Memori Bupati Full

download Memori Bupati Full

If you can't read please download the document

Transcript of Memori Bupati Full

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

    LAMBANG DAERAH .................................................................................................. v

    PETA ADMINISTRASI KABUPATEN ACEH SELATAN .......................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. DASAR HUKUM ..................................................................................................... 1

    B. GAMBARAN UMUM DAERAH ............................................................................. 6

    1. KONDISI GEOGRAFIS DAERAH ...................................................................... 6

    2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS ................................................................ 7

    3. KONDISI EKONOMI ........................................................................................... 15

    C. VISI DAN MISI ........................................................................................................ 31

    D. TUJUAN DAN SASARAN ...................................................................................... 33

    E. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH ................................................... 36

    1. STRATEGI ........................................................................................................... 37

    2. ARAH KEBIJAKAN ............................................................................................ 47

    F. PRIORITAS DAERAH ............................................................................................. 52

    BAB II KEBIJAKAN DAERAH .......................................................................... 57

    A. PERATURAN DAERAH.......................................................................................... 57

    B. PERATURAN KEPALA DAERAH .......................................................................... 62

    C. KEPUTUSAN KEPALA DAERAH .......................................................................... 69

    D. HUBUNGAN KOORDINASI KEPALA DAERAH DENGAN LEMBAGA

    DAERAH DAN INSTANSI VERTIKAL .................................................................. 70

    E. PEMBINAAN PERANGKAT DAERAH .................................................................. 71

    F. PENGAWASAN ....................................................................................................... 71

    BAB III PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA.................................... 78

    A. FORMASI PEGAWAI .............................................................................................. 78

    B. PENGADAAN PEGAWAI ....................................................................................... 79

    C. PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI ......... 81

    D. KENAIKAN PANGKAT .......................................................................................... 82

    E. PENGANGKATAN DALAM JABATAN ................................................................. 84

    F. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI ........................................................ 85

    G. PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI ....................................................................... 88

    H. KESEJAHTERAAN PEGAWAI ............................................................................... 89

    I. PENGHARGAAN ...................................................................................................... 89

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    iv

    BAB IV KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ...... 91

    A. FUNGSI DAN HAKEKAT KEUANGAN DAERAH ............................................... 91

    B. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH .......................................................... 94

    C. PENGELOLAAN BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH ............................... 108

    BAB V PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ...... 117

    A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN ......................................................... 118

    B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN ...................................................... 337

    BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN............................... 385

    A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA ......................................................... 385

    B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ....................................................... 398

    BAB VII PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ............ 399

    A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ........................................................................... 399

    B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA............................................. 402

    C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH ............................ 409

    D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH .......................................................................... 411

    E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ..................................... 413

    F. PENGELOLAAN KAWASAN STRATEGIS ............................................................ 416

    G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM............. 420

    BAB VII PENUTUP ................................................................................................ 423

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Peratama-tama marilah kita menyampaikan Puji dan Syukur Kehadirat Allah

    SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya kita masih diberikan kesehatan

    kekuatan dalam melaksanakan berbagai aktivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

    Selanjutnya shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw,

    keluarga dan sahabat-sahabat beliau sekalian, dengan harapan kita tetap menjadi

    umatnya yang taat, patuh dan amanah sehingga tetap menjalankan syariat Islam secara

    kaffah di provinsi Aceh dan di Kabupaten Aceh Selatan khususnya, semoga Allah SWT

    meridhai kita semua. Amin

    Mengawali pengantar ini, dapat kami jelaskan bahwa saya Husin Yusuf, S.Pdi

    diangkat selaku Bupati Aceh Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri

    Nomor 131.11-84 Tahun 2008 Tanggal 25 Pebruari 2008 dan Sdr. Daska Aziz, S.Pd, MA

    selaku Wakil Bupati Aceh Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

    131.11-85 Tahun 2008 Tanggal 25 Pebruari 2008, sedangkan pelantikan dilaksanakan pada

    Hari Senin Tanggal 10 Maret 2008 dalam Sidang Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat

    Kabupaten Aceh Selatan yang bertempat di Gedung DPRK Aceh Selatan, dan merupakan

    jabatan Bupati dan Wakil Bupati perdana yang dipilih langsung oleh rakyat melalui

    Pemilukada yang berakhir pada 10 Maret 2013. Untuk mengisi kekosongan pimpinan

    daerah telah ditunjuk sdr. Drs. H. Harmaini, M.Si (Sekretaris Daerah Aceh Selatan)

    sebagai pelaksana harian Bupati Aceh Selatan sesuai dengan surat kawat Kementerian

    Dalam Negeri Nomor T.131.11/1502/OTDA tanggal 05 Maret 2013 dan surat kawat

    Sekretariat Daerah Pemerintah Aceh Nomor 131.11/12912 tanggal 06 Maret 2013.

    Memori Bupati Aceh Selatan disusun berdasarkan kelaziman dan konvensi yang

    berlaku dalam kesisteman penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dimana pada setiap

    peralihan kepemimpinan disertai dengan memori serah terima jabatan, hal ini bertujuan

    agar program yang telah disusun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Oleh karena

    itu program-program yang belum terlaksana dimasa kepemimpinan kami hendaknya

    dapat dilanjutkan pimpinan yang baru.

    Dari capaian kinerja selama periode 2008-2013 meskipun hasilnya cukup

    signifikan, namun dalam kenyataanya belum sebanding dengan essensial kebutuhan

    masyarakat. Untuk itu program dengan aksi nyata yang menyentuh kepentingan

    masyarakat pada semua lapisan perlu dipertajam.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    ii

    Sajian data dalam penyusunan memori ini telah dilakukan secara komprehensif

    dengan memperhatikan norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan, dengan

    catatan bahwa data keuangan tahun 2012 yang disajikan merupakan angka realisasi

    sementara dan belum diaudit (unaudited) oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK),

    sedangkan tahun 2013 masih dalam angka anggaran yang telah ditetapkan.

    Meskipun laporan ini telah dijadikan sebuah buku yang berisi narasi dan angka-

    angka, namun kekurangannya baik bentuk maupun isi tidak dapat kami elakkan.

    Betapapun kami telah berusaha untuk lebih baik, namun apa yang kita capai tidaklah

    sesempurna yang direncanakan. Tidak satu pun yang sempurna di dunia ini, kecuali

    yang datang dari Allah SWT pemilik kesempurnaan itu. Maka, pada tempatnyalah atas

    semua yang kita peroleh, kita selalu bersyukur dan berserah diri kepada Allah SWT.

    Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

    besarnya kepada segenap komponen masyarakat yang telah membantu kami dalam

    mewujudkan visi dan misi Aceh Selatan Periode 2008-2013, dan kami mengharapkan

    kepada seluruh komponen masyarakat, mari sama-sama kita mendukung Bupati dan

    Wakil Bupati Aceh Selatan Masa Jabatan 2013-2018 dalam menjalan roda pemerintahan

    di Aceh Selatan tercinta ini. Semoga dalam menjalankan tugas mendapat perlindungan

    dan mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Sekali lagi, taufiq dan hidayah Nya

    senantiasa kita harapkan, amin ya rabbal alamin.

    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Tapaktuan, 08 Maret 2013

    BUPATI ACEH SELATAN,

    HUSIN YUSUF

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. DASAR HUKUM

    Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu daerah otonom dalam Provinsi

    Aceh yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956, tentang

    Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah

    Provinsi Sumatera Utara. Undang-undang Nomor 7 (drt) Tahun 1956 tersebut secara

    yuridis menjadi dasar bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan di Kabupaten Aceh Selatan. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten semakin berkembang yang pada saat sekarang didasarkan pada Undang-

    undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, kecuali hal-hal yang

    tidak diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tersebut tetap

    mempedomani Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah

    yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

    Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

    Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.

    Di Era Otonomi Daerah saat ini, dengan diberlakukannya Undang-undang

    No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, maka hubungan kerja Kepala Daerah

    dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengalami perubahan yang cukup

    mendasar. Pemilihan langsung Kepala Daerah telah menyebabkan adanya kesetaraan

    dan kemitraan antara Kepala Daerah yang menjalankan fungsi Eksekutif dengan

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menjalankan fungsi Legislatif dalam

    menyelenggarakan Pemerintahan Daerah. Kondisi tersebut menjadi landasan bagi

    terbentuknya hubungan checks and Balances yang lebih seimbang antara Kepala

    Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

    B. GAMBARAN UMUM DAERAH

    1. KONDISI GEORAFIS DAERAH

    1.1. Batas Administrasi Daerah

    Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak

    di wilayah Barat Selatan dengan Ibukota Kabupaten adalah Tapaktuan. Secara

    administrasi pemerintahan sampai dengan tahun 1999 Kabupaten Aceh Selatan terdiri

    atas 18 Kecamatan (Kuala Batee, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, Manggeng,

    Labuhanhaji, Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Kluet Utara, Kluet Selatan,

    Bakongan, Trumon, Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau Banyak, Singkil), 87

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    2

    Kemukiman dan 522 Desa (497 Desa Status/Kelurahan, 1 Desa Non Status, dan 24

    UPT Transmigrasi). Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan kemasyarakatan

    Bupati di bantu oleh Tiga Pembantu Bupati dalalam tiga wilayah kerja yaitu :

    1. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Blangpidie :

    Terdiri dari Kecamatan Kuala Batee, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan,

    Manggeng dengan cakupan 129 Desa.

    2. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Bakongan :

    Terdiri dari Kecamatan : Labuhanhaji, Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan,

    Kluet Utara, Kluet Selatan, Bakongan dengan cakupan 217 Desa.

    3. Pembantu Bupati Wilayah Kerja Singkil :

    Terdiri dari Kecamatan : Trumon, Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau

    Banyak, Singkil dengan cakupan 152 Desa.

    Sejak isu pemekaran wilayah dikumandangkan oleh pemerintah pusat seiring

    dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah, Kabupaten Aceh Selatan telah mengalami dua kali pemekaran.

    Pertama, pemekaran sebahagian wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi

    Kabupaten Aceh Singkil berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1999, tanggal

    20 April 1999 yang meliputi Kecamatan Simpang Kiri, Simpang Kanan,

    Pulau Banyak, dan Singkil. Pada tahun 2000 Kabupaten Aceh Selatan

    melakukan dua pemekaran kecamatan yaitu Kecamatan Pasie Raja dan

    Kecamatan Babahrot sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Aceh

    Selatan Nomor 7 Tahun 2000. Sehingga pada akhir tahun 2001

    Kabupaten Aceh Selatan terdiri atas 16 Kecamatan (Kuala Batee,

    Babahrot, Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, Manggeng, Labuhanhaji,

    Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet

    Selatan, Bakongan, Trumon) 63 Kemukiman dan 375 Desa/Kelurahan

    (363 Desa Status, 11 Kelurahan, 1 Desa Non Status, 5 UPT

    Transmigrasi).

    Kedua, pemekaran bahagian lainnya wilayah Kabupaten Aceh Selatan menjadi

    Kabupaten Aceh Barat Daya berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002,

    tanggal 20 April 2002 yang meliputi Kecamatan Kuala Batee, Babahrot,

    Susoh, Blangpidie, Tangan-tangan, dan Manggeng. Pada tahun 2002

    Kabupaten Aceh Selatan melakukan enam pemekaran kecamatan yaitu

    Kecamatan Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji Timur, Kluet Tengah, Kluet

    Timur, Bakongan Timur dan Trumon Timur sesuai dengan Peraturan

    Daerah Kabupaten Aceh Selatan Nomor 2 Tahun 2002.

    Sehingga sejak tahun 2003 Kabupaten Aceh Selatan yang beribukota Tapaktuan

    terdiri atas 16 Kecamatan (Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur,

    Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Pasie Raja, Kluet Tengah, Kluet Utara, Kluet

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    3

    Timur, Kluet Selatan, Bakongan, Bakongan Timur, Trumon, Trumon Timur) 43

    Kemukiman dan 247 Desa/Kelurahan (237 Desa Status, 10 Kelurahan).

    Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000 wilayah daratan

    Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak pada 02 23 24 03 44 24 Lintang

    Utara (LU) dan 96 57 36 - 97 56 24 Bujur Timur (BT). Dengan batas-batas wilayah

    adalah :

    Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara

    Sebelah Timur : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil

    Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

    Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya

    Pada tahun 2007 dikeluarkannya Qanun Kabupaten Aceh Selatan Nomor 5

    Tahun 2007 Tanggal 21 Nopember 2007 tentang Pembentukan Gampong Arafah

    Kemukiman Suaq Kecamatan Samadua, maka secara administrasi Kabupaten Aceh

    Selatan tediri 16 Kecamatan, 43 Mukim, 238 Desa dan 10 Kelurahan.

    Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

    Pemerintahan Aceh, pembagian administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota terdiri

    berturut-turut atas Kecamatan, Mukim dan Gampong. Sehingga dalam rangka

    menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tersebut Kabupaten Aceh

    Selatan menetapkan Qanun Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penghapusan Kelurahan

    Menjadi Gampong.

    Tahun 2010 Kabupaten Aceh Selatan melakukan dua pemekaran kecamatan

    yaitu Kecamatan Kota Bahagia dan Kecamatan Trumon Tengah sesuai dengan Qanun

    Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Kota Bahagia dan Qanun

    Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Trumon Tengah. Sehingga

    pada awal tahun 2011 Kabupaten Aceh Selatan terdiri atas 18 Kecamatan, 43

    Kemukiman, dan 248 Gampong.

    Tabel - 1.1 Jumlah Kemukiman dan Gampong

    N0 KECAMATAN JUMLAH KEMUKIMAN JUMLAH GAMPONG 2008-2010 2011 - 2012 2008-2010 2011 - 2013

    1 Bakongan 4 2 15 5

    2 Kluet Utara 3 3 19 19

    3 Kluet Selatan 3 3 17 17

    4 Labuhanhaji 3 3 16 16

    5 Meukek 4 4 22 22

    6 Samadua 4 4 28 28

    7 Sawang 4 4 15 15

    8 Tapaktuan 2 2 15 15

    9 Trumon 3 2 16 12

    10 Pasie Raja 2 2 20 20

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    4

    11 Labuhanhaji Timur 2 2 11 11

    12 Labuhanhaji Barat 3 3 13 13

    13 Kluet Tengah 1 1 13 13

    14 Kluet Timur 2 2 7 7

    15 Bakongan Timur 1 1 7 7

    16 Trumon Timur 2 1 14 8

    17 Kota Bahagia - 2 - 10 18 Trumon Tengah - 2 - 10

    TOTAL 43 43 248 248

    Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Setdakab. Aceh Selatan.

    Pada tabel-1.1 tersebut di atas terlihat bahwa kecamatan yang memiliki

    gampong terbanyak adalah Kecamatan Samadua dengan 28 gampong dan yang

    memiliki jumlah gampong terkecil adalah Kecamatan Bakongan dengan 5 gampong.

    Kabupaten Aceh Selatan mencakup kawasan andalan pesisir pantai Barat dan

    Selatan Aceh, dimana sebahagian besar dari kawasan pemukiman diperkotaan

    berbatasan langsung dengan pesisir dan lautan Hindia. Bentuk dan pola pemukiman

    yang linier dengan jalan utama (kolektor primer) telah menghubungkan Kabupaten

    Aceh Selatan mulai dari jalan Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) Jeuram (Kabupaten

    Nagan Raya) Blangpidie (Kabupaten Aceh Barat Daya) Tapaktuan Bakongan

    (Kabupaten Aceh Selatan) Subulussalam (Kota Subulussalam) hingga ke daerah-

    daerah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kedudukan wilayah

    Kabupaten Aceh Selatan tersebut memiliki arti penting dan strategis, baik dari sisi

    ekonomi, politik, budaya serta stabilitas ketertiban dan keamanan.

    1.2. Luas Wilayah

    Luas wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan adalah 4.185,56 KM2 atau

    418.556 Ha yang meliputi daratan utama di pesisir Barat Selatan Provinsi Aceh.

    Sebagian besar daerah ini merupakan daratan dengan ketinggian diatas 500 meter dari

    permukaan laut (dpl), berupa hutan berbukit-bukit dengan tingkat kemiringan curam

    sampai terjal.

    Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 38,80% permukaan landai, 3,75% bentuk

    dataran, 6,65% bergelombang, 19,38% perbukitan, dan selebihnya 31,41%

    pegunungan. Kalau diklasifikasikan dalam bentuk slope (kelerengan), maka

    persentasenya adalah 49,20% dataran dengan kemiringan 0-15% sedangkan sisanya

    50,80% merupakan perbukitan dan pegunungan.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    5

    Tabel - 1.2 Luas Wilayah dan Sebaran Kemiringan

    Kecamatan Luas Total

    (Ha)

    Kemiringan Lereng (%)

    Datar

    (03%)

    Berombak

    (38%)

    Bergelombang

    (815%)

    Berbukit/

    Curam

    (1540%)

    Sangat

    Curam

    ( > 40%)

    1. Trumon 48 278.00 44 816.70 826.47 1 864.62 770.21 -

    2. Trumon Tengah - - - - - -

    3. Trumon Timur 67 285.00 54 483.72 408.95 6 116.26 1 164.70 -

    4. Bakongan 19 617.00 13 730.31 3 482.72 2 028.53 375.44 -

    5. Kota Bahagia - - - - - -

    6. Bakongan Timur 18 645.00 4 392.70 2 642.11 5 614.10 2 157.30 3 838.80

    7. Kluet Selatan 11 463.00 11 462.37 - - 0.63 -

    8. Kluet Timur 45 992.00 10 293.15 2 823.64 1 525.10 15 439.14 15 910.98

    9. Kluet Utara 7 370.00 4 993.48 - - - 2 376.52

    10. Pasieraja 10 037.00 2 595.16 - - 5 631.34 1 810.50

    11. Kluet Tengah 78 951.00 5 208.22 - 1 172.46 12 871.63 59 698.69

    12. Tapaktuan 10 203.00 1 820.08 0.14 1 717.40 5 298.00 1 367.38

    13. Samadua 10 666.00 913.04 1 472.29 2 012.92 5 948.54 319.21

    14. Sawang 19 781.00 1 633.78 3 517.84 3 321.35 7 786.68 3 521.36

    15. Meukek 46 533.00 2 464.62 504.56 2 470.22 12 173.63 28 919.96

    16. Labuhan Haj 5 383.00 593.45 - - 1 788.08 3 001.47

    17. Labuhan Haj Timur 9 448.00 1 048.97 - - 2 569.67 5 829.36

    18. Labuhan Haj Barat 8 904.00 1 965.42 - - 2 045.54 4 888.04

    Aceh Selatan 418 556.00 162 415.17 15 678.70 27 842.97 81 131.89 131 487.27

    Presentase 100.00 38.80 3.75 6.65 19.38 3.,41

    Sumber: Peta Kemiringan Lahan Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)

    1.3. Topografis Daerah

    Sebaran curah hujan di Kabupaten Aceh Selatan berkisar dari 2500-3750

    mm/tahun-1 sehingga digolongkan kedalam tipe iklim A-1. Curah hujan tertinggi

    35003750 mm/tahun-1 terjadi di Sebelah Selatan Kecamatan Kluet Selatan, Sebelah

    Selatan Kecamatan Trumon dan Trumon Timur, sedangkan yang terendah 25002750

    mm/tahun-1 terjadi di Sebelah Timur Laut Kecamatan Trumon Timur. Sebagian Besar

    atau 54,32% dari wilayah Kabupaten Aceh Selatan memiliki curah hujan 32503500

    mm/tahun-1 dan hampir jatuh di setiap kecamatan. Curah hujan di wilayah lumbung

    beras, yaitu: Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Pasie Raja, dan Kecamatan Kluet

    Selatan berkisar antara 3250-3750 mm/tahun-1.

    Curah hujan yang tinggi tersebut menyebabkan Kabupaten Aceh Selatan

    rentan terhadap bahaya banjir dan tanah longsor, namum disisi lain ketersediaan air

    yang berlimpah ini harus dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan produksi

    pangan, terutama untuk sumber air irigasi serta dapat pula dipergunakan untuk

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    6

    keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga

    Mikro Hidro (PLTMH). Hal ini didukung pula dengan keberadaan beberapa sungai

    besar dan kecil yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Aceh

    Selatan. Untuk itu kita harus tetap menjaga kelestarian alam khususnya hutan tropis

    di Kabupaten Aceh Selatan, sehingga tidak mengganggu ekosisten DAS (daerah aliran

    sungai) yang ada.

    Karena kehidupan ekonomi masyarakat bagian hulu DAS dengan pola per-

    tanian yang tanpa disertai kaedah-kaedah konservasi tanah dan air, ternyata

    berpengaruh nyata terhadap kehidupan masyarakat di bagian hilir DAS. Kejadian

    banjir dan kekeringan di daerah hilir tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan perubahan

    penggunaan lahan di daerah hulu.

    Tabel - 1.3 Luas Distribusi Curah Hujan

    Kecamatan Luas Total

    (Ha)

    Luas distribusi curah hujan (mm/tahun-1)

    2500-2750 (Ha)

    2750-3000 (Ha)

    3000-3250 (Ha)

    3250-3500 (Ha)

    3500-3750 (Ha)

    1. Trumon 48 278 - - 2 625.82 17 977.60 27 674.58

    2. Trumon Tengah - - - - - -

    3. Trumon Timur 67 285 89.16 13 015.53 24 619.04 21 628.31 7 932.96

    4. Bakongan 19 617 - - 39.42 18 332.48 1 245.10

    5. Kota Bahagia - - - - - -

    6. Bakongan Timur 18 645 - - - 9 961.41 8 683.59

    7. Kluet Selatan 11 463 - - - 5 607.92 5 855.08

    8. Kluet Timur 45 992 - - - 45 992.00 -

    9. Kluet Utara 7 370 - - - 7 370.00 -

    10. Pasieraja 10 037 - - - 10 037.00 -

    11. Kluet Tengah 78 951 - 1 108.05 31 779.23 46 063.73 -

    12. Tapaktuan 10 203 - - - 10 203.00 -

    13. Samadua 10 666 - - - 10 666.00 -

    14. Sawang 19 781 - - 3 132.32 16 648.68 -

    15. Meukek 46 533 - 866.05 39 338.62 6 328.34 -

    16. Labuhan Haj 5 383 - 72.91 5 310.09 - -

    17. Labuhan Haj Timur 9 448 - 47.99 8 869.08 530.93 -

    18. Labuhan Haj Barat 8 904 - 220.86 8 683.14 - -

    Aceh Selatan 418 556 89.16 15 331.39 124 396.80 227 347.40 51 391.31

    Presentase 100 0.02 3.66 29.72 54.32 12.28

    Sumber: Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)

    Daerah aliran sungai (DAS) yang secara administrasi berada dalam Kabupaten

    Aceh Selatan terdiri dari DAS Kluet (210.905.40 ha atau 50.39%), DAS Sikulat

    (38.891.28 ha atau 9.29%), DAS Trumon (99.658.32 ha atau 23.81%) DAS Singkil

    (55.224,13 ha atau 9,29%) dan DAS Baru (13.876,80 ha atau 3,32%). Sebagian besar

    wilayah bagian hulu DAS di Kabupaten Aceh Selatan termasuk dalam kawasan

    lindung. Luas masing-masing DAS menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel-1.4.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    7

    Daerah aliran sungai dengan luas sawah terluas berada di hilir DAS Kluet yang

    meliputi Kecamatan Kluet Tengah, Kluet Timur, Kluet Utara, Kluet Selatan, dan

    Pasieraja. Pada bagian hilir DAS Kluet terdapat Daerah Irigasi terluas yaitu irigasi

    Gunung Pudung dengan luas 2.250 Ha, dengan sumber airnya berasal dari Krueng

    Kluet. Daerah Irigasi Gunung Pudung mengairi irigasi teknis mencapai 2.250 Ha, yang

    sebagian besar berada di Kecamatan Kluet Utara 1.247.40 Ha dan Kecamatan Kluet

    Timur 987 Ha.

    Tabel - 1.4 Luas Daerah Aliran Sungai Utama

    Kecamatan Luas Total

    (Ha)

    Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Kluet (Ha)

    Trumon (Ha)

    Sikulat (Ha)

    Singkil (Ha)

    Baru (Ha)

    1. Trumon 48 278 - 17 754.48 - 30 523.52 -

    2. Trumon Tengah - - - - - -

    3. Trumon Timur 67 285 - 44 717.89 - 22 567.11 -

    4. Bakongan 19 617 671.13 18 945.87 - - -

    5. Kota Bahagia - - - - - -

    6. Bakongan Timur 18 645 - 16 876.24 - 1 768.76 -

    7. Kluet Selatan 11 463 10 935.14 386.06 - 141.79 -

    8. Kluet Timur 45 992 44 990.38 977.78 - 23.84 -

    9. Kluet Utara 7 370 7 309.55 - - 60.45 -

    10. Pasieraja 10 037 6 856.37 - 3 180.63 - -

    11. Kluet Tengah 78 951 78 781.89 - 30.43 138.66 -

    12. Tapaktuan 10 203 4 908.51 - 5 294.49 - -

    13. Samadua 10 666 4 575.36 - 6 090.64 - -

    14. Sawang 19 781 10 473.19 - 9 307.81 - -

    15. Meukek 46 533 34 918.90 - 10 981.81 - 632.19

    16. Labuhan Haj 5 383 1 304.32 - - - 4 078.68

    17. Labuhan Haj Timur 9 448 4 490.00 - 4 005.37 - 952.62

    18. Labuhan Haj Barat 8 904 690.69 - - - 8 213.31

    Aceh Selatan 418 556 210 905.40 99 658.32 38 891.28 55 224.13 13 876.80

    Presentase 100 50.39 23.81 9.29 13.19 3.32

    Sumber: Draft RTRWK Aceh Selatan 2007, diolah (2011)

    2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS

    3.1. Laju Pertumbuhan Penduduk

    Penduduk Kabupaten Aceh Selatan dari tahun ke tahun terus bertambah, pada

    tahun 2008 penduduk Kabupaten Aceh Selatan berjumlah 207.227 jiwa. Pada akhir

    tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 222.849 jiwa yaitu

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    8

    mengalami peningkatan sebanyak 15.622 jiwa atau 7,54%. Kecamatan yang memiliki

    jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kluet Utara yaitu 24.135 jiwa dan

    yang memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Trumon yaitu 4.810 jiwa.

    Perkembangan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan dalam kurun waktu lima

    tahun terakhir memperlihatkan angka yang fluktuatif, hal ini dipengaruhi oleh faktor

    kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Sepanjang tahun 2008-2012, jumlah

    penduduk di Kabupaten Aceh Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata 0,58% per

    tahun. Secara rinci jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel

    di bawah ini:

    Tabel - 1.5 Laju Pertumbuhan Penduduk

    N0 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN PENDUDUK

    2008 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012

    1 Bakongan 11.276 11.338 11.426 5.273 5.310 0,55 0,77 -116,69 0,70

    2 Kluet Utara 23.880 23.891 24.108 23.917 24.135 0,05 0,90 -0,80 0,90

    3 Kluet Selatan 13.010 13.051 13.187 13.362 13.658 0,31 1,03 1,31 2,17

    4 Labuhanhaji 13.177 13.180 13.310 13.578 13.786 0,02 0,98 1,97 1,51

    5 Meukek 20.699 20.709 20.875 20.992 21.015 0,05 0,80 0,56 0,11

    6 Samadua 15.680 15.740 15.882 15.978 15.734 0,38 0,89 0,60 -1,55

    7 Sawang 14.777 14.719 14.909 15.008 15.180 -0,39 1,27 0,66 1,13

    8 Tapaktuan 24.665 24.632 25.023 23.882 23.847 -0,13 1,56 -4,78 -0,15

    9 Trumon 5.941 5.914 5.982 5.155 4.810 -0,46 1,14 -16,04 -7,17

    10 Pasie Raja 15.651 15.735 15.924 16.104 16.481 0,53 1,19 1,12 2,29

    11 Labuhanhaji Timur 10.014 10.074 10.132 10.188 10.137 0,60 0,57 0,55 -0,50

    12 Labuhanhaji Barat 17.400 17.492 17.623 17.553 17.818 0,53 0,74 -0,40 1,49

    13 Kluet Tengah 6.258 6.231 6.293 6.492 6.300 -0,43 0,99 3,07 -3,05

    14 Kluet Timur 9.487 9.439 9,505 9.658 10.100 -0,51 0,69 1,58 4,38

    15 Bakongan Timur 5.140 5.151 5.203 5.287 5.390 0,21 1,00 1,59 1,91

    16 Trumon Timur 10.656 10.643 10.737 7.094 7.245 -0,12 0,88 -51,35 2,08

    17 Kota Bahagia 6.335 6.434 1,54

    18 Trumon Tengah 5.275 5.469 3,55

    TOTAL 217.711 217.939 220.119 221.131 222.849 0,10 0,99 0,46 0,77

    Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Aceh Selatan

    Selanjutnya berdasarkan Sex Ratio Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun

    2012 dengan rincian 111.484 jiwa laki-laki dan 111.365 jiwa perempuan atau

    memperlihatkan sex ratio 1,001 laki-laki terhadap perempuan atau lebih banyak

    penduduk laki-laki 0,107% dari perempuan. Komposisi penduduk ini mengisyaratkan

    kesetaraan dan pelibatan gender pada proses pembangunan perlu mendapatkan

    perhatian yang sungguh-sungguh dalam kebijakan pembangunan daerah kedepan.

    Lebih rinci mengenai jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan menurut jenis

    kelamin per kecamatan dapat dilihat pada tabel-I.6.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    9

    Tabel - I.6 Penduduk, Kepala Keluarga dan Bangunan Rumah

    di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012

    No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah

    Kepala Keluarga

    Jumlah Bangunan

    Rumah Laki-laki

    Perem-puan

    Total

    1. Bakongan 2.596 2.714 5.310 1.547 941

    2. Kluet Utara 12.062 12.073 24.135 6.943 5.813

    3. Kluet Selatan 6.771 6.887 13.658 3.881 2.756

    4. Labuhanhaji 6.880 6.906 13.786 3.858 3.038

    5. Meukek 10.390 10.625 21.015 6.053 4.942

    6. Samadua 7.740 7.994 15.734 5.067 4.124

    7. Sawang 7.625 7.555 15.180 4.742 3.581

    8. Tapaktuan 11.741 12.106 23.847 6.990 5.484

    9. Trumon 2.473 2.337 4.810 1.404 1.175

    10. Pasie Raja 8.332 8149 16.481 4.575 4.094

    11. Labuhanhaji Timur 5.158 4.979 10.137 2.823 2.597

    12. Labuhanhaji Barat 9.059 8.759 17.818 5.449 4.051

    13. Kluet Tengah 3.194 3.106 6.300 1.860 1.756

    14. Kluet Timur 5.048 5.052 10.100 2.968 2.462

    15. Bakongan Timur 2.726 2.664 5.390 1.523 1.401

    16. Trumon Timur 3.662 3.583 7.245 1.962 1.318

    17. Kota Bahagia 3.226 3.208 6.434 1.894 1.247

    18. Trumon Tengah 2.801 2.668 5.469 1.487 1.453

    J u m l a h 111.484 111.365 222.849 65.026 52.233

    Sumber : Dinasdukcapil Aceh Selatan.

    Indikator kependudukan memiliki arti yang sangat penting dari sisi ekonomi.

    Dalam analisa ekonomi apabila pertumbuhan penduduk sama dengan pertumbuhan

    ekonomi maka pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan membawa perubahan

    terhadap pertambahan pendapatan perkapita, dengan demikian dapat diartikan bahwa

    pertumbuhan ekonomi tersebut sama dengan zero (Zero Growth).

    3.2. Penduduk dan Tenaga Kerja

    Tenaga Kerja (Man Power) adalah Jumlah Penduduk suatu daerah yang dapat

    memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa bila ada permintaan terhadap tenaga

    kerja, dan mereka mau berpatisipasi dalam aktivitas tersebut. Sementara Angkatan

    Kerja (Labor Force) merupakan bahagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    10

    atau berusaha untuk terlibat dalam usaha memproduksi barang dan jasa. Selanjutnya

    bukan angkatan kerja (Not in the labor force) adalah bahagian dari tenaga kerja (Man

    Power) yang tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa mereka

    adalah bahagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat dalam kegiatan

    produktif.

    Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk

    dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja

    dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih,

    seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, tenaga kerja dibedakan

    menjadi: angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar

    kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain

    bekerja). Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap

    masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi

    penduduk yang akan masuk pasar kerja. Sedangkan, bukan angkatan kerja adalah

    bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari kerja. Klasifikasi

    penduduk terhadap ketenagakerjaan dapat dilihat alur berikut :

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    11

    Tabel - 1.7 Depedensi Ratio Penduduk

    No Uraian Tahun

    2008 2009 2010 2011 2012

    1 Penduduk < 15 dan > 64 tahun 79.251 79.760 73.509 79.708 79.799

    2 Penduduk 15 64 tahun 130.964 131.804 128.494 141.423 143.050

    3 Rasio ketergantungan 60,05 60,51 57,21 56,36 55,78

    Sumber : Dinasdukcapil Aceh Selatan.

    Berdasarkan data kependudukan dari table-1.7 dapat diketahui bahwa usia

    produktif (usia kerja) pada kelompok umur 15 hingga 64 tahun pada tahun 2012

    berjumlah 143.050 jiwa. Namun tidak semua penduduk yang berada pada usia

    produktif tersebut dikatakan tenaga kerja. Karena sebagian besar dari kelompok umur

    tersebut 15-19 tahun masih banyak yang merupakan siswa sekolah dan kelompok

    umur 20-25 tahun juga masih banyak yang melanjutkan pendidikan pada tingkat

    pendidikan tinggi.

    Dari perhitungan terhadap Dependensi Ratio Kabupaten Aceh Selatan, dapat

    diketahui bahwa Depedensi Ratio Penduduk Kabupaten Aceh Selatan tahun 2012

    adalah sebesar 55,78 ini bermakna untuk setiap 100 orang penduduk Kabupaten Aceh

    Selatan yang produktif harus menanggung beban 56 orang yang tidak produktif.

    Tabel - 1.8

    Statistik Ketenagakerjaan

    No Indikator Tahun

    2008 2009 2010 2011 1 Tenaga Kerja 137.862 163.946 137.223 143.674 2 Angkatan Kerja 84.006 82.754 94.028 92.138 -Bekerja 76.588 75.169 87.446 86.232 -Pengangguran 7.418 7.585 6.582 5.906

    3 Bukan Angkatan Kerja 53.856 81.192 43.195 51.536 -Sekolah 15.147 35.757 19.230 19.422 -Pengurus RT 30.656 37.412 19.514 26.470 -Lainnya 8.053 8.023 4.451 5.644

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

    Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Aceh Selatan dalam 4 tahun terakhir

    menunjukkan angka yang fluktuatif, yaitu dari 84.006 orang pada tahun 2008

    menjadi 82.754 orang pada tahun 2009, 94.028 orang pada tahun 2010 dan 92.138

    orang pada tahun 2011. Sementara rasio penduduk yang bekerja mengalami

    peningkatan yaitu dari 0,912 pada tahun 2008 menjadi 0,936 pada tahun 2011.

    Peningkatan rasio penduduk yang bekerja tersebut telah membawa konsekuensi

    positif bagi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Aceh Selatan,

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    12

    yaitu dari 8,83% pada tahun 2008 menjadi 6,41% pada tahun 2011. Kedepan

    Pemerintah Daerah tetap terus mengupayakan penciptaan dan pembukaan lapangan

    kerja melalui pelatihan keterampilan dan kewirausahaan untuk menekan angka

    pengangguran tersebut.

    Tabel - 1.9

    Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012 Berdasarkan Lapangan Pekerjaan

    No U r a i a n Laki-laki Perempuan Jumlah %

    1. Pertanian, Perkebunan,

    Peternakan, Kehutanan dan

    Perikanan

    26.509 4.187 30.696 13,77

    2. Pertambangan dan

    Penggalian

    220 0 220 0,10

    3 Industri Pengolahan 5 1 6 0,00

    4. Listrik, Gas dan Air Bersih 23 1 24 0,01

    5. Kontruksi 9 0 9 0,00

    6. Perdagangan, Hotel dan

    Restoran

    2.085 286 2.371 1,06

    7. Pengangkutan dan

    Komunikasi

    1.085 2 1.087 0,49

    8. Keuangan, Real Estat dan

    Jasa Persewaan

    154 32 186 0,08

    9. Perusahaan 8.805 1.203 10.008 4,49

    10. Jasa jasa 2.745 613 3.358 1,51

    11. PNS 2.327 1.624 3.951 1,77

    12. Lain-lain 67.517 103.416 170.933 76,70

    Total 111.484 111.365 222.849 100,00

    Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

    merupakan lapangan kerja yang banyak di tekuni yaitu mencapai 13,77% dari jumlah

    penduduk atau 59,13% dari penduduk yang bekerja tetap 51.916 jiwa, diikuti oleh

    sektor jasa-jasa dan perdagangan, hotel dan restoran. Kondisi ini menunjukkan sektor

    pertanian masih dominan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Selatan.

    Seiring dengan terjadinya tranformasi perekonomian daerah maka profesi

    penduduk yang berkeja sebagai petani juga sudah mulai menurun. Sementara

    penduduk yang bekerja pada sektor jasa dan manufaktur relatif meningkat jumlahnya

    dalam proporsi penduduk yang bekerja di Kabupaten Aceh Selatan.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    13

    3.3. Penduduk dan Kemiskinan.

    Masalah kemiskinan merupakan masalah krusial yang masih dihadapi oleh

    Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Penurunan angka kemiskinan

    merupakan target dari kebijakan pembangunan yang harus dicapai setiap tahunnya.

    Kemiskinan dapat berupa kemiskinan absolut maupun kemiskinan Struktural.

    Kemiskinan absolut, ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi

    kebutuhan pokok minimum. Untuk melihat penduduk miskin dunia, biasanya Bank

    Dunia menggunakan garis kemiskinan US 1 dollar atau US 2 dollar per hari.

    Kemiskinan struktural lebih disebabkan oleh faktor geografis daerah, seperti

    kemiskinan karena lokasi yang terisolir, sehingga masyarakat tidak dapat memberdaya

    ekonominya dan tidak mendapat pelayan pendidikan dan kesehatan yang baik karena

    terbatasnya akses untuk hal tersebut.

    Untuk mengukur kemiskinan tersebut, BPS menggunakan konsep kemampuan

    penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs approach). Menurut

    BPS penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per

    kapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Sedangkan Garis Kemiskinan adalah nilai

    pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori

    per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non makanan yang mencakup

    perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan

    dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan

    dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan

    pendekatan ini dapat dihitung Head count Index (HCI), yaitu persentase penduduk

    yang berada dibawah garis kemiskinan.

    Berdasarkan metode ini, maka garis kemiskinan dan persentase penduduk

    miskin di Kabupaten Aceh selatan dapat dilihat dalam tabel 1.10

    Tabel - 1.10 Jumlah Penduduk Miskin

    No Tahun Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk

    Miskin % Penduduk

    Miskin

    1 2007 196.167 49.800 24,72

    2 2008 203.761 38.820 19,40

    3 2009 236.741 35.410 17,50

    4 2010 257.640 32.200 15,93

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

    Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Selatan selama tiga tahun terakhir

    menunjukkan adanya penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase penduduk

    miskin yang semakin berkurang. Pada tahun 2007 persentase penduduk miskin di

    Aceh Selatan sebesar 24,72 persen atau 49.800 jiwa, turun menjadi 19,40 persen pada

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    14

    tahun 2008 dan 15,93 persen atau tinggal sebesar 32.200 jiwa pada tahun 2010. Secara

    faktual berdasarkan data-data tersebut mengindikasikan juga bahwa pemerintah

    berhasil menurunkan angka kemiskinan tersebut di Kabupaten Aceh Selatan. Angka

    Garis Kemiskinan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini

    mengindikasikan juga meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat guna

    memenuhi pengeluaran minimun penduduk untuk makanan dan non makanan.

    Diharapkan dengan membaiknya kondisi perekonomian daerah jumlah

    penduduk miskin tersebut akan dapat diturunkan lagi pada tahun mendatang seiring

    dengan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh

    Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Dan yang perlu mendapat perhatian lebih

    adalah bagaimana membuat perencanaan pengurangan jumlah penduduk miskin

    tersebut tepat sasaran. Ketepatan tersebut harus didukung dengan adanya identifikasi

    dan verifikasi berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai

    dengan kondisi lokalitas Kabupaten Aceh Selatan. Untuk itu Kedepan diperlukan pula

    upaya melakukan up-dating data kemiskinan tersebut agar proses percepatan

    penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran

    Perusahaan yang menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Selatan untuk turut

    serta dalam menyalurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai

    bentuk tanggung jawab sosial perusahaan juga perlu didorong terus menerus.

    3.4. Perhubungan.

    Dalam kontek ekonomi kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan dalam

    peta Provinsi Aceh memiliki arti penting dan strategis utamanya terhadap akses

    transportasi/perhubungan bagi beberapa kabupaten lainnya di Pesisir Barat Aceh

    untuk menuju pusat pasar utama pulau sumatera yaitu Medan.

    Dengan kedudukannya ini memudahkan bagi Kabupaten Aceh Selatan untuk

    melakukan transaksi ekonomi dengan wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Aceh

    Barat, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Barat Daya. Kabupaten Aceh

    Selatan juga merupakan salah satu pintu gerbang utama untuk menuju Kabupaten

    Simeulu, sehingga memberi peluang kepada pengusaha daerah Kabupaten Aceh

    Selatan untuk menjadi pemasok berbagai kebutuhan barang dan jasa ke Kabupaten

    Simeulu.

    Kondisi tersebut di atas tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana

    transportasi darat, laut dan udara yang sudah ada walaupun belum cukup memadai.

    Sektor Pengangkutan dan komunikasi merupakan salah satu sektor yang sangat urgen

    dalam mengembangkan ekonomi dan pembangunan daerah. Di Kabupaten Aceh

    Selatan, Sektor ini terdiri dari subsektor Angkutan Darat, Angkutan Laut, Sungai dan

    Danau, Angkutan Udara serta sub sektor Komunikasi.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    15

    Mengingat begitu pentingnya peranan sektor pengangkutan dan transportasi

    ini dalam mengembangkan perekonomian daerah, juga telah direspon oleh

    pemerintah Daerah melalui berbagai program dan kegiatan prioritas Pembangunan

    sarana dan prasarana perhuhubungan tersebut pada tahun 2011. Pemerintah Daerah

    juga menyadari masih terdapat beberapa permasalahan disektor perhubungan yang

    harus mendapat penanganan yang serius seperti masih kurangnya sarana transportasi

    ke daerah pedalaman dan terpecil, serta penanganan beberapa ruas jalan negara dan

    jalan propinsi yang melintasi Kabupaten Aceh Selatan.

    Tabel - 1.11

    Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Terhadap PDRB (ADHB)

    No Sektor/sub sektor 2008 2009 2010 2011

    1. Pengangkutan & Komunikasi 3,67 3,90 3,83 3,91

    2. Angkutan Darat 2,38 2,61 2,59 2,66

    3. Angkutan Laut 0,17 0,18 0,17 0,17

    4. Jasa Penunjang ankt 0,01 0,01 0,01 0,01

    5. Komunikasi 1,10 1,10 1,06 1,07

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan.

    3. KONDISI EKONOMI

    3.1. Potensi Unggulan Daerah

    3.1.1. Sektor Pertanian

    Pertanian merupakan sektor yang dominan dan memegang peran penting

    dalam perekonomian Kabupaten Aceh Selatan. Sebagai daerah agraris, pengembangan

    sektor pertanian di Kabupaten Aceh Selatan memiliki arti yang sangat strategis dan

    menjadi salah satu fokus dalam rangka pemulihan ekonomi rakyat, karena sektor ini

    merupakan tulang punggung ekonomi daerah. Apabila sektor ini tidak berkembang

    maka dapat dipastikan ekonomi daerah akan rapuh dan disisi lain apabila sektor

    tersebut mengalami kemajuan maka posisi ekonomi daerah akan ikut kuat, jelasnya

    sektor pertanian tersebut merupakan fundamental ekonomi Kabupaten Aceh Selatan.

    Saat ini lebih dari 40 persen komposisi PDRB Kabupaten Aceh Selatan berasal

    dari sektor pertanian dan sampai saat ini sektor pertanian (pertanian tanaman pangan,

    peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan) masih merupakan sektor yang

    relatif dominan dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Aceh Selatan.

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    16

    Pada umumnya usaha tani di Kabupaten Aceh Selatan merupakan pertanian

    rakyat yang diusahakan dengan tujuan utamanya untuk memenuhi memenuhi

    kebutuhan kehidupan (subsistensi) petani dan keluarganya. Jadi masih merupakan

    usaha tani keluarga (family farm) yang berorintasi pada pendapatan keluarga, belum

    berkembang menjadi usaha agrobisnis yang beroientasi pada keuntungan.

    Melihat strategisnya sektor tersebut dalam pemberdayaan ekonomi rakyat,

    membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan meresponnya melalui

    pemberian prioritas dan alokasi anggaran yang relatif besar untuk sektor dimaksud

    dalam pembangunan daerah.

    Peluang pengembangan usaha disektor ini masih sangat memungkinkan,

    karena didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas. Dari potensi lahan

    pertanian seluas 239.362 Ha, yang telah dimanfaatkan untuk persawahan baru

    mencapai 17.800 Ha sehingga masih terdapat peluang pengembangan seluas 221.562

    Ha. Sampai saat ini sektor pertanian tersebut menghidupi 37.420 RT Petani dan

    terdapat 855 kelompok tani. Sementara jumlah tenaga penyuluh pertanian adalah

    sejumlah 194 orang dengan 42 PNS dan 152 Non PNS yang tersebar pada 18

    Kecamatan.

    3.1.2. Tanaman Pangan dan Hotikultura.

    Untuk tanaman pangan, komoditas unggulan yang banyak diusahakan oleh

    petani adalah padi, jagung, kacang tanah, dan kacang kedelai. Sedangkan komoditi

    lainnya dikembangkan sebagai tanaman sela (tumpang sari). Sementara untuk

    tanaman holtikultura yang terdiri dari palawija dan buah-buahan, komoditi unggulan

    yang dibudidayakan diantaranya adalah cabe, terong, tomat, mangga, rambutan dan

    durian.

    3.1.3. Perkebunan dan kehutanan.

    Kabupaten Aceh Selatan memiliki potensi kawasan hutan seluas 282.572 Ha,

    terdiri dari hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi. Disamping itu juga

    terdapat lahan kritis (eks HPH) dan Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sudah

    mulai digunakan untuk perkebunan, perumahan, pertambangan dan lain-lain.

    Pala merupakan komoditi unggulan Kabupaten Aceh Selatan dan salah satu

    unsur penting dalam perekonomian masyarakat. Di Kabupaten Aceh Selatan luas areal

    komoditas pala mencapai 15.750 Ha, dan pada umumnya kebun pala yang dimiliki

    masyarakat sebahagian besar diperoleh dari warisan turun temurun.

    Kendati demikian pasca serangan hama dan penyakit pala, masyarakat sudah

    mulai menanam komoditi perkebunan lainnya seperti coklat, pinang, kelapa sawit dan

    nilam. Namun demikian mengingat pala merupakan komoditi historis, pemerintah

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    17

    daerah tetap berupaya melestarikan tanaman tersebut. Selain pala, komoditi

    perkebunan yang memiliki potensi dikembangkan di Kabupaten Aceh Selatan adalah

    nilam, kakao, kelapa, kelapa sawit, pinang dan beberapa komoditi perkebunan

    lainnya.

    Untuk sektor kehutanan masih terdapat beberapa kendala dalam

    pengembangannya yang disebabkan beberapa hal :

    1. Pada umumnya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan jangka waktu

    panjang.

    2. Pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya) juga merupakan hasil

    akhir.

    3. Nilai hutan tidak dapat lansung diukur dengan harga pasar yang ada. Jadi

    adanya jarak waktu (gestation period) yang relatif panjang antara pengeluaran biaya yang dilakukan petani/pengusaha dengan penerimaan hasil penjualannya.

    Walaupun demikian ada juga masyarakat Aceh Selatan, yang melakukan

    berbagai aktifitas disektor tersebut, diantaranya pemungutan hasil hutan

    seperti damar, rotan dan lain-lain yang bersifat ektraktif, yatu pengambilan hasil dari alam tanpa ada usaha untuk mengembalikan sebahagian hasilnya

    untuk keperluan pengambilan dikemudian hari. Jabon, jati, mahoni merupakan

    jenis kayu yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Hutan Tanam

    Industri (HTI) di Kabupaten Aceh Selatan.

    3.1.4. Peternakan.

    Hingga saat ini kebutuhan daging baik sapi, kerbau dan kambing untuk

    kebutuhan masyarkat Kabupaten Aceh Selatan sebahagian besar berasal dari daerah

    sendiri. Namun untuk ayam pedaging dan telur sebahagian besar masih dipasok dari

    luar daerah, terutama dari Medan (Sumatera Utara). Pada umumnya kegiatan

    peternakan tersebut masih merupakan usaha sambilan keluarga dalam skala kecil-

    kecilan. Pada hal potensi pengembangan kegiatan peternakan, khususnya ternak

    unggas di Kabupaten aceh Selatan merupakan usaha yang menjanjikan. Disamping

    ketersediaan lahan dan bahan baku makanan (pakan), Kabupaten Aceh Selatan juga

    memiliki tenaga teknis dan profesional dibidang peternakan. Salah satu faktor

    kesulitan bagi petani ternak dalam mengembangkan usahanya adalah belum adanya

    pabrik pengolahan makanan ternak.

    Pemerintah daerah juga menyadari bahwa kebijakan pembangunan

    perternakan selama ini melalui program pemberian (bagi-bagi) bibit ternak ternyata

    belum memberikan hasil yang memuaskan dan cenderung disalahgunakan oleh

    penerima bantuan. Oleh karena itu kedepan pola tersebut perlu dirobah, melalui

    pendirian balai penangkaran dan pengadaan bibit ternak seperti Tapos dengan

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    18

    melibatkan SDM peternakan yang ada di daerah baik dari PNS maupun Non PNS .

    Sehingga masyarakat yang membutuhkan bibit ternak dapat membelinya dengan

    harga yang terjangkau disamping juga dapat memasukan PAD untuk daerah, sekaligus

    pemberdayaan Sarjana peternakan yang ada.

    3.1.5. Kelautan dan perikanan

    Kabupaten Aceh Selatan memiliki wilayah laut yang cukup luas dengan potensi

    sumber daya ikan yang beragam seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri, udang dan ikan

    karang. Ikan tuna dan cakalang sangat potensial untuk dikembangkan demikian juga

    ikan karang terutama untuk memenuhi kebutuhan ekspor sehingga dapat

    meningkatkan pendapatan daerah dan menambah devisa bagi negara.

    Potensi perikanan tangkap mencapai 60.000 ton pertahun. Namun usaha perikanan

    tangkap tersebut pada umumnya masih menggunakan alat, teknik dan armada yang

    relatif sederhana, sehingga hasil yang diperoleh juga belum optimal. Kondisi ini

    membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya melalui modernisasi

    peralatan, teknologi dan armada penangkapan ikan.

    Untuk perikanan budidaya, terdiri dari budidaya ikan air tawar di kolam dan

    budidaya ikan air payau (tambak). Luas areal budidaya perikanan di Kabupaten Aceh

    Selatan sampai dengan tahun 2011 mencapai areal seluas 129,37 hektar dengan

    produksi sebesar 933,28 ton.

    Tabel - 1.12

    Luas Areal dan Produksi Budidaya Perikanan

    No Kecamatan Luas Areal (ha) Produksi (ton)

    Tambak Kolam Jumlah Tambak Kolam Jumlah

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    Trumon

    Trumon Timur

    Bakongan

    Bakongan Timur

    Kluet Selatan

    Kluet Timur

    Kluet Utara

    Kluet Tengah

    Pasie Raja

    Tapaktuan

    Samadua

    Sawang

    Meukek

    Labuhanhaji

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    3,59

    1,04

    2,99

    0,25

    4,57

    4,52

    4,99

    2,09

    3,16

    2,94

    1,57

    3,17

    4,44

    2,70

    3,59

    1,04

    2,99

    0,25

    4,57

    4,52

    4,99

    2,09

    3,16

    2,94

    1,57

    3,17

    4,44

    12,70

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    66,30

    19,00

    13,08

    4,60

    75,13

    87,60

    72,60

    48,80

    29,30

    54,80

    29,00

    60.05

    85,69

    49,40

    66,30

    19,00

    13,08

    4,60

    75,13

    87,60

    72,60

    48,80

    29,30

    54,80

    29,00

    60.05

    85,69

    49,40

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    19

    15

    16

    Labuhanhaji Timur

    Labuhanhaji Barat

    12,00

    2,00

    3,19

    70,18

    5,19

    70,18

    -

    -

    62,33

    175,60

    62,33

    175,60

    Total 14,00 115,37 129,37 - 933,28 933,28

    Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Aceh Selatan.

    3.1.6. Sektor Pertambangan

    Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial di

    Kabupaten Aceh Selatan, mengingat bahan tambang dan mineral tersedia dalam

    jumlah relatif banyak dan tersebar mulai dari Kecamatan Labuhanhaji Barat sampai

    Kecamatan Trumon Timur. Potensi Bahan tambang dan mineral tersebut antara lain

    mineral logam, dan batuan seperti emas primer (Au), Bijih Besi (Fe), Mangan, batu

    granit, Sirtu, Tanah urug, batu gamping, marmar, andesit dan pasir kuarsa. Sementara

    untuk mineral Non Logam belum ditemukan cadangannya di Kabupaten Aceh

    Selatan.

    Sampai saat sekarang hanya baru diketahui potensi bahan galian tersebut secara

    umum, untuk dapat dimanfaatkan dan dikembangkan masih memerlukan

    penyelidikan (eksplorasi) secara detil untuk mengetahui cadangan terukurnya. Khusus

    untuk bahan tambang batuan (galian C) lebih banyak dimanfaatkan untuk material

    konstruksi perumahan, jalan dan jembatan dan konstruksi lainnya.

    Melihat begitu potensialnya sektor pertambangan di Kabupaten Aceh Selatan

    menyebabkan banyak diminati oleh calon investor yang ingin menanamkan

    modalnya disektor tersebut.

    3.1.7. Industri dan Perdagangan

    Industri berasal dari bahasa latin yaitu indistria yang berarti buruh atau tenaga

    kerja. Menurut Prof.Dr.Sadli industri adalah adanya penawaran (supply) dan

    permintaan (demand) terhadap barang dan jasa. Sedangkan menurut Prof. Hadibroto

    bahwa industri adalah proses bahan baku/bahan mentah menjadi bahan setengah jadi

    atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya. Industri dalam arti

    yang lebih luas adalah semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan

    hidupnya dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan. Selanjutnya sektor

    perdagangan berfungsi pula untuk mendistribusi dan memasarkan produk sektor

    industri tersebut hingga sampai kepada konsumen.

    Sektor industri dan perdagangan memiliki peranan yang strategis dalam

    pembangunan ekonomi, baik secara nasional maupun daerah Salah satu indikator

    keberhasilan pembangunan ekonomi adalah terjadinya transformasi struktur ekonomi

    dari sektor primer (Pertanian) ke sektor skunder (Industri) dan tersier (Perdagangan)

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    20

    secara berimbang dimana sektor pertanian yang kuat mendukung sektor perindustrian

    dan perdagangan yang tangguh.

    Dalam dekade terakhir ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya untuk

    mengembangkan industri kreatif. Industri kreatif ini didasarkan pada kreatifitas,

    utama dari kalangan anak-anak muda. Tujuannya untuk menumbuhkan dan

    mengembangkan ekonomi kereatif di kalangan penduduk usia produktif dalam rangka

    menekan angka pengangguran. Pemerintah daerah juga merespon kebijakan

    pemerintah tersebut yang dikaitkan dengan potensi daerah kita.

    Kabupaten Aceh Selatan merupakan daerah potensial dan memiliki beberapa

    keunggulan komparatif (comporatif adventage) bagi pengembangan industri dan

    perdagangan, utamanya yang mengarah ke sektor pertanian (pertanian pangan

    /holtikultura ,kehutanan, perkebunan perikanan dan peternakan) yaitu agro industri

    dan agro bisnis, serta indutri yang berbasis Pertambangan Energi dan Sumber Daya

    Mineral. Bahkan untuk beberapa komoditi perkebunan seperti pala dan nilam

    Kabupaten Aceh Selatan dapat dikatagorikan memiliki keunggulan absolut (absolute

    adventage) dibandingkan daerah lainnya diprovinsi Aceh. Pemerintah Daerah melaui

    SKPK terkait terus berupaya untuk mengembangkan sektor industri dan perdangan

    ini melalui pengembangan standarisasi, grading, procesing, packing dan

    marketingnya.

    Selanjutnya keindahan panorama alam yang ada, berpotensi pula untuk

    dikelola menjadi industri pariwisata, yang semuanya ini nantinya menjadi basis

    perekonomian daerah dalam jangka panjang. Sumber Daya Alam (SDA) tersebut

    apabila dikelola dengan baik akan memberi nilai tambah (value added) dalam upaya

    meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah.

    Jenis usaha industri yang berkembang di Kabupaten Aceh Selatan umumnya

    bergerak pada jenis industri kecil dan kerajinan rumah tangga berdasarkan kondisi

    dan potensi daerah antara lain industri manisan pala/kue pala, sirop pala dan kacang

    asin (gongseng), sandang, kayu, barang-barang dari kayu, penerbitan/percetakan,

    barang-barang kimia, tanah liat/semen/kapur/gips, barang logam,

    furniture/perhiasan/meubel dan pemeliharaan/reparasi.

    Sektor industri juga potensial dalam menyerap tenaga kerja. Pada Tahun 2008

    jumlah tenaga kerja yang terserap pada sektor ini mencapai 2.704 orang, pada tahun

    2012 meningkat menjadi 3.146 orang, yang terserap pada 1.046 unit usaha. Artinya

    setiap 1 unit usaha industri menampung rata-rata 3 orang tenaga kerja.

    Secara umum selama kurun waktu tiga tahun terakhir jumlah usaha

    perdagangan yang ada di Kabupaten Aceh Selatan juga mengalami perubahan yang

    fluktuatif seiring dengan kondisi perekonomian daerah dan nasional yang juga

    berkembang secara fluktuatif. Jenis usaha perdagangan yang berkembang di

    Kabupaten Aceh Selatan adalah jenis usaha menengah dan kecil. Pemerintah daerah

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    21

    juga berupaya untuk mengembangkan sektor perdagangan tersebut yang disinergiskan

    dengan pengembangan sektor pertanian. Dengan berkembangnya sektor perdagangan

    tersebut diharapkan terjadinya ekspansi (perluasan) kegiatan ekonomi, dan ini harus

    didukung pula dengan regulasi dibidang perizinan yang dilaksanakan dengan sistem

    One Stop Service (Pelayanan satu pintu) oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

    (KPPT) Kabupaten Aceh Selatan. Sektor Perdagangan juga memberikan kontribusi

    yang relatif besar terhadap PDRB Kabupaten Aceh Selatan.

    Komoditi perdagangan yang menjadi andalan Kabupaten Aceh Selatan adalah

    Pala, Nilam, Pinang, Kemiri, Kacang Tanah, Karet, Kacang Kedelai, Kelapa, Ikan

    Keumamah/ ikan kayu, ikan teri, ikan hias dan sarang burung walet.

    Koperasi yang berkembang di Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari Koperasi

    Primer dan Koperasi Sekunder. Pada tahun 2012 jumlah koperasi yang ada di

    Kabupaten Aceh Selatan berjumlah 420 Unit dengan jumlah Modal mencapai

    Rp.33.194.171.000,- terdiri dari Modal sendiri Rp.29.303.137.000,- dan Modal Luar

    Rp.3.891.034.000,- Selanjutnya volume usaha yang dihasilkan mencapai

    Rp.84.021.358.000,- dan mampu pula memperoleh sisa hasil usaha (SHU) sebesar

    Rp.8.773.969.000,-.

    3.1.8 Sektor Pariwisata.

    Pariwisata merupakan sektor strategis dalam pembangunan di Kabupaten Aceh

    Selatan, didukung letak geografisnya yang terdiri dari pantai dan pengunungan.

    Disepanjang pantai terdapat beberapa lokasi wisata menakjubkan yang terdiri dari

    teluk yang indah dengan pasir putih dan bersih. Selain itu, lautnya yang memiliki

    berbagai macam jenis ikan hias dan terumbu karang dapat dijadikan objek wisata

    bahar. Hutannya yang relatif masih perawan dengan TNGL dan kebun pala

    masyarakat juga dapat dijadikan sebagai objek eco turism.

    Aceh Selatan juga memiliki sejumlah situs sejarah, kesenian, budaya dan adat

    istiadat tradisional yang layak dijual. Wisatawan juga akan disuguhi beragam

    makanan bercitarasa khas daerah.

    Tabel - 1.13

    Tempat-tempat Wisata

    NO Kecamatan

    Nama-nama Tempat Wisata Jarak dari Ibukota

    Kecamatan Jarak dari Ibukota

    Kabupaten 1 Labuhanhaji Barat

    1. Sungai Kreung Baru 2. Kuburan Syahid 3. Gua Batu Sicanang 4. Makam Abuya Syech H. Muda Waly Al-

    Khalidy

    2,5 Km

    3 Km 3 Km 5 Km

    53,5 Km

    54 Km 57 Km 47 Km

    2 Labuhanhaji 1. Suluk Pesantren Darussalam 2. Goa Kelongsong

    5 Km 2 Km

    47 Km 47 Km

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    22

    3. Sungai Pagar Gantung 4. Pantai Ujung 5. Kitab Al-Quran Kampung Dalam 6. Pelabuhan Penyeberangan antar Pulau 7. Kolam Air Sejuk 8. Pantai Gosong/Gosong Gila 9. Goa Panjang

    4 Km 3 Km 1 Km

    0,5 Km 0,5 Km

    1 Km 1,5 Km

    47 Km 47 Km 47 Km 47 Km 47 Km 48 Km

    48,5 Km 3 Labuhanhaji Timur

    1. Pantai Batu Meletus 2. Sungai Batu Berhujan 3. Pantai Sawang Biduk Buruk/Sawang Indah 4. Pantai Batu Bermenung 5. Makam Tgk. Keuramat Peulumat

    2 Km 5 Km 2 Km

    1,5 Km 2,5 Km

    45 Km 48 Km 45 Km

    44,5 Km 45,5 Km

    4 Meukek 1. Pantai Lhok Aman 2. Pantai Lhok Bengkuang 3. Air Terjun Ceuraceu

    7 Km 2 Km 4 Km

    35 Km 35 Km 35 Km

    5 Sawang 1. Pantai Pasi Tuan Hilang 2. Air Terjun Tuwi Lhok 3. Pulau Ujung Serudung 4. Sungai Trieng Meuduro 5. Air Terjun Air Dingin

    1 Km 5 Km 6 Km 6 Km 7 Km

    22 Km 22 Km 22 Km 22 Km 22 Km

    6 Samadua 1. Batu Berlayar 2. Sungai Sekabu 3. Sungai Lubuk Layu 4. Pantai Pasir Putih 5. Batu Sumbang

    3 Km 5 Km 5 Km 6 Km 7 Km

    10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km

    7 Tapaktuan 1. Gunung Lampu 2. Makam, Tapak, Tongkat, Topi Tuan Tapa 3. Pantai Lhok Rukam 4. Air Terjun Tingkat Tujuh 5. Pantai Batu Merah 6. Pantai Rindu Alam 7. Gua Kalam 8. Panorama Hatta 9. Pasir Setumpuk Lhok Rukam 10. Kolam Renang Aroya 11. Mesjid Tuo 12. Bunker Jepang Kelurahan Hilir 13. Bevak Belanda Panton Luas 14. Lubuk Simerah 15. Pemandian Alam Pajupian

    0,5 Km

    1 Km 11 Km

    7 Km 2 Km 2 Km 3 Km

    10 Km 7 Km 1 Km

    0,5 Km 0,5 Km

    5 Km 1 Km

    10 Km

    0,5 Km

    1 Km 11 Km

    7 Km 2 Km 2 Km 3 Km

    10 Km 7 Km 1 Km

    0,5 Km 0,5 Km

    5 Km 1 Km

    10 Km 8 Pasie Raja

    1. Batee Goa Panton Bili 2. Pasie Ladang Tuha 3. Pucok Krueng 4. Pantai Pasir Rasian Lancang

    3 Km 1 Km 3 Km 6 Km

    15 Km 15 Km 15 Km 15 Km

    9 Kluet Utara 1. Makam Abuya Syech H. Jailani Musa 2. Pesantren Darul Rahmah 3. Pesantren Simpang Tiga 4. Pantai Darussadah 5. Kubah/Makam 6. Mesjid Tua/Kuta Pulo Kambeng 7. Pantai Kuala Bau

    0,5 Km 0,5 Km

    2 Km 0,5 Km

    5 Km 3 Km 5 Km

    28,5 Km 28,5 Km

    29 Km 28,5 Km

    33 Km 31 Km 33 Km

    10 Kluet Tengah 1. Irigasi Gunong Pudong 2. Muara Simpali 3. Batu Hampa 4. Batu Sumbang

    12 Km

    8 Km 7 Km 8 Km

    40 Km 40 Km 40 Km 40 Km

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    23

    5. Alue Kejrun 6. Damar Buih

    15 Km 20 Km

    40 Km 40 Km

    11 Kluet Timur 1. Irigasi Paya Dapur 2. Gunung Sikorong 3. Makam Tgk. Panglima Raja Lelo 4. Makam Badan Cut Ali Alur Mubrang 5. Batu Putri Alur Mubrang 6. Tapak Aulia 7. Air Terjun Simpali

    3 Km 3 Km 1 Km

    10 Km 10 Km

    6 Km 8 Km

    38 Km 38 Km 36 Km 45 Km 45 Km 41 Km 43 Km

    12 Kluet Selatan 1. Makam Teuku Cut Ali 2. Pantai Cemara Lubuk Sipuru 3. Hutan Lindung 4. Pantai Ratu Sialang 5. Ujung Gunung Kalam Baluh Gelumbuk

    0,5 Km

    1 Km 6 Km

    15 Km 3 Km

    31,5 Km

    32 Km 37 Km 46 Km 34 Km

    13 Bakongan 1. Pantai Ujung Pulo Cut 2. Pulau Dua 3. Pantai Ujung Mangki 4. Pantai Ujung Kreung 5. Makam Teuku Raja Angkasah 6. Danau Laut Bangko 7. Pantai Ie Hitam

    6 Km 3 Km 3 Km 4 Km

    5,5 Km 12 Km

    1 Km

    66 Km 57 Km 57 Km 56 Km

    65,5 Km 72 Km 61 Km

    14 Bakongan Timur 1. Irigasi/Air Terjun Simpang Seubadeh 2. Pantai Lhok Jamin Seubadeh 3. Air Terjun/Sungai Seulekat Seubadeh

    5 Km 3 Km 4 Km

    76 Km 68 Km 75 Km

    15 Trumon 1. Pantai Trumon 2. Pulau Trumon 3. Mesjid Tua/Makam Raja 4. Gunong Pinto Angen 5. Pantai Calok Bate 6. Alam Trumon 7. Benteng Kuta Bate Desa Keude 8. Komplek Rumah Raja Trumon 9. Batu Bertulis/Batu Bersurat Desa Panton Bili 10. Kuburan Nek Raya Bate Desa Kuta Tua 11. Lapangan Terbang Peninggalan Jepang 12. Makam Kuburan Syahid di G. Kapur

    1 Km 5 Km

    0,5 Km 8 Km 7 Km

    1,5 Km 0,5 Km

    3 Km 7 Km 3 Km 1 Km 7 Km

    110 Km 114 Km

    109,5 Km 117 Km 116 Km 109 Km

    109,5 Km 112 Km 116 Km 112 Km 110 Km 116 Km

    16 Trumon Timur 1. Gunung Tengku 2. Makam Tengku

    6 Km 8 Km

    120 Km 122 Km

    Guna mengoptimalkan potensi parawisata tersebut, terbuka peluang bagi

    investor untuk mengembangkan sarana dan prasarana wisata sehingga dapat menarik

    minat wisatawan. Untuk menarik calon investor, pemerintah daerah berupaya

    memberi kemudahan-kemudahan berupa pelayanan yang baik dalam pengurusan

    usaha dan informasi yang jelas.

    3.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan keseluruhan nilai tambah

    barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam suatu periode waktu

    tertentu. PDRB dapat dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk menilai

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    24

    perkembangan kemajuan dan kemunduran ekonomi suatu daerah. Selain itu PDRB

    dapat pula mengindikasikan struktur ekonomi suatu daerah.

    Tabel - 1.14

    PDRB Kabupaten Aceh Selatan (ADHK)

    No Tahun PDRB ADHK (Rp. Jutaan)

    Pertumbuhan ( % )

    1. 2005 1.092.287,92 4,39

    2. 2006 1.129.691,38 3,42

    3. 2007 1.160.532,85 2,73

    4. 2008 1.202.675,33 3,63

    5. 2009 1.248.606,34 3,82

    6. 2010 1.301.047,81 4,27

    7. 2011 1.357.643,39 4,35

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

    Tahun 2005 perekonomian Kabupaten Aceh Selatan tumbuh sebesar 4,39%

    dengan PDRB sebesar Rp.1.092.287,92 juta. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi

    tersebut adalah sebesar 3,42% dengan jumlah PDRB sebesar Rp.1.129.691,38 juta dan

    pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Selatan mencapai 4,27%

    dengan PDRB sebesar Rp.1.301.047,81 juta. Untuk tahun 2011 pertumbuhan ekonomi

    daerah adalah 4,35 % dengan PDRB sebesar Rp.1.357.643,39 juta.

    Penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006-2007 disebabkan oleh

    beberapa faktor antara lain menurunnya laju pertumbuhan sektor pertanian yang

    merupakan fundamental perekonomian daerah hingga minus 1,49 persen (tahun

    2007). Penurunan ini disebabkan juga karena terlantarnya kegiatan pada sektor

    dimaksud akibat konflik Aceh pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan

    pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi juga oleh recoveri perekonomian Aceh

    pasca konflik dan tsunami, dimana sektor rill relatif belum bergerak karena masih

    dalam tahap pemulihan, dan hanya sektor bangunan dan jasa yang menunjukkan

    adanya perkembangan yang disebabkan dari kegiatan BRR dalam rangka rehab rekon

    pembangunan Aceh.

    Grafik 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    25

    Dilihat dari perkembangan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Aceh

    Selatan, selama lima tahun terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk

    tahun 2005 income perkapita masyarakat Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar

    Rp.8.039.684,70 meningkat pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp.12.086.021,98 pada

    tahun 2010 dan sebesar Rp.13.311.524,49 pada tahun 2011.

    Tabel - 1.15 PDRB Perkapita Aceh Selatan

    No Tahun ADHB

    (Rp.Juta) PDRB/Kapita

    (Rp) ADHK

    (Rp. Juta) PDRB/Kapita

    (Rp)

    1 2005 1.513.656,80 8.039.684,70 1.092.287,92 5.525.541,25

    2 2006 1.643.705,50 8.039.684,70 1.129.691,38 5.525.541,25 3 2007 1.762.987,59 8.559.438,71 1.160.532,85 5.634.475,17

    4 2008 1.983.011,71 9.433.255,05 1.202.675,33 5.721.167,98

    5 2009 2.228.075,90 10.531.451,00 1.248.606,34 5.901.790,19

    6 2010 2.473.609,86 12.086.021,98 1.301.047,81 6.356.900,77

    7 2011 2.744.756,48 13.311.524,49 1.357.643,39 6.584.301,14

    Sumber: BPS Kabupaten Aceh Selatan

    Grafik 2. Perkembangan PDRB Perkapita Aceh Selatan

    Dari perhitungan yang dilakukan maka rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah

    pada periode tersebut adalah sebesar 3,80 persen. Pertumbuhan ekonomi daerah

    tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor primer, utamanya pertumbuhan pada

    sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

    Tabel - 1.16 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Aceh Selatan

    Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

    1. Pertanian -0,34 0,47 1,20 2,28

    2. Pertambangan dan Penggalian 7,43 0,65 0,90 3,97

    3. Industri Pengolahan 6,23 5,53 2,79 4,07

    4. Listrik dan Air Minum 2,11 1,64 0,95 2,31

    5. Bangunan 4,69 5,74 5,80 4,95

  • MEMORI BUPATI ACEH SELATAN

    MASA JABATAN 2008 - 2013

    26

    6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,78 6,32 6,75 4,98

    7. Pengangkutan dan Komunikasi 17,12 13,21 10,01 9,02

    8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8,02 10,01 11,49 14,12

    9. Jasa-jasa 4,85 3,47 4,82 4,75

    Laju Pertumbuhan PDRB 3,63 3,82 4,27 4,35

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

    Secara faktual, struktur ekonomi Kabupaten Aceh Selatan memang masih bertumpu pada sektor pertanian dalam menggerakkan roda ekonomi daerah. Namun sampai saat ini pembangunan sektor pertanian yang telah dilakukan belum mampu menjadikan sektor tersebut menjadi sektor yang berbasis pada agrobisnis dan agro industri. Pemerintah Daerah sangat menyadari hal tersebut, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pembangunan pada sektor pertanian tersebut melalui perencanaan yang terintergrasi dengan melibatkan SKPK terkait dalam pelaksaannya, seperti pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang berbasis agribisnis, pengembangan sentra peternakan dan pembibitan ternak, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan kawasan perkebunan, pengembangan kawasan hutan tanam industri serta pengembangan kawasan industri (KI) pengolahan terpadu yang berbasis pertanian.

    Selain sektor primer, pertumbuhan ekonomi daerah juga didorong oleh sektor sekunder yang terdiri dari sektor bangunan/kontruksi dan industri pengolahan serta sektor tersier.

    Dalam tahun 2011, sektor primer memberi kontribusi sebesar 42,31 persen terhadap PDRB Kabupaten Aceh Selatan, diikuti sektor tersier dengan kontribusi sebesar 37,09 persen serta sektor skunder yang memberi kontribusi sebesar 20,61 persen.

    Tabel - 1.17

    Kotribusi Sektor Utama Ekonomi Terhadap PDRB (ADHB)

    No U r a i a n 2008 2009 2010 2011

    1. Primer Pertanian Pertambangan dan Penggalian

    43,28 42,19 1,09

    42,15 40,97

    1,18

    42,44 41,18 1,26

    42,31 41,01

    1,30

    2. Sekunder Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan

    19,78 4,19 0,23

    15,36

    20,14 4,04 0,22

    15,88

    20,34 3,97 0,20

    16,16

    20,61 3,88 0,20

    16,53

    DAFTAR ISIKATA PENGANTAR