Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

72
Pembelajaran 7 MEMELIHARA LARVA IKAN DI BAK / FIBERGLASS Tujuan Akhir pembelajaran / Terminal Performance Objective (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini peserta diklat memelihara larva ikan di bak / fiberglass sesuai persyaratan bila disediakan larva, pakan larva, peralatan penetasan telur ikan, bak / fiberglass dan peralatan pengelolaan kualitas air. A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu memelihara larva ikan di Bak / fiberglass B. Materi Pemeliharaan Larva Ikan di Bak / fiberglass Pemeliharaan ikan di kolam / fiberglass pada umumnya dilakukan secara intensif dimana parameter kualitas air, pakan, hama penyakit serta padat penebaran dikontrol dengan baik. Pemeliharaan ikan di bak / fiberglass umumnya untuk benih ikan yang memiliki toleransi kualitas air yang rendah serta memiliki harga relatif mahal. Ketersediaan pakan pada pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass sangat tergantung pada pemberian pakan dari luar wadah pemeliharaan. Berbeda dengan pemeliharaan larva ikan di kolam, ketersediaan pakan alami di bak / fiberglass tidak tersedia. Sub. Kompetensi Pemeliharaan larva Ikan di

description

Pemeliharaan ikan di kolam / fiberglass pada umumnya dilakukan secara intensif dimana parameter kualitas air, pakan, hama penyakit serta padat penebaran dikontrol dengan baik. Pemeliharaan ikan di bak / fiberglass umumnya untuk benih ikan yang memiliki toleransi kualitas air yang rendah serta memiliki harga relatif mahal. Ketersediaan pakan pada pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass sangat tergantung pada pemberian pakan dari luar wadah pemeliharaan. Berbeda dengan pemeliharaan larva ikan di kolam, ketersediaan pakan alami di bak / fiberglass tidak tersedia.

Transcript of Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Page 1: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pembelajaran 7

MEMELIHARA LARVA IKAN DI BAK / FIBERGLASS

Tujuan Akhir pembelajaran / Terminal Performance Objective (TPO) setelah

mempelajari kompetensi ini peserta diklat memelihara larva ikan di bak /

fiberglass sesuai persyaratan bila disediakan larva, pakan larva, peralatan

penetasan telur ikan, bak / fiberglass dan peralatan pengelolaan kualitas air.

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO)

Peserta mampu memelihara larva ikan di Bak / fiberglass

B. Materi Pemeliharaan Larva Ikan di Bak / fiberglass

Pemeliharaan ikan di kolam / fiberglass pada umumnya dilakukan secara intensif

dimana parameter kualitas air, pakan, hama penyakit serta padat penebaran

dikontrol dengan baik. Pemeliharaan ikan di bak / fiberglass umumnya untuk

benih ikan yang memiliki toleransi kualitas air yang rendah serta memiliki harga

relatif mahal.

Ketersediaan pakan pada pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass sangat

tergantung pada pemberian pakan dari luar wadah pemeliharaan. Berbeda

dengan pemeliharaan larva ikan di kolam, ketersediaan pakan alami di bak /

fiberglass tidak tersedia.

1. Memberi Pakan Larva

1.1 Jenis – jenis pakan ikan

Secara garis besar, pakan ikan dibagi dalam dua kelompok besar yaitu pakan

alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan hidup bagi benih ikan

yang mencangkup fitoplankton, zooplankton dan benthos. Sedangkan pakan

buatan adalah pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat.

a. Pakan alami

Sub. Kompetensi Pemeliharaan larva Ikan di Bak / fiberglass

Page 2: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pakan alami ikan terdiri dari organisme renik berukuran kecil (mikro) dan

organisme makro yang sangat jelas bila dilihat dengan mata. Untuk melihat

organisme renik dapat menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Berikut ini

beberapa jenis pakan alami yang menjadi pakan alami benih ikan.

Phytoplankton

Phytoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan

yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus air dan dapat melakukan

proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuhnya. Phytoplankton

merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan

anorganik yang ada dilingkungannya menjadi bahan organik melalui proses

fotosintesis. Perkembangannya sangat cepat melalui pembelahan sel sehingga

pertumbuhannya dapat didorong melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan

dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Phytoplankton sangat

baik untuk makanan burayak dan benih ikan. Jenis-jenis phytoplankton yang

tumbuh dikolam dan sebagai sumber pakan benih ikan antara lain Skeletonema,

Chaetoceros, Tetraselmis, Dunaliella, Isochryis, Chlorella, Nannochloropis dan

Spirulina.

Zooplankton

Zooplankton merupakan hewan renik yang hidup melayang-layang didalam air.

Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar sehingga dapat dilihat

bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan

zooplankton, di antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina,

Cyclop dan calanus.

Benthos

Benthos adalah binatang yang hidup didasar perairan. Habitat organisme

benthos di balik tanah dasar dan merayap di atas tanah dasar. Organisme yang

hidup di balik tanah dasar adalah bangsa cacing, seperti cacing sutera atau

cacing rambut (Tubifex sp) dan cacing lur (Nereis sp). Untuk mendorong

Page 3: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

berkembang-nya binatang benthos, dasar kolam perlu di pupuk dengan pupuk

organik. Semua organisme benthos sangat disukai oleh hampir seluruh benih

ikan

Pakan alami untuk benih ikan mempunyai beberapa kelebihan karena ukurannya

relatif kecil dan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, nilai nutrisinya tinggi,

mudah dibudidayakan gerakannya dapat merangsang ikan untuk memangsanya,

dapat berkembang biak dengan cepat sehingga ketersediaannya dapat terjamin

dan biaya pembudidayaannya relatif murah.

Jika dalam awal hidupnya benih ikan dapat menemukan pakan yang mempunyai

ukuran sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan tersebut diperkirakan

dapat meneruskan hidupnya. Namun, jika dalam waktu singkat benih ikan tidak

dapat menemukan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan

itu akan menjadi lemah dan selanjutnya mati. Selain beberapa kelebihan

tersebut, pakan alami juga tidak mencemari media pemeliharaan sehingga dapat

diharapkan menekan angka mortalitas benih ikan akibat kondisi air yang kurang

baik. Jenis pakan alami yang dapat dimakan benih ikan tergantung pada jenis

ikan dan tingkat umurnya. Semakin besar ukuran benih ikan maka jenis

pakannya juga berubah.

Tabel. 1 Kandungan Gizi Beberapa Jenis Pakan Alami

Jenis Pakan Alami Kandungan Gizi (%)

Kadar Air Protein Lemak Serat Kasar Abu

Chlorella - 30.00 15.00 - 15.00

Brachionus 85.70 8.60 4.50 - 0.70

Cacing Tubifex 87.19 57.00 57.00 2.04 3.60

Artemia 81.90 55.00 18.90 - 7.20

Moina 90.60 13.29 13.29 - 11.00

Daphnia 94.78 8.00 8.00 2.58 4.00

Chironomus 97.06 56.60 2.86 - 4.94

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1990

Page 4: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

1.2 Pakan buatan

Pakan buatan (artificial feed) adalah pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat.

Pakan ini terdiri dari ramuan beberapa bahan baku yang kemudian diproses

lebih lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya. Pakan buatan

dapat digunakan, baik sebagai pakan tambahan (supplementary feed) maupun

sebagai pakan pelengkap (complete feed). Pakan tambahan adalah pakan yang

digunakan untuk melengkapi kebutuhan ikan peliharaan selain pakan alami.

Bentuk-bentuk pakan buatan juga sangat beragam, baik dalam bentuk kering

maupun lembab. Pakan kering dalam bentuk pelet, remah (crumble), butiran

(granular), tepung (meal/mash), dan lembaran (flake). Pakan lembab dapat

berbentuk bola (ball), dan roti kukus (cake). Untuk pakan basah umumnya

berbentuk bubur atau pasta. Pelet dapat dibuat dalam beragam bentuk, seperti

batang, bulat atau gilik. Ukuran panjang dan diameternya disesuaikan dengan

ukuran ikan yang akan diberi makan.

Kandungan gizi pakan buatan dapat disusun formulasinya supaya kandungan

gizinya lebih lengkap dibandingkan dengan pakan alami. Gizi utama yang harus

terkandung dalam ramuan pakan buatan adalah protein, lemak dan karbohidrat.

Selain itu, dalam menyusun ramuan pakan juga diperhatikan nilai ubahnya

(konversinya). Apabila makanan tersebut hanya dimaksudkan sebagai makanan

tambahan maka kandungan gizinya dapat lebih rendah dibandingkan jika akan

digunakan sebagai makanan pokok.

Tabel. Bentuk Pakan Buatan Untuk Ikan

No Umur Ikan Bentuk Pakan1 Sampai dengan umur 10 hari Emulsi2 Umur 10 – 20 hari Tepung halus3 Umur 20 – 40 hari Tepung kasar4 Umur 40 – 80 hari Remah5 Umur lebih dari 80 hari Pelet

Page 5: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

2. Menghitung Kebutuhan Pakan

2. 1. Feeding Rate

Pakan diberikan kepada benih ikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat

memberikan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang paling tinggi. Kebutuhan

pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari

yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian

pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan maka feeding

rate-nya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya semakin besar.

Secara berkala, jumlah pakan harian ikan disesuaikan (adjusment) dengan

pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Informasi bobot rata-rata dan

populasi ikan diperoleh dari kegiatan pemantauan ikan dengan cara sampling.

Untuk menghitung kebutuhan pakan harian ikan dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

Jumlah pakan harian (kg) = FR x BM

FR = feeding rate (%)

BM = bobot biomasa (kg)

Contoh : FR = 5%, BM = 20 kg, pakan yang diberikan perhari adalah 5% x 20 kg

= 1 kg per hari.

Feeding rate yang digunakan ditentukan oleh ukuran ikan yaitu 3 – 10 %. Jumlah

pakan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan benih ikan harus dihitung

berdasarkan dosis (feeding rate) pemberian pakannya. Pemberian pakan yang

kurang dalam periode pemeliharaan benih akan mengakibatkan pertumbuhan

benih ikan terganggu seperti ikan mudah sakit dan tubuh yang kuntet/kerdil.

Jumlah pakan yang diberikan juga harus ditimbang sesuai kebutuhan ikan.

Kebutuhan pakan ikan tiap per periode sampling akan berbeda dan akan

mengalami peningkatan kebutuhan pakan per harinya.

Tabel. Tahap Penentuan Jumlah Pakan Harian Pada Setiap Bulan Setelah Sampling Pada Pembesaran Ikan Mas.

Bulan Panjang (cm)

Bobot Rata-rata

Populasi (ekor)

Bobot Biomasa

Feeding Rate

Jumlah Pakan

Page 6: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

(g) (kg) (%) Harian (kg)a b c d = b x c e f = d x e

I 8 – 10 10 1250 12,50 7 0,88II 11- 13 20 1100 22,00 5 1,10III 15-18 100 1050 105,00 4 4,2IV 19-20 200 1000 200,00 3 6

2. 2. FCR (Feed Conversion Ratio)

Dari jumlah makanan yang dimakan oleh ikan, kurang lebih hanya 10% saja

yang dapat digunakan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan.

Selebihnya makanan tersebut digunakan untuk pemeliharaan tubuh atau

memang tidak dapat dicerna. Jumlah bobot makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan atau penambahan bobot badan itu disebut nilai ubah makanan

atau konversi makanan.

Suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 kg daging ikan adalah feed conversion ratio. Apabila untuk

menambah bobot 1 kg daging ikan dibutuhkan 6 kg pakan, berarti faktor konversi

pakannya adalah 6. Tergantung dari jenis pakannya, faktor konversi pakan pada

ikan berkisar antara 1,5 – 8. Secara umum, suatu jenis pakan dikatakan cukup

efisien jika faktor konversinya sekitar 1,7. Faktor konversi bahan pakan nabati

lebih besar daripada pakan hewani. Demikian pula makanan basah, mempunyai

faktor konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan kering.

FCR sering kali dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu

usaha budidaya ikan. Faktor yang digunakan dalam perhitungan FCR bukan

penambahan berat daging ikannya, melainkan bobot panennya yang merupakan

bobot hidup atau bobot basah ikan pada waktu panen.

FCR = jumlah kg pakan / jumlah kg ikan yang dihasilkan

Misalnya, sebuah kolam dapat dipanen ikan sebanyak 1250 kg. Untuk ikan

sebanyak itu telah digunakan pakan sebanyak 2000 kg selama masa

pemeliharaan maka nilai FCR dari pakan yang diberikan adalah 2000 kg / 1250

kg = 1,6

2. 3. Memberi Pakan

Page 7: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha membesarkan ikan. Dalam

usaha membesarkan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai ukuran

pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar untuk mempertahankan

kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah

dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan

energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. Pakan yang dikonsumsi oleh

benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh

kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan.

Dalam pemberian pakan benih ikan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu

frekuensi pemberian pakan dan cara memberikan pakan.

3. Frekuensi dan waktu pemberian pakan

Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan yang diberikan pada benih

ikan dalam sehari. Frekuensi ini terkait dengan waktu pemberian pakan.

Umumnya semakin besar ukuran ikan maka frekuensi pemberian pakannya

semakin jarang atau kurang. Ikan kecil sebaliknya diberi pakan lebih sering

dibandingkan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan benih ikan berkaitan

dengan laju evakuasi pakan di dalam lambung dan ini tergantung pada ukuran

dan jenis ikan yang dibudidayakan, serta suhu air.

Waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan nafsu makan benih

ikan. Di pemeliharaan benih ikan di jaring terapung, nafsu makan benih ikan mas

tinggi dengan kandungan oksigen terlarut tinggi dan suhu air hangat. Pada saat

itu, porsi pakan yang diberikan relatif banyak. Namun demikian, sering kali waktu

pemberian pakan disesuaikan dengan kepraktisan operasional usaha sehingga

waktu makan umumnya ditetapkan siang hari. Selain ukuran dan biomasa ikan,

jenis ikan yang dipeliharan juga menentukan frekuensi dan waktu pemberian

pakan.

Tabel. Frekuensi, Waktu dan Proporsi Pemberian Pakan

Ukuran ikan (g)

Frekuensi Waktu Pemberian (jam) Proporsi Pemberian (%)

10 5 06.00,09.00,12.00,15.00,18.00 15,20,20,30,1520 4 07.00,11.00,15.00,19.00 20,30,30,2050 3 07.00,12.00,17.00 30,40,30

Page 8: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

4. Cara pemberian pakan

Untuk benih ikan yang masih kecil, pakan diberikan dengan menyebarkannya

secara merata di seluruh permukaan air. Pakan dalam bentuk tepung dan remah

dapat diberikan dengan cara ditaburkan menggunakan tangan. Penaburan

pakan dengan tangan harus memperhatikan arah angin. Pelet untuk ikan-ikan

besar diberikan dengan keadaan yang tetap, baik tempat maupun waktunya.

Dengan waktu dan tempat yang tetap itu maka benih ikan akan terbiasa untuk

menunggu pakan di tempat tersebut pada waktu-waktu tertentu. Dengan

demikian akan memperkecil jumlah pakan yang tercecer.

Pakan diberikan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebiasaan ikan dalam

mencaplok dan menelan habis pakannya. Apabila kira-kira 30 % dari jumlah ikan

yang ada sudah tidak mau lagi menyambar pakan yang dilemparkan maka

pemberiannya segera dihentikan. Dalam budidaya ikan yang intensif,

pemberian pakan jangan sampai berlebih dan juga berkurang. Pemberian pakan

yang berlebih akan mengakibatkan : air wadah tercemar, dasar kolam cepat

kotor, pemborosan. Dan juga jika pemberian pakan yang kurang akan berakibat :

pertumbuhan ikan bervariasi, pertumbuhan terhambat, daya tahan tubuh

menurun, terjadi kanibalisme.

Jadwal Pemberian Pakan Untuk Berbagai Jenis Ukuran Pakan

Jenis/Ukuran Pakan

Umur Pemeliharaan (Minggu)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

TepungButiranPelet 1mmPelet 2mmPelet 3mm

Tingkat konsumsi pakan dari seekor ikan tidak hanya dipengaruhi praktek

pemberian pakan saja. Akan tetapi tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh

factor-faktor lingkungan, diantaranya suhu dan oksigen terlarut.

a. Suhu

Page 9: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Keadaan suhu air sangat berpengaruh terhadap pemberian pakan. Hal ini ada

hubungannya dengan nafsu makan benih ikan yang bersangkutan. Semakin

tinggi suhunya maka laju metabolisme ikan akan bertambah. Bertambahnya laju

metabolisme mengakibatkan naiknya tingkat konsumsi pakan karena nafsu

makan ikan juga meningkat. Akan tetapi jika suhu lingkungan terlalu tinggi

sehingga tidak dapat ditolerir oleh benih ikan maka tingkat konsumsi pakan ikan

juga menurun. Suhu air terlalu rendah atau terlalu tinggi mengakibatkan nafsu

makan benih ikan akan terganggu sehingga pakan yang diberikan banyak yang

tidak termakan.

b. Oksigen terlarut

Selain suhu, oksigen terlarut juga berpengaruh terhadap pemberian pakan benih

ikan. Apabila kadar oksigen kurang dari 6 mg/liter (6 ppm) maka nafsu makan

ikan dapat hilang. Turunnya kadar oksigen dalam air dapat disebabkan oleh

berbagai macam hal antara lain adanya proses pembusukan, air tidak mengalir,

benih ikan dalam kolam terlalu padat dan kenaikan suhu. Proses pembusukan

yang menghebat karena banyak tertimbunnya sisa-sisa bahan organic dapat

menghabiskan persediaan oksigen.

Berbagai macam usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

penurunan kadar oksigen antara lain adalah :

Memasukan air baru dan membuang air yang lama

Mempertahankan kedalaman air

Mencegah terjadinya pengotoran

Memasukan udara segar melalui aerasi

5. Sampling

Jumlah dan bobot rata-rata ikan yang dibudidayakan dalam wadah produksi

harus diketahui setiap saat. Pengetahuan tersebut penting untuk mengetahui

bobot biomasa ikan sehingga asset dalam kolam dapat ditentukan dan jumlah

pakan yang harus diberikan secara harian dapat dihitung. Pemantauan populasi

menghasilkan informasi kelangsungan hidup ikan, sedangkan pemantauan bobot

rata-rata akan menghasilkan informasi laju pertumbuhan dan kondisi kesehatan

ikan. Informasi laju pertumbuhan dapat digunakan untuk menganalisa nafsu

Page 10: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

makan ikan dan waktu panen, sedangkan informasi kesehatan ikan dapat

dijadikan landasan untuk penentuan teknik penanganan ikan selanjutnya.

Informasi nafsu makan ikan dapat digunakan untuk menganalisis kondisi

lingkungan dan mengantisipasi perbaikan lingkungan dalam sistem budidaya

ikan. Perbaikan lingkungan yang dilakukan diharapkan bisa memperbaiki

kelangsungan hidup ikan.

Pemantauan ikan dilakukan dengan cara sampling, yakni mengambil contoh ikan

kemudian diukur dan dihitung. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk

menduga bobot rata-rata dan jumlah ikan dalam wadah budidaya. Sampling

dilakukan secara berkala setiap 2 – 4 minggu tergantung pada jenis ikan dan

sistem budidaya yang digunakan. Data yang diperoleh di catat dengan jelas dan

teliti, mengingat data sampling ini memiliki nilai yang tinggi bagi pelaku usaha

pembudidaya ikan. Berdasarkan data sampling dapat diketahui efisiensi usaha

budidaya ikan melalui nilai FCR, mengingat pakan biasanya merupakan

komponen biaya variable yang besar.

Sebelum menentukan dan memberikan pakan kepada benih ikan, terlebih dahulu

melakukan sampling atau pengambilan contoh benih yang dipelihara. Sampling

ini bertujuan untuk :

Untuk mengetahui pertumbuhan benih ikan

Melihat kondisi kesehatan benih ikan

Untuk mengetahui nafsu makan benih ikan

Untuk mengetahui berat rata-rata benih ikan

Dalam melakukan sampling benih ikan, biasanya benih ikan tidak diberi pakan

terlebih dahulu dan sampling dilakukan pada pagi hari. Ini bertujuan untuk

memberikan data berat/bobot benih ikan sesungguhnya dan menekan tingkat

strees yang ditimbulkan akibat perlakuan sampling benih ikan. Pengambilan

sampling benih ikan hanya beberapa ekor benih ikan yang dipelihara dalam

wadah pemeliharaan saja tidak seluruhnya. Benih ikan yang akan disampling

ditangkap dengan menggunakan peralatan sampling seperti anco dan seser.

Penangkapan dilakukan dalam beberapa tempat atau sudut kolam. Setelah

Page 11: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

benih ikan tertangkap kemudian dilakukan pengukuran berat/bobot ikan untuk

mendapatkan data sampling.

Tabel. 2 Contoh Kompilasi Data Sampling Ikan

Tgl

Umur

Pemeliharaan

Sampling

Ke-

Bobot Rata-rata

Populasi Biomasa Jml Pakan Habis FCR

Kondisi Ikan

Untuk menghitung bobot biomasa ikan, dapat digunakan rumus penghitungan

sebagai berikut :

Menghitung bobot biomasa (BM) ikan :

BM = Nt x Wt

BM = bobot biomasa (kg)

Nt = populasi (ekor)

Wt = bobot rata-rata

Menentukan populasi (Nt) ikan dengan cara menghitung ikan yang mati

Nt = No - D

Nt = populasi (ekor)

No = jumlah ikan yang ditebar (ekor)

D = jumlah ikan yang mati (ekor)

6. Pencegahan Hama

Pada pemeliharaan ikan di kolam hama yang mungkin menyerang antara lain

lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama lain berupa hewan

pemangsa lainnya seperti; udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang

Page 12: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

masuk kedalam kolam akan menjadi pesaing ikan yang dipelihara dalam hal

mencari makan dan memperoleh oksigen. Untuk menghindari serangan hama

pada kolam sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar

kolam dibersihkan. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau

(Leptotilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok

(Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas kolam

dengan lembararan jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat

masuk, juga ikan tidak akan melompat keluar.

Ikan dikatakan sakit bila terjadi suatu kelainan baik secara anatomis maupun

fisiologis. Secara anatomis terjadi kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan

seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip dan perut. Secara fisiologis terjadi

kelainan fungsi organ seperti; penglihatan, pernafasan, pencernaan, sirkulasi

darah dan lain-lain. Gejala yang diperlihatkan dapat berupa kelainan perilaku

atau penampakan kerusakan bagian tubuh ikan. Adapun ciri-ciri ikan sakit adalah

sebagai berikut;

Behaviour (perilaku ikan)

a. Ikan sering berenang di permukaan air dan terlihat terengah-engah (megap-

megap).

b. Ikan sering menggosok-gosokan tubuhmya pada suatu permukaan benda.

c. Ikan tidak mau makan (nafsu makan menurun).

d. Untuk jenis ikan yang sering berkelompok, maka ikan yang sakit akan

memisahkan diri dan berenang secara pasif

External lesion

Adalah abnomalitas dari organ tubuh tertentu karena adamya serangan

penyakit. External lesion pada ikan antara lain:

e. Discoloration

Pada ikan sehat mempunyai warna tubuh normal sesuai dengan pigmen yang

dimilikinya. Kelainan pada warna yang tidak sesuai dengan pigmennya adalah

suatu discoloration. Seperti warna gelap menjadi pucat dan lain-lain.

Kerusakan organ luar

Page 13: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Kelainan bentuk organ ini disebabkan oleh parasit tertentu yang menyebabkan

kerusakan organ seperti pada kulit, sirip, insang dan lain-lain.

Pada insang dapat menyebabkan insang terlihat pucat atau adanya bercak

merah.

Pada ikan sehat mempunyai korelasi antara bobot (M) dan panjang (L) ikan yang

seimbang yaitu dengan rumus sebagai berikut

100 M M = berat ikan (gr)

K = ------------ L = panjang ikan (cm)

L 3

Ikan mempunyai nilai K yang berbeda-beda tergantung jenisnya bila nilai K

berubah dari normal maka ikan dikatakan sakit.

Pada ikan mas sehat K = 1,9 sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan yang

mempunyai K < 1,4 ikan tidak dapat hidup lagi.

Gejala penampakan kerusakan bagian tubuh ikan antara lain;

Dropsy

Dropsy merupakan gejala dari suatu penyakit bukan penyakit itu sendiri. Gejala

dropsy ditandai dengan terjadinya pembengkakan pada rongga tubuh ikan. 

Pembengkakan tersebut sering menyebabkan sirip ikan berdiri sehingga

penampakannya akan menyerupai buah pinus.

Gambar 1. Dropsy pada Platty (kiri) dan Cupang (kanan) .

Pembengkakan terjadi sebagai akibat berakumulasinya cairan, atau lendir dalam

rongga tubuh.  Gejala ini disertai dengan,

a. malas bergerak,

b. gangguan pernapasan, dan

c. warna kulit pucat kemerahan.

Page 14: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Gambar 3. Akumulasi cairan

Akumulasi cairan selain akan menyisakan rongga yang "menganga" lebar, juga

akan menyebabkan organ dalam tubuh ikan tertekan. Bila gelembung renang

ikut tertekan dapat menyebabkan keseimbangan ikan terganggu

Secara alamiah bakteri penyebab dropsy kerap dijumpai dalam lingkungan,

tetapi biasanya dalam jumlah normal dan terkendali. Perubahan bakteri ini

menjadi patogen, bisa terjadi karena akibat masalah  osmoregulator ;pada ikan

yaitu,

a. kualitas air yang kurang baik

b. menurunnya fungsi kekebalan tubuh ikan,

c. malnutrisi atau karena faktor genetik. 

Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu ikan secara sengaja atau tidak

memakan kotoran ikan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat kanibalisme

terhadap ikan lain yang terinfeksi.

Kelainan Gelembung Renang

Gelembung renang (swimbladder) adalah organ berbentuk kantung berisi udara

yang berfungsi untuk mengatur ikan mengapung atau melayang di dalam air,

sehingga ikan tersebut tidak  perlu berenang terus menerus untuk

mempertahankan posisinya.  Organ ini hampir ditemui pada semua jenis ikan.

Beberapa kelainan atau masalah dengan gelembung renang, yang umum

dijumpai, adalah

a. sebagai akibat dari luka dalam,  terutama akibat berkelahi atau

b. karena kelainan bentuk tubuh.

Beberapa jenis ikan yang hidup di air deras seringkali memiliki gelembung

renang yang kecil  atau bahkan hampir hilang sama sekali, karena dalam kondisi

demikian gelembung renang  boleh dikatakan tidak ada fungsinya.   Untuk ikan-

Page 15: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

ikan jenis ini,  kondisi gelembung renang demikian adalah normal dan bukan

merupakan suatu gejala penyakit. Mereka biasanya hidup di dasar atau

menempel pada subtract.

Tanda-tanda penyakit kelainan gelembung fenang

a. Perilaku berenang tidak normal dan

b. Kehilangan keseimbangan.

c. Ikan tampak kesulitan dalam menjaga posisinya dalam air. 

Kerusakan gelembung renang  menyebabkan organ ini tidak bisa mengembang

dan mengempis, sehingga menyebabkan ikan mengapung dipermukaan atau

tenggelam.  Dalam beberapa kasus ikan tampak berenang dengan kepala atau

ekor dibawah atau terapung pada salah satu sisi tubuhnya, atau bahkan

berenang terbalik.

Busuk Mulut

Tanda-tanda penyakit adalah :

1. mulut membengkak,

2. mulut tidak bisa mengatup

3. disusul kematian dalam waktu singkat.

Busuk mulut merupakan penyakit akibat infeksi bakteri.

1. Kehadiran penyakit ini ditandai dengan munculnya memar putih atau abu-abu

disekitar kepala, sirip, insang dan rongga mulut.

2. Memar tersebut kemudian akan bekembang menjadi bentukan berupa kapas

berwarna putih kelabu, khususnya di sekitar mulut, sehingga mulut sering

menjadi tidak bisa terkatup.

3. Kehadiran benda ini tidak jarang sulit dibedakan dengan serangan jamur.

Oleh karena itu, untuk memastikan dengan jelas diperlukan pengamatan

dibawah mikroskop.

Pada serangan ringan, seperti ditunjukkan oleh adanya memar putih saja,

kematian dapat terjadi setelah timbulnya kerusakan fisik yang berarti.

Sedangkan dalam serangan akut dan cepat, yang biasanya terjadi di dearah

dengan suhu udara hangat seperti di Indonesia, penyakit tersebut dapat

berinkubasi kurang dari 24 jam dan kematian terjadi dalam waktu 2 – 3 hari,

Page 16: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

diantaranya disertai dengan rontoknya mulut. Meskipun demikian, di beberapa

kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai gejala fisik apapun, sehingga apabila

dijumpai kematian mendadak pada ikan, salah satu yang perlu dicurigai adalah

akibat serangan penyakit ini.

Bintik Putih - White Spot (Ich) 

White spot atau dikenal juga sebagai penyakit "ich", merupakan penyakit ikan

yang disebabkan oleh parasit. Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh

spesies ikan.  Secara potensial white spot dapat berakibat mematikan. Penyakit

ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih di sekujur tubuh dan juga sirip.

Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya serta caranya meperbanyak

diri dalam air  memegang peranan penting terhadap berjangkitnya  penyakit

tersebut.

Tanda-tanda Penyakit

Siklus hidup  white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan tesebut  secara

umum dapat dibagi dua yaitu 

a. tahapan infektif dan

b. tahapan tidak infektif (sebagai "mahluk" yang hidup bebas di dalam air atau

dikenal sebagai fase berenang).

Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif. 

Ujud dari "white spot" pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont.

Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit, insang atau rongga mulut.  Oleh

karena itu,  julukan white spot sebagai ektoparasit dirasa kurang tepat, karena

sebenarnya mereka hidup dilapisan dalam kulit, berdekatan dengan lapisan

basal lamina.  Meskipun demikian  parasit ini tidak sampai menyerang lapisan di

bawahnya atau organ dalam lainnya.

Page 17: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Gambar 4 Ikan yang terserang "white spot"

Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan

a. Penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. 

b. Masing-masing bintik ini sebenarnya adalah individu parasit yang diselimuti

oleh lapisan semi transparan dari jaringan tubuh ikan. 

c. Pada awal perkembangannya bintik tersebut  tidak akan bisa dilihat dengan

mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan, tumbuh dan membesar,

sehingga bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut dapat dengan mudah

dikenali.  Pada kasus berat beberapa individu dapat dijumpai bergerombol

pada tempat yang sama.

d. Ikan yang terjangkit ringan sering dijumpai menggosok-gosokan tubuhnya

pada benda-benda lain di dalam air sebagai respon terhadap terjadinya iritasi

pada kulit mereka. 

Sedangkan ikan yang terjangkit berat dapat :

a. mengalami kematian sebagai akibat terganggunya sistem pengaturan

osmotik ikan, 

b. akibat gangguan pernapasan, atau

c. menyebabkan infeksi sekunder. 

d. ikan berukuran kecil dan burayak dapat mengalami kematian setelah

beberapa hari terjangkit berat.   

Ikan yang terjangkit berat akan menunjukkan perilaku abnormal dan disertai

dengan perubahan fisiologis. 

a. akan tampak gelisah atau meluncur kesana kemari dengan cepat dan

b. siripnya tampak bergetar (mungkin sebagai akibat  terjadinya iritasi pada sirip

tersebut). 

Page 18: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

c. pada ikan yang terjangkit sangat parah, mereka akan  tampak lesu, atau

terapung di permukaan.  Kulitnya berubah menjadi pucat dan mengelupas.

d. sirip tampak robek-robek dan compang-camping. 

e. Insang juga tampak memucat.   

f. kerusakan pada kulit dan insang ini akan memicu ikan menglami stres

osmotik dan stres pernapasan.  Stres pernapasan ditunjukkan dengan

pergerakan tutup insang yang cepat (megap-megap) dan ikan tampak

mengapung di permukaan dalam usahanya untuk mendapatkan oksigen lebih

banyak.  Apabila ini terjadi, ikan untuk dapat disembuhkan akan relatif sangat

kecil.

7. Pengobatan Ikan yang Terserang Penyakit

Pengobatan ikan sakit dapat dilakukan beberapa metoda. Metoda yang

dilakukan mempertimbangkan antara lain; ukuran ikan, ukuran wadah, bahan

kimia atau obat yang diberikan dan sifat ikan. Beberapa metoda pengobatan

adalah sebagai berikut ;

i. Melalui suntikan dengan antibiotika.

ii. Melalui makanan.

iii. Perendaman.

1. Metoda penyuntikan dilakukan bila yang diberikan adalah sejenis obat seperti

antibiotik atau vitamin. Penyuntikan dilakukan pada daerah punggung ikan

yang mempunyai jaringan otot lebih tebal. Penyiuntikan hanya dilakukan

pada ikan yang berukuran besar terutama ukuran induk. Sedangkan yang

kecil tidak dapat dilakukan.

2. Obat atau vitamin dapat diberikan melalui makanan. Akan tetapi bila

makanan yang diberikan tidak segera dimakan ikan maka konsentrasi obat

atau vitamin pada makanan akan menurun karena sebagian akan larut dalam

air. Oelh karena itu metoda ini afektif diberikan pada ikan yang tidak

kehilangan nafsu makannya.

3. Metoda perendaman dilakukan bila yang diberikan adalah bahan kimia untuk

membunuh parasit maupun mikroorganisme dalam air atau untuk

Page 19: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

memutuskan siklus hidup parasit. Pengobatan ikan sakit dengan metoda

perendaman adalah sebagai berikut;

Pengolesan dengan bahan kimia atau obat, metoda ini dilakukan bila bahan

kimia atau obat yang digunakan dapat membunuh ikan, bahan kimia atau

obat dioleskan pada luka di tubuh ikan.

Pencelupan; Ikan sakit dicelupkan pada larutan bahan kimia atau obat

selama 15 – 30 detik, metoda ini pun dilakukan bila bahan kimia atau obat

yang digunakan dapat meracuni ikan.

Perendaman; dilakukan bila bahan kimia atau obat kurang sifat racunnya

atau konsentrasi yang diberikan tidak akan membunuh ikan. Pada

perendaman jangka pendek (15 – 30 menit) dapat diberikan konsentrasi yang

lebih tinggi daripada pada perendaman dengan waktu yang lebih lama (1 jam

lebih sampai beberapa hari)

Jenis Bahan Kimia dan Obat yang digunakan dalam pengobatanObat dan Bahan

Kimia untuk pengobatan dan pencegahan mempertimbangkan antara lain:

Dalam dosis tertentu tidak membuat ikan stress

maupun mati

Efektif dapat membunuh parasit

Sifat racun cepat menurun dalam waktu tertentu.

Mudah mengalami degradasi dalam waktu singkat.

1. Kalium Permanganat (PK)Kalium permanganat (PK) dengan rumus kimia KMnO4 sebagai serbuk maupun

larutan berwarna violet. Sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ikan

akibat ektoparasit  dan infeksi bakteri terutama pada ikan-ikan dalam kolam. Bila

dilarutkan dalam air akan terjadi reaksi kimia sebagai berikut;

KMnO4 K+ + MnO4-

MnO4- MnO2 + 2On On - Oksigen elemental. (Oksidator)

Manfaat

Efektif mencegah flukes, tricodina, ulcer, dan infeksi jamur (ektoparasit  dan

infeksi bakteri) dengan dosis 2 - 4 ppm pada perendaman.

Page 20: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Bahan aktif beracun yang mampu membunuh berbagai parasit dengan

merusak dinding-dinding sel mereka melalui proses oksidasi.

Argulus, Lernea and Piscicola diketahui hanya akan respon apabila PK

digunakan dalam perendaman  (dengan dosis: 10-25 ppm selama 90 menit).

Begitu pula dengan Costia dan Chilodinella, dilaporkan resisten terhadap PK,

kecuali dengan perendaman. 

Kalium permanganat sangat efektif dalam menghilangkan Flukes.

Gyrodactylus dan Dactylus dapat hilang setelah 8 jam perlakuan dengan

dosis 3 ppm pada suatu sistem tertutup, perlakuan diulang setiap2-3 hari

Sebagai disinfektan luka.

Dapat mengurangi aeromonas (hingga 99%) dan bakteri gram negatif

lainnya.

Dapat membunuh Saprolegnia yang umum dijumpai sebagai infeksi sekunder

pada Ulcer. 

Golongan ikan Catfish, perlakuann kalium permanganat dilakukan pada

konsentrasi diatas 2 ppm.

Sebagai antitoxin terhadap  aplikasi bahan-bahan beracun. Sebagai contoh,

Rotenone dan Antimycin. Konsentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam dapat

menetralisir residu Rotenone atau Antimycin.  Dosis PK sebaiknya diberikan

setara dengan dosis pestisida yang diberikan, sebagai contoh apabila

Rotenone diberikan sebanyak 2 ppm, makan untuk menetralisirnya PK pun

diberikan sebanyak 2 ppm.

Transportasi burayak dapat dengan perlakuan kalium permanganat dibawah

2 ppm.

2. Klorin

Klorin dan kloramin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai

pembunuh kuman (disinfektan) di perusahan-perusahan air minum. Klorin (Cl2)

merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan bau menyengat.  Perlakuan

klorinasi dikenal dengan kaporit.  Sedangkan kloramin merupakan senyawa

klorin-amonia (NH4Cl).  

Cl2 + H2O H2ClO3 Cl2 + H2O

Page 21: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

NH4Cl + H2O NH4+ + ClO3

-

Sifat Kimia

Klorin relatif tidak stabil di dalam air

Kloramin lebih stabil dibandingkan klorin

Klorin maupun kloramin sangat beracun bagi ikan

Reaksi dengan air membentuk asam hipoklorit

Asam hipoklorit tersebut dapat merusak sel-sel protein dan sistem enzim ikan.

Tingkat keracunan klorin dan kloramin akan meningkat pada pH rendah dan

temperatur tinggi, karena pada pH rendah kadar asam hipoklorit akan

meningkat.

Efek racun dari bahan tersebut dapat diperkecil bila residu klorin dalam air

dijaga tidak lebih dari 0.003 ppm

Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm dapat membunuh ikan dengan cepat

Tanda-tanda Keracunan Ikan bergerak kesana kemari dengan cepat.

Ikan akan gemetar dan warna menjadi pucat, lesu dan lemah.

Klorin dan kloramin secara langsung akan merusak insang sehingga dapat

menimbulkan gejala hipoxia, meningkatkan kerja insang dan ikan tampak

tersengal-sengal dipermukaan. 

Perlakuan Oleh karena klorin sangat beracun bagi ikan maka perlu dihilangkan dengan cara sebagai berikut;

Air di deklorinasi sebelum digunakan, baik secara kimiawi maupun fisika.

Pengaruh klorin dihilangkan dengan pemberian aerasi secara intensif.

Mengendapkan air selama semalam.  Dengan demikian maka gas klorin akan

terbebas ke udara.

Menggunakan bahan deklorinator atau lebih dikenal dengan nama anti klorin.

Anti-klorin lebih dianjurkan untuk air yang diolah dengan  kloramin.

Kloramin relatif lebih sulit diatasi hanya oleh natrium tiosulfat saja dibandingkan

dengan klorin, karena maskipun  gas klorinnya dapat diikat dengan baik,  tetapi

akan menghasilkan amonia.

Mengalirkan air hasil deklorinasi tersebut melewati zeolit.

Page 22: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Segera pindahkan ikan yang terkena keracunan klorin kedalam

akuarium/wadah yang tidak terkontaminasi.  Dalam keadaan terpaksa

tambahkan anti-klorin pada akuarium.

Tingkatkan intensitas aerasi untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

gangguan pernapasan pada ikan-ikan.

3. Metil BiruMetil biru diketahui efektif untuk pengobatan Ichthyopthirius (white spot) dan

jamur.  Selain itu,  juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada

telur ikan. Metil biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium,

dengan konsenrasi 1 - 2 persen.  Selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.

Sifat Kimia

Metil biru merupakan pewarna thiazine.

Digunakan sebagai bakterisida dan fungsida pada akuarium. 

Dapat merusak filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada

kulit, pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya  termasuk lem akuarium. 

Dapat merusak pada tanaman air.

Untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan.

Dosis dan Cara Pemberian Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa dosis yang dianjurkan adalah 2 ml

larutan Metil biru (Methylene Blue) 1 % per 10 liter air akuarium. 

Perlakuann dilakukan dengan perendaman jangka panjang pada karantina. 

Untuk mencegah  serangan jamur pada telur, dosis yang dianjurkan adalah 2

mg/liter.

Cara pemberian metil biru pada bak pemijahan adalah setetes demi setetes. 

Pada setiap tetesan biarkan larutan metil biru tersebut tersebar secara

merata. 

Tetesan dihentikan apabila air akuarium telah berwarna  kebiruan atau biru

jernih (tembus pandang). Artinya isi di dalam akuarium tersebut masih dapat

dilihat dengan jelas. 

Perlakuan ini cukup dilakukan sekali kemudian  dibiarkan hingga warna

terdegradasi secara alami. 

Page 23: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Setelah  telur menetas,  penggantian air sebanyak 5 % setiap hari dapat

dilakukan untuk mengurangi kadar metil biru dalam air tersebut dan

mengurangi akumulasi bahan organik dan ammonium

4. Malachyte greenMalachite Green merupakan pewarna triphenylmethane dari group rasamilin. 

Bahan ini merupakan bahan yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai

penyakit dan parasit dari golongan protozoa, seperti: ichtyobodo, flukes insang,

trichodina, dan  white spot, serta sebagai fungisida. 

Penggunaan bahan ini hendaknya dilakukan pada sistem tertutup seperti

akuarium atau kolam ikan hias.  Malachite green diketahui mempunya efek

sinergis apabila diberikan bersama-sama dengan formalin.

Terdapat indikasi bahwa kepopuleran penggunaan bahan ini agak menurun,

karena diketahui bisa menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan manusia

apabila terhirup.

Malachite Green juga dapat menimbulkan akibat buruk pada filter biologi dan

pada tanaman air.  Disamping itu, beberapa jenis ikan diketahui tidak toleran

terhadap bahan ini.  Warna malachite green bisa melekat pada apa saja, seperti

tangan, baju, dan peralatan akuarium , termasuk plastik.

Hindari penggunaan malachite green dalam bentuk serbuk (tepung).  Disarankan

untuk menggunakan malachite green dalam bentuk  larutan jadi dengan

konsentrasi 1% dan telah terbebas dari unsur seng.

Dosis dan Cara Pemberian

Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% per 10 liter air, sebagai perlakuan

perendaman jangka panjang.    Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5

hari sekali.  Sebelum pemberian dosis dilakukan, disarankan untuk mengganti

air sebanyak 25 %

Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per 10 liter, sebagai perlakuan jangka pendek

(30 - 60 menit). Perlakuan dapat di ulang setiap 2 hari sekali.   Perlakuan dapat

dilakukan sebanyak 4-5 ulangan.

Page 24: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Dosis campuran antara Malachite Green dan Formalin untuk perlakuan pada

ikan adalah 0.05 - 0.1 ppm MG dan 10 -25ppm Formalin.  Untuk udang-

udangan atau invertebrata laut adalah 0.1 -0.2 ppm MG dan 10 - 25 ppm

Formalin.

Malachite Green dapat pula diberikan sebagai disinfektan pada telur dengan

dosis 5 ppm selama 10 menit.

Perlakuan hendaknya dilakukan pada tempat terpisah.

8. Pengelolaan Kualitas Air

Parameter-parameter yang akan diukur dan berpengaruh terhadap kehidupan

larva antara lain ; (1) Parameter fisika air adalah suhu air, total suspended solid

(kekeruhan), warna air, dan salinitas. (2) Parameter kimia air antara lain oksigen

terlarut, karbon dioksida bebas, pH air, alkalinitas, kadar amonia dan kadar H2S,

sedangkan (3) Parameter biologi antara lain lumut dan hewan kompetitor.

Sedangkan kegiatan pengelolaan kualitas dan kuantitas air meliputi penggantian

air, menyifon kotoran, mengatur suhu, mengatur cahaya, dan mengatur aerasi

udara.

Jenis peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengelolaan kualitas dan

kuantitas air hendaknya diidentifikasi terlebih dahulu berdasarkan fungsi dan

cara kerjanya untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pengelolaan

kualitas dan kuantitas air. Berikut dibawah ini tabel peralatan dan bahan yang

perlu digunakan dalam pengukuran dan pengelolaan kualitas dan kuantitas air

untuk larva antara lain :

Tabel 3. Peralatan pengukuran kualitas dan kuantitas air

No Parameter Alat dan bahan1. Kuantitas air

a. debit Stopwatch, current meterb. volume Meteran

2. Parameter fisika aira. suhu Termometer raksa atau termometer alkohol

Page 25: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

termometerb. kekeruhan Secchi disk, kertas saring milipore 0,45 m,

vacum pump, oven, dessikator, timbangan digital, gelas ukur, pengaduk.

secchi diskc. warna air Warna standart (platinum dan Cobalt)d. salinitas Salinometer, refraktometer

refraktometer

3. Parameter kimia aira. Oksigen terlarut (DO) DO meter, botol BOD, gelas ukur, erlemeyer,

pipet, spuit suntik/alat titrasi, larutan sulfamic acid, MnSO4, NaOH + KI, H2SO4 pekat, Na-thiosulfat, amylum. (DO tes kit)

DO meterb. CO2 Botol BOD, gelas ukur, erlemeyer, pipet, spuit

suntik/alat titrasi, larutan pp, Na2CO3, NaOH

Botol BODc. pH pH meter, pH paper atau kertas lakmus

pH paperd. alkalinitas Botol sampel/BOD, pipet, erlemeyer, gelas ukur,

Page 26: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

spuit suntik/alat titrasi, larutan indikator pp, HCl/H2SO4, indikator BCG+MR

e. kadar amonia Kertas saring whatman no.42, pipet, gelas piala, magnetic stirer, gelas ukur, beaker glass, larutan MnSO4, chlorox, phenate, akuades, larutan standart amonia, spektrofotometer. (amonia tes kit)

kualitas air tes kit

f. kadar H2S Botol BOD Botol, pipet, erlemeyer, gelas ukur, spuit suntik/alat titrasi, larutan Zn acetat, NaOH, pH meter/kertas lakmus, larutan iodine, HCl, air sampel supernatant, akuades, Natrium Thiosulfat, indikator amilum

4. Parameter biologi aira. perhitungan

plankton/hewan kompetitor

Planktonet, ember, gelas ukur, botol sampel, mikroskop, haemositometer, pipet, formalin 40%

Planktonetb. perhitungan perifiton Papan kayu, gelas ukur, pengeruk, mikroskop,

haemositometerSedangkan peralatan yang digunakan dalam pengelolaan kualitas dan kuantitas

air untuk pemeliharaan larva antara lain tertera pada tabel berikut ini :

- selang sipon

- aerasi (selang, batua aerasi, aerator/blower)

- filter

- water heater

Alat-alat yang berbahan dasar kaca, logam atau plastik dapat dibersihkan

dengan disucihamakan yang dilanjutkan dengan pengeringan alat. Sedangkan

peralatan ukur digital (refraktometer, mikroskop, pH meter, DO meter) dan alat

Page 27: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

yang riskan (bunsen) dapat dibersihkan dengan tissu atau kapas untuk

membersihkan debu-debu yang menempel serta dikalibrasi terlebih dahulu.

Berikut dibawah ini peralatan dan bahan yang digunakan dalam sanitasi

peralatan dan wadah pemeliharaan larva yang terbuat dari bahan dasar kaca

dan plastik :

- sabun cuci/ detergen/ kaporit

- garam/ methylen blue/ kalium permanganat

- spons/ sikat

- air bersih

- kain lap

- tissue

5.1 Debit dan Volume Air

Debit (discharge) dinyatakan sebagai volume yang mengalir pada selang waktu

tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik. Pengukuran debit air dapat

dilakukan dengan alat current meter atau dengan cara matematis dan

pengukuran langsung. Perhitungan debit ditentukan dengan persamaan :

D = V x A

Keterangan : D = debit air (m3/detik)

V = kecepatan arus (m/detik)

A = luas penampang saluran air (m2)

Dengan meningkatnya debit air, kadar bahan-bahan alam yang terlarut ke suatu

badan air akibat erosi meningkat secara eksponensial. Namun konsentrasi

bahan-bahan antropogenik yang memasuki badan air tesebut mengalami

penurunan karena terjadi proses pengenceran.

Debit air berfungsi sebagai penyuplay air segar dan oksigen pada wadah

pemeliharaan larva di bak, akuarium dan fiberglass dapat diukur pada saat

pergantian air. Perhitungan debit air pada bak, akuarium dan fiberglass relatif

lebih mudah karena ukuran wadah yang relatif lebih kecil sehingga tidak

membutuhkan jumlah air yang banyak. Pada beberapa wadah pemeliharaan

Page 28: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

larva dan benih ada yang diracang dengan menggunakan sistem resirkulasi

untuk penghematan air, sehingga air yang masuk dan keluar dari dalam wadah

pemeliharaan tetap. Pergantian air pada pemeliharaan larva atau benih di bak,

akuarium atau fiberglass tidak dapat dilakukan dengan debit air yang besar

sekaligus, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan stres pada larva.

Gambar 5. Akuarium dengan Filter sebagai Resirkulasi Air Sederhana

Debit air yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan larva hendaknya menempel

pada tepian wadah atau dimasukkan sedikit demi sedikit untuk menghindari

stress pada larva. Pemasukan air ke dalam wadah pemeliharaan larva dengan

menggunakan sistem resirkulasi dapat membantu menambah kandungan

oksigen pada air karena dengan adanya gelembung-gelembung air dari percikan

air yang masuk ke dalam air mampu berdifusi dengan oksigen di udara.

Volume air wadah pemeliharaan larva harus disesuaikan dengan kebutuhan

hidup larva dan benih ikan yang dibudidayakan. Pada umumnya volume air pada

wadah pemeliharaan larva menyesuaikan dengan kondisi larva antara lain sifat

hidup dan kepadatan larva yang akan dipelihara pada wadah budidaya untuk

menghindari perebutan oksigen dan pakan.

Volume air juga perlu didukung dengan titik aerasi, semakin banyak volume air

atau semakin besar wadah pemeliharaan larva maka jumlah titik aerasi juga

harus banyak atau besar karena berpengaruh terhadap sebaran oksigen terlarut

dan pakan dalam air.

Pengukuran volume air pada wadah pemeliharaan tergantung pada bentuk

wadah, dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Pada wadah pemeliharaan yang berbentuk segi empat dapat digunakan rumus :

V = P x L x T

Keterangan : V = volume (m3)

Page 29: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

P = panjang (m)

L = lebar (m)

T = tinggi (m)

Sedangkan wadah pemeliharaan yang berbentuk lingkaran dapat menggunakan

rumus :

V = 3,14 x R2 x T

Keterangan : V = volume (m3)

R = jari-jari lingkaran (m)

T = tinggi permukaan air (m)

5.2 Parameter fisika air :

a.Suhu

Air mempunyai kapasitas spesifik terhadap panas. Artinya perubahan suhu dapat

ditahan terjadi relatif lambat. Pada lingkungan perairan fluktuasi berkisar antara 3

– 5 C. Kepadatan air tergantung pada suhu. Pada suhu rendah, air akan

cenderung lebih padat sehingga akan lebih tenggelam atau dibawah.

Suhu merupakan faktor kontrol proses kimia, fisika dan biologi dalam perairan,

sehingga dengan berubahnya suhu hampir semua proses dalam perairan

berubah. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme

dan respirasi organisme air, sehingga mengakibatkan peningkatan konsumsi

oksigen.

Ikan merupakan binatang berdarah dingin (poikiloterm) sehingga metabolisme

dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya, termasuk kekebalan

tubuhnya. Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi terlalu besar akan

berpengaruh terhadap sistem metabolisme. Peningkatan suhu perairan sebesar

10 C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen organisme akuatik

sebesar 2-3 kali lipat. Konsumsi oksigen dan fisiologi tubuh ikan akan mengalami

kerusakan atau kekacauan sehingga ikan akan sakit. Suhu rendah akan

mengurangi imunitas (kekebalan tubuh) ikan, sedangkan suhu tinggi akan

mempercepat ikan terkena infeksi bakteri.

Pemeliharaan larva cenderung memerlukan suhu yang relatif hangat, karena

ukurannya yang kecil dan dengan suhu yang tinggi metabolismenya meningkat

Page 30: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

sehingga nafsu makan larva juga meningkat maka pertumbuhan larva dapat

dikendalikan dengan cepat dengan pemeberian pakan yang sesuai dengan

kebutuhan jumlah dan gizi yang terkandung dalam pakan. Kisaran suhu yang

optimal untuk ikan-ikan daerah tropis adalah sekitar 25 – 32 C.

Pengaruh suhu rendah terhadap ikan adalah rendahnya kemampuan mengambil

oksigen (hypoxia). Kemampuan rendah ini disebabkan oleh menurunnya detak

jantung. Pengaruh lain ialah proses osmoregulasi terganggu.

Pada suhu yang turun mendadak akan terjadi degenerasi sel darah merah

sehingga proses respirasi terganggu. Selain itu, suhu rendah dapat

menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol, serta tidak mau berenang dan

makan sehingga imunitas terhadap penyekit menurun. Sedangkan pada suhu

yang meningkat tinggi akan menyebabkan ikan katif bergerak, tidak mau berhenti

makan dan metabolisme cepat meningkat, sehingga kotorannya menjadi lebih

banyak yang berpengaruh terhadap menurunnya kualitas air. Alat pengukuran

suhu adalah termometer raksa atau pun alkohol dengan skala pengukuran

derajat celcius (C)

b. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang

terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi dan terlarut, partikel organik atau meterial

tersuspensi dalam air budidaya umumnya berupa material atau partikel halus

yang melayang. Bila ukurannya besar, partikel ini dapat mengendap di dalam air,

terutama kalau aerasi dihentikan. Partikel organik seperti debu yang erukuran

0,22 – 1,2 mikron dapat mengeruhkan air dan terkadang warnanya menjadi

gelap.

Partikel atau bahan yang terlarut dalam air dapat mengganggu sistem

pernafasan pada ikan karena partikel akan menempel pada permukaan

lembaran insang dan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam perairan sehingga

mengurangi kelarutan oksigen di dalam air.

Page 31: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pengukuran kekeruhan pada perairan secara kuantitatif dapat diukur dengan

menggunakan secchi disk atau turbidity meter. Pada wadah pemeliharaan larva

seperti bak, akuarium dan fiberglass yang hanya memiliki kedalaman rendah

nilai kekeruhan berupa padatan tersuspensi dapat diukur dengan cara

gravimetrik, yaitu sebagai berikut :

- Siapkan filter (millipore dengan perositas 0,45 m) dengan vacuum pump.

Saring 2 x 20 ml aquades, biarkan penyaringan berlanjut sampai 2-3 menit

untuk mengisap kelebihan air.

- Keringkan kertas saring (filter) dalam oven selama 1 jam pada temperatur

1003-105 C, dinginkan dalam dessikator, lalu timbang (B mg)

- Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur, aduk, kemudian saring dengan

menggunakan kertas saring (filter) yang telah ditimbang pada prosedur

sebelumnya

- Keringkan filter dan residu dalam oven 103-105C selama paling sedikit 1 jam,

dinginkan dalam dessikator, timbang (A mg)

- Perhitungan :

TDS (mg/L) = (A – B) x 1000/ ml sampel

A : Berat (mg) filter dan residu

B : Berat (mg) filter

c. Salinitas

Salinitas biasa disebut juga kadar garam merupakan jumlah total material terlarut

dalam air. Umumnya salinitas dihitung dengan satuan ppt (part per thousand),

yaitu gram material terlarut perliter air. Salinitas menggambarkan padatan total di

dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida

dan iodida digantikan oleh klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.

Berdasarkan salinitasnya badan air dibedakan dalam tiga golongan yaitu air

tawar (0-3 ppt), air payau (4–20 ppt), dan air laut (lebih dari 20 ppt). Pengaruh

salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi. Ikan air tawar tidak

toleran terhadap salinitas. Akibat perubahan fisiologi osmose sel-sel tubuh maka

ikan akan mengalami stres.

Page 32: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pengukuran salinitas dapat dilakukan dengan salinometer atau refraktometer.

Dengan cara meneteskan air ke dalam alat tersebut maka nilai salinitas air yang

dteteskan sudah bisa terbaca pada skala alat.

5.3 Parameter kimia air :

a. Oksigen terlarut (DO)

Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen

yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu, salinitas,

turbulensi air dan tekanan atmosfer. Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut

berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0°C dan 8 mg/l pada suhu 25°C.

Oksigen merupakan zat terpenting dalam kehidupan organisme. Didalam air

oksigen bersumber dari tanaman hijau daun, dengan bantuan sinar matahari

melalui proses fotosintesis, tanaman memproduksi oksigen. Oksigen dapat larut

ke dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara.

Dalam bernafas, organisme memasukkan oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida, bagi ikan oksigen diperoleh dari air. Oksigen digunakan ikan

untuk pernapasan, yaitu pertukaran gas yang dilakukna di dalam insang. Pada

proses ini oksigen akan diserap, sedangkan karbondioksida di buang. Oksigen

yang masuk tersebut akan diambil atau diterima oleh pigmen dalam darah, yaitu

haemoglobin, melalui ikatan sementara sebelum digunakan oleh sel-sel tubuh.

Sel-sel tubuh menggunakan oksigen untuk pembakaran bersama dengan bahan

bakar, yaitu makanan. Dari pembakaran ini dihasilkan energi yang akan

digunakan untuk aktivitas tubuh seperti bergerak, tumbuh dan bereproduksi atau

berkembang biak. Kalau kadar oksigen terlarut rendah maka kehidupan ikan

akan terganggu. Jumlah minimal kebutuhan oksigen terlarut setiap jenis ikan

berbeda-beda. Ikan yang gesit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding

ikan yang tenang. Namun sedikitnya air untuk pemeliharaan ikan harus berkadar

oksigen 5 mg/l.

Pengukuran oksigen terlarut pada perairan dapat dilakukan dengan metode

titrasi atau DO meter. Penggunaan DO meter diperlukan kalibarasi terlebih

dahulu untuk menstandartkan nilai ukuran dengan cara penyelupan DO meter

Page 33: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

pada media pemeliharaan selama beberapa menit hingga angka terlihat stabil.

Sedangkan pengukuran dengan metode titrasi adalah sebagai berikut :

- Pindahkan air sampel ke dalam botol BOD sampai meluap (jangan sampai

terjadi gelembung udara), tutup kembali.

- Tambahkan 1 ml Sulfida Acid dengan pipet di bawah permukaan, tutp dan

aduk dengan membolakbalik botol.

- Tambahkan 2 ml MnSO4, dan 2 ml NaOH + KI. Penambahan reagen-reagen

dengan memasukkan pipet di bawah permukaan air dalam botol. Tutup

dengan hati-hati dan aduk dengan membolak-balik botol 20 kali. Biarkan

bebrapa saat hingga endapan coklat terbentuk dengan sempurna

- Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat dengan hati-hati (gunakan ruang asam), aduk

dengan cara yang sama hingga semua endapan larut, bila belum terlarut

semua tambahkan lagi 0,5 ml H2SO4 pekat

- Ambil 100 ml air dari botol BOD tersebut dengan menggunakan pipet Mohr

atau gelas ukur, masukan ke dalam erlemeyer, uasahakan jangan terjadi

aerasi

- Titrasi dengan Na-thiosulfat hingga terjadi perubahan warna dari kuning tua

ke kuning muda. Tanbahkan 5 – 8 tetes indikator amylum hingga terbentuk

warna biru. Lanjutkan titrasi dengan Na-thiosulfat hingga tepat tidak berwarna

(bening)

- Perhitungan :

O2 mg/l = (ml titran) (normalitas thiosulfat) (8) (1000) (ml sampel) (ml botol BOD – ml reagen terpakai)

(ml botol BOD)b. Karbon dioksida (CO2)

Keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas

karbondioksida bebas (CO2), ion bikarbonat (HCO3-), ion karbonat (CO3

2-) dan

asam karbonat (H2CO3). Proporsi dari keempat bentuk karbon tersebut berkaitan

dengan nilai pH perairan. Karbondioksida yang terdapat di perairan dapat

berasal dari :

- difusi dari atmosfer secara langsung

Page 34: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

- air hujan, secara teoritis air hujan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki

kandungan karbondioksida sebesar 0,55 – 0,60 mg/l

- air yang melewati tanah organik dari proses dekomposisi

- respirasi tumbuhan, hewan, dan bakteri aerob maupun anaerob

Karbondioksida dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau fitoplankton pada

perairan untuk fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Istilah

karbondioksida bebas digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam air,

juga menggambarkan CO2 di perairan yang membentuk kesetimbangan dengan

CO2 di atmosfer. Di perairan tawar, ion bikarbonat berperan sebagai sistem

penyangga (buffer) dan penyedia karbon untuk keperluan fotosintesis. Kadar

karbondioksida di perairan dapat mengalami pengurangan, bahkan hilang, akibat

proses fotosintesis, evaporasi dan agitasi air.

Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam jumlah

atau kadar tertentu, karbondioksida dapat merupakan racun. Ikan mempunyai

naluri yang kuat dalam mendeteksi kadar karbondioksida dan akan berusaha

menghindari daerah atau area yang kadar CO2nya tinggi. Dengan kadar CO2

mencapai lebih dari 10 mg/l sudah bersifat racun bagi ikan karena ikatan atau

kelarutan oksigen dalam darah terhambat. Pada kondisi ini ikatan CO2 dalam

darah menjadi lebih kuat dibanding ikatan O2. tanda visual pada ikan budidaya

yang kadar CO2 dalam air tinggi adalah berkumpulnya ikan dengan kondisi

susah bernafas. Perairan yang diperuntukan bagi kepentingan perikanan

sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas < 5 mg/l. Kadar

karbondioksida bebas sebesar 10 mg/l masih dapat ditolerir oleh organisme

akuatik, asal disertai dengan kadar oksigen yang cukup.

c. pH air

pH adalah derajat keasaman yang manggambarkan konsentrasi ion hidrogen

pada perairan. pH bekaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Semakin

tinggi pH maka semakin tinggi nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar

karbondioksida bebas. Larutan yang bersifat asam (pH rendah) bersifat korosif.

pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa amonium yang

dapat terionoisasi banyak ditemukan pada perairan yang memiliki pH rendah.

Page 35: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Amonium bersifat tidak toksik, namun pada suasana alkali (pH tinggi) lebih

banyak deitemukan amonia yang tak terionisasi dan bersifat toksik. Amonia tak

terionisasi ini lebih mudah terserap ke dalam tubuh organisme akuatik

dibandingkan dengan amonium.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH

sekitar 7–8,5. Proses reproduksi atau perkembangbiakan ikan biasanya akan

baik pada pH 6,5. hubungan keasaman air dengan kehidupan ikan sangat besar.

Titik kematian ikan pada pH asam adalah 4 dan pada pH basa adalah 11. Ikan

dewasa akan lebih baik toleransinya terhadap pH dibandingkan ikan ukuran

kecil, larva atau telur. Perubahan pH secara mendadak akan menyebabkan ikan

meloncat-loncat atau berenang sangat cepat dan tampak seperti kekurangan

oksigen hingga mati mendadak. Sementara perubahan pH secara perlahan akan

menyebabkan lendir keluar berlebihan, kulit menjadi keputihan dan mudah kena

bakteri. Biasanya bakteri akan tumbuh baik pada pH basa, sedangkan jamur

tumbuh baik pada pH asam. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi

perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas

logam memperlihatkan peningkatan pada pH rendah.

Pengukuran nilai pH dapat dilakukan dengan Ph test kit yang berbentuk cairan,

dengan meneteskan pada air sampel sehingga air berubah warna yang

kemudian dicocokkan dengan komparator standart. Cara lain pengukuran pH

dengan menggunakan alat digital (pH meter) yang lebih akurat hingga dapat

membeca hingga nilai persepuluhan.

d. Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal

dengan sebutan acid netralizing capacity (ANC) atau kuantitas anion di dalam air

yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga diartikan sebagai

kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH perairan. Kation

utama yang mendominasi perairan tawar adalah kalsium dan magnesium. Anion

utama pada perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat. Kalsium karbonat

merupakan senyawa yang memberi kontribusi terbesar terhadap nilai alkalinitas

Page 36: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

dan kesadahan di perairan tawar. Kelarutan kalsium karbonat menurun dengan

meningkatnya shu dan meningkat dengan keberadaan karbondioksida. Nilai

alkalinitas perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 500 mg/l CaCO3.

Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh

organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi

atau kadar garam natrium yang tinggi. Perairan dengan alkalinitas tinggi lebih

produktif daripada perairan dengan alkalinitas rendah. Tingkat produktifitas

perairan ini sebenarnya tidak berkaitan secara langsung dengan nilai alkalinitas,

tetapi berkaitan dengan fosfor dan elemen esensial lain yang kadarnya

meningkat dengan meningkatnya nilai alkalinitas.

e. Kadar amonia

Amonia di perairan dapat berasal dari proses dekomposisi bahan organik yang

banyak mengandung senyawa nitrogen (protein) oleh mikroba (amonifikasi),

ekskresi organisme, reduksi bakteri oleh bakteri dan pemupukan. Setiap amonia

yang terbebas ke suatu lingkungan akan membentuk reaksi kesetimbangan

dengan ion amonium.

Amonia merupakan gas buangan terlarut hasil metabolisme ikan oleh

perombakan protein, baik dengan ikan sendiri yang berupa kotoran (feces dan

urin) maupun dari sisa pakan. Kelarutan amoniak sangat besar dan merupakan

kompetitor kuat dalam ikatannya ke darah dengan O2. substansi inipun sangat

beracun, terutama pada pH tinggi. Selain amoniak dan nitrit dalam air juga

terdapat nitrat (NO3) yang merupakan hasil oksidasi amoniak dan terutama nitrit

yang sangat mudah larut. Hanya saja pengaruh dan daya racunnya terhadap

ikan sangat kecil.

Secara kimia, amoniak berada dalam dua bentuk, yaitu Unionized Ammonia atau

UIA (NH3) dan Ionized Ammonia atau IA (NH4+). Keberadaan UIA membuat ikan

mabuk atau keracunan kalau kadarnya dalam air tinggi. Sementara daya racun

IA kurang kuat. Pengukuran amonia tersebut umumnya hanya dapat dilakukan

terhadap total amonia (NH3 + NH4+). Makin tinggi pH dan suhu maka makin tinggi

konsentrasi NH3 sehingga makin kuat daya racunnya.

Page 37: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Kadar amonia terukur yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 ppm

dan nitrit lebih dari 0,1 ppm. Bila kadarnya kurang dari kadar tersebut, tetapi

lebih dari setengahnya maka dalam jangka panjang ikan akan stres, sakit dan

pertumbuhannya kurang bagus, namun kondisi demikian masih tergantung dari

jenis, stadia, dan ukuran ikan. Umumnya ikan dalam stadia telur, larva dan benih

lebih sensitif dibanding ikan remaja dan dewasa.

Pengukuran amoniak dan nitrit dapat dilakukan dengan ammonium test kit yang

berbentuk cairan. Pengukuran amoniak sebaiknya dilakukan sore hari karena

pada saat itu nilai pH dan presentase amonianya paling tinggi. Berikut dibawah

ini prosedur pengukuran amonia nitrogen total (metode phenate) :

- saring 25 – 50 ml air sampel dengan kertas saring whatman no 42 (jangan

menggunakan vacum pum agar tak ada amonia yang hilang)

- pipet 10 ml air sampel yang telah disaring, masukkan ke dalam gelas piala

- sambil diaduk (sebaiknya dengan magnetic stirer), tambahkan 1 tetes

MnSO4, 0,5 ml chlorox (oxidizing solution) dan 0,6 ml phenate. Phenate

ditambahkan dengan segera menggunakan pipet tetes yang sudah dikalibrasi.

Diamkan selama 15 menit, sampai pembentukan warna stabil (warna akan

tetap stabil sampai beberapa jam)

- buat larutan blanko dari 10 ml akuades, lakukan prosedur no 3

- buat larutan standar dari 10 ml larutan standar amonia (0,30 ppm),

- dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm, set

spektrofotometer pada absorbance 0,000 (atau transmittance 100%),

kemudian lakukan pengukuran sampel dan larutan standar

- hitung konsentrasi amonia-N total dengan persamaan :

TAN mg/l sebagai N = ppm NH3-N = Cat x Aa Aat

Cat = konsentrasi larutan standar (0,30 mg/l)

Aat = nilai absorbance (transmittance) larutan standar

Aa = nilai absorbance (transmittance) air sampel

Page 38: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Konsentrasi amonia yang terukur tersebut dinyatakan dalam kadar nitrogen

(N) yang terdapat dalam amonia (NH3). Untuk mengetahui konsentrasi amonia

yang dinyatakan dalam mg NH3/l (=ppm NH3), nilai TAN di atas dikalikan dengan

faktor seperti pada persamaan berikut :

Mg NH3/l = ppm NH3-N x BM NH3 = ppm NH3-N x 1,216 BA N

BM : Berat molekul

BA : Berat atom

Air dari alam atau natural water secara fundamental akan berbeda kondisinya

dengan air dari tempat budidaya, terutama sistem tertutup yang menggunakan

akuarium atau bak, berdasarkan sifat kimia maupun biologi. Jumlah ikan

ditempat budidaya umumnya jauh lebih banyak dibanding jumlah air. Akibatnya

material hasil sisa metabolisme (metabolit) yang dikeluarkan ikan (berupa

kotoran dan urin) tidak dapat seimbang mengurai. Artinya waktu penguraian

metabolit secara alami tidak mencukupi karena jumlahnya cukup banyak. Oleh

karena itu, air tidak dapat atau sulit kembali menjadi baik atau cederung

enghasilkan substansi atau bahan metabolit yang berbahaya bagi ikan.

Tingkat penurunan kualitas air dalam pebudidayaan atau kadar material hasil

metabolisme ikan tergantung pada beberapa faktor, antara lain :

a. jumlah dan kepadatan ikan, kalau kepadatan ikan lebih besar dari patokan

maka ikan akan stres. Hal ini disevbablkan keadaan lingkungan menjadi tidak

nyaman ataupun air cepat jelek, kepadatan ikan juga bergantung pada jenis

ikan

b. jenis dan stadia ikan, pengeluaran metabolit per satuan waktu oleh

masing-masing jenis ikan tidak sama. Ikan yang bergerak aktif penggunaan

energi (mengkonsumsi makan) dan menghasilkan metabolit lebih banyak

dibandingkan jenis ikan yang tenang sehingga kualitas airpun lebih cepat

jelek. Stadia ikan remaja atau dewasa memiliki aktifitas yang lebih banyak

dan cenderung mengeluarkan kotoran lebih banyak bila dibandingkan dengan

larva atau benih, demikian juga terhadap ketahanan tubuhnya terhadap

Page 39: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

kualitas air lebih baik. Oleh karena itu , pemantauan atau perawatan kualitas

media pada stadia larva dan benih harus secara khusus. Umumnya

penggantian air pada stadia larva dan benih dilakukan lebih hati-hati dan

lebih sering agar kualitas airnya selalu terjaga.

c. Jumlah dan jenis pakan, pemberian pakan yang terlalu banyak akan cepat

mengotori air, karena sisa pakan yang membusuk akan sangat

membahayakan kehidupan ikan.

d. Air hujan dan musim, penurunan kua;litas air karena faktor hujan

merupakan faktor khusus, umumnya terjadi pada pembudidayaan ikan diluar

ruangan seperti bak atau kolam. Hujan yang terus menerus dapat

berpengaruh pada perubahan suhu yang drastis yang kemudian berpengaruh

terhadap oksigen terlarut pH dan amonia dalam air.

Nilai parameter kualitas air optimal yang dibutuhkan setiap jenis ikan tidak sama,

tergantung asal-usul, genetis dan kemampuan beradaptasi, sehingga terkadang

pada suatu nilai tertentu menjadi jelek bagi beberapa ikan tapi belum tentu jelek

untuk jenis ikan lainnya. Namun, pada tingkat ekstrim semua jenis ikan akan

mendapatkan pengaruh yang hampir sama.

Pengaruh suhu sangat nyata dan umumnya cepat karena berhubungan langsung

dengan metabolisme dalam tubuh ikan. Untuk pH, selain dapat menjadikan ikan

stres, dapat juga mempengaruhi reaksi air media dalam perombakan amonia,

nitrit dan karbondioksida. Daya racun dari substansi tersebut akan makin

meningkat pada kekerasan, pH dan suhu yang lebih tinggi.

Bila peruraian atau oksidasi amonia (NH3) dan amonium (NH4+) tidak sempurna,

akan timbul suatu hasil samping yang sangat beracun. Ini terjadi bila pasok

oksigen untuk menguraikan secara oksidasi kurang atau tidak mencukupi.

Parameter kualitas air sangat kompleks, saling berhubungan dan saling

mempengaruhi vitalitas ikan. Bila salah satu parameter tidak optimal maka hal ini

akan dapat memicu parameter lainnya ke arah negatif sehingga menimbulkan

kesulitan yang lebih berat bagi ikan.

Page 40: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Larva sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kematian total lebih sering

terjadi pada stadia ini, sehingga penanganannya juga harus secara khusus.

Induk yang sedang memijah juga sangat peka terhadap perubahan kualitas air.

Pengelolan kualitas air yaitu usaha untuk menjaga kualitas air agar tetap pada

kondisi optimal untuk pembudidayaan dengan cara pemberian aerasi, sirkulasi

air, penggunaan pemanas air, penggantian air segar dan filtrasi.

Pemberian aerasi dalam kolam atau akuarium sangat besar pengaruhnya

terhadap kulitas air. Tanpa aerasi, kualitas air akan cepat menjadi jelek, terutama

penurunan kadar oksigen. Gelembung-gelembung udara yang masuk ke air,

terutama pada bak atau akuarium yang airnya dalam, akan memudahkan

terjadinya difusi ke seluruh kolom air. Makin kecil gelembung udaramaka makin

cepat terjadinya difusi. Hal ini disebabkan permukaan udara yang bersinggungan

dengan air akan lebih luas.

Sirkulasi adalah upaya untuk perputaran dan pergerakan pada media

pemeliharaan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan biologi dalam air

(berkumpulnya ikan atau pakan pada satu tempat), menjaga kestabilan suhu

pada saat pemakaian heater, membantu mendistribusikan oksigen ke segala

arah serta menjaga akumulasi atau mengumpulnya hasil metabolit beracun

sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan. Sirkulasi air dapat dibuat dengan

bantuan aerasi, head pump atau dengan pengucuran air ke dalam wadah

pemeliharaan.

Pemanas air (water heater) digunakan untuk meningkatkan suhu, hal ini sangat

efektif dilakukan pada saat musim dingin/hujan maupun membantu memperbaiki

vitalitas ikan yang sedang sakit. Penggunaan akan lebih efektif lagi kalau disertai

dengan perputaran atau sirkulasi air karena pada dapat menyebar merata ke

segala arah.

Pergantian air sebagian atai total sangat berperan pada pengelolaan kualitas air

karena mampu menghilangkan kotoran dan mampu memperbaiki kualitas air

secra nyata. Mengganti atau mengurangi air dilakukan dengan cara menyifon

menggunakan selang, kemudian air segar diisi kembali ke dalam wadah

Page 41: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

pemeliharaan sebanyak air yang diinginkan. Pergantian air merupakan cara

paling sederhana, pasti, praktis dan aman selama dilakukan dengan hati-hati.

Penyifonan diawali dengan mematikan aerasi terlebih dahulu agar partikel koloid

atau debu mengendap sehingga mempermudah pengambilan oleh selang.

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan setiap hari dalam jumlah sedikit atau dengan

interval waktu tertentu. air pengganti hendaknya disiapkan terlebih dahulu

dengan pengendapan selama semalam untuk menyamakan suhu air baru

dengan suhu lingkungan. Pemasukan air ke dalam wadah pemeliharaan secara

perlahan dan hati-hati untuk mengurangi goncangan hingga ikan tidak stres

akibat pergantian air. Pada pemeliharaan benih pergantian air dilakukan setiap 1

– 2 hari dengan jumlah tidak lebih dari sepertiga bagian. Sedangkan pergantian

air pada pemeliharaan larva jangan terlalu sering karena larva rentan terhadap

goncangan kualitas air, interval pergantian airnya bisa lebih jarang (3-7 hari)

dengan jumlah seperlima sampai seperempat bagian) tergantung kondisinya.

5.4 Biologi Air

Parameter biologi air sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidaya ikan karena

beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva untuk

hidup, tumbuh dan berkembang. Beberapa faktor biologi air yang berpengaruh

langsung terhadap kehidupan larva dan benih antara lain lumut dan hewan

kompetitor.

Plankton didalam air ada dua jenis yaitu zooplankton dan fitoplankton,

fitoplankton berupa alga hijau, sangat sering tumbuh pada wadah budidaya yang

banyak mendapatkan sinar matahari langsung. Keberadaan fitoplankton dapat

diketahui dengan melihat warna air budidaya yang hijau, terkadang tumbuh

lumut bila jumlahnya terlalu banyak dan menempel pada dasar wadah.

Untuk zooplankton yang umumnya terdapat di kolam budidaya berasal dari

kelompok protozoa. Protozoa berupa biota yang sangat kecil dan tidak tampak

oleh mata telanjang. Keberadaannya di wadah budidaya bisa sebagai makanan

ikan seperti infusoria, terutama untuk ikan kecil seperto larva dan benih. Namun

ada juga protozoa yang menjadi parasit dari ikan seperti Icthyopthyrius. Jenis

Page 42: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

protozoa dari kelompok yang lebih besar adalah crustacea yang sangat terkenal

dengan sebutan kutu air seperti daphnia dan moina. Kutu air ini dijadikan

makanan ikan dan sengaja dimasukkan dalam wadah budidaya. Jenis crustacea

lain ada yang sebagai hama, yaitu Cyclops. Cyclops umumnya masuk ke wadah

budidaya bersama kutu air. Sementara kelompok arthropoda yang erupa larva

hewan-hewanan yang terbang di atas perairan umumnya merupakan hama dan

parasit ikan.

Jamur dan bakteri memang selalu ada dan akan baik perkembangannya di

dalam air kalau terdapat substrat atau tempat yang cocok dan tersedia makanan.

Makanan bakteri berupa amonia, nitrit atau sisa bahan organik lain. Bakteri ada

dua jenis, yaitu bakteri patogen dan non patogen. Keberadaan bakteri patogen

akan merugikan pembudidayaan karena sebagai bibit penyakit. Lain halnya

dengan bakteri non patogen, keberadaannya dapat menguntungkan

pembudidayaan. Contoh bakteri non patogen adalah nitrosomonas dan

nitrobakter yang merupakan jenis bakteri perombak yang dapat memelihara

kualitas air. Sementara keberadaan jamur di dalam media air umumnya

merugikan karena menyerang telur ikan atau ikan. Sedangkan perifiton

merupakan organisme renik yang hidupnya menempel atau kadang-kadang saja

berada dekat substrat di dalam air

Identifikasi parameter biologi air dapat dilakukan dengan cara visualisasi

langsung bila lumut atau hewan kompetitor besar atau dapat diamati langsung

dengan mata atau lup. Sedangkan pada pengamatan parameter biologi yang tak

tampak oleh mata dapat dilakukan dengan cara prinsip kerja menyaring air

budidaya dengan menggunakan planktonet pada botol pengumpul kemudian

diberi formalin untuk diawetkan. Jumlah plankton atau hewan kompetitor yang

tertampung dalam wadah pengumpul setara dengan volume air sampel yang

disaring pada alat tersebut. Plankton yang sudah terkumpul dapat dihitung

dengan menggunakan haemositometer. Berikut dibawah ini prosedur

pengukuran/perhitungan plankton/hewan kompetitor :

Page 43: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

- mengambil air sampel dari wadah pemeliharaan

sebanyak 50 liter

- gunakan planktonet untuk menyaring dan

menampung plankton/hewan kompetitor

- pindahkan plankton/ hewan kompetitor yang

tertampung dari planktonet ke botol penampung 25 ml

- berilah formalin 40% sebanyak 2 ml ke dalam

botol penampung

- ambilah dengan menggunakan pipet sebanyak

1 cc dan teteskan pada permukaan haemositometer (sebelum diambil air

sampel harus dikocok terlebih dahulu)

- dengan menggunakan mikroskop, identifikasi

plankton/hewan kompetitor serta jumlahnya yang ada dalam kolam

Sedangkan prosedur pengukuran perifiton/lumut adalah sebagai berikut :

- siapkan potongan papan kayu, kemudian

tenggelamkan ke dalam air pada wadah budidaya sedemikian rupa,

biarkan tenggelam selama satu minggu

- setelah satu minggu angkat papan, kemudian

keruk permukaan kayu tersebut lalu encerkan pada gelas ukur 500 ml

- hitunglah individu perifiton pada satuan luas yang

diamati menggunakan haemositometer dan mikroskop dengan hasil

perhitungan adalah jumlah individu per luas substrat yang diamati

Pengelolaan parameter biologi air pada dasarnya sama dengan pengelolaan

parameter fisika dan kimia air karena saling berhubungan. Pengelolan kualitas

air yaitu usaha untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi optimal untuk

pembudidayaan dengan cara pemberian aerasi, sirkulasi air, penggunaan

pemanas air, penggantian air segar dan filtrasi.

Page 44: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Pemberian aerasi dalam kolam atau akuarium sangat besar pengaruhnya

terhadap kulitas air. Tanpa aerasi, kualitas air akan cepat menjadi jelek, terutama

penurunan kadar oksigen. Gelembung-gelembung udara yang masuk ke air,

terutama pada bak atau akuarium yang airnya dalam, akan memudahkan

terjadinya difusi ke seluruh kolom air. Makin kecil gelembung udaramaka makin

cepat terjadinya difusi. Hal ini disebabkan permukaan udara yang bersinggungan

dengan air akan lebih luas.

Sirkulasi adalah upaya untuk perputaran dan pergerakan pada media

pemeliharaan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan biologi dalam air

(berkumpulnya ikan atau pakan pada satu tempat), menjaga kestabilan suhu

pada saat pemakaian heater, membantu mendistribusikan oksigen ke segala

arah serta menjaga akumulasi atau mengumpulnya hasil metabolit beracun

sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan. Sirkulasi air dapat dibuat dengan

bantuan aerasi, head pump atau dengan pengucuran air ke dalam wadah

pemeliharaan.

Pemanas air (water heater) digunakan untuk meningkatkan suhu, hal ini sangat

efektif dilakukan pada saat musim dingin/hujan maupun membantu memperbaiki

vitalitas ikan yang sedang sakit. Penggunaan akan lebih efektif lagi kalau disertai

dengan perputaran atau sirkulasi air karena pada dapat menyebar merata ke

segala arah.

Pergantian air sebagian atai total sangat berperan pada pengelolaan kualitas air

karena mampu menghilangkan kotoran dan mampu memperbaiki kualitas air

secara nyata. Mengganti atau mengurangi air dilakukan dengan cara menyifon

menggunakan selang, kemudian air segar diisi kembali ke dalam wadah

pemeliharaan sebanyak air yang diinginkan. Pergantian air merupakan cara

paling sederhana, pasti, praktis dan aman selama dilakukan dengan hati-hati.

Penyifonan diawali dengan mematikan aerasi terlebih dahulu agar partikel koloid

atau debu mengendap sehingga mempermudah pengambilan oleh selang.

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan setiap hari dalam jumlah sedikit atau dengan

interval waktu tertentu. air pengganti hendaknya disiapkan terlebih dahulu

Page 45: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

dengan pengendapan selama semalam untuk menyamakan suhu air baru

dengan suhu lingkungan. Pemasukan air ke dalam wadah pemeliharaan secara

perlahan dan hati-hati untuk mengurangi goncangan hingga ikan tidak stres

akibat pergantian air. Pada pemeliharaan benih pergantian air dilakukan setiap 1

– 2 hari dengan jumlah tidak lebih dari sepertiga bagian. Sedangkan pergantian

air pada pemeliharaan larva jangan terlalu sering karena larva rentan terhadap

goncangan kualitas air, interval pergantian airnya bisa lebih jarang (3-7 hari)

dengan jumlah seperlima sampai seperempat bagian) tergantung kondisinya.

Filtrasi merupakan cara penyaringan air menggunakan filter (penyaring). Prinsip

dari filtrasi adalah menyaring air yang sudah banyak mengandung kotoran, baik

kotoran berbentuk partikel organik maupun anorganik, dengan penggunaan filter

air akan layak kembali dapat digunakan. Partikel organik maupun metabolit yang

timbul terus menerus dalam air akan cepat diuraikan khususnya hasil

pemecahan protein, akan menghasilkan substansi beracun walaupun dalam

konsentrasi rendah. Dengan sisten filter substansi beracun dapat diuraikan

kembali menjadi substansi tidak beracun. Umumnya filter terdiri dari meterial

berpori atau dapat membentuk pori-pori. Bebrapa jenis bahan sebagai filter

antara lain ijuk, spons, kerikil halus, pasir kasar, karang laut, karbon aktif, kain-

kain halus dan serat kapas.

Sistem filtrasi bekerja pada dua prinsip. Prinsip pertama adalah filter yang

bekerja dengan membentuk kestabilan ikatan kimia antara material beracun

dengan material filter. Contohnya absorbsi, yaitu amonia diikat oleh karbon aktif

atau zeolit. Sedangkan prinsip kedua adalah filter yang bekerja sebagai pengurai

atau perombak melalui reaksi oksidasi meterial beracun menjadi tidak beracun.

Keuntungan sistem filter adalah dapat menghemat air dan tenaga karena tidak

perlu mengganti air dalam waktu yang lama, sistem ini juga akan membuat

pertumbuhan ikan lebih cepat karena suhu dan pH air lebih stabil. Selain kualitas

air dapat terjaga, sistem inimjuga mampu memperpendek waktu panen dan

tingkat kelangsungan hidup ikan akan makin tinggi.

Filter dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan cara kerja atau fungsinya, yaitu :

Page 46: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

a. Filter mekanis atau fisik, bekerja secara mekanis sehingga fungsunya hanya

menyaring kotoran, sisa pakan, debu, dan koloid yang berada di dalam air

budidaya. Material filter mekanis yang dapat digunakan adalah spons, ijuk

atau serat kapas sehingga dapat dibersihkan setiap saat. Filoter mekanis

dapat digunakan sebagai filter awal sebelum air masuk ke proses filter biologi

atau kimia, hal ini disebabkan partikel besar tidak dapat atau sulit diproses,

baik secara kimia maupun biologi.

b. Filter biologi, berfungsi sebagai pengurai senyawa nitrogenus yang beracun

menjadi senyawa tidak beracun melalui proses nitrifikasi (oksidasi amonia

beracun menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas) dan nitratasi (proses

oksidasi nitrit menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobakter). Material filter dapat

berupa kerikil kecil, pasir kasar, serat gelas atau spons. Secara fisik filter

biologi berisi bahan yang dapat memperluas permukaan atau membuat area

yang besar seperti pori-pori sehingga koloni bakteri perombak dapat tumbuh

dan berkembang. Secara tidak langsung filter biologi adalah sesuatu yang

hidup sehingga memerlukan oksigen, pakan, dan tempat tinggal serta dapat

mengeluarkan buangan metabolit. Filter disebut hidup karena diperlukan

organisme hidup berupa bakteri perombak, pakannya berupa amonia dan

nitrit sebagai hasil buangan beracun, sedangkan buangan dari bakteri berupa

nitrat yang tidak beracun. Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh suhu

dan pH, dengan nilai optimal 28 – 30 C dan pH 7,0 – 7,5. pada kondisi di luar

nilai pH dan suhu tersebut maka bakteri tidak dapat bekerja optimal sehingga

efektifitas filter menurun. Efektivitas filter biologi pun tergantung pada waktu

untuk tumbuh dan bekerjanya bakteri secara optimal, sekitar 15 hari sampai 6

minggu.

c. Filter kimia, media filter ini berupa absorben atau bahan kimia penyerap

maupun pengikat sisa metabolit beracun yang ada dalam air, filter ini

digunakan pada kondisi tertentu dengan reaksi cepat atau memineralisasi

substansi organik dengan cepat. Daya kerja dan batas aktif filter ini sangat

tergantung pada meterial yang digunakan dan kapasitas daya serapnya.

Page 47: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Bahan yang dapat digunakan sebagai filter kimia antara lain arang aktif, ozon

dan sinar ultraviolet, resin, zeolit serta peat.

C. Tugas-Tugas

1). Penguasaan Konsep

Anda akan melakukan pemeliharaan larva ikan bak / fiberglass. Anda akan

menghitung kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-ciri larva

yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan khusus terhadap

larva ikan, jelaskan alasannya

Apakah yang akan anda lakukan bila dalam pemeliharaan larva, banyak telur

yang mati ?

Prosedur apa yang yang harus diikuti dalam melaksanakan pemeliharaan

larva ikan bak / fiberglass ?

Apakah yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan larva ikan di

bak / fiberglass , jelaskan

Wadah jenis apakah yang baik digunakan dalam pemeliharaan larva ikan di

kolam, jelaskan.

Bagaimana cara anda menebar larva ikan bak / fiberglass, jelaskan

alasannya.

2). Mengenal Fakta

Melakukan observasi, peserta melakukan observasi dikoordinir oleh guru

kegiatan observasi ke masyarakat ( pengusaha perikanan / industri

perikanan) dalam pemeliharaan larva ikan bak / fiberglass.

Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat berbeda

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat melakukan

pemeliharaan larva ikan bak / fiberglass. Dari hasil observasi ini selanjutnya

merumuskan kegiatan apa yang dilakukan masyarakat dan mampu memberi

kontribusi secara positif tapi belum ada pada konsep dasar, mengidentiikasi

apa yang ada pada konsep dasar tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan

bila dilakukan akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan

efisiensi dan produktifitas pemeliharaan larva ikan bak / fiberglass. Saran apa

Page 48: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

yang bisa diberikan untuk memperbaiki pemeliharaan larva ikan bak /

fiberglass.

Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk sub

kompetensi/kompetensi persiapan wadah pendederan, penetasan telur,

pemeliharaan larva bak/fiberglas, pemberian pakan larva, panen dan pasca

panen benih ikan

3. Mereleksikan, setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan

mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana

anda akan melakukan pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass

berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi pemeliharaan larva ikan di

bak / fiberglass di masyarakat.

4. Melakuka analisis dan sintesis

Analisis daya dukung peserta diklat melakukan kegiatan analisis terhadap

daya dukung yang tersedia di tempat praktik untuk mengetahui tingkat

kesesuaian dalam kegiatan pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass di

masyarakat (lahan, iklim mikro, alat dan bahan). Kegiatan ini dilakukan

secara berkelompok.

Sintesis, peserta diklat melakukan kegiatan sintesis terhadap hasil refleksi

pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass dan hasil analisis terhadap tingkat

kesesuaian daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi

terhadap hasil refleksi dalam kegiatan pemeliharaan larva ikan di masyarakat.

Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter pemeliharaan larva

ikan di masyarakat

5. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja

Peserta diklat secara berkelompok menyusun / membuat alternatif rencana

pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass , rencana kerja / proposal memuat

metode pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass yang akan dilaksanakan,

waktu pencapaian dan jadwal kegiatan serta pembagian tugas kelompok

Pengambilan keputusan / menetapkan rencana kerja

Secara berkelompok peserta diklat mengambil keputusan/menetapkan

alternatif rencana pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass yang akan

Page 49: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

dilaksanakan, dengan memperhatikan daya dukung dan persyaratan teknis

dalam pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass. Apabila ada kesulitan

peserta dapat mendiskusikan dengan fasilitator.

Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok

Kelompok menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap

anggota kelompok

Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan

pemeliharaan ikan di bak / fiberglass, mengacu pada rencana kerja

pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglassyang telah disepakati

Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan pengamatan

dan pencatatan data kegiatan pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass

yang dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah

mendapat persetujuan fasilitator

Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan

Peserta diklat melaksnakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan

pencapaian standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan

Peserta dilat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya

dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah

dirumuskan sebelumnya

Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik

Peserta secara berkelompok menyusun umpan balik / rekomendasi terhadap

metode pemeliharaan larva ikan di bak / fiberglass untuk mendapatkan hasil

yang optimal. Perumusan umpan balik ini juga harus mempertimbangkan

dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

D. Tes

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan

Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, presentasi

dan hasil perumusan tentang menghitung kepadatan larva, menghitung daya

dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan

perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Page 50: Memelihara Larva Ikan Di Bak Fiberglass

Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang menghitung

kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik,

aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan khusus terhadap larva ikan,

Hasil refleksi tentang menghitung kepadatan larva, menghitung daya dukung

wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan

khusus terhadap larva ikan.

Hasil analisis tentang kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-

ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil sintesis tentang kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-

ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana / proposal

implementasi) tentang kepadatan larva, menghitung daya dukung wadah, ciri-

ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan perlakuan khusus

terhadap larva ikan.

Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang kepadatan larva, menghitung

daya dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva

dan perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Hasil evaluasi ketercapaian tentang kepadatan larva, menghitung daya

dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan

perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Hasil evaluasi ketercapaian tentang kepadatan larva, menghitung daya

dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi, penebaran larva dan

perlakuan khusus terhadap larva ikan.

Kesimpulan dan rekomendasi / umpan balik tentang kepadatan larva,

menghitung daya dukung wadah, ciri-ciri larva yang baik, aklimatisasi,

penebaran larva dan perlakuan khusus terhadap larva ikan.