MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7....

116

Transcript of MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7....

Page 1: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi
Page 2: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

1

MEMASANG KATETER

A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

B. TUJUAN 1. Menghilangkan distensi kandung kemih. 2. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten. 3. Mendapatkan specimen urine steril. 4. Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak mampu

untuk dikosongkan secara lengkap.

C. DILAKUKAN PADA 1. Pasien dengan retensi/incontinensia urine. 2. Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan urine steril. 3. Pasien yang akan dilakukan foto kandung kemih. 4. Pasien pre dan post operasi besar. 5. Pasien dengan penurunan kesadaran. 6. Pasien dengan fraktur tulang belakang. 7. Pasien dengan trauma kandung kemih.

D. TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA 1. Pasien dengan infeksi pada saluran kemih. 2. Pasien dengan stictur uretra.

E. MACAM-MACAM JENIS KATETER 1. Kateter plastik, karet. 2. Kateter logam. 3. Kateter sutera yang ditenun (untuk pria). 4. Kateter nelaton. 5. Kateter silicon.

F. PEMAKAIAN UKURAN KATETER 1. Untuk wanita dewasa No 14, 16 2. Untuk pria dewasa No 18, 20, 3. Untuk anak-anak No 6, 8,10 4. Untuk irigasi kandung kemih continue No. 6, 12, 20, 22, 24

G. PEMASANGAN KATETER

1. PEMASANGAN KATETER PADA WANITA

a. Persiapan Alat

1) Bak instrument steril berisi : a) Pinset anatomis

Page 3: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

2

b) Duk 2) Kateter sesuai ukuran 3) Sarung tangan /handscoen steril 2 pasang 4) Desinfektan dalam tempatnya 5) Aquadest 6) Spuit 20 cc 7) Pelumas 8) Kapas 9) Urine bag 10) Plester dan gunting 11) Selimut mandi 12) Perlak dan pengalas 13) Bak berisi air hangat / NaCl 14) Waslap, sabun, handuk 15) Bengkok 16) Pispot

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Verifikasi data sebelumnya. b) Mencuci tangan c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar). d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Memasang sampiran / menjaga privacy pasien. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada

Allah. c) Mengatur posisi dorsal recumbent dan melepas pakaian

bawah (bila pasien tidak dapat mengabduksikan tungkainya pada sendi panggul mis, artritis sendi, baringkan pasien pada posisi miring (sim’s) dengan tungkai atas fleksi pada lutut dan panggul).

d) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi (letakkan selimut dalam bentuk intan di atas tubuh pasien, satu ujung pada setiap kaki dan ujung lain di atas perineum).

e) Memasang perlak dan pengalas. f) Memasang pispot di bawah bokong pasien. g) Memakai sarung tangan/ handscoen. h) Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat dengan

menggunakan waslap sesuai dengan kebutuhan lalu keringkan dengan handuk.

Page 4: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

3

i) Mengangkat pispot dari bokong pasien. j) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. k) Membuka kantung kateter sesuai petunjuk, jaga agar bagian

dasar wadah tetap steril. l) Memakai sarung tangan (handscoen) steril. m) Memasang duk steril. Letakkan duk diatas tempat tidur

diantara paha klien, sisipkan tepi duk tepat di bawah bokong pasien, perhatikan untuk tidak menyentuh permukaan terkontaminasi dengan tangan yang telah mengenakan sarung tangan steril. Pasang duk steril fanestrated (duk dengan lubang di tengahnya) di atas perineum.

n) Memberi pelumas 2,5 - 5 cm pada ujung kateter. o) Meregangkan labia sedemikian sehingga meatus uretra

terlihat dengan sempurna. p) Mengambil kapas dengan pinset, membersihkan perineum

dengan air hangat/ NaCl dengan cara mengusap dari depan ke belakang dari klitoris ke arah anus. Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap usapan, sepanjang dekat lipatan labia dan sepanjang area yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus.

q) Memasukkan kateter 5 – 7,5 cm atau sampai keluar urine, minta pasien untuk tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang.

r) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kemih kosong (jika diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).

s) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran. t) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan

menggantungnya di sisi tempat tidur. u) Menarik perlahan kateter untuk memastikan kateter

tertahan. v) Memfiksasi kateter ke arah paha, biarkan mengendur agar

saat paha bergerak kateter tidak teregang. w) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan.

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 5: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

4

2. PEMASANGAN KATETER PADA PRIA

a. Persiapan Alat 1) Bak Instrumen steril berisi :

a) Pinset anatomis b) Duk steril

2) Kateter sesuai ukuran 3) Sarung tangan(handscoen) steril 2 pasang 4) Desinfektan dalam tempatnya 5) Aquadest 6) Spuit 20 cc 7) Pelumas 8) Urine Bag 9) Plester dan gunting 10) Selimut mandi 11) Perlak dan Pengalas 12) Bak berisi air hangat, waslap, sabun, handuk 13) Bengkok 14) Pispot

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Verifikasi data sebelumnya. b) Mencuci tangan c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Memasang sampiran/menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada

Allah. c) Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan

melepaskan pakaian bawah. d) Menyelimuti tubuh atas pasien dengan selimut mandi dan

tutup ejstremitas bawah dengan selimut tidur (hanya memajankan bagian genetalia).

e) Memasang perlak, pengalas, dan pispot. f) Memakai sarung tangan. g) Membersihkan genetalia dengan sabun dan air hangat,

(pada pria yang tidak di sirkumsisi yakinkan untuk meretraksi (menarik prepisium untuk membersihkan meatus uretra).

h) Mengangkat pispot.

Page 6: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

5

i) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan. j) Membuka kantong kateter, pertahankan tetap steril. k) Memakai sarung tangan steril, memasang duk steril. l) Memberi pelumas pada ujung kateter. m) Memegang penis pada batang tepat di bawah glans dan

regangkan meatus uretra. Regangkan preputium pria yang tidak disirkumsisi.

n) Mengambil kapas dengan pinset dan membersihkan penis dengan air hangat dengan gerakan melingkar dari meatus bawah ke arah glans. Ulangi dua kali menggunakan kapas yang bersih.

o) Mengarahkan penis tegak ke atas. p) Meminta pasien untuk tidak mengejan dengan cara

menarik nafas panjang. q) Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm

atau hingga urine keluar. r) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung

kemih kosong (jika diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).

s) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran. t) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan

menggantungnya di pinggir tempat tidur. u) Menarik keteter parlahan, pastikan kateter tertahan. v) Memfiksasi kateter ke arah

perut. w) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan. x) Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien.

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

H. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan karena hal tersebut dapat mengindikasikan terjadinya strictur uretra. Pada pria lansia, hipertropi prostate dapat menyumbat uretre secara parsial dan menghambat masuknya kateter. Bila terjadi tahanan beritahu dokter.

2. Pada wanita pastikan meatus uretra terlihat jelas, jangan sampai salah memasukkan kateter pada vagina.

Page 7: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

6

MERAWAT KATETER

A. PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan pada daerah genital yang terpasang kateter untuk mencegah terjadinya infeksi.

B. TUJUAN 1. Mencegah infeksi. 2. Memberikan rasa nyaman.

C. PERSIAPAN ALAT 1. Bak instrumen berisi kassa steril 2. Sarung tangan steril 3. NaCl steril dalam kom (secukupnya) 4. Air hangat, waslap, handuk 5. Perlak dan pengalas 6. Bengkok 7. Pinset anatomis.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan benar d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Memasang sampiran / menjaga privacy pasien. b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent dan melepaskan

pakaian bawah. d. Memasang perlak, pengalas. e. Memakai sarung tangan. f. Membersihkan genetalia dengan waslap dibasahi air hangat,

perhatikan jangan sampai menimbulkan nyeri. g. Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar dengan menarik

secara hati-hati, pastikan kateter tetap tertahan. h. Membersihkan tempat insersi kateter dengan kasa dibasahi NaCl

steril dengan menggunakan pinset anatomis. i. Melepas pengalas dan sarung tangan. j. Merapikan pasien.

Page 8: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

7

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut. c. Merapikan pasien dan lingkungan. d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e. Berpamitan dengan pasien dan ontrak waktu yang akan datang f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 9: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

8

MELEPAS KATETER

A. PENGERTIAN Melepas drainage urine pada pasien yang terpasang kateter untuk mengembalikan fungsi kandung kemih.

B. TUJUAN 1. Mengembalikan fungsi pola berkemih. 2. Mencegah infeksi. 3. Pasien bisa buang air kecil dengan normal

C. PERSIAPAN ALAT

1. Bak Instrumen berisi : a. Pinset chirrurgis b. Kasa

2. Kapas alcohol 3. NaCl Steril dalam kom (secukupnya) 4. Selimut mandi 5. Perlak dan pengalas 6. Sarung tangan 7. Spuit 10/20 cc 8. Bengkok

D. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan c. Mengidentifikasi pasien dengan tepat d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Memasang sampiran / menjaga privacy pasien. b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent dan melepaskan

pakaian bawah. d. Memasang perlak dan pengalas. e. Memasang selimut mandi. f. Memakai sarung tangan. g. Melepas plester dan membersihkan sisa plester dengan kapas

alkohol.

Page 10: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

9

h. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya (menarik kateter dengan balon yang masih mengembang/terisi air akan mengiritasi dinding uretra dan dapat mengakibatkan rupture).

i. Mengarahkan penis ke atas/membuka labia. j. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, anjurkan pasien

menarik nafas dalam dan rileks. k. Membersihkan meatus uretra dengan kassa dan NaCl steril. l. Merapikan pasien.

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Merapikan pasien dan lingkungan. d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Pada pasien yang akan dilepas kateter sebaiknya dilakukan bladder

training. 2. Sebelum menarik kateter kosongkan urine bag terlebih dahulu.

Page 11: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

10

MEMBERIKAN HUKNAH / ENEMA

A. PENGERTIAN Memasukkan cairan hangat ke dalam kolon melalui lubang pelepasan/ anus untuk membersihkan kolon dari sisa makanan.

B. TUJUAN 1. Untuk meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltic. 2. Untuk melunakkan feses yang telah mengeras atau untuk mengosongkan

rektum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostik atau pembedahan. C. MACAM HUKNAH

1. Huknah Rendah. 2. Huknah Tinggi.

1. HUKNAH RENDAH

b. Pengertian Memasukkan cairan hangat ke dalam colon descendens melalui anus.

c. Tujuan 1) Pengobatan pada pasien konstipasi (sembelit). 2) Merangsang peristaltik usus. 3) Mendapatkan sediaan bahan pemeriksaan laboratorium. 4) Persiapan operasi.

d. Dilakukan Pada 1) Pasien yang sembelit. 2) Pasien yang akan dilakukan operasi.

e. Persiapan Alat 1) Irigator lengkap dengan kanul dan selang 2) Larutan hangat :

a) Bayi : 150 - 250 cc b) Anak : 250 – 350 cc c) Usia sekolah : 300 – 500 cc d) Remaja : 500 – 700 cc e) Dewasa : 750 – 1000 cc

3) Standar 4) Perlak dan pengalas 5) Bengkok 6) Pispot dan botol cebok 7) Selimut mandi 8) Tissue toilet 9) Jelly 10) Sarung tangan (Handscoen)

Page 12: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

11

f. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam , menyapa nama pasien, memperkenalkan

diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah. c) Mengatur posisi pasien miring kiri, dengan lutut kaki yang

berada di atas fleksi. Pada anak-anak dapat diposisikan dorsal recumben (pasien dengan kontrol sfingter kurang bisa diposisikan langsung pada pispot).

d) Meletakkan perlak dan pengalas di bawah bokong pasien. e) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi. Biarkan

hanya area anal yang kelihatan. f) Meletakkan pispot dekat tempat tidur. g) Siapkan irigator lengkap dengan selang dan kanul, isi dengan

larutan hangat. h) Menggantung irigator pada standar dengan ketinggian 30 cm. i) Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem

kembali. j) Memakai handscoen/ sarung tangan. k) Mengoleskan jelly pada kanul rectal. l) Membuka bokong pasien hingga anus terlihat, instruksikan

pasien agar rileks. m) Memasukkannya kanul rektal secara perlahan mengarah ke

umbilicus, (panjang insersi untuk dewasa 7,5 – 10 cm, anak 5 – 7,5 cm, bayi 2,5 – 3,5 cm).

n) Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut, tarik selang segera jika menemui obstruksi yang berarti, segera laporkan pada dokter.

o) Membuka kran dan biarkan cairan masuk dengan perlahan. p) Menutup kran bila cairan dalam irrigator habis atau bila pasien

tidak dapat menahan untuk BAB. q) Memegang pangkal kanul dengan tissue, tarik kanul dari anus. r) Meminta pasien menahan larutan selama mungkin saat

berbaring di tempat tidur (makin lama ditahan akan lebih efektif terhadap perangsangan peristaltik dan defekasi).

Page 13: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

12

s) Bantu pasien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB.

t) Membersihkan anus setelah pasien selesai BAB. u) Melepas hand schoen. v) Merapikan pasien.

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

g. Hal Yang Perlu Diperhatikan 1) Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja. 2) Catat macam cairan, jumlah dan waktu pemberian. 3) Memasukkan cairan harus perlahan-lahan. 4) Catat apakah huknah tersebut berhasil atau tidak, juga apakah

pada feses ada darah, lendir, dsb. 5) Pemberian huknah tinggi harus di dahului oleh pemberian huknah

rendah. 6) Pemberian huknah tidak diperbolehkan memakai air sabun. 7) Untuk anak-anak menggunakan kanul khusus.

2. HUKNAH TINGGI

a. Pengertian Memasukkan cairan hangat sampai ke dalam colon ascendens melalui anus untuk membersihkan seluruh kolon.

b. Tujuan 1) Persiapan operasi besar. 2) Persiapan pemeriksaan, mis. BNO(Blass Nier

Overzicth)/IVP(Intra Venous Pyelography), colon foto, cholesystogram, rectoscopy, dll.

3) Membantu mengeluarkan feses akibat dari adanya konstipasi atau fekal impaksi.

4) Pengobatan symptomatic pada pasien melena.

c. Dilakukan pada 1) Pasien yang akan dilakukan foto kolon, cholesystogram,

rectoscopy, BNO/IVP. 2) Pasien yang akan operasi. 3) Pasien dengan melena.

Page 14: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

13

d. Persiapan Alat 1) Irigator lengkap dengan kanul dan selang 2) Larutan hangat :

a) Bayi : 150 - 250 cc b) Anak : 250 – 350 cc c) Usia sekolah : 300 – 500 cc d) Remaja : 500 – 700 cc e) Dewasa : 750 – 1000 cc

3) Standar 4) Perlak dan pengalas 5) Bengkok 6) Pispot dan botol cebok 7) Selimut mandi 8) Tissue toilet 9) Jelly 10) Hand scoen

e. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan benar. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. c) Mengatur posisi pasien miring kanan, dengan fleksi lutut

kaki yang berada di atas. Pada anak-anak dapat diposisikan dorsal recumben (pasien dengan kontrol sfingter kurang bisa diposisikan langsung pada pispot).

d) Meletakkan perlak dan pengalas di bawah bokong pasien.

e) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi. Biarkan hanya area anal yang kelihatan.

f) Meletakkan pispot dekat tempat tidur. g) Siapkan irigator lengkap dengan selang dan kanul, isi

dengan larutan hangat.

Page 15: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

14

h) Menggantungkan irrigator pada standar dengan ketinggian 50 cm.

i) Mengeluarkan udara dalam selang, kemudian menutup klem kembali.

j) Memakai handscoen. k) Mengoleskan jelly pada kanul rectal. l) Membuka bokong pasien hingga anus terlihat,

instruksikan pasien agar rileks. m) Memasukkannya kanul rektal secara perlahan mengarah

ke umbilicus, (panjang insersi untuk dewasa 7,5 – 10 cm, anak 5 – 7,5 cm, bayi 2,5 – 3,5 cm).

n) Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanul ke anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut., tarik selang segera jika menemui obstruksi yang berarti, segera laporkan pada dokter.

o) Membuka kran dan biarkan cairan masuk dengan perlahan.

p) Menutup kran bila cairan dalam irrigator habis atau bila pasien tidak dapat menahan untuk BAB.

q) Memegang pangkal kanul dengan tissue, tarik kanul dari anus.

r) Meminta pasien menahan larutan selama mungkin saat berbaring di tempat tidur (makin lama ditahan akan lebih efektif terhadap perangsangan peristaltik dan defekasi).

s) Bantu pasien ke kamar mandi atau pasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB.

t) Membersihkan anus setelah pasien selesai BAB. u) Melepas hand schoen. v) Merapikan pasien.

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 16: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

15

HUKNAH GLISERIN A. PENGERTIAN

Memasukkan minyak / glycerin ke dalam usus (colon sygmoid) melalui anus menggunakan semprit glycerin.

B. TUJUAN 1. Merangsang peristaltik usus agar pasien bisa buang air besar. 2. Membersihkan kolon pada pasien yang sedang dalam keadaan inpartu. 3. Melunakkan feses

C. DILAKUKAN PADA 1. Pasien yang sukar BAB (obstipasi). 2. Pasien yang akan partus, bila his nya belum teratur. 3. Pasien yang akan dilakukan operasi kecil.

D. PERSIAPAN ALAT 1. Semprit glycerin 2. Glycerin hangat 3. Perlak dan pengalas 4. Bengkok 5. Pispot dan botol cebok 6. Selimut mandi 7. Tissue toilet 8. Jelly 9. Hand schoen

E. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam , sapa nama pasien dan memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy. b. Mengajak pasien membaca basmalah/berdoa. c. Mengatur posisi pasien miring kiri dengan lutut kanan fleksi (untuk bayi

dan anak-anak diposisikan dorsal recumbent. d. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi dan membuka

pakaian bawah.

Page 17: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

16

e. Meletakkan perlak dan pengalas di bawah bokong klien. f. Mengisi semprit dengan glycerin hangat 10 – 20 cc, udara dikeluarkan. g. Memakai handscoen. h. Mengoleskan jelly pada ujung kanul. i. Membuka bokong hingga anus terlihat, instruksikan pasien untuk

rileks. j. Memasukkan kanul secara perlahan, mengarah ke umbilicus hingga

pangkal kanul. k. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanule ke

anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut. l. Memasukkan glycerin dengan perlahan. m. Memegang pangkal kanul dengan tisue kemudian mencabut kanul dari

anus, biarkan untuk beberapa saat. n. Membantu pasien ke toilet atau memasang pispot di bawah bokong

pasien untuk BAB. o. Membersihkan anus. p. Membuka handscoen. q. Merapikan pasien.

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan remcana tindak lanjut c. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah. d. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. e. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. f. Mencuci tangan. g. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Perhatikan reaksi pasien sebelum dan sesudah memberikan huknah 2. Glycerin tidak boleh diberikan kepada pasien dengan Ca Recti, thypus

abdominalis, dan anak-anak 3. Pemberian huknah minyak (glycerin) kepada orang dewasa tidak boleh

melebihi 30 cc 4. Pemberian huknah minyak pada anak-anak maksimum 20 cc (hanya

dengan minyak kelapa)

Page 18: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

17

HUKNAH DENGAN MENGGUNAKAN KEMASAN SEKALI PAKAI

A. PERSIAPAN ALAT

1. Enema dalam kemasan sekali pakai dengan kanule untuk rectal. 2. Sarung tangan (Handscoen) 3. Pelumas/jelly. 4. Perlak pengalas. 5. Selimut mandi. 6. Tissue toilet. 7. Pispot. 8. Baskom, sabun, waslap dan handuk.

B. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan benar. d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam , menyapa nama pasien dan memperkenalkan

diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy. b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah. c. Mengatur posisi pasien miring kiri dengan lutut kanan fleksi (untuk

bayi dan anak-anak diposisikan dorsal recumbent. d. Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi dan membuka

pakaian bawah. e. Meletakkan perlak dan pengalas di bawah bokong klien. f. Meletakkan pispot dekat dengan tempat tidur pasien. g. Memakai sarung tangan (handschoen). h. Melepaskan kap plastik dari ujung kanule. Meskipun ujung kanule

sudah berpelumas, jely tambahan dapat diberikan sesuai kebutuhan. i. Membuka bokong hingga anus terlihat, instruksikan pasien untuk

rileks. j. Memasukkan kanul secara perlahan, mengarah ke umbilicus hingga

pangkal kanule. k. Menginstruksikan pasien untuk tidak menahan masuknya kanule ke

anus dengan cara menghembuskan nafas perlahan melalui mulut. l. Perah botol sampai semua larutan telah masuk ke rektum dan kolon.

Page 19: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

18

m. Memegang pangkal kanul dengan tisue kemudian mencabut kanul dari anus, biarkan untuk beberapa saat.

n. Membantu pasien ke toilet atau memasang pispot di bawah bokong pasien untuk BAB.

o. Membersihkan anus. p. Membuka sarung tangan (handscoen).

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Merapikan pasien dan lingkungan. d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah. e. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Page 20: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

19

MEMASANG NASO GASTRIC TUBE (NGT)

A. PENGERTIAN Memasang pipa / selang khusus pada saluran pencernaan atas secara langsung melalui hidung dan berakhir di lambung.

B. TUJUAN 1. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang

dicairkan yang tidak mungkin dimasukkan melalui mulut. 2. Mengeluarkan cairan / isi lambung dan gas yang ada pada lambung. 3. Mengirigasi karena perdarahan / keracunan dalam lambung. 4. Mencegah atau mengurangi nusea dan vomiting setelah pembedahan

atau trauma. 5. Mengambil specimen pada lambung untuk pemeriksaan laboratorium.

C. DILAKUKAN PADA

1. Pasien tidak sadar ( koma). 2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esophagus,

tumor mulut/faring/esophagus, illius, peritonitis trauma abdomen, dll). 3. Pasien yang tidak dapat menelan. 4. Pasien perdarahan lambung (untuk bilas lambung).

D. PERSIAPAN ALAT 1. Selang NGT sesuai ukuran 2. Klem 3. Spuit 10 cc/50 cc 4. Stetoskop 5. Gelas berisi air matang 6. Plaster dan gunting 7. Kain kassa 8. Pelumas (jelly) 9. Perlak dan pengalas 10. Bengkok 11. Sarung tangan steril 12. Tongue spatel dan senter (jika diperlukan )

E. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar). d. Menyiapkan dan mendekatka alat di dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

Page 21: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

20

d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien. 3. Tahap Kerja

a. Menjaga privacy. b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa pada Allah. c. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak

ada kontra indikasi). d. Memasang pengalas di atas dada. e. Memakai sarung tangan. f. Menentukan lubang hidung yang akan digunakan untuk memasukkan

NGT. Membersihkan lubang hidung yang akan digunakan. g. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (perhatikan jangan

sampai selang menyentuh permukaan terkontaminasi). 1) Metode tradisional : ukur selang dari prosesus xifoideus di sternum ke

hidung dan belok ke daun telinga bawah. 2) Metode Hanson : mula-mula ukur 50 cm pada selang, beri tanda.

Kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional, beri tanda. Selang yang dimasukkan pertengahan antara tanda pertama dan tanda kedua.

h. Menutup pangkal selang dengan spuit / klem (mencegah masuknya udara ke dalam lambung karena dapat mengakibatkan pasien menjadi kembung).

i. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai ukuran panjang NGT yang akan dipasang.

j. Mengatur pasien pada posisi ekstensi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung. Menganjurkan pasien menekuk leher / fleksi kepala setelah NGT melewati nasofaring (3-4 cm).

k. Menganjurkan pasien untuk menelan ludah berulang-ulang bila pasien sadar, kalau perlu berikan sedikit air minum untuk merangsang pasien menelan.

l. Memastikan NGT masuk ke dalam lambung dengan cara mengaspirasi NGT dengan spuit kemudian aspirasi untuk mendapatkan cairan gastrik dan ukur / cek dengan menggunakan kertas PH (PH gastrik berkisar 1-4). Lakukan tes kedua dengan memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region lambung (tidak direkomendasikan untuk memasukkan ujung NGT ke dalam gelas berisi air). Lakukan pengecekan juga dengan foto rontgen.

m. Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau disesuaikan dengan tujuan pemasangan.

n. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung / pipi. 4. Tahap Terminasi

b. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. c. Menyampaikan rencana tindak lanjut d. Merapikan pasien dan lingkungan. e. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. f. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. g. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. h. Mencuci tangan.

Page 22: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

21

i. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Anjurkan pasien untuk bernafas melalui mulut selama tindakan. 2. Jika merasakan NGT tertahan saat dimasukkan, putarlah selang dan

jangan dipaksakan untuk dimasukkan. 3. Bila ada hambatan atau klien tersedak, maka hentikan mendorong

selang. Periksa posisi selang di belakang tenggorok dengan menggunakan tongue spatel dan senter untuk melihat kemungkinan selang tergulung. Jika pasien menunjukkan sianosis selang harus segera dicabut.

.

Page 23: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

22

MEMBERI MAKAN MELALUI NGT

A. PENGERTIAN Memasukkan makanan cair / obat melalui naso gastric tube.

B. TUJUAN 1. Mempertahankan status nutrisi. 2. Pemberian obat.

C. PERSIAPAN ALAT

1. Air matang 2. Makanan cair / obat 3. Corong / nutrition Bag 4. Spuit 10/50 cc 5. Klem 6. Tissue 7. Perlak dan Pengalas 8. Bengkok 9. Sarung tangan

D. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan tepat d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan konrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy. b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak

ada kontra indikasi). d. Memakai sarung tangan. e. Memasang pengalas di atas dada. f. Memastikan letak NGT dengan cara mengaspirasi isi lambung. Jika

posisi tidak tepat segera laporkan pada perawat yang bertanggung jawab untuk dilepas.

g. Memasang corong. h. Memasukkan air matang 15 cc membuka klem, tinggikan 30 cm,

sebelum air habis klem kembali.

Page 24: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

23

i. Memasukkan makanan cair, membuka klem, tinggikan 30 cm, klem kembali sebelum habis.

j. Memasukkan air matang sebanyak 15 cc, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis klem kembali.

k. Menutup ujung NGT dengan spuit / klem. l. Membersihkan sisa makanan pada pasien. m. Merapikan pasien.

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. d. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang e. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. f. Mencuci tangan. g. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Observasi posisi NGT, pergerakan pasien secara tidak sengaja dapat menarik NGT dari lambung

2. Cegah masuknya udara ke dalam lambung karena dapat mengakibatkan pasien menjadi kembung, dengan cara menutup kembali selang dengan klem sebelum makanan dalam corong habis.

3. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering (tiap pemberian tidak boleh lebih dari 600 cc) dan diusahakan makanan dalam keadaan segar dan hangat.

4. Saat memasukkan makanan perawat harus memperhatikan keadaan umum pasien. Jika pasien batuk-batuk dan gelisah, pemberian makanan harus dihentikan dulu.

5. Hitung jumlah dan warna cairan lambung yang teresidu, catat dalam catatan keperawatan atau segera laporkan jika terdapat kelainan.

Page 25: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

24

MEMBERIKAN OBAT SECARA ORAL A. PENGERTIAN

Memberikan obat dengan dosis, waktu dan jenis obat sesuai dengan program terapi kapada pasien yang diberikan melalui mulut dan ditelan.

B. TUJUAN 1. Memberikan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran

gastrointestinal 2. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit

dan jaringan 3. Menghindarkan pemberian obat yang menyebabkan nyeri.

C. BENTUK DAN MACAM OBAT YANG DIBERIKAN MELALUI MULUT

1. Cair : larutan, mis. OBH(Obat Batuk Hitam) 2. Suspensi : endapan, mis. Chlorampenicol syr 3. Padat : kapsul / tablet, mis.Amoxicillin 4. Powder : puyer.

D. DIBERIKAN PADA 1. Pasien dengan terapi peroral 2. Pasien yang tidak mau di suntik 3. Pasien yang fisiknya tidak memungkinkan untuk di berikan obat suntik

misal : pasien yang prolap vena, oedem, combustio 100 % .

E. PRINSIP 12 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT 1. Benar obat 2. Benar dosis 3. Benar pasien 4. Benar waktu pemberian

a. Sesuai program terapi yang di tentukan misalnya : 1) 4 X sehari 2) 3 X sehari, 3) 2 X sehari, 4) 1 X sehari,

b. Sewaktu – waktu bila di perlukan menurut saran dokter misalnya : 1) Sebelum makan, 2) Sesudah makan, 3) Malam hari (kalau perlu) , 4) Sewaktu – waktu

5. Benar cara / rute pemberian Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda . faktor yang menentukan rute pemberian terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,kecepatan Respons yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat dan tempat kerja yang diinginkan,obat dapat diberi peroral, parenteral, topikal, rektal, atau melalui inhalasi.

Page 26: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

25

6. Benar dokumentasi Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku dirumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon pasien terhadap pengobatan.

7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,keluarga dan masyrakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat, dan obat dengan makanan,perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari- hari selama sakit.

8. Hak pasien untuk menolak Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan inform conset dalam pemberian obat

9. Benar pengkajiannya , TTV (Tanda tanda vital) sebelum pemberian obat 10. Benar Evaluasi

Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar reaksi terhadap makanan Obat memeliki efektifitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat diminum sebelum makan untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberikan satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaliknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin

12. Benar reaksi dengan obat lain Pada pengguna obat clhoramphenicol dengan omeprazol pengguna pada penyakit kronis.

F. MENYIAPKAN OBAT PERORAL

1. Persiapan Alat a. Baki obat/kereta dorong obat b. Obat-obatan sesuai program terapi c. Buku / lembar pengobatan lengkap dengan identitas pasien d. Gelas obat lengkap dengan etiket e. Pemotong obat (bila diperlukan) f. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan) g. Gelas pengukur / sendok obat sesuai dengan jenis obat dan dosis (bila

diperlukan)

2. Prosedur Pelaksanaan a. Membaca basmalah. b. Menyiapkan peralatan dan cuci tangan (supaya tidak terjadi

kontaminasi, juga untuk menjaga kebersihan obat yang akan di berikan).

Page 27: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

26

c. Memeriksa kembali order pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian), periksa tanggal kadaluwarsa obat

d. Mengecek buku / lembar pengobatan untuk masing-masing pasien agar tidak terjadi kekeliruan (periksa catatan apakah pasien alergi terhadap suatu zat/obat)

e. Membaca daftar obat pasien satu persatu dengan teliti (perhatikan baik-baik nama obat, dosis, dan cara pemberian, bila ada keraguan tanyakan pada dokter atau perawat yang bertanggung jawab)

f. Mengambil obat sesuai program terapi, siapkan obat tanpa mengkontaminasi obat (gunakan teknik aseptik untuk menjaga kebersihan obat)

1) Tablet dan Kapsul a). Tuangkan tablet atau kapsul sejumlah yang diperlukan ke

dalam gelas obat tanpa menyentuh obat b). Gunakan alat pemotong obat bila diperlukan untuk

membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan c). Jika pasien kesulitan untuk menelan, gerus obat menjadi

puyer dengan menggunakan mortil dan lumpang penggerus (cek ke bagian farmasi sebelum menggerus obat karena beberapa obat tidak boleh digerus karena mempengaruhi daya kerja obat)

2) Obat dalam bentuk cair a). Kocok agar tercampur rata sebelum dituangkan (jangan

menggunakan obat bila sudah berubah warna atau menjadi lebih keruh)

b). Buka tutup botol dan letakkan menghadap ke atas (untuk menghindari kontaminasi tutup botol bagian dalam)

c). Pegang gelas pengukur setinggi mata, tuang sejumlah obat ke dalam gelas pengukur sesuai dengan dosis (Pada waktu menuang cairan, etiket harus ada di bagian atas untuk mencegah label menjadi rusak akibat tumpahan cairan sehingga label tidak terbaca dengan benar

d). Sebelum menutup botol, usap bagian bibir botol dengan kertas tissue untuk mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol

e). Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit (kurang dari 5 ml) gunakan spuit steril tanpa jarum untuk mengambilnya dari botol

g. Memberi etiket yang jelas pada gelas obat (baca etiket 3X : sebelum mengambil obat, sesudah mengambil obat dan waktu memberikan obat pada pasien)

h. Menyiapkan obat / menaruh obat di baki / kereta dorong obat untuk di berikan pada waktunya meminum obat

i. Membersihkan alat dan mengembalikan ke tempat semula j. Mencuci tangan k. Membaca hamdalah

Page 28: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

27

G. MACAM-MACAM PEMBERIAN OBAT ORAL

1. MEMBERIKAN OBAT PERORAL

a. Persiapan Alat 1) Obat dalam gelas sesuai program terapi 2) Gelas dan air minum. 3) Sedotan. 4) Pengalas ( bila diperlukan ). 5) Pipet/Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak. 6) Lembar/buku catatan pengobatan.

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra interaksi

a) Mengecek program pengobatan. b) Mencuci tangan c) Menyiapkan obat dan alat d) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa pasien dan

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, topik dan tempat c) Menjelaskan tujuan/prosedur. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap kerja a) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. b) Mengkaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat

peroral (meliputi kemampuan menelan, mual atau muntah, adanya program NPO atau tahan makan dan minum, akan dilakukan penghisapan lambung, tidak terdapat bunyi usus, dll).

c) Menanyakan pada pasien kebiasaan minum obat misal : dihaluskan, menggunakan pisang, dengan air putih atau teh.

d) Memeriksa kembali apakah sudah sesuai nama, kamar atau obat pasien tersebut untuk menghindari kesalahan memberikan obat.

e) Mengkaji tanda vital jika diperlukan/pada obat-obat tertentu (ukur nadi sebelum pemberian digitalis, ukur tensi sebelum memberikan obat penurun tensi, ukur frekuensi pernafasan sebelum pemberian narkotika). Jika hasilnya dibawah atau diatas normal segera laporkan pada dokter.

f) Mengidentifikasi pasien dengan tepat, g) Memberikan obat untuk diminum, tunggui pasien sampai

obat benar-benar ditelan. h) Bila pasien berbaring, letakkan pengalas di bawah dagu dan

angkat sedikit kepalanya. Masukkan obat ke mulut pasien

Page 29: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

28

dan beri minum dengan sedotan. Periksa apakah obat benar-benar sudah ditelan.

i) Mencuci gelas obat yang sudah dipakai dengan air hangat atau keran mengalir (satu pasien menggunakan satu gelas).

j) Melaporkan bila terjadi gejala keracunan/alergi/muntah dan obat-obatan yang tidak dapat ditelan oleh pasien kepada dokter.

k) Memberi paraf dan jam pemberian pada lembar pemberian obat untuk obat yang sudah diberikan (jangan ditandai sebelum obat diberikan), beri catatan bila pasien tidak minum obat, mis, karena program tahan makan atau bila pasien tidak di tempat.

4) Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan kepada pasien dan kontrak waktu yang akan

datang f) Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

c. Hal – hal yang harus diperhatikan : 1) Untuk obat sebelum makan harus diberikan 15 – 30 sebelum

makan (sesuai program terapi). 2) Untuk obat pada waktu makan harus diberikan pada saat pasien

makan dan harus di tunggu sampai obat tersebut di minum. 3) Untuk obat setelah makan di berikan pada pasien setelah makan. 4) Ukuran yang dipergunakan

a) 1 sendok Teh : 5 cc b) 1 sendok bubur : 8 cc c) 1 sendok makan : 15 cc

5) Gelas / tempat obat harus bersih dan kering untuk menghindari obat lengket pada gelas.

6) Obat cair atau syrup yang mengendap harus di kocok sebelum diberikan, lihat aturan pada etiket obat yang tercantum pada botol obat.

7) Untuk obat cair tidak boleh di campur untuk menghindari reaksi kimia antara abat satu dengan yang lain

8) Untuk obat yang dosisnya menggunakan tetes, gunakanlah pipet khusus obat kemudian campur sedikit

Page 30: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

29

d. Tips Memberikan Obat Oral Pada Bayi dan Anak-Anak 1) Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat

pada bayi dan anak (mangkuk plastik, pipet tetes, sendok, spuit plastik tanpa jarum atau spuit tuberkulin).

2) Gerus obat yang tidak dalam bentuk cair, dan campurkan dengan zat lain yang dapat merubah rasa pahit misalnya madu, pemanis buatan.

3) Untuk mencegah aspirasi, posisikan bayi pada posisi setengah duduk, dan berikan obat pelan-pelan.

4) Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi untuk mencegah reflek muntah.

5) Bila anak tidak kooperatif maka hal-hal di bawah ini dapat dilakukan : a) Letakkan anak di atas pangkuan dengan tangan kanan di

belakang tubuh anda. b) Pegang erat tangan kiri anak dengan tangan kiri anda. c) Amankan kepala anak dengan lengan kiri dan tubuh anda.

6) Dapatkan informasi yang bermanfaat mengenai bagaimana kebiasaan dan cara memberikan obat yang baik bagi anak yang bersangkutan.

7) Setelah obat diminum ikuti dengan memberikan minum air atau minuman lain yang dapat menghilangkan rasa obat yang tersisa.

8) Untuk anak-anak yang minum obat disertai pemanis, maka sesudahnya lakukanlah oral hygiene untuk mencegah pembentukan caries.

e. Yang harus diperhatikan saat memberikan obat pada anak 1) Pada anak bentuk cair lebih aman ditelan (mencegah aspirasi). 2) Apabila mencampur obat dengan perencah (rasa) misal : madu

atau syrup, gunakan dalam jumlah kecil seorang anak mungkin akan menolak meminum semua campuran obat yang jumlahnya lebih besar.

3) Jangan mencampur obat dengan makanan/cairan yang biasa diterima anak dengan baik karena di waktu kemudian anak dapat menolak makanan atau cairan tersebut.

f. Tips Memberikan Obat Pada Lansia 1) Kaji riwayat pengobatan lengkap, meliputi :

a) Obat – obatan yang lalu. b) Obat – obatan saat ini (diresepkan dan OTC) c) Alergi terhadap apapun. d) Pemahaman pasien tentang obat yang di gunakan (nama,

tujuan, dosis, metode, berapa kali). 2) Atur jarak pemberian obat oral, sehingga tidak lebih dari satu

atau dua obat yang diberikan pada suatu waktu. 3) Anjurkan pasien minum sedikit cairan sebelum minum obat oral

(untuk memudahkan menelan).

Page 31: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

30

4) Dorong pasien minum paling sedikit 150 sampai 180 cc cairan setelah meminum obatnya (untuk memastikan obat meninggalkan esophagus dan berada di lambung dan mempercepat absorbsi obat).

5) Jangan secara rutin memberi analgesic setiap empat jam akibat absorbsi yang lambat dan distribusi dan nilai paruh obat, efek akumulasi obat yang merugikan dapat timbul.

6) Apabila klien mengalami kesulitan menelan kapsul atau tablet berukuran besar, minta dokter menggantinya dengan obat cair, jika memungkinkan (membelah tablet dan menghancurkan dan menempatkan di dalam jus buah dapat merusak kerja beberapa obat, menurunkan dosis dan menyebabkan individu tersedak atau mengaspirasi partikel obat atau jus apel.

7) Ajaran alternatif pengobatan, misalnya : a) Diet yang sesuai sebagai pengganti vitamin. b) Latihan fisik sebagai pengganti laksatif. c) Kudapan menjelang tidur sebagai pengganti hipnotik. d) Menurunkan berat badan, garam, lemak, stress, dan

merokok serta meningkatkan latihan sebagai pengganti agens hipertensi (jika disetujui dokter).

g. Mencegah Kesalahan Pemberian Obat 1) Membaca label obat dengan teliti. 2) Menanyakan pemberian banyak tablet untuk dosis tunggal (mis.

3xIV). 3) Waspadai obat – obatan bernama sama (misal digoxin dan

digitoksin). 4) Cermati angka di belakang koma, (misal thorazine dalam dosis

30 dan 300mg). 5) Menanyakan peningkatan dosis yang tiba – tiba berlebihan. 6) Jangan menulis obat yang diprogramkan dengan nama pendek

atau nama singkatan tidak resmi (mencegah kesalahan jika perawat lain tidak mengenal nama tersebut).

7) Jangan berusaha menguraikan/menggantikan tulisan yang tidak dapat di baca, jika ada keraguan tanyakan pada dokter/perawat yang bertanggung jawab.

8) Kenali pasien yang mempunyai nama sama, minta pasien menyebutkan nama panjangnya dan cermati nama yang tertera pada tanda pengenal (papan atau gelang).

2. MEMBERIKAN OBAT SUB LINGUAL

a. Pengertian Memberikan obat dengan cara meletakkan obat di bawah lidah sampai habis diabsorbsi ke dalam pembuluh darah

Page 32: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

31

b. Tujuan 1) Untuk memperoleh efek local dan sistemik 2) Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat

dibandingkan secara peroral 3) Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar

c. Prosedur Pelaksanaan Secara umum persiapan dan langkah-langkahnya sama dengan pemberian obat secara oral. Yang perlu diperhatikan adalah klien perlu diberikan penjelasan untuk meletakkan obat dibawah lidah, obat tidak boleh ditelan, dan dibiarkan berada di bawah lidah sampai habis diabsorbsi seluruhnya

Catatan Obat yang diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin, yaitu suatu obat vasodilator yang digunakan pada penyakit jantung angina pektoris

3. MEMBERIKAN OBAT BUKAL

a. Pengertian Memberi obat dengan cara diletakkan diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi

b. Tujuan 1) Untuk memperoleh efek local dan sistemik 2) Untuk memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat

dibandingkan secara oral 3) Untuk menghindari kerusakan obat oleh hepar

c. Prosedur Pelaksanaan Secara umum sama dengan pemberian obat dengan cara oral, namun klien perlu untuk diberikan penjelasan bahwa obat harus diletakkan diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai seluruh obat habis diabsorbsi

Page 33: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

32

MEMBERIKAN OBAT SECARA TOPIKAL

A. PENGERTIAN Memberikan obat secara local pada kulit atau pada membrane mukosa pada area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rektum

B. TUJUAN Untuk mendapatkan reaksi local dari obat tersebut

C. MACAM-MACAM PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

1. MEMBERIKAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

a. Pengertian Memberikan obat secara lokal pada kulit

b. Tujuan Memperoleh reaksi lokal pada kulit

c. Persiapan Alat 1) Obat topical sesuai kebutuhan (krim, lotion, aerosol, bubuk, sray) 2) Buku obat 3) Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan) 4) Sarung tangan sekali pakai atau steril (bila perlu) 5) Lidi kapas atau tong spatel 6) Baskom dengan air hangat, waslap, handuk, dan sabun basah 7) Kassa balutan, penutup plastic, dan plester ( sesuai kebutuhan)

d. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra interaksi

a) Mengecek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja, dan tempat pemberian

b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan benar. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatka alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan/prosedur. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap kerja 1) Menjaga privacy. 2) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. 3) Memberikan posisi pada klien yang nyaman dan tepat,

pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat.

Page 34: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

33

4) Menginspeksi kondisi kulit. Mencuci area yang sakit, melepaskan semua debris dan kerak pada kulit (gunakan sabun basah ringan bila perlu).

5) Mengeringkan dengan kassa steril atau biarkan area kering oleh udara.

6) Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical saat masih basah.

7) Menggunakan sarung tangan bila ada indikasi. 8) Mengoleskan agen topical pada area yang ditentukan.

a). Krim, salep, lotion yang mengandung minyak (1) Letakkan satu sampai dua sendok teh obat di

telapak tangan, kemudian lunakkan dengan menggosok lembut di antara kedua tangan.

(2) Usapkan merata di atas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.

(3) Jelaskan pada pasien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian.

b). Lotion mengandung suspensi (1) Kocok wadah dengan kuat agar suspensi dapat

tercampur dengan baik. (2) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan

atau bantalan kecil dan oleskan pada kulit dengan menekan merata searah pertumbuhan bulu.

(3) Jelaskan pada pasien bahwa area yang diberi lotion akan terasa dingin dan kering.

c). Bubuk (1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara

menyeluruh (2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti

di antara ibu jari atau bagian bawah lengan (3) Bubuhkan secara tipis pada area tersebut

(pemberian secara tipis membuat bubuk lebih mudah diserap)

d). Sprai aerosol (1) Kocok wadah dengan keras untuk mencampurkan

isi agar distribusi sprai halus (2) Baca label mengenai jarak yang dianjurkan untuk

memegang sprai menjauhi area (biasanya 15-30 cm)

(3) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta pasien untuk memalingkan wajah dari arah sprai untuk menghindari inhalasi sprai oleh pasien

(4) Semprotkan obat dengan merata pada bagian yang sakit (pada beberapa kasus penyemprotan ditentukan waktunya sampai beberapa detik).

9) Menutup area kulit dengan balutan untuk mencegah obat terlepas dari kulit (bila ada advis dokter).

Page 35: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

34

10) Membantu pasien pada posisi yang nyaman, mengenakan kembali pakaian dan tutup dengan linen tempat tidur sesuai keinginan.

4) Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan kepada pasien dan menyampaikan kontrak

yang akan datang f) Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

2. MEMBERIKAN OBAT MATA

a. Pengertian Memberikan obat pada mata dalam bentuk cair atau ointment (salep)

b. Tujuan 1) Mengobati gangguan mata 2) Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata 3) Mencegah kekeringan pada mata

c. Persiapan Alat 1) Botol obat dengan penetes steril atau salep dengan tube

(tergantung jenis sediaan obat) 2) Buku obat 3) Bola kapas kering steril (stuppers) 4) Bola kapas basah (normal saline) steril 5) Baskom cuci dengan air hangat 6) Penutup mata (bila perlu) 7) Sarung tangan steril

d. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra interaksi

a) Mengecek advis dokter untuk memastikan nama obat, dosis, waktu pemberian dan rute.

b) Mencuci tangan c) Mengidentifikasi pasien cengan benar. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan/prosedur.

Page 36: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

35

d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien. 3) Tahap kerja

a) Menjaga privacy (bila perlu) b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah c) Mengatur pasien pada posisi terlentang atau duduk dengan

hiperekstensi leher untuk mempermudah akses ke mata dan meminimalkan drainase obat melalui duktus air mata.

d) Memakai sarung tangan steril e) Dengan kapas basah steril, membersihkan kelopak mata

dari dalam ke luar f) Meminta pasien melihat ke langit-langit untuk mengurangi

rangsangan reflek berkedip g) Memberikan obat mata

(1) Meneteskan obat tetes mata : (a) Dengan tangan kanan di dahi pasien, Pegang

penetes mata yang berisi obat kurang lebih satu sampai dua cm di atas sacus konjungtiva, sementara tangan kiri menarik kelopak mata ke bawah

(b) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan ke dalam sacus konjungtiva untuk memberikan penyebaran obat yang merata ke seluruh mata. Sacus konjungtiva normalnya menahan 1-2 tetes

(c) Bila pasien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggiran luar kelopak mata, ulangi prosedur

(d) Setelah meneteskan obat, minta pasien untuk menutup mata dengan perlahan

(e) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal selama 30 – 60 detik

(2) Memasukkan salep mata : (a) Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak

mata, Pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.

(b) Minta pasien melihat ke bawah (c) Buka kelopak mata atas (d) Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas

pada konjungtiva bagian dalam. Biarkan pasien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas

(e) Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus

Page 37: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

36

h) Bila pasien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.

i) Melepas sarung tangan 4) Terminasi

a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah. e) Berpamitan kepada pasien dan kontrak waktu yang akan

datang f) Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian,

dan mata (kiri, kanan atau keduanya) yang menerima obat.

3. MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA

a. Pengertian Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal,dalam bentuk cair

b. Tujuan 1) Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,

membunuh organisme penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)

2) Menghilangkan nyeri 3) Melunakkan serumen agar mudah di ambil

c. Persiapan Alat 1) Botol obat dengan penetes steril 2) Buku obat 3) Cotton bud 4) Normal saline 5) Sarung tangan (bila perlu)

d. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra interaksi

a) Mengecek kembali pengobatan mengenai jenis obat, waktu, jumlah, dosis dan pada telinga bagian mana obat harus diberikan

b) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi atau anak kecil

c) Mencuci tangan. d) Menyiapkan alat. e) Mengidentifikasi pasien dengan benar f) Mendekatkan alat kedekat pasien

Page 38: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

37

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan/prosedur. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap kerja a) Menjaga privacy bila perlu b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah c) Atur posisi pasien miring ke samping (side lying) dengan

telinga yang akan diobati pada bagian atas d) Bersihkan lubang telinga dan daun telinga e) Gunakan sarung tangan bila dicurigai terdapat infeksi f) Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan,

bersihkan daun telinga dan meatus auditory g) Hangatkan obat dengan tangan atau rendam obat ke dalam

air hangat dalam waktu yang singkat h) Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa

dan anak-anak di atas 3 tahun), tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang (untuk bayi)

i) Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga

j) Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga

k) Minta pasien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit untuk mencegah obat mengalir keluar dari telinga

l) Kaji respon pasien m) Kaji karakter dan jumlah pengeluaran, adanya

ketidaknyamanan dan sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi lagi pada saat efek obat telah bekerja.

4) Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada Allah. e) Berpamitan kepada pasien dan kontrak waktu yang akan

datang f) Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 39: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

38

4. MEMBERIKAN OBAT TETES HIDUNG

a. Pengertian Memberikan obat tetes malalui hidung

b. Tujuan 1) Mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung 2) Mengobati infeksi pada rongga hidung dan sinus

c. Persiapan Alat 1) Botol obat dengan penetes steril 2) Buku obat 3) Sarung tangan (bila perlu)

d. Prosedur pelaksanaan 1) Tahap Pra interaksi

a) Mengecek kembali order pengobatan mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis dan pada hidung bagian mana obat harus diberikan

b) Sediakan asisten bila diperlukan untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil

c) Mencuci tangan. d) Menyiapkan alat.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan/prosedur. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap kerja a) Menjaga privacy bila perlu b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah c) Atur posisi pasien berbaring supinasi dengan kepala

hiperekstensi di atas bantal (untuk pengobatan sinus Ethmoid dan Sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperekstensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus Maxilaris dan Frontal)

d) Bersihkan lubang hidung e) Gunakan sarung tangan bila dicurigai terdapat infeksi f) Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian

tengah konka superior tulang etmoidalis. g) Minta pasien untuk tetap pada posisi ini selama 1 menit

untuk mencegah obat mengalir keluar dari rongga hidung h) Kaji respon pasien i) Kaji karakter dan jumlah pengeluaran, adanya

ketidaknyamanan dan sebagainya. Lakuka segera setelah obat dimasukkan dan ulangi lagi pada saat efek obat telah bekerja

Page 40: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

39

4) Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan kepada pasien dan kontrak waktu yabg akan

datang. f) Membereskan alat dan mengembalikan alat ketempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 41: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

40

MEMBERIKAN OBAT SUPPOSITORIA A. PENGERTIAN

Pemberian obat dalam bentuk suppositoria dengan cara dimasukkan melalui anus atau vagina

1. MEMBERIKAN OBAT MELALUI ANUS

a. Pengertian Memberikan obat dalam bentuk suppositoria yang di masukkan melalui vagina

b. Tujuan 1) Untuk memperoleh efek pengobatan secara local maupun

sistemik 2) Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

c. Persiapan Alat 1) Perlak dan pengalas 2) Obat sesuai program terapi 3) Gunting atau pisau 4) Hand scoen 5) Bengkok 6) Tissue

d. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi b) Mencuci tangan c) Menyiapkan obat sesuai prinsip 12 benar d) Menyiapkan dan menempatkan alat di dekat pasien

2) Tahap Orientasi a) Memberi salam kepada pasien, sapa nama pasien b) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. c) Mengatur posisi miring ke salah satu sisi, kaki sebelah atas

ditekuk (posisi sims) d) Membentangkan perlak di bawah bokong pasien e) Membuka bungkus obat f) Memakai hand scoen g) Membuka bokong pasien hingga anus terlihat h) Memasukkan obat perlahan-lahan, dorong hingga masuk

Page 42: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

41

i) Meminta pasien tidak menahan masuknya obat dengan tidak mengejan (rileks), pastikan obat masuk

j) Melepas hand scoen k) Merapikan pasien

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada

Allah. d) Berpamitan dengan pasien e) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat

semula. f) Mencuci tangan. g) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

2. MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA

a. Pengertian Memberikan obat dalam bentuk suppositoria yang di masukkan melalui vagina

b. Tujuan 1) Untuk mengobati inveksi pada vagina 2) Menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan

pada vagina 3) Untuk mengurangi peradangan

c. Persiapan alat 1) Perlak dan pengalas 2) Obat sesuai program therapy 3) Gunting atau pisau ( bila perlu ) 4) Handscoen 5) Bengkok 6) Tissue 7) Inserter / aplikator ( bila perlu )

d. Prosedur pelaksanaan 1) Tahap pra interaksi

a) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada b) Mencuci tangan c) Menyiapkan obat sesuai prinsip 5 benar d) Mengidentifikasi pasien dengan tepat, (nama, nomor

kamar, dokter yang merawat ) e) Mendekatkan alat di dekat pasien

2) Tahap Orientasi 1) Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama

pasien, dan memperkenalkan diri 2) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik

Page 43: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

42

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan pada klien atau keluarga

4) Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan 3) Tahap kerja

1) Menjaga privacy 2) Mengajak pasien membaca basmallah dan berdoa pada

Allah 3) Mengatur posisi klien berbaring supinasi, dengan kaki

flexi dan pinggul rotasi internal ( dorsal recumbent ) 4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi dan

mengexpose hanya pada area perineal saja 5) Membentangkan perlak di bawah bokong pasien 6) Membuka bungkus obat 7) Memakai sarung tangan 8) Memberikan pelumas / jelly pada ujung bundar

supositoria dan ujung jari tangan 9) Dengan tangan non dominan yang sudah memakai sarung

tangan meregangkan lipatan labia 10) Memasukan obat perlahan – lahan sekitar 8 – 10 cm

sepanjang dinding vagina posterior dengan sepanjang jari tangan (memastikan distribusi obat merata sepanjang dinding rongga vagina)

11) Meminta pasien tidak menahan masuknya obat dan tidak mengejan ( rileks ), pastikan obat masuk

12) Menarik jari dan menyeka pelumas dari daerah sekeliling orifisium dan labia

13) Minta pasien untuk tetap berada dalam posisi tersebut 5 – 10 menit setelah insersi

14) Jika menggunakan aplikator a). Mengisi aplikator dengan obat sesuai dosis b). Membuka lipatan labia dengan tangan non dominant c). Memasukan aplikator 5 – 10 cm, dorong perlahan

penghisap aplikator untuk memasukan obat kedalam vagina

d). Menarik aplikator dan membersihkan sisa krim dari labia dan lubang vagina

15) Merapikan pasien 16) Lepaskan handscoen dan buang ke dalam tempat yang

sesuai 4) Tahap terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan 2) Menyampaikan rencana tindak lanjut 3) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah 4) Berpamitan kepada pasien dan kontrak waktu yang akan

datang 5) Membereskan alat

Page 44: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

43

6) Mencuci tangan 7) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Page 45: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

44

MENYIAPKAN OBAT PARENTERAL

A. PENGERTIAN Menyiapkan obat tertentu yang dimasukkan ke dalam jaringan/ pembuluh darah dengan menggunakan spuit dan dilakukan secara steril.

B. TUJUAN 1. Mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan cara

pemberian yang lain. 2. Memperoleh reaksi setempat (mis. tes alergi, mantoux). 3. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras). 4. Memberi zat imunologi. 5. Memberi pengobatan secara cepat dan tepat.

C. DIBERIKAN KEPADA

1. Pasien yang tidak dapat diberikan obat secara peroral. 2. Pasien yang memerlukan pemeriksaan diagnostik dengan obat suntik. 3. Pasien yang mendapat obat tertentu yang hanya ada dalam bentuk

injeksi. 4. Pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat (urgent).

D. MACAM-MACAM UKURAN SPUIT

1. Spuit 50 cc : Syringe dan Cateter tip 2. Spuit 20 cc 3. Spuit 10 cc 4. Spuit 5 cc 5. Spuit 3 cc 6. Spuit 1 cc : Insulin dan Tuberculin

E. BAGIAN DARI SPUIT plunger barel ujung hub jarum bevel

F. MENYIAPKAN OBAT

1. MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL

a. Persiapan alat 1) Catatan pemberian obat atau kartu obat 2) Ampul obat sesuai resep 3) Spuit dan jarum yang sesuai 4) Jarum steril extra (bila perlu)

Pastikan steril Ukur dosis di sini Hindari menyentuh daerah ini

Gambar 1.1 Bagian dari spuit

Page 46: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

45

5) Kapas alkohol 6) Kassa steril 7) Baki obat 8) Gergaji ampul (bila perlu) 9) Label obat 10) Bak spuit 11) Bengkok

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Mencuci tangan. 2) Membaca Basmalah. 3) Menyiapkan alat-alat. 4) Memeriksa label obat dengan catatan pemberian obat sesuai

dengan prinsip 5 benar. 5) Mengambil obat sesuai yang dibutuhkan. 6) Melakukan penghitungan dosis sesuai dengan yang dibutuhkan. 7) Memegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul

dengan cara menjentikkan jari tangan pada leher ampul beberapa kali atau dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam.

8) Mengusap leher ampul ngan menggunakan kapas alkohol. 9) Meletakkan kassa steril diantara ibu jari tangan dengan ampul,

kemudian patahkan leher ampul ke arah menjauhi anda dan orang sekitar.

10) Bila ampul sulit dipatahkan dengan cara biasa, gunakan gergaji ampul (menggergaji leher ampul memutar sampai terlihat goresannya, untuk memudahkan dalam mematahkan).

11) Membuang leher ampul pada tempat khusus. 12) Menempatkan ampul pada permukaan datar. 13) Membuka penutup jarum spuit (pastikan jarum terpasang

dengan benar) kemudian memasukkan jarum ke dalam ampul tepat di bagian tengah ampul (cegah jarum menyentuh bagian tepi dari botol ampul untuk mengurangi resiko terkontaminasi).

14) Mengaspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dengan dosis yang dibutuhkan (hindari ujung jarum menyentuh dasar ampul untuk menghindari tumpulnya jarum).

15) Mengeluarkan jarum dari ampul, menutup kembali dengan teknik yang benar.

16) Jika terdapat gelembung udara pada spuit, a) Pegang spuit secara vertikal, dengan jarum menghadap ke

atas. b) Tarik plunger ke bawah dan jentikkan spuit dengan jari. c) Dorong plunger perlahan ke atas untuk mengeluarkan

udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan cairan. 17) Memeriksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,

membandingkan dengan volume yang dibutuhkan. 18) Membandingkan label obat dengan catatan pemberian obat

Page 47: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

46

19) Bila perlu mengganti jarum spuit dengan yang baru. 20) Memberi label spuit dengan label obat yang sesuai. Memeriksa

kembali nama pasien, nomor kamar dan etiket obat. 21) Menempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol, dan kartu

obat di atas baki. 22) Membuang / menyimpan kembali peralatan yang tidak

diperlukan. 23) Membaca Hamdalah. 24) Mencuci tangan.

2. MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL/FLAKON

a. Persiapan alat 1) Catatan pemberian obat atau kartu obat 2) Vial obat sesuai resep 3) Spuit dan jarum yang sesuai 4) Jarum steril extra 5) Kapas alkohol 6) Baki obat 7) Label obat 8) Bak spuit 9) Aquabidest (bila perlu) 10) Bengkok

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Mencuci tangan tangan untuk menghindari kontaminasi. 2) Membaca Basmalah. 3) Menyiapkan alat. 4) Memeriksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai

prinsip 12 benar. 5) Mengambil obat sesuai program terapi. 6) Menghitung dosis yang diperlukan, jika perlu rotasikan cairan

yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar tercampur sempurna (jangan mengocok cairan dalam vial karena dapat mengakibatkan cairan berbuih). Jika obat dalam bentuk serbuk, cairkan dengan aquabidest/ NaCl sesuai kebutuhan (lihat brosur obat bila dicantumkan aturanya).

7) Membuka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya.

8) Mengusap bagian karet tersebut dengan kapas alkohol. 9) Membuka tutup jarum. 10) Memasukkan udara ke dalam spuit sesuai dengan jumlah obat

yang dibutuhkan. 11) Dengan hati-hati memasukkan jarum secara tegak lurus tepat di

tengah-tengah karet dari vial. 12) Menginjeksikan udara ke dalam vial, menjaga agar ujung jarum

berada di atas permukaan cairan obat (udara yang dimasukkan

Page 48: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

47

akan mempermudah saat dilakukan penarikan cairan keluar, karena tekanan negatif tidak akan terjadi di dalam vial).

13) Mengaspirasi sejumlah obat yang diperlukan sesuai dosis dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini a) Pegang vial menghadap ke atas, gerakkan ujung jarum ke

bawah hingga berada pada bagian bawah cairan obat. Kemudian tarik plunger hingga spuit terisi cairan obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.

b) Pegang vial menghadap ke bawah (terbalik), pastikan ujung jarum berada di bawah cairan obat dan secara bertahap aspirasi cairan obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan.

14) Pada saat volume obat dalam spuit sudah tepat, maka cabut jarum dari vial dan tutup jarum dengan penutup jarum.

15) Bila terdapat udara pada spuit maka keluarkan udara tersebut. 16) Memeriksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,

membandingkan dengan volume yang dibutuhkan. 17) Membandingkan label obat dengan catatan pemberian obat. 18) Mengganti jarum spuit yang baru. 19) Memberi label spuit dengan label obat yang sesuai. Memeriksa

kembali nama pasien, nomar kamar, etiket, dosis obat serta cara penyuntikan untuk menghindari kesalahan.

20) Menempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol dan kartu obat di atas baki obat.

21) Membuang atau menyimpan peralatan yang tidak diperlukan. 22) Membaca Hamdalah. 23) Mencuci tangan.

G. MENCAMPUR OBAT MENGGUNAKAN SATU SPUIT

1. MENCAMPUR OBAT DARI DUA VIAL

a. Persiapan alat 1) Catatan pemberian obat atau kartu obat 2) Vial obat sesuai resep 3) Spuit dan jarum yang sesuai 4) Jarum steril extra 5) Kapas alkohol 6) Baki obat 7) Label obat 8) Bak spuit 9) Aquabidest (bila perlu) 10) Bengkok

b. Prosedur Pelaksanaan 1) Mencuci tangan tangan untuk menghindari kontaminasi. 2) Membaca Basmalah. 3) Menyiapkan alat.

Page 49: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

48

4) Memeriksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip 12 benar.

5) Membuka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya.

6) Mengusap bagian karet tersebut dengan kapas alkohol. 7) Ambil spuit, Buka tutup jarum. 8) Memasukkan / aspirasi volume udara ke dalam spuit sesuai

dengan volume obat yang akan dibutuhkan di vial A dan B. 9) Dengan hati-hati memasukkan jarum secara tegak lurus tepat

di tengah-tengah karet dari vial. 10) Menginjeksikan udara ke dalam vial A, menjaga agar ujung

jarum berada di atas permukaan cairan obat / pastikan jarum tidak menyentuh larutan untuk mencegah kontaminasi silang (udara yang dimasukkan akan mempermudah saat dilakukan penarikan cairan keluar, karena tekanan negatif tidak akan terjadi di dalam vial).

11) Tarik jarum dari vial A dan injeksikan sisa udara kedalam vialB. 12) Aspirasi jumlah obat yang diperlukan dari vial B. Jarum yang

sama digunakan untuk menginjeksikan udara ke dan mengaspirasi obat dari vial kedua. Jarum tidak boleh terkontaminasi dengan obat dalam vial A.

13) Ganti jarum dengan jarum steril yang baru, aspirasi jumlah obat yang diperlukan dari vial A. Hindari mendorong plunger karena hal ini dapat menyebabkan obat B masuk kedalam vial A.

14) Bila terdapat udara pada spuit maka keluarkan udara tersebut. 15) Memeriksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,

membandingkan dengan volume yang dibutuhkan. 16) Membandingkan label obat dengan catatan pemberian obat. 17) Mengganti jarum spuit yang baru. 18) Memberi label spuit dengan label obat yang sesuai. Memeriksa

kembali nama pasien, nomar kamar, etiket, dosis obat serta cara penyuntikan untuk menghindari kesalahan.

19) Menempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol dan kartu obat di atas baki obat.

20) Membuang atau menyimpan peralatan yang tidak diperlukan. 21) Membaca Hamdalah. 22) Mencuci tangan

2. MENCAMPUR OBAT DARI SATU AMPUL DAN SATU VIAL

a. Persiapan alat 1) Catatan pemberian obat atau kartu obat 2) Vial obat 3) Ampul obat 4) Spuit dan jarum yang sesuai 5) Jarum steril extra

Page 50: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

49

6) Kapas alkohol 7) Baki obat 8) Label obat 9) Bak spuit 10) Aquabidest (bila perlu) 11) Bengkok

b. Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci tangan tangan untuk menghindari kontaminasi. 2. Membaca Basmalah. 3. Menyiapkan alat. 4. Memeriksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat

sesuai prinsip 12 benar. 5. Membuka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh

bagian karetnya. 6. Mengusap bagian karet tersebut dengan kapas alkohol. 7. Ambil spuit, Buka tutup jarum. 8. Aspirasi volume udara ke dalam spuit sesuai dengan volume

obat yang akan dibutuhkan di vial. 9. Dengan hati-hati memasukkan jarum secara tegak lurus tepat

di tengah-tengah karet dari vial. 10. Aspirasi obat dari vial sesuai dosis. 11. Ganti jarum yang telah dipakai dengan jarum steril yang baru. 12. Ampul tidak memerlukan penambahan udara, aspirasi obat

dalam jumlah yang diperlukan. 13. Bila terdapat udara pada spuit maka keluarkan udara tersebut. 14. Memeriksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit,

membandingkan dengan volume yang dibutuhkan. 15. Membandingkan label obat dengan catatan pemberian obat. 16. Memberi label spuit dengan label obat yang sesuai. Memeriksa

kembali nama pasien, nomar kamar, etiket, dosis obat serta cara penyuntikan untuk menghindari kesalahan.

17. Menempatkan spuit (dalam bak spuit), kapas alkohol dan kartu obat di atas baki obat.

18. Membuang atau menyimpan peralatan yang tidak diperlukan. 19. Membaca Hamdalah. 20. Mencuci tangan

H. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM INJEKSI

1. Jangan menggunakan spuit yang bocor atau penghisapnya longgar, dan jangan menggunakan jarum yang sudah tumpul dan tersumbat, hal ini untuk menghindari rasa sakit pada pasien.

2. Jangan memberi kesan yang menakutkan terhadap pasien dan jangan melelahkan pasien.

3. Perhatikan keadaan pasien sebelum, saat dan sudah bekerja.

Page 51: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

50

I. MENCEGAH INFEKSI SELAMA INJEKSI 1. Untuk mencegah kontaminasi cairan, hisap obat dari ampul dengan cepat.

Jangan biarkan ampul dalam keadaan terbuka. 2. Untuk mencegah kontaminasi jarum, cegah jarum menyentuh daerah yang

terkontaminasi (mis, sisi luar ampul atau vial, permukaan luar tutup jarum, tangan perawat, bagian atas wadah obat, permukaan meja, dll).

3. Untuk mencegah spuit terkontaminasi, jangan sentuh badan penghisap (plunger) atau bagian dalam karet (barrel). Jaga ujung spuit tetap tertutup penutup atau jarum.

4. Untuk menyiapkan kulit, cuci kulit yang kotor karena kotoran, drainase atau feses dengan sabun dan air lalu keringkan. Lakukan gerakan mengusap dan melingkar ketika membersihkan kulit dengan menggunakan swab antiseptik (kapas alkohol). Usap dari tengah dan bergerak keluar dalam jarak 5 cm.

Page 52: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

51

Gambar 1.2 Area tubuh yang biasa

digunakan untuk injeksi intracutan

MEMBERIKAN OBAT SECARA INTRACUTAN

A. PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukkan ke dalam jaringan dermis di bawah epidermis kulit (intracutan) dengan menggunakan spuit.

B. TUJUAN 1. Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan di bawah kulit

untuk diabsorbsi. 2. Metode untuk tes diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-

penyakit tertentu.

C. TEMPAT INJEKSI 1. Lengan bawah bagian dalam 2. Dada bagian atas 3. Punggung di bawah scapula

D. PERSIAPAN ALAT

1. Handscoen 2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3. Jarum spuit sesuai kebutuhan 4. Bak spuit 5. Kapas alkohol / air hangat dalam kom (secukupnya) 6. Perlak dan pengalas 7. Obat sesuai program terapi 8. Bengkok 9. Alat tulis / bolpen 10. Buku injeksi / daftar obat

E. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Menyiapkan obat ( Prinsip pemberian obat 12 benar)

1) Benar obat 2) Benar dosis 3) Benar pasien 4) Benar waktu pemberian 5) Benar cara pemberian 6) Benar dokumentasi 7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien

Page 53: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

52

Gambar 1.3 Injeksi intracutan A. spuit masuk dengan kemiringan

15-200

B. Obat akan membentuk jendalan

8) Hak pasien untuk menolak 9) Benar pengkajian 10) Benar evaluasi 11) Benar reaksi terhadap makanan 12) Benar reaksi dengan obat lain

Contoh : Menyiapkan skintest dengan obat antibiotik 1) Mendisinfeksi tutup botol dengan menggunakan kapas

alkohol 2) Menusukkan jarum di tengah tutup vial dan memposisikan

vial terbalik 3) Mengaspirasi obat (0,1 ml) yang telah dicampur dengan NaCl

atau aquabidest sesuai program terapi 4) Encerkan kembali dengan NaCl atau aquabidest agar tidak

terlalu pekat dan sakit jika dimasukkan 5) Mengganti jarum spuit dengan jarum yang baru 6) Mengeluarkan udara dari spuit sampai keluar satu tetes obat

dari ujung jarum d. Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar) untuk

menghindari kesalahan memberikan obat. e. Menyiapkan dan meletakkan alat ke dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan. d. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi e. Memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan

atau rasa gatal (menghindari gangguan absorbsi obat). f. Memasang perlak dan alasnya. g. Memakai handscoen. h. Membersihkan kulit tempat tusukan dengan kapas alcohol / air hangat

(melingkar dari arah dalam kearah luar dengan diameter 5 cm), tunggu sampai kering.

i. Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan kulit tempat penusukan/ tempatkan ibu jari tangan yang tidak dominan 1 inchi dibawah penusukkan

j. Menusukkan spuit dengan kemiringan 15-20 derajat, lubang jarum menghadap ke atas, jarum masuk + 0,5 cm.

k. Memasukkan obat ke dalam kulit perlahan, sampai terjadi jendalan.

Page 54: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

53

l. Mencabut jarum dari tempat penusukan (bekas suntikan tidak boleh dihapus, biarkan mengering sendiri agar terlihat reaksi obat yang benar).

m. Memberi tanda lingkaran sekitar tusukan, instruksikan pada pasien untuk tidak menggosok area tersebut.

n. Membuang spuit ke dalam bengkok. o. Melepas handscoen

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Merapikan pasien dan lingkungan. d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e. Berpamitan dengan pasien. f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

1. Lakukan injeksi pada jaringan kulit yang sehat dan jauh dari pembuluh darah untuk memudahkan memonitor tes.

2. Observasi kulit terhadap kemerahan / bengkak. Jika tes alergi, observasi adanya reaksi sistemik (mis, sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah).

3. Kaji kembali pasien pada tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara periodik.

4. Untuk mendapat hasil yang adekuat dan untuk menghindari nyeri berlebih maka jumlah obat yang dimasukkan harus kurang dari 0,3 cc.

5. Penusukan jarum jangan terlalu dalam dan hindari penusukan berkali-kali.

Page 55: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

54

Gambar 1.4 Area tubuh yang biasa digunakan untuk injeksi subcutan

MEMBERIKAN OBAT SECARA SUB CUTAN A. PENGERTIAN

Pemberian obat dengan cara dimasukkan ke dalam jaringan tubuh di bawah kulit dengan menggunakan spuit.

B. TUJUAN 1. Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan di bawah kulit

untuk diabsorbsi. 2. Memberikan obat yang hanya dapat diabsorbsi melalui jaringan bawah

kulit. 3. Membantu proses penyembuhan.

C. DILAKUKAN PADA

Pasien yang mendapatkan suntikan subcutan, mis. pemberian insulin.

D. TEMPAT INJEKSI 1. Lengan atas bagian luar, 1/3

bagian dari bahu 2. Paha anterior, 1/3 bagian

dari sendi panggul 3. Daerah abdomen 4. Area scapula pada punggung

atas 5. Daerah ventrogluteal dan

dorsogluteal bagian atas E. PERSIAPAN ALAT

1. Handscoen 2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3. Jarum spuit sesuai kebutuhan 4. Bak spuit 5. Kapas alcohol/ air hangat dalam kom (secukupnya) 6. Perlak dan pengalas 7. Obat sesuai program terapi 8. Bengkok 9. Buku injeksi/daftar obat 10. Kasa steril (bila perlu)

F. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a Mengecek program terapi. b Mencuci tangan. c Menyiapkan obat dengan prinsip 12 benar.

1) Benar obat 2) Benar dosis

Page 56: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

55

a) Penghitungan pemberian insulin = dosis yang diinstruksikan x spuit

Jumlah unit dalam label (konsentrasi insulin) Insulin U-40 berarti kekuatan insulin adalah 40 unit /ml Jika jumlah unit dalam labelnya 100 U/ml maka gunakan spuit yang 100 unit Jika Jumlah unit dalam labelnya 80 U/ml maka gunakan spuit yang 80 unit Jika Jumlah unit dalam label 40 U/ml maka gunakan spuit yang 40 unit Contoh : (1) Pasien dapat terapi injeksi 10 unit dari dokter. Jumlah unit

dalam label insulin U-80 (80 U/ml), jika anda menggunakan spuit yang 80 unit maka berapa unit yang harus anda ambil di spuit? = 10 x 80 80 = 10 unit

(2) Pasien dapat terapi injeksi 10 unit dari dokter. Jumlah unit dalam label insulin U-80 (80 U/ml), jika anda menggunakan spuit yang 40 unit maka berapa unit yang harus anda ambil dalam spuit? = 10 x 40 80 =5 unit Jadi 10 unit dalam spuit 80 unit adalah sama dengan 5 unit dalam spuit 40 unit.

b) Cara Menyiapkan Obat

(1) Mendisinfeksi obat dengan kapas alkohol (2) Menusukkan jarum ditengah tutup vial dengan

memposisikan vial terbalik (3) Mengaspirasi obat sesuai program terapi (4) Mengeluarkan udara dari dalam spuit

3) Benar pasien 4) Benar waktu pemberian 5) Benar cara pemberian 6) Benar dokumentasi 7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien 8) Hak pasien untuk menolak 9) Benar pengkajian 10) Benar evaluasi 11) Benar reaksi terhadap makanan 12) Benar reaksi dengan obat lain

d Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar) untuk

menghindari kesalahan dalam pemberian obat.

Page 57: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

56

Gambar 1.5 Menusukkan jarum ke jaringan subcutan dengan sudut 900 atau 450

e Menyiapkan dan menempatkan alat di dekat pasien. 2. Tahap Orientasi

a Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah. c Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan. d Membebaskan daerah yang akan di injeksi (menyingsingkan lengan

baju) e Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan

atau rasa gatal (area penusukan yang utama adalah area pada lengan bagian atas / paha anterior).

f Memasang perlak dan pengalas. g Memakai hand scoen. h Membersihkan area penusukan dengan kapas alkohol / air hangat

(melingkar dari dalam kearah luar dengan diameter 5 cm), biarkan kering.

i Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengangkat kulit dan jaringan lemak.

j Menusukkan spuit sampai jaringan dibawah kulit dengan sudut 450, atau 900 untuk orang gemuk (ujung jarum menghadap ke atas).

k Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit. l Jika ada darah kemungkinan jarum mengenai pembuluh darah 1) Tarik kembali jarum dari kulit. 2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit. 3) Observasi adanya hematom atau memar. 4) Jika perlu berikan plester. 5) Siapkan obat yang baru, mulai dari awal, pilih area penusukan yang

baru. m Memasukkan obat ke dalam jaringan sub cutan secara perlahan. n Mencabut jarum sambil menekan bekas suntikan dengan kapas alkohol

untuk menghindari infeksi. o Jika terdapat perdarahan, tekan area tersebut dengan kassa steril

sampai perdarahan berhenti (injeksi subcutan biasanya jarang menyebabkan terjadinya perdarahan).

p Membuang spuit ke dalam bengkok. q Melepaskan handscoon

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut c Merapikan pasien dan lingkungan.

Page 58: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

57

d Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

G. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN : 1. Jarum harus tajam untuk menghindari rasa sakit saat penusukan. Gerakan

yang cepat dapat mengurang nyeri. 2. Tempat penyuntikan harus berpidah-pindah untuk menghindari kerusakan

jaringan dan penebalan kulit di sekitar area penyuntikan. 3. Spuit insulin dan jarum dapat dipakai lebih dari satu kali pada pasien yang

sama 4. Perhatikan kesesuaian konsentrasi dengan spuit yang dipakai.Dianjurkan

dipakai konsentrasi yang sama

Page 59: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

58

Area Ventrogluteal 1. Illiac crest 2. Spina Iliaka

Anterior Superior 3. Tempat injeksi 4. Trochanter besar

dari femur

1 2 3 4

1 2

3

4

Area Rektus Femuralis dan Vastus Lateralis 1. SIAS 2. Rektus Femuralis 3. Vastus Lateralis 4. Patella 1

2

3 4

Area Dorsogluteal 1. SIAS 2. Tempat injeksi 3. Trochanter besar

femur 4. syaraf ischiadikus

1

2

3

4

5

6

7

8

Area Deltoid 1. Clavicula 2. Akromion proses 3. Otot deltoid 4. Scapula 5. Axila 6. Humerus 7. Arteri brachial 8. Syaraf radial

MEMBERIKAN OBAT SECARA INTRAMUSCULAR

A. PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukkan ke dalam jaringan otot (muskulus) dengan menggunakan spuit.

B. TUJUAN 1. Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi. 2. Mendapatkan efek obat yang lebih cepat terhadap penyerapan obat

tertentu.

C. TEMPAT INJEKSI 1. Area Ventrogluteal 2. Area Dorsogluteal 3. Area Vastus Lateralis 4. Area Deltoid 5. Area rektus femoris

D. PERSIAPAN ALAT

1. Handscoen 2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3. Jarum spuit sesuai kebutuhan 4. Bak spuit 5. Kapas alcohol / air hangat dalam kom (secukupnya) 6. Perlak dan pengalas 7. Obat sesuai program terapi 8. Bengkok 9. Buku injeksi/daftar obat 10. Plester dan kassa steril (bila perlu)

Gambar 1.6 Area untuk injeksi intramuskuler

Page 60: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

59

Kulit

Subcutan Muskulus

E. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a Mengecek program terapi. b Mencuci tangan. c Menyiapkan obat dengan prinsip 12 benar.

1) Benar obat 2) Benar dosis 3) Benar pasien 4) Benar waktu pemberian 5) Benar cara pemberian 6) Benar dokumentasi 7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien 8) Hak pasien untuk menolak 9) Benar pengkajian 10) Benar evaluasi 11) Benar reaksi terhadap makanan 12) Benar reaksi dengan obat lain

d Mengidentifikasi pasien dengan benar (nama, nomor kamar) untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.

e Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien. 2. Tahap Orientasi

a Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik c Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c Mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan. d Membebaskan daerah yang akan diinjeksi. e Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan atau

rasa gatal (menghindari gangguan absorbsi obat). f Memasang perlak dan alasnya. g Memakai hand scoen. h Menentukan tempat penyuntikan dengan benar. i Membersihkan kulit dengan kapas alcohol/ air hangat (melingkar dari

arah dalam kearah luar dengan diameter 5 cm), tunggu sampai kering. j Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk meregangkan area penyuntikan. k Menusukkan spuit dengan sudut 900, jarum masuk 2/3 bagian sampai ke

jaringan otot (gerakan yang cepat saat menusukkan jarum dapat mengurangi rasa nyeri).

A B

Gambar 1.7 Injeksi Intramuskuler; A. Menusukkan jarum dengan sudut 900; B. Jarum masuk sampai muskulus

Page 61: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

60

l Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit. m Jika terdapat darah kemungkinan jarum mengenai pembuluh darah;

1) Tarik kembali jarum dari kulit 2) Tekan tempat penusukan dengan kapas alkohol 3) Observasi adanya hematom atau memar, kalau perlu berikan plester 4) Siapkan obat yang baru, mulai dari awal, pilih area penusukan yang

baru n Jika tidak terdapat darah, masukkan obat secara perlahan. o Mencabut jarum dari tempat tusukan. p Menekan daerah tusukan dengan kapas alkohol untuk menghilangkan

nyeri. q Membuang spuit ke dalam bengkok.

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Melepas handscoen dan mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Tempat penyuntikan harus tepat. Penyuntikan pada bokong harus tepat

karena bila salah dapat mengenai syaraf ischiadicus dan mengakibatkan kelumpuhan.

2. Bila pasien harus mendapat beberapa kali suntikan, usahakan agar penyuntikan dilakukan pada tempat berlainan.

3. Untuk obat yang mengandung minyak, waktu memasukan obat harus perlahan supaya pasien tidak kesakitan.

Page 62: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

61

Vena sefalika

Vena Kubital Median

Vena Sefalika

Vena Radialis

Vena Basalika Vena Median lengan bawah Vena Basalika

Vena superficial dorsalis

Ramus vena dorsalis

Vena Basalika

MEMBERIKAN OBAT SECARA INTRAVENA

A. PENGERTIAN Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.

B. TUJUAN 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan

injeksi parenteral yang lain. 2. Untuk menghindari kerusakan jaringan. 3. Untuk memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

C. TEMPAT INJEKSI 1. Pada lengan (vena basalika dan sefalika) 2. Pada tungkai ( vena sapheneous) 3. Pada leher (vena jugularis) 4. Pada kepala (vena frontalis/vena temporalis)

D. PERSIAPAN ALAT

1. Handscoen 2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan 3. Jarum spuit sesuai kebutuhan 4. Bak spuit 5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) 6. Betadine (zalf atau cair) 7. Tourniquet/manset 8. Perlak dan pengalas 9. Obat sesuai program terapi 10. Bengkok 11. Plester luka (hansaplast) atau kassa dan plester 12. Buku injeksi / daftar obat

Gambar 1.8 Area untuk injeksi intravena pada lengan

Page 63: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

62

E. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Menyiapkan obat dengan prinsip 12 benar.

1) Benar obat 2) Benar dosis 3) Benar pasien 4) Benar waktu pemberian 5) Benar cara pemberian 6) Benar dokumentasi 7) Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien 8) Hak klien untuk menolak 9) Benar pengkajian 10) Benar evaluasi 11) Benar reaksi terhadap makanan 12) Benar reaksi dengan obat lain

d. Mengidentifikasi pasien (nama, nomor kamar) untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.

e. Menyiapkan dan menempatkan alat di dekat pasien. 2. Tahap Orientasi

a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b. Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik. c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy b. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Mengatur posisi pasien sesuai tempat injeksi dan pilih vena dari arah

distal. d. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi. e. Memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,

peradangan atau rasa gatal (menghindari gangguan absorbsi obat). f. Memasang perlak dan alasnya. g. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal daerah yang akan ditusuk

agar vena mudah untuk dilihat/diraba. Untuk penusukam pada lengan pasien disarankan untuk mengepal.

h. Memakai handscoen. i. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam

kearah keluar dengan diameter 5 cm) biarkan kering. j. Mempertahankan vena pada posisi stabil dengan cara meregangkan

kulit pada area penusukan. k. Memegang spuit sejajar dengan vena yang akan ditusuk. l. Menusuk vena dengan kemiringan 300 dengan lubang jarum

menghadap ke atas. m. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit.

Page 64: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

63

n. Membuka tourniquet dan meminta pasien dan melepas kepalan tangan.

o. Memasukkan obat secara perlahan. p. Mencabut spuit dengan cepat sambil menekan daerah tusukan

dengan kapas alkohol. q. Menutup daerah tusukan dengan plester luka/kassa steril dan plester. r. Membuang spuit ke dalam bengkok s. Melepas hanscoen

4. Tahap Terminasi a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Menyampaikan rencana tindak lanjut c. Merapikan pasien dan lingkungan. d. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Menusukan jarum harus pada vena yang jelas/besar untuk menghindari

pecahnya pembuluh darah (hematoma) dan menghindari penusukan berulang.

2. Bila terjadi pembengkakan saat penyuntikan segera lepas tourniquet, cabut jarum dan mencari vena yang masih baik.

3. Pada saat penyuntikan jangan sampai udara yang masuk untuk mencegah terjadinya emboli udara.

Page 65: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

64

MEMASANG INFUS

A. PENGERTIAN Memberikan cairan (obat, elektrolit) kedalam jaringan tubuh dalam jumlah banyak dengan waktu yang lama melalui vena (pembuluh darah balik) dengan menggunakan seperangkat alat yaitu set infus dan cairanya.

B. TUJUAN : 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. 2. Memenuhi kebutuhan makanan bagi pasien yang tidak dapat makan

melalui mulut. 3. Melarutkan racun dalam darah.

C. DILAKUKAN PADA

1. Pasien dengan dehidrasi. 2. Pasien dengan syok. 3. Pasien dengan intoksikasi berat. 4. Paien pra dan pasca bedah. 5. Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut. 6. Pasien dengan terapi intravena. 7. Sebelum dilakukan transfusi darah.

D. MACAM-MACAM CAIRAN INTRAVENA 1. Larutan isotonik

Yaitu larutan yang mengandung konsentrasi yang sama dengan cairan seperti cairan dalam tubuh dan menghasilkan tekanan osmotik yang sama seperti CES dalam keadaan normal dan stabil. Contoh : NaCl 0,9%, Ringer Lactat dan Dekstrosa 5% .

2. Larutan Hipotonik Larutan hipotonik menghasilkan tekanan osmotik yang lebih rendah daripada CES. Infus cairan hipotonik yang berlebihan dapat menyebabkan deplesi cairan intravaskular, hipotensi, edema seluler, dan kerusakan sel. Contoh : NaCl 0,33%, NaCl 0,45%

3. Larutan Hipertonik Larutan hipertonik menghasilkan tekanan osmotik yang lebih besar daripada CES. Larutan ini digunakan untuk menggeser CES kedalam plasma darah dengan melakukan difusi cairan dari jaringan untuk menyamakan solut dalam plasma. Contoh : Dekstrose 5% dalam saline 0,9%, Dekstrose 5% dalam saline 0,9 %, Dekstrosa 5% dalam RL,NaCL 3%, NaCl 5 %, Dekstrose 10%, 20%, 50%,70%.

4. Larutan Kristaloid Adalah larutan air dengan dengan elektrolit dan atau dextrosa, tidak mengandung molekul besar. Contoh : Ringer Lactat, NaCl 0,9%, Ringer Asetat.

Page 66: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

65

Vena superficial dorsalis

Ramus vena dorsalis

Vena basalika

Vena sefalika

Vena kubital median

Vena sefalika

Vena radialis

Vena basalika Vena median lengan bawah

Vena basalika

Vena safena magna Ramus dorsalis

5. Larutan Koloid Adalah larutan yang mengandung sel-sel, protein, atau makro molekul sintetik yang tidak siap melewati membran kapiler Larutan ini tetap di ruang vaskular dan tergantung pada konsentrasi mereka dapat menyebabkan perpindahan osmotik cairan dari insterstitium ke dalam ruang intravaskular. Contoh : darah, albumin dll

E. TEMPAT INSERSI IV KATETER

F. PERSIAPAN ALAT

1. Handscoen 2. Infus set sesuai kebutuhan (makro drip/mikro drip) 3. Cairan parenteral sesuai program 4. Jarum intravena/IV cateter (sesuai kebutuhan) 5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) 6. Betadine (bila perlu) 7. Tourniquet 8. Perlak dan pengalas 9. Bengkok 10. Plester/hepavix/balutan transparan 11. Kasa steril 12. Tiang /standar infuse

G. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Melakukan verifikasi data. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan benar. d. Menyiapkan dan mendekatkan alat didekat pasien.

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.

Fleksus dorsalis

A

B

C

Gambar 1.9 Vena untuk insersi IV kateter; A. permukaan dorsal tangan, B. lengan bagian dalam, C. Permukaan dorsal kaki

Page 67: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

66

b. Menyampaikan konrak waktu, tempat dan topik c. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Memasang sampiran / menjaga privacy pasien (bila perlu) b Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa kepada Allah. c Memeriksa cairan dengan prinsip 5 benar (cairan IV adalah obat)

pastikan bahwa larutan telah dicampur dengan zat/obat tambahan yang diresepkan, jika diprogramkan. Periksa cairan terhadap warna, kejernihan dan tanggal kadaluarsa.

d Bila menggunakan cairan dalam botol, lepaskan penutup logam dan cakram karet serta logam di bawah penutup tersebut. Untuk kantung cairan plastik lepaskan lapisan plastik di atas port selang IV.

e Membuka infus set, pertahankan sterilitas di kedua ujungnya. Menempatkan klem yang dapat digeser tepat di bawah bilik tetesan dan menutup saluran infus dengan menggerakkan klem penggeser ke posisi off.

f Menusukan set infus ke dalam kantung cairan. 1) Melepas penutup pelindung dari kantung cairan IV tanpa

menyentuh tempat masuknya set infus. 2) Melepas penutup penusuk pada infus set, dengan tidak

menyentuh ujung penusuk (pertahankan sterilitas). 3) Membersihkan tempat masuknya infus set pada kantung cairan

dengan kapas alkohol kemudian menusukkan set infus ke kantung cairan IV tepat di tempat penusukan yang telah ditentukan.

g Menggantungkan botol infus pada tiang/standar infuse, kemudian mengisi bilik tetesan dengan cairan.

h Membuka pelindung jarum dan mengalirkan cairan sampai seluruh selang infus terisi cairan (pastikan tidak ada gelembung udara dalam selang).

i Memilih IV cateter yang sesuai. j Memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan atau

peradangan. k Megatur posisi pasien sesuai area penusukan dan membebaskan

anggota tubuh yang akan diinsersi dari pakaian dan hal-hal yang dapat menghambat aliran vena (anjurkan pasien memakai pakaian yang longgar).

l Memasang perlak dan pengalas di bawah area yang akan ditusuk. m Memasang tourniquet 10-12 cm diatas tempat insersi n Memilih vena yang berdilatasi dengan baik (untuk membuat vena

berdilatasi dapat dengan memukul-mukul vena dari arah proksimal ke distal atau minta pasien mengepal dan membuka tangan atau dengan melakukan ketukan ringan di atas vena). Mulai dengan vena dari arah distal (bila terjadi sklerosis/kerusakan vena, vena yang sama di daerah proksimal masih dapat digunakan).

o Memakai handscoen.

Page 68: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

67

p Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam keluar dengan diameter 5 cm) tunggu sampai kering.

q Mempertahankan vena pada posisi stabil dengn cara meregangkan kulit pada area penusukan.

r Memegang IV cateter sejajar dengan vena yang akan ditusuk. s Menusuk vena dengan kemiringan 30 derajat dengan lubang jarum

menghadap ke atas. t Memastikan IV cateter masuk ke vena dengan memperhatikan

keluarnya darah melalui bilik aliran darah balik vena/dengan menarik mandrin + 0,5 cm.

u Merendahkan cateter sampai menyentuh kulit, mendorong IV cateter perlahan kedalam vena sampai hub menempel dengan kulit tempat penusukan.

v Menarik mandrin dan menyambungkan IV cateter dengan selang infus.

w Melepaskan torniquet. x Membuka klem pada infus set untuk mengalirkan cairan infus dengan

kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepatenan IV cateter. y Memfiksasi IV cateter dengan meletakkan kasa steril di tempat insersi

kemudian diplester (dapat menggunakan hepafix/balutan transparan sesuai kebijakan rumah sakit).

z Mengatur tetesan infus sesuai program. 4. Tahap Terminasi

a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Manyampaika rencana tindak lanjut c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

H. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Dalam melakukan perasat selalu memperhatikan tehnik kesterilan. 2. Mengawasi reaksi pasien selama 15 menit pertama setelah pemasangan

infus dengan mencatat nadi, suhu, pernafasan, warna kulit, gatal-gatal, menggigil, sakit pinggang dan lain-lain.

Gambar 2.1 Memastikan IV kateter masuk vena

Page 69: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

68

3. Bila terlihat keluhan-keluhan seperti di atas infus segera dihentikan dengan mengklem selang infus dan segera melaporkan kepada dokter atau perawat yang bertanggung jawab.

4. Cairan infus tidak boleh sampai habis, untuk mencegah masuknya udara dalam selang yang dapat menimbulkan emboli udara di vena.

I. MASALAH-MASALAH SELAMA PEMBERIAN TERAPI INFUS 1. Infiltrasi

a Tanda : Infus lambat atau berhenti; Indurasi atau pembengkakan jaringan dengan jaringan dingin.

b Solusi : pindahkan tempat penusukan IV pada lengan lainnya atau di atas area infiltrasi; jika parah berikan kompres hangat dan tinggikan lengan.

c Pencegahan : observasi tempat penusukan IV secara berkala. 2. Flebitis

a Tanda : nyeri, kemerahan, bengkak, indurasi. b Solusi : pindahkan tempat penusukan IV pada lengan lainnya

atau di atas area flebitis; jika parah berikan kompres hangat.

c Pencegahan : saring cairan, fiksasi kateter untuk mencegah gerakan pada vena; bilas kateter setiap setelah memberikan obat.

3. Aliran cairan IV terlalu cepat a Tanda : cairan infus cepat habis atau jumlah cairan yang

diinfuskan lebih dari yang dijadwalkan. b Solusi : obser observasi tanda-tanda kelebihan cairan dan

efek-efek aditif pemberian cairan IV, beritahu dokter.

c Pencegahan : periksa kecepatan aliran secara berkala, beri tanda waktu pada setiap pemasangan/ mengganti cairan infus

4. Aliran cairan IV seret a Tanda : jumlah cairan yang diinfuskan kurang dari yang

ditetapkan. b Solusi :observasi keseluruhan sistem terhadap faktor-faktor

mekanik atau pasien, contohnya selang berbelit-belit, atau pasien menindih selang IV; Ubah posisi atau pindahkan alat IV.

c Pencegahan : periksa ukuran kateter agar sesuai dengan tipe cairan dan tetesan infus.

5. Selang terlepas a Tanda : keadaan lembab akibat cairan yang bocor. b Solusi : ganti selang jika terjadi kontaminasi. c Pencegahan : Plester semua sambungan.

6. Darah mengalir balik ke selang

Page 70: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

69

a Solusi : bilas selang dengan larutan saline normal jika darah yang mengalir balik ke selang hanya sebentar; ganti selang jika waktunya tidak diketahui.

b Pencegahan : pasang penahan lengan (spalk) di bawah tempat penusukan kateter IV; hindari cairan IV habis; beritahu pasien untuk tidak mengangkat lengan lebih tinggi dari jantung.

7. Jalur IV tersumbat

a Tanda : tahanan ditemui jika dilakukan pembilasan b Solusi : lepaskan kateter, jangan memaksa untuk membilas;

pindahkan kateter IV c Pencegahan : segera ganti sebelum cairan habis.

J. BAHAYA TERHADAP KESALAHAN PEMASANGAN INFUS

1. Terjadi emboli udara 2. Infeksi 3. Oedem paru 4. Trauma vena yang dapat mengakibatkan hematoma 5. Reaksi alergi

Page 71: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

70

MENGGANTI CAIRAN INTRAVENA A. PENGERTIAN

Mengganti cairan infus yang hampir habis dengan cairan yang baru sesuai program.

B. TUJUAN 1. Melanjutkan pemberian terapi intravena 2. Mencegah masuknya udara ke dalam vena

C. PERSIAPAN ALAT

Cairan infus sesuai program terapi D. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a Mengidentifikasi pasien, mengecek kembali program pemberian

cairan. b Mencuci tangan. c Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik. c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy b Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa kepada Allah. c Memastikan bahwa bilik tetesan masih cukup terisi. d Melepaskan penutup tempat tusukan flabot cairan, pertahankan

sterilitas tempat tusukan tersebut. e Menggeser klem untuk menghentikan aliran cairan infus. f mengambil flabot cairan yang habis dari tiang infus. g Dengan cepat melepaskan penusuk infus set dari flabot cairan yang

habis dan pasangkan pada flabot cairan yang baru tanpa menyentuh ujungnya.

h Menggantung flabot cairan yang baru pada tiang infus. i Memastikan tidak ada udara di dalam infus set. j Memastikan bilik masih terisi cairan. k Mengatur kecepatan aliran sesuai dengan kecepatan yang

diprogramkan. l Mengobservasi kepatenan sistem intravena untuk memeriksa tidak

adanya infiltrasi, flebitis, atau inflamasi. m Membuang flabot cairan yang sudah kosong (sesuai kebijakan rumah

sakit)

Page 72: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

71

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akandatang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

E. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Siapkan cairan sekurang-kurangnya satu jam sebelum cairan diperlukan

(sebelum cairan yang terpasang habis). 2. Ganti cairan jika cairan di dalam botol kurang dari 50 ml.

Page 73: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

72

MENGHITUNG TETESAN INFUS A. PENGERTIAN

Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan.

B. TUJUAN 1. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskuler dan sirkulasi pada pasien

dehidrasi, syok. 2. Mencegah kelebihan cairan pada pasien.

C. PERSIAPAN ALAT

1. Kertas dan pensil. 2. Jam dengan jarum detik.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Membaca Basmalah 2. Membaca program dokter dan mengikuti prinsip “dua belas benar”

untuk memastikan penggunan cairan yang benar. Cairan IV adalah obat, mengikuti prinsip “dua belas benar” mengurangi kemungkinan salah obat.

3. Mencari tahu kalibrasi dalam tetes/mililiter dari set infus (sesuai petunjuk pada bungkus) : a Tetesan makro (mikrodrip) : 1 cc = 60 tetes

Selang mikrodrip juga disebut selang pediatri, umumnya memberikan 60 tetes/cc dan digunakan bila pemberian volume kecil atau volume dalam jumlah yang sangat tepat.

b Tetesan mikro (makrodrip ) : 1 cc = 15 tetes 1 cc = 20 tetes

4. Pilih salah satu rumus a Mililiter per jam

cc/jam =

Contoh : Jika cairan infus yang tersedia 3000 cc dan habis diberikan

dalam 24 jam, maka berapa cc/jam cairan yang diberikan? Jawab :

= 125 cc/jam

jumlah total cairan infus (cc)

lama waktu penginfusan (jam)

3000 cc 24 jam

Page 74: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

73

b Tetes permenit

Tetes/menit =

Contoh : jika dibutuhkan cairan infus 1000 cc dalam 8 jam dengan

tetesan 20 tetes/cc, maka cairan tersebut harus diberikan berapa tetes permenit?

Jawab :

= 41 tetes/menit

5. Tetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama

1 menit dengan jam, kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau menurunkan kecepatan infus. Periksa kecepatan ini tiap jam.

6. Membaca Hamdalah 7. Dokumentasikan pada catatan perawatan mengenai cairan dan waktu.

E. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Cairan IV yang tidak dapat diinfuskan tepat waktu mungkin merupakan tanda dini infiltrasi.

jumlah total cairan infus (cc) x faktor tetesan

lama waktu penginfusan (menit)

1000 cc x 20 8 x 60 menit

20000 480 menit

Page 75: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

74

Balance Cairan = Intake - Output

MENGUKUR BALANCE CAIRAN PENGERTIAN Mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (output).

TUJUAN 1. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh. 2. Menentukan tingkat dehidrasi pasien.

PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Membaca Basmalah 2. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh pasien.

Terdiri dari : a Air minum b Air dalam makanan c Air hasil oksidasi (metabolisme) d Cairan intravena

3. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien. Terdiri dari : a Urine b Insensible Water Loss (IWL) : Paru dan Kulit c Feces d Muntah

4. Menentukan keseimbangan cairan tubuh pasien dengan rumus :

5. Membaca Hamdalah 6. Mendokumentasikan pada catatan perawatan

HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Rata-rata intake cairan perhari :

a Air minum : ..........cc (Sebaiknya : 1500 -2500 ml/ hari)

b Air dari makanan : ..........cc (Normalnya :750 ml ) c Cairan infus :...........cc d Therapi injeksi : ..........cc e Air metabolisme : ..........cc ( Hitung 5 cc/kgBB/hari )

2. Rata-rata output cairan perhari a Urine : .......cc( Normalnya : 1400 – 1500 ml)

Ngompol dihitung 0,5cc-1 cc /kgBB/hari

b Feces : ......cc ( Normalnya 100 – 200 ml ) c Muntah/ perdarahan/ cairan

drainage luka, cairan NGT :........cc d IWL : Paru : .....( Normalnya 350 – 400 ml )

Kulit : ......( Normalnya 100 ml )

Page 76: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

75

Patokan penghitungan IWL 1) Dewasa : 15 cc/kgBB/hari 2) Anak : (30 – usia (tahun)) x cc/kgBB/hari 3) Jika ada kenaikan suhu : IWL +200 (suhu badan sekarang – 36,80C).

36,80C adalah konstanta Rumus lain : Di ICU Anak >5 tahun : 20 ml/kg BB/Hr Anak < 1 tahun : 30 cc/ KgBB/Hr Anak > 1 tahun : 20 cc/Kg/BB/Hr Dibangsal Neonatus : 50 ml/ KgBB/Hr 1-12 bulan : 40 ml/KgBB/Hr 1-5 tahun : 30 ml/ KgBB/Hr

Menghitung Air Metabolisme pada anak: Usia Balita ( 1-3 tahun ) : 8 cc/kgBB/hari Usia 5-7 tahun : 8-8,5 cc/kgBB/ hari Usia 7-11 tahun : 6-7 cc/kgBB/hari Usia 12-14 tahun : 5-6 cc/kgBB/hari

Page 77: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

76

MEMBERIKAN TRANSFUSI DARAH A. PENGERTIAN

Memindahkan/memasukkan darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien) melalui vena.

B. TUJUAN 1. Memberikan volume darah yang adekuat dan mencegah syok

hemoragik. 2. Mengganti trombosit darah atau faktor-faktor pembekuan untuk

mempertahankan homeostasis.

C. DILAKUKAN PADA 1. Pasien yang banyak kehilangan darah, mis. operasi besar, melahirkan,

kecelakan, luka bakar hebat, dll. 2. Pada pasien dengan penyakit kelainan darah, mi. Anemia, Leukimia, dll.

D. JENIS –JENIS KOMPONEN DARAH

1. Sel Darah Merah Volume 375-425 ml, infuskan selama 1½ sampai 2 jam, maksimum 4 jam per unit; jika kehilangan darah, tranfusikan secepat mungkin sesuai dengan toleransi pasien, Jika pasien berada dalam keseimbangan kardiovaskuler yang tidak stabil ( anemia berat kronik, gagal jantung kongestif, sangat kecil atau muda) dan kelebihan sirkulasi merupakan kekhawatiran, kecepatan harus 1 ml/kg/BB; dosis dan kecepatan pediatrik rata-rata : 10ml/kg, 2 sampai 4 ml/kg/BB.

2. Darah Washed Red Cell (WRC) sedikit Leukosit Volume 200 – 280ml, infuskan selama 1½ sampai 2 jam, sel kadaluarsa 24 jam setelah pencucian.

3. Frozen-Deglycerolized Red Cell (FDRC) Volume 200-250 ml, infuskan selama 1½ sampai 2 jam

4. Darah Lengkap Volume 450 -500 ml, infuskan selama 2 sampai 3 jam: 4 jam/unit; dosis pediatric rata-rata : mula-mula 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi.

5. Fresh-Frozen Plasma Volume 200-250ml, infuskan selama 15-20 menit bila diberikan untuk perdarahan atau penggantian faktor pembekuan; 1-2 jam bila diberikan untuk alasan lain; dosis dan kecepatan pediatric rata-rata: perdarahan akut, infuskan 15-30ml/kg sesuai indikasi; defisiensi pembekuan, 10 sampai 15 ml/kg, infuskan 1 sampai 2 ml/menit.

6. Albumin 25 % Volume 12,5 g/50 ml, infuskan dalam i jam pada 1 ml/ menit; dosis dan kesepatan pediatrik rata-rata : 1 g/kg, infus 4ml/kg. Memakai selang khusus.

Page 78: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

77

7. Albumin 5%

Volume 12,5g/250 ml, infuskan dalam 1 jam pada 2 sampai 4 ml / menit; dosis dan kecepatan pediatrik rata-rata-1 g/kg, infuskan 10 ml/kg. Memakai selang khusus

8. Fraksi Protein Plasma (PPF) , infuskan tidak lebih dari 1 sampai 10 ml/kg. Memakai selang khusus.

9. Trombosit Volume 60-70 ml/unit, Berikan secara intravena dengan kecepatan sesuai toleransi pasien; dianjurkan 150 sampai 200 ml/ jam ; dapat diberikab lebih darimpesanan biasanya 6 sampai 10 unit dengan perlahan-lahan jika terdapat beheya kelebihan sirkulasi; waktu tranfusi maksimum 4 jam. Memakai selang khusus.

E. PERSIAPAN ALAT

1. Transfusi set 2. Cairan NaCl 0,9 % 3. Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah pasien, komponen

darah sesuai dengan kebutuhan. 4. Handscoen 5. Set pemberian cairan intravena (jika belum terpasang infus)

F. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a Verifikasi data sebelumnya. b Memberikan Inform Consent pada pasien/keluarga mengenai

prosedur dan efek samping pemberian transfusi. c Mencuci tangan. d Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri. b Menyampaikan kontrak waktu, tempat dantopik. c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy bila perlu. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah c Memasang IV kateter dengan menggunakan kateter berukuran besar

dan selang infus yang memiliki filter (transfusi set). Jika sudah terpasang infus ganti infus set dengan transfusi set. Gunakan cairan normal salin/NaCl 0,9% sebelum dan sesudah memberikan transfusi (cairan isotonik mencegah hemolisis sel darah merah).

d Mengidentifikasi pasien dan produk darah yang akan dimasukkan. e Memeriksa etiket kompatibilitas yang menempel pada kantung darah

dan informasi pada kantung tersebut. 1) Untuk darah lengkap periksa golongan darah ABO dan tipe Rh

yang terdapat pada catatan pasien.

Page 79: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

78

2) Memeriksa kembali kesesuaian produk darah dengan order dokter.

3) Memeriksa tanggal kadaluarsa lengkap beserta jamnya. f Meginspeksi darah untuk melihat adanya kebekuan g Menanyakan nama pasien dan periksa tanda pengenal pasien agar

tidak terjadi kesalahan dalam pemberian transfusi darah. h Mengukur tanda vital sebelum memasukkan darah. i Memakai handscoen. j Memberikan transfusi secara perlahan, atur kecepatan sesuaikan

dengan komponen darah yang masuk. k Memonitor tanda vital secara berkala l Mengobservasi reaksi transfusi, mis. menggigil, kemerahan, gatal-

gatal, dispnea, bintik-bintik merah atau ruam. Jika timbul reaksi tersebut segera hentikan pemberian transfusi, bilas dengan cairan normal salin dan beritahukan bank darah serta dokter yang merawat.

m Melepas handscoen 4. Tahap Terminasi

a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut. c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

G. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Suhu darah yang dimasukkan harus sesuai dengan suhu normal, bila

perlu pasang penghangat pada selang infus. 2. Darah yang diberikan harus tercampur rata (secara homogen) dengan

cara membalikkan kantung secara perlahan-lahan (darah tidak boleh dikocok atau dipanaskan).

3. Harus ABO dan Rh yang kompatibel : kadang-kadang Rho negatif akan ditranfusikan pada pasien Rho positif, tetapi jangan memberikan Rho positif ke Rho negatif.

4. Packed red cells golongan O dapat diberikan pada golongan darah manapun, berikan tipe Rh yang tepat; pencocoksilangan diperlukan.

Page 80: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

79

INHALASI OKSIGEN A. PENGERTIAN

Memberikan oksigen tambahan kepada pasien dalam upaya mempertahankan jalan nafas yang adekuat.

B. TUJUAN 1. Mencegah atau mengatasi hypoxia agar tidak terjadi dengan jalan

memperbaiki PaO2. 2. Memperbaiki kerusakan oksigenasi jaringan.

C. INDIKASI PEMBERIAN O2

1. Sianosis yang baru saja terjadi. 2. Tindakan pre oksigenasi menjelang induksi anastesi. 3. Pasca pembedahan besar. 4. Pada keadaan dimana “metabolisme rate” yang tinggi missal : sepsis,

hipertermia. 5. Keracunan gas CO 6. Mengatasi nyeri kepala akibat tertahannya udara di daerah rongga

kepala setelah tindakan enchephalografi.

D. PERHATIAN Sebelum memberikan oksigen, cek : 1. Order pemberian obat, termasuk alat untuk memberikan dan liter flow

rate (L/mnt). 2. Level oksigen (PaO2) dan karbon dioksida (PCO2) pada darah arteri

(PaO2 normal 80 – 100 mmHg, PCO2 35 – 45 mmHg). 3. Apakah klien menderita COPD.

E. MACAM-MACAM INHALASI OKSIGEN

1. Menggunakan Kanul

a. Pemberian 2 – 6 liter/menit.

b. Tujuan 1) Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relative

rendah saat kebutuhan oksigen minimal. 2) Untuk memberikan oksigen yang tidak terputus saat pasien

makan/minum.

c. Efek samping 1) Mukosa hidung menjadi kering. 2) Kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat

pemasangan kanul yang terlalu ketat.

Page 81: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

80

d. Persiapan Alat 1. Tabung oksigen dengan manometer dan flowmeter. 2. Humidifier dengan cairan steril, air distilasi atau air matang

sesuai peraturan Rumah Sakit. 3. Nasal kanul dan selang. 4. Plester jika diperlukan.

e. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengkaji kebutuhan oksigen pasien dan melakukan verifikasi data sebelumnya.

b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan benar ( nama, nomor

kamar ). d) Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. c) Memasang manometer pada tabung oksigen. d) Memastikan tabung masih berisi oksigen. e) Mengisi botol humidifier dengan aqua sesuai batas. f) Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler

jika tidak ada kontra indikasi (posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan klien untuk bernafas).

g) Menyambungkan selang kanul dengan humidifier. h) Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan

kebutuhan. Memastikan ada aliran udara mengalir melalui ujung selang (seharusnya ada gelembung udara pada humidifier pada saat oksigen mengalir lewat air).

i) Memasang kanul dengan hati-hati, memasukkan lubang kanul ke hidung lalu kencangkan (kanul yang menggunakan elastic band ditarik melingkar ke belakang telinga). Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, berikan plester pada bagian wajah.

j) Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien. k) Inspeksi peralatan secara teratur (cek liter flowmeter dan

tinggi air pada humidifier).

Page 82: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

81

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut/ c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat

semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

2. Menggunakan masker Wajah

a. Pemberian 6 – 12 Liter/menit.

b. Tujuan Untuk memberikan oksigen dengan kadar sedang, konsentrasi dengan kelembaban yang tinggi di banding dengan kanul.

c. Jenis 1) Masker wajah sederhana yaitu untuk therapy O2 jangka pendek

dengan konsentrasi O2 yang masuk 30 % - 60 %. Kontra Indikasi : Klien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi.

2) Masker wajah dengan reservoir a) Rebreathing mask : untuk pasien yang mampu bernafas

kembali, dengan konsentrasi O2 yang masuk 70 %. b) Non rebreathing mask : untuk pasien yang tidak mampu

bernafas kembali, untuk mempertahankan suplay O2 dengan konsentrasi tinggi di dalam kantong reservoir. Dengan konsentrasi O2 yang masuk sebesar 80 – 90 %.

c) Masker wajah venturi Konsentrasi O2 yang masuk : 24 %, 28 %, 30 %, 35 %, 40 %, 45 %, 55 % dengan kecepatan 2, 3, 4, 8, 14 liter/menit secara berurutan tergantung alat pengendali.

d. Persiapan alat 1) Tabung oksigen dengan manometer dan flow meter. 2) Humidifier dengan cairan. 3) Masker wajah dengan ukuran dan jenis yang sesuai, dengan

elastic band (karet pengikat). 4) Kassa (jika diperlukan).

Page 83: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

82

Gambar 3.1 Menempatkan masker pada wajah

e. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengkaji kebutuhan oksigen pasien dan melakukan verifikasi data sebelumnya.

b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan benar ( nama, nomor

kamar ). d) Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama pasien

dan memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. c) Memasang manometer pada tabung oksigen. d) Memastikan tabung masih berisi oksigen. e) Mengisi botol humidifier dengan aqua sesuai batas. f) Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler jika

tidak ada kontra indikasi (posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan klien untuk bernafas).

g) Menyambungkan selang kanul dengan humidifier. h) Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan

kebutuhan. Memastikan ada aliran udara mengalir melalui ujung selang (seharusnya ada gelembung udara pada humidifier pada saat oksigen mengalir lewat air).

i) Menempatkan masker kearah wajah pasien, letakkan dari hidung ke bawah. Masker harus menutup wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.

j) Mengikat elastic band melingkar kepala pasien sehingga masker terasa nyaman.

Page 84: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

83

k) Alasi band di belakang telinga dan di atas tulang yang menonjol dengan kassa untuk mencegah iritasi. Hindari menarik band terlalu kuat.

l) Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien. m) Inspeksi peralatan secara teratur (cek liter flowmeter dan

tinggi air pada humidifier). 4) Tahap Terminasi

a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Merapikan pasien dan lingkungan. c) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah d) Berpamitan dengan pasien. e) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. f) Mencuci tangan. g) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

3. Menggunakan Tenda Wajah

a. Tujuan 1) Untuk memberikan kelembaban tinggi. 2) Untuk memberikan oksigen bila masker tidak ditoleransi. 3) Untuk memberikan O2 aliran tinggi saat dihubungkan dengan

system venturi.

b. Persiapan alat 1) Tabung oksigen dengan manometer dan flow meter. 2) Humidifier dengan cairan. 3) Tenda wajah dengan elastic band sesuai ukuran. 4) Kassa (jika diperlukan).

c. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengkaji kebutuhan oksigen pasien dan melakukan verifikasi data sebelumnya.

b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan benar ( nama, nomor

kamar ). d) Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama pasien

dan memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah.

Page 85: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

84

c) Memastikan tabung masih berisi oksigen. d) Memasang manometer pada tabung oksigen. e) Mengisi botol humidifier dengan aqua sesuai batas. f) Menyambungkan selang kanul dengan humidifier. g) Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler jika

tidak ada kontra indikasi (posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan klien untuk bernafas).

h) Membuka flow meter dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Memastikan ada aliran udara mengalir melalui ujung selang (seharusnya ada gelembung udara pada humidifier pada saat oksigen mengalir lewat air).

i) Menempatkan tenda kearah wajah pasien. Tenda harus menutup wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.

j) Mengikat elastic band melingkar kepala pasien. k) Alasi band di belakang telinga dan di atas tulang yang

menonjol dengan kassa untuk mencegah iritasi. Hindari menarik band terlalu kuat.

l) Memperhatikan reaksi dan menanyakan respon pasien. m) Inspeksi peralatan secara teratur (cek liter flowmeter dan

tinggi air pada humidifier). 4) Tahap Terminasi

a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosa dan kemudahan bernafas saat pasien dipasang alat.

2. Kaji Vital Sign, warna, pola nafas, dan gerakan dada. 3. Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hipoksia, takikardia, konfius,

dispnea, kelelahan dan sianosis (lihat hasil BGA jika memungkinkan). 4. Jika menggunakan nasal kanul, kaji hidung pasien terhadap iritasi. Beri

cairan lubrican untuk melapisi membran mukosa jika dibutuhkan. 5. Pertahankan tinggi air humidifier.

Page 86: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

85

G. RATA – RATA KONSENTRASI INSPIRASI YANG DIHASILKAN DENGAN PERALATAN PEMBERIAN O2 YANG BERBEDA

1. Nasal Kanul Pemberian 1 – 2 liter/menit konsentrasi yang dihasilkan 24 – 28 % 3 – 4 liter/menit 30 – 35 % 5 – 6 liter/menit 38 – 44 %

2. Masker Sederhana Pemberian 5 – 6 liter/menit konsentrasi yang dihasilkan 40 %

6 – 7 liter/menit 50 % 7 – 8 liter/menit 60 %

3. Masker Wajah Dengan Reservoir Pemberian 6 liter/menit konsentrasi yang dihasilkan 60 % 7 liter/menit 70 % 8 liter/menit 80 % 9 – 10 liter/menit 90 – 99 %

4. Masker Wajah Venturi Pemberian aliran tetap konsentrasi yang dihasilkan 24 – 35 %

5. Tenda wajah Pemberian 8 - 10 liter/menit konsentrasi yang dihasilkan 40 %

H. BAHAYA DAN EFEK SAMPING THERAPY OKSIGEN 1. Kebakaran

Kadar O2 yang terkecil dalam udara kamar dapat memicu kebakaran jika ada sumber api.

2. Hypoxia Dapat terjadi bila pemberian O2 secara mendadak dengan frekuensi yang tinggi dapat dihindari dengan jalan memeberikan secara bertahap.

3. Hipoventilasi Sering terjadi pada penderita PPOM, dimana pegendali pusat nafas disebabkan oleh kadar O2 dalam darah yang rendah (hypoxemia) sehingga jika hypoxemia di hilangkan maka pusat nafas tidak ada yang merangsang sehingga berakibat hipoventilasi sampe apneu.

4. Atelektasis paru Terjadi jika konsentrasi O2 yang diberikan sangat tinggi (hampir 100 %) dalam jangka waktu yang lama dan pencegahan nya jangan memberi O2 dengan konsentrasi 100 % lebih dari 24 jam.

5. Keracunan oksigen Ada 2 macam : a Keracunan yang menyeluruh.

Yaitu disebabkan karena PaO2 yang lebih dari 100 torr dalam jangka waktu lama, Gejala akut : kejang – kejang, dan gejala kronis : nyeri di belakang tulang dada, nyeri sendi, kesemutan, mual, muntah nafsu makan menurun.

b Keracunan setempat Sel kapiler paru akan mengalami kerusakan yang mengakibatkan gangguan difusi gas.

Page 87: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

86

I. PENCEGAHAN

1. Jangan memberikan O2 dengan konsentrasi > 50 % lebih dari 48 jam. 2. Setiap pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi harus di sertai

pemantauan PaO2.

Page 88: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

87

MENGGUNAKAN SPIROMETER INSENTIF Pengertian Spirometer insentif juga disebut sebagai alat mempertahankan inspirasi maksimal (sustained maximal inspiration devices, SMIs), mengukur aliran udara yang diinhalasi melalui mouthpiece Tujuan 1. Meningkatkan ventilasi paru. 2. Mengimbangi efek anestesi atau hipoventilasi 3. Mengencerkan sekret pernapasan 4. Memfasilitasi pertukaran gas pernapasan 5. Mengembangkan alveolus yang kolaps

Dilakukan Pada 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret. 2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas.

Alat dan Bahan 1. Spirometer insentif

Prosedur Pelaksanaan 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Menyiapkan dan meletakkan alat di dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a. Menjaga privacy. b. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c. Pegang atau taruh spirometer pada posisi tegak lurus. Sebuah alat yang

ditekuk yang berorientasi pada aliran hanya memerlukan sedikit upaya untuk meninggikan bola atau cakram : sebuah alat yang berorientasi pada volume tidak dapat bekerja dengan benar kecuali berada dalam posisi tegak lurus.

d. Keluarkan napas secara normal

Page 89: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

88

e. Tempelkan mouthpiece dengan bibir dengan rapat (udara jangan sampai masuk)

f. Ambil napas dalam dan lambat untuk menaikkan bola atau silinder dan kemudian tahan napas selama 2 detik di awal, kemudian meningkat 6 detik (optimal), untuk menjaga bola atau silinder tetap naik jika memungkinkan

g. Untuk alat yang berorientasi pada aliran, hindari napas cepat bervolume rendah yang melontar bola ke bagian atas ruangan. Pengembangan paru yang lebih besar dicapai dengan inspirasi yang sangat lambat daripada dengan napas dangkalyang cepat, walaupun mungkin tidak meninggikan bola atau tetap mempertahankan bola tersebut terangkat saat anda menahan napas anda. Bola atau silinder yang terus menerus di atas memastikan keadekuatan ventilasi alveolus (kantong udara paru)

h. Jika anda kesulitan bernapas hanya melalui mulut, cuping hidung dapat digunakan

i. Lepaskan mouthpiece dan ekhalasi secara normal j. Batuk setelah upaya insentif. Ventilasi yang dalam dapat mengencerkan

sekret, dan batuk dapat memfasilitasi pengeluarannya. k. Relaks dan ambil beberapa napas normal sebelum menggunakan

spirometer kembali l. Ulangi prosedur beberapa kali dan kemudian empat atau lima kali per

jam. Latihan meningkatkan volume inspirasi, mempertahankan ventilasi alveolar, dan mencegah atelektasis (kolaps kantung udara)

m. Bersihkan mouthpiece dengan air dan keringkan 1. Tahap Terminasi

a. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b. Merapikan pasien dan lingkungan. c. Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa kepada Allah. d. Menyampaikan rencana tindak lanjut pada pasien e. Berpamitan dengan pasien. f. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g. Mencuci tangan. h. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 90: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

89

INHALASI UAP MANUAL A. PENGERTIAN

Menghirup uap dengan/tanpa obat melalui saluran pernafasan bagian atas.

B. TUJUAN 1. Sekret menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan. 2. Pernafasan menjadi lebih lega. 3. Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab. 4. Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas.

C. DILAKUKAN PADA 1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan secret. 2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas.

D. PERSIAPAN ALAT

1. Baskom berisi air mendidih. 2. Obat : mentol/viks (bila diperlukan). 3. Handuk 2 buah. 4. Bengkok 1 buah. 5. Peniti. 6. Vaselin dengan sudip lidah. 7. Tissue. 8. Kain pengalas untuk baskom air panas.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tahap Pra Interaksi a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Identifikasi pasien. d. Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien .

2. Tahap Orientasi a Mengucapkan salam kepada pasien, sapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c Mengauskultasi paru untuk mengetahui letak secret. d Mengatur pasien dalam posisi duduk dengan kaki menjuntai di sisi

tempat tidur/meminta pasien duduk di atas kursi. e Menempatkan meja/troli di depan pasien. f Mengoleskan vaselin dengan sudip lidah di sekitar mulut dan hidung

pasien.

Page 91: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

90

g Memasang handuk pada dada pasien, dipenitikan ke punggung. h Meletakan baskom berisi air panas di atas meja pasien yang sudah

diberi pengalas. i Memasukkan obat ke dalam baskom (bila diprogramkan). j Menutup baskom dengan handuk sedemikian rupa sehingga

menyerupai corong. k Meminta pasien menghadapkan mulut dan hidung ke corong handuk,

instruksikan pasien untuk menghirup uap dari baskom selama 10 – 15 menit.

l Membersihkan sekitar hidung dan mulut dengan tissue. m Merapikan pasien.

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut. c Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. d Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. e Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. f Mencuci tangan. g Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

F. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Air panas jangan sampai tumpah ke pasien. 2. Selama prosedur pasien harus ditunggu dan diawasi, perhatikan

kemampuan pasien untuk mentoleransi uap air panas.

Page 92: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

91

INHALASI NEBULIZER A. PENGERTIAN

Menghirup uap dengan atau tanpa obat melalui saluran nafas bagian atas dengan menggunakan nebulator.

B. TUJUAN 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan. 2. Melonggarkan jalan nafas. 3. Memberikan inhalasi hingga obat habis.

C. PERSIAPAN ALAT 1. Meja / trolli berisi set nebulizer. 2. Obat bronkodilator. 3. Bengkok. 4. Tissue. 5. Spuit 5cc/sesuai kebutuhan.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a Mengecek program terapi. b Mencuci tangan. c Mengidentifikasi dengan benar. d Menyiapkan dan mendekatkan alat di dekat pasien.

2. Tahap Orientasi a Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c Mengatur pasien dalam posisi duduk dengan kaki menjuntai di sisi

tempat tidur/meminta pasien duduk di atas kursi. d Menempatkan meja/troli yang berisi set nebulizer di depan pasien. e Memasukkan obat sesuai dosis ke dalam nebulizer. f Menghidupkan nebulizer dan memastikan alat dapat berfungsi

dengan baik. g Memasang masker pada pasien dan meminta pasien nafas dalam

sampai obat habis. h Mengevaluasi respon pasien selama pemberian nebulizer. i Setelah selesai bersihkan sekitar mulut dan hidung dengan tissue.

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa kepada Allah. e Berpamitan dengan pasiendan kontrak waktu yang akan datang.

Page 93: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

92

f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

E. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Selama prosedur pasien harus ditunggu dan diawasi, perhatikan

kemampuan pasien untuk mentoleransi uap nebulizer. 2. Kaji tingkat ansietas/kegelisahan pasien selama pemberian nebulizer,

jangan memaksa klien yang sedang gelisah untuk diberikan nebulizer. 3. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa pemberian nebulizer tidak

berbahaya bila dilakukan sesuai prosedur dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea.

Page 94: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

93

FISIOTERAPI DADA A. PENGERTIAN

Tindakan untuk melepaskan secret dari saluran nafas bagian bawah.

B. TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret. 2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret.

C. RANGKAIAN FISIOTERAPI DADA 1. Perkusi

Perkusi atau sering disebut clapping adalah pukulan kuat pada kulit dengan tangan dibentuk seperti mangkuk. Secara mekanik clapping dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus.

2. Vibrasi Vibrasi adalah getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan yang diletakkan datar pada dinding dada. Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mucus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.

3. Postural Drainase Postural drainase adalah tehnik membersihkan jalan nafas/secret bronkus dengan menggunakan prinsip gravitasi. Rangkaian tindakan dalam postural drainase terdiri dari perkusi dan vibrasi.

D. PERSIAPAN ALAT 1. Kertas tissue. 2. Bengkok. 3. Perlak dan pengalas. 4. Sputum pot berisi desinfektan. 5. Air minum hangat.

E. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan. c. Mengidentifikasi pasien dengan benar. d. Menyiapkan alat. e. Mendekatkan alat kedekat pasien

2. Tahap Orientasi a Mengucapkan salam kepada pasien, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

Page 95: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

94

Gambar 4.1 Gerakan perkusi pada fisioterapi dada

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c Melakukan auskultasi paru dan menganjurkan pasien untuk menarik

nafas. d Menjelaskan letak seket. e Mengatur posisi pasien sesuai daerah gangguan paru. f Memasang perlak beserta alasnya dan bengkok (di pangkuan pasien

bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring). g Melakukan fisioterapi dada.

1) Perkusi a) Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau

pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan. b) Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam dan lambat untuk

meningkatkan relaksasi. c) Jari dan ibu jari

berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk.

d) Secara bergantian lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat untuk menepuk dada.

e) Perkusi setiap bagian segmen paru selama 1-2 menit. f) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur

yang mudah terjadi injury seperti mamae, sternum, columna spinalis dan ginjal.

2) Vibrasi a) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah, di

area dada yang akan di drainage, satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara lain, tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.

b) Anjurkan pasien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat hidung atau pursed lips.

c) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan, getarkan (kejutkan) tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran jika pasien inspirasi.

d) Vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.

h Meminta pasien untuk menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuat, tampung lendir dalam sputum pot dan beri minum air putih.

i Melakukan auskultasi paru. j Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien.

Page 96: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

95

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut. c Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. d Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. e Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. f Mencuci tangan. g Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 97: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

96

POSTURAL DRAINAGE A. PENGERTIAN

Membesihkan sekret jalan nafas/sekret bronkus dengan pengaruh gravitasi.

B. PERSIAPAN ALAT 1. Bantal (2 Atau 3) 2. Papan pemiring/pendongak 3. Tissue wajah 4. Segelas air 5. Tempat sputum/sputum pot

C. POSISI POSTURAL DRAINAGE (Gambar 5.1)

1. Posisi fowler tinggi untuk membersihkan secret pada segmen paru bilateral.

2. Posisi terlentang dengan kepala

yang terangkat untuk sekret pada segmen apeks, lobus atas kanan – segmen anterior.

3. Posisi terlentang dengan kepala

yang terangkat untuk sekret pada lobus atas kiri – segmen anterior.

4. Posisi berbaring miring pada sisi

kanan dengan dada yang terangkat di atas bantal untuk sekret pada lobus atas kanan – segmen posterior.

5. Berbaring miring pada sisi kiri

dengan dada yang terangkat di atas bantal untuk sekret pada lobus atas kiri – segmen posterior.

6. Posisi terlentang tiga perempat

dengan paru yang menggantung pada posisi trendelenburg untuk sekret pada lobus tengah kanan – segmen anterior.

7. Posisi telungkup dengan thorax dan

abdomen terangkat untuk sekret

Page 98: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

97

pada lobus tengah kanan – segmen posterior.

8. Posisi terlentang dalam posisi

trendelenburg untuk sekret pada kedua lobus bawah – segmen anterior.

9. Posisi untuk mengeluarkan secret

pada lobus bawah kiri – segmen lateral.

10. Posisi untuk mengeluarkan sekret pada lobus bawah kanan – segmen lateral.

11. Posisi telungkup dalam posisi trendelenburg untuk mengeluarkan sekret pada kedua lobus bawah – segmen posterior.

D. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Tahap Pra Interaksi

a Mengecek program terapi. b Mengidentifikasi pasien dengan tepat. c Mencuci tangan. d Menyiapkan alat. e Mendekatkan alat kedekat pasien.

2. Tahap Orientasi a Memberi salam kepada pasien, sapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik c Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3. Tahap Kerja a Menjaga privacy. b Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c Memilih area yang tersumbat yang akan didrainage berdasarkan

pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambaran foto dada. d Membaringkan pasien sesuai area yang di drainage. e Meminta pasien untuk mempertahankan posisi 10 – 15 menit. f Melakukan cupping, clupping dan vibrating selama 10 – 15 menit. g Setelah di drainage minta pasien duduk dan batuk kemudian

tampung secret / dahak yang di keluarkan dalam sputum pot dan

Page 99: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

98

apabila pasien tidak dapat batuk maka harus dilakukan penghisapan atau suction.

h Meminta pasien istirahat sebentar bila perlu. i Meminta pasien untuk minum air. j Melakukan drainage pada semua area yang tersumbat selama 30 – 60

menit. k Mengulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.

4. Tahap Terminasi a Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b Menyampaikan rencana tindak lanjut. c Merapikan pasien dan lingkungan. d Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah. e Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang. f Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g Mencuci tangan. h Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 100: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

99

TEKNIK MENGATASI NYERI

A. PENGERTIAN Nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Teknik mengatasi nyeri adalah teknik untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri.

B. METODE / CARA MENGATASI NYERI 1. Distraksi 2. Relaksasi 3. Kompres 4. Pemijatan / Masase

1. DISTRAKSI

a. Pengertian Distraksi adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

b. Tipe Distraksi 1) Distraksi Visual

a) Membaca atau menonton televisi b) Menonton pertandingan baseball c) Imajinasi terbimbing

2) Distraksi Auditor a) Humor b) Mendengarkan musik

3) Distraksi Taktil a) Pernafasan lambat, berirama b) Masase/ pijat c) Memegang atau mengelus seekor binatang peliharaan atau

mainan 4) Distraksi Intelektual

Teka-teki silang Permainan kartu Hobi (mis, mengoleksi perangko, menulis sebuah cerita)

c. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar)

untuk menghindari kesalahan dalam memberikan terapi. d) Menyiapkan dan menempatkan alat di dekat pasien.(bila ada)

Page 101: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

100

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah. c) Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai dengan

kondisinya (duduk / berbaring). d) Mengatur lingkungan yang nyaman dan tenang. e) Meminta pasien untuk memejamkan mata. f) Membawa alam pikiran pasien menuju tempat yang

menyenangkan pasien atau mengingat kejadian menyenangkan yang pernah dialami pasien.

g) Mengajak pasien mendengarkan musik/lagu sambil menepuk-nepukkan tangan/menghentakkan kaki.

h) Memasase ringan (mengelus) area yang sakit. i) Berikan mainan (khusus anak-anak) agar bisa dipegang dan

dibuat untuk mainan. 4) Tahap Terminasi

a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut. c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

2. RELAKSASI

a. Pengertian Relaksasi adalah suatu metode untuk mengurangi nyeri dengan cara mengendurkan otot-otot tubuh sehingga pasien akan merasa rileks.

b. 3 Hal Utama Yang Dibutuhkan Dalam Tehnik Distraksi/Relaksasi 1) Posisi pasien yang tepat. 2) Pikiran beristirahat. 3) Lingkungan yang tenang.

c. Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan.

Page 102: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

101

c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar) untuk menghindari kesalahan dalam memberikan terapi.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien,

memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada

Allah. c) Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai

dengan kondisinya (duduk / berbaring). d) Mengatur lingkungan yang nyaman dan tenang. e) Meminta pasien untuk memejamkan mata. f) Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada kedua

kakinya untuk dirilekskan, kendorkan seluruh otot-otot kakinya, minta pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki pasien.

g) Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot kedua tangannya, minta pasien untuk merasakan relaksasi kedua tangannya.

h) Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada bagian tubuhnya, minta pasien untuk merilekskan otot-otot tubuh mulai dari otot bahu sampai ke pinggang, minta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuhnya.

i) Meminta pasien untuk tersenyum agar otot-otot wajah menjadi rileks.

j) Meminta pasien untuk menarik nafas panjang dan memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas, meminta pasien menghembuskan nafas perlahan melalui mulut.

4) Tahap Terminasi a) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut. c) Merapikan pasien dan lingkungan. d) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa pada

Allah. e) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan

datang. f) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula. g) Mencuci tangan. h) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Page 103: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

102

d. Hal yang perlu diperhatikan 1) Membina hubungan saling percaya sebelum melakukan tindakan. 2) Selama melakukan latihan perhatikan respon non verbal yang

ditunjukkan pasien, jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien telah siap (klien harus mengetahui dari awal bahwa latihan dapat dihentikan kapanpun).

3) Gunakan waktu yang cukup dalam latihan.

e. Beberapa Teknik Relaksasi Yang Dapat Dilakukan 1) Bernafas secara pelan-pelan. 2) Masase sambil menarik nafas pelan-pelan. 3) Menarik nafas dalam sambil mengangkat bahu, dll.

3. KOMPRES

a) Kompres Panas

1) Pengertian Memberikan rasa hangat pada pasien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan dengan prinsip evaporasi.

2) Tujuan a) Melebarkan pori-pori b) Memperlancar sirkulasi darah. c) Mengurangi rasa sakit. d) Merangsang peristaltic usus. e) Memperlancar pengeluaran getah radang (eksudat). f) Memberi rasa nyaman/hangat dan tenang pada pasien.

3) Dilakukan pada a) Pasien dengan perut kembung. b) Pasien yang kedinginan, misalnya akibat narkose, iklim, dsb. c) Pasien radang, misalnya radang sendi, adnexitis, dll. d) Kekejangan otot. e) Adanya abses (bengkak), hematoma.

4) Cara pemberian kompres panas antara lain :

a) Kompres Panas Basah

(1) Cairan yang digunakan (a) Boor Water (b) Normal Saline (H2O2 + sodium) (c) NaCl (garam fisiologis)

Page 104: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

103

(2) Persiapan alat (a) Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai

kebutuhan (40-46o C) (b) Bak steril berisi pinset anatomis 2, kassa beberapa

potong dengan ukuran yang sesuai (c) Perban kassa atau kain segitiga (d) Plester dan gunting (e) Perlak dan pengalas (f) Sarung tangan bersih di tempatnya (g) Kapas dan wash bensin dalam botol kecil (h) Bengkok 2 (1 kosong, 1 berisi Lysol)

(3) Prosedur Pelaksanaan (a) Tahap Pra Interaksi

i. Melakukan verifikasi data sebelumnya. ii. Mencuci tangan.

iii. Mengidentifikasi pasien dengan tepat. iv. Menyiapkan alat v. Mendekatkan alat kedekat pasien.

(b) Tahap Orientasi i. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. ii. Melakukan kontrak waku, tempat dan topik.

iii. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan iv. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

(c) Tahap Kerja i. Menjaga privacy

ii. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa pada Allah.

iii. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai dengan kondisinya.

iv. Memasang pengalas di bawah lutut/anggota badan yang akan di kompres.

v. Memakai sarung tangan. vi. Membuka balutan perban (bila diperban) dan

membuang bekas balutan ke dalam bengkok kosong.

vii. Mengambil beberapa potong kassa dengan pinset dari bak steril dan memasukkannya ke dalam kom berisi cairan hangat untuk mengompres.

viii. Memeras kassa dengan pinset agar kassa tidak terlalu basah.

ix. Membentangkan kassa di atas area yang membutuhkan kompres hangat.

x. Memperhatikan respon pasien, adakah rasa tidak nyaman.

Page 105: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

104

xi. Mengangkat tepi kassa untuk mengkaji apakah ada kemerahan pada kulit yang dikompres.

xii. Bila pasien mentoleransi kompres hangat tersebut, kassa kompres panas basah ditutupkan pada area yang memerlukan kompres lalu dilapisi kassa kering selanjutnya dibalut perbanatau kain segitiga dan difiksasi dengan plester atau diikat.

xiii. Melakukan perasat ini 15 – 30 menit atau sesuai program terapi dan mengganti balutan kompres hangat tiap 5 menit.

xiv. Melepas sarung tangan. (d) Tahap Terminasi

i. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan. ii. Menyampaikan rencana tindak lanjut.

iii. Merapikan pasien dan lingkungan. iv. Mengajak pasien membaca hamdalah dan

berdoa pada Allah. v. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu

yang akan datang. vi. Membereskan dan mengembalikan alat.

vii. Mencuci tangan. viii. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan.

(4) Hal yang perlu diperhatikan (a) Kain kassa harus diganti pada waktunya dan suhu

kompres dipertahankan tetap hangat. (b) Cairan jangan terlalu panas, hindarkan kulit

terbakar (Suhu cairan 40 – 46oC). (c) Kain kompres harus lebih besar dari bagian yang

akan dikompres. (d) Untuk kompres hangat basah pada luka terbuka,

peralatan harus steril. Untuk permukaan tertutup (bengkak, memar) peralatan harus bersih.

b) Kompres Panas Kering dengan Buli-Buli Panas (WWZ)

(1) Tujuan (a) Memperlancar sirkulasi darah. (b) Mengurangi rasa sakit. (c) Merangsang peristaltik.

(2) Dilakukan pada (a) Pasien dengan kejang otot. (b) Pasien dengan perut kembung. (c) Pasien yang kedinginan.

Page 106: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

105

(3) Persiapan alat (a) WWZ dan sarungnya (b) Perlak dan pengalas (c) Termos berisi air panas (d) Lap kerja

(4) Prosedur Pelaksanaan (a) Tahap Pra Interaksi

i. Melakukan verifikasi data sebelumnya. ii. Mencuci tangan.

iii. Mengidentifikasi pasien dengan tepat. iv. Menyiapkan alat. v. Mendekatkan alat kedekat pasien.

(b) Tahap Orientasi i. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. ii. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

iii. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien (c) Tahap Kerja

i. Menjaga privacy. ii. Mengajak pasien membaca basmalah dan

berdoa kepada Allah. iii. Mengatur pasien dalam posisi senyaman

mungkin. iv. Mengisi WWZ dengan air panas ½ - ¾ (saat

mengisi air WWZ diletakkan rata dengan kepala WWZ ditekuk sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak masuk).

v. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ di bawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah.

vi. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak basah lalu bungkus dengan sarung WWZ.

vii. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan dipasang WWZ.

viii. Meletakkan WWZ pada bagian tubuh yang akan dikompres dengan kepala WWZ mengarah keluar tempat tidur.

ix. Memantau respon pasien. x. Merapikan pasien.

(d) Tahap Terminasi i. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.

ii. Menyampaikan rencana tindak lanjut. iii. Mengajak pasien membaca hamdalah dan

berdoa kepada Allah. iv. Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu

yang akan datang.

Page 107: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

106

v. Membereskan alat-alat. vi. Mencuci tangan.

vii. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

(5) Hal yang perlu diperhatikan (a) Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada pasien

perdarahan (b) Pemakaian buli-buli panas pada bagian perut, tutup

buli-buli mengarah ke atas atau ke samping (c) Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke

bawah atau ke samping (d) Buli-buli diperiksa kembali, harus ada cincin karet

pada tutupnya

b. Kompres Dingin

1) Pengertian Memasang suatu zat dengan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan terapeutik.

2) Tujuan a) Menurunkan suhu tubuh. b) Mencegah meluasnya peradangan c) Mengurangi kongesti. d) Perdarahan setempat berkurang. e) Rasa sakit setempat berkurang. f) Luka menjadi bersih.

3) Dilakukan Pada Pasien Dengan a) Suhu tinggi. b) Radang. c) Memar. d) Batuk/muntah darah. e) Post tonsilektomy. f) Luka tertutup/terbuka.

4) Kompres dingin terdiri dari :

a) Kompres dingin Basah

(1). Pemberian kompres dingin basah steril dengan menggunakan larutan antiseptic

Pengertian Memberi kompres dingin setempat secara steril dengan menggunakan larutan antiseptik

Tujuan 1) Mencegah meluasnya peradangan 2) Mengurangi kongesti.

Page 108: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

107

3) Perdarahan setempat berkurang. 4) Luka menjadi bersih.

Cairan yang digunakan 1) PK 1 : 4000 2) Rivanol 1 : 1000 sampai 1 : 3000 3) Larutan betadin

Persiapan Alat 1) Kom bertutup steril 2) Cairan yang diperlukan 3) Bak instrument steril berisi : pinset anatomis 2,

beberapa potong kain kassa sesuai kebutuhan 4) Kasa pembalut bila perlu 5) Perlak dan pengalas 6) Sampiran bila perlu

Prosedur pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat kedekat pasien.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama

pasien dan memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan

topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur

pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan

berdoa kepada Allah. c) Memasang perlak dan pengalas di bawah

bagian yang akan dikompres. d) Mengocok obat / cairan kompres bila ada

endapan. e) Menuangkan cairan ke dalam mangkok

steril. f) Memasukkan kassa ke dalam cairan

kompres. g) Memeras kain kassa dengan menggunakan

2 pinset.

Page 109: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

108

h) Membentangkan dan meletakkan kassa di atas bagian yang akan di kompres lalu di balut.

i) Memasang busur selimut bila perlu. j) Merapikan pasien bila perasat sudah

selesai. 4) Tahap Terminasi

a) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.

b) Menyampaikan rencana tindak lanjut. c) Mengajak pasien membaca hamdalah dan

berdoa kepada Allah. d) Berpamitan dengan pasien danu kontrak

waktu yang akan datang. e) Membereskan alat-alat dan menyimpannya

ke tempat semula. f) Mencuci tangan. g) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan.

Hal yang harus diperhatikan 1) Kain kassa harus sering dibasahi, agar tetap basah. 2) Pada luka kotor kassa diganti tiap 1-2 jam. 3) Perhatikan kulit setempat / sekitarnya, bila terjadi

iritasi segera lapor.

(2). Kompres dingin basah dengan menggunakan air biasa/air es

Pengertian Memberi kompres dingin setempat dengan menggunakan lap/kain kassa yang dicelupkan dalam air.

Tujuan 1) Rasa sakit setempat berkurang. 2) Suhu badan turun. 3) Perdarahan setempat berkurang.

Tempat pengompresan 1) Untuk menurunkan suhu badan : di ketiak, lipatan

paha. 2) Untuk mengurangi perdarahan / rasa sakit,

tergantung tempatnya.

Persiapan Alat 1) Baskom kecil berisi air biasa/air es 2) Perlak dan pengalas 3) Beberapa buah waslap/kain kassa dengan ukuran

tertentu

Page 110: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

109

4) Busur selimut bila perlu 5) Sampiran bila perlu

Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Melakukan verifikasi data sebelumnya. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat ke dekat pasien.

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama

pasien dan memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan

topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur

pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan

berdoa kepada Allah. c) Membentangkan pengalas di bawah bagian

yang akan dikompres. d) Memasukkan waslap ke dalam air biasa/air

es dan diperas sampai lembab. e) Meletakkan waslap tersebut di atas bagian

yang memerlukan. f) Mengganti waslap tiap kali dengan waslap

yang sudah terendam dalam air biasa/air es, diulang-ulang sampai suhu tubuh turun.

g) Merapikan pasien bila perasat sudah selesai.

4) Tahap Terminasi a) Melakukan evaluasi tindakan yang

dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut. c) Mengajak pasien membaca hamdalah dan

berdoa kepada Allah. d) Berpamitan dengan pasien dan kontrak

waktu yang akan datang. e) Membereskan alat-alat dan menyimpannya

ke tempat semula. f) Mencuci tangan. g) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan.

Page 111: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

110

Hal yang perlu diperhatikan 1) Pada suhu > 390C tempat untuk mengompres di

lipat paha dan ketiak. 2) Pada pemberian kompres di lipat paha, selimut

diangkat dan dipasang busur selimut di atas dada dan perut pasien agar seprei atas tidak basah.

b) Kompres dingin kering

Pengertian Memasang kirbat es pada tubuh untuk tujuan terapeutik dengan menggunakan : 1) Eskap (bentuk bundar atau lonjong digunakan untuk

bagian kepala, dada dan perut). 2) Eskrag : bentuk memanjang digunakan untuk bagian

leher.

Tujuan 1) Munurunkan suhu tubuh. 2) Mengurangi nyeri atau sakit setempat, mis. pada usus

buntu. 3) Mengurangi perdarahan, misal : post tonsilektomi,

muntah/batuk darah, perdarahan usus, perdarahan lambung dan post partum.

Dilakukan pada 1) Pasien yang suhunya tinggi. 2) Pasien dengan perdarahan hebat, mis. Epistaksis. 3) Pasien yang kesakitan mis. Infiltrat apendikuler, sakit

kepala hebat, dll. 4) Pasien pot tonsilectomy.

Persiapan alat 1) Kirbat es (eskap/eskrag) beserta sarungnya 2) Perlak dan pengalas 3) mangkok berisi potongan es 4) Garam satu sendok the 5) Lap kerja

Prosedur Pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a) Mengecek program terapi. b) Mencuci tangan. c) Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d) Menyiapkan alat. e) Mendekatkan alat ke dekat pasien.

Page 112: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

111

2) Tahap Orientasi a) Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a) Menjaga privacy. b) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa

kepada Allah. c) Mengatur posisi pasien dalam posisi senyaman

mungkin. d) Mengisi kirbat es dengan potongan es hingga 2/3

bagian. e) Mengeluarkan udara dan menutup kirbat es,

pastikan tidak bocor. f) Mengeringkan denga lap kerja dan memasang

sarungnya. g) Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan

dipasang kirbat. h) Meletakkan kirbat pada bagian tubuh yang akan

dikompres dengan kepala kirbat mengarah keluar tempat tidur.

i) Memantau respon pasien. j) Merapikan pasien jika tindakan sudah selesai.

4) Tahap Terminasi a) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan. b) Menyampaikan rencana tindak lanjut. c) Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa

kepada Allah. d) Berpamitan dengan pasien kontrak waktu yang

akan datang. e) Membereskan alat-alat. f) Mencuci tangan. g) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan.

Hal yang perlu diperhatikan : 1) Informasikan pada pasien / keluarga :

a) Tindakan dan tujuannya pada pasien. b) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat bila

merasa nyeri atau mati rasa. 2) Beritahukan pada pasien bahwa pemasangan kirbat

hanya dilakukan oleh perawat. 3) Bila pasien kedinginan/sianosis kirbat es harus segera

diangkat.

Page 113: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

112

4) Memasang eskap tutup/mulut berada di atas, memasang eskrag tutup berada di sebelah luar.

5) Pastikan cincin karet pada penutup harus terpasang supaya tidak bocor.

6) Selama pemberian kirbat es perhatikan kulit pasien adakah iritasi/kemerahan.

7) Pada perasat untuk penurunan suhu, suhu pasien harus dikontrol tiap 30-60 menit. Bila suhu sudah turun kompres dihentikan.

4. MASASE / PEMIJATAN

a. Pengertian Masase atau pemijatan adalah suatu metode mengurangi nyeri dengan cara melakukan pemijatan untuk mengendurkan otot-otot tubuh sehingga pasien akan merasa rileks.

b. Tujuan 1) Mengurangi ketegangan otot. 2) Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis. 3) Mengkaji kondisi kulit. 4) Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimasase.

c. Pesiapan Alat 1) Pelumas (minyak hangat/lotion). 2) Handuk.

d. Prosedur pelaksanaan 1) Tahap Pra Interaksi

a). Mengecek program terapi. b). Mencuci tangan. c). Mengidentifikasi pasien dengan tepat. d). Menyiapkan alat. e). Mendekakan alat ke dekat pasien.

2) Tahap Orientasi a). Mengucapkan salam, menyapa nama pasien dan

memperkenalkan diri. b). Melakukan kontrak waktu, tempat dan topik. c). Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. d). Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

3) Tahap Kerja a). Menjaga privacy. b). Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah. c). Mengatur pasien dalam posisi pronasi. Bila tidak bisa dapat

diatur dengan posisi miring. d). Meletakkan sebuah bantal kecil di bawah perut untuk menjaga

posisi yang tepat.

Page 114: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

113

e). Menuangkan sedikit lotion ke tangan perawat, usap kedua tangan sehingga lotion akan rata pada permukaan tangan.

f). Melakukan masase pada punggung. Masase dilakukan dengan menggunakan jari-jari dan telapak tangan, dan tekan yang halus. Gunakan lotion sesuai kebutuhan.

Metode Masase : 1) Selang-seling tangan

Masase punggung dengan tekanan pendek, cepat, bergantian tangan.

2) Remasan

Usap otot bahu dengan setiap tangan anda yang dikerjakan secara bersama.

3) Gesekan Masase punggung dengan ibu jari dengan gerakan memutar sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu.

4) Eflurasi Masase punggung dengan kedua tangan dengan menggunakan tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas untuk membentu aliran balik vena.

5) Petriasi Tekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda dengan arah yang berlawanan dengan menggunakan gerakan meremas.

6) Tekanan menyikat Secara halus tekan punggung dengan ibu jari untuk mengakhiri masase.

g). Memantau respon pasien. h). Merapikan pasien jika tindakan sudah selesai.

Gambar 6.1 Masase selang seling tangan

Gambar 6.2 Masase Remasan

Gambar 6.3 Masase Gesekan

Gambar 6.4 Masase Eflurasi

Gambar 6.5 Masase Petriasi

Gambar 6.6 Masase Tekanan Menyikat

Page 115: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

114

4) Tahap Terminasi a). Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan. b). Meyampaikan rencana tindak lanjut. c). Mengajak pasien membaca hamdalah dan berdoa kepada Allah. d). Berpamitan dengan pasien kontrak waktu yang akan datang. e). Membereskan alat-alat. f). Mencuci tangan. g). Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

e. Hal yang perlu diperhatikan 1) Masase dapat dikerjakan pada saat akan memandikan pasien/ pada

saat mandi, sebelum tidur atau bila pasien menghendaki. 2) Masase dilakukan selama 5-10 menit. 3) Efek relaksasi dapat dicapai maksimal bila masase dilakukan sesuai

dengan gerakan pernafasan. 4) Perhatikan kemungkinan pasien alergi terhadap minyak/lotion. 5) Hindari memijat pada area yang kemerahan, kecuali bila kemerahan

tersebut hilang waktu dimasase. 6) Masase dapat juga dilakukan pada daerah leher, tangan dan kaki. 7) Masase dapat merupakan kontraindikasi pada pasien imobilitas

tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan penggumpalan darah.

Page 116: MEMASANG KATETER - UNISSULAresearch.unissula.ac.id/file/publikasi/210900009/4687... · 2018. 7. 13. · d) Menyiapkan alat . e) Mendekatkan alat kedekat pasien 2) Tahap Orientasi

115