Mendorong NaikHarga Nikel ObligasiRitel...

1
Kontan, 25 Oktober 2017

Transcript of Mendorong NaikHarga Nikel ObligasiRitel...

� PORTOFOLIO

Kontan Rabu, 25 Oktober 2017

Tenor ORI tiga tahun, sementara saving

bond ritel bisa dua tahun.

Loto Srinaita, Direktur Surat Utang Negara Kemkeu

nOBLIGASI nKOMODITAS

Obligasi Ritel Online Siap Terbit di 2018Pemerintah berniat menurunkan minimal pembelian jadi Rp 100.000

JAKARTA. Setelah dinilai ga-gal dalam penerbitan Obligasi Negara Ritel seri 14 (ORI014), pemerintah berencana me-nyempurnakan struktur pro-duk penerbitan surat utang bagi investor ritel. Salah satu caranya dengan memperkecil besaran minimal pembelian menjadi di bawah Rp 5 juta.

Nilai penjualan yang lebih kecil juga memungkinkan ne-gara menjual obligasi secara online. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembia-yaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Sri-naita Ginting menyatakan te-ngah mengkaji minimal pem-belian menjadi Rp 100.000 dan kelipatannya. "Kalau kami

buka kelipatan Rp 100.000, maka lebih terjangkau oleh masyarakat yang punya uang di bawah Rp 5 juta," kata Loto, Selasa (24/10).

Rencana tersebut mulai di-godok setelah pemerintah me-nerima masukan dari salah satu perusahaan teknologi fi-nansial penjual reksadana. Pe-merintah belum menentukan tenor dari surat berharga ne-gara (SBN) ritel online ini. "Kalau ikut ORI bisa tiga ta-hun. Tapi kalau ikut saving bond ritel berarti dua tahun. Jika tenor dianggap perlu le-bih pendek lagi, kami bisa terbitkan yang lebih dari 12 bulan," jelas Loto.

Yang jelas sistem penjualan SBN untuk investor ritel seca-ra online ini sudah masuk ta-hap pilot project. Nah, dengan penjualan secara online, pe-

merintah tak perlu mengguna-kan agen penjual, melainkan mitra distribusi (midis) SBN ritel online yang terdiri dari bank, perusahaan efek dan perusahaan fintech.

Penjualan SBN ritel secara online direncanakan bisa di-lakukan mulai tahun depan. Tapi Loto masih tutup mulut apakah peluncurannya bersa-maan dengan pembelian mini-um Rp 100.000 atau tidak.

Lebih untung

Head of Fixed Income Re-search MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menilai, rencana tersebut bakal memudahkan investor ritel dan membuat biaya pengeluaran pemerintah berkurang, karena SBN ritel dijajakan secara online.

Selain itu, dengan modal

minimum Rp 100.000, bisa jadi gambaran bahwa SBN ritel online ini sudah menargetkan segmentasi sendiri. "Segmen-nya sudah pasti bukan inves-tor besar yang biasa mena-namkan modal hingga ratusan juta," ujar dia.

Made menambahkan, inves-tasi ini pun bisa jadi alternatif bagi para investor. "Belum tentu bisa dapat untung dari deposito jika hanya setor Rp 100.000 saja," ungkap dia.

Tapi Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Ma-nagement Indonesia Anil Ku-mar memperingatkan, tingkat kupon juga sangat menentu-kan laris tidaknya SBN ritel online saat diperdagangkan. Lebih lanjut, ia bilang, peme-rintah sebaiknya mematok tenor SBN ritel online tiga ta-hun seperti ORI. n

Adinda Ade Mustami, Dimas Andi Shadewo

Permintaan Baja China Berhasil Mendorong Naik Harga NikelJAKARTA. Harga nikel terus menanjak. Selasa (24/10), pada pukul 14.45 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Ex-change menguat 1,41% menja-di US$ 12.027 per metrik ton.

Dalam sepekan, harga nikel sudah menanjak 2,23%. "Senti-men terbesar saat ini masih dari permintaan baja China yang naik. Apalagi nikel dibu-tuhkan dalam industri baja," ungkap Andri Hardianto, Ana-lis Asia Tradepoint Futures, Selasa (24/10).

Pada September lalu, pro-duksi baja Negeri Tirai Bambu tercatat naik dari sebelumnya 74 juta ton jadi 74,5 juta ton. Kenaikan produksi ini telah mendorong peningkatan data pemesanan pabrik. Secara bulanan, di September terjadi kenaikan dari 0,41% ke 0,56%.

Bahkan di awal pekan lalu, ketika hampir semua logam industri tertekan penguatan dollar Amerika Serikat (AS), nikel menjadi satu-satunya komoditas yang mampu mem-pertahankan penguatan.

Selain permintaan nikel yang terus meningkat, ketaku-atn pasar akan defisit pasokan yang terus bertambah mem-buat posisi nikel semakin kuat. Diperkirakan, defisit pasokan nikel bertambah dari proyeksi Agustus, yakni pada kisaran 6.700 ton.

Pemicunya, salah satu per-

usahaan nikel terbesar dunia, Vale SA, yang berkedudukan di Brasil, merilis proyeksi pro-duksinya di kuartal IV turun 4,3% dibanding periode yang sama tahun 2016. "Sampai akhir tahun kemungkinan harga nikel bisa menguat hingga US$ 13.000 per metrik ton," lanjut Andri.

Apalagi, saat ini keperkasa-

an the greenback mulai terki-kis. Cuma pelaku pasar perlu waspada, harga nikel yang sudah tembus level baru me-mungkinkan terjadinya aksi ambil untung.

Andri memprediksi harga nikel pada Rabu (25/10) ini bergerak antara US$ 11.850–US$ 12.150 per metrik ton. Lalu sepanjang sepekan ke depan, harga akan bergerak di rentang US$ 12.200–US$ 11.750 per metrik ton.

Secara teknikal, saat ini harga nikel masih bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengindikasikan pengu-atan. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) juga ma-sih berada di area positif, di level 205,5.

Indikator stochastic berada di level 14. Sinyal koreksi ha-nya diperlihatkan dari posisi indikator stochastic yang su-dah berada di area jenuh beli level 83,5.

Putri Werdiningsih

komoditasn

Penurunan

produksi dari

Vale membuat

defisit nikel

bertambah.

Kontan, 25 Oktober 2017