Mempertemukan Budaya dan Ekonomi Kreatif Piutang Negara filelagi piutang negara. Dan karena bukan...

1
pengelolaan piutang dapat di- atur lewat UU No 1/2004 ten- tang Perbendaharaan Negara dan UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Direktur Utama Bank Mandiri Zulkii Zaini mencetuskan hal yang sama. Di Bank Mandiri, aset bermasalah karena piutang negara mencapai Rp32 triliun. Dari Rp32 triliun, sebesar Rp5,5 triliun merupakan pinjaman usaha kecil menengah. “Kita sangat berharap dewan mendukung revisi UU ini se- hingga piutang BUMN itu bukan lagi piutang negara. Dan karena bukan piutang negara, koridor penyelesaiannya adalah koridor korporasi,” lanjut Zulkii. Adapun Direktur Utama Jam- sostek Hotbonar Sinaga menga- takan revisi dapat membuat perseroannya lebih leluasa me- ngelola tagihan iuran. DPR sendiri mengatakan revi- si aturan tentang piutang negara sudah masuk jadwal mereka. Meski demikian, wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis me- ngatakan revisi mungkin masih memakan waktu lama. “Kemungkinan ini masih lama, masih di fraksi-fraksi. Tapi ini sudah masuk Prolegnas 2011,” kata Harry. (GA/E-2) 18 E KONOMI NASIONAL SELASA, 25 OKTOBER 2011 pariwisata dan ekonomi kreatif adalah me- review peraturan yang ada, masih relevan atau tidak. Juga perlu ada pembagian tugas yang jelas,” ujar Euis. Berdasarkan Inpres No 6/2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, ada 14 bidang ekonomi kreatif, terdiri dari per- iklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, lm, video dan fotografi, permainan interak- tif, musik, seni pertunjukan, pe nerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. (AI/ Ant/E-2) [email protected] Pangestu seusai pembukaan gelaran tersebut, kemarin. Menurut dia, budaya adalah alat pemersatu bangsa dan da- pat menyatukan antarbangsa. Melalui bahasa budaya yang universal, lanjut Mari, Indonesia ingin memberi penghormatan istimewa pada identitas ASEAN dan ikatan persaudaraan ma- syarakat ASEAN. Dalam sambutan pembukaan ASEAN Fair, Presiden Yudho- yono menekankan bahwa ajang ini diharapkan mampu menum- buhkan hubungan kerakyatan yang makin erat dan konstruktif sehingga mampu mendukung pengembangan kegiatan ekono- mi kreatif antarmasyarakat ASEAN. “Melalui ASEAN Fair 2011, anggota ASEAN bisa saling mempromosikan dan memper- kenalkan kekayaan tradisi, sejarah, dan budaya masing- masing,” kata Presiden. Tak lupa ia juga mengingat- kan bahwa budaya tersebut dapat terdiri dari beragam ben- tuk kreativitas. Oleh sebab itu, budaya merupakan salah satu unggulan dari upaya menum- buhkan ekonomi yang kreatif. “(Dengan modal itu) ASEAN akan benar-benar kukuh seba- gai komunitas yang tidak saja menjalin kerja sama ekonomi, keamanan, dan politik, tetapi juga dalam mewujudkan identi- tas ASEAN yang akan bergaung di dunia.” Rumah besar Ekonomi kreatif tengah men- dapat momentum belakang- an ini. Belum lama ini sektor tersebut bahkan dimasukkan khusus sebagai pendamping sektor pariwisata dalam wadah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menurut Dirjen Bidang Unit Usaha Kecil Menengah Kemen- perin Euis Saedah, kementerian baru itu diharapkan bisa menja- di rumah besar seluruh bidang ekonomi kreatif. Sebelumnya, pengembangan ekonomi kreatif diinduki beberapa kementerian, yaitu Kemenperin, Kemenristek, dan Kemenbudpar. “Langkah awal setelah ada kementerian khusus menangani Mempertemukan Budaya dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan bisa menjadi rumah besar seluruh bidang ekonomi kreatif. ARNOLDUS DHAE K EKAYAAN budaya mestinya bisa menja- di modal yang kuat dalam pengembang- an ekonomi kreatif. Beragam bentuk kreativitas dapat muncul dari kekhasan budaya dari seti- ap daerah, dan itu bisa dimak- simalkan untuk memberikan nilai tambah secara ekonomi dari budaya tersebut. Oleh karena itu, perlu upaya untuk menghubungkan kedua hal tersebut dalam sebuah pe- ngembangan sekaligus promosi bersama. Tujuan akhirnya me- mupuk budaya kreatif masyara- kat yang kini gaungnya kurang menggema. Dalam pelaksanaan ASEAN Fair di Nusa Dua Convention Center, Bali, yang dibuka ke- ma rin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, budaya dan ekonomi kreatif pun men- jadi tema sentral. Ajang terse- but mencoba mempertemukan keduanya dalam skup promosi yang lebih luas, yakni ASEAN. “Sebagai Ketua ASEAN 2011 Indonesia memprakarsai ASE- AN Fair sebagai ajang untuk budaya dan ekonomi kreatif ASEAN dapat dipamerkan ber- sama,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Tekor Rp28 Triliun BI Klaim Lebih Hemat HINGGA September 2011, Bank Indonesia mencatat adanya rea- lisasi desit Rp28 triliun dari pla fon Rp45,1 triliun untuk tahun ini. Dana defisit terse- but dipakai bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta jasa giro rekening pemerintah. “Sampai dengan akhir Sep- tember 2011, realisasi anggaran pengeluaran kebijakan menca- pai Rp28 triliun atau 62,9% dari ATBI (Anggaran Tahunan Bank Indonesia) 2011,” ungkap Gubernur BI Darmin Nasution seperti dikutip dari naskah la- poran BI kepada Komisi XI DPR, kemarin. BI memprognosiskan realisasi defisit akan mencapai 91,7% pada akhir 2011 atau lebih hemat daripada target awal. Menurut Darmin, pihaknya akan melak- sanakan bauran kebijakan un- tuk menghemat anggaran. Misalnya, dengan menerap- kan penetapan minimum masa endap Sertikat Bank Indone- sia (SBI), penjarangan SBI, dan khususnya untuk kebijakan sterilisasi sekaligus pembelian surat utang negara (SUN) yang ditetapkan sejak akhir Septem- ber 2011. “Atas kebijakan tersebut, per akhir September 2011, SUN yang dimiliki Bank Indonesia telah mencapai Rp57,3 triliun,” lanjut Darmin. Saat pasar nansial dalam ne- geri bergejolak September lalu, BI aktif turun ke pasar valas dan pasar SUN untuk meredam volatilitas. “Intervensi sejauh ini di pasar valas dengan menjual SEJUMLAH BUMN kembali meminta piutang mereka tidak lagi dianggap piutang negara, tapi dianggap piutang korporasi. Mereka beralasan, bila diatur menjadi piutang korporasi, pe- ngelolaan piutang berpotensi menyuntikkan modal cukup besar bagi BUMN. Selama ini, piutang beberapa BUMN, sebut saja BNI, Bank Mandiri, Jasa Raharja, Jasindo, Jamsostek, dan lainnya tidak bisa masuk ke kas perusahaan kare- na terkendala statusnya sebagai piutang negara. Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Gatot M Suwondo menghitung total piutang BUMN di sektor per- bankan yang dianggap piutang negara sejak 1959 mencapai Rp80 triliun. Piutang itu menja- di aset bermasalah. Namun karena terhitung har- ta negara, bank BUMN tidak bisa memperlakukan debitur dengan pendekatan korporasi. “Jika tidak dapat bayar, kredit bermasalah tidak bisa di-haircut, didiskon, dihapus buku, atau selisih bunganya tidak dapat di-rolling,” ungkap Gatot di Ja- karta, kemarin. Padahal, jika piutang tersebut diatur dengan prinsip korporasi, potensi penerimaan bank BUMN bisa naik cukup tinggi. “Kalau pakai recovery rate yang 20%, Rp80 triliun dikali- kan 20% saja Rp16 triliun ma- suk equity, masuk return earn- ing. Return earning kan modal,” imbuhnya. Selama ini, Gatot yang juga direktur utama BNI mengata- kan persoalan piutang itu terta- han UU No 49 Prp/1960 tentang Piutang Negara. Ia berharap, BUMN Tagih Revisi Aturan Piutang Negara Gatot M Suwondo Ketua Himbara MI/M IRFAN dolar (AS), habis itu kita terima rupiah, kita pakai untuk mem- beli SUN,” urai Darmin. Sejauh ini, lanjutnya, BI be- lum melakukan pembelian SUN dengan valas yang merupakan salah satu kebijakan baru bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar. Darmin mengatakan lang- kah tersebut baru akan diambil BI ketika situasi memburuk. “Kalau situasi belum berat, be- lum kita lakukan,” ucapnya. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz memperkirakan besarnya de- sit dari tahun ke tahun dapat menggerus permodalan BI. Adapun Undang-Undang No 23/1999 tentang Bank Indonesia mensyaratkan modal minimal BI adalah Rp2 triliun. “Pada 2011, tadi disebut ang- ka Rp7 triliun. Di 2012 mungkin akan tergerus. Besarnya belum disebut. Karena itu, BI berhak meminta pemerintah melalui APBN menyuntik cadangan modal berapa,” ungkap Harry. Deputi Gubernur BI Ardhaya- di Mitroadmodjo mengatakan sudah ada proyeksi penurun- an defisit sehingga cadangan modal tidak akan tergerus. Ta- hun depan, desit anggaran BI diproyeksi Rp41,6 triliun atau lebih rendah daripada defisit 2011. (GA/E-3) ANTARA/ROSA PANGGABEAN DEFISIT: Pejalan kaki melintas di depan logo Bank Indonesia (BI) di kawasan Bank Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. BI mencatat adanya defisit Rp28 triliun hingga September 2011. ANTARA/NYOMAN BUDHIANA ASEAN FAIR 2011: Beberapa seniman membawakan kesenian baleganjur dalam parade kesenian Nusantara pada pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Bali, kemarin. Kegiatan itu untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi kreatif di antara masyarakat ASEAN dengan menampilkan kekayaan ragam budaya dari 10 negara anggota. Pengadaan Kapal untuk Nelayan Dievaluasi biaya Rp30 juta hingga Rp35 juta untuk 4 hari melaut. Bah- kan menurut anggota Komisi IV DPR Ma’mur Hasanuddin, menurut keterangan yang ia himpun di lapangan, operasio- nal untuk empat hari tersebut mencapai Rp70 juta. Ia menyebut penyediaan kapal lebih dari 30 GT itu ber- tolak belakang dengan uraian menteri yang menyatakan pada 2012 KKP akan lebih berpihak kepada rakyat. “Rakyat yang mana yang dimaksud Pak Menteri?” Ma’mur menjelaskan penye- diaan kapal penangkap ikan ukuran 30 GT direncanakan sebanyak 125 unit dari total DPR mendesak pemerintah mengevaluasi program peng- adaan kapal berukuran di atas 30 gros ton (GT) bagi nelayan. Dewan menilai program ter- sebut tidak efektif dan tidak te- pat sasaran karena kapal ukur- an besar tersebut justru banyak digunakan nelayan besar. “Selanjutnya kami mendo- rong alokasi anggarannya digu- nakan untuk memperbanyak kapal yang ukurannya kurang dari 30 GT sesuai dengan ke- butuhan nelayan kecil,” kata Ketua Komisi IV DPR Roma- hurmuzy dalam rapat kerja dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutar- djo, kemarin. Berdasar analisis yang dirilis oleh Bank Indonesia, operasi- onal kapal jenis ini memerlukan 1.000 unit. Anggarannya men- capai Rp200 miliar. Adapun untuk pengadaan kapal 10 GT hingga 15 GT yang lebih cocok digunakan nelayan kecil ha- nya 15 unit dengan anggaran Rp11,25 miliar. Karena itu, ia mengusulkan anggaran yang tadinya dialo- kasikan untuk kapal 30 GT dikonversi untuk kapal di ba- wah 10 GT hingga 15 GT. Dalam kesempatan itu, Sharif Cicip Sutarjo mengakui da- lam praktik di daerah, banyak kapal yang dibuat pemerintah tidak tepat sasaran. Karena itu, ia setuju bila kebijakan peng- adaan kapal tersebut perlu dievaluasi. “Nanti sesuai kebutuhan saja, mana yang perlu 30 GT, mana yang hanya perlu 5-10 GT. Evaluasi sesuai kebutuhan pada pemda,” kata dia. Dalam rencana kegiatan KKP tahun 2012 disebutkan ada pembangunan 125 unit kapal perikanan dengan ukuran 30 GT dan 28 unit kapal ukuran 5 GT hingga 30 GT. Kebijakan pemberian kapal ini dilakukan hingga 2014. (Fid/E-2)

Transcript of Mempertemukan Budaya dan Ekonomi Kreatif Piutang Negara filelagi piutang negara. Dan karena bukan...

pengelolaan piutang dapat di-atur lewat UU No 1/2004 ten-tang Perbendaharaan Negara dan UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifl i Zaini mencetuskan hal yang sama. Di Bank Mandiri, aset bermasalah karena piutang negara mencapai Rp32 triliun. Dari Rp32 triliun, sebesar Rp5,5 triliun merupakan pinjaman usaha kecil menengah.

“Kita sangat berharap dewan mendukung revisi UU ini se-hingga piutang BUMN itu bukan lagi piutang negara. Dan karena bukan piutang negara, koridor penyelesaiannya adalah koridor korporasi,” lanjut Zulkifl i.

Adapun Direktur Utama Jam-sostek Hotbonar Sinaga menga-takan revisi dapat membuat perseroannya lebih leluasa me-ngelola tagihan iuran.

DPR sendiri mengatakan revi-si aturan tentang piutang negara sudah masuk jadwal mereka. Meski demikian, wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis me-ngatakan revisi mungkin masih memakan waktu lama.

“Kemungkinan ini masih lama, masih di fraksi-fraksi. Tapi ini sudah masuk Prolegnas 2011,” kata Harry. (GA/E-2)

18 EKONOMI NASIONAL SELASA, 25 OKTOBER 2011

pariwisata dan ekonomi kreatif adalah me-review peraturan yang ada, masih relevan atau tidak. Juga perlu ada pem bagian tugas yang jelas,” ujar Euis.

Berdasarkan Inpres No 6/2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, ada 14 bidang ekonomi kreatif, terdiri dari per-iklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, de sain, fesyen, fi lm, video dan fotografi, permainan interak-tif, musik, seni pertunjukan, pe nerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. (AI/Ant/E-2)

[email protected]

Pangestu seusai pembukaan gelaran tersebut, kemarin.

Menurut dia, budaya adalah alat pemersatu bangsa dan da-pat menyatukan antarbangsa. Melalui bahasa budaya yang uni versal, lanjut Mari, Indonesia ingin memberi penghormatan istimewa pada identitas ASEAN dan ikatan persauda raan ma-syarakat ASEAN.

Dalam sambutan pembukaan ASEAN Fair, Presiden Yudho-yono menekankan bahwa ajang ini diharapkan mampu me num-buhkan hubungan kerak yatan yang makin erat dan konstruktif sehingga mampu mendukung pengembangan kegiatan ekono-mi kreatif antarmasyarakat ASEAN.

“Melalui ASEAN Fair 2011, anggota ASEAN bisa saling mem promosikan dan memper-kenalkan kekayaan tradisi, se jarah, dan budaya masing-masing,” kata Presiden.

Tak lupa ia juga mengingat-kan bahwa budaya tersebut da pat terdiri dari beragam ben-tuk kreativitas. Oleh sebab itu, budaya merupakan salah satu unggulan dari upaya menum-buhkan ekonomi yang kreatif.

“(Dengan modal itu) ASEAN akan benar-benar kukuh seba-gai komunitas yang tidak saja menjalin kerja sama ekonomi, keamanan, dan politik, tetapi juga dalam mewujudkan identi-tas ASEAN yang akan bergaung di dunia.”

Rumah besarEkonomi kreatif tengah men-

dapat momentum belakang-an ini. Belum lama ini sektor tersebut bahkan dimasukkan khusus sebagai pendamping sektor pariwisata dalam wadah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Menurut Dirjen Bidang Unit Usaha Kecil Menengah Kemen-perin Euis Saedah, kementerian baru itu diharapkan bisa menja-di rumah besar seluruh bidang ekonomi kreatif. Sebelumnya, pengembangan ekonomi krea tif diinduki beberapa kemente rian, yaitu Kemenperin, Ke men ristek, dan Kemenbudpar.

“Langkah awal setelah ada ke menterian khusus menangani

Mempertemukan Budaya dan Ekonomi Kreatif

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan bisa menjadi rumah besar seluruh bidang ekonomi kreatif.

ARNOLDUS DHAE

KEKAYAAN budaya mestinya bisa menja-di modal yang kuat dalam pengembang-

an ekonomi kreatif. Beragam bentuk kreativitas dapat muncul dari kekhasan budaya dari seti-ap daerah, dan itu bisa dimak-simalkan untuk mem be rikan nilai tambah secara eko nomi dari budaya tersebut.

Oleh karena itu, perlu upaya untuk menghubungkan kedua hal tersebut dalam sebuah pe-ngembangan sekaligus promosi bersama. Tujuan akhirnya me-mupuk budaya kreatif masyara-kat yang kini gaungnya kurang menggema.

Dalam pelaksanaan ASEAN Fair di Nusa Dua Convention Center, Bali, yang dibuka ke-ma rin oleh Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono, budaya dan ekonomi kreatif pun men-jadi tema sentral. Ajang terse-but mencoba mempertemukan keduanya dalam skup pro mo si yang lebih luas, yakni ASEAN.

“Sebagai Ketua ASEAN 2011 Indonesia memprakarsai ASE-AN Fair sebagai ajang untuk budaya dan ekonomi kreatif ASEAN dapat dipamerkan ber-sama,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka

Tekor Rp28 Triliun BI Klaim Lebih Hemat

HINGGA September 2011, Bank Indonesia mencatat adanya rea-lisasi defi sit Rp28 triliun dari pla fon Rp45,1 triliun untuk ta hun ini. Dana defisit terse-but dipakai bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar ru piah serta jasa giro rekening pemerintah.

“Sampai dengan akhir Sep-tember 2011, realisasi anggaran pengeluaran kebijakan menca-pai Rp28 triliun atau 62,9% da ri ATBI (Anggaran Tahunan Bank Indonesia) 2011,” ungkap Gubernur BI Darmin Nasution seperti dikutip dari naskah la-poran BI kepada Komisi XI DPR, kemarin.

BI memprognosiskan reali sasi defisit akan mencapai 91,7% pada akhir 2011 atau lebih hemat daripada target awal. Menurut Darmin, pihaknya akan melak-sanakan bauran kebijakan un-tuk menghemat anggaran.

Misalnya, dengan menerap-kan penetapan minimum masa endap Sertifi kat Bank Indone-sia (SBI), penjarangan SBI, dan khususnya untuk kebijakan sterilisasi sekaligus pembelian surat utang negara (SUN) yang ditetapkan sejak akhir Septem-ber 2011.

“Atas kebijakan tersebut, per akhir September 2011, SUN yang dimiliki Bank Indonesia te lah mencapai Rp57,3 triliun,” lanjut Darmin.

Saat pasar fi nansial dalam ne-geri bergejolak September lalu, BI aktif turun ke pasar valas dan pasar SUN untuk meredam volatilitas. “Intervensi sejauh ini di pasar valas dengan menjual

SEJUMLAH BUMN kembali me minta piutang mereka tidak lagi dianggap piutang negara, tapi dianggap piutang kor porasi. Mereka beralasan, bila diatur menjadi piutang kor porasi, pe-ngelolaan piutang berpotensi menyuntikkan modal cukup besar bagi BUMN.

Selama ini, piutang beberapa BUMN, sebut saja BNI, Bank Man diri, Jasa Raharja, Jasindo, Jamsostek, dan lainnya tidak bisa masuk ke kas per usahaan kare-na terkendala sta tusnya sebagai piutang negara.

Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Gatot M Suwondo menghitung total piutang BUMN di sektor per-bank an yang dianggap piutang negara sejak 1959 mencapai Rp80 triliun. Piutang itu menja-di aset bermasalah.

Namun karena terhitung har-ta negara, bank BUMN tidak bi sa memperlakukan debitur dengan pendekatan korporasi.

“Jika tidak dapat bayar, kredit bermasalah tidak bisa di-haircut, didiskon, dihapus buku, atau selisih bunganya tidak dapat di-rolling,” ungkap Gatot di Ja-kar ta, kemarin.

Padahal, jika piutang tersebut diatur dengan prinsip korporasi, potensi penerimaan bank BUMN bisa naik cukup tinggi.

“Kalau pakai recovery rate yang 20%, Rp80 triliun dikali-kan 20% saja Rp16 triliun ma-suk equity, masuk return earn-ing. Return earning kan modal,” im buhnya.

Selama ini, Gatot yang juga di rektur utama BNI mengata-kan persoalan piutang itu terta-han UU No 49 Prp/1960 tentang Piutang Negara. Ia berharap,

BUMN TagihRevisi Aturan

Piutang Negara

Gatot M SuwondoKetua Himbara

MI/M IRFAN

dolar (AS), habis itu kita terima rupiah, kita pakai untuk mem-beli SUN,” urai Darmin.

Sejauh ini, lanjutnya, BI be-lum melakukan pembelian SUN dengan valas yang merupakan salah satu kebijakan baru bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar. Darmin mengatakan lang-kah tersebut baru akan diambil BI ketika situasi memburuk. “Ka lau situasi belum berat, be-lum kita lakukan,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Ko misi XI Harry Azhar Aziz memperkirakan besarnya de-fi sit dari tahun ke tahun dapat menggerus permodalan BI. Adapun Undang-Undang No

23/1999 tentang Bank Indonesia mensyaratkan modal minimal BI adalah Rp2 triliun.

“Pada 2011, tadi disebut ang-ka Rp7 triliun. Di 2012 mungkin akan tergerus. Besarnya belum disebut. Karena itu, BI berhak meminta pemerintah melalui APBN menyuntik cadangan modal berapa,” ungkap Harry.

Deputi Gu bernur BI Ardhaya-di Mi troadmo djo mengatakan su dah ada proyeksi penurun-an defisit sehingga cadangan mo dal tidak akan tergerus. Ta -hun depan, defi sit anggaran BI diproyeksi Rp41,6 triliun atau lebih rendah daripada defisit 2011. (GA/E-3)

ANTARA/ROSA PANGGABEAN

DEFISIT: Pejalan kaki melintas di depan logo Bank Indonesia (BI) di kawasan Bank Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu. BI mencatat adanya defisit Rp28 triliun hingga September 2011.

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

ASEAN FAIR 2011: Beberapa seniman membawakan kesenian baleganjur dalam parade kesenian Nusantara pada pembukaan ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Bali, kemarin. Kegiatan itu untuk mendukung pengembangan kegiatan ekonomi kreatif di antara masyarakat ASEAN dengan menampilkan kekayaan ragam budaya dari 10 negara anggota.

Pengadaan Kapal untuk Nelayan Dievaluasibiaya Rp30 juta hingga Rp35 juta untuk 4 hari melaut. Bah-kan menurut anggota Komisi IV DPR Ma’mur Hasanuddin, menurut keterangan yang ia himpun di lapangan, operasio-nal untuk empat hari tersebut mencapai Rp70 juta.

Ia menyebut penyediaan kapal lebih dari 30 GT itu ber-

tolak belakang dengan uraian menteri yang menyatakan pada 2012 KKP akan lebih berpihak kepada rakyat. “Rakyat yang mana yang dimaksud Pak Menteri?”

Ma’mur menjelaskan penye-diaan kapal penangkap ikan ukuran 30 GT direncanakan se banyak 125 unit dari total

DPR mendesak pemerintah mengevaluasi program peng-adaan kapal berukuran di atas 30 gros ton (GT) bagi nelayan.

Dewan menilai program ter-sebut tidak efektif dan tidak te-pat sasaran karena kapal ukur-an be sar tersebut justru banyak di gunakan nelayan besar.

“Selanjutnya kami mendo-rong alokasi anggarannya digu-nakan untuk memperbanyak kapal yang ukurannya kurang

dari 30 GT sesuai dengan ke-butuhan nelayan kecil,” kata Ketua Komisi IV DPR Roma-hurmuzy dalam rapat kerja dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutar-djo, kemarin.

Berdasar analisis yang dirilis oleh Bank Indonesia, operasi-onal kapal jenis ini memerlukan

1.000 unit. Anggarannya men-capai Rp200 miliar. Adapun untuk pengadaan kapal 10 GT hingga 15 GT yang lebih cocok digunakan nelayan kecil ha-nya 15 unit dengan anggaran Rp11,25 miliar.

Karena itu, ia mengusulkan anggaran yang tadinya dialo-kasikan untuk kapal 30 GT

dikonversi untuk kapal di ba-wah 10 GT hingga 15 GT.

Dalam kesempatan itu, Sharif Cicip Sutarjo mengakui da-lam praktik di dae rah, banyak kapal yang di buat pemerintah tidak tepat sasaran. Karena itu, ia setuju bila kebijakan peng-adaan kapal tersebut perlu dievaluasi.

“Nanti sesuai kebutuhan saja, mana yang perlu 30 GT, mana yang hanya perlu 5-10 GT. Evaluasi sesuai kebutuhan pada pemda,” kata dia.

Dalam rencana kegiatan KKP tahun 2012 disebutkan ada pem bangunan 125 unit kapal perikanan dengan ukuran 30 GT dan 28 unit kapal ukuran 5 GT hingga 30 GT. Kebijakan pemberian kapal ini dilakukan hingga 2014. (Fid/E-2)