MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN...

12
MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan berbahasa yang sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa merupakan kamampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan. Anak-anak memasuki awal sekolah sudah mampu berbicara untuk mengekspresikan kebutuhannya, bertanya dan untuk belajar tentang duia yang akan mereka kembangkan. Namun pada fase ini, anak belum mampu memproduksi kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi penggunaan bahasa yang didasarkan pada situasi yang berbeda. Salah satu tujuan dalam pembelajaran bahasa adalah meningkatkan salah satu dari empat ketrampilan bahasa yaitu ketrampilan berbicara. Oleh karena itu perlunya diciptakan pembelajaran berbicara yang baik, menyenangan sehingga siswa dapat tertarik dalam pembelajaran. Selain itu guru meberikan pembelajaran yang menuntut siswa untuk menjelaskan atau memberi pendapat tentang satu hal sebagai bentuk latihan dalam berbicara. Begitu banyak peranan berbicara pada aspek perkembangan anak, selain berperan pada kemampuan individunya, anak yang memiliki kemampuan berbicara ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri pada lingkungan sebaya, agar dapat diterima sebaga anggota kelompok. Sehingga diperlukan pembelajaran yang mampu menunjang kemampuan berbicara anak dengan baik. Kegiatan berbicara spontan yang sangat baik untuk menggali kemampuan siswa harus dilakukan agar siswa siap berbicara dalam berbagai kondisi. Kata Kunci : berbicara, pembelajaran berbicara

Transcript of MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN...

Page 1: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN

Yosi Lisnasari

Abstrak

Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan berbahasa yang

sangat diperlukan bagi perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa

merupakan kamampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.

Anak-anak memasuki awal sekolah sudah mampu berbicara untuk

mengekspresikan kebutuhannya, bertanya dan untuk belajar tentang duia yang akan

mereka kembangkan. Namun pada fase ini, anak belum mampu memproduksi

kalimat-kalimat kompleks dan belum memahami variasi penggunaan bahasa yang

didasarkan pada situasi yang berbeda.

Salah satu tujuan dalam pembelajaran bahasa adalah meningkatkan salah

satu dari empat ketrampilan bahasa yaitu ketrampilan berbicara. Oleh karena itu

perlunya diciptakan pembelajaran berbicara yang baik, menyenangan sehingga

siswa dapat tertarik dalam pembelajaran. Selain itu guru meberikan pembelajaran

yang menuntut siswa untuk menjelaskan atau memberi pendapat tentang satu hal

sebagai bentuk latihan dalam berbicara.

Begitu banyak peranan berbicara pada aspek perkembangan anak, selain

berperan pada kemampuan individunya, anak yang memiliki kemampuan berbicara

ini pun berpengaruh pada penyesuaian diri pada lingkungan sebaya, agar dapat

diterima sebaga anggota kelompok. Sehingga diperlukan pembelajaran yang

mampu menunjang kemampuan berbicara anak dengan baik. Kegiatan berbicara

spontan yang sangat baik untuk menggali kemampuan siswa harus dilakukan agar

siswa siap berbicara dalam berbagai kondisi.

Kata Kunci : berbicara, pembelajaran berbicara

Page 2: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

Abstract

Speaking is one aspect of language skills that is very necessary for

children's language development. Language development is the most complex and

amazing human abilities. Children entering the beginning of school have been able

to speak to express their needs, ask questions and to learn about the two people

they will develop. But in this phase, children have not been able to produce complex

sentences and have not understood the variety of uses of language based on

different situations.

One of the goals in language learning is to improve one of four language

skills, namely speaking skills. Therefore the need to create good, fun learning to

speak so students can be interested in learning. In addition the teacher gives

learning that requires students to explain or give opinions about one thing as a

form of practice in speaking.

There are so many roles to speak on aspects of child development, in

addition to playing a role in their individual abilities, children who have this ability

to speak also have an influence on adjustment to peer environments, so that they

can be accepted as group members. So that learning is needed that is able to

support children's speaking skills well. Excellent spontaneous speaking activities to

explore students' abilities must be done so students are ready to speak in various

conditions.

Keywords: talking, learning to speak

A. Pendahuluan

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan salah satu ketrampilan Bahasa yang

harus dikuasai seseorang, karena berbicara merupakan salah satu alat untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan berbicara seseorang perlu dilatih

sejak dini. Ketrampilan berbicara perlu dilatih secara terus-menerus. Kemampuan

berbicara dilatih dengan tujuan untuk mempermudah memahami maksud yang

Page 3: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

disampaikan saat berkomunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki

kemampuan berbicara yang baik, maka pendengar akan lebih mudah memahaminya

begitupula sebaliknya.

Siswa yang memiliki ketrampilan berbicara yan baik, pembicaraanya akan

lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang ketrampilan

membaca dan menulis. Menulis dan berbicara memiliki kesamaan yaitu sebagai

kegiatan produksi Bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan

siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan

memahami bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak

semua siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu,

pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berbicara perlu dilakukan sejak dini.

Salah satu hal yang dapat dilakukan disekolah untuk meningkatkan

kemampuan bebicara siswa adalah penggunaan metode, strategi, teknik

pembelajaran dimana kegiatan tersebut menuntut siswa untuk ikut aktif dalam

pembelajaran. Sehingga anak akan terus terbiasa mengungkapkan sebuah ide,

gagasan dalam bentu kata dan kalimat. Semakin sering berlatih maka kemampuan

berbicara anak akan semakin baik.

B. Metodologi Penelitian

1. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode’ yang artinya cara yang

tepat untuk melakukan sesuatu dan “Logos” yang artinya ilmu atau

pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan

menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

penelitian adalah salah satu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan

menganalisis sampai menyusun laporannya.1

Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data

yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Pengumpulan data yang dimaksud adalah dengan menggunakan

1 Priyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Zifatama Publishing, 2008), h.1

Page 4: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

metode-metode ilmiah baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif,

eksperimental atau non-eksperimental, interaktif atau non-interaktif, tergantung

tujuan penelitian dan hasil yang ingin diketahui sehingga berpengarh pula pada

paradigm yang menyelimutinya.2

Jadi metodologi penelitian adalah ilmu yang digunakan untuk

melakukan pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan

logis untuk mencapai tujuan tertentu. Ada berbagai macam jenis metodologi

penelitian, adapun yang dibahas dalam jurnal ini yaitu penelitian kualitatif,

penelitian kuantitatif dan penenlitian tindakan kelas.

2. Penelitian Kuantitatif

Metode atau pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang

mengkuantifikasi temuan-temuan kedalam angka-angka dan analisis datanya

menggunakan statistik sebagai alat. Adapun wawancara dan dokumentasi

dalam pendekatan ini hasilnya dikuantifikasikan ke dalam angka-angka yang

sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada.3

Menurut Abdullah Fadjar (1998) penelitian kuantitatif memiliki ciri

antara lain:4

1) Dapat menyokong penggunaan metode kualitatif

2) Menggunakan logika positivisme dan menghindari sifat subyektif

3) Menggunakan pengukuran yang terkendali

4) Obyektifs

5) Data dipandang dari sudut pandang (sisi) orang luar atau peneliti.

6) Berorientasi pada tujuan akhir

7) Terpercaya

8) Menggeneralisasikan sebagai studi kasus

9) Bersifat khusus

10) Bertitik tolak pada anggapan bahwa realitas itu stabil

2 Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian

Kualitatif”, Jurna Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No 1 (2010), h. 46 3 Asep Suryana, Tahap-Tahap penelitian Kualitatif Mata Kuliah Analisis Data Kualitatif,

(Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 1 4 Moh. Kasram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (UIN-Maliki Press, 2010), h.

172-174.

Page 5: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

Langkah pada penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

1) Penetapan obyek yang spesifik terpisahnya dari totalitas

2) Penyususnan kerangka teoritis sesuai dengan kekususan obyek studi

3) Merumuskan problematika penelitiannya

4) Merumuskan hipotesis

5) Menentukan instrumen pengumpulan data

6) Menentukan teknik sampling

7) Menetukan teknik analisis

Contoh judul skripsi pada penelitian kuantitatif “Pengaruh Model

Storytelling Terhadap Keterampilan Berbicara Peserta Didik Kelas V MI

Jamiatul Khaerat Kota Makassar”

3. Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.5

Menurut Bogdan dan Taylor, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.6

Dalam penelitian ini dituntut ketajaman dan kecermatan mengamati,

mencatat suatu proses dan aktivitas yang nampak dalam realita serta

menganalisnya dalam satu kesatuan yang bermakna, membutuhkan kesabaran,

ketekunan dan keluwesan dari penelitian dalam melaksanakan penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif ini disebut dengan penelitian inkuiri naturalistic

atau alamiah.

Karakteristik Penelitian Kualitatif , diantaranya:

1) Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).

2) Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).

3) Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.

5 Bachtiar S. Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian

Kualitatif”, Jurna Teknologi Pendidikan, Vol. 10, No 1 (2010), h. 50 6 Moh. Kasram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (UIN-Maliki Press, 2010), h.

175

Page 6: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

4) Analisis data secara induktif.

5) Proses lebih berperanan penting daripada hasil.

6) Penelitian dibatasi oleh fokus.

7) Desain penelitian bersifat sementara.

8) Laporan bernada studi kasus.

9) Interpretasi ideografik

Dari Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang diterjemkan

oleh Tjetjep Rehendi R. yang berjudul Analisi Data Kualitatif , tahap-tahapan

penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut;7

1) Membangun Kerangka Konseptual

2) Merumuskan Permasalahan Penelitian

3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian

4) Instrumentasi

5) Pengumpulan Data

6) Analisis Data

7) Matriks dan Pengujian Kesimpulan.

4. Penelitian Tindakan Kelas

PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas (sekolah) tempat

ia mengajar dengan tekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

praksis pembelajaran.8 Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara

berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional,

mengembangkan ketrampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan

efisiensi pengelolaan intruksional serta menumbuhkan budaya meniliti pada

komunitas guru.

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data

yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat

deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam

7 Asep Suryana, Tahap-Tahap penelitian Kualitatif Mata Kuliah Analisis Data Kualitatif,

(Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 2 8 Zainal Aqib, Teori dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta: CV Budi

Utama, 2018), h. 1

Page 7: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.9 Penelitian

tindakan kelas harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan kelas

yang diajar oleh guru lain. Hal ini disebabkan PTK adalah suatu penelitian yang

berbasis kepada kelas.

Adapun karakteristik dari penelitisn tindakan kelas adalah:10

1) Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya

3) Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4) Bertujuan memperbaiki dana tau meningkatkan kualitas praktik intruksional

5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

6) Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang

melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah

peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan

Empat langkah atau tahap dalam PTK menurut Kemmis & Mc. Taggart

adalah sebagai berikut:11

1) Menyusun rencana tindakan

2) Pelaksanaan tindakan

3) Pengamatan

4) refleksi

Contoh judul skripsi pada penelitian tindakan kelas “Peningkatan

Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V

Sekolah Dasar Negeri 2 Wates”

9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h.46 10 Zainal Aqib, Teori dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta: CV Budi

Utama, 2018), h. 2

11 Zainal Aqib, Teori dan Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (Yogyakarta: CV

Budi Utama, 2018), h. 5

Page 8: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

C. Pembelajaran Berbicara

1. Konsep Dasar Pembelajaran Berbicara

Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus

dikuasai siswa adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara ini

menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri kemampuan

komunikatif siswa. Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya

berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan penting pula dalam

pembelajaran yang lain. Hal ini berarti salah satu indikator keberhasilan siswa

belajar adalah kemampuannya mengungkapkan gagasannya secara lisan

didalam kelas dalam satu lingkup mata pelajaran tertentu.12

Berbicara memiliki beberapa tujuan, pertama tujuan sosial, manusia

sebagai mahluk sosial menjadikan kegiatan berbicara sebagai sarana untuk

membangun konsep diri, eksistensi diri, kelangsungan hidup, memperoleh

kebahagiaan, dan menghindari tekanan serta ketegangan. Kedua, tujuan

ekspresif yakni Bahasa digunakan untuk mengekspresikan perasaan pembicara

kepada orang lain. Ketiga, tujuan instrumental yakni berbicara digunakan

sebagai alat untuk memperoleh sesuuatu, misalnya pekerjaan, jabatan atau hal-

hal lain. Keempat, tujuan ritual dalam hal ini Bahasa digunakan sebagai media

untuk menyampaikan pesan ritual pada penganutnya, contohnya ketika berdoa.

Dengan banyaknya tujuan dan manfaat berbicara maka perlunya penanaman

ketrampilan berbicara seseorang sedini mungkin, sehingga mampu berbicara

dengan baik.

2. Orientasi Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran bicara diajarkan sejak siswa duduk dibangku sekolah

dasar dengan tujuan agar siswa dapat menyampaikan buah pikiran, gagasan dan

ide dengan Bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat kebahasaan

sesuai dengan karater umur dan kelompok kelas siswa bersangkutan, selain itu

juga untuk menumbhkan kemampuan siswa untuk berbicara secara lancer

12 Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2012), h.125

Page 9: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

dengan menggunakan kalimat dan kosakata yang benar serta tepat sesuai

dengan kaidah tata Bahasa, tempat dan situasi.

Untuk tingkat pemula, tujua pembelajaran ketrampilan berbicara dapat

dirumuskan bahwa peserta didik dapat:13

a. Melafalkan bunyi-bunyi Bahasa

b. Menyampaikan informasi

c. Menyatakn setuju atau tidak setuju

d. Menjelaskan identitas diri

e. Menceritakan kembali hasil simakan atau bacaan

f. Menyatakan ungkapan rasa hormat

g. Bermain peran

Secara khusus, tujuan pembelajaran berbicara untuk siswa sekolah dasar

adalah menumbuhkan penguasan kemampuan siswa untuk menggunakan

struktur serta kosa kata Bahasa Indonesia dalam komunikasi yang normal pada

suatu pembicaraan diantara penutur-penutur Bahasa Indonesia.14

3. Prosedur Pembelajaran Berbicara

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur

hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam keterampilan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi

dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain,

menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap

yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap. Pada tahap perkembangan

bicara, ada tiga tahap berbicara yaitu:15

a. Tahap penamaan

Pada tahap penamaan, anak baru mulai mampu mengujar urutan

bunyi kata tertentu dan anak belum mampu memaknainya. Anak tersebut

mampu mengucapkan tetapi tidak mampu mengenal kata itu. Pengucapan

13 Iskandarwassid & Dandang Sunendar, “Strategi Pembelajaran Bahasa”, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2013), h.286 14 Farida Yufarlina Rosita, “Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran

Berbicara Bagi Siswa Kelas IV sekolah Dasar, Jinop, Vol. 1, No. 1 (2015), h. 26 15 Suhartono, “Pengembangan Ketrampilan Bicara Anak Usia Dini”, (Jakarta: Depdiknas,

2005), h. 49-53

Page 10: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

kata “mama, papa, makan, minum” oleh anak karena adanya suatu pola

peniruan bunyi yang pernah didengarnya (dari ibunya sendiri dan kakak-

kakaknya atau anggota keluarganya). Pada umumnya pada tahap ini anak

baru mampu menggunakan kalimat terdiri atas satu kata atau prase. Kata-

kata yang diujarkannya pengucapan pada benda-benda yang ada

disekelilingnya. Penggunan kalimat yang berbentuk satu kata atau satu

prase ini untuk mewakili pesan disebut holo prase.

b. Tahap Telegrafis

Pada tahap telegrafis ini anak sudah mulai bisa menyampaikan pesan

yang diinginkanya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua atau tiga

kata, maksudnya, kalimat-kalimat yang diucapkan anak terdiri atas dua atau

tiga kata. Yang termasuk pada tahap ini yaitu anak yang berumur sekitar

dua tahun.

c. Tahap Transformasional

Pengetahuan dan penguasan kata-kata tertentu yang dimiliki anak

dapat dimanfaatkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang lebih rumit.

Anak yang berumur lima tahun adalah saat anak mulai memberanikan diri

untuk bertanya, menyuruh, menyanggah, dan menginformasikan sesuatu.

Berbagai kegiatan anak dan aktivitasnya dikomunikasikan atau diujarkan

melalui kalimat-kalimat. Di sini anak sudah mulai berani

mentransformasikan idenya kepada orang lain dalam bentuk kalimat yang

beragam.

4. Teknik-teknik Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Untuk tingkat pemula, teknik-teknik pembelajaran keterampilan

berbicara yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:16

a. Teknik Ulang Ucap

Teknik ulang ucap sangat cocok untuk siswa SD karena pada tahap-

tahap awal siswa belajar berbicara memerlukan contoh pelafalan secara

16 Iskandarwassid & Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Berbahasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2013), h. 287

Page 11: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

benar. Jika siswa salah mengucapkan dalam menirukan, kata itu dapat

diulang lagi samapai lafal siswa betul (sesuai dengan lafal guru).

b. Teknik Lihat Ucap

Teknik ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sesuatu yang

konkret atau gambar benda sebagai media, kemudian siswa menyebutkan

benda tersebut dan menceritakan isi gambar. Teknik ini dapat digunakan

untuk lafal yang masih sering salah bagi siswa kita.

c. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Wawancara

dapat digunakan sebagai teknik pembelajaran berbicara. Pada hakekatnya

wawancara adalah bentuk kelanjutan dari percakapan. Percakapan dan tanya

jawab sudah biasa digunakan dalam teknik pembelajarn berbicara.

d. Reka Cerita Gambar

Guru menunjukan beberapa gambar atau rangkaian gambar, kemudian

siswa disuruh menceritakan isi gambar yang telah guru tunjukkan dengan

bahasanya masing-masing sesuai dengan pemahamannya.

e. Bermain Peran

Teknik bermain peran sangat baik dalam mendidik siswa dalam

menggunakan ragam-ragam bahasa. Dalam bermain peran, siswa bertindak,

berlaku, dan berbahasa sesuai dengan peran orang yang diperankannya.

Misalnya sebagai guru, orang tua, polisi, hakim, dokter, dan sebagainya.

f. Permainan Telepon

Melalui teknik ini, guru dapat meminta siswa untuk

mendemonstrasikan berbicara lewat telepon. Yang perlu diketahui siswa

bahwa dalam telepon, pembicaraan harus jelas, lugas, singkat karena waktu

sangat diperhitungkan. Media yang dapat digunakan adalah telepon-

teleponan (telepon mainan).

Page 12: MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi ... · MEMFOKUSKAN BERBICARA SEBAGAI BAHAN PENELITIAN Yosi Lisnasari Abstrak Berbicara merupakan salah satu aspek dari ketrampilan

D. Praktek Pembelajaran Berbicara di MI/SD

Berbicara merupakan salah satu ketrampilan Bahasa, kemudian berbicara

juga erat dengan ketrampilan Bahasa lainnya, serta factor-faktor yang

mempengaruhi efektifitas berbicara, terakhir adalah latihan siswa agar mereka

terbiasa berbicara depan kelas dan akhirnya pandai berbicara melalui pembiasaan

bercerita dan teknik-teknik lainnya.

Pada pembelajaran bahasa Indonesia , guru diharapkan mampu memberikan

pembelajaran sesuai dengan aspek keterampilan berbahasa. Kompetensi

pembelajaran terkait dengan berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor siapa yang

berkomunikasi. Artinya, bahwa penentuan dan pemilihan bahan ajar harus

menyesuaikan tingkat peserta didik.

Ada dua hal yang perlu diperhatiakn guru bahasa dalam menentukan bahan

ajar keterampilan, yaitu:

a. Tingkat Keterbacaan

Tingkat keterbacaan adalah kemampuan siswa adalam memahami wacana

yang meliputu diksi, kalimat, tema, laur dapat terbaca oleh siswa.

b. Tingkat Kesesuaian

Kesesuaian wacana yang kita pilih sebagai bahan pembelajaran bagi siswa

ditentukan oleh tingkat perkembangan usia anak. Jadi, apabila kita memilih dan

menentukan wacana sebagai bahan pembelajaran anak harus memperhatikan

tingkat kematangan baik pengetahuan maupun mental anak itu sendiri. Usia

siswa kelas 1 dan siswa kelas 6 jelas berbeda. Maka dari itu guru harus pandai

memilih wacana yang cocok untuk disampaikan kepada siswa sesuai dengan

jenjang atau tingkat berfikirnya.