MEMBANGUN KOLABORASI GUNA PENINGKATAN …
Transcript of MEMBANGUN KOLABORASI GUNA PENINGKATAN …
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
MEMBANGUN KOLABORASI GUNA PENINGKATAN
PENANGANAN DUMAS SECARA TERPADU
Disusun Oleh :
NAMA : AGUS SUPRIYANTO, S.I.K
NDH : 28
INSTANSI : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLIV
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT untuk limpahan rahmat-Nya, sehingga rancangan
proyek perubahan yang berjudul “Membangun Kolaborasi Guna Peningkatan
Penanganan Dumas Secara Terpadu” berhasil diselesaikan. Proyek perubahan
ini dilaksanakan dan disusun laporannya sebagai bagian dari tugas akhir
mengikuti Pendidikan Kepemimpinan Nasional Tingkat I yang dilaksanakan oleh
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan proyek perubahan ini, project leader telah
mendapatkan bantuan, masukan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
project leader ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Irwasum Polri
2. Irwil V Itwasum Polri
3. Coach: Dr. Winantuningtyas Titi S.,M.Si.
4. Para Wisdyaiswara PKN 1 LAN RI
5. Para Pejabat Stakeholder internal dan Eksternal
6. Anggota Tim Efektif
7. Rekan-rekan sesama peserta PKN I LAN RI
Semoga kegiatan yang dilaksanakan dan produk yang dihasilkan dari
proyek perubahan ini dapat memberikan manfaat dalam pelayanan tugas Polri
kepada masyarakat
Jakarta, Juni 2020
Project Leader
iii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Nama Gagasan Proyek Perubahan dan Deskripsi ............. 4
C. Tujuan Proyek Perubahan ........................................................... 6
D. Manfaat Proyek Perubahan ......................................................... 7
E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan ........................................... 8
F. Output Kunci ................................................................................... 9
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan.................................... 11
B. Tata Kelola Proyek .......................................................................... 13
C. Identifikasi dan Analisa Stakholder.............................................. 15
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya ... 18
E. Faktor Pendukung Keberhasilan .................................................... 18
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan ................................. 22
B. Capaian Proyek Perubahan ........................................................... 37
C. Peta Stakeholder Setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan .. 38
D. Strategi Komunikasi ………………………………………………………… 39
E. Kendala Internal dan Eskternal ..................................................... 41
F. Upaya Mengatasi Kendala................................................................ 42
G. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan ……. 43
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 44
B. Rekomendasi ...................................................................................... 44
C. Lesson Learned ................................................................................. 45
iv
LAMPIRAN
v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengawasan terhadap kinerja Polri telah dilaksanakan dalam bentuk
pengawasan melekat oleh Kasatker/Kasub Satker, pengawasan internal oleh
Inspektorat dan Pengawasan Eksternal oleh Instansi pemerintah maupun
masyarakat. Salah satu upaya untuk memperkuat pelayanan Polri adalah melalui
penanganan pengaduan masyarakat (Dumas). Dumas adalah bentuk penerapan
dari pengawasan yang disampaikan oleh masyarakat, instansi Pemerintah, atau
pihak lain kepada Polri berupa sumbangan pikiran, saran, gagasan, atau
keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.
Terdapat beberapa masalah dalam Dumas, antara lain: Dumas belum
tertangani optimal, Data dumas tidak satu pintu, Penanganan dumas relative
lamban, Belum ada kepaduan dalam penanganan dumas, Belum melibatkan
divkum/bidkum dalam penanganan dumas, dan Masyarakat sedikit yang tahu
mekanisme dumas. Berdasarkan pemikiran tersebut project leader menggagas
kolaborasi dalam peningkatan penanganan dumas secara terpadu yang
produknya adalah penyusunan Peraturan Kapolri
Proyek perubahan dilakukan dalam tiga tahapan atau milestone, yaitu:
jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Dalam tahapan jangka
pendek, terdapat 4 produk yang akan dihasilkan yaitu: Dokumen Laporan hasil
Anev Dumas 2017-2019, Dokumen klasifikasi dumas, Dokumen mekanisme
dumas, dan Perkap Penyelesaian Pengaduan Masyarakat Secara Terpadu.Dalam
kurun waktu di jangka pendek, semua produk itu telah berhasil diselesaikan
ditambah satu kegiatan di jangka menengah yang bisa dilakukan dalam jangka
pendek yaitu pembahasan draf Peraturan Kapolri tentang Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat Secara Terpadu.
Pelaksanaan proyek perubahan telah berhasil dengan baik karena adanya
kolaborasi dengan stakeholder eksternal yang meliputi: (1) Kemenkumham RI, (2)
Kompolnas, (3) Kemenpan RB RI, dan (4) Ombudsman RI. Sedangkan stakeholder
internal yang terdiri dari: (1) Irwasda Polda Metro Jaya, (2) Divpropam Polri, (3)
Bareskrim Polri (4) Itwasum Polri, dan (5) Divkum Polri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 1
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Burning Platform)
Polri merupakan institusi yang bertugas memberi keamanan dan
kenyamanan warga Negara, yang wajib memberikan pelayanan publik yang
prima sebagaimana amanat Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Republik Indonesia. Selain itu Polri juga diamanatkan menjunjung
etika kemasyarakatan berupa: sikap moral yang senantiasa memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat menegakan hukum, melindungi serta
mengayomi, dan puncaknya melayani publik dengan mengindahkan kearifan
lokal dalam budaya Indonesia. Melihat potret inilah maka diperlukan wajah
kepolisian yang lebih ramah, humanis tanpa meninggalkan sisi tegas, bersih,
kredibel dan berwibawa.
Indikator Bersih meliputi sikap penolakan terhadap perilaku KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), tidak melakukan perbuatan tak patut seperti
diskiminasi, penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan prosedur serta
jauh dari hal-hal yang melanggar kode etik korps. Sedangkan dari sisi wibawa
dan kredibel, publik menjadi respek terhadap Polri, menghormati sikap
layanan, dan proses yang diambil, lalu semangat bekerjasama dengan Polri,
puas dengan cara perlakuan yang diberikan bahkan muaranya tercipta
hubungan yang menyenangkan antara Polri dan Publik atau masyarakat.
Endingnya Polri dan publik menjadi mitra yang saling melengkapi, membantu,
dan saling menguatkan sehingga tercapai tujuan dari hukum itu sendiri,
Kepastian, kemanfaatan dan keadilan
Pengawasan terhadap kinerja Polri telah dilaksanakan dalam bentuk
pengawasan melekat oleh Kasatker/Kasub Satker, pengawasan internal oleh
Inspektorat dan pengawasan eksternal oleh instansi pemerintah maupun
masyarakat yang selama ini telah berjalan sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Salah satu upaya untuk memperkuat pelayanan Polri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 2
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
adalah melalui penanganan pengaduan masyarakat (Dumas). Dumas adalah
bentuk penerapan dari pengawasan yang disampaikan oleh masyarakat,
instansi Pemerintah, atau pihak lain kepada Polri berupa sumbangan pikiran,
saran, gagasan, atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.
Sedangkan klasifikasi dari Dumas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu Dumas yang berkadar pengawasan dan tidak berkadar pengawasan
seperti ide, saran, ucapan terima dan sebagainya.
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI mencatat adanya penurunan
penerimaan saran dan keluhan masyarakat terhadap Polri. Kompolnas
menerima sebanyak 3.211 aduan pada 2017, kemudian menurun menjadi
3.098 pada 2018. Sedangkan dalam periode Januari hingga Juni 2019, terdapat
1.414 pengaduan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja Polri menuju ke
arah positif. Penurunan angka pengaduan dapat diartikan bahwa tingkat
complain masyarakat kepada Polri berkurang, yang juga dapat diartikan bahwa
Polri telah lebih baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Namun demikian
dari waktu ke waktu jumlah pengaduan tersebut harus terus didorong makin
menurun dan penanganannya terlaksana efektif.
Data menunjukkan bahwa pengaduan paling banyak diterima terkait
bagian reserse kriminal. Pengaduan yang masuk, terdiri dari dugaan pelayanan
buruk hingga korupsi. Sementara itu secara geografis, satuan wilayah yang
paling banyak dilaporkan yaitu Polda Metro Jaya, Polda Jawa Timur, Polda
Sumatera Utara, Polda Jawa Barat, dan Polda Jawa Tengah. Dari pengaduan
yang masuk, terbanyak adalah menyangkut dugaan pelayanan buruk, disusul
dengan penyalahgunaan kewenangan, diskresi keliru, diskriminasi, dan
korupsi,
Secara umum pengaduan masyarakat (Dumas) dapat disampaikan
secara langsung atau tidak langsung. Dumas secara langsung, merupakan
pengaduan yang disampaikan oleh pengadu secara langsung melalui: (a)
Bagian pelayanan Dumas, (b) Sentra pelayanan Dumas, dan (c) Unit pelayanan
Dumas. Sementara itu Dumas secara tidak langsung, merupakan pengaduan
yang disampaikan pengadu melalui: (a) komunikasi elektronik dengan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 3
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
menggunakan aplikasi; dan/atau (b) surat-menyurat. Ruang lingkup dari
Dumas yang disampaikan oleh instansi, masyarakat, atau Anggota Polri, terdiri
atas:
1. Komplain atau ketidakpuasan terhadap pelayanan anggota Polri dalam
pelaksanaan tugas;
2. Penyimpangan perilaku anggota Polri terkait dengan pelanggaran disiplin,
kode etik dan tindak pidana;
3. Saran, sumbangan pemikiran, kritik yang konstruktif yang bermanfaat bagi
peningkatan kinerja dan pelayanan Polri
4. Permintaan klarifikasi atau kejelasan atas penanganan perkara yang
ditangani Polri atau tindakan kepolisian; dan Komplain atau ketidakpuasan
atas keputusan hukuman yang bersifat administratif bagi pegawai negeri
pada Polri
Berdasarkan Dumas yang diterima, selanjutnya Itwasum melakukan
penanganan Dumas dengan menggunakan alur sebagaimana tampak pada
gambar di bawah ini.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 4
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Kebijakan untuk memperkuat pengawasan Polri sejalan dengan Grand
Strategi Polri Tahap III yaitu Service for Exellence (2016 – 2025). Fokusnya
adalah membangun kemampuan pelayanan public yang unggul, mewujudkan
Good Government, Best Practice Polri, Profesionalisme SDM. Implementasi
teknologi, infrastruktur guna membangun kapasitas (capacity building) Polri
yang kredibel di mata masyarakat nasional, regional dan international.
Kebijakan ini kemudian diterjemahkan menjadi program Promoter yang
merupakan sebutan dari professional, modern, dan terpercaya.
“Profesional” tercermin dalam kualitas dan kompetensi SDM Polri yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik dari aspek knowledge
(pengetahuan), skill (keterampilan) maupun attitude (perilaku). Peningkatan
kualitas kompetensi Polri ini, dapat diperoleh dari peningkatan kapasitas
pendidikan dan pelatihan, serta melakukan pola-pola pemolisian yang
dilakukan berdasarkan prosedur baku yang dapat dilaksanakan dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya. ”Modern” diwujudkan melalui penggunaan
teknologi dalam mendukung kinerja Polri dalam proses penegakan hukum,
pelayanan masyarakat, termasuk pemenuhan alat material khusus (almatsus)
dan alpakam yang semakin canggih seiring dengan kemajuan teknologi dan
informasi. Sementara itu, ”Terpercaya” dimanifestasikan dengan dilakukannya
reformasi internal institusi Kepolisian menjadi lembaga negara yang bersih dan
bebas KKN agar tercipta proses penegakan hukum yang objektif, transparan,
akuntabel, dan berkeadilan.
Namun upaya untuk menjadikan Polri sebagai Lembaga yang terpercaya
masih belum optimal karena masih tinggi pengaduan masyarakat yang
diterima dari masyarakat dan proses penanganannya yang belum opimal.
Setidaknya ada 5 permasalahan terkait dengan Dumas yang dapat
diidentifikasi, sebagai berikut:
1. Dumas belum tertangani secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya jumlah Dumas yang masuk ke Itwasum Polri tidak sebanding
dengan jumlah personel yang mengawaki.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 5
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
2. Data Dumas Polri yang ada tidak hanya masuk melalui Itwasum, tetapi juga
masuk melalui Kompolnas dan lembaga lainnya. Hal ini menyebabkan
Itwasum belum bisa optimal dalam melakukan penanganan Dumas
3. Penanganan Dumas dinilai relatif lambat karena banyaknya Dumas yang
masuk tidak sebanding dengan ketersediaan personel.
4. Belum adanya keterpaduan dalam penanganan Dumas, terutama belum
melibatkan Divkum Polri atau Bidkum Polda, sehingga dalam penggunaan
aturan hukum atau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
belum optimal.
5. Masyarakat masih sedikit yang tahu mekanisme dan institusi penanganan
Dumas. Hal ini disebabkan aplikasi Dumas online yang dimiliki Itwasum
Polri tidak bisa diakses.
Berdasarkan pemikiran di atas, dipandang perlu untuk melakukan proyek
perubahan dengan judul “Membangun Kolaborasi Guna Peningkatan
Penanganan Dumas Secara Terpadu”. Inovasi yang akan dilakukan dalam
proyek perubahan antara lain:
1. Telaah perkara Dumas
2. Penyempurnaan mekanisme Dumas
3. Identifikasi Dumas, dan
4. Penyusunan Peraturan Kapolri tentang Dumas Terpadu
Selanjutnya berdasarkan proyek perubahan yang dilakukan ini, kondisi
yang diharapkan, adalah:
1. Jumlah Dumas menurun karena tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kinerja Polri meningkat
2. Mekanisme Dumas berjalan efektif
3. Payung hukum penanganan dumas terpadu tersedia.
4. Pihak-pihak yang terkait dalam penanganan Dumas memahami fungsi dan
perannya
5. Masyarakat puas terhadap penanganan Dumas secara terpadu
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 6
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
B. Nama Gagasan Perubahan dan Deskripsi
Proyek perubahan ini berjudul: “Membangun Kolaborasi Guna
Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat (Dumas) Secara
Terpadu”.
Dalam upaya memastikan pelayanan Polri kepada masyarakat berjalan
efektif, maka pengawasan Polri perlu dilakukan penguatan. Hal ini sejalan
dengan Commander Wish dari Kapolri Jend. Pol. Drs. Idham Aziz, M.Si. pada
bulan Nopember 2019 yang memasukan penguatan pengawasan sebagai
salah 1 program prioritas Kapolri. Oleh Irwasum Polri, salah satu program
pejabaran dari kebijakan Kapolri dalam penguatan pengawasan adalah
penanganan pengaduan masyarakat (Dumas).
Data yang dimiliki oleh Kompolnas dan hasil anev Itwasum Polri 2019
menunjukkan Dumas Polri mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018.
Namun jika ditelaah lebih lanjut dari jumlah Dumas Polri yang berklasifikasi
sebagai pengawasan, jumlah yang bisa ditindaklanjuti baru berjumlah 71%. Hal
ini menunjukkan bahwa penanganan Dumas Polri perlu dioptimalkan
Selain faktor keterbatasan personel Itwasum, penanganan Dumas selama
ini baru dilakukan secara Bersama oleh Itwasum/wasda, Div/bidpropam, dan
Biro/bagwassidik, namun belum melibatkan Div/bidkum yang mempunyai
kewenangan dalam melakukan kajian bidang hukum dan terkait dengan tugas
Polri serta berperan memberikan pendapat dan saran kepada institusi. Hal ini
berakibat penanganan Dumas berjalan relatif lambat dan belum terpadu.
Proyek perubahan ini akan menghasilkan produk berupa Peraturan
Kapolri tentang Standar Operasional Prosedur Penanganan Dumas secara
Terpadu. Dengan proyek perubahan ini kondisi yang diharapkan adalah:
penurunan jumlah Dumas, mekanisme Dumas yang efektif, kejelasan peran
pihak-pihak yang terkait dengan penanganan Dumas, dan meningkatnya
kepuasan masyarakat terhadap penanganan Dumas Polri secara terpadu
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 7
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
C. Tujuan Proyek Perubahan
Tujuan proyek perubahan adalah menyusun produk hukum dalam
bentuk peraturan Kapolri yang dapat dijadikan panduan untuk menangani
Dumas secara terpadu. Secara spesifik tujuan proyek perubahan adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Pendek
a. Terbangunnya kolaborasi dengan stakeholder internal dan eksternal
b. Tersusunnya Laporan Analisa dan Evaluasi (Anev) dumas tahun 2019
c. Terumuskan klasifikasi dumas
d. Terumuskan mekanisme dumas terpadu
e. Tersedianya draf Perkap SOP Penanganan Dumas Terpadu
2. Tujuan Jangka Menengah
a. Terlaksanakan pembahasan draf Perkap SOP Penanganan Dumas
Terpadu yang melibatkan Divkum Polri.
b. Terlaksanakan harmonisasi dan sinkronisasi Perkap SOP
Penanganganan Dumas Terpadu.
c. Melakukan finalisasi Perkap SOP Penanganganan Dumas Terpadu.
d. Terlaksanakannya penandatanganan Perkap SOP Penanganganan
Dumas Terpadu.
3. Tujuan Jangka Panjang
1. Melaksanakan penanganan dumas terpadu sesuai perkap
2. Melaksanakan anev pelaksanaan dumas terpadu yang sesuai perkap
D. Manfaat Proyek Perubahan
Sejumlah manfaat perubahan yang akan didapat dalam proyek ini
diantaranya;
1. Manfaat bagi Polri
a. Mengefektifkan penanganan Dumas terpadu
b. Tersedianya aturan hukum yang mewadahi penanganan Dumas
terpadu.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 8
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
c. Meningkatkan citra baik Polri di tengah masyarakat
2. Manfaat bagi pemerintah
a. Adanya kejelasan tentang peran stakeholder dalam penanganan
Dumas terpadu.
b. Menurunnya jumlah pengaduan masyarakat terhadap kinerja
pemerintah khususnya Polri.
3. Manfaat bagi Masyarakat
a. Adanya kejelasan tentang prosedur dan mekanis Dumas
b. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap penangangan Dumas
Polri.
E. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
1. Membangun kolaborasi dengan stakeholder internal dan eksternal
2. Menyusun Laporan Anev dumas tahun 2019
3. Merumuskan klasifikasi dumas
4. Merumuskan mekanisme dumas terpadu
5. Menyusun draf Perkap SOP Penanganan Dumas Terpadu
6. Melaksanakan harmonisasi, sinkronisasi, dan Pengesahan Perkap SOP
Penanganganan Dumas Terpadu.
7. Melaksanakan penanganan dumas terpadu sesuai perkap
8. melaksanakan anev pelaksanaan dumas terpadu yang sesuai perkap
F. 0utput Kunci (Key Project Deliverables)
Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan
ini disajikan dalam tabel di halaman berikut.
No Output Deskripsi
Jangka Pendek
1 Surat dukungan proper dari
stakeholder internal dan
Dokumen yang berisi pernyataan
dukungan terhadap pelaksanaan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 9
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
No Output Deskripsi
eksternal proper yang disampaikan oleh
pejabat terkait dari stakeholder
internal dan eksternal
2 Dokumen Laporan hasil Anev
Dumas 2019
Dokumen yang memuat laporan
pelaksanaan dumas yang terdiri dari
Pendahuluan, Tata Cara Penanganan
Pengaduan Masyarakat, Pengaduan
Masyarakat Tahun 2019, Serta
Analisa Dan Evaluasi
3 Dokumen klasifikasi dumas Dokumen yang memuat pendah
4 Dokumen mekanisme dumas Dokumen yang memuat mekanisme
dumas yang mencakup
pendahuluan, maksud dan tujuan,
dasar, ruang lingkup, dan
sistematika
5 draf Perkap Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat
Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Dokumen yang memuat draf awal
Perkap Penyelesaian Pengaduan
Masyarakat Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang terdiri dari:
Jangka Menengah
1 Dokumen hasil pembahasan
draf Perkap Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat
Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Dokumen yang memuat perubahan
judul perkap dan beberapa materi
yang disesuaikan berdasarkan
masukan dari Divkum Polri.
2 harmonisasi dan sinkronisasi
Perkap Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat
Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Dokumen yangmemuata Perkap
tentang Penyelesaian Pengaduan
Masyarakat Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang dibahas
dengan Kemenkumham
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 10
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
No Output Deskripsi
3 Perkap Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat
Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Dokumen yang memuat Perkap
Penyelesaian Pengaduan
Masyarakat Secara Terpadu Di
Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang sudah
dilakukan harmonisasi oleh
Kemenkumham dan ditandatangani
oleh Kapolri dan serta tercatat di
Arsip Setum Polri
Jangka Panjang
1 TR Kapolri penanganan
dumas terpadu sesuai perkap
Dokumen yang memuat telegram
rahasia Kapolri terkait penanganan
dumas terpadu sesuai perkap
terbaru
2 Dokumen hasil Analisa dan
evaluasi pelaksanaan dumas
terpadu
Dokumen yang memuat informasi
tentang hasil Analisa dan evaluasi
pelaksanaan dumas terpadu yang
sesuai perkap
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 11
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
A. Roadmap/Milestone Proyek Perubahan
Proyek perubahan yang akan dilakukan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu
jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam setiap tahapan tersebut,
terdapat beberapa kegiatan dan target output yang ingin dihasilkan. Tahapan
jangka pendek dilaksanakan selama masa off campus. Tahapan jangka
menengah dilaksanakan sejak selesai pendidikan sampai dengan durasi waktu
1 tahun. Sementara itu untuk tahapan jangka panjang dilaksanakan dalam
waktu dua tahun. Rincian kegiatan pada milestone jangka pendek, menengah
dan panjang, disajikan dalam tabel di bawah ini.
No
TAHAPAN UTAMA
(JANGKA PENDEK)
WAKTU (THN. 2020)
OUTPUT April Mei Juni
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Koordinasi dengan Tim
Efektif
Dokumentasi
dan notulen
rapat
2 Koordinasi stakeholder
internal
Dokumentasi
dan surat
dukungan
3 Terkumpulnya data anev
pelaksanaan Dumas 3
thn terakhir
Dokumen
anev Dumas
4 Terumuskannya
klasifikasi Dumas
Rumusan
klasifikasi
Dumas
5 Koordinasi dengan
stakeholder eksternal
Dokumentasi
dan surat
dukungan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 12
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
6 Terumuskannya
mekanisme Dumas
terpadu
Rumusan
mekanisme
Dumas
terpadu
7 Perolehan masukan
untuk penyusunan
Perkap
Materi
masukan
untuk
penyusunan
Perkap
8 Tersediannya draf
Perkap SOP penanganan
Dumas terpadu
Draft Perkap
SOP
penanganan
Dumas
terpadu
9 Tersediannya dan
Pemaparan laporan
proper
Laporan
Proper
JANGKA MENENGAH
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Pembahasan draf Perkap SOP
Penanganan Dumas Terpadu yang
melibatkan fungsi/unit kerja terkait
Notulen Masukan
penyempurnaan draft
Juli –
Agustus
2020
2 Harmonisasi dan sinkronisasi draft
Peraturan Kapolri oleh Divisi
hukum Mabes Polri
Notulen hasil
harmonisasi dan
sinkronisasi draft Perkap
oleh Div Hukum Mabes
Polri
September
2020
3 Finalisasi/penyempurnaan
rancangan Perkap SOP
Penanganan Dumas Terpadu oleh
pemrakarsa dengan
memperhatikan hasil verifikasi dari
Divisi Hukum Polri
Draft final Perkap SOP
Penanganan Dumas
Terpadu
Oktober
2020
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 13
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
JANGKA MENENGAH
No. Tahap Utama Output Waktu
4 penandatanganan Peraturan
Kapolri tentang SOP Penanganan
Dumas Terpadu
Peraturan Kapolri
tentang SOP Penanganan
Dumas Terpadu
Nopember
2020
JANGKA PANJANG
No. Tahap Utama Output Waktu
1 Implementasi Peraturan Kapolri
tentang Standar Operasional
Prosedur Penanganan Dumas
Terpadu
sarana prasarana yang
mendukung penggunaan
Aplikasi SMA
Desember
2020
2 Evaluasi pelaksanaan Peraturan
Kapolri tentang Standar
Operasional Prosedur Penanganan
Dumas Terpadu
TR Kapolri untuk
penggunaan Rumusan
mekanisme Dumas
terpadu
Juli 2021
B. Tata Kelola Proyek Perubahan
1. Tim Pelaksana Proyek Perubahan
a. Mentor : Brigjen Pol. Drs. Hotman Simatupang, SH.
b. Coach : Dr. Winantuningtyas Titi S, M.Si
c. Project Leader : KBP. Agus Supriyanto, S.I.K
d. Pokja I
1) Koord. : AKBP. Ida Ayu Kade Someyani, S.I.K.
2) Anggota : 1. Ipda Kristy, SH
2. Agus Tristanto.
3. M. Muksinin, S.Kom.
4. Bripda Muhammad Arif
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 14
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
e. Pokja II :
1) Koord. : AKBP. Andi Jati Kusumo, SE.
2) Anggota : 1. Etika Widiani, A.Md..
2. Nur Makhfi, A.Md..
3. David Yulianto, S.Kom.
2. Tata Kelola Kerja Tim Pelaksana Proyek
a. Mentor:
1) Memberikan dukungan dalam rancangan dan implementasi
proyek perubahan
2) Memberikan kesepakatan dan persetujuan atas proposal proyek
perubahan memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada
Project Leader dalam pelaksanaan proyek perubahan
b. Coach:
1) Memberikan bimbingan dan masukan dalam melaksanakan
proyek.
2) Memberikan tuntunan metodologis, arahan secara teoritis serta
optimalisasi sumberdaya tim agar dapat bekerja secara luas
selaras untuk kesuksesan proyek perubahan.
3) Menjadi motivator dan konselor selama proses penyusunan dan
pelaksanaan proyek perubahan.
c. Project Leader:
1) Melaksanakan rencana proyek perubahan dan mengendalikan
pelaksanaan setiap tahapan proyek.
2) Mengelola, mengkoordinir, dan memotivasi kinerja tim dan
menindaklanjuti kemajuan proyek perubahan.
3) Melaksanakan komunikasi aktif dengan mentor dan coach serta
mengikuti arahan dan masukan yang diberikan.
4) Berpartisipasi aktif dalam penggalangan kerjasama dan
kesepakatan dengan stakeholder terkait baik eksternal maupun
internal.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 15
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
5) Membuat laporan kegiatan proyek perubahan kepada
penyelenggara.
d. Pokja I :
1) Menyusun rancangan proyek perubahan.
2) Menyusun draf awal Perkap untuk mendapatkan masukan dari
stakeholder internal dan eksternal
3) Menyempurnakan draf Perkap berdasarkan masukan dari
stakeholder internal dan eksternal
e. Pokja II :
1) Menyiapkan dokumen-dokumen pelaksanaan proyek perubahan.
2) Menyusun draf sprint, undangan, dan notulen pokja
3) Mengarsipkan berbagai dokumen terkait dengan pelaksanaan
proyek perubahan
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam
masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan
dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam
kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut. Analisis terhadap
stakeholder diperlukan untuk melakukan identifikasi stakeholder dalam proyek
perubahan dikarenakan membawa manfaat sebagai berikut:
1. Dapat menggunakan pendapat stakeholder untuk kepentingan
merancang proyek perubahan;
2. Mendapatkan dukungan dari stakeholder yang kuat untuk memperoleh
lebih banyak sumber daya, dalam mendukung proyek perubahan;
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 16
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
3. Dapat mengantisipasi kemungkinan adanya reaksi orang lain terhadap
proyek perubahan , sehingga dapat merancang strategi komunikasi yang
baik;
4. Berkomunikasi dengan stakeholder, dapat memastikan mereka memahami
dan manfaat dari proyek perubahan; dan
5. Menumbuhkan keterlibatan terhadap upaya perubahan.
Berdasarkan kelompoknya, stakeholder dalam proyek perubahan ini
terdiri dari stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal berasal dari
satuan kerja yang ada di Polri yang terdiri dari:
1. Bareskrim Polri
2. Div Propam Polri
3. Div Hukum Polri
4. Polda
Sedangkan stakeholder eksternal adalah stakeholder yang berasal dari
luar Polri, terdiri dari:
1. Kemenpan RB
2. Kemenkum HAM
3. Ombudsman RI
4. Kompolnas
5. Komnas Perlndungan Anak
6. Indonesia Police Watch (IPW)
7. KPK
8. Pengacara
9. Kejaksaan
10. Media massa
11. LSM
12. Akademisi
Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat dibagi
menjadi 4 (empat) macam, yaitu:
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 17
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
1. Stakeholder Promotors, yaitu stakeholder/orang-orang yang harus
benar-benar dilibatkan dan yang membawa pengaruh terbesar dalam
proyek perubahan.
2. Stakeholder Latents, yaitu stakehoder/orang-orang dengan High
Influence namun Low Interest, stakeholder ini bisa sangat membantu jika
dapat diyakinkan akan pentingnya proyek perubahan;
3. Stakeholder Defendents, yaitu stakeholder/orang-orang yang memiliki
ketertarikan yang tinggi, tapi memiliki kekuatan yang kecil. khususnya
dalam komunikasi.
4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakehoder/orang-orang yang Low
Influence dan Low Interest, mereka tidak peduli terhadap proyek
perubahan karena menjadi stakeholder secara kebetulan
Keempat jenis stakeholder tersebut dapat digambarkan dalam matriks
kuadran stakeholders sebagai berikut:
Merujuk pada jenis stakeholder tersebut di atas, dapat dilakukan
identifikasi stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 18
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
1. Stakeholder Promotors, meliputi:
a. Bareskrim Polri
b. Div Propam Polri
c. Div Hukum Polri
d. Polda
2. Stakeholder Latents, meliputi:
a. Kemenpan RB
b. Kemenkum HAM
c. Ombudsman RI
d. Kompolnas
3. Stakeholder Defendants, meliputi:
a. Komnas Perlndungan Anak
b. Indonesia Police Watch (IPW)
c. KPK
d. Pengacara
4. Stakeholder Apathetics, meliputi:
a. Kejaksaan
b. Media massa
c. LSM
d. Akademisi
Mitra stakeholder yang terkait proyek perubahan tersebut dapat
digambarkan dalam matriks kuadran di bawah ini:
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 19
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
D. Identifikasi Potensi Kendala dan Strategi Mengatasinya
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Waktu pelaksanaan proyek
perubahan yang sangat terbatas,
yaitu kurang lebih 3 (tiga) bulan,
sehingga dapat mempengaruhi hasil
capaian proyek perubahan..
melibatkan tim efektif secara optimal
mengatur jadwal dengan acuan
waktu yang tersedia
2 Kesibukan Mentor sebagai Irwil V
Itwasum, sehingga dapat
menimbulkan hambatan dan kendala
dalam melakukan diskusi untuk
mendapatkan arahan dan petunjuk
terhadap pelaksanaan proyek
perubahan
melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 20
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
No Kendala Strategi Mengatasi
3 Kesibukan stakeholder internal yang
berpengaruh pada partisipasi dan
kontribusi mereka dalam proses
penyusunan perkap. Upaya untuk
mengatasi dilakukan dengan cara
melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
seperti WA dan lain-lain
4 Personel yang terlibat dalam Tim
Pokja juga memiliki tugas-tugas
rutin yang harus dilaksanakan,
sehingga dimungkinkan jadwal
pelaksanaan proyek perubahan akan
mengalami keterlambatan dalam
pelaksanaannya
menyusun jadwal yang disesuaikan
dengan kesibukan tugas mereka. Di
samping itu juga dilakukan
komunikasi dengan atasan langsung
dari personil yang masuk dalam tim
efektif
5 Terhambatnya komunikasi karena
adanya PSSB akibat pandemi Covid
19
Menghubungi staf pejabat
stakeholder untuk mengetahui
jadwal kerja mereka, dan segera
merapat ke lokasi begitu dikabarkan
pejabat tersebut berada di tempat.
E. Faktor Pendukung Keberhasilan
Faktor-faktor yang menjadi pendukung keberhasilan pencapaian tujuan
proyek perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu adalah sebagai
berikut:
1. Adanya produk hukum dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kapolri
terkait dengan pengaduan masyarakat, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
b. Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia no. 9 tahun 2018
tentang Tatacara Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 21
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
c. Peraturan Kapolri no. 2 tahun 2018 tentang Pembentukan Peraturan
Kepolisian
d. Program Promoter Polri
e. Commander Wish Kapolri
2. Terjalinnya sinergitas dan kolaborasi antara Polri dengan stakeholder
dalam penanganan pengaduan masyarakat
3. Adanya komitmen dan dukungan pimpinan Polri di tingkat Mabes melalui
panduan Promoter dan dari Itwasum sebagai pimpinan tertinggi yang
berwenang dalam pengawasan Polri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 22
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Tahapan Proyek Perubahan
Setelah rancangan proyek perubahan disetujui project leader segera
melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam milestone
jangka pendek. Uraian aktivitas dari milestone jangka pendek disajikan di
bawah ini.
1. Rapat Tim Efektif
Rapat tim efektif pertama kali dilaksanakan pada tanggal 14 April
2020 bertempat di ruang rapat Wairwasum Polri, Mabes Polri Jakarta.
Rapat dipimpin oleh project leader dan dihadiri oleh semua anggota tim
efektif yang tercantum dalam sprint Irwasum Polri no. sprint/254/III/
Dik2.5/2020 tanggal 20 Maret 2020 tentang penunjukan sebagia tim
kelompok kerja/efektif pada satker Itwasum Polri dengan tugas
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan
proyek perubahan. Dalam rapat tersebut, project leader menyampaikan
substansi proyek perubahan, sprint tim efektif, dan pembagian tugas.
Selanjutnya juga disampaikan terkait renana untuk koordinasi dengan
stakeholder internal: (a) Bareskrim Polri, (b) Divpropam Polri dan (c)
Divkum Polri.
Dokumentasi kegiatan rapat tim efektif yang dilaksanakan pada
tanggal 14 April 2020 disajikan pada gambar berikut.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 23
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Gambar 3.1. Rapat Tim Efektif Proyek Perubahan
2. Kolaborasi dengan Stakeholder Internal
Kolaborasi dengan stakeholder diawali dengan melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan para pejabat dari instansi yang telah
direncanakan menjadi stakeholder internal, yang terdiri dari : (a) Bareskrim
Polri, (b) Divkum Polri, (c) Divpropam Polri, (d) Itwasum Polri, dan (e)
Itwasda Polda Metro Jaya. Hasil-hasil komunikasi dan dokumentasi
kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder internal disajikan
di bawah ini
a. Bareskrim Polri
Komunikasi dengan Bareskrim Polri dilaksanakan pada tanggal 28
April 2020 di kantor Biro Wassidik Bareskrim Polri Jakarta. Pejabat
yang ditemui adalah KBP. Drs. Dwi Rianto, yang menjabat sebagai
Penyidik Utama Tk. I Biro Wassidik Bareskrim Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Dari hasil pertemuan, ada beberapa masukan yang diperoleh dari Biro
Wasssidik, sebagai berikut:
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 24
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
1) Dalam penerimaan dumas langsung maupu tidak langsung dapat
dikondisikan dalam satu pintu yaitu melalui Itwasum Polri
sehingga tidak terjadi duplikasi data.
2) Diatur mekanisme penerimaan dumas secara langsung maupun
tidak langsung dalam penambahan SOP tersendiri sehingga
dapat dipedomani oleh operator penerima dumas sehingga
bagian pengaduan masyarakat Rorenmin Itwasum Polri selaku
operator Dumas, dalam meneruskan dumas langsung maupun
tidak langsung melalui surat menyurat yang diterima
bagian/sentra/ unit pelayanan Itwasum Polri dapat melalui
aplikasi Polisiku
3) Untuk dumas yang terkait penanganan perkara di Bareskrim dan
atau wilayah setiap dumas yang masuk harus mencantumkan
laporan polisi yang sudah tercatat pada register siaga Bareskrim
Polri atau SPKT Polda.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Biro Wassidik Bareskrim Polri, disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 3.2. Pertemuan dengan Pejabat Biro Wassidik
Bareskrim Polri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 25
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
b. Divkum Polri
Komunikasi dengan Divkum Polri dilaksanakan pada tanggal 29 April
2020 di kantor Biro Bantuan dan Nasehat Hukum (Banhatkum) Divkup
Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. Edi
Purwatmo, MH, yang menjabat sebagai Karo Banhatkum Divkum Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Dari hasil pertemuan, ada beberapa masukan yang diperoleh dari Karo
Banhatkum Divkum Polri, sebagai berikut:
1) Pasal 1 dalam ketentuan umum yaitu pendapat dan saran hukum
yang selanjutnya disebut PSH adalah peryataan resmi berupa
keputusan atau saran yang didasari atas pengetahuan khusus
keahlian yang berisi pemahaman dan penerapan hukum
permasalah tertentu yang dibuat untuk menjawab permintaan
tertentu.
2) Dalam hal pelapor/terlapor memerlukan perlindungan hukum
atas hasil penanganan perkara dumasnya dalam PSH yang dibuat
oleh: (a) Divkum Polri pada tingkat Mabes, (b) Bidkum pada
tingkat Polda, dan bagian SDM pada tingkat Polres.
3) Fungsi hukum melakukan penelaahan, pengkajian, gelar perkara,
supervise dan atau verifikasi untuk memberikan PSH atas hasil
penanganan perkara dumas yang disampaikan Pelapor/terlapor.
4) Untuk judul Peraturan Kapolri, pihak Divkum Polri memberi
arahan diganti menjadi : Peraturan Kapolri tentang Penyelesaian
Pengaduan Masyarakat (Dumas) Secara Terpadu Di Lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 26
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Karo Banhatkum Divkum Polri, disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 3.3. Pertemuan dengan Karo Banhatkum Divkum Polri
c. Divpropam Polri
Komunikasi dengan Divpropam Polri dilaksanakan pada tanggal 23
April 2020 di kantor Divpropam Polri Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah Brigjen Pol Drs. Eko Sukriyanto, yang menjabat sebagai
Karowabprof Divpropam Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Dari hasil pertemuan, ada beberapa masukan yang diperoleh dari
Karowabprof, sebagai berikut:
1) Draf SOP Penanganan dumas terpadu pada hal 3 point 4
definisinya masih belum lengkap. Perlu ditambahkan pengertian
tentang provos terkait dengan penegakan disiplin dan ketertiban
anggota Polri dan ASN serta pelayanan pengaduan di Divpropam
Polri.
2) Draft SOP Penanganan dumas terpadu pada hal 4 point 13 telah
berbunyi pelapor adalah pegawai negeri pada Polri yang
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 27
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
seharusnya terlapor adalah anggota Polri dan PNS pada Polri.
3) Perlu dilakukan tahapan penyusunan Peraturan Kapolri antara lain
adanya focus group discussion (FGD) dan pembentukan pokja
sesuai dengan Peraturan Kapolri no. 11 tahun 2016 tentang
pembentukan peraturan kepolisian.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Karowabprof Divisi Propam Polri, disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 3.4. Pertemuan dengan Tim Divpropam Polri
d. Itwasum Polri
Komunikasi dengan Itwasu Polri dilaksanakan pada tanggal 3 Juni
2020 di kantor Biro Renmin Itwasum Polri Jakarta. Pejabat yang
ditemui adalah Brigjen Pol. Drs. I Ketut Argawa, SH., MH, yang
menjabat sebagai Karo Renmin Itwasum Polri.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 28
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Dari hasil pertemuan, ada masukan yang diperoleh dari Biro Renmin
Itwasum adalah dukungan untuk bisa menyelesaikan proyek
perubahan dan produk berupa peraturan Kapolri secara efektif.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
komunikasi dengan Karo Renmin Itwasum Polri disajikan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 3.5. Pertemuan dengan Karo Renmin Itwasum Polri
e. Itwasda Polda Metro Jaya
Komunikasi dengan Irwasda Polda Metro Jaya dilaksanakan pada
tanggal 28 April 2020 di kantor Irwasda Polda Metro Jaya Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah KBP. Budi Widjanarko, SH, MH, yang
menjabat sebagai Irwasda Polda Metro Jaya.
Dalam pertemuan tersebut, project leader menjelaskan maksud
kedatangan dan isi dari rancangan proper yang akan dilaksanakan.
Dari hasil pertemuan tersebut Irwasda memberikan masukan agar
pelaksanaan klarifikasi terhadap penyidik dapat dilaksanakan sampai
2 kali dan bila dalam waktu 2 kali klarifikasi tugas penyididk belum
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 29
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
selesai dan tidak menemui hasil klarifikasi, maka Irwasda diberikan
kewenangan untuk mengusulkan penyidik kasus tersebut diperiksa
oleh unit propam (pasal penyalahgunaan wewenang) dan kasusnya
harus di SP3.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Irwasda Polda Metro Jaya, disajikan pada gambar
berikut.
Gambar 3.6. Pertemuan dengan Irwasda Polda Metro Jaya
3. Kolaborasi dengan Stakeholder Eksternal
a. Ombudsman RI
Komunikasi dengan Ombudsman RI dilaksanakan pada tanggal 15
Juni 2020 di kantor Sekretariat Jenderal Ombudsman RI Jakarta.
Pejabat yang ditemui adalah Nyoto Budianto yang menjabat sebagai
Kepala Keasistenan Perlakuan Pelaksanaan Saran. Dalam pertemuan
tersebut project leader menjelaskan tentang proyek perubahan yang
akan dilakukan. Sementara itu dari pihak Ombudsman RI memberikan
penjelasan tentang tupoksi Ombudsman RI dan hubungan kerja
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 30
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
dengan Polri khususnya tentang pengaduan masyarakat terhadap
layanan yang diberikan oleh Anggota Polri.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Ombudsman RI, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.7. Pertemuan dengan Ombudsman RI
b. Kemenpan RB
Komunikasi dengan Kemenpan RB dilaksanakan pada tanggal 5 Juni
2020 di kantor Kemenpan RB di Jakarta. Pejabat yang ditemui adalah
Drs. Agus Uji Hantara, ME, yang menjabat sebagai Sesdep Bidang
Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas dan Pengawasan.
Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Sementara itu dari pihak Kemenpan
RB menjelaskan kebijakan memiliki peran yang sangat strategis dalam
mendukung visi, misi serta tugas fungsi Kementerian PAN dan RB
sebagai penggerak utama (prime mover) reformasi birokrasi di
Indonesia. Secara spesifik peran ini terkait dengan tugas menyiapkan
perumusan, koordinasi pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
kebijakan reformasi birokrasi, akuntabilitas aparatur, dan pengawasan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 31
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
agar pelaksanaan kebijakan PAN dan RB pada Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah dapat berjalan dengan baik. Tugas untuk
menyiapkan perumusan kebijakan dipandang sangat strategis karena
berkaitan dengan menyiapkan berbagai kebijakan yang akan
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan reformasi, penguatan
akuntabilitas dan peningkatan efektivitas pengawasan bagi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu dalam
menyiapkan kebijakan dan instrumen harus dilakukan secara cermat.
Kesalahan dalam menyiapkan kebijakan bukan hanya menimbulkan
pemborosan dan kehilangan momentum, tetapi juga akan memiliki
dampak yang besar terhadap risiko kegagalan reformasi birokrasi.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Sesdep Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
dan Pengawasan, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.8. Pertemuan dengan Sesdep Bidang Reformasi Birokrasi,
Akuntabilitas dan Pengawasan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 32
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
c. Kemenkum HAM RI
Komunikasi dengan Kemenkum HAM dilaksanakan pada tanggal 9
Juni di kantor Kemenkum HAM Kuningan Jakarta. Pejabat yang
ditemui adalah Komjen Pol. Andap Budhi Revianto, S.I.K, MH yang
menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kememnkum HAM.
Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Sementara itu dari pihak Kemenkum
HAM menjelaskan Inspektorat Jenderal mempunyai tugas
menyelenggarakan pengawasan intern di Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Lebih lanjut disampaikan bahwa posisi Itjen
Kemenkum HAM sama dengan Irwasum Polri terkait peran dan
fungsinya melaksanakan pengawasan pada satuan kerjanya atau
lembaga.
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Kemenkum HAM, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 3.9. Pertemuan dengan Irjen Kemenkumham
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 33
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
d. Kompolnas
Komunikasi dengan Kompolnas dilaksanakan pada tanggal 3 Juni
2020 di kantor sekraretariat Kompolnas Jakarta. Pejabat yang ditemui
adalah Brigjen Pol. Purwolelono, S.I.K., MM yang menjabat sebagai
Kepala Sekretariat Kompolnas RI.
Dalam pertemuan tersebut project leader menjelaskan tentang proyek
perubahan yang akan dilakukan. Sementara itu dari pihak Kompolnas
dalam rangka melaksanakan fungsi Kompolnas sebagai pengawas
fungsional Kepolisian sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Perpres No.
17 tahun 2011 tentang Komisi Kepolisian Nasional.
“Mekanisme pengawasan yang dimaksud dilakukan melalui
pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat
Polri. Jadi pengawasan yang dilakukan oleh Kompolnas tidak sekedar
menindaklanjuti pengaduan masyarakat saja, melainkan juga ada
pengawasan yang bersifat preventif seperti pengawasan administrasi
kepolisian hasil dari pengawasan ini, Kompolnas mengapresiasi yang
sudah baik dan harus dipertahankan, serta memberi saran – saran
perbaikan untuk hal–hal yang masih harus ditingkatkan.
Administrasi kepolisian dianggap penting karena sistem administrasi
kepolisian merupakan bagian dari sistem administrasi negara
sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 yang
berbunyi fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi negara dibidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat
Kegiatan diakhiri dengan penyampaian testimoni pemberian
dukungan terhadap pelaksanaan proper. Dokumentasi hasil kegiatan
kolaborasi dengan Kepala Sekretariat Kompolnas, disajikan pada
gambar berikut.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 34
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Gambar 3.10. Pertemuan dengan Kepala Sekretariat Kompolnas
4. Pokja Pembuatan produk
a. Pokja 1
Pokja 1 dilaksanakan pada tanggal 30 April 2020 bertempat di kantor
Itwasum Polri. Pokja membahas tentang kegiatan anev dan
pengumpulan data dumas tahun 2019. Dokumentasi kegiatan pokja
dapat dilihat pada gambar berikut.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 35
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Gambar 3.11. Diskusi Pokja 1
b. Pokja 2
Pokja 2 dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2020 bertempat di kantor
Itwasum Polri. Pokja membahas tentang perumusan klasifikasi dumas.
Dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.12. Diskusi Pokja 2
c. Pokja 3
Pokja 3 dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2020 bertempat di kantor
Itwasum Polri. Pokja membahas tentang perumusan mekanisme
dumas terpadu.. Dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat pada
gambar berikut.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 36
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Gambar 3.13. Diskusi Pokja 3
d. Pokja 4
Pokja 1 dilaksanakan pada tanggal 30 April 2020 bertempat di kantor
Itwasum Polri. Pokja penyusunan draft Peraturan Kapolri penanganan
dumas terpadu. Dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 3.14. Diskusi Pokja 4
5. Pembahasan Draft Peraturan Kapolri
Setelah draft Peraturan Kapolri disusun, selanjutnya dilakukan
pembahasan dengan melibatkan tim Divkum Polri yang pembukaan pokja
dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2020 bertempat di kantor Itwasum
Polri. Selanjutnya setelah dua kali pembahasan, forum salah satu hal
penting yang disampaikan adalah mengganti nama Peraturan Kapolri
tersebut menjadi Peraturan Kapolri tentang draft Peraturan Kapolri
tentang Penyelesaian Pengaduan Masyarakat secara terpadu di Lingkungan
Kepolisian Republik Indonesia. Draft final ini siap untuk ditindak lanjuti di
tahapan jangka menengah.
Kegiatan ini pada awalnya masuk dalam milestone jangka pendek, tetapi
atas arahan Irwasum Polri dan dukungan dari Divkum Polri, maka
pembahasan Peraturan Kapolri ini diajukan di tahapan jangka pendek.
Dokumentasi kegiatan pokja dapat dilihat pada gambar berikut.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 37
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Gambar 3.15. Pembahasan Draft Peraturan Kapolri dengan Tim Divkum
B. Capaian Proyek Perubahan
Project leader sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan
proyek perubahan meski situasi kerja tidak normal diakibatkan dampak dari
pandemi Covid 19. Berikut ini capaian proyek perubahan yang telah berhasil
dilaksanakan dalam jangka pendek.
1. Telah terlaksana kolaborasi dengan stakeholder internal dan eksternal
2. Telah tersusun dokumen hasil anev dumas tahun 2019
3. Telah tersusun dokumen yang memuat perumusan klasifikasi dumas
4. Telah tersusun dokumen yang memuat mekanisme dumas
5. Telah tersusun draf Peraturan Kapolri penanganan dumas terpadu
Sedangkan kegiatan di milestone jangka menengah yang bisa dikerjakan
di jangka pendek adalah pembahasan bersama Divkum Polri yang
menghasilkan finalisasi draf Peraturan Kapolri SOP penanganan dumas
terpadu yang namanya diubah menjadi draft Peraturan Kapolri Penyelesaian
Dumas secara Terpadu di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia yang siap
untuk diharmonisasi.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 38
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
C. Identifikasi dan Analisis Stakeholder
Proses kolaborasi yang dikembangkan meliputi stakeholder internal dan
stakeholder eksternal. Pengertian stakeholder adalah semua pihak di dalam
masyarakat, baik itu individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang
memiliki hubungan dan kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan
dan isu/permasalahan yang sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam
kegiatan proyek perubahan ini akan diperlukan untuk membantu
mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.
Berdasarkan kelompoknya, stakeholder dalam proyek perubahan ini
terdiri dari stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal berasal dari
satuan kerja yang ada di Polri yang terdiri dari:
1. Bareskrim Polri
2. Div Propam Polri
3. Div Hukum Polri
4. Polda
Sedangkan stakeholder eksternal adalah stakeholder yang berasal dari
luar Polri, terdiri dari:
1. Kemenpan RB
2. Kemenkum HAM
3. Ombudsman RI
4. Kompolnas
5. Komnas Perlndungan Anak
6. Indonesia Police Watch (IPW)
7. KPK
8. Pengacara
9. Kejaksaan
10. Media massa
11. LSM
12. Akademisi
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 39
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Perubahan peta posisi stakeholders yang terkait dengan proyek
perubahan dalamkategori sebagai berikut:
D. Strategi Komunikasi
Berdasarkan hasil identifikasi stakeholder, project leader menggunakan
berbagai strategi komunikasi untuk meminta dukungan stakeholder agar
mereka bisa bergeser menjadi stakeholder promotor. Namun karena
keterbatasan waktu yang ada dan terhambatnya komunikasi dan aktivitas kera
karena situasi Pandemi Covid 19, tidak semua stakeholder yang telah
diidentifikasi bisa dilibatkan dalam kolaborasi. Strategi komunikasi yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Consultative yaitu meminta saran dan masukan dari mentor untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Canalizing yaitu melakukan komunikasi secara mendalam dengan tujuan
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 40
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
dapat mempengaruhi stakeholder/komunikan untuk dapat mengikuti
kemauan komunikator.
3. Koordinative yaitu melakukan komunikasi secara berkesinam-bungan
untuk memperlancar jalannya penyusunan proper.
4. Informative yaitu menginformasikan segala perkembangan yang terjadi
dalam suatu penyusunan proper.
5. Educative yaitu memberikan pengetahuan tentang tugas yang akan
dilaksanakan untuk menunjang kelancaran penyusunan proper
Lima strategi di atas digunakan dalam rangka mengupayakan agar
Stakeholder Latents, Apathethics, dan Defendants dapat bergerak dan
bergeser menjadi Stakeholder yang Promotors. Berdasarkan hasil komunikasi
dan kolaborasi yang dilakukan, terjadi perubahan posisi stakeholder dalam
kuadran, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kemenpan RB pindah dari kelompok latent menjadi promotors. Hal ini
karena Kemenpan RB memiliki tugas untuk mengarahkan pengawasan
dan akuntabilitas dari reformasi birokrasi di semua kementerian dan
Lembaga. Dengan demikian Polri juga harus menjalankan kebijakan
tersebut.
2. Kemenkum HAM RI pindah dari kelompok defenders menjadi promoters.
Hal ini terjadi karena situasi keamanan nasional pada umumnya dan
kejahatan siber pada khususnya adalah merupakan salah satu tolok ukur
Kompolnas dalam menilai kinerja Polri.
3. Ombudsman RI pindah dari kelompok defenders menjadi promoters. hal
ini terjadi karena Ombudsman juga menerima berbagai laporan
pengaduan masyarakat tentang kinerja anggota Polri. Oleh karena
kolaborasi yang kuat harus dijalin dengan Ombudsman RI.
4. Kompolnas pindah dari kelompok defenders menjadi promoters. Hal ini
terjadi karena Kompolnas memiliki kewenangan dalam melakukan
pengawasan eksternal dalam kinerja Polri. Sehingga kolaborasi harus
dijalin dengan optimal.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 41
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Berdasarkan hasil komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, maka posisi
stakeholder setelah dilakukan kegiatan proyek perubahan, dapat dilihat pada
gambar berikut.
E. Kendala Internal dan Eksternal yang Dihadapi
Kendala Internal Kendala Eksternal
1. Waktu pelaksanaan proyek perubahan
yang sangat terbatas, yaitu kurang
lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat
mempengaruhi hasil capaian proyek
perubahan.
1. Terhambatnya komunikasi
karena adanya PSSB akibat
pandemi Covid 19
2. Kesibukan Mentor sebagai Irwil V
Itwasum, sehingga dapat menimbulkan
hambatan dan kendala dalam
melakukan diskusi untuk mendapatkan
arahan dan petunjuk terhadap
pelaksanaan proyek perubahan
2. Kesibukan stakeholder internal
yang berpengaruh pada
partisipasi dan kontribusi
mereka dalam proses
penyusunan Peraturan Kapolri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 42
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
Kendala Internal Kendala Eksternal
3. Kesibukan stakeholder internal yang
berpengaruh pada partisipasi dan
kontribusi mereka dalam proses
penyusunan Peraturan Kapolri.
4. Personel yang terlibat dalam Tim Pokja
juga memiliki tugas-tugas rutin yang
harus dilaksanakan, sehingga
dimungkinkan jadwal pelaksanaan
proyek perubahan akan mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaannya
F. Upaya Mengatasi Kendala
No Kendala Strategi Mengatasi
1 Waktu pelaksanaan proyek perubahan
yang sangat terbatas, yaitu kurang
lebih 3 (tiga) bulan, sehingga dapat
mempengaruhi hasil capaian proyek
perubahan..
melibatkan tim efektif secara
optimal mengatur jadwal dengan
acuan waktu yang tersedia
2 Kesibukan Mentor sebagai Irwil V
Itwasum, sehingga dapat
menimbulkan hambatan dan kendala
dalam melakukan diskusi untuk
mendapatkan arahan dan petunjuk
terhadap pelaksanaan proyek
perubahan
melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
3 Kesibukan stakeholder internal yang
berpengaruh pada partisipasi dan
kontribusi mereka dalam proses
penyusunan Peraturan Kapolri. Upaya
untuk mengatasi dilakukan dengan
cara melakukan komunikasi yang
intens melalui berbagai media yang
ada
melakukan komunikasi yang intens
melalui berbagai media yang ada
seperti WA dan lain-lain
4 Personel yang terlibat dalam Tim
Pokja juga memiliki tugas-tugas rutin
menyusun jadwal yang disesuaikan
dengan kesibukan tugas mereka.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 43
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
No Kendala Strategi Mengatasi
yang harus dilaksanakan, sehingga
dimungkinkan jadwal pelaksanaan
proyek perubahan akan mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaannya
Di samping itu juga dilakukan
komunikasi dengan atasan
langsung dari personil yang masuk
dalam tim efektif
5 Terhambatnya komunikasi karena
adanya PSSB akibat pandemi Covid 19
Menghubungi staf pejabat
stakeholder untuk mengetahui
jadwal kerja mereka, dan segera
merapat ke lokasi begitu
dikabarkan pejabat tersebut berada
di tempat.
G. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan
Monitoring adalah aktivitas yang terfokus pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk
mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan
maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring
mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan
program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam
memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan
perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola
program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan
dalam melakukan evaluasi.
Untuk memastika bahwa proyek perubahan berjalan efektif sesuai
dengan rencana, project leader membuat instrument monitoring dalam bentuk
format checklist, dimana dalam format tersebut dijelaskan no, nama kegiatan,
jadwal pelaksanaan, target hasil dan personil yang ditunjuk sebagai pelaksana.
Dengan adanya proses monitoring ini, project leader dapat mengetahui
progress atau perkembangan pencapaian proyek kegiatan.
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 44
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan dengan judul
“Membangun Kolaborasi Guna Peningkatan Penanganan Dumas Secara
Terpadu”, Dapat ditarik beberapa kesimpulan
1. Dumas adalah bentuk penerapan dari pengawasan yang disampaikan oleh
masyarakat, instansi Pemerintah, atau pihak lain kepada Polri berupa
sumbangan pikiran, saran, gagasan, atau keluhan/pengaduan yang
bersifat membangun.
2. Belum adanya keterpaduan dalam penanganan Dumas, terutama belum
melibatkan Divkum Polri atau Bidkum Polda, sehingga dalam penggunaan
aturan hukum atau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
belum optimal, sehingga proyek perubahan ini akan menghasilkan
Peraturan Kapolri tentang Penyelesaian Pengaduan Masyarakat secara
terpadu.
3. Kolaborasi telah dilakukan dengan stakeholder internal dan eksternal dan
menghasilkan dukungan yang maksimal sehingga proyek perubahan dan
produk yang dihasilkan dapat terlaksana dengan baik. Semua kendala
yang terjadi juga sudah mampu diatasi dengan proses kolaborasi yang
optimal.
B. Rekomendasi
Beberapa saran dapat dirumuskan sebagai langkah tindak lanjut dari
proyek perubahan yang telah dilaksanakan dalam jangka pendek, sebagai
berikut:
1. Hendaknya segera dilakukan harmonisasi draf final Peraturan Kapolri
AGUS SUPRIYANTO, S.I.K – PKN I LAN Angk. LXIV | 45
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENANGANAN DUMAS TERPADU
tentang penyelesaian pengaduan masyarakat secara terpadu untuk
selanjutnya disampaikan kepada Kemenkum HAM untuk mendapatkan
pengesahan.
2. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap Peraturan Kapolri yang telah disusun
sehingga semua pihak terkait baik di Mabes Polri maupun wilayah
memiliki pemahaman yang memadai untuk menerapkan Peraturan Kapolri
dimaksud.
3. Hendaknya dapat dilakukan anev pelaksanaan Peraturan Kapolri untuk
bisa ditemukan atau saran dan masukan hal positif atau negative yang
perlu disempurnakan.
C. Lesson Learned
1. Tujuan Jangka Pendek Sebagai calon pemimpin nasional, pelaksanaan
tugas dan fungsi membutuhkan dukungan pihak lain lintas organisasi
melalui mekanisme kolaborasi
2. Proses kolaborasi akan efektif jika semua pihak yang terlibat dalam
kolaborasi memiliki pemahaman tentang yang akan dilakukan dalam
aktivitas yang dilakukan.
3. Penanganan dumas terpadu adalah sebuah upaya kolaborasi antar satuan
kerja di Mabes Polri agar terjadi kesamaan persepsi dalam melakukan
penanganan pengaduan masyarakat terhadap kinerja anggota Polri dalam
pelayanannya.