikan irigasi, maka di masa panen gadu, beras yang dihasilkan bisa cukup untuk 7,4 bulan konsumsi.

Saat ini, khusus produksi beras, jumlah produksi dan jumlah yang dibutuhkan untuk dikonsumsi masih belum seimbang. Pada 2016, tercatat produksi beras sebesar 28,9 juta ton. Sementara jumlah permintaan beras nasional untuk konsumsi masyarakat adalah 29,7 juta ton atau ada shortage 0,8 juta ton atau kekurangan produksi 4,21%. Berdasarkan perhitungan pemerintah, maka produksi beras nasional tahun ini secara riil seharusnya mencapai 36,3 juta ton.

Dengan produksi 28,9 juta ton beras maka hanya 79,5% Hal tersebut disebabkan adanya waste and residual karena bebreapa hal, terutama masa panen yang tidak terjadi sepanjang tahun, daerah sentra produksi beras tidak tersebar merata di Indonesia, mayoritas beras yang diproduksi memiliki usia simpan yang terbatas, dan kondisi fasilitas penyimpanan beras pasca panen yang belum memadai.

Kondisi tersebut lantaran mayoritas petani masih menggunakan teknik sederhana saat panen dan pasca panen, khususnya dalam hal penyimpanan sehingga pengendalian suhu dan kelembaban terabaikan. Belum lagi gangguan eksternal, seperti serangan jamur, burung , dan tikus. Tak ayal, kualitas (termasuk daya tahan) dan kuantitas beras menjadi berkurang. Karena itu, pemerintah juga harus didukung perhitungan ketepatan pola waktu produksi beras. l

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 30

Page 32: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

esuai kondisi geografis dan alam, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan hasil pertanian secara maksimal. Namun sayang, hingga saat ini Indonesia belum mampu menghasilkan produk pertanian secara maksimal. Untuk mengubah hal tersebut

perlu menempuh berbagai perbaikan langkah dan kebijakan dari setiap pemangku kepentingan, baik itu pemerintah atau para pelaku di sektor tersebut.

Dalam 15 tahun terakhir, bukannya pertumbuhan yang terjadi di sektor pertanian, justru sebaliknya. Menurut data BI, pangsa sektor pertanian menurun drastis menjadi 13,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 15 tahun terakhir yang mencapai 22,09%. Serapan

Corporate farming, meningkatkan Kapasitas dan KelembagaanSektor pertanian Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan, salah satunya belum kuatnya kelembagaan petani. Untuk itu, BI menginisiasi penguatan petani melalui corporate farming.

S

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 31

Page 33: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

tenaga kerja juga ikut menurun menjadi 31,9% dari sebelumnya sebesar 55,3%.

Setidaknya ada tiga masalah yang menjadi penyebab penurunan tadi, produksi, distribusi, dan keterjangakauan harga. Pada masalah produksi, lebih menyangkut ke kapasitas produksi, produktivitas petani, insentif petani, dan data yang tidak akurat yang menyebabkan masalah kebijakan impor. Dalam distribusi, panjangnya tata niaga, pelaku yang dominan dalam menentukan harga, dan pembentukan harga yang dikuasai oleh beberapa pelaku pasar masin terjadi. Belum lagi ditambah oleh banyaknya infrastruktur yang juga kurang mendukung.

Masalah terakhir mengenai keterjangkauan harga lebih disebabkan oleh terbatasnya akses pembiayaan. Risiko yang tinggi pada sektor pertanian membuat pembiayaan formal menjadi terbatas. Akibatnya, lembaga pembiayaan informal yang menjadi tumpuan. Hal inilah yang membuat petani kesulitan untuk bisa menetapkan harga jual sehingga masalah harga selalu menjadi persoalan yang sulit diselesaikan.

Salah satu langkah yang bisa ditempuh untuk memperbaiki sektor pertanian adalah dengan menguatkan kapasitas pengelolaan dan kelembagaan petani. Hal inilah yang dinisiasi Bank Indonesia (BI) melalui corporate farming, yakni membangun pengelolaan pertanian dengan pola korporasi secara professional dengan bentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Nantinya, para petani yang memiliki lahan terbatas akan disatukan dalam kontrak kerja sama dalam hal pola sarana produksi dan pengelolaan.

Lahan yang terkumpul dari setiap petani tadi juga akan dikelola melalui corporate management, di mana ada mekanisme pertanian, pembiayaan, pemasaran, dan pengelolaan pascapanen. Sehingga, petani yang tadinya mengelola lahan nya secara individu bisa bersatu hingga penge lolaannya menjadi lebih luas, kuat, dan tertata.

Melalui corporate farming, petani akan melakukan pengelolaan pertanian secara modern. Alat-alat modern

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 32

Page 34: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

bisa masuk ke dalam proses produksi sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Selain itu, jalur distribusi juga lebih terbuka lebar dengan adanya bantuan alat-alat yang mutakhir.

Dengan terbentuknya corporate farming ini, maka para petani juga akan mendapatkan kemudahan akses pembiayaan dari lembaga formal karena skalanya lebih besar, sehingga risiko pembiayaannya jadi lebih kecil. Sejauh ini, perbankan melihat sektor petani memiliki risiko pembiayaan yang tinggi. Oleh sebab itu, pembiayaan ke sektor pertanian masih sangat rendah dibanding sektor-sektor lainnya.

Berdasarkan catatan BI, tahun lalu mayoritas atau 55% petani padi memperoleh pembiayaan dari para tengkulak, pengijon dan pembiayaan informal lainnya. Sedangkan, yang mendapatkan akses pembiayaan formal hanya 15 persen.

dUKUNg PeMbIayaaN Salah satu cara mengatasi masalah di sektor

pertanian adalah dengan menyediakan sarana pembiayaan formal yang mampu dijangkau oleh para petani. Hal inilah yang tengah diupayakan oleh bank sentral untuk memajukan sektor tersebut. Terobosan untuk meningkatkan pembiayaan di sektor pertanian terus dilakukan secara berkesinambungan. Termasuk mempelajari dan mengimplementasikan berbagai best practices yang sesuai dengan potensi dan situasi di masing-masing negara.

Untuk mendukung langkah tersebut, sudah dilakukan pilot project yang merupakan kolaborasi antara APRACA dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), dan secara resmi disebut Documenting Global Best Practices on Sustainable Models of Pro-Poor Rural Financial Services in Developing Countries (RuFBeP Project).

Ada empat fase pelaksanaan proyek tersebut yang berlangsung dalam rentang 2014-2018. Fase pertama

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 33

Page 35: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

yang dimulai sejak 2014 adalah identifikasi best practices jasa layanan keuangan pedesaan yang dilaksanakan di lima nega ra (Thailand, Indone sia, China, Philipina, dan India).

Kemudian, fase kedua (2015-2016) merupakan pilot project dari best practices yang dilaksana kan di tiga negara (Indonesia, China, dan Philipina). Fase ketiga merupakan diseminasi hasil pilot project dan merumuskan arah untuk mendorong penerapan best practices, dilanjutkan fase keempat yaitu diseminasi hasil RuFBeP project dalam bentuk program pertukaran kunjungan (exchange visit program).

Dalam rangka pelaksanaan proyek, di setiap negara dibentuk forum koordinasi berupa Country Working Group. Di Indonesia, Country Working Group dipimpin oleh BI, dan beranggotakan beberapa kementerian/lembaga terkait, yaitu: Bappenas, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Kegiatan ini akan berdampak positif bagi peningkatan akses masyarakat pedesaan/pesisir di Tanah Air terhadap jasa keuangan, penerapan skema pembiayaan inovatif

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 34

Page 36: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

(tanpa agunan, suku bunga rendah), serta peningkatan kinerja usaha petani/nelayan peserta proyek.

Untuk menjaga keberlanjutan dampak positif tersebut, perlu dukungan dari berbagai pihak, seperti memperkuat modal koperasi, pendampingan untuk meningkatkan ke-mampuan pengurus koperasi, serta pelatihan keuangan dan pelatihan kewirausahaan bagi nasabah atau debitur koperasi. Nantinya, bentuk inovasi ini akan mendorong penerapan best practice agar dapat diterapkan dalam skala yang lebih luas. Pada akhirnya, untuk mengem-bang kan jasa keuangan di sektor pertanian dan pedesaan. l

Oleh:dodi budi WaluyoDepartemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI

Sorot

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 35

Page 37: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 36

Page 38: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

ebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia, maka upaya perputaran roda perekonomian di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh umat Islam. Dengan demikian, perekonomian nasional sejatinya bisa ditingkatkan melalui pengembangan

ekonomi umat Islam.Pertumbuhan jumlah pengusaha dan pekerja muslim

yang semakin tinggi, mengharuskan adanya pemahaman menyeluruh tentang perekonomian umat di tubuh Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta keterlibatan dalam memajukannya. Oleh karena itu, MUI berkomitmen akan membantu Bank Indonesia (BI) dalam hal sosialisasi bersama, khususnya mengenai regulasi dan kebijakan terkait perekonomian umat Islam.

aktivitaS

S

mUI apresiasi Kepedulian BI

terhadap ekonomi syariahUpaya memajukan perekonomian harus dilakukan melalui sinergi dengan pemangku kebijakan yang

terkait. salah satunya sinergi antara BI dengan mUI dalam memajukan perekonomian umat Islam.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 37

Page 39: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

aktivitaS

Komitmen tersebut diungkapkan Ketua MUI Jawa Tengah Achmad Darodji di sela acara Rapat Koordinasi antara BI dengan Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakor Pusda) di Semarang, 31 Maret 2017. Selain karena kepentingan ekonomi umat Islam, MUI mengambil sikap peran serta tersebut lantaran fatwa MUI juga digunakan untuk peraturan keuangan dan perbankan.

MUI juga mengapresiasi BI yang telah mendirikan Satuan Kerja Ekonomi dan Keuangan Syariah, demi pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air. Pada tahun 2015 lalu, BI mendirikan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) untuk mendukung regulasi keuangan dan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini disambut baik MUI sebagai sebuah kepedulian bagi kemajuan dan pengembangan perekonomian syariah di Tanah Air.

Selanjutnya MUI berharap, kebijakan BI yang dikeluar-kan untuk mendukung keuangan dan perbankan syariah akan menjadi indikator bagi masyarakat. Misalnya saja, bagi masyarakat yang kerap menjadi korban kesalahan pemberitaan atau ketidaksesuaian informasi yang beredar tentang keuangan dan perbankan syariah.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan keunggulan ekonomi syariah ada pada sistem bagi hasil, yang telah nyata tak begitu terpengaruh oleh krisis moneter. Juga dapat menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investa-si yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

Sehingga BI melihat, perkembangan keuangan dan perbankan syariah patut didukung dan harus dikembang-kan. Namun Sugeng mengatakan, yang mutlak harus dijaga pada saat ini dan ke depan adalah peningkatan daya saing Indonesia agar selalu berdaya tarik tinggi di mata investor.

Sistem perbankan syariah bersama dengan perbankan konvensional mampu bersinergi mendukung mobilisasi

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 38

Page 40: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

aktivitaS

dana masyarakat secara lebih luas. Selanjutnya, dana masyarakat tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta mencip-takan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut.

Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif. Hal ini tentunya akan mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberi-kan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga untuk jangka menengah-panjang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional diharapkan semakin tumbuh lebih cepat lagi. Dengan kemajuan perkembangannya yang impresif, mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% per tahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

Ke depan, dengan berbagai langkah sinergi antar-pemangku kebijakan yang ada di negeri ini, seperti antara BI dengan MUI, diharapkan pembangunan ekonomi negeri ini bisa makin menyeluruh dan lebih cepat. Salah satunya, pengembangan perekonomian syariah di Tanah Air. Ekonomi maju, umat pun maju! l

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 39

Page 41: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

ekSPoSe

seBI no18/41/DKsP tanggal 30 Desember 2016 ini memuat pengaturan teknis terkait penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran.

seBI PtP, aturan teknis Pelengkap

urat Edaran Bank Indonesia (SEBI) perihal Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PTP) diterbitkan sehubungan dengan telah berlakunya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.18/40/PBI/2016 tentang

Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (PBI PTP). Adapun ruang lingkup SEBI PTP secara khusus mencakup pengaturan terhadap Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang baru diatur dalam PBI PTP,

S

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 40

Page 42: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

yaitu Penyelenggara Switchin, Penyelenggara Payment Gateway, dan Penyelenggara Dompet Elektronik, serta Bank yang menyelenggarakan Proprietary Channel.

Selain itu, SEBI PTP juga mencakup sejumlah pengaturan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang sebelumnya telah diatur dalam ketentuan BI mengenai Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK), Uang Elektronik, dan Transfer Dana, yaitu Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelengga Kliring, dan Penyelenggara Penyelesaian Akhir, serta Penyelenggara Transfer Dana. SEBI PTP ini melengkapi pengaturan yang sudah ada dalam ketentuan APMK, Uang Elektronik, dan Transfer Dana. Jadi, dalam menyelenggarakan kegiatannya, selain mengacu pada ketentuan yang mengatur mengenai APMK, Uang Elektronik, dan Transfer Dana, maka setiap Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring, dan Penyelenggara Penyelesaian Akhir, serta Penyelenggara Transfer dana wajib pula mengacu pada ketentuan dalam SEBI PTP ini.

Dalam surat edaran ini juga diatur mengenai perizinan untuk penyelenggara. Dalam memproses dan menyetujui permohonan izin Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran, termasuk izin Penyelenggara Dompet Elektronik, BI memperhatikan kegiatan yang direncanakan oleh calon penyelenggara dalam permohonan izin yang diajukan. Dalam hal ini, surat permohonan izin Penyelenggara Dompet Elektronik yang diajukan oleh calon penyelenggara harus mencantumkan jenis kegiatan Dompet Elektronik yang akan diselenggarakan, yaitu Dompet Elektronik yang dapat menyimpan data instrumen; atau Dompet Elektronik yang dapat menyimpan data instrumen dan dapat menampung dana. Dengan demikian, pemrosesan dan pemberian izin Penyelenggara Dompet Elektronik yang diberikan oleh BI hanya akan mencakup sesuai dengan rencana kegiatan yang diajukan oleh calon penyelenggara.

Selain itu, surat edaran ini juga mengatur penarikan

ekSPoSe

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 41

Page 43: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

ekSPoSe

A

B

C

PoKoK-PoKoK PENgATuRAN SEBI

PTP MELIPuTI:

persyaratan, tatacara, dan pemrosesan permohonan izin sebagai Penyelenggara Switching, Penyelenggara Payment gateway, dan Penyelenggara DompetElektronik;

persyaratan, tata cara, dan pemrosesan permohonan persetujuan pengembangan kegiatan jasa sistem pembayaran, pengembangan produk dan aktivitas jasa sistem pembayaran, dan kerjasama;

persyaratan kepemilikan saham bagi Prinsipal, Penyelenggara Switching, Penyelenggara Kliring, dan Penyelenggara Penyelesaian Akhir;

D

E

F

G

H

I

pemrosesan transaksi pembayaran secara domestik;

penyelenggaraan Dompet Elektronik yang dapat menyimpan data instrument dan menampung dana;

pengawasan dan laporan penyelenggaraan kegiatan jasa sistem pembayaran;

penggabungan, peleburan, pemisahan, atau pengambilalihan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran;

tata cara pengenaan sanksi administratif; dan

pencabutan izin Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran atas permintaan sendiri.

dana oleh konsumen atau nasabah. Untuk penarikan dana ini, BI mengaturnya dalam dua

cara. Pertama, memindahkan dana ke rekening simpanan pengguna Dompet Elektronik di Bank yang telah didaftarkan kepada Penyelenggara Dompet Elektronik. Kedua, menarik dana secara tunai yang dilakukan dalam rangka pengakhiran penggunaan Dompet Elektronik (redeem).

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 42

Page 44: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Sementara itu, terkait pengembangan produk co-branding, BI mewajibkan pelaporan dari penyelenggara untuk mendapatkan persetujuan. Dalam aturan ini dijelaskan bahwa pengembangan produk co-branding tidak termasuk sebagai pengembangan produk dan aktivitas jasa sistem pembayaran yang wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan BI. Hal yang harus dilakukan oleh Penerbit yang akan menyelenggarakan co-branding adalah menyampaikan laporan rencana dan laporan realisasi co-branding kepada BI.

Terbitnya aturan ini direspons positif oleh para pelaku usaha yang bermain di jasa sistem pembayaran. Dengan adanya kejelasan dan aturan main ini, maka diharapan industri ini bisa lebih berkembang lagi ke depannya. l

ekSPoSe

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 43

Page 45: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

rumah Hantu Pengendali InflasiBerbagai kebijakan dan aktivitas turun ke lapangan dilakukan KpW BI Purwokerto dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi BI.

Potret

antor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia (BI) di berbagai daerah mengemban tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada BI. Berbagai fungsi dan tugas, mulai dari moneter, sistem pembayaran, pengelolaan uang, dan stabilitas sistem keuangan, diupayakan sebagai wujud menjaga stabilitas perekonomian dan mendorong pembangunan nasional.

Walau memiliki tugas dan fungsi yang sama, namun setiap KpW BI bisa menjalankan berbagai progam sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan dari daerah yang dinaunginya. Misalnya saja, KpW BI Purwokerto dalam hal pengendalian inflasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. KpW ini sejak beberapa waktu belakangan ini menggelar program pembangunan rumah burung hantu (Rubuha).

Apa urusannya Rubuha dengan pengendalian inflasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat? Musuh pertanian selain cuaca adalah hama tikus. Nah, burung hantu putih merupakan salah satu hewan utama pemangsa tikus. Karena itu, KpW BI Purwokerto mendirikan rumah burung hantu putih di setiap 2-3 hektar lahan pertanian sawah.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 44

Page 46: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Potret

Saat ini sudah ada lebih dari 50 Rubuha yang telah dibangun. Dengan adanya Rubuha ini, maka menekan jumlah hama tikus secara signifikan. Hasilnya, jumlah panen petani meningkat tajam. Dari sebelumnya sebanyak 3-4 ton setiap panen, meningkat menjadi 8-9 ton setiap panen. Pembangunan Rubuha akan terus dilakukan dan ditambah. Misalnya, di daerah Banyumas direncanakan akan dibangun sekitar 30-40 Rubuha.

Seiring dengan program pembangunan Rubuha, KpW BI Purwokerto juga melakukan program penangkaran burung hantu putih. Saat ini jumlahnya mencapai 15 pasang.

Selain itu, untuk pengendalian inflasi, KpW ini juga menggiatkan program penanaman cabai di setiap rumah. Cabai merupakan salah satu komoditas yang mempengaruhi inflasi. Program ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

Mendorong gNNt dan Uang layak edarKpW BI Purwokerto memiliki program lainnya dalam

mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsi BI, di antaranya adalah terkait Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan pengedaran uang. Dalam hal pengedaran uang, Kpw BI ini berupaya meningkatkan mutu uang yang beredar.

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 45

Page 47: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Potret

Adapun kegiatan yang diusung, di antaranya langsung mendatangi masyarakat, ke pasar, sekolah, dalam kegiatan menukarkan uang yang lusuh dan

tidak layak edar. Serta, melakukan kerja sama dengan bank-bank yang ada di daerah ini untuk melakukan penukaran uang.

Selain itu, juga melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang. Hasilnya, peredaran uang palsu turun drastis. Terkait pengelolan uang rupiah juga diselenggarakan program BI Peduli Koin. Gerakan ini dilatarbelakangi minimnya peredaran uang koin di masyarakat. Setiap hari dilakukan penukaran uang koin, sekitar Rp20-30 juta setiap harinya.

Sementara itu, terkait GNNT, KpW BI ini menggelar berbagai program dalam rangka membiasakan masyara-kat dengan pembayaran non-tunai, serta mendorong elektronifikasi keuangan dan transaksi pemerintah daerah. Serta, mendukung program smart city.

Hingga saat ini GNNT dikembangkan di berbagai pesan tren, pasar tradisional, dan kantin. Salah satunya di pasar tradisional di daerah Banyumas, beberapa kios atau pedagang sudah ada mesin electronic data capture (EDC). Ke depan, akan dikembangkan di lembaga pema-syarakatan (Lapas), dan di beberapa tempat wisata. l

Oleh:Ramdan denny PrakosoKepala KPW BI Purwokerto

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 46

Page 48: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Untuk memajukan industri pertanian di Tanah Air segenap stakeholders

terkait harus memiliki visi yang sama, dan segera menyelesaikan pekerjaan

rumah yang ada.

ndonesia dan India memiliki ikatan sejarah yang panjang. Pada 1946 atau setahun setelah merdeka dan aktivitas perekonomiannya masih diblokade oleh Belanda, Indonesia mampu menawarkan

bantuan 500.000 ton beras kepada India. Belajar dari pengalaman krisis pangan yang dialaminya, India kemudian memberi perhatian khusus pada bidang pertanian. Pemerintah India pun melancarkan program Revolusi Hijau pada 1974, yang kemudian dilanjutkan dengan munculnya Kebijakan Pertanian Nasional pada 2000 untuk meningkatkan produksi pertanian.

Sejalan dengan kebijakan untuk meningkatkan produksi pertaniannya, pemerintah negeri itu pun juga berusaha menyejahterakan petani. Salah satunya melalui undang-undang (UU) tentang sistem resi gudang (SRG).

Kini, situasinya telah berubah. Akhir September lalu saya melihat langsung bagaimana sektor pertanian di India begitu maju. Sistem logistik yang modern dan terintegrasi dalam suatu value chain, serta adanya dukungan pembiayaan. India tidak saja berhasil

etalaSe

Oleh:diding S. anwar

Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Penjaminan Indonesia

I

bUtUh QUIcK WIN StRategy

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 47

Page 49: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

memenuhi kebutuhan pangan bagi 1,28 miliar penduduknya, tapi menjadi salah satu lumbung pangan dunia. Bersama dengan Thailand dan Vietnam, India memasok 60% perdagangan beras di bumi ini. Di luar padi, India juga memproduksi beberapa produk pangan, seperti gandum, jagung, tebu, kapas, minyak biji-bijian, dan nutrisereal. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) di India menyamai kontribusi sektor manufaktur, yaitu sebesar 17%.

Sementara, Indonesia yang pernah menyumbang beras kepada India, sektor pertaniannya baru menyumbang 13% terhadap PDB. Itu pun didominasi oleh subsektor perkebunan. Indonesia juga harus mengimpor sejumlah komoditas pangan, termasuk beras untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 250 juta jiwa penduduknya. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia yang memiliki pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.

Apabila kita mengidentifikasi sektor pertanian Indonesia, masalah dan tantangannya sudah jelas. Kegiatan usaha pertanian terhambat oleh minimnya prasarana dan irigasi, ketersediaan dan mahalnya harga pupuk, rendahnya harga hasil pertanian, logistik dan jalur distribusi yang tidak merata, serta permodalan.

Research and development yang ada pun jumlahnya terbatas dan tidak diperkenalkan kepada para petani. Alih fungsi lahan terus terjadi dan bidang pertanian makin tidak menarik, karena tidak menjanjikan kesejahteraan yang memadai. Generasi muda yang diharapkan bisa melanjutkan kegiatan produktif pada sektor pertanian pun enggan ”turun” ke sawah. Apalagi, dari 26,1 juta rumah tangga usaha pertanian yang ada Indonesia, 56% di antaranya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare. Dengan luasan yang marjinal dan di bawah skala keekonomian, petani pun kesulitan mengakses permodalan. 

Untuk itu, manajemen strategi cepat (quick win strategy) harus dilakukan untuk mengatasi masalah-

etalaSe

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 48

Page 50: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

etalaSe

masalah pada bidang pertanian tersebut. Apabila ini tidak diatasi dengan cepat, kemampuan produksi pangan akan makin ketinggalan dari laju pertumbuhan populasi penduduk.

Saat ini pemerintah berusaha menambah lahan pertanian karena tanpa lahan yang memadai swasembada pangan sulit dicapai. Untuk membantu permodalan para petani, pemerintah telah mendorong skema penjaminan melalui program kredit usaha rakyat (KUR), dalam hal ini kredit yang dikucurkan perbankan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapatkan back-up dari perusahaan penjaminan dan pemerintah juga mendorong program ini lebih menyasar sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lain.

Untuk melindungi petani ketika terjadi over supply atas hasil panen, pemerintah juga men dorong SRG agar petani bisa melakukan tunda jual sampai dengan harga komoditas naik. Untuk membiayai kebutuhan petani selama komoditas masih tersimpan di gudang, resi dapat dibawa ke bank untuk dijadikan agunan dalam memperoleh kredit. Untuk meningkatkan kepercayaan pasar terhadap SRG, pemerintah menetapkan Perum Jamkrindo untuk terlibat dalam skema penja minan SRG. Jamkrindo ditunjuk sebagai Lembaga Pelaksana Penjaminan SRG, sesuai dengan amanat UU Nomor 9 Tahun 2011 tentang SRG.

Apa yang telah menjadi visi pemerintah harus didukung oleh semua elemen di negara ini, mulai dari legislatif, pemerintah daerah, dunia usaha, hingga organisasi masyarakat. Dengan adanya SRG, petani akan merasa rugi kalau melepas tanahnya sebagai aset produktif.

Kemajuan sektor pertanian tidak bisa ditentukan oleh para petani saja, tapi semua kalangan harus memiliki motivasi yang sama untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Misalnya, langkah pemerintah Joko Widodo yang tengah menyiapkan kebijakan moratorium alih

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 49

Page 51: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

etalaSe

fungsi lahan pertanian produktif. Apabila tidak didukung, moratorium sulit direalisasikan. Karena ketahanan pangan merupakan kunci keberhasilan masa depan, maka dukungan semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan quick win strategy mengatasi masalah-masalah yang terjadi di sektor pertanian. l

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 50

Page 52: mendoRong RefoRmasi KebijaKan Pangan - bi.go.id · Daftar IsI 03 PeDoman 04 eDItorIal 07 sorot mendorong reformasi Kebijakan Pangan Sebagai negara agraris, Indonesia sejatinya memiliki

Edisi 62 l tahun 7 l 2017Gerai info l bank indonesia 51