Membuat Biodiesel Sederhana
-
Upload
alamahul-bayan -
Category
Documents
-
view
79 -
download
9
Transcript of Membuat Biodiesel Sederhana
Membuat Biodiesel SederhanaBerkontribusi mengatasi pemanasan Global dapat dimulai dari kendaraan yang kita
pakai. Penambahan Biodiesel untuk kendaraan berhahan bakar solar dapat mengurangi
emisi gas dengan tingkat kandungan sulfur nol. Mau tahu cara sederhana
membuatnya…?
Ok tahap demi tahap yang perlu dilakukan.
Penyiapan Bahan Baku dan alat
Bahan Baku:
- Minyak jelantah dari dapur kita atau minyak-minyak lain. Yang penting minyak dengan
harga murah, sudah mau dibuang, kapasitasnya dapat menjamin kontinuitas, seperti
minyak kelapa, minyak jarak, minyak sawit atau yang lain-lain.
- Methanol, bahan ini dapat mudah didapat di toko-toko bahan kimia.
- NaOH/KOH atau soda api.
Untuk mengurangi tingkat kegagalan proses produksi, diharapkan dpat diketahui
besaran asam lemak bebas pada masing-masing minyak sebagai acuan untuk
menambahkan jumlah NaOH/KOH pada campuran tersebut. Langkah Titrasi dapat anda
coba sesuai prosedur tersebut.
Sofware Titrasi Biodiesel...
Titration Sofware!...
Alat:
Untuk membuat biodiesel yang sederhana dari minyak jelantah, cukup menyediakan
alat-alat yang ada, seperti:
1. Kompor listrik atau kompor gas dengan saringan api.
2. Gelas beker 1 liter atau panci steinless 5 liter
3. Thermometer untuk pengukur suhu kalau ada
4. Pengaduk kaca atau steinless
5. Timbangan
Proses Produksi Biodiesel:
Kapasitas produksi 1 liter
- Minyak jelantah : 1 liter
- Methanol: 250 ml
- NaOH/KOH: 0.5-0.65 % berat
Langkah kerja:
- Larutkan NaOH/KOH dalam methanol dengan memanaskan pada suhu 35 0C. Aduk
hingga larut sempurna. (larutan metoksi)
- Panaskan minyak jelantah sampai suhu 50 0C, kemudian masukan larutan metoksi,
aduk, dan panaskan pada suhu 60-65 0C. Proses pengadukan hingga mencapai 2 jam.
Proses pengadukan dihentikan ketika dua larutan sudah terpisah. Bagian bawah yang
lebih kental menjadi gliserol dan lapisan atasnya adalah metil ester atau biodiesel.
Pisahkan keduanya dengan corong pemisah.
- Biodiesel yang diperoleh dicuci dengan air sebanyak 20% dari biodiesel, ulangi sampai
beberapa kali hingga biodiesel nampak lebih bening, kemudian pisahkan keduanya
- Biodiesel selanjutnya dipanaskan hingga tidak ada air yang tersisa.
- Biodiesel dapat langsung digunakan dengan mencampurnya dalam solar sebanyak 5-
20 % solar.
Finishing:
Masalah yang timbul dari proses pembuatan biodiesel ini adalah Gliserol yang
berkualitas rendah. Pemanfaatannya masih belum maksimal.
Titrasi Minyak Untk BIODIESEL:
1. Siapkan larutan NaOH 1% dari 1 liter aquades atau 1 gram NaOH dilarutkan dalam
aquades.
2. Masukkan 10 ml larutan isopropyl alcohol ke dalam gelas beker memakai jarum suntik
3. Tambahkan indicator PP beberapa tetes. Goyang-goyang sampai teraduk merata
4. Tambahkan larutan NaOH 1% ke dalam larutan hingga terbentuk warna merah
jingga.
5. Tambahkan sample minyak atau lemak ke dalam larutan. Goyang atau aduk hingga
rata. Larutan akan berubah menjadi warna kuning, atau mendekati warna sample
minyak atau lemak.
6. Langkah akhir adalah tambahkan kembali larutan NaOH 1% ke dalam larutan diatas
hingga larutan menjadi warna merah jingga. proses dihentikan ketika sudah berwarna
merah. Jumlah NaOH yang ditambahkan untuk menetralkan minyak atau lemak
merupakan jumlah yang sama yang harus ditambahkan dalam proses metoksifikasi
untuk campuran proses transesterifikasi. Untuk menghing secara akurat berapa jumlah
NaOH/KOH yang perlu ditambahkan dalam proses adalah sebagai berikut :
Untuk NaOH
Berat minyak (liter) x ( 5 gr NaOH + jumlah tetes NaOH 1%)
Untuk KOH
Berat minyak (liter) x (9 gr KOH + jumlah tetes KOH 1%)
Membuat Kompor Tenaga MatahariMatahari adalah sumber energy terbesar dan utama bagi kehidupan kita, kita dapat
memanen energy matahari secara cuma-cuma dan dengan teknologi yang sederhana.
Indonesia sebagai negara yang terletak tepat dibawah garis katulistiwa mempunyai
periode untuk memanen matahari lebih besar baik secara kuantitas maupun kualitasnya
dibanding dengan kawasan yang tidak dilintasi oleh garis katulistiwa, oleh karena itu
penggunaan energy matahari dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang paling
“dekat” untuk bisa kita manfaatkan sebagai sumber energy untuk memasak sehari-hari
disaat harga minyak tanah, gas dan kayu yang terus naik.
1. Ada berbagai macam jenis kompor matahari yang dapat kita gunakan untuk
“memanen” energy matahari, diantaranya;
Box cooker, kebanyakan dari kompor matahari jenis ini digunakan oleh sector rumah
tangga di India.
2. Parabolic/concentrator cooker, didesain sebagai konsentrator jenis ini dapat
menghasilkan temperature panas yang sangat tinggi seperti api, sehingga sangat
bahaya dan membutuhkan perhatian yang ekstra dalam penggunaannya. Biasanya
digunakan untuk memasak dalam skala besar, dan pengguna kompor jenis ini
kebanyakan di negara China.
3. Kombinasi antara parabolic cooker dengan box cooker atau sering disebut panel
cooker, kompor jenis ini yang paling banyak digunakan karena memiliki berbagai
keunggulan, diantaranya adalah temperature yang dihasilkan tidak sepanas kompor
parabolic sehingga relative aman, bentuknya yang flat juga aman bagi mata kita (karena
biasanya kompor parabolik memantulkan cahaya matahari yang berbahaya bagi mata),
mudah diproduksi dengan teknologi sederhana dan biaya yang murah, serta mudah
dibawa dan disimpan. Dalam artikel kali ini akan disuguhkan bagaimana membuat
kompor tenaga matahari jenis kombinasi ini.
Bagaimana cara membuatnya?
Alat dan bahan yang harus disediakan:
1. Karton tebal, ukuran 0,9 x 1,2 meter.
2. Alumunium foil, ukuran 0,3 x 3 meter.
3. Lem.
4. Gunting atau cutter.
5. Pensil dan penggaris
Kemudian bentuk kertas karton menjadi pola seperti di bawah ini;
Pastikan bahwa pola yang anda bentuk seperti pada gambar diatas, setelah pola
terbentuk kemudian lapisi dengan aluminium foil dengan lem yang sudah dipersiapkan,
dan jangan lupa buat dua lubang pengaitnya seperti di gambar pola sebagai tempat
pengait untuk bagian kolektor sinar matahari. Setelah dipastikan alumunium foil yang
disatukan dengan kertas karton telah benar-benar menempel dengan baik kemudian
rangkai kompor seperti gambar di bawah ini.
Setelah kompor terangkai dengan sempurna langkah selanjutnya adalah
mempersiapkan wadah untuk memasak makanan, pastikan panci yang kita jadikan
sebagai tempat memasak berwarna hitam, karena warna hitam dapat menyerap panas
dengan baik. Kemudian untuk mengoptimalkan panas yang terserap dan menghindari
panas terbuang, dalam proses memasak sebaiknya kita gunakan plastik untuk
membungkus panci tersebut. Menurut Dr. Steven Jones dari Brigham Young University,
agar lebih optimal dalam memasak akan lebih baik jika dibuatkan tatakan untuk panci
yang akan kita letakkan di dalam kompor, tatakan dibuat dengan ketinggian 6 cm seperti
pada gambar dibawah, dengan maksud untuk mengoptimalkan cahaya matahari yang
dipantulkan baik dari atas, samping maupun dari bawah panci.
Selamnat mencoba!..
Membuat Kompos (Metoda Keranjang Takakura)Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan sekala rumah tangga yang
ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International
Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005.
Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu
mempercepat proses pembuatan kompos. Dan disebut "Takakura Home Method" yang
dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama "Keranjang Takakura".
Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh
keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah
tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.
Jenis-jenis sampah yang diolah:
- Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci
sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
- Sisa nasi.
- Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
- Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan lain-lain). Hindari memasukkan
kulit buah yang keras seperti kulit salak.
Cara pembuatan keranjang Takakura:
Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter atau yang sekiranya cukup untuk
menampung sampah. Pilihlah keranjang yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi
udara. (lihat gambar) Tempatkan keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan
dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan
penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran
udara bisa masuk.
Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang.
Bantalan sekam berfungsi menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar
mikroba berkembang dengan baik.
Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk menampung bahan-
bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas bantalan sekam.
Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi
sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba
pengurai.
Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan
sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm.
Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam
atau serbuk kayu gergajian.
Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila
perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda
bisa menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.
Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari
kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan
baik. Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi
kompos terlalu kering sehingga memerlukan air.
Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40-60 hari. Bahan yang telah menjadi
kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek.
Catatan:
Letakkan Keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Bila kompos kering, perciki air bersih sambil diaduk merata. Suhu ideal adalah 60 derajat
celsius.
Cara Pemanenan:
Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita
matangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan kembali sebagai starter untuk pengolahan
berikutnya.
Sumber belajar: ClearwasteLoenpia, Keranjang TakakuraBlogsampah, Tabloid Nova