MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI...

10
K ementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar acara “Seminar Budaya Menabung Sebagai Karakter Budaya Bangsa dalam Rangka Menyambut Hari Indonesia Menabung 2018” di Museum Nasional yang terletak di Jakarta Pusat. Hadir dalam acara ini dihadiri ratusan siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dari beberapa sekolah di Jakarta. Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly dalam sambutan acara menyampaikan kebiasaannya menabung sudah dimulai sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Cara menabungnya pun masih sangat sederhana yaitu menggunakan celengan dari tanah liat berbentuk ayam. Pengelolaan keuangan harus dimulai dari diri sendiri sejak dini,” ujarnya. Nadjamuddin mengingatkan kepada para siswa agar bersungguh-sungguh dalam menabung agar kelak menjadi orang yang sukses. “Kalau tidak punya tabungan, gagal mengelola keuangan,” ungkapnya. Hadir sebagai salah satu narasumber talk show, Manajer Pengetahuan dan Komunikasi Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Rissalwan Habdy Lubis. Rissalwan memuji para siswa yang sudah mulai menyisihkan uangnya untuk ditabung. MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDA BULETIN SNKI Oktober 2018 | Edisi IX 1 B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8 Namun Rissalwan menganjurkan kepada para siswa yang masih menabung dengan cara tradisional agar membuka rekening di bank melalui Simpanan Pelajar (SimPel). Tujuannya untuk memberi jaminan keamanan dari berbagai risiko, seperti hilang ataupun lenyap jika terjadi bencana sebagaimana pengalamannya saat bencana tsunami di Aceh. “Banyak ibu-ibu yang menyimpan uangnya dalam bentuk emas di rumah serta orang-orang yang menyimpan uang di celengan rumah, namun pada saat terjadi bencana tsunami hartanya lenyap,” ujar Rissalwan. Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Edwin Nurhadi memberi perhatian khusus terhadap akses layanan keuangan formal bagi anak-anak. “OJK juga sangat mendukung agar anak-anak bisa memiliki akses ke lembaga keuangan formal,” ungkap Edwin. Dalam hal ini OJK merealisasikannya melalui program SimPel yang telah berjalan hingga saat ini. Bahkan tercatat lebih dari 14 juta rekening SimPel yang telah dibuka. Edwin juga menjelaskan pentingnya budaya menabung karena ikut berkontribusi bagi pembangunan bangsa. “Kenapa nabung itu penting, karena untuk pembangunan negara perlu adanya saving,” ungkapnya. Sekapur Sirih Selamat Membaca Redaksi Sumber Gambar : Sekretariat DNKI "Para pembaca yang budiman, bulan Oktober adalah bulan inklusi keuangan yang menjadi momentum penting untuk mendorong sosialisasi dan perluasan informasi kepada publik tentang pentingnya layanan keuangan formal tanpa terkecuali. Artikel utama yang diangkat dalam buletin bulan ini adalah tentang kegiatan yang mengangkat tema tentang budaya menabung dalam perspektif historis. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kemdikbud sebagai salah satu anggota Pokja 1 DNKI. Selain itu, artikel tentang peluncuran buku TPAKD berupaya menegaskan kembali komitmen untuk memperluas cakupan SNKI hingga ke tingkat daerah. Dari forum pertemuan tahunan IMF dan Worldbank di Bali, sebuah artikel menyajikan tentang agenda untuk mendorong fintech sebagai wahana baru pengembangan ekonomi global. Sementara dari industri perbankan, reportase tentang acara grand launching Indonesia Mall di Yogyakarta akan menjelaskan potensi go-online untuk UMKM. Keragaman artikel dan reportase dalam edisi ini menandai semaraknya peringatan bulan inklusi keuangan."

Transcript of MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI...

Page 1: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

K ementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar acara “Seminar Budaya Menabung Sebagai Karakter Budaya

Bangsa dalam Rangka Menyambut Hari IndonesiaMenabung 2018” di Museum Nasional yang terletak di Jakarta Pusat. Hadir dalam acara ini dihadiri ratusan siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dari beberapa sekolah di Jakarta.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly dalam sambutan acara menyampaikan kebiasaannya menabung sudah dimulai sejak kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Cara menabungnya pun masih sangat sederhana yaitu menggunakan celengan dari tanah liat berbentuk ayam. “Pengelolaan keuangan harus dimulai dari diri sendiri sejak dini,” ujarnya.

Nadjamuddin mengingatkan kepada para siswa agar bersungguh-sungguh dalam menabung agar kelak menjadi orang yang sukses. “Kalau tidak punya tabungan, gagal mengelola keuangan,” ungkapnya.

Hadir sebagai salah satu narasumber talk show, Manajer Pengetahuan dan Komunikasi Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Rissalwan Habdy Lubis. Rissalwan memuji para siswa yang sudah mulai menyisihkan uangnya untuk ditabung.

MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDA

BULETIN SNKIOktober 2018 | Edisi IX

1B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Namun Rissalwan menganjurkan kepada para siswa yang masih menabung dengan cara tradisional agar membuka rekening di bank melalui Simpanan Pelajar (SimPel). Tujuannya untuk memberi jaminan keamanan dari berbagai risiko, seperti hilang ataupun lenyap jika terjadi bencana sebagaimana pengalamannya saat bencana tsunami di Aceh.

“Banyak ibu-ibu yang menyimpan uangnya dalam bentuk emas di rumah serta orang-orang yang menyimpan uang di celengan rumah, namun pada saat terjadibencana tsunami hartanya lenyap,” ujar Rissalwan.

Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Edwin Nurhadi memberi perhatian khusus terhadap akses layanan keuangan formal bagi anak-anak. “OJK juga sangat mendukung agar anak-anak bisa memiliki akses ke lembaga keuangan formal,” ungkap Edwin.

Dalam hal ini OJK merealisasikannya melalui program SimPel yang telah berjalan hingga saat ini. Bahkan tercatat lebih dari 14 juta rekening SimPel yang telah dibuka.

Edwin juga menjelaskan pentingnya budaya menabung karena ikut berkontribusi bagi pembangunan bangsa. “Kenapa nabung itu penting, karena untuk pembangunan negara perlu adanya saving,” ungkapnya.

Sekapur Sirih

Selamat MembacaRedaksi

Sum

ber

Gam

bar

: Sek

reta

riat

DN

KI

"Para pembaca yang budiman, bulan Oktober adalah bulan inklusi keuangan yang menjadi momentum penting untuk mendorong sosialisasi dan perluasan informasi kepada publik tentang pentingnya layanan keuangan formal tanpa terkecuali. Artikel utama yang diangkat dalam buletin bulan ini adalah tentang kegiatan yang mengangkat tema tentang budaya menabung dalam perspektif historis. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kemdikbud sebagai salah satu anggota Pokja 1 DNKI.Selain itu, artikel tentang peluncuran buku TPAKD berupaya menegaskan kembali komitmen untuk memperluas cakupan SNKI hingga ke tingkat daerah. Dari forum pertemuan tahunan IMF dan Worldbank di Bali, sebuah artikel menyajikan tentang agenda untuk mendorong fintech sebagai wahana baru pengembangan ekonomi global. Sementara dari industri perbankan, reportase tentang acara grand launching Indonesia Mall di Yogyakarta akan menjelaskan potensi go-online untuk UMKM. Keragaman artikel dan reportase dalam edisi ini menandai semaraknya peringatan bulan inklusi keuangan."

Page 2: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Sedangkan Vice President Bank Negara Indonesia (BNI), J. Donny Bima Herjuno memastikan kemudahanbagi para siswa untuk membuka rekening tabungan SimPel BNI tanpa perlu datang ke kantor cabang bank. "Kita akan jadikan koperasi sekolah Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak perlu lagi ke kantor cabang BNI,” ungkap Donny.

Acara ini merupakan komitmen Kemendikbud sebagai salah satu anggota kelompok kerja bidang edukasi keuangan di DNKI Acara yang dirancanguntuk meramaikan momentum bulan inklusi keuangan

ini, memang menyasar pada segmen anak-anak agar memahami urgensi menabung dari konteks historis.

Rangkaian acara yang dirancang oleh Kemendikbud adalah seminar yang menampilkan pembicara dari kalangan praktisi, akademisi dan juga pemerintah. Selain seminar, ada juga acara pameran wadah tabungan (celengan) dari berbagai tempat dan masa dari koleksi Museum Anak Kolong Tangga milik Rudi Corens. Sementara untuk menambah minat anak-anak peserta acara, disediakan juga workshop untuk menghias celengen tradisional. (YD/RHL)

2B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Gambar : Sekretariat DNKI

Simpanan Pelajar (SimPel) dan SimPel iB (Syariah) adalah tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.

Ayo Budayakan Menabung Sejak Dini

Sum

ber

Gam

bar

: ww

w.o

jk.g

o.id

Page 3: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Nusa Dua, Bali - Peluncuran Bali Fintech Agenda dalam acara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional atau IMF dan Bank Dunia tahun 2018 menjadi cetak biru keberhasilan dalam memanfaatkan peluang kemajuan teknologi keuangan (fintech) bagi negara-negara angota.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim memaparkan presentasi Bali Fintech Agenda dalam diskusi panel bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Sentral Afrika Selatan Lesetja Kganyago, dan Gubernur Bank Sentral Inggris Mark Carney. Menurut Lagarde, dunia membutuhkan kerja sama internasional yang lebih besar untuk memastikan revolusi fintech menguntung-kan bagi semua pihak, bukan hanya segelintir orang.

"Ada sekitar 1,7 miliar orang di dunia tanpa akses ke layanan keuangan. Fintech dapat memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar bagi mereka dan di seluruh keanggotaan pada umumnya. Semua negara mencoba memperoleh manfaat ini, sambil juga mengurangi risiko," kata Christine Lagarde.

IMF dan Bank Dunia akan mengumpulkan informasi dari seluruh negara dan menganalisis kebutuhan serta tujuan dari perkembangan ekonomi dan teknologi di masing-masing negara. Kedua lembaga internasional tersebut juga akan menawarkan sebuah forum kepada negara-negara untuk saling berbagi pengalaman, misalnya cara mengentas praktik cuci uang dan terorisme keuangan, mengintegritas-kan pasar, dan juga mengenai keamanan konsumen.

Sementara menurut Jim Yong Kim, Bali Fintech Agenda menyediakan kerangka kerja yang dapat mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan terutama bagi negara-negara yang akses ke layanan keuangan rendah serta berpenghasilan rendah.

“Negara-negara menuntut akses yang lebih dalam ke pasar keuangan, dan Kelompok Bank Dunia akan fokus memberikan solusi fintech yang meningkatkan layanan keuangan, mengurangi risiko, dan mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif yang stabil,” tutur Kim.

Pada saat menjadi pembicara, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa Bali Fintech Agenda akan membantu negara di dunia membuat kerangka kebijakan agar teknologi keuangan dapat melindungi konsumen dan tidak mengancam stabilitas keuangan. Dua belas elemen yang dikeluarkan dalam Bali Fintech Agenda ini merupakan jawabah IMF dan Bank Dunia atas pertanyaan yang muncul di berbagai negara mengenai respon terhadap cepatnya perkembangan teknologi.

“Dengan adanya Bali Fintech Agenda setidaknya negara-negara yang hadir mendapat gambaran mengenai kerangka kebijakan sehingga mereka dapat lebih siap dan optimis melihat perubahan teknologi bukan sebagai ancaman tapi kesempatan untuk lebih berkembang lagi,” jelas Sri Mulyani.

Bahkan Sri Mulyani juga menceritakan peluncuran Bali Fintech Agenda dalam akun Facebook-nya @smindrawati pada hari Jum’at, 12 Oktober 2018. “Kesepakatan 12 elemen dalam Bali Fintech Agenda akan membantu negara menciptakan dampak positif pada perekonomian dunia dengan panduan yang dikeluarkan IMF bersama-sma Bank Dunia itu,” ungkap Sri Mulyani.

Pada tataran praktis di lapangan, fintech memang telah mulai meluas di tengah masyarakat. Namun harus diakui bahwa sektor pembiayaan di instansi pemerintah memang masih perlu didorong. Faktanyasaat ini, fintech memang masih menjadi wahana pendukung utama dalam praktik e-commerce, khususnya pada tataran konsumtif. Perlu ada upaya yang lebih konkrit untuk mengembang-kan fintech sebagai wahana ekonomi produktif bagi masyarakat luas. (diolah dari berbagai sumber/RHL)

Bali Fintech Agenda: Komitmen Pengembangan Fintech

3B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Gambar : www.pajak.go.id12 elemen dalam Bali Fintech Agenda

Page 4: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

PELUNCURAN BUKU PEDOMAN TIM PERCEPATAN AKSES KEUANGAN DAERAH EDISI KE-2

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Buku Pedoman Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Edisi ke-2 di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta pada Hari Rabu, 26 September 2018. Acara ini juga dibarengi dengan pertemuan koordinasi dengan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) selaku komite TPAKD di tingkat nasional.

“Penyempurnaan Buku Pedoman TPAKD ini diperlukan dalam rangka mengakomodasi perkembangan akses keuangan serta mengakselerasi capaian indeks inklusi keuangan masyarakat”, ujar Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara pada saatmembuka acara.

Peluncuan Buku Pedoman TPAKD Edisi ke-2 merupakan revisi dari versi sebelumnya, yang antara lain mem-berikan informasi terbaru terkait perkembangan akses keuangan di Indonesia, tantangan akses keuangan, evaluasi program TPAKD, berbagai program percepatan akses keuangan daerah, perbaikan mekanisme kerja dan pelaporan. Revisi buku pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan peran dan implementasi program TPAKD di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Indonesia.

TPAKD merupakan forum koordinasi antar instansi dan stakeholders lain yang terkait untuk mening-katkan percepatan akses keuangan di daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.

Peningkatan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal telah menjadi agenda Pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019.

Isu keterbukaan akses keuangan sering dikaitkan dengan upaya mendorong UMKM dan sektor produktif terutama di daerah terhadap layanan sektor jasa keuangan formal. Hal ini juga diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Iskandar Simorangkir selaku Ketua Sekretariat DNKI mengingatkan kembali tujuan dari keuangan inklusif adalah untuk kesejahteraan masyarakat. “Tujuan dari keuangan inklusif adalah mendorong pertum-buhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan, serta pengurangan kesenjangan dan ketimpangan individu maupun daerah”, ungkapnya.

Program inklusi keuangan dimaksudkan untuk membawa masyarakat unbanked ke dalam lingkup sistem keuangan formal sehingga memiliki kesempatan akses berbagai layanan keuangan, seperti tabungan dan fasilitas pembiayaan kredit. Salah satu sasaran penguatan sektor keuangan yang menjadi prioritas adalah meningkatnya akses masyarakat dan UMKM terhadap layanan jasa keuangan formal dalam kerangka pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Sardjito menyakini keberadaan TPAKD akan membantu Pemerintah Daerah dalam memberikan perbaikan ekonomi bagi masyarakat. Sardjito juga memastikan OJK selalu memantau kinerja TPAKD dan siap membantu. “OJK akan mendukung TPAKD untuk menjalankan program - programnya. TPAKD harus memberikan perbaikan ekonomi dan sosial di masyarakat”, ungkapnya.

4B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Gambar : Sekretariat DNKI

Buku TPAKD Edisi-2Sumber Gambar : www.ojk.go.id

Sum

ber

Gam

bar

: ww

w.o

jk.g

o.id

Page 5: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Selain OJK, dukungan dan perhatian terhadap TPAKD juga diberikan oleh Bank Indonesia (BI) yang dalam acara ini disampaikan oleh Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional, Pungky P. Wibowo. “BI dan OJK sama-sama concern untuk memperluas akses keuangan daerah, dengan membagi tugas. BI bertugas dalam menyediakan sistem pembayaran, memberi akses keuangan daerah melalui transaksi non tunai oleh seluruh masyarakat”, tutur Punky.

Upaya peningkatan akses keuangan daerah tidak dapat dilakukan sendirian, melainkan dengan sinergidan kerjasama antar seluruh pemangku kepentingan. Penyelarasan program TPAKD dengan DNKI diharapkan menjadi sinergi yang positif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah. Selaras dengan tujuan Pemerintah untuk mencapai target keuangan inklusif sebesar 75% di tahun 2019. (YD)

Pertumbuhan ekonomi di daerah akan melaju pesat jika diiringi dengan peningkatan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal. Akses lembaga keuangan formal menjadi syarat penting bagi kelompok masyarakat pra-sejahtera untuk keluar dari kemiskinan melalui pemanfaatan produk dan jasa keuangan, seperti tabungan, kredit, asuransi, dana pensiun, serta fasilitas pembayaran. Hal ini akan membantu masyarakat mengakumulasi kekayaan, mengoptimalkan aset yang dimiliki, mengelolarisiko, meningkatkan penghasilan, dan pada akhirnya menuju kesejahteraan.

Atas latar belakang tersebut, pemerintah melalui Radiogram Menteri Dalam Negeri nomor T-900/634/Keuda tanggal 19 Februari 2016 menginstruksikan kepada Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur, Bupati dan Walikota untuk membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Provinsi/Kabupaten/Kota.

Inisiasi pembentukan TPAKD berawal dari hasil per-temuan Presiden dengan perwakilan Industri Jasa Keuangan (IJK) yang dihadiri oleh Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Gubernur Bank Indonesia dan para Menteri Kabinet Kerja beserta seluruh Kepala Daerah pada tanggal 15 Januari 2016. Melihat belum adanya forum di daerah untuk saling berkoordinasi melak-sanakan implementasi dalam rangka mendorong percepatan akses keuangan di daerah, maka diamanat-kan pembentukan TPAKD yang bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri dan instansi/lembaga terkait.

TPAKD merupakan suatu forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkat-kan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera

Pembentukan TPAKD memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

Implementasi dari program perluasan akses keuangan oleh TPAKD dapat disesuaikan dengan karakter masing-masing daerah. Beberapa contoh program yang sudah berjalan seperti Pembiayaan Petani Umbi Porang yang menjadi program utama TPAKD Provinsi Jawa Timur. Ada pula Program Minang Mart oleh TPAKD Provinsi Sumatera Barat yang bertujuan menghidupkan ekonomi kerakyatan dengan kolaborasi dengan BUMD setempat, yaitu Bank Nagari, Jamkrida, dan PT Grafika. Program Fasilitasi Akses Kredit UMKM Binaan Pemda yang dipelopori TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan, telah berhasil memfasilitasi akses kredit kepada 3.158 UMKM. Sedangkan di tingkat Kabupaten dapat diambil contoh Program Kredit Gerbang Emas dari TPAKD Kabupaten Tabalong yang beroritenasi pada perluasan akses permodalan UMKM dan pedagang kaki lima melalui kredit berbiaya rendah.

Dalam rangka mendukung percepatan akses keuangan daerah secara nasional dan agar kebijakan pemerintah pusat terkait akses keuangan selaras dengan kebijakan di daerah, maka di tingkat nasional diperlukan Pengarah Nasional TPAKD yang beranggotakan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Keuangan, OJK danBI. Seluruh Kementerian/Lembaga tersebut juga menjadi bagian dalam struktur Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI).

Komitmen dan dukungan kepada TPAKD dari seluruh pemangku kepentingan di daerah berperan penting dalam mensukseskan progam percepatan akses keuangan. TPAKD diharapkan mampu mendorong kemandirian dan pengembangan sektor-sektor strategis ekonomi domestik melalui peningkatan peran sektor jasa keuangan, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, target keuangan inklusif nasional sebe-sar 75% juga diharapkan dapat segera tercapai. (YD)

5B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

TPAKD sebagai Pendongkrak Inklusi Keuangan di Daerah

• Mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam rangka mendukungperekonomian daerah;

• Mencari terobosan dalam rangka membuka akseskeuangan yang lebih produktif bagi masyarakat didaerah;

• Mendorong LJK untuk meningkatkan peran serta dalampembangunan ekonomi daerah;

• Menggali potensi ekonomi daerah yang dapatdikembangkan dengan menggunakan produk dan layananjasa keuangan;

• Mendorong optimalisasi potensi sumber dana di daerahdalam rangka memperluas penyediaan pendanaanproduktif antara lain untuk mengembangkan UMKM,usaha rintisan (start up business) dan membiayaipembangunan sektor prioritas;

• Mendukung program Pemerintah dalam upayameningkatkan indeks inklusi keuangan di Indonesia.

Page 6: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

PRESIDEN BAGIKAN SERTIFIKAT TANAH WARGA DEPOK

Depok - Presiden Joko Widodo kembali membagikan sertifikat hak atas tanah kepada masyarakat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang dilaksanakan oleh Kementerian ATR/BPN. Kali ini masyarakat Depok mendapat giliran dengan total 4.000 penerima sertifikat tanah. Acara ini diadakan di Lapangan RRI, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok pada hari Kamis, 27 September 2018.

PTSL sendiri merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua objek pendaftaran tanah yang belum terdaftar di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Program PTSL ini terus ditingkatkan untuk mengejar jumlah sertifikasi lahan yang masih sedikit jika dibandingkan jumlah bidang tanah di Indonesia.

Presiden Joko Widodo menuturkan jumlah bidang tanah yang belum bersertifikat masih sangat banyak. “Bapak Ibu harus tahu, bahwa sampai 2015 di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Marauke, dari Miangas sampai Pula Rote, harusnya ada 126 juta bidang sertifikat, tapi yang dipegang masyarakat baru 46 juta, kurangnya 80 juta”.

Melalui PTSL, Presiden Joko Widodo berharap dapat menjawab permasalahan tanah yang selama ini sering terjadi. “Saya berharap sengketa lahan nanti sudah tidak ada kalau seluruh masyarakat pegang ini, yang namanya sertifikat”, ungkap Presiden.

Dengan adanya sertifikat tanah, masyarakat memperoleh kepastian hukum akan objek tanahnya, baik dari sisi luas, lokasi, maupun batas-batasnya. Hal ini akan memperkecil potensi sengketa tanah dibandingkan objek tanah tanpa sertifikat.

Masyarakat penerima sertifikat juga disarankan menggunakan sertifikatnya dengan bijak, khususnya jika ingin menjadikannya agunan di bank. “Gunakan semuanya untuk modal usaha” pesan Presiden. Bahkan jika usahanya sudah memperoleh keuntungan, Presiden Joko Widodo berpesan agar segera ditabung.

Mendampingi Presiden, hadir pula dalam acara ini Menteri ATR/BPN, Sofyan A. Djalil yang memberi laporan terkait bidang tanah di wilayah Kota Depok telah terdaftar sebanyak 455 ribu bidang tanah, dengan total tanah kurang lebih 607 ribu bidang tanah. Adapun target sertifikasi tanah Kota Depok pada tahun ini adalah sebanyak 30 ribu bidang tanah. (YD)

Sum

ber

Gam

bar

: Ist

ana

Kepr

esid

enan

6B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Gambar : Istana Kepresidenan

Sumber Gambar : www.atrbpn.go.id

Page 7: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Keuangan inklusif merupakan komponen penting dalam proses inklusi sosial dan inklusi ekonomi yang berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan stabilitas sistem keuangan, mendukung program penanggulangan kemiskinan, serta mengurangi kesenjangan antarindividudan antardaerah. Sistem keuangan inklusif diwujudkan melalui akses masyarakat terhadap layanan keuangan sehingga dapat meningkatkan kemampuan ekonomi dan pada akhirnya membuka jalan untuk keluar dari kemiskinan serta mengurangi kesenjangan ekonomi. Sayangnya pertumbuhan sektor keuangan di Indonesia sampai saat ini belum diikuti oleh akses masyarakat yang memadai kepada layanan keuangan.

Dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan tersebut, maka diperlukan adanya Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif, yang dimaksudkan sebagai pedoman langkah-langkah strategis kementerian/lembaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, percepatan penanggulangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan antarindividu dan antardaerah, dalam rangka mewujudkankesejahteraan masyarakat Indonesia.

Implementasi Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang terpadu diperlukan untuk mencapai target keuangan inklusif yang dicanangkanPemerintah sebesar 75 persen dari jumlah penduduk dewasa yang memiliki akses layanan keuangan pada lembaga keuangan formal di akhir tahun 2019.

Pelaksanaan edukasi keuangan menjadi Pilar Pertama dari SNKI yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat mengenai lembaga keuangan formal, termasuk fitur, manfaat, biaya, hak dan kewajiban pada tiap produk dan jasa keuangan. Harapannya masyarakat dapat melibatkan diri dalam memanfaatkan layanan

keuangan formal dalam kehidupannya. Bentuk edukasi keuangan yang dilaksanakan antara lain: (a) survei untuk mengukur tingkat literasi keuangan masyarakat, (b) penyusunan materi edukasi keuangan baik dalam bentuk formal maupun non formal yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah untuk tingkat pendidikan tertentu, (c) kegiatan edukasi sesuai dengan kelompok masyarakat yang dituju, (d) kampanye nasional dalam rangka edukasi keuangan. Mengingat keberhasilan program SNKI tergantung pada banyak pemangku kepentingan serta keterlibatan seluruh masyarakat, diperlukan suatu strategi penyebarluasan informasi yang efektif dan akurat, salah satunya melalui sosialisasi kebijakan terkait SNKI.

Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif bekerjasama dengan Direktur Perizinan dan Kenelayanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan sosialisasi terkait Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) di Pelabuhan Perikanan Nusantara, Palabuhan Ratu, Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan yang dihadiri oleh lima puluh nelayan tangkap ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat. Sosialisasi SNKI ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Gerai Expo Nelayan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hadir pula dalam acara tersebut, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Regional II, Jawa Barat serta perwakilan dari beberapa perbankan dan lembaga keuangan. [JLP]

SOSIALISASI KEUANGAN INKLUSIF DI HADAPAN NELAYAN PALABUHAN RATU

7B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Gambar : Sekretariat DNKI

Sum

ber

Gam

bar

: Sek

reta

riat

DN

KI

Page 8: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Tanggal 20 Oktober nampaknya memiliki arti yang cukup dalam bagi Jokowi – JK, bagaimana tidak, sejarah mencatat 20 Oktober 2014 lalu, negeri ini menyambut pemimpin

barunya dengan penuh harap dan doa. Empat tahun sudah kabinet kerja yang dipimpin oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemban mandat dan tugas dari rakyat untuk menjalankan roda pemerintah di republik ini. Momen “ulang tahun” kabinet kerja selalu identik dengan momen pertanggung jawaban kinerja tahunan pemerintah. Lantas bagaimana kinerja pemerintah khususnya di sisi perekonomian?

Selama empat tahun pemerintahan Jokowi – JK, fundamental ekonomi makro Indonesia dirasa cukupsehat dan kuat. Sejak tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tren meningkat, meskipun peningkatannya tidak signifikan dan bertahap. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada semester I tahun 2018 sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti pula dengan terjaganya tingkat inflasi. Kinerja tersebut juga didukung dengan peningkatan kualitas yang dapat dilihat dari perbaikan indikator – indikator sosial, seperti penurunan tingkat kemiskinan dari posisi 12,49% pada Maret 2011 menjadi 9,82% pada Maret 2018.

Rasio gini juga semakin menurun dari posisi tertinggi terjadi pada September 2014 sebesar 0,41% menjadi 0,389% pada Maret 2018. Pemerintah juga terus berupaya menyediakan lapangan kerja baru, mempermudah akses pembiayaan dengan suku bunga murah untuk pengusaha mikro melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta meningkatkan kompetensi melalui pendidikan vokasi. Upaya pemerintah tersebut tercermin dengan menurunnya tingkat pengangguran Indonesia dari sebesar 6,96% pada Februari 2011 menjadi 5,13% pada Februari 2018.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor eksternal Indonesia juga mengalami tekanan. Namun cadangan devisa tetap memadai untuk pembayaran utang luar negeri dan stabilitas nilai tukar.

Kendati mengalami pelebaran, defisit transaksi berjalan Indonesia masih berada pada rentang aman. Adapun utang luar negeri Indonesia relatife masih terjaga, tumbuh pada tren yang menurun.

Apabila ditinjau berdasarkan komposisinya, sebagian besar adalah utang luar negeri jangka panjang. Kinerja perekonomian yang cukup baik tersebut, ditopang pula dengan pembangunan infrastruktur pendukung yang memadai. Percepatan pembangunan infrastruktur dapat terlaksana disetiap sektor seperti jalan tol yang bertambah sepanjang 310 km, jalur kereta api yang bertambah sepanjang 441 km, peresmian 5 bandara baru, 410 pelabuhan baru, perluasan layanan SPAM dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta pembangunan 366.404 jaringan irigasi yang diperlukan dalam rangka meningkatkan produktivitas pangan. Dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati – hatian, secara bertahap dan berkesinambungan. Terbukti bahwa seluru proyek pada tahun 2019, telah mencapai tahap konstruksi dan financial close.

Dalam rangka pemerataan ekonomi, pemerintah Jokowi – JK mengeluarkan beberapa kebijakan sepertireforma agraria, pendidikan vokasi, dan peningkatan akses keuangan melalui penetapan Peraturan Presiden Nomer 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif. Melalui strategi tersebut, pemerintah berupaya untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan penduduk dewasa Indonesia dengan target sebesar 75% di tahun 2019. Dalam rangka mencapai target tersebut, pemerintah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif telah menetapkan strategi percepatan keuangan inklusif seperti inovasi dalam layanan keuangan, sinergi dengan lembaga non bank, partisipasi dari Koperasi Simpan Pinjam, peningkatan infrastruktur keuangan inklusif, peningkatan kesadaran dan literasi masyarakat, serta sertifikasi hak properti masyarakat. Terbukti setelah ditetapkannya Perpres tersebut, indeks keuangan inklusif Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 36% di tahun 2014 menjadi 48,9% di tahun 2017.

8B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

EMPAT TAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI – JK, KUR MASIH MENJADI IDAMAN PENGUSAHA MIKRO

Sum

ber

Gam

bar

: ww

w.k

ur.e

kon.

go.id

Page 9: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

Selain itu, dalam upayanya untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi pengusaha mikro, pemerintah telah menurunkan suku bunga KUR dari sebelumnya sebesar 12% pada tahun 2015, menjadi sebesar 9% di tahun 2016, dan terakhir diturunkan kembali menjadi 7% di tahun 2018.

Penurunan suku bunga KUR tersebut merupakan upaya pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi para UMKM serta perluasan akses pembiayaan dengan suku bunga rendah yang dapat diakses oleh pengusaha mikro. KUR subsidi bunga yang disalurkan kembali sejak Agustus 2015, telah memiliki kinerja yang sangat baik. Tercatat sebesar Rp 313,89 triliun KUR telah disalurkan dari tahun 2015 sampai dengan 30 September 2018. Adapun jumlah debitur yang telah memperoleh penyaluran KUR adalah sebesar 13,3 juta debitur. Kinerja penyaluran KUR tersebut juga didukung dengan terjaganya kualitas kredit/pembiayanyang dibuktikan dengan tingkat Non Per-forming Loan (NPL) yang terjaga dikisaran 1,2%.

Sebagai upaya untuk menjaga perputaran roda perekonomian yang digerakkan oleh sektor riil, pemerintah terus mendorong penyaluran KUR di sektor produksi. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah dengan ditetapkannya target penyaluran KUR di sektor produksi. Target tersebut juga terus ditingkatkan setiap tahunnya, seperti target pada tahun 2018 yang ditetapkan minimum 50% dari total penyaluran KUR, meningkat dari sebelumnya sebesar minimum 40% dari totak penyaluran KUR di tahun 2017. Ke depan, pemerintah akan terus meningkatkan target penyaluran KUR di sektor produksi. Kinerja penyaluran KUR di sektor produksi sampai dengan 30 September 2018 tercatat sebesar 43,2%, meningkat dari posisi Desember 2017 sebesar 42,3%. Capaian tersebut diperkirakan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2018.

Seluruh upaya pemerintah yang telah dikerjakan selama empat tahun pemerintahan Jokowi – JK ini diharapkan dapat terus menstimulus peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Diharapkan kinerja positif ini akan terus ditingkatkan sehingga seluruh Nawa Cita yang menjadi janji politik Jokowi – JK dapat tercapai seluruhnya. [JLP]

REALISASIPENYALURAN KUR

9B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Page 10: MEMBUDAYAKAN MENABUNG KEPADA GENERASI MUDAsnki.ekon.go.id/wp-content/uploads/2018/11/Buletin-SNKI-Edisi-IX... · Agen 46 yang bisa menerima pembukaan rekening tabungan, sehingga tidak

10B U L E T I N S N K I E D I S I I X | O K T O B E R 2 0 1 8

Sumber Informasi : www.ojk.go.id