MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23...

126
MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU: " 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT " KARYA ROB VAN KESSEL S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik Oleh: Nyabang Sudaryanto NIM: 101124037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23...

Page 1: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU:

" 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT "

KARYA ROB VAN KESSEL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Nyabang Sudaryanto

NIM: 101124037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

i

MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU:

" 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT "

KARYA ROB VAN KESSEL

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Nyabang Sudaryanto

NIM: 101124037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

ii

SKRIPSI

MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU :

" 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT ",

KARYA ROB VAN KESSEL

Oleh :

Nyabang Sudaryanto

Nim : 101124037

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Dr. C. Putranto, SJ. Tanggal 26 Agustus 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

iii

SKRIPSI

MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU :

" 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT ",

KARYA ROB VAN KESSEL

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Nyabang Sudaryanto

Nim : 101124037

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 23 September 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed. . . . . . . . . . . . .

Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd. . . . . . . . . . . . .

Anggota : 1. Dr. C. Putranto, SJ. . . . . . . . . . . . .

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ. . . . . . . . . . . . .

3. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed. . . . . . . . . . . . .

Yogyakarta, 23 September 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi., Ph.D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamatku

Kedua orang tuaku tercinta : Bapak Ambrosius Nyurung

dan Alm. Ibu Indah Ruminingsih S.Ag

Saudaraku : Agita Ajeng Puspa Ningrum

Tanteku : Dwi Conny Setya S.Ag

sahabatku : De'Kill dan Angkatan 2010

Kalian adalah alasanku untuk tetap bertahan dan terus berjuang sampai saai ini.

teman-teman seperjuanganku, para pewarta kabar gembira, dan semua pihak yang

telah ikut membantu, dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

berkembang selama menjalani proses pendidikan hingga selesai di Program Studi

Pendidikan Agama Katolik

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

v

MOTTO

" Tidak perlu baik untuk sesuatu yang baik, karena sesuatu yang baik tidak harus

berasal dari sesuatu yang baik "

( Dheva )

" Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang

adalah kezaliman "

( So Dosin )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016

Penulis

Nyabang Sudaryanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Sanata Dharma :

Nama : Nyabang sudaryanto

Nomor Mahasiswa : 101124037

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Unuversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI BUKU : 6 TEMPAYAN

AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN JEMAAT KARYA ROB VAN

KESSEL”, beserta perangkat yang diperlukan.

Demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam

bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 Agustus 2016

Yang menyatakan

( Nyabang Sudaryanto )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT

DARI BUKU : 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK PEMBANGUNAN

JEMAAT KARYA ROB VAN KESSEL”. Judul ini dipilih oleh penulis bertitik

tolak dari pantauan di lapangan bahwa masih banyak para pemuka jemaat kita

yang kurang memahami secara utuh dari alur organisasi, hak dan tugas dalam

melayani umat. Dengan kurangnya memahami hal tersebut maka pendampingan

dan pelayanan terhadap umat juga menjadi kurang maksimal.

Isi dari buku ini mau membantu kita para pemuka jemaat baik itu katekis,

prodiakon, serta perangkat pendukung lainnya untuk semakin memahami tugas

dalam pendampingan dan pelayanan terhadap umat, baik itu didalam komunitas,

kelompok kecil dan pribadi sekalipun. Di dalamnya disajikan enam butir pokok

bahasan tentang pembangunan jemaat. Dasarnya adalah mukjizat Yesus yang

pertama pada pesta perkawinan di Kana, ketika Ia mengubah air menjadi anggur

dalam enam tempayan. Kita sebagai jemaat Allah hanya mampu menyediakan

tempayan dan air, sementara yang mampu mengubah menjadi anggur adalah

rahmat Allah. Keenam butir berikut melambangkan keenam tempayan itu:

Keberadaan manusia dan identitas kristiani; Kehidupan dan kematian dengan

penekanan pada arti pelayanan kepada kehidupan; Pertemuan dengan Allah

sebagai dasar hidup manusia menjadi masalah bagi manusia dewasa ini; Tindak

komunikatif: semua orang terlibat secara bebas dan sederajat; Arti Gereja dan

hubungan Gereja dengan negara (Gereja orang miskin dan hak orang miskin);

Kegiatan pokok jemaat paroki sebagai perwujudan gereja universal.

Buku ini selain menjadi pegangan para pemuka jemaat dalam menjalankan

tugasnya, juga diperuntukkan bagi para mahasiswa dan dosen teologi pastoral.

Dengan harapan ini semua akan semakin memperkuat pemahaman dan menjadi

pegangan dalam menjalankan tugas pendampingan serta pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

ix

ABSTRACT

This thesis entitled “FATHOMING COMMUNITY BUILDING FROM

THE BOOK: 6 JARS OF WATER CORES OF COMMUNITY BUILDING BY

ROB VAN KESSEL”. This title is chosen by the author based on the

observation on the field that there are still many of our leaders who less

understand the purpose of organizing, also rights and duties in serving people.

With of the lack of understanding that the guidance and services to the people

become less maximum.

This book‟s contents is helping for the leaders, which are catechists,

prodeacons, and also any other leaders to be more understanding the duties in

guiding and serving people, which in a community, a small group, and

personally. This book contains six subject points of community building. It is

based on Jesus‟ first deed at wedding party in Cana, while He transforming

water into wine in 6 jars. We are, as the people of God only be able to provide

the jars and water, meanwhile Grace of God is the one which be able to change

it into wine. These six points symbolize those six jars: Human existance and

christian identity; Life and death with emphasis in the meaning of services for

life; Meeting with God as the life principal of human beings become problem on

this day; Communicative act: everyone involved equal and free; The meaning of

the Church and its relationship with the nations (The Church of the poor and the

rights of the poor); Main activity of the parishian as a manifestation of universal

church.

This book, beside being a guidance for the leaders in doing the duties, it

is also for the students and pastoral theological lecturer. After all, the author

hopes that the leaders streghten their understanding and be a guide in duties of

guidance and sevices.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah karena kasih karunia dan bimbingan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam

rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhusan Pendidikan Agama Katolik.

Adapun judul skripsi ini adalah MENDALAMI PEMBANGUNAN

JEMAAT DARI BUKU : 6 TEMPAYAN AIR POKOK-POKOK

PEMBANGUNAN JEMAAT KARYA ROB VAN KESSEL. Diwarnai dengan

berbagai macam hal baik itu yang menghambat maupun yang memperlancar, serta

dorongan dari berabagai pihak secara langsung maupun tidak, dengan semua

proses ini akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu atas kerjasama yang baik hingga terselesaikannya

penuisan skripsi ini, dengan rendah hati penulis menghaturkan terima kasih

kepada :

1. Segenap staf Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan PAK-USD,

yang telah mendidik dan mendampingi selama proses belajar, khususnya

dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. C. Putranto, SJ sebagai Pembimbing Akademik dan Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah mendampingi dan membimbing dengan

penuh kesabaran dan ketekunan dalam penuliusan skripsi ini.

3. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, sebagai dosen penguji II yang telah

memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan dalam penulisan skripsi

ini. Serta selalu membantu dalam berbagai kesulitan yang dihadapi oleh

penulis.

4. Drs. FX. Heryatno Wonowulung SJ,. M.Ed., sebagai dosen penguji III

yang telah memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan selama

penulisan skripsi ini. Serta memberikan berbagai kemudahan dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

xi

5. Bapak, Alm. Ibu, adikku yag setia dan penuh cinta mendampingi serta

memberikan semangat dalam menyelesaikan studi di PAK-USD ini.

6. Veronica Demitia Sandhy Parestu yang selalu mendampingi dan menjadi

penyemangat bagi penulis selama penyelesaian skripsi ini.

7. Anselma Fidelia Aji Susanti Windarwanti yang menjadi penyemangat dan

motovasi bagi penulis selama penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman De‟Kill 2010 yang selalu menjadi motivasi bagi penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman 2010 yang menjadi keluarga besar bagi penulis dan selalu

menjadi penyemangat bagi penulis.

10. Teman-teman Club Petarung Bebas Yogyakarta yang selalu menjadi

motivasi dan penyemangat bagi penulis dalam menyelsaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih cukup jauh dari sempurna

sehingga masih memerlukan banyak kritik dan saran yang membangun dimasa

depan guna perbaikan yang lebih baik bagi skripsi ini. Akhirnya penulis berharap

agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pelayan umat dimana pun berada karena

kontribusinya sebagai pewarta kabar gembira dan menjadi teladan bagi umat

dalam kehidupan sehari-hari.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016

Penulis

Nyabang Sudaryanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Penulisan ....................................................................... 1

B. Upaya Menanggulangi ............................................................................ 6

BAB II. PENGHAYATAN KENYATAAN, PENEBUSAN DAN

PEMBEBASAN ................................................................................................. 9

A. Penghayatan Kenyataan ......................................................................... 9

1. Cara Keberadaan Kita ...................................................................... 9

2. Proses Sekularisasi ........................................................................... 10

3. Teologi ............................................................................................. 12

a. Komponen yang Pertama adalah Teologi Dialektis .................... 12

b. Komponen yang Kedua adalah Personalitas yang berasal

dari Filsafat Eksistensi ............................................................... 13

c. Komponen yang Ketiga adalah Teologi Harapan ...................... 13

4. Etik ................................................................................................... 14

5. Pembangunan Jemaat ....................................................................... 18

B. Penebusan dan Pembebasan ................................................................... 19

1. Hidup dan Kematian ........................................................................ 19

2. Proses Penebusan ............................................................................. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

xiii

3. Ibadat Liturgi .................................................................................... 22

4. Pelayan Pemeliharaan, Perjuangan, Pengampunan .......................... 23

5. Pembangunan Jemaat ....................................................................... 25

BAB III. ALLAH, PEWAHYUAN DAN KOMUNIKASI IMAN ................... 27

A. ALLAH .................................................................................................. 27

1. Gambaran-gambaran Allah ............................................................... 27

2. Analisis Penelitian ............................................................................ 29

3. Dilema .............................................................................................. 29

4. Perjumpaan dengan Allah ................................................................ 31

5. Pembangunan Jemaat ....................................................................... 32

B. Pewahyuan dan Komunikasi Iman ......................................................... 33

1. Bertindak Strategis dan Bertindak Komunikatif .............................. 33

2. Tiga Alur Komunikasi ...................................................................... 34

3. Iman di Alur Kebenaran ................................................................... 37

4. Iman di Alur Etik ............................................................................. 37

5. Iman di Alur Kesungguhan .............................................................. 39

6. Pembangunan Jemaat ....................................................................... 43

BAB IV. GEREJA DAN MASYARAKAT, FUNGSI DAN JABATAN .......... 47

A. Gereja dan Masyarakat ........................................................................... 47

1. Eklesiologi ........................................................................................ 47

2. Kerajaan Allah dan Umat Allah ....................................................... 47

3. Gereja dalam Proses Sekularisasi ..................................................... 50

4. Gereja dan Masyarakat Pasar ........................................................... 52

5. Gereja Orang Miskin ........................................................................ 55

B. FUNGSI DAN JABATAN .................................................................... 56

1. Kehadiran Kristus ............................................................................. 56

2. Fungsi dan Jabatan ........................................................................... 58

3. Motif ................................................................................................. 62

BAB V. USULAN PROGRAM ......................................................................... 64

A. Pemikiran Dasar Pendampingan ............................................................ 64

1. Latar Belakang Situasi ..................................................................... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

xiv

2. Alasan diadakannya Pendampingan ................................................. 65

3. Tujuan Pendampingan ...................................................................... 66

4. Pemilihan Materi dan Pertimbangannya .......................................... 66

B. Program Pendampingan Prodiakon ....................................................... 67

1. Pemikiran Dasar Program ................................................................ 67

2. Program Pendampingan Prodiakon .................................................. 69

C. Kumpulan Satuan Pendampingan .......................................................... 73

1. Satuan Pendampingan I .................................................................... 73

2. Satuan Pendampingan II .................................................................. 86

3. Satuan Pendampingan III ................................................................. 94

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 109

A. Kesimpulan ........................................................................................... 109

B. Saran ...................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Dalam kehidupan Gereja dan dalam Teologi Praktis istilah Pembangunan

Jemaat merupakan pengertian yang isinya padat. Isi itu sendiri berasal dari

harapan-harapan jemaat sendiri. Umat Kristiani dewasa ini ditantang serta

diancam oleh proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti

modrenisasi dan sekularisasi. Umat kristiani ditantang untuk berpartisipasi kreatif

dalam perkembangan zaman, tetapi umat juga mengalami efek-efek negatifnya.

Pembangunan Jemaat menawarkan berbagai macam-macam usaha yang

diharapkan dapat menanggani proses tersebut dengan tepat. Pembangunan Jemaat

ingin menyediakan program yang menginspirasikan sebuah harapan. Tujuan

sentral yang digambarkan dalam penjelasan tentang Pembangunan Jemaat disebut

vitalisasi karena fokusnya pada kehidupan yang baru, pemancaran yang baru, dan

daya tarik yang baru. Pembangunan Jemaat mau ikut membangun Gereja dimana

orang dengan semangat yang baru mau berdiam dan bekerja.

Harapan-harapan itu mempunyai dasar yang dalam. Banyak orang

mengalami transisi yang terjadi dalam Gereja dan masyarakat. Mereka merasa

gelisah dan kurang aman. Di satu pihak, semakin banyak orang beriman

menyadari kesulitan gereja-gereja yang berada dalam situasi di mana rupanya

politik lebih penting daripada iman. Dewasa ini sebagian orang mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

2

bahwa Gereja tidak perlu sebagai institusi, bahwa cukuplah apabila manusia

berpedoman pada iman, harapan dan cinta kasih sebagai anugrah dari Allah.

Tugas dari Pembanguan Jemaat tidak hanya dipegang oleh para klerus,

melainkan juga dipegang oleh semua warga Gereja. Warga Gereja merupakan

bagian tidak terpisahkan dari keanggotaan gereja. Dimana warga Gereja memiliki

ciri, sifat, perkembangan, dan mengalami langsung semua proses yang terjadi

sebagai anggota dari warga Gereja. Di mana ada keyakinan bahwa ke depan

Gereja dengan anugrah Allah yang terletak pada tangan kita, manusia, dan bahwa

Pembanguna Gereja tergantung pada tanggung jawab dan jerih payah kita.

Warga Gereja termasuk di Paroki Santa Perawan Maria diangkat ke Surga

Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi pada saat ini sedang masuk kedalam taraf

pembenahan dan pendewasaan. Di mana sebagai anggota Gereja yang luas

terkadang mengalami krisis atau persoalan-persoalan yang cukup berat. Krisis

yang seperti ini biasa terjadi karena adanya sebab akibat yang tentunya fatal bagi

warga Gereja itu sendiri.

Warga Gereja di Paroki Santa Perawan Maria dingkat ke Surga juga

mengalami banyak krisis dalam pertumbuhan dan perkembangannya sebagai

anggota Gereja. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lain kurangnya

perhatian dari Gereja, Pastor Paroki, dan juga masyarakat sekitar. Sedangkan

persoalan yang menuntut perhatian lebih saat ini adalah pola berpikir yang masih

kaku, pembedaan perlakuan, keinginan untuk mendapatkan yang terbaik, yang

terbaik yang dimaksud misalnya, pendapat yang harus didengar, berusaha

mendapatkan peluang-peluang dan posisi-posisi yang strategis didalam

kepengurusan jemaat. Situasi seperti ini juga semakin berkembang dengan subur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

3

manakala anggota Gereja sendiri belum memiliki kesadaran untuk berperan secara

penuh dalam melaksanakan perannya seebagai anggota Gereja.

Berbagai kegiatan keagamaan yang ada di paroki dan diikuti hanya

sebagai tameng dan penunjang aktivitas yang tentunya menjadi kebutuhan

sekunder. Dalam berkegiatan juga tidak jarang orang berpikir untuk

mempertimbangkan jarak, waktu dan estimasi biaya yang dikeluarkan. hal ini

yang sering kali menjadi penghambat dari pembangunan jemaat itu sendiri.

Seperti di Paroki Santa Perawan Maria di Angkat ke Surga, masih sedikit

sekali pemahaman akan keanggotaanya dalam Gereja. Bisa dilihat dalam kegiatan

yang ada. Misalnya dalam koor, di mana ini menjadi tanggung jawab dari seluruh

jemaat stasi, wilayah, ataupun lingkungan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya

masih banyak jemaat yang tidak ambil bagian didalamnya. Contoh lainnya adalah

kegiatan doa lingkungan, dimana hanya sebagian kecil jemaat yang ambil bagian

didalamnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, biasanya adalah

tempat dimana kegiatan doa ini dilaksanakan, konsumsi apa yang akan diberikan,

hal mendasar seperti ini yang bisanya terjadi.

Hal lain yang mungkin lebih serius adalah bagaimana perhatian dari pastor

di Paroki yang bersangkutan. Terkadang perhatian yang diberikan oleh para klerus

dirasakan kurang merasa terhadap seluruh anggota jemaatnya di tempat itu.

Membuat jemaat terkadang merasa malas dalam berperan dan ambil bagian dalam

berbagai kegiatan yang ada di paroki tersebut. Juga adanya berbagai kesibukan

yang dilakukan oleh jemaat membuat hubungan antara jemaat dan para klerus

semakin renggang. Ditambah dengan adanya sikap egois yang masih kental, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

4

kebutuhan ekonomi yang cukup tinggi membuat sisi kehidupan rohani jemaat

terabaikan.

Dalam sebuah proses memang demikian adanya, hal yang harus diingat

dan harus selalu diingat adalah mereka harapan. Harapan Gereja di masa sekarang

dan masa depan. Mereka tulang punggung Gereja dan masyarakat, oleh karena itu

sangat diperlukan pendampingan terhadap mereka, siapa saja. Pendampingan juga

harus sungguh-sungguh agar tercapai suatu pendewasaan iman sehingga mampu

bertanggung jawab penuh dalam tugas-tugas dan perutusan Gereja. Salah satu

yang bisa ditempuh adalah dengan pendampingan iman yang nantinya akan

bermuara pada Pembangunan jemaat yang baik dan berhasil. Pendampingan iman

merupakan salah satu bentuk pelayanan bagi perkembangan iman Kristiani,

sebagai salah satu usaha untuk menemani orang lain atau kelompok agar iman

akan Kristus sungguh-sungguh akan tumbuh. Tidak hanya tumbuh tetapi juga

dapat berkembang guna wujud nyata perbuatan dalam rangka menyongsong masa

depan. Jemaat harus didampingi dengan cara peningkatan pendampingan,

misalnya melalui katekese. Dengan ketekese diharapkan dapat memberikan

pengaruh lebih besar kepada jemaat, juga melalui kegiatan katekese semua orang

beriman baik secara pribadi maupun bersama dapat menghayati iman dalam

situasi konkret. Dan jemaat bisa berkembang menajadi manusia kristiani.

Bertolak dari hal ini penulis ingin mengajukan suatu sumbangan

pemikiran bagi usaha peningkatan pendampingan jemaat, yang bertujuan untuk

Pembangunan Jemaat. Sebagai upaya menanggulagi saya meringkas sebuah buku

dengan maksud mecari inspirasi agar bisa melakukan pendampingan

Pembangunan jemaat dari sebuah buku “6 Tempayan Air Pokok-pokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

5

Pembangunan Jemaat” karangan karya Rob Van Kessel, demikian buku ini

seterusnya menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis mengambil dan menjadikan buku ini menjadi acuan penulis

dikarenakan Prof. Dr. Rob Van Kessel adalah orang yang ahli dibidangnya. Prof.

Dr. Rob Van Kessel lahir 1929 di Jakarta, menjadi profesor dalam teologi Praktis

di Universitas Utrecht. Beliau menuliskan refleksi teologis yang cukup

fundamental bagi Pembangunan Jemaat. Sudah ada banyak literatur mengenai

iman dan gereja yang juga mengenai problem-problem pastoral. Pembangunan

Jemaat pun lama-kelamaan tidak asing lagi sebagai vak yang membekali para

petugas pastoral, baik imam, pendeta, maupun awam.

Rob Van Kessel ingin bertolak dari teologi modern dan makin lama

mengkhususkan diri pada Pembangunan Jemaat. Beliau mencoba membangun

kader serta memberikan perspektif teologis normatif bagi Pembangunan Jemaat

dalam konteks masyarakat masa kini. Tidak disangkal lagi bahwa konteks

masyarakat di banyak negara dunia ketiga terkena oleh modernitas sebagai kultur

baru. Di Indonesia kesadaran akan hal itu semakin kuat.

Mungkin upaya Rob Van Kessel ini bagi kalangan pembaca tertentu

terkesan terlalu idealistis, terlalu radikal, atau terlalu abstrak. Namun, Rob Van

Kessel mengharapkan supaya buku ini dapat memberi inspirasi untuk bertolak

dari iman yang mendalam dan berkerja demi gereja yang vital dan yang betul-

betul bersifat kristiani. Demikian sedikit tentang biografi Prof. Dr. Rob Van

Kessel yang memang dalam hidupnya mendedikasikan diri untuk pembangunan

Jemaat. Oleh dasar itulah penulis menjadikan buku karya Rob Van Kessel ini

sebagai buku acuan utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

6

B. Upaya Menanggulagi

Saya meringkas sebuah buku dengan maksud mecari inspirasi agar bisa

melakukan pendampingan pembangunan jemaat dari buku berjudul " 6 Tempayan

Air Pokok-pokok Pembangunan Jemaat ”.

Buku Rob Van Kessel menunjukkan kepada kita bahwa Pembangunan

Jemaat masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Buku ini ditulis khusus

bagi para Pembangun Jemaat. Dengan menunjukan dan menjelaskan butir yang

penting bagi pembangunan Jemaat.

Pembangunan Jemaat salah satu kunci sukses untuk bisa menyatukan

seluruh warga Gereja. Adanya pembanguan jemaat bisa membantu kinerja dari

semua pihak, ini juga akan berjalan dengan baik apabila ada dukungan dari semua

unsur Gereja yang ada. Pembangunan Jemaat adalah suatu proses dimana ini masa

yang menentukan perkembangan hidup manusia dalam berbagai aspek yaitu fisik,

intelektual, emosional, sosial dan juga spiritual. Aspek ini harus dikembangkan

dengan baik demi terwujudnya Pembangunan Jemaat yang baik.

Berkaitan dengan kehidupan Gereja yang kita bicarakan adalah

keberadaan manusia dan menanyakan dimanakah letak identitas kristiani kita

didalamnya. Apakah manusia mengalami kehadiran Allah dalam keadaan dunia

yang harus diterima saja atau dalam kebebasan yang tentunya bertanggung jawab

atas dunia ini. Apakah kita akan akan beranjak dari tanggung jawab itu dan

membiarkannya menjadi mati. Buku ini mengajak dan menunjukkan bahwa kita

bisa memilih untuk hidup dengan bertanggung jawab penuh atasnya.

Berbagai alasan sering muncul mengapa anggota gereja sekarang ini

jarang sekali yang berani ambil bagian di dalam kegiatan mengereja. Pada saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

7

saya melihat adanya budaya sungkan yang berlebihan dari semua anggota Gereja,

dimana orang menjadi tidak peduli karena alasan yang sangat mendasar yaitu

tidak enak. Di sisi lain juga ada yang bertabrakan dengan waktu, masih ada

pekerjaan, dan masih banyak yang lainnya. Padahal hidup sebagai anggota gereja

berarti bisa dan harus ambil bagian didalamnya. Maka dengan demikian baru akan

tampaklah iman di dalam kehidupan sehari-hari yang diwujudkan kepada sesama

yang berada di sekitar kita.

Melihat banyaknya masalah yang belum terpecahkan dan teratsi maka Rob

Van Kessel lewat buku ini berusaha memberikan solusi kepada jemaat dan

seluruh anggota Gereja, khususnya para Pembangun Jemaat untuk bisa melakukan

pendampingan kepada seluruh anggota Gereja guna terwujudnya Pembangunan

Jemaat yang baik. Secara khusus ini terlihat bagaimana maju dan mundurnya

Gereja tidak akan terlepas dari kreatifitas dan tanggung jawab warga Gereja

dimasa ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

BAB II

PENGHAYATAN KENYATAAN, PENEBUSAN DAN PEMBEBASAN

A. Penghayatan Kenyataan

1. Cara Keberadaan Kita

Segala yang hidup ditempatkan dan menempatkan diri dalam ruang dan

waktu. Manusia di dalam menempatkan diri terjadi dengan kesadaran, secara

berbeda-beda dan dalam hubungan timbal-balik antara pengalaman dan pilihan;

antara pengamatan dan penentuan diri. Dengan pasti kita selalu akan ditempatkan,

berulang-ulang di tengah-tengah yang sudah ada dan yang tidak kita pilih. Fakta

tidak bisa kita lawan dengan berbagai macam cara. Lingkungan yang di dalamnya

terdapat fakta yang menentukan kita dan yang tidak kita pilih.

Kita dapat memilih sesuka hati kita, tetapi dengan kebebasan dan

kebebasan itu pun bersyarat karena kemungkinan untuk kita memilih juga terbatas

dan yang kita pilih itu tidaklah sempurna. Ada batasan yang kita kenal sebagai

ruang dan waktu. Ruang mempunyai bermacam-macam wujud. Contoh dari ruang

adalah alam, dunia, situasi. Ruang adalah kesatuan dalam keanekaragaman. Dan

ruang sendiri mempunyai mempunyai berbagai macam fakta yang saling

berkaitan. Semuanya itu kita kenal sebagai hukum dan struktur.

Dimensi ruang sendiri dilintasi oleh dimensi waktu. Waktu ialah aliran

perubahan yang terus-menerus terjadi dalam ruang, dari masa lalu melewati masa

kini dan akan berjalan menuju masa depan. Fakta selalu berulang di setiap waktu.

Keberadaan kita manusia ditentukan secara mendasar oleh perputaran waktu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

9

yaitu siang dan malam, musim hujan dan musim kering, dan yang paling utama

kelahiran, kedewasaan dan kematian. Meskipun demikian, struktur dalam ruang

dan siklus itu tidak bersifat mutlak dan memungkinkan untuk mempengaruhi,

dengan cara mengubahnya. Kalau manusia memperoleh pengertian mengenai

ruang dan waktu maka ia dapat mengendalikan proses tersebut ke arah tujuan

yang ditentukannya. Dengan kata lain manusia membuat dunia kita, situasi kita,

dan sejarah diri sendiri. Dan kita juga bertanggungjawab atas perbuatan kita yang

baik dan buruk.

Kenyataan oleh orang Kristiani disebut Allah. Dalam pengalaman dan

pendapat tentang pengalaman itu, orang beriman berkaitan juga dengan Gereja

dan dimotivasikan untuk berpartisipasi dalam kehidupan Gereja.

KEHARUSAN KEBEBASAN

RUANG Tata & tatanan (yang sudah

ada/ ditentukan)

Struktur (yang dapat diubah)

WAKTU Perputaran/ siklus (menurut tata

alam)

Proses (yang dapat

dikendalikan)

Dapat dikatakan bahwa orang yang mengalami bahwa keberadaan mereka

akhirnya dikendalikan oleh keharusan, oleh nasib, oleh fakta yang sudah

ditentukanterlebih dahulu akan mengalami ruang serta waktu sebagai peraturan/

tatanan dan perputaran/siklus. Sedangkan mereka akhirnya menyadari diri sebagai

manusia dalam kebebasan serta tanggungjawab akan memahami ruang serta

waktu tertutama sebagai struktur dan proses.

2. Proses Sekularisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

10

Dalam kesepakatan biblis kristiani menganai perjanjian, pembebasan, dan

harapan akan kedatangan Kerajaan Allah, maka dalam bidang pengalaman kedua

(pembebasan) secara tuntas menerangkan siapakah Allah Abraham, Ishak dan

Yakub. Di dalam Kitab Suci pengakuan Allah sebagai pencipta tidak primer.

Yang primer adalah pengalaman dengan Allah yang mengasihi manusia dan Allah

yang membebaskan dan menyelamatkan. Dalam misteri Kristus, kematian

dikalahkan. Jika demikian, makan bukan nasib, bukan pengalaman alamiah,

bukan pengalaman perbatasan, serta pengalaman tentang jalan hidup manusialah

yang terutama berbicara tentang Allah, melainkan pengalaman tentang harapan

dan kasih yang membebaskan.

Tidak mungkin meringkas refleksi dan argumentasi teologis di sini. Tetapi

yang mempunyai mata, telinga, dan hati terhadap apa yang dikatakan orang

tentang Keterakhiran, mereka akan memahami dan mengenali perbedaan antara

keharusan dan kebebasan di dalam banyak pendapat dan pengungkapan yang

kadang-kadang sangat nyata. Dalam iman banyak umat, pola keharusan sangat

menonjol, namum pola itu ternyata sering disilangkan oleh unsur-unsur dari pola

pembebasan. Keterkaitan Allah dengan hati dan suara batin, yaitu dengan

kebebasan manusia, sangat berakar dalam tradisi kristiani umat beriman. Menurut

Rob Van Kessel proses sekularisasi adalah proses dimana manusia semakin tepat

untuk memahami dunia ruang dan waktu mereka sebagai tempat yang ditentukan

terlebih dahulu untuk diciptakan kembali. Proses ini sudah dimulai jauh sebelum

perhitungan tahun masehi ketika manusia mulai menguasi dunia melalui

pertanian, pertukangan dan pembangunan kota. Juga beberapa abad sebelum

kristus ada dimana manusia belum berpikir akan dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

11

Akan tetapi terdapat banyak ambiguitas (dua pengertian). Ambiguitas ini

terdapat dalam tradisi pewartaan gerejawi dan dalam teologi. Khususnya tampak

dalam pewartaan dan teologi mencari makna dan arah kebebasan dan tanggung

jawab dan juga sekaligus atas nama Allah untuk mencari makna kejahatan konkret

yang tidak dapat dikalahkan dan tidak dapat dihindari. Dalam proses sekularisasi,

manusia semakin tetap mulai memahami dunia ruang dan waktu mereka sebagai

tempat yang ditentukan terlebih dahulu untuk diciptakan kembali. Ini dapat

diartikan kembali, bumi ini sebagai tenpat yang kacau oleh manusia ditata

kembali untuk dijadikan alam semesta yang tertata. Maka manusia harus

mengubahnya menjadi dunia yang bermakna dan dapat dijadikan tempat tinggal.

Proses ini dimulai sejak zaman purba, manusia mulai menguasai dunia melalui

pertanian, pertukangan dan sekarang adalah pembangunan kota. Hal ini

diwariskan kepada kita, seperti yang terdapat di dalam Kitab Perjanjian

Lamatentang manusia sebagai Citra Allah yang dipanggil untuk menaklukkan

alam dan membawa kepada tujuan yang diimpikan manusia. Kesadaran ini terus

bertumbuh dalam teologi Kristiani abad pertengahan dan merambat ke Renaisans,

Humanisme, dan Pencerahan. Namun, manusia tidak mengambil peran utama

dalam penghayatan diri, sehingga ambiguitas tetap ada dalam sejarah. Proses

sekularisasi dalam arti positif seolah-olah menjadi barang mewah bagi kalangan

budayawan yang merupakan golongan orang atas. Tetapi bagi orang yang

tertawan oleh perjuangan demi mencari uang untuk hidup sehari-hari. Proses

sekularisasi ini membatasi diri pada orang yang mempunyai kuasa untuk

mewujudkan masyarakat lewat kepemimpinan, ekonomi, sosial dan politik.

Dalam Keterakhiran-Nya, Ia hanya dapat diimani dan dikasihi sebagai Yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

12

memanggil kita untuk mengembangkan diri sesuai dengan identitas kita, yaitu

sebagai manusia yang bebas dan bertanggungjawab atas hidup dalam ruang dan

waktu.

3. Teologi

Kesadaran akan identitas ini menjadi ciri teologi modern, yaitu Allah mau

dipahami sebagai Yang imanen (berada dalam kesadaran atau dalam akal budi).

Allahlah yang mewajibkan kita secara mutlak dan tanpa syarat untuk memilihi

pembebasan dan tanggung jawab atas dunia dan sejarah. Di dalam teologi politis,

orang berpikir tentang Allah kita tetapi dengan berbagai macam tekanan. Orang

berbicara tentang Allah kita dalam berbagai macam bentuk teologi kemerdekaan.

Dalam hal ini pembangunan jemaat mau dilihat dalam konteks teologi yang

memerdekakan, dimana orang tidak lagi ingin merasa berada dalam tekanan tetapi

merasakan suatu kebebasan.

Komponen-komponen Historisnya ada dua, sebagai berikut:

a. Komponen yang pertama adalah teologi dialektis.

Disebut demikian karena mempertemukan antara religi dan agama yang

akan diolah. Di dalamnya mempertentangkan pendapat antara ilahi-sakral

mengenai fakta-fakta yang seakan-anak ditentukan terlebih dahulu secara alamiah,

dengan pengabdian kepada Allah, sebagaimana allah telah mewahyukan diri

dalam diri Yesus Kristus. Muncullah peperangan Allah yang benar yang

mengasihi manusia melawan ilah-ilah yang membelenggu manusia. Dalam

konteks ini, Gereja yang vital adalah Gereja yang dapat menemukan ilah-ilah di

zaman sekarang dan membasminya dengan sekuat tenaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

13

b. Komponen yang kedua adalah personalitas yang berasal dari filsafat

eksistensi.

Ini merupakan jiwa pembaruan Gereja Katolik sebelum, selama, dan

sesudah konsili Vatikan II. Teologi ini lebih menekankan pada arti unik setiap

manusia sebagai subjek di hadapan Allah dan dalam relasinya dengan sesama

manusia. Menjadi manusia berarti mewujudkan diri sambil memilih yaitu memilih

orang yang mengajak dan menantang kita serta mengembalikan kita kepada diri

kita sendiri dalam paguyuban, perjanjian, dialog, pertanggungjawaban dan kasih.

Gereja yang vital dalam konteks ini adalah jemaat beriman yang terdapat orang,

berdasarkan hubungan yang sama dengan Allah yaitu saling memberi diri dan

saling menerima. Komunikasi itu terjadi dalam kesetimbalan yang terus-menerus

antara kata dan jawaban, antara pelayanan dan balasan.

c. Komponen yang ketiga adalah teologi harapan.

Teologi ini lahir di tahun enam puluhan, ketika orang sadar akan

ketidakhadiran Allah dalam kesenangan kesengsaraan di Dunia Ketiga yang

semakin bertambah, di dalam ancaman perang, dan pengrusakan lingkungan.

Teologi ini mencari jawaban atas hilangnya makna hidup di tengah-tengah

keadaan dunia moderan yang tidak jelas. Gereja yang vital adalah jemaat beriman

yang dalam masa yang gelap dewasa ini memelihara dan melestarikan makna

hidup serta impian kebebasan lewat usaha untuk mewujudkan kemanusiaan yang

benar di dunia ini sekarang.

Dapat dikatakan bahwa ketiga pembaruan spiritual yang terjadi dalam

penghayatan iman serta kenyataan kristiani menyatu dalam teologi politis dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

14

teologi pembebasan. Ketiganya merupakan aliran yang mengkritik kenyataan

moderen secara tajam, namun dalam prinsipnya menyetujui inti pokok proses

sekularisasi sebagai kristiani. Teologi masa kini cenderung mencoba mengolah

kritik itu di dalam pandangan-pandangan tindak-tanduk. Politik di sini berarti

bahwa ruang dan waktu, dunia serta sejarah dimengerti sebagai totalitas yang

terdiri atas struktur-struktur dan proses yang harus dan dapat diubah secara

berulang-ulang menuju janji Allah dan maksud Allah dengan manusia. Gereja

yang vital menurut konteks ini adalah, jemaat beriman yang melihat secara nyata,

dengan berani, dan dengan memahami kenyataan, tanpa pamrih mengikuti Yesus.

Kemudian secara nyata berusaha dan berjuang demi keadilan, demi perdamaian,

demi kehidupan manusia dan juga berguna bagi manusia yang lain. Gereja seperti

ini dalam berbagai hal dan secara berulang-ulang akan melihat dengan

membandingkan dengan slogan murahan dan dengan nilai serta norma yang

berlaku dalam bidang ekonomi, politik, dan ideologi masyarakat yang modren.

4. Etik

Yang dimaksud model etis adalah keseluruhan yang konsisten yang terdiri

dari norma-norma kelakuan yang oleh masyarakat dijadikan keharusan bagi

anggotanya agar mereka sebagai persekutuan bisa bertahan dan berkembang. Pada

kenyataannya pewartaan moral Gereja tidak pernah sama maka ada beberapa

model pendapat yang pernah diakui. Penyebanya adalah karena Gereja-gereja

merupakan bagian dari masyarakat tertentu dan juga selalu juga dalam

pewartaannya ikut mengungkapkan kesadaran moral yang berlaku. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

15

adanya beberapa model etis yang berlaku bersamaan, kita juga menemukan

kembali ambiguitas tentang Keterakhiran bagi manusia.

Model pertama, model ini yang paling tua. Alamlah yang dianggap

sebagai keseluruhan yang lebih besar. Dalam model ini, alam atau seluruh

kenyataan jagad raya ini yang terdiri dari makhluk hidup dan yang tidak hidup

dengan keteraturannya dalam ruang dan waktu dianggap sebagai hal yang diatur

dengan baik dan diciptakan serta dikehendaki oleh Allah. Dalam model ini, tugas

para penguasa dan pemimpin gerejawi ialah untuk menghormati hukum alam

sebagai Sabda Allah Pencipta dalam undang-undang.

Model ke dua, yang menjadi pokok adalah bangsa yang menjadi

keseluruhan yang besar dan kudus. Manusia hanya berarti sedikit saja.

Keseluruhan bangsa itu dianggap mempunyai asal usul ilahi. Lapisan-lapisan

masyarakat yang ada di dalamnya dianggap pula sebagai yang dikehendaki oleh

Allah. Sentral dalam model etis ini adalah norma. Manusia harus mengerti

tempatnya dan mengabdikan tenaganya kepada kepentingan keseluruhan. Gereja

yang menggunakan model ini termasuk Gereja Katolik yang diatur secara

Hierarkis. Ada juga Gereja nasional yang memberikan legitimasi religius kepada

raja dan perundangan dalam negara yang menggunakan model ini. Di dalam

sejarah hal ini dikenal sebagai persekutuan antara tahta dan mezbah.

Dapat diambil kesimpulan bahwa kedua model ini telah kehilangan

legitimasinya bagi manusia modern. Model pertama, karena semakin tidak

dimutlakkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan alam, medis, dan teknik yang

berusaha semakin mengalahkan penderitaan dan kemiskinan manusia melalui

penguasaan alam. Jadi secara etis respek terhadap alam dikalahkan oleh respek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

16

terhadap manusia serta penugasannya untuk berjuang demi keberadaan manusia

yang wajar. Untuk model yang ke dua, karena pengalaman yang berabad-abad

lamanya dengan peperangan antar bangsa, negara dan agama, dengan kediktatoran

dan penindasan bangsa, golongan, suku dan jenis kelamin.

Model ke tiga, ini berpola dua karena di satu pihak, bertolak dari hak dasar

bagi setiap individu untuk bertindak sebagai subjek dengan kebebasan penuh. Di

lain pihak model itu menekankan kesederajatan semua orang dalam satu

kemanusiaan yang universal. Untuk itu umat manusia diwakili oleh pemimpinnya

mempunyai kewajiban untuk memungkinkan kebebasan dan kesamaan bagi

semua orang lewat mewujudkan hidup manusiawi yang layak. Kekurangan model

ketiga yang sesungguhnya ialah ambiguitas mengenai cita-cita kebebasan karena

di satu pihak, kebebasan terlalu dimengerti sebagai ruang untuk mengejar

kepentingan individual, dan di pihak lain, kebebasan kurang bersifat pribadi dan

terlalu bergantung pada struktur sosial ekonomis.

Model keempat, yang menjadi pusat adalah hak orang lemah. Dalam

model ini manusia yang menderita mempunyai hak etis akan pembebasan oleh

orang lain. Di dalamnya juga ada kenyakinan bahwa dalam ketaatan kepada apel

yang datang dari manusia yang menderita terletak jalan kepada kebebasan dan

pembebasan yang benar. Ini memberikan bentuk bagi tradisi belas kasihan

manusiawi yang mengagumkan. Legitimitas model ini berulang kali dibantah

dengan berbagai argumen yaitu bahwa model ini melawan alam, bersifat

adikodrati, melarikan diri dari dunia, tidak efisien, tidak sehat, lemah, dan

berbahaya. Model ini juga merupakan batu sandungan karena pengakuan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

17

Yang tersalib adalah Tuhan dunia ini memang merupakan batu sandungan bagi

yang kuat dan yang bijak.

Dibawah ini apakah yang termasuk dalam terang pertimbangan-

pertimbangan disebut Gereja yang vital? Pada model yang pertama dan ke dua,

Gereja vital ialah Gereja dalam nama para anggotanya harus berpegang teguh

pada ketentuan moral yang dirumuskan oleh kuasa ajaran Gereja tentang tindakan

alamiah dan tindakan yang melawan alam. Di dalamnya juga terdapat ketentuan

tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh para anggota

gereja agar disebut Kristiani. Jika diperlukan kesalehan di mana orang mencari

kekuatan pada Allah untuk dapat menanggung nasibnya dan untuk memenuhi

kewajiban tugasnya seperti yang digariskan oleh moral tersebut.

Pada model ke tiga, Gereja adalah vital jika memperjuangkan hak-hak

asasi manusia di bidang ekonomi, sosial-politik, dan kultur. Perjuangan ini dapat

dilakukan lewat kegiatan-kegiatan yang sangat sekuler. Akan tetapi, diperlukan

kesalehan fundamental di mana hormat terhadap setiap manusia sebagai citra

Allah menjadi sentral.

Model ke empat, Gereja adalah vital dan mempunyai identitas kalau

anggota dan pemimpin membuka mata, telinga, dan hati terhadap penderitaan di

sekelilingnya, konkret dekat dan lebih jauh, dan kalau dalam keikutsertaan pada

Nabi mencurahkan kekuatannya untuk membebaskan manusia dari penderitaan.

Fokusnya pada pemeliharaan dan perjuangan demi orang yang tidak diberi tempat

dan waktu dalam tatanan yang ada. Kesalehan yang diperlukan adalah kesalehan

yang melihat, merasakan, dan mengerti kehadiran Allah dalam orang yang

mengalami penderitaan dan ketidakadilan; dalam mereka yang walaupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

18

menderita mempunyai keberanian dan harga diri untuk tetap mau hidup secara

manusiawi. Itulah kesalehan yang mengabdikan dirinya kepada manusia yang

tersalib.

5. Pembangunan Jemaat

Pembangunan Jemaat menjalankan dan memprogramkan tindakan-

tindakan macam itu mengandaikan pengakuan iman yang tidak ambigu atau

mengandung makna lebih dari satu tentang kebebasan dan pembebasan.

Pembangunan jemaat bertitik tolak dari tanggung jawab semua orang yang

bersangkutan terhadap keberadaan dan pembentukan jemaat kristiani dalam

situasi ruang dan waktu mereka. Program ini muncul dari pandangan politis-

tologis atas Gereja di dunia masa kini. Dengan demikian, program itu

berpartisipasi dalam usaha kebebasan dan kesamaan yang merupakan inti proses

sekularisasi. Kiranya sikap berpegang pada cara berpikir teologis dan etis yang

tidak lagi dapat dipertahankan dalam Gereja terancam jatuh pada pinggiran dan di

luar ruang zaman modern. Mereka yang mengusahakan pembangunan jemaat

dapat terbentur pada ketidakpahaman dan penentangan di dalam Gereja-gereja.

Tujuan paling penting dari pembangunan jemaat adalah bagaimana

struktur, perubahan struktur, dan perwujudannya dilalui dengan berbagai macam

proses. Dimana tentu pembanguan jemaat bertitik tolak dari tanggung jawab

semua orang yang bersangkutan terhadap keberadaan dan pembentukan jemaat

kristiani dalam situasi ruang dan waktu mereka.

Pembangunan jemaat harus bekerja dengan nilai dan norma model ketiga,

maka pembangunan jemaat dengan tetap memperjuangkan demokrasi, dialog dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

19

hak untuk ikut berbicara, hak-hak sosial, kesederajatan laki-laki dan wanita,

ekumene, dan hormat bagi keyakinan masing-masing orang dalam kebebasan

yang pluriformuntuk memiliki pandangan hidupnya sendiri. Namun, legitimitas

model ketiga oleh banyak orang kristiani modern dianggap sebagai hal yang

begitu biasa sehingga pembangunan jemaat terlalu mudah mencari mitranya.

Betapa pun benarnya usaha pembangunan jemaat untuk memperkenalkan nilai-

nilai model ketiga, namun bagi pembangunan jemaat, spiritualitas kristiani

menurut model keempat perlu, karena merupakan dasar latar belakang. Kalau

terlalu mudah mengidentifikasikan dirinya dengan model ketiga maka

pembangunan Jemaat dapat terjerat dalam ketegangan antara cara berpikir

liberalistis dan sosialistis yang nyata, tanpa kemungkinan untuk

memprofilasikandi dalam identitas etis sendiri. Oleh karena itu, kiranya perlu

memberikan perhatian mendalam kepada model etis ke empat.

B. Penebusan Dan Pembebasan

1. Hidup dan Kematian

Kata penebusan berasal dari tradisi kristiani, kata ini dianggap sama saja

dengan dengan istilahseperti dosa dan rahmat, keselamatan, pertobatan,

pengampunan, perdamaian, dan kebangkitan dari antara orang yang mati. Dalam

riwayat terjadinya Alkitab, sedikit-sedikit berkembanglah pengertian ganda

tentang hidup. Ada paham hidup dalam arti biologis dan psikologis, yaitu hidup

alamiah di bumi dengan bentuk serta relasinya. Hidup itu akn berakhir pada

kematian, dalam religi dan filsafat, hidup dalam arti ini bermakna ilahi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

20

menentukan hidupnya di akhirat maka tidak ada yang lebih berharga dan suci bagi

manusia daripada keberadaannya sebagai makhluk hidup.

Arti hidup ini cocok dengan model etis pertama yaitu hidup ini keramat,

tidak boleh disentuh, manusia tidak boleh memperlakukannya dengan cara yang

bertentangan dengan alam. Maka kelestarian dan pertumbuhan hidup alamiah

merupakan nilai dasar dan persekutuan dasar dari setiap bangsa. Dalam kerangka

berpikir itu, kelahiran, kedewasaan, dalam mana perkawinan mengatur kesuburan

secara kodrati merupakan puncak. Kematian dianggap suci karena berbicara

tentang Allah yang memberikan dan mengambil hidup.

Dalam etik ini diteguhkan hakdasar setiap manusia atas hidup, atas

integritas fisik dan psikis, juga atas kesehatan dan pemeliharaan akan kesehatan.

Akan tetapi, titik tolaknya tidak lagi kesucian hidup itu sendiri, melainkan respek

atau rasa hormat terhadap syarat-syarat yang mutlak perlu bagi manusia agar

dapat mengembangkan diri sebagai pribadi bebas. Tanpa hati dan suara batin,

manusia bisa hidup namun dalam kenyataan ia mati dan membuat mati. Tanpa

hati dan suara hati manusia bisa berada, namun kenyataannya ia bukan manusia.

Manusia baru benar-benar menjadi manusia jika dalam dirinya telah berkembang

hidup yang lain.

Hidup menurut citra Yahwe yang melihat kesusahan manusia dan

mendengar keluhan mereka. Untuk benar-benar menjadi manusia diperlukan

kehidupan kembali akan hidup dimana mata benar-benar melihat, telinga benar-

benar mendengar, Kelahiran kembali yang mampu berbicara dan bertindak demi

pembebasan. Tradisi gerejawi kemudian mengisi paham hidup itu dengan kata

hidup dalam rahmat, hidup mamnusia baru, hidup adikodrati, hidup kekal, hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

21

dalam Roh. Dalam tradisi ini, kebangkitan berarti kelahiran kembali menjadi

manusia yang benar dan Paskah merupakan pesta besar yang merayakan keluaran

menuju kehidupan yang benar dalam kebebasan dan kasih.

2. Proses Penebusan

Betapapun hidup dalam kebebasan dan kasih mempunyai nilai lebih yang

ilahi, namun hidup itu mengekpresikan diri dan membenarkan diri terhadap

kepribadian terhadap hidup alamiah dan wajar bagi semua orang secara bersama

dan perorangan. dalam keseluruhan proses pembebasan manusia memang dapat

dan harus dibeda-bedakan macam-macam dimensi, namun tidak boleh dipisahkan

yang satu dari yang lainnya.

Dalam proses pembebasan manusia, kelompok, bangsa dan seluruh umat

manusia, teologi pembebasan membedakan tiga dimensi. Pertama, pembebasan

dari kemiskinan menurut segala segi, ekonomis, sosial, politik, fisik, dan

psikologis. singkatnya pembebasan dari hal yang tidak pantas. Kedua,

pembebasan dalam arti eksistensial, pembebasan dari perbudakan batiniah,

penyadaran akan harkat manusia dan keberanian untuk menentukan nasibnya

sendiri. Ketiga, pembebasan manusia untuk saling berbagi hidup dalam hubungan

solider sambil mewujudkan persekutuan menurut hukum roh.

Bisa terjadi bahwa manusia mengembangkan arah pemikiran atau strategi

mulai dengan dimensi pertama (kemiskinan) melalui dimensi kedua (perbudakan

batiniah) ke dimensi ketiga (pembebasan yang satu untuk yang lain). Arah ini

terpengaruh oleh pengalaman bahwa kesejahteraan minimal merupakan syarat

bagi proses pembebasan manusia selanjutnya. Namun, arah pemikiran ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

22

cenderung menyepelekan dimensi pembebasan ketiga yaitu hidup berbagi dalam

pesekutuan yang solider. Kelompok basis itu kaya akan kelompok ketiga,

keterkaitan solider, sedangkan orang kaya justru miskin dalam dimensi ini.

Berhubungan dengan vitalitas gerejawi, pertimbangan di atas tampaknya

membenarkan tiga kesimpulan. Kesimpulan pertama, dimensi pembebasan serta

hidup yang wajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berarti bahwa perpisahan

antara gereja dan masyarakat atau negara dunia tidak dapat dipikirkan dengan

sederhana. Gereja yang hidup tidak boleh menutup mata dan telinga serta matanya

akan penindasan sesama manusia. Karena orang miskin adalah orang yang

pertama masuk surga (Mat. 5:3). Kesimpulan ke dua, gereja tanpa kultur

pembebasan adalah gereja yang tidak memiliki kredibilitas. Dalam hal ini ada

ketergantungan dari dari orang yang tertindas terhadap sesuatu hal yang lebih

kuat, disini yang lebih kuat adalah gereja. Dalam pengertian sebagai umat Allah

ketergantungan adalah ketergantungan dalam kasih dimana yang kuat

mengulurkan tanggan kepada yang lemah. Kesimpulan ketiga, Gereja menjadi

sumber hidup dan pelayanan terhadap hidup. Setiap proses pembebasan dimulai

dengan pembentukan persekutuan yang solider, kelompok manusia yang saling

bertemu dalam arti yang benar, dan bersedia untuk berkorban demi kepentingan

bersama. Hal ini lahir dari kesadaran mistik akan kehadiran Allah dalam Yesus

yang tersalib demi penghapusan dosa.

3. Ibadat – Liturgi

Dalam gereja yang dimaksud dengan liturgi adalah perayaan dan kenangan

akan misteri Kristus, yaitu tentang Allah yang menyelamatkan manusia. Pesta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

23

Paskah sebagai kenangan akan kematian dan kebangkitan Yesus secara kristiani

yang mengulang kembali kisah perpindahan dari hidup yang tidak benar berubah

menjadi umat Allah. Dimana peralihan akan hidup itu semuanya berarti hidup

yang lebih baik. Hari minggu bagi orang kristiani tidak hanya diartikan sebagai

hari istirahat, tetapi juga sebagai hari Sabat, pesta Taurat, hukum roh, dan pesta

yang merayakan hidup baru bersama-Nya. Dalam perayaan paham akan kenangan

kembali, dimana beriman berati tidak melupakan, tidak membiarkan hidup

mengalir kedalam dunia semu yang penuh dengan kepalsuan, melainkan kembali

mengenangkan kebaikan Allah yang berarti berani kehilangan hidup lama demi

hudup baru yang lebih baik.

Orang kristiani dalam pertemuannya untuk merayakan perjamuan

senantiasa mengadakan anamnese, yaitu kenangan akan hidup, kematian, dan

kebangkitan yang tersalib. Kenangan akan pembebasan itulah yang menjadi fokus

dalam pertemuan umat. Akan tetapi kenangan ini harus di olah dengan baik,

karena akan mengambil diri kita dari cara hidup yang mudah. Kenangan ini akan

menimbulkan konflik antara kita dan kuasa-kuasa yang memerintah dan dengan

pendapat serta tindakan murahan yang bisa kita lakukan di dalam maupun di luar

diri kita.

4. Pelayanan Pemeliharaan, Perjuangan, dan Pengampunan

Masih ada tuntutan lain terhadap liturgi, ibadat yang benar hanya mungkin

terjadi sebagai pangan dan ekspresi serta penegasan dari sebuah spiritualitas.

Dimana dalam arti fisik, kematian ada dimana saja manakala manusia tidak dapat

mengembangkan keberadaanya secara penuh karena penderitaan, kemiskinan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

24

ketidakberdayaan. Di saat manusia mengalamai kesusahan seperti itu, disana

tumbuh iman, harapan dan kasih yang akan berbuah pada pelayanan. Pelayanan

itu disebut sebagai diakonia, pemberian pertolongan demi pemeliharaan manusia.

Pelayanan ini disebut inti vitalitas Gereja.

Kematian yang terus menerus ada juga yang dalam arti eksistensial,

dimana manusia tidak hanya menderita begitu saja, melainkan oleh karena

penderitaan itu yang disebabkan oleh kemiskinan, penyakit, serta

ketidakberdayaan yang membuat orang menjadi ragu akan makna hidupnya.

Dalam arti itu kematian ada sejak permulaan keberadaan kita. Kematian itu

dialami dimana saja kita terbentur pada ketidakmampuan, kemustahilan,

perpisahan. Dalam semua bentuk itu, kematian ditentukan terlebih dahulu dan kita

tidak dapat mengalahkannya. Saat ada kehidupan tentu akan ada masa peralihan

yang disebut dengan kematian. Disaat masa peralihan akan hidup ini kematian

menjadi syarat utama untuk hidup, sebagai syarat pertumbuhan dan

perkembangan menurut perumpamaan benih yang harus mati demi menghasilkan

buah.

Karenanya kita mengenal rahasia kasih yang juga mengenal kematian,

namun sebagai jalan menuju hidup dan dalam iklim kebebasan. Dalam kitab suci,

kasih lebih kuat daripada kematian maka kemudian kasih itu disebut hidup kekal.

Kekal karena dalam penderitaan yang tidak dapat kita kalahkan itu kita masih

tetap membuka hari depan yang positif, yaitu kemungkinan untuk hidup terus

secara bermakna. Menjadi bermakna apabila kita melakukan perjuangan untuk

tetap dapat melakukannya. Perjuangan itu pertama-tama mengenai kekurangan

akan kebutuhan yang paling penting bagi orang banyak. Kedua ialah perang dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

25

persenjataan yang semakin membunuh dan menghancurkan kesejahteraan. Ketiga

adalah pengrusakan lingkungan dan pengurasan yang memiskinkan dan

mengancam masa depan umat manusia. Ketiga hal ini menjadi perhatian dalam

proses konsilier demi keadilan, perdamaian, dan keutuhan cipta.

Ketidakbebasan dan ketidaksamaan yang dipertahankan kelompok

penguasa yang memiliki kepentingan tertentu sehingga orang lain dirugikan.

Pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang terjadi juga di sekeliling kita dalam

bentuk kemiskinan dan diskriminasi. Orang miskin bukanlah orang yang lemah,

tetapi orang yang selalu dibuat miskin, dimana ada orang yang kaya dan kuat yang

memanfaatkan itu semua. Dimana tugas gereja? Hal ini banyak dipertanyakan,

tugas gereja adalah terletak pada kehadiran gereja sebagai inti vitalitas yang

mengalahkan kematian, yaitu dengan pelayanaan kepada perjuangan demi

keadilan. Di kalangan Katolik, pelayanan kepada hidup ini mengalami impase.

Termasuk hidup gerejawi dulu yang praksis pengakuan dosa, dimana sekarang

praksis ini sedang menghilang.

5. Pembangunan Jemaat

Pelayanan tiga tahap dalam hidup yaitu pemeliharaan, perjuangan, dan

pengampunan yang bersifat esensial bagi gereja vital karena merupakan hakikat

identitas kristiani. Dalam liturgi jemaat beriman, ketiga aspek itu harus

diekspresikan sebagai jawaban akan sabda, sebagai penghayatan kenangan akan

yang tersalib dan telah bangkit, sebagai perayaan kehadirannya di tengah-tengah

jemaat. Yang menjadi masalah adalah tiga pelayanan tersebut tidak boleh

dicampuradukan. Dimana perjuangan diperlukan disitu, pemeliharaan tidak boleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

26

menyelimuti problemnya. Pada akhirnya semuanya itu bergantung pada

pertanyaan apakah program kristiani ini tentang hidup dan kemenangan akan

kematian?, dari situ kita akan masuk pada suatu tujuan bahwa semuanya tentang

Allah dan penghayatan kita tentang Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

BAB III

ALLAH, PEWAHYUAN DAN KOMUNIKASI IMAN

A. Allah

1. Gambaran-gambaran Allah

Pertanyaannya adalah dengan pengalaman manakah, dan dengan

gambaran manakah orang beriman yang membicarakan tentang Allah. Dengan

berbagai macam cara orang memperoleh pengalaman berjumpa dengan Allah.

Dapat diartikan bahwa oleh seseorang pengalaman tersebut dianggap berharga

walaupun tanpa ada saksi dari orang lain. Faktor yang mempengaruhi orang

memperoleh pengalaman yang bermakna adalah bagaimana orang belajar untuk

menginterpretasikan pengalamannya menurut sudut pandang yang dalam.

Tantangan yang mendasar bagi gereja adalah bagaimana menginterpretasikan

pengalaman.

Yang menentukan pembentukan identitas kristiani bukanlah pengalaman-

pengalaman yang terjadi, melainkan pengalaman mengenai pembebasan dalam

kasih, keadilan dna perdamaian atau pengalaman yang terkait pelayanan kepada

hidup. Seperti yang diungkapkan dalam Kitab Suci di mana Allah disebut Allah

kasih dan keadilan, Allah murah hati dan perdamaian, Allahnya orang miskin dan

tertindas. Hanya gambaran yang sebagai gambaran Keterakhiran ini yang

membangkitkan hara pan dan kasih melawan kuasa-kuasa kejahatan yaitu

gambaran yang berbicara tentang hidup. Gambaran Allah yang paling nampak

adalah dalam Sabda yang telah menjadi Manusia yaitu Yesus Kristus. Pentinglah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

28

bagi pembangunan jemaat supaya memperhatikan aspek-aspek seperti di atas ini

dan memulai proses-proses perbaikan. Memperhatikan dan memperbaiki belum

cukup, karena gambaran, bayangan dan pengertian itu hanya menjelaskan

bagaimana orang berpikir tentang Allah.

2. Analisis Penelitian

Penelitian empiris yang banyak dipakai akhir-akhir ini menggolongkan

jawaban atas pertanyaan bagaimanakah Allah hadir pada manusia. Hasilnya ialah

4 macam jawaban atau pernyataan.

Ada Allah yang mempedulikan kita masing-masing secara pribadi

Pasti ada semacam kekuasaan yang lebih tinggi yang menguasai

kehidupan

Saya tidak tahu apakah ada Allah atau kekuasaan yang lebih tinggi

Tidak ada Allah dan tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi

Penggolongan ini dapat dikritik karena bagi orang kristiani keempat

pernyataan tersebuat bisa berlaku sama. Namun jawaban atas pertanyaan itu bisa

relevan. Di dalam negara modren, semula orang setuju dengan pernyataan a, tetapi

semakin lama dapat berubah seiring dia mengenali diri sendiri sesuai dengan

ketiga pernyataan tersebut. Pergeseran pernyataan dari a ke b,c dan d terjadi pada

orang muda. Ada negara modren di mana persetujuan orang muda dengan

pernyataan a sudah minim sekali. Kebanyakan orang yang setuju dengan

pernyataan a adalah orang yang aktif dalam kegiatan gereja. Tetapi pendapat ini

tidaklah mutlak, karena bisa saja orang yang setuju dengan pernyataan b-d itu

orang yang aktif di kegiatan gereja. Akan tetapi gambaran menyeluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

29

menunjukkan bahwa keanggotaan Gereja telah mengalami jatuh bangun dengan

adanya pengalaman tentang Allah menurut pernyataan a. Persetujuan dengan

pernyataan a berkurang sebanding dengan umur orang yang semakin muda.

Dilihat dari teologis praktis, masalahnya tidak lagi hanya mengenai

gambaran-gambaran Allah. Jika kita membayangkan data secara proses maka

yang sesungguhnya terjadi adalah pergeseran dalam hal pengakuan akan Allah

sendiri dari relasional ke objektif, kemudian dari kebimbangan ke penyangkalan.

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ciri pernyataan a yang berlaku untuk

anggota Gereja yang aktif berlaku juga untuk orang beriman tradisional maupun

yang beriman modern. Jadi, keakifan dalam Gereja tidak bergantung pada

gambaran Allah yang berbeda dalam aliran tradisional dan modern.

Kesimpulannya bahwa setiap gereja mempunyai pola masing-masing yang

berbeda satu sama lain, sehingga ditemukan gambaran-gambaran Allah tertentu

menurut mereka. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan. Yang

menentukan ialah apakah pergaulan dengan Allah dalam doa dianggap sebagai

praktek yang bermakna. Semua ini dapat diambil kesimpulan yaitu Gereja

kehilangan inti daya hidup karena proses sekularisasi, sehingga doa menjadi

hilang dari hidup orang. Krisis Gereja dewasa ini adalah krisis doa. Jadi, dalam

pembangunan jemaat sebagai prioritas utama perlu diusahakan budaya untuk

berdoa yang baru yang mempunyai kepercayaan yang besar dari umat.

3. Dilema

Hidup gerejawi menjadi asing bagi mereka yang tidak dapat melihat doa

sebagai peristiwa yang bermakna. Mengapa peristiwa doa itu bermakna?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

30

Berbicara tetang Allah dianggap cocok bagi orang beriman yang fundamentalis,

tetapi tidak bagi manusia modern. Ada orang kristiani yang merasa lebih baik

kalau tidak berbicara tentang Allah dengan terus terang dan tidak berdoa kepada

Allah di muka umum. Situasi ini mengalami kerumitan di mana kaum kristiani

merupakan minoritas yang harus toleran dan harus menjaga kerukunan

antaragama. Dengan cara ini orang kristiani merahasiakan hubungan intim mereka

dengan Allah yang seakan-akan mereka hidupkan kembali. Dari proses perubahan

budaya yang disebut sekularisasi, ada dua jalan buntu yang bagi orang kristiani

menimbulkan kesulitan untuk berbicara tentang Allah. Kesulitan pertama

disebabkan oleh pengalaman penderitaan, ketidakadilan dan kematian. Jika Allah

itu mahakuasa, maka Allah yang menyebabkan semua itu. Dilema ini membawa

orang ke penyangkalan terhadap Allah. Dilema ini bisa membawa kepada praktek

magis. Dalam prakteknya di negara yang modern tidak bisa berjalan. Dalam

dilema ini, banyak orang merasa lebih baik tidak bicara tentang Allah atau dengan

Allah positivistis.

Yang ke dua, bagi banyak orang tidak mungkin lagi mengalami relasi

dengan Allah karena mereka mengalami kebebasan yang berbeda dengan hukum

yang ditetapkan oleh penguasa Gereja atau penguasa lain atas nama Allah.

Pengalaman akan Allah sebagai pesaing yang mengakibatkan revolusi dan evolusi

selama berabad-abad melawan struktur dan proses yang disanksikan dengan nama

Allah. Perjuangan demi pembebasan, maka iman akan Allah ditafsirkan sebagai

proyeksi orang dan kelompok orang yaitu sebagai kreasi manusia yang karena

alasan tertentu membutuhkan seorang Allah yang tidak membebaskan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

31

Dilema-dilema di atas mempunyai hubungan dengan model etis. Manusia

menentang model etis pertama dan ke dua. Sebabnya adalah kedua model itu

dapat menampilkan diri dengan wajah seorang dewa dan dipakai untuk

menginterpretasikan pengalaman keharusan sebagai pengalaman tentang

Keterakhiran. Gereja mengambil reaksi terhadap proses sekularisasi, yaitu tetap

berpegang pada kedua model etis itu untuk menginterpretasikan Injil. Dengan

demikian, proses sekularisasi semakin ditampilkan sebagai proses ateistis yang

menyangkal Allah.

4. Perjumpaan dengan Allah

Secara nyata, dilema-dilema itu baru dapat diatasi setelah makna

perjumpaan dengan Allah dialami dengan jelas. Mengapa kita menganggap bahwa

menyambah Allah bermakna? Ini tidak dapat dibuktikan secara teori. Dapat

dijelaskan, bahwa manusia dan kelompok manusia dari dirinya sendiri tidak

pernah dapat mencapai Allah, apalagi membuat Allah atau mereka-reka Allah.

Iman akan Allah terletak di luar lingkup keharusan yang alamiah. Maka, iman

akan Allah mengatasi, mentransendensikan semua definisi makna yang dapat

diverifikasikan. Maka iman akan Allah seakan-akan hilang ditelan oleh

pandangan Keterakhiran yang tidak dapat diungkap.

Mereka menggambarkan pengalaman perjumpaan, melewati bentuk, ruang

dan waktu. Di dalam pengalaman perjumpaan itu, orang sampai pada penyerahan

diri yang utuh kepada Allah. Oleh karena itu, melalui pengalaman perjumpaan

terjadilah pembalikan dari yang semu menjadi yang nyata. Pengalaman yang

mistik itu secara etis membawa kepada pengakuan bahwa dalam kisah peyaliban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

32

terletak kebenaran, yaitu hak penuh atas orang lemah atas yang kuat dan

pembalikan hukum alam secara radikal. Maka, dua hambatan bagi penyembahan

Allah menghilang, yaitu dilema Allah sebagai Penyaing manusia dan Alah

sebagai penyebab penderitaan. Betapa pun tidak logis dan tidak praktis, banyak

orang beriman mengalami pengalaman dan berpegang pada sejak masih muda.

Terkadang perjumpaan dengan Allah terulang dan terjadi di dalam situasi yang

biasa saja. Mereka yang belajar berdoa, selalu rindu kepada jemaat beriman yang

berdoa, seperti orang yang merindukan rumahnya.

5. Pembangunan Jemaat

Yang menjadi masalah dalam pengbangunan jemaat adalah bagaimana

orang dapat dan harus berdoa. Simbol serta semua sarana komunikasi lain dalam

mana bisa terjadi perjumpaan dengan Allah bagi orang beriman. Ada doa

permohonan, keluhan, kegembiraan, ucapan syukur, pujian dan penyembahan.

Semua bentuk doa mempunyai ciri masing-masing dalam hal berbicara dengan

Allah. Kelebihan doa permohonan yang sering disebabkan oleh karena manusia

tidak berdaya untuk mengungkapkan kebutuhan, kesediaan, dan kemarahan secara

terus terang.

Membentuk budaya doa merupakan kejadian yang menyeluruh dalam

semua aktivitas gereja. Pembentukan budaya ini tidak dapat dilakukan hanya

dalam liturgi dan dalam praktek doa jemaat saja, tetapi memerlukan belajar dan

perwujudan dalam pelayanan kepada kehidupan. Dan juga ditemukan metode baru

melalui workshop doa dan pelatihan doa untuk meditasi. Yang paling penting

adalah menolong anggota Gereja yang bertanya bagaimana mereka dapat berdoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

33

dalam lingkup hidup mereka dalam berelasi di masyarakt dan keluarga. Di dalam

penelitian ini yang belum diberi perhatian adalah bahwa di dalam masyarakat

modern yang terpengaruh oleh proses sekularisasi, pengakuan akan Allah bisa

bergeser dari relasional ke objektif. Kemudian dari kebimbangan menuju ke

panyangkalan.

B. Pewahyuan dan Komunikasi Iman

1. Bertindak Strategis dan Bertindak Komunikatif

Tindakan strategis adalah segala macam praktek dalam nama manusia,

kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan tertentu dan lembaga-lembaga

masyarakat yang ingin mencapai tujuan dengan mengorbankan orang lain.

Tindakan strategis di sini berarti tindakan manipulasi dengan menggunakan

kekuasaan yang dimilikinya. Ini biasanya berlaku di dunia politik dan ekonomi.

Melalui manipulasi ideologis, sistem-sistem tersebut memiliki kebenarannya

sendiri dan memproduksi pengertian tentang kenyataan dan tentang cara bertindak

benar dan efektif dengan tidak tepat.

Tindakan strategis adalah tindakan komunikatif, yang dimaksud adalah

semua tindakan yang tujuan dan sarananya ditentukan dengan berunding dalam

kebebasan dan kesederajatan orang yang bersangkutan. Ciri-cirinya adalah

keterbukaan dan kesungguhan, hak berbicara yang sama untuk semua orang yang

bersangkutan, dialog, hubungan yang simetris, pengambilan keputusan yang

demokratis dan konsensus mengenai motif dan norma bertindak.

Kebenaran dalam tindakan komunikatif ini berlaku karena kebenaran itu

dibentuk sesuai dengan hak asasi manusia dengan memperhatikan harkat pribadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

34

manusia dan oleh karenanya sah dan efektif dalam proses pembebasan manusia.

Terutama pada sektor publik banyak ciri tindakan komunikatif hampir tidak ada

secara nyata. Semuanya dikuasi oleh objektifitas tanpa subjek. Syarat mutlak ialah

bahwa gereja-gereja memperbaharui di dalam diri mereka sesuai dengan ciri-ciri

bertindak komunikatif. Dapat dikatakan bertindak komunikatif merupakan sudut

pandang bagi pembangunan jemaat.

Pembangunan jemaat ini ingin mencapai tujuannya lewat cara/metode

yang efisien dan oleh karenanya pembangunan jemaat berpikir dan bertindak

secara rasional dan berpandangan luas. Jika tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang

bersangkutan tentang pembangunan jemaat ini, tidak senantiasa ditanyakan maka

pembangunan jemaat akan menyimpang/menyeleweng menjadi kolonisasi dan

menjadi teknologi kuasa dari pemimpin gereja dan kelompok yang

berkepentingan.

2. Tiga Alur Komunikasi

Temanya adalah mengenai pemahaman bahwa kita dalam situasi budaya

masa kini tidak lagi dapat berbicara tentang kebenaran secara seragam. Muncul

perbedaan dialektis antara objektif dan subjektif. Istilah ini mengungkapkan

bahwa manusia menempatkan diri di hadapan fakta yang telah ditentukan terlebih

dahulu. Ini menunjukkan jarak kritis antara iklim keharusan dan iklim kebebasan

yang berkembang dalam kesadaran manusia.

Dapat dibedakan alur komunikasi menjadi tiga. Pertama, mencari

pengetian yang sah mengenai fakta yang ditentukan terlebih dahulu, yakni

mengenai objektifitas. Diskusi-diskusi yang diadakan di alur guna menetapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

35

keabsahan pengertian disebut discors teoritis. Ini mempunyai metode dan kriteria

sendiri yang dikembangkan dalam ilmu pengetahuan modern. Kedua, komunikasi

mengenai nilai dan norma bagi tindakan manusia dan mengenai kenyataan yang

harus diwujudkan secara sosial dan atarmanusiawi atau disebut discours praktis.

Cirinya adalah dilakukan secara kritis-rasional dan argumentatif. Agar diskusi ini

boleh disebut tindakan komunikatif, maka perlu dicapai konsensus melalui

argumen yang rasional mengenai struktur dan proses hidup bersama manusia serta

mengenai pilihan etis yang harus dibuat. Ketiga, pengertian yang sah mengenai

identitas itu berkembang dalam diskusi tersendiri yaitu discours identitas yang

terjadi lewat pertukaran ekspresi diri secara terus menerus serta lewat saling

mengajukan pertanyaan. Keabsahan ungkapan diuji secara kritis-reflektif. Di sini

terjadilah penyadaran manusia akan subjektivitasnya sendiri yang unik. Terjadi

juga pertumbuhan hati nurani pribadi sehingga orang mengerti akan kebebasan

dan tanggungjawabnya terhadp keberadaan serta pengembangan dirinya.

Paham kebenaran bagi orang modern hanya mengenai keabsahan

pernyataan tentang objektivitas yang terjadi dalam discours teoritis. Pada alur

kedua, berbicara tentang ketetapan atau nilai dan ketentuan norma. Sedangkan

pada alur ketiga, berbicara tentang kesungguhan untuk menyatakan bahwa

pemahaman diri serta ekspresi diri tertentu merupakan ungkapan yang sah dari

pertanyaan siapakah saya.

Pada alur ketiga, tadi ada pengertian yang dinodai oleh pemikiran dan

tindakan strategis. Dan terjadilah kebenaran semu, ketetapan semu, dan

kesungguhan semu. Kalau menggabungkan tema kedua dengan tema pertama

yaitu tentang tindakan strategis dan komunikatif, tampaklah pentingnya discours

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

36

praktis bagi kedua discours lainya. Di mana komunikasi, hak asasi manusia tidak

dihormati secara dasariah maka disitu baik usaha mencari kebenaran objektif

maupun usaha mewujudkan identitas pribadi dan kesungguhan akan keluar dari

jalurnya.

Perbedaan antara tindakan strategis dan tindakan komunikatif serta

pengertian kolonisasi oleh tindakan strategis itu menunjukan hubungan langsung

dengan perbedaan teologis-dialektis antara religi dan iman. Pada tema pertama,

dikenal kembali penolakan teologi modern terhadap model etis pertama dan

kedua. Juga diperoleh penegasan terhadap prioritas proses penebuasan dan

pembebasan. Di dalam paguyuban, melalui komunikasi yang terbuka dan

sederajat, ditemukan kebebasan yang eksistensial serta kesadaran diri dan dapat

dijalankan perang melawan kemiskinan dan ketidakadilan. Akan tetapi, dasar

utama bagi kedua tema ini adalah distingsi/ perbedaan antara objek dan subjek.

Distingsi merupakan ciri teologi modren dalam perhatiannya terhadap keunikan,

keutuhan, dan perwujudan diri setiap orang sebagai subjek di hadapan Allah yang

hidup.

Allah tidak memaksa siapapun. Dia bukan Allah yang objektif yang

merendahkan manusia. Karena perhatian di teologi modern ini maka dalam hidup

Gereja pentingnya discours-identitas, kejujuran, dan kesungguhan di dalamnya

sangat menonjol. Karena pertanyaan siapa saya dalam perjanjian dan perjumpaan

dengan Allah berhubungan langsung dengan nama yang dipakai Allah untuk

menyatakan diri-Nya, yaitu Yahwe, Aku adalah Aku, Aku adalah Yahwe.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

37

3. Iman di Alur Kebenaran

Di dalam Kiatab Suci, mengenal Allah yang benar berarti juga melakukan

kebenaran dalam kemanusiaan yang sungguh-sungguh. Kebenaran dalam Kitab

Suci merupakan pengertian menyeluruh yang tidak hanya berkaitan dengan

deskripsi objektif yang sah. Paham kebenaran itu sendiri berubah. Di dalam Kitab

Suci dan budaya kristiani hanyalah benar sebagaian saja menurut arti modern

sebagai ungkapan kenyataan yang objektif sah.

Sudah menjadi pengalaman sehari-hari dalam pewartaan dan katekese

bahwa demi pengertian yang benar tentang teks Kitab Suci yang diwahyukan dan

tentang tradisi kristiani, maka ketiga alur perlu dibeda-bedakan. Salah satu

penyebabnya yang penting adalah bahwa dengan perkembangan ilmu

pengatahuan alam yang modern selama berabad-abad akhir-akhir ini dan dengan

penaklukan alam yang semakin maju. Pengetahuan itu menjadi jiwa kemajuan

teknologi dan dengan demikian juga jiwa kemajuan sistem ekonomi.

Sistem pendidikan dewasa ini mempunyai arah untuk memperoleh

pengetahuan objektif. Perkembangan ilmu pengetahuan ini merupakan aspek yang

hakiki dari proses sekularisasi oleh karena melalui proses ini sudah dan sedang

diperoleh kemajuan yang pesat bagi kebebasan serta hidup manusiawi yang wajar.

4. Iman di Alur Etik

Kegagalan apologetika, hampir spontan namun dengan pengertian yang

mendalam, pembaharuan Gereja mengatakan ortopraksis. Adalah melakukan

kebenaran sebagai inti iman akan Allah yang sesungguhnya. Pada waktu itu

bangkilah perhatian baru terhadap sakramen. Gereja dalam pengakuannya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

38

Allah lebih menekankan alur keduak, yaitu discours-praktis yang berhubungan

dengan nilai dan norma. Yang menjadi pokok pertanyaan adalah “apa yang dapat

disumbangkan oleh tradisi kristiani secara khas kepada discours ini?”

Dengan terlalu mudah, ilmu pengetahuan dapat disalahgunakan oleh para

pemegang ekonomi, sosial, dan politik yang kemudian lebih dari sebelumnya bisa

membunuh kebebasan dan kehidupan. Teknologi modern dapat menjadi berkat

dan juga bisa menjadi bencana. Di dalam masyarakat yang selalu mengagungkan

dunia yang berharap akan kebebasan, keunggulan discours-teoritis sedang

bergeser kepada discours-praktis. Kesadaran akan Keterakhiran ikut bergeser.

Kemudian, di dalam Gereja arti iman akan Allah bergeser ke pada iklim etik.

Di dalam gereja pergeseran itu berakibat radikal. Pertama, perhatian

bergeser dari Allah sebagai pencipta kepada Allah yang menyatakan diri-Nya

dalam Israel dan dalam Yesus dari Nazaret sebagai Allah yang mengasihi

manusia. Terjadi pembelokan kristosentris, yaitu kepada Yesus dari Nazaret

sebagai model untuk hidup, menurut nabi-nabi yang besar. Kedua, tumbuh

perhatian bagi tanggung jawab sosial. Muncul juga kekawatiran etis terhadap

pewartaan moril Gereja yang didasarkan pada model etis pertama dan kedua.

Model-model ini semakin tidak mungkin untuk menggabungkan iman kristiani

dengan aspirasi kebebasan modren dalam discours-praktis betapapun objektif

tampaknya penentapan norma-normanya.

Orang beriman dan pemimpin Gereja yang karena tindak-tanduknya

memperoleh penghargaan etis yang besar dari lapisan yang luas mungkin

menimbulkan pengertian tertentu terhadap makna pergaulan dengan Allah itu.

Dengan pelayanannya kepada kehidupan, Gereja dapat memperoleh goodwill bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

39

pengakuannya. Akan tetapi kedua hambatan yang berhubungan dengan

pengalaman akan Allah itu ternyata begitu besar sehingga pelayanan Gereja juga

di dalam Gereja sendiri, belum dapat menyakinkan orang bahwa berdoa

merupakan tindakan bermakna.

5. Iman di Alur Kesungguhan

Akhir-akhir ini orang berbicara tentang hipertrofit yaitu hati nurani dan

penekanan serta pembebanan kesadaran moril secara berlebihan. Manusia harus

sempurna. Dipandang dari model etis yang pertama dan kedua dikatakan bahwa

kesusilaan mulai longgar. Dalam perjuangan demi kebebasan dan otoritas,

memang bermacam-macam kode kelakuan dan pola peran dari zaman dulu

dibongkar. Tetapi, pihak lain didalam proses ini menaruh beban yang tinggi pada

hati nurai pribadi.

Pada umumnya harapan akan kualitas moril itu semakin tinggi, baik pada

sesama orang maupun pada diri sendiri. Hal itu tampak dalam fakta bahwa relasi

yang intim semakin jarang terjadi, seperti pernikahan, keluarga dan sahabat.

Discours-praktis pada akhirnya tidak dapat meniadakan ketegangan dan

pertentangan antara hukum dan kebebasan. Penderitaan dan ketidakadilan juga

tidak dapat diatasi, apalagi penderitaan yang ada karena pertanyaan tentang makna

kenyataan hidup.

Tema-tema yang sudah dikemukakan terlebih dahulu adalah politik dan

mistik. Tema-tema itu berkaitan dengan diskusi tentang dukungan dan tantangan

sebagai polaritas dalam pengembangan diri manusia. Tetapi dalam pengakuan

akan Allah sebagai Bapa Yesus Kristus maka kristianitas juga mengenal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

40

gambaran Allah sebagai ibu yang mengukir nama kita di telapak tangan-Nya,

Allah yang tidak melupakan pekerjaan tangan-Nya. Gambaran Allah sebagai ibu

juga terdapat dalam Kitab Suci, dalam Mazmur, dalam tulisan profetis.

Setelah pembelokan etis, terjadilah pembelokan-pembelokan yang lainnya

dimunculkan oleh pengertian bahwa keterjaminan tidak bertentangan dengan

kebebasan, melainkan merupakan unsur yang hakiki daripadanya bahwa mungkin

intinya. Dapat diambil kesimpulan, semua bentuk dasariah ketergantungan yang

menentukan model etis pertama dan kedua harus ditinggal. Tetapi dari perpisahan

itu, dari kematian itu tumbuh kedewasaan yang di samping bercirikan hati nurani

yang terbuka dan kemampuan untuk mengasihi, juga bercirikan kesadaran diri

yang fundamental.

Keterjaminan adalah kepastian dalam Keterakhiran. Tentang kepastian

itu,orang miskin menjadi saksi yang paling dapat dipercaya. Kepastian ini dan

kesadaran diri ini tidak bersifat politik, melainkan mistik. Kepastian itu tidak

diberikan secara alamiah kepada manusia.

Kesadaran diri dalam kebebasan ini adalah inti discours-identitas.

Fokusnya pengertian yang meneguhkan tentang subjektivitas manusia yang tidak

terasing. Pokoknya adalah mengerti secara subjektif mengenai kepribadiannya

sendiri. Padahal keabsahan pribadi itu secara objektif tidak dapat dibuktikan

dengan pasti dan juga tidak dapat dijadikan benar secara tuntas lewat tindakan.

Keberadaan kita sebagai subjek itu, kita terima pada kelahiran kita sebgai

manusia, tetapi keberadaan itu baru menjadi nyata dalam ekspresi diri kita kepada

orang lain. Dalam pernyataan diri tersebut di mana diri kita memberikan diri

kepada orang lain untuk dikenal. Singkatnya, manusia menjadi dirinya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

41

sejauh ia utuh, yaitu keluar, tidak menyembunyikan apa-apa, dan ke dalam tidak

menekankan apa-apa, atau sejauh ia dengan kepastian batin sanggup menghadapi

segalanya yang ia jumpai, yaitu segala yang secara mendalam mengingatkan dia

akan kenyataan dirinya sendiri.

Pada alur kejujuran, kesungguhan, serta subjektifitas, dan dalam situasi

budaya dewasa ini, pertama-tama harus dimengerti pewahyuan Allah tentang diri-

Nya sendiri. Dialah Allah yang tidak dapat dibuktikan secara objektif, juga bukan

Allah yang menuntut, melainkan Allah yang sebagai Aku ada menanyakan kepada

saya. Perjumpaan itu adalah peristiwa yang maknanya tidak dapat dibuktikan

secara meyakinkan baik secara objektif maupun secara etis. Verifikasinya adalah

bahwadalam perjumpaan dengan Allah, manusia dengan lebih mendalam belajar

mengenal diri, bisa mengidentifikasikan diri, dan dikembalikan kepada dirinya

sendiri dengan lebih fundamental dari pada yang terjadi sebelumnya. Allah

sebagai Allah yang benar yang mengasihi manusia dan yang memberikan hidup.

Pengalaman itu senantiasa sepenuhnya subjektif, namun sekaligus juga

transenden terhadap subjek karena tiga alasan yang fundamental. Pertama, karena

orang beriman mengalami pergaulan dalam doa itu sebagai intersubjektif, sebagai

perjumpaan dengan Dia. Kedua, karena yang lain diketahui dan dikenali sebagai

Dia yang dibicarakan oleh kitab Suci dan oleh tradisi serta liturgi gereja. Ketiga,

karena Yang Lain itu subjektifitasnya yang absolut dipahami sebagai dasar dan

makna terakhir dari semuanya yang benar, baik, dan indah. Dalam pergaulannya

doa dipahami bahwa kata yang terakhir dalam kenyataan ini bukan berada tetapi

Aku Ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

42

Allah berdiam secara transenden dalam inti kebebasan kemanusiaan dan

nama-Nya berdiam dalam nama setiap orang, di sana di mana kita sebagai pribadi

yang hadir pada orang lain dan pada diri kita sendiri. Akhirnya, pengalaman

penderitaanhanya dapat dihayati secara bermakna dalam subjektifitas penemuan

serta penentuan diri yang bebas.

Komunikasi iman dialur kesungguhan ini berarti saling membagi

kepastian, kebimbangan, kecemasan, kesedihan, dan kegembiraan kita dan

pengalaman tentang bagaimana Allah beserta kita di dalamnya. Saling membagi

iman berarti sama-sama mengelilingi rahasia kehadiran Allah dalam diri kita

masing-masing. Inti komunikasi itu akan ikut berbicara dalam percakapan pribadi

dan bersama-sama dengan Dia.

Ditemukanlah tiga konklusi teologis praktis. Pertama, kebenaran objektif

maka pengalaman dengan Allah akan terbentur pada dilema-dilema pertanyaan

penderitaan dan pertanyaan kebebasan yang teoritis yang tidak dapat diatasi.

Sementara kepercayaan kepada kekuasaan yang lebih tinggi dapat bertahan.

Kedua, kalau iman akan Allah yang objektif ini dipertahankan maka jurang

dengan tradisi doa Yahudi-kristiani akan membuat orang beriman makin jauh dari

Gereja dan lambat laun juga akan membawa kebimbangan iman dan kehilangan

iman, karena disini pun dilema di sekitar penderitaan dan kebebasan tidak dapat

diatasi. Ketiga, kalau objektifitas iman terus ditekankan maka kebimbangan serta

kehilangan iman merupakan akibat yang pasti terjadi. Karena berdasarkan Kitab

Suci Allah mewahyukan diri-Nya, yaitu Abraham, Ishak, Yakob adalah Allah

Yang Lain, Allah yang hanya dapat dijumpai dalam kesungguhan yang subjektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

43

Demikianlah, pergeseran dari relasional kepada hilangnya iman sebgai

efek proses sekularisasi dapat secara teologis dan dalam iman dipahami sebagai

proses pemurnian identitas kristiani dan sebagai karya Roh Kudus sendiri yang

memurnikan. Secara teologis boleh dikatakan bahwa dalam pergeseran ini, Allah

sendiri ingin menyatakan diri-Nya tidak sebagai pesaing dengan kebebasan

manusia, juga tidak sebagai sebab yang objektif dari penderitaan dan kejahatan.

Kebenaran yang terakhir ini bersifat ternsenden, artinya mengatasi

objektivitas yang dapat dikenal secara teoritis. Kebenaran itu diperkenalkan

kepada kita melalui pewahyuan diri ilahi dalam nama :Aku ada.

6. Pembangunan Jemaat

Jika kita menghubungkan kedua tema yang sudah dibicarakan maka

pembangunan jemaat agaknya dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:

perubahan bentuk hidup gerejawi menjadi tindak-tanduk komunikatif dalam iman

melalui pengembangan budaya kesungguhan dan spiritualitas perjumpaan. Gereja

mulai berada di mana orang dari dirinya sendiri dengan jujur dan dalam

kesungguhan menceritakan kisah perjumpaannya dengan Allah dan bersama-sama

mengungkapkan diri dalam doa dengan menggunakan kata dan gambar yang

dipakai dalam kisah mereka tersebut. Iman itu diberikan melalui apa yang oleh

tradisi kristiani disebut pewahyuan. Perantaraan iman yang sesungguhnya dan

pengalaman iman bersama hanya mungkin terjadi melalui pernyataan diri yang

subjektif.

Lewat teologi masa lalu, pastor lebih dibentuk sebagai fungsionaris

kebenaran daripada manusia. Banyak pastor dan aktivis Gereja belajar bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

44

dalam karya gerejawi banyak tergantung pada pribadi serta iman mereka sendiri;

dan bahwa anggota Gereja secara kritis mendengarkan apa yang sesungguhnya

mereka pikirkan dan imani. Anggota Gereja berharap bahwa pastor dan para

aktivis adalah memanusiakan manusia, pergaulan yang nyata dengan Allah,

keakraban batiniah dengan saksi-saksi besar.

Kerahasiaan ini kadang-kadang melatarbelakangi kecenderungan orang

menganggap bahwa pekerjaan gerejawi terutama yang dilakukan oleh pejabat

gereja itu merupakan pekerjaan profesional dalam lingkup publik. Akan tetapi

banyak pekerja gerejawi mengalami bahwa mereka memperoleh kewibawaan dan

hak untuk berbicara justru kalau juga mengutarakan keringkihan, keterbatasan,

kebimbangan, dan kekurangan iman mereka. Yang penting bagi orang beriman

dalam Gereja ialah apa yang sudah mereka sendiri alami dari perjumpaan dengan

Allah, yaitu bahwa perjumpaan itu mengingatkan mereka akan apa yang

manusiawi dalam diri mereka. Tanda yang baik bagi Gereja yang vital ialah kalau

orang beriman secara intensif ingin diingatkan akan diri mereka sendiri.

Empat indikasi mengenai cara untuk mengadakan peringatan adalah,

pertama adalah makna cerita. Cerita sebagai modus bahasa bagi ekspresi diri

sebagai cara untuk mengungkapkan diri. Kitab Suci merupakan cerita dan Yesus

sendiri dalam Injil sebetulnya merupakan cerita mengenai Allah. Lewat cerita itu

dapat diberi perhatian yang lebih besar kepada bahasa non-verbal, gambar dan

simbol lebih membantu dalam pemahaman orang dalam membacanya.

Kedua, arti saksi dan kesaksian bagi vitalitas Gereja. Saksi adalah mereka

yang mempunyai cerita dan yang dapat berbicara dengan rendah hati dan

kesungguhan tntang perjumpaan mereka dengan Allah. Mereka adalah orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

45

dipercaya jika berbicara tentang pertobatan. Secara sakramental dihadirkan apa

yang mnjadi hambatan dalam pengakuan kristiani, adalah bahwa di dalam diri

Yesus Kristus yang Tersalib, telah dinyatakan rencana kepenuhan Allah.

Ketiga, disebut hospitalitas atau kesediaan menerima tamu. Ciri Gereja

yang Vital adalah bahwa semua orang dengan pengalaman, cerita serta

kesaksiannya boleh masuk; dan mereka didengar dengan sungguh-sungguh dan

dipandang dengan serius. Ini sangat berhubungan dengan kemampuan mendengar,

dengan kesediaan untuk bersama-sama menanggung perbedaan pendapat, dan

untuk tidak saling melepasnya dalam konflik. Gereja yang vital ialah

perumpamaan tetang perjamuan perkawinan di Kanna. Tidak ada situasi dalam

mana diskriminasi bagitu merusak kehidupan gerejawi selain situasi dalam mana

kita secara sakramental mengenangkan Putra Allah yang dibuang.

Keempat, ialah arti pesta. Pesta yang sesungguhnya merupakan

pengalaman yang mengelilingi Keterakhiran Allah. Pesta merupakan perayaan

kehadiran mereka yang kita cintai. Pesta ada di sana dimana orang dapat saling

mengeluarkan isi hatinya dengan aman dan di mana mereka dapat mengalami

bahwa sungguh indah untuk hidup dan mengasihi. Pada pesta itu dapat dan harus

ada tempat bagi orang yang tidak diperhitungkan dalam masyarakat dan yang

tidak diberikan ruang dan waktu. Oleh karena itu, perayaan Hari Tuhan yang

sungguh-sungguh, hari kebangkitan serta hari manusia baru merupakan peristiwa

sakramental yang paling utama di mana Gereja dapat dan harus menjadi Umat

Allah yang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

46

Kesimpulannya, cerita, kesaksian, hospitalitas, pesta dimaksudkan untuk

menunjukkan persepektif sebagai sarana bagi umat kristiani untuk

ditransformasikan kepada tindakan komunikatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

BAB IV

GEREJA DAN MASYARAKAT, FUNGSI DAN JABATAN

A. Gereja dan Masyarakat

1. Eklesiologi

Eklesiologi yaitu ajaran tentang Gereja, yang menjadi pusat penting dalam

pewartaan serta teologi pada abad terakhir ini. Namun, sampai sekarang kita tidak

mengikuti jalan pemikiran itu melainkan untuk membahas Gereja sebagai tema

terakhir sesuai dengan tradisi teologi yang besar. Alasannya ialah bahwa banyak

omongan yang sekarang terjadi tentang Gereja hampir tidak menjernihkan esensi-

esensi keberadaan kristiani, melainkan lebih menunjukkan ketegangan di dalam

Gereja daripada menyatakan iman, harapan, dan kasih.

Dari sudut ekumenis dan mondial sekarang ini, eklesiologi sedang

mengalami pergumulan ideologis raksasa untuk melegitimasi struktur-struktur

Gereja yang lama atau yang baru atau yang lain dalam tradisi gerejawi dan dalam

iman kristiani akan Allah. Gereja mengenal bermacam-macam struktur, namun itu

tidaklah netral dan juga tidak semua struktur itu dapat dibenarkan.

2. Kerajaan Allah dan Umat Allah

Yang pertama adalah gambaran Kerajaan Allah. Gambaran itu disukai

oleh Yesus sebagai gambaran bagi dunia yang lain dari pada dunia ini yaitu kasih,

keadilan, dan damai. Dunia itu hidup dalam idam-idaman umat manusia yang

paling dalam tentang masa depannya. Kerajaan Allah yang dilukiskan dalam Injil

merupakan gambar penguji yang sah bagi Gereja. Salah satu contoh ialah ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

48

tentang kedua kerajaan yang dipakai terutama oleh pihak reformasi untuk

menggambarkan hubungan antara Gereja dan Negara. Gereja dan Negara

keduanya memiliki segala sarana untuk mewujudkan tujuannya di dunia ini.

Gereja lalu dianggap sebagai Kerajaan Allah, sedangkan negara dan masyarakat

adalah kerajaan manusia. Gereja dan masyarakat tidak dapat dipertentangkan

dengan cara itu. Gereja hanya dapat berada sebagai paguyuban yang berada dalam

keseluruhan masyarakat.

Teologi modern memurnikan gambaran Gereja. Gereja dianggap sebagai

saksi Kerajaan Allah di mana Gereja membela mereka yang tidak mempunyai

kuasa. Gereja sendiri merupakan paguyuban orang yang tidak mempunyai kuasa,

namun mengenal kasih di antara mereka satu sama lain. Kerajaan Allah

merupakan pengertian berkontras. Artinya bahwa kehendak Allah memihak pada

hak orang KLMTD.

Dalam rangka proses sekularisasi, gambaran itu memperoleh dua

perluasan baru yang berbeda. Yang pertama, di mana pengertian bangsa diartikan

sebagai masyarakat demokratis yang berdaulat dalam mana pada perinsipnya

semua orang sama derajatnya. Model ini sesuai dengan deklarasi universal

mengenaihak-hak asasi manusia. Model demokratis ini berkontras dengan model

gerejawi yang hierarki sejauh hubungan-hubungan kuasa dalam model hierarkis

itu sering dicirikan oleh aspek feodal-absolutis, yang merupakan ciri model etis

kedua. Dalam negara-negara yang peka terhadap perkembangan demokratis dan

dalam Gereja-Gereja di mana kaum awam mulai menyadari diri sebagai Gereja,

gambaran tersebut menjadi program pembaharuan Gereja. Program ini berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

49

agar kaum awam berdampingan dengan para imam dan uskup ikut memikul

tanggung jawab dan mempunyai hak untuk ikut berbicara dalam perwujudan

hidup gerejawi.

Perluasan yang kedua, yaitu dalam kelompok basis gerejawi dunia ketiga.

Umat diartikan sebagai kelas bangsa tertentu, hampir mirip dengan proletariat

atau setingkat dengan buruh. Gereja Umat Allah berbarti Gereja orang miskin.

Dengan demikian paham Umat Allah mempunyai kaitan langsung dengan

gambaran Yesus tentang Kerajaan Allah. Ini dapat dibedakan menjadi tiga macam

aliran. Aliran pertama, mengisi gambaran Umat Allah secara tradisionalistis.

Aliran itu tetap bereaksi terhadap sekularisasi. Orang berpegang pada model etis

kedua tentang bangsa untuk Gereja dan masyarakat. Aliran kedua, adalah aliran

tengah yang lebar. Di situ, gambaran Umat Allah diisi dengan norma dan ideal

masyarakat kelas demokratis yang modern. Orang berpikir, Gereja dengan

menggunakan pengertian kedaulatan rakyat. Aliran ketiga, adalah aliran yang dari

sudut kritik masyarakat mempunyai kesamaan dengan kelompok-kelompok basis

Dunia Ketiga. Ketiga pengisian gambaran Gereja sebagai Umat Allah ini tidak

dapat sepenuhnya mengklaim keabsahan secara teologi.

Ada perbedaan pandangan mengenai relasi antara imam dan awam. Di

dalam model etis kedua, para imam dianggap sebagai kelas yang ditentukan

terlebih dahulu secara ilahi dan karena itu lebih tinggi dan lebih kudus daripada

kedudukan awam. Paham ordo yang yuridis teologis ini mendapat perhatian di

sini. Totalitas yang kudus itu dalam arti spesifik diterapkan pada Gereja sebagai

Umat Allah. Perbedaan antara imam dan awam di dalamnya dianggap secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

50

esensial sebagai ditentukan terlebih dahulu dan diadakan oleh Kristus. Kemudia

ordo rohani yang lebih tinggi ini dalam Gereja Katolik dilengkapi dengan simbol

status yang khas bahwa hanya laki-laki yang tidak kawin dapat diangkat ke dalam

ordo itu.

Oleh teologi, wanita ditunjukkan sebagai makhluk yang lebih rendah.

Dengan menghubungkan imamat dengan selibat oleh hukum Gereja maka status

tidak kawin demi Kerajaan Surga sebagai karisma pelayanan semakin kurang

jelas. Yang lebih penting daripada syarat penerimaan adalah penghayatan

kenyataan yang mendasarinya. Dalam penghayatan manusia modern, jabatan

dapat dipahami sebagai fungsi khusustetapi tidak sebagai keberadaan yang lebih

tinggi. Anggapan tradisional tentang perbedaan antara imam dan awam yang

digarisbawahi oleh syarat penerimaannya yang sah semakin berfungsi sebagai

penolakan simbolis terhadap proses sekularisasi sendiri dan terhadap

perjuangannya agar manusia bebas menjadi subjek.

3. Gereja dalam Proses Sekularisasi

Proses sekularisasi sering dipandang sebagai proses zaman kita karena

baru dalam abad ke -20 ini berpengaruh umum pada masyarakat walaupun

akarnya sudah sangat tua. Akarnya adalah dari lapisan bawah penduduk yang

agraris berkembanglah pertukangan dan perdagangan, dan terjadilah masyarakat

kota dengan berbagai macam profesi dan jabatan yang baru. Terbentuk bangsa-

bangsa yang saling memerangi untuk mempertahankan diri. Tradisi biblis dan

gereja perdana seolah-olah merupakan satu sejarah besar tentang penolakan dan

pembebasan dari mitologi berhala ini. Para martir menjadi saksi Allah yang hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

51

dan yang mengasihi manusia justru dalam perjuangan mereka melawan pendewa-

dewaan negara dan kekaisaran. Agaknya setelah peristiwa warga Gereja bisa

menjadi pejabat negara, Gereja kurang konsekuen mengenangkan kesaksian para

martirnya, apalagi kesaksian Yesus sendiri yang mati di bawah pemerintahan

Pontius Pilatus.

Sejajar dengan ekonomi pertukangan dan perdagangan yang semakin

meluas, berkembanglah perjuangan pembebasan dalam proses sekularisasi. Hal itu

harus terjadi pada pasaran politik di mana warga negara memilih penguasa mereka

dan melalui kontrak menentukan tugas dan wewenangnya. Kekuasaan politik

bergeser dari bawah ke atas. Dalam masyarakat modern, model pasaran bebas

menjadi sah baik bagi bidang ekonomis maupun bagi bidang politik yang meliputi

kuasa publik dan yuridis. Tidak heran kalau Gereja-gereja akibat ketertarikannya

dengan raja-raja dan bangsawan dahulu tidak berhenti menentang sekularisasi dan

demokratisasi.

Pada perinsipnya berlaku hak dasar politis atas kebebasan, yaitu kebebasan

untuk menjalankan ilmu pengetahuan, kebebasan untuk membentuk partai serta

hak suara terhadap pembentukan tatanan hukum publik, dan kebebasan untuk

membentuk relasi, mengungkapkan pendapat serta pandangan hidup pada level

subjektif. Kebebasan-kebebasan ini tidaklah tanpa masalah dan sebagaiannya juga

belum terealisasi. Namun, pembentukkan kuasa yang mengkolonisasikan itu juga

selalu membawa pemberontakan dan konflik.

Di zaman modern, kita menyadari arti positif dari konflik dalam tindakan

komunikatif sejauh konflik-konflik itu tidak membawa kepada penindasan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

52

baru. Kita juga dapat melihat ambiguitas prinsip pasaran bebas, yaitu di satu pihak

pasaran bebas mengandaikan dan memberikan kebebasan untuk memilih.

Permainan bebas antara kekuatan alam akan selalu berlaku dan juga

bertentangan dengan Injil. Dan kemenangan dimiliki oleh orang yang kuat. Di sini

muncul kompromi dalam abad terakhir, yaitu di mana kesamaan kekuatan tidak

ada maka dalam negara hukum modern diharapkan bahwa pemerintah

menciptakan kesamaan itu melalui peraturan hukum. Dalam perkembangan ini,

berangsur-angsur menonjol bahwa negara modern sebagai kuasa politik

diharapkan bisa mengamankan kebebasan dan kesamaan warga negara disemua

bidang kehidupan.

4. Gereja dan Masyarakat Pasar

Apakah yang menjadi ruang, fungsi, dan makna Gereja dalam konteks

pasar bebas dan negara hukum serta pemeliharaan yang demokratis? Ada

beberapa aspek, yang pertama, bahwa hubungan antara Gereja dan negara

berubah. Keduanya tidak lagi merupakan kesatuan yang dapat diperbandingkan.

Dalam tatanan hukum modern, Gereja dan negara dipisahkan. Gereja yang

memegang monopoli di negara dan negara yang menerima keabsahan serta

identitas kolektifnya dari Gereja sudah lenyap. Negara menjamin kebebasan

beragama bagi individu dan juga kebebasan untuk mengungkapkan pendapat

agama dan juga untuk berkumpul. Masyarakat sekarang tidak lagi diikat oleh

keyakinan religius, melainkan oleh tatanan hukum sekular dan prinsip pasar

bebas, pertukaran bebas secara ekonomis, politis, dan kultur. Ilmu pengetahuan

modern, negara modern pun tidak dapat mendasarkan pada proses sekularisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

53

bahwa negara tidak boleh mengidentifikasikan diri dengan Gereja atau agama

tertentu.

Aspek yang kedua, ialah bahwa di dalam tatanan hukum negara modern

itu, Gereja-gereja berada dalam pasar bebas yang kultural ideologis. Artinya,

bahwa gereja-gereja tidak hanya satu sama lain berada dalam posisi persaingan,

tetapi bahwa mereka mengalami konsekuensi juga dari bermacam-macam aliran

dan pandangan hidup yang religius. Nyatanya bisa demikian tanpa peduli apakah

ia mengidentifikasikan diri dengan ajaran dan praktek Gereja Katolik. Orang

modern semakin menginginkan kebebasan untuk memilih. Muncul syarat sosial

dan gerejawi bagi penghayatan iman sebagai pilihan identitas yang bebas oleh

manusia sebagai pribadi dan subjek. Beriman sekarang menjadi masalah pilihan

pribadi, hati nurani, dan keyakinan. Pengalaman pastoral menunjukkan bahwa

dalam modernitas sekarang ini, ada banyak orang di dalam Gereja maupun di luar

Gereja, yang hidup dalam batin yang tertutup.

Aspek ke tiga, bahwa di pasar bebas, Gereja sangat ditentukan oleh

permainan permintaan dan penawaran, produksi dan konsumsi, serta harga yang

harus dibayar. Dalam perkembangan Gereja sekarang ini dapat dipahami sebagai

kehilangan partisipasi dalam pasaran karena kekurangan dalam hal penawaran

atau hambatan dalam produksi atau harga yang terlalu tinggi. Produksi terhambat

kalau bagian umat kristiani yang menawarkan kurang terampil untuk

melaksanakan tugasnya. Dan harga menjadi terlalu tinggi di mana orang dituntut

pengurbanan yang tidak bermakna dan masuk akal. Mereka memahami bahwa

mereka harus semakin menjadi pembangun jembatan, yitu instansi penghubung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

54

Karena gereja-gereja berkembang sebagai jemaat komunikatif penuh dengan

pengertian dan harapan yang sangat pluriform pada anggotanya yang kritis dan

dewasa. Oleh karenanya, bagi penyadaran mengenai pembangunan jemaat, ada

fase lain yang amat penting. Banyak orang tidak suka mengaku diri sebagai orang

beriman dan orang Gereja karena mereka mengira bahwa partisipasi gerejawi

harus dibayar dengan rasa bersalah, yang bertentangan dengan hati nurani.

Aspek ke empat, bahwa pasaran bebas, pihak Gereja menawarkan

mengalami perubahan dalam ciri susunannya. Ada yang ingin menjadi produsen

dalam kehidupan gerejawi. Walupun perbedaan formal antara pejabat dan awam

tetap berlaku. Struktur hierarkis Gereja Katolik pun dalam hubungan ini

dipertanyakan sebagai masalah kuasa. Bagi pembangunan jemaat, refleksi atas

segi mistik ini tidak kalah pentingnya dengan segi politik. Gereja hanyalah

sungguh-sungguh gereja bila orang yang menderita, mereka dalam mana Kristus

hadir di tengah-tengah kita. Hal esensial bagi Pembangunan Jemaat ialah

pertanyaan apakah mereka yang aktif dalam Gereja sebagai pejabat ataupun

sebagai awam juga dilihat oleh jemaat sendiri sebagai saksi iman yang sungguh-

sungguh.

Aspek ke lima, yaitu distingsi antara anggota inti Gereja, anggota Gereja

biasa, anggota pinggiran, dan mereka yang di luar Gereja. Yang dimaksud dengan

anggota biasa ialah mereka yang dekat dengan hidup Gereja dan secara teratur

berpartisipasi di dalamnya, namun tidak menjadi produsen. Anggota gereja yang

aktif terutama mereka yang profesional sering memiliki begitu banyak kualitas,

wibawa, dan kepakaran sehingga hanya oleh karena itu saja mereka a-priori tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

55

menjadi saksi Injil yang paling meyakinkan. Mereka yang dapat memberikan hati

kepada Gereja yang vital tidak selalu berada di pusat. Andai kata, mereka

menginginkannya maka mungkin mereka akan mulai dengan mengusir pedagang

dan orang farisi dari Bait Allah. Injil memang tidak terutama milik mereka dan

bagi mereka yang memiliki uang dan kekuasaan lebih daripada orang lain.

5. Gereja Orang Miskin

Penghayatan Gereja modern dicirikan oleh pengandaian yang di atas

dibicarakan sehubungan dengan aspek politis dari proses sekularisasi, yaitu

pembelokan dalam hubungan antara individu dan masyarakat. Diantaranya

terletak perbatasan antara pendangan tentang bangsa yang tradisional dan

liberalitas hak-hak asasi manusia yaitu universal. Di dalam tatanan hukum

modern, Gereja merupakan perkumpulan sebagai perserikatan yang didirikan oleh

manusia. Merasa bertanggungjawab merupakan spiritualitas yang dominan dalam

pembaruan Gereja yang modern dan juga dalam pembangunan Jemaat.

Menurut pandangan tradisional, Gereja sudah ada sebelum orang beriman

ada atau dapat ada dalam pribadi Yesus Kristus yang terlebih dahulu diberikan

kepada kita. Bukan orang berimanlah yang membuat Gereja, melainkan Gereja

yang membuat manusia menjadi orang beriman, anak-anak Allah yang

dimasukkan dan ditata ke dalam Gereja sebagai tubuh mistik Kristus. Masa kini

dan masa depan Gereja, pada akhirnya berada di tangan Allah sedangkan

hubungan duniawinya ditangani secara primer oleh mereka yang menurut jabatan

apostolis dan imamatnya menghadirkan Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

56

Dari segi tradisi kristiani, berlaku dua premis. Pertama, bahwa Allah

mendahului manusia. Kedua, diantara manusia, orang miskin mendahului orang

kaya dan bahwa orang lemah mendahului orang kuat. Kedua hukum dasar kasih

ini saling berkaitan satu sama lain dalam pengakuan bahwa yang Tersalib adalah

Tuhan dunia dan sejarah.

Asal mula dan hari depan Gereja berasal dari Allah. Dalam tradisi umat

itu, Yesus dari Nazaret pada akhirnya menjadi nabi untuk semua bangsa dan

dengan itu dalam Dia terdapat permulaan Gereja. Namun, bersamaan dengan

kematian-Nya, oleh Yesus sendiri, pembentukan Gereja secara fundamental

digantungkan kepada jawaban yang diberikan oleh manusia kepada-Nya. Gereja

menjadi vital di mana hukum dasar ini berlangsung oleh kuasa Roh Kudus. Gereja

masih belum merupakan umat Allah dengan cara seperti yang menurut para teolog

pembebasan di Dunia Ketiga dimaksudkan dalam kelompok-kelompok basis.

B. Fungsi dan Jabatan

1. Kehadiran Kristus

Di samping gambaran Kerajaan Allah dan Umat Allah, eklesiologi

mengenal gambaran paulinis yang lama tentang Gereja sebagai Tubuh Kristus.

Gambaran Tubuh Kristus ini memperlihatkan hubungan dan kaitan satu sama lain.

Jiwa yang melatar belakangi gambaran ini ialah keyakinan Paskah bahwa Kristus

selalu hidup dalam Gereja melalui Roh yang satu dalam kita semua. Kiranya bagi

hidup Gereja, ada empat eksistensial yang memiliki makna yang mendasar adalah:

Kehadiran Kristus dalam praksis hidup yang disebut keikutsertaan pada

Kristus atau mengikuti Kristus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

57

Kehadiran Kristus dalam penghimpunan orang beriman

Kehadiran Kristus dalam orang miskin

Kehadiran Kristus dalam Sabda (pewartaan) dan Tanda (sakramen)

Yang penting bagi tujuan bab ini adalah pengelolaan lebih rinci mengenai

hubungan antara eksistensial tersebut. Keikutsertaan berarti bahwa kita menjadi

murid, bahwa kita mendengarkan Sabda, bahwa kita mendengarkan dan melihat

orang miskin, dan bahwa kita dihimpun dalam jemaat beriman. Keikutsertaan

adalah praksis hidup kristiani akibat pertobatan yang selalu diperbarui. Pertobatan

ini merupakan akibat dari perjumpaan ganda yang terus menerus. Akhirnya, juga

akibat perjumpaan dengan orang kristiani dan dengan jemaat-jemaat beriman yang

mewujudnyatakan keikutsertaan. Praksis hidup keikutsertaan itu dapat dipahami

sebagai efek atau output dari ketiga eksistensial yang lain.

Kedua aspek ini yaitu Kristus dalam Sabda serta Tanda, dan Kristus dalam

orang miskin tidaklah saling berhadapan tanpa ketegangan. Sabda dan Tanda

adalah Injil, Kabar Gembira, Kerugma, harapan dalam dunia yang absurd. Maka,

ada kontras antara kedua aspek kehadiran Kristus ini, kontras antara harapan dan

penderitaan, seperti kontras antara siang dan malam dan antara langit dan bumi.

Senyatanya merupakan sumber rezeki bagi keikutsertaan dan bagi pelayanan

kepada kehidupan.

Dari perjumpaan dengan kedua cara presensi Kristus ini, lahirlah jemaat

beriman. Gereja bertumbuh di mana orang berhimpun atau dihimpunkanuntuk

ikut dalam perjumpaan ganda ini. Orang berhimpun menjadi gereja, Tubuh

Kristus, Umat Allah. Mereka dipanggil untuk keluar guna menjalankan kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

58

pelayanan dan untuk membawa dunia dan sejarah lebih dekat kepada tujuannya,

yaitu keadilan dan perdamaian Kerajaan Allah. Pertimbangan-pertimbangan ini

dapat diringkas dalam model jemaat beriman yang disebut dengan model yang

dimanis. Yang pokoknya ialah gerakan-gerakan Roh yang meskipun dijaminkan

kepada Gereja namun sering dengan bermacam-macam cara yang menakjubkan

dan tidak terduga menjiwai hidup jemaat beriman.

2. Fungsi dan Jabatan

Setiap jemaat memerlukan organisasi, begitu pula dengan Gereja. Demi

kesinambungan dan efektifitas perlu dibuat struktur lewat pembatasan fungsi,

tanggung jawab, dan tugas. Ada permasalahan di sekitar jabatan gerejawi,

terutama terletak di dua bidang. Yang pertama, terletak di bidang percakapan

ekumenis yang berbicara tentang bermacam-macam struktur jabatan yang

berbeda-beda. Gereja yang berbeda-beda, dan tentang mungkin tidaknya untuk

saling mengakui pelayanan jabatan itu. Yang kedua, terletak di sekitar pelayanan

mengenai persyaratan untuk masuk jabatan di dalam Gereja-gereja sendiri dan

tidak sedikit pula dalam Gereja Katolik.

Keikutsertaan pada Kristus, pelayanan kepada kehidupan dalam

pemeliharaan, perjuangan, dan pengampunan merupakan penugasan dan sekaligus

identitas dari cara hidup kristiani sendiri. Maka tugas yang lebih cocok bagi

jemaat beriman ialah pelayanan pemeliharaan, perjuangan, dan pengampunan,

intern dan extern, mempunyai intensitas dan efektifitas yang maksimal, sesuai

dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam jemaat. Bahwa banyak

pemeliharaan serta perjuangan pastoral dan diakonal yang disediakan bagi jemaat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

59

jemaat oleh pemimpin dan aktivis, jika dilihat dari sudut teologis bersifat laikal

sebagai perwujudnyataan keikutsertaan pada Kristus.

Sabda dalam Kitab Suci serta tradisi adalah norma identitas kristiani, dan

Tanda-tanda (sakramen) adalah peristiwa mistik-ritual dalam orang beriman

berulang-ulang mengaitkan diri dengan Yang Tersalib Yang Bangkit beserta misi-

Nya. Karena Dialah tujuan akhir yang ilahi berkehidupan bagi Gereja. Kehadiran

Kristus dalam orang miskin sejak zaman para rasul menerima bentuk pelayanan

tersendiri dalam jabatan diakon. Tugas diakon ialah membawa keluhan dan

tuduhan orang yang berada dalam kesusahan dan ketidakadilan ke tengah-tengah

jemaat. Di tengah-tengah jemaat, diakon menjadi wakil, pembela, dan saksi orang

miskin.

Bagi pembangunan jemaat kiranya penting menghindari dua macam salah

paham. Salah paham yang pertama, ialah mengenai kecenderungan untuk melihat

diakon terutama sebagai orang yang melaksanakan bermacam-macam pelayanan

pemeliharaan dan perjuangan atas nama jemaat. Diakon bukannya pertama-tama

ada untuk melaksanakan diakonia, melainkan untuk menginspirasi seluruh jemaat

untuk berdiakonia. Salah paham yang kedua, mengenai kecenderungan yang

sudah sangat tua dalam Gereja Katolik untuk memandang tugas diakon sebagai

pembantu imam dalam perayaan Sabda dan Sakramen. Tugas diakon ialah untuk

menghadirkan orang miskin dalam penghimpunan anggota jemaat, termasuk

dalam ibadat liturgis. Dia kemudian harus dan jika perlu memperlengkapi jemaat

dan memberikan wujud organisatoris bagi jawaban yang oleh umat akan

dilaksanakan dalam rangka keikutsertaan. Ini berarti bahwa dalam setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

60

penghimpunan liturgis, diakon harus diberi kesempatan untuk berbicara.

Maksudnya ialah bahwa diakon dalam interaksinya dengan pelayanan imam.

Diakon adalah orang yang seperti diutus dari lapisan bawah masyarakat dan dari

pojok-pojok kesusahan manusia, berulang-ulang memasuki jemaat lokal supaya

jemaat itu tidak kehilangan hubungan dengan kenyataan yang merupakan

kenyataan Allah.

Pengertian sakramentalitas tidak boleh dipandang sebagai pengangkatan

ke dalam tatanan yang lebih tinggi. Yang hakiki adalah pengertian pengutusan.

Pengutusan juga dimaksudkan dengan pengertian hierarki. Hierarki berarti bahwa

jabatan-jabatan tersebut berasal dari apa yang suci bagi gereja, yaitu presensi

Kristus yang historis yang dikaruniakan kepada kita dalam Roh melalui Sabda dan

Tanda dan dalam wajah orang miskin. Karena sama seperti Baptisan dan

Perjamuan Malam, bagi Gereja dalam Roh Kudus merupakan representasi dan

kenangan simbolis dari Yang Tersalib Yang Bangkit. Inilah makna inti semua

sakramen.

Fungsi seperti mengantar orang masuk ke dalam jemaat melalui katekese

dan pelayanan pembaptisan sebagai inisiasi kristiani. Fungsi itu juga adalah

mempertemukan anggota gereja satu dengan yang lain di dalam jemaat, yaitu

membuka mereka yang satu terhadap yang lain dan membangkitkan komunikasi

iman satu dengan yang lain. Usaha mempertemukan itu terwujud lewat

bermacam-macam kegiatan kelompok dan pembinaan, dan dalam bermacam-

macam kegiatan organisasi dan pembangunan masyarakat. Esensi dalam

penghimpunan ini adalah doa bersama, maka kebaktian doa tertentu juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

61

termasuk fungsi ini. Singkatnya, semua usaha di atas secara bersama dapat disebut

fungsi koinonia. Fungsi koinonia itu dilaksanakan lewat tugas-tugas yang

bertujuan untuk membentuk jemaat beriman yang sungguh-sungguh.

Fungsi ini merupakan fungsi khusus lain, yang melaksanakan fungsi ini di

Gereja-gereja setempat dapat disebut pator menurut gambaran Injil seorang

gembala yang menggembalakan dan mengumpulkan kawanan domba. Perebutan

para pastor dan pendeta menunjukkan betapa pentingnya fungsi koinonial ini bagi

umat kristiani. Yang menonjol ialah bahwa Hukum Gereja Katolik tidak melihat

pembangunan jemaat sebagai tugas imam. Namun, orang profesional koinonial ini

tidak perlu menjadi imam atau pendeta atau diakon. Ada kemungkinan struktural

yang lain. Di pihak Katolik sedang berkembang jabatan laikal, yaitu petugas

pastoral.

Jenis kepemimpinan gerejawi diharapkan terarah kepada pengembangan

komunikasi. Perlu mengembangkan bahasa iman dan lapangan bahasa di mana

anggota Gereja secara pribadi dapat mengenali diri sebagai orang kristiani.

Memberi dan menerima motivasi dan pembinaan untuk keikutsertaan pada

Kristus. Maka, perlu secara dialogal, memajukan kisah, kesaksian, pelayanan, dan

perayaan sehingga dengan itu akan terjadi keterbukaan terhadap apa yang

terdengar, seperti dari luar melalui perantaraan jabatan imam dan diakon. Di

banyak tempat sedang dikembangkan tim pastoral yang terdiri atas imam, diakon,

dan petugas pastoral.

Fungsi dan jabatan ini perlu dibagi-bagi maka perlu juga pembagian

bentuk-bentuk kerja dan bentuk-bentuk penghayatan yang tradisional, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

62

merayakan, belajar dan melayani. Orang belajar tidak hanya dari Sabda dan Tanda

tetapi juga dari apel orang miskin yang diantarai oelh fungsi diakonal. Dan juga

kurang diperhatikan bahwa di dalamnya terjadi pembentukan persekutuan, yaitu

fungsi koinonial.

Kotbah dapat berfungsi ganda karena dapat merupakan penjelasan tentang

Kitab Suci, tentang Sabda dan tradisi (keimanan). Dapat juga merupakan

penjelasan mengenai kebutuhan dan masalah tertentu (diakonal), atau juga dapat

dimaksudkan untuk mempertemukan anggota Gereja dalam iman mereka. Atau

untuk memotivasi mereka melakukan aktivitas bersama-sama (koinonial).

Melayani tidak hanya menunjukkan sikap yang harus meresapi semua tugas

jabatan dan juga tidak dikhususkan untuk fungsi diakon, melainkan menunjukkan

sifat khas keberadaan kristiani yang dalam seluruh keikutsertaan pada Yesus

dalam menjalankan pelayanan terhadap kehidupan.

Maka, melayani tidak merupakan salah satu tugas jabatan gerejawi,

melainkan sikap hidup yang harus dimiliki oleh semua anggota Gereja sebagai

orang yang dibaptis tanpa membeda-bedakan jabatan. Pada poros yang satu, kita

mencantumkan, imami, diakonal, dan koinonial dan pada poros yang lain:

merayakan, belajar, dan melayani sebagai sarana untuk menggambarkan vitalitas

dan untuk mengidentifikasi segi-segi kuat dan lemah dalam umat kristiani yang

konkret.

3. Motif

Kebebasan hanya bisa terlaksana dalam tanggung jawab. Dalam hatinya,

manusia modern mencurigai dan menolak segala otoritas yang memakai kuasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

63

untuk membatasi kebebasan dan tanggung jawab sampai di bawah ukuran hati

nurani sendiri. Dalam perjuangan demokratis sesuai dengan hak-hak asasi

manusia, hanya ada satu bentuk otoritas yang diakui di bidang-bidang ini, yaitu

otoritas yang berdasarkan pengetahuan rasional dan profesional, serta kemampuan

dan kompetensi. Tipe otoritas ini sebetulnya juga diharapkan dari pejabat

gerejawi, walupun bagi kepemimpinan gerejawi tidak mencukupi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

BAB V

USULAN PROGRAM DAN SARAN

A. Pemikiran Dasar Pendampingan

1. Latar Belakang Situasi

Dalam merencanakan program pendampingan, sasaran tujuan saya adalah

pendampingan prodiakon di Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga, Nanga

Pinoh, Melawi. Para prodiakon Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga

begitu aktif. Rata – rata yang menjadi prodiakon adalah pensiunan. Paroki

senantiasa membuka kaderisasi dan pada kesempatan ini terdapat prodiakon-

prodiakon baru. Prodiakon lama memiliki kebiasaan mengadakan katekese namun

dianggap terlalu monoton, kurang mengena namun sebenarnya apa yang ingin

disampaikan begitu dalam. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu pembaharuan, berupa

pemahaman yang lebih mendalam dan penguatan akan kedudukan sebagai

prodiakon awam. Juga semakin mendorong sisi kreatif dari para prodiakon,

sehingga acara yang dibawa tidak membosankan.

Para Prodiakon diharapkan mampu menjadi Pembawa Warta Gembira,

hendaknya senantiasa membawa kegembiraan itu dalam setiap langkah hidupnya

dan dalam pewartaan terhadap umat baik dalam pendalamaan iman maupun

kegiatan-kegiatan rohani yang ada di lingkungan umat. Kegembiraan itu

bersumber dari Yesus Kristus sendiri sebagai teladan hidup mereka. Seluruh

hidupnya hendaknya dipersatukan dengan Yesus sehingga hidup Yesus sungguh

nyata dalam diri seorang prodiakon baik dari kisah pelayanannya maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

65

pewartaannya. Pewartaan Kabar Gembira tak lepas juga dari beberapa hal

berkaitan dengan penyadaran dan pemantaban diri seorang prodiakon sebagai

pewarta sehingga ia mampu membawakan pewartaan itu sendiri dengan sepenuh

hati, pikiran dan tindakannya. Selain itu para prodiakon juga diharapkan

memperhatikan hal-hal praktis mengenai model-model katekese, hal dasar

katekese umat, dan penerapan beberapa model katekese yang ada di tengah umat

menyesuaikan situasi dan kondisi umat setempat.

Oleh karena itu, saya menentukan tema yang sekiranya cocok untuk

menanggapi kebutuhan di lapangan. Saya memilih tema pokok “ Pembangunan

Jemaat Melalui Prodiakon Pembawa Warta Gembira” Dari tema ini saya

mengembangkan dalam beberapa sesi (3 sesi) yakni : hal – hal dasar katekese

umat, persiapan dan pengembangan katekese biblis dan spiritualitas prodiakon

sebagai pewarta. Tema yang saya pilih ini berkaitan dengan topik kehadiran

Kristus tang terdapat pada halaman 99. Melalui kegiatan ini diharapkan para

prodiakon semakin mampu mempersiapkan serta memandu pertemuan pertemuan

katekese dengan baik sesuai kondisi serta kebutuhan umat di Paroki St. Perawan

Maria diangkat ke Surga.

2. Alasan diadakannya pendampingan

Dalam banyak kegiatan pembinaan dan pendampingan iman umat, umat

sangat mengharapkan prodiakon mendampingi umat karena mungkin adanya

kemampuan yang jauh lebih unggul dalam hal hidup menggereja, dalam

memimpin kegiatan umat dan mempunyai keahlian dalam

mewartakan/berkatekese. Sebenarnya setiap umat beriman perlu membangun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

66

kesadaran bersama tentang pentingnya keterlibatan setiap pribadi dalam

mengembangkan penghayatan hidup beriman umat.Melalui kegiatan ini

diharapkan para prodiakon semakin mampu mempersiapkan serta memandu

pertemuan pertemuan katekese dengan baik sesuai kondisi serta kebutuhan umat

di Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga. Sehingga dengan pendampingan

ini, mereka juga dapat semakin yakin, berani dan percaya diri dalam memberikan

pewartaan sesuai dengan harapan Gereja.

3. Tujuan Pendampingan

Agar dapat membantu para prodiakon dilapangan untuk semakin

memahami hal-hal dasar katekese umat, persiapan dan pengembangan katekese

biblis dan spiritualitas prodiakon sebagai pewarta sehingga paham dan semakin

mampu dalam mempersiapkan serta memandu pertemuan-pertemuan katekese di

Paroki St. Perawan Maraia diangkat ke Surga.

4. Pemilihan Materi dan Pertimbangannya

Dalam usaha mempersiapkan sebuah kegiatan pendampingan, perlu

mengetahui keadaan awal, situasi konkret serta kebutuhan dan keprihatinan

peserta yang hendak didampingi. Dari keadaan awal, melihat situasi konkret serta

kebutuhan dan keprihatinan tersebut, saya berusaha merancang suatu kegiatan

pendampingan untuk menjawab kebutuhan sesuai dengan situasi konkret hidup

peserta, tidak hanya para peserta namun juga para mendamping. Oleh sebab itu,

materi yang hendak diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta yang

berkenaan dengan pewartaan sebagai tugas prodiakon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

67

Pemilihan materi-materi ini saya sesuaikan dengan alokasi waktu yang

tersedia selama proses kegiatan pendampingan. Melihat alokasi waktu yang ada,

saya berusaha memilih materi yang kiranya sungguh dibutuhkan oleh peserta,

materi-materi yang kami tempatkan dalam sesi-sesi yang sesuai dengan

perhitungan situasi dan keadaan peserta.

B. Program Pendampingan

1. Pemikiran Dasar Program

Pada umumnya para prodiakon dipercayai oleh umat untuk mendampingi

umat yang ada di lingkungan. Biasanya mereka dipilih karena mampu dan aktif

dalam hidup menggereja serta memiliki kemampuan untuk membawakan

pendalaman iman. Dengan kepercayaan umat ini mereka pun berusaha

mendampingi umat tetapi sebatas pengalaman dan kemauan saja sementara umat

sangat mengharapkan prodiakon mampu melayani secara kreatif agar umat

semakin aktif dalam kegiatan doa-doa lingkungan. Untuk menanggapi hal ini

maka sangat perlu diadakan pendampingan agar prodiakon, pengurus lingkungan

dan tim kerja bidang pewartaan mempunyai pengetahuan dan bekal dalam

mendampingi umat.

Demikian pula halnya di paroki, mereka diharapkan mampu terlibat secara

aktif dalam berbagai bentuk kegiatan pendampingan iman umat, khususnya

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang pewartaan sabda Allah

(katekese). Oleh karena itu, para prodiakon sangat perlu menerima pendampingan

sebagai bekal bagi mereka untuk mampu menjadi pemimpin dan pendamping

umat dalam pewartaan. Sehingga dengan pendampingan ini, mereka dapat

semakin yakin, berani dan percaya diri dalam memberikan pendampingan sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

68

dengan harapan umat maupun Gereja.Harapannya adalah agar melalui kegiatan

pendampingan ini sungguh mereka siap diutus menjadi pewarta Kabar Gembira

bagi setiap orang yang mereka jumpai baik ditingkat lingkungan, stasi maupun

paroki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

69

2. Program Pendampingan Prodiakon

PROGRAM PENDAMPINGAN BAGI PARA PRODIAKON

DI PAROKI SANTA PERAWAN MARIA DI ANGKAT KE SURGA NANGA PINOH, MELAWI

Tema : Pembangunan Jemaat Melalui Prodiakon Pembawa Warta Gembira

Tujuan : Agar dapat membantu para prodiakon untuk semakin memahami sejarah dan tugas sebagai prodiakon, , hal – hal dasar

katekese umat, model – model katekese, katekese biblis, persiapan dan pengembangan katekese biblis dan spiritualitas prodiakon

sebagai pewarta sehingga semakin mampu mempersiapkan serta memandu pertemuan pertemuan katekese di Paroki St. Perawan

Maria di Angkat ke Surga Nanga Pinoh, Melawi.

No Pelaksana Judul

Pertemuan

Tujuan

Pertemuan

Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan Waktu

1 Nyabang

Sudaryanto

Kegiatan

awal

Agar pendamping

dan peserta saling

mengenal satu

sama lain dan

membangun

keakraban dalam

proses pertemuan,

dengan harapan

proses ini berjalan

dengan baik sesuai

dengan rencana dan

kehendak Tuhan

Pengantar dan

sapaan awal

Doa Pembukaan

Perkenalan dari

masing

Sharing

Ceramah

Teks doa,

Laptop,

LCD,

Speaker,

Power Point

Pengalaman

peserta selama

menjadi

prodiakon

30

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

70

2 Nyabang

Sudaryanto

Sesion II

Hal – hal

dasar

katekese

umat

Agar para

prodiakon dapat

memahami

pengertian katekese

umat sehingga

dapat membedakan

pengertian katekese

umat dan ibadat.

Pengalaman

peserta

mengenai

kegiatan karya

katekese yang

telah dilakukan

Perbedaan

katekese dan

ibadat

Pengertian

katekese umat

menurut PKKI

II

Peserta, Tujuan

dan Unsur

Katekese Umat

Menurut PKKI

II

Informasi

Tanya

jawab

Sharing

pengalaman

Laptop

LCD

Handout

Rm. Marno,

Diktat PPL

PAK

Paroki.

Rm. Yosep

Lalu, Pr.

Katekese

Umat.

90

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

71

3 Nyabang

Sudaryanto

Sesi V : Cara

Membuat

Persiapan

Katekese

Umat dengan

Model Biblis

- Peserta

memahami

pentingnya

membuat satuan

persiapan

pertemuan

- Mengetahui cara

persiapan

Katekese Model

Biblis sehingga

dapat membuat

persiapan

Katekese dengan

baik

Pentingnya

membuat

persiapan

katekese

Unsur-unsur

persiapan yang

baik

Menemukan

dan

menentukan

tema dalam

Kitab Suci

Tugas

membuat

persiapan

Katekese Biblis

- Ceramah

- Tanya Jawab

- Laptop

- Hand

Out

- Rm. Marno,

Diktat PPL

PAK Paroki.

- Rm. Yosep

Lalu, Pr.

Katekese

Umat.

120

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

72

4 Nyabang

Sudaryanto

Session VI

Spiritualitas

Prodiakon

sebagai

pewarta

Menggali

pengalaman

peserta sejauh

mana mereka

berperan

sebagai

pewarta.

Melalui

spiritualitas

Kristiani para

bapak/ibu

prodiakon

menjadi

semakin

bersemangat

dalam tugas

pewartaan.

Pengertian

spiritualitas

Pewartaan

Kristiani

Tugas

Pewartaan

Kristiani

Film inspirasi

“Pohon

Tumbang”

Spiritualitas

Prodiakon

Sharing

Pengalama

n

Nonton

Informasi

Tanya

Jawab

Hout

out

Laptop

LCD

DCD

Film

Inspirasi

Menggali

Pengalaman

peserta

Diktat

“Spiritualita

s Kristiani”

(Romo

Darminta,

SJ)

“Kopendium

Tentang

Prodiakon”

Kitab Suci

90

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

73

SATUAN PENDAMPINGAN I

A. IDENTITAS PERTEMUAN

1. Judul Pertemuan : Hal-hal Dasar Tentang Katekese Umat

2. Tujuan : Agar para prodiakon dapat memahami pengertian

katekese umat sehingga dapat membedakan

pengertian katekese umat dan ibadat.

3. Peserta : Prodiakon paroki St. Perawan Maria diangkat ke

Surga

4. Tempat : Aula Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga

B. PEMIKIRAN DASAR

Surat Anjuran Apostolik “Evangelii Gaudium” yang diserukan oleh Paus

Fransiskus mengenai sukacita Injil, namun keprihatinan-keprihatinan yang

disampaikan mengenai keprihatinan kondisi hidup beriman dunia dan Gereja

masih selalu menjadi hal yang aktual dikarenakan sangat sesuai dengan keadaan

konkret yang terjadi saat ini. Bahaya-bahaya yang menghantui Gereja dapat

menyebabkan orang semakin bertindak menjauh dari apa yang diimani. Dengan

menyadari dan memahami keprihatinan-keprihatinan yang diungkapkan Paus

Fransiskus, membantu kita untuk menyadari adanya keprihatinan yang besar

terhadap iman yang terjadi sekarang.

Evangelisasi merupakan hakikat dan tugas Gereja. Perutusan Gereja untuk

senantiasa melaksanakan evangelisasi membuahkan pertobatan dan iman. Tugas

gereja selanjutnya dalah merawat, menjaga dan mendampingi agar semua umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

74

Kristiani bertumbuh dalam Kristus. Proses ini disebut formatio iman. Perlunya

formatio iman tidak terlapas dari anjuran apostolik Paus Fransiskus, yang mana

dalam salah satu artikelnya mengajak kita semua yang dipanggil untuk

mewartakan kesaksian eksplisit akan kasih Tuhan. Oleh karena itu seorang

pembawa warta kabar gembira (prodiakon) diperlukan pengetahuan hal-hal dasar

tentang Katekese umat, agar apa yang menjadi tujuan dalam pewartaan dapat

tercapai. Hebatnya seorang pembawa warta gembira (prodiakon) bukan terletak

pada pengetahuan yang dimiliki semata, namun kemampuan dan ketrampilannya

dalam mewartakan kabar gembira itu. Bahan yang sederhanapun bila disampaikan

dengan cara yang menarik akan membuahkan hasil yang baik pula sehingga umat

tidak akan merasakan kebosanan. Sebaliknya ketika kita membawakan materi

yang bagus, bila dalam penyampaiannya kurang menarik atau kurang mampu

membawa umat kepada pokok yang kita bawa, umat akan merasa bosan dan tidak

mendapat apa-apa dari pewartaan kita. Sebagai pembawa warta gembira, dalam

pelayanan ditengah umat prodiakon dituntut untuk kreatif dalam berfikir sehingga

mampu untuk menciptakan hal-hal baru, tetapi kenyataanya tidaklah demikian.

Di Paroki St. Perawan maria diangkat ke Surga, gaung formatio iman

cenderung kurang terdengar. Hidup beriman masih dihayati sebatas aktif dalam

ibadat dan dalam kegiatan katekese. Pengetahuan dan penghayatan umat

mengenai pokok-pokok iman masih minim. Ketika prodiakon memimpin

katekese,terkadang kesannya membosankan bahkan banyak umat yang kurang

terlibat karena katekese yang dibuat itu, kurang menarik simpati umat. Salah satu

penyebabnya karena kurang mampu untuk menciptakan hal-hal baru, dan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

75

memahami perbedaan antara katekese dan ibadat, sementara itu disisi lain umat

sungguh mengharapkan adanya upaya pembaharuan dalam menghantar mereka

mengembangkan iman menuju kedewasaan rohani. Karena hidup beriman adalah

proses yang berkelanjutan sepanjang hidup ini, mulai dari bagaimana individu

menanggapi wahyu Tuhan, mengamininya hingga bertumbuh dalam iman.

Pertumbuhan dalam iman tidak dapat dipisahkan dari lingkungan umat beriman,

maka posisi seorang prodiakon sebagai pembawa warta gembira sangat strategis

dalam formatio iman.

Dengan demikian betapa pentingnya seorang calon pembawa warta gembira

mempunyai ketrampilan dan pengetahuan mengenai hal-hal dasar tentang

katekese umat agar sungguh-sungguh dapat membantu mengembangkan iman

umat yang dilayani. Dengan memiliki pemahaman yang cukup tentatang hal-hal

dasar dalam berkatekese akan membantu kita sebagai prodiakon pembawa warta

gembira kepada sesama, sehingga dapat membawa umat kepada iman akan Yesus

Kristus. Sebagai pembawa warta gembira secara khusus sebagai prodiakon dan

yang nantinya akan bergelut dengan pewartaan, kita perlu membekali diri dalam

banyak hal. Juga dalam hal pengetahuan akan hal-hal dasar tentang katekese umat.

Diharapkan dari pertemuan ini peserta memahami hal-hal dasar tentang katekese

umat sebagai bagian dari formation iman, sehingga termotivasi untuk ikut ambil

bagian dalam karya katekese.

C. MATERI

1. Pengalaman peserta mengenai kegiatan karya katekese yang telah

dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

76

2. Pengertian,sifat dan peranan formatio iman

3. Perbedaan katekese dan ibadat

4. Pengertian katekese umat menurut PKKI II

5. Peserta, Tujuan dan Unsur Katekese Umat Menurut PKKI II

D. SUMBER BAHAN.

1. Pengalaman hidup peserta

2. Dokumen penerangan KWI.2014. Evangelii Gaudium.Jakarta

3. Rm. Marno,Diktat PPL PAK Paroki.

E. METODE

1. Sharing

2. Ceramah

3. Tanya jawab

F. SARANA.

A. Laptop

B. LCD

C. Handout

G. PROSES PENDAMPINGAN

A. Pembuka

1. Pengantar

Bapak,ibu yang terkasih dalam Tuhan, pada sore hari ini kita diajak untuk

bersama-sama merenung serta menggali mengenai pengertian,sifat dan

peran formation iman yang berkaitan dengan hal-hal dasar tentang

Katekese Umat. Karena sebagai prodiakon pembawa warta gembira kita

selalu berhadapan dengan umat dan segala macam situasi yang mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

77

alami, maka dengan demikian kita diharapkan untuk menjadi pelaku

pembawa warta gembira terhadap semua orang yang kita jumpai.

Kehadiran kita sebagai pembawa warta gembira kepada sesama dan

menjadi pemandu dalam pendalaman iman atau katekese. Untuk menjadi

seorang prodiakon kita semestinya mengetahui dunia katekese teristimewa

hal-hal dasar Kateksese Umat,agar kita dapat memahami pengertian

Katekese umat sehingga kita mampu untuk membedakan pengertian

katekese umat dan ibadat, sehingga ketika kita menjadi pemandu katekese

dapat melaksanakannya dengan penuh kayakinan diri yang didasari cinta

kasih Tuhan.

2. Panduan pertanyaan untuk Sharing Pengalaman

Untuk membantu peserta masuk dalam pemahaman hal-hal dasar tentang

katekese umat. Peserta diajak untuk berbagi pengalaman tentang

keterlibatannya dalam mengikuti katekese di wilayah/lingkungan. Panduan

pertanyaannya sebagai berikut:

Kegiatan apa saja yang dilaksanakan untuk membantu umat di

paroki untuk memperdalam imannya? dan bagaimana kedudukan

katekese di paroki?

Apakah Katekese mendapat tempat yang baik di

wilayah/lingkungan dan kegiatan apa saja yang biasa dilakukan

dalam katekese? Dan bagaimana situasi yang terjadi saat katekese

itu berlansung?

3.Uraian Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

78

1. Pengertian dan sifat dan peranan Formatio Iman

a. Pengertian Formatio Iman

Evangelisasi sebagai tugas sekaligus jatidiri Gereja, membawa

seseorang pada pertobatan awal dan iman. Sedangkan tugas untuk

menjaga, merawat dan mendampingi agar semua umat Kristiani

bertumbuh dalam Kristus menjadi tugas Gereja selanjutnya. Segala

hal yang berkaitan dengan pelayanan iman, seperti liturgi, pewartaan,

pelayanan dan paguyuban yang diperuntukkan bagi orang-orang yang

sudah dibaptis dapat disebut formatio iman. Formatio iman dapat

disamakan dengan katekese. Katekese bertujuan agar orang Kristiani

semakin dewasa dalam iman. Dengan demikian terdapat unsur

pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan,

pengukuhan serta pendewasaan iman dalam formation iman.

b. Sifat Formatio Iman

Fundamental

Formatio merupakan tugas yang harus dilaksanakan Gereja, tugas

primer Gereja! Menjadi baru dalam Kristus merupakan proses yang

berlangsung sepanjang hidup. Tanpa usaha itu, benih iman dapat mati

atau tidak tumbuh.

Ekklesial

Selain tugas Gereja, formatio iman adalah tugas semua oran beriman

yang diarahkan untuk semua anggota Gereja. Anggota Gereja dapat

bertindak sebagai formandi (yang didampingi) sekaligus formator

(yang mendampingi) iman sesamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

79

Total

Formatio iman diarahkan kepada semua orang beriman, mulai dari

bayi (atau sejak orang menjadi Katolik) sampai lansia; dengan metode

yang mengikuti jenjang usia dan konteks hidup mereka. Sifat total juga

berarti kesungguhan dalam menjalankan, yaitu dalam cara-cara,

langkah dan semangatnya. Totalitas juga terjadi ketika seorang makin

kreatif dan inovatif dalam karya.

Integral

Formatio iman adalah tanggung jawab bersama. Keluarga, sekolah dan

paroki menjadi total community catechesis. Masing-masing komunitas

menjadi tempat subur bagi bertumbuh dan berkembangnya iman.

c. Peranan Formatio Iman

Peran Kerygmatis

Formatio iman menegaskan perutusan Gereja untuk selalu mewartakan

Injil. Bukan hanya Gereja yang menjalankan formatio, tetapi Allah

yang melalui Gereja memberikan Sabda dan hidup-Nya. Kitab Suci

menjadi media utama dalam formatio iman. Terhadap pewartaan, umat

beriman diajak untuk memberikan tanggapan dengan bebas berupa

penyerahan diri kepada Allah dan menerima sebagai kebenaran wahyu

yang diakruniakan oleh-Nya. (DV 5)

Peran Edukatif

Melalui formatio iman, umat semakin penuh pemahamannya terhadap

kebenaran yang diwahyukan. Formatio iman menjadi pendidikan iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

80

sepanjang hidup manusia. Tugasnya meluas sampai pada pembentukan

sikap iman sebagai jawaban pribadi dan total atas rencana hidup

Kristen.

Peran kuratif

Memelihara iman umat agar bertumbuh dan berkembang dengan

menjalankan tugas Gereja yang meliputi pewartaan sabda,doa,

persekutuan,kesaksian,sharing,dan pelayanan serta keterlibatan yang

memberdayakan. Dalam kebersamaan,orang akan terpelihara dan

terjaga pertumbuhan imannya serta terbukti dayanya. Peran kuratif

inilah yang mendorong pentingnya katekese beradasrkan keadaan umat

yang kita lihat,di mana krisis dan bahaya iman sedang mengancam

dunia.

Peran transformatif

Membarui hidup atas dasar iman. Tidak hanya pengajaran tetapi

mengubah. Perubahan itu meliputi unsur kognitif, afektif dan operatif

serta kreatif. Iman membantu orang menjadi kritis. Formatio iman

mendorong orang untuk bertindak benar dan membawa kebaikan

bersama.

Formatio iman, dalam ilmu kateketik dikenal dengan istilah

“katekese.” Katekese adalah karya Gereja yang mendasar.

Penyelenggaraan katekese oleh Gereja selalu disadari oleh tugas

perutusan dari Yesus sendiri kepada murid-Nya. Katekese selalu

berpusat pada Kristus. Sehubungan dengan peran kerygmatis, formatio

iman sebagai katekese dipandang sebagai pembinaan iman anak-anak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

81

kaum muda, dan orang dewasa dalam iman, yang khususnya

mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya diberikan

secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para

pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen. Sedangkan peran

kuratif, dapat menjadi jawaban atas krisis yang melanda Gereja dan

dunia saat ini. Maka katekese (=formatio iman) penting untuk

dilaksanakan.

2. Hal-hal Dasar tentang Katekese Umat

1. Perbedaan Katekese dan Ibadat

1) Ibadat (secara umum)

Pemimpin aktif, umat pasif.

Bersifat satu arah (pemimpin ke umat)

Terdapat tata perayaan ibadat atau liturgi (urutannya pasti)

Terdapat kalender liturgi untuk menentukan bacaan Kitab

Sucinya atau bacaan Kitab Suci disesuaikan dengan tema

ibadatnya

Doa-doa yang disusun adalah doa “resmi” .

Nyanyian ibadat/liturgi disesuai dengan tema dan fungsinya.

Terdapat petugas-petugas yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan tugas tertentu.

Suasana khidmat

Tema perayaan sudah ada

Kitab suci diwartakan hanya lewat homili

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

82

Waktu pelaksanaan : setiap minggu dan atau setiap hari

2) Katekese

Pemimpin dan umat sama-sama aktif (multi arah)

Acara dan urutannya bisa fleksibel

Tidak memiliki penanggalan khusus

Doa-doa disusun sangat variatif sesuai kebutuhan

Nyanyian katekese tidak terikat

Pemimpin katekese sebagai fasilitator,kedudukannya sama

dengan umat yang hadir

Suasana rileks,santai,bisa juga sambil lesehan

Tema katekese berdasarkan keadaan aktual

Kitab Suci : digali dan disharingkan

Waktu pelaksanaan : menyesuaikan dengan kebutuhan

2. Katekese Umat Sebagai Komunikasi Iman dalam PKKI II

PKKI II di Klender merumuskan arti dan makna Katekese Umat sebagai

berikut:

a. Katekese Umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman

iman (penghayatan iman) antar anggota jemaat/kelompok. melalui kesaksian

para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-

masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam Katekese

Umat penekanannya terutama pada penghayatan iman, meskipun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

83

pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan adanya

perencanaan.

b. Dalam Katekese Umat kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus,

Pengantara Allah yang berbicara kepada kita dan Pengantara kita menanggapi

Sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab

Suci,khususnya dalam Perjanjian Baru,yang mendasari penghayatan iman

Gereja sepanjang tradisinya.

3. Peserta Katekese Umat,Tujuan Katekese Umat dan Unsur-unsur

Katekese Umat menurut PKKI II

1) Peserta Katekese Umat

Menyangkut peserta Katekese Umat PKKI II mencatat :

a) Yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang beriman, yang secara

pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami

Kristus ; Kristus menjadi pola hidup pribadi juga menjadi pola kehidupan

kelompok ; jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok-

kelompok basis maupun di sekolah atau perguruan tinggi. Penekanan pada

seluruh umat ini justru merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada

katekese sekarang. Penekanan peranan Umat pada katekese ini sesuai dengan

peranan Umat pada pengertian Gereja itu sendiri.

b) Katekese Umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama

dalm iman yang sederajat,yang saling bersaksi tentang iman mereka.Peserta

berdialog dalam suasana terbuka,ditandai sikap saling menghargai dan

saling mendengarkan. Proses terencana ini berjalan terus-menerus.

2) Tujuan Katekese Umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

84

Dalam hubungannya dengan Katekese Umat, PKKI II menegaskan;

Tujuan komunikasi iman itu ialah:

a) Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-

pengalaman kita sehari-hari.

b) Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari

kehadirannya dalam kenyataan hidup sehari-hari.

c) Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan

cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup Kristiani kita.

d) Pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas

mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.

e) Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita

di tengah masyarakat.

3) Unsur-unsur dalam Katekese

Unsur dan proses menyadari pengalaman/praktek hidup

Unsur dan proses menyadari komunikasi pengalaman iman dalam terang

Kitab Suci.

Unsur dan proses menyadari komunikasi dengan tradisi kristiani.

Unsur dan proses menyadari arah keterlibatan baru.

Penutup

Bapak, ibu yang terkasih, kita telah sampai memahami tugas prodiakon

sebagai pembawa warta gembira. Tugas itu menjadi tugas kita bersama.

Semoga pertemuan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya menyadarkan

kita semua akan pentingnya mengetahui formatio iman yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

85

dengan hal-hal dasar katekese. Dan menyadarkan kita penting menjadi

pembawa warta gembira bagi sesama.Sehingga Bapak/Ibu semakin

termotivasi untuk mencari cara menjaga dan menumbuhkembangkan iman

melalui pewartaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

86

SATUAN PENDAMPINGAN II

A. IDENTITAS

1. Judul Pertemuan : Membuat Persiapan Katekese Umat dengan Model

Biblis

2. Tujuan :

- peserta dapat memahami pentingnya membuat

satuan persiapan pertemuan

- peserta dapat mengetahui cara persiapan

Katekese Model Biblis sehingga dapat membuat

persiapan Katekese dengan baik

3. Peserta : Prodiakon Paroki St. Perawan Maria diangkat ke

Surga

4. Tempat : Aula Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga

B. PEMIKIRAN DASAR

Peserta para prodiakon Paroki St. Perawan Maria diangkat ke

Surga kiranya masih ada yang kurang mengalami atau mengetahui bagaimana

berkatekese secara langsung dengan beberapa model terkhusus model katekese

biblis, langkah-langkah dalam katekese unsur-unsur apa saja yang terdapat

dalam satuan katekese, bagaimana dalam penggunaan sarana, apa saja yang

diperlukan selama proses katekese dan sebagainya. Dalam melaksanakan suatu

kegiatan terutama berkatekese terlebih dahulu membuat satuan pertemuan yang

bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam berkatekese.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

87

Menanggapi permasalahan dalam berkatekese dengan bahan

berkatekese yang banyak, sebagai pendamping katekese perlu memahami

langkah-langkah dalam membuat persiapan dalam berkatekese agar tidak

tergantung pada teks buku panduan. Perlu juga menyiapkan bahan dan materi

yang akan disampaikan untuk peserta melalui satuan pertemuan. Melalui

satuan pertemuan ini dapat membantu pemandu untuk menyiapkan materi

katekese yang menarik dan kontekstual. Oleh karena itu pemaparan mengenai

persiapan katekese dalam hal ini sangat diperlukan agar para peserta dapat

mengalami bagaimana proses katekese itu berlangsung dengan baik.

Maka melalui sesi membuat persiapan katekese biblis ini

diharapkan para peserta merasa terbantu dalam melaksanakan tugasnya dalam

memandu suatu katekese di tempat atau di lingkungan masing-masing.

Akhirnya diharapkan nanti para peserta dapat menjalankan tugasnya tersebut

dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan diri. Bahkan dengan adanya

pembahasan singkat, peserta akan semakin mendapatkan pengalaman yang

sangat berguna dalam hal berkatekese. Para peserta juga dapat belajar dari

proses pendampingan tersebut mana yang sudah baik dan mana yang masih

perlu diperhatikan sehingga pada akhirnya dapat memperbaikinya secara

bersama-sama.

C. MATERI

1. Pentingnya membuat persiapan katekese

2. Unsur-unsur persiapan yang baik

3. Menemukan dan menentukan tema dalam Kitab Suci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

88

4. Tugas membuat persiapan Katekese Biblis

D. SUMBER BAHAN

1. Rm. Marno, Diktat PPL PAK Paroki.

2. Rm. Yosep Lalu, Pr. Katekese Umat.

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

F. SARANA

1. Hand out

2. LCD

3. Laptop

4. Power Point

5. Kitab Suci

G. PROSES PENDAMPINGAN

1. Pembukaan

Selamat Siang Menjelang Sore Bapak Ibu, Berkah Dalem. Hari ini kita

belajar mengenai cara membuat persiapan katekese biblis. Dalam sesi ini,

bersama-sama kita memahami bagaimana cara membuat satuan persiapan

dan pentingnya membuat satuan pertemuan sebelum berkatekese.

Diharapkan setelah sesi ini, sebagai pendamping katekese kita dapat

mengetahui mengapa harus membuat satuan pertemuan katekese sebelum

berkatekese bersama umat di lingkungan.

2. Sharing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

89

Untuk membantu peserta masuk dalam pemahaman pentingnya membuat

satuan persiapan pertemuan, berikut panduan pertanyaan untuk sharing:

a. Apa yang dilakukan penari sebelum pentas ?

b. Apa yang biasanya Bapak/ibu lakukan sebelum pelaksanaan BKSN

atau memandu katekese? Mengapa memerlukan persiapan?

3. Penyampaian Materi

a. Pentingnya membuat persiapan katekese

1) Apabila tanpa membuat persiapan Katekese:

a) Tanpa persiapan tertulis ada bahaya pendampingan menjadi tak

terarah karena pikiran manusia mudah kemana-mana atau

meloncat-loncat. Pendampingan menjadi lebih apa adanya,

mengalir tanpa adanya tujuan yang jelas.

b) Tanpa persiapan tertulis pendampingan cenderung menjadi

pelaksana ide sesaat sehingga kesinambungan sulit terjadi.

Pendampingan hanya berdasarkan ide-ide yang terjadi pada saat

itu, dan cenderung pendampingan menjadi membosankan.

c) Tanpa ada persiapan tertulis, sulitlah bagi pengganti untuk

membantu bila pendamping yang biasanya melayani berhalangan.

2) Apabila membuat persiapan katekese

a) Dengan menggunakan persiapan tertulis pendamping dapat

melaksanakan katekese yang terarah dan tidak kemana-mana.

Pendamping dapat melaksanakan katekese secara beruntut dan

dapat mempermudah dalam pendampingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

90

b) Pendamping dapat melaksanakan katekese dengan ide-ide yang

berkesinambungan. Sehingga mudah dipahami dan dapat

melaksanakan katekese yang dapat saling menyambung serta

berhubungan satu dengan yang lain.

c) Persiapan tertulis dapat membantu pendamping pengganti apabila

pendamping yang biasanya berhalangan hadir. Persiapan tertulis

yang demikian dapat memudahkan koordinasi maupun persiapan

pendampingan apabila pendamping yang melayani berhalangan

hadir.

d) Dalam persiapan mengolah buku panduan dengan kritis, tanpa

hanya membaca buku panduan yang telah disiapkan oleh tim KAS.

4. Unsur-unsur persiapan yang baik

Untuk semakin memahami unsur-unsur mempersiapkan katekese dengan

baik. Marilah kita mendalami unsur berikut:

1) Membuat identitas

Terdiri dari:

a) Tema

Tema menjadi satu kunci keberhasilan dari kegiatan yang akan

dilakasanakan. Syarat-syarat tema yang baik:

Jelas, maksudnya arah dari tema yang mau didalami tidak

berbelit-belit.

Memperhatikan kebutuhan dan situasi peserta. Tema

menggambarkan situasi yang aktual di tengah-tengah

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

91

Memperhatikan tradisi Gereja, yakni Kitab Suci dan refleksi

para teolog.

Memperhatikan tahun liturgi: Bacaan-bacaan hari Minggu,

atau bacaan dalam buku panduan BKSN.

Tema hendaknya dirumuskan secara terbatas, terarah dan

tidak terlalu luas

Bulat, dalam kesatuan arti yang tidak terpotong-potong.

Menarik dan menantang

b) Tujuan

Tujuan penting untuk menentukan arah yang akan dilakukan dan

menentukan bagaimana cara atau tahap-tahap yang akan

dilakukan dalam suatu kegiatan. Cara menentukan tujuan dengan

baik:

Sesuai dengan tema yang diangkat

Kesadaran bersama umat

Sikap Kristiani tertentu yang hendak diolah

Arahnya jelas dan operasional

Lebih pada pengalaman

c) Tempat

Dimana tempat katekese biblis akan dilaksanakan. Terutama

lingkungan mana yang akan dilaksanakan katekese

d) Pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

92

Berisi nama yang melaksanakan katekese biblis.

e) Hari/ Tanggal/ Waktu

2) Metode

Metode yang baik adalah metode yang dapat menggerakkan peserta

katekese Kitab Suci atau metode yang menarik. Misalnya: Sharing,

diskusi, Tanya jawab, refleksi, permainan, nonton film, menyusun

puzzle Kitab Suci dll.

3) Sarana

Yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan sarana yang digunakan

agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan, atau pemborosan waktu

dalam menggunakan sarana. Sarana-sarana itu misalnya: berupa

simbol, cerita bergambar, video, kaset, film, laptop, dsb.

5. Menemukan dan menentukan tema dalam Kitab Suci

Alkitab adalah buku pengalaman (iman), maka setiap orang yang punya

pengalaman pasti akan mengerti Alkitab sesuai dengan kemampuan yang

diberikan kepadanya. Kita akui juga cukup banyak bagian Alkitab yang

sulit dimengerti. Berikut ini adalah beberapa cara menemukan dan

menentukan tema bacaan Kitab Suci:

1) Konteks dari peristiwa yang diceritakan dalam Kitab Suci

Orang akan lebih mengerti kotbah Yesus tentang kabar Gembira

Kerajaan Allah jika melihat situasi pada zaman itu.

2) Memperhatikan jenis sastra dalam Kitab Suci

Ada banyak jenis sastra yang ditemukan dalam Kitab Suci;

kisah/cerita, sejarah, perumpamaan, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

93

3) Mendalami maksud pengarang Kitab

Kita dapat menggunakan buku tafsir yang disesuaikan dengan

pengalaman serta konteks hidup umat zaman ini.

Pada intinya, pemilihan tema berdasarkan Kitab Suci hendaknya

memperhatikan pengalaman para peserta sehingga suatu teks berbicara

kepada situasi peserta. Kitab Suci sangat kaya dengan pengalaman iman

yang sangat analogik dengan pengalaman hidup peserta katekese umat.

6. Tugas membuat persiapan Katekese Biblis

Peserta dibentuk ke dalam kelompok (2-3 orang) kemudian membuat

persiapan bersama sesuai prosedur persiapan Katekese Biblis. Setelah

selesai semua maka peserta atau beberapa kelompok akan memplenokan

hasilnya dan dibahas bersama-sama.

7. Penutup

Bapa ibu yang terkasih dalam Kristus, setelah kita tadi bersama-sama

belajar mengenai pengertian, unsur-unsur dan langkah-langkah yang perlu

dipersiapkan sebelum berkatekese. Semua persiapan itu sangat penting

supaya proses katekese dapat berjalan dengan baik dan lancar, selain itu

peserta dapat memahami tentang materi serta proses dan hal-hal tekhnis

lainnya yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan katekese. Sekiranya itu

semua dapat diperhatikan sehingga kita mampu menjembatani umat agar

menemukan pokok iman dalam kitab suci sesuai pengalaman hidupnya

sehari – hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

94

SATUAN PENDAMPINGAN SESSION III

A. IDENTITAS

1. Judul Pertemuan : Spiritualitas Prodiakon Sebagai Pewarta

2. Tujuan : Agar Prodiakon semakin memahami dan sadar

bahwa mereka mempunyai semnagat yang berasal

dari kristus sendiri dalam menghayati dan

melaksanakan tugasnya sebagai pewarta kabar

gembira.

3. Peserta : Prodiakon Paroki St. Perawan Maria diangkat ke

Surga

4. Tempat : Aula Paroki St. Perawan Maria diangkat ke Surga

B. PEMIKIRAN DASAR

Para pelayan pastoral, secara khusus prodiakon,memiliki tanggung jawab

yang besar dalam membina dan menumbuhkan pengetahuan serta penghayatan

iman umat. Tentu saja Romo tidak mampu untuk melayani semua wilayah untuk

seluruh kegiatan peribadatan yang di diadakan umat di setiap wilayah/

lingkungan. Oleh karena itu Gereja membutuhkan prodiakon untuk membantu

meringankan tugas imam dalam pewartaan dan pelayanan. Untuk mewartakan dan

melanyani umat di wilayah/lingkungan-lingkungan. Tugas sebagai prodiakon

adalah tugas pengabdian yang membutuhkan semangat dan kegigihan untuk

senantiasa melayani umatnya. Mereka hadir di tengah umat,dan diyakni sebagai

orang yang mempunyai peranaan yang penting dalam membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

95

memperkembangkan iman umat. Berdasarkan kenyataan ini,Gereja meletakan

tugas ini dalam dan melalui para prodiakon, dalam mengembangkan karya Gereja.

Sebagai seorang rasul awam (prodiakoan) dalam mengemban tugas

ini,mereka harus memiliki spiritualitas yang mendalam, mampu hidup dalam roh

Tuhan.Kesadaran akan tugas panggilan mereka sebagai prodiakon tidak terbatas

pada pelayanan komuni suci namun tugas perutusan yang lebih luas lagi dalam

bidang pewartaan. Oleh karena itu, spiritualitas mereka mencakup suatu motivasi

yang baru dan khusus, suatu panggilan kepada kesucian hidup. Berbagai harapan

dan cita-cita secara bersama yang disadari oleh umat tidaklah senantiasa terwujud

sesuai dengan kenyataan hidup konkrit umat. Kadang kala kurang bersemangat

dan mudah putus asa bila pelayanannya tidak atau kurang ditanggapi umat. Agar

semangat pelayanan tetap berkobar maka spiritualitas tetap dihidupi dari waktu

ke waktu. Teristimewa prodiakon baru, yang baru saja dilantik menjadi

prodiakon, melihat kenyataan ini, mereka membutuhkan spiritualitas pewarta

sabda agar mereka menjadi lebih bersemangat dan berkobar-kobar dalam tugas

pelayanannya di lingkungan-lingkungan mereka masing-masing.

Maka diharapkan dalam pendampingan session VI ini para bapak dan ibu

prodiakon menjadi bersemangat dalam tugas karya pewartaanya sebagai seorang

prodiakon. Dan Pertemuan ini diharapkan agar dapat membantu para prodiakon

dalam mendalami spiritualitasnya sebagai pelayan Allah.

C. TUJUAN PERTEMUAN

1. Menggali pengalaman peserta sejauh mana mereka berperan sebagai

pewarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

96

2. Melalui Spiritualitas kristiani para bapak ibu prodiakon menjadi semakin

bersemangat dalam tugas pewartaan.

D. MATERI

1. Pengertian Spiritualitas

2. Pewarta Kristiani

3. Tugas Pewarta Kristiani

4. Film Inspirasi „’Pohon Tumbang’’

E. SUMBER BAHAN

1. Menggali pengalaman peserta

2.Diktat “ Spiritualitas Kristiani” (Romo Darminta,SJ)

3.Kompedium Tentang prodiakon.

4.Kitab Suci

F. METODE

1. Shring pengalaman

2. Nonton

3. Informasi

4. Tanya jawab

G. SARANA

1. Hand out

2. LCD – Laptop

3. VCD Film inspirasi “Pohon Tumbang”

4. Gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

97

5. Teks lagu “ Jangan Lelah”

H. PROSES PENDAMPINGAN

1. Pengantar

Bapak ibu prodiakon yang terkasih dalam Tuhan selamat sore. Sejak

tadi kita bersama telah mendalami tentang model katekese biblis.

Untuk lebih mendalaminya lagi saya mengajak kita sekali lagi untuk

menggali bersama tema “Spiritualitas Prodiakon Sebagai

Pewarta”.Dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin yang

diperlukan bukan hanya mengandalkan kemauan dan juga tenaga

melainkan diperlukan kemampuan dalam hal berpikir dan mengambil

keputusan yang tepat. Spiritualitas ini sebagai penggerak dan

pendorong serta penyemangat bagi kita dalam hal melaksanakan tugas

pewartaan.Bagaimana hal itu dapat menjadi milik kita. Semoga sesi ini

bermanfaat bagi kita semua dan marilah kita bersama membuka

pertemuan ini dengan menyanyikan lagu dan gerak ” Jangan Lelah”

Jangan lelah, bekerja di ladang-NYA Tuhan

Roh Kudus yang bri‟ kekuatan

Yang mengejar dan menopang

Tiada lelah, bekerja bersama-Mu Tuhan

Yang selalu mencukupkan… akan segalanya

Ratakan tanah yang berlubang

Menjadi siap dibangun di atas dasar iman 2X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

98

2. Panduan pertanyaan untuk Sharing Pengalaman

Untuk membantu peserta masuk dalam pemahaman dan pengertian

spiritualitas prodiakon sebagai pewarta, tiga orang diajak untuk berbagi

pengalaman tentang keputusannya untuk menjadi prodiakon paroki serta

pengalaman mereka dalam menjalankan tugas sebagai prodiakon.

Panduan pertanyaannya sebagai berikut:

Apa yang mendorong bapak / ibu menjadi prodiakon?

Apa yang membuat bapa/ibu bisa bertahan menjadi prodiakon?

Apa yang menyemangati bapa/ibu untuk menjadi prodiakon?

3. Uraian Materi

a. Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas berasal dari bahasa Latin:“Spirits” yang berarti “Roh”.

Kata Roh dalam bahasa Indonesia: jiwa, badan, halus, semangat jiwa

sesuatu yang hidup yang berakal dan berperasaan, namun tidak berbadan

jasmani, misalnya: malaikat, roh halus. Kata “Spiritualitas”. Spirit atau

Roh tetap berhubugan dengan “semangat jiwa dipengaruhi oleh Roh

Allah”untuk orang-orang kristiani, kata Spirit/Roh dapat ditemukan dalam

Kitab Suci, misalnya dalam KSPL, “Roh”sering muncul sebagai

“RUAKH”, yang berarti semua yang mendorong. Jadi kata Spiritualitas

adalah Roh Allah yang mampu memotovasi dan menyemangati,

memberikan kekuatan dan membimbing, menjiwai serta meneguhkan

seseorang agar tidak mudah putus asa dalam melaksanakan setiap tugas

dan tanggungjawabnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

99

Sebagai pemimpin pada intinya adalah tugas pengabdian. Dia ada

bukan demi dirinya sendiri,melainkan demi orang lain. Dia dipanggil

bukan untuk memuaskan hobi pribadi,melainkan demi tercapainya tujuan

dan cita-cita bersama. Pemimpin adalah orang yang tahu apa yang mau

dicapai,mengerti jalan menuju ke sana,dapat menunjukkan tujuan dan jalan

yang harus ditempuh,itu kepada orang lain dan bersedia menempuh jalan

itu bersama mereka yang dipimpinnya.

Untuk semua ini maka seorang pemimpin perlu dalam dirinya

memiliki spiritualitas atau semangat sebagai seorang pemimpin Kristiani.

Semangat atau spiritualitas sebagai seorang pemimpin kristiani adalah

berani berkorban,dedikasi,merangkul,melindungi, mengenal dan dikenal

oleh orang yang dipimpinnya.Semangat ini kita timba dari Yesus sebagai

Gembala Yang Baik. Hal ini termuat dalam Kitab Suci yang dapat kita

renungkan.

b. Spiritualitas menurut Evangelii Gaudium

Evangelisasi sebagai satu cara untuk menyentuh hati manusia

menyadarkan kita akan makna Gereja sebagai seorang ibu yang senantiasa

membuka hatinya kepada setiap orang. Evangelisasi berbicara tentang

semangat yang menjiwai pewarta, yang bersumber pada perjumpaan

dengan relasi pribadi yang intim dengan Yesus. Inti dari misi pewartaan

Gereja adalah membawa terang, berkat, penyembuhan, kebangkitan,

kebebasan, dan bahkan kehidupan bagi orang lain, kendati dalam

kenyataannya kegiatan evangelisasi terkadang justeru membuat kecewa,

membosankan, melelahkan, dan putus asa, yang apabila tidak disikapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

100

dengan tepat dapat melumpuhkan usaha-usaha misi dalam Gereja.

Pertumbuhan hidup rohani dan pengalaman iman pribadi perlu mendapat

perhatian serius.

Selain itu, Paus Fransiskus juga menekankan bahwa

mempraktekkan cinta kasih dan keadilan yang konkrit lebih berpengaruh

daripada berkhotbah, rahmat lebih kuat daripada hukum, Kristus lebih

kuasa daripada Gereja, dan Sabda Tuhan harus lebih banyak dibicarakan

ketimbang tentang Paus. Karena itu, dalam evangelisasi, kita harus lebih

berbicara tentang cinta kasih dan keadilan, tentang rahmat, tentang Kristus,

dan Sabda Tuhan, karena semua itu jauh lebih meyentuh sampai ke dalam

lubuk hati/nubari manusia ketimbang segala ajaran dan khotbah tetang

hukum, Gereja, dan Paus.

Paus Fransiskus menginginkan penampilan Gereja sebagai

kehadiran cinta kasih yang membawa sukacita, pembebasan, pengharapan

dan kehidupan bagi kaum miskin dan terbuang. Beliau mengajurkan kita

untuk membawa perubahan dan pembaharuan bagi dunia lewat kesaksian

hidup kita. Dalam mengembangkan semangat evangelisasi, hendak

menampilkan sebuah Gereja yang akan membuat anda, saya dan kita

semua berkata “ Adalah baik bahwa kita berada di sini.” Lewat kata-kata,

sikap, tindakan, himbauan, nasehat dan hidupnya, Paus Fransiskus hendak

mengajak kita kaum beriman untuk bersatu dan berpikir bersama Gereja,

merasakan dan berprihatin bersama Gereja, mencintai Gereja-Nya sambil

berbagi kasih, damai dan sukacita penebusan dan penyelamatan Tuhan

yang telah kita terima kepada sesama dan seluruh dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

101

c. Spiritualitas pemandu KU

Spiritualitas pada umumnya dimaksudkan sebagai hubungan

pribadi seorang beriman dengan Allahnya dan aneka perwujudannya

dalam sikap dan perbuatan. Spiritualitas tidak tumbuh begitu saja,

melainkan memerlukan waktu dan pergumulan untuk mencapai bentuk dan

cara yang sempurna. Dasar spiritualitas seorang Pembina KU adalah

spiritualitas umum. Dapat disebut mengikuti jejak Kristus. Spiritualitas

kemuridan Yesus, yaitu keterlibatan pada dunia demi membangun

kerajaan Allah. Hidup Yesus terobsesi pada kerajaan Allah, terobsesi pada

pengabdian pada Allah dan kepada manusia. Semangat dan roh

pengabdian kepada Allah dan sesama diwariskan Yesus kepada murid-

murid dan pengikut-pengikutnya (Gereja). Roh Kristus ini masih terus

berhembus dalam Gereja sepanjang masa.

Seorang pemandu memiliki spiritualitas yang bersumber pada

spiritualitas kemuridan Yesus, yang terobsesi pada pengembangan

kerajaan Allah. Atau dengan kata lain, spiritualitas pemandu adalah

kedekatan dan keterlibatan kepada Allah dan keselamatan manusia.

Lokakarya pembinaan Pembina katekese umat yang berlangsung di Wisma

Kinasih, tanggal 16 februari sampai dengan 21 februari 1998 merumuskan

spiritualitas pemandu sebagai Roh (semangat) membantu sesama (peserta

katekese) melalui pewartaan iman yang komunikatif, agar bersama-sama

mampu mewujudkan kerajaan Allah, karena kepedulian terhadap Allah

dan sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

102

Spiritualitas seorang pemandu bersumber pada katekis ulung dan

sejati kita yakni Yesus Kristus. Dialah Guru sejati, sang gembala agung

yang mengajar dengan sempurna baik perkataan dan perbuatan kepada

umat-Nya:

Kesetiaan terhadap Sabda Allah

Supaya pelayanan Sabda sungguh kena sasaran, katekis hendaknya

menyadari konteks kehidupan umat dan kesaksian hidupnya.

Kesadaran mutlak perlunya bertumpu pada Sabda Allah dan tetap

setia terhadap Sabda Allah, tradisi Gereja, untuk menjadi murid-

murid Kristus yang sejati dan mengenal kebenaran (bdk. Yoh.

8:31-32).

Sabda dan kehidupan

Kesadaran akan misinya sendiri untuk mewartakan Injil selalu

harus diungkapkan secara konkret dalam hidup berpastoral bagi

seorang katekis. Para katekis hendaknya tahu bagaimana

memanfaatkan seluruh sarana dan media komunikasi untuk

mewartakan Sabda Allah.

Guru dan Pembina Iman

Sebagai guru dan pembina iman, Imam dan katekis/guru agama

hendaknya menjamin agar katekismus, khususnya berkenan

dengan sakramen-sakramen, merupakan bagian utama pendidikan

Kristiani di kekuarga dan pelajaran agama.

Seperti Air dan Api

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

103

Air : Air itu dingin, yang berarti memberikan kesejukan bagi

semua. Dengan kesejukan itu semua orang merasa nyaman.

Dengan demikian terciptalah sikap krasan bagi peserta. Api: Api

mempunyai sifat panas, ini berarti sebagai seorang katekis kita

diharuskan mampu untuk memberikan sikap hangat kepada umat.

Dengan sifat api yang panas tersebut maka umat akan mewarisi

pancaran panas yang dipancarkan kepada umat. Pancaran tersebut

tidak lain adalah semangat cinta kasih Yesus Kristus.

Pendengar dan Pelaksana Sabda

Berdasarkan surat Yakobus 1:17-27, umat beriman didorong untuk

tidak sekedar menjadi penikmat sabda, namun mampu

melaksanakan apa yang dibaca. Hal ini sesuai dengan amanat Paus

Fransiskus dalam Evangelii Gaudium, bahwa sukacita yang dibawa

oleh Injil yang diwartakan mendorong setiap orang untuk “keluar”

dan ikut bersemangat berbuat kasih.

d. Spiritualitas Pewarta Krisstiani

Karya pewartaan dan pelayanan demi pembangunan iman umat

dalam hidup menggereja dan bermasyarakat, bersumber pada

Yesus dalam membentuk spiritualitas pewarta, khususnya sebagai

pendamping Katekese Umat, sebagai pelayanNya. Seorang

pemandu KU harus menghidupi spiritualitas, dasar spiritualitas

berhubungan seorang pribadi dengan Tuhannya. Seorang pemandu

KU juga harus bersumber pada spiritualitas kemuridan Yesus

(Gereja) yang terobsesi pada pengembangan Kerajaan Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

104

Dengan kata lain bahwa spiritualitas yang harus dimiliki oleh

seorang pemandu Katekese Umat adalah:

- Mengandalkan seluruh hidupnya pada Tuhan

- Dijiwai oleh Roh Kudus dan mengandalkan karya Roh

Kudus

- Bersemangat melayani dan menghargai sesama

- Memilki kepekaan terhadap keprihatinan masyarakat

- Memiliki semangat untuk mengembangkan orang lain

- Mengutamakan orang miskin

- Memilki kerelaan berkorban (mau rugi demi orang lain)

- Memiliki ketekunan dalam menghadapi tantangan

- Bersemangat pembaharuan terus menerus

e. Spiritualitas Prodiakon:

Tetap hidup sebagai awam dan anggota keluarga Kristiani

Seorang prodiakon bukan diakon tertahbis,seorang prodiakon tetap

awam dan diharapkan tetap hidup tetap awam. Gereja mengajarkan

bahwa awam bukanlah warga Gereja kelas dua. Baik awam

maupun klerus sama mengambil bagian dalam satu-satunya

imamat Yesus Kristus meski dengan cara yang berbeda (bdk. LG

10). Itulah sebabnya seorang prodiakon tidak perlu mengubah

sikap, pola dan gaya hidupnya sebagai awam. Ia tidak perlu

berupaya memangun ritmus kehidupan seperti imam atau

kelompok religius.Tidak perlu berpenampilan seperti romo atau

imam,ia harus tetap seorang bapak atau ibu dalam keluarga.Ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

105

mencintai pasangan hidupnya dan anak-anak yang dianugerahkan

oleh Tuhan kepadanya.Demikianlah prodiakon diharapkan sanggup

membangun keluarga kristiani yang dapat menjadi teladan bagi

keluarga kristiani yang lain.

Semangat pelayanan dan kerajasama

Seorang prodiakon diangkat dan ditugaskan resmi oleh uskup

melalui pastor paroki.Maka seorang prodiakon paroki, perlu

memiliki semangat pelayanan dan kerja sama dengan hirarki,

terutama imam atau pastor parokinya.

Memiliki kualitas kerohanian yang mendalam dan liturgis

Prodiakon memiliki tugas utama sebagai pembantu imam dalam

menerimakan komuni baik di dalam maupun di luar Perayaan Ekaristi

seperti liturgi sabda, mengirim komuni pada orang sakit dan di penjara,

dan dalam mengirim ibadat non sakramental. Adapun yang menjadi

dasar spiritualitas terdalam para awam dan prodiakon yakni hidup

dalam kesatuan dan penyerahan diri kepada Allah melalui Kristus

dengan cara setia pada pimpinan Roh Kudus. karena berkaitan dengan

pelayanan doa dan hal-hal suci, para prodiakon harus akrab dengan

Tuhan. Ia harus seorang pendoa yaitu orang yang suka berdoa, bukan

hanya suka berbicara tentang doa dan hidup dari doa, terutama doa

tersebut diungkapkan melalui Perayaan Ekaristi.Selain itu seorang

prodiakon harus rajin menerima Sakramen Pengampunan Dosa,rajin

membaca Kitab Suci, mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam

tugas, bukan hanya siap dalam segi fisik, keterampilan dan penguasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

106

tugas tetapi terutama hati yang suci dan murni melalui doa persiapan

yang cukup.

Tanggap terhadap kebutuhan umat sesuai tuntutan zaman

Seorang prodiakon harus selalu peka terhadap kebutuhan umat

beriman sesuai dengan tuntutan zaman terutama segala kejadian yang

menuntut spontanitas pelayanan.Kepekaan yang dimaksud adalah

adanya keterbukaan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan

tantangan umat menurut situasi dan kondisi.Maka diharapkan sikap

fleksibel dan luwes dalam menjalankan tugas pelayanannya.

Semangat keterbukaan dan rendah hati

Prodiakon perlu memiliki semangat keterbukaan diri dan kerendahan

hati. Semangat keterbukaan menunjuk kepada kesediaan diri untuk

dibentuk, diarahkan dan dipimpin serta belajar terus menerus. Sebab

godaan terbesar bagi para petugas adalah sikap berpuas diri sehingga

tidak mau belajar lagi.Padahal,liturgi dan pewartaan yang menjadi

tugasnya selalu berkembang dan terus memperbaharui diri.

Kerendahan hati untuk belajar dan menerima kritik orang lain

merupakan keutamaan penting bagi kemajuan pelayanan prodiakon

yang berkualitas.

f. Kita menyaksikan sebuah Video “ Pohon Tumbang”

Intisari Film:

Dari film Pohon Tumbang adalah sebuah cerita yang mengisahkan

tentang sebuah pohon yang tumbang merintangi jalan raya. Akibatnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

107

kendaraan macet dan pengguna jalan emosi. Pengguna jalan hanya

melihat dan tidak bertindak untuk mengatasi situasi. Yang mereka

lakukan hanya memaki dan membunyikan klakson. Seorang anak kecil

melihat pohon itu dan berinisiatif untuk menyingkirkannya. Dia

perlahan-lahan mendorong pohon, namun tidak sanggup. Apa yang

diperbuatnya meski tidak berhasil, namun menginspirasi orang lain

untuk ikut menyingkirkan pohon tersebut. Beramai-ramai orang-orang

mendorong pohon dan akhirnya berhasil

Cerita didalami dengan pertanyaan sebagai berikut:

- Bagaimana kesan bapak ibu setelah menyaksikan film tadi?

- Manfaat apa yang diperoleh setelah menyaksikan film tadi?

Pendamping merangkum jawaban peserta

Dalam film tadi kita melihat bagaimana usaha seseorang untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Berbagai cara dan usaha ditempuh apapun

resikonya agar sesuatu yang dicita-citakan dapat terwujud. Melalui film

kita diajak untuk melihat bahwa segala sesuatu yang diharapkan dapat

tercapai karena bukan hanya mengandalkan kekuatan jasmani melainkan

mengerahkan seluruh pikiran dan tidak mudah menyerah terhadap

tantangan dan godaan yang dijumpai serta setia kepada komitmen awal.

Demikian halnya bagi kita sebagai pemandu, hendaknya semangat dan

perjuangan yang dimiliki anak kecil tadi juga menjadi milik kita

bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

108

g. Penutup

Peneguhan

Bapak/ibu yang terkasih dalam Kristus, demikianlah beberapa hal yang

perlu kita ketahui sehubungan dengan pelayanan kita sebagai pembawa

warta gembira di tengah masyarakat, dalam tugas dan pelayanan kita

sebagai seorang prodiakon yang mana nantinya bapak/ibu akan

menjalankan tugas sebagai pewarta. Dalam sesi ini tadi kita telah belajar

dan melihat bersama apa dan bagaimana spirirtualitas kepemimpinan

Kristiani hendaknya kita miliki. Kita menyadari bahwa untuk menjadi

seorang pemimpin Kristiani yang sejati tidak mudah, untuk itu diperlukan

ketekunan dan kesetiaan dalam berproses. Sebagai seorang prodiakon kita

terpanggil untuk melayani umat, oleh karena itu hendaknya kita

menghidupi gaya kepemimpinan model kepemimpinan Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

109

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustaka, dapat disimpulkan bahwa buku "6 Tempayan

Air Pokok-Pokok Pembangunan Jemaat" karya Rob Van Kessel ini adalah sebuah

sebuah buku yang memang ditujukan dan diperuntukan bagi para pemerhati dan

pembangun jemaat dilapangan. Karena isi dari buku ini mengaju pada

pemnbangunan jemaat, selain itu juga berisi pokok-pokok yang menjadi inti sari

dari pembangunan jemaat.

Buku ini mau mengajarkan banyak hal yang oleh pembangun

jemaat terkadang belum terpikirkan. ada banyak proses yang mau mengajarkan

kita untuk menjadi paham bagaimana menjadi pembangun jemaat di tengah-

tengah tantangan masa kini yang sangat besar. Rob Van Kessel ingin mengajak

kita untuk bertolak dari teologi modern dan makin lama mengkhususkan diri pada

Pembangunan Jemaat. Beliau mencoba membangun kader serta memberikan

perspektif teologis normatif bagi Pembangunan Jemaat dalam konteks masyarakat

masa kini.

B. Saran

Berdasarkan saran di atas maka penulis memberikan beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna dalam meningkatkan kepekaan dari para pembangun

jemaat dilapangan, agar kehidupan mengereja dan karya penyelamatan semakin

dapat berkembang dan bertumbuh. beberapa saran dari penulis sebagai berikut:

1. Bagi para mahasiswa ada baiknya buku ini menjadi salah satu buku pegangan

pokok dalam perkuliahan dan dalam penerapan dilapangan. Karena di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

110

buku ini sebenarnya sudah tersedia dengan sangat lengkap apa yang bisa

menanggulangi kesenjangan dalam pembangunan jemaat di masa depan.

2. Ada baiknya apabila buku ini bahasanya lebih disederhanakan lagi dan di cetak

dam versi kedua yang lebih sederhana, karena penulis yakin apabila bahasa

buku ini diosederhanakan lagi makan akan sangat banyak orang yang ingin

membacanya, karena mereka bisa memahami isi dari buku ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MENDALAMI PEMBANGUNAN JEMAAT DARI … dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 23 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan

111

DAFTAR PUSTAKA

Van Kessel, Rob. (1997). 6 Tempayan Air: Pokok-pokok Pembangunan Jemaat.

Yogyakarta. Kanisius

Sumarno Ds., M. (2006). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki IPAAK, USD.

Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Komisi Kateketik KWI. Jakarta: KWI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI