Membuat Home Dakhyar

30
MEMBUAT HOME THEATER HOME TEATHER, home cinema atau bioskop di rumah memang menjadi pilihan sebagian keluarga.Sesuai namanya alat elektronik yang biasanya berupa seperangkat televisi, DVD atau VCD, berikut sound system dan speaker ini memang mampu menimbulkan suasana menonton di rumah layaknya di bioskop. Kualitas tampilan gambar yang relatif lebih jernih mendatangkan kepuasan tersendiri bagi orang yang menonton televisi. Ditambah efek suara yang dihasilkan memang relatif lebih baik, gema dan gaung begitu jelas. Bahkan untuk suara yang relatif kecilpun seperti suara desahan atau helaan napas tokoh dalam film terdengar dengan jelas. Sekiranya film perang, maka si penonton akan merasakan seakan-akan sedang berada di medan peperangan. Suasana romantis juga akan dirasakan sekiranya film bertema romantis yang diputar. Semua ini sangat mungkin terjadi alat yang memang menggunakan teknologi canggih ini.

description

materi tentang membuat home tehatee

Transcript of Membuat Home Dakhyar

Membuat Home Theater

MEMBUAT HOMETHEATERHOME TEATHER, home cinema atau bioskop di rumah memang menjadi pilihan sebagian keluarga.Sesuai namanya alat elektronik yang biasanya berupa seperangkat televisi, DVD atau VCD, berikut sound system dan speaker ini memang mampu menimbulkan suasana menonton di rumah layaknya di bioskop.

Kualitas tampilan gambar yang relatif lebih jernih mendatangkan kepuasan tersendiri bagi orang yang menonton televisi. Ditambah efek suara yang dihasilkan memang relatif lebih baik, gema dan gaung begitu jelas. Bahkan untuk suara yang relatif kecilpun seperti suara desahan atau helaan napas tokoh dalam film terdengar dengan jelas. Sekiranya film perang, maka si penonton akan merasakan seakan-akan sedang berada di medan peperangan. Suasana romantis juga akan dirasakan sekiranya film bertema romantis yang diputar. Semua ini sangat mungkin terjadi alat yang memang menggunakan teknologi canggih ini.

Tadi sempat iseng-iseng baca majalah AudioVideo tentang Home Teather, jadi kepingin suatu saat punya uang untuk membuat Home Teather di rumah, pingin bangetzzz. Tapi sebelum punya, saya mau tahu dulu Tips dan Trix dari Home Teather, gmn cara buatnya, alat-alat home Theaternya seperti Audio, Video, kursi-nya, Layar dan sebagainya..

MARI KITA MEMULAI

Membangun home theater dapat dikatakan sebagai rentetan perjalanan yang akan menyita banyak waktu dan kadang tergantung mood kita saat akan menyelesaikan setiap tahapan pembuatan. Walau demikian sebenarnya mengasyikkan, menantang, dan dapat kita gunakan mengapresiasi kepandaian dan cita rasa seni.

Misalkan kita mau membuat Home Theater pada bekas garasi kita, atau membuat ruangan Baru. Lakukanlah aksi sapu jagad hingga ruang itu kosong, coba amati ruang tersebut dan mulailah berimajinasi, ruang home theater impian seperti apa yang dapat dibuat dengan bentuk dan ukuran ruang kita itu. Lihatlah sebelumnya contoh aneka ruang home theater, baik dari buku, internet, majalah, dan juga dari ruang home theater yang pernah anda kunjungi sendiri.

Jika Anda mampu membuat sendiri dan punya banyak waktu, cobalah mulai membuat desain. Kemudian tentukan hal-hal lain, seperti penentuan bahan berupa semen atau sheetrock, juga karpet yang tepat untuk home theater. Dalam membangun, ingatlah selalu bahwa apa yang Anda bangun serta bagaimana sentuhannya, tetap harus mengarah kepada satu tujuan, yaitu membuat ruangan itu menjadi ruang yang membuat mimpi Anda terwujud. Selain perangkat home theater yang baik dan didukung treatment akustik yang memadai sesuai budget, perhatikan pula tentang gaya ruangan seperti apa adanya panggung di depan, juga pencahayaan (lighting), ornamen, dinding, dan pengkabelan.

Kalaupun lebih suka menyewa seorang desainer interior, perhatikanlah sisi estetika dan fungsi di tiap-tiap titik permukaan, mulai dari dinding ke dinding, langit-langit ke lantai, dengan memakai aneka tekstur dan bahan, mulai dari panel akustik, pengkarpetan, hingga ke aneka asesoris untuk penonton berfantasi, seperti bintang -bintang yang berkedip di langit-langkit ruang (ceiling).

Biasanya, tahap pertama saat mengkontruksi muncul masalah strukural. Di tahap selanjutnya, cukup menyita perhatian karena beberapa sisi ruang perlu detail. Membuat Home Theater bukanlah pekerjaan mudah. Tetap saja nantinya Anda perlu orang lain, entah itu teknisi listrik, tukang kayu, desainer ruang dan video.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah :

*Panel-panel dinding dan frameBegitu kita mulai memasang treatment dinding, bentuk theater pun sedikit sudah terlihat. Kita tinggal memperhitungkan akan seperti apa theater ini nantinya. Kita tentu akan sangat penasaran untuk dapat melihatnya.

*Treatment AkustikUntuk hal ini, Anda dapat menggunakan panel-panel akustik dengan tebal tertentu. Ada ruang home theater dari garasi yang kami ketahui memakai panel setebal 2,5 inci dan terdiri atas sheetrock setebal 0,5 inci yang dikelilingi oleh oleh bahan penyerap suara setebal 1 inci. Ketahuilah, bahwa beberapa panel merupakan kombinasi bahan penyerap dan bahan pemantul. Perhatikan pula elemen pengunci dan pembuka ruangan yaitu pintu. Jika budget mencukupi, tidak ada salahnya membuat pintu akustik tebal dengan engsel khusus seperti yang digunakan dalam studio rekaman profesional.

*Perhatikan Perangakat

Begitu anda sudah mendesain ruangan dan mengetahui seperti apa gambar dan suara yang Anda inginkan (disesuaikan dengan budget tentunya), sebaiknya Anda sudah peduli tentang perangkat. Ruang tersebut nantinya juga harus dapat tampil harmonis dengan perangkat elektronik agar tampil maksimal. Berkunjunglah ke beberapa galeri home theater untuk dapat mencicipi bagaimana karakter sistem mereka, dan menemukan suara seperti apa yang Anda selera kita. Akan lebih baik apabila sistem itu dapat dicoba dahulu di ruang home theater kita saat ruang ini sudah jadi, karena apa yang Anda dengar di ruang galeri audio, belum tentu sama (atau dibuat sama) dengan ruangan di rumah, mengingat tiap-tiap ruang memliki karakter sendiri-sendiri. Perhatikan pula penempatan perangkat seperti proyektor. Saat kita mem-finishing ceiling, nantinya kita perlu membuat tempat untuk pemasangan proyektor. Titik yang dipilih harus aman dengan posisi tembak yang tepat ke layar. Harus bebas getaran dan mempu mengusung bodi proyektor.

*Penghidup RuanganApabila suka, Anda dapat menambah sentuhan nilai seni lain untuk menambah semarak ruangan dan membuat ruang semakin hidup.

Nich, ada contoh ruangan home theater..

HYPERLINK "http://fahrurozi.files.wordpress.com/2008/07/new-home-theater11.jpg"

HYPERLINK "http://www.souloftrance.co.cc" SEMS,

HYPERLINK "http://GOtokampung.blogspot.com" mokhamad, dan

HYPERLINK "http://audiooke.com" dedi are discussing. Toggle CommentsPerhitungan resonansi ruang untuk studio musik, home theater, dan ruang musik lainnya

Beberapa waktu yang lalu saya menulis artikel Vokuz Cineplan, yaitu panduan dasar untuk membuat ruang dengar yang baik untuk home theater / high end audio. Setelah memuat tulisan tersebut di majalah Audio Interior dan website Vokuz.Com saya banyak menerima telpon, email dan pertanyaan. Misalnya: Bahan apa yang baik untuk akustik ruang? Ruang dengar saya ukuran 4 meter x 4 meter, menurut orang tidak bagus. Tapi mengapa? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Termotivasi dengan pertanyaan pertanyaan tersebut saya coba membuat artikel tentang akustik. Artikel ini membahas tentang: resonansi, gema/gaung (reverberation), pantulan dan pengaturan posisi. Karena panjangnya materi yang dibahas saya membagi tulisan saya menjadi 4 bagian. Yang saya mulai dengan pembahasan resonansi ruang dengar.

Resonansi adalah kejadian alam yang didefinisikan sebagai berikut: Turut bergetarnya suatu benda/massa pada frekuensi tertentu akibat adanya sumber suara. Jadi partikel udara di ruang dengar kita turut bergetar pada frekuensi tertentu apabila ada sumber suara di ruang tersebut.

Catatan: Ada beberapa anggapan bahwa dengan memasang peredam, maka Masalah resonansi akan selesai. Hal ini tidak benar karena resonansi terjadi bukan akibat pantulan, melainkan turut bergetarnya partikel udara yang diapit oleh dinding pembatas.

A. Berapa frekuensi resonansi ruang dengar kita?Ruang dengar umumnya terdiri dari 3 permukaan yang sejajar yaitu:

(1) Langit-langit dan lantai,(2) Dinding muka dan belakang,(3) Dinding kiri dan kanan.

Frekuensi resonansi yang terjadi pada dua permukaan paralel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Fr = 300 / 2LFr = Frekuensi resonansi.300 = adalah kecepatan suara (meter/detik).L = jarak antara permukaan parallel.

Jadi jika kita memiliki ruang dengar dengan lebar 3 meter maka frekuensi resonansi terhadap lebar adalah sebagai berikut:

Fr = (300m/s) / (2 x 3m) = 50HzDan frekuensi resonansi diikuti oleh frekuensi harmonis kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

Jadi kita memiliki frekuensi resonansi untuk ruang lebar 3m adalah:

Fr1=50Hz; Fr2=100Hz; Fr3=150Hz; Fr4=200Hz; Fr5=250Hz; Fr6=300Hz; Fr7=350Hz.

Dimana:Fr2 adalah Frekuensi resonansi harmonis keduaFr3 adalah Frekuensi resonansi harmonis ketiga Dst.

Dan apabila panjang ruangan dengar kita adalah 6 meter maka kita dapat frekuensiresonansi sebagai berikut:

Fr = (300m/s) / (2 x 6m) = 25HzFr1=25Hz; Fr2=50Hz; Fr3=75Hz; Fr4=100Hz; Fr5=125Hz; Fr6=150Hz; Fr7=175Hz;Fr8=200Hz; Fr9=225Hz; Fr10=250Hz; Fr11=300Hz; Fr12=325Hz; Fr13=350Hz

Dari situ terlihat bahwa Fr2 frekuensi resonansi panjang ruangan = 50Hz dan Fr1 frekuensi lebar ruangan = 50Hz atau sama, lalu pada frekuensi 100Hz, 150Hz, 200Hz, 300Hz, 350Hz. Hal ini menyebabkan frekuensi 50Hz, 100Hz, 150Hz, 200Hz, 250Hz, 300Hz, 350Hz menjadi tebal / dominant. Gejala ini membuat ruang dengar menjadi tidak natural (dominant pada frekuensi tertentu). Pada gambar 1 terlihat duplikasi angka 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350 yang mana mewakili penebalan frekuensi resonansi. Sedang pada sumbu Y angka deltanya sama yaitu 25.

Gambar 1Grafik tanggapan frekuensi resonansi ruang dengar; p=6m, l=3m

Akibatnya suara natural yang dihasilkan dari perangkat sumber yang diperkuat oleh amplifier yang juga sudah natural keluar lewat speaker yang juga natural menjadi tidak natural (tanggapan frekuensinya) karena frekuensi resonansi ruang dengar tersebut sangat dominant pada frekuensi 50Hz, 100 Hz, 150 Hz, 200 Hz, 250 Hz, 300 Hz dst. Akibatnya ruang dengar kita menciptakan distorsi harmonis yang selama ini tidak kita sadari. Ini menjawab pertanyaan mengapa ruang dengan yang panjang dan lebarnya sama persis tidak baik.

B. Bagaimana menanggulangi hal ini?Bagaimana membuat frekuensi ruang dengar kita senatural mungkin?

Untuk membuat ruang dengar dengan frekuensi yang natural/terdistribusi merata, MM. Louden pakar akustik membuat table (Tabel 1).Tabel ini berisi perbandingan antara panjang lebar dan tinggi ruang. Angka x dan y untuk panjang/lebar atau sebaliknya.

Tabel 1. MM Louden Ratio

Jadi jika tinggi ruang dengar kita adalah 2,2 meter maka: Lebar ruang sebaiknya 1,4 x 2,2 meter = 3,08 meter dan Panjang ruang sebaiknya 1,9 x 2,2meter = 4,18 meter (Tabel 1 Kualitas 1).

Dengan demikian frekuensi resonansi yang terjadi adalah seperti Tabel 2 berikut:

Kalau angka dari tabel diatas kita buat dalam bentuk grafik menjadi seperti grafik di bawah ini.

Gambar 2Grafik tanggapan frekuensi resonansi pada ruang dengar; p=4,18m, l=3,08m, t=2,2m

Dari Gambar 2 di atas terlihat bahwa distribusi frekuensi resonansi yang terjadi cukup merata di hampir semua frekuensi, dan pada sumbu Y (delta) angka nya bervariasi. Pada ruang ini distorsi harmonis yang terjadi jauh lebih kecil dibanding ruang dengar pada pembahasan pertama.

TIPS: Sangat sulit untuk mendapat ruang dengar dengan proposi panjang, lebar dan tinggi persis dengan tabel MM Louden. Ada beberapa cara untuk mendapat proporsi ruang dengar dengan ukuran ideal sesuai dengan tabel MM Louden.

Yaitu: Membuat panggung pada lantai sehingga di dapat tinggi ruang yang idealMembuat dinding penyekat sehingga didapat panjang/lebar yang idealMembuat plafon dengan kemiringan tertentu. Dimana posisi speaker berada di plafon yang lebih rendah dan pendengar diplafon yang lebih tinggi.

Untuk melihat beberapa contoh pembuatan plafon miring atau dinding miring silakan lihat di Acourete Forum.

Demikian tulisan dari saya tentang frekuensi resonansi ruang dengar. Semoga bermanfaat.

Salam,Herwin Gunawan

Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Anda dapat merasakan perubahan kualitas suara hanya dengan menambahan atau memindahkan bahan-bahan yang umum seperti karpet, permadani, dan korden. Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana, terkadang memiliki estetika yang lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini saya mengajak anda untuk memahami teori panel akustik dan teknik perancangan panel akustik yang sederhana.

Gambar 13.1Beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang suara

Pada gambar 1.1 kita lihat beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang suara.

1. Reaksi serap

Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut. Contohnya kita dapat mendengarkan suara musik yang diputar dari ruang sebelah kita jika dinding ruang tersebut tidak dipasangkan peredam suara.

Umumnya bahan kain, kapas, karpet dan sejenisnya memililki reaksi serap yang lebih tinggi terhadap gelombang suara dengan frekuensi tinggi dibandingkan dengan frekuensi rendah.

Sedangkan bahan tembok, kaca, besi, kayu umumnya meneruskan sebagian energi gelombang nada rendah ke sisi lain dari material tersebut, dan sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi panas dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke ruang dengar.

2. Reaksi pantulan

Hampir semua permasalahan ruang dengar adalah minimnya panel akustik pada permukaan dinding, lantai, plafon ruang tersebut. Jika permukaan dinding, lantai dan plafon memantulkan kembali sebagian dari energi suara maka kita akan mendengar suara pantulan. Suara pantulan ini bagai bola ping pong yang mana pantulan suara terdengar walau suara asli telah mati. Dalam ruang kosong anda dapat menepuk tangan anda dan mendengar suara pantulan setelah anda menepuk tangan anda. Suara pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tak teratur. Efek ini seperti anda masuk ke rumah cermin dimana anda dapat melihat bayangan anda berpuluh puluh jumlahnya. Suara pantulan ini mengaburkan suara hentakan alat musik dan memberi bunyi tambahan setelah hentakan alat musik

Lakukan eksperimen dengan menepukan tangan anda di beberapa ruang dirumah seperti kamar mandi, ruang makan, kamar tidur dsb. Jika ruang dengar anda memiliki suara pantulan sama dengan apa yang anda dengar didalam kamar mandi maka anda perlu panel akustik untuk magatasi masalah ini.

Mengatasi suara pantulan sangatlah mudah, dengan solusi sederhana yaitu dengan meletakkan panel akustik yang berfungsi sebagai penyerap suara yang tak diinginkan atau diffuser yang menyebarkan energi pantulan ke berbagai arah, akan meniadakan pengulangan pantulan suara. Materialnya bisa berupa permadani yang digantung di dinding, karpet diatas lantai, korden pada dinding/jendela, atau material penyerap suara di dinding.

Material yang efektif untuk pengendalian suara pantulan tanpa membuat ruang terlihat buruk adalah menggunakan bahan korden yang tipis seperti penggunaan di airport atau ruang konferensi. Selain itu ada pula solusi yang mahal yaitu produk khusus untuk panel akustik. Kelebihannya adalah karakteristik penyerapannya yang sangat baik untuk mencegahan suara pantulan tanpa menyerap banyak energi sehingga membuat ruangan mati.

Gambar 13.2Garis suara langsung dan pantulan yang di dengar

Pada gambar 13.1 terlihat speaker yang ditempatkan di ruang dekat dinding dan lantai. Kita akan mendengar suara langsung dari speaker plus suara pantulan dinding, lantai, dan plafon. Suara pantulan tersebut terdengar sedikit lebih lambat dari suara langsung plus warna suara yang berbeda, dan fase suara yang berbeda pula. Gabungan semua suara pantulan dan suara langsung mengakibatkan penurunan kualitas suara yang kita dengar.

Tiga hal yang mengurangi kualitas suara karena pantulan dinding adalah:

Pertama, Suara off-axis dari speaker tidak seakurat (ada kolorasi) suara on-axis. Sehingga suara yang menyembur ke dinding memiliki rentang frekuensi yang tidak rata. Jadi saat suara pantulan dari suara off axis speaker sampai ke telinga kita maka kita akan mendengar kolorasi suara

Kedua, permukaan dinding memberikan kolorasi terhadap suara yang dipantulkan. Misalnya jika material dinding memiliki karaker serap pada nada tinggi tetapi tidak pada nada mid, maka suara yang terpantul hanya pada nada mid dan kurang pada nada tinggi

Ketiga, suara langsung dan suara pantulan sampai ketelinga pendengar dalam fase dan tempo yang berbeda.

Perbedaan waktu akibatkan jelajah suara langsung dan pantulan dapat dihitung. Seperti kita ketahui bahwa kecepatan rambatan suara di udara pada kecepatan 300 meter per detik, maka kita dapat menghitung selisih waktu. Jika perbedaan jarak antara suara langsung dan suara pantulan adalah 1,5 meter maka suara pantulan yang kita dengar memiliki perlambatan sebesar 5 mili detik.

Fenomena ini dinamakan comb filtering, dimana dua buah gelombang suara dengan selisih fase pada puncak dan lembah gelombang yang saling meniadakan atau saling memperkuat frekuensi tertentu. Hal ini menyebabkan kolorasi suara yang kita dengar.

Suara pantulan dinding tidak hanya mengganggu keseimbangan warna suara, mereka juga menghancurkan image musik dan soundstage.

Pantulan suara dari lantai dan plafon turut memberi gangguan, misalnya melemahnya suara pada nada mid, membuat suara menjadi tipis. Pantulan suara plafon memberi pengaruh yang lebih sedikit karena jarak yang cukup jauh dan pancaran suara yang relative lebih lemah ke arah plafon.

3. Reaksi sebar

Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan sebar (difusi) pada bidang pantul pararel. Pantulan suara dari lantai mudah untuk diatasi dengan meletakan karpet atau permadani. Frekuensi rendah, biasanya, tidak terserap oleh karpet atau rug, menghasilkan fase negative pada frekuensi midbass yang saling meniadakan, akibat interfensi suara langsung dan suara pantulan, sering disebut dengan Allison Affect, diambil dari nama designer loudspeaker Roy Allison, yaitu orang pertama mempublikasikan fenomena ini.

Perlu di ingat, jenis karpet berhubungan pula dengan kualitas suara. Sebagai contoh karpet wool memilki suara yang lebih alami dibandingkan dengan karpet sintetik. Karena serabut padan karpet wool memiliki panjang dan ketebalan yang tidak sama, sehingga masing masing serabut menyerap frekuensi yang berbeda. Karpet sintetik, sebaliknya, terbuat dari serabut dengan panjang dan ketebalan yang persis sama sehingga masing masing serabut menyerap frekuensi yang sama.

...bersambung ke halaman berikut

#2

06-30-2008, 01:54 PM

Herwin Moderator Utama

Join Date: Jan 2008

Posts: 206

...sambungan dari halaman sebelumnya

4. Beberapa teori panel akustik

Pantulan dinding seharusnya disebar (difuse) dan diserap. Panel Sebar mengubah energi suara dari satu arah dan satu besaran menjadi ke beberapa arah dengan beberapa besaran.

Panel sebar dapat dibuat sendiri atau dengan membeli panel sebar yang sudah jadi. Rak buku terbuka yang penuh dengan beragam buku dengan besar dan tebal yang berbeda adalah panel sebar yang ampuh.

Panel serap pada dinding dengan materi serap akustik. Sampai sekarang dunia High End masih memperdebatkan solusi yang lebih baik antara memakai panel serap atau panel sebar. Yang beranggapan panel sebar lebih baik menggaris bawahi keuntungan penyebaran suara ke beberapa arah dengan beberapa besaran memberikan kesan suara berada di sebuah ruang dan hawa musik lebih mengalir. Sedang yang beranggapan panel serap lebih baik berpendapat dengan pantulan suara melebih 20mili detik dari suara langsung menurunkan kualitas suara yang kita dengar. Kebanyakan pada studio rekaman ruang kontrol di rancang untuk menghasilkan sebuah ruang reflection free zone (RFZ) dimana sound engineer duduk, dia hanya mendengar suara langsung dari speaker monitor. Berdasarkan pengalaman panel serap pada dinding kiri kanan lebih baik disbanding dengan panel sebar, tetapi panel sebar dibelakang tempat duduk pendengar akan lebih baik dibanding dengan panel serap. Hal ini tidak ada perdebatan.

Salah satu produk yang tepat untuk pengontrolan refleksi sisi dinding adalah Reflection Control Panelyang dikembangkan oleh Acoustic Revolutionary Technology. Sebuah panel dengan tingkat serapan yang baik. Panel ini dapat di set secara sederhana, pada titik pantul di dinding, panel ini mencegah pantulan suara pertama.

Cara menentukan titik pantul sangatlah mudah, dengan bantuan seorang kawan dan sepotong cermin anda dapat menentukan titik pantulan dengan mudah. Minta teman anda untuk memegang cermin dan anda duduk di posisi dengar. Minta teman anda untuk meletakkan cermin pada dinding sampai anda dapat melihat posisi driver speaker anda. Berikan tanda pada titik tersebut dan ulangi prosedur ini berualang kali sampai anda mendapatkan semua titik pantul.

Panel akustik yang diletakan pada titik pantul dapat memperbaiki tata panggung musik. Dinding akan memantulkan suara dari sisi kanan dan sisi kiri speaker. Suara pantulan speaker kiri dari dinding sebelah kanan mengaburkan tata panggung musik dan kelebaran panggung musik. Suara pantulan seperti ini kerap disebut Acoustic crosstalk; kita tidak mau telinga kiri kita mendengar pantulan suara speaker kanan.

Catatan tambahan panel akustik yang di letakan dengan sedikit jarak dari dinding menciptakan bidang yang lebih luas disbanding panel akustik yang di tempel ke dinding. Jarak antara panel akustik dan dinding menyebabkan bidang tambahan akustik, membuat kerja panel serap menjadi lebih baik. Teknik ini dapat diterapkan ke semua bidang pantul di ruang dengar.

5. Membuat panel serap nada rendah

Bass berdengung dan tebal sangat sering di temukan dan sangat sukar di atasi. Hal ini terjadi akibat pertama adalah dari resonansi ruang (baca artikel akustik kami yang pertama), kedua adalah penempatan speaker yang tidak benar (baca artikel akustik kami yang ketiga), ketiga adalah minimnya panel serap frekuensi rendah di ruang dengar.

Jika masalah bass tetap terjadi walau telah dilakukan perletakan speaker secara benar atau anda telah mengubah dimensi ruang dengar anda sehingga tidak ada penggemukan bass akibat resonansi ruang, maka solusinya adalah dengan menambahkan panel serap frekuensi rendah. Panel serap ini mencegah pantulan nada rendah kembali ke ruangan yang menyebabkan suara bass langsung bercampur dengan suara bass pantulan.

Teori dasar penyerapan frekuensi rendah adalah mengubah energy nada rendah menjadi bentuk energi lain yaitu energi panas. Panel serap nada rendah dapat di beli yang sudah jadi seperti Acourete Corner Correction, yang dibuat dengan material dan design khusus yang dapat cocok di letakan di ruang dengar.

Atau anda dapat membuat sendiri panel ini dengan biaya yang relatif murah. Panel ini, disebut panel Air Suspension, memiliki daya serap yang tinggi pada frekuensi rendah. Panel serap dapat dibuat tersendiri atau menempel ke dinding. Pertama tama buat bingkai kayu dengan ukuran 1200 mm x 2400 mm di pantek ke dinding. Setelah itu bubuhkan silicon siler pada siku siku antara kayu dan dinding sampai kedap udara, setelah itu isi rongga tersebut dengan material penyerap suara seperti Acourete Fiber. Lalu, tutup rangka kayu tersebut dengan selembar plywood atau Acourete Board. Buatlah lubang lubang keci pada lembaran panel. Kini anda telah memiliki panel serap nada rendah.Ada beberapa panel serap yang tidak dilubangi, hanya menggunakan lembaran tipis yang bergetar jika menerima gelombang suara. Frekuensi serap dapat di sesuaikan dengan mengatur volume rongga udara di dalam panel, rongga berukuran 60cmx120cm, 60cmx240cm, 60cmx300cm, atau 60cmx360cm dengan ketebalan panel. Bahan serap high density di rongga panel berfungsi memperluas kemampuan redam pada frekuensi yang lebih lebar. Kita dapat mengatur rentang frekuensi serap dari nada paling rendah ke nada mid dengan mengatur besaran ketebalan x luas panel rongga panel dan jumlah dan ukuran lubang. Kebanyakan ruang dengar memerlukan penyerapan bass, tetapi panel serap dapat pula diatur untuk menyerap frekuensi tertentu saja untuk meminimalkan masalah resonansi ruang. Panel serap yang independent dapat dibangun dengan cara yang sama, dengan landasan material yang kokoh, misalnya 20mm triplek. Untuk perhitungan detail panel serap dapat ditemukan di buku yang di karang oleh F.Alton Everests The Master Handbook of Acoustics.

Cara lain untuk membuat panel serap frekuensi rendah adalah dengan membuat rongga pada dinding, lalu ditutup dengan material serap. Struktur ini kerap disebut quarter wavelength trap. Panel serap ini memiliki frekuensi serap pada frekuensi gelombang suara.

Rumus perhitungan frekuensi serap adalah:

F = 300/4D

F= adalah nada yang di serap (dalam Hz)300 (meter/detik) adalah kecepatan suara (berbeda-beda tergantung suhu udara) D = ketebalan rongga (dalam meter)

Jika membuat rongga dengan ketebalan 0.6 meter maka frekuensi serapnya adalah:

F = 300/ 4 x 0.6 = 125 Hz

Selain itu frekuensi serap terjadi pada harmoni pertama, kedua, ketiga dst: harmoni ke dua 250 Hz, harmoni ke tiga kedua: 375 HZ, harmoni ke tiga: 500Hz dan seterusnya.

Korden dan rongga jendela juga mempunyai fungsi sebagai panel serap nada rendah.

Demikian tulisan ini saya buat semoga bermanfaat bagi penggemar musik dan penggemar audio.

Salam,Herwin Gunawan

Panduan untuk merancang home theater

Dalam majalah sering kita lihat ilustrasi home theater hasil design dalam dan luar negeri yang membuat kita tergiur. Saya yakin bahwa beberapa pembaca ingin juga merancang dan mengalami sendiri untuk merancang ruangan home theater /audio di rumah. Tapi untuk merancang sendiri home theater tidak semudah menjiplak gambar yang ada dan memasangkan diruangan, diperlukan pula perhitungan dan ketelitian yang cermat untuk mewujudkan rencana dengan kesempurnaan akustik dan estetika.

Pada tulisan ini saya ingin memperkenalkan Vokuz Cineplan yaitu panduan perhitungan dan perencanaan ruangan home theater. Vokuz Cineplan terdiri dari 9 langkah yaitu:

1. Mengatur posisiDalam langkah ini yang perlu di atur adalah posisi duduk yang optimal, letak speaker dan peralatan. Setelah itu pengaturan delay dan besaran volume untuk tiap channel.Check List point 1:Bentuk ruangan persegi panjang, trapezium, sebagian terbuka, sebagian tertutup?Apakah speaker, kabel speaker dan power amp yang digunakan satu jenis atau berlainan jenis?Apakah jarak center speaker, front speaker dan surround speaker sama atau lain?Apakah SPL yang keluar dari tiap speaker di terima sama besar di posisi duduk?

2. Menentukan titik pantulSuara yang sampai ke telinga kita selain datang dari speaker datang pula dari pantulan dinding, lantai dan langit langit. Untuk menentukan titik pantul anda dapat memakai sebuah cermin dan bantuan teman. Tandai titik pada dinding, lantai dan langit langit diposisi anda duduk jika anda dapat melihat speaker. Pada titik inilah anda membutuhkan material peredaman.Check List point 2:Berapa kali pantulan yang anda dengar di ruangan?Berapa lama delay(ms) pantulan pertama, kedua dan berapa besar?Apakah volume ruangan anda kurang dari 20m3 atau lebih?Apakah material pada titik pantul? Dinding? Karpet? Keramik? Gipsum?Berapa banyak titik pantul?

3. Menghitung karakter gema ruanganAnda dapat mengetes gema pada ruang dengan tepukan tangan. (berepa besar pantulan dan berapa kali)Pertama: Hitung volume ruangan andaKedua: Buat tabel luas permukaan dinding/lantai/langit-langitKetiga: Buat tabel luas permukan x koefisien pantulan tiap bahanKeempat: Buat grafik karakter gema ruanganCheck List point 3:Dari tabel perhitungan pada frekuensi berapa pantulan dominan dan pada frekuensi berapa pantulan zero?Berapa besar nilai perlambatan pantulan untuk tiap frekuensi suara (microsecond)?

4. Perencanaan AkustikPayahnya tiap permukaan material memiliki karakter pantulan/serap yang berbeda. Pada umumnya nada rendah cenderung dipantulkan oleh semua jenis bahan dan kalau kita memakai peredam pada keseluruhan dinding, lantai dan langit langit yang terjadi adalah peredaman energi untuk nada tinggi dan nada rendah kurang teredam. Karenanya diperlukan perencanaan akustik yang tepat sehingga frekuensi yang berlebihan di serap (absorb) dan frekuensi yang kurang di sebar(diffuser)Check List point 4:Pada titik mana yang harus di berikan akustik serap dan pada titik mana yang harus diberikan akustik sebar?Buatlah pola pola asimetris yang meminimalkan efek ping pong pada ruangan.Bahan apa yang harus dipakai dan sistem pemasangannya?

5. Perencanaan designDalam melakukan perencanaan akustik janganlah lupa tentang perencanaan tema ruangan, warna, efek lampu, sofa. Untuk warna dinding sebaiknya pakai warna yang agak gelap untuk menghindari distorsi pada projector.Check List point5:Apakah design yang diterapkan cocok dengan kepribadian anda?Apakah design yang diterapkan cocok dengan karakter rumah anda?Apakah anda memakai TV layar lebar, Plasma TV, proyektor?Apakah ruangan berfungsi hanya untuk home theater saja? Audio saja? Atau multi fungsi termasuk ruang keluarga, main game dsb?

6. Perhitungan akhir karakter gema ruanganSetelah melakukan perencanaan diatas lakukan kalkulasi final karakter gema ruang setelah pemakaian akustik.Pertama: Hitung volume ruangan andaKedua: Buat tabel luas permukaan dinding/lantai/langit-langitKetiga: Buat tabel luas permukan x koefisien pantulan tiap bahanKeempat: Buat grafik karakter gema ruanganCheck List point 6:Apakah dengan perencanaan akustik karakter pantulan ruangan mendekati flat? Artinya tiap frekuensi sama besar dengan nilai perlambatan yang mendekati sama?

7. Perencanaan Kerja dan pengerjaanSetelah itu masuk dalam perencanaan kerja. Jadwal kerja, tanggung jawab kerja, kontrol dsb.Check List point 7:Berapa budget yang dibutuhkan? Apakah sesuai dengan rencana?Berapa lama waktu yang dibutuhkan?Siapa yang mengerjakan?Bagaimana kontrol point untuk tiap tahap kerja?Bagaimana perencanaan perkabelan di ruangan tersebut?

8. Pemasangan Setelah selesai pengerjaan akustik sekarang tiba saatnya anda memasang peralatan.Check List point 8:Apakah peralatan sudah dipasang dengan benar?Apakah posisi sudah rapih?Apakah kabel telah dicolok dengan benar?

9. Uji Coba dan Fine TuningSetelah alat dipasangkan dengan benar. Tiba saat nya uji coba peralatan.Check List:SPL dari tiap speaker yang seragam diposisi duduk.Delay time dari tiap speakerPengaturan perletakan speaker sehingga dicapai posisi suara out of the boxMelakukan beberapa trik fine tuning yang dapat dipelajari dari teman teman sehobi.

Dikarenakan ruang tulis yang terbatas dan kombinasi ruangan/perangkat yang sangat beragam tidak mungkin rasanya untuk menuliskan semuannya. Untuk yang berminat mendapat info yang lebih lengkap kami bersedia membantu anda, silakan datang ke VOKUZ untuk mendapat info yang lebih lengkap.

Sumber : Herwin Gunawan5 prinsip dasar insulasi suara (soundproofing)

Bila anda membangun sebuah ruangan yang digunakan untuk aktifitas yang berkaitan dengan suara, misalnya Home Theater dan studio ataupun ruang rapat/konferensi dan ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama adalah bagaimana membuat ruangan terisolasi secara akustik dari lingkungan sekitarnya dan yang kedua bagaimana mengkondisikan ruangan agar berkinerja sesuai dengan fungsinya. Hal pertama sering disebut sebagai insulasi (membuat ruangan kedap suara atau soundproof), sedangkan yang kedua adalah pengendalian medan akustik ruangan. Kedua hal ini seringkali tertukar balik bahkan tercampur-campur dalam penyebutannya, sehingga tidak jarang orang menyebut mineral wool atau glasswool misalnya sebagai bahan kedap suara, dimana seharusnya adalah bahan penyerap suara. Bila pernyataan mineral wool/glaswool adalah bahan kedap suara benar, bisa dibayangkan apa yang terjadi bila dinding ruang hanya terbuat dari bahan mineral wool/glasswool saja. Alih-alih ingin menghalangi suara tidak keluar ruangan, yang terjadi adalah suara keluar ruangan dengan bebasnya.

Apa yang harus kita lakukan apabila kita ingin membuat ruangan yang terisolasi secara akustik dari lingkungannya atau dalam bahasa sehari-hari ruangan yang kedap suara. Ada lima prinsip yang harus diperhatikan.agar suara system tata suara kita (yang terkadang dibeli dengan dana yang tidak sedikit) dapat dibunyikan sesuai dengan keinginan kita tanpa harus mendapatkan response (dari tetangga ataupun keluarga kita sendiri) berisik, tolong kecilkan donk atau bahkan dilempari batu:)..

Lima prinsip dasar itu adalah :

1. Massa

2. Dekopling Mekanik atau isolasi mekanik

3. Absorpsi atau penyerapan suara

4. Resonansi

5. Konduksi

Prinsip 1: MassaPrinsip massa ini berkaitan dengan perilaku suara sebagai gelombang. Apabila gelombang suara menumbuk suatu permukaan, maka dia akan menggetarkan permukaan ini. Semakin ringan permukaan, tentu saja semakin mudah digetarkan oleh gelombang suara dan sebaliknya, seperti halnya kalo anda mendorong troley kosong akan lebih ringan dibandingkan mendorong troley yang terisi penuh dengan batu bata. Tentu saja untuk membuat perubahan besar pada kinerja insulasi, perlu perubahan massa yang besar pula. Secara teoritis, dengan menggandakan massa dinding kita (tanpa rongga udara), akan meningkatkan kinerja insulasi sebesar 6 dB. Misalnya anda punya dinding drywall gypsum dengan single stud, maka setiap penambahan layer gypsum akan memberikan tambahan insulasi 4-5 dB.

Prinsip 2: Dekopling MekanikPrinsip dekopling ini adalah prinsip yang paling umum dikenal dalam konsep insulasi. Sound clips, resilient channel, staggered stud, dan double stud adalah beberap contoh aplikasinya. Pada prinsipnya dekopling mekanik dilakukan untuk menghalangi suara merambat dalam dinding, atau menghalangi getaran merambat dari permukaan dinding ke permukaan yang lain. Energi suara/getaran akan hilang oleh material lain atau udara yang ada diantara 2 permukaan. Yang seringkali dilupakan, dekopling mekanik ini merupakan fungsi dari frekuensi suara, karena pada saat kita membuat dekopling, kita menciptakan system resonansi., sehingga system dinding hanya akan bekerja jauh diatas frekuensi resonansi itu. Insulasi akan buruk kinerjanya pada frekuensi dibawah oktaf frekuensi resonansi. Jika anda bisa mengendalikan resonansi ini dengan benar, maka insulasi frekuensi rendah (yang merupakan problem utama dalam proses insulasi) akan dapat dicapai dengan baik.

Prinsip 3: Absorpsi atau penyerapan energi suaraPenggunaan bahan penyerap suara dengan cara disisipkan dalam system dinding insulasi akan meningkatkan kinerja insulasi, karena energi suara yang merambat melewati bahan penyerap akan diubah menjadi energi panas (utk menggetarkan partikel udara yang terperangkap dalam pori2 bahan penyerap. Bahan penyerap ini juga akan menurunkan frekuensi resonansi system partisi/dinding yang di dekopling. (Pernahkah anda mencoba meletakkan mineral wool/glasswool didepan center loudspeaker system Home Theater anda? Coba bandingkan bila anda letakkan di depan subwoofer anda?)

Setelah anda mencoba, maka anda akan memahami, bahwa insulasi atau soundproofing tidak ditentukan semata oleh bahan penyerap apa yang diisikan dalam dinding anda. Jika anda menggunakan dinding sandwich konvensional (kedua permukaan dihubungkan oleh stud dan anda isi celah diantaranya dengan bahan penyerap suara, suara akan tetap dapat lewat melalui stud tanpa harus melalui bahan penyerap suara. Jadi bahan penyerap hanya akan efektif bila ada dekopling.

Prinsip 4: ResonansiPrinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena resonansi bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi system dinding anda, maka energi suara akan dengan mudah menembus dinding anda (seberapa tebal dan beratpun dinding anda). Ada 2 cara untuk mengendalikan resonansi ini:

Redam resonansinya, sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain dinding akan sangat berkurang. Anda dapat menggunakan visco-elastic damping compund, tapi jangan gunakan Mass Loaded Vinyl.

Tekan frekuensi resonansi serendah mungkin dengan prinsip 1, 2 dan 3.

Prinsip 5: KonduksiIngat bahwa suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding anda terhubung secara mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja ada harus memotong hubungan mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain, misalnya dengan dilatasi antar sisi, menyisipkan bahan lain yang memiliki karakter isolasi lebih tinggi (beda Impedansi Akustik atau tahanan akustik), menggunakan studs dengan cara zigzag, dsb. Konduksi ini juga yang seringkali menyumbangkan problem flangking suara antar ruang. (Itu sebabnya pemberian dekopling/dilatasi pada lantai dan langit-langit juga penting.

Sudahkan ruangan theater atau studio anda mempertimbangkan hal diatas?

Jika belum maka anda dapat melakukan hal ini untuk meningkatkan kinerja insulasi partisi atau dinding anda:

Tambahkan massa partisi anda

Berikan dekopling mekanik pada partisi/dinding anda bila belum ada

Tambahkan bahan penyerap suara

Tambahkan damping mekanik pada sistem partisi/dinding anda

Share This