Memori Bupati Full
-
Upload
akuplanolog -
Category
Documents
-
view
424 -
download
13
Transcript of Memori Bupati Full
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
LAMBANG DAERAH .................................................................................................. v
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN ACEH SELATAN .......................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. DASAR HUKUM ..................................................................................................... 1
B. GAMBARAN UMUM DAERAH ............................................................................. 6
1. KONDISI GEOGRAFIS DAERAH ...................................................................... 6
2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS ................................................................ 7
3. KONDISI EKONOMI ........................................................................................... 15
C. VISI DAN MISI ........................................................................................................ 31
D. TUJUAN DAN SASARAN ...................................................................................... 33
E. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH ................................................... 36
1. STRATEGI ........................................................................................................... 37
2. ARAH KEBIJAKAN ............................................................................................ 47
F. PRIORITAS DAERAH ............................................................................................. 52
BAB II KEBIJAKAN DAERAH .......................................................................... 57
A. PERATURAN DAERAH.......................................................................................... 57
B. PERATURAN KEPALA DAERAH .......................................................................... 62
C. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH .......................................................................... 69
D. HUBUNGAN KOORDINASI KEPALA DAERAH DENGAN LEMBAGA
DAERAH DAN INSTANSI VERTIKAL .................................................................. 70
E. PEMBINAAN PERANGKAT DAERAH .................................................................. 71
F. PENGAWASAN ....................................................................................................... 71
BAB III PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.................................... 78
A. FORMASI PEGAWAI .............................................................................................. 78
B. PENGADAAN PEGAWAI ....................................................................................... 79
C. PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI ......... 81
D. KENAIKAN PANGKAT .......................................................................................... 82
E. PENGANGKATAN DALAM JABATAN ................................................................. 84
F. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI ........................................................ 85
G. PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI ....................................................................... 88
H. KESEJAHTERAAN PEGAWAI ............................................................................... 89
I. PENGHARGAAN ...................................................................................................... 89
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
iv
BAB IV KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ...... 91
A. FUNGSI DAN HAKEKAT KEUANGAN DAERAH ............................................... 91
B. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH .......................................................... 94
C. PENGELOLAAN BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ............................... 108
BAB V PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ...... 117
A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN ......................................................... 118
B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN ...................................................... 337
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN............................... 385
A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA ......................................................... 385
B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ....................................................... 398
BAB VII PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ............ 399
A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ........................................................................... 399
B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA............................................. 402
C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH ............................ 409
D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH .......................................................................... 411
E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ..................................... 413
F. PENGELOLAAN KAWASAN STRATEGIS ............................................................ 416
G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM............. 420
BAB VII PENUTUP ................................................................................................ 423
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Peratama-tama marilah kita menyampaikan Puji dan Syukur Kehadirat Allah
SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya kita masih diberikan kesehatan
kekuatan dalam melaksanakan berbagai aktivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Selanjutnya shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw,
keluarga dan sahabat-sahabat beliau sekalian, dengan harapan kita tetap menjadi
umatnya yang taat, patuh dan amanah sehingga tetap menjalankan syariat Islam secara
kaffah di provinsi Aceh dan di Kabupaten Aceh Selatan khususnya, semoga Allah SWT
meridhai kita semua. Amin
Mengawali pengantar ini, dapat kami jelaskan bahwa saya Husin Yusuf, S.Pdi
diangkat selaku Bupati Aceh Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.11-84 Tahun 2008 Tanggal 25 Pebruari 2008 dan Sdr. Daska Aziz, S.Pd, MA
selaku Wakil Bupati Aceh Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
131.11-85 Tahun 2008 Tanggal 25 Pebruari 2008, sedangkan pelantikan dilaksanakan pada
Hari Senin Tanggal 10 Maret 2008 dalam Sidang Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten Aceh Selatan yang bertempat di Gedung DPRK Aceh Selatan, dan merupakan
jabatan Bupati dan Wakil Bupati perdana yang dipilih langsung oleh rakyat melalui
Pemilukada yang berakhir pada 10 Maret 2013. Untuk mengisi kekosongan pimpinan
daerah telah ditunjuk sdr. Drs. H. Harmaini, M.Si (Sekretaris Daerah Aceh Selatan)
sebagai pelaksana harian Bupati Aceh Selatan sesuai dengan surat kawat Kementerian
Dalam Negeri Nomor T.131.11/1502/OTDA tanggal 05 Maret 2013 dan surat kawat
Sekretariat Daerah Pemerintah Aceh Nomor 131.11/12912 tanggal 06 Maret 2013.
Memori Bupati Aceh Selatan disusun berdasarkan kelaziman dan konvensi yang
berlaku dalam kesisteman penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dimana pada setiap
peralihan kepemimpinan disertai dengan memori serah terima jabatan, hal ini bertujuan
agar program yang telah disusun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Oleh karena
itu program-program yang belum terlaksana dimasa kepemimpinan kami hendaknya
dapat dilanjutkan pimpinan yang baru.
Dari capaian kinerja selama periode 2008-2013 meskipun hasilnya cukup
signifikan, namun dalam kenyataanya belum sebanding dengan essensial kebutuhan
masyarakat. Untuk itu program dengan aksi nyata yang menyentuh kepentingan
masyarakat pada semua lapisan perlu dipertajam.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
ii
Sajian data dalam penyusunan memori ini telah dilakukan secara komprehensif
dengan memperhatikan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan, dengan
catatan bahwa data keuangan tahun 2012 yang disajikan merupakan angka realisasi
sementara dan belum diaudit (unaudited) oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK),
sedangkan tahun 2013 masih dalam angka anggaran yang telah ditetapkan.
Meskipun laporan ini telah dijadikan sebuah buku yang berisi narasi dan angka-
angka, namun kekurangannya baik bentuk maupun isi tidak dapat kami elakkan.
Betapapun kami telah berusaha untuk lebih baik, namun apa yang kita capai tidaklah
sesempurna yang direncanakan. Tidak satu pun yang sempurna di dunia ini, kecuali
yang datang dari Allah SWT pemilik kesempurnaan itu. Maka, pada tempatnyalah atas
semua yang kita peroleh, kita selalu bersyukur dan berserah diri kepada Allah SWT.
Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada segenap komponen masyarakat yang telah membantu kami dalam
mewujudkan visi dan misi Aceh Selatan Periode 2008-2013, dan kami mengharapkan
kepada seluruh komponen masyarakat, mari sama-sama kita mendukung Bupati dan
Wakil Bupati Aceh Selatan Masa Jabatan 2013-2018 dalam menjalan roda pemerintahan
di Aceh Selatan tercinta ini. Semoga dalam menjalankan tugas mendapat perlindungan
dan mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Sekali lagi, taufiq dan hidayah Nya
senantiasa kita harapkan, amin ya rabbal alamin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tapaktuan, 08 Maret 2013
BUPATI ACEH SELATAN,
HUSIN YUSUF
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu daerah otonom dalam Provinsi
Aceh yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956, tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah
Provinsi Sumatera Utara. Undang-undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956 tersebut secara
yuridis menjadi dasar bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di Kabupaten Aceh Selatan. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten semakin berkembang yang pada saat sekarang didasarkan pada Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, kecuali hal-hal yang
tidak diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tersebut tetap
mempedomani Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah
yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
Di Era Otonomi Daerah saat ini, dengan diberlakukannya Undang-undang
No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, maka hubungan kerja Kepala Daerah
dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengalami perubahan yang cukup
mendasar. Pemilihan langsung Kepala Daerah telah menyebabkan adanya kesetaraan
dan kemitraan antara Kepala Daerah yang menjalankan fungsi Eksekutif dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menjalankan fungsi Legislatif dalam
menyelenggarakan Pemerintahan Daerah. Kondisi tersebut menjadi landasan bagi
terbentuknya hubungan checks and Balances yang lebih seimbang antara Kepala
Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
B. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. KONDISI GEORAFIS DAERAH
1.1. Batas Administrasi Daerah
Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak
di wilayah Barat Selatan dengan Ibukota Kabupaten adalah Tapaktuan. Secara
administrasi pemerintahan sampai dengan tahun 1999 Kabupaten Aceh Selatan terdiri
atas 18 Kecamatan (Kuala Batee, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, Manggeng,
Labuhanhaji, Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Kluet Utara, Kluet Selatan,
Bakongan, Trumon, Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau Banyak, Singkil), 87
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
2
Kemukiman dan 522 Desa (497 Desa Status/Kelurahan, 1 Desa Non Status, dan 24
UPT Transmigrasi). Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan kemasyarakatan
Bupati di bantu oleh Tiga Pembantu Bupati dalalam tiga wilayah kerja yaitu :
1. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Blangpidie :
Terdiri dari Kecamatan Kuala Batee, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan,
Manggeng dengan cakupan 129 Desa.
2. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Bakongan :
Terdiri dari Kecamatan : Labuhanhaji, Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan,
Kluet Utara, Kluet Selatan, Bakongan dengan cakupan 217 Desa.
3. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Singkil :
Terdiri dari Kecamatan : Trumon, Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau
Banyak, Singkil dengan cakupan 152 Desa.
Sejak isu pemekaran wilayah dikumandangkan oleh pemerintah pusat seiring
dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah, Kabupaten Aceh Selatan telah mengalami dua kali pemekaran.
Pertama, pemekaran sebahagian wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi
Kabupaten Aceh Singkil berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1999, tanggal
20 April 1999 yang meliputi Kecamatan Simpang Kiri, Simpang Kanan,
Pulau Banyak, dan Singkil. Pada tahun 2000 Kabupaten Aceh Selatan
melakukan dua pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Pasie Raja dan
Kecamatan Babahrot sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Aceh
Selatan Nomor 7 Tahun 2000. Sehingga pada akhir tahun 2001
Kabupaten Aceh Selatan terdiri atas 16 Kecamatan (Kuala Batee,
Babahrot, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, Manggeng, Labuhanhaji,
Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet
Selatan, Bakongan, Trumon) 63 Kemukiman dan 375 Desa/Kelurahan
(363 Desa Status, 11 Kelurahan, 1 Desa Non Status, 5 UPT
Transmigrasi).
Kedua, pemekaran bahagian lainnya wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi
Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002,
tanggal 20 April 2002 yang meliputi Kecamatan Kuala Batee, Babahrot,
Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, dan Manggeng. Pada tahun 2002
Kabupaten Aceh Selatan melakukan enam pemekaran kecamatan yaitu
Kecamatan Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji Timur, Kluet Tengah, Kluet
Timur, Bakongan Timur dan Trumon Timur sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Aceh Selatan Nomor 2 Tahun 2002.
Sehingga sejak tahun 2003 Kabupaten Aceh Selatan yang beribukota Tapaktuan
terdiri atas 16 Kecamatan (Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur,
Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Pasie Raja, Kluet Tengah, Kluet Utara, Kluet
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
3
Timur, Kluet Selatan, Bakongan, Bakongan Timur, Trumon, Trumon Timur) 43
Kemukiman dan 247 Desa/Kelurahan (237 Desa Status, 10 Kelurahan).
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 wilayah daratan
Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak pada 02 23 24 03 44 24 Lintang
Utara (LU) dan 96 57 36 - 97 56 24 Bujur Timur (BT). Dengan batas-batas wilayah
adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara
Sebelah Timur : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya
Pada tahun 2007 dikeluarkannya Qanun Kabupaten Aceh Selatan Nomor 5
Tahun 2007 Tanggal 21 Nopember 2007 tentang Pembentukan Gampong Arafah
Kemukiman Suaq Kecamatan Samadua, maka secara administrasi Kabupaten Aceh
Selatan tediri 16 Kecamatan, 43 Mukim, 238 Desa dan 10 Kelurahan.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, pembagian administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota terdiri
berturut-turut atas Kecamatan, Mukim dan Gampong. Sehingga dalam rangka
menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tersebut Kabupaten Aceh
Selatan menetapkan Qanun Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penghapusan Kelurahan
Menjadi Gampong.
Tahun 2010 Kabupaten Aceh Selatan melakukan dua pemekaran kecamatan
yaitu Kecamatan Kota Bahagia dan Kecamatan Trumon Tengah sesuai dengan Qanun
Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Kota Bahagia dan Qanun
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Trumon Tengah. Sehingga
pada awal tahun 2011 Kabupaten Aceh Selatan terdiri atas 18 Kecamatan, 43
Kemukiman, dan 248 Gampong.
Tabel - 1.1 Jumlah Kemukiman dan Gampong
N0 KECAMATAN JUMLAH KEMUKIMAN JUMLAH GAMPONG 2008-2010 2011 - 2012 2008-2010 2011 - 2013
1 Bakongan 4 2 15 5
2 Kluet Utara 3 3 19 19
3 Kluet Selatan 3 3 17 17
4 Labuhanhaji 3 3 16 16
5 Meukek 4 4 22 22
6 Samadua 4 4 28 28
7 Sawang 4 4 15 15
8 Tapaktuan 2 2 15 15
9 Trumon 3 2 16 12
10 Pasie Raja 2 2 20 20
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
4
11 Labuhanhaji Timur 2 2 11 11
12 Labuhanhaji Barat 3 3 13 13
13 Kluet Tengah 1 1 13 13
14 Kluet Timur 2 2 7 7
15 Bakongan Timur 1 1 7 7
16 Trumon Timur 2 1 14 8
17 Kota Bahagia - 2 - 10 18 Trumon Tengah - 2 - 10
TOTAL 43 43 248 248
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Setdakab. Aceh Selatan.
Pada tabel-1.1 tersebut di atas terlihat bahwa kecamatan yang memiliki
gampong terbanyak adalah Kecamatan Samadua dengan 28 gampong dan yang
memiliki jumlah gampong terkecil adalah Kecamatan Bakongan dengan 5 gampong.
Kabupaten Aceh Selatan mencakup kawasan andalan pesisir pantai Barat dan
Selatan Aceh, dimana sebahagian besar dari kawasan pemukiman diperkotaan
berbatasan langsung dengan pesisir dan lautan Hindia. Bentuk dan pola pemukiman
yang linier dengan jalan utama (kolektor primer) telah menghubungkan Kabupaten
Aceh Selatan mulai dari jalan Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) Jeuram (Kabupaten
Nagan Raya) Blangpidie (Kabupaten Aceh Barat Daya) Tapaktuan Bakongan
(Kabupaten Aceh Selatan) Subulussalam (Kota Subulussalam) hingga ke daerah-
daerah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kedudukan wilayah
Kabupaten Aceh Selatan tersebut memiliki arti penting dan strategis, baik dari sisi
ekonomi, politik, budaya serta stabilitas ketertiban dan keamanan.
1.2. Luas Wilayah
Luas wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan adalah 4.185,56 KM2 atau
418.556 Ha yang meliputi daratan utama di pesisir Barat Selatan Provinsi Aceh.
Sebagian besar daerah ini merupakan daratan dengan ketinggian diatas 500 meter dari
permukaan laut (dpl), berupa hutan berbukit-bukit dengan tingkat kemiringan curam
sampai terjal.
Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 38,80% permukaan landai, 3,75% bentuk
dataran, 6,65% bergelombang, 19,38% perbukitan, dan selebihnya 31,41%
pegunungan. Kalau diklasifikasikan dalam bentuk slope (kelerengan), maka
persentasenya adalah 49,20% dataran dengan kemiringan 0-15% sedangkan sisanya
50,80% merupakan perbukitan dan pegunungan.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
5
Tabel - 1.2 Luas Wilayah dan Sebaran Kemiringan
Kecamatan Luas Total
(Ha)
Kemiringan Lereng (%)
Datar
(03%)
Berombak
(38%)
Bergelombang
(815%)
Berbukit/
Curam
(1540%)
Sangat
Curam
( > 40%)
1. Trumon 48 278.00 44 816.70 826.47 1 864.62 770.21 -
2. Trumon Tengah - - - - - -
3. Trumon Timur 67 285.00 54 483.72 408.95 6 116.26 1 164.70 -
4. Bakongan 19 617.00 13 730.31 3 482.72 2 028.53 375.44 -
5. Kota Bahagia - - - - - -
6. Bakongan Timur 18 645.00 4 392.70 2 642.11 5 614.10 2 157.30 3 838.80
7. Kluet Selatan 11 463.00 11 462.37 - - 0.63 -
8. Kluet Timur 45 992.00 10 293.15 2 823.64 1 525.10 15 439.14 15 910.98
9. Kluet Utara 7 370.00 4 993.48 - - - 2 376.52
10. Pasieraja 10 037.00 2 595.16 - - 5 631.34 1 810.50
11. Kluet Tengah 78 951.00 5 208.22 - 1 172.46 12 871.63 59 698.69
12. Tapaktuan 10 203.00 1 820.08 0.14 1 717.40 5 298.00 1 367.38
13. Samadua 10 666.00 913.04 1 472.29 2 012.92 5 948.54 319.21
14. Sawang 19 781.00 1 633.78 3 517.84 3 321.35 7 786.68 3 521.36
15. Meukek 46 533.00 2 464.62 504.56 2 470.22 12 173.63 28 919.96
16. Labuhan Haj 5 383.00 593.45 - - 1 788.08 3 001.47
17. Labuhan Haj Timur 9 448.00 1 048.97 - - 2 569.67 5 829.36
18. Labuhan Haj Barat 8 904.00 1 965.42 - - 2 045.54 4 888.04
Aceh Selatan 418 556.00 162 415.17 15 678.70 27 842.97 81 131.89 131 487.27
Presentase 100.00 38.80 3.75 6.65 19.38 3.,41
Sumber: Peta Kemiringan Lahan Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)
1.3. Topografis Daerah
Sebaran curah hujan di Kabupaten Aceh Selatan berkisar dari 2500-3750
mm/tahun-1 sehingga digolongkan kedalam tipe iklim A-1. Curah hujan tertinggi
35003750 mm/tahun-1 terjadi di Sebelah Selatan Kecamatan Kluet Selatan, Sebelah
Selatan Kecamatan Trumon dan Trumon Timur, sedangkan yang terendah 25002750
mm/tahun-1 terjadi di Sebelah Timur Laut Kecamatan Trumon Timur. Sebagian Besar
atau 54,32% dari wilayah Kabupaten Aceh Selatan memiliki curah hujan 32503500
mm/tahun-1 dan hampir jatuh di setiap kecamatan. Curah hujan di wilayah lumbung
beras, yaitu: Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Pasie Raja, dan Kecamatan Kluet
Selatan berkisar antara 3250-3750 mm/tahun-1.
Curah hujan yang tinggi tersebut menyebabkan Kabupaten Aceh Selatan
rentan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor, namum disisi lain ketersediaan air
yang berlimpah ini harus dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan produksi
pangan, terutama untuk sumber air irigasi serta dapat pula dipergunakan untuk
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
6
keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). Hal ini didukung pula dengan keberadaan beberapa sungai
besar dan kecil yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Aceh
Selatan. Untuk itu kita harus tetap menjaga kelestarian alam khususnya hutan tropis
di Kabupaten Aceh Selatan, sehingga tidak mengganggu ekosisten DAS (daerah aliran
sungai) yang ada.
Karena kehidupan ekonomi masyarakat bagian hulu DAS dengan pola per-
tanian yang tanpa disertai kaedah-kaedah konservasi tanah dan air, ternyata
berpengaruh nyata terhadap kehidupan masyarakat di bagian hilir DAS. Kejadian
banjir dan kekeringan di daerah hilir tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan perubahan
penggunaan lahan di daerah hulu.
Tabel - 1.3 Luas Distribusi Curah Hujan
Kecamatan Luas Total
(Ha)
Luas distribusi curah hujan (mm/tahun-1)
2500-2750 (Ha)
2750-3000 (Ha)
3000-3250 (Ha)
3250-3500 (Ha)
3500-3750 (Ha)
1. Trumon 48 278 - - 2 625.82 17 977.60 27 674.58
2. Trumon Tengah - - - - - -
3. Trumon Timur 67 285 89.16 13 015.53 24 619.04 21 628.31 7 932.96
4. Bakongan 19 617 - - 39.42 18 332.48 1 245.10
5. Kota Bahagia - - - - - -
6. Bakongan Timur 18 645 - - - 9 961.41 8 683.59
7. Kluet Selatan 11 463 - - - 5 607.92 5 855.08
8. Kluet Timur 45 992 - - - 45 992.00 -
9. Kluet Utara 7 370 - - - 7 370.00 -
10. Pasieraja 10 037 - - - 10 037.00 -
11. Kluet Tengah 78 951 - 1 108.05 31 779.23 46 063.73 -
12. Tapaktuan 10 203 - - - 10 203.00 -
13. Samadua 10 666 - - - 10 666.00 -
14. Sawang 19 781 - - 3 132.32 16 648.68 -
15. Meukek 46 533 - 866.05 39 338.62 6 328.34 -
16. Labuhan Haj 5 383 - 72.91 5 310.09 - -
17. Labuhan Haj Timur 9 448 - 47.99 8 869.08 530.93 -
18. Labuhan Haj Barat 8 904 - 220.86 8 683.14 - -
Aceh Selatan 418 556 89.16 15 331.39 124 396.80 227 347.40 51 391.31
Presentase 100 0.02 3.66 29.72 54.32 12.28
Sumber: Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)
Daerah aliran sungai (DAS) yang secara administrasi berada dalam Kabupaten
Aceh Selatan terdiri dari DAS Kluet (210.905.40 ha atau 50.39%), DAS Sikulat
(38.891.28 ha atau 9.29%), DAS Trumon (99.658.32 ha atau 23.81%) DAS Singkil
(55.224,13 ha atau 9,29%) dan DAS Baru (13.876,80 ha atau 3,32%). Sebagian besar
wilayah bagian hulu DAS di Kabupaten Aceh Selatan termasuk dalam kawasan
lindung. Luas masing-masing DAS menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel-1.4.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
7
Daerah aliran sungai dengan luas sawah terluas berada di hilir DAS Kluet yang
meliputi Kecamatan Kluet Tengah, Kluet Timur, Kluet Utara, Kluet Selatan, dan
Pasieraja. Pada bagian hilir DAS Kluet terdapat Daerah Irigasi terluas yaitu irigasi
Gunung Pudung dengan luas 2.250 Ha, dengan sumber airnya berasal dari Krueng
Kluet. Daerah Irigasi Gunung Pudung mengairi irigasi teknis mencapai 2.250 Ha, yang
sebagian besar berada di Kecamatan Kluet Utara 1.247.40 Ha dan Kecamatan Kluet
Timur 987 Ha.
Tabel - 1.4 Luas Daerah Aliran Sungai Utama
Kecamatan Luas Total
(Ha)
Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kluet (Ha)
Trumon (Ha)
Sikulat (Ha)
Singkil (Ha)
Baru (Ha)
1. Trumon 48 278 - 17 754.48 - 30 523.52 -
2. Trumon Tengah - - - - - -
3. Trumon Timur 67 285 - 44 717.89 - 22 567.11 -
4. Bakongan 19 617 671.13 18 945.87 - - -
5. Kota Bahagia - - - - - -
6. Bakongan Timur 18 645 - 16 876.24 - 1 768.76 -
7. Kluet Selatan 11 463 10 935.14 386.06 - 141.79 -
8. Kluet Timur 45 992 44 990.38 977.78 - 23.84 -
9. Kluet Utara 7 370 7 309.55 - - 60.45 -
10. Pasieraja 10 037 6 856.37 - 3 180.63 - -
11. Kluet Tengah 78 951 78 781.89 - 30.43 138.66 -
12. Tapaktuan 10 203 4 908.51 - 5 294.49 - -
13. Samadua 10 666 4 575.36 - 6 090.64 - -
14. Sawang 19 781 10 473.19 - 9 307.81 - -
15. Meukek 46 533 34 918.90 - 10 981.81 - 632.19
16. Labuhan Haj 5 383 1 304.32 - - - 4 078.68
17. Labuhan Haj Timur 9 448 4 490.00 - 4 005.37 - 952.62
18. Labuhan Haj Barat 8 904 690.69 - - - 8 213.31
Aceh Selatan 418 556 210 905.40 99 658.32 38 891.28 55 224.13 13 876.80
Presentase 100 50.39 23.81 9.29 13.19 3.32
Sumber: Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)
2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS
3.1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Aceh Selatan dari tahun ke tahun terus bertambah, pada
tahun 2008 penduduk Kabupaten Aceh Selatan berjumlah 207.227 jiwa. Pada akhir
tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 222.849 jiwa yaitu
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
8
mengalami peningkatan sebanyak 15.622 jiwa atau 7,54%. Kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kluet Utara yaitu 24.135 jiwa dan
yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Trumon yaitu 4.810 jiwa.
Perkembangan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan dalam kurun waktu lima
tahun terakhir memperlihatkan angka yang fluktuatif, hal ini dipengaruhi oleh faktor
kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Sepanjang tahun 2008-2012, jumlah
penduduk di Kabupaten Aceh Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata 0,58% per
tahun. Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel - 1.5 Laju Pertumbuhan Penduduk
N0 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN PENDUDUK
2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012
1 Bakongan 11.276 11.338 11.426 5.273 5.310 0,55 0,77 -116,69 0,70
2 Kluet Utara 23.880 23.891 24.108 23.917 24.135 0,05 0,90 -0,80 0,90
3 Kluet Selatan 13.010 13.051 13.187 13.362 13.658 0,31 1,03 1,31 2,17
4 Labuhanhaji 13.177 13.180 13.310 13.578 13.786 0,02 0,98 1,97 1,51
5 Meukek 20.699 20.709 20.875 20.992 21.015 0,05 0,80 0,56 0,11
6 Samadua 15.680 15.740 15.882 15.978 15.734 0,38 0,89 0,60 -1,55
7 Sawang 14.777 14.719 14.909 15.008 15.180 -0,39 1,27 0,66 1,13
8 Tapaktuan 24.665 24.632 25.023 23.882 23.847 -0,13 1,56 -4,78 -0,15
9 Trumon 5.941 5.914 5.982 5.155 4.810 -0,46 1,14 -16,04 -7,17
10 Pasie Raja 15.651 15.735 15.924 16.104 16.481 0,53 1,19 1,12 2,29
11 Labuhanhaji Timur 10.014 10.074 10.132 10.188 10.137 0,60 0,57 0,55 -0,50
12 Labuhanhaji Barat 17.400 17.492 17.623 17.553 17.818 0,53 0,74 -0,40 1,49
13 Kluet Tengah 6.258 6.231 6.293 6.492 6.300 -0,43 0,99 3,07 -3,05
14 Kluet Timur 9.487 9.439 9,505 9.658 10.100 -0,51 0,69 1,58 4,38
15 Bakongan Timur 5.140 5.151 5.203 5.287 5.390 0,21 1,00 1,59 1,91
16 Trumon Timur 10.656 10.643 10.737 7.094 7.245 -0,12 0,88 -51,35 2,08
17 Kota Bahagia 6.335 6.434 1,54
18 Trumon Tengah 5.275 5.469 3,55
TOTAL 217.711 217.939 220.119 221.131 222.849 0,10 0,99 0,46 0,77
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Aceh Selatan
Selanjutnya berdasarkan Sex Ratio Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun
2012 dengan rincian 111.484 jiwa laki-laki dan 111.365 jiwa perempuan atau
memperlihatkan sex ratio 1,001 laki-laki terhadap perempuan atau lebih banyak
penduduk laki-laki 0,107% dari perempuan. Komposisi penduduk ini mengisyaratkan
kesetaraan dan pelibatan gender pada proses pembangunan perlu mendapatkan
perhatian yang sungguh-sungguh dalam kebijakan pembangunan daerah kedepan.
Lebih rinci mengenai jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan menurut jenis
kelamin per kecamatan dapat dilihat pada tabel-I.6.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
9
Tabel - I.6 Penduduk, Kepala Keluarga dan Bangunan Rumah
di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012
No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah
Kepala Keluarga
Jumlah Bangunan
Rumah Laki-laki
Perem-puan
Total
1. Bakongan 2.596 2.714 5.310 1.547 941
2. Kluet Utara 12.062 12.073 24.135 6.943 5.813
3. Kluet Selatan 6.771 6.887 13.658 3.881 2.756
4. Labuhanhaji 6.880 6.906 13.786 3.858 3.038
5. Meukek 10.390 10.625 21.015 6.053 4.942
6. Samadua 7.740 7.994 15.734 5.067 4.124
7. Sawang 7.625 7.555 15.180 4.742 3.581
8. Tapaktuan 11.741 12.106 23.847 6.990 5.484
9. Trumon 2.473 2.337 4.810 1.404 1.175
10. Pasie Raja 8.332 8149 16.481 4.575 4.094
11. Labuhanhaji Timur 5.158 4.979 10.137 2.823 2.597
12. Labuhanhaji Barat 9.059 8.759 17.818 5.449 4.051
13. Kluet Tengah 3.194 3.106 6.300 1.860 1.756
14. Kluet Timur 5.048 5.052 10.100 2.968 2.462
15. Bakongan Timur 2.726 2.664 5.390 1.523 1.401
16. Trumon Timur 3.662 3.583 7.245 1.962 1.318
17. Kota Bahagia 3.226 3.208 6.434 1.894 1.247
18. Trumon Tengah 2.801 2.668 5.469 1.487 1.453
J u m l a h 111.484 111.365 222.849 65.026 52.233
Sumber : Dinasdukcapil Aceh Selatan.
Indikator kependudukan memiliki arti yang sangat penting dari sisi ekonomi.
Dalam analisa ekonomi apabila pertumbuhan penduduk sama dengan pertumbuhan
ekonomi maka pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan membawa perubahan
terhadap pertambahan pendapatan perkapita, dengan demikian dapat diartikan bahwa
pertumbuhan ekonomi tersebut sama dengan zero (Zero Growth).
3.2. Penduduk dan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja (Man Power) adalah Jumlah Penduduk suatu daerah yang dapat
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa bila ada permintaan terhadap tenaga
kerja, dan mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut. Sementara Angkatan
Kerja (Labor Force) merupakan bahagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
10
atau berusaha untuk terlibat dalam usaha memproduksi barang dan jasa. Selanjutnya
bukan angkatan kerja (Not in the labor force) adalah bahagian dari tenaga kerja (Man
Power) yang tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa mereka
adalah bahagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat dalam kegiatan
produktif.
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk
dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja
dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih,
seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, tenaga kerja dibedakan
menjadi: angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar
kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain
bekerja). Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap
masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi
penduduk yang akan masuk pasar kerja. Sedangkan, bukan angkatan kerja adalah
bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari kerja. Klasifikasi
penduduk terhadap ketenagakerjaan dapat dilihat alur berikut :
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
11
Tabel - 1.7 Depedensi Ratio Penduduk
No Uraian Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Penduduk < 15 dan > 64 tahun 79.251 79.760 73.509 79.708 79.799
2 Penduduk 15 64 tahun 130.964 131.804 128.494 141.423 143.050
3 Rasio ketergantungan 60,05 60,51 57,21 56,36 55,78
Sumber : Dinasdukcapil Aceh Selatan.
Berdasarkan data kependudukan dari table-1.7 dapat diketahui bahwa usia
produktif (usia kerja) pada kelompok umur 15 hingga 64 tahun pada tahun 2012
berjumlah 143.050 jiwa. Namun tidak semua penduduk yang berada pada usia
produktif tersebut dikatakan tenaga kerja. Karena sebagian besar dari kelompok umur
tersebut 15-19 tahun masih banyak yang merupakan siswa sekolah dan kelompok
umur 20-25 tahun juga masih banyak yang melanjutkan pendidikan pada tingkat
pendidikan tinggi.
Dari perhitungan terhadap Dependensi Ratio Kabupaten Aceh Selatan, dapat
diketahui bahwa Depedensi Ratio Penduduk Kabupaten Aceh Selatan tahun 2012
adalah sebesar 55,78 ini bermakna untuk setiap 100 orang penduduk Kabupaten Aceh
Selatan yang produktif harus menanggung beban 56 orang yang tidak produktif.
Tabel - 1.8
Statistik Ketenagakerjaan
No Indikator Tahun
2008 2009 2010 2011 1 Tenaga Kerja 137.862 163.946 137.223 143.674 2 Angkatan Kerja 84.006 82.754 94.028 92.138 -Bekerja 76.588 75.169 87.446 86.232 -Pengangguran 7.418 7.585 6.582 5.906
3 Bukan Angkatan Kerja 53.856 81.192 43.195 51.536 -Sekolah 15.147 35.757 19.230 19.422 -Pengurus RT 30.656 37.412 19.514 26.470 -Lainnya 8.053 8.023 4.451 5.644
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan
Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Aceh Selatan dalam 4 tahun terakhir
menunjukkan angka yang fluktuatif, yaitu dari 84.006 orang pada tahun 2008
menjadi 82.754 orang pada tahun 2009, 94.028 orang pada tahun 2010 dan 92.138
orang pada tahun 2011. Sementara rasio penduduk yang bekerja mengalami
peningkatan yaitu dari 0,912 pada tahun 2008 menjadi 0,936 pada tahun 2011.
Peningkatan rasio penduduk yang bekerja tersebut telah membawa konsekuensi
positif bagi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Aceh Selatan,
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
12
yaitu dari 8,83% pada tahun 2008 menjadi 6,41% pada tahun 2011. Kedepan
Pemerintah Daerah tetap terus mengupayakan penciptaan dan pembukaan lapangan
kerja melalui pelatihan keterampilan dan kewirausahaan untuk menekan angka
pengangguran tersebut.
Tabel - 1.9
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012 Berdasarkan Lapangan Pekerjaan
No U r a i a n Laki-laki Perempuan Jumlah %
1. Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan
26.509 4.187 30.696 13,77
2. Pertambangan dan
Penggalian
220 0 220 0,10
3 Industri Pengolahan 5 1 6 0,00
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 23 1 24 0,01
5. Kontruksi 9 0 9 0,00
6. Perdagangan, Hotel dan
Restoran
2.085 286 2.371 1,06
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
1.085 2 1.087 0,49
8. Keuangan, Real Estat dan
Jasa Persewaan
154 32 186 0,08
9. Perusahaan 8.805 1.203 10.008 4,49
10. Jasa jasa 2.745 613 3.358 1,51
11. PNS 2.327 1.624 3.951 1,77
12. Lain-lain 67.517 103.416 170.933 76,70
Total 111.484 111.365 222.849 100,00
Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
merupakan lapangan kerja yang banyak di tekuni yaitu mencapai 13,77% dari jumlah
penduduk atau 59,13% dari penduduk yang bekerja tetap 51.916 jiwa, diikuti oleh
sektor jasa-jasa dan perdagangan, hotel dan restoran. Kondisi ini menunjukkan sektor
pertanian masih dominan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Selatan.
Seiring dengan terjadinya tranformasi perekonomian daerah maka profesi
penduduk yang berkeja sebagai petani juga sudah mulai menurun. Sementara
penduduk yang bekerja pada sektor jasa dan manufaktur relatif meningkat jumlahnya
dalam proporsi penduduk yang bekerja di Kabupaten Aceh Selatan.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
13
3.3. Penduduk dan Kemiskinan.
Masalah kemiskinan merupakan masalah krusial yang masih dihadapi oleh
Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Penurunan angka kemiskinan
merupakan target dari kebijakan pembangunan yang harus dicapai setiap tahunnya.
Kemiskinan dapat berupa kemiskinan absolut maupun kemiskinan Struktural.
Kemiskinan absolut, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi
kebutuhan pokok minimum. Untuk melihat penduduk miskin dunia, biasanya Bank
Dunia menggunakan garis kemiskinan US 1 dollar atau US 2 dollar per hari.
Kemiskinan struktural lebih disebabkan oleh faktor geografis daerah, seperti
kemiskinan karena lokasi yang terisolir, sehingga masyarakat tidak dapat memberdaya
ekonominya dan tidak mendapat pelayan pendidikan dan kesehatan yang baik karena
terbatasnya akses untuk hal tersebut.
Untuk mengukur kemiskinan tersebut, BPS menggunakan konsep kemampuan
penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs approach). Menurut
BPS penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sedangkan Garis Kemiskinan adalah nilai
pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori
per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan
pendekatan ini dapat dihitung Head count Index (HCI), yaitu persentase penduduk
yang berada dibawah garis kemiskinan.
Berdasarkan metode ini, maka garis kemiskinan dan persentase penduduk
miskin di Kabupaten Aceh selatan dapat dilihat dalam tabel 1.10
Tabel - 1.10 Jumlah Penduduk Miskin
No Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk
Miskin % Penduduk
Miskin
1 2007 196.167 49.800 24,72
2 2008 203.761 38.820 19,40
3 2009 236.741 35.410 17,50
4 2010 257.640 32.200 15,93
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Selatan selama tiga tahun terakhir
menunjukkan adanya penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk
miskin yang semakin berkurang. Pada tahun 2007 persentase penduduk miskin di
Aceh Selatan sebesar 24,72 persen atau 49.800 jiwa, turun menjadi 19,40 persen pada
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
14
tahun 2008 dan 15,93 persen atau tinggal sebesar 32.200 jiwa pada tahun 2010. Secara
faktual berdasarkan data-data tersebut mengindikasikan juga bahwa pemerintah
berhasil menurunkan angka kemiskinan tersebut di Kabupaten Aceh Selatan. Angka
Garis Kemiskinan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini
mengindikasikan juga meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat guna
memenuhi pengeluaran minimun penduduk untuk makanan dan non makanan.
Diharapkan dengan membaiknya kondisi perekonomian daerah jumlah
penduduk miskin tersebut akan dapat diturunkan lagi pada tahun mendatang seiring
dengan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Dan yang perlu mendapat perhatian lebih
adalah bagaimana membuat perencanaan pengurangan jumlah penduduk miskin
tersebut tepat sasaran. Ketepatan tersebut harus didukung dengan adanya identifikasi
dan verifikasi berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai
dengan kondisi lokalitas Kabupaten Aceh Selatan. Untuk itu Kedepan diperlukan pula
upaya melakukan up-dating data kemiskinan tersebut agar proses percepatan
penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran
Perusahaan yang menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Selatan untuk turut
serta dalam menyalurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan juga perlu didorong terus menerus.
3.4. Perhubungan.
Dalam kontek ekonomi kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dalam
peta Provinsi Aceh memiliki arti penting dan strategis utamanya terhadap akses
transportasi/perhubungan bagi beberapa kabupaten lainnya di Pesisir Barat Aceh
untuk menuju pusat pasar utama pulau sumatera yaitu Medan.
Dengan kedudukannya ini memudahkan bagi Kabupaten Aceh Selatan untuk
melakukan transaksi ekonomi dengan wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Aceh
Selatan juga merupakan salah satu pintu gerbang utama untuk menuju Kabupaten
Simeulu, sehingga memberi peluang kepada pengusaha daerah Kabupaten Aceh
Selatan untuk menjadi pemasok berbagai kebutuhan barang dan jasa ke Kabupaten
Simeulu.
Kondisi tersebut di atas tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana
transportasi darat, laut dan udara yang sudah ada walaupun belum cukup memadai.
Sektor Pengangkutan dan komunikasi merupakan salah satu sektor yang sangat urgen
dalam mengembangkan ekonomi dan pembangunan daerah. Di Kabupaten Aceh
Selatan, Sektor ini terdiri dari subsektor Angkutan Darat, Angkutan Laut, Sungai dan
Danau, Angkutan Udara serta sub sektor Komunikasi.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
15
Mengingat begitu pentingnya peranan sektor pengangkutan dan transportasi
ini dalam mengembangkan perekonomian daerah, juga telah direspon oleh
pemerintah Daerah melalui berbagai program dan kegiatan prioritas Pembangunan
sarana dan prasarana perhuhubungan tersebut pada tahun 2011. Pemerintah Daerah
juga menyadari masih terdapat beberapa permasalahan disektor perhubungan yang
harus mendapat penanganan yang serius seperti masih kurangnya sarana transportasi
ke daerah pedalaman dan terpecil, serta penanganan beberapa ruas jalan negara dan
jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Aceh Selatan.
Tabel - 1.11
Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Terhadap PDRB (ADHB)
No Sektor/sub sektor 2008 2009 2010 2011
1. Pengangkutan & Komunikasi 3,67 3,90 3,83 3,91
2. Angkutan Darat 2,38 2,61 2,59 2,66
3. Angkutan Laut 0,17 0,18 0,17 0,17
4. Jasa Penunjang ankt 0,01 0,01 0,01 0,01
5. Komunikasi 1,10 1,10 1,06 1,07
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan.
3. KONDISI EKONOMI
3.1. Potensi Unggulan Daerah
3.1.1. Sektor Pertanian
Pertanian merupakan sektor yang dominan dan memegang peran penting
dalam perekonomian Kabupaten Aceh Selatan. Sebagai daerah agraris, pengembangan
sektor pertanian di Kabupaten Aceh Selatan memiliki arti yang sangat strategis dan
menjadi salah satu fokus dalam rangka pemulihan ekonomi rakyat, karena sektor ini
merupakan tulang punggung ekonomi daerah. Apabila sektor ini tidak berkembang
maka dapat dipastikan ekonomi daerah akan rapuh dan disisi lain apabila sektor
tersebut mengalami kemajuan maka posisi ekonomi daerah akan ikut kuat, jelasnya
sektor pertanian tersebut merupakan fundamental ekonomi Kabupaten Aceh Selatan.
Saat ini lebih dari 40 persen komposisi PDRB Kabupaten Aceh Selatan berasal
dari sektor pertanian dan sampai saat ini sektor pertanian (pertanian tanaman pangan,
peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan) masih merupakan sektor yang
relatif dominan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Selatan.
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
16
Pada umumnya usaha tani di Kabupaten Aceh Selatan merupakan pertanian
rakyat yang diusahakan dengan tujuan utamanya untuk memenuhi memenuhi
kebutuhan kehidupan (subsistensi) petani dan keluarganya. Jadi masih merupakan
usaha tani keluarga (family farm) yang berorintasi pada pendapatan keluarga, belum
berkembang menjadi usaha agrobisnis yang beroientasi pada keuntungan.
Melihat strategisnya sektor tersebut dalam pemberdayaan ekonomi rakyat,
membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan meresponnya melalui
pemberian prioritas dan alokasi anggaran yang relatif besar untuk sektor dimaksud
dalam pembangunan daerah.
Peluang pengembangan usaha disektor ini masih sangat memungkinkan,
karena didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas. Dari potensi lahan
pertanian seluas 239.362 Ha, yang telah dimanfaatkan untuk persawahan baru
mencapai 17.800 Ha sehingga masih terdapat peluang pengembangan seluas 221.562
Ha. Sampai saat ini sektor pertanian tersebut menghidupi 37.420 RT Petani dan
terdapat 855 kelompok tani. Sementara jumlah tenaga penyuluh pertanian adalah
sejumlah 194 orang dengan 42 PNS dan 152 Non PNS yang tersebar pada 18
Kecamatan.
3.1.2. Tanaman Pangan dan Hotikultura.
Untuk tanaman pangan, komoditas unggulan yang banyak diusahakan oleh
petani adalah padi, jagung, kacang tanah, dan kacang kedelai. Sedangkan komoditi
lainnya dikembangkan sebagai tanaman sela (tumpang sari). Sementara untuk
tanaman holtikultura yang terdiri dari palawija dan buah-buahan, komoditi unggulan
yang dibudidayakan diantaranya adalah cabe, terong, tomat, mangga, rambutan dan
durian.
3.1.3. Perkebunan dan kehutanan.
Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi kawasan hutan seluas 282.572 Ha,
terdiri dari hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi. Disamping itu juga
terdapat lahan kritis (eks HPH) dan Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudah
mulai digunakan untuk perkebunan, perumahan, pertambangan dan lain-lain.
Pala merupakan komoditi unggulan Kabupaten Aceh Selatan dan salah satu
unsur penting dalam perekonomian masyarakat. Di Kabupaten Aceh Selatan luas areal
komoditas pala mencapai 15.750 Ha, dan pada umumnya kebun pala yang dimiliki
masyarakat sebahagian besar diperoleh dari warisan turun temurun.
Kendati demikian pasca serangan hama dan penyakit pala, masyarakat sudah
mulai menanam komoditi perkebunan lainnya seperti coklat, pinang, kelapa sawit dan
nilam. Namun demikian mengingat pala merupakan komoditi historis, pemerintah
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
17
daerah tetap berupaya melestarikan tanaman tersebut. Selain pala, komoditi
perkebunan yang memiliki potensi dikembangkan di Kabupaten Aceh Selatan adalah
nilam, kakao, kelapa, kelapa sawit, pinang dan beberapa komoditi perkebunan
lainnya.
Untuk sektor kehutanan masih terdapat beberapa kendala dalam
pengembangannya yang disebabkan beberapa hal :
1. Pada umumnya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan jangka waktu
panjang.
2. Pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya) juga merupakan hasil
akhir.
3. Nilai hutan tidak dapat lansung diukur dengan harga pasar yang ada. Jadi
adanya jarak waktu (gestation period) yang relatif panjang antara pengeluaran biaya yang dilakukan petani/pengusaha dengan penerimaan hasil penjualannya.
Walaupun demikian ada juga masyarakat Aceh Selatan, yang melakukan
berbagai aktifitas disektor tersebut, diantaranya pemungutan hasil hutan
seperti damar, rotan dan lain-lain yang bersifat ektraktif, yatu pengambilan hasil dari alam tanpa ada usaha untuk mengembalikan sebahagian hasilnya
untuk keperluan pengambilan dikemudian hari. Jabon, jati, mahoni merupakan
jenis kayu yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Hutan Tanam
Industri (HTI) di Kabupaten Aceh Selatan.
3.1.4. Peternakan.
Hingga saat ini kebutuhan daging baik sapi, kerbau dan kambing untuk
kebutuhan masyarkat Kabupaten Aceh Selatan sebahagian besar berasal dari daerah
sendiri. Namun untuk ayam pedaging dan telur sebahagian besar masih dipasok dari
luar daerah, terutama dari Medan (Sumatera Utara). Pada umumnya kegiatan
peternakan tersebut masih merupakan usaha sambilan keluarga dalam skala kecil-
kecilan. Pada hal potensi pengembangan kegiatan peternakan, khususnya ternak
unggas di Kabupaten aceh Selatan merupakan usaha yang menjanjikan. Disamping
ketersediaan lahan dan bahan baku makanan (pakan), Kabupaten Aceh Selatan juga
memiliki tenaga teknis dan profesional dibidang peternakan. Salah satu faktor
kesulitan bagi petani ternak dalam mengembangkan usahanya adalah belum adanya
pabrik pengolahan makanan ternak.
Pemerintah daerah juga menyadari bahwa kebijakan pembangunan
perternakan selama ini melalui program pemberian (bagi-bagi) bibit ternak ternyata
belum memberikan hasil yang memuaskan dan cenderung disalahgunakan oleh
penerima bantuan. Oleh karena itu kedepan pola tersebut perlu dirobah, melalui
pendirian balai penangkaran dan pengadaan bibit ternak seperti Tapos dengan
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
18
melibatkan SDM peternakan yang ada di daerah baik dari PNS maupun Non PNS .
Sehingga masyarakat yang membutuhkan bibit ternak dapat membelinya dengan
harga yang terjangkau disamping juga dapat memasukan PAD untuk daerah, sekaligus
pemberdayaan Sarjana peternakan yang ada.
3.1.5. Kelautan dan perikanan
Kabupaten Aceh Selatan memiliki wilayah laut yang cukup luas dengan potensi
sumber daya ikan yang beragam seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri, udang dan ikan
karang. Ikan tuna dan cakalang sangat potensial untuk dikembangkan demikian juga
ikan karang terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor sehingga dapat
meningkatkan pendapatan daerah dan menambah devisa bagi negara.
Potensi perikanan tangkap mencapai 60.000 ton pertahun. Namun usaha perikanan
tangkap tersebut pada umumnya masih menggunakan alat, teknik dan armada yang
relatif sederhana, sehingga hasil yang diperoleh juga belum optimal. Kondisi ini
membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya melalui modernisasi
peralatan, teknologi dan armada penangkapan ikan.
Untuk perikanan budidaya, terdiri dari budidaya ikan air tawar di kolam dan
budidaya ikan air payau (tambak). Luas areal budidaya perikanan di Kabupaten Aceh
Selatan sampai dengan tahun 2011 mencapai areal seluas 129,37 hektar dengan
produksi sebesar 933,28 ton.
Tabel - 1.12
Luas Areal dan Produksi Budidaya Perikanan
No Kecamatan Luas Areal (ha) Produksi (ton)
Tambak Kolam Jumlah Tambak Kolam Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Trumon
Trumon Timur
Bakongan
Bakongan Timur
Kluet Selatan
Kluet Timur
Kluet Utara
Kluet Tengah
Pasie Raja
Tapaktuan
Samadua
Sawang
Meukek
Labuhanhaji
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,59
1,04
2,99
0,25
4,57
4,52
4,99
2,09
3,16
2,94
1,57
3,17
4,44
2,70
3,59
1,04
2,99
0,25
4,57
4,52
4,99
2,09
3,16
2,94
1,57
3,17
4,44
12,70
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
66,30
19,00
13,08
4,60
75,13
87,60
72,60
48,80
29,30
54,80
29,00
60.05
85,69
49,40
66,30
19,00
13,08
4,60
75,13
87,60
72,60
48,80
29,30
54,80
29,00
60.05
85,69
49,40
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
19
15
16
Labuhanhaji Timur
Labuhanhaji Barat
12,00
2,00
3,19
70,18
5,19
70,18
-
-
62,33
175,60
62,33
175,60
Total 14,00 115,37 129,37 - 933,28 933,28
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Aceh Selatan.
3.1.6. Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial di
Kabupaten Aceh Selatan, mengingat bahan tambang dan mineral tersedia dalam
jumlah relatif banyak dan tersebar mulai dari Kecamatan Labuhanhaji Barat sampai
Kecamatan Trumon Timur. Potensi Bahan tambang dan mineral tersebut antara lain
mineral logam, dan batuan seperti emas primer (Au), Bijih Besi (Fe), Mangan, batu
granit, Sirtu, Tanah urug, batu gamping, marmar, andesit dan pasir kuarsa. Sementara
untuk mineral Non Logam belum ditemukan cadangannya di Kabupaten Aceh
Selatan.
Sampai saat sekarang hanya baru diketahui potensi bahan galian tersebut secara
umum, untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan masih memerlukan
penyelidikan (eksplorasi) secara detil untuk mengetahui cadangan terukurnya. Khusus
untuk bahan tambang batuan (galian C) lebih banyak dimanfaatkan untuk material
konstruksi perumahan, jalan dan jembatan dan konstruksi lainnya.
Melihat begitu potensialnya sektor pertambangan di Kabupaten Aceh Selatan
menyebabkan banyak diminati oleh calon investor yang ingin menanamkan
modalnya disektor tersebut.
3.1.7. Industri dan Perdagangan
Industri berasal dari bahasa latin yaitu indistria yang berarti buruh atau tenaga
kerja. Menurut Prof.Dr.Sadli industri adalah adanya penawaran (supply) dan
permintaan (demand) terhadap barang dan jasa. Sedangkan menurut Prof. Hadibroto
bahwa industri adalah proses bahan baku/bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya. Industri dalam arti
yang lebih luas adalah semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan. Selanjutnya sektor
perdagangan berfungsi pula untuk mendistribusi dan memasarkan produk sektor
industri tersebut hingga sampai kepada konsumen.
Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang strategis dalam
pembangunan ekonomi, baik secara nasional maupun daerah Salah satu indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi adalah terjadinya transformasi struktur ekonomi
dari sektor primer (Pertanian) ke sektor skunder (Industri) dan tersier (Perdagangan)
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
20
secara berimbang dimana sektor pertanian yang kuat mendukung sektor perindustrian
dan perdagangan yang tangguh.
Dalam dekade terakhir ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya untuk
mengembangkan industri kreatif. Industri kreatif ini didasarkan pada kreatifitas,
utama dari kalangan anak-anak muda. Tujuannya untuk menumbuhkan dan
mengembangkan ekonomi kereatif di kalangan penduduk usia produktif dalam rangka
menekan angka pengangguran. Pemerintah daerah juga merespon kebijakan
pemerintah tersebut yang dikaitkan dengan potensi daerah kita.
Kabupaten Aceh Selatan merupakan daerah potensial dan memiliki beberapa
keunggulan komparatif (comporatif adventage) bagi pengembangan industri dan
perdagangan, utamanya yang mengarah ke sektor pertanian (pertanian pangan
/holtikultura ,kehutanan, perkebunan perikanan dan peternakan) yaitu agro industri
dan agro bisnis, serta indutri yang berbasis Pertambangan Energi dan Sumber Daya
Mineral. Bahkan untuk beberapa komoditi perkebunan seperti pala dan nilam
Kabupaten Aceh Selatan dapat dikatagorikan memiliki keunggulan absolut (absolute
adventage) dibandingkan daerah lainnya diprovinsi Aceh. Pemerintah Daerah melaui
SKPK terkait terus berupaya untuk mengembangkan sektor industri dan perdangan
ini melalui pengembangan standarisasi, grading, procesing, packing dan
marketingnya.
Selanjutnya keindahan panorama alam yang ada, berpotensi pula untuk
dikelola menjadi industri pariwisata, yang semuanya ini nantinya menjadi basis
perekonomian daerah dalam jangka panjang. Sumber Daya Alam (SDA) tersebut
apabila dikelola dengan baik akan memberi nilai tambah (value added) dalam upaya
meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah.
Jenis usaha industri yang berkembang di Kabupaten Aceh Selatan umumnya
bergerak pada jenis industri kecil dan kerajinan rumah tangga berdasarkan kondisi
dan potensi daerah antara lain industri manisan pala/kue pala, sirop pala dan kacang
asin (gongseng), sandang, kayu, barang-barang dari kayu, penerbitan/percetakan,
barang-barang kimia, tanah liat/semen/kapur/gips, barang logam,
furniture/perhiasan/meubel dan pemeliharaan/reparasi.
Sektor industri juga potensial dalam menyerap tenaga kerja. Pada Tahun 2008
jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor ini mencapai 2.704 orang, pada tahun
2012 meningkat menjadi 3.146 orang, yang terserap pada 1.046 unit usaha. Artinya
setiap 1 unit usaha industri menampung rata-rata 3 orang tenaga kerja.
Secara umum selama kurun waktu tiga tahun terakhir jumlah usaha
perdagangan yang ada di Kabupaten Aceh Selatan juga mengalami perubahan yang
fluktuatif seiring dengan kondisi perekonomian daerah dan nasional yang juga
berkembang secara fluktuatif. Jenis usaha perdagangan yang berkembang di
Kabupaten Aceh Selatan adalah jenis usaha menengah dan kecil. Pemerintah daerah
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
21
juga berupaya untuk mengembangkan sektor perdagangan tersebut yang disinergiskan
dengan pengembangan sektor pertanian. Dengan berkembangnya sektor perdagangan
tersebut diharapkan terjadinya ekspansi (perluasan) kegiatan ekonomi, dan ini harus
didukung pula dengan regulasi dibidang perizinan yang dilaksanakan dengan sistem
One Stop Service (Pelayanan satu pintu) oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
(KPPT) Kabupaten Aceh Selatan. Sektor Perdagangan juga memberikan kontribusi
yang relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Selatan.
Komoditi perdagangan yang menjadi andalan Kabupaten Aceh Selatan adalah
Pala, Nilam, Pinang, Kemiri, Kacang Tanah, Karet, Kacang Kedelai, Kelapa, Ikan
Keumamah/ ikan kayu, ikan teri, ikan hias dan sarang burung walet.
Koperasi yang berkembang di Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari Koperasi
Primer dan Koperasi Sekunder. Pada tahun 2012 jumlah koperasi yang ada di
Kabupaten Aceh Selatan berjumlah 420 Unit dengan jumlah Modal mencapai
Rp.33.194.171.000,- terdiri dari Modal sendiri Rp.29.303.137.000,- dan Modal Luar
Rp.3.891.034.000,- Selanjutnya volume usaha yang dihasilkan mencapai
Rp.84.021.358.000,- dan mampu pula memperoleh sisa hasil usaha (SHU) sebesar
Rp.8.773.969.000,-.
3.1.8 Sektor Pariwisata.
Pariwisata merupakan sektor strategis dalam pembangunan di Kabupaten Aceh
Selatan, didukung letak geografisnya yang terdiri dari pantai dan pengunungan.
Disepanjang pantai terdapat beberapa lokasi wisata menakjubkan yang terdiri dari
teluk yang indah dengan pasir putih dan bersih. Selain itu, lautnya yang memiliki
berbagai macam jenis ikan hias dan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata
bahar. Hutannya yang relatif masih perawan dengan TNGL dan kebun pala
masyarakat juga dapat dijadikan sebagai objek eco turism.
Aceh Selatan juga memiliki sejumlah situs sejarah, kesenian, budaya dan adat
istiadat tradisional yang layak dijual. Wisatawan juga akan disuguhi beragam
makanan bercitarasa khas daerah.
Tabel - 1.13
Tempat-tempat Wisata
NO Kecamatan
Nama-nama Tempat Wisata Jarak dari Ibukota
Kecamatan Jarak dari Ibukota
Kabupaten 1 Labuhanhaji Barat
1. Sungai Kreung Baru 2. Kuburan Syahid 3. Gua Batu Sicanang 4. Makam Abuya Syech H. Muda Waly Al-
Khalidy
2,5 Km
3 Km 3 Km 5 Km
53,5 Km
54 Km 57 Km 47 Km
2 Labuhanhaji 1. Suluk Pesantren Darussalam 2. Goa Kelongsong
5 Km 2 Km
47 Km 47 Km
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
22
3. Sungai Pagar Gantung 4. Pantai Ujung 5. Kitab Al-Quran Kampung Dalam 6. Pelabuhan Penyeberangan antar Pulau 7. Kolam Air Sejuk 8. Pantai Gosong/Gosong Gila 9. Goa Panjang
4 Km 3 Km 1 Km
0,5 Km 0,5 Km
1 Km 1,5 Km
47 Km 47 Km 47 Km 47 Km 47 Km 48 Km
48,5 Km 3 Labuhanhaji Timur
1. Pantai Batu Meletus 2. Sungai Batu Berhujan 3. Pantai Sawang Biduk Buruk/Sawang Indah 4. Pantai Batu Bermenung 5. Makam Tgk. Keuramat Peulumat
2 Km 5 Km 2 Km
1,5 Km 2,5 Km
45 Km 48 Km 45 Km
44,5 Km 45,5 Km
4 Meukek 1. Pantai Lhok Aman 2. Pantai Lhok Bengkuang 3. Air Terjun Ceuraceu
7 Km 2 Km 4 Km
35 Km 35 Km 35 Km
5 Sawang 1. Pantai Pasi Tuan Hilang 2. Air Terjun Tuwi Lhok 3. Pulau Ujung Serudung 4. Sungai Trieng Meuduro 5. Air Terjun Air Dingin
1 Km 5 Km 6 Km 6 Km 7 Km
22 Km 22 Km 22 Km 22 Km 22 Km
6 Samadua 1. Batu Berlayar 2. Sungai Sekabu 3. Sungai Lubuk Layu 4. Pantai Pasir Putih 5. Batu Sumbang
3 Km 5 Km 5 Km 6 Km 7 Km
10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km
7 Tapaktuan 1. Gunung Lampu 2. Makam, Tapak, Tongkat, Topi Tuan Tapa 3. Pantai Lhok Rukam 4. Air Terjun Tingkat Tujuh 5. Pantai Batu Merah 6. Pantai Rindu Alam 7. Gua Kalam 8. Panorama Hatta 9. Pasir Setumpuk Lhok Rukam 10. Kolam Renang Aroya 11. Mesjid Tuo 12. Bunker Jepang Kelurahan Hilir 13. Bevak Belanda Panton Luas 14. Lubuk Simerah 15. Pemandian Alam Pajupian
0,5 Km
1 Km 11 Km
7 Km 2 Km 2 Km 3 Km
10 Km 7 Km 1 Km
0,5 Km 0,5 Km
5 Km 1 Km
10 Km
0,5 Km
1 Km 11 Km
7 Km 2 Km 2 Km 3 Km
10 Km 7 Km 1 Km
0,5 Km 0,5 Km
5 Km 1 Km
10 Km 8 Pasie Raja
1. Batee Goa Panton Bili 2. Pasie Ladang Tuha 3. Pucok Krueng 4. Pantai Pasir Rasian Lancang
3 Km 1 Km 3 Km 6 Km
15 Km 15 Km 15 Km 15 Km
9 Kluet Utara 1. Makam Abuya Syech H. Jailani Musa 2. Pesantren Darul Rahmah 3. Pesantren Simpang Tiga 4. Pantai Darussadah 5. Kubah/Makam 6. Mesjid Tua/Kuta Pulo Kambeng 7. Pantai Kuala Bau
0,5 Km 0,5 Km
2 Km 0,5 Km
5 Km 3 Km 5 Km
28,5 Km 28,5 Km
29 Km 28,5 Km
33 Km 31 Km 33 Km
10 Kluet Tengah 1. Irigasi Gunong Pudong 2. Muara Simpali 3. Batu Hampa 4. Batu Sumbang
12 Km
8 Km 7 Km 8 Km
40 Km 40 Km 40 Km 40 Km
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
23
5. Alue Kejrun 6. Damar Buih
15 Km 20 Km
40 Km 40 Km
11 Kluet Timur 1. Irigasi Paya Dapur 2. Gunung Sikorong 3. Makam Tgk. Panglima Raja Lelo 4. Makam Badan Cut Ali Alur Mubrang 5. Batu Putri Alur Mubrang 6. Tapak Aulia 7. Air Terjun Simpali
3 Km 3 Km 1 Km
10 Km 10 Km
6 Km 8 Km
38 Km 38 Km 36 Km 45 Km 45 Km 41 Km 43 Km
12 Kluet Selatan 1. Makam Teuku Cut Ali 2. Pantai Cemara Lubuk Sipuru 3. Hutan Lindung 4. Pantai Ratu Sialang 5. Ujung Gunung Kalam Baluh Gelumbuk
0,5 Km
1 Km 6 Km
15 Km 3 Km
31,5 Km
32 Km 37 Km 46 Km 34 Km
13 Bakongan 1. Pantai Ujung Pulo Cut 2. Pulau Dua 3. Pantai Ujung Mangki 4. Pantai Ujung Kreung 5. Makam Teuku Raja Angkasah 6. Danau Laut Bangko 7. Pantai Ie Hitam
6 Km 3 Km 3 Km 4 Km
5,5 Km 12 Km
1 Km
66 Km 57 Km 57 Km 56 Km
65,5 Km 72 Km 61 Km
14 Bakongan Timur 1. Irigasi/Air Terjun Simpang Seubadeh 2. Pantai Lhok Jamin Seubadeh 3. Air Terjun/Sungai Seulekat Seubadeh
5 Km 3 Km 4 Km
76 Km 68 Km 75 Km
15 Trumon 1. Pantai Trumon 2. Pulau Trumon 3. Mesjid Tua/Makam Raja 4. Gunong Pinto Angen 5. Pantai Calok Bate 6. Alam Trumon 7. Benteng Kuta Bate Desa Keude 8. Komplek Rumah Raja Trumon 9. Batu Bertulis/Batu Bersurat Desa Panton Bili 10. Kuburan Nek Raya Bate Desa Kuta Tua 11. Lapangan Terbang Peninggalan Jepang 12. Makam Kuburan Syahid di G. Kapur
1 Km 5 Km
0,5 Km 8 Km 7 Km
1,5 Km 0,5 Km
3 Km 7 Km 3 Km 1 Km 7 Km
110 Km 114 Km
109,5 Km 117 Km 116 Km 109 Km
109,5 Km 112 Km 116 Km 112 Km 110 Km 116 Km
16 Trumon Timur 1. Gunung Tengku 2. Makam Tengku
6 Km 8 Km
120 Km 122 Km
Guna mengoptimalkan potensi parawisata tersebut, terbuka peluang bagi
investor untuk mengembangkan sarana dan prasarana wisata sehingga dapat menarik
minat wisatawan. Untuk menarik calon investor, pemerintah daerah berupaya
memberi kemudahan-kemudahan berupa pelayanan yang baik dalam pengurusan
usaha dan informasi yang jelas.
3.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan keseluruhan nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam suatu periode waktu
tertentu. PDRB dapat dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
24
perkembangan kemajuan dan kemunduran ekonomi suatu daerah. Selain itu PDRB
dapat pula mengindikasikan struktur ekonomi suatu daerah.
Tabel - 1.14
PDRB Kabupaten Aceh Selatan (ADHK)
No Tahun PDRB ADHK (Rp. Jutaan)
Pertumbuhan ( % )
1. 2005 1.092.287,92 4,39
2. 2006 1.129.691,38 3,42
3. 2007 1.160.532,85 2,73
4. 2008 1.202.675,33 3,63
5. 2009 1.248.606,34 3,82
6. 2010 1.301.047,81 4,27
7. 2011 1.357.643,39 4,35
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2005 perekonomian Kabupaten Aceh Selatan tumbuh sebesar 4,39%
dengan PDRB sebesar Rp.1.092.287,92 juta. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi
tersebut adalah sebesar 3,42% dengan jumlah PDRB sebesar Rp.1.129.691,38 juta dan
pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Selatan mencapai 4,27%
dengan PDRB sebesar Rp.1.301.047,81 juta. Untuk tahun 2011 pertumbuhan ekonomi
daerah adalah 4,35 % dengan PDRB sebesar Rp.1.357.643,39 juta.
Penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006-2007 disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain menurunnya laju pertumbuhan sektor pertanian yang
merupakan fundamental perekonomian daerah hingga minus 1,49 persen (tahun
2007). Penurunan ini disebabkan juga karena terlantarnya kegiatan pada sektor
dimaksud akibat konflik Aceh pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan
pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi juga oleh recoveri perekonomian Aceh
pasca konflik dan tsunami, dimana sektor rill relatif belum bergerak karena masih
dalam tahap pemulihan, dan hanya sektor bangunan dan jasa yang menunjukkan
adanya perkembangan yang disebabkan dari kegiatan BRR dalam rangka rehab rekon
pembangunan Aceh.
Grafik 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
25
Dilihat dari perkembangan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Aceh
Selatan, selama lima tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk
tahun 2005 income perkapita masyarakat Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar
Rp.8.039.684,70 meningkat pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp.12.086.021,98 pada
tahun 2010 dan sebesar Rp.13.311.524,49 pada tahun 2011.
Tabel - 1.15 PDRB Perkapita Aceh Selatan
No Tahun ADHB
(Rp.Juta) PDRB/Kapita
(Rp) ADHK
(Rp. Juta) PDRB/Kapita
(Rp)
1 2005 1.513.656,80 8.039.684,70 1.092.287,92 5.525.541,25
2 2006 1.643.705,50 8.039.684,70 1.129.691,38 5.525.541,25 3 2007 1.762.987,59 8.559.438,71 1.160.532,85 5.634.475,17
4 2008 1.983.011,71 9.433.255,05 1.202.675,33 5.721.167,98
5 2009 2.228.075,90 10.531.451,00 1.248.606,34 5.901.790,19
6 2010 2.473.609,86 12.086.021,98 1.301.047,81 6.356.900,77
7 2011 2.744.756,48 13.311.524,49 1.357.643,39 6.584.301,14
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Selatan
Grafik 2. Perkembangan PDRB Perkapita Aceh Selatan
Dari perhitungan yang dilakukan maka rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah
pada periode tersebut adalah sebesar 3,80 persen. Pertumbuhan ekonomi daerah
tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor primer, utamanya pertumbuhan pada
sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Tabel - 1.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Aceh Selatan
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011
1. Pertanian -0,34 0,47 1,20 2,28
2. Pertambangan dan Penggalian 7,43 0,65 0,90 3,97
3. Industri Pengolahan 6,23 5,53 2,79 4,07
4. Listrik dan Air Minum 2,11 1,64 0,95 2,31
5. Bangunan 4,69 5,74 5,80 4,95
-
MEMORI BUPATI ACEH SELATAN
MASA JABATAN 2008 - 2013
26
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,78 6,32 6,75 4,98
7. Pengangkutan dan Komunikasi 17,12 13,21 10,01 9,02
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,02 10,01 11,49 14,12
9. Jasa-jasa 4,85 3,47 4,82 4,75
Laju Pertumbuhan PDRB 3,63 3,82 4,27 4,35
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan
Secara faktual, struktur ekonomi Kabupaten Aceh Selatan memang masih bertumpu pada sektor pertanian dalam menggerakkan roda ekonomi daerah. Namun sampai saat ini pembangunan sektor pertanian yang telah dilakukan belum mampu menjadikan sektor tersebut menjadi sektor yang berbasis pada agrobisnis dan agro industri. Pemerintah Daerah sangat menyadari hal tersebut, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pembangunan pada sektor pertanian tersebut melalui perencanaan yang terintergrasi dengan melibatkan SKPK terkait dalam pelaksaannya, seperti pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang berbasis agribisnis, pengembangan sentra peternakan dan pembibitan ternak, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan kawasan perkebunan, pengembangan kawasan hutan tanam industri serta pengembangan kawasan industri (KI) pengolahan terpadu yang berbasis pertanian.
Selain sektor primer, pertumbuhan ekonomi daerah juga didorong oleh sektor sekunder yang terdiri dari sektor bangunan/kontruksi dan industri pengolahan serta sektor tersier.
Dalam tahun 2011, sektor primer memberi kontribusi sebesar 42,31 persen terhadap PDRB Kabupaten Aceh Selatan, diikuti sektor tersier dengan kontribusi sebesar 37,09 persen serta sektor skunder yang memberi kontribusi sebesar 20,61 persen.
Tabel - 1.17
Kotribusi Sektor Utama Ekonomi Terhadap PDRB (ADHB)
No U r a i a n 2008 2009 2010 2011
1. Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian
43,28 42,19 1,09
42,15 40,97
1,18
42,44 41,18 1,26
42,31 41,01
1,30
2. Sekunder Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan
19,78 4,19 0,23
15,36
20,14 4,04 0,22
15,88
20,34 3,97 0,20
16,16
20,61 3,88 0,20
16,53
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR