25886541 Teknik Mencermati KUA PPAS Dan RAPBD Bagi Anggota DPRD UNS 26 Januari 2010
Mencermati Manajemen Keuangan Keluarga Dalam Tawaran Pola ...
Transcript of Mencermati Manajemen Keuangan Keluarga Dalam Tawaran Pola ...
Oratio Dies Natalis XLVIII Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan
Mencermati Manajemen Keuangan Keluarga Dalam Tawaran Pola Hidup Konsumtif di Masa Kris is
Disampaikan oleh: Dra. Inge Barlian, Ak., M.Sc
Bandung, 25 Januari 2003
• Yang terhormat, Ketua dan anggota Badan Pengawas Yayasan Universitas Katolik Parahyangan; Ketua dan anggota Yayasan Universitas Katolik Parahyangan; . . · ·. Rektor, .para Pembantu Rekt:qr, para Dekan Fakultas, para Pimpinan Lembaga, para Posen beserta keluarga besar Universitas Katolik Parahyangan; Segenap Alumni dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan yang saya cintai; Para Undangan dan Hadirin sekalian.
Hadirin yang saya hormati,
- :, ,•
1
Saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas \ahm9t dan karuniaNya kepada kita sekalian, yang telah memungkinkan kita dapat mempetingati Dies Natalis ke-48 Fakultas Ekonomi Universi�as Katolik Parahyangan dan memungkinkan saya menyampaikan orasi ini.
Saya adalah alumnus Fakultas Ekonomi Unpar. yang lulus tahun 1978, dan menjadi dosen di almamater saya: · Tugas saya sebagai seorang pengajar dimuli'li .dari tahun 1978 dan saat ini, saya mengajar mata kuliah Manajemen Keuangan. Sebagai pengajar saya memperoleh masukan bahwa banyak orang yang rnempunyai masalah keuangan dalam hidupnya. Terlebih dalam masa krisis yang berkepanjangan seperti yang kita alami saat ini, banyak keluarga yang beban hidupnya semakin berat.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan pandangan akan pentingnya pemahaman tentang manajemen keuangan, khususnya manajemen keuangan keluarga ,dalam menghadapi tawaran pola hidup yang sem<lkin konsumtif.
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR
2
Pada kesempatan ini saya menekankan agar kita sebagai bagian dari suatu keluarga dapat · berperan dalam memberikan solusi dalam hal keuangan keluarga. Harapan saya adalah jika banyak keluarga menjadi bijak dalam hal keuangan, maka masyarakat · kita akan menjadi makrilur dan sejahtera pula.
Hadirin yang terhormat, · Perkenankanlah saya untuk menyampaikan Orasi Dies ini sebagai berikut:
Uang dan Keluarga . -,,� ," ( . .
Setiap manusia mengalami beberapa tahap kehidupan: mulai sejak dilahirkan, dibesarkan, masuk sekolah, lulus, bekerja, menikah, mempunyai anak, dan memasuki masa pensiun. Uang dibutuhkan bukan saja untuk mempertahankan hidup namun juga untuk mengakhiri hidup. Kita mengetahui bahwa untuk meninggalkan dunia ini, uang pun masih diperlukan.
Namun demikian, saya harus mengakui bahwa uang bukanlah segala-galanya. Misalnya, uang tidak dapat membeli kesehatan. Orang kaya yang sakit kanker hingga saat ini belum dapat disembuhkan walaupun ia telah mengeluarkan banyak uang untuk biaya pengobatailnya, karena sampai sejauh ini belum diketemukan obat untuk kanker.
Tetapi seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, bagaimanapun juga uang memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak keputusan dalam hidup dipengaruhi oleh kondisi keuangan keluarga saat lnl.
Dies Nata/is FE UNPAR Ke'48
3
Uang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Disadari atau tidak, uang berpengaruh dalam hidup berkeluarga. Uang dapat menyebabkan seseorang membangun keluarga dan sekaligus pula dapat menyebabkan perc\'l�aian. Oleh karena itu mengatur keU<lr\Q.an keluarga dengan baik harus tnenjadi kebiasaan dalam hidup berkeluarga. Jika kebiasaan ini dijalankan terus maka kehidupan keluarga akan senantiasa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Pola Hid up Konsumtif dalam Kondisi Krisis
Sejak krisis ekonomi yang tetjadi di Indonesia, banyak angkatan ketja yang menganggur, seperti ditulis sebagai berikut: "Dua tahun sebelum krisis moneter (1995) jumlah pengangguran yang tercatat BPS baru 6,25 juta orang. Pada a wal krisis akhir 1997 angka itu meningkat menjadi 12 juta orang. Jumlah itu terus meningkat sehingga saat ini sudah mencapai 40,5 juta" (Kontan No 12, Tahun VII, 23 Desember �002, hal 11). Krisis ekonomi yang berkepanjangan ini akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan · lainnya, terutama kehidupan keluarga. Contoh: Seorang satjana yang mulai memasuki lapangan kerja dan bermaksud untuk menikah, beberapa tahun yang silam masih bisa berangan-angan untuk mencicil mobil dan rumah sendiri setelah tiga hingga lima tahun beketja. Sekarang mimpi itu mungkin sulit untuk dapat direalisasikan. Terlebih lagi, tahun ini beban keluarga akan semakin berat dengan meningkatnya. TDL, BBM, telepon, PDAM dan tarif angkutan, sebesar 10% hingga 75% (lihat tabel berikut).
Oies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
4
Inilah Beban Berat Itu .... !
Jenis tarif Usu Ian Realisasi kenaikan
Angkutan Januari 2003
- penyeberangan 10% - kereta api 17% - laut kelas ekonomi 10% Telepon Januari 2003 - 2004 - Kenaikan tarif rata-rata . 15% - Percakapan lokal 33,33% - Percakapan SUJ -3,97% -Abonemen 31,10%
25% - 75% Januari 2003 Tarif tol
Bahan bakar MOPS+ 15% Januari 2003 PDAM 20% - 29% Januari 2003 Listrik Januari 2003 (per 3
bulan) - Rumah tangga sampai 450 VA 5% - 11% - Pengguna lainnya 2%- 10% -Elpiji Rp 37.800 I 2003
tabunq Sumber: Kontan No. 10, Tahun VII, 2 Desember 2002 / him 38
Namun demikian, dalam kondisi krisis ekonomi seperti ini banyak orang bertindak secara tidak rasional. Bukannya berhemat, mereka malah mengikuti pola hidup konsumtif. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat banyaknya tawaran untuk mengikuti pola hidup konsumtif di sekeliling kita. Sebagian besar dari tawaran-tawaran 1rn disebarluaskan melalui media cetak maupun media elektronik dalam bentuk promosi dan iklan. Selain menarik, tawaran-tawaran ini juga memberikan kemudahan kepada
Dies Nata/ls FE UNPAR Ke-48
5
para konsumen yang disertai oleh iming-iming yang menggiurkan.
Salah satu contoh nyata dari . tawaran yang' 'memberi •
kemudahan bagi pol a hidup konsumtifyang berRaitan 'e'rat dengan manajemen keuangah keluarga adalah ·penawaran kartu kredit yang merupakan salah satu produk·perbankan. Di Indonesia yang menarik sekarang ini, untuk 1Tlemi1iki kart.u kredit sangatlah mudah. Dahulu untuk mengajukan permohonan kartu kredit diperlukan batas minimal pendapatan yang relatif tinggi dan pembuatannya memakan waktu yang lama, tetapi sekarang persyaratannya jauh diperlonggar dan juga pembuatannya jauh lebih cepat. Di samping itu perbankan sekarang giat mempromosikan kepemilikan kartu kredit kepada masyarakat. Misalnya, kerap dijumpai di mal, ada orang yang menyodorkan sehelai brosur dan formulir pendaftaran kartu kredit.
Mengapa perbankan gencar mencari konsumen dari kalangan individu bukan dari kalangan korporasi seperti yang dahulu dilakukan? Krisis perbankan yang melanda Indonesia selama 5 tahun terakhir ini telah mengubah sikap dan perilaku para bankir. Dalam ila! penyaluran kredit, dahulu bani< menganggap remeh k1·edit yang bernilai kecil atau kredit retail, tetapi sekarang bank justru menggarapnya. Hal ini disebabkan karena pada saat ini bank-bank tidak mau mengambil risiko menyalurkan kredit besar•besaran untuk korporasi sebab mereka meragukan kemampuan korpbrasl untuk 'lnengembalikan kredit yang diberikan.
Oleh karena i�, masyarakat luas k�ni m�njadi sasaran penyaluran kred1t bank. Bank berama1-rama1 menawarkan
Dies Nata/ti; Ke-48 FE UNPAR
•
6
kredit yang dipakai masyarakat untuk berbelanja apa saja. Kredit ini merupakan kredit konsumsi yang juga ditawarkan dengan berbagai iming-iming: mulai dari plafon kredit yang besar sampai bunga kredit yang "terjangkau." Data dari Bank Indonesia membuktikan hal ini. Secara nasional, telah terjadi kecenderungan peningkatan penyaluran kredit untuk perorangan. "Pada Januari 2000, total kredit untuk perorangan yang disalurkan oleh bank umum masih Rp 47,3 triliun. Januari tahun 2002, total kredit untuk perorangan sudah menjadi Rp 95,1 triliun." (Kontan, 21 Oktober 2002) Berarti, jumlah ini langsung meningkat dua kali lipat hanya selama 2 tahun! "Januari 2000, nilai kredit konsumsi di luar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) beljumlah Rp 7 triliun, sedangkan Januari 2002 nilai ini sudah menjadi Rp 28 triliun. ' ' Berarti jumlah ini meningkat 4 kali lipat selama 2 tahun! Kenyataan ini sangat ironis dengan kondisi keuangan Indonesia pada umumnya.
Bukti bahwa kemudahan mendapat kredit di Indonesia telah membuat orang semakin terdorong untuk memanfaatkannya adalah dari data yang diperoleh Visa Indonesia berikµt ini: "Sampai Maret 2002, Wsa Indonesia mencatat transaksi be/anja yang menggunakan kartu kredit, tumbuh 44,7% /ebih tinggi dari tahun 2001 atau da/am rupiah sebesar Rp 6,5 triliun atau setiap pemegang kartu kredit rata-rata membelanjakan Rp 4 juta" (Kontan, 21 Oktober 2002). Dalam memanfaatkan kredit, kita jangan sampai terdorong untuk mengikuti pola hidup konsumtif. Kartu kredit dapat dimanfaatkan sebagaimana tujuannya antara lain sebagai pengganti uang tunai.
Hal ini sebenarnya menguntungkan sebab mengurangi risiko dirampok dan juga memudahkan transaksi. Sayangnya dalam penggunaan kartu kredit, pemakainya
Dies Nata/is FE UNPAR Ke-48
7
terdorong konsumtif karena seolah-olah dapat berbelanja tanpa mengeluarkan uang, atau berbelanja melampaui ketersediaan uang tunai yang dimilikinya. Padahal, menggunakan kartu kredit sama dengan hutang Yang harus dibayar. Saya cenderung menggambarkan situasi tersebut sebenarnya adalah fatamorgana oasis uang. Maka dari itu, pemanfaatan kartu kredit harus diperhitungkan dengan baik.
Contoh lain dari tawaran pola hidup konsumtif yang berkaitan erat dengan manajemen keuangan keluarga adalah maraknya penggunaan handphone (HP). Dalam kepemilikan HP, siapa di UNPAR yang tidak memiliki HP dari golongan I hingga golongah N? Namun · apakah kepemilikan HP akan menambah manfaat atau justru akan menambah beban pengeluaran?
Conteh lain lagi yang bentuknya lebih besar adalah kendaraan. Siapa yang tidak memiliki kendaraaan roda 2 atau roda 4? Apakah memiliki kendaraan itu untuk kebutuhan gengsi dan sekedar pamer? Dari sudut manajemen keuangan membeli kendaraan merupakan investasi. Apakah dalam membeli kendaraan ini sudah dibuat perencanaan penganggaran modalnya?
Mungkin ada di antara hadirin yang bertanya-tanya kalau kita menerapkan manajemen keuangan dalam keluarga, bagaimana mungkin kita bisa hidup berkecukupan dan bisa memiliki macam-macam peralatan yang mengikuti perkembangan teknologi? Apakah saya harus hidup sederhana seperti di jaman batu, tanpa HP, tanpa mobil, tanpa komputer, tanpa mesin cuci dan lain sebagainya? Dalam Manajemen Keuangan seseorang/badan usaha boleh saja mengeluarkan biaya (cost) sepanjang
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
8 • pengeluaran tersebut membawa manfaat (benefit) yang sebanding atau lebih besar.
Manajemen Keuangan Keluarga
Apakah Keuangan itu? ''Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam menge!ola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi" (Sundjaja, Rldwan s; dan Inge Barlian, 2002a). Untuk memahami manajemen keuangan, klta perlu memahaml apa yang disebut Neraca. Secara sederhana, neraca bersifat seperti timbangan: ada sisi kiri dan ada sisi kanan. Sisi kiri disebut debit dan slsi kanan disebut kredit. Di sisi debit dicantumkan semua aktiva (assets) dan di sisi kredit dicantumkan semua pasiva atau kewajiban dan modal (liabilities dan capita�. Sedangkan semua penerimaan dan pengeluaran dicatat pada daft:ar laba ruai di mana laba atau rugi yang diperoleh akan mempengaruhl neraca.
Pada dasamya, setiap keluarga dapat membuat neraca. Manfaat membuat neraca keluarga adalah agar keluarga mengetahui posisi keuangannya, yaitu apa yang merupakan kekayaan keluarga dan apa yang merupakan kewajiban/hutang yang harus dipenuhi oleh keluarga dan berapa sebenarnya uang yang merupakan modal milik keluarga. Contoh laporan keuangan keluarga:
Diss Nlltalls FE UNPAR Ke-48
• 9
Kelu9rgaJBahagia Laponin Laba-Rugi
Periode 1 Janliari s/d 31 Desember .....
Penerimaan :
- Gaii suami & istri .. xxx - Bunaa bank .XXX - Liana sewa rumah xxx - Bonus. THR xxx Total ""nerimaan bruto x.xxx - Paiak xxx Penerimaan nettoJAl · ' x.xxx
Pennefuaran :
--·.., Pann::1n · · xxx - Uana sekolah . xxx - Pakaian xxx - Listrlk. tele�n. PAM xxx - Asuransi xxx - Biava kesehatan xxx - Biava lain-lain xxx Total nonaeluaran (81 x.xxx
Sellsih nonerimaan f Al - -n-luaran tB\ xxx
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
10
Aktiva 1. Aktiva lancar
1.1 Kas I TUnai :
1.2 Rekenlno airo
1.3 TabunQan
1.4 T""ihan
1.5 0e�110 1.6 Obliaasi
1.7 Saham
Total aktiva lancar
2. Aktlva tetao 2.1 Rumah
2.2 Tanah
2.3 Mobil
Total aktiva tetan
. "KeluargaBabagia Neraca
Per ... ... .....
3. Kewallban
)()()( 3.1 Paiak
)()()( 3 .2 Premi asuransi
)()()( 3.3 Sewa
)()()( 3.4 Kartu kredit )()()( 3.5 Kredit mobil
)()()( 3.6 Plnraman bank
)()()( 3.7 Pln1aman nE>ndidikan
x.xxx 3 .8 Kredit ,,...rumahan
3.9 Kredit lainnva
Total kewa 'iban
4. Modal )()()( 4.1 Modal keluaraa
)()()( )()()(
x.xxx
Pasiva
)()()( )()()( )()()( )()()( )()()( )()()( )()()( )()()( )()()(
x.xxx
x.xxx
Total aktlva x.xxx Total kewajiban & modal x.xxx
Dalam neraca berimbang sisi debit sama dengan sisi kredit. Keadaan ini dinyatakan dalam persamaan:
[ .A.SSET = EKUITAS (Assets = Equities)
Keadaan ini dapat juga dinyatakan dalam persamaan:
ASSET = UTANG/KEWAJJBAN + MODAL SENDIRl/KELUARGA
flssets = Liabilities + Pro rietorshi
D/11$ Nata/is FE UNPAR Ke-48
11
Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa 'asset' atau kekayaan keluarga dimodali oleh utang dan modal sendiri/keluarga, sehingg(l .dap<it " juga diekspresikan sebag9j berikut: ,, .•• • ,,,· "'
· ··
ASSET - HUTANG/KEWAJIBAN = MODAL SENDIRI/KELUARGA :4ssets - Liabilities = Pro rietorshl ·- ·•· '· · · ·
Jika kita ingin mengetahui lebih detail aktivitas keuangan keluarga maka, bagian modal sendiri dapat dihilangkan dan pada bagian tersebut dapat disubstitusikan untuk memperlihatkan detail dari aktivitas yang dilakukan oleh keluarga, sehingga rnenghasilkan perluasan persamaan Neraca sebagai berikut:
Asset = Hutang/kewajiban + (Modal Awai + Investasi Tambahan - Penarikan + Penerimaan - Pen elua·ran
Hasil bersih dari pos-pos di dalam kurung = Modal Sendiri/Keluarga
Ilustrasi dari Perluasan Persamaan Neraca
Transaksi 1: Pada 31 Januari 2002, Keluarga Bahagia rnembuka usaha angkutan umum dengan modal uang tunai sebesar Rp 10 juta,
'.'' .-
Keluarga Bahagia Neraca
er anuan p 31 J . 2002 Aktiva
. . Pasiva KAS 10.000.000 Hu tang 0
MODAL KELUARGA 10.000.000 Jumlah 1''.0"'' . "'' 0 lumlah •' 1n.noo.ono
Sebelah kiri terdiri dari uang yang disirnpan dalarn usaha dan sebelah kanan terdiri dari Modal Keluarga.
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
12 • Transaksi 2: Tanggal 28 Februari 2002 Ke!. Bahagia membeli 2 buah mobil dari PT. "M3x3" dengan tunai seharga Rp 6 juta.
Aktiva KAS
MOBIL Jumlah
Transaksi 3:
Keluarga Bahagia Neraca
Per 28 Februari 2002
4.000.000 Hutang 6.000.000 Mcxlal Keluarga
10.0/V\,t\/'U Jumlah
� Pasiva
0 10.000.000 -tn.nn''.O"n
Pada tanggal 30 April 2002 diterima Rp 250.000 sebagai penerimaan dari hasil operasi.
Aktiva KAS Mobil
Jumlah
Transaksi 4:
Keluarga Bahagia Neraca
Per 30 Anril 2002
4.250.000 Hutang 6.000.000 Mcxlal Keluarga
PENERIMAAN OPERAS! 1n.2<o]Q[ Jumlah
Pasiva 0
10.000.000 250.000
10.250.000
Pada tanggal 30 Juni 2002, dibeli mebel (meja dan bangku) untuk keperluan kantor dari Toko Maju dengan kredit seharga Rp 1.200.000,-
Aktiva Kas Mobil MEBEL Jumlah
Keluarga Bahagia Neraca
Per 30 Juni 2002
4.250.000 HlJTANG TOKO MAJU 6.000.000 Mcxlal Keluarga l.200.000 Penerimaan Operasi
11.4· '."'"' Jumlah
Oles Nata/is FE UNPAR Ke-48
Pasiva 1.200.000
10.000.000 250.000
11.450.'""'
13
Transaksi 5: Tanggal 31 Agustus 2002 dibayar tunai gaji-gaji untuk para supir dan pegawai lainnya sebesar Rp 250.000,-, . -
Aktiva KAS Mobil Mebel
Jumlah
Keluarga Bahagia Neraca
Per 31 A ustus 2002
4.000.000 Hutang Toko Maju 6.000.000 Modal Keluarga 1.200.000 Penerimaan Operasi
GAJ! 11.2on.oon Jumlah
Pasiva 1.200.000
10.000.000 250.000
(250.000) li.200.'"'0
-( • ) � tanda kurung berartl pengurangan. , ....
Transaksi 6 : Pada tanggal 30 September 2002, Kel. Bahagia rnernasukkan tambahan modal sebesar Rp 200.000,-.
Aktva KAS Mobil Me be I
Jumlah
Transaksi 7 :
Keluarga Bahagia ·• · Neraca
p 30 Se b 2002 er tern er • 4.200.000 Hutmg Tako Maju 6.000.000 Modal Keluarga 1.200.000 · Penerimaan operasi
Gaji MODAL KELUARGA (tambahan)
11.400.000 Jumlah
Paslva 1.200.000
10.000.000 250.000
(250.000) 200.000
11.400.000 --
Pada tanggal 31 Oktober 2002, dibayar pada toko Maju sebesar Rp.500.000,- sebagai cicilan.
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
Aktiva KAS Mobil Mebel
Jumlah
Transaksi 8:
Keluarga Bahagia Neraca
Per 31 Oktober 2002
3.700.000 HUTANG TOKO MAJU 6.000.000 Modal Keluarga 1.20.0,000 Penerimaan operasi
Gajl Modal Keluarga (tambahan)
10.QOO oon Jumlah
•····
Pasiva 700.000
10.000.000 250.000
(250.000) 200.000
1Q,9rv1.nnn
Pada tanggal 30 November 2002, dibayar tunai sewa kantor yang dipakai sebesar Rp 100.000,-.
Aktiva KAS Mobil Mebel
Jumlah
Transaksi 9:
Keluarga Bahagia Neraca
Per 30 November 2002
3.600.000 Hutang Toko Maju 6.000.000 Modal Keluarga 1.200.000 Penefimaan operasi
Gaji Modal Keluarga (tambahan) SF>IVA KANTOR
10.ann.nno Jumlah
Pasiva 700.000
10.000.000 250.000
(250.000) 200.000
(100.000) 10.800.000
Tanggal 31 Desember 2002 Kel. Bahagia mengambil uang sebesar Rp 700.000,- untuk keperluan keluarga.
Dies Nata/is fE UNPAR Ke-48
.... � ·,�
Aktiva KAS Mobil Mebel
Jumlah
Kelu11rga Bahagia · Neroca
Per 31 Desember 2002
2.900.000 Hutang Toke Maju 6.000.000 Mcidal Keluarga 1.200.000 Penerimaan operasi
Gaji Modal Keluarga (tambahan) Sewa kantor Kel.BAHAGIA. PENARIKAN
10.100.'lllO Jumlah
15
·' Pasiva
700.000 10.000.000
250.000 (250.000)
200.000
(100.000) (700.0001
1_o.1m.noo
Pada akhir suatu periode dapat dibuat 2 laporan keuangan, yaitu: 1) Neraca (balance sheet) 2) Laporan Laba �11gi (income statement/profit & loss
statement/statement of operations) Neraca Keluarga Bahagia pada transaksi 9, per 31 Desember 2002, adalah sebagai berikut:
Aktiva
IKas Mobil Me be I
Rugi berslh*)
Jumlah aktiva
KELUARGA BAHAGIA
Neraca Per 31 Desember 2002
(Rp) 2.900.000 Hutang Toko Maju 6.000.000 Modal Sendiri : 1.200.000 - Modal Keluarga
� Investasi tambahan
Dikurangi: Penarikan 100.000
10.200;000 Jumlah oasiva
10.000.000 200.000
10.200.000 700.000
Pasiva
(Rp) 700.000
9.500.000 10.200.000
Neraca tersebut di atas dapat pula disajikan sebagai berikut:
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
L}R L}R
ljR
•
16
Aktlva
Kas Mobil Mebel
Jumlah aktlva
.. KELUARGA BAHAGIA Neraca
Per 31 Desember 2002
2.900.000 Hutang Toko Maju 6.000.000 Modal Sendiri : 1.200.000 Rugi bersih *) • Jumlah oasiva
Paslva
700.000 9.500.000 1100.000
10.1101,111111
Lampi ran Neraca: penjelasan atas modal sendiri
Modal Sendiri: - Modal awal - Tambahan modal
Dikurangi: Penarikan
10.000.000 200.000
10.200.000 700.000
9.500.000
KELUARGA BAHAGIA Laporan Laba-Rugi
Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2002
Penerimaan operasi, Rp Dikurangi: - Gaji - Sewa kantor
Rugi Bersih (lihat neraca*)
Rp 250.000 Rp 100.000 Rp
Ro
250.000
350.000
(100.000)
Laporan keuangan di atas merupakan refleksi dari aktivitas selama periode tertentu ·dan mehggambarkan keadaan posisi keuangan pada suatu akhir periode. Laporan keuangan tersebut bukan saja dapat dibuat setelah aktivitas dijalankan namun dapat dan perlu direncanakan sebelum aktivitas dijalankan agar diperoleh gambaran atas hasil yanQ ingin atau dapat dicapai.
Oles Nata/is FE UNPAR Ke-48
• 17
Secara formal perencanaan keuangan ini biasa disebut anggaran, Pada dasarnya perencanaan keuangan keluarga tidak jauh berbeda dengan perencanaan keuangan perusahaan. Dalam perusahaan ''perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber penghasilan perusahaan karena membetikan petunjuk yang mengarahkan, mengkoordinasikan" dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapaktujuan" (Sundjaja, Ridwqn S. dan Inge Barlian, ,2002a). Sepertl ada pepatah yang mengatakan: "Ka/flu klta gaga/ untuk merenamakan, artinya kita merencanakan untuk gaga/".
Oleh karenanya perencanaan keuangan perlu dilakukan juga oleh keluarga. Keluarga perlu mengarahkan, mengkoordinasikan baik pengeluaran maupun penghasilan serta mengontrol semua aktifitas dalam kehidupannya agar dapat mencapai tujuan keluarga yang bahagia. Anggaran keuangan keluarga yang baik harus disusun demi menunjang kelangsungan hidup keluarga (lihat tabel Anggaran Keuangan Keluarga berikut).
Anggaran Keuangan Keluarga bisa disusun dengan berbagai cara:
I. Dalam menyusun anggaran keuangan, anggaran bisa disusun atas dasar penghasilan keluarga, di mana rencana pengeluaran disesuaikan dengan penghasilan. Bila penghasilan > pengeluaran, maka sisa penghasilan dapat ditabung. Bila penghasilan = pengeluaran, maka tidak ada yang dapat ditabung. Namun, bila pengeluaran > penghasilan, maka pengeluaran harus dikurangi agar tidak melebihi penghasilan.
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
18 • Dengan demikian keseimbangan dalam anggaran tercapai.
2. Dalam menyusun anggaran keuangan, anggaran dapat juga disusun atas dasar pengeiuaran, dimana perencanaan pengeiuaran dimulai dari apa yang akan dibelanjakan tanpa menghiraukan penghasilan. Dalam hal ini besar kemungkinan pengeluaran melebihi penghasilan. Kelebihan dalam pengeluaran ini bisa diatasi dengan cara meminjam uang, dan/atau menjual harta benda bila punya.
Dies Nata/ls FE UNPAR Ke-48
• 19
Annnaran Keuam an Keluar ·a Bulan Jan Feb Mrt ..... Nov Des Total Penerimaan : .
• GaJI suaml & lstrl
- Sunga bank
- Uang sewa rumah
·Bonus, THR
Penerimaan bruto
- Pajak
Penerim.a.an netto (A) . Pengeluaran :
- Pangan
- Uang sekolah
- Pakaian . . - Listrik, telepon, PAM
- Asuransi
- Blaya kesehatan
- Bell elektronik
- Beli kendaraan
- Beli rumah
- Lain-lain
Total pengeluaran (B)
--l t___ ___ �·-Selisih pen (A) - peng (8)
Saldo awal kas
Tabungan
Akumulas/ tabungan
Pinjaman
Akumulas/ plnjaman
Saldo akhir kas
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
20 • Pengeluaran untuk dapat hidup atau bertahan hidup dcilcim . suatu keluarga tidak mungkin dihindarkan, karena hal ini merupakan hal yang pasti. Sebagai contoh, pengeluaran keluarga yang esensial dan tidak dapat dihindarkan adalah membeli kebutuhan pangan ... Lain halnya dengan penghasilan, penghasilan bersifat tidak pasti, dapat berubah sewaktu-waktu tanpa diduga · sebelumnya. Misalnya, anggota keluarga pencari nafkah sakit, sehingga tidak dapat bekerja, meninggal dunia, di-PHK, perusahaan keluarga bangkrut, atau perusahaan tempat bekerja dilikuidasi. Oleh karenanya suatu keluarga harus merencanakan keuangan keluarga agar pengeluaran dapat dipenuhi dengan penghasilan atau dengan penghasilan yang diperoleh harus diusahakan dapat menutup · kebutuhan pengeluaran keluarga. Dengan . demif<jah '·"
keluarga harus mengutamakan kebutuhan yang utama dalam hal pengeluaran.
Bila ada pengeluaran yang akan berpengaruh terhadap penghasilan keluarga dalam jangka panjang maka hal ini perlu · direncanakan dengan baik. Sebab, pengeluaran dari suatu keluarga yang selalu lebih besar daripada penghasilannya, dalam jangka panjang, akan memberatkan keluarga itu sendiri. Keluarga itu akan cenderung mempunyai hutang yang makin hari makin membengkak sehingga dapat menjadikan keluarga yang bersangkutan tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini dapat pula terjadi pada keluarga yang berharta banyak dan berpenghasilan. Bukan tidak mustahil mereka pun dapat jatuh miskin !
Contoh pengeluaran yang akan berpengaruh terhadap penghasilan keluarga dalam jangka panjang adalah pengeluaran modal atau investasi. ''Penge/uaran modal
DIM Natal/$ FE UN PAR Ke-48
21
(capital . expenditure) adalah penge/uaran dana oleh perusiihaan untuk memperoleh aktiva tetap yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan setelah jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari satu tahun atau mengurangi biaya di masa yang akan datang''. (Sundjaja, Ridwan S. & Inge Barlian, 2002b).
Pengeluaran modal dalam keuangan keluarga misalkan pembelian untuk handphone (HP), kendaraan, atau barang-barang elektronik. Misalnya dalam kepemilikan handphone (HP). Untuk itu sebelum membeli HP, sebaiknya kita membuat rencana penganggaran modal secara sederhana, untuk mengevaluasi apakah membeli HP itu diperlukan, apakah membeli HP akan bermanfaat atau tidak. Perlu diingat bahwa pembelian HP berakibat pemakaian pulsa yang harus dibayar. Pengeluaran pulsa HP merupakan biaya operasi dari kepemilikan HP. Bisa dibayangkan, yang membeli HP akan ber-halo ria, menerima telepon, atau ber-SMS, yang kesibukannya bak seorang pengusaha. Apakah pengeluaran memiliki HP ini bermanfaat?
Pengambilan keputusan keuangan dalam penganggaran modal didasarkan pada prinsip-prinsip penganggaran modal dan teknik penganggaran moda!. Dalam pnns1p· prinsip penganggaran modal (principles of capital budgeting) perlu diperhatikan:
• Investasi awal (initial investment) adalah harga beli aktiva ditambah dengan biaya pemasangan.
• Aliran kas masuk operasi (operational cash flow) adalah aliran kas masuk operasi setelah pajak yang dihasilkan selama umur proyek.
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR
22
• Aliran kas terminal (terminal cashflow) adalah aliran kas masuk pada saat penyelesaian proyek.
Teknik penganggaran modal digunakan untuk membantu membuat keputusan apakah investasi itu layak atau tidak untuk dilaksanakan, dengan memperhatikan aspek: • Periode pengembalian (payback period) yaitu lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk menutup investasi yang dikeluarkan dari hasil/aliran kas ber5ih yang diperoleh artinya lamanya waktu. yang diperlukan dari uang kas masuk untuk mengembalikan uang yang dikeluarkan.
• Nilai bersih sekarang (net present value) yaitu: nilai sekarang dari hasil/aliran kas bersih yang didiskonto dengan tingkat bunga dikurangi nilai investasinya, artinya kelebihan uang kas masuk di atas peifgeluaran dengan memperhatikan nilai waktu dari uang.
• Tingkat pengembalian internal (internal rate of return) · . di mana tingkat pengembalian intenal harus lebih besar
dari biaya modalnya atau dengan kata lain hasil investasi itu · harus lebih besar dari hasil bunga tabungan di bank.
• Rasio keuntungan dan biaya atau indeks laba (profitability index) atau hasil seharusnya lebih besar dibandingkan pengeluaran yang telah dilakukan.
Jika aspek-aspek tersebut telah dapat terpenuhi dan setelah memperhatikan aspek-aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan (seperti kebutuhan yang mendesak, layanan purna jual, kredit, harga) barulah investasi tersebut layak untuk dilaksanakan dan diharapkan dapat mencapai tujuan.
Jadi, sebelum memutuskan untuk membeli HP, aspekaspek tersebut harus sudah diperhitungkan setelah
Dies Nata/ls FE UNPAR Ke-48
23
memperhatikan aspek lainnya yang perlu dipi;?rtimbangkan (misalnya aspek mendesak), barulah investasi tersebut layak untuk dilaksanakan dan diharapkan dapat mencapai tujuan yang direncanakan ..
Langkah-langkah pengambilari · keputusan secara rasional semacam ini juga ditempuh oleh para penasihat keuangan dan investasi dunia seperti Warren Buffet. Beliau selalu mengingatkan investor akarf pentingnya mengenali profil diri sendiri sejauh mana orang mampu menanggung risiko. Kemampuan mengatasi risiko dan perilaku menghadapi risiko, semuanya ini bergantung pada kemampuan untuk memperoleh penghasilan, beban; atau tanggung ]awab yang harus dihadapi bahkan usia dan impian pola hidup di hari tua.
Dalam kasus lain yang bentuk investasinya lebih besar adalah kendaraan. Investasi ini jauh lebih besar daripada bentuk HP terdahulu. Apakah membeli kendaraan ini sudah dihitung manfaatnya secara ekonomis?? Atau hanya mengikuti gaya atau pamer saja. Ada lelucon yang mengatakan "biar tekor asal kesohor". Walaupun hanya untuk pamer tentu akan mendapatkan hasil yang bisa berupa pujian, cemoohan, belum lagi biaya untuk pamer. Jika digunakan untuk berkeliling mengunjungi semua anggota keluarga tentu kendaraan membutuhkan bensin atau harus membawa oleh-oleh. Semua pengeluaran ini dapat saja melebihi penerimaan yang dihasilkan. Selain pengeluaran untuk bensin dan oleh-oleh, setelah satu bulan berlalu, timbullah tagihan baru berupa cicilan kendaraan tersebut. Jadi dalam pembelian kendaraan bukan hanya investasi y<ing harus diperhitungkan tetapi · bagaimana cara memodali investasi tersebut perlu dipikirkan. Artinya di satu sisi perlu diplkirkan keputusan
Dies Natails Ke-4s FEUNPAR
24
investasinya dan di sisi lain perlli dipikirkan keputusan pembiayaannya. Jika digambarkan neraca kepemilikan kendaraan misalkan mobil Kijang, neracanya bisa tidak sama untuk satu keluarga dengan keluarga lainnya. Dalam neraca digambarkan sisi investasi (aktiva/kekayaan) dim sisi pembiayaan (kewajiban dah susunan modal/capital structure) yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
1) Membeli Kijang dengan kredit
Aktiva Mobil Kijang
Keluarga A Neraca
100 juta Kredit . ·
2) Membeli Kijang dengan uang sendiri ·· Keluarga B
Neraca Aktiva
Pastva 100 juta
Pasiva Mobil Kijang 100 juta Modal sendiri 100 juta
3) Membeli kijang dengan setengah uang sendiri dan setengah kredit
Aktiva
Keluarga C Neraca
Mobil Kijang 100 juta Kredit Pasiva
Modal sendiri 50 juta 50 juta
Dar;i sisi investasinya, secara kasat mata keluarga A, keluarga B maupun keluarga C sama yaitu mempunyai mobil · Kijang. Dalam hal ini, dianggap kepemilikan Kijang Dies Natal/$ FE UNPAR Ke-48
25
tersebut tidak untuk disewakan atau diusahakan, tetapi digunakan sehari-hari untuk keperluan keluarga. Apakah betul semua keluarga mempunyai keadaan yang benarbenar sama?? Namun siapa yang tahu cara memodali investasl tersebut? Yang tahu pasti adalah pemilik mobil itu sendiri atau keluarga itu sendiri. Untuk memiliki harta (asset) yang sama ternyata cara membiayafnya bisa berbeda. Jika ingin memiliki harta (asset) yang sama tetapi tidak mempunyai uang sendiri maka untuk menutupi kekurangan kita harus meminjam.
Meminjam uang atau membeli secara kredit, di dalamnya muncul biaya bunga yang harus dibayar. Dalam konsep nilai waktu dari uang. "Nilai waktu dari uang (time value of money) ada/ah uang yang diterima hari ini akan lebih besar nilainya dari uang yang dfterfma pada waktu yang akan datang" (Sundjaja, Ridwan S. & Inge Barlian, 2002b). Contoh berikut akan menjelaskan bagaimana penerapan konsep tersebut.
Contoh: mengambil kredit bank Sebuah bank memberikan kredit untuk pengembangan usaha kecil dan menengah dengan proses yang mudah dan persyaratan ringan sebagai berikut: • Tanpa agunan • Cicilan tetap dan terjangkau dengan tingkat bunga
rend ah • Minimum pendapatan Rp26 juta/tahun. Jumlah
pinjaman sampai dengan Rp 50 juta • Jangka waktu pinjaman hingga 3 tahun
Dies Natalis Ke-48 FE UNPAR
26
Bank memberikan jumlah p1nJaman dengan tingkat .suku bunga dan cicilan perbulannya, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Jangka wa.ktu · 1 tahun 2tahun 3 tahun Bunaa per tahun 16.40% 16.48% 16.95% Bunaa oer bulan 1.37% 1.37% 1.41%
Jumlah piniaman . Cicilan anda ner bulan {Rp) Rp 3.000.000 290.988: '··166,198 125.717 Rp 5.000.000 . . 484.979. v275�997' 209.529 RD 7.000.000·· •· ,. 678.971 387.796. . 293.340 .·.
Dalam hal bunga pinjaman kita harus berhati�hati untuk membedakan "bunga nominal" dan "bunga efektif" serta cara perhitungan bunganya, apakah dihitung secara 'flat' atau secara 'menurun/efektif. Dalam perhitungan bunga efektif maka setiap cicilan yang dibayar seharusnya terdiri dari cicilan pokok dan bunga. Cicilan pokok setlap angsuran akan mengurangi jumlah saldo pokok pinjaman. Dengan demikian, dari waktu ke waktu jumlah bunga yang harus dibayar oleh debitur semakin kecil. Kalau diperhatikan, pinjaman sebesar Rp 3.000.000 untuk 1 tahun, bunga 1,37% per-bulan dengan cicilan sebesar Rp 290.988, bank melakukan perhitungan bunga di muka (add on) atau lazim disebut bunga 'flat' sepertl dapat dibuktikan sebagai �ri�t
.
Ro 3.000.000 + IRo 3.000.000 x CL37% x 12bln)) = 291.100 � 290.988/bulan 12
Sunga nominal sebesar 1,37% yang dihitung secara flat, akan menghasilkan bunga efektif sebesar +2,42% perbulan atau se�sar +29%'·per-tahun. Untuk jelasnya dapat disimak tabel berikut:
Dies Nata/ls FE UNPAR Ke-48
•
27
Pada tinokat b unaa 1.37% ndr-bular'rketeblha'nbavar sebesar Rn 235.248. .Pembav.ar.an
Akh!r Cicilan Sa!do awal Bung a Pokok Bln plnJaman · bulan pokok · - 1,37% x b ·· ·p1njaman ke-_ plnjaman (a-c)
. ral (bl © (d\
1 290.988 3.000.000 41.100 249.888 2 290.988 2.750.112 37.677 253.311 3 290.988 2.496.801 34.206 256.782 4 290.988 2.240.019 30.688 260.300 5 290.988 1.979.719 27.122 263.866 6 290.988. 1.715.853 23.507 267.481 7 290.988 1.448.372 19.843 271.145 8 290.988• 1.177.227 16.128 274.860 9 ·290.988 902.367 12.362 278.626 1 0 - .290.988 623.741 8.545 282.443 11 290.988 341.299 4.676 286.312 12 290.988 54.986 753 290.235
b 242o/i Pada tinikat unaa •.. o �r-bulan oiniaman !unas. PembaVaran
AkhJr Cicilan Saldo awal Bung a Pokok Bin plnjaman bulan pokok 2,42o/o X b Plnjaman ke- plnjaman (a-<:)
(a1 lb1 © Id\ 1 290.988 3.000.000 72.600 218.388 2 290.988 2.781.612 67.315 223.673 3 290.988 2.5]7.939 61.902 229.086 4 290.988 2.328.853 56.358 234.630 -·-5 290.988 2.094.223 50.680 240.308 6 290.988 1.853.916 44.865 246.123 7 290.988 1.607.792 38.909 252.079 8 290.988 1.355.713 32.808 258.180 9 290.988 1.097.533 26.560 264.428 10 290.988 833.105 20.161 270.827 l1 290.988 562.279 13.607 277.381 12 290.988 284.898 6.895 284.093
Saide aktilr . ·
bu!an pcikok p!njaman
(b-0) . rel
2.750.112 2.496.801 2.240.019 1.979.719 1.715.853 1.448.372 1.177.227
902.367 623.741 341.299
54.986 (235.248)
Saldo akh!r bulan pokok
pinjaman (b-0) (e)
2.781.612 2.557.939 2.328.853 2.094.223 1.853.916 1.607.792 1.355.713 1.097.533
833.105 562.279 284.898
804 Ket: menyedertianakan hltungan, slsa sebesar Rp 804 dapat d1arukan lunas. •,- �
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR
28
Mengapa banyak bisnis pemula yang berakhir dengan kerugian?? Kekeliruan kerap terjadi pada pemula bisnis yang awam keuangan adalah: mengambil pinjaman bank tersebut di atas dengan tingkat tiunga 16,4% per-tahun karena dianggap bisnisnya dapat memberikan keuntungan sebesar 24% per-tahun. Sepintas dia berharap dapat menikmati laba/hasil bersih sebesar 7,6% per-tahun (24% - 16,4% ). Harapan laba tersebut. pada akhimya akan • berubah menjadi kerugian sebesar 5%. Kerugian sebesar S% (24% - 29% = -So/o) tersebut diakibatkan karena bunga yang sebenamya dibayar bukan 16,4% melainkan 29%. Sekalipun banyak diantara J<jta yang per?'bakat" dalam arti "bakat kubutuh", namun jaiigali tergiur oleh pena'v\laran yang menawan sebelum dicermati. Banyak penawaran produk keuangan maupun perbankan yang terJihat mudah, murah dan menawan namun pada akhirnya konsumen dapat tertawan oleh jerat keuangan.
Dengan demikian jelaslah b;ihwa sebelum kita meminjam uang kita perlu cermat untuk menghitung berapa besamya tingkat bunga efektif yang harus dibayar. Setiap tindakan kita tidak lepas dari risiko yang harus kita hadapi. Sebaiknya kita perlu menghitung risiko yang akan dihadapi dan hasil yang kita harapkan. Secara logis kita boleh saja meminjam uang sepanjang uang yang kita pinjam untuk maksud produktif dan menghasilkan lebih besar dari biaya yang .harus klta bayarkan ke bank.
Contoh: rencana keuangan untuk menikmati masa pensiuo Bapak Makmur saat ini masih bekerja dan berusia 40 tahun. Dia akan pensiun di usia SS tahun pada bulan Desember 2017. Pada waktu pensiun Bapak Makmur ingin mempunyai:
Dies Nata/ls FE UNPAR K"-48
• 29
• rumah senilai Rp 150 juta Rp 100 juta Rp 250 juta
• tabungan senilai Total kebutuhan dana
Jika bunga tabungan di bank saat ini sebesar 15% pertahun, pajak atas penghasilan bunga (PPh) sebesar 20%, maka bunga tabungan neto menjadi sebesar 12% pertahun. Berapa besar Bapak Makmur harus menabung setiap tahun/bulan untuk dapat memenuhi harapannya?
Masih Bekerja Umur 40 tahun (Januari 2003)
5 6 7 10 11
Pensiun umur 55 tahun
(Desember 2017)
Untuk mempermudah perhitungan, dapat digunakan tabel Faktor Bunga Nilai Akan Datang Anuitas (FBNADA). Untuk dapat menghitung besarnya tabungan, maka perlu diketahui berapa faktor bunga untuk periode 15 tahun dengan tingkat bunga 12%. Dengan menggunakan . tabel FBNADA12%,JS diperoleh faktor sebesar 37,280
PS = _NA_D_A-'--p _
FBNADAs,p
dimana: • PS
• NADA15
• FBNADA12%,15
= Penerimaan/Pengeluaran yang Sama, dalam hal ini simpanan yang akan dicari
= Nilai Akan Datang Anuitas Desember 2017= Rp250.000.000
= Faktor Bunga Nllal Akan Datang Anuitas = 37,280
Oles Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
30
Tabungan per-tahun = 25o.ooo.ooo = Rp6.706.008
37,280 .. atau
Tabungan per-bulan = 6·706·008 = Rp558.834 12
Jadi untuk mewujudkan cita-citanya Bapak,fy!qkmur harus mulai menabung cukup sebesar Jmrangdebib·•Rp,!)00.000 per-bulan setiap bulan mulai. Januari 2003 selama · 180 bulan atau 15 tahun, sampai Desember 2017.
Penutup
Dari berbagai contoh dan kejadian dalam kehidupan seharihari seperti yang diuraikan sebelumnya, dapat dirasakan bahwa manajemen keuangan perlu dipelajari oleh keluarga agar keluarga dapat mengerti dan memahami masalah keuangan. Dengan demiklan seluruh anggota keluarga dapat bersama-sama menyusun rencana keuangan keluarga.
Saya ingin berbagi pengalaman bagaimana pola pengeluaran yang tadinya dapat digolongkan sebagai suatu pemborosan diubah menjadi kekayaan. Banyak sekali pengeluaran yang tidak seharusnya dikeluarkan tapi hanya untuk sekedar gengsi dan pamer seperti: makan-makan di restoran, membeli busana yang terlampau sering bahkan mungkin yang mahal, serta membeli handphone untuk berhalo-ria dan juga membeli kendaraan. Seandainya pengeluaran tadi dapat dihemat dan ditabungkan sebesar Rpt00.000 saja per-bulan setiap bulannya dengan bunga 1 % per-bulan, maka hasil penghematan yang ditabungkan tersebut dapat dilihat dalam tabel perhitungan penghematan pengeluaran yang ditabungkan. Dapat kita
Dies Nata/ls FE UNPAR Ke-48
31
lihat dalam tabel tersebut bahwa penghematan pengeluaran yang dijadikan tabungan tersebut dalam satu tahun dapat menghasilkan Rp 1.280.933,-, lima tahun menghasilkan Rp 8.248.637,-, sepuluh tahun menghasilkan Rp 23.233.908,-, lima belas tahun menghasilkan Rp 50.457.600,-, dan dua puluh tahun menghasilkan Rp 99.914.792,-.
Penghematan pengeluaran yang telah disebutkan di atas tidak akan mengurangi makna hidup berkeluarga. Dengan mencermati keuangan keluarga, saya yakin akan banyak keluarga bijak yang dapat hidup berkecukupan di masa yang akan datang. Jadi lebih baik kita berhemat di umur produktif (sampai dengan 55 tahun) dan menikmati masa pensiun dengan kondisi keuangan yang berkecukupan karena telah cermat dalam mengatur keuangan keluarga, dalam keadaan sehat karena tidak stress memikirkan masalah keuangan dan penuh bahagia sampai akhir hayat.
Penghematan pengeluaran yang dijadikan tabungan pada perhitungan dalam tabel tadi baru sebesar Rp 100.000, bagaimana jika suatu keluarga dapat menghemat sebesar Rp 500.000, Rp 1.000.000 dan akhirnya tentu terserah pada keluarga yang ingin hidup bahagia dalam berkecukupan.
Menutup orasi ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada segenap hadirin atas perhatiannya dalam mendengarkan uraian ini. Semoga bermanfaat dan saya selalu berdoa agar akan lebih banyak keluarga yang hidup bahagia, baik sekarang dan selamanya.
Dies Nata/ls Ke-48 FE UNPAR
•
32
Diss Nata/ls FE UNPAR Ke-48
•
33
Tabel Perhitungan Penghematan Pengeluaran yang Ditabungkan
Tabungan sebesar Rp 100.000 per-bulan setiap bulan Bunga sebesar 1 % per-bulan
Jangka waktu 1 bulan sampai dengan 240 bulan atau 20 tahun
",� >.-
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR
34
100.roo
lOO.OOl
100.000
u •00000
u J00.000
u
" 100.000
.. !00.000
'"""
l& lOO.(>:)l
19 ;00.0C(l
·- ).«:l'J.000
�-·
l.961.47S
;.001.m
2.20!.900
2.�).)59
101.0:0
5.101 SIS.;!02
6l!.3S<
' "'
l1.t>Sl l.2'!0.93)
!6.Cm !.615.786
n.o:g l.123.919
l<.•11 M7J.iJO
3.118.<1>9
34.i'BS
5\3.114 HU.l74
Dies NatJJlis Ke-48 FE UNPAR
,.,,,..,h M� "f».."')l'l ;•-.
, _. '!", !'\lf·Ni'
s.�3.176 !.l.9ll
6.11.2.<6! sun
6.1l>3.'16l
6.610.?8! 6'\.!06
6.'l+l.&56
7.H4.10S 7).)41
7U5l
H.!.Sl
5.MB.107
5.86Hl<
6.022.16!
6.1&3.<\Sl
6.6711.669
7.165.Hli
7.lSS.lm
7.532.67'>
__£_ _l.�c'•'c' -;�'"""'"'n�+-"=.l1J __ t-''"-'°"'"=�� se 1-:<l.OOO 7.6v"9.nGD nm 7.1>$7.0%
_E_�!OO-q.<J�+-"H=•S•Mc·�r""'"'c' -t-''"'�=-%"'--j W I !00.000 6166.%7 61-670 �-l"ol.S.�31
• ..
E!l1' T>h,..,,.n �•h � n,...
.,,. P«·e.'o TO(xi�o !% &.>�
+�� · oor..t>in
r--61 100.000 B.-3'!&637 B).486 Ml1.!2J
62 100.000 8.532.UJ e�.311 ii.617.�
63 100.0Q:I 8.7!7.'444 87.174 8.ll0-4.6l9
&I 100.(1(1) 8.9C'Hl9 ll\l.!K6 8.99U65
6S 100.IX() 9.00H.'6! 90.9l7 9.\6'\.Wl
68 100.000 9.6712:11 96.m 9.�.9-\i
69 !00.000 9.66&9"1-t llB.&!9 9.967.634
71) 100.000 l0'°67.6J.I \00.676 l0.16a3W
7! 100.000 10.�31-0 102.683 !0.3Nl.99J
n 1001JoX1
n .. . --1.9!?�'-·T-'00·0"0'·"""'+"'"�"""'-r'0"·"""'"�"--' 1� 100.000 i0Mv1ro wam
76 100.00o
n iOO.ooo
nl 100.0IXI
79 100.000
00 lM.!YJ(I
el lOO.M
ai 100.000
64 100.(1))
11.001.ns 1lM13
ll.:!02.!96 113.022
ll.515.22:l l!5.lS2
11.1D.rn u7.»<
!2.167.lSl !2U12
11.M7.67S
!2.067.!52
l2.2M.82{
l2.Sl2.Jll
12.967.217
. --�I "'"OO"M�-t"'"'"""'"™�r'"""'""�r'"'"'""·"'"-Y __ f>f;_ :oo.009 1i.sJ0.8n iis.m :H«.167
l l7.&$L-t_!li0_&.'1,:L_ ,_g_t--_:oo.�-;i--jf-'""oo"'"'""-+�'�'."�?.e�+"""'"''""'"°f--"W-+�'ooc.o,,,'-+�l• .. J.4l �.sa
00 100.((X)
1<2.<39 14.:l:>6.ll7
!)<n T-�n }-""•h °""iil faw..,,,,,
'-"' por·t<rl Ta�i !'Ji llCl'\1>
· � �-t<o
91 10000() lDlS.l76 !57.3'5< )5_592.729
96 100.coo 11.w;n9 1�.921 16.1s2.M1
96 100.000 16.515.183 !6S.!si 1&.680.ns
99 !00.000 !6.?&:l.J)S 167.!()3 !6.�.j:lll
!00 !00.oc>:l !7.0'le.133 J)\)."8! 17.21S.61C
JO! !00.000 !7.JIS620 173.166 17.�l.MS
10) 100.000
JM 100.000
105 100.000
!OS !00.000
!OS Wl.000
1w 100.cm
1!0 !"°.000
!!! 100.000
lll Wl.000
Ill 100.000
lll 10::..ro'.l
17.667.n4 118.677
16.7ll.1-'\o4 187.lll
16.Wol.l.65 1119.WJ
19.5Sl.rn l�M2
19.877.977 196.]!(l
;?0.115.712 20U6a
lB.lZ7.S65
!8.&»9.llS
19.le'/.251!
19,<Gl.!I!
19.m.9n
;>:l.075.752
20.991.131
35
rJ.!1- 10.;.:EJ__ �ll' .. - . :>:-::•.t:Lr-E-ill·?.'il.. r.!..i&.,....J.��;-- u-is3_;0 nn� T��s::-·t:'!-j �-��§:f'_e--J.l.6n.,� �,,.9.3.!4; l
1.w i� oxi n.ool EIM a1.ol9 I ;;,-;1::;-l
liie5 Nata/ls Ke48 FE UNPllR
36
lllo �,...." )c'™1> � � w·blfl ,.,� :'>'
·-\1_ flO<·blfl
DI 100.000 1..l.3l3.00il lll.3311
123 100.000 l4,00J.9l9 2-ta.o39
125 100.000 24.ile7398 2-16.674
ll£ 100.000 ll.Ol<l.211 2.IO.l<ll
llt 100.000 21.738.461 1.S7.JaS
Ill 100.000 27.189� 27l.S96
lil 100.000 ll.561."'81 275.61S
.....J_J.} !00.()00 la.)!6.46) ze.J.\6S
136 100000 15.M9.Hl 2!16.996
137 100.000
1)$ 100.000
141 !OOJX;()
142 100.000
1'!.l !00.000
144 100.000
HI )00.rt.Y.I
:19,<\77.'195 .l'Jo(.77S
.ll.SQ6.1!.6 )19.062
ll.31.5.ll) )232$2
l:J.6C7.714 JJ6.077
24.9:MJ71
25�46\
26.?)1.112
l:J.110.992
32.ill.2!7
ll.'l-!).7SI
1-'"''Y-"'"c·�". "-+'"e•o'C">'-l-"*C'�"'--J-"·K3&4.2n
l50 100.000
J.M.000
:J..l.S29.!l7!
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR
� � l.im'•� llu"9o' f>""-l:ln Tlb.J� !�
· -" -�
1!.6 ioo.ooo i1.no.si:;s Jn.m
!SI !00.000 37.693.!H 371\.9J!
\59 100.000 38.i!:SJ.746 31:16.511
)(I) !00.000 JIU:!ll.26'1 391.?33
161 l00.000 )'9,6;19.6<16 396.;>1:6
162 l00.000 40.1�.!#<ll <Ol.159
3S.732.l"'6
3U20.90S
37.593.\14
Wl lOO.ClOl?__l-''"m=-=+"'""·"W"'-+-'"'"�"'"rn"-1 169 l00.000
!N JOO.@
f-''""'-J�'oo,.�=-J-'�".$12.00S 4'11l.2XI
in 100.000
173 100.000
17� 100.000
17S 100.too
:77 !00.0()6
17� 100.IX'O
17'> 100.000
3.000.000
...,_110.ns 451702
<5.923.na 4S9.2:19
47.r.<!7.998 <to.OKI
...,_en.926
<.6.ID.167
'1)�)�.G!��
"9-�376
<9.&S&.OAI
1es 100.oo.:1 sJ.016.�1 S30.1f>S
187 WHOO �.;SJ.II) 542.Sll
' 19! 100.00Q 56.893.'26.S • 'S66.933
192 100.000 ST.S62.!W S�.622
191 100.oc<I 61.00S.Sola 610.00S
198 !00.100 6l.7!M:H 617.1116
199 100.COO U-��.&2':l 61'<.l:S6
;>(l(I !00.® 6J.JW.;79 631.W:I
201 !00.000 �630.696 646.3':17
Sl.063.176
51.67�-«IS
S4.l8l.ll)
SS.415.Wl
56.!:!IJ.95S
56.793.265
57.�.!97
SS.137.819
u.rn:.s20
63060.179
6V91.700
6'1.�30.696
M.177.00S
66.792.0a.3
67561.0"4
_ M._ ...J..�·<X>l_ -·"""''""'"'""'"'+"�=-:;n;�-;.�""'"""·�= _§_�J
,._'l<!'J !('>),(>))
2W 100.')00
ll)_)\4.:JSl _.) ro ai� 3il "'""' i
ll'n Tl>W"'I'� l:e- ! . P"'-ll,o
2!1 100.0X
Ill IC>J.oo:l
215 lOOJlOO
218 !00.000
219 100.000
Wl !e.!l.000
lll !00.000
2£6 IOC.000
217 100.ro'l
233 100.rm
2J.I 100.ro:l
ll5 llXl.000
37.
7l.""3.I� 71H31 ll.99'5.739
a1.!)l;).6lS a10.o:; fl.874.'71
&<l.?61.l� M7.6l2 t5.(-0l\79S
f-ill........!E'?"-;,=o_+"�''""'·m"'-+"�'."""'-+-''"'•'""'"°'"--' l %.679.llJ. _ i-•UL_ ...J..C!f.f'2:'-� �� m.G�3 �SI.Ji!
I <>.mvh ,
I.�-_..lr>'.?2-...... -�..221.EL -·�-�
���·&� .. ..J!Jc!!j�� . ...lllilL' -J--'"�'"''''"C'-J 2-l:l I !00.� �$_;.XHI \;89.1$1 W.914,79]
! 3.m.lfA 25.�21% 99.9!�.Hl
•
38
Daftar Pustaka
Allen, Margaret (1991), Money & Marriage Familiy Finance, Singapore, limes Books International.
Buffet, Mary & David Clark (1997), Buffettology, New York, Simon & Schuster Inc.
Kontan (21 Oktober 2002), ''Mengguyur kredit le wat kartu ''.
Kontan (21 Oktober 2002), ''Mau belanja? Silahkan ngutang ';
Kontan (2 Desember 2002), ''Pukulan KO buat 1akyat ''.
Kontan (23 Desember 2002), ''Bom ini meledak tanpa kentara''.
Sundjaja, Ridwan S. & Inge Barlian (2002a), Manajemen Keuangan Satu, edisi keempat, Jakarta, Prenhallindo.
Sundjaja, Ridwan S. & Inge Barlian (2002b ), Manajemen Keuangan Dua, edisi ketiga, Jakarta, Prenhallindo.
Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton, Paul N. Gordon (1988), Budgeting Profit Planning and Control, Fifth edition, USA, Prentice Hall
Dies Nata/is Ke-48 FE UNPAR