MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

10
burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JU Copyright Burhanuddin [email protected] http://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-ju mlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/ MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIAN (ditulis untuk Orange Book FEM IPB, 2010) Pendahuluan Globalisasi membuat kompetisi semakin ketat dan transfer pengetahuan semakin cepat. Dunia sudah memasuki peradaban keempat dengan sebutan era kreatif yang menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan terhadap inovasi sangat mutlak jika bersaing dalam dunia yang berubah dengan cepat dan tidak diramalkan ini. Bangsa Indonesia pun harus bekerja keras dan kreatif jika ingin survive dan menang dalam persaingan. Setiap perusahaan dan instansi pemerintah, terutama para pemimpinnya, harus berpikir terus untuk selalu menemukan sesuatu yang baru yang lebih baik dan efisien, agar menang dalam persaingan jika tidak ingin “dimakan” oleh negara lain. Kritik yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia kurang kreatif harus ditanggapi dengan serius dan hal itu harus dianggap sebagai tantangan. Untuk menjawab itu, presiden Republik Indonesia baru-baru ini telah melontarkan gagasan membentuk KIN (Komisi Inovasi Nasional) yang pada hakekatnya Ki Hajar Dewantoro (pahlawan pendidikan nasional) telah bicara tentang konsep inovasi dengan menerapkan prinsip Niteni (mencari tahu, meneliti); Niroake (menirukan, simulasi); dan Nambahake (mengembangkan dan memberi nilai tambah). Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai seorang inovator dan penggerak pembangunan. Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis yang agresif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausaha adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak daripada yang dapat dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan (McClelland, 1961). Wirausaha adalah pencipta kekayaan melalui inovasi, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, dan pembagian kekayaan yang bergantung pada kerja keras dan pengambilan resiko (Bygrave, 2004). Ini berarti bahwa kewirausahaan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru dalam ekonomi. Istilah kewirausahaan telah dilakukan setidaknya sejak 150 tahun yang lalu, dan konsepnya telah ada sejak 200 tahun lalu (Bygrave, 2004). Namun, pertama kali gagasan tentang page 1 / 10

Transcript of MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

Page 1: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUIPENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAHKERANGKA PENELITIAN

(ditulis untuk Orange Book FEM IPB, 2010)

Pendahuluan

Globalisasi membuat kompetisi semakin ketat dan transfer pengetahuan semakincepat.  Dunia sudah memasuki peradaban keempat dengan sebutan era kreatifyang menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai motor penggerak pertumbuhanekonomi.  Kebutuhan terhadap inovasi sangat mutlak  jika bersaing dalam duniayang berubah dengan cepat dan tidak diramalkan ini.  Bangsa Indonesia pun harusbekerja keras dan kreatif jika ingin survive dan menang dalam persaingan.  Setiapperusahaan dan instansi pemerintah, terutama para pemimpinnya, harus berpikirterus untuk selalu menemukan sesuatu yang baru yang lebih baik dan efisien, agarmenang dalam persaingan jika tidak ingin “dimakan” oleh negara lain.  Kritik yangmenyatakan bahwa bangsa Indonesia kurang kreatif harus ditanggapi denganserius dan hal itu harus dianggap sebagai tantangan.   Untuk menjawab itu,presiden Republik Indonesia baru-baru ini telah melontarkan gagasan membentukKIN (Komisi Inovasi Nasional) yang pada hakekatnya Ki Hajar Dewantoro (pahlawanpendidikan nasional) telah bicara tentang konsep inovasi dengan menerapkanprinsip Niteni (mencari tahu, meneliti); Niroake (menirukan, simulasi); dan Nambahake (mengembangkan dan memberi nilai tambah).

Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai  seorang inovator dan penggerakpembangunan.  Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis yang  agresif untukmempercepat pertumbuhan ekonomi.  Wirausaha adalah individu yang memilikipengendalian tertentu terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyakdaripada yang dapat dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperolehpendapatan (McClelland, 1961). Wirausaha adalah pencipta kekayaan  melaluiinovasi, pusat pertumbuhan pekerjaan dan ekonomi, dan pembagian kekayaanyang bergantung pada kerja keras dan pengambilan resiko (Bygrave, 2004). Iniberarti bahwa kewirausahaan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.

Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru dalam ekonomi. Istilah kewirausahaantelah dilakukan setidaknya sejak 150 tahun yang lalu, dan konsepnya telah adasejak 200 tahun lalu (Bygrave, 2004).  Namun, pertama kali gagasan tentang

page 1 / 10

Page 2: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat eratdan positif disampaikan oleh Schumpeter pada tahun 1911.  Peningkatan jumlahwirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adalima alasan yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni: (1) wirausahayang mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatu produk, (2) wirausahayang mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih komersial, baikberdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah dari suatu penelitian (3)wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun di negara yangsebelumnya belum ada pasar (4) wirausaha yang menggali sumber pasokan bahanbaku baru bagi industri setengah jadi atau industri akhir, dan (5) wirausaha yangmenjalankan organisasi baru dari industri apapun. Kelima hal inilah mengapawirausaha mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara, karenaadanya  peningkatan produktivitas.

Dengan mendorong pertumbuhan ekonomi, wirausaha mempengaruhi seluruhperekonomian, khususnya pengaruhnya pada pasar tenaga kerja.  Pertumbuhanekonomi yang meningkat sangat mungkin akan meningkatkan peluang kesempatanberusaha, namun disisi lain akan mengarah pada tekanan inflasi yang berpengaruhlangsung pada upah tenaga kerja.  Padahal kenaikan upah tenga kerja tidak bisaselalu diturunkan dari ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja pasar.

Davidsson (2003) dan  Kirzner (1973) berpendapat bahwa wirausaha merupakanperilaku kompetitif yang mendorong pasar, bukan hanya menciptakan pasar baru,tetapi menciptakan inovasi baru ke dalam pasar, sekaligus sebagai kontribusi nyatadari wirausaha sebagai penentu pertumbuhan ekonomi.  Lebih tegas Wennekersdan Thurik (1999) dan Carree dan Thurik (2003) menyatakan bahwa pada dasarnya,wirausaha memberikan kontribusi pada kinerja ekonomi dengan memperkenalkaninovasi, menciptakan perubahan, menciptakan persaingan dan meningkatkanpersaingan.  Dengan demikian, dalam jangka panjang eksistensi wirausaha sangatpenting bagi  pertumbuhan ekonomi (Cipolla, 1981; Lazonick, 1991) danproduktivitas tinggi akan meningkatkan efisiensi (Weiss, 1976).   Bahkan, pemikiranyang menghubungkan wirausaha dengan pertumbuhan ekonomi membuat evolusiindustri atau evolusi ekonomi (Jovanovic, 1994 dan Audretsch, 1995). Dari sudutpandang ini, wirausaha bertindak sebagai agen perubahan, membawa ide-ide baruuntuk pasar dan merangsang pertumbuhan melalui proses persaingan perusahaan.

Wennekers dan Thurik (1999) membangun kerangka operasional penelitian yangmenghubungkan kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi.  Wennekers danThurik jelas menunjukkan bahwa berbagai aktivitas wirausaha pada berbagai levelberdampak pada pertumbuhan ekonomi.  Dengan asumsi ceteris paribus,

page 2 / 10

Page 3: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

peningkatan jumlah wirausaha mengarah pada peningkatan pertumbuhan ekonominasional. Oleh karena masih sedikitknya model pertumbuhan ekonomi yang secaraeksplisit fokus pada wirausaha, Schmitz (1989) membuat konsep modelpertumbuhan  ekonomi teoritis yang  diinspirasi oleh model pertumbuhan endogenyang dikembangkan oleh Romer (1986). Dalam model tersebut, Schmitzmenempatkan formasi perusahaan baru sebagai variabel endogen penentu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan individu-individu yang memilih menjadikaryawan atau wirausaha. Model teoritis ini  menjelaskan bahwa peningkatantingkat kewirausahaan dalam perekonomian menghasilkan tambahan input-inputperekonomian. Lalu, bagaimana hubungan tingkat aktivitas kewirausahaan danpertumbuhan ekonomi ini dijelaskan dengan menggunakan data empirik?Bagaimana pula mengukur tingkat aktivitas kewirausahan?

Pengembangan Hipotesis

Kesulitan yang akan dihadapi adalah mendapatkan data kewirausahaan tingkatnasional yang diduga akan berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi nasional yangumumnya diukur dari output, produktivitas atau kekayaan.  Oleh karena itu, parapeneliti kemudian mengukur tingkat aktivitas kewirausahaan melalui indikatormikro seperti penciptaan lapangan kerja baru, jumlah pekerja di perusahaan,keluar-masuknya perusahaan, jumlah pencari kerja, kepemilikan usaha, dan tingkaturbanisasi.  Namun, yang penting untuk dipahami bahwa baik model pertumbuhanekonomi neo-klasik (Solow, 1956) dan pertumbuhan endogen (Romer, 1986)mengakui pentingnya teknologi inovasi dalam mendorong pertumbuhan, melaluitingkat teknologi dan peningkatan produktivitas.

Audretsch dan Thurik (2000) membangun model persamaan tunggal  mengukuraktivitas kewirausahan dari kepemilikan usaha sebagai variabel eksogen dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah wirausaha menyebabkan penurunantingkat pengangguran.  Carree et al. (2002) dengan membangun error correctionmodel (ECM) menentukan tingkat ekuilibrium antara ativitas kewirausahaan denganpertumbuhan ekonomi, yang didekati dari keseimbangan pasar tenaga kerja diperusahaan.

Untuk memberikan panduan dalam meneliti hubungan tingkat aktivitaskewirausahan dengan pertumbuhan ekonomi pada level makro, perlu dibangunhipotesisnya.  Wong  et al. (2005) membuat enam hipotesis umum, yaitu: (1)Negara dengan tingkat teknologi inovasi lebih tinggi, tingkat pertumbuhanekonominya lebih cepat; (2)  Negara dengan total aktivitas kewirausahaan (totalentrepreneurship activity) lebih tinggi,  tingkat pertumbuhan ekonominya lebih

page 3 / 10

Page 4: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

cepat; (3) Negara dengan peluang total aktivitas kewirausahaan lebih tinggi, tingkatpertumbuhan ekonominya lebih cepat; (4) Negara dengan kebutuhan akan totalaktivitas kewirausahaan lebih tinggi, tingkat pertumbuhan ekonominya akan lebihlambat dibandingkan dengan negara yang kebutuhan akan total aktivitaskewirausahaannya lebih rendah; dan (5) Negara dengan potensi total aktivitaskewirausahaan lebih tinggi, tingkat pertumbuhan ekonominya lebih cepat.

Dalam konteks demikian, maka perlu identifikasi yang akurat terhadapvariabel-variabel eksogen dari aktivitas kewirausahan yang pada akhirnya dapatmenduga perubahan pertumbuhan ekonomi.  Oleh karena itu, penguasaanterhadap teori-eori ekonomi makro maupun ekonomi mikro menjadi syarat mutlakmembangun model hubungan antara aktivitas kewirausahaan dan pertumbuhanekonomi. Hal ini karena aktivitas kewirausahaan bukan variabel independen daripertumbuhan. Namun, sudah dipahami bahwa hubungan positif antara variabelendogen pertumbuhan dan variabel eksogen aktivitas kewirausahaan didasarkanpada aktivitas inovasi.  Salah satu aktivitas inovasi menurut Dejardin (2000) yangdapat menduga variabel endogen aktivitas kewirausahaan dan pertumbuhanekonomi adalah pilihan kerja individu, upah relatif, dan proyek-proyekpembangunan sosial, baik yang produktif maupun yang tidak produktif.  Variabelendogen aktivitas kewirausahaan juga dapat dijelaskan dari variabel eksogenkebijakan, seperti distribusi dan alokasi keterampilan dan intervesi pada publication yang dapat berupa kebijakan fiskal yang mengapresiasi inovasi ataupengembangan kelembagaan yang mendorong tumbuhnya wirausaha.

Glaeser et al. (2009)  menyatakan bahwa masih ada keterbatasan dalammembangun model dan estimasi aktivitas kewirausahaan.  Namun,  beberapapertanyaan penting dapat  menjadi dasar perumusan hipotesis penelitian dansekaligus membangun model kedepan adalah sebagai berikuti: Pertama, apadampak dari kewirausahaan di tingkat lokal? Pertanyaan ini menjadi sangatpenting, karena tidak banyak penelitian yang menunjukkan bukti kuat tentangdampak kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi lokal (kota, kabupatenatau propinsi), baik penelitian dasar maupun kebijakan publik. Hal ini diduga karenasulitnya mengidentifikasi variabel-variabel eksogen dari aktivitas kewirausahaanyang independen pada keberhasilan ekonomi lokal.

Kedua, apa penyebab variasi spasial dalam aktivitas kewirausahaan?  Walaupunsecara empiris aktivitas kewirausahaan yang meningkat seiring denganpeningkatan ketersediaan input-input yang relevan, namun masih sulitmengindentifikasi input-input penting apa yang diduga mempengaruhi  peningkatanaktivitas kewirausahaan tersebut. Misalnya, apakah interakasi sosial, motivasi

page 4 / 10

Page 5: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

individu menjadi wirausaha, kebijakan pemerintah dalam mengembangkan budayawirausaha, dan lainnya.  Namun demikian, kondisi ini harus dimaknai sebagaitantangan penelitian kewirausahaan kedepan.

Ketiga, walaupun sudah ditemukan variabel eksogen dari aktivitas kewirausahaan,lalu bagaimana dengan cakupan spasialnya? Dalam kebanyakan kasus,variabel-variabel eksogen tersebut bekerja pada tingkat spasial yang relatif kecil,seperti kelompok, perusahaan, dan koperasi di kota atau kabupaten tertentu. Tantangannya kemudian bagaimana kalau cakupan spasialnya lebih luas, misalnyatingkat regional bahkan nasional.

Keempat, jika aktivitas kewirausahaan diyakini berdampak luas, lalu bagaimanadampaknya pada isu-isu urban?  Bagaimana variabel-variabel eksogen dari aktivitaskewirausahan dapat menjelaskan isu-isu, seperti disparitas desa kota,desentralisasi, perbedaan  pertumbuhan dan produk unggulan, variasi kebijakanantar daerah, dan ketidakseimbangan ekonomi antar daerah?  Walaupun tidakmudah menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak berarti bahwa variabel aktivitaskewirausahaan bisa diabaikan.  Hal ini karena peran wirausaha dalam membentukperekonomian lokal tidak bisa disangkal, sehingga mengaibakan aktivitaskewirausahaan merupakan kesalahan besar (Glaeser et al., 2009).

Kewirausahaan dan Pertumbuhan Ekonomi

Audretsch dan Keilbach (2005) menempatkan entrepreneurship capital (modalkewirausahaan) sebagai variabel independen yang menjelaskan kinerja ekonomiregional.  Model persamaan yang dibangun adalah model persamaan tunggaldengan dua jumlah persamaan dan diestimasi oleh three stage least square (3SLS) error correction.  Persamaan pertama adalah kinerja ekonomi regional (variabelendogen) sebagai fungsi dari cadangan modal, tenaga kerja, intensitas R & D danmodal kewirausahaan, sedangkan persamaan kedua menjelaskan tingkat modalkewirausahaan modal regional sebagai fungsi dari kinerja ekonomi regional danvariabel eksogen lain pembentuk modal kewirausahaan, seperti tingkat teknologi,pajak, populasi, dan munculnya usaha-usaha baru.

Audretsch dan Keilbach mampu memberikan bukti empiris yang menunjukkanbahwa modal kewirausahaan sangat signifikan dan berdampak positif pada kinerjaekonomi regional, begitu juga dengan intensitas  R & D regional.  Modalkewirausahaan semakin besar pada regional yang kinerja ekonominya kuat. Pada

page 5 / 10

Page 6: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

regional yang investasinya besar pada perusahaan yang sudah ada cenderungtingkat modal kewirausahaannya rendah.  Intensitas R & D  yang kuat berdampakpositif pada modal kapital yang berbasis pengetahuan, tetapi tidak berdampakpada modal kapital di industri berbasis “low-tech”.  Regional yang bersubsidi tidaksignifikan mempengerauhi perilaku kewirausahaan, sedangkan tingginya pajakberkorelasi positif dengan modal kapital regional.  Daya tarik regional juga tidakberdampak pada keputusan memulai usaha baru, baik di industri berbasis“high-tech” maupun “low-tech”.  Namun, kepadatan penduduk justru berdampakpositif pada modal kewirausahaan, khususnya kewirausahan yang berbasispengetahuan. Dengan demikian, peranan kewirausahaan sangat penting dalamproses penciptaan produk dan teknologi baru di wilayah padat penduduk dan pusatindustri.  Proses tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi dan tingkatpengangguran yang rendah.

Penelian panel Kreft dan  Sobel (2005) di seluruh negara bagian Amerika Serikatmenunjukkan bahwa derajat kebebasan ekonomi (economic freedom), yaknivariabel  pajak rendah, regulasi tidak ketat, dan perlindungan hak cipta swastaberdampak signifikan pada aktivitas kewirausahaan yang menghasilkanpertumbuhan ekonomi.  Penghubung antara kebebasan ekonomi denganpertumbuhan ekonomi adalah aktivitas kewirausahaan.  Jadi, kebebasan ekonomiakan menghasilkan pertumbuhan ekonomi terutama karena meningkatnya kegiatanproduktif sektor swasta yang merupakan variabel aktivitas kewirausahaan.

Formaini (2001) menegaskan bahwa negara kapitalis seperti Amerika Serikat pundalam menghadapi  pasar terbuka dan kompetitif, aturan hukum, disiplin fiskal, danberbagai budaya perusahaan harus tetap menempatkan kecepatan inovasi danpeningkatan produktivitas.  Oleh karena itu, ekonomi Amerika akan ditentukan olehkeberanian mengambil resiko dari para wirausaha dan visi para managernya yangimajinatif.  Di pasar global yang kompetitif, bangsa yang melupakan kontribusiwirausaha pada perubahan teknologi, produktivitas, efisiensi sumber daya, danpertumbuhan ekonomi, pembangunannya berpotensi high cost (Drozdiak 2001).

Yang (2007) mengungkapkan bahwa setelah hampir dua dekade hilang darilansekap ekonomi Cina, kewirausahaan dihidupkan kembali pada akhir 1970-an.Awalnya dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah pengangguran dankemiskinan, ternyata energi kewirausahaan masyarakat secara serius menjadikebijakan ekonomi Cina.  Cina menyadari bahwa jauh lebih efisien untukmeningkatkan perekonomian dengan memberikan  ruang gerak lebih bebas padawirausaha daripada kontrol negara yang ketat.  Hasilnya sangat luar biasa, bahkansaat ini Cina menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia.  Selain pertumbuhan

page 6 / 10

Page 7: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

ekonominya berkembang pesat, wirausaha juga telah membuat standar kehidupanCina lebih tinggi.

Belajar dari Cina, maka para pimpinan Indonesia yang bertanggungjawab dalammembuat kebijakan ekonomi harus berjuang keras untuk mendorong inovator danpengambil risiko usaha, yakni wirausaha. Menegakkan hak milik melalui kontrak,paten dan hak cipta, mendorong persaingan melalui perdagangan bebas, deregulasidan undang-undang antitrust, dan mempromosikan iklim ekonomi yang sehatmelalui inisiatif anti-inflasi, dan lainnya yang merupakan contoh kebijakan yangmemberdayakan wirausaha.  Penghargaan terhadap para wirausaha berprestasiperlu diagendakan dan intensitasnya ditingkatkan, karena akan menumbuhkanperekonomian dan menjadi indikator keberhasilan bagi pembuat kebijakan, yaitupemerintah.

Oleh kerena itu, pemahaman pembuat kebijakan terhadap pentingnyakewirausahaan bagi pertumbuhan ekonomi dapat diaktualisasikan melaluikebijakan-kebijakannya dalam program permodalan, target-target subsidi usahakecil, dan penumbuhan usaha-usaha baru (Hall, 2006).  Dengan kata lain, pembuatkebijakan harus fokus pada kebijakan peningkatan produktivitas kewirausahaansupaya kinerjanya dinilai baik oleh publik.  Adam Smith mengatakan: “Little else isrequisite to carry a state to the highest degree of opulence from the lowestbarbarism, but peace, easy taxes, and a tolerable administration of justice; all therest being brought about by the natural course of things” (Smith, 1998).

Penelitian  Wong (2005) yang menggunakan data cross-section, menunjukkanbahwa prevalensi tinggi pertumbuhan perusahaan baru hanya berpotensimenjelaskan perbedaan laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang diamati.Dengan demikian, memiliki bergelar tinggi dalam kewirausahaan atau memilikiprevalensi penciptaan usaha baru tidak menjamin meningkatkan kinerja ekonomidan mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi.  Hal ini menunjukkan selainkarena variabel penciptaan usaha baru merupakan variabel yang berbeda denganinovasi teknologi, juga mengindikasikan bahwa tidak banyak wirausaha yangterlibat dalam pengembangan inovasi teknologi.  Ini berarti berbeda dengan modelpertumbuhan neo-klasik yang memempatkan inovasi secara implisit sebagai proksiaktivitas kewirausahaan dalam setiap pembentukan perusahaan baru.  Namundemikian, diakui oleh Wong (2005) bahwa penelitiannya ini memiliki keterbatasandata dan menyarankan untuk menggunakan data time series karena kausalitasnyalebih menyakinkan serta masih ada masalah pada estimasi modelnya akibat darispesifikasi variabelnya yang temporal.

page 7 / 10

Page 8: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

Hall dan Sobel (2008) membuktikan bahwa perbedaan kualitas kelembagaan ekonomi beberapa  negara mampu menjelaskan perbedaan aktivitas kewirausahaan antar negara tersebut.  Melalui mekanisme kelembagaan, aktivitaskewirausahaan dapat ditransformasi ke dalam pertumbuhan ekonomi.  Walaupunkapital dan tenaga kerja wilayah dengan pendapatan rendah cenderung mengalirke wilayah berpendapatan tinggi, namun tingkat inovasi tinggi dengankelembagaan yang baik mampu mengganggu aliran kapital dan tenaga kerjatersebut.   Menurut teori pertumbuhan endogen, variabel tingkat produksipengetahuan, belanja untuk penelitian dan pengembangan merupakan kunci dalammeningkatkan pendapatan.  Dan, peran kelembagaan penelitian danpengembangan inilah yang kemudian diterjemahkan kedalam pertumbuhanekonomi.  Oleh karena itu, pengakuan dan penguatan kelembagaan ekonomimerupakan langkah awal proses mempromosikan kewirausahaan  sekaligus sebagaiakar dari sumber pertumbuhan ekonommi dan kemakmuran.

Analisis Leeson dan Boettke (2009) menyimpulkan bahwa justru ekonom yangkurang mempertimbangkan tingkat kewirausahaan dan di negara-negaraberkembang cenderung mengabaikan dan salah dalam memahami hubunganaktivitas kewirausahaan dengan kinerja ekonomi.  Padahal, berinvestasi dibidangteknologi produktif yang merupakan inti produktivitas kewirausahaan akanmenghasilkan tingkat pembangunan ekonomi yang impresif.  Analisis inimemberikan makna bagi para ekonom dan peneliti bidang ekonomi untuk lebihfokus dan mempertimbangkan variabel-variabel eksogen dari aktivitaskewirausahaan untuk menduga dampaknya pada varibel endogen pertumbuhanekonomi.

Penutup

Kewirausahaan adalah tentang masa depan. Bukan masa depan sudah diprediksi,tetapi masa depan yang hampir tidak terbayangkan hari ini dan hanya dapatdiketahui dari kreativitas dan penciptaan esok hari.  Inilah yang yang selalu menjadiperdebatan antara wirausaha dengan ekonom, yakni antara prediksi dan imaginasi.  Sebenarnya, memahami perkembangan konsep kewirausahaan akan membantuuntuk lebih memahami ekonomi dan kebijakan-kebijakan ekonomi.  Ketika tidakditemukan variabel ekonomi  untuk menjelaskan dampak kenaikan produktivitasterhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi tanpa harus memicu inflasi, makadisinilah pentingnya variabel aktivitas kewirausahaan.

Bisa dibayangkan bagaimana kalau Karl Marx dan Yusuf Schumpeter berdialogsecara imaginer dengan topik “pengabaian  kewirausahaan dalam mainstream

page 8 / 10

Page 9: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

ekonomi modern”.  Semua faktor yang menghambat dan mempercepatpertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh para mahasiswa ekonomi, kecualifaktor aktivitas kewirausahaan.  Bahkan, dalam mempelajari ekonomi sosialis dankapitalis sekalipun, peranan kewirausahaan juga tidak akan disinggung.  Hal inikarena sulit bagi para ekonom untuk menempatkan imaginasi ke dalam tahapanpertumbuhan ekonomi.

Padahal, dalam era persaingan yang semakin ketat dan mengglobal, kebutuhanakan tingginya tingkat aktivitas kewirausahaan produktif sangat esensial,  karenajika terus berkembang rente ekonomi, maka ekonomi akan rusak dan kalah dalambersaing.  Oleh karena itu dengan fokus pada penelitian yang menggunakanvariabel-variabel aktivitas kewirausahaan melalui eksplorasi kegiatan-kegiataninovasi, maka kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi nasional sangat besar.

Daftar Pustaka1. Audretsch, D. B.  1995.   Innovation and Industry Evolution.  Cambridge, MA:

MIT Press.2. Audretsch, D.B.  and M. Keilbach.  2005. Entrepreneurship Capital -

Determinants and Impact. CEPR Discussion Papers 4905, C.E.P.R. DiscussionPapers.

3. Blaug, M.  1986.  Economic History and the History of Economics. New York:NYU Press.Jovanovic, B.  1994.  Entrepreneurial Choice When People Differ intheir Management and Labor Skills.   Small Business Economics 6(3), 185–192.

4. Bygrave, W. D.  2004.  The Portable MBA in Entrepreneurship: ThirdEdition/edited by William D. Bygrave , Andrew Zacharakis. – Ed. 3 – New Jersey: John Willey & Sons Inc.

5. Carree, M. A. and R. Thurik.   2003.  The Impact of Entrepreneurship  onEconomic Growth.  in David B. Audretsch and Zoltan J. Acs (eds.), Handbook ofEntrepreneurship Research, Boston/Dordrecht:Kluwer-Academic Publishers, pp.437–471.

6. Cipolla, C. M.  1981.   Before the Industrial Revolution: European Society andEconomy, 1000–1700, 2nd Edition, Cambridge, UK: Cambridge UniversityPress.

7. Davidsson, P.  2003, The Domain of Entrepreneurship Research: SomeSuggestions.  in Jerome A. Katz and Dean Shepherd (eds.), CognitiveApproaches to Entrepreneurship  Research, Advances in Entrepreneurship,Firm Emergence and Growth 6, pp. 315–372.

8. Dejardin, M.  2000.  Entrepreneurship and Economic Growth: An ObviousConjunction? An Introductive Survey to Specific Topics.  CREW, Faculty ofEconomics and Social Sciences, University of Namur.

9. Drozdiak, W.  2001.  Old World, New Economy: Technology, EntrepreneurshipAre Transforming Europe.  Washington Post, February 18, H1.

page 9 / 10

Page 10: MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI …

burhan's blog | MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI PENINGKATAN JUMLAH WIRAUSAHA: SEBUAH KERANGKA PENELITIANCopyright Burhanuddin [email protected]://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/

10. Formaini, R.L.  2001.  The Engine of Capitalist Process: Entrepreneurs inEconomic Theory. in the Research Department of the Federal Reserve Bank ofDallas.  Economic And Financial Review Fourth Quarter 2001.

11. Glaeser, E.L.,  S.S. Rosenthal and  C. William.  Urban Economics AndEntrepreneurship.  Strange Working Paper 15536http://www.nber.org/papers/w15536 National Bureau Of Economic Research1050 Massachusetts Avenue Cambridge, MA 02138.

12. Hall, J.C. and R.S. Sobel.  2008.  Institutions, Entrepreneurship, and RegionalDifferences in Economic Growth.  Southern Journal of Entrepreneurship 1, No. 1(March 2008), pp. 69-96.

13. Kirzner, I. M. 1973.  Competition and Entrepreneurship. Chicago: University ofChicago Press.

14. Kreft, S.F.  and R.S. Sobel.  2005.  Public Policy, Entrepreneurship, AndEconomic Freedom.  Cato Journal, Vol. 25, No. 3 (Fall 2005). Copyright © CatoInstitute. All rights reserved.

15. Lazonick, W.  1991.  Business Organization and the Myth of the MarketEconomy, Cambridge, UK: Cambridge University Press.

16. Leeson, P.T. dan P.J. Boettke. 2009.  Two-tiered entrepreneurship andeconomic development. International Review of Law and Economics, Elsevier,vol. 29(3), pages 252-259, September.

17. McClelland, D.C.  1961. The Achieving Society. D. Van Nostrand. Place ofPublication: Princeton, NJ. Publication.

18. Romer, P. M.  1986.  Increasing Returns and Long Run Growth.   Journal ofPolitical Economy 94, 1002–1037.

19. Schmitz, J. A.  1989.  Imitation, Entrepreneurship, and Long-Run Growth.  Journal of Political Economy 97, 721–739.

20. Smith, A.  1998.  An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth ofNations. Washington: Regnery Publishing.

21. Solow, R. M.  1956.  A Contribution to the Theory of Economic Growth. Quarterly Journal of Economics 70, 65–94.

22. Weiss, L. W.  1976.  Optimal Plant Scale and the Extent of SuboptimalCapacity.  in R. T. Masson and P. David Qualls (eds.), Essays on IndustrialOrganization in Honor of Joe S. Bain, Cambridge, Mass.: Ballinger.

23. Wennekers, S. and R. Thurik.  1999.  Linking Entrepreneurship and EconomicGrowth.  Small Business Economics 13(1), 27–55.

24. Wong, P.K., Y. Ho, and E. Autio.  2005.   Entrepreneurship, Innovation andEconomic Growth: Evidence from GEM data," Small Business Economics,Springer, vol. 24(3), pages 335-350, 01.

25. Yang, K.  2007.  Entrepreneurship in China. Published by Ashgate PublishingLimited Gower House  Croft Road  Aldershot   Hampshire GU11  England.

page 10 / 10