MEMBUBUT LANJUT

36
TEORI BUBUT LANJUT

description

Profil cutting Thread cutting Angular cutting Knurling

Transcript of MEMBUBUT LANJUT

Page 1: MEMBUBUT LANJUT

TEORI BUBUT LANJUT

Page 2: MEMBUBUT LANJUT

Jenis pengerjaan bubut lanjut

Pengerjaan bubut luar : Knurling (kartel) External Threading (ulir luar)

Pengerjaan bubut dalam : Boring (pembesaran lubang) Reaming (pembesaran lubang presisi) Internal Grooving (alur dalam) Internal Threading (ulir dalam)

Page 3: MEMBUBUT LANJUT

Knurling Knurling atau mengkartel adalah metode

yang digunakan untuk memotong atau membentuk pola ke bahan seperti plastik atau logam.

Sebuah benda kerja yang sudah di kartel akan memiliki pola yang mempunyai alur silang-menyilang, atau pola  garis lurus yang diberikan di dalamnya yang menambah fungsionalitas dan estetika.

Page 4: MEMBUBUT LANJUT

Knurling sering dimaksudkan untuk memberikan permukaan yang bisa digenggam lebih baik daripada yang diberikan oleh benda yang masih halus permukaannya, dan pola knurled/kartelan sering ditemukan pada pegangan, tombol, dan barang-barang sejenis lainnya.

Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi dan panjang bagian yang akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk proses kartel. Putaran spindel diatur pada kecepatan rendah (antara 60- 80 rpm) dan gerak makan medium (sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm per putaran spindel).

Knurling

Page 5: MEMBUBUT LANJUT

KNURLING

Pahat kartel harus dipasang pada tempat pahat dengan sumbu dari kepalanya setinggi sumbu Mesin Bubut, dan permukaannya paralel dengan permukaan benda kerja.

Page 6: MEMBUBUT LANJUT

KNURLING

Harus dijaga bahwa rol pahat kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan yang bagus, kemudian pada roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas.

Page 7: MEMBUBUT LANJUT

KNURLING

NB ; sebelum proses knurling , diameter yang akan di knurling harus dikurangi 0.2-0.4 mm , karena pada saat proses knurling , BK (material) akan mengembang antara 0.2-0.4 mm.

Page 8: MEMBUBUT LANJUT

ULIR LUAR

Page 9: MEMBUBUT LANJUT

Cara Membuat Ulir Luar di Mesin Bubut

Pertama, membuat diameter yang tepat,seperti yang diinginkan atau sesuai mur yang akan dipasangkan, ukuran diameter terdapat pada tabel sesuai standar yang diinginkan. Pada bagian akhir,kita harus membuat alur untuk pembebas pahat atau sering disebut undercut.

ALUR PEMBEBAS PAHAT

Page 10: MEMBUBUT LANJUT

Cara Membuat Ulir Luar di Mesin Bubut Tentukan posisi roda gigi yang sesuai

dengan kisar/pitch/gang dari ulir yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut,kalau-kalau kita perlu melakukan pergantian roda gigi.Kalau posisi gir dan tuas-tuas pengaturnya sudah sesuai bisa dilanjutkan dengan langkah selanjutnya.

Page 11: MEMBUBUT LANJUT
Page 12: MEMBUBUT LANJUT

ULIR LUAR Setting nol pahat ulir : dalam setting nol

posisi pahat harus sedikit diatas center.

Page 13: MEMBUBUT LANJUT

ULIR LUAR , Miringkan 30° pada posisi bed, dan posisi

pahat ulir tegak lurus dengan BK (benda kerja).

Page 14: MEMBUBUT LANJUT

Cara Membuat Ulir Luar di Mesin Bubut

Persiapkan pahat bubut ulirnya. Cara mengasahnya hampir sama dengan mengasah pahat bubut muka, cuma bentuknya harus sesuai dengan jenis drat yang dibuat. Ulir metrik memiliki sudut 60 derajat,seedangkan withworth 55 derajat.Bila perlu gunakan plat penyetel pahat (Mal ikan).

Mal Ikan 60 Pahat Ulir dalam

Pahat Ulir luar

Page 15: MEMBUBUT LANJUT

ULIR LUAR Setting pahat tegak lurus dengan BK,

dengan alat bantu Mal Ikan. Karena proses ini adalah Ulir metrik maka mal dan pahat yang digunakan mempunyai sudut 60°.

Page 16: MEMBUBUT LANJUT

Cara Membuat Ulir Luar di Mesin Bubut

Atur putaran spindel ke kecepatan yang sesuai dengan kondisi bahan benda kerja. Rata-rata kita pakai kecepatan 100 rpm.

Selanjutnya kita mulai menghidupkan mesin dan menekan tuas otomatis drat dan memulai proses pemakanan. 

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah jangan melepas tuas ini sebelum proses pembuatan drat selesai. Melepasnya,misalnya karena memperbaiki pahat,akan memerlukan penyetelan kembali agar kembali ke alur pemakanan semula.

Page 17: MEMBUBUT LANJUT

ULIR LUAR Pada saat pemakanan perhatikan skala

ukuran yang ada di tuas eretan melintang. Setel lah pada posisi angka tertentu atau 0 agar memudahkan proses pemakanan selanjutnya. Kedalaman pemakanan kurang lebih 0.1mm.Pada saat gerakan kembali ke posisi awal,bebaskan pahat dari sentuhan ke benda kerja. Setelah di posisi awal lagi,kembalikan ke titik pemakanan yang ditandai tadi,ditambah 0.1mm untuk pemakanan berikutnya. Begitu seterusnya sampai mendapatkan ulir yang pas dengan murnya.

Page 18: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya bedanya gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus yang dikehendaki pada eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment (perlengkapan tirus).

Jenis pahatnya pun serupa yang digunakan dalam membubut lurus.

Penyetelan peralatan eretan atas, atau penggeseran kepala lepas atau dengan alat bantu taper attachment pada saat membubut tirus tergantung pada susut ketirusan benda kerja yang akan dikerjakan.

Page 19: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

Benda tirus sering diasumsikan sebagai tidak lurus ataupun benda konis, secara sederhananya mempunyai ukuran diameter yang berbeda pada kedua sisinya.

Pada saat pembuatan tirus menggunakan mesin bubut, kita dapat membuat tirus dengan menggunakan 3 macam cara. Yaitu : 1. Menggeser eretan atas, 2. Menggeser kepala lepas,3. Menggunakan perlengkapan peralatan

tirus (Taper Attachment)

Page 20: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

1. MENGGESER ERETAN ATAS

Kelebihan : Dapat membuat  sudut tirus yang besar sampai 

mendekati sudut 90° Dapat membuat tirus pada bagian dalam benda kerja

Kekurangan : Tidak dapat diotomatis, karena menggeser eretan atas

(manual) Tidak bisa membuat tirus yang panjang, karena sebatas

pergerakan eretan atas

Page 21: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

Rumus perhitungan sudut tirus dan sudut pergeseran eretan atas

Page 22: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

2. MENGGESER KEPALA LEPAS / TAIL STOCK

Kelebihan : Dapat membuat tirus yang panjang Dapat diotomatis, karena karena menggunakan

eretan memanjangKekurangan :

Pergeseran maksimal adalah  3 % dari panjang total benda kerja

Menggunakan peralatan tambahan  (Lathe dog & dead center)

Tidak dapat  membuat  tirus bagian dalam benda kerja

Page 23: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

Rumus perhitungan pergeseran kepala lepas

Page 24: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

3. Taper Attachment

Kelebihan : Dapat  membuat tirus luar dan dalam Dapat diotomatis, karena menggunakan eretan

 memanjang

Kekurangan : Sudut tirus maksimal adalah  ± 5 derajat Panjang tirus terbatas, sepanjang settingan

taper Attachment

Page 25: MEMBUBUT LANJUT

Membubut Tirus (Konis)

Rumus perhitungan Taper Attachment

Page 26: MEMBUBUT LANJUT

REAMING

Reaming adalah proses penghalusan lubang hasil proses pengeboran sehingga ukuran lubang tersebut lebih akurat.

Langkah-langkah reaming :Centering (pembuatan lubang awalan)

Drilling (pengeboran)Boring (pembesaran lubang)Reaming (penghalusan lubang)

Page 27: MEMBUBUT LANJUT

Pisau reamer adalah pisau potong untuk proses finishing pada lubang dengan jumlah mata pisaunya lebih dari satu, baik dengan bentuk lurus maupun helical.

Seperti halnya pahat bubut, bahan pisau reamer terbuat dari HSS dan Carbide.

Sebelum proses reaming :

øawal = øjadi – 0.2 mm

Keterangan :

øawal = diameter awalan sebelum reaming

øjadi = diameter jadi setelah reaming

NB : sebelum proses reaming , diameter dibuat kurang 0,2 mm dari diameter yang diinginkan .

REAMING

Page 28: MEMBUBUT LANJUT

REAMING

Page 29: MEMBUBUT LANJUT

Boring

Merupakan proses pembesaran lubang dengan menggunakan pahat ISO 8 atau ISO 9.

Langkah proses boring (pembesaran lubang) : Pre-Drill

Bor dengan NC Drill, dan Twist Drill hingga melebihi diameter pahat ISO 8 / ISO 9 .

Boring Setting pahat diatas center BK . Sentuhkan pahat pada diameter dalam & setting 0

sumbu X Mundurkan pahat untuk memasukkan DOC berikutnya

hingga diameter yang dikehendaki. Lakukan pengulangan skala setelah ukuran diameter ±1

mm mendekati ukuran yang dikehendaki.

Page 30: MEMBUBUT LANJUT

Internal Threading

Merupakan proses pembuatan ulir dalam di mesin bubut dengan menggunakan pahat ulir dalam.

Adapun alat yang diperlukan : NC Drill, Twist Drill Pahat bubut dalam : ISO 8, ISO 9 Pahat ulir dalam Fishtail Gauge Pitch Thread Gauge Plug Thread Gauge

Page 31: MEMBUBUT LANJUT

Langkah sebelum proses internal threading :1. Pre-Drill

Bor dengan menggunakan NC Drill , Twist Drill hingga diameter benda melebihi diameter pahat ISO 8 / ISO 9

2. BoringMemperbesar lubang hingga diameter minor ulir dengan menggunakan pahat ISO 8 / ISO 9

3. Internal GroovingMembuat alur/groove sebagai tempat pembebas pahat ulir dalam saat proses berlangsung.

Internal Threading

Page 32: MEMBUBUT LANJUT

Langkah-langkah proses internal threading :1. Sentuhkan pahat pada diameter dalam ulir.2. Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas

menjadi 0 mm.3. Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat

di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja.

4. Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.

Internal Threading

Page 33: MEMBUBUT LANJUT

5. Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.

6. Putar spindel mesin (kecepatan potong mengacu pada tabel) sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.

Internal Threading

Page 34: MEMBUBUT LANJUT

7. Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut.

8. Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja

9. Mundurkan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.

Internal Threading

Page 35: MEMBUBUT LANJUT

10. Langkah dilanjutkan seperti No. 7 sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.

11. Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.

12. Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukurannya (diameter mayor, kisar, diameter minor, dan sudut ulir).

Internal Threading

Page 36: MEMBUBUT LANJUT

DAFTAR PUSTAKA

Widarto,dkk. 2008. Teknik Permesinan untuk SMK. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

http://firearmsdesigner.com/wp-content/uploads/2011/03/14-threading-tube.jpg

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_MESIN/196309131989031-ENDA_PERMANA/Silabus_MK_Teknik_Permesinan.pdf