Melihat sholat nabi

64
MELIHAT SHOLAT NABI Agar dapat mengerjakan shalat dengan BENAR, seperti telah MELIHATNabi SAW mengerjakan shalat Meraih manfaat shalat secara maksimal

Transcript of Melihat sholat nabi

MELIHAT SHOLAT NABI

• Agar dapat mengerjakan shalat dengan BENAR, seperti telah MELIHATNabi SAW mengerjakan shalat

• Meraih manfaat shalat secara maksimal

“Shalatlah engkau sebagaimana engkau

MELIHAT AKU SHALAT”

(HR Bukhari, Muslim & Ahmad)

Daftar Rujukan

• Shahih Bukhari• Shahih Muslim• Sifat Shalat Nabi, Nashiruddin Al-Albani• Pedoman Shalat, Doa & Dzikir, • Abu Fajar Al Qalami• Pedoman Shalat, • Prof. DR. TM Hasbi Ash-Shiddieqy• Bulughul Maram, Ibnu Hajar Al Ashqalani• Dan lain-lain

Melihat Shalat Nabi

• Melihat hadits tiap “Gerakan”dan “Bacaan”shalat Nabi

• Gerakan yang paling sempurna & bermanfaat• Pendalaman materi, bukan ajaran baru• Untuk seluruh umat Islam, bukan milik golongan

tertentu• Semangat memperbaiki diri• Boleh berbeda, asal tahu dasarnya• Saling menghormati perbedaan pendapat

Penting• Ini adalah tata cara shalat yang

benar (karena semua gerakan dan bacaan ada landasan haditsnya). Tapi bukan satu-satunya yang benar. Siapapun boleh berbeda dengan tata cara ini, sepanjang memiliki landasan hukum yang kuat.

• Tata cara shalat untuk laki-laki dan wanita adalah sama, hal ini berdasarkan hadits “Shalatlah engkau sebagaimana engkau melihat aku shalat”(HR Bukhari, Muslim & Ahmad).

• Ada juga ulama lain yang berpendapat sedikit berbeda untuk laki-laki dan wanita

• Perbedaan (masalah khilafiyah) hendaknya tidak menjadikan perpecahan umat.

• Shalat dapat memberikan manfaat besar untuk kita jika dilakukan dengan tata cara / gerakan yang benar (sesuai contoh Nabi).

• Praktek shalat yang benar itu penting… Jauh lebih penting dari praktek apapun. Tunda belajar yang lain jika belum dapat memahami praktek shalat Nabi, utamakan belajar shalat yang benar.

• Praktek shalat yang benar adalah urgent (sangat penting). Agar shalat tidak terasa hampa, sia-sia!

• Praktek shalat yang benar itu harus. Agar shalat lebih menyegarkan, lebih menyenangkan, lebih khusyu’ dan lebih bermanfaat…

B e r d i r i

Janganlah kamu shalat kecuali dengan menghadap sutrah (HR Ibnu Khuzaimah)

Sutrah = batas shalat, jarak 3 hasta, di depan

Sutrah : dinding, punggung, tiang, tongkat dll.

Apabila kamu berdiri untuk shalat, sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kearah kiblat, lalu bertakbirlah. (HR Bukhari –

Muslim)

Badan & jari kaki ke arah kiblat

Kaki saling bersentuhan

B e r d i r i

Ketika Rasulullah SAW shalat, beliau menundukkan kepala dan pandangan matanya diarahkan ke tanah [tempat sujud]. (HR Baihaki –Hakim)

Ringkasan

• Ada sutrah (HR Ibnu Khuzaimah) • Menghadap kiblat (HR Bukhari –

Muslim) (Badan & jarikaki) • Pandangan ketempat sujud

(HR Baihaqi, Hakim)

Perlu Perbaikan

Tidak ada sutrah

Perlu Perbaikan

Jari tidak ke arah kiblat

Pandangan tidak ke tempat sujud

X

Perlu Perbaikan

Rasulullah SAW melarang untuk menyibak lengan baju dalam shalat (HR Bukhari, Muslim)

Mata kaki tertutup(HR Abu Dawud)

X

A n g k a t T a n g a n • Kِetika Rasulullah SAW shalat, beliau

mengangkat kedua tangan dengan meluruskan jari-jarinya, beliau tidak merenggangkannya dan tidak mengepalkannya

(HR Abu Daud, Al Hakim)

Rasulullah SAW sujud meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua daun

telinganya persis seperti saat beliau melakukan takbiratul ikhram.

(HR Abu Dawud, Nasai)

Dari Barra bin Azib RA, ia berkata: “Ketika Rasulullah SAW takbiratul ihram, aku melihat kedua tangannya diangkat sampai ibu jarinya berdekatan dengan kedua daun telinga. (HR Ahmad)

Ibnu Umar berkata: “Aku melihat Rasulullah SAW ketika shalat mengangkat kedua tangannya sampai

sejajar kedua pundaknya...”(HR Bukhari)

Angkat Tangan & Takbir (1)

Sewaktu Abdullah bin Umar RA shalat, ia membaca takbir sambil mengangkat kedua

tangannya... Oleh Ibnu Umar hadits ini dinisbatkan kepada Rasulullah SAW.

(HR Bukhari) Ketika mendirikan shalat, Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya terlebih dahulu sehingga sejajar dengan pundaknya, setelah

itu baru beliau SAW melafalkan takbir. (HR Bukhari)

Abu Qilabah melihat Malik bin Khuwairits sewaktu shalat ia

membaca takbir terlebih dahulu kemudian mengangkat kedua

tangannya... Begitulah Rasulullah SAW melakukan shalat. (HR Muslim)

Kesimpulan:

• Bersamaan takbir (HR Bukhari)• Sebelum takbir (HR Bukhari)• Setelah takbir (HR Muslim)

Perlu Perbaikan

Angkat tangan tidak sempurna

Tapak tangan tidak ke arah kiblat

A n g k a t T a n g a n

Dilakukan saat:• Takbiratul ihram (HR Nasai, Abu Dawud)• Menjelang ruku (HR Bukhari, Muslim)• Setelah ruku / I’tidal (HR Bukhari, Muslim)• Bangkit dari rakaat ke-2 (Bukhari, Abu Dawud)

Terkadang:• Menjelang sujud (HR Nasai, Daruquthni)• Bangkit dari rakaat-3 (HR Nasai)

S e d e k a p • Dan adalah Nabi mendekapkan tangan

kanannya pada tangan kirinya (HR Nasai, Daruqutni)

• Meletakkan tangan kanan di atas kiri (HR Muslim)

• Dan meletakkan kedua tangannya di atas dada (HR Abu Dawud, Ahmad

Rasullah SAW meletakkan telapak tangan kanannya pada punggung telapak kirinya, atau

pada pergelangan tangan kirinya, atau pada lengan kirinya (HR Abu Dawud, Nasai)

Perlu Perbaikan

Di atas lambung

Di atas perut

Adalah Rasul SAW melarang meletakkan kedua tangannya pada lambung

(HR Bukhari, Muslim)

X

R u k u’• Kemudian Rasulullah SAW mengangkat tangannya,

kemudian bertakbir lalu ruku... (HR Bukhari, Muslim)• Apabila kamu ruku, letakkanlah telapak tanganmu

pada lutut, bukalah jari-jarimu kemudian tekanlah dengan mantap dan tumakninah sehingga anggota tubuh kembali pada persendiannya (HR Ibnu Khuzaimah, Ibu Hibban)

• Ketika Rasulullah SAW ruku, dia membuka kedua lengan ke samping kiri dan kanan (HR Tirmidzi)

• Ketika Rasulullah SAW ruku, ia meratakan punggungnya (HR Baihaqi)

• Ketika ruku, Rasulullah SAW tidak menundukkan kepala dan tidak pula mengangkatnya ke atas, melainkan antara keduanya (HR Muslim)

R u k u’

Telapak tangan pada lutut (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban)

Membuka kedua lengan, Meratakan punggungnya, Pandangan tidak menunduk tidak ke atas(HR Tirmidzi, Baihaqi, Muslim)

Perlu Perbaikan

Jari tidak direnggangkan

Tapak tangan tidak pada lutut,

punggungtidaklurus,

X

SUJUD• Ketika Rasulullah SAW sujud, beliau

meletakkan kedua tangannya ke tanah terlebih dahulu sebelum meletakkan kedua lututnya

(HR Ibnu Khuzaimah, Daruquthni, Hakim) • “Jika salah seorang kalian hendak sujud,

janganlah berlutut sebagaimana berlututnya unta, tapi hendaknya meletakkan kedua tangannya sebelum lututnya”

(HR Abu Dawud, Ahmad, An-Nasai)

• Ketika kalian bersujud maka letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah kedua lenganmu (HR Muslim)

• Dan Rasulullah SAW membuka kedua lengannya ke arah kiri dan kanan (HR Tirmidzi, Abu Dawud)

• Rasulullah SAW menghadapkan jari-jari tangannya ke arah kiblat (HR Baihaqi)

• Rasulullah SAW merapatkan jari-jemarinya (HR Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Hakim)

Aisyah ra berkata: “Ketika aku mencari Rasul SAW ternyata

kudapati ia sedang sujud dengan merapatkan tumitnya dan jari-jari

kakinya menghadap kiblat (HR Hakim, Ibnu Khuzaimah)

Rasulullah SAW memerintahkan agar kita meletakkan kedua tangan sewaktu

sujud dan menegakkan telapak kaki kita (HR Tirmidzi)

Rasulullah SAW meletakkan kedua tangannya sejajar kedua daun telinganya

persis seperti saat beliau melakukan takbiratul ikhram (HR Nasai, Abu Dawud)

Rasulullah SAW meletakkan kedua telapak tangannya hingga sejajar kedua pundaknya

(HR Tirmidzi, Abu Dawud)

• Jika seorang hamba bersujud, haruslah meletakkan tujuh anggota badannya, yaitu: wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung telapak kaki (HR Muslim, Abu Dawud)

Ketika bersujud, Rasulullah SAW meletakkan wajah dan hidungnya dengan mantap (HR

Tirmidzi, Abu Daud)

• Jarak tempat sujud beliau dengan sutrah adalah seukuran lewatnya seekor kambing. (HR Bukhari,

Muslim)

• Jadi berdasar kedua hadits tersebut, pada saat sujud, sutrah masih tidak tersentuh oleh kepala (masih bisa dilalui kambing).

Kesimpulan : Perut dan paha tetap direnggangkan,

namun kepala tidak sampai menyentuh sutrah

Perlu Perbaikan

Jari tangan tidak ke arah kiblat

Siku rapat ke lantai

Tapak kaki terlalu renggang

X

Perlu Perbaikan

Hidung tidak menempel lantai

Tapak tangan tidak menempel lantai

X

Duduk antara 2 sujud

• Setelah bangkit dari sujud, dudukilah telapak kaki kirimu

(HR Ahmad, Abu Dawud)• Beliau SAW menegakkan kakinya yang

sebelah kanan (HR Bukhari, Baihaqi)• Dan menghadapkan jari jemarinya ke arah

kiblat (HR Nasai)• Terkadang beliau SAW melakukan iq’a

(duduk di atas dua tumit tegak) (HR Muslim, Baihaqi)

• Duduk di atas tapak kaki kiri.(HR Ahmad, Abu Dawud)• Menegakkan tapak

kaki kanan. (HR Bukhari, Baihaqi).

atau :Duduk Iq’a

(HR Muslim, Baihaqi)

Jari-jari kaki menghadap kiblat. (HR Nasai)

Perlu Perbaikan

Tapak kaki tidak tegak

Jempol tidak ke kiblat

Tapak kaki tidak tegakX

Duduk Istirahat

Sebelum bangkit ke rakaat berikutnya, Rasulullah SAW duduk istirahat sebentar (seperti duduk antara 2 sujud), kemudian bangkit menuju rakaat berikutnya

“Rasulullah SAW duduk dengan sempurna (duduk istirahat) di atas kaki kirinya dengan lurus, hingga setiap tulang kembali ke tempatnya” (HR Bukhari, Abu Dawud)

DudukTasyahudAwalKetika kamu duduk di pertengahan shalatmu, duduklah dengan tumakninah. Duduklah dengan iftirasy, yaitu menduduki telapak kaki kirimu... (HR Abu Dawud, Baihaqi)

Ketika duduk tasyahud, Rasulullah SAW meletakkan telapak tangan kanannya pada paha kanan dan tangan kiri pada paha kirinya (HR Muslim); dalam riwayat lain : di atas lutut

dan beliau SAW menggenggam semua jemari tangan kanannya dan menudingkan jari telunjuknya ke arah kiblat. (HR Muslim, Ibnu Khuzaimah)•Atau telunjuk sedikit tunduk (HR Ahmad, Nasai, Ibn Majah, Ibn Khuzaimah)

Ketika beliau menudingkan jari telunjuknya, beliau meletakkan ibu jari di atas jari tengahnya (HR Muslim)•Terkadang beliau mengaitkan kedua jari tersebut seperti lingkaran (HR Abu Dawud, Nasai, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban)

Beliau menggerak-gerakkan jari telunjuknya sambil berdoa dengannya

(HR Abu Dawud, Nasai, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban)

Penjelasan tentang menggerak-gerakkan:

• Hanafi : 2x, saat berucap “La”, turun saat “Illallah”• Syafi’i : 2X, saat berucap “Illallah”, & ketika selesai• Hambali : Setiap menyebut asma Allah• Maliki : Terus menerus, gerak kanan-kiri

Rasulullah SAW membentangkan telapak tangan kirinya di atas lutut yang kiri, dan beliau SAW menggenggam semua jemari tangan kanannya dan menudingkan jari telunjuknya ke arah kiblat. Dan beliau melemparkan pandangannya ke arah jari telunjuknya(HR Muslim, Ibnu Khuzaimah)

Perlu Perbaikan

X

Pandangan tidak ke arah telunjuk

Telunjuk tidak ke arah kiblat

X

DudukTasyahudAkhir

Punggung tapak kaki kiri menempel ke lantai, ujung kaki kiri dan kaki kanan berada di satu sisi. (HR Bukhari)

Menegakkan tapak kaki kanan, terkadang mendatarkannya. (HR Muslim)

S a l a m

Berpaling ke kanan sampai terlihat pipi, dan berpaling ke kiri... (HR Muslim)

Berpaling sedikit ke kanan, mengucapkan “Assalamualaikum” (HR Baihaqi, Ibnu Khuzaimah)

Perlu Perbaikan

Membuka tapak tangan

X

D o a I f t i t a h

S a k t a h

• Sewaktu Rasulullah SAW shalat, ia melakukan dua saktah, yaitu ketika selesai membaca doa iftitahdan ketika selesai membaca surat Al Quran (HR Abu Daud, Al Hakim)

• Saktah = diam sejenak, 1 nafas

Ta’awudz & Basmalah

• Rasulullah SAW membaca ta’awudz, kemudian basmalah. Dan beliau SAW tidak membacanya dengan suara keras (HR Bukhari, Muslim, Thabrani, Ahmad)

• Bacaan taawudz hanya pada rakaat pertama

A l F a t i h a h

• Kemudian beliau SAW membaca Al-Fatihah, beliau memenggalnya ayat demi ayat... (HR Abu Dawud)

• Nabi saw bersabda, Allah SWT berfirman, "Shalat itu Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya. Apabila ia mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil alamin”, maka aku menjawab hamba-Ku memuji-Ku. Apabila ia mengucapkan “Arrahmaanirrahiim”, maka aku menjawab hamba-Ku menyanjung-Ku, Apabila ia mengucapkan “Maaliki yaumiddiin”, maka aku menjawab hamba-Ku mengagungkan-Ku, Apabila ia mengucapkan “Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin”, maka aku menjawab inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya. Apabila ia mengucapkan “Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina anamta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin”, maka aku menjawab inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”(HR Muslim).

R u k u

(HR Abu Dawud, Daruquthni, Ahmad, Thabrani, Baihaqi)

T a s m i ’

(HR Bukhari, Muslim)

I t i d a l

(HR Muslim, Abu Awanah)

S u j u d

(HR Abu Dawud, Daruquthni, Ahmad, Thabrani, Baihaqi)

Duduk Antara 2 Sujud

Dalam (HR Abu Dawud ) ini, bacaan tersebut hanya sampai “wa ‘aafinii”(Pedoman Shalat, Doa & Dzikir, Abu Fajar Al Qalami)

T a h i y a t

(HR Muslim, Nasai,Abu Awanah, Asy-Syafii)

S h a l a w a t N a b i

(HR Ahmad, Nasai, Abu Ya’la)

S A L A M

(HR Muslim, Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi)