Mely Pemicu 4 Forensik
-
Upload
mely-febriansari -
Category
Documents
-
view
43 -
download
2
description
Transcript of Mely Pemicu 4 Forensik
Traumatologi• Traumatologi : Ilmu yang mempelajari tentang
luka & cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa)
• Luka : keadaan ketidaksinanmbungan jaringan tubuh akibat kekerasan
• Trauma : semua jenis kekerasan yang menimpa tubuh sehingga terjadi kerusakan/gangguan pada struktur dan fungsi jaringan/organ tubuh yang terkena, bahkan secara sistemik dapat berdampak pada aspek fisiologis, kejiwaan dan kondisi sosial insan yang bersangkutan.
KLASIFIKASI• Mekanik– Kekarasan oleh benda tajam– Kekerasan oleh benda tumpul– Tembakan senjata api
• Fisika– Suhu– Listrik– Petir– Perubahan tekanan udara– Akustik & radiasi
• Kimia : asam/ basa kuat
Luka akibat kekerasan benda tumpul
SEBAB KEMATIAN :• Kerusakan organ vital• Perdarahan• Shock• Thrombosis• Emboli• Infeksi / sepsis
• BENDA TUMPUL :• Tidak bermata tajam• Konsistensi keras / kenyal• Permukaan halus / kasar
• CARA KEMATIAN :• Kecelakaan (sering)• Pembunuhan• Bunuh diri (jarang)
• KEKERASAN BENDA TUMPUL
1. Luka Lecet (Abrasion)2. Luka Memar (Contusion)3. Luka Robek (Laceration)
Luka Lecet (abrasion)• Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar
sehingga epidermis sebagian / seluruh lapisannya hilang• Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada
alat-alat dalam tubuh• Petunjuk dari arah kekerasan• Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda
tumpul yang menyebabkan luka• Benda kasar : terseret di jalan aspal• Tali tampar : gantung diri• Benda runcing : duri, kuku• Meninggalkan bekas : ban mobil
• Ciri LUKA LECET :1. Sebagian/seluruh epitel hilang2. Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering
(CRUSTA)3. Timbul reaksi radang (Sel PMN)4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan
jaringan parut
Memperkirakan Umur LUKA LECET:• Hari ke 1 - 3 : warna coklat kemerahan• Hari ke 4 - 6 : warna pelan-pelan menjadi
gelap dan lebih suram• Hari ke 7 - 14 : pembentukan epidermis baru• Beberapa minggu : terjadi penyembuhan
lengkap
Antemortem Postmortem
Warna Coklat kemerahan Kekuningan
Kulit Terdapat sisa-sisa epitel Epidermis terpisah sempurna dari dermis
Tanda intravital (+) (-)
Lokasi Sembarang tempat Pada daerah penonjolan tulang
Mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan:• Luka lecet gores: benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit.• Luka lecet serut: akibat persentuhan kulit dengan permukaan
badan yang kasar dengan arah kekerasan yang miring / sejajar thd kulit. Arah kekerasan dilihat dari tupukan epitel
• Luka lecet tekan: penekanan benda tumpul secara tegak lurus thdp permukaan kulit. Bentuk luka umumnya sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Luka tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya
• Luka lecet geser: akibat tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser (kasus gantung dan pecut)
Luka Memar/ Kontusio/ Hematom
• Kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwarna merah kebiruan.
• Memperkirakan Umur Luka Memar– Saat timbul, memar berwarna merah lalu menjadi ungu atau hitam; – setelah 4-5 hari hijau; – 7-10 hari kuning ; – 14-15 hari hilang
Luka memar Lebam mayat
Lokasi Di sembarang tempat Bagian tubuh yang terendah
Pembengkakan (+) (-)
Tanda Intravital
Penekanan Tidak hilang Hilang(< 8 jam)
Pengirisan Dibersihkan dengan kapas bersih
• Letak, bentuk, luas luka dipengaruhi oleh besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (J.ikat longgar<mata,leher>; J. lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warma kulit, kerapuhan pemb.darah, penyakit (hipertensi,diatesis hemoragik, kardiovaskuler)
• Bayi J.ikat longgar dan tipisnya jar lemak subkutan mempermudah hematom
• Gravitasi lokasi hematom jauh dari lokasi benturan (benturan pada dahi hematom di palpebra)
Hematom ante mortem dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara penyayatan kulit.Hematom ante-mortem menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan; pada lebam mayat warna merah nampak merata
Luka Robek• Kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit• Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di bawahnya• Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan parut
– Terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumpul
• Ciri bentuk luka:– Tidak beraturan– Tepi / dinding tidak rata– Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka– Bentuk dasar luka tidak beraturan– Sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka– Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila terjadi pada daerah
yang berambut
A) cedera kepala • Lesi otak selain ditemukan didaerah benturan (coup), juga ditemukan
pada sisis lain dari titik benturan (contre coup), dan diantara keduanya (intermediate coup)
• Mengakibatkan perdarahan:• Perdarahan epidural: sering pada kekerasan tumpul daerah pelipis dan
belakang kepala• Perdarahan subdural: akibat robeknya sinus, vena jembatan, a.Basilaris
atau berasal dari perdarahan subarakhnoid• Perdarahan subarakhnoid: biasanya berasal dari konstusio/laserasi
jaringan otak. Dapat terjadi akibat heat stroke, leukimia, tumor,dll.
b) cedera leher (whisplash injury)• terjadi pada penumpang yang ditabrak dari belakang.
Penumpang mengalami percepatan mendadak hiperekstensi hiperfleksi.
• Cedera terutama terjadi pada tulang leher ke 4 dan ke 5 yang membahayakan sumsum tulang belakang
• Kerusakan pada medula oblongata fatal• Timbulnya cedera leher dipengaruhi:– Sandaran tempat duduk– Kelengahan korban
Luka akibat kekerasan benda tajam
• Putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing
• Ciri Luka Akibat Benda Tajam:– Tepi luka rata– Sudut luka tajam– Rambut ikut terpotong– Jembatan jaringan ( - )– Memar/lecet di sekitarnya ( - )
3 Macam Luka Akibat Benda Tajam:• Luka Iris (Incisied Wound)• Luka Tusuk (Stab Wound)• Luka Bacok (Chop Wound)
Luka Iris (Incisied Wound)• Luka karena alat yang tepinya tajam dan
timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.
• Ciri luka iris :– Pinggir luka rata– Sudut luka tajam– Rambut ikut terpotong– Jembatan jaringan ( - )– Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak
sampai tulang
• Cara Kematian : Bunuh diri ( tersering ), Pembunuhan, Kecelakaan
• Luka retak : Luka yang terjadi pada daerah tubuh yang ada tulang di bawah kulitnya (misalnya : kepala/dahi) dan luka ini terjadi akibat kekerasan dengan benda tumpul yang mempunyai pinggiran (misalnya: tepi meja)
Perbedaan Luka iris Luka retak
Tepi luka Rata Tidak rata
Sudut luka Lancip Tak lancip
Jembatan Jaingan Tidak ada Ada
Luka Memar sekitar Tidak ada Ada
Rambut Terpotong Tidak terpotong
Lokalisasi Dimana - mana Daerah yg di bwh ada tulang
Luka iris pada bunuh diri :• Lokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat
dicapai korban sendiri.• leher• pergelangan tangan• lekuk siku, lekuk lutut• pelipatan paha• Ditemukan “Luka Iris Percobaan”• Tidak ditemukan “Luka Tangkisan”• Pakaian disingkirkan dahulu tidak ikut robek
Luka iris pada pembunuhan :• Sebenarnya sukar membunuh seseorang dengan
irisan, kecuali kalau fisik korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam keadaan/dibuat tidak berdaya
• Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tidak mungkin dicapai tangan korban sendiri
• Ditemukan luka tangkisan/tanda perlawanan• Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tsb
Luka Tusuk (Stab Wound)
• Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.
• Contoh:– Belati, bayonet, keris– Clurit– Kikir
Ciri Luka Tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet)
• Tepi luka rata• Dalam luka lebih besar dari panjang luka• Sudut luka tajam• Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka
kurang tajam• Sering ada memar / echymosis di sekitarnya
Luka Tusuk pada PEMBUNUHAN:• Lokalisasi di sembarang tempat, juga di daerah tubuh yang tak mungkin dicapai
tangan korban• Jumlah luka dapat satu/lebih• Didapatkan tanda perlawanan dari korban yang menyebabkan luka tangkisan• Pakaian ikut terkoyak
Luka Tusuk pada BUNUH DIRI :• Lokalisasi pada daerah tubuh yang mudah dicapai tubuh korban (dada, perut)• Jumlah luka yang mematikan biasanya satu• Ditemukan “Luka Tusuk Percobaan”• Tidak ditemukan “Luka Tangkisan”• Bila pada daerah yang ada pakaian, maka pakaian disingkirkan lebih dahulu,
sehingga tidak ikut terkoyak• Kadang-kadang tangan mengalami CADAVERIC SPASM
Luka Bacok (Chop Wound)• Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata
tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar
• Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal• Ciri LUKA BACOK :– Luka biasanya besar– Pinggir luka rata– Sudut luka tajam– Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan– Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, abrasi
• Cara Kematian : Pembunuhan (terbanyak), Kecelakaan
Perbedaan Luka Tumpul dan Tajam
Trauma Tumpul Tajam
Bentuk luka Tidak teratur Teratur
Tepi luka Tidak rata Rata
Jembatan jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
Dasar luka Tidak teratur Berupa garis / titik
Sekitar luka Luka lecet/ memar Tidak ada luka lain
Luka akibat tembakan senjata api• Senjata api : senjata yang dengan menggunakan
tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan anak peluru dengan kecepatan tinggi
• Senjata api yang beralur dibedakan :– Senjata api dengan alur ke kiri
• Senjata tipe COLT, kaliber 0.36 ,0.38 dan 0.45. Anak peluru dari senjata api ini memiliki goresan dan alur yang memutar ke kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru
– Senjata api dengan alur ke kanan• Senjata tipe SMITH dan WESON (SW), dengan kaliber 0.22,
0.36, 0.38, 0.45 dan 0.46. Anak peluru memiliki ciri terdapatnya goresan dan alur memutar ke kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru
• Keparahan luka tembak akibat anak peluru tergantung pada :– Besar dan bentuk anak peluru– Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)– Kerapuhan anak peluru– Kepadatan jaringan sasaran– Vurnerabilitas jaringan sasaran
• Kondisi merubah gambaran luka tembak dengan cepat1. Luka terbuka yang sudah mengering2. Proses pembusukan tubuh3. Penyembuhan dari luka itu sendiri4. Intervensi tenaga medis5. Intervensi bedah6. Intervensi oleh personel/ orang yang tidak profesional7. Pencucian atau pembersihan luka setelah korban mati
Pada suatu tembakan, maka dari laras akan keluar
• Anak peluru mencapai jarak yang jauh, pada kulit anak peluru ini akan membuat:– Lubang luka pada jangat lobang luka berukuran lebih kecil
daripada kaliber anak peluru, oleh karena jangat bersifat elastis.– Kelim lecet (kelim memar/kontusio) kulit ari dilubangi sesuai
kaliber anak peluru (sebenarnya juga sedikit lebih kecil), oleh karena kulit ari tidak elastis. Oleh karena kulit ari hilang dan jangat masih ada, maka akan tampak luka lecet berbentuk cincin (dengan lobang di dalam) dan dinamakan kelim lecet.
– Kelim kesat (Schmutszring) oleh anak peluru pertama dibawa minyak dari laras dan dikesatkan pada bagian dalam lubang luka, sedangkan anak peluru selanjutnya akan membawa jelaga dan sisa mesiu
• Mesiu yang tidak terbakar – Butir-butir mesiu akan mengenai kulit dan mebuat luka-
luka kecil, seolah-olah kulit ditatoo kelim cacat atau kelim tatoo.
– Terdapat pada jarak tembak maksimal satu yard atau sekitar 90 cm.
– Jika ditemukan butir-butir mesiu dapat ditentukan buatan pabrik mana, oleh karena tiap pabrik senjata membuat mesiu dengan bentuk serta susunan kimiawi tertentu
– Kelim kesat (Schmutszring) oleh anak peluru pertama dibawa minyak dari laras dan dikesatkan pada bagian dalam lubang luka, sedangkan anak peluru selanjutnya akan membawa jelaga dan sisa mesiu
Area yang Tidak Terluka Pada Kasus Luka Tembak
1. Percikan darah (dan kadang-kadang jaringan) pada kedua tangan. Kondisi ini sering ditemukan pada korban bunuh diri. Selian itu juga sering ditemukan percikan jaringan otak. Pada korban penyerangan atau pembunuhan, pada tangan penyerang sering ditemukan percikan darah/jaringan korban, namun seringkali penyerang sudah membersihkan percikan tersebut.
2. Residu (sisa) dari senjata api yang terdapat pada daerah luka bisa menggambarkan posisi dan waktu korban itu ditembak. Percikan api atau bubuk mesiu yang keluar dari lubang yang berbentuk silinder senjata bisa menggambarkan posisi tembakan dan jenis senjata yang digunakan. Percikan bubuk mesiu ini membentuk sebuah tatto pada luka korban.
3. Terdapat tanda pada telapak tangan yang memegang senjata api berupa jelaga dan bubuk mesiu korban bunuh diri.
• Luka tembak tempel (contact wounds)– Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan.– Bila tekanan pada tubuh erat disebut “hard contact”, sedangkan yang tidak
erat disebut “soft contact”.– Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama
lebarnya pada setiap bagian– Di sekeliling luka tampak daerah yang bewarna merah atau merah coklat yang
menggambarkan bentuk dari moncong senjata jejas laras.– Rambut dan kulit di sekitar luka dapat hangus terbakar.– aluran luka akan bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu,jelaga
dan minyak pelumas.– Tepi luka dapat bewarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.– Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan / densitas
jaringan yang berada di bawahnya– Luka di tulang bintang– Luka di organ berongga bundar
• Luka tembak jarak dekat (close range wounds)– Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban
masihdalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak jarak dekat), atau jangkauan jelaga dan api (luka tembak jarak sangat dekat).
– Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru, dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato) dan atau jelaga (kelim jelaga).
– Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang bewarna merah atau hangus terbakar.
– Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antara moncong senjata dengan korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.
– Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm).– Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata
dengan korban sekitar 15 cm.
• Luka tembak jarak jauh (long range wound)– Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan
tubuh korban di luar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.
– Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
– Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.
LUKA TEMBAK MASUK (LTM)Jenis LTM Pembentuk Bentuk
LTM jarak jauh Komponen anak peluru Lubang dengan kelim lecet dan kelim kesat pada dindingnya
LTM jarak dekat Komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar dan jelaga
Lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tatoo dan/atau kelim jelaga
LTM jarak sangat dekat
Komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga, dan panas/api
Lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tatoo dan/atau kelim jelaga, dengan kelim api di tepi lubangnya
LTM tempel Seluruh komponen tersebut (yang akan masuk seluruhnya atau sebagian ke dalam saluran luka) dan jejas laras
Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi di luar LTM sebagai luka lecet tekan
• Akibat api (flame effect) : Luka bakar (kulit kering, hangus, dan kaku pada perabaan)
• Akibat asap (smoke effect) : Jelaga, klaim jelaga tampak kelabu kehitaman disekitar lubang luka, mudah dihilangkan dengan cara dihapus
• Akibat butir-butir mesiu (gun powder effect)– Tattoo/ stippling– Klem tatoo tampak sebagai bintik hitam yang bercampur dengan luka
lecet dan perdarahan– Tidak dapat dihilangkan karena butir mesiu masuk ke kulit
• Akibat anak peluru (bullet effect)– Luka terbuka yang dikelilingi kelim lecet– Bila senjata yang dipakai sering dibersihkan dinding luka dan kelim
lecet ada kelim kesat/ kelim lemak
• Akibat partikel logam (metal effect)– “fouling” tampak sebagai luka-luka lecet atau luka robek kecil-
kecil disekitar lubang luka– Et : partikel logam yang terbentuk akibat goresan antara anak
peluru dengan laras yang beralur, partikel logam dapat masuk kedalam kulit atau menempel pada pakaian
• Akibat moncong senjata (muzzle effect)– Jejas laras luka tembak tempel dan tampak sebagai luka lecet
tekan atau memar yang bentuknya sesuai moncong senjata– Jejas dipengaruhi ada tidaknya tulang dekat permukaan kulit,
tebalnya tulang dan posisi senjata terhadap tubuh korban• Kelainan pada tulang : Kerusakan pada bagian luar (tabula
externa) < kerusakan dalam (tabula interna) lubang bentuk corong
• Yang mengenai kulit secara tangensial (miring)– Di sini akan terdapat kelim lecet yang berbentuk
seperti sayap disebabkan karena anak peluru menggesek kulit dulu sebelum masuk ke dalamnya.
– Bentuk sayap menunjukkan arah tembakannya.• Yang memantul (ricochet luar)– Sebelum mengenai tubuh anak peluru itu telah
mengenai sasaran lain dan memantul.– Biasanya anak peluru itu sudah berubah bentuknya
(peyot) dan masuk ke dalam tubuh dalam bermacam posisi (melintang, miring, dsb) bentuk luka tembak masuknya tergantung dari bentuk dan posisi ini.
Kelim• Kelim lecet : bagian yang kehilangan kulit ari yang
mengelilingi lubang akibat anak peluru yang menembus kulit
• Kelim kesat : usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan elemen mesiu) pada tepi lubang
• Kelim tatoo : butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet
• Kelim jelaga : penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit di sekitar lubang luka tidak masuk
• Kelim api : daerah hiperemi / jaringan yang terbakar yang terletak tepat di tepi lubang luka
LTM Akibat Senjata Api Tak Beralur• Disebut juga : Entrance Shotgun Wound• Tampak kelainan yang disebabkan oleh komponen-komponen yang
keluar sewaktu penembakan, yaitu :– Mesiu– Api– Asap– Pellet– Sumbat peluru (wad)
• Membantu dalam menentukan arah tembakan• Membantu dalam menentukan sikap korban sewaktu penembakan• Dapat memberikan gambaran yang variabel• Umumnya lukanya berbentuk bundar atau oval dengan tepi yang
terangkat keluar (elevated margins)
Pemeriksaan Mikroskopis dari LTM• Untuk kasus-kasus yang meragukan, yang pada
dasarnya akibat dari trauma mekanis dan thermis• Ditemukan :– Kompresi dari epitel, elongasi, distorsi– Tampak perdarahan serta butir-butir mesiu– Nekrosis koagulatip– Sembabnya epitel– Vakuolisasi sel-sel basal– Menjadi piknotiknya inti sel– Pada pewarnaan HE > banyak mengambil warna
biru (basophilic staining)
Pemeriksaan Kimiawi dari LTM• Dapat dideteksinya unsur-unsur yang terdapat dalam
mesiu• Misalnya : – Pada smokeless goundpowder dapat dideteksi nitrit dan
cellulosa nitrate– Black powder black goundpowder dapat dideteksi karbon,
nitrit, sulfid, sulfat, karbonat, tiosianat, tiosulfat– Senjata yang lebih modern : timah hitam, antimon,
merkuri• Dapat ditemukan unsur dari laras senjata dan anak
peluru : timah hitam, antimon, nikel, tembaga, bismut, perak, dan thalium
Pemeriksaan Radiologis
• Sinar X : – Mencari anak peluru dan partikel logam dalam
tubuh korban– Menentukan apakah korban merupakan korban
penembakan senjata api yang tidak beralur dan pada kasus khusus, yaitu dimana jumlah anak peluru > jumlah luka tembak, pada penembakkan dengan senjata api yang beralur (tandem bullet injury)
LUKA TEMBAK KELUAR (LTK)• Luka tembak yang terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh korban • LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya deformitas
anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK.
• LTK mungkin lebih kecil dari LTM dari LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh
• Bentuk LTK tidak khas, tidak beraturan dan tidak memiliki kelim• Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat
keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban sedang bersandar pada dinding
• Memberikan informasi :– Arah tembakan– Sikap dari korban pada saat penembakan– Jumlah peluru yang masih terdapat di tubuh korban
• Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya perbedaan besarnya luka tembak luar :– Velocity (kecepatan)– Luas permukaan anak peluru pada tempat keluar– Yawing dan tumbling of the bullet (pergerakan anak peluru yang tidak
beraturan dalam tubuh dan pergerakan berputar menurut poros penunjang
– Ada tidaknya fragmen tulang yang ikut keluar– Ada tidaknya tulang dibawah kulit tempat luka tembak keluar – Ada tidaknya benda yang menekan kulit pada tempat keluarnya anak
peluru
JENIS LTK• Jika anak peluru tidak terbentur pada tulang luka
menyerupai bintang, tanpa kelim lecet.• Jika tenaga/kekuatan anak peluru itu sudah hampir habis
luka berupa suatu celah, anak peluru ditemukan di dekatnya.
• Jika anak peluru membentur tulang bentuknya berubah (peyot), lukanya akan sesuai dengan bentuk ini serta posisinya sewaktu keluar dari tubuh
• Adakalanya tulangnya pecah dan pecahan tulang ikut keluar lukanya menjadi besar karena disebabkan oleh anak peluru ditambah dengan pecahan tulang itu.
• Mungkin juga anak peluru tertahan oleh tulang yang keluar hanya pecahan tulang saja.
• Tangan Si Penembak• Tangan si penembak selalu akan kecipratan
mesiu (nitrat) dapat dibuktikan dengan zat yang disebut diphenylamine jika terdapat nitrat akan tampak warna biru.
• Untuk memudahkan pemeriksaan biasanya dibuatkan paraffin glove dari tangan si penembak.
• Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap:– Tangan seorang tersangka– Tangan korban bunuh diri
• Bunuh Diri dengan Senjata Api • Perlu diperhatikan letak senjata itu di tempat kejadian.• Kemungkinannya ialah:
– Terlempar oleh daya tolak tembakan– Tetap digenggam oleh si korban terbentuk cadaveric spasm
• Tembakan Melalui Tulang Gepeng (tulang tengkorak, tulang dada, tulang iga, dan tulang panggul) mempunyai bentuk yang khas yaitu berbentuk corong yang melebar sesuai dengan arah tembakannya.
• Jadi pada lubang tembak masuk bagian luar lebih kecil dari bagian dalam, sedangkan pada luka tembak keluar bagian luar > daripada bagian dalam.
Luka akibat suhu/ temperatur• Luka akibat suhu tinggi• Heat exhaustion primer : Temperatur kulit yang tinggi & rendahnya
penglepasan panas kolaps ketidakseimbangan antara darah sirkulasi dengan lumen pembuluh darah terjadi pada : Pemaparan terhadap panas, kerja jasmani berlebihan, pakaian terlalu tebal
• Heat exhaustion sekunder : kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (dehdrasi)
• Heat stroke : kegagalan kerja pusat pengatur suhu akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh– Suhu lethal eksogen : 43C– Penglepasan panas tubuh secara konduksi & radiasi : 30 C– Panas tubuh dikeluarkan melalui penguapan keringat : >35
• Sun stroke : akibat panas sinar matahari hipertermia• Heat cramps : akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat suhu
tinggi
• Luka bakar : akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi
• Kerusakan kulit bergantung : tinggi suhu & lama kontak• Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik suhu
kulit pada kedalaman 1 mm 66C• Ledakan bensin waktu singkat 47C• Luka bakar : 43 -44 C jika kontak cukup lama• Derajat luka bakar
– I. Eritema 35 C 120 detik– II. Vesikel dan bullae 55-57 C 30-120 detik– III. Nekrosis koagulatif– IV. karbonisasi
Derajat luka bakar
1/ superficial 2/ dermis 3
Dangkal Dalam
Mengenai Lapisan epidermis Lap. Atas dermis
Seluruh lap. Dermis
Seluruh lapisan kulit
Tanda
Warna kulit Hiperemik (eritem) Pucat/ coklat
Nyeri -
Bulla - -
Eskar -
Penyembuhan 5-7 hari 10-14 hari > 1bulan Lama
Jaringan parut -
KLASIFIKASI Ringan Sedang Berat
Derajat 2 – Anak < 10 % 10-20 % 20 % / > (merah)
Derajat 2-Dewasa <15 % 15-25 % 25 % / > (merah)
Derajat 3 < 2 % < 10 % 10 % / > (biru)
Lain - lain (hijau) (merah) Tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum (biru)
Cedera inhalasi, listrik, trauma lain (biru)
DERAJAT LUKA BAKAR• Derajat 1 & 2 : nyeri (ujung saraf sensorik teriritasi)• Derajat 2 berupa reaksi inflamasi & proses eksudasi bula berisi
cairan eksudat dari pembuluh permeabilitas dindingnya meninggi– A. Derajat II dangkal/superficial (IIA) : organ kulit (folikel rambut, kelenjar
sebecea) masih banyak– B. Derajat II dalam / deep (IIB) : sisa jaringan epitel & organ kulit tinggal sedikit
• Derajat 3 : organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel & tidak mengalami epitalisasi spontan
• Koagulasi protein pada epidermis dan dermis dermis yang terbakar mengering/ menciut eskar eskar melingkar menekan arteri, vena, dan syaraf perifer rasa kesemutan (sayatan longitudinal ;lapisan dermis tanpa memotong vena membebaskan penekanan) minggu ke-2 eskar mulai lepas jaringan granulasi (th/ skin graft) menebal jaringan parut yang tebal & menyempit/ kontraktur
• Tidak nyeri dan hilang sensasi (ujung sensorik rusak)
Klasifikasi Menurut Etiologi
• Luka Bakar Lepuh (Scald Burns) kontak dgn air panas pada temperatur tertentu– Pada temperatur 60˚C terjadi luka bakar dalam
(deep partial dan full thickness burns) dalam 3 detik, pada 69˚C kerusakan terjadi dalam 1 detik
– Dapat juga terjadi akibat kontak dgn minyak panas
• Luka Bakar Api (Flame Burns) terbakarnya baju, korban biasanya menderita full thickness burns
• Luka Bakar Ledakan (Flash Burns) ledakan gas-gas alami, propana, butana, distilat petroleum, alkohol dan cairan lain serta kejutan listrik Bersifat epidermal / partial thickness Luka akibat listrik dan ledakan gasolin biasanya full
thickness dan memerlukan graft kulit• Luka Bakar Kontak (Contact Burns)
menyentuh logam, plastik, kaca dan bara panas Tidak meluas, tetapi mengakibatkan kerusakan yg
cukup dalam
• Pada orang yang mati terbakar ditemukan :• Lebam mayat berwarna merah terang (pink) darah mengandung CO
dipastikan dengan alkali dilution test terhadap darah.• Oleh karena telah menghirup udara yang panas karena kebakaran, maka selaput
lendir saluran napas:– Menjadi merah– Menjadi sembab– Mengeluarkan banyak lendir– Dan padanya menempel banyak butir-butir arang yang halus.
• Sebaliknya pada orang yang mati terbakar ada hal-hal yang sering dikira karena kekerasan, padahal ini adalah bagian dari terbakar yaitu:
• Pugilistic attitude • Patah tulang karena tulang menjadi rapuh oleh kebakaran• Celah-celah pada kulit karena tekanan gas dari dalam• Adanya pseudo-hematom epiduralis
• Penyebab kematian pada luka bakar – CO poisoning dan smoke inhalation– Trauma mekanik (tertimpa gedung)– Anoxia dan Hypoxia– Luka bakar 30 – 50 % (lokasi, derajad dan luas luka bakar)– Excessive Heat (tubuh tereksposure pada gas panas,air panas / ledakan panas
shock + kolaps kardiovaskuler mematikan)– Syok neurogen; commotio neuro – vascularis– Gangguan permeabilitas akibat penglepasan histamin dan kehilangan NaCl
kulit yang cepat (dehidrasi)• Identifikasi pada luka bakar
– Finger prints– Dental identification/ dental charts gigi relatif tahan terhadap api– Membandingkan x-ray yang diambil antemortem dan postmortem korban– Pemeriksaan DNA
Luka akibat suhu rendah• Pemaparan terhadap suhu rendah (puncak gunung)
kematian mendadak Akibat kegagalan pusat pengatur suhu/ rendahnya disosiasi Oxy-Hb
• Kurang tanggap dingin : bayi, orang tua, kelelahan, alkohlism, hipopituitarism, myoedema, steatorrhoea
• Derajat luka– I. Hiperemia– II. Edema & vesikel– III. Nekrosis– IV. Pembekuan disertai kerusakan jaringan
Luka akibat trauma listrik• Faktor yang berperan• Tegangan (volt)
– Tegangan rendah (< 65 V) tidak berbahaya– Tegangan sedang (65 – 1000 V) mematikan
• Kuat arus (ampere) Banyaknya arus listrik yang mengalir menentukan fatalitas seseorang
• Tahanan kulit (ohm)• Luas permukaan & lama kontak
– 50 cm2 (telapak tangan) mematikan tanpa menimbulkan arus listrik
– Kuat arus letal (100 mA), kepadatan arus pada daerah telapak tangan hanya 2 Ma/cm2 tidak cukup besar jejas listrik
– Kuat arus yang memungkinkan bagi tangan untuk melepaskan diri Let Go Current (besarnya berbeda – beda tiap orang)
• Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak kerusakan lapisan tanduk kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat daerah pucat & hiperemi (bentuk sesuai benda penyebab)
• Metalisasi dapat ditemukan pada jejas listrik• Gambaran serupa jejas listrik akibat persentuhan kulit
dengan benda/ logam panas (membara) dibedakan dengan pemeriksaan makroskopis
• Jejas listrik # tanda intravital dapat ditimbulkan pada kulit mayat/ pasca mati (tanpa daerah hiperemi)
• Kematian terjadi karena : fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan, kelumpuhan pusat pernapasan
Kematian akibat tegangan rendah dan tinggi
• tegangan yang <1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan rendah, tegangan yang lebih >1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan tinggi.
• 1. Arus bertegangan rendah – Sebab kematian kadang tidak jelas– Harus ada konyak langsung antara korban dengan arus listrik– Kematian utama karena fibrilasi ventrikel– Jika arus rendah tapi kontak lama masih dapat menyebabkan kematian tapi
mekanisme kematian biasanya karena paralysis otot dengan asfiksia sekunder• 2. Arus tegangan tinggi
– Kontak langsung dengan sumber tidak diperlukan.– Arus listrik dapat menimbulkan temperature tinggi, setinggi 4000 C– Arus listrik dapat loncat dan mengenai korban– Kematian akibat arus tegangan tinggi karena respiratory arrest atau
eletrothermal injuris yang disebabkan oleh arus dengan suhu tinggi.elektrotermal injuris biasanya ireversibel.
RESISTENSI (TAHANAN) DAN ARUS LISTRIK
• Karena besarnya tegangan dipertahankan konstan, perubahan resistensi (tahanan) menjadi factor penting dalam menentukan besarnya aliran yang melewati tubuh.
• Kulit manusia mempunyai derajat resistensi paling tinggi terhadap listrik/elektrik dibandingkan organ tubuh lain, diikuti oleh tulang, lemak, saraf, otot dan resistensi yang paling rendah yaitu darah dan cairan tubuh
• Perbedaan jenis kulit menyebabkan perbedaan derajat resistensi• Jumlah resistensi yang timbul tergantung dari jenis pakaian yang terkontak dengan
aliran listrik tersebut. Sepatu boot karet dapat melindungi kaki dari tanah, sedangkan sarung tangan karet dapat melindungi tangan dari konduktor
Jenis Kulit Resistensi
Kering,kalus,kulit tebal 1 juta
Kering tanpa kalus 100.000
Lembab 1000
Lembab,tipis 100
Arus Listrik Yang Melewati Tubuh• Arus listrik yang melewati tubuh, melewati jalur yang terpendek,
tapi tidak selalu melewati jalur organ yang terkecil resistensinya.• Arus dapat melewati jalur yang berbeda-beda pada tubuh,
tergantung dari tempat masuk atau keluarnya listrik. Contohnya jalur dari tangan ke kaki, tangan ke tangan melewati dada, kepala ke kaki atau dada ke tangan. Jika arus melewati jantung atau otak, hasil yang didapatkan akan lebih parah dibandingkan bila arus hanya melewati kaki menuju ke tanah.
• Perbedaan jumlah arus yang melewati tubuh dapat menyebabkan perbedaan efek pada tubuh. Efek-efek yang paling mungkin terjadi dalam 1 detik kontak dengan listrik pada jumlah arus yang berbeda.
• Jika arus yang sangat tinggi (2 Amps atau lebih) menyebabkan ventrikel arrest, jantung akan kembali berdetak setelah arus kontak terhenti, tidak ditemukan trauma elektro thermal yang reversible.
Arus (dalam mA) Efek terhadap tubuh
1 Ambang batas persepsi,sensasi tingling pada lidah
5 Tremor otot
15 Kontraksi otot
40 Hilang kesadaran
75-100 Fibrilasi ventrikel
2000(2 Amps) Ventrikel berhenti berkontraksi (Ventrikel arrest)
Luka akibat petir• Petir : loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan
dengan tanah• Tegangan dapat mencapai 10 mega V & kuat arus mencapai
100.000 A• Kematian terjadi karena : efek arus listrik (kelumpuhan SSP,
fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas paas yang timbul• Tanda
– Aboresent mark (kemerahan seperti percabangan pohon)– Metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai
ke dalam kulit)– Magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi
magnet)– Pakaian terbakar & robek karena ledakan/ panas
Luka akibat perubahan tekanan udara
• Peningkatan tekanan udara & perubahan volume gas dalam tubuh trauma fisik
• Barotrauma aural : rasa nyeri ringan yang berdengung pada telinga yang sering dijumpai pada pesawat lepas landas/ akan mendarat/ waktu menyelam (gejala lbih berat : retraksi gendang telinga, hieremi, kongesti telinga tengah, pecahnya gendang telinga)
• Barotrauma pulmoner emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru, & emboli udara
• Kelainan lain : nyeri pada gigi kavitas, vertigo, gangguan penglihatan, pendengaran, keeimbangan
• Perubahan volume gas dalam SSP tremor, konvulsi, somnolen, pusing, mual
• Perubahan gas pada persendian atralgia hiperbarik• Penyakit dekompresi (disbarisme) : reaksi fisiologik
terhadap tekanan tinggi• Tekanan tinggi kelarutan gas tubuh (Nitrogen) • Tekanan mendadak kelarutan gas pembebasan
gas gelembung – gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli udara) & jaringan
• Gejala utama : nyeri, pusing paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas, dan kolaps
• Emboli udara
Luka akibat trauma bahan kimia• Efek korosi asam/ basa kuat• Asam kuat mengkoagulasikan protein luka
korosi kering, keras seperti kertas perkamen• Basa kuat reaksi penyabunan intra sel luka
basah, licin, kerusakan akan terus berlanjut sampai dalam
• Karena biasanya bahan kimia berbentuk cair bentuk luka sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut
Kekerasan kimiawiJenis kekerasan kimiawi Luka bakar pada
kulit/mukosaHubungan dengan cara kematian
Asam organik1.As. Karbol (phenol)2.As. Oksalat
Abu-abu keputihanAbu-abu kehitaman
Bunuh diri, kecelakaanBunuh diri, kecelakaan
Asam anorganik1.As. Sulfat, As. Klorida
2.As. nitrat
Abu-abu kemudian menjadi hitamCoklat
Bunuh diri, kecelakaan, pembunuhanBunuh diri, kecelakaan
Kaustik alkali Abu-abu keputihan Bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan
Garam logam berat1.Zinc-clorida2.Mercury-clorida
KeputihanBiru keputihan, pendarahan
Bunuh diri, kecelakaanBunuh diri, kecelakaan
Intravitalitas/ reaksi vital terhadap luka
• Trauma tubuh manusia yang masih hidup reaksi tubuh• Tujuan : saat terjadi trauma, yang bersangkutan masih hidup/ luka
terjadi intravital• Reaksi vital umum : Perdarahan ekimosis, Petechiae, Emboli • Perdarahan ekimosis
– Penilaian teliti (terutama luka di daerah hipostasis)– Luka pada korban diperhatikan seksama, termasuk saluran luka,
kerusakan jaringan di bawah kulit• Petechiae• Emboli lemak patah tulang & trauma tumpul jaringan lemak• Emboli udara vena superfisial terbuka• Emboli jaringan alat dalam
• Kadar laktat darah reaksi adrenergik parameter terjadinya suatu situasi stres premortal (kecelakaan pesawat)
• Reaksi radang, sepsis, & ulcus duodeni/ ventrikulus (curling’s ulcer)• Luka bakar intravital Eritema di sekieliling vesikel/ bullae &
pemeriksaan mikroskopik : pelebaran kapiler, sebukan lekosit PMN, perdarahan, & edema
• Jelaga pada saluran napas & lambung & CO-Hb darah (10%), cyanida orang masih hidup waktu terbakar
• Peningkatan histamin bebas & serotonin pada jaringan yang mengalami trauma
• Perubahan aktivitas enzymatik LDH pada jaringan yang mengalami perlukaan
• Reaksi penyembuhan, granulasi, & sebukan sel radang (akut/ kronik)
Peranan dan Fungsi Visum et Repertum
• Visum et repertum adalah salah satu bukti yg sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHAP.
• Turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia
• Menguraikan segala sesuatu tntg hasil pemeriksaan medik yg tertuang di dalam pemberitaan, yg karenanya dpat dianggap sebagai pengganti benda bukti
• Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tsb yg tertuang di dalam bagian kesimpulan.
Prosedur Permintaan VetR Korban Hidup
1. Permohonan harus secara tertulis, tidak dibenarkan secara lisan melalui telepon atau pos
2. Korban adalah barang bukti, maka permohonan surat Visum et Repertum harus diserahkan sendiri oleh petugas kepolisian bersama: korban, tersangka, atau barang bukti lain kepada dokter
3. Tidak disarankan mengajukan permintaan Visum et Repertum tentang sesuatu peristiwa yang telah lampau, mengingat rahasia kedokteran
4. Permintaan diajukan kepada dokter ahli pemerintah sipil atau ahli kedoteran kehakiman pemerintah sipil untuk korban yang meninggal dunia
Pembuatan VeR Untuk membuat VeR:– Korban harus datang diantar petugas– Surat permintaan VER ditanda tangani penyidik– Dokter pemeriksa mencocokkan nama tersebut dalam
surat dengan korban, bila tidak sesuai harap dikembalikan kepada penyidik
– Petugas pengantar menulis nama, pangkat dan jabatan serta tanda tangan.
VeR dibuat berdasarkan keadaan yang ditemukan saat permintaan diajukan.
ALUR PEMERIKSAAN KORBAN PERKOSAAN
KORBANPENYIDIK POLRI DOKTER
Surat permintaan visum et repertum
DOKTER
VISUM ET REPERTUM
DOKTER +PENYIDIK POLRI
VISUM ET REPERTUM
SURAT KETERANGAN DOKTER
DOKTER FORENSIK
PENYIDIK POLRI
VISUM ET REPERTUM (ALUR NORMAL KUHP)
(ALUR IDEAL PUSAT PENANGANAN KEKERASAN
TERPADU)
(ALUR DI LAPANGAN)
ALUR YANG DAPAT DITEMPUH RELAWAN
KORBAN + RELAWAN (PENDAMPING) DOKTER SPESIALIS FORENSIK & MEDIKOLEGAL
PENYIDIK POLRIDOKTER :
OBTETRI-GINEKOLOGIPSIKIATER
BIDANG SPESIALIS LAINUMUM
DOKTER SPESIALIS FORENSIK & MEDIKOLEGAL
ALUR PEMERIKSAAN FORENSIK KLINIK
KORBAN + SURAT PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM
DOKTER :OBTETRI-GINEKOLOGI
BEDAHBIDANG SPESIALIS LAIN
UMUM
VISUM ET REPERTUM
DOKTER SPESIALIS FORENSIK
Keterlibatan dokter forensik dalam hal ini adalah di
dalam pemeriksaan maupun pembuatan visum et
repertum, mengedit, agar bahasa dalam pembuatan visum et repertum dapat dimengerti dan dipahami
oleh aparat penegak hukum serta pihak penasehat
hukum
Ancaman HukumanDerajat penganiayaan Pasal KUHP pidana Ancaman hukuman
Ringan 352 ayat 1 3 bulan
Sedang 351 ayat 1 2 tahun 8 bulan
Berat 351 ayat 2 5 tahun
Kematian 351 ayat 3 7 tahun
Pasal 351 KUHP• Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2
tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-
• Jika perbuatan itu berakibat luka berat, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 5 tahun
• Jika perbuatan itu berakibat kematian, maka yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun
• Disamakan dengan melakukan penganiayaan ialah dengan sengaja merusak kesehatan orang
• Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana
Pasal 352 KUHP• Selain dari perbuatan yang dimaksud dalam pasal-pasal 353
dan 356, penganiayaan yang tidak berakibat suatu penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan dipidana sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara selama-lamanya 3 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-
Pidana itu dapat ditambah dengan sepertiganya bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau di bawah perintahnya
• Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana
KUHP pasal 90 o Penyakit atau luka yg tak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna
atau yg dapat mendatangkan bahaya maut
o Senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan pencaharian
o Tidak dapat lagi memakai salah satu panca indra
o Mendapat cacat besar
o Lumpuh (kelumpuhan)
o Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu
o Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan