Memori Banding Pid
-
Upload
kathleen-roberts -
Category
Documents
-
view
186 -
download
21
Transcript of Memori Banding Pid
MEMORI BANDING
TERHADAP PUTUSAN:
PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI
PADA
PENGADILAN NEGERI SURABAYA
NOMOR : 08 /Pid. Sus /2011/PN. SBY.
TANGGAL : 22 JUNI 2011
TERDAKWA :
N a m a : WIDOYO, SH, MM.
Tempat lahir : Klaten
Umur/Tanggal lahir : 47 Tahun / 02 Mei 1964
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Merak Q-3/15 RT 007 RW009 Kelurahan Wedoro
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Kepala Su-Seksi Penetapan Hak Tanah di Badan
Pertanaha Nasional I Surabaya/Pegawai Negeri Sipil
Pendidikan : S2.
Kepada :
Yth. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Tinggi Surabaya
Jl. Sumantera di Surabaya.
1
Melalui :
Yth. Panitera Pengadilan Tipikor
pada Pengadilan Negeri Surabaya
di Surabaya.
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
ALI ASPANDI, SH dan MUCHAMAD TAUFIQ HIDAYAH, SH, keduanya
advokat pada kantor hukum “Ali Aspandi & Partners” berkantor di
Kompleks Ruko Graha Niaga Buduran B -10 Jalan Jenggolo Sidoarjo,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 Juni 2011, selanjutnya
mohon disebut sebagai Pemohon Banding.
Bahwa Pemohon Banding mengajukan permohonan banding terhadap
putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Surabaya Nomor : 08/Pid.Sus/2011/PN. SBY., tanggal 22 Juni 2011 yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa WIDOYO, SH.,MM. tersebut di atas tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana korupsi sebagaimana didakwakan dalam dakwaan PRIMAIR;
2. Membebaskan ia oleh karena itu dari dakwaan PRIMAIR;
3. Menyatakan terdakwa WIDOYO, SH., MM. tersebut di atas terbukti
secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi”;
4. Menghukum ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu)
tahun dan 3 (tiga) bulan dan denda sebesar Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;
5. Menetapkan masa penahanan kota yang telah dijalankan Terdakwa
2
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
6. Menetapkan barang bukti berupa :
1) Tanah seluas 1.198 m2 yang terletak di Jalan Marmoyo Nomor 02
Surabaya, dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)Nomor :
738/Kel.Darmo atas nama Handoko Soelayman;
2) Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor 738/kel. Darmo Kec.
Wonokromo kota Surabaya atas nama HANDOKO SOELAYMAN, atas
tanah seluas 1.198 m2 di Jalan Marmoyo Nomor 02 Surabaya;
3) Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 177 / Lingkungan Darmo III
kota Surabaya, atas nama N.V. Standard Vacuum Sales Company
(Stanvac);
4) Sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 178 / Lingkungan Darmo III
kota Surabaya, atas nama N.V. Standard Vacuum Company (Stanvac);
Dirampas untuk Negara Cq. PT. Pertamina (persero), selanjutnya barang
bukti berupa:
1. Surat Kepala Kantor Kotamadya Tingkat I Surabaya, Nomor :
7230/AGR/PHT1980 tanggal 25 Januari 1980, Perihal Surat
Pemberitahuan;
2. Foto copy yang diLegalisir Laporan Subleger Harta Benda Modal bulan
Juni 1998, Pertamina Wilayah 75 : UPPDN V Surabaya yang
beralamat di Jalan Veteran 6-8 Surabaya, Nomor Report : AST0006-30
tanggal 05 Agustus 1998, Halaman 15-20;
3. Foto copy Perjanjian Pengusahaan Stasiun Pengisian Bensin Nomor
161/SPBT/I/V/70, tanggal 01 Januari 1970;
4. Foto copy Perjanjian Pengusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Minyak Umum Nomor : 122/I/U.PMS.V/SPBU/JT/1978 tanggal 18
Juni 1978;
5. Foto copy yang diLegalisir Surat Kepala Kantor Agraria Pemerintah
Kotamadya Surabaya, Nomor : 7624/AGR/PHT/1980/79 tanggal 07
Pebruari 1980, Perihal Permohonan Pembaharuan Hak Guna
3
Bangunan diatas tanahdi Jalan Marmoyo Surabaya;
6. Foto copy Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor : 332/79-80
tanggal 28 januari 1980 atas tanah seluas 508 m2 terletak di jalan
Marmoyo kel. Darmo kota Surabaya berdasarkan sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor 178/Darmo III atas nama N.V.Standard Vacuum
Sales Company (Stanvac);
7. Foto copy Surat Keterangan Pendaftaran Tanah Nomor : 333/79-80
tanggal 28 Januari 1980 atas Tanah seluas 690 m2 terletak di jalan
Marmoyo Kel. Darmo kota Surabaya berdasarkan Sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor 178/Darmo III atas nama N.V. Standard Vacuum
Sales Company (Stanvac);
8. Foto copy yang dilegalisir Surat Penunjukkan / Perjanjian Pengelolaan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Untuk Umum Nomor :
205/F5000/SPBU/II/92 tanggal 02 April 1992;
9. Foto copy Surat Menteri Keuangan Nomor : S-1363/MK.017/1992
tanggal 02 Nopember 1992, Perihal Pelaksanaan Perjualan SPBU Milik
Pertamina, kepada Dirut Pertamina;
10. Foto copy surat keputusan Direksi Perusahaan pertambangan
minyak dan Gas Bumi Negara Nomor : KPTS-194/C0000/92/-B1
tanggal 30 Nopember 1992;
11. Foto copy Akta Jual Beli Nomor 32 tanggal 06 Januari 1993
yang di buat Notaris UNTUNG DARNOSOEWIRJO,SH;
12. Foto copy surat Jeanita Rahayu tanggal 22 April 1993, kepada
Pimpinan Pertamina UPPDN V Surabaya, tentang penunjukkan
pengelolaan SPBU nomor 54.0209 alamat Jalan Marmoyo Nomor 02
Surabaya kepada Handoko Soelayman;
13. Surat Handoko Soelayman tanggal 11 Mei 1993, Perihal
Permohonan Pengalihan Pengelolaan / Hak Milik SPBU 54.0209
kepada Pimpinan Pertamina PPDN V Jalan Veteran Nomor 6-8
Surabaya;
14. Foto copy Akta Hibah tanggal 23 juni 1993, yang di buat Notaris
Ny.Yvone Iskandar,SH;
15. Foto copy yang diLegalisir Surat Perjanjian Pengelolaan dan
Penggunaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
Nomor : 0209/F5000/SPBU/II/SWT/93;
16. Foto copy yang dilegalisir Formulir Permohonan Hak Guna
Bangunan atas nama IBRAHIM HASYIM bertindak atas nama
4
perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Negara tanggal Maret
1998. Terhadap tanah di jalan marmoyo Kel.Darmo kec.Wonokromo
kota Surabaya, dengan luas 508 m2 dan 690 m2 berdasarkan S. Ukur
Nomor 145 dan Nomor 146, beserta tanda terima da Slip Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang PBB Tahun 2007 terhadap tanah di
Jalan Marmoyo Nomor 2 Surabaya sebesar Rp.22.223.040;
17. Foto copy yang dilegalisir Surat Kantor Pertanahan Kotamadya
Surabaya Nomor : 550.1-908, tanggal 01 Februari 1999;
18. Foto copy yang diLegalisir Surat Pernyataan Handoko
Soelayman tanggal 13 September 1999;
19. Foto copy yang diLegalisir Surat Kantor Pertanahan Kotamadya
Surabaya Nomor: 550.1-10976,tanggal 19 Nopember 1999;
20. Foto copy yang dilegalisir Surat Pertamina, nomor :
1338/F5100/99-S3 tanggal 29 Nopember 1999;
21. Foto copy Surat Handoko Soelayman, tanggal 02 Desember
1999;
22. Foto copy Surat Kanwil BPN Perwakilan Propinsi Jawa Timur,
Nomor : 600.1-4436,tanggal 29 Mei 2000;
23. Foto copy Surat Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Nomor :
430/F5000/2001-B1 tanggal 21 Juni 2001;
24. Foto copy Tanda Penerimaan Uang Sebesar Rp. 160.614.288,-
dari Handoko Soelayman melalui transfer Bank BCA Nomor 348689;
25. Foto copy Faktur Debet Pertamina UPPDN-V Surabaya, Nomor :
B01.002 tanggal 20 Mei 2001, dari Pengusaha SPBU 54.602.51 jalan
Marmoyo Surabaya untuk sewa tanah SPBU 54.602.51 Jalan
Marmoyo Surabaya untuk periode tahun 1993 s/d 2000 sebesar Rp.
160.614.288,- (seratus enam puluh juta enam ratus empat belas ribu
dua ratus delapan puluh delapan rupiah);
26. Foto copy Formulir Setoran Bank Mandiri tanggal 06 Juni 2002
kepada Nomor Rekening 1400085002823 atas nama Pertamina, untuk
pembayaran sewa tanah SPBU 54.602.51 Marmoyo sebesar Rp.
33.356.813,-;
27. Foto copy Faktur Debet Pertamina UPPDN-V surabya, Nomor :
B02.002 tanggal 04 Juni 2002,dari pengusaha SPBU 54.602.51 Jalan
Marmoyo Surabaya untuk sewa tanah SPBU 54.602.51 Jalan
Marmoyo Surabaya untuk periode tahun 2001 sebesar Rp.
33.356.813,- (tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh enam ribu
5
delapan ratus tiga belas rupiah);
28. Foto copy yang dilegalisir Kwitansi Pertamina Nomor : 68000566
tanggal 28 oktober 2002 dari Handoko Soelayman sebesar Rp.
37.013.708,- untuk pembayaran sewa tanah SPBU 54.602.51
Marmoyo Surabaya tanggal 28 Oktober 2002;
29. Foto copy yang dilegalisir Surat Pertamina Nomor :
1777/E25100/2002-S3 tanggal 12 September 2002,Perihal Tagihan
Sewa Tanah SPBU 54.602.51 Marmoyo kepada HANDOKO
SOELAYMAN untuk sewa tanah SPBU 54.602.51 marmoyo periode
tahun 2002 sebesar Rp. 37.013.708,- (tiga puluh tujuh juta tiga belas
ribu tujuh ratus delapan rupiah);
30. Foto co[y Kwitansi Pertamina Nomor : KR001603 tanggal 13
Agustus 2003, dari Handoko Soelayman sebesar Rp. 45.513.518,-
untuk pembayaran sewa tanah SPBU 54.602.51 Jalan Marmoyo 2
Surabaya;
31. Foto copy Kwitansi Pertamina Nomor : KP0016880505/015737
tanggal 31 Mei 2005 sebesar Rp. 100.712.865,- Untuk Pembayaran
Sewa Tanah;
32. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 243/E25800/2005-S3
tanggal 29 April 2005, perihal tagihan sewa tanah SPBU 54.602.51
Marmoyo, kepada HANDOKO SOELAYMAN untuk sewa tanah SPBU
54.602.51 Marmoyo Periode Tahun 2004 sebesar Rp. 100.712.865,-
(seratus juta tujuh ratus dua belas ribu delapan ratus enam puluh
rupiah);
33. Foto copy Kwitansi Pertamina Nomor KP008820307/1 tanggal
06 Maret 2007, sebesar Rp. 111.189.375,- Tanda Bukti Pembayaran
Sewa Tanah SPBU Marmoyo Tahun 2005;
34. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 67/F15800/2007-S8 tanggal
28 Februari 2007, Perihal Tagihan sewa tanah SPBU Marmoyo Tahun
2005, kepada HANDOKO SOELAYMAN untuk sewa tanah SPBU
54.602.51 Marmoyo untuk periode tahun 2005 sebesar Rp.
111.189.375,- dan untuk periode tahun sebesar Rp. 134.514.435,-;
35. Foto copy Kwitansi Pertamina Nomor : KP008810307/1 tanggal
06 Maret 2007, sebesar Rp. 134.514.435,- Tanda Bukti Pmbayaran
Sewa Tanah SPBU Marmoyo Tahun 2006;
36. Foto copy Faktur Debet unit Pemasaran V Pertamina Surabaya,
Nomor : A04.002 tanggal 6 Juli 2004 dari pengusaha SPBU 54.602.51
6
untuk tagihan uang sewa tanah SPBU 54.602.51 Jalan Marmoyo
Surabaya untuk Tahun 2004 sebesar Rp.134.283.820,-;
37. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 1579/F15800/2008-S8
tanggal 27 Pebruari2008, perihal tagihan sewa tanah SPBU Marmoyo
Tahun 2007;
38. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 37/F00215/2008-SO
tanggal 29 Pebruari 2008, perihal keberatan atas permohonan hak
atas tanah Sdr.HANDOKO SOELAYMAN kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kota Surabaya;
39. Foto copy Surat Handoko Soelayman tanggal 05 Maret 2008,
perihal sewa tanah SPBU Marmoyo Tahun 2007;
40. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 43/F00215/2008-SO
tanggal 06 Maret 2008;
41. Foto copy Surat Pertamina Nomor : 45/F00215/2008-SO
tanggal 11 Maret 2008;
42. Foto copy Surat Kanwil BPN Propinsi Jawa Timur, Nomor :
500.35-4158 tanggal 27 Maret 2008, beserta lembar disposisinya;
43. Foto copy yang dilegalisir Surat Pertamina Nomor :
57/F00215/2008-SO tanggal 03 April 2008;
44. Foto copy Surat Handoko Soelayman, tanggal 09 April 2008,
kepada Unit Pemasaran V PT. Pertamina (persero),perihal Tanggapan
atas Surat Somasi Kedua tertanggal 03 April 2008 Nomor :
57/F00215/2008-SO, beserta lembar disposisinya;
45. Foto copy yang dilegalisir Surat Kanwil BPN Propinsi Jawa
Timur, Nomor : 570.35-4560 tanggal 23 April 2008;
46. Foto copy Surat Pertamina, Nomor : 269/F00215C/2009-SO
tanggal 23 Desember 2009;
47. Foto copy Surat BPN RI Nomor : 223-300-D.11 tanggal 29
Januari 2008;
48. Foto copy Surat Kesepakatan Bersama Antara Badan
Pertanahan Nasional RI dengan PT Pertamina (persero) Tentang
Percepatan Pengurusan Hak dan Penerbitan Sertifikat Tanah PT.
Pertamina (persero) Nomor : I-SKB-BPN RI-2008, Nomor :
080/C00000/2008-SO tanggal 21 Januari 2008;
49. Foto copy yang dilegalisir Putusan Pengadilan Negeri TUN
Surabaya Nomor : 42/G./2008/PTUN.SBY tanggal 14 Agustus 2008;
50. Foto copy putusan Pengadilan Tinggi TUN Surabaya Nomor :
7
132/B/2008/PT.TUN.SBY tanggal 15 Januari 2009;
51. Foto copy Putusan Mahkamah Agung Nomor : 173 K/TUN/2009
tanggal 12 Agustus 2009;
52. Foto copy Salinan Akta Pendirian Perusahaan Persero (persero)
PT. Pertamina Nomor 20, tanggal 17 September 2003, yang dibuat
oleh Notaris LENNY JANIS ISKAK,SH;
53. Foto copy Surat Penunjukkan sebagai Pengusaha (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) Nomor :
0321/I/SPBU/U.PMS.V/JT/1978 tanggal 18 Juli 1978;
54. Foto copy surat UPPDN V PT. Pertamina (persero), Nomor :
025/f5160/99-SO tanggal 24 Pebruari 1999,perihal : Surat Keberatan
atas Permohonan Hak Sdr.Handoko Soelayman, kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kotamadya Surabaya;
55. Foto copy Surat UPPDN V PT. Pertamina (persero), Nomor :
042/F5160/99-SO tanggal 07 Mei 1999, perihal : Surat Keberatan ke-
II atas Permohonan Hak Sdr.Handoko Soelayman, kepada Kepala
kantor Pertnahan Kotamadya Surabaya;
56. Foto copy surat UPPDN V PT.Pertamina (persero), Nomor :
069/f5160/99-SO tanggal 14 Juli 1999, perihal : Surat Keberatan ke-
III atas Permohonan Hak Sdr. Handoko Soelayman, kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya;
57. Foto copy Surat Pemasaran V PT. Pertamina (persero) Nomor :
419/F15100/2008-SO tanggal 13 Mei 2008, Perihal : Pemutusan
Hubungan Usaha, kepada Handoko Soelayman;
58. Foto copy Surat Handoko Soelayman, tanggal 19 Mei 2008
kepada unit Pemasaran V PT. Pertamina (persero), perihal Tanggapan
dan Keberatan atas Pemutusan Hubungan Usaha, Surat tertanggal 13
Mei 2008 Nomor : 419/F15100/2008-SO;
59. Foto copy List Data Aset Tanah Marmoyo Surabaya yang
terdaftar dalam Lampiran KMK 23 yang merupakan Aset PT.
Pertamina (pertamina);
60. Foto Copy Salinan Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
23/KMK.06/2008 tanggal 30 Januari 2008, Perihal Penetapan Neraca
Pembukaan Perusahaan Persero (Persero) PT. Pertamina per 17
September 2003;
61. Foto copy Surat Keputusan Perusahaan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Nomor : KPTS-194/C0000/92-BI
8
tanggal 30 Nopember 1999;
62. Foto copy Memorandum Bagian Keuangan PT. Pertamina
(Persero) perihal : Daftar Harga Benda Modal (Harmoni-1) Bulan Maret
1999;
63. Foto copy Surat Keterangan GM Pemasaran BBM Retail Region
V tanggal Juli 2010;
64. Foto copy Surat Walikotamadya Surabaya Nomor : 400004/110
tanggal 29 April 1974, perihal Penyerahan Izin berdasarkan Pasal 10
ayat (6) Hinderordonnantie,kepada sdr.HAMIJANTO HALIM;
65. Foto copy Legalisir Permohonan SKPT tanggal 28 Oktober 1998;
66. Foto copy Legalisir Surat Perintah Setor dan Bukti Pembayaran :
Kutipan Peta / Salinan GS, Pengukuran dan SKPT tanggal 28 Oktober
1998;
67. Foto copy Legalisir Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan KSK NIK :
12.5619.140851.0001 atas nama Handoko Soelayman;
68. Foto copy Legalisir Permohonan Pendaftaran Hak tanggal 02
Maret 2007;
69. Foto copy Legalisir Surat Perintah Setor dan Bukti Pembayaran
Biaya Permohonan Pemberian Hak tanggal 08 Maret 2007;
70. Foto copy Legalisir SSB tanggal 02 Maret 2007;
71. Foto copy Legalisir Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota
Surabaya Nomor : 196-550.1-35.1-2007 tanggal 1 Maret 2007;
72. Foto copy Legalisir Surat tanda Setoran (PMNA/ K.BPN No. 4
tahun 1998) tanggal 01 Maret 2007;
73. Foto copy Legalisir Surat pernyataan tidak dalam sengketa
tanggal 19 Pebruari 2007;
74. Foto copy Legalisir Buku Tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan
No. 177 dan 178 lingkungan Darmo III masing-masing tanggal 03
Pebruari 1964;
75. Foto copy Legalisir Hasil Peninjauan Lapangan 21 Pebruari
2007;
76. Foto copy legalisir Surat Perintah Tugas Lapangan Nomor :
Pan/276/HGB/II/2007 tanggal 21 Pebruari 2007;
77. Foto copy Legalisir Surat Pemberitahuan Nomor :
Und/247/II/2007 tanggal 20 Pebruari 2007;
78. Foto copy Legalisir Surat Permohonan HGB dari Handoko
Sulayman tanggal 19 Pebruari 2007;
9
79. Foto copy Legalisir Surat Pernyataan tanah-tanah yang dipunyai
pemohon tanggal 19 Pebruari 2007;
80. Foto copy Legalisir Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
Nomor : Ket/1124/XI/1998 tanggal 02 Nopember 1998;
81. Foto copy Legalisir Surat Pernyataan Pemilikan Bangunan POM
Bensin atas nama sdr.Handoko Sulayman tanggal 19 Oktober 1998;
82. Foto copy Legalisir Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kota Surabaya Nomor : 460.135.01-NF.2.S-98 tentang Pemberian Ijin
Lokasi untuk Pembangunan SPBU/Pompa Besin kepada Sdr.
Handoko Sulayman tanggal 04 Nopember 1998;
83. Foto copy Legalisir Surat Ukur Nomor : 50/1998 tanggal 29
Oktober 1998;
84. Foto copy Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan
Bangunan Tahun 2007 tanggal 02 Januari 2007;
85. Foto copy Legalisir Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor :
1688/13-1/PM/II/1994/P tanggal 07 Pebruari 1994.
86. Foto copy Legalisir Tanda Bukti Penerimaan Nomor :
144/R.IMB/PLPNG/9/2000 tanggal 12 September 2000;
87. Foto copy Legalisir Surat Ijin Kepala Dinas Bangunan Nomor :
188/156091/402.05.09/2000 tanggal 20 September 2000 Tentang
Ijin Mendirikan Bangunan;
88. Foto copy Legalisir Surat Pernyataan dari sdr. Handoko
sulayman tanggal 19 Pebruari 2007;
89. Foto copy Legalisir Surat Risalah Pemeriksaan Tanah nomor :
276/HGB/II/2007 tanggal 21 Pebruari 2007;
90. Foto copy Legalisir Telaahan Staf dari Kepala Sub Seksi
Penetapan Hak atas Tanah tanggal 22 Pebruari 2007;
91. Foto copy legalisir Telaahan Staf dari Petugas Pemeriksaan
Tanah kepada kepala Sub Seksi Hak Tanah kantor BPN Surabaya
tanggal 21 Pebruari 2007;
92. Foto copy Legalisir Telaahan Staf dari Kepala Seksi Hak Tanah
dan Pendaftaran Tanah tanggal 23 Pebruari 2007 Perihal Permohonan
HGB atas Tanah Negara seluas 1.198 M2 di Jalan Marmoyo No.2 Kel.
Darmo Kec.Wonokromo atas Nama Handoko Soelayman;
93. Foto copy Legalisir Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
Nomor : KET/1123/XI/1998 tanggal 02 Nopember 1998;
94. Foto copy legalisir Buku Tanah HGB No.738, luas 1198 m2, an.
10
Handoko Sulayman;
95. Foto copy Legalisir Kartu Eigendom Verp. No. 12636 atas Nama
N.V.STANDARD-VACUUM SALES COMPANY dengan luas 508 m2 dan
foto copy Legalisir Kartu Eigendom Verp. No.12637 atas Nama
N.V.STANDARD-VACUUM SALES COMPANY dengan luas 690 m2;
96. Foto copy Legalisir Kuintansi dari Kantor Pertanahan Kota
Surabaya 19 Pebruari 2007 sebesar Rp. 57.000,-(lima puluh tujuh
ribu rupiah);
97. Foto copy Legalisir Risalah Pengolahan Data tanggal 21 Pebruari
2007 Nomor : 276/B/II/2007;
98. Foto copy Legalisir Surat dari Kepala Kantor Pertanahan Kota
Surabaya Nomor : 114/8/2007 tanggal 19 Pebruari 2007 Tentang
Pemberitahuan Penetapan Biaya Permohonan Hak;
99. Foto copy Legalisir Surat Kakanwil BPN Propinsi Jawa Timur No.
500.354158, Perihal Penjelasan Mengenai Pengalihan Tanah SPBU
Marmoyo Darmo Surabaya tanggal 27 Maret 2008 kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kota Surabaya;
100. Foto copy Surat Manager Hukum Area III PT. Pertamina
(Persero) tanggal 06 Maret 2008, Nomor 43/F00215/2008-SO, Perihal
Penjelasan Mengenai Pengalihan Tanah SPBU Marmoyo Darmo
Surabaya;
101. Foto copy Surat dari Sdr.Handoko Sulayman Kepada Manager
Hukum UPMS V PT. Pertamina (persero), Perihal Sewa Tanah SPBU
Marmoyo tahun 2007, tanggal 05 Maret 2008;
102. Foto copy Surat dari Sdr.HAndoko Sulayman Kepada PT.
Pertamina (persero) Kantor Pemasaran V Perihal Tanggapan atas
Surat Somasi Kedua Tertanggal 3 April 2008 No.57/F00215/2008-
SO,tanggal 09 April 2008;
103. Foto copy Surat Somasi dari PT.Pertamina (persero) kepada
Sdr.Handoko Sulayman, Nomor 57/F00215/2008-SO, Perihal Somasi
Kedua dan Terakhir Terhadap Pengalihan Hak Atas Tanah Pertamina
di lokasi SPBU Marmoyo;
104. Foto copy Surat Kepala Kantor Agraria an. Walikotamadya
Surabaya, Nomor : 7624/AGR/PHT/1980/79, Perihal Permohonan
Pembaharuan HGB atas tanah di jalan Marmoyo Surabaya, tanggal 07
pebruari 1980;
105. Foto copy Surat Keterangan Pendaftaran Tanah, Nomor :
11
332/79-80, Pemohon Abdul Gani qq. Perusahaan Pertambangan dan
Gas Bumi Negara tanggal 28 Januari 1980;
106. Foto copy Tanda Terima Surat Nomor : 6/F5160/99-SO, tanggal
14 Juli 1999, dari PT. Pertamina V Surabaya (Persero);
107. Foto copy Surat Permohonan Hak, Pemohon Ibrahim Hasyim an.
Perusahaan Pertambangan dan Gas Bumi Negara tanggal Maret 1998;
108. Foto copy Surat Keterangan Pendaftaran Tanah GS, an. Agung
Yulianto PT. Pertamina (persero), Tahun 1999, dalam Rangka
Permohonan Ukur tanggal 10 April 2000;
109. Foto copy Kwintasi dari BPN Kota Surabaya tanggal 27 Juni
2000 sebesar Rp. 217.900,- (dua ratus tujuh belas ribu Sembilan
ratus rupiah);
110. Foto copy Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Nomor :
1430/F5000/2001-BI antara Pihak Pertama : Pertamina Unit PPDN-V
atas nama SUMARSONO dan Pihak Kedua adalah HANDOKO
Pengusaha SPBU 5460251 tanggal 21 Juni 2001;
111. Foto copy Surat Somasi dari PT.Pertamina (persero) Kepada Sdr.
Handoko Sulayman, Nomor 45/F00215/2008-SO tanggal 11 Maret
2008, Perihal Somasi Atas Pengalihan Hak Atas Tanah Milik
Pertamina di lokasi SPBU Marmoyo;
112. Foto copy Surat dari Sdr. Handoko Soelayman Kepada
Pertamina (persero) Kantor Pemasaran V tertanggal 05 Maret 2008,
Perihal Sewa Tanah SPBU Marmoyo Tahun 2007;
113. Foto copy Surat dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya
Nomor : 550.1-10976 tanggal 19 Nopember 1999 Perihal Permohonan
HGB Seluas 1.198 m2 Terletak diJalan Marmoyo Kelurahan Darmo
Kecamatan Wonokromo kotamadya Tingkat II Surabaya yang isinya
Permohonan HGB yang dimaksud dalam perihal tersebut di atas tidak
dapat diproses Pemberian Haknya;
114. Foto copy Surat dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya
Nomor : 600.1-4436 tanggal 29 Mei 2000 Perihal Permohonan
Sertifikat Hak Atas Tanah di Jalan Marmoyo oleh Pertamina;
115. Foto copy Surat dari Sdr.Handoko Sulayman kepada Kepala
Kantor Pertanahan Kota Surabaya tanggal 02 Desember 1999 Perihal
Tanah Lokasi SPBU di Jalan Marmoyo Surabaya;
116. Foto copy Legalisir Resume Permohonan HGB Atas Tanah
Negara Bekas HGB No.177 dan 178 Kel.Darmo III, seluas 508 m2 dan
12
690 m2 Terletak di Jalan Marmoyo No. 2, Kel.darmo Kec.Wonokromo
atas Nama Handoko Soelayman;
117. Foto copy Legalisir 2 (dua) Lembar Konsep Surat Pernyataan an.
Handoko Sulayman tanggal 19 Pebruari 2007;
118. Foto copy Legalisir Konsep SK (Surat Keputusan) Halaman 3
tanggal 20 Pebruari 2007;
119. Foto copy Permohonan Hak Guna Bangunan atas Nama
HANDOKO SOELAYMAN tanggal 04 Nopember 1998;
120. Foto copy Surat Kantor Pertanahan Kotamadya Surabaya,
nomor : 550.1-908 tanggal 01 Pebruari 2009;
121. Foto copy Surat Kantor Wilayah BPN Propinsi Jawa Timur,
Nomor : 500.35-4158 tanggal 27 Maret 2008;
122. Foto copy Surat kantor Wilayah BPN Propinsi Jawa Timur,
Nomor : 570.35-4560 tanggal 23 April 2008;
Dipergunakan dalam perkara lain yakni perkara pidana No:
09/Pid.sus/2001/PN Sby,atas nama Terdakwa SUWANTO, S.sos.,MM
dan HENY PUSPASARI, SH. Yang sekarang dalam proses persidangan
di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Surabaya
7. Menghukum Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
5000,00 (lima ribu rupiah).
Bahwa, oleh karena Pemohon Banding menolak Putusan Pengadilan Tipikor
tersebut, maka selanjutnya pada tanggal 27 Juni 2011 Pemohon Banding
telah mengajukan upaya hukum banding di Kepaniteraan Pengadilan Tidak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya, sebagaimana tercantum
dalam Akta Permintaan Banding dengan Register No. 08/Pid.Sus/2011/PN.
SBY ., permohonan mana telah memenuhi ketentuan dalam Pasal 233 Ayat
(2) KUHAP, sebab putusan tersebut telah dibacakan pada tanggal 22 Juni
2011, sehingga masih dalam tenggang waktu yang dibenarkan oleh Undang-
Undang, oleh karenanya permohonan Banding tersebut wajib dinyatakan
diterima.
Adapun Pemohon Banding mengajukan 6 (enam) argumentasi hukum
sebagai berikut :
13
(1). PUTUSAN SELA JUDEX FACTI TERKAIT EKSEPSI TERDAKWA
TERHADAP SURAT DAKWAAN PRIMAIR DAN SUBSIDIER JAKSA
PENUNTUT UMUM YANG TIDAK CERMAT, TIDAK LENGKAP DAN TIDAK
JELAS, PERTIMBANGAN JUDEX FACTI TIDAK LENGKAP DAN TIDAK
SEMPURNA (ONVOLDOENDEE GIMOTIVEERD):
Penasihat Hukum terdakwa WIDOYO, SH,MM telah mengajukan eksepsi/-
keberatan yang pada pokoknya mengajukan 2 (dua) asalan hukum, yaitu :
1. Surat Telaahan Staf yang dibuat Terdakwa yang diuraikan Jaksa
Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan sebagai cara terdakwa
melakukan delik pidana, diuraikan tidak utuh, karena ada yang
dipenggal dan di-edit;
2. Surat Telaahan Staf yang dibuat Terdakwa yang diuraikan sebagai
cara melakukan tindak pidana, isinya Dakwaan Primair dan Dakwa-
an Subsidair tidak sama atau berbeda atau saling bertentangan;
Berdasarkan 2 (dua) alasan tersebut di atas, Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum tidak sesuai sebagaimana diatur dalam Pasal 143 Ayat (2)
huruf (b) KUHAP, sehingga harus dinyatakan batal demi hukum.
Namu judex facti dalam putusan sela-nya (hal. 87- 89) hanya
dipertimbangkan sebagai berikut :
...”Menimbang, bahwa terhadap keberatan/ eksepsi dan pendapat
jaksa / penuntut umum, Majelis berpendapat sebagai berikut
(halaman 88 – 89) :
- Bahwa surat dakwaan dari jaksa/penuntut umum tersebut telah
cermat, jelas dan lengkap menegenai perbuatan pidana yang
didakwakan dengan menguraikan waktu dan tempat tindak pidana
tersebut yang masuk wilayah hukum Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya dan telah pula
menyebutkan dalam dakwaan peraturan-peraturan yang dilanggar
oleh terdakwa serta unsur-unsur dari perbuatan materiilnya telah
diuraikan, sedangkan tulisan Kejaksaan Negeri Bojonegoro pada
halaman, 1 pojok kiri atas hanya merupakan kesalahan ketik karena
pada sampul depan surat dakwaan tertulis Kejaksaan Negeri Sidoarjo
dan pada halaman akhir surat dakwaan tertulis Sidoarjo, 04 Maret
14
2011 penuntut umum, oleh karena, itu keberatan/ eksepsi dari
penasihat Hukum terdakwa tidak beralasan;
-Bahwa barang bukti yang mempunyai sifat cepat rusak
dimungkinkan dilelang dan hasil pelelangan berupa uang
dipergunakan sebagai barang bukti serta untuk kepentingan
pembuktian telah disisihkan sebagian kecil dari barang bukti tersebut
(lihat pasal 45 ayat (1) (2)(3) KUHAP),oleh karena itu keberatan /
eksepsi dari Penasihat Hukum terdakwa, tidak beralasan;
Menimbang, bahwa oleh karena itu surat dakwaan jaksa penuntut
umum sudah cermat, jelas dan lengkap sebagaimana ketentuan pasal
143 ayat (2) KUHAP maka keberatan / eksepsi terdakwa harus
ditolak dan pemeriksaan atas perkara ini dilanjutkan;
Pertimbangan judex facti tersebut adalah pertimbangan yang tidak lengkap
dan tidak sempurna (ONVOLDOENDE GIMOTIVEERD), sebab hal-hal yang
menjadi pertimbangan judex facti itu belum ada korelasi atau kaitannya
dengan 2 (dua) alasan eksepsi/keberatan yang diajukan terdakwa WIDOYO,
SH, MM. Tetapi anehnya judex facti justru menanggapi/mempertimbang-
kan hal-hal di luar alasan eksepsi terdakwa WIDOYO,SH,MM.
Menurut Pasal 143 ayat (2) huruf (b) KUHP, maka yang dimaksud Surat
Dakwaan harus cermat, jelas dan lengkap tidak hanya mengenai waktu
(tempus delicti) dan tempat tindak pidana (locus delicti), peraturan yang
dilanggar, serta unsur-unsur dari perbuatan materiilnya. Tetapi yang tidak
kalah pentingnya lagi yaitu harus dipertimbangkan oleh judex facti adalah
bagaimana ”cara” tindak pidana oleh terdakwa WIDOYO,SH,MM lakukan
juga harus diuraikan dengan cermat, jelas dan lengkap.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat M.YAHYA HARAHAP, SH dalam
bukunya “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP”, jilid I,
Penerbit Pustaka Kartini, Tahun 1993, Halaman 423, dikatakan: Surat
dakwaan harus jelas semua unsur tindak pidana yang didakwakan
(voldoende en duidelijke opgave van het feit) dan tidak hanya menguraikan
secara umum. Tetapi harus diperinci dengan jelas bagaimana terdakwa
melakukan tidak pidana tersebut.
Berdasarkan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa
15
WIDOYO,SH,MM, apabila dipelajari secara seksama uraian tentang “cara”
bagaimana terdakwa WIDOYO,SH,MM melakukan tindak pidana sebenarnya
dari awal sudah mengandung kecacatan hukum, dengan alasan sebagai
berikut :
1. Bahwa, fakta persidangan adanya Surat Telaahan Staf yang dibuat
oleh terdakwa WIDOYO,SH,MM yang menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari rangkaian perbuatan materiil yang didakwakan
kepada terdakwa WIDOYO,SH,MM, ternyata isi dari surat itu tidak
diuraikan atau ditulis secara utuh dan lengkap oleh Jaksa Penuntut
Umum, karena ada kalimat terakhir yang dipenggal dan atau di-edit
(mohon Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Surabaya yang memeriksa
perkara a quo membandingkan antara Surat Telaahan Staf yang
asli ( T-3 terlampir ) dengan uraian Jaksa Penuntut Umum dalam
surat dakwaannya);
2. Bahwa, kalimat yang dipenggal dan atau di-edit tersebut menurut
hukum mempunyai makna penting karena untuk menentukan ada
atau tidaknya means rea dalam diri terdakwa WIDOYO, SH,MM.
Dengan demikian Jaksa Penuntut Umum telah melakukan
“kecurangan” sehingga terdakwa WIDOYO,SH,MM merasa dirugikan
dan sulit melakukan pembelaan atas dipenggal dan atau di-editnya
kalimat terakhir dari Surat Telaahan Staf itu;
3. Bahwa, selain itu Surat Telaahan Staf yang diuraikan Jaksa Penuntut
Umum dalam Dakwaan Subsidair (halaman 36) kalimat terakhirnya
(poin 3) berbeda atau terjadi saling bertentangan dengan yang
diuraikan dalam Surat Dakwaan Primair (halaman 15). Atau dengan
kata lain, kalimat terakhir dari Surat Telaahan Staf yang dibuat asli
oleh terdakwa WIDOYO, SH, MM telah ”tertukar” dengan Surat
Telaahan Staf yang dibuat oleh terdakwa lain, yaitu SUWANTO,
S.Sos,MM;
4. Bahwa, hal tersebut di atas (poin 3) terjadi karena ketidak cermatan
Jaksa Penuntut Umum, jelas mengakibatkan telah merugikan
kepentingan terdakwa WIDOYO, SH,MM, karena dari kedua surat itu
pada kalimat terakhirnya isinya masing-masing berbeda dan saling
bertentangan, sehingga menjadi tidak jelas dan menyulitkan terdakwa
16
WIDOYO, SH,MM yaitu perbuatan materiilnya mana yang harus
dipertanggungjawabkan oleh terdakwa WIDOYO, SH,MM.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka hal itu sangat tidak
beralasan jika hanya karena faktor salah ketik, tetapi jelas merupakan
ketidak cermatan, ketidak jelasan dan ketidak lengkapan Jaksa Penuntut
Umum ketika membuat Surat Dakwaan yang mana hal tersebut merupakan
kecacatan hukum sejak awal, dan anehnya fakta ini samasekali tidak
dipertimbangkan oleh judex facti sehingga pertimbangan seperti ini adalah
pertimbangan yang tidak lengkap (ONVOLDOENDEE GIMOTIVEERD).
Oleh karena itu Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum seperti ini
seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima, sehingga tidak dapat dijadi-
kan dasar untuk menuntut dan menghukum terdakwa WIDOYO, SH, MM.
(2). PERTIMBANGAN UNSUR “MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN
DST..” JUDEX FACTI TELAH SALAH MENAFSIRKAN ALAT BUKTI
SURAT, PERTIMBANGAN TIDAK LENGKAP (ONVOLDOENDEE GIMOTI-
VEERD) DAN ADA BERTENTANGAN (KONTRADIKSI) PERTIMBANGAN
MENGENAI UNSUR YANG SAMA DENGAN TERDAKWA LAIN (H.M. KHU-
DLORI, SH, MHUM), PADAHAL PERBUATAN MATERIIL ITU MERUPAKAN
SATU KESATUAN TIDAK TERPISAHKAN:
Apabila membaca pertimbangan judex facti ( hal. 170-174 ) mengenai
terdakwa WIDOYO, SH,MM dikatakan terpenuhi unsur “mengalahgunakan
kewenangan..dst-nya”, menurut judex facti mendasarkan pada alat bukti
dan fakta hukum sebagai berikut:
1. Surat RISALAH PEMERIKSAAN TANAH (Konstatering Raport) Nomor :
276/HGB/II/2007 tanggal 21 Februari 2007;
2. Surat RISALAH PENGOLAHAN DATA (RPD), Nomor :
276/HGB/II/2007 tanggal 21 Februari 2007;
3. Fakta terdakwa WIDOYO, SH,MM telah memerintahkan kepada saksi
HENY PUSPASARI, SH untuk membuat konsep SK Pemberian Hak
Guna Bangunan atas nama saksi HANDOKO SOELAYMAN;
4. Fakta terdakwa WIDOYO, SH,MM tidak menyarankan kepada Kepala
17
Kantor Pertanahan Kota Surabaya (saksi H.M. KHUDLORI,SH,Mhum)
untuk mengembalikan berkas permohonannya untuk dilengkapi
mengenai data fisik dan data yuridis, sehingga terbit Surat Keputusan
tentang pemberian Hak Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO
SOELAYMAN yang ditandatangani saksi H.M.KHUDLORI,SH,Mhum.
Di bawah ini akan diuraikan berdasarkan fakta hukum persidangan, bahwa
terdakwa WIDOYO, SH,MM dalam menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan
dan pertimbangan mengenai penetapan hak atas tanah terkait pemohonan
Hak Guna Bangunan dari saksi HANDOKO SOELAYMAN tidak ada satu
pun kewenangannya yang disalahgunakan, dengan alasan karena alat
bukti dan fakta hukum sebagaimana diuraikan di atas oleh judex facti telah
disalahtafsirkan dan pertimbangannya tidak lengkap dan tidak sempurna
(ONVOLDOENDEE GIMOTIVEERD), yaitu :
1. Bahwa, alat bukti surat berupa : Risalah Pemeriksaan Tanah (Kon-
statering Raport) No: 276/HGB/II/2007 tanggal 21 Februari 2007,
kesimpulannya tertulis : Bahwa permohonan Hak Guna Bangunan
tersebut untuk DIPERTIMBANGKAN dengan alasan ”apabila” MEME-
NUHI SYARAT serta TIDAK ADA KEBERATAN yang diterima dan kecua-
li Pemohon TIDAK ADA yang berhak atas tanah yang dimohon itu;
2. Bahwa, kesimpulan pada Risalah Pemeriksaan Tanah (Konstatering
Raport) tersebut di atas (poin 1) merupakan rekomendasi “setuju atau
tidak-nya “ masih disyaratkan pada suatu keadaan tertentu. Dengan
kata lain masih bersifat conditional, yaitu dengan kalimat, “..untuk
dipertimbangkan ”apabila” memenuhi syarat..dst”. Faktanya jika
tidak memenuhi syarat, berarti maksud dan tujuan dari alat bukti
surat ini sama dengan tidak mensetujui diterbitkan SK tentang
Pemberian Hak Guna Bangunan.
3. Bahwa, mohon bandingkan dengan Risalah Pemeriksaan Tanah
(Konstatering Raport) yang lain yaitu alat bukti surat tambahan dari
terdakwa WIDOYO, SH,MM yang diberi tanda T-1 (terlampir), jika
rekomendasinya mensetujui dengan jelas dan tegas, tidak
menggunakan kalimat “...... untuk DIPERTIMBANGKAN dengan alasan
”apabila” MEMENUHI SYARAT.....dst”, tetapi langsung, “.... DAPAT
DIKABULKAN dengan ALASAN MEMENUHI SYARAT...dst” . Sayangnya
18
alat bukti surat bertanda T-1 ini samasekali tidak dipertimbangkan
judex facti sekalipun telah dilampirkan dalam Pledooi terdakwa;
4. Bahwa, apalagi sebenarnya dalam alat bukti surat tersebut di atas
(poin 1), Terdakwa WIDOYO, SH,MM tidak ikut menandatanganinya.
Yang menandatangani hanya saksi HENY PUSPASARI, SH dan
SUWANTO, S.Sos.MM. Dengan demikian secara hukum Terdakwa
WIDOYO, SH, MM, tidak dapat mempertanggungjawabkan isi dari alat
bukti surat ini seandainya isinya terbukti menyalahgunakan
kewenangan, apalagi berdasarkan fakta hukum sebagaimana uraian
di atas yang sebenarnya adalah tidak;
5. Bahwa, dengan demikian judex facti dalam mempertimbangkan alat
bukti surat sebagaimana tersebut dalam poin 1 di atas, telah keliru
dan salah menafsirkan dan juga pertimbangannya tidak
lengkap/tidak sempurna, sehingga penilaiannya terhadap alat bukti
surat tersebut menjadi sangat menyesatkan jika dikatakan terdakwa
WIDOYO, SH, MM, telah menyalahgunakan kewenangannya;
6. Bahwa, kemudian terkait alat bukti surat berupa : RISALAH
PENGOLAHAN DATA (RPD), Nomor : 276/HGB/II/2007 tanggal 21
Februari 2007, memang terdakwa WIDOYO,SH,MM ikut
menandatangani alat bukti surat ini bersama saksi HENY
PUSPASARI, SH dan saksi SUWANTO, S.Sos.MM. Akan tetapi alat
bukti surat ini antara posita (PERTIMBANGAN/USULAN poin IV) dan
diktum putusan (KESIMPULAN (poin VI) isinya saling bertentangan
dimana dalam PERTIMBANGAN/USULAN dikatakan : SETUJU
UNTUK DIBERIKAN HAK GUNA BANGUNAN atas tanah seluas
1.198 meter persegi dengan alasan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, akan tetapi diktum kesimpulannya dalam poin VI : TIDAK
ADA CORETAN APAPUN mengenai dapat atau tidak dapatnya
diberikan Hak Guna Bangunan.
7. Bahwa, mohon bandingkan dengan alat bukti surat tambahan dari
terdakwa WIDOYO, SH,MM ( T-2 terlampir) sangat jelas jika ketika
terdakwa WIDOYO, SH,MM mensetujui permohonan hak dalam
Risalah Pengolahan Data (RPD) antara poin IV : PERTIMBANGAN/-
USULAN dan poin VI: KESIMPULAN isinya saling berkesesuaian dan
19
jelas serta ada coretan DAPAT DIBERIKAN HAK..dst. Sayangnya
bukti surat ini juga samasekali tidak dipertimbangkan judex facti
sekalipun telah dilampirkan dalam Pledooi terdakwa;
8. Bahwa, dengan demikian judex facti dalam mempertimbangkan alat
bukti surat sebagaimana tersebut dalam poin 6 di atas, juga telah
keliru dan salah menafsirkan dan juga pertimbangannya tidak
lengkap/tidak sempurna, sehingga penilaiannya terhadap alat bukti
tersebut menjadi sangat menyesatkan jika dikatakan terdakwa
WIDOYO, SH,MM, telah menyalahgunakan kewenangannya;
9. Bahwa, kemudian terkait fakta hukum terdakwa WIDOYO, SH,MM
tetap memproses permohonan HANDOKO SOELAYMAN dengan
memerintahkan kepada bawahannya saksi HENY PUSPASARI, SH
untuk membuat KONSEP SURAT KEPUTUSAN (SK). Mengenai
pertimbanga judex facti ini juga tidak lengkap pertimbangannya,
karena fakta yang terungkap dalam persidangan yang sebenarnya
tidak demikian. Terdakwa WIDOYO, SH,MM menyuruh untuk
membuat “ konsep SK-nya” kepada bawahannya tidak lain karena
atas dasar perintah atasannya secara berjenjang dalam hubungan
subordinat antara atasan-bawahan di mana perintah itu berasal dari
saksi SUWANTO, S.Sos.MM dan SUWANTO, S.Sos.MM juga mendapat
perintah atasannya dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya
(saksi H.M. KHUDLORI, SH,Mhum), tentu menurut teori pertang-
gungjawaban pidana hal ini tidak dapat dibebankan pada pihak yang
hanya sebagai pelaksana perintah (ex. Pasal 51 Ayat 1 KUHP);
10. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan, justru karena terdakwa WI-
DOYO, SH,MM disuruh oleh atasanya saksi SUWANTO, S.Sos,MM,
agar segera membuat “konsep SK-nya”, maka terdakwa WIDOYO,
SH,MM, mohon ijin kepada atasannya saksi SUWANTO, SH. Sos, MM,
untuk membuat saran/pendapat dalam bentuk “TELAAHAN STAF”
yang ditujukan kepada atasannya (mohon dilihat bukti surat
tambahan bertanda T-3 terlampir) di mana surat ini sebagai bentuk
protes kepada atasannya (saksi H.M. KHUDORI, SH, Mhum), yang
isinya selain mengatakan jika permohonan Hak Guna Bangunan atas
nama saksi HANDOKO SOELAYMAN masih ada kekuranglengkapan
data fisik dan data yuridis, juga dalam kalimat penutup dari surat
20
“TELAAHAN STAF” ini tertulis, yaitu :
“Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerbitan Surat
Keputusan Atas Tanah untuk dipertimbangkan, akan tetapi
sesuai “perintah lisan” kami siapkan “konsep” Surat
keputusan pemberian haknya. Demikian untuk menjadikan
periksa dan keputusan kami serahkan kepada bapak” .
Kata penutup alat bukti surat “TELAAHAN STAF” itu mengandung makna
jika semua keputusan akan mengabulkan atau menolaknya diserahkan
kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya (saksi H.M.
KHUDLORI,SH,Mhum), karena hanya Kepala Kantor Pertana-han-lah
yang mempunyai kewenangan untuk itu, hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun
1999 Pasal 37 Ayat 5 yang berbunyi :
Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan Keputusan Pemberian
Hak Guna Bangunan atas tanah yang dimohon atau
Keputusan Penolakan yang diserta dengan alasan
penolakannya.
Sayangnya fakta-fakta hukum tersebut di atas samasekali tidak
dipertimbangkan oleh judex facti dalam putusannya.
11. Bahwa, tentang jika surat “TELAHAAN STAF” sebagai bentuk protes
kepada atasaanya sudah menjadi fakta hukum dalam persidangan,
ini sesuai dengan keterangan 2 (dua) ahli, yaitu : Rusmadi Murad,SH,
Mhum dan Sugianto,SH, Mhum, yang keduanya sama-sama
menerangkan jika dalam permohonan hak atas tanah jika telah dibuat
“TELAAHAN STAF” berarti ada masalah yang bersifat khusus. Dan
tidak semua permohonan hak selalu dibuat surat “TELAAHAN STAF”.
Sayangnya fakta hukum ini juga samasekali tidak dipertimbangkan
oleh judex facti dalam putusannya;
12. Bahwa, dengan demikian tidak benar jika terdakwa WIDOYO, SH,MM
dalam proses penerbitan SK Pemberian Hak Guna Bangunan kepada
saksi HANDOKO SOELAYMAN dikatakan tidak memberi saran kepa-
da atasannya. Terdakwa WIDOYO, SH, MM melalui surat “TELAAHAN
STAF” sudah memberi saran/pendapat kepada atasaanya jika
21
permohonan Hak Guna Bangunan dari saksi HANDOKO SOELAYMAN
sebenarnya masih ada kekuranglengkapan data fisik dan data yuridis
harus dilengkapi dulu. Sayangnya fakta hukum ini samasekali oleh
judex facti tidak dipertimbangkan dalam putusannya;
13. Bahwa, dengan adanya fakta hukum sebagaimana diuraikan pada
poin 10, 11 dan 12 di atas, merupakan ”BUKTI PETUNJUK” jika
pada hakekatnya terdakwa WIDOYO,SH,MM tidak mensetujui akan
diterbitkan SK pemberian Hak Guna Bangunan kepada saksi HAN-
DOKO SOELAYMAN, karena masih ada kekuranglengkapan data fisik
dan data yuridis, yang mana fakta ini berkesesuaian dengan ketera-
ngan sdr. WIDOYO, SH,MM ketika sebagai terdakwa dalam persida-
ngan sebenarnya tidak setuju diterbitkan SK Pemberian Hak Guna
Bangunan kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN sebelum dilengkapi
data fisik dan data yuridisnya. Adanya “BUKTI PETUNJUK” ini juga
samasekali juga tidak dipertimbangkan judex facti;
14. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan terkait adanya surat “TELAA-
HAN STAF” yang dibuat terdakwa WIDOYO, SH,MM, tersebut saksi
H.M. KHUDLORI, SH, Mhum selaku Kepala Kantor Pertanahan Kota
Surabaya justru mempunyai pendapat dan pertimbangan sendiri,
yaitu SK Pemberian Hak Guna Bangunan tersebut tetap dapat
dikabulkan tanpa harus memenuhi kekuranglengkapan data fisik dan
data yuridis sebagaimana dimaksud dalam surat “TELAAHAN STAF”
yang dibuat terdakwa WIDOYO, SH,MM karena menurutnya sudah
Akta Hibah, Akta Ikatan Jual beli dan IMB;
15. Bahwa, fakta hukum sebagaimana diuraikan pada poin 14 di atas te-
lah diakui judex facti dalam perkara yang diadili secara terpisah
namun substansi perkaranya sama yaitu No: 04/Pid.Sus/-
2011/PN.SBY dengan terdakwa H.M.KHUDLORI, SH,Mhum, dalam
halaman : 151 baris ke 10 s/d 12, dipertimbangkan,
yaitu :“.....Terdakwa H.M.KHUDLORI,SH, Mhum, telah menyalah-
gunakan kewenangan yang ada dalam jabatannya dalam pemberian
keputusan Hak Guna Bangunan yaitu tidak meneliti kelengkapan dan
kebenaran data yuridis permohonan Hak Guna Bangunan, dan malah
mengabulkan permohonan Hak Guna Bangunan tersebut dengan
mengambil pertimbangan dan pendapatnya sendiri terkait dengan
22
pemenuhan kekuranglengkapan data fisik dan data yuridis serta
mengabaikan pendapat anggota/bawahannya..”;
16. Bahwa, pertimbangan judex facti sebagaimana diuraikan poin 15 di
atas, tepatnya pada kalimat yang terakhir dan dipertebal itu, mengan-
dung makna jika sebenarnya dalam batin saksi H.M.KHUDLORI, SH.
MHum ada niat (means rea) untuk mengabulkan penerbitan SK
pemberian Hak Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO SOELAY-
MAN, akan tetapi tidak sama halnya dengan terdakwa WIDO-
YO,SH,MM. Dan ini sesuai dengan fakta hukum persidangan yang
lain, jika permohonan Hak Guna Bangunan dari saksi HANDOKO
SOELYMAN dari awal prosesnya sudah tidak lazim karena tidak
melalui loket resmi yang telah disediakan, tetapi diajukan secara lang-
sung melalui Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya (saksi H.M.
KHUDLORI, SH, Mhum). Selain itu jika terdakwa WIDOYO, SH,MM
dikatakan menyalahgunakan kewenangan maka urgensinya men-
jadi hilang dan tidak relevan lagi. Sebab pendapat/saran terdakwa
WIDOYO, SH, MM, selaku bawahan tentang ketidak setujuannya
diterbitkan SK pemberian HGB kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN
dan atau sekurang-kurangnya tentang kekuranglengkapan data fisik
dan data yuridis sebagaimana tertuang dalam surat “TELAAHAN
STAF” telah diabaikan atasannya (H.M. KHUDLORI,SH,Mhum);
17.- Bahwa, padahal berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraris/-
Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Pasal 37 Ayat
(1) dan (4), berbunyi :
Kepala kantor Pertanahan meneliti kelengkapan dan kebenaran
data yuridis dan data fisik permohonan Hak Guna Bangunan
dan memeriksa kelayakan permohonan tersebut dapat atau
tidaknya dikabulkan atau diproses lebih lanjut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal data yuridis dan data fisik belum lengkap Kepala
Kantor Pertanahan memberitahukan kepada pemohon untuk
dilengkapi.
18. Bahwa, sekali lagi jika fakta hukumnya saran/pendapat terdakwa
WIDOYO, SH, MM sebagaimana dituangkan dalam surat “TELAAHAN
23
STAF” diabaikan oleh saksi H.M. KHUDLORI, SH, Mhum selaku Ke-
pala Kantor Pertanahan Kota Surabaya, bahkan mengenai kekurang-
lengkapan data yuridis dan data fisik seharusnya ditindaklanjuti
dengan disuruh melengkapinya, faktanya saksi H.M. KHUDLORI,
SH,MM, justru mempunyai pertimbangan dan pendapat sendiri
tidak perlu dilengkapi karena sudah Akta Hibah, Akte Jual beli dan
IMB. Dengan demikian sangat menyesatkan sekali lagi jika terdakwa
WIDOYO, SH,MM tetap dinyatakan telah terpenuhi unsur
“menyalahgunakan kewenangan..dst”, karena tidak ada satupun alat
bukti yang membuktikan secara sah dan menyakinkan tuduhan itu.
19.Bahwa, sehingga andaikata pertimbangan judex facti yang menyesat-
kan itu tetap dipertahankan, berarti telah terjadi bertentangan antara
dua pertimbangan dimana substansi perkaranya sama dan merupa-
kan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, namun pertimbangannya
masing-masing berbeda (kontradiksi). Jelas putusan dengan pertim-
bangan seperti ini tidak dibenarkan oleh sebab itu harus batalkan;
Berdasarkan argumentasi hukum di atas, maka pada diri terdakwa WIDO-
YO, SH, MM tidak terpunuhi unsur “menyalahgunakan kewenangan..dst”.
(3). PERTIMBANGAN JUDEX FACTI MENGENAI UNSUR “DAPAT MERU-
GIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA” TIDAK
LENGKAP DAN TIDAK SEMPURNA (OLVONDOENDEE GIMOTIVEERD)
KARENA TIDAK MEMPERTIMBANGKAN SEMUA FAKTA PERSIDANGAN :
Menurut judex facti unsur yang terpenuhi “....dapat merugikan keuangan
negara..” dengan pertimbangan sebagai berikut (hal. 176 barike ke 11- 18) :
“..Menimbang hawa Kerugian Negara, secara prinsip merupakan
berkurangnya aset yang dimilik negara yang dalam hal ini PT.
Pertamina yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
disebabkan oleh tindakan Terdakwa WIDOYO,SH,MM bersama-sama
saksi SUWANTO, S.Sos.MM, saksi HENY PUSPASARI,SH, dan saksi
H.M.KHUDLORI,SH,Mhum, yang menyalahgunakan kewenangan yang
ada pada jabatannya. Kerugian negara mempunyai sifat nyata
yaitu seharusnya dicatat sebagai aset tetapi karena suatu hal
24
menjadi tidak tercatat sebagai aset negara. Tidak didasarkan
kepada asumsi...dst”.
Jika judex facti berpendapat, kerugian negara mempunyai sifat nyata yaitu
yang seharusnya dicatat sebagai aset negara tetapi “karena suatu hal”
menjadi tidak tercatat sebagai aset negara (hal. 176 baris ke 16-18).
Menurut hukum tidak semua aset yang semula tercatat sebagi aset negara
“karena suatu hal” menjadi tidak tercacat sebagai aset negara, maka akan
“ s e l a l u ” dapat merugikan keuangan negara. Sebab, yang dimaksud
“karena suatu hal” itu sangat tergantung pada apakah tidak tercatatnya
aset tersebut dibenarkan atau tidak oleh hukum. Jika tidak tercatatnya aset
tersebut ternyata dibenarkan oleh hukum, berarti secara otomatis urgensi
adanya kerugian keuangan negara menjadi tidak relevan lagi.
Menurut fakta persidangan, terkait aset tanah di Jalan Marmoyo No. 19
Surabaya, PT. Pertamina (Persero) telah melakukan gugatan melawan saksi
HANDOKO SOELAYMAN di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya
sampai dengan upaya hukum banding dan kasasi (bukti terlampir dengan
tanda T-4a, T-4b, dan T-4c) dengan amar putusan sudah berkekuatan
hukum tetap berbunyi : Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima,
dengan pertimbangan pada pokoknya perkara tersebut harus terlebih
dahulu diselesaikan melalui Badan Peradilan Umum.
Dan berdasarkan fakta persidangan pula, saksi HANDOKO SOELAYMAN
sudah mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Surabaya
melawan PT. Pertamina (Persero). Dan gugatan ini masih dalam proses atau
belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap tentang sah atau
tidaknya pemberian hak dari Kantor Pertanahan Kota Surabaya kepada
saksi HANDOKO SOELAYMAN. Dengan demikian terlalu prematur jika
judex facti dalam perkara a quo menyatakan sudah terpenuhi unsur
dapat merugikan keuangan negara.
Apalagi berdasarkan fakta persidangan, hilangnya aset dalam Daftar Harta
Benda Modal (Haemoni-I) PT. Pertamina (Persero) dengan Nomor Asset :
75045482 dan sejak tanggal 17 September 2003 tercatat dengan nomor
Asset : 100000724 deskripsi : TANAH DARMO/MARGOMULYO, tidak
semata sejak tanggal 1 Maret 2007 yaitu ketika terbitnya Surat Keputusan
pemberian Hak Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN,
25
tetapi justru jauh sebelum tanggal 1 Maret 2007, yaitu sekurang-
kurangnya sejak tanggal 23 September 1980 aset itu sudah tidak
tercatat dengan sendirinya dan atau lepas demi hukum menjadi terca-
tat dalam penguasaan negara, karena sejak tanggal 23 September 1980
merupakan batas berakhirnya masa berlakunya Hak Guna Bangunan No.
177 dan 178/Lingkungan Darmo III atas nama NV. STANVAC.
Apa lagi masih dapat dipersoalkan, apakah hanya dengan alat bukti surat
berupa Daftar Harta Benda Modal (Harmoni-I) secara hukum dapat
dikatakan/diklaim aset itu menjadi milik PT. Pertamina (Persero)? Sebab
berdasarkan Hak Guna Bangunan Nomor :177 dan 178/ Kelurahan Darmo
III, sampai berakhirnya tanggal 23 September 1980, aset tersebut masih
tercatat atas nama NV. STANVAC.
Kalau kemudian PT. Pertamina mengklaim/mengakui jika aset itu adalah
miliknya hanya berdasarkan pada: Daftar Harta Benda Modal (Harmoni-I)
dan sertifikat Hak Guna Bangunan No.177 dan 178/Kelurahan Darmo III
secara fisik dalam penguasaan PT. Pertamina (Persero), dan hal ini diakui
oleh judex facti, maka pertimbangan seperti ini tidak dibenarkan dan
bertentangan dengan hukum yang berlaku. Sebab berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun 1961 Pasal 19, aturannya jelas, yaitu:
“Setiap Perjanjian yang bermaksud memindahkan hak atas
tanah, memberikan suatu hak baru atas tanah, menggadaikan
tanah atau meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai
tanggungan harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat
oleh dan dihadapan Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Agraria”.
Dan oleh karena fakta dalam persidangan tidak dapat dibuktikan adanya
akta jual-beli antara N.V. STANVAC dengan PT. Pertamina (Persero), maka
secara hukum sampai Hak Guna Bangunan No. 177 dan 178/lingkungan
Darmo III berakhir tanggal 23 September 1980 tidak ada perbuatan hukum
peralihan hak atas tanah kedua Hak Guna Bangunan tersebut. Dan
mengingat kedua Hak Guna Bangunan tersebut berasal dari konversi Hak
Barat (Eigendom Verponding), maka menjadi obyek Keppres No. 32 Tahun
1979 jo Permendagri No. 3 Tahun 1979, dimana sesuai Pasal 1 Ayat (1) dari
Keppres No. 32 Tahun 1979 berbunyi :
26
“Tanah hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai
asal konversi hak barat yang jangka waktunya akan berakhir
selambat-lambatnya pada tanggal 24-9-1980, sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 5 tahun 1960, pada saat berakhirnya
hak yang bersangkutan menjadi tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara”.
Maka sejak tanggal 24 Setember 1980 “tanah bekas” Hak Guna Bangunan
No. 177 dan No. 178/Lingkungan Darmo III, menjadi tanah yang langsung
dikuasai oleh Negara dan berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1957
jo Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2006 yang diberi kewenangan
menguasai tanah negara yang letak di Jalan Marmoyo No. 19 Surabaya
hanya Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia c/q. Kantor
Pertanahan Kota Surabaya dan bukan PT. Pertamina (Persero).
Belum lagi apabila mendasarkan pada definisi Hak Guna Bangunan
berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA Pasal 35 (1)
adalah : hak mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan di atas
tanah bukan miliknya sendiri (baca: tanah milik negara). Dengan demikian
sekalipun tanah tersebut dialihkan/diberikan kepada pihak lain, tanah
tersebut tetap tercatat menjadi aset negara. Sehingga secara hukum aset
tersebut tetap tidak berkurang atau tidak hilang atau tetap tercatat milik
negara dan bukan milik saksi HANDOKO SOELAYMAN.
Berdasarkan argumentasi tersebut di atas, maka unsur “Yang dapat
merugikan keuangan negara” secara hukum tidak terpenuhi.
(4 ). PERTIMBANGAN JUDEX FACTI MENGENAI ELEMEN “DENGAN
TUJUAN” BERKAITAN DENGAN UNSUR “MENGUNTUNGKAN DIRI
SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU BADAN ATAU KORPORASI”
TELAH MENGABAIKAN FAKTA HUKUM, TIDAK KONSISTEN DAN
PERTIMBANGANNYA TIDAK LENGKAP ATAU TIDAK SEMPURNA
(ONVOLVOENDEE GIMOTIVEERD) :
Berdasarkan pertimbangan judex facti (hal. 166-170) di mana pada
pokoknya dikatakan jika yang dimaksud terpenuhi unsur “Dengan sengaja
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi” terkait
27
kapasitas Terdakwa WIDOYO,SH,MM baik secara eksplisit maupun implisit
adalah terbukti hanya menguntungkan pada saksi HANDOKO SOELAYMAN
an sich, karena menurut judex facti tanah di Jalan Marmoyo No. 2 Surabaya
semula atas nama NV. STANVAC atau sekurangnya terdaftar dalam Daftar
Harmoni PT.Pertamina (Persero), namun berdasarkan HGB No.
738/Kelurahan Darmo menjadi atas nama saksi HANDOKO SOELAYMAN.
Pertimbangan judex facti tersebut di atas adalah sangat menyesatkan
karena selain judex facti telah mengabaikan fakta hukum yang sebenarnya,
judex facti tidak konsisten dengan pertimbangannya sendiri, juga termasuk
pertimbangannya yang tidak lengkap dan tidak sempurna (ONVOL-
DOENDEE GIMOTIVEERD), dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa, dalam persidangan telah terbukti secara sah dan meyakinkan
jika antara terdakwa WIDOYO, SH,MM dengan saksi HANDOKO
SOELAYMAN “tidak saling kenal/mengenal” selama dari proses
pendaftaran hingga terbitnya Surat Keputusan tentang Pemberian
Hak Guna Bangunan maupun sampai terbitnya sertifikat Hak Guna
Bangunan Nomor : 738/Kelurahan Darmo atas nama saksi
HANDOKO SOELAYMAN. Namun fakta hukum yang menentukan ini
samasekali tidak dipertimbangkan oleh judex facti;
2. Bahwa, sementara judex facti sendiri secara tegas dalam pertim-
bangannya mengatakan jika yang dimaksud elemen “DENGAN TU-
JUAN” adalah kehendak yang ada dalam pikiran atau alam batin si
pembuat yang ditujukan untuk memperoleh suatu keuntungan
(menguntungkan) bagi diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, memperoleh suatu keuntungan atau menguntungkan
artinya memperoleh atau menambah kekayaan dari yang sudah ada
(Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di
Indonesia, Penerbit Bayu Media Publishing, Malang 2005, halaman 54);
3. Bahwa, kalau judex facti konsisten dengan pendapatnya sendiri (poin
2 di atas) dan mau mempertimbangkan fakta hukum sebagaimana
diuraikan poin 1 di atas, jika dalam alam pikiran atau alam batin
pada diri Terdakwa WIDOYO, SH,MM tidak kenal atau tidak saling
mengenal dengan saksi HANDOKO SOELAYMAN dari mana dapat
dikatakan jika terdakwa WIDOYO,SH,MM ada tujuan menguntungkan
28
pada diri saksi HANDOKO SOELAYMAN. Karena selama itu antara
keduanya tidak saling mengenalnya, dan antara keduanya tidak ada
“hubungan emosional” baik di alam pikirannya maupun di alam
batinnya antara “yang menguntungkan” dan “yang diuntungkan”;
4. Bahwa, dengan demikian pertimbangan judex facti yang mengatakan
jika unsur “dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi” terpenuhi benar-benar telah bertentangan
dengan logika akal sehat dan logika hukum ( law is logic ) yang me-
nyesatkan sehingga secara hukum pertimbangan ini harus ditolak;
Berdasarkan argumentasi hukum tersebut di atas, maka pada diri terdakwa
WIDOYO, SH,MM, tidak terpenuhi unsur “dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi”.
(5 ) - PERTIMBANGAN JUDEX FACTI SEHUBUNGAN PEMBUKTIAN PASAL
55 AYAT (1) KE-1 KUHP DALAM DAKWAAN SUBSIDAIR ADALAH KELIRU
DALAM MENILAI ALAT BUKTI SURAT DAN TIDAK LENGKAP SERTA
TIDAK SEMPURNA PERTIMBANGAN HUKUMNYA (ONVOLDOEN-DEE
GIMOTIVEERD):
Menurut konteks dakwaan Penuntut Umum terhadap terdakwa WIDOYO,
SH, MM, terkait pasal penyertaan (deelneming), maka kapasitas terdakwa
WIDOYO, SH, MM adalah “orang yang turut melakukan” bersama-sama
dengan saksi H.M. KHUDLORI, SH, Mhum, saksi SUWANTO, S.Sos, MM,
dan HENY PUSPASARI, SH. Dan masing-masing ketiga saksi ini sama-sama
menjadi terdakwa dalam perkara yang sama tetapi diadili secara terpisah.
Atas dasar itu judex facti menyatakan unsur Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP ini
terpenuhi, sebagaimana pertimbangannya (hal. 177-178) di bawah ini :
“....Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap
dipersidangan saksi HANDOKO SULAYMAN pernah mengajukan
permohonan Hak Guna Bangunan sebanyak dua kali yakni yang
pertama pada tahun 1998 tidak dikabulkan dan yang kedua pada
bulan Pebruari 2007 telah dikabulkan oleh saksi H.M.KHUDLORI,
SH.,Mhum.dengan cara menandatangani Surat Keputusan Kepala
29
Kantor Pertanahan Kota Surabaya Nomor: 196-550.1-35.1-2007
tanggal 01 Maret 2007 dan menerbitkan Sertifikat Hak Guna
Bangunan nomor 738/Kelurahan Darmo tanggal 08 Maret 2007 atas
nama saksi HANDOKO SOELAYMAN, padahal dalam permohonan
Sertifikat Hak Guna Bangunan atas nama Saksi HANDOKO
SOELAYMAN terdapat kekuranglengkapan syarat-syarat pada data
yuridis dan data fisik tidak adanya bukti peralihan dan penguasaan
hak atas tanah dari pemegang haknya dan tidak adanya bukti
penyelesaian bangunan dengan pemegang haknya yakni NV.
Standars Vacuum Sales Company (Stanvac) kepada pemohon saksi
HANDOKO SOELAYMAN, disamping terdapat kekurang lengkapan
syarat-syarat tersebut Saksi HANDOKO SOELAYMAN menerangkan
bahwa Sertifikat Hak Guna Bagunan No. 177 dan 178 yang nota bene
atas nama NV. Standars Vacuum Sales Company ( Stanvac ) telah
hilang, dan terdakwa WIDOYO, SH.,MM. bersama-sama saksi
SOEWANTO, S.Sos.,MM., saksi HENY PUSPASARI,SH., telah
membuat rekomendasi tertulis dan membuat kesimpulan
SETUJU UNTUK DIBERIKAN HAK GUNA BANGUNAN atas tanah
seluas 1.198 meter persegi dengan alasan sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan menandatangani RPD dengan tidak
mencoret mengenai dapat/tidak dapatnya diberikan Hak Guna
Bangunan, serta Terdakwa WIDOYO ,SH.,MM., memerintahkan saksi
HENY PUSPASARI,SH. untuk membuat konsep surat Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya tentang Pemberian Hak
Guna Bangunan atas nama Saksi HANDOKO SULAYMAN;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur “yang melakukan,
menyuruh melakukan atau turut serta melakukan”telah terpenuhi”.
Pertimbangan tersebut di atas sangat menyesatkan karena judex facti telah
salah menilai dan menafsirkan alat bukti surat, sehingga yang terjadi judex
facti telah memutar balikkan fakta hukum dengan mengabaikan fakta hu-
kum yang lain, serta pertimbangan yang tidak lengkap dan tidak sempurna
(ONVOLDOENDEE GIMOTIVEERD), dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa, alat bukti surat berupa : Risalah Pemeriksaan Tanah (Kon-
statering Raport) No: 276/HGB/II/2007 tanggal 21 Februari 2007,
kesimpulannya tertulis : Bahwa permohonan Hak Guna Bangunan
30
tersebut untuk DIPERTIMBANGKAN dengan alasan ”apabila” MEME-
NUHI SYARAT serta TIDAK ADA KEBERATAN yang diterima dan kecua-
li Pemohon TIDAK ADA yang berhak atas tanah yang dimohon itu;
2. Bahwa, kesimpulan pada Risalah Pemeriksaan Tanah (Konstatering
Raport) sebagaimana tersebut di atas ( poin 1) merupakan rekomen-
dasi yang belum final dan konkret, karena masih disyaratkan pada
suatu keadaan tertentu, dengan kata lain masih bersifat conditional;
yaitu untuk dipertimbangkan ”apabila” memenuhi syarat...dst.
Faktanya apabila tidak memenuhi syarat ...dst, berarti maksud dan
tujuan dari alat bukti surat ini sama dengan tidak mensetujui
diterbitkan SK pemberian Hak Guna Bangunan;
3. Bahwa, mohon dibandingkan dengan Risalah Pemeriksaan Tanah
(Konstatering Raport) yang lain yaitu alat bukti surat tambahan dari
terdakwa WIDOYO, SH,MM yang diberi tanda T-1 (terlampir), jika
rekomendasinya mensetujui dengan final dan konkret, tidak
menggunakan kalimat “...... untuk DIPERTIMBANGKAN dengan alasan
”apabila” MEMENUHI SYARAT.....dst”, tetapi langsung, “.... DAPAT
DIKABULKAN dengan ALASAN MEMENUHI SYARAT...dst” . Sayangnya
alat bukti surat bertanda T-1 ini samasekali tidak dipertimbangkan
judex facti sekalipun telah dilampirkan dalam Pledooi terdakwa;
4. Bahwa, perlu digaris bawahi, apalagi faktanya Terdakwa WIDOYO,
SH,MM tidak ikut menandatangani pada alat bukti surat itu (poin
1 di atas). Yang bertandatangan dalam alat bukti surat itu hanya
saksi HENY PUSPASARI, SH dan SUWANTO, S.Sos.MM. Dengan
demikian secara hukum Terdakwa WIDOYO, SH,MM, dikatakan telah
“bersama - sama” telah membuat rekomendasi dengan saksi HENY
PUSPASARI, SH, saksi SUWANTO, S.Sos.MM, maka urgensi
“bersama-samanya” menjadi hilang/ tidak relevan lagi. Sebab
terdakwa WIDOYO,SH,MM tidak ikut menandatangani alat bukti
surat ini, dan terlalu prematur jika alat bukti surat ini dikatakan
sebagai persetujuan yang sudah konkret dan final untuk pemberian
SK Hak Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN;
5. Bahwa, kemudian terkait alat bukti surat berupa : RISALAH
PENGOLAHAN DATA (RPD), Nomor : 276/HGB/II/2007 tanggal 21
31
Februari 2007, memang terdakwa WIDOYO,SH,MM ikut
menandatangani alat bukti surat ini bersama-sama saksi HENY
PUSPASARI, SH dan saksi SUWANTO, S.Sos.MM. Akan tetapi alat
bukti surat ini antara posita (PERTIMBANGAN/USULAN poin IV)
dengan diktum putusan (KESIMPULAN poin VI) isinya saling
bertentangan dimana dalam PERTIMBANGAN/USULAN dikatakan :
SETUJU UNTUK DIBERIKAN HAK GUNA BANGUNAN atas tanah
seluas 1.198 meter persegi dengan alasan sesuai dengan peraturan
yang berlaku, akan tetapi diktum kesimpulannya dalam poin VI :
TIDAK ADA CORETAN APAPUN mengenai dapat atau tidak
dapatnya diberikan Hak Guna Bangunan;
6. Bahwa, mohon bandingkan dengan alat bukti surat tambahan dari
terdakwa WIDOYO, SH,MM ( T-2 terlampir) sangat jelas jika ketika
terdakwa WIDOYO, SH,MM menyetujui permohonan hak dalam
Risalah Pengolahan Data (RPD) antara poin IV : PERTIMBANGAN/-
USULAN dan poin VI: KESIMPULAN isinya saling berkesesuaian dan
jelas serta ada coretan DAPAT DIBERIKAN HAK ..dst. Sayangnya
bukti surat ini juga sama sekali tidak dipertimbangkan judex facti
sekalipun telah dilampirkan dalam Pledooi terdakwa;
7. Bahwa, dengan demikian terlalu prematur juga jika alat bukti surat
(poin 5 di atas) oleh judex facti dikatakan sebagai bentuk persetujuan
dari terdakwa WIDOYO,SH, MM, “bersama-sama” secara final dan
konkret tentang pemberian SK pemberian Hak Guna Bangunan
kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN, tanpa terlebih dahulu judex
facti mempertimbangkan apa yang menjadi penyebabnya mengapa
dalam kesimpulan RPD itu tidak ada coretan apapun;
8. Bahwa, padahal fakta dalam persidangan, telah terbukti tidak adanya
coretan, karena permohonan saksi HANDOKO SOELAYMAN masih
ada kekuranglengkapan data fisik dan data yuridis, namun sudah ada
perintah bersumber dari saksi H.M. KHUDLORI, SH,Mhum agar
dibuatkan “Konsep SK-nya” dan “berkas segera dinaikkan ke atas”.
Sayangnya fakta ini samasekali tidak dipertimbangkan judex facti;
9. Bahwa, kemudian terkait fakta hukum terdakwa WIDOYO, SH,MM
tetap memproses permohonan HANDOKO SOELAYMAN dengan
32
memerintahkan kepada bawahannya saksi HENY PUSPASARI, SH
untuk membuat KONSEP - SURAT KEPUTUSAN (SK). Mengenai
pertimbangan judex facti ini juga tidak lengkap (ONVOLDOENDEE
GIMOTIVEERD), karena fakta yang terungkap dalam persidangan
yang sebenarnya tidak demikian. Terdakwa WIDOYO, SH,MM menyu-
ruh untuk membuat “ konsep SK-nya” kepada bawahannya tidak lain
karena atas dasar perintah atasannya secara berjenjang dalam
hubungan subordinat antara atasan-bawahan di mana perintah itu
berasal dari saksi SUWANTO, S.Sos.MM dan SUWANTO, S.Sos.MM
juga mendapat perintah dari Kepala Kantor Pertanahan Kota Sura-
baya (saksi H.M. KHUDLORI, SH,Mhum), tentu menurut teori per-
tanggungjawaban pidana hal itu tidak dapat dibebankan pada pihak
yang hanya sebagai pelaksana perintah (ex. Pasal 51 Ayat 1 KUHP);
10. Bahwa, berdasarkan fakta dalam persidangan, justru karena terdak-
wa WIDOYO, SH, MM disuruh oleh atasanya saksi SUWANTO, S. Sos,
MM, agar segera membuat “konsep SK-nya”, maka terdakwa WIDOYO,
SH,MM, mohon ijin kepada atasannya saksi SUWANTO, SH. Sos, MM,
untuk membuat saran/pendapat dalam bentuk “TELAAHAN STAF”
yang ditujukan kepada atasanya (mohon dilihat bukti surat
tambahan bertanda T-3 terlampir) di mana surat ini sebagai bentuk
protes kepada atasannya (saksi H.M. KHUDORI, SH, Mhum), yang
isinya selain mengatakan jika permohonan Hak Guna Bangunan atas
nama saksi HANDOKO SOELAYMAN masih ada kekuranglengkapan
data fisik dan data yuridis, juga dalam kalimat penutup dari surat
“TELAAHAN STAF” ini tertulis, yaitu :
“Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerbitan Surat
Keputusan Atas Tanah untuk dipertimbangkan, akan tetapi
sesuai “perintah lisan” kami siapkan “konsep” Surat
keputusan pemberian haknya. Demikian untuk menjadikan
periksa dan keputusan kami serahkan kepada bapak” .
Kata penutup alat bukti surat “TELAAHAN STAF” itu mengandung makna
jika semua keputusan akan mengabulkan atau menolaknya diserahkan
kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya (saksi H.M.
KHUDLORI,SH,Mhum), karena hanya Kepala Kantor Pertana-han-lah
yang mempunyai kewenangan untuk itu, hal ini sesuai dengan Peraturan
33
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun
1999 Pasal 37 Ayat 5 yang berbunyi :
Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan Keputusan Pemberian
Hak Guna Bangunan atas tanah yang dimohon atau
Keputusan Penolakan yang diserta dengan alasan
penolakannya.
Sayangnya fakta-fakta hukum tersebut di atas samasekali tidak
dipertimbangkan oleh judex facti dalam putusannya.
11. Bahwa, tentang jika surat “TELAHAAN STAF” sebagai bentuk protes
kepada atasaanya sudah menjadi fakta hukum dalam persidangan,
ini sesuai dengan keterangan 2 (dua) ahli, yaitu : Rusmadi Murad,SH,
Mhum dan Sugianto,SH, Mhum, keduanya sama-sama menerangkan
jika dalam permohonan hak atas tanah jika telah dibuat “TELAAHAN
STAF” berarti ada masalah yang bersifat khusus. Dan tidak semua
permohonan hak selalu dibuat surat “TELAAHAN STAF”. Sayangnya
fakta hukum ini juga samasekali tidak dipertimbangkan judex facti
dalam putusannya;
12. Bahwa, dengan demikian Terdakwa WIDOYO, SH, MM melalui surat
“TELAAHAN STAF” sudah memberi saran/pendapat kepada atasan-
nya jika permohonan Hak Guna Bangunan dari saksi HANDOKO
SOELAYMAN sebenarnya masih ada kekuranglengkapan data fisik
dan data yuridis harus dilengkapi dulu. Sayangnya fakta hukum ini
samasekali oleh judex facti tidak dipertimbangkan dalam putusannya;
13. Bahwa, dengan adanya fakta hukum sebagaimana diuraikan pada
poin 10, 11 dan 12 di atas, merupakan ”BUKTI PETUNJUK” jika
pada hakekatnya terdakwa WIDOYO,SH,MM tidak mensetujui akan
diterbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak Guna Bangunan kepada
saksi HANDOKO SOELAYMAN, karena masih ada kekuranglengkapan
data fisik dan data yuridis, yang mana fakta ini berkesesuaian dengan
keterangan sdr. WIDOYO, SH,MM ketika sebagai terdakwa dalam
persidangan sebenarnya tidak setuju diterbitkan SK Pemberian Hak
Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN sebelum
dilengkapi data fisik dan data yuridisnya. Dan “BUKTI PETUNJUK”
ini juga samasekali juga tidak dipertimbangkan judex facti;
34
14. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan terkait adanya surat “TELAA-
HAN STAF” yang dibuat terdakwa WIDOYO, SH,MM, tersebut saksi
H.M. KHUDLORI, SH, Mhum selaku Kepala Kantor Badan
Pertanahan Kota Surabaya justru mempunyai pendapat/pertim-
bangan sendiri, yaitu SK Pemberian Hak Guna Bangunan tersebut
tetap dapat dikabulkan tanpa harus memenuhi kekuranglengkapan
data fisik dan data yuridis sebagaimana dimaksud dalam surat
“TELAAHAN STAF” yang dibuat terdakwa WIDOYO, SH,MM karena
menurutnya sudah Akta Hibah, Akta Ikatan Jual beli dan IMB;
15. Bahwa, fakta hukum sebagaimana diuraikan pada poin 14 di atas te-
lah diakui judex facti dalam perkara yang diadili secara terpisah
namun substansi perkaranya sama yaitu Nomor : 04/Pid. Sus-/
2011/PN.SBY dengan terdakwa H.M.KHUDLORI, SH,Mhum, dalam
halaman : 151 baris ke 10 s/d 12, dipertimbangkan,
yaitu :“.....Terdakwa H.M.KHUDLORI,SH, Mhum, telah menyalah-
gunakan kewenangan yang ada dalam jabatannya dalam pemberian
keputusan Hak Guna Bangunan yaitu tidak meneliti kelengkapan dan
kebenaran data yuridis permohonan Hak Guna Bangunan, dan malah
mengabulkan permohonan Hak Guna Bangunan tersebut dengan
mengambil pertimbangan dan pendapatnya sendiri terkait dengan
pemenuhan kekuranglengkapan data fisik dan data yuridis serta
mengabaikan pendapat anggota/bawahannya..”;
16. Bahwa, pertimbangan judex facti sebagaimana diuraikan poin 15 di
atas, tepatnya pada kalimat yang terakhir dan dipertebal itu,
mengandung makna jika sebenarnya dalam batin saksi H.M.KHU-
DLORI,SH.MHum ada niat (means rea) untuk mengabulkan penerbi-
tan SK pemberian Hak Guna Bangunan kepada saksi HANDOKO
SOELAYMAN, akan tetapi tidak sama halnya dengan terdakwa
WIDOYO,SH,MM. Dan ini sesuai dengan fakta hukum persidangan
yang lain, jika permohonan Hak Guna Bangunan dari saksi HAN-
DOKO SOELAYMAN dari awal prosesnya sudah tidak lazim karena
tidak melalui loket resmi yang telah disediakan, akan tetapi diajukan
bertemu secara langsung/bertatap muka dengan Kepala Kantor Ba-
dan Pertanahan Kota Surabaya (saksi H.M. KHUDLORI, SH, Mhum);
17. Bahwa, dengan demikian jika terdakwa WIDOYO, SH,MM dikatakan
35
menyalahgunakan kewenangan maka urgensinya menjadi hilang
dan tidak relevan lagi. Sebab pendapat/saran terdakwa WIDOYO,
SH, MM, selaku bawahan tentang ketidak setujuannya diterbitkan SK
pemberian HGB kepada saksi HANDOKO SOELAYMAN dan atau
sekurang-kurangnya tentang kekuranglengkapan data fisik dan data
yuridis sebagaimana tertuang dalam surat “TELAAHAN STAF” telah
diabaikan atasannya (H.M. KHUDLORI,SH,Mhum);
18. Bahwa, dengan demikian jika antara saksi H.M. KHUDLORI, SH,
Mhum dan terdakwa WIDOYO,SH,MM, sebagai para pelaku
madeplagen tidak ada kehendak dan niat yang sama yang saling
disadari bersifat erat dan sempurna (de samenwerking tussen-
hendebeide personen zoo volledige en zoo neuw is geweest), maka
secara hukum unsur madeplagen tidak terpenuhi. Dengan demikian
sekali lagi urgensi mengenai unsur turut serta “bersama-sama”
melakukan menjadi hilang atau tidak relevan lagi.
19. Bahwa, hal di atas sesuai dengan pendapat ahli yang dikutip dari
buku Hukum Pidana, Kumpulan Bahan Penataran Hukum Pidana
Dalam Rangka Kerjasama Hukum Indonesia – Belanda yang disusun
oleh Profesor. Doktor. D. Schhafthicister, Profesor Doktor. N.
Keizer,dan Mr. E. PH . Sutorieus, dengan editor Profesor. Doktor
.J.E.Sahetapy,SI-I,MA,Penerbit Liberty Yogyakarta, 1995, pada
halaman 248, 249, 250 dan 259, pada pokoknya menjelaskan sebagai
barikut :
- Bahwa turut (serta) melakukan, artinya sepakat dengan
orang lain membuat rencana untuk melakukan suatu
perbuatan pidana dan bersama-sama melakukan
(kerjasama);
- Bahwa dalam hal turut serta melakukan itu terdapat
inisiatif bersama untuk melakukan dan malakukan
pelaksanaannya bersama-sama.
Disamping itu P.A.F.Lamintang, dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum
Pidana Indonesia, Penerbit Sinar Baru, Bandung,1984, pada halaman 594
mengemukakan pendapat HOGE RAAD dalam arret-arrestnya antara lain
tanggal 9 Januari 1914,N.J.1914, sebagai berikut :
36
“...untuk adanya suatu madeplegen itu disyaratkan bahwa
setiap pelaku itu mempunyai maksud yang diperlukan.
Serta pengetahuan yang disyaratkan untuk dapat
menyatakan bersalah turut melakukan itu haruslah
diselidiki dan dibuktikan bahwa pengetahuan dan maksud
tersebut memang terdapat pada tiap peserta”.
20. Bahwa, namun argumentasi hukum Penasihat Hukum Terdakwa
WIDOYO, SH, MM, sebagaimana diuraikan dalam poin 19 di atas
sebagaimana tertuang dalam Pledooi terdakwa halaman 84-85,
namun samasekali tidak dipertimbangkan judex facti;
21. Bahwa, apalagi dalam perkara yang sama namun diadili secara terpi-
sah No. 04/Pid.Sus/2011/PN.SBY dengan terdakwa H.M. KHU-
DLORI, SH, Mhum, untuk membuktikan unsur madeplagen pada hal.
154 s/d 156 judex facti mempertimbangkan jika yang dimaksud turut
serta bersama-sama itu hanya 3 ( TIGA ) orang saja, yaitu terdakwa
H.M.KHUDLORI,SH, Mhum, dan saksi SUWANTO,S. Sos. MM, dan
saksi HANDOKO SOELAYMAN an sich . Sementara terdakwa WIDOYO,
SH, MM dan saksi HENY PUSPASARI, SH tidak disebut-disebut
sebagai teman pelaku dalam madeplagen. Dengan demikian judex
facti telah mengakui sebenarnya terdakwa WIDOYO,SH,MM tidak
terbukti terpenuhi unsur turut serta bersama-sama;
Berdasarkan fakta dan argumentasi hukum di atas, maka terkait Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP, sekali lagi terdakwa WIDOYO,SH,MM telah tidak
terpenuhi unsur “turut serta bersama-samanya” sehingga secara hukum
pertimbangan judex facti (Majelis Hakim Tingkat Pertama) harus ditolak.
(6). PERTIMBANGAN JUDEX FACTI MENGENAI ALASAN PENGHAPUS
SIFAT PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PADA DIRI TERDAKWA
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 51 AYAT 1 KUHP, TERLALU
SUMIR DAN TIDAK LENGKAP (OLVONDOENDEE GIMOTIVEERD)
KARENA TIDAK MEMPERTIMBANGKAN FAKTA-FAKTA HUKUM YANG
TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN :
Menurut judex facti dalam putusannya hal. 178 – 179, mempertimbangkan
37
berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, judex facti
berpendapat bahwa tidak terdapat hal-hal atau alasan-alasan yang dapat
menghapus sifat pertanggungjawaban pidana pada diri Terdakwa
sebagaimana diatur dalam KUHP, oleh karena itu Terdakwa harus dijatuhi
pidana yang setimpal dengan perbuatannya.
Pertimbangan yudex facti tersebut di atas, benar-benar terlalu sumir
dengan mengabaikan fakta-fakta hukum sebenarnya yang terungkap dalam
persidangan dan selain itu juga pertimbangannya tidak lengkap dan tidak
sempurna (ONVOLDOENDEE GIMOTIVEERD), sehingga sangat menyesat-
kan sekali, dengan alasan sebagai berikut :
1. Bahwa, berdasarkan fakta persidangan telah terbukti jika terdakwa
WIDOYO,SH,MM sebagai Kepala Subseksi Penetapan Hak kewena-
ngannya hanya sebatas: penyiapkan pelaksanaan, pemeriksaan,
dan pertimbangan mengenai penetapan hak atas tanah ;
2. Bahwa, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 Pasal 37 Ayat 5, saksi H.M.
KHUDLORI, SH.Mhum selaku Kepala Kantor Pertanahan, mempunyai
kewenangan salah satunya berhak mengabulkan atau menolak
permohonan hak disertai dengan alasannya;
3. Bahwa, sementara sesuai fakta persidangan ketika terdakwa
WIDOYO, SH, MM menjalankan kewenangan yang dimilikinya
sebagaimana diuraikan dalam poin 1 di atas itu, di bawah kekuasaan
(subordinat) atasannya yaitu saksi H.M.KHUDLORI,SH,Mhum, dan
fakta hukum ini telah diakui secara tegas oleh judex facti sendiri
dalam putusannya ( lihat hal. 174 baris ke 14 s/d 15);
4. Bahwa, menurut fakta persidangan yang lain jika pemohon Hak Guna
Bangunan dari saksi HANDOKO SOELAYMAN ketika mengajukan ke
Kantor Pertanahan Kota Surabaya tidak melalui prosedur yang
lazim, artinya tidak melalui petugas loket yang telah disediakan.
Tetapi melalui jalur dan atensi khusus dengan cara bertemu secara
langsung/bertatap muka dengan saksi H.M.KHUDLORI,SH, Mhum,
selaku Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya. Sebaliknya saksi
HANDOKO SOELAYMAN selama proses permohonan HGB tersebut
tidak saling kenal/mengenal dengan terdakwa WIDOYO, SH,MM.;
38
5. Bahwa, menurut fakta persidangan yang lainnya lagi, perintah untuk
segera membuat ”KONSEP - SK” terjadi secara berjenjang dan
subordinat yaitu berasal/bersumber dari puncak pimpinan dari
Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya yaitu saksi H.M.
KHUDLORI,SH, Mhum kepada saksi SUWANTO,S.Sos,MM, oleh saksi
SUWANTO,S.Sos.MM perintah itu diteruskan kepada terdakwa
WIDOYO,SH, MM, dan oleh terdakwa WIDOYO,SH,MM diteruskan lagi
kepada saksi HENY PUSPASARI,SH. Dengan kata lain, terdakwa
WIDOYO, SH,MM hanya sebagai pelaksana atas perintah atasannya
saja yaitu saksi SUWANTO, S.Sos.MM.;
6. Bahwa, menurut fakta persidangan yang lainnya lagi, karena
terdakwa WIDOYO,SH,MM menilai berkas permohonan saksi
HANDOKO SOELAYMAN masih ada kekuranglengkapan data fisik dan
data yuridis, sementara dalam waktu secara bersamaan ada perintah
secara lisan dari atasan untuk segera membuat KONSEP-SK, maka
terdakwa WIDOYO,SH,MM mohon ijin kepada atasannya untuk
membuat surat “TELAAHAN STAF” sebagai saran atau pendapatnya
selaku bawahan untuk atasannya dan setelah surat “TELAAHAN
STAF” dibuat dan dilampirkan bersama berkas lain, diantaranya
Risalah Pengolahan Data (RPD) yang kesimpulannya tidak ada coretan
apapun mengenai dapat atau tidak dapatnya diberikan Hak Guna
Bangunan kepada saksi HANDKO SOELAYMAN. Dan alat bukti surat
ini juga samasekali tidak dipertimbangkan oleh judex facti;
7. Bahwa, sedangkan menurut keterangan saksi ahli Rusmadi
Murad,SH, Mhum dan Sugianto,SH,Mhum, keduanya pensiunan
pegawai negeri sipil Badan Pertanahan Nasional sama-sama
menerangkan jika tidak semua permohonan hak selalu atau harus
dibuatkan surat “TELAAHAN STAF”. Jika permohonan hak telah
dibuatkan surat “TELAAHAN STAF” berarti ada suatu yang bersifat
khusus. Keterangan ini juga bersesuaian dengan keterangan saksi
H.M. KHUDORI, SH, Mhum, saksi SUWANTO, S.Sos.MM, maupun
saksi HENY PUSPASARI, SH dalam persidangan. Namun 2 (dua)
keterangan ahli maupun 3 (tiga) saksi lain sebagai fakta hukum
persidangan juga sama sekali tidak dipertimbangkan judex facti;
8. Bahwa, selain itu menurut keterangan ahli Prof. Dr. Edward Omar
39
Sharif Hiariej, SH, Mhum, guru besar dari Universitas Gajah Mada
(UGM) Jogyakarta dalam persidangan menerangkan, alasan
penghapus sifat pertanggungjawaban pidana karena perintah jabatan
(ambtelijk bevel ) sebagaimana di atur dalam Pasal 51 Ayat 1 KUHP
harus memenuhi 3 (tiga) syarat: (1) terdakwa harus dibawah
subordinat, (2) terdakwa bekerja dalam instansi hukum publik, (3)
substansi perintah atasan tidak melanggar hukum. Keterangan saksi
ahli yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntu Umum ini juga
samasekali tidak dipertimbangkan oleh judex facti;
9. Bahwa, berdasarkan alat bukti surat dan keterangan ahli yang
terungkap dalam persidangan sebagaimana diuraikan di atas, maka
perbuatan materiil terdakwa WIDOYO,SH,MM sebenarnya telah
memenuhi ke-3 syarat alasan penghapus sifat pertanggungjawaban
pidana ex. Pasal 51 ayat 1 KUHP karena perintah jabatan (ambtelijk
bevel), dengan alasan sebagai berikut :
(a). Tentang Terdakwa bekerja dalam hubungan subordinat atasan
bawahan telah terbukti secara sah dan meyakinkan dan hal ini telah diakui
secara tegas juga oleh judex facti sendiri (lihat putusan a quo hal.174 baris
ke14 s/d 15);
(b). Tentang Kantor Pertanahan Kota Surabaya sebagai lemba-ga/instansi
publik sudah menjadi fakta hukum yang sudah diketa-hui secara umum (
notoir feiten ) yang tidak perlu dibuktikan lagi;
(c). Tentang perintah terdakwa WIDOYO,SH,MM, kepada saksi HENY
PUSPASARI,SH untuk menyiapkan KONSEP-SK yang mana perintah itu
bersifat tidak melanggar hukum dapat dibenarkan. Karena berdasarkan
fakta persidangan sebelum penandatanganan SK ada 2 (dua) persiapan,
yaitu “Konsep - SK” dan “Net - SK”. Perbedaannya adalah kalau Konsep -
SK belum siap ditandatangani (masih perlu dikoreksi lagi), sedangkan
kalau Net - SK sudah final dan siap langsung ditandatangani. Berdasarkan
fakta persidangan terdakwa menyuruh kepada bawahannya untuk
menyiapkan Konsep SK dan bukan Net Konsep. Dan mengapa SK itu
harus berbentuk “konsep”? Karena terdakwa WIDOYO, SH, MM menyadari
masih ada kekurangan data fisik dan data yuridis yang belum dilengkapi
oleh pemohon yaitu saksi HANDOKO SOELAYMAN, sehingga Konsep SK
40
masih perlu diperbaiki lagi. Namun faktanya, sebagaimana diakui sendiri
oleh judex facti ternyata saksi H.M. KHUDLORI,SH,Mhum, telah mengambil
pertimbangan dan pendapatnya sendiri terkait dengan pemenuhan
kekuranglengkapan dalam data fisik dan data yuridis serta mengabaikan
pendapat anggota/bawahannya (lihat putusan perkara No.
04/Pid.Sus/2011/PN.SBY, terdakwa H.M. Khudlori, SH,Mhum, hal. 151
baris ke 10 s/d 12), sehingga akhirnya SK telah ditandatangani oleh
saksi H.M.KHUDLORI,SH,Mhum.
Dengan demikian perintah menyiapkan KONSEP-SK dari terdakwa
WIDOYO,SH,MM kepada saksi HENY PUSPASARI,SH tidak mengandung
unsur “melanggar hukum”.
Berdasarkan fakta-fakta persidangan sebagaimana diuraikan di atas, maka
pada diri terdakwa WIDOYO,SH,MM, terdapat hal-hal atau alasan-alasan
yang dapat menghapus sifat pertanggungjawaban pidana sebagaimana
diatur dalam Pasal 51 Ayat (1) KUHP, sehingga menurut hukum dapat dile-
paskan (onstlag van rechtvervolging) dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum.
Berdasarkan seluruh argumentasi hukum sebagaimana diuraikan di
atas, mohon kepada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan
Tinggi Surabaya berkenan dengan hormat menjatuhkan putusan dengan
amar sebagai sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan permohonan banding dari Pemohon
Banding/Terdakwa WIDOYO,SH,MM;
2. Membatalkan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Surabaya No. 08/Pid.Sus/2011/PN.SBY atas nama
Terdakwa Widoyo, SH,MM dengan segala akibat hukumnya;
3. Menyatakan pemohon banding Terdakwa Widoyo, SH,MM tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana korupsi sebagaimana Dakwaan Primair maupun Dakwaan
Subsidair;
41
4. Menyatakan Terdakwa Widoyo, SH,MM dibebaskan dari dakwaan
(vrijspraak) atau setidak-tidaknya dilepaskan dari semua dakwaan
maupun tuntutan hukum (onstlag van rechtvervolging) Jaksa
Penuntut Umum;
5. Merehabilitasi nama baik, harkat dan martabat Pemohon
Banding/Terdakwa Widoyo, SH,MM pada keadaan semula;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
Sidoarjo, 12 September 2011
Hormat Kami
Kuasa Pemohon Banding,
ALI ASPANDI. SH M. TAUFIQ HIDAYAH, SH
42