Bagaimana dan Mengapa Melatonin adalah Pengobatan Kanker yang Efektif?

Rabu 7 September 2011

Sejumlah penelitian telah menetapkan melatonin sebagai salah satu perawatan anti kanker yang paling efektif. Ini menghambat pertumuhan dan penyebaran sel kanker, menghancurkan sel-sel kanker, menghentikan angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah tumor paru), dan mencegah bentuk estrogen berbahaya merangsang pertumbuhan sel kanker. Meskipun sukses dalam uji klinis dan pengalaman dokter dengan pasien, belum banyak diresepkan dalam pengobatan konvensional, meskipun efeknya telah terbukti lebih unggul daripada banyak obat kemoterapi.

Dalam suatu percobaan klinis, pasien dengan glioblastoma, jenis kanker otak, baik diberi radiasi dan melatonin, atau radiasi saja, 23% dari pasien yang mengambil melatonin, hidup setelah setahun, sementara yang menerima radiasi saja tidak ada yang hidup. Demikian pula dalam penelitian lain oleh ahli kanker di Italia, pasien dengan kanker paru-paru yang telah gagal kemoterapi diberi melatonin. Mereka dibandingkan dengan pasien kanker paru yang tidak diberi melatonin. Setahun kemudian, 26% dari pasien yang telah mengambil melatonin masih hidup.

Studi juga mengungkapkan melatonin lebih efektif untuk mengobati kanker pankreas dan paru-paru dibandingkan obat biasa yang digunakan untuk mengobati jenis kanker. Terlebih lagi, obat kanker mungkin dikenakan biaya lebih dari $ 4000/bulan, sedangkan 20 mg melatonin biayanya sekitar $11/bulan.

Fungsi melatonin untuk menghancurkan kanker ada dalam berbagai cara. Pertama, karena merupakan “racun” bagi sel-sel kanker, menginduksi apoptosis, serta langsung membunuh sel-sel kanker. Hal ini juga memperlambat pertumbuhan tumor melalui berbagai mekanisme, seperto oleh reseptor faktor pertumbuhan epidermal menghambat sel kanker. Faktor pertumbuhan epidermal memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, sehingga mereka memblokir reseptor pada sel kanker. Melatonin juga meran gsang sistem kekenalan tubuh dan meningkatkan aktivitas makrofag membunuh kanker, monosit, sel-sel pembunuh alami sel T helper dan eosinofil, semua yang terlibat dalam penghancuran sel kanker.

Selain itu, melatonin yang memhambat proses angiogenesis membuat tumor mengecil atau berhenti tumbuh karena asupan makanan untuk tumor melalui darah dihambat.

Melatonin memiliki sifat yang memungkinkan untuk memblokir efek estrogen pada sel kanker, ini penting karena eberapa bentuk estrogen merangsang pertumbuhan kanker yang dipengaruhi oleh hormon, seperti kanker payudara, endometrium, ovarium, dan rahim.

Akhirnya, sebagai antioksidan, melatonin mengurangi peradangan, suatu kondisi yang memungkinkan sel kanker hidup, dan menegruk radikal bebsa sehingga mereka tidak merusak sel-sel normal dan membuat mereka rentan terhadap mutasi genetic lebih lanjut.

Meskipun statistik ini menguntungkan, melatonin jarang diresepkan dalam pengobatan konvensional karena Undang-undang yang mengatur praktek kedokteran dipengaruhi oleh kepentingan farmasi, yang mencegah dokter merekomendasikan kepada pasien. Bagaimana pun, pengobatan alami yang efektif tidak hanya membantu mencegah kanker, tapi juga memainkan peran integral dalam penyembuhan tubuh.

Referensi: Martin Dayton, et al. Defeat cancer: 15 Doctors of Integrative and naturopathic

Medicine Tell You How. Biomed publishing group, May 2011.

The Importance of Melatonin - Senin 8 Agustus 2011

Melatonin adalah hormon alami yang diproduksi oleh kelenjar pineal. Ini adalah hormon yang ertanggung jawab untuk pengaturan jam tubuh internal kita yang juga disebut irama sirkadian. Produksi melatonin dipengaruhi oleh jumlah cahaya dalam lingkungan eksternal. Kegelapan merangsang produksi melatonin, sementara kecerhan menghasilkan efek sebaliknya. Selain pengaturan jam biologis kita,melatonin juga membantu dalam regulasi hormon tubuh lainnya. Pada wanita, mengatur waktu melepaskan hormon reproduksi yang mengatur siklus menstruasi.

Manfaat paling popular dari melatonin adalah kegunaanya dalam pengobatan gangguan tidur primer. Institut Kesehatan Nasional melaporkan mungkin efektif dalam mengobati masalah tidur antara anak autis dan keterbelakangan mental. Selama bertahun-tahun ilmuwan mengungkap manfaat lebih menarik dari hormon ini. Sebagai contoh, hampir 2 dekade lalu dilaporkan sebagai pelindung terhadap kerusakan glukokortikoid, dan juga sebagai penambah fungsi kekebalan tubuh. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang ditemukan:

-pelindung saraf – melatonin seagai antioksidan kuat melindungi molekul yang merupakan komponen penting dari saraf yaitu lipid dan protein.Ini memliki kesempatan untuk mengais beberpa radikal bebas yang paling berbahaya dalam tubuh termasuk radikal hidroksil dan hydrogen peroksida. Tidak seperti antioksidan lainnya, melatonin mudah berdifusi ke dalam semua sel, dan bahkan melintasi penghalang darah-otak untuk melindungi otak halus. Tingkat melatonin yang rendah, terutama pasien dengan penyakit Alzheimer. Hampir setengah individu yang terkena, menderita gangguan tidur dan “sundowning”- peningkatan kebingungan, agitasi, dan gejala lain di sore dan malam hari. Tidak mengherankan manfaat suplemen melatonin pada pasien Alzheimer dapat meningktakan tidur dan mengurangi perburukan gejala. Melatonin juga mengurangi penurunan kognitif pada individu dengan Alzheimer, mungkin dengan melindungi sel-sel otak dari protein beracun, beta-amiloid. (Cardinali, Furio dan reyes, 2005)

- melawan sel kanker – Penelitian telah menujukkankemampuan melatonin melawan kanker dan metastasis otak dari tumor padat. Kanker prostat pada laki-laki tua tercatat menjadi salah satu keganasan yang paling umum. Penelitian dengan pengobatan menggunakan melatonin secara signifikan mengurangi jumlah sel-sel kanker prostat. Tidak ada laporan efek samping. Ini akan meningkatkan kelangsungan hidup.

Selama beberapa tahun, melatonin telah berada di garis depan untuk mengobati jet lag. Namun studi terbaru mengatakan bahwa melatonin tidak benar-benar bekerja untuk melawab gejala jet lag. (Dr Robert L. Spitzer, penulis studi dan psikiater di universitas Columbia di New York) Sumber:Agency for healthcare and research quality. U.S. Department of Health and Human ServicesLife Extension MagazineMedine PlusUniversity of Maryland Medical Center