MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk...

182
MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA LALU UNTUK SOLO MASA DEPAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata pelajaran Sejarah tingkat SMA oleh Yayasan WWI. Oleh : PRARASTO MIFTAHURRISQI

Transcript of MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk...

Page 1: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA

SOLO MASA LALU UNTUK SOLO MASA DEPAN

Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata

pelajaran Sejarah tingkat SMA oleh Yayasan WWI.

Oleh :

PRARASTO MIFTAHURRISQI

Page 2: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

15 / 315854 / XI BAHASA 2

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHARAGA

SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Februari 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata

pelajaran Sejarah tingkat SMA oleh Yayasan WWI.

Pada Hari : Jum’at Pahing

Tanggal : 31 Mei 2013

Pembimbing 1 Pembimbing 2

( ) ( )

Suwarni, S.Pd Indratmoko Pribadi, S.Pd

NIP: 19700831 200701 2 012 NIP: 19661024 200501 1 003

Wali Kelas XI Bahasa 2 Kepala SMA Negeri 6 Surakarta

( ) ( )

Agus Setiyono, S.Pd Dra. Harminigsih, M.Pd

Page 3: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

NIP: 19650811 199512 1 002 NIP: 19671208 199412 2 003

Page 4: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

ABSTRAK

Prarasto Miftahurrisqi. 315854. MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA

SOLO MASA LALU UNTUK SOLO MASA DEPAN. Karya Ilmiah Remaja.

Surakarta: Kelas XI Jurusan Program Bahasa. Sekolah Menengah Atas Negeri 6

Surakarta, Februari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai sejarah yang ada di KotaSurakarta seperti menjelaskan mengenai gambaran secara deskriptif tentang Pasar GedheHardjonegoro dari masa awal hingga masa sekarang, menanggapi keadaan jenis beberapabangunan kuno di Kota Surakarta dan sekitarnya, menjelaskan bagian - bagian yang termasukdalam bagian Topomini Kota Surakarta, menjelaskan siapa saja pejuang kemerdekaan yangtelah berjasa dalam perjuangannya demi kemerdekaan Indonesia di Kota Surakarta,menjelaskan sosok KH. Samanhoedi, menjelaskan perkembangan Stasiun Jebres mulai darimasa lalu hingga masa sekarang, menjelaskan keadaan bangunan kuno DHC ’45 di KotaSurakarta, menanggapi bangunan apa saja yang termasuk dalam bangunan kuno di sekitartempat tinggal penulis, menjelaskan apa saja yang menjadi benda & bangunan budaya di KotaSurakarta, menanggapi bangunan kuno yang bukan bangunan hunian di Kota Surakarta &masih banyak tentang Kota Surakarta lainnya.

Metode penelitian ini adalah menggunakan berbagai metode dalam karya ilmiah olehpenulis seperti Observasi, Penulis melakukan observasi dengan pengamatan dan pemotretanpada objek objek yang menjadi penelitian dalam membuat suatu metodologi penelitian ini,Wawancara, Penulis melakukan sedikit wawancara dengan berbagai warga atau orang orangyang berkaitan hubungannya dengan objek yang akan diteiliti demi akuratnya informasi, TI(Teknologi Informasi) Penulis dalam melakukan penelitian ini juga memanfaatkan teknologiguna untuk menunjang keberadaan informasi setiap objek penelitian sehingga bisa menambahwawasan dalam membuat laporan penelitian ini seperti Browsing di Internet.

Hasil penelitian ini adalah menunujukan bahwa Kota Surakarta mempunyai banyaknilai nilai potensi sejarah dan budaya yang bisa untuk diangkat ke publik dan diperkenalkansecara luas melalui bangunan bangunan kuno, tempat bersejarah dan tentunya tempat tempatyang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagibangunan seperti Keraton Surakarta Hadiningrat, Museum KH. Samanhoedi, dan masihbanyak yang ada dalam karya ilmiah ini yang bertemakan mencintai Solo masa lalu untukSolo masa depan.

Page 5: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta
Page 6: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

MOTTO

Subhanallah (Maha Suci Allah) Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan.Maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh sungguh dan hanya kepada Allah kami

berharap.

(QS. Al Insyiroh 6 – 8)

Janganlah kamu mengecilkan dari kebaikan walaupun dengan hanya melemparkansenyuman pada saudaramu / kerabatmu.

(HR. Muslim)

Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akanminta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu !

Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak.

(Bung Karno, Presiden pertama RI)

PERSEMBAHAN

1. Yayasan WWI selaku penyelenggara perlombaan

2. Ibu Dra. Harminingsih, S.Pd selaku Kepala SMA N 6 Surakarta

3. Ibu Suwarni, S.Pd selaku Pembimbing 1

4. Bapak Indratmoko, S.Pd selaku Pembimbing 2

5. Bapak Agus Setiyono, S.Pd selaku Wali Kelas XI Bahasa 2

6. Orang Tua beserta Keluarga (Bp. Danang Endarto dan Ibu Arofah Ery Nurmaya)

7. Kawan kawan Kelas XI Bahasa 2 tahun ajaran 2012 / 2013.

8. Masyarakat Kota Solo.

Page 7: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga laporan ini dapat

diselesaikan walaupun masih dalam bentuk yang sebaik mungkin.

Selama proses penyusunan laporan ini, penyusun sekiranya menemui banyak hambatan

maupun kesulitan dalam penysunan laporan ini dikarenakan terbatasnya pemahaman dan

pengetahuan penysun. Namun berkat usaha yang keras dan bantuan dari berbagai pihak,

masalah hambatan dan kesulitan itu pun dapat terselesaikan. Maka dari itulah penyusun

mengucapkan terima kasih kepada:

1 Yayasan WWI selaku penyelenggara perlombaan

2 Ibu Dra. Harminingsih, S.Pd selaku Kepala SMA N 6 Surakarta

3 Ibu Suwarni, S.Pd selaku Pembimbing 1

4 Bapak Indratmoko, S.Pd selaku Pembimbing 2

5 Bapak Agus Setiyono, S.Pd selaku Wali Kelas XI Bahasa 2

6 Orang Tua beserta Keluarga (Bp. Danang Endarto dan Ibu Arofah Ery Nurmaya)

7 Kawan kawan Kelas XI Bahasa 2 tahun ajaran 2012 / 2013.

8 Masyarakat Kota Solo

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini sangatlah jauh dari sempurna, baik

dalam penyajiannya, penyusunannya maupun dalam hal lain. Oleh karena itu, penyusun

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan hasil laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Page 8: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Surakarta, Mei 2013

Prarasto Miftahurrisqi

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 01

PENGESAHAN ................................................................................................................... 02

ABSTRAK ........................................................................................................................... 03

MOTTO & PERSEMBAHAN ......................................................................................... 04

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 05

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 06

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 08

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................................. 10

BAB 3 KAJIAN PENELTIAN ......................................................................................... 24

BAB 4 PEMBAHASAN

PROGRAM 1 Sekilas Kehidupan Kota Solo

TUGAS 1 : Pasar Gedhe Hardjonegoro................................................................ 26

Page 9: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 2 : Tanggapan Terhadap Bangunan Bangunan Kuno Di Kota Solo .. 27

TUGAS 3 : Deskripsi Topomini Kota Solo .......................................................... 30

TUGAS 4 : Tabel Pahlawan Kemerdekaan Asal Kota Solo .............................. 32

PROGRAM 2 Kota Solo & Kampung Batik Laweyan

TUGAS 5 : Riwayat KH. Samanhoedi ................................................................ 35

TUGAS 6 : Deskripsi Stasiun Jebres ................................................................. 38

TUGAS 7 : Napak Tilas Bangunan Kuno DHC ’45 Surakarta ....................... 39

TUGAS 8 : Tabel Bangunan Kuno Jenis Rumah Hunian ................................ 41

PROGRAM 3 Bangunan Keraton Sebagai Situs Budaya

TUGAS 9 : Informasi Mengenai Budaya & Bangunan Istana Keraton ............ 42

TUGAS 10 : Tabel Bangunan Kuno Di Kota Surakarta ................................... 56

PROGRAM KHUSUS Tentang Kota Solo

KOTA SOLO 1 : Dalam Mata Sejarah & Perjuangan ...................................... 57

KOTA SOLO 2 :Dalam Bingkai Wisata & Kuliner ........................................... 68

KOTA SOLO 3 : Dalam Potret Budaya & Adat ............................................... 104

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 122

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 123

RIWAYAT PENULIS ...................................................................................................... 140

Page 10: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Solo merupakan salah satu bagian di antara kota kota bersejarah yang ada di

Indonesia, dimana terdapat berbagai macam peninggalan peninggalan sejarah oleh para

pendahulu masyarakat Kota Solo ini. Salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Solo

hingga saat ini mungkin masih bisa ditemui walaupun keadaannya telah berubah seiring

dengan perkembangan zaman yaitu bangunan bangunan kuno dan bangunan budaya.

Bangunan bangunan kuno yang masih tetap ada dan terdapat di Kota Solo meliputi benteng

benteng peninggalan penjajahan di era pemerintahan kolonial Belanda dan masjid masjid

kuno yang didirikan semenjak masuknya ajaran ajaran agama Islam di Kota Solo oleh para

penyebar ajaran ajaran Islam seperti para ulama dan para pedagang muslim. Sedangkan untuk

yang bangunan bangunan budaya meliputi keraton kerajaan Kota Solo seperti Mangkunegaran

dan Kasunanan Surakarta.

Maka dari itu, dalam karya laporan ini, penyusun akan membahas tentang perjalanan

sejarah bangunan bangunan kuno dan budaya yang ada di masa lalu untuk bisa dipelajari di

masa sekarang tepatnya di Kota Solo.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana gambaran dan penjelasan secara deskriptif terhadap Pasar Gedhe

Hardjonegoro dari masa awal hingga masa sekarang?

2) Bagaimana tanggapan terhadap beberapa jenis bangunan kuno di Kota Solo dansekitarnya?

3) Apa saja yang menjadi bagian Topomini Kota Surakarta?

4) Siapa sajakah Pejuang Kemerdekaan yang telah berjasa dalam Perjuangannya di KotaSurakarta?

5) Siapakah KH. Samanhoedi itu?

6) Bagaimana perkembangan Stasiun Jebres dari masa lalu & masa sekarang?

7) Bagaimana keadaan bangunan kuno DHC ’45 di Kota Surakarta?

Page 11: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

8) Bangunan apa saja yang bersejarah di sekitar tempat tinggal penulis?

9) Apa saja benda dan bangunan budaya yang ada di Keraton Surakarta?

10) Bagaimana tanggapan tentang bangunan kuno yang bukan bangunan hunian di KotaSurakarta?

C. Tujuan Masalah.

1) Menjelaskan mengenai gambaran secara deskriptif tentang Pasar Gedhe Hardjonegorodari masa awal hingga masa sekarang.

2) Menanggapi keadaan jenis beberapa bangunan kuno di Kota Surakarta dan sekitarnya.

3) Menjelaskan bagian - bagian yang termasuk dalam bagian Topomini Kota Surakarta.

4) Menjelaskan siapa saja pejuang kemerdekaan yang telah berjasa dalam perjuangannyademi kemerdekaan Indonesia di Kota Surakarta.

5) Menjelaskan sosok KH. Samanhoedi.

6) Menjelaskan perkembangan Stasiun Jebres mulai dari masa lalu hingga masasekarang.

7) Menjelaskan keadaan bangunan kuno DHC ’45 di Kota Surakarta.

8) Menanggapi bangunan apa saja yang termasuk dalam bangunan kuno di sekitar tempattinggal penulis.

9) Menjelaskan apa saja yang menjadi benda & bangunan budaya di Kota Surakarta.

10) Menanggapi bangunan kuno yang bukan bangunan hunian di Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Kota Surakarta

Mengetahui sumber sumber sejarah yang ada di Kota Surakarta melaluibangunan bangunan kuno pada masa lalu.

Mengetahui jalannya sejarah yang telah terukir dalam catatan catatan sejarahperjuangan Indonesia yang telah menjadi saksi bisu di Kota Surakarta.

Page 12: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Menjadikan setiap bangunan bangunan kuno sebagai salah satu benda cagarbudaya yang harus dilindungi dan dilestarikan.

2. Bagi Masyarakat Umum

Mengetahui sumber sejarah di Kota Surakarta melalui peninggalanpeninggalan sejarah seperti bangunan kuno, riwayat perjuangan pejuang KotaSurakarta dan benda cagar budaya.

Menjadikan sumber referensi untuk bisa mendalami sejarah Kota Surakarta.

3. Bagi Sekolah

a. Menjadikan penelitian ini untuk bahan pembelajaran siswa di Sekolah.

b. Membuat penelitian ini sebagai acuan dalam membuat suatu kerangkapenilaian mata pelajaran Sejarah.

c. Mengetahui secara jelas dan pasti akan sejarah Kota Surakarta melaluibangunan bangunan kuno dan lain sebagainya yang terkait dengan isipenelitian ini sesuai dengan kurikulum.

4. Bagi Pelajar

a. Menjadi media pembelajaran mata pelajaran Sejarah yang efektif.

b. Menjadi bahan pembelajaran mata pelajaran Sejarah yang edukatif, menarikdan berkarakter.

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Sejaraha. Metode Kajian Sejarah

Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah

antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M.

Trevelyan, dan A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan

narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis

yang lebih realistik.

Page 13: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : ATAS (Dari Kiri ke Kanan)Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier,

Geoffrey Rudolf Elton

BAWAH (Dari Kiri ke Kanan) G. M. Trevelyan, dan A. J. P. Taylor

Page 14: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini

menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang

dalam sejarah.

Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang terilhami zaman gerakan hak asasi dan

sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta

kelompok sosial dan ekonomi dalam kajian sejarahnya.

Foto : In Defense of History karya Richard J. Evans.

Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dengan keras

mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka,

sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan subjektif atas sumber-sumber sejarah

yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan

Page 15: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah modern dari Universitas

Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat.

b. Wawasan Seputar SejarahKata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (ةرجش : šajaratun) yang artinya pohon.

Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (خيرات). Adapun kata tarikh dalam bahasa

Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada

bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa

Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan

tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam

literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang

mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa

Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman

geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.

Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa

pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu

penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah

ini dengan membuat periodisasi.

c. Pengertian Sejarah menurut para ahli

Page 16: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Pengantar Ilmu Sejarah karya Mohammad Ali

Pengertian Sejarah Menurut Mohammad Ali dalam bukunya "Pengantar Ilmu Sejarah"

menyatakan sejarah, yaitu:

1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.

2. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di

sekitar kita.

3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan kejadian dan peristiwa dalam

kenyataan di sekita kita.

Page 17: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Buku What is History karya Edward Hallet Carr

Pengertian Sejarah Menurut E.H. Carr dalam buku teksnya "What is History", Sejarah

adalah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan lampau, suatu proses interaksi

yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.

Pengertian Sejarah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):

1. asal-usul (keturunan) silsilah

2. kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo:

cerita

3. pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di

masa lampau

2. Kajian Budaya

Page 18: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

A. Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,

kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan

diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa

kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani

dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani

sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa

arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,

menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini

berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan

mengubah alam”.

Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama

(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan,

karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana

pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :

1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

belajar.

2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut

kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.

Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi

pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,

moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota

masyarakat (Taylor, 1897:19).

Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan

reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun

pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya

perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau

paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan

itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti

kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).

Page 19: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

1. Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil

perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan

masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai

rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

2. Koentjaraningrat

Page 20: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang

harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

3. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)

Page 21: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta
Page 22: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan

bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti

seluas-luasnya.

4. Malinowski

Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas

berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya

yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul

kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,

seperti lembaga kemasyarakatan.

5. E.B Taylor (1873:30)

Page 23: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan

kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat

dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai

kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam:

1. Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya :

rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.

2. Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu

pengetahuan dan sebagainya.

B. Unsur Kebudayaan

Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu

kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur

tersebut, kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan

unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsure dalam

kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi

Page 24: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan

peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai

berikut.

1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo

religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di

atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat

“menghitam-putihkan” kehidupannya. Foto : Ragam Kegiatan Keagamaan Masyarakat

Indonesia.

Page 25: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

F

Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan

yang sekarang menjadi agama.

Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia,

dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo

socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk

kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja

sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Foto :

Jajaran pemerintahan yang mengatur kehidupann masyarakat agar hidup sejahtera.

Page 26: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran

orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian

menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar

luas. Foto : Kegiatan Belajar Mengajar Pelajar Indonesia.

Page 27: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo

economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat. Foto:

Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia yang umumnya berdagang sebagai penghasilan

hidup.

Page 28: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo

faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat

memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu

alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya

daripada binatang. Foto : Teknologi untuk kebutuhan dan keinginan setiap manusia.

Page 29: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia

pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam

bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan. Foto : Konferensi Bahasa yang

dilakukan untuk melestarikan perkembangan bahasa agar tidak punah.

Page 30: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia

dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk

memenuhi kebutuhan psikisnya. Foto : Tarian dan Karawitan Jawa yang Adiluhung.

Page 31: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Perlu dimengerti bahwa unsur-unsur kebudayaan yang membentuk struktur

kebudayaan itu tidak berdiri lepas dengan lainnya. Kebudayaan bukan hanya sekedar

merupakan jumlah dari unsur-unsurnya saja, melainkan merupakan keseluruhan dari

unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan erat (integrasi), yang membentuk kesatuan yang

harmonis. Masing-masing unsur saling mempengaruhi secara timbale-balik. Apabila terjadi

perubahan pada salah satu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain

pula.

C. Wujud Kebudayaan

Selain unsur kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah

wujudnya. Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan

bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa. Sehingga lebih

konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri

dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit

dipahami. Koentjaraningrat dalam karyanya kebudayaan. Mentaliter, dan pembangunan

menyebutkan bahwa paling sedikit ada tiga wujud kebudayaan, yaitu :

Page 32: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

1. Sebagai suatu kompeks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan

sebagainya.

2. Sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia. (koentjaraningrat, 1974:15).

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan

difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang

hidup dalam masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak

terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu system, disebut system

budaya atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia disebut adat istiadat.

Wujud kedua adalah yang disebut system social, yaitu mengenai tindakan berpola

manusia itu sendiri. Sistem social ini bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto dan

didokumentir.

Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya

manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba,

difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat

tidak terpisah satu dengan yang lainnya.

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai. Menurut C.Kluckhohn

(1961:38) dalam karyanya Variations in Value Orientation, system nilai budaya dalam semua

kebudayaan yang ada di dunia sebenarnya berkisar pada lima masalah pokok dalam

kehidupan manusia, yaitu :

1. Hakikat dari hidup manusia (manusia dan hidup, disingkat MH)

2. Hakikat dari karya manusia (manusia dan karya, disingkat MK)

3. Hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu (manusia dan waktu, disingkat MW)

4. Hakikat hubungan manusia dengan sesamanya (manusia dan manusia, disingkat MM).

Page 33: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BAB 3

KAJIAN PENELITIAN

a) Lokasi Penelitian

Pasar Gedhe Hardjonegoro (Jl. Urip Sumohardjo, Solo, Surakarta, JawaTengah)

Benteng Vastenburg (Jl. Mayor Sumarno, Beteng, Solo, Surakarta, JawaTengah)

Kampung Batik Laweyan Solo (Daerah Kampung Batik Laweyan Solo,Surakarta, Jawa Tengah)

Museum KH. Samanhoedi (Daerah Kampung Batik Laweyan Solo, Surakarta,Jawa Tengah)

Stasiun Jebres Surakarta (Jl. Ledoksari No. 1, Purwadiningratan, Jebres, Solo,Surakarta, Jawa Tengah)

Kantor DHC’45 Surakarta (Jl. Mayor Sunaryo No. 4, Solo, Surakarta, JawaTengah)

Komplek perumahan kuno Laweyan (Daerah Laweyan, Solo, Surakarta, JawaTengah)

b) Waktu Penelitian

Jum’at, 8 Februari 2013 di Pasar Gedhe Hardjoegoro Solo

Sabtu, 9 Februari 2013 di Benteng Vastenburg, Kampung Batik Laweyan Solodan Museum KH. Samanhoedi di daerah Laweyan Solo.

Minggu, 10 Februari 2013 di Stasiun Jebres, Kantor DHC’45 dan Komplekperumahan kuno Laweyan Solo.

Rabu - Kamis 22 - 23 Mei 2013 mengunjungi berbagai tempat kuliner danobyek wisata di Kota Solo. (ada di Program Khusus)

Jum’at, 24Februari 2013 di tempat kuliner khas Kota Solo (Gudeg Ceker, &Nasi Liwet)

Page 34: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

c) Metode Penelitian

Observasi

Penulis melakukan observasi dengan pengamatan dan pemotretan pada objekobjek yang menjadi penelitian dalam membuat suatu metodologi penelitian ini.

Wawancara

Penulis melakukan sedikit wawancara dengan berbagai warga atau orang orangyang berkaitan hubungannya dengan objek yang akan diteiliti demi akuratnyainformasi.

TI (Teknologi Informasi)

Penulis dalam melakukan penelitian ini juga memanfaatkan teknologi gunauntuk menunjang keberadaan informasi setiap objek penelitian sehingga bisamenambah wawasan dalam membuat laporan penelitian ini seperti Browsingdi Internet.

d) Alat Penelitian

1 Kamera Digital

1 PC Laptop

1 Buku Catatan + 2 Pulpen

Wi Fi Internet Access

1 Printer

1 Handphone Camera

10 Lembar kertas HVS

1 Buku Panduan Modul Pembelajaran Sejarah & Budaya dari Yayasan WarnaWarni Indonesia cetakan 2010, “MENCINTAI SOLO MASA LALU untukSOLO MASA DEPAN”.

1 Card Reader

1 Flash Disk

Page 35: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

1 Kendaraan Motor

e) Pembimbing Penelitian

Bp. Indratmoko Pribadi, S.Pd

Ibu Suwarni, S.Pd

f) Latar Belakang Penelitian

Penulis menyadari bahwa mencintai sejarah dan budaya sendiri sangatlahbegitu penting dan tentunya kita harus terus menjaga warisan para pendahulukita terdahulu untuk kemudian dilestarikan dan dirawat hingga masa yangakan mendatang.

Pada jaman sekarang ini banyak sekali generasi muda yang mulai luntur akankecintaan terhadap budaya bangsa sendiri apalagi menyukai sejarah bangsasendiri. Maka dari itu, penulis membuat suatu pembuktian melalui penelitianini untuk kemudian bisa dimanfaatkan dalam mempelajari sejarah dan budayabangsa Indonesia sendiri agar tidak punah.

Page 36: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BAB 4

PEMBAHASAN

PROGRAM 1 SEKILAS KEHIDUPAN KOTA SOLO

TUGAS 1

DESKRIPSI PASAR GEDHE HARDJONEGORO

Pasar Gedhe Hardjonegoro atau secara umum biasa disebut namanya saja Pasar Gedhe

ini, merupakan sentral dari seluruh pasar yang ada di Kota Solo. Pasar Gedhe ini pada

awalnya dibangun dan direnovasi kembali yang sebelumnya hanya pasar pribumi Jawa sekitar

jaman kepemimpinan Paku Buwono yang ke-10 (Abad ke 18). Pasar Gedhe yang ada di Kota

Solo memiliki suatu bangunan bersejarah yang menjadi salah satu ciri khas budaya Kota Solo

yaitu adanya tugu jam yang terpusat di tengah jalan persimpangan pasar. Sejak jaman

kepemimpinan Paku Buwono, Pasar Gedhe telah menjalankan roda perekonomian pribumi,

walaupun pada kenyataannya daerah di sekitar pasar ini dekat dengan kawasan pecinan.

Kawasan Pecinan sendiri merupakan kawasan tempat tinggal atau perkampungan bagi orang

Page 37: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

orang yang berdarah Tionghoa. Dalam menjalankan perekonomian terutama perdagangan di

Pasar Gedhe, tentu saja pribumi Jawa senantiasa menjalin kerja sama dengan kaum Tionghoa

yang sebagian besar menguasai perekonomian swasta pada waktu itu yang masih dalam

penjajahan monopoli dagang pemerintahan kolonial Belanda. Selain itu juga, dari dulu

deretan deretan toko perdagangan atau ruko penjualan di Pasar Gedhe hampir sebagian besar

berada dalam penguasaan kaum Tionghoa, meskipun pribumi Jawa sendiri yang waktu itu

sangat miskin hanya bisa menjual dagangannya secara nomaden atau yang dimaksud di sini

adalah tidak mempunyai tempat untuk berjualan secara menetap. Pasar Gedhe telah banyak

mengalami banyak perubahan perubahan dalam aspek bangunan maupun lingkungan

sekitarnya seiring dengan perkembangan zaman.

Tentu saja, Pasar Gedhe yang ada di zaman sekarang ini, telah menjadi salah satu

benda cagar budaya di Kota Solo yang harus dijaga dan dirawat agar generasi selanjutnya bisa

mengambil pelajaran sejarah yang dikandungannya untuk tetap dipertahankan dan

dilestarikan sehingga tidak akan pernah punah atau hilang seiring perkembangan zaman

manusia yang terus maju dan berkembang.

TUGAS 2

TANGGAPAN TERHADAP BANGUNAN BANGUNAN KUNO DI KOTA SOLO

A. TANGGAPAN TERHADAP BANGUNAN KUNO

1. Penyusun makalah menanggapi tentang kasus sebuah perusahaan perumahan

membangun perumahan dengan arsitektur gaya Eropa secara menyeluruh ini.

Penyusun berpendapat bahwa kasus tersebut, sepertinya kurang begitu menghargai

budaya asli dari bangsa sendiri. Dikarenakan hal tersebut sama saja kita seperti hidup

kembali di jaman pemerintahan kolonial Belanda yang sebagian orang orang Belanda

tinggal dengan rumah yang berasitektur Eropa karena bangsa Indonesia sendiri telah

mengalamai trauma dijajah terhadap segala sesuatu hal yang bernuansa asing.

Sehingga penyusun menghimbau, sebaiknya perusahaan perumahan yang

bersangkutan dalam membangun perumahan yang bernuansa Eropa tadi, diganti

dengan nuansa yang sesuai Daerah sekitar, tempat membangun perumahan tersebut.

Hal ini bisa dilakukan agar mampu memperkokoh atau memperkuat persatuan dan

Page 38: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

kesatuan bangsa lewat pembanguan perumahan yang bernuansa khas Indonesia itu

tadi.

2. Penyusun makalah menanggapi tentang kasus sebuah rumah bernilai sejarah dan

budaya, namun dibongkar menjadi bangunan sama sekali. Penyusun berpendapat

bahwa kasus tersebut, pihak yang bersangkutan dalam pembangunan tersebut sama

sekali tidak mengerti arti dari bangunan yang memiliki sejarah dan budaya. Setiap

bangunan yang memiliki nilai sejarah ataupun budaya, sudah terbukti jelas untuk bisa

menjadi Bangunan Cagar Budaya (BCB) yang harus dirawat, dijaga dan dilestarikan.

Sehingga penyusun menghimbau, sebaiknya bagi siapa pun dalam membongkar atau

membangun kembali bangunan yang baru dari bangunan yang memiliki nilai sejarah

dan budaya atau BCB, haruslah meninjau ulang kembali atau melakukan perijinan

terkait pembangunan tersebut terhadap pemerintahan setempat yang bertanggung

jawab mengawasi kawasan BCB tersebut dan jika diperbolehkan, maka hal itu harus

diumumkan dan dipaparkan di mata masyarakat umum supaya nanti masyarakat tidak

bingung atau apatis dalam mengambil sikap maupun pendapat terhadap kebijakan

pemerintah tersebut.

3. Penyusun makalah menanggapi tentang kasus sebuah rumah kuno coret coret dan

menjadi markas tuna wisma. Penyusun berpendapat bahwa kasus tersebut, bukti

bahwa tidak adanya wujud kepedulian dari pemerintahan yang seharusnya

bertanggung jawab atas bangunan kuno tersebut yang memiliki sejarah dan

masyarakat sekitarnya. Bangunan kuno tersebut mungkin sudah sejak dahulu, memang

terbengkalai atau mungkin bisa juga sikap apatis dan perubahan dalam kehidupan

masyarakat sekitar yang terus mengalami perkembangan seiring majunya zaman.

Sehingga penyusun menghimbau, sebaiknya pemerintahan memberikankan suatu

renovasi baru bagi bangunan kuno yang telah rusak atau ternodai dan membuat

peraturan peraturan yang baru tentang perawatan bangunan kuno sebagai salah satu

wujud dari kepedulian pemerintah sendiri terhadap bangunan yang memiliki nilai

sejarah dan bagi masyarkat seharusnya menjaga, merawat dan melestarikan bangunan

kuno tersebut agar nilai sejarah yang terkandung di dalamnya tidak musnah atau

hilang dari pembelajaran sejarah di kehidupan masyarakat.

B. DOKUMENTASI BANGUNAN KUNO

Page 39: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Benteng Vastenburg adalah salah satu benteng peninggalan pemerintahan kolonial

Belanda di abad 18 – abad 19 lamanya di Kota Solo. Mulanya benteng ini digunakan untuk

semacam benteng pertahanan dari serangan luar ataupun para pemberontak dari pribumi dan

sebagai pusat administrasi pemerintahan kolonial Belanda. Benteng ini mulai beralih

fungsinya, semenjak penjajahan Jepang yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1942. Benteng

ini digunakan oleh pihak penjajah Jepang sebagai tempat untuk militer dan gudang senjata

serta tempat penyiksaan yang kejam untuk para pribumi yang tak mau tunduk atau

memberontak. Setelah Indonesia merdeka hingga saat ini kondisi bangunan tersebut

terbengkalai bahkan sangat begitu tidak terawatnya bangunan nampak bagaikan bangunan

tua.

Page 40: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Vastenburg Kota Solo pada jaman sekarang.

Mungkin sekarang ini kondisinya sangat memperihatinkan, dikarenakan bangunan ini

adalah salah satu bangunan cagar budaya yang memiliki nilai sejarah yang panjang dan untuk

itu seharusnya ada perhatian khusus dari pemerintah Kota Solo untuk merevitalisasi bangunan

tersebut menjadi bangunan yang bisa diambil pelajaran sejarah oleh masyarakat melalui

wisata sejarah atau refrensi sejarah.

Page 41: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 3

DESKRIPSI TOPOMINI KOTA SOLO

1. Kota Solo secara psikologis terbelah menjadi 2 wilayah yaitu Kawedanan Distrik Kota

Surakarta yang terdiri atas onder 4 kecamatan yaitu Jebres, Pasar Kliwon, Serengan

dan Laweyan & Kawedanan Distrik Kota Mangkunegaran yang hanya terdiri atas

onder kecamatan Banjarsari.

2. Pembagian wilayah di Kota Solo berdasarkan identifikasi atau ciri cirinya antara lain:

a. Identifikasi Wilayah Kasunanan

Daerah kekuasannya masih bernuansa tradisional Jawa atau Kejawen.

Bangunan bangunan kekuasaan lebih banyak yang bercorak Jawa.

Toponimi kawasan Kasunanan menggunakan nama nama orang penting dan

terkenal.

Banyak bangunan bangunan kuno yang masih tetap berdiri di sekitar kawasan

wilayah Kasunanan.

Tata letak wilayah Kasunanan terpusat pada keraton sebagai pusat kekuasaan.

b. Identifikasi Wilayah Mankunegaran

Daerah kekuasannya bernuansa Eropa/Belanda atau Plandan.

Bangunan bangunan kekuasaan lebih banyak berasitektur Eropa.

Toponimi kawasan Mangkunegaran menggunakan nama nama jabatan penting

atau pangkat militer yang tinggi.

Tata ruang dan tata letak permukiman di kawasan Mangkunegaran lebih

bercorak kota Eropa dan lebih banyak disesuaikan bagi kepentingan militer.

Adanya taman di setiap sudut permukiman yang berdekatan dengan pos

keamanan Keraton Mangkunegaran dan kantor kelurahan.

Page 42: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

3. Nama nama daerah yang sudah tidak ada lagi di daerah Kota Solo yaitu antara lain

Krapyak

Lojiwarung

Ngadisuryan

Pesanggarahan

4. PERBEDAAN WILAYAH SELATAN REL KERETA API DENGAN UTARA

KERETA API

Pertama, Keadaan wilayah selatan rel kereta api dengan wilayah utara kereta api

adalah ada tidaknya suatu tempat yang dijadikan sebagai pusat kegiatan dari masyarakat.

Wilayah Selatan memiliki pusat pusat perbelanjaan dan pasar seperti Pasar Kabangan,

Lumbung Batik Laweyan dan lain lainnya serta banyaknya akses layanan masyarakat seperti

Kantor Pos Kota Solo misalnya. Sedangkan Wilayah Utara kurang memiliki tempat tempat

yang dijadikan untuk kegiatan masyarakat walaupun ada namun tidak selengkap maupun

sebesar yang ada di Wilayah Selatan seperti Pasar Nusukan misalnya sebagai pusat belanja di

wilayah Utara ini.

Kedua, adanya lahan yang dijadikan untuk taman maupun untuk tempat ladang bagi

masyarakat. Wilayah Selatan kurang memiliki lahan untuk taman dikarenakan lahan tersebut

telah terkuras habis untuk lahan industrial seperti pabrik pabrik batik di Laweyan dan

banyaknya bangunan bangunan berdiri di atas lahan yang sekiranya masih bisa untuk

dijadikan taman penghijauan. Untuk Wilayah Utara, masih banyak lahan lahan hijau yang

bisa digunakan untuk taman seperti Taman Balekambang dan belum begitu banyaknya

bangunan bangunan yang bediri di atas lahan hijau.

Ketiga, adanya bangunan bangunan yang memiliki corak atau arsitektur tertentu.

Wilayah Selatan masih memiliki bangunan bangunan kuno peninggalan masa lalu yang rata

rata berasitektur asing seperti bangunan kuno arsitektur Eropa di sekitar perumahan yang

berada di dekat Taman Banjarsari. Wilayah Utara masih tetap mempertahankan bangunan

kuno dengan arsitektur tradisional seperti bangunan kuno Rumah rumah kuno milik para

saudagar batik di sekitar daerah Laweyan di Kota Solo.

Page 43: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta
Page 44: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 4 TABEL PAHLAWAN KEMERDEKAAN ASAL KOTA SOLO

NO NAMA PEJUANG BIDANGPERJUANGAN RIWAYAT SINGKAT PERJUANGAN

01 Dr. Moewardi Kedokteran

Di Solo, Dr.Moewardi mendirikan sekolahkedokteran dan membentuk gerakan rakyat

untuk melawan aksi-aksi PKI (1947).Pada peristiwa Madiun (1948) dia adalah

salah satu tokoh yang dikabarkan hilang dandidiuga dibunuh oleh pemberontak selain

Gubernur Soeryo.

02 R. Maladi Olahraga &Musik

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia,Maladi terlibat langsung dalam Perang

Kemerdekaan Indonesia denganmemimpin Tentara Pelajar dalam pertempuran

melawan Tentara Belanda yang kemudiandikenal sebagai Serangan Umum Empat

Hari di Solo.Pasca pengakuan kedaulatanIndonesia, R Maladi aktif di

dunia musik dan olahraga. Di dunia olaharga,R Maladi adalah mantan

presiden PSSI periode 1950-1959. BahkanMaladi juga pernah menjadi penjaga gawang

PSSI. Di dunia musik, Maladi juga merupakanseorang pencipta lagu keroncong yang handal,

lagunya yang sangat dikenal adalah lagukeroncong Di Bawah Sinar Bulan

Purnama, Nyiur Hijau

03 Soepomo Politik

Soepomo adalah salah satu anggota pentingdari BPUPKI tahun 1945 yang menciptakan

pemikiran pemikiran penting rumusanrumusan negara dalam usaha mencapai

Indonesia merdeka bersama tokoh pentinglainnya (Ir. Soekarno & Moh Yamin).

04 Dr. Soeharso Kedokteran 1939 – Asisten di RSUP Surabaya 1939 – Dokter di Sambas, Kalimantan

Barat 1942 – Dokter di RS Jebres, Kota

Surakarta 1948 – Mendirikan bengkel

pembuatan kaki dan tangan tiruan

Page 45: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

(prostesis) di RS Umum Surakarta 1951 – Mendirikan Rehabilitasi

Centrum Penderita Cacat Tubuh diSurakarta

1953 – Mendirikan Rumah SakitOrtopedi dan Yayasan PemeliharaanAnak-anak Cacat di Surakarta(YPAC)

05 Slamet Riyadi Militer Karier&Jabatan

Kegiatan Waktu

Siswa MULOAfd.B

PertahananBumi Putra

1940

Sekolah TinggiPelayaran

RekrutmenPemuda olehtentara Jepang

1943

Navigator kapalkayu

Pemberontakankapal milikJepang

1945

Dan.Yon.Res.I,Divisi I

Perang di SolomelawanJepang &Belanda

1945

Dan.Yon.Res.I,Divisi I

PenumpasanpemberontakanPKI Madiun

1948

Dan.WehrkreiseI

PerangKemerdekaan II& SeranganUmum Solo

1949

WakilPemerintah RI

PenyerahanKota Solo

29/12/1949

KomandoYon.352

MendukungDiv.SiliwangimenumpasAPRA di Jabar.

1949

Wakil.PanglimaTT VII.

PenumpasanPemberontakandi Makasar&RMS Ambon

1950

Wakil.PanglimaTT VII.

Gugur digerbangbentengVictoria, Ambon

4/11/1950

Brigadir JendralAnumerta

Kenaikanpangkat atas

1950

Page 46: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

jasa almarhum

06 Radjiman Wedyodiningrat Politik

Pada sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, iamengajukan pertanyaan “apa dasar negara

Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan inidijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila.

Jawaban dan uraian Bung Karno tentangPancasila sebagai dasar negara Indonesia inikemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketuaBPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitanbuku Pancasila yang pertama tahun 1948 di

Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren,Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen

yang berada di Desa Dirgo, KecamatanWidodaren, Kabupaten Ngawi ini menjaditemuan baru dalam sejarah Indonesia yang

memaparkan kembali fakta bahwa Soekarnoadalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.

07 Paku Buwono VI Militer

Pakubuwana VI adalah pendukungperjuangan Pangeran Diponegoro, yang

memberontak terhadap KesultananYogyakarta dan pemerintah Hindia

Belandasejak tahun 1825. Namun, sebagaiseorang raja yang terikat perjanjian

dengan Belanda, Pakubuwana VI berusahamenutupi persekutuannya itu.

Penulis naskah-naskah babad waktu itu seringmenutupi pertemuan rahasia Pakubuwana VIdengan Pangeran Diponegoro menggunakanbahasa simbolis. Misalnya, Pakubuwana VI

dikisahkan pergi bertapa ke GunungMerbabu atau bertapa di Hutan

Krendawahana. Padahal sebenarnya, ia pergimenemuiPangeran Diponegoro secara

diam-diam.Pangeran Diponegoro juga pernah menyusupke dalam keraton Surakarta untuk berunding

dengan Pakubuwana VI seputarsikap Mangkunegaran dan Madura.

Ketika Belanda tiba, mereka pura-purabertikai dan saling menyerang. Konon,

kereta Pangeran Diponegoro tertinggal dansegera ditanam di dalam keraton oleh

Pakubuwana VI.

Page 47: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

PROGRAM 2

KOTA SOLO DAN KAMPUNG BATIK LAWEYAN

TUGAS 5

RIWAYAT KH. SAMANHOEDI

Tahun 1900, perdagangan di Indonesia dimonopoli oleh para pedagang Cina karena

banyak mendapatkan bantuan dari pemerintah kolonial Belanda. Sebaliknya, pedagang

pribumi banyak mendapat tekanan. Karena ketidakadilan itu, pedagang Indonesia tidak dapat

mengembangkan usahanya. Perlakuan yang tidak adil dan cenderung merendahkan kaum

Page 48: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

pribumi itu membuat seorang pedagang batik, KH Samanhudi tergerak untuk membela

kaumnya, para pedagang batik pribumi.

Samanhudi yang juga dikenal dengan nama Wiryowikoro dan atau Sudarno Nadi

dilahirkan di Solo pada tahun 1868. Terbatasnya kesempatan untuk sekolah membuatnya

hanya sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar, itu pun tidak tamat. Sesudah itu ia

memutuskan untuk belajar agama di Surabaya sambil berdagang batik.

Usahanya dalam memperjuangkan nasib pedagang pribumi dilakukannya dengan menyusun

kekuatan di bidang perdagangan dan agama. Ia merasa bahwa pedagang batik pribumi perlu

memiliki organisasi tersendiri untuk membela kepentingan mereka. Maka pada tahun 1911, ia

mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) di Solo.

Adapun alasan mendasar yang melatarbelakangi pendirian organisasi tersebut, yakni

pertama, persaingan yang meningkat dalam bidang perdagangan batik terutama dari

orang-orang Cina yang memiliki sifat superior terhadap orang pribumi. Kedua, adanya

tekanan yang datang dari kaum bangsawan.

Keberadaan SDI mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Terbukti dengan

menjamurnya cabang-cabang SDI dalam waktu yang terbilang singkat di luar kota Solo.

Kenyataan tersebut membuat pemerintah Belanda khawatir. Atas dorongan beberapa penurus

dan anggota, SDI pun berubah menjadi sebuah partai politik yang ditandai dengan perubahan

nama dari SDI menjadi SI (Sarekat Islam) pada tanggal 10 September 1912.

Anggota SI setiap tahun bertambah terus. Menjelang kongres pertamanya pada tanggal

25-26 Januari 1913 di Surabaya, anggota SI sekitar 80.000 orang. Lalu meningkat menjadi

360.000 orang, tiga tahun kemudian. Pada tahun 1918, jumlah anggotanya semakin

bertambah lagi menjadi 450.000 orang. Sementara itu, penyusunan anggaran dasar (AD),

mencari pimpinan, dan mengatur hubungan antara organisasi pusat dan daerah diselesaikan

pada periode tahun 1916-1921.

Tujuan organisasi SI sendiri dirumuskan sebagai berikut: "Akan berikhtiar, supaya

anggota-anggotanya satu sama lain bergaul seperti saudara, dan supaya timbullah kerukunan

dan tolong menolong satu sama lain antara sekalian kaum muslimin, dan lagi dengan segala

daya upaya yang halal dan tidak menyalahi wet-wet (undang-undang, hukum-pen) negeri

(Surakarta) dan wet-wet Gouvernement, …berikhtiar mengangkat derajat, agar menimbulkan

kemakmuran, kesejahteraan dan kebesaran negeri".

Page 49: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Melihat perkembangan partai SI yang pesat ke daerah-daerah di Jawa dan setelah

kegiatan-kegiatan para anggotanya di Solo meningkat tanpa dapat diawasi oleh penguasa

kolonial, Residen Surakarta membekukan SI. Pembekuan itu menimbulkan berbagai

kerusuhan dan pergolakan rakyat. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Belanda akhirnya

mencabutnya pada tanggal 26 Agustus 1912 dengan beberapa catatan bahwa wilayah

organisasi SI hanya terbatas di Surakarta.

Samanhudi menyadari bahwa untuk membenahi organisasi dan menghadapi

pemerintah kolonial Belanda diperlukan seorang pemimpin yang handal. Haji Oemar Said

Cokroaminoto yang bergabung dengan SI pada Mei 1912 kemudian ditugaskan untuk

menyusun anggaran dasar. Tanpa menghiraukan persyaratan Residen Surakarta,

Cokroaminoto pun kemudian menyusun Anggaran Dasar baru untuk SI di seluruh Indonesia

sekaligus meminta pengakuan pemerintah untuk menghindari "pengawasan preventif dan

represif secara administratif".

Dalam pertemuan SI di Yogyakarta pada tanggal 18 Februari 1914 diputuskan untuk

membentuk pengurus pusat yang terdiri dari Haji Samanhudi sebagai Ketua Kehormatan,

Cokroaminoto sebagai ketua, dan Gunawan sebagai Wakil Ketua. Pengurus Central

(Pusat-pen) Sarekat Islam itu diakui pemerintah Belanda pada tanggal 18 Maret 1916.

Pilihannya tak salah, SI pun semakin mengalami kemajuan pesat dan menjadi partai massa di

bawah kepemimpinan Haji Oemar Said Cokroaminoto. SI tidak hanya memperjuangkan

kepentingan dagang saja, tetapi juga politik bangsanya.

Berhubung kesehatannya mulai terganggu, maka terhitung sejak tahun 1920, Haji

Samanhudi tidak aktif lagi dalam kepengurusan partai. Usaha dagang batiknya pun

mengalami kemerosotan. Namun, hal tersebut tak dapat memadamkan kepeduliannya

terhadap pergerakan nasional. Sesudah kemerdekaan berhasil direngkuh republik ini, ia

kembali melibatkan diri dalam misi mempertahankan kedaulatan negara. Ia mendirikan

Barisan Pemberontakan Indonesia Cabang Solo dan Gerakan Persatuan Pancasila untuk

membela RI yang sedang menghadapi ancaman serangan Belanda. Ketika terjadi Agresi

Militer II yang dilancarkan Belanda, ia membentuk laskar Gerakan Kesatuan Alap-alap yang

bertugas menyediakan perlengkapan, khususnya bahan makanan untuk para prajurit yang

tengah berjuang.

KH Samanhudi tutup usia pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten dan dikebumikan

di Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah.Ia adalah seorang

Page 50: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

perintis dan pemimpin yang baik. Organisasi yang dirintisnya memberikan sumbangan yang

besar bagi perjuangan bangsa Indonesia. Satu hal yang menarik dalam diri tokoh SI ini adalah

ketika dia memilih Cokroaminoto sebagai penggantinya memimpin SI. Ia bersikap rendah

hati dengan mengakui bahwa organisasi yang dibentuknya memerlukan orang yang lebih

terpelajar. Dan pilihannya memang tepat. Kebesaran seorang pemimpin memang dapat dilihat

dari caranya mempersiapkan pengganti yang meneruskan cita-cita dan perjuangannya.

Atas jasa-jasanya pada negara, KH Samanhudi dianugerahi gelar Pahlawan

Kemerdekaan berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 590 Tahun 1961, tanggal 9

November 1961.

Page 51: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 6

DESKRIPSI STASIUN JEBRES

Stasiun Solo Jebres atau Stasiun Solojebres (SK) merupakan stasiun kereta api yang

terletak di Jl. Ledoksari No. 1, Purwadiningratan, Jebres, Surakarta. Stasiun yang terletak

pada ketinggian +97 m dpl ini berada di bawah manajemen PT Kereta Api Daerah Operasi 6

Yogyakarta. Stasiun Solo Jebres terletak ke arah timur dari Jl. Urip Sumoharjo. Di dekat

stasiun ini terdapat sebuah terminal peti kemas yang kini tak lagi aktif.

Stasiun Solo Jebres terletak di daerah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Didirikan pada

tahun 1884 oleh Staatsspoorwegen, Stasiun Solo Jebres dahulu adalah stasiun besar untuk

Staatsspoorwegen. Stasiun yang merupakan peninggalan dari zaman pemerintahan kolonial

Belanda ini, sekarang sudah mengalami banyak perubahan atau renovasi dan revitalisasi oleh

pemerintahan Kota Solo. Di setiap sudut bangunan stasiun telah mengalami semacam

pembaharuan seperti warna bangunan yang klasik tempo dulu, pernak pernik bangunan yang

Page 52: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

bercorakkan Eropa (Pintu Gerbang, Jendela, Kursi, Lambang – lambang, dll) dan adanya

semacam tugu dari Stasiun Jebres sendiri yang baru.

Penulis berpendapat bahwa perubahan kondisi banguan yang terjadi di Stasiun Jebres

sangat setuju sekali. Dikarenakan hal tersebut, mampu menjadi daya tarik tersendiri di dalam

sejarah Kota Solo agar nantinya bisa menjadi pembelajaran budaya di Kota Bengawan ini.

TUGAS 7

NAPAK TILAS BANGUNAN KUNO DHC’45 SURAKARTA

DHC ’45 SURAKARTA atau kepanjangan dari Dewan Harian Cabang angakatan

1945 di Kota Surakarta ini adalah salah satu perkumpulan yang dibentuk secara resmi dan

diakui oleh pemerintahan dari para veteran perang kemerdekaan Indonesia untuk

menghimpun semua para pensiunan perang atau veteran perang yang ada dan tinggal di

Page 53: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

wilayah Surakarta. Bangunan yang digunakan sebagai lokasi atau basecamp para anggota

DHC ‘ 45 ini tepatnya adalah bekas bangunan panti asuhan peninggalan zaman pemerintahan

kolonial Belanda yang diperkirakan dibangun sekitar abad ke 19 sampai sekarang (+150

tahun). Seiring dengan perkembangan zaman, Bangunan DHC’45 telah mengalami banyak

perubahan perubahan maupun renovasi. Kondisi bangunan pada saat ini masih dibilang

terawat karena bangunan tadi dijaga dan dimanfaatkan nilai sejarahnya oleh DHC’45 sendiri

untuk tetap melestarikannya agar tidak berubah.

Tingkat perubahan pada setiap bangunan dipastikan mengalami perubahan seiring

perkembangan zaman seperti bangunan bangunan kuno milik Belanda sudah tidak ada lagi,

warna cat bangunan pun berubah disesuaikan dengan zaman sekarang dan tentunya ada

tambahan beberapa ruang ruang di dalam bangunan kuno yang bernilai sejarah tersebut.

Sekarang bangunan tersebut diperuntukan untuk warisan sejarah perjuangan yang ada di Kota

Solo.

Penyusun laporan menanggapi nasib dari bangunan kuno DHC’45, bahwa sebenarnya

dalam menjaga kelestarian sejarah sebaiknya kita tetap mempertahankan, menjaga dan

memanfaatkannya dengan sebaik baik mungkin seperti bangunan kuno panti asuhan milik

Belanda digunakan sebagai kantor DHC’ 45 sendiri. Ingat! setiap bangsa yang besar adalah

tidak akan pernah lupa sejarah bangsanya sendiri.

Page 54: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 8 TABEL BANGUNAN KUNO JENIS RUMAH HUNIAN

NO

NAMABANGUNA

N

LOKASIBANGUNA

N

KONDISIBANGUNA

N

PENGARUH ASING

TANGGAPAN

01 RumahKuno

Banaran,Laweyan,Surakarta

Terawat Eropa

Bangunanmasih bisadihuni &terawatsecara baiksertamengalamirenovasiyang baguspada setiapbangunan.

02 Laweyan ITCenter

Laweyan,Surakarta Terawat Islam

Nuansa khasIslam masih

terasa disetiap

bangunanyang ada

corakkaligrafi

arab.

03 CASA Pajang,Surakarta Terawat Eropa

Bangunanberkhas

Eropa padasetiap

arsitekturnya yang

masih baikdan telah

terrenovasiulang

04 RumahKuno

Kauman,Surakarta Terawat

Campuran(Jawa

&Eropa)

Bangunanini memiliki

corakbangunantradisional

namunberarsitektur asing maka

menjadicampuran

(Jawa –Eropa)

Page 55: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

05 RumahKuno

Laweyan,Surakarta

TidakTerawat Eropa

Bangunanini sudah

tidakberpenghuni

lagisehingga

nampak takdiurus.

Page 56: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

PROGRAM 3

BANGUNAN KERATON SEBAGAI SITUS BUDAYA

TUGAS 9

INFORMASI LENGKAP MENGENAI BENDA BUDAYA DAN BANGUNAN ISTANAKERATON

A. TEMPAT & BANGUNAN ISTANA

a. Alun-alun Lor

Alun-alun Lor atau Alun-alun Utara ibarat halaman depan yang terletak tepat di depan

istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di sekeliling garis pinggir Alun-alun Lor, ditanami

pohon beringin. Begitu pula dengan bagian tengah tanah lapang di mana di situ juga terdapat

dua pohon beringin. Bedanya, dua pohon beringin yang berada di tengah diberi pagar

pelindung sehingga disebut dengan nama Waringin Sengkeran (beringin yang dikurung),

sedangkan beringin yang ditanam di tepi Alun-alun Lor tidak diberi pagar. Di kompleks

Alun-alun Lor terdapat sebuah tempat bernama Gladhag yang dahulu dipergunakan sebagai

tempat untuk mengikat binatang buruan yang baru saja ditangkap dari hutan. Selain itu,

Alun-alun Lor juga menjadi tempat diselenggarakannya upacara-upacara kerajaan yang

melibatkan rakyat dan menjadi tempat bertemunya Raja dengan rakyat. Orang yang ingin

bertemu Raja untuk mengadukan suatu permasalahan atau meminta permohonan, biasanya

akan menunggu di Alun-alun Lor yang berlokasi tepat di depan kompleks istana.

Alun-alun Lor juga menjadi tempat dilangsungkannya bermacam-macam keramaian,

tempat latihan perang, tempat untuk perlombaan (misalnya olahraga), dan lain sebagainya.

Dahulu, pada setiap hari Sabtu, Alun-alun Lor digunakan sebagai medan latihan perang oleh

para prajurit berkuda dengan bersenjatakan tombak. Latihan ini diiringi dengan

bunyi-bunyian gamelan yang disebut Gamelan Setu karena diadakan setiap hari Sabtu.

Alun-alun Lor juga digunakan untuk arena rampongan, yakni latihan kemahiran

mempergunakan tombak dengan melawan harimau. Di samping itu, kawasan Alun-alun Lor

juga menjadi tempat untuk eksekusi hukuman mati bagi orang yang dinyatakan bersalah di

pengadilan. Setelah hukuman mati dilaksanakan, tubuh orang tersebut diletakkan di sebelah

utara Waringin Sengkeran agar semua rakyat dapat melihat dan tidak meniru kesalahan yang

telah diperbuat si terhukum itu.

Page 57: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Di kawasan Alun-alun Lor Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat terdapat beberapa

bangunan yang memiliki ciri khas dan fungsinya masing-masing, antara lain:

Di sebelah barat, utara, dan timur Alun-alun Lor terdapat beberapa bangunan yang

disebut Pakapalan, dari kata kapal yang berarti kuda. Jadi, Pakapalan digunakan

sebagai tempat untuk menambatkan kuda-kuda para abdi dalem dari berbagai daerah

yang akan menghadap Raja pada hari-hari besar.

Di sebelah tenggara Alun-alun Lor berdiri Bangsal Patalon yang berfungsi sebagai

tempat di mana Gamelan Setu dibunyikan untuk mengiringi latihan keprajuritan yang

dilangsungkan pada setiap hari Sabtu.

Di tengah Alun-alun Lor, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, terdapat dua

pohon beringin yang dikurung di dalam pagar atau Waringin Sengkeran. Beringin

yang terletak di sebelah barat bernama Dewandaru yang berarti keluhuran, sedangkan

beringin di sebelah timur bernama Jayandaru yang berarti kemenangan. Kedua pohon

beringin ini dibawa dari Alun-alun Kraton Kartasura yang menjadi pusat

pemerintahan Kerajaan Mataram Islam sebelum dipindahkan ke Surakarta. Di sekitar

Waringin Sengkeran inilah yang menjadi tempat laku pepe (berjemur) untuk orang

yang tidak puas terhadap pemerintahan. Laku pepe dilakukan dengan duduk di bawah

pohon Waringin Sengkeran dengan memakai pakaian serba putih dan memohon

kemurahan hati Raja agar berkenan menemuinya.

Di sebelah barat Alun-alun Lor berdiri Masjid Agung Surakarta yang digunakan

sebagai pusat pengajaran agama Islam dan menjadi tempat dilangsungkannya berbagai

acara keagamaan oleh Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Selain itu, dulu, di sebelah

barat Alun-alun Lor, juga di sebelah timur, terdapat bangunan Bangsal Paretan

sebagai tempat menyimpan kereta kebesaran (kereta kencana) untuk Raja dan para

pangeran pada saat digelarnya upacara-upacara kebesaran.

Di sebelah selatan Alun-alun Lor dahulu ada 3 (tiga) pucuk meriam yang diletakkan

berjajar dari arah barat ke timur. Ketiga meriam itu masing-masing bernama Kyai

Pancawara, Kyai Swuhbrasta, dan Kyai Sagarawana. Namun sekarang, ketiga

meriam tersebut sudah dipindahkan ke sebelah timur Sasana Sumewa. Ketiga meriam

itu bukan digunakan sebagai senjata perang, melainkan sebagai tanda kerajaan di

mana meriam-meriam itu dibunyikan ketika terjadi peristiwa penting, misalnya

kedatangan tamu agung, kelahiran putra-putri Raja dari permaisuri, dan ketika

Page 58: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

diadakan ritual Pisowanan Agung. Di sebelah selatan Alun-alun Lor juga ditanam

sepasang pohon beringin yang masing-masing diberi nama Waringin Gung (beringin

yang tinggi besar) dan Waringin Binatur (beringin yang hina/rendah).

Di sebelah Utara Alun-alun Lor berdiri sepasang pohon beringin yang diberi nama

Jenggot (laki-laki) dan Wok (perempuan). Di area ini berdiri juga tugu peringatan

yang didirikan dalam rangka memperingati 200 tahun berdirinya Keraton Kasunanan

Surakarta Hadiningrat

Di sebelah barat daya dan timur laut Alun-alun Lor terdapat pintu gerbang yang

disebut Slompretan dan Batangan. Kedua pintu gerbang ini hanya dibuka pada hari

Rabu Pahing, Suro Je, 1870 atau pada tanggal 8 Maret 1939 dalam penanggalan

Masehi.

b. Sasana Sumewa

Sasana Sumewa merupakan bangsal besar yang berada di tepi jalan sebelah selatan

Alun-alun Lor dan menjadi bangunan utama terdepan dalam rangkaian bangunan keraton.

Bangsal ini dahulu digunakan sebagai tempat menghadap untuk para punggawa (pejabat

menengah ke atas) dalam upacara resmi kerajaan. Selain itu, bangsal besar yang menghadap

ke arah utara ini digunakan sebagai ruang tunggu bagi tamu yang hendak menghadap Raja.

Fungsi tersebut sesuai dengan makna isitlah Sasana Sumewa berarti tempat menghadap,

terdiri dari kata sasana yang berarti tempat dan sumewa yang berarti menghadap atau sowan.

Sasana Sumewa mulai dibangun pada tahun Jawa 1843 atau tahun 1913 Masehi dan selesai

pada tahun Jawa 1844. Awalnya, lantai Sasana Sumewa masih berupa tanah dan pasir

sedangkan atapnya dari bambu. Oleh karena itu, tempat ini disebut juga dengan nama tratag,

selain dikenal pula dengan sebutan pagelaran, yang berarti “tempat membentangkan

kehendak Raja tentang berbagai hal di kerajaan”. Di kompleks ini terdapat sejumlah meriam,

di antaranya adalah meriam yang diberi nama Kyai Pancawura atau Kyai Sapu Jagad,

keduanya dibuat pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Di tengah-tengah Sasana Sumewa, terdapat sebuah bangsal kecil yang bernama

Bangsal Pangrawit, bangsal berarti tempat, sedangkan pangrawit memiliki makna merawat

atau memperindah. Bangsal peninggalan dari Kartasura ini digunakan sebagai tempat duduk

atau berdiri Raja untuk menyampaikan pesan atau perintah kepada para bawahannya atau

ketika pelantikan pejabat. Di sebelah kanan Sasana Sumewa terdapat Bangsal Pacekotan

yang digunakan sebagai tempat menghadap orang yang akan menerima anugerah dari Raja.

Page 59: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Setiap harinya, Bangsal Pacekotan dijadikan sebagai tempat istirahat bagi abdi dalem yang

bertugas menjaga keamanan istana bagian depan. Sedangkan di sebelah kiri Sasana Sumewa

terdapat Bangsal Pacikeran yang merupakan tempat bagi orang yang akan dijatuhi hukuman

oleh pengadilan.

c. Siti Hinggil Lor

Siti berarti tanah atau tempat, sedangkan hinggil berarti tinggi. Siti Hinggil Lor

merupakan kompleks bangunan yang didirikan di atas sebidang tanah yang lebih tinggi dari

daerah di sekitarnya. Siti Hinggil Lor berlokasi di sebelah selatan Sasana Sumewa dan

dilengkapi dengan pagar batu serta pintu yang berterali besi. Kompleks Siti Hinggil Lor

memiliki dua pintu gerbang, yaitu pintu gerbang di sebelah utara yang disebut dengan Kori

Wijil, dan pintu gerbang di sebelah selatan yang bernama KoriRenteng. Di depan Kori Wijil,

tepatnya di tangga Siti Hinggil Lor sebelah utara, terdapat batu yang dulu digunakan sebagai

tempat pemenggalan kepala orang-orang dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

Batu ini dikenal dengan nama Selo Pamecat. Di kompleks ini juga terdapat 8 (delapan) pucuk

meriam yang ditempatkan berjajar dari barat ke timur. Masing-masing meriam itu bernama:

Kyai Brising, Kyai Bagus, Kyai Nakula, Kyai Kumbarawa, Kyai Kumbarawi, Kyai Sadewa,

Kyai Alus, dan Kyai Kadhalbutung atau MahesaKumali atau Pamecut.

Bangunan utama di yang ada di kompleks Siti Hinggil Lor adalah Sasana Sewayana.

Tempat ini digunakan oleh para pembesar kerajaan ketika menghadiri upacara kerajaan.

Selain itu, terdapat Bangsal Manguntur Tangkil dan Bangsal Witono. Di tengah-tengah

Bangsal Witono yang menjadi tempat disemayamkannya pusaka kebesaran istana selama

berlangsungnya upacara kerajaan, terdapat bangunan kecil yang disebut dengan Krobongan

Bale Manguneng, yakni tempat persemayaman pusaka istana bernama Kangjeng Nyai Setomi.

Pusaka ini berupa sebuah meriam yang konon dirampas oleh tentara Mataram dari Belanda

saat menyerbu ke Batavia. Keberadaan meriam Kangjeng Nyai Setomi dipercaya dapat

memberikan keselamatan dan mampun menggerakkan jiwa dalam suasana kegembiraan serta

kemeriahan namun tanpa meninggalkan kesopanan dan tata krama.

Sedangkan di Bangsal Manguntur Tangkil terdapat tempat duduk Raja yang digunakan

pada hari Grebeg Mulud tanggal 12 Rabiul Awal, Grebeg Puasa pada tanggal 1 Syawal, dan

Grebeg Besar setiap tanggal 10 Besar. Secara harfiah, Bangsal Manguntur Tangkil berarti

“bangsal di Siti Hinggil yang mulia”. Selain itu, di Sasana Sewayana juga terdapat tempat

Page 60: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

duduk untuk para putra sentana dan abdi dalem yang berpangkat tinggi. Mereka duduk di

bangsal itu ketika dilangsungkannya upacara Grebeg. Sedangkan di sisi luar

(timur-selatan-barat) kompleks Siti Hinggil Lor merupakan jalan yang disebut dengan nama

Supit Urang dan boleh dilalui oleh masyarakat umum.Adapun beberapa bangsal lainnya yang

ada di tepi sebelah timur (dari selatan) kompleks Siti Hinggil Lor antara lain:

Bangsal Angun-angun, biasanya digunakan sebagai tempat pacaosanAbdi Dalem

Sarageni Kiwa-tengen.

Bangsal Gandhek Tengen, sebagai tempat yang digunakan ketika membunyikan

gamelan Kodhok Ngorek. Sedangkan pada hari-hari biasa, tempat ini digunakan untuk

pacaosanAbdi Dalem Gandhek Tengen.

Bale Bang, bangunan yang difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan perangkat

gamelan Kodhok Ngorek.

Gandhek Kiwa, yakni tempat untuk menyiapkan pesta yang diselenggarakan istana.

Sedangkan pada hari-hari biasa, tempat ini digunakan untuk pacaosan Abdi Dalem

Gandhek Kiwa.

Bangsal Mertalulut, terletak di sebelah timur tangga Siti Hinggil Lor, dahulu menjadi

tempat Abdi Dalem Mertalulut, punggawa keraton yang bertugas membawa hadiah

kepada mereka yang berjasa. Sekarang, bangsal ini ditempati oleh Abdi Dalem

Meriam Kyai Pancawara.

Bangsal Singanegara, terletak di sebelah barat tangga Siti Hinggil Lor, dahulu

menjadi tempat Abdi Dalem Singanegara yang bertugas melaksanakan keputusan

pengadilan. Sekarang, tempat ini digunakan untuk menyimpan meriam Kyai

Segarawana.

d. Kemandhungan Lor

Setelah Siti Hinggil Lor, bagian Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang

selanjutnya adalah Kemandhungan Lor (Kemandhungan Utara). Sebelum masuk ke

Kemandhungan Lor terlebih dahulu harus melewati pintu gerbang yang disebut Kori

Brajanala atau Kori Gapit. Di bagian luar pintu gerbang, terdapat dua bangsal untuk Abdi

Dalem Brajanala Kiwa dan Abdi Dalem Brajanala Tengen sebagai penjaga luar gerbang.

Sedangkan di bagian dalam pintu terdapat pula dua bangsal untuk Abdi Dalem Wisamarta

Kiwa dan Abdi Dalem Wisamarta Tengen selaku penjaga dalam gerbang. Kori Brajanala

merupakan jalan masuk utama dari arah utara ke dalam halaman Kemandhungan Lor

Page 61: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

sekaligus menjadi gerbang Cepuri. Cepuri adalah istilah untuk menyebut kompleks utama di

dalam istana yang dikelililingi oleh dinding pelindung yang disebut Baluwarti. Dinding

Baluwarti juga menjadi penghubung antara jalan Supit Urang denganhalaman dalam istana.

Gerbang cepuri yang didirikan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono III ini

dibangun dengan corak Semar Tinandu. Di sisi kanan dan kiri (barat dan timur) gerbang,

terdapat Bangsal Wisomarto yang dijadikan sebagai pos jaga para pengawal istana. Di sebelah

timur gerbang ini terdapat menara lonceng.

Kemandhungan Lor merupakan lapisan pertama dari rangkaian kompleks di bagian

dalam istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau yang sering disebut sebagai Daerah

Dalem Baluwarti Karaton Surakarta. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, dinding

Baluwarti merupakan dinding yang membentengi istana utama, terbuat dari batu yang kuat

dan tinggi, dengan tebal 2 meter. Baluwarti pernah mengalami kerusakan dan dibangun

kembali dengan bahan batu bata biasa yang bertahan sampai sekarang. Selain Kori Brajanala

di sebelah utara, pada dinding Baluwarti masih terdapat tiga pintu gerbang lainnya. Di

sebelah selatan, terdapat pintu gerbang bernama Kori Brajanala Kidul yang dilengkapi

dengan bangsal untuk Abdi Dalem Nyutra dan Abdi Dalem Mangunudara. Sedangkan untuk

pintu gerbang di sebelah timur dan barat masing-masing diberi nama Kori Batulan Wetan dan

Kori Batulan Kulon. Di tengah-tengah kompleks Kemandhungan Lor tidak terdapat bangunan

yang berdiri, hanya terhampar halaman kosong. Bangunan yang tampak di kompleks ini

hanyalah di bagian tepi halaman. Dari halaman ini, terlihat sebuah menara megah yang

dikenal dengan nama Panggung Sangga Buwana yang berada di kompleks berikutnya, yakni

di Sri Manganti.

e. Sri Manganti

Sri Manganti merupakan lapisan dalam keraton setelah Kemandhungan Lor. Oleh

karena itu, jika memasuki kompleks ini dari arah utara harus melalui sebuah pintu gerbang

yang disebut dengan nama Kori Kemandhungan. Di sisi kanan dan kiri pintu gerbang yang

bernuansa warna biru dan putih ini terdapat dua arca dan cermin besar di mana di atas cermin

tersebut dihiasi dengan senjata dan bendera dengan lambang Kasunanan Surakarta

Hadiningrat. Kompleks Sri Manganti merupakan tempat yang disediakan sebagai ruang

tunggu bagi para tamu yang akan menghadap Raja. Kompleks ini didirikan pada tahun Jawa

1718 atau tahun 1742 dalam penanggalan Masehi. Di beranda luar kompleks Sri Manganti,

Page 62: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

terdapat pos penjagaan yang ditempati oleh Abdi Dalem Keparak. Sedangkan di bagian dalam

terdapat tempat pacaosanNyai Regol.

Di halaman bagian dalam kompleks Sri Manganti berdiri dua bangunan utama yaitu

Bangsal Smarakatha yang terletak di sebelah barat dan Bangsal Marcukundha yang berada di

sebelah timur (dibangun pada tanggal 4 April 1814). Dahulu, Bangsal Smarakatha digunakan

sebagai ruang untuk menghadap bagi para pegawai menengah ke atas (dengan pangkat Bupati

Lebet ke atas). Tempat ini juga menjadi tempat penerimaan kenaikan pangkat para pejabat

senior. Namun kini, Bangsal Smarakatha difungsikan sebagai tempat latihan menari dan

mendalang. Sedangkan Bangsal Marcukundha pada zamannya adalah tempat untuk

menghadap bagi para opsir prajurit, tempat penerimaan kenaikan pangkat pegawai dan

pejabat yang lebih rendah levelnya, serta tempat untuk menjatuhkan vonis hukuman bagi

kerabat raja yang dinyatakan bersalah. Kini, Bangsal Smarakatha difungsikan sebagai tempat

penyimpanan Krobongan Madirenggo yang biasanya digunakan ketiika upacara sunat/khitan

para putra Susuhunan. Di dalam kompleks Sri Manganti, tepatnya di sebelah sisi barat daya

Bangsal Marcukundha, terdapat sebuah menara dengan bentuk segi delapan yang disebut

dengan Panggung Sangga Buwana yang artinya “panggung penyangga bumi”. Menara yang

cukup tinggi ini sebenarnya berada di dua tempat sekaligus, yaitu di halaman Sri Manganti

dandihalaman Kedhaton.

f. Kedhaton

Kedhaton merupakan wilayah inti dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dari arah utara, pintu masuk ke kompleks ini dinamakan Kori Sri Manganti, nama yang

sesuai dengan wilayah kompleks sebelumnya, yakni Sri Manganti. Pintu gerbang yang

didirikan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IV, tepatnya pada tahun 1792

M, ini disebut juga dengan nama Kori Ageng. Secara filosofis, Kori Sri Manganti memiliki

keterikatan dengan Pangung Sangga Buwana. Pintu gerbang yang dibangun dengan gaya

Semar Tinandu ini menjadi tempat untuk menunggu tamu-tamu resmi kerajaan. Di bagian

kanan dan kiri pintu gerbang Kori Sri Manganti, ditempatkan sepasang cermin, sedangkan di

bagian atasnya terdapat ragam hias khas Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Halaman

kompleks Kedhaton dialasi dengan pasir hitam yang didatangkan khusus dari Pantai Selatan

(Samudera Hindia) dan ditanami dengan berbagai macam pohon yang kini mulai langka,

salah satunya adalah Sawo Kecik (Manilkara Kauki) sebanyak 76 batang. Suasana di halaman

Kedathon semakin semarak dengan adanya patung-patung bergaya Eropa.

Page 63: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Di kompleks Kedhaton berdiri sejumlah bangunan utama, antara lain Sasana Sewaka,

nDalem Ageng Prabasuyasa, Sasana Handrawina, dan Panggung SanggaBuwana. Bangunan

Sasana Sewaka sebenarnya merupakan peninggalan pendapa dari Keraton Kartasura. Tempat

ini pernah mengalami kebakaran pada tahun 1985. Di Sasana Sewaka inilah Susuhunan

duduk bertahta ketika diadakan upacara-upacara kebesaran kerajaan seperti Grebeg dan

peringatan hari lahir Raja. Di sebelah barat Sasana Sewaka, terdapat Sasana Parasdya dan di

baratnya lagi berdiri nDalem Ageng Prabasuyasa. Tempat ini merupakan bangunan inti dan

terpenting dari seluruh rangkaian kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di

tempat inilah disemayamkan pusaka-pusaka dan juga tahta raja sebagai simbol kerajaan. Di

nDalem Ageng Prabasuyasa ini pula, seorang raja bersumpah pada saat mulai bertahta

sebelum dilakukan upacara penobatan.

Selanjutnya adalah Sasana Handrawina yang digunakan sebagai tempat perjamuan

makan resmi kerajaan. Kini, Sasana Handrawina sering dimanfaatkan untuk tempat seminar

maupun gala dinner ketika menjamu tamu-tamu dari luar negeri yang datang ke Surakarta.

Bangunan utama lainnya yang ada di kompleks Kedathon adalah Panggung Sangga Buwana.

Dulu, fungsi menara ini adalah sebagai tempat Raja melakukan meditasi sekaligus untuk

mengawasi benteng Belanda yang berada tidak jauh dari keraton. Menara setinggi 35 meter

dengan garis tengah 6 meter ini memiliki 5 lantai dan biasanya juga digunakan untuk melihat

posisi bulan guna menentukan awal bulan. Di puncak teratas terdapat simbol yang

menunjukkan tahun dibangunnya menara tertua di Surakarta ini. Bunyi sengkalan simbolisasi

itu adalah Naga Muluk Tinitihan Janma yang berarti tahun Jawa 1709 atau tahun 1782 dalam

kalender Masehi (Naga=8, Muluk=0, Tinitihan=7, Janma=1). Panggung Sangga Buwana

pernah terbakar pada 19 November 1954 sehingga kemudian direnovasi dan selesai pada

tanggal 15 Mei 1978. Terakhir, di sebelah barat kompleks Kedhaton, merupakan tempat

tertutup bagi masyarakat umum dan terlarang untuk dipublikasikan sehingga tidak banyak

yang mengetahui apa saja sebenarnya yang ada di dalamnya. Kawasan tersebut terlarang

karena merupakan tempat tinggal resmi raja dan keluarga kerajaan yang masih digunakan

hingga sekarang.

g. Kemagangan

Bagian belakang Kedhaton yang merupakan wilayah inti istana adalah kompleks yang

disebut sebagai Kemagangan atau Magangan. Seperti namanya, kompleks Kemagangan pada

zaman dahulu digunakan sebagai tempat penerimaan, berlatih, ujian, dan apel kesetiaan para

Page 64: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

calon abdi dalem yang nantinya magang di istana sebelum diterima sebagai abdi dalem tetap.

Di tempat ini terdapat sebuah pendapa yang berada di tengah-tengah halaman. Pendapa ini

dulu digunakan sebagai tempat latihan para calon abdi dalem. Di sekeliling halaman ini

berdiri sejumlah bangunan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atribut atau

perlengkapan prajurit, seperti keris, pedang, bedil, pistol, dan pakaian seragam prajurit yang

dikenakan pada hari-hari besar keraton. Di tengah-tengah kompleks Kemagangan juga

tersedia tempat untuk menyimpan meriam yang dibunyikan pada hari-hari besar tertentu. Di

sebelah selatan bangunan penyimpanan meriam itu terdapat pelataran di mana di kiri dan

kanannya berdiri gedung perkantoran prajurit, dan sejumlah bangunan lainnya. Selain itu, di

tengah-tengah pendapa Kemagangan terdapat bangsal yang digunakan untuk pisowanan abdi

dalem perempuan atau keputren. Kini, kompleks Kemangangan terkadang juga digunakan

sebagai tempat penyelenggaraan acara-acara budaya, semisal talkshow atau diskusi budaya.

h. Kemandhungan Kidul

Setelah keluar dari areal Kemagangan melalui pintu gerbang Kori Gadungmlathi yang

juga dikenal dengan nama Saleko atau Sembagi, kompleks yang berikutnya adalah pelataran

Kemandhungan Kidul (Kemandhungan Selatan). Kata Gadungmlathi bermakna simbolis

yang melambangkan relasi antara keraton dengan ratu penguasa Laut Selatan (Nyai Roro

Kidul). Sedangkan istilah Saleko memiliki makna “persatuan dengan Sang Hyang Tunggal

(Tuhan Yang Maha Esa)”, dan kata sembagi berarti “bersatunya semua warna menjadi warna

putih”. Di selatan Kori Gadungmlathi, ada pintu gerbang Kori Kemandhungan Kidul yang

merupakan pintu masuk (pintu belakang) istana dari arah selatan. Pintu gerbang ini dihiasi

dengan perangkat dekoratif yang sarat makna, salah satunya adalah rangkaian melati yang

bermakna kesucian. Di sekitar pintu gerbang ini akan dijumpai lagi pelataran yang bersifat

lebih terbuka untuk umum. Selain itu, kompleks ini juga menjadi tempat yang digunakan

pada saat upacara pemakaman raja maupun permaisuri. Setelah melewati pintu gerbang

KoriKemandhungan Kidul, berikutnya akan dijumpai pintu gerbang Kori Brajanala kidul. Di

sebelah kiri dan kanan Kori Brajanala Kidul terdapat Bangsal Nyutra dan Bangsal

Mangundara. Berikutnya terdapat jalan Supit Urang Wetan dan Supit UrangKulon yang

menjadi penghubung antara kompleks Kemandhungan Kidul dengan Siti Hinggil Kidul.

i. Siti Hinggil Kidul

Page 65: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Akses untuk menuju ke Siti Hinggil Kidul (Siti Hinggil Selatan) dapat dilakukan

melalui pintu gerbang Kori Brajanala Kidul. Kawasan Siti Hinggil Kidul adalah kompleks

bangunan pendapa terbuka yang dikelilingi oleh barisan pagar besi pendek. Bangunan ini

didirikan pada tahun Jawa 1721. Dahulu, terdapat empat meriam di area ini di mana dua di

antaranya kemudian dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia dan disimpan di Akademi

Militer Nasional (AMN) Magelang, Jawa Tengah. Berbeda dengan kompleks Siti Hinggil Lor

yang terkesan megah, Siti Hinggil Kidul dan sejumlah bangunan lain yang berada di sebelah

selatan istana berwujud lebih sederhana dan dibuat dari material yang lebih sederhana pula.

Perbedaan ini bukannya tanpa alasan, namun justru memuat filosofi Jawa yakni Donya

Sungsang Walik. Dengan kata lain, bangunan-bangunan di sebelah utara istana yang megah

melambangkan nafsu dan keinginan duniawi yang ada di dalam diri manusia, sementara

kesederhanaan yang terlihat pada bangunan-bangunan di bagian selatan istana melambangkan

perjalanan religi, yakni bersatunya manusia dengan Tuhan sehingga harus meninggalkan

benda-benda dan keinginan duniawi. Artinya, dalam tahap spiritual ini, manusia harus fokus

dan hanya berorientasi kepada Tuhan, Sang Hyang Tunggal.

j. Alun-alun Kidul

Alun-alun Kidul (Alun-alun Selatan) yang terletak di sebelah selatan Siti Hinggil

Kidul dapat diibaratkan sebagai halaman belakang istana. Kawasan yang berupa tanah lapang

ini bersifat lebih pribadi dibandingkan Alun-alun Lor. Pada zaman dahulu, Alun-alun Kidul

digunakan sebagai sarana hiburan bagi keluarga istana dan untuk latihan keprajuritan. Sama

seperti di Alun-alun Lor, Alun-alun Kidul juga memiliki sepasang pohon beringin kembar di

bagian tengahnya. Sepasang pohon beringin tersebut dilindungi oleh dinding dan oleh karena

itu, maka kedua pohon beringin itu disebut dengan nama Waringin Kurung Sakembaran.

Alun-Alun Kidul dikelilingi oleh tembok benteng yang tinggi dan di sekitarnya terdapat

beberapa rumah bangsawan kerajaan. Selain itu, di Alun-alun Kidul juga dapat ditemui

sekumpulan orang yang sedang mencari nafkah, misalnya dengan berjualan, di area tersebut.

Benteng yang mengelilingi Alun-alun Kidul mempunyai pintu gerbang di

tengah-tengah ujung selatan yang diberi nama Gapura Gading. Pada era pemerintahan Sri

Susuhunan Pakubuwono X, tepatnya pada tahun 1932, ditambahkan pintu gerbang di sebelah

selatan Gapura Gading, dengan bentuk mengikuti bentuk gerbang masuk Alun-alun Kidul

dari arah barat dan timur. Gapura terakhir yang ditambahkan oleh Sri Susuhunan

Pakubuwono X inilah yang justru dikenal masyarakat sebagai Gapura Gading. Ketiga

Page 66: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

gerbang di Alun-alun Kidul ini dikenal dengan sebutan Tri Gapurendro. Di sebelah barat

Alun-alun Kidul terdapat kandang gajah milik keraton. Raja memelihara hewan-hewan liar

seperti gajah sebagai lambang kebesaran. Di kompleks ini juga terdapat sebuah bangunan

kecil yang digunakan untuk memelihara hewan pusaka keraton lainnya, yakni kebo bule

(kerbau albino) yang diberi nama Kyai Slamet.

B. SEJARAH BENDA PUSAKA BUDAYA

Page 67: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Keris Pusaka yang digunakan oleh para raja raja di Keraton Surakarta

Hadiningrat pada jaman dahulu.

Pandangan di luar keraton mendefinisikan “pusaka” sebagai senjata yang bersifat sakral.

Sedangkan dalam konteks Kasunanan Surakarta Hadiningrat, istilah “pusaka” dimaknai

sebagai benda-benda peninggalan dari leluhur keraton yang diwariskan secara turun-temurun

kepada dari Raja sebelumnya ke Raja yang selanjutnya. Jadi, yang disebut “pusaka” bukan

hanya berupa senjata saja, melainkan benda-benda lain yang memiliki arti tersendiri bagi

keraton. Namun, dalam konteks ini, akan sedikit dibahas tentang senjata pusaka yang

dipunyai Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat mempunyai berbagai jenis senjata pusaka yang hingga

kini masih dirawat dengan baik. Beberapa jenis senjata pusaka yang ada di Kasunanan

Page 68: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Surakarta Hadiningrat antara lain keris, tombak, pedang, trisula, gada besi, meriam, dan

sebagainya. Senjata-senjata pusaka keraton tersebut diyakini menyimpan makna magis

sehingga memiliki kekuatan yang berpengaruh atau prabawa dan dianggap sebagai

benda-benda sakral yang harus dihormati. Keyakinan tersebut bisa dimengerti karena pada

umumnya, senjata pusaka yang sekarang tersimpan di Kasunanan Surakarta Hadiningrat

merupakan benda-benda warisan dari kerajaan-kerajaan Jawa terdahulu, mulai dari Kerajaan

Majapahit, kemudian Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram Islam,

Kasunanan Kartasura Hadiningrat, hingga sampai ke zaman Kasunanan Surakarta

Hadiningrat.

Senjata-senjata pusaka di Kasunanan Surakarta Hadiningrat sangat dihormati dan diberi

nama dengan sebutan Kyai dan Nyai, Pada saat-saat tertentu, diadakan ritual untuk merawat

senjata-senjata pusaka tersebut, misalnya dengan diberi sesaji, kemenyan, bunga, serta

mantra-mantra tertentu. Keluarga besar istana beserta segenap rakyat memang sangat

menghormati keberadaan senjata-senjata pusaka warisan leluhur itu. Penghormatan tersebut

diungkapkan dalam baris-baris tembang Dhandhanggula yang mengandung makna tersirat

bagi segenap warga keraton untuk menghormati benda-benda pusaka Karaton. Adapun

tembang yang dimaksud adalah berbunyi sebagai berikut: Dhandhanggula

Ugemana pepelinge Gusti, yen budaya iku ora beda, lan pusaka kedhatone. Manawa dipun

rengkuh, dipunpepundhi hambarkahi, lamun siniya-siya tuwuh haladipun. Marma pra setyeng

budaya, pepetrinen uwohing pangolahing budi, hing salami-laminya. (Ingatlah peringatan

Tuhan, budaya itu tidaklah berbeda, termasuk pusaka yang dimiliki oleh keraton.Apabila

diakui dan dihormati, maka akan memberi berkah. Namun, apabila disia-siakan, akan muncul

pengaruh buruknya. Oleh karena itu, wahai para pecinta budaya, jagalah hasil pengolahan

budi, untuk selama-lamanya).

Satu di antara sekian banyak jenis senjata pusaka yang dimiliki oleh Kasunanan Surakarta

Hadiningrat adalah keris. Konon, bahan yang digunakan untuk membuat beberapa keris

pusaka di Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah dari meteor yang jatuh pada tahun 1801 di

sekitar daerah Prambanan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IV. Sisa

meteor yang digunakan sebagai bahan pembuat keris tersebut masih tersimpan di Kasunanan

Surakarta Hadiningrat dan diberi nama Kanjeng Kyai Pamor. Beberapa keris milik

Kasunanan Surakarta Hadiningrat ada juga yang disimpan di Museum Radya Pustaka Solo.

Page 69: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Salah satu keris pusaka yang menjadi koleksi Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah

keris yang diberi nama Kanjeng Kyai Pakumpulan, dibuat pada masa pemerintahan Sri

Susuhunan Pakubuwono VI. Dikisahkna, asal mula nama keris ini berawal ketika Sri

Susuhunan Pakubuwono VI memerintahkan untuk membuat sebuah keris pusaka yang

bahannya dikumpulkan dari paku-paku bekas bangunan masjid yang sedang direnovasi.

Paku-paku yang telah dikumpulkan itu kemudian dilebur dan menjadi bahan utama untuk

membuat keris atas perintha Sri Susuhunan Pakubuwono VI. Hingga akhirnya terciptalah

sebuah keris pusaka yang bernama Kanjeng Kyai Pakumpulan itu, di mana nama

“Pakumpulan” diambil dari proses pembuatan keris tersebut yang dibuat dari hasil

pengumpulan paku-paku bekas renovasi masjid itu. Konon, keris pusaka Kanjeng Kyai

Pakumpulan sangat ampuh karena dibuat dari bahan-bahan yang diambil dari tempat suci

(masjid).

Selain itu, ada sepasang keris pusaka di Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dianggap

sangat sakral, yakni keris Kyai Nagasasra dan keris Kyai Sabuk Inten. Kedua keris ini

diyakini berasal dari zaman Kerajaan Majapahit dan menjadi simbol kekuasaan raja-raja

Majapahit yang diperkirakan dibuat pada abad ke-13 M. Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk

Inten harus selalu berpasangan karena menjadi perlambang bersatunya kawula (rakyat)

dengan gusti (raja). Bahkan, pasangan keris pusaka ini seringkali dipercaya sebagai simbol

bersatunya manusia dengan Tuhan (Manunggaling Kawula Gusti).

Pembuat keris Kyai Nagasasra adalah Mpu Supa Madrangki. Dinamakan Kyai Nagasasra

karena di badan keris pusaka ini tergurat gambar seekor ular naga berwarna emas yang

mempunyai banyak sisik. Keris Kyai Nagasasra ini berwarna putih kekuningan dan memiliki

luk sebanyak 13 yang menjadi perlambang kebangunan jiwa dan keselarasan. Sedangkan

keris Kyai Sabuk Inten dibuat oleh Mpu Domas. Disebut dengan nama Sabuk Inten karena

pada bagian bawah keris terdapat selapis garis pamor berwarna putih intan. Keris yang

memiliki warna kebiru-biruan ini dibuat dengan luk sebanyak 11 yang menjadi simbolisasi

perasaan kasih sayang.

Sejarah keberadaan pasangan keris Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten hingga sampai

ke Kasunanan Surakarta Hadiningrat bermula dari masa keruntuhan Kerajaan Majapahit.

Setelah Kerajaan Majapahit bubar karena perang saudara dan mulai berkembangnya ajaran

Islam di Jawa, keris Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten dibawa ke istana Kesultanan

Demak, kerajaan penerus Majapahit sekaligus kerajaan Islam pertama di Jawa, oleh Raden

Page 70: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Patah. Kemudian, ketika Kesultanan Demak runtuh, kedua keris tersebut dibawa oleh Jaka

Tingkir yang kemudian menjadi penguasa Kesultanan Pajang. Demikian seterusnya, keris

Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten diwariskan secara turun-temurun seiring dengan usai

dan munculnya kerajaan-kerajaan Dinasti Mataram hingga berdirinya Kasunanan Surakarta

Hadiningrat sebagai salah satu kerajaan keturunan Mataram yang terakhir.

Menurut buku Ensiklopedi Keris karya Bambang Harsrinuksmo, keris Kyai Nagasasra

dan Kyai Sabuk Inten disimpan di keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dan dibuatkan

warangkaNagasasra Sabuk Inten. (sarung) baru yang terbuat dari kayu cendana wangi. Keris

Kyai Nagasasra dan Kyai Sabuk Inten semakin populer ketika SH Mintardja meluncurkan

roman silatnya yang berjudul

Selain keris, Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga mempunyai koleksi senjata pusaka

berupa beberapa pucuk meriam. Salah satunya adalah meriam yang diberi nama Kanjeng Nyai

Setomi. Meriam peninggalan Kesultanan Mataram Islam ini disucikan (ritual jasaman pusaka)

pada waktu-waktu tertentu, misalnya untuk menyambut Maulud Nabi Muhammad yang

puncak perayaannya ditandai dengan prosesi Garebeg Maulud di halaman Masjid Agung

Surakarta.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat masih memiliki sejumlah meriam lainnya yang

ditempatkan di Sitihinggil, antara lain meriam Kanjeng Kyai Poncoworo yang dibuat pada

tahun 1645 M, Kanjeng Kyai Santri yang dibuat pada tahun 1650 M, Kanjeng Kyai Brinsing

yang berasal Siam (Thailand), juga tiga pucuk meriam peninggalan Mataram bernama

Kanjeng Kyai Kumborowo, Kanjeng Kyai Kumborawi, dan Kanjeng Kyai Kadalbuntung.

Ada pula meriam yang berpasangan seperti sepasang meriam bernama Kanjeng Kyai Bagus

dan Kanjeng Kyai Alus serta Kanjeng Kyai Nakulo dan Kanjeng Kyai Sadewo yang

merupakan pemberian VOC, juga Kanjeng Kyai Syuhbrasto dan Kanjeng Kyai Segorowono

yang melambangkan kesedihan Sri Susuhunan Pakubuwono VII karena kehilangan kekuasaan

atas laut dan hutan.

Sebenarnya masih banyak koleksi senjata pusaka yang dipunyai oleh Kasunanan

Surakarta Hadiningrat, termasuk pedang, tombak, trisula (tombak bermata tiga), gada besi,

perisai (tameng), dan lain sebagainya. Masing-masing dari senjata pusaka itu memiliki

muatan historis dan nuansa magis yang sangat dipercaya dalam tradisi masyarakat Jawa,

khususnya bagi keluarga istana dan masyarakat Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Benda-benda pusaka itu diperlakukan dengan sangat baik dan pada waktu-waktu tertentu

Page 71: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

diadakan upacara untuk menghormati benda-benda pusaka tersebut, seperi upacara jamasan

pusaka (penyucian senjata pusaka), upacara kirab pusaka, dan lain sebagainya.

Page 72: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

NO NAMA BANGUNAN LOKASIBANGUNAN

KONDISIBANGUNAN

PENGARUHASING TANGGAPAN

01 Masjid Al WusthoMangkunegaran

Mangkunegaran Terawat

Campuran(Jawa –Arab)

Bangunan mesjid kuno initetap kokoh berdiri danterawat karena seringnyabangunan ini digunakankegiatan ibadahmasyarakat yang muslimsekitarnya.

02 Bank IndonesiaSurakarta Gladak Terawat Eropa

Bangunan ini sangatbegitu murni arsitektur

asing dari Eropaseluruhnya dan sangat

begitu dijaga dandilestarikan oleh

pemerintah Kota Solo.

03 Stasiun Solo BalapanSurakarta Banjarsari Terawat

Campuran(Jawa dan

Eropa)

Bangunan ini sudahmengalami renovasi

seiring denganperkembangan zaman dan

sangat begitu terawatyang membuat stasiun inimenjadi bangunan yang

bersejarah.

04 Gereja St. AntoniusSurakarta

Pusat KotaSurakarta Terawat Eropa

Bangunan ini samadengan bangunan

bangunan kuno yangmurni berasitektur asing

dari Eropa dan tetapkokoh berdiri

05 Benteng Vastenburg Pusat KotaSurakarta Tidak Terawat Eropa

Bangunan ini menjaditidak terawat dikarenakan

kurangnya perhatianpemerintahan terhadap

bangunan kunopeninggalan

pemerintahan kolonialBelanda ini.

TUGAS 10 TABEL BANGUNAN KUNO

Page 73: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

PROGRAM KHUSUS

TENTANG KOTA SOLO

KOTA SOLO 1

DALAM MATA SEJARAH & PERJUANGAN

SEJARAH BERDIRINYA KOTA SALA

Siapapun mengetahui bahwa hidup dalam penjajahan itu selain terhina, tidak memiliki

kebebasan juga sengsara. Kiranya demikianlah yang dialami oleh Raja Keraton Kasunanan di

Kartasura, Sri Susuhunan Paku Buwana II. Sang Raja tidak memiliki kebebasan sama sekali.

Sampai-sampai untuk memilih calon putra mahkota raja harus terlebih dahulu meminta

persetujuan dari pemerintah penjajah, VOC Belanda. Pemerintah Belanda dan VOC Belanda

dengan politik ‘pecah belah’ terhadap Karaton Mataram itu berhasil menguasai seluruh

kekuasaan raja jajahannya.

Foto : Raja Keraton Kasunanan di Kartasura, Sri Susuhunan Paku Buwana II.

Page 74: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Sementara intrik perebutan kekuasaan kerajaan melanda Karaton Kasunanan di

Kartasura, yang dilakukan dari dalam keluarga keraton keturunan Mataram, telah

menimbulkan kemelut berkepanjangan dan bermusuhan. Di sisi lain pelarian orang-orang

orang-orang Cina yang tertindas oleh kompeni VOC Belanda di Jakarta, mereka melarikan

diri ke Jawa Tengah. Kemarahan orang-orang Cina tertindas itu ditumpahkannya dalam

bentuk pemberontakan orang-orang Cina yang dipimpin oleh Sunan Kuning alias Mas

Garendi di tahun 1742 itu juga memperoleh dukungan dari Pangeran Sambernyawa alias

Raden Mas Said yang memanfaatkan momentum itu. Raden Mas Said sangat marah dan

kecewa terhadap kebijaksanaan Karaton Kartasura yang memangkas daerah Sukowati yang

dulu diberikan oleh Karaton Kartasura kepada Ayahandanya.

Foto : Nama RM. Said yang telah menjadi nama salah satu jalan di Kota Solo sebagai

penghormatan kepada beliau atas jasanya menentang & berani melawan kolonialisme

Belanda yang telah memecah belah kerajaannya.

Serangan gencar prajurit pemberontakan Cina berhasil menjebol benteng pertahanan

Keraton Kartasura dengan menimbulkan banyak korban jiwa. Menghadapi ancaman itu Paku

Buwana II memerintahkan kerabat keraton dan para abdi dalem untuk segera mengungsi ke

ke wilayah jawa Timur bagian barat daya, yaitu pacitan hingga ke Ponorogo. Sementara itu

Page 75: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

prajurit pemberontakan Cina menghancurkan keraton Kartasura dan menjarah kekayaan

karaton yang tertinggal.

Pemimpin Prajurit Kompeni VOC Belanda, Mayor Baron Van Hohendorff segera

minta bantuan minta bantuan prajurit Kompeni Belanda di Surabaya. Sementara itu adipati

Bagus Suroto dari kadipaten Ponorogo yang merasa benci terhadap pemberontakan

orang-orang Cina terhadap Keraton Kartasura, lalu menyediakan prajuritnya untuk segera

menumpas prajurit pemberontak orang-orang Cina itu.

Peperangan menumpas pemberontakan orang-orang Cina pimpinan Mas Garendi atau

Sunan Kuning berlangsung dengan seru. Akhirnya pemberontakan orang-orang Cina berhasil

ditumpas. Setelah tertumpasnya pemberontakan orang-orang Cina maka Pangeran

Sambernyawa alis Raden Said berjuang sendiri melawan Kompeni Belanda dan Karaton

Kartasura.

Ketika kerabat Keraton Kartasura kembali ke keratonnya, keraton sudah hancur. Maka

Sri Susuhunan Paku Buwana II memerintahkan para abdi dalemnya untuk membangun

karaton yang baru. Untuk itu Paku Buwana II mengutus petinggi keraton yang terdiri dari

Tumenggung Tirtowiguna, Pangeran Wijil, Tumenggug Honggowongsono dan abdi dalem

lainnya untuk mencari tempat baru untuk lokasi pembangunan Keraton Kasunanan itu.

Mereka memanjatkan doa kepada ALLAH SWT untuk memohon petunjukNya.

Rombongan utusan keraton disertai oleh seekor gajah putih berjalan ke timur. Suatu

kali mereka mencium bau wangi di tanah Kadipolo. DesaTalang Wangi itu sebenarnya cocok

untuk lokasi pembangunan baru, tetapi tanahnya banyak bukitnya. Lalu rombongan menuju

kearah timur lagi. Mereka menyebrabgi sungan Begawan Sala. Mereka tiba di Sonosewu.

Tanahnya datar dan dapat menggunakan sungan Begawan Sala sebagai lau lintas. Namun

secara spiritual Desa Sonosewu banyak dihuni setan prayangan sehingga tidak baik untuk

keraton baru.

Rombongan menuju arah barat, tiba-tiba gajah putih milik keraton berhanti istirahat di

dekat daerah berawa. Para petinggi dan abdi dalem keraton kembali memanjatkan doa kepada

Allah. Dikeheningan malam mereka mendengar ‘suara tanpa rupa’: “Hai...Engkau yang

sedang bertirakat. Kalau Engkau menginginkan sebuah tempat untuk ibukota kerajaan,

pergilah ke Desa Sala. Sebab itu dikehendaki Allah dan nantinya akan menjadi kota yang

besar dan makmur,........”

Page 76: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Tumenggung Tirtowiguna dan Pangeran Wijil kemudian menemui Kepala desa

Dusun, bernama Kyai Sala. Saat pertemuan itu Kyai Sala bercerita , kalau ia mimpi ada

utusan keraton yang mencari tempat untuk membangun keraton. Ia juga menerima wisik

bahwa dusun itu baik, untuk tempat pembangunan keraton. Herannya kok ada persamaan

mimpi, maka Tumenggung Tirtowiguna dan Pangeran Wijil segera melaporkan penemua desa

Sala untuk lokasi pembangunan Keraton pindahan dari Kartasura, dan sang raja

menyetujuinya.

Foto : Bekas bangunan kuno Keraton Kartosuro yang telah menjadi gundukan tanah

di sekitar daerah Kota Solo.

Sri susuhunan Paku Buwana II merasa sudah cocok apabila desa Sala yang penuh

dengan rawa itu untuk ibukota keraton maka disuruhnya para bupati pesisir agar menimbuni

rawa itu dengan tanaman lumbu, dengan maksud untuk menyumbat sumber air besar yang

terus mengalir. Kepala dusun Kyai Sala menyampaikan usul agar dapat menyumbat sumber

air besar didaerah rawa, dengan gong sekar delima. Ketika sang raja dilapori tentang wisik

gaib dari Kyai Sala yang bunyinya “untuk menghentikan mengalirnya sumber air, engkau

Page 77: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

harus menutupnya dengan gong merah delima dan kepala penari serta daum lumbu. Maka

oleh Sri Sunan diartikan bahwa gong itu suara paling seru dalam karawitan, maknanya adalah

Kyai Sala sikepala dusun yang menghendaki sadangkan kepala penari terkait dengan wayang

atau ringgit (bahasa jawa) yang berarti uang. Jelaslah sudah bahwa Kyai Sala menghendaki

uang atas tanah halk miliknya, yang akan digunakan untuk karaton. Maka Sri Sunan Paku

Buwana II memberinya uang sebanyak 10.000 gulden Belanda (1744) untuk tanah milik Kyai

Sala yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan karaton baru itu.

Foto : Salah satu peninggalan bekas bangunan kuno Keraton Kartosuro abad ke 18.

Page 78: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Keraton Kartosuro yang telah berdiri sejak tahun 1680 – 1742 yang telah

hancur, kini telah menjadi salah satu benda cagar budaya.

Pindahnya Karaton Kasunanan warisan Mataram dari Kartasura ke desa Sala itu

merupakan bedol keraton secara total atau menyeluruh, Perpindahan itu dilaksanakan dalam

suasana sedih karena keraton Kartasura dirusak oleh pemerintah Cina. Untuk pindahnya

karaton itu terlebih dahulu para abdi dalem karaton kasunanan harus membabat hutan belukar

, menimbuni rawa digedung lumbu dengan tanah galian dari Tanah Wangi di Kadipolo.

Lubang tanah bekas galian itu membentik danau kecil yang setelah ratusan tahun dijadikan

Balai Kambang Sriwedari. Seluruh bangunan inti karaton kasunanan kartasura diboyong

pindah untuk didirikan kembali di desa Sala.Pada waktu itu pagar kompleks karaton dibuat

dari bambu, secara bertahap bagian-bagian karaton lainnya seperti Masjid Agung di alun-alun

utara pun dibangun oleh generasi Pemerintahan Paku Buwono selanjutnnya, karena

keberadaan bangunan tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan Karaton Surakarta.

MASA REVOLUSI PERJUANGAN

(SERANGAN 4 HARI KOTA SALA 1949)

Page 79: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Evakuasi Para Pasukan Tentara Kerajaan Belanda yg ada di Poerwosariweg

Solo tahun 1949 (Jl. Slamet Riyadi).

Para pejuang kemerdekaan Kota Solo dengan keberanian luar biasa, dapat mengakhiri

kekuasaan Pemerintah Militer Jepang yang keji dan kejam tak berperikemanusiaan terhadap

rakyat dan pejuang Indonesia, meskipun persenjataan sangat terbatas dan sederhana.

Puncaknya dengan penaklukan terhadap pasukan militer Jepang di timuran ( sekarang Hotel

Cakra di jl. Birg Jend Slamet Riyadi ). Hal tersebut karena keterpaduan perjuangan antara

Tentara Nasional Indonesia, Tentara Pelajar, bersama rakyat. Bukan hanya perjuangan

bersenjata, tetapi diperlukan perjuangan diplomasi seperti dilakukan oleh tokoh pejuang

Soemodiningrat yang kebetulan salah satu bangsawan dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Ketika menaklukan Pimpinan Militer Jepang Watanabe dalam perundingan di Balai Kota

Sala. Namun setelah terusirnya kekuasaan Pemerintah Fasis Jepang dari bumi Republik

Indonesia ternyata pasukan Belanda datang dengan menunggangi Sekutu / PBB ke Indonesia.

Belanda berusaha untuk mencengkeramkan kembali kekuasaannya di bumi nusantara, dan

Page 80: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

para pejuang kemerdekaan Indonesia melakukan perlawanan bersenjata dengan penuh

keberanian untuk mengusir Tentara dan Pemerintahan Penjajahan Belanda.

Ketika Pasukan Belanda menyerbu Ibukota Republik Indonesia yang dipindahkan

sementara di Yogyakarta pada tanggal, 19 Desember 1948, kemudian pasukan Belanda pun

menyerbu kota Sala dua hari kemudian. Maka rakyat bersama Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia melakukan perlawanan bersenjata untuk mengusir kekuasaan penjajah Belanda.

Dalam kemelut perang kemerdekaan untuk menghindari pasukan militer Belanda menguasai

tempat-tempat penting,maka para pejuang kemerdekaan Indonesia melakukan politik bumi

hangus termasuk gedung balai kota Sala yang merupakan pusat pemerintahan juga dibakar.

Sementara itu rakyat dan para pejuang kemerdekaan republik Indonesia di kota Sala

mengungsi keluar kota, perjuangan itu dilakukan dengan begerilya.

Ada peristiwa penting yang patut dicatat ialah saat terhadap pasukan militer jepang

yang bertahan disebelah barat gedung koperasi Batari ( oktober 1945 ). Saat itu gugur pejuang

Indonesia yang bernama afirin yang ditembak oleh serdadu Jepang yang sedang terkepung.

Jenazah Arifin dalam peti yang diselimuti kain merah putih, lebih dulu diusung ramai-ramai

di keraton Surkarta. Dalam hal ini Karaton menyediakan kereta berkuda untuk mengangkut

jenazah Arifin ke pemakaman di Sekar Pace ( makam pahlawan kusuma bakti ) – Jurug.

Atas perintah panglima Jendral Sudirman maka komandan brigade V divisi II Letkol

Slamet Riyadi mengkonsolidasi dengan membentuk komando pertahanan atau Wehrekreise

wilayah Solo, lalu dibentuk komando pertempuran Panembahan Senapati yang meliputi

daerah karisidenan Sala, Semarang Selatan dan Pacitan. Untuk daerah Solo diberi nama

Wehrekreise Arjuna dipimpin oleh Ahmadi, yang terdiri dari lima rayon masing-masing

dipimpin oleh Kapten Suhendra, Lettu Sumarto, Kapten Prakoso,( pernah menjadi rektor

UNS ) Kapten Abdul Latief, yang ilegal dipimpin oleh Lettu Hartono dengan melakukan

gerilya terhadap Belanda.

Di bidang pemerintahan sipil juga dibentuk pemerintahan kota solo yang wali

kotannya RM. Suharyo Suryopranoto, hasil persetujuan Room Royen direalisasikan dalam

Pemerintahan Penghentian Tembak Menembak oleh Presiden Soekarno tanggal ,3 Agustus

1949, dan ditindak lanjuti oleh Jendral Sudirman dan komando dibawahnya.

Sebelum serangan umum Solo ada beberapa peristiwa yang mendukung keberhasilan pejuang

dalam pertempuran ini, antara lain:

Page 81: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Serangan di Jembatan Cluringan, mendapatkan 1 Bren dan 2 LE.Tentara Belanda yang

selamat dalam peristiwa tersebut akhirnya mengalami gangguan jiwa. Sedang

barang-barang pribadi milik serdadu Belanda yang tewas dikembalikan pihak TP

Brigade XVII kepada komandan Belanda setelah gencatan senjata.

Pembelotan satu kompi TBS ( Teritoriale Batalyon Surakarta) bentukan Belanda

dengan membawa 8 Bren, 30 Sten dan 80 senapan.

Foto : Bung Karno yang telah memerintahkan pemeberintahan penembakan senjata oleh

Tentara Rakyat pada 3 Agustus 1949 dalam upaya menjaga kekondusifan daerah Kota Solo.

Page 82: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Penandatangan perjanjian gencatan senjata antara Letkol. Slamet Riyadi dari Indonesia

dengan Pihak Belanda pada awal tahun 1949 di Kota Solo. Namun, perjanjian itu gagal

karena Belanda ingkar janji.

Page 83: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Letnan Jenderal Van Vreeden, peletus serangan ke Markas Gatot Subroto pada

tanggal 3 Agustus 1949

Foto : Kolonel Gatot Subroto dalam masa perjuangan revolusi di Kota Solo tahun 1949.

Selain dua peristiwa di atas pada tanggal 3 Agustus 1949, letnan jenderal Van

Vreeden diam-diam memerintahkan penyerangan ke markas Kolonel Gatot Subroto sekaligus

menghancurkan pemancar RRI di Desa Balong, Kecamatan Jenawi padahal rencana gencatan

senjata sudah diumumkan demi memperkuat posisi tawar pihak militer.[2] Meski tidak sesuai

target karena markas Kolonel Gatot Subroto dan pemancar RRI sudah pindah ke tempat lain,

hal ini mempertebal keyakinan para pejuang bahwa Belanda masih berniat melakukan

pelanggaran gencatan senjata kembali.

Page 84: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : AHJ. Lovink, Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda di Indonesia pada

tahun 1949 yang mengeluarkan pendapat tentang sikap Belanda dalam berperang.

Serta Wakil Tinggi Mahkota Belanda di Indonesia AHJ. Lovink ( 11 Agustus 1949 )

dari pengalaman sejarah membuktikan pemerintah Belanda sering ingkar janji, tipu muslihat

sehingga para pejuang selalu waspada serta melakukan perluasan daerah kekuasaan di Solo

dengan melakukan serangan 4 hari, pada tanggal. 7 – 10 agustus 1949 pada saatitu Belanda

bermarkas di Benteng, mendapat bantuan dari batalyon Yogyakarta untuk menyerbu ke Solo,

dan memaksa agar Slamet Riyadi menyerah. Dalam pertempuran ini Belanda mengerahkan

pesawat tempur dengan menyerang pasar nongko, kampung petangpuluhan, srambatan, pasar

kembang yang dianggap kantong pejuang.

Page 85: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Jajaran Perwira Tinggi Tentara Rakyat Indonesia tahun 1949 di Kota Solo.

150 serdadu Belanda tewas tertembak, sebuah tank milik Belanda berhasil direbut di

kampung Purwo Diningratan. Setelah kewalahan menghadapi pejuang, Belanda menyetujui

Gencatan Senjata, tanggal 11 Agustu 1949 pukul 00.00. walaupun gencatan senjata ditanda

tangani serdadu Belanda ( KNIL ) malah membabi buta menumpahkan kemarahannya dengan

menembaki penduduk sipil di Pasar Kembang dengan menewaskan 23 orang, dimana 13

onggota PMI Surakarta dibantai di markas PMI Padmo Negaran Gading serta 9 orang sipil

juga tertembak, sedangkan Belanda sebanyak 7 orang serdadunya juga tewas.

Page 86: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Muso, pemimpin pemberontakan PKI pada September 1948 yang menyebar di

Kota Solo & dapat ditumpas oleh Pemerintahan Bung Karno kala itu.

Selagi perjuangan Indonesia lagi memuncak, September 1948 Partai Komunis ( PKI )

di bawah Muso cs dari Madiun melakukan pemberontakan di dalam, namun pemerintah

Indonesia pada waktu itu berhasil menumpasnya dengan korban Kolonel Sutarto yang

tertembak di sebuah gang Kampung Timuran, pada saat itu kota Solo sedang

menyelenggarakan PON I bulan September 1948 yang dibuka oleh presiden Soekarno di

stadion Sriwedari.

Untuk memperingati pejuang kemerdekaan 4 hari di kota Solo, telah dibangun

monumen berupa tugu dihalaman Makorem 74 / Wirastratama Surakarta dan monumen

perjuangan 45 di Banjasari. Wong Solo berhutang budi pada pejuang-pejuang tersebut

Page 87: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

PROGRAM KHUSUS

KOTA SOLO 2

BINGKAI WISATA & KULINER

1. WISATA KOTA SOLO

MUSEUM BATIK KUNO DANAR HADI

Foto : House of Danar Hadi, merupakan salah satu Museum Batik terlengkap di Kota Solo.

Museum Batik Terlengkap di Dunia

Batik sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu.

Teknik pewarnaan kain ini menggunakan lilin batik (malam) untuk mencegah masuknya

Page 88: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

warna di bagian-bagian tertentu. Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik

Indonesia sebagai salah satu Warisan Kebudayaan Dunia. Didorong oleh kecintaannya

terhadap batik, Haji Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik Danarhadi ini

mengumpulkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksinya sudah mencapai

lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600 di antaranya dipamerkan di Museum

Batik Danarhadi.

Foto : Koleksi Batik Museum Batik Danar Hadi

Page 89: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Tak sekedar koleksi Batik saja, di Museum ini juga terdapat berbagai barang barang

antik kuno lainnya yang berhubungan dengan Batik tersebut.

Dari Batik Kraton, Batik Belanda, hingga Batik Tiga Negeri

Seorang pemandu menyapa dengan ramah dan kemudian mendampingi Penulis

menjelajah museum. Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian besar

berbentuk sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan terutama burung dan

kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau,

oranye, dan merah jambu. Di dinding terpajang foto-foto orang Belanda yang sedang

mengenakan kain batik.

Ruang galeri kedua dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik Kraton Surakarta,

Mangkunegaran, Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif batik dari keempat kraton ini

hampir sama, hanya modifikasi motif dan cara pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula

koleksi yang disebut dengan Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga warna yaitu

merah, biru, dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang berbeda. Pemberian warna

merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan, sementara warna coklat di Solo.

Karena itulah jenis batik ini dinamakan Batik Tiga Negeri.

Page 90: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai (batik yang

terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik

Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis batik

lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China,

jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu dari

Kerajaan Mataram Kuno.

Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi

batik kuno dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda.

Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar

yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu

oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat

sang ibu tiri marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut

menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel

beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur

panjang. Batik Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita

Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah

dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa batik dengan motif

yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang

Diponegoro.

One Stop Batik Shopping

Pemandu kemudian membawa Penulis ke bagian belakang museum. Suasana kontras

langsung terasa. Keanggunan ruang pameran berganti dengan suasana pabrik yang dinamis.

Di ruang besar tanpa sekat itu ratusan orang sibuk mengerjakan proses pembuatan batik dari

awal sampai akhir. Bila ingin mempelajari teknik pembuatan ini lebih dalam lagi, museum

juga menawarkan paket workshop pembuatan batik tulis satu warna selama 5 hari.

Page 91: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Salah satu sudut ruangan di dalam Museum Batik Danar Hadi.

Page 92: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Ruangan di dalam Museum yang penuh dengan barang barang antik selain kain

Batik.

Puas menikmati koleksi batik-batik antik dan menyaksikan proses pembuatan batik

yang rumit, mata kemudian dimanjakan oleh koleksi batik cantik dalam berbagai produk.

Kemeja resmi, gaun-gaun cantik, hingga sarung bantal dan aneka produk lainnya bisa dibeli

disini. Museum Batik Danarhadi dengan konsep One Stop Batik Shopping ini benar-benar

menjadi surga wisata bagi para pecinta batik, baik lokal maupun internasional.

RINCIAN

Jadwal Buka

Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB

Harga Tiket

Pengunjung domestik: Rp. 25.000

Page 93: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Pengunjung mancanegara: Rp. 25.000

Pelajar: Rp. 15.000

KRATON SURAKARTA HADININGRAT

Foto : Keadaan Keraton Surakarta Hadiningrat masa kini.

Istana Jawa Kuno dengan Sentuhan Eropa

Kraton Surakarta Hadiningrat atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Kraton

Kasunanan Surakarta telah berdiri sejak ratusan tahun lalu. Kraton ini adalah “penerus” dari

Kerajaan Mataram Islam. Setelah berganti-ganti pusat pemerintahan mulai dari Kotagede,

Pleret hingga Kartasura, pemberontakan kuning oleh etnis Tionghoa memaksa Mataram

untuk memindahkan Kratonnya ke Desa Sala. Konflik internal dan campur tangan Belanda

kemudian memaksa kerajaan ini pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan

Yogyakarta pada tahun 1755 melalui perjanjian Giyanti.

Page 94: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Salah satu Kereta Kuda Keraton Surakarta Hadiningrat pada abad ke 18.

Page 95: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Saalah satu sudut ruangan di dalam Keraton Surakarta Hadiningrat yang

bernama Handrawina, tempat berkumpulnya keluarga keraton.

Perjalanan diawali dari gerbang Kraton paling utara yaitu gapura Gladag. Gapura ini

dijaga oleh dua arca Dwarapala bersenjata gada. Menyusuri ruas jalan yang teduh dengan

pohon beringin tua di kanan kirinya, Penulis sampai di Alun-Alun Utara. Layaknya gaya khas

sebuah tata kota tua, Kraton Kasunanan Surakarta terletak dalam satu kompleks dengan

Alun-Alun dan Masjid Agung. Sebuah pendapa terbuka besar berdiri megah tepat di seberang

alun-alun, sementara bangunan utama kraton berada di belakangnya. Di dalam bangunan

utama ini terdapat sebuah museum yang dulunya merupakan kompleks perkantoran pada

jaman Paku Buwono X. Bangunan ini terbagi atas 9 ruang pameran yang berisi aneka macam

benda dan pusaka peninggalan Kraton, hingga diorama kesenian rakyat dan upacara pengantin

kerajaan lengkap dengan berbagai macam peralatannya.

Sebuah lorong sempit menghubungkan museum dengan kompleks utama kraton.

Untuk menghormati adat istiadatnya, kita tidak diperbolehkan mengenakan celana pendek,

sandal, kaca mata hitam, dan baju tanpa lengan. Sandal juga dilepas dan kita harus berjalan

tanpa alas kaki di atas pasir pelataran yang konon diambil dari Pantai Selatan. Pohon Sawo

Kecik yang menaungi pelataran membuat udara senantiasa sejuk. Secara jarwa dhosok, nama

pohon itu dimaknai sebagai lambang yang artinya sarwo becik atau serba baik. Yang menarik

adalah patung-patung Eropa yang menghiasi istana sehingga menghasilkan kombinasi apik

arsitektur Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa. Patung-patung ini merupakan hadiah dari

Belanda yang dulu memang memiliki hubungan sangat dekat dengan Kasunanan Surakarta.

Sebuah menara tinggi di sebelah selatan pelataran bernama Panggung Songgobuwono

menjadi ciri khas kraton ini.

Page 96: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Para abdi dalem yang selalu hidup bersama keluarga keraotn di dalam Keraton

Surakarta Hadiningrat.

Belum puas menjelajahi bangunan kraton, Penulis meminta seorang tukang becak

untuk mengantar mengelilingi seluruh kompleks kraton. Duduk santai di dalam becak

menyusuri jalan-jalan di dalam kraton menjadi pengalaman tersendiri. Sampai di Alun-Alun

Selatan, terlihat dua gerbong kereta tua terparkir disana, yaitu Kereta Pesiar Raja dan Kereta

Jenazah. Namun gerbong-gerbong ini sudah tidak lagi berfungsi karena rel-relnya sudah

banyak yang berubah menjadi pemukiman penduduk. Di sisi alun-alun yang lain, sekawanan

kerbau putih yang terkenal dengan sebutan kebo bule Kyai Slamet terlihat asyik merumput.

Kerbau-kerbau ini dianggap keramat oleh masyarakat Solo dan selalu diarak pada kirab

sekatenan ataupun kirab malam 1 Sura.

RINCIAN

Page 97: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Jadwal Buka

Senin - Kamis pk 09.00 - 14.00 WIB

Sabtu - Minggu pk 09.00 - 13.00 WIB

Harga Tiket

Bangsal Pagelaran: Rp 2.500

Museum: Rp 8.000

Ijin kamera/video: Rp 3.500

PASAR KLEWER

Foto : Kondisi Pasar Klewer di Kota Solo pada masa kini.

Pasar Batik Nan Legendaris

Page 98: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Pasar Klewer yang sudah ada sejak jaman Keraton Surakarta Hadiningrat masih

bertahta.

Page 99: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Keadaan di dalam Pasar Klewer masa kini.

Menurut cerita, jaman penjajahan dulu Pasar Klewer berfungsi sebagai tempat

pemberhentian kereta. Masyarakat pun memanfaatkannya sebagai tempat untuk menjual

berbagai macam produk kepada para penumpang hingga akhirnya terkenal dengan nama

Pasar Slompretan. Kata slompretan berasal dari slompret (terompet) karena suara kereta yang

akan berangkat mirip dengan suara terompet ditiup. Pasar Slompretan ini juga dijejali dengan

pedagang kecil yang menjual tekstil khususnya batik. Para pedagang ini menjajakan batiknya

dengan cara dipanggul di pundak, sehingga batiknya terlihat berkleweran atau berjuntaian.

Seiring dengan perjalanannya, pasar ini kemudian lebih terkenal dengan nama Pasar Klewer.

Pada tahun 1970an, pasar ini dibangun menjadi sebuah bangunan permanen berlantai

dua yang cukup luas. Pembeli juga akan lebih leluasa berbelanja karena pasar dengan lebih

dari dua ribu unit kios ini memiliki tangga-tangga yang cukup luas sehingga tidak ada kesan

berdesak-desakan.

Page 100: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Pasar Klewer, Pasar jual beli Batik di Kota Solo.

Pusat Grosir Batik dan Tekstil Murah

Menyusuri lorong-lorong yang cukup lebar dari satu blok ke blok yang lainnya,

beragam jenis pakaian berbahan batik seolah memanggil pengunjung untuk membelinya.

Mulai dari jenis kebaya, kain, baju resmi, hingga kaos batik, daster, blouse cantik dan pakaian

anak-anak. Tak hanya batik Solo, pasar ini juga memiliki koleksi batik Banyumas,

Pekalongan, Madura, Yogyakarta, dan lain-lain. Anda dapat dengan mudah menemukan batik

cap seharga belasan ribu maupun batik tulis kualitas terbaik dengan harga lebih murah dari

pada butik-butik terkenal. Kemahiran menawar akan sangat membantu mendapatkan harga

terbaik. Tak hanya dijual eceran, kebanyakan kios juga melayani pembelian grosir dengan

harga yang jauh lebih murah.

Naik ke lantai dua, Anda akan menemukan aneka jenis tekstil, seperti seragam

sekolah, kaos, jaket, dasi, kain bahan katun hingga sutra. Uniknya, di pasar ini juga terdapat

Page 101: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

beberapa orang penjahit yang siap menyulap kain yang baru saja Anda beli menjadi jenis

pakaian yang Anda inginkan dalam waktu kurang dari satu hari.

Lelah berbelanja mengelilingi pasar tekstil ini, Anda bisa berjalan ke depan ataupun

samping pasar. Berbagai warung makanan siap menjadi tempat melepas lelah sekaligus

mencicipi aneka makanan khas Solo. Nasi pecel, nasi liwet, tengkleng, timlo, es dawet, es

gempol dan berbagai jenis makanan dan minuman lainnya siap menjadi penawar dahaga

Anda.

Foto : Batik Batik yang dijual di Pasar Klewer terbilang murah dan harga bisa ditawar

langsung.

Tips merawat batik

Untuk menjaga dan merawat batik Anda agar tetap cantik, ada beberapa tips yang layak

dicoba.

Hindari mencuci batik menggunakan mesin cuci dan deterjen. Cucilah dengan tangan

menggunakan shampo yang telah dilarutkan dalam air atau sabun mandi.

Page 102: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Jemur di tempat yang teduh tanpa diperas terlebih dahulu. Hindari menjemur di bawah

sinar matahari langsung dan biarkan kering secara alami.

Lapisi batik dengan kain lainnya jika hendak disetrika. Hindarkan terkena panas

langsung dari setrikaan.

Hindari menyemprotkan pewangi pakaian, pelembut pakaian ataupun parfum

langsung ke batik.

RINCIAN

Jadwal Buka

Senin - Minggu pk 09.00 - 16.30 WIB

PASAR TRIWINDU

Foto : Pasar Triwindu atau sekarang yang disebut Pasar Windujenar

Berburu Harta Karun di Surga Barang Antik

Page 103: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, Solo memiliki banyak harta karun berupa

barang-barang pusaka dan antik. Pasar Triwindu (sekarang bernama Pasar Windujenar)

adalah salah satu pasar barang antik yang populer di Pulau Jawa. Persis di depan pintu masuk

pasar, Anda akan disambut oleh patung laki-laki dan perempuan Jawa sedang duduk bersila

di atas panggung batu.

Menyusuri lorong-lorong pasar dengan barang-barang antik yang bertaburan di kanan kirinya,

akan membuat kita merasa berada di surga barang antik. Aneka koleksi kain batik, uang dan

koin kuno, cap batik, gramofon tua dari Eropa, wayang-wayang yang terlukis di papan kayu

tua, sepeda dari tahun 1930an, hingga berbagai benda yang diklaim sebagai fosil makhluk

purba dari Sangiran bisa ditemukan disini. Tidak ketinggalan pula lukisan-lukisan tua, lampu

minyak, patung-patung Budha, hingga setrika arang. Tidak hanya itu saja, pasar ini juga akan

memberikan kepuasan tersendiri bagi para kolektor dan penggila otomotif karena bisa

mendapatkan onderdil langka yang sudah tidak diproduksi lagi.

Page 104: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Bagi para kolektor barang barang antik & kuno bisa langsung datang saja ke Pasar

Triwindu di Kota Solo ini yang menjual ribuan baang antik & kuno.

Foto : Barang barang antik yang dijual di Pasar Triwindu.

Tidak semua barang yang dijual di Pasar Triwindu merupakan barang yang

benar-benar antik. Sebuah barang yang diklaim penjualnya berusia ratusan tahun mungkin

saja baru dibuat beberapa minggu lalu. Namun jika beruntung, Anda bisa mendapatkan

pusaka yang dulunya adalah milik kraton. Berbagai spekulasi berkembang mengenai

keberadaan benda-benda milik kraton di pasar ini. Namun pihak kraton mengatakan bahwa

benda-benda itu kemungkinan adalah benda yang dihadiahkan pada abdi dalem dan kemudian

dijual, atau didapatkan oleh orang yang membeli dari kerabat kraton. Berbelanja di Pasar

Triwindu sungguh membutuhkah ketelitian dan keahlian tawar-menawar, jadi jangan ragu

untuk menawar setengah harga.

Page 105: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Para pembeli bisa menukar barang antiknya dengan pemilik barang antik yang

berjualan di Pasar Triwindu ini secara bebas dan sah.

Sampai sekarang, Pasar Windujenar masih melayani sistem barter. Anda bisa menukar

koleksi dengan barang antik yang lain, tentu saja dengan negosiasi dan kesepakatan tentang

nilai barang yang ingin dibarter. Jika Anda wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh, ataupun

sekedar ingin menikmati suasana kota Solo yang sesungguhnya, Pasar Windujenar layak

menjadi pilihan.

RINCIAN

Jadwal Buka

Senin - Minggu pk 09.00 - 16.00 WIB

Page 106: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BENGAWAN SOLO

Foto : Sungai Bengawan Solo yang menjadi insipirasi (Alhm) Gesang sebagai Maestro

Keroncong Indonesia untuk memnbuat lagu keroncong berjudul “Bengawan Solo”.

Menyusuri Sungai Terpanjang di Pulau Jawa

Page 107: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Kondisi aliran Sungai Bengawan Solo masa kini

Petualangan Penulis dimulai saat sang mentari masih tertidur nyenyak di balik

cakrawala. Sambil menunggu perahu yang akan mengantar, kami duduk di pinggir sungai

menyaksikan aktivitas warga yang mulai menggeliat. Jalur penyeberangan perahu Kampung

Sewu-Bekonang tempat kami akan memulai petualangan ini mulai ramai. Sebuah perahu

kayu berukuran cukup besar mondar-mandir mengantarkan para pedagang yang akan pergi ke

pasar, ataupun warga yang hendak menyeberang ke kampung tetangga. Sebuah perahu kayu

kecil merapat pelan. Waduh, ternyata perahu inilah yang akan mengantar kami menyusuri

sungai yang terbentuk sekitar empat juta tahun lalu ini. Sedikit saja gerakan akan membuat

perahu bergoyang. Namun setelah beberapa dayungan, perasaan mulai rileks. Dayungan

kayuh yang seirama membawa perahu menyibak air sungai dan meluncur pelan mengikuti

arus yang tenang. Temaram langit fajar mulai menjadi terang.

Beberapa ratus meter pertama, sungai ramai dengan warga dan berbagai aktivitas pagi

mereka. Keramahan khas penduduk desa sangat terasa. Beberapa orang penduduk menyirami

tanaman di pinggiran sungai yang disulap menjadi ladang, menggembala kambing atau bebek,

atau sekedar berkumpul di atas tanggul sambil berbincang dan bersenda gurau. Sesekali

perahu nelayan yang sedang mencari ikan melintas. Dulu Bengawan Solo pernah tersohor

sebagai surga ikan air tawar. Bahkan ada sekitar 30 jenis ikan yang tinggal dan berkembang

Page 108: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

biak di sungai ini. Namun sayang, kini hanya beberapa jenis saja yang masih bertahan,

diantaranya ikan jambal, gabus dan ikan putihan.

KAMPOENG BATIK LAWEYAN

Foto : Kampung Batik Laweyan Kota Solo

Menyusuri Kampoeng Batik nan Eksotik

Laweyan, sebuah kampung tua yang memiliki sejarah lebih panjang daripada

Surakarta sendiri. Sudah ada sejak jaman Kerajaan Pajang pada abad XIV, Laweyan dulu

adalah pusat perdagangan pakaian. Namanya berasal dari kata "lawe", berarti benang dari

kapas yang dipintal. Seorang sesepuh desa bernama Kyai Ageng Henis adalah orang yang bisa

dibilang paling berjasa bagi kemajuan daerah ini. Beliau tidak hanya mengajarkan ilmu

agama, namun juga mengajarkan ilmu dan seni membatik pada masyarakat sekitar. Seni batik

ini terus berkembang pesat hingga sekarang.

Page 109: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Jalan Kampung Batik Laweyan Kota Solo.

Memasuki kampung Laweyan, hampir seluruh rumah penduduk yang umumnya

berukuran besar dan megah merangkap fungsi sebagai showroom batik. Mulai dari batik

seharga puluhan ribu hingga jutaan rupiah bisa dibeli disini. Beberapa tempat bahkan

menawarkan kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatannya. Bagi yang ingin

belajar membatik, jangan khawatir karena ada paket kursus singkat yang juga tersedia.

Masuk semakin dalam, tembok-tembok tua dan tinggi berdiri kokoh mengapit gang

sempit. Dibaliknya berdiri istana para saudagar batik tempo dulu. Pada masa kejayaannya

beberapa ratus tahun yang lalu para saudagar batik ini memang kaya raya, bahkan melebihi

kekayaan para bangsawan kraton. Dengan kekayaannya itu, mereka berlomba-lomba

membangun istananya masing-masing. Sebagian besar usaha para saudagar ini masih

diteruskan oleh generasi berikutnya hingga sekarang. Memasuki showroom batik mereka, kita

akan mendapatkan bonus tersendiri. Berbelanja batik sambil menikmati istana megah dengan

arsitektur Jawa Kuno yang indah dalam pengaruh gaya Eropa, China dan Islam.

Page 110: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Suasana perkampungan di Kampung Batik Laweyan Kota Solo.

Tak hanya itu, Laweyan juga kaya akan situs sejarah. Penulis sempat mengunjungi

masjid tertua di Solo yang dibangun hampir 5 abad yang lalu, serta Museum Samanhudi,

salah satu tokoh pergerakan nasional. Masih terus berbenah, Kampoeng Batik Laweyan

dengan bermacam pesona wisata yang ditawarkan layak menjadi salah satu tujuan wisata

Anda di Solo. Menyusuri kampung tua nan eksotik sambil memanjakan diri dengan aneka

koleksi batik cantik akan menjadi pengalaman wisata yang tidak terlupakan.

2. KULINER KOTA SOLO

GUDEG CEKER MARGOYUDAN

Berburu Kelezatan Kuliner Sebelum Fajar Menyingsing

Wisata kuliner Solo memang tidak ada matinya. Jam tangan menunjukkan pukul

02.00 dini hari ketika Penulis berburu lezatnya gudeg ceker yang terkenal itu. 10 menit

perjalanan terasa sepi, hanya sesekali kami berpapasan dengan kendaraan lain. Namun begitu

memasuki Jalan Monginsidi, deretan mobil dengan plat nomor dari luar kota dan puluhan

Page 111: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

sepeda motor telah terparkir rapi di pinggir jalan. Seketika suasana berubah total, dinginnya

malam telah tergantikan dengan hangatnya suasana warung Gudeg Ceker Margoyudan. Dari

luar terlihat kerumunan orang mengantri mengitari seorang wanita tua yang sibuk meracik

porsi demi porsi gudeg cekernya. Sebagian pengunjung memilih menikmati gudeg ceker

mereka di bangku-bangku di dalam warung, dan sebagian anak-anak muda memilih duduk

lesehan beralaskan tikar agar lebih leluasa bercengkrama dengan temannya.

Foto : Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan Solo yang setiap harinya buka mulai

pukul 2 dini hari.

Page 112: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Bu Kasno selaku penjual Gudeg Ceker melayani berbagai pesanan

pelanggannya.

Beberapa saat menunggu akhirnya sepiring nasi gudeg dengan sambel kerecek dan

empat cakar ayam sudah di tangan. Ya, cakar ayam yang sering dianggap sebelah mata itu

berhasil disulap menjadi makanan yang luar biasa nikmat. Gudegnya terasa gurih dan asin,

berbeda dengan kebanyakan gudeg yang cenderung manis. Sementara cakar ayamnya, yang

lebih populer dengan sebutan ceker, terasa lembut dan empuk. Dimasak dalam kuah santan

dalam waktu yang lama, kulit dan tulang mudanya akan langsung terlepas hanya dengan

sekali gigitan. Porsinya tidak terlalu besar, pas untuk sarapan kepagian.

Page 113: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Gudeg Ceker Bu Kasno Margoyudan Solo

Walaupun tidak mengandung daging, ceker merupakan bagian dari tubuh ayam yang

paling gurih. Kulit, tulang, otot, dan kolagen yang terkandung di dalamnya membuat ceker

terasa gurih dan kenyal. Ceker juga kaya akan Omega 3 dan Omega 6. Dalam setiap 100

gramnya, terdapat 187 mg Omega 3 dan 2,571 Omega 6. Kedua zat ini merupakan golongan

asam lemak tak jenuh ganda yang bisa membantu pertumbuhan otak dan relaksasi pembuluh

darah.

Page 114: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Suasana di Gudeg Ceker Margoyudan Bu Kasno yang selalu ramai pelanggan.

Jadi, beranikah menerima tantangan melawan kantuk dan hawa dingin demi sepiring

gudeg ceker legendaris yang buka pada jam 01.30 pagi ini? Bergegaslah karena setelah jam 4

pagi gudeg ceker yang lezat ini dipastikan sudah habis.

RINCIAN

Jadwal Buka

Senin - Minggu pk 01.30 - 04.00 WIB

Tengkleng Pasar Klewer

Bawah Gapura Pasar Klewer.

Mungkin sebagian orang belum mengenal tengkleng. Sejenis gulai kambing, hanya

saja tidak menggunakan santan dan daging, melainkan tulang dengan sedikit daging yang

menempel. Tengkleng biasanya berisi tulang iga, tulang kaki, jeroan, otak, telinga, pipi, mata,

dan lidah.

Page 115: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Salah satu tempat yang menjual tengkleng lezat adalah Tengkleng Bu Edi yang

berlokasi di Pasar Klewer. Bumbunya pas, dengan aroma kambing yang menggugah.

Penyajiannya juga cukup unik karena tengkleng hanya dipincuk menggunakan daun pisang.

Foto : Suasana Tengkleng Bu Edy Pasar Klewer yang penuh pelanggan di siang hari.

Page 116: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Tengkleng Bu Edy Pasar Klewer yang nikmat dengan kuah bumbu rempah

pedasnya.

Tengkleng Pasar Klewer Bu Edi buka setiap hari mulai pukul 13.00 WIB. Biasanya

tengkleng ini sudah habis dalam waktu satu jam, jadi jika ingin mencicipi, Anda harus datang

lebih awal. Harga satu porsi tengkleng mulai dari Rp15.000,-.

Serabi Notosuman

Page 117: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Serabi Notosuman, Produsen Serabi terbaik di Kota Solo.

Jl. Mohammad Yamin no 28.

Kalau sudah ke Solo dan tidak mencicipi serabi, artinya Anda belum sepenuhnya ke

Solo. Rekomendasinya adalah Serabi Notosuman yang sudah ada sejak 1923. Menu paten

Serabi Notosuman ini dibuat oleh perintisnya Hoo Gek Hok.

Page 118: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Proses pembuatan Serabi Notosuman Kota Solo.

Foto : Serabi Notosuman, Serabi Khas Kota Bengawan / Kota Solo.

Page 119: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Serabi Solo dihidangkan tanpa menggunakan kuah manis. Pilihan rasa yang disajikan

hanya dua. Rasa polos dan topping cokelat. Sayang, serabi ini tidak dapat dijadikan oleh-oleh

karena hanya tahan 24 jam. Warung serabi ini buka dari jam 05.00 hingga 19.00 WIB.

Timlo Solo

Timlo Sastro Balong

Kalau Jogjakarta memiliki kuliner andalan gudeg, Surabaya memiliki lontong balap,

Kudus dengan sotonya, Solo juga pastinya punya Timlo Solo. Salah satu timlo yang cukup

terkenal adalah Timlo Sastro yang tidak boleh terlewatkan jika sedang berburu kuliner di kota

ini. Sudah terkenal sejak tahun 1952-an, Timlo Sastro yang juga dikenal dengan nama Timlo

Sastro Balong ini berlokasi di salah satu sudut Pasar Gedhe Kota Solo (pasar gede timur 1-2).

Meskipun begitu, RM Timlo Sastro ini penuh sesak oleh para pembeli yang datang.

Meski merupakan sebuah rumah makan, tapi tempatnya sangat sederhana dan terlihat

lebih sempit dengan banyaknya pembeli. Di luar memang hanya hujan rintik, tapi di dalam

rumah makan ini terasa begitu panas, pada hal tempatnya semi terbuka. Saat pertama Saya

masuk, hanya terlihat tempat yang penuh sesak, wajah para pegawai serta pemiliknya yang

kelihatan sangat capek dan kelelahan. Bila ada satu tempat yang kosong, kurang dari satu

menit tempat tersebut sudah terisi oleh pembeli lain. Bisa dibilang, siapa cepat dia yang

dapat.

Page 120: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Suasana di Kedai Timlo Sastro Solo.

Page 121: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Pelayanan di Timlo Sastro Solo

Setelah ada kesempatan, barulah kami memesan nasi timlo sastro komplit. Meskipun

sangat ramai, tapi untuk masalah penyajiannya cukup cepat. Seporsi timlo sastro komplit ini

hanya terdiri dari potongan hati ampela, telur pindang dan sosis solo dengan kuah yang

bening. Berbeda dengan sosis pada umumnya yang bentuknya bulat dan panjang, sosis solo

lebih mirip dengan telur dadar. Sedangkan untuk rasanya sendiri gurih dan segar, rasanya

lebih nikmat bila ditambah dengan sambal kecap yang sudah tersedia di atas meja.

Foto : Timlo Sastro, Timlo Khas Kota Budaya / Kota Solo.

Di tengah-tengah penuh dan sesaknya suasana di dalam RM Timlo Sastra, kita akan

dihibur dengan live music keroncong dan campur sari. Kalau saja kita memfokuskan sedikit

perhatian pada musik tersebut sambil menikmati kelezatan timlo sastro, maka segala keriuhan

di tempat itu tidak akan terasa. Warung ini hanya menyediakan menu timlo, tapi penyajiannya

cukup bervariasi. Ada telur rempelo ati, sosis rempelo ati, telur sosis, rempelo ati kuah, sosis

kuah, telur kuah dan nasi timlo. Sedangkan untuk harganya juga bervariasi sesuai dengan

isian, mulai dari 6ribu sampai 14ribuan. Kalau untuk timlo komplitnya sendiri dibandrol

Page 122: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

dengan harga 14ribu rupiah belum termasuk nasi putih 3ribu. Biasanya warung ini sudah buka

sejak jam setengah 7 pagi sampai jam setengah 4 pagi setiap hari.

RINCIAN

Menu Andalan: Timlo Komplit (Rp. 14.000)

Jam Buka: 06.30 - 15.30

Alamat Lokasi: Jl. Pasar Gede Timur 1-2, Pasar Gede, Solo Telp. 0271-654820

Bakso Alex

Foto : Warung Bakso Alex yang selalu ramai pelanggan setianya.

Page 123: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Pelayanan Warung Bakso Alex

Bakso merupakan salah satu makanan yang paling umum dan paling mudah untuk

ditemukan, mulai dari pedagang keliling, emperan hingga yang berbentuk rumah makan. Jika

kebetulan sedang berada di kota Solo (Surakarta), ada baiknya untuk mencicipi Bakso Alex

yang berada di jalan Gajah Mada. Akses menuju Bakso Alex cukup mudah, dari Novotel

Hotel ke kiri sampai bertemu dengan lampu merah, tempatnya berada di sebelah kanan jalan,

sehingga kalau ingin menyebrang sebaiknya lebih berhati-hati.

Pada awalnya usaha ini dirintis sekitar tahun 1992 olah Bpk H.A. Saiman dengan

menempati sebuah lapak di depan ILI Optical. Namun setelah beberapa tahun kemudian, Pak

H.A. Saiman yang lebih akrab disapa Pak Alex pindah ke Jl. Gajah Mada No. 62 hingga

sekarang. Tempatnya lebih besar dan lebih luas jika dibandingkan yang sebelumnya. Hingga

sekarang ini, Bakso Alex sudah memiliki beberapa cabang lainnya, ada yang di Jl.

Yosodipuro dan juga di daerah Cemani, Solo. Dibutuhkan sekitar 50 kg daging untuk dapat

memenuhi permintaan bakso semua warungnya.

Page 124: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Bakso Alex, Bakso Khas Kota Berseri / Kota Solo

Tidak jauh berbeda dengan bakso pada umumnya, Bakso Alex yang terkenal dengan

bakso uratnya juga menyediakan bakso halus. Untuk dapat menikmati keduanya, kita bisa

memesan bakso komplit yang terdiri dari bakso urat, bakso halus, mie, soun, pangsit goreng,

irisan seledri dan taburan bawang merah goreng. Meskipun isiannya sama seperti bakso pada

umumnya, tentu saja soal rasa yang membedakannya. Kuahnya bening dan rasa kaldunya

cukup kuat, baksonya cukup lembut dengan daging giling yang cukup banyak di dalamnya,

sehingga daging baksonya yang dominan. Sedangkan untuk masalah harga, semangkuk bakso

dibandrol dengan harga 8.500 rupiah.

Karena dukungan tempat, rasa dan harganya yang terjangkau, tak heran kalau Bakso

Alex selalu ramai pengunjung. Dengan dibantu ±30 karyawannya, Ibu Hj. Sri Suwanti atau

yang lebih akrab disapa Bu Alex mulai melayani para pengunjungnya setiap hari mulai dari

jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Jika kita ingin memesan bakso ini untuk keperluan acara

pesta atau acara-acara lainnya, mereka juga akan dengan senang hati melayaninya.

RINCIAN

Page 125: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Menu Andalan: Bakso (Rp. 8.500)

Jam Buka: 08.00 - 20.00

Alamat Lokasi: Jl. Gajah Mada No. 62, Solo Telp. 0812.2988.575

Warung Selat Mbak Lies

Foto : Warung Selat Mbak Lies Solo

Selat Solo, jika mendengar kata tersebut kemana arah fikiran Anda tertuju? Apakah

Anda akan membayangkan Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Madura dan selat-selat lainnya

yang ada di Indonesia?. Kalau benar itu jawabannya, Anda sungguh salah dan Anda harus

pergi ke Solo untuk mendatangi Warung Mbak Lies. Lokasinya ada di Serengan Gg. II/ 42

Solo, untuk akses menuju lokasinya cukup mudah, dari perempatan Serengan menuju ke arah

selatan. Setelah bertemu dengan gang 2 kemudian masuk gang tersebut, jalan sebelum masuk

gang sudah ada papan petunjuknya. Dari ujung gang tersebut, warungnya sudah terlihat cukup

jelas. Bisa juga diakses melalui gang dari sebelah timur, setelah melewati Jalan Bima.

Page 126: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Dari jalan utama terlihat sepi-sepi saja, tapi setelah masuk ke dalam gang, ternyata

mobil berplat nomor luar kota sudah tertata rapi di area parkir. Warung Selat Mbak Lies ini

memiliki design interior yang sangat menarik, menyolok dan terlihat penuh, mungkin lebih

mirip dengan sebuah tempat oleh-oleh. Berbagai pernak-pernik ala Eropa bertebaran

menghiasi seluruh ruangan, piring-piring keramik menghiasi dinding bagian depan.

Siang itu, Warung Selat Mbak Lies cukup ramai pengunjung, para karyawannya yang

mengenakan seragam warna hijau-orange terlihat sangat sibuk. Saya pun berusaha untuk bisa

bertemu dengan Mbak Lies secara langsung, tapi karena terlalu sibuk dengan ramainya para

pengunjung yang ingin menikmati makan ditempat dan juga untuk dibawa pulang, sehingga

Saya tidak bisa bertemu secara langsung. Tapi Saya sempat berbincang sebentar dengan salah

satu karyawannya, ternyata Selat Solo Mbak Lies ini sudah berdiri sejak tahun 1987-an.

Sedangkan pernak-pernik ala Eropa yang menghiasi ruangannya, sebagian besar merupakan

barang-barang koleksi Mbak Lies.

Foto : Selat Solo Mbak Lies, Selat Segar Khas Kota Batik / Kota Solo

Dari nama warungnya saja sudah terlihat jelas bahwa selat solo merupakan salah satu

menu andalan Warung Mbak Lies. Ada dua jenis selat yang ada di warung ini, selat solo atau

Page 127: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

yang sering disebut selat bestik dan selat galantine. Sedangkan untuk selat galantine dibagi

lagi menjadi 2 macam, ada selat galantin kuah saos dan selat galantine kuah segar.

Setelah menunggu beberapa saat, selat galantine pesanan kami pun sampai di atas

meja. Selat galantine kuah saosnya terdiri dari sayuran, ada buncis, wortel, kentang, telur,

rolade daging, kacang polong dan kuahnya berwarna orange agak kemerahan. Sedikit saus

mustard dan juga irisan bawang merah mentah yang melengkapinya. Sedangkan untuk yang

kuah segar, ada kentang, wortel, telur pindang, rolade daging dan keripik kentang dengan

kuah bening agak kecokelatan. Dan tak lupa, ditambah dengan mustard dan irisan bawang

merah mentah. Untuk menikmatinya, kita harus mengaduk semuanya hingga tercampur,

sehingga kita dapat merasakan perpaduan antara manis, asam dan juga gurihnya.

Selain menyediakan menu selat, Warung Selat Mbak Lies ini juga menyediakan timlo,

gado-gado, acar tahu, stup macaroni dan sop sosis. Warung ini biasanya mulai melayani para

pengunjungnya mulai dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.

RINCIAN

Menu Andalan: Aneka Selat (Rp. 9.500 – Rp. 29.000)

Jam Buka: 09.00 - 17.00

Alamat Lokasi: Serengan Gg II/ 42, Solo Telp. 0271-653332

Soto Triwindu

Foto : Soto Triwindu Hj. Yoso Sumarto Solo

Page 128: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Selain terkenal dengan batiknya, kuliner Solo juga tak boleh terlewatkan. Seperti Soto

Triwindu, salah satu warung yang menyediakan soto sapi yang cukup digemari, apalagi bagi

mereka yang hobi kuliner nyoto (makan soto). Tak hanya warga Solo, para pelanggannya juga

berasal dari luar kota. Sebuah warung yang berada di Pasar Barang Antik Triwindu, Solo,

atau lebih tepatnya di Jl. Teuku Umar, Keprabon (Banjarsari, Solo).

Foto : Soto Hj. Yoso Sumarto, Soto Khas Kota Keraton / Kota Solo.

Tak jauh berbeda dengan warung soto pada umumnya, warung ini tampak sederhana

dengan interiornya yang berbahan kayu. Biasanya warung ini mulai melayani para

pelanggannya sekitar jam 8 pagi sampai jam 3 sore setiap hari, namun tak jarang sebelum jam

2 juga sudah tutup.

Tak jauh berbeda dengan tempatnya yang sederhana, soto yang disajikan disini juga

sederhana tapi untuk rasa tidak sesederhana tampilannya. Seporsi soto terdiri dari daging sapi

dan taoge yang disiram dengan kuah yang cukup bening. Dan untuk nasinya sudah dicampur

dalam sebuah mangkuk cukup mungil dengan taburan seledri dan bawang goreng. Akan lebih

nikmat lagi kalau ditambahkan perasan jeruk nipis, sambal dan sedikit kecap manis sebelum

disantap. Sebagai lauk pelengkapnya, ada lentho, sate telur puyuh dan beberapa macam

Page 129: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

gorengan yang sudah tersedia di meja. Untuk minuman yang tersedia, tak jauh berbeda

dengan minuman ala warung makan pada umumnya.

RINCIAN

Menu Andalan: Soto Sapi

Jam Buka: 08.00 - 15.00

Alamat Lokasi: Jl. Teuku Umar, Keprabon (Banjarsari, Solo)

Gule Goreng dan Sate Buntel Pak Samin

Foto : Warung Sate Kambing Pak Samin Solo

Hampir di setiap kota memiliki makanan khas berupa sate dan gule kambing, tapi

tidak ada salahnya untuk mencoba sate dan gule kambing yang sudah punya nama di kota

yang terkenal dengan Stasiun Solo Balapannya ini. Terkenal dengan nama Gule dan Sate

buntel Pak Samin, namun di kedai pak Samin ini gulenya berbeda dengan gule-gule yang

biasa dijual di tempat lain.

Di sini gule setelah dimasak dagingnya digoreng lagi hingga renyah. Orang

mengenalnya dengan “Gulgor” alias gule goreng. Pilihan dagingnya ada beberapa macam,

mulai dari babat, paru, usus dan daging kambing dengan cara digoreng. Selain gulgor,disini

Page 130: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

tersedia juga sate buntel yang perlu untuk dicoba. Sate ini terbuat dari cincangan daging

kambing yang diolah seperti sate lilit, kemudian dibungkus dengan kulit perut kambing. Sate

buntel dibakar dengan menggunakan arang setelah dibalur kecap manis. Sebelum disajikan

disiram kecap manis lagi bersama irisan kol, tomat dan bawang merah mentah. Sedangkan

untuk gule gorengnya disajikan terpisah dengan kuah gulenya. Menu lain yang tersedia,ada

sate kambing, tongseng, nasi goreng kambing dan garang masak.

Foto : Sate Buntel & Gule Goreng Pak Samin yang khas dengan cita rasa bumbu

rempah rempah.

Harga masakan yang dipatok oleh Pak Samin masih terjangkau di kantong, secara

masakan yang disajikan disini cukup membuat perut menjadi kenyang dan buncit,. Kedai ini

bisa kita temukan di jalan Pasar Pon Solo, sebelah bioskop lama atau perempatan Pasar Pon.

Biasanya kedai ini melayani pembeli setiap harinya mulai jam 7 pagi sampai jam setengah 3

sore.

RINCIAN

Menu Andalan: Sate Buntel & Gule Goreng ( Rp. 9.000 – Rp. 17.000 )

Jam Buka: 07.00 – 14.30

Page 131: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Alamat Lokasi: Jl. Pasar Pon, Solo (sebelah bioskop lama) Telp. 0271-639747

NASI LIWET SOLO

Sebagai salah satu makanan khas Solo, nasi liwet memang tak sulit dijumpai di kota

tersebut. Mulai dari mbok-mbok keliling sampai yang mangkal di ujung gang. Ini dia penjual

nasi liwet yang top di Solo. Dianggap masakan paling khas di Solo. Nasi liwet dimasak

dengan santan dan bumbu tanpa proses pengukusan di dandang, sehingga hasilnya adalah nasi

putih yang lebih lembek dan harum. Disajikan dalam pincuk (piring dari daun pisang),

dengan lauk gulai labu siam, telur rebus atau telur dadar, suwiran ayam opor, dan potongan

ati-ampela ayam, ditumpangi kepala santan atau santan kental yang disebut areh. Berbagai

lauk tambahannya seperti tempe atau tahu bacem, kerupuk kulit, dan ayam goreng dapat

diminta sesuai selera. Pendamping wajib adalah rambak atau krupuk kulit. Kebanyakan

disajikan secara lesehan, sambil dihibur oleh para pengamen yang menambah kenikmatan

pengalaman makan malam khas Solo.

Foto : Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Keprabon Kulon Solo

Page 132: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Nasi Liwet Bu Wongso Lemu, Nasi Liwet Khas Kota Revolusi / Kota Solo.

Bu Wongso Lemu > (Bu Cipto Sukani) Jl. Keprabon, 18.00–24.00: Di sepanjang jalan ini

ada tiga penjaja nasi liwet lainnya. Rasanya tidak beda jauh. Ini langganan saya.

Page 133: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Nasi Liwet Yu Sani Solo Baru

Foto : Nasi Liwet Yu Sani yang menggugah selera makanan khas Jawa.

Yu Sani > Jl. Raya Solo Baru, 0817 441618, 18.00-24.00: Makin banyak penggemarnya.

Page 134: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta
Page 135: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

PROGRAM KHUSUS

KOTA SOLO 3

DALAM POTRET BUDAYA DAN ADAT

Budaya

Foto : Taman Sriwedari Kota Solo

Page 136: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Wayang Orang yang ditampilkan di Gedung Wayang Orang, Taman Sriwedari Solo

Page 137: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Suasana layar panggung Wayang Orang Sriwedari Solo

Page 138: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Suasana di balik layar panggung para pemain Wayang Orang Sriwedari Solo

Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional

merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini

sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni

boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui

adanya "persaingan" kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga melahirkan apa yang

dikenal sebagai "gaya Surakarta" dan "gaya Yogyakarta" di bidang busana, gerak tarian, seni

tatah kulit (wayang), pengolahan batik, gamelan, dan sebagainya.

Bahasa

Foto : Papan nama jalan di Kota Solo yang ditulis menggunakan aksara Jawa.

Page 139: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Bp. Ir. Joko Widodo (Jokowi) sebagai pembangkit penggunaan Basa Jawa di semua

aspek kehidupan di Kota Solo seperti salah satunya adalah setiap nama nama jalan.

Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa Surakarta dialek Mataraman

(Jawa Tengahan) dengan varian Surakarta. Dialek Mataraman/Jawa Tengahan juga dituturkan

di daerah Yogyakarta, Magelang timur, Semarang, Pati, Madiun, hingga sebagian besar

Kediri. Meskipun demikian, varian lokal Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena

penggunaan kata-kata krama yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada

yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar

bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di Suriname). Beberapa kata juga mengalami

spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk krama) yang penuh (/iŋgɪh/),

berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta

Page 140: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

dan Magelang. Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri,

daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.[rujukan?]

Walaupun dalam kesehariannya masyarakat Solo menggunakan bahasa nasional

bahasa Indonesia, namun sejak kepemimpinan wali kota Joko Widodo maka bahasa Jawa

mulai digalakkan kembali penggunaannya di tempat-tempat umum, termasuk pada plang

nama-nama jalan dan nama-nama instansi pemerintahan dan bisnis swasta.

Foto : (Dari kiri ke kanan) Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr.

Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Beliau beliau inilah yang menegaskan kembali

penggunaan Bahasa Indonesia melalui Kongres Bahasa Indonesia 1 di Kota Solo tahun 1938.

Solo juga berperan dalam pembentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

Indonesia. Pada tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda,

diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh

bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat,

Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan

beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa

Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:

Page 141: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

mengganti Ejaan van Ophuysen,

mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan

menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.

Pernikahan Adat

Foto : Pengantin Adat Jawa yang sudah menjadi tradisi dalam pernikahan di Jawa bagi Orang

Jawa khususnya.

Pernikahan adat Surakarta juga memiliki ciri-ciri yang khusus, mulai dari lamaran,

persiapan pernikahan, hingga upacara siraman dan midodaren.

Upacara perkawinan adat pengantin Jawa sebenarnya bersumber dari tradisi keraton.

Bersamaan dengan itu lahir pula seni tata rias pengantin dan model busana pengantin yang

aneka ragam. Seiring perkembangan zaman, adat istiadat perkawinan tersebut, lambat laun

bergerak keluar tembok keraton. Sekalipun sudah dianggap milik masyarakat, tapi masih

Page 142: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

banyak calon pengantin yang ragu-ragu memakai busana pengantin basahan (bahu terbuka)

yang konon hanya diperkenankan bagi mereka yang berkerabat dengan keraton.

Pada dasarnya banyak persamaan yang menyangkut upacara perkawinan maupun tata rias

serta busana kebesaran yang dipakai keraton Yogyakarta, Surakarta dan mengkunegara.

Perbedaan yang ada bisa dikatakan merupakan identitas masing-masing yang menonjolkan

ciri khusus, dan itu justru memperkaya khasanah budaya bangsa kita. Bertolak dari kenyataan

tersebut, sudah sering diselenggarakan sarahsehan yang berkenan dengan adat istiadat

perkawinan oleh kerabat keraton, agar masyarakat merasa mantap mendandani calon

pengantin dengan gaya keraton, sekaligus agar tidak terjadi kekeliruan dalam penerapannya.

Serah-Serahan

Foto : Paningset sebagai barang pengikat mempelai putri dari mempelai putra berupa barang

barang barang kesukaan atau sebagai mahar dalam adat pengantin Jawa.

Setelah dicapai kata sepakat oleh kedua belah pihak orang tua tentang perjodohan

putra-putrinya, maka dilakukanlah 'serah-serahan' atau disebut juga 'pasoj tukon'. Dalam

kesempatan ini pihak keluarga calon mempelai putra menyerahkan barang-barang tertntu

kepada calon mempelai putri sebagai 'peningset', artinya tanda pengikat. Umumnya berupa

Page 143: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

pakaian lengkap, sejumlah uang, dan adakalanya disertai cincin emas buat keperluan 'tukar

cincin'.

Pingitan

Saat-saat menjelang perkawinan, bagi calon mempelai putri dilakukan 'pingitan' atau

'sengkeran' selama lima hari, yang ada pada perkembangan selanjutnya hanya cukup tiga hari

saja. Selama itu calon mempelai putri dilarang keluar rumah dan tidak boleh bertemu dengan

calon mempelai putra. Seluruh tubuh pengantin putri dilulur dengan ramu-ramuan, dan

dianjurkan pula berpuasa. Tujuannya agar pada saat jadi pengantin nanti, mempelai putri

tampil cantik sehingga membuat pangling orang yang menyaksikannya.

Foto : Calon mempelai putri sebelum melaksanakan pernikahan harus melakukan

pingitan yang selama itu tidak boleh keluar rumah dan harus berias diri untuk calon suami.

Pasang Bleketepe/ Tarup

Upacara pasang 'tarup' diawalkan dengan pemasangan 'bleketepe' (anyaman daun

kelapa) yang dilakukan oleh orangtua calon mempelai putri, yang ditandai pula dengan

pengadaan sesajen. Tarup adalah bangunan darurat yang dipakai selama upacara

berlangsung. Pemasangannya memiliki persyaratan khusus yang mengandung makna religius,

agar rangkaian upacara berlangsung dengan selamat tanpa adanya hambatan. Hiasan tarup,

Page 144: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

terdiri dari daun-daunan dan buah-buahan yang disebut 'tetuwuhan' yang memiliki nilai-nilai

simbolik.

Siraman

Makna upacara ini, secara simbolis merupakan persiapan dan pembersihan diri lahir

batin kedua calon mempelai yang dilakukan dirumah masing-masing. Juga merupakan media

permohonan doa restu dari para pinisepuh. Peralatan yang dibutuhkan, kembang setaman,

gayung, air yang diambil dari 7 sumur, kendi dan bokor.

Orangtua calon mempelai putri mengambil air dari 7 sumur, lalu dituangkan ke wadah

kembang setaman. Orangtua calon mempelai putri mengambil air 7 gayung untuk diserahkan

kepada panitia yang akan mengantarnya ke kediaman calon mempelai putra. Upacara ini

dimulai dengan sungkeman kepada orangtua calon pengantin serta para pini sepuh.

Siraman dilakukan pertama kali oleh orangtua calon pengantin, dilanjutkan oleh para

pinih sepuh, dan terakhir oleh ibu calon mempelai mempelai putri, menggunakan kendi yang

kenudian dipecahkan ke lantai sembari mengucapkan, "Saiki wis pecah pamore" ("Sekarang

sudah pecah pamornya").

Foto : Bahan bahan dan alat alat untuk proses Siraman bagi mempelai pengantin.

Page 145: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Baik mempelai putri maupun putra harus disiram dengan air khsusus terlebih

dahulu sebelum pernikahan guna mendapatkan restu dari orang tua.

Paes/ Ngerik

Setelah siraman, dilakukan upacara ini, yakni sebagai lambang upaya memperindah

diri secara lahir dan batin. 'Paes' (Rias)nya baru pada tahap 'ngalub-alubi' (pendahuluan),

untuk memudahkan paes selengkapnya pada saat akan dilaksanakan temu. Ini dilakukan

dikamar calon mempelai putri, ditunggui oleh para ibu pini sepuh.

Sembari menyaksikan paes, para ibu memberikan restu serta memanjatkan do'a agar

dalam upacara pernikahan nanti berjalan lancar dan khidmat. Dan semoga kedua mempelai

nanti saat berkeluarga dan menjalani kehidupan dapat rukun 'mimi lan mintuno', dilimpahi

keturunan dan rezeki.

Dodol Dawet

Prosesi ini melambangkan agar dalam upacara pernikahan yang akan dilangsungkan,

diknjungi para tamu yang melimpah bagai cendol dawet yang laris terjual. dalam upacara ini,

ibu calon mempelai putri bertindak sebagai penjual dawet, didampingi dan dipayungi oleh

bapak calon mempelai putri, sambil mengucapkan : "Laris...laris". 'Jual dawet' ini dilakukan

Page 146: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

dihalaman rumah. Keluarga. kerabat adalah pembeli dengan pembayaran 'kreweng' (pecahan

genteng)

Selanjutnya adalah 'potong tumpeng' dan 'dulangan'. Maknanya, 'ndulang' (menyuapi)

untuk yang terakhir kali bagi putri yang akan menikah. Dianjurkan dengan melepas 'ayam

dara' diperempatan jalan oleh petugas, serta mengikat 'ayam lancur' dikaki kursi mempelai

putri. Ini diartikan sebagai simbol melepas sang putri yang akan mengarungi bahtera

perkawinan.

Upacara berikutnya, 'menanam rikmo' mempelai putri dihalaman depan dan 'pasang

tuwuhan' (daun-daunan dan buah-buahan tertentu). Maknanya adalah 'mendem sesuker', agar

kedua mempelai dijatuhkan dari kendala yang menghadang dan dapat meraih kebahagiaan.

Midodareni

Foto : Sebelum pernikahan dilaksanakan, diadakan pertemuan antara orang tua calon

memepelai putra maupun putri dan para sesepuh guna melangsungkan pernikahan dengan

baik.

Ini adalah malam terakhir bagi kedua calon mempelai sebagai bujang dan dara

sebelum melangsungkan pernikahan ke esokan harinya. Ada dua tahap upacara di kediaman

calon mempelai putri. Tahap pertama, upacara 'nyantrik', untuk meyakinkan bahwa calon

mempelai putra akan hadir pada upacara pernikahan yang waktunya sudah ditetapkan.

Page 147: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Kedatangan calon mempelai putra diantar oleh wakil orangtua, para sepuh, keluarga serta

kerabat untuk menghadap calon mertua.

Tahap kedua, memastikan bahwa keluarga calon mempelai putri sudah siap

melaksanakan prosesi pernikahan dan upacara 'panggih' pada esok harinya. Pada malam

tersebut, calon mempelai putri sudah dirias sebagaimana layaknya. Setelah menerima doa

restu dari para hadirin, calon mempelai putri diantar kembali masuk ke dalam kamar

pengantin, beristirahat buat persiapan upacara esok hari. Sementara para pni sepuh, keluarga

dan kerabat bisa melakukan 'lek-lekan' atau 'tuguran', dimaksudkan untuk mendapat rahmat

Tuhan agar seluruh rangkaian upacara berjalan lancar dan selamat.

Pernikahan

Foto : Sesuai dengan ajaran agama masing masing mempelai pengantin, bisa dilakukan sesuai

dengan ajarannya masing masing seperti misalnya pemeluk Islam (Kiri) & pemeluk Nasrani

(Kanan).

Pernikahan, merupakan upacara puncak yang dilakukan menurut keyakinan agama si

calon mempelai. Bagi pemeluk Islam, pernikahan bisa dilangsungkan di masjid atau di

kediaman calon mempelai putri. Bagi pemeluk Kristen dan Katolik, pernikahan bisa

Page 148: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

dilangsungkan di gereja.Ketika pernikahan berlangsung, mempelai putra tidak diperkenankan

memakai keris. Setelah upacara pernikahan selesai, barulah dilangsungkan upacara adat,

yakni upacara 'panggih' atau 'temu'.

Panggih (Temu)

Sudah menjadi tradisi, prosesi ini berurutan secara tetap, tapi dimungkinkan hanya

dengan penambahan variasi sesuai kekhasan daerah di Jawa Tengah. Diawali dengan

kedatangan rombongan mempelai putra yang membawa 'sanggan', berisi 'gedang ayu suruh

ayu', melambangkan keinginan untuk selamat atau 'sedya rahayu'. sanggan tersebut diserahkan

kepada ibu mertua sebagai penebus.

Foto : Seserahan sangan gedang ayu suruh dalam pernikahan adat Jawa yang

melambangkan keselamatan bagi calon pengantin.

Page 149: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Upacara dilanjutkan dengan penukaran 'kembang mayang'. Konon, segala peristiwa

yang menyangkut suatu formalitas peresmian ditengah masyarakat, perlu kesaksian. Fungsi

kembang mayang, konon sebagai saksi dan sebagai penjaga serta penangkal (tolak bala).

Setelah berlangsungnya upacara, kembang mayang tersebut ditaruh di perempatan jalan, yang

bermakna bahwa setiap orang yang melewati jalan itu, menjadi tahu bahwa di daerah itu baru

saja berlangsung upacara perkawinan. 'Panggih' atau 'temu' adalah dipertemukannya

mempelai putri dan mempelai putra, yang berlangsung sebagai berikut :

Balangan gantal/ Sirih

Mempelai putri dan mempelai putra dibimbing menuju 'titik panggih'. Pada jarak lebih

kurang lima langkah, masing-masing mempelai saling melontarkan sirih atau gantal yang

telah disiapkan.Arah lemparan mempelai putra diarahkan ke dada mempelai putri, sedangkan

mempelai putri mengarahkannya ke paha mempelai putra. Ini sebagai lambang cinta kasih

suami terhadap istrinya, dan si istri pun menunjukan baktinya kepada sang suami.

Wijik

Page 150: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Ritual Wijik dalam pernikahan adat Jawa sebagai lambang bagi Calon mempelai putri

yang kelak menjadi istri yang berbakti bagi calon mempelai putra.

Mempelai putra menginjak telur ayam hingga pecah. Lalu mempelai putri membasuh

kaki mempelai putra dengan air kembang setaman, yang kemudian dikeringkan dengan

handuk. Prosesi ini malambangkan kesetiaan istri kepada suami. Yakni, istri selalu berbakti

dengan sengan hati dan bisa memaafkan segala hal yang kurang baik yang dilakukan suami.

Setelah wijik dilanjutkan dengan 'pageran', maknanya agar suami bisa betah di rumah. Lalu

diteruskan dengan sembah sungkem mempelai putri kepada mempelai putra.

Pupuk

Page 151: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Ibu mempelai putri mengusap ubun-ubun mempelai putra sebanyak tiga kali dengan

air kembang setaman. Ini sebagai lambang penerimaan secara ikhlas terhadap menantunya

sebagai suami dari putrinya.

Sinduran/ Binayang

Foto : Proses Sinduran antara mempelai putra maupun putri diantarkan oleh seorang sesepuh

ke tempat duduk di Pelaminan.

Prosesi ini menyampirkan kain sindur yang berwarna merah ke pundak kedua

mempelai (memperlai putra di sebelah kanan) oleh bapak dan ibu mempelai putri. Saat

berjalan perlaham-lahan menuju pelaminan dengan iringan gending, Paling depan di awali

bapak mempelai putri mengiringi dari belakang dengan memegangi kedua ujung sindur.

Prosesi ini menggambarkan betapa kedua mempelai telah diterima keluarga besar secara utuh,

penuh kasih sayang tanpa ada perbedaan anatara anak kandung dan menantu.

Page 152: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Bobot Timbang

Foto: Proses bobot timbang.

Kedua mempelai duduk dipangkuan bapak mempelai putri. Mempelai putri berada

dipaha sebelah kiri, mempelai putra dipaha sebelah kanan. Upacara ini disertai dialog antara

ibu dan bapak mempelai putri. "Abot endi bapakne?" ("Berat yang mana, Pak) kata sang ibu.

"Podo, podo abote," ("Sama beratnya") sahut sang bapak. Makna dari upacara ini adalah kasih

sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besar dan beratnya.

Guno Koyo - Kacar-kucur

Pemberian 'guno koyo' atau 'kacar-kucur' ini melambangkan pemberian nafkah yang

pertama kali dari suami kepada istri. Yakni berupa : kacang tolo merah, keledai hitam, beras

putih, beras kuning dan kembang telon ditaruh didalam 'klasa bongko' oleh mempelai putra

yang dituangkan ke pangkuan mempelai putri. Di pangkuan mempelai putri sudah disiapkan

Page 153: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

serbet atau sapu tangan yang besar. Lalu guno koyo dan kacar-kucur dibungkus oleh

mempelai putri dan disimpan.

Tarian

Tiga orang penari sedang menari di Pura Mangkunegaran

Solo memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya (Ketawang, Dorodasih,

Sukoharjo, dll.) dan Srimpi (Gandakusuma dan Sangupati). Tarian ini masih dilestarikan di

lingkungan Keraton Solo. Tarian seperti Bedhaya Ketawang secara resmi hanya ditarikan

sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin

Kota Surakarta.

Foto : Tarian Srimpi Sangupati Keraton Surakarta Hadiningrat.

Page 154: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Tarian Bedhaya Ketawang sebagai tarian penghormatan terhadap Sri

Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin Keraton Surakarta Hadiningrat.

Batik

Batik adalah kain dengan corak atau motif tertentu yang dihasilkan dari bahan malam

khusus (wax) yang dituliskan atau di cap pada kain tersebut, meskipun kini sudah banyak

kain batik yang dibuat dengan proses cetak. Solo memiliki banyak corak batik khas, seperti

Sidomukti dan Sidoluruh.[55] Beberapa usaha batik terkenal adalah Batik Keris, Batik

Danarhadi, dan Batik Semar. Sementara untuk kalangan menengah dapat mengunjungi pusat

perdagangan batik di kota ini berada di Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo (PGS), Beteng Trade

Center (BTC), atau Ria Batik. Selain itu di kecamatan Laweyan juga terdapat Kampung batik

Laweyan, yaitu kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang

tahun 1546. Kampung batik lainnya yang terkenal untuk para turis adalah Kampung Batik

Kauman. Produk-produk batik Kampung Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan

sutra tenun, katun jenis premisima dan prima, rayon. Keunikan yang ditawarkan kepada para

wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat

berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk

Page 155: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

mengetahui secara langsung proses pembuatan batik bahkan untuk mencoba sendiri

mempraktekkan kegiatan membatik.

Batik Solo memiliki ciri pengolahan yang khas: warna kecoklatan (sogan) yang

mengisi ruang bebas warna, berbeda dari gaya Yogya yang ruang bebas warnanya lebih cerah.

Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti kecenderungan batik pedalaman. Jenis bahan

batik bermacam-macam, mulai dari sutra hingga katun, dan cara pengerjaannya pun beraneka

macam, mulai dari batik tulis hingga batik cap.

Foto : Nyamping Batik Sidoluhur Foto: Nyamping Batik Sidomukti

Foto : Nyamping Batik Truntum Foto : Nyamping Batik Wahyu Tumurun

Page 156: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Foto : Nyamping Batik Udan Riris Foto : Nyamping Batik Semen Romo

Foto: Nyamping Batik Parang Kusumo

BAB 5

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diulaskan dapat disimpulkan bahwa bangunan kuno pada

zaman sekarang masih dapat dilihat dan kita jumpai di sekitar wilayah Kota Solo. Tetapi juga

ada sebagian bangunan kuno yang mengalami renovasi maupun revitalisasi dan ada yang

tidak terawat sama sekali.Setiap bangunan kuno memiliki nilai sejarah dan nilai budaya yang

sangat begitu tinggi, Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus melestarikan dan ikut

Page 157: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

serta dalam merawat setiap bangunan bangunan tersebut agar tidak punah atau hilang dan bisa

untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.

b. Saran

Kita sebagai generasi penerus bangsa haruslah memiliki sikap membudayakan dan

merawat bangunan bangunan kuno yang memmiliki nilai sejarah maupun nilai budaya yang

tinggi. Mungkin dengan adanya bangunan bangunan tersebut kita akan lebih mengetahui

kilasan pelajaran sejarah yang dapat diambil pada masa lalu. Dengan demikian, marilah kita

menjaga, merawat dan melestarikan setiap bangunan bangunan kuno yang memliki nilai

sejarah dan nilai budaya yang ada di Kota Solo.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harwanto dan Rachmat Bahari, Mencintai Solo Masa Lalu Untuk Solo Masa

Depan,Yayasan Warna Warni Indonesia, 2010.

2. http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/bangunan-bangunan-kuno-Solo/html

3. http://www.stasiun-jebres-indonesia.com.html

4. www.goodreads.com/book/show/2549396.Pasar_Gede.

Page 158: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

5. http://info-biografi.blogspot.com/2010/02/KH-Samanhudi.html

6. http://www.warisan-dan-pengaruh-budaya-imperal-belanda.com.html

7. http://www.info-sejarah-banguan-kuno-indonesia.blogspot.com.html

8. http://www.portal-budaya-keraton-surakarta-jawa-tengah.co.id.html

9. http://hadi-historyeducation.blogspot.com/2010/11/perkembangan-sejarah-indonesia.h

tml

10. http://www.para-pahlawan-kota-Solo.blogspot.com.html

11. http://www.Chic-Id.com.html

12. http://www.karatonsurakarta.blogspot.com

13. http://www.wisatakuliner.com

14. http://www.abuhuwaidah.wordpress.com

15. http://www.CintaSolo.com

16. http://germanhistorydocs.ghi-dc.org/images/3344-Leopold%20von%20Ranke%20@

%20530.jpg

17. http://introduccionalahistoriajvg.files.wordpress.com/2013/04/hd_11147495_01.jpg

18. Dokumnetasi Pribadi.

Page 159: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

LAMPIRAN

TUGAS 1

PASAR GEDHE (DARI MASA KE MASA)

TAHUN 1930-AN

Page 160: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TAHUN 1960-AN

Page 161: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TAHUN 1990-AN

SEKARANG (TAHUN 2013)

TUGAS 2

PERUMAHAN KUNO DAN BANGUNAN KUNO

Page 162: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

KAWASAN PERUMAHAN KUNO BERASITEKTUR BELANDA

BANGUNAN KUNO YANG MENJADI BANGUNAN BARU SAMA SEKALI

Page 163: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

RUMAH KUNO YANG BIASA DIJADIKAN TEMPAT BAGI TUNA WISMA

Page 164: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNO BERUPA BENTENG YANG BERNAMA BENTENG VASTENBURG

TUGAS 4

PARA PAHLAWAN KEMERDEKAAN ASAL KOTA SOLO

PAKU BUWONO VI

Page 165: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

SOEPOMO Dr. SOEHARSO SLAMET RIYADI

RADJIMAN W. R. MALADI Dr. MUWARDI

TUGAS 5

NAPAK TILAS PERJUANGAN KH. SAMANHUDI

Page 166: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO ASLI KH. SAMANHUDI

Page 167: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO TERAKHIR KH. SAMANHUDI TAHUN 1950-AN

TUGU PERESMIAN MUSEUM HAJI SAMANHUDI OLEH YAYASAN WARNA WARNI INDONESIA (2008)

Page 168: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO DI DALAM MUSEUM HAJI SAMANHUDI

Page 169: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

SUASANA DI DALAM MUSEUM HAJI SAMANHUDI

MUSEUM HAJI SAMNHUDI YANG BERLOKASI DI DAERAH LAWEYAN KOTA SOLO

Page 170: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 6

NAPAK TILAS STASIUN JEBRES

ARSITEKTUR BANGUNAN STASIUN JBRES YANG MERUPAKAN CORAK DARI EROPA

Page 171: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO STASIUN JEBRES TAHUN 1900-AN

FOTO STASIUN JEBRES TAHUN 1930-AN

Page 172: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO STASIUN JEBRES AWAL TAHUN 2000

Page 173: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO STASIUN JEBRES SEBELUM DI RENOVASI TAHUN 2011

Page 174: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

FOTO STASIUN JEBRES YANG TELAH SELESAI DI RENOVASI SAAT DIRESMIKAN OLEH WALIKOTA SOLO,FX HADI RUDYATMO TAHUN 2012

FOTO STASIUN JEBRES PADA SAAT INI TAHUN 2013

TUGAS 7

NAPAK TILAS BANGUNAN KUNO DHC’45 SURAKARTA

Page 175: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNO DHC’45 SURAKARTA YANG DAHULUNYA ADALAH PANTI ASUHAN TAHUN 1900.

KONDISI BANGUNAN KUNO DHC’45 SURAKARTA TAHUN 2013.

Page 176: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNO DHC’45 SURAKARTA YANG NAMPAK MASIH TERAWAT.

KONDISI SEBAGIAN BANGUNAN KUNO DARI DHC’45 SURAKARTA YANG TELAH RAPUH DANAMBRUK.

Page 177: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

TUGAS 8

BANGUNAN KUNO BERUPA PERUMAHAN

BANGUNAN KUNO BERCORAK EROPA YANG TERAWAT

BANGUNAN KUNO BERCORAK CAMPURAN (EROPA – JAWA) NAMPAK TERAWAT

Page 178: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNPO BERCORAK EROPA YANG NAMPAK KURANG TERAWAT

TUGAS 10

BANGUNAN KUNO YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK KHUSUS

BANGUNAN KUNO BERBENTUK MASJID PENINGGALAN PARA ULAMA KOTASOLO DI MANGKUNEGARAN

Page 179: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNO BERBENTUK GEREJA AKIBAT DARI PENYEBARAN AJARANAGAMA NASRANI DARI KAUM PENJAJAH DI KOTA SOLO

BANGUNAN KUNO BERBENTUK STASIUN YANG HINGGA SAAT INI MASIHTERAWAT DAN DIJADIKAN SEBAGAI STASIUN PUSAT KOTA SOLO

Page 180: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

BANGUNAN KUNO BERBENTUK BANK YANG PADA AWALNYA SEBAGAIKANTOR PUSAT PEMERINTAHAN BELANDA DAN KINI MENJADI PUSAT BANK

INDONESIA DI KOTA SOLO.

Page 181: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta

Riwayat Penulis

Prarasto Miftahurrisqi, asli putra Solo ini sedang menempuh pendidikannya di SMA N6 Surakarta. Putra sulung dari 2 bersaudara dari pasangan Bp. Danang Endarto. S.T, M.Sc dan

Ibu Arofah Ery Nurmaya ini tengah menimba ilmu di Kelas XI Program Bahasa SemesterGenap tahun ini. Kecintaan penulis yang lahir pada 26 November 1995 ini dalam

memperdalam mata pelajaran terutama Sejarah sangat diapresiasi melalui karya tulisan inisehingga tak heran jika ada yang bisa menjunjung tinggi suatu sejarah apalagi itu sejarah

bangsa dan negara kita. Maka oleh sebab itu, penulis berharap perlunya pelestarian terhadapnilai nilai sejarah dan juga budaya bangsa kita agar tidak punah oleh derasnya arus jaman

serta penulis pun tak lupa akan nilai nilai sejarah dengan mengutip kata kata tentang sejarah,

“JASMERAH!” (Jangan Sekali sekali Meninggalkan Sejarah!)

Bung Karno, Proklamator & Presiden Pertama Republik Indonesia -

Page 182: MENCINTAI SEJARAH DAN BUDAYA SOLO MASA … PENGESAHAN Karya ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk mengikuti perlombaan karya ilmiah mata ... ABSTRAK Prarasto ... 6 Orang Tua beserta