Melaksanakan Deteksi Dini Kelainan Komplikasi Dan Penyulit Pada Masa Kehamilan

download Melaksanakan Deteksi Dini Kelainan Komplikasi Dan Penyulit Pada Masa Kehamilan

of 52

description

usia dini

Transcript of Melaksanakan Deteksi Dini Kelainan Komplikasi Dan Penyulit Pada Masa Kehamilan

Melaksanakan Deteksi Dini Kelainan Komplikasi Dan Penyulit Pada Masa Kehamilan , Persalinan Dan NifasA. KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA MASA KEHAMILANPENYULIT PADA TRIMESTER I DAN TRIMESTER II

1. Anemia Dalam KehamilanAnemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.Ukuran hemoglobin normal:a. Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram 18 gramb. Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram 16 gramTingkat pada anemia :a. Kadar Hb 10 gram 8 gram disebut anemia ringanb. Kadar Hb 8 gram 5 gram disebut anemia sedang.c. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.a. Penyebab anemia umumnya adalah:1. Kurang gizi (malnutrisi)2. Kurang zat besi dalam diet3. Malabsorpsi4. Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.5. Penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain..b. GejalaGejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.c. DiagnosaPemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia.Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).d. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas:a) Keguguranb) Partus prematurusc) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemahd) Atonia uteri dan menyebabkan pendarahane) Syokf) Infeksi intrapartum dan dalam nifasg) Bila terjadi anemia gravis (Hb di bawah 4 gr%) terjadi payah jantung yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan. Bahkan basa fatal.e. Pengaruh Anemia terhadap Hasil KonsepsiHasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar untuk pembuatan butir-butir darah merah dan pertumbuhannnya, yaitu sebanyak berat besi. Jumlah ini merupakan 1/10 dari seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam kehamilan bergantung dari jumlah persediaan besi dalam hati, limpa, dan sumsum tulang.Selama masih mempunyai cukup persediaan besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis, Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu janin membutuhkan banyak zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah:a. Kematian mudigah (keguguran)b. Kematian janin dalam kandunganc. Kematian janin waktu lahir (stillbirth)d. Kematian perinatal tinggie. Prematuritasf. Dapat terjadi cacat bawaang. Cadangan besi kurang

2. Hiperemesis Gravidaruma. DefinisiHiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001).Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)b. EtiologiPenyebab hiperemesisi gravidarrum belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:a. Faktor Predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda karena peningkatan kadar HCGb. Faktor Organik, karena masuknya Vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan matabolik akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun dan alergi merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anakc. Faktor psikologik, memegang peranan yang sangat penting, misalnya rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.d. Faktor endokrin lain, diabetes, hipertiroidc. Gejala Dan TingkatMenurut berat dan ringannya dibagi menjadi 3:1) Tingkat I : RinganMual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, nyeri epigastrium nadi sekitar 100x/mnt, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung.2) Tingkat II : SedangMual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, dapat pula terjadi asotonuria, dari nafas berbau aseton3) Tingkat III : BeratKeadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tensi turun sekali, ikterus. Dapat terjadi ensekalopati wernicke.2. DiagnosisDiagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.3. PatofisiologisHiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Faktor psikologis merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat.d. PencegahanPrinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara:1) Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.3) Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering4) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.5) makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan6) Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin7) Defekasi teratur8) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.e. PenatalaksanaanApabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :1) Obat obatana) Sedativa : phenobarbitalb) Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleksc) Anti histamin : Dramamin, avomind) Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasine) Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.2) Isolasia. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baikb. Catat cairan yang keluar masuk.c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.3) Terapi psikologika. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkanb. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilanc. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik4) Cairan parenterala. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari)b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravenad. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair

3. Abortusa. DefinisiAbortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu.

b. EtiologiAbortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi Xb. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurnac. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.2) Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahuna) Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosisb) Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus

c. PatogenesisPada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.d. Manifetasi Klinisa) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.b) Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.c) Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsid) Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus6) Pemeriksaan Penunjanga. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah abortusb. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidupc. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortionKomplikasid. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksie. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah

7 . Jenis Jenis AbortusBerdasarkan keadaan janin yang sudah dikeluarkan, abortus dibagi atas :1) Abortus IminensAbortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi rencana penatalaksanaan / tindakan.Penatalaksanaan1. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.2. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.3. Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 -1.000 mg5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.2) Abortus InsipiensAbortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering, serviks terbuka.Penatalaksanaan :1. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin2. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.3. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose 5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.4. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

3) Abortus InkomplitAbortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.Penatalaksanaan :a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darahb. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuskular

1. Kehamilan Ektopik Terganggu ( KET )PengertianKehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus, tuba falopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis, tanduk uterus yang rudimenter, dan divertikel pada uterus.EtiologiEtiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut:Faktor tuba, yaitu salpingitis, perlekatan tuba, kelainan kongenital tuba, pembedahan sebelumnya, endometriosis, tumor yang mengubah bentuk tuba, dan kehamilan ektopik sebelumnya.Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom dan malformasiFaktor ovarium, yaitu migrasi luar ovum dan pembesaran ovariumPenggunaan hormon eksogenFaktor lain, antara lain: aborsi tuba dan pemakaian IUDTanda dan gejalaGambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan. Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:AmenorheaNyeri perut bagian bawahGejala kehamilan mudaLevel HCG rendahPerdarahan pervaginam berwarna coklat tuaPada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang serviks digoyangkan dan kavum menonjol karena da pembekuan darah.Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarhan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosanya, gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil.PatofisiologiKarena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus. Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.DiagnosisAnamnesis: riwayat terlambat haid atau amenorhea, gejala dan tanda kehamilan muda dapat ada atau tidak ada, perdarahan pervaginam, nyeri perut pada kanan / kiri bawah.Pemeriksaan fisik: KU dan TTV dapat baik sampai buruk, ada tanda akut abdomen, saat pemeriksaan adnexa ada nyeri goyang portio.Pemeriksaan penunjang: tes urin B-HCG (+), kuldosintesis (ditemukan darah di kavum douglasi), USG.PenatalaksanaanPenanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi, dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu:Kondisi penderita pada saat itu.Keinginan penderita akan fungsi reproduksinyaLokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomi organ pelviksKemampuan teknik bedah mikro, dokter operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.

PENYULIT PADA TRIMESTER III PADA MASA KEHAMILAN

1. Kehamilan Dengan Hipertensi Hipertensi berasal dari bahasa latin yaittu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis ( dalam waktu yang lama ) yang mengakibatkan anggka kesakitan dan anggka kematian. Seorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. ( Ai Yeyeh Rukiah, 2010 ).A. Hipertensi Esensial Hiperensi Esensial adalah wanita yang telah menderita hipertensi sebelum hamil, yang mungkin disebabkan oleh faktor herediter serta dipengaruhi leh fakttor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukan gejala- gejala lain kecuali hipertnsi, yang paling banyak di jumpai adalah hipertensi jinak dengan TD 140/90- 160/100 mmHg. ( Mochtar, 1998 ).Hipertenti Esesial dijumpai pada 1-3% dari seluruh kehamilan. hipertensi ini lebih sering dijumpai pada multipara berusia lanjut kira-kira 20 % dari kasus toksema gravidarum. ( Mochtar, 1998 ).

Penanganan Dalam Kehamilan Dianjurkan mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasi pada ahli. Dianjurkan cukup istirahat, menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu karas. Penambahan berat badan yang agresif harus di cegah, dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam. Pengawasan terhadap janin harus lebih di teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan pemeriksaan monitor janin dan lainnya seperti USG dll.Pemberian obat- obatan Anti hipertensif : serpasil, ketopras, minipres, dsb Obat penenang : fenobarbital, volum, firisiumativan dsbDalam Persalinan Kala I akan berlangsung tnpa gangguan Kala II memerlukan pengwasan yang cermat dan teliti, bila ada tanda- tanda penyakit bertambah berat dan pembukaan hampir atau sudah lengkap, ibu di larang mengedan, kala II diperpendek dengan melakukan ekstrasi vacum atau forsep. Pada primitua dengan anak hidup dilakukan segera sektio saesaria. Prognosis

B. Hipertensi Karena KehamilanHipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan ( Sanford, MD 2006 )

EtiologiKeturunan atau genetik, obesitas, stress, rokok, pola makanan, wanita yang mengandung bayi kembar, ketidaksesuaian RH, sakit ginjal, hiper/ hipo tyroid, gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar paratyroid ( Ai Yeyeh, 2010 )Manifestasi KlinisGejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami pada kehamilan harus di waspadai bila ibu mengeluh : nyeri kepala yang hebat, kadang- kadang disertai mual muntah akibat peningkatan tekanan intra kranium, pengelihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, oedema dependen dan pembengkakan. ( Ai yeyeh, 2010 )KlasifikasiKehamilan yang menyebabkan hipertensi atau hipertensi yang timbul sebagai akibat kehamilan yang akan menghilang pada masa nifas seperti : hipertensi tanpa proteinuria atau oedema, preeklamsia ringan dan preeklamsia berat, Eklamsia, hipertensi kronis kehamilan yang memperburuk hipertensi sementara. ( Ai yeyeh, 2010 )Pencegahan Terhadap HipertensiPencegahan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubh ke arah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet / pola makan sehat, seperti : rendah garam, rendah lemak, rendah kolesterol, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak megkonsumsi alkohol atau rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga juice apel. ( Ai yeyeh, 2010 ).Pengobatan Penyakit HipertensiJika seorang dicurigai Hipertensi maka dilakukan bebrapa pemeriksaan yatu : wawancara ( anamnese ) adakah dalam keluarga yang menderita hipertensi. Dilakuakn pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengobatan nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila terdapat kelebihan ( indeks masa tubuh ) membatasi alkohol dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolesterol atau lemak jenuh, menghentikan konsumsi kopi yang berlebihan, berolahraga ringan, mengurangi asupan garam, mempertahankan asupan kalsium, dan magnesium adekuat perbanyak unsur kalium, tidak banayk pikiran dan istirahat yang cukup. ( Ai yeyeh, 2010 ).

B. Pre EklamsiaPengertianPre-Eklamsi Adalah Penyakit dengan tanda-tanda Hipertensi, Oedema, dan Proteinuria yang timbul karena kehamila. Penyakit ini biasanya timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya, misalnya pada Mola Hidatosa.Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosa Pre-Eklamsi kenaikan tekanan Sistolik harus 30 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan Diagnostik lebih dapat dipercaya apabila tekanan Diastolik meningkat 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

PatofisiologiPre-Eklamsi terjadi pada spasme pembuluh darah yang disertai dengan Retensi Garam dan air. Pada Biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola Glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriole sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi.Tanda Dan GejalaTanda-tanda Pre-Eklamsi biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, di ikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada Pre-Eklamsi ringan tidak ditemukan gejala-gejala subyektif, pada Pre-Eklamsi ditemukan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diploma, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual dan muntah-muntah.Gejala-gejala ini sering di temukan pada Pre-Eklamsi yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa Eklamsi akan timbul.Klasifikasi Pre EklamsiaKlasifikasi pre eklamsia dibagi menjadi 2 golongan :A. Preeklamsia ringan Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2x pemeriksaan dengan jarak Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ atau 2+ Edema pada kaki, jari, muka dan berat badan naik >1 kg/mgb. Preeklamsia Berat Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih Proteinuria, 5 gr/lt atau lebih Oliguria (jumlah urine < 500 cc per 2 jam Terdapat edema paru dan sianosis Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastriumEtiologiPenyebab preeklamsia secara pasti belum di ketahui, namun pre eklamsia sering terjadi pada : Primigravida Tuanya kehamilan Kehamilan gandaPrinsip pencegahan preeklamsia : Pencegahan/ANC yang baik: ukuran tekanan darah, timbangan berat badan, ukur kadar proteinuria tiap minggu Diagnosa dini/tepat: diet, kalau perlu pengakhiran kehamilanPenanganan1. Penanganan Pre-Eklamsi Ringan:a. Rawat Jalana. Banyak istirahat ( berbaring tidur miring)b. Diet: cukup protein, rendah kaebohidrat, lemak, dan garamc. Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat ) tablet Febobarbital 3x30 mg peroral selama 2 harid. Roboransiae. Kunjungan ulang tiap 1 mgb. Jika dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit:1) Pada Kehamilan Preterm (kurang dari 37 minggu)a. Jika Tekanan Darah mencapai normotensif selama perawatan persalinan ditunggu sampai atermb. Bila Tekanan Darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada kehamilan lebih dari 37 minggu2. Pada Kehamilan Aterm (lebih dari 37 minggu)Persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.c. Cara PersalinanPersalinan dapat dilakukan spontan bila perlu memperpendek kal II dengan bantuan bedah obstetri.2. Penanganan Pre-Eklamsi Berat di Rumah SakitPenanganan Aktif:a. IndikasiIndikasi perawatan aktif ialah bila di dapatkan satu atau lebih keadaan ini pada ibu:1) Kehamilan lebih dari 37 minggu2) Adanya tanda-tanda impending3) Kegagalan terapi pada perawatan konservatifPada Janin :1) Adanya Tanda-tanda Fetaldistres2) Adanya Tanda-tanda IUFD

c. EklampsiaDefinisiEklampsi merupakan serangan konvulsi yang biasa terjadi pada kehamilan, tetapi tidak selalu komplikasi dari pre eklampsi.Konvulsi dapat terjadi sebelum, selama, dan sesudah persalinan. Jika ANC dan Inc mempunyai standar yang tinggi, konvulsi postpartum akan lebih sering terhindar. Ini terjadi lebih dari 48-72 jam setelahnya. Monitor tekanan darah dan urin untuk proteinuria harus dilakukan dan dilanjutkan selama periode postpartum.EtiologiDalam eklampsi berat terdapat hipoksia serebral yang disebabkan karena spasme kuat dan oedem. Hipoksia serebral menunjukkan kenaikan dysrhytmia serebral dan ini mungkin terjadi karena konvulsi. Bahaya-Bahaya Eklampsi Bagi ibuPerbedaan konvulsi dan kelelahan, jika frekuensi berulang hati gagal berkembang. Jika kenaikan hipertensi banyak, pada ibu dapat terjadi cerebral hemorrhage. Pasien dengan oedem dan oliguria perkembangan paru-paru dapat bengkak atau gagal ginjal. Inhalasi darah atau mucus dapat menunjukkan asfiksia atau pneumonia. Dapat terjadi kegagalan hepar. Dari komplikasi-komplikasi ini dapat terjadi kefatalan. Angka kematian ibu dari eklampsi di UK pada tahun 1991-1993 adalah 11. Dalam lebih dari setengah terdapat kematian ibu dan hanya satu atau dua yang selamat. Bagi janinDalam eklampsi antenatal janin dapat terpengaruh dengan ketidakutuhan plasenta. Ini menunjukkan retardasi pertumbuhan intrauterine dan hipoksia. Selama sehat ketika ibu berhenti bernafas supply oksigen ke janin terganggu, selanjutnya berkurang. Angka kematian perinatal sebanyak 15%. Konvulsi intrapartum sangat berbahaya untuk janin karena kenaikan hipoksia intra uterin yang disebabkan karena kontraksi uterus.Gejala Dan TandaPada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya pre-eklamsi dengan gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium, dan hiperefleksia. Bila keadaan ini tidak segera diobati, akan timbul kejangan, konvulsi eklamsi dibagi 4 tingkat yaitu :1. Tingkat awal atau auraKeadaan ini berlangsung kira-kira 30 menit. Mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar demikian pula tangannya dan kepala diputar ke kanan dan ke kiri.2. Tingkat kejangan tonikBerlangsung lebih 30 menit, dalam tingkat ini seluruh otot menjadi kaku, wajahnya kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernafasan berhent, muka menjadi sianotik, lidah dapat tergigit.3. Tingkat kejangan klonikBerlangsung 1-2 menit, spasmus tonik menghilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam tempo yang cepat, mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi, bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah yang berbusa aka menunjukan kongesti dan sianosis. Penderita menjadi tak sadar, kejadian kronik ini a demikian hebatnya, sehingga penderita dapat terjatuh dari tempat tidurnya. Akhirnya kejangan terhenti dan penderita menarik nafas secara mendengkur.4. Tingkat komaLamanya koma tidak selalu sama. Secara perlahan-lahan penderita menjadi sadar lagi, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa sebelum itu timbul serangan baru yang berulang, sehingga ia tetap dalam koma.Penatalaksanaan EklampsiPrinsip-prinsip pelaksanaan:1. Mengontrol konvulsiIni sangat penting untuk mengontrol konvulsi, terlebih lagi konvulsi pada wanita memiliki resiko tinggi untuk hidupnya dan janinnya. Obat diberikan dengan segera untuk mengurangi rangsangan sistem saraf. Obat yang dipilih untuk pengobatan eklampsi adalah Magnesium Sulfat (Neilsen 1995;Lucas 1995)a. Magnesium SulfatAntikonvulsi yang efektif dan bereaksi cepat. Wanita yang menerima Magnesium Sulfat memiliki resiko 52% lebih rendah dari konvulsi dibandingkan diberi diazepam, dan 67% resiko lebih rendah dibandingkan dengan phenytoin. Injeksi intravena 4-5 gr dalam 20% pemberian, diikuti dengan infus 1-2 gr/jam.b. Injeksi intravena diazepam 10-40 mg diikuti dengan infus 20-80 mg dalam 500 ml dari 5% dextrose dengan rata-rata 30 tetes/menit.2. Mengontrol tekanan darahTekanan darah dikontrol oleh sedatif dan menggunakan obat anti hipertensi seperti hydralazine, hydrochloride (apresoline) 20 mg dengan injeksi intravena diikuti oleh 20-40 mg sebagai injeksi intravena, laju teratur menurut aliran darah.Pengobatan diuretic diindikasikan ketika urin yang keluar kurang dari 20 ml/jam. Antibiotik mungkin untuk mencegah infeksi paru-paru.Tes biokimia untuk mengetahui fungsi ginjal, trombositopenia, enzim dalam hati dapat dimonitor dengan memberi informasi tentang:1. Penanganan a. Rujukan1) Kriteria rujukanEklamsi harus ditangani di Rumah Sakit, jika semua kasus eklamsi harus segera di rujuk.1. Proses rujukan Jelaskan bahaya / komplikasi eklamsi kepada kelurga pasien. Rujuk pasien ke RS di sertai perawat yang mengantar dan surat rujukan Sebelum merujuk dapat diberikan pengobatan awal sesuai dengan diagnosis kasus,baik untuk mengatasi kejang ataupun untuk memberi obat anti hipertensi. Pasang infus dengan cairan dekstrose 5% dengan kecepatan 20 tetes / menit. Pasang kateter urine yang dipertahankan dan kantong urine. Pasang goedel atau sudip yang dilapisi kain kasa untuk melindungi gigi tergigit lidah. Keempat ekstrimitas di ikat tidak terlalu ketat agar pasien tidak terjatuh.b. Penanganan eklampsi di RS1) Penanganan medisinala) Obat anti kejang MgSo4 Loading dose 4 g MgSO4 40% dalam larutan 10 cc intravena selama 4 menit disusul 8 g IM MgSO4 40 % dalam laritan 25 nn diberikan pada bokong kiri dan kanan masing-masing 4 gram. Maintenance dose Tiap 6 jam diberikan lagi 4 gram IM MgSO4 Dosis tambahan Bila timbul kenjeng-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram IV selama 2 menit. Sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan sekali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka berikan amobarita 3-5 m/kg BB IV pelan-pelan., Monitoring tanda-tanda mkeracunan MgSO4b) Obat-obat supportif

Lihat pengobatan supporti pre-Eklamsi beratc) Perawatan pada serangan kejang Di rawat di kemar isolasi yang cukup tenang (bukan kamar gelap) Masukan sudip lidah ke dalam mulut penderita. Kepala direndahkan: daerah asofaring di hisap Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor guna menghindari frakturd) Perawatan penderita dengan koma Monitoring kesadaran dan lamanya koma memakai glassglow Pittsburgh-coma scale. Pada perawatan koma perlu diperhatikan pencegahan dekubitus dan makanan penderita Pada koma yang lama, bila nutrisi tidak mungkin cukup diberikan alat bentuk NGT (Naso Gastric Tube.

B.Komplikasi dan Penyulit pada Masa PersalinanKomplikasi pada Kala 1 dan Kala 2

1. Distosia Karena Kelainan PresentasiMalposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Malpresentasi adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi vertex. Janin dalam keadaan malpresentasi dan malposisi sering menyebabkan partus lama/partus macet.

A.Presentasi Puncak KepalaPada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi dalam keadaan tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala deflexi. Presentasi puncak kepala disebut juga preesentasi sinput terjadi bila derajat deflexinya ringan, sehingga ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Pada presentasi puncak kepala lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah sikumfrensia fronto oxipito dengan titik perputaran yang berada di bawah simfisis adalah glabella.Etiologi :1. Kelainan panggul2. Kepala berbentuk bulat3. Anak kecil/mati4. Kerusakan dasar panggulPenanganan: Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75 % bisa lahir spontan Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya anak yang lahir di dapati caput daerah VVBKomplikasiIbu :Robekan jalan lahir yang lebih luasAnak:Karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas anak agak tinggiMekanisme persalinanMekanisme persalinan sama dengan POPP, perbedaannya : pada presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal, sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia frontooksipitalis dengan titik perputaran yang berada dibawah simpisis adalah glabella.

B. Presentasi DahiKepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah daguPresentasi dahi adalah posisi kepala antara flexi dan deflexi, sehingga dahi merupakan bagian terendah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.Etiologi :1. Panggul sempit2. Janin besar3. Multiparitas4. Kelainan janin5. Kematian janin intra uterinDiagnosis:1. Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka , tapi bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol.2. DJJ terdengar dibagian dada, disebelah yang sama dengan bagian-bagian kecil janin.3. Pada persalinan : kepala janin tidak turun ke dalam rongga panggul bila pada persalinan sebelumnya normal.4. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita., mulut dan dagu tidak teraba.PenangananlengkapPresentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak dapat lahir spontan pervaginam, jadi lakukan SC (janin hidup). Janin mati pembukaan belum SC, pembukaan lengkap Kraniotomi. KomplikasiIbu :Partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan ruptur uteriAnak : Mortalitas janin tinggiMekanisme PersalinanKepala masuk melalui PAPdengan sirkumferensia maksilo-parietalis dan dengan sutura frontalis melintang / miring.Setelah terjadi moulage dan ukuran terbesar kepala telah melalui PAP ,dagu memutar ke depan. Setelah dagu didepan dengan fosa kanina sebagai hipomoklion terjadi fleksi sehingga UUB,dan belakang kepala melewati perineum.Kemudian terjadi dfleksi sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simpisis. Yang ,menghalangi presentasi dahi untuk menjadi presentasi muka , biasanya terjadi karena moulage dan kaput sucsedaneum yang besar pada dahi waktu kepala memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan defleksi .

C. Presentasi MukaDisebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh dari kepala janin. Yang teraba muka bayi = mulut, hidung, dan pipi.Presentasi ini disebut Primer bila terjadi sejak kehamilan, sekunder bila terjadi pada proses persalinan.Diagnosis :1. Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada pemeriksaan luar dada akan teraba punggung2. bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada di sebelah yang berlawanan dengan letak dada. 3. Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin dan DJJ lebih jelas.4. Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung, pinggir orbita.5. Janin ansefalus dan tumor di leher bagian depan Etiologi1. Panggul sempit2.Janin besar3. Kematian intrauterine4.Multiparitas5. Perut gantungPenangananDagu anteriora. Bila pembukaan lengkap Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam Bila kemajuan persalinan lambat lakukan disitoksin drip Bila kurang lancar, lakukan forsepsb. Bila pembukaan belum lengkap Tidak didapatkan tanda obtuksi, lakukan oksitosin drip. Lakukan evaluasi persalinan sama dengan persalinan verteksc. Dagu Posterior Bila pembukaan lengkap maka SC Bila pembukaan maka lengkap, lakukan penilaian penurunan rotasi, dan kemajuan persalinan, jika macet maka SC Jika janin mati maka KraniotomiMekanisme PersalinanKepala turun melalui PAPdengan sirkumferensiatrakelo-parietalis dan dengan dagu melintang / miring.Setelah muka mencapai dasar panggul terjadi PPD, sehingga dagu memutar kedepan dan berada di bawah arkus pubis.Dengan daerah submentum sebagai hipomoklion kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB, belakang kepala melewati perineum.Setelah kepala lahir terjadi PPL dan badan janin lahir seperti pada presentasi kepala.kalau dagu bedara dibelakang pada waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang jarak yang lebih jauh supaya dapat berada di depan. Kadang dagu tidak memutar ke depan dan tetap berada di belakang.Keadaan ini disebut posisi mento posterior persisten dan janin tidak dapat lahir spontan, kecuali bila janin mati atau kecil.Hal ini karena kepala sudah berada dalam fleksi maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepala dan bahu terjepit dalam pangguldan persalinan tidak akan maju.

D. Presentasi Occipito PosteriorPada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/miring, sehingga ubun-ubun kecil dapat berada di kiri melintang, kanan melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang/kanan belakang. Dalam keadaan flexi bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah Occiput. Occiput akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus levator aninya mementuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput.Penanganan dan tidak ada kemajuan pada fase pengeluaran, ulangi apakah ada obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi oksitosin drip Bila pembukaan lengkap dan kepala masuk sampai tidak kurang 1/5 atau (0) maka E.V atau forseps Bila ada tanda obstruksi/gawat janin maka SC Lakukan pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir sontan pervaginam Tindakan baru dilakukan jika kalla II terlalu lama/ada tanda-tanda bahaya terhadap janin Pada persalinan dapat terjadi robekan perenium yang teratur atau extensi dari episiotomi Periksa ketuban. Bila intake, pecahkan ketuban Bila pesisi kepala > 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka SC Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda obstruksi, beri oksitosin drip Bila pembukaan lengkap

2. Distosia Karena Kelainan Posisi Janin

a. Letak SungsangKetika bokong janin lebih dahulu turun daripada kepala, maka keadaan ini disebut letak sungsang. Pada kenyataannya sering berubah menjadi letak kepala ketika mendekati waktu persalinan.EtiologiAdapun faktor-faktor yang menjadi predisposisi terjadinya letak sungsang ini termasuk hidramnion, relaksasi uterus pada multipara, kehamilan ganda, oligohidramion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat sungsang pada kehamilan sebelumnya, kelainan uterus dan tumor pelvis.Frekuensi letak sungsang dapat meningkat pada plasenta previa, tapi hanya sebagian kecil kasus.KomplikasiPada letak sungsang yang persisten, dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut : Peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal selama proses persalinan Berat bayi lahir rendah (BBLR) pada persalinan preterm, Prolapsus tali pusat Plasenta previa Kelainan pada janin Kelainan uterus dan tumor pelvisDiagnosisAda 4 presentasi yaitu presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki.Pada palpasi abdomen dengan menggunakan maneuver Leopold I ditemukan kepala pada fundus uteri. Leopold II ditemukan punggung pada salah satu sisi abdomen dan bagian-bagian kecil janin pada sisi yang lain. Leopold III menunjukkan tidak terjadinyaengagement .PrognosisPada letak sungsang ini resikonya sama besarnya bagi ibu dan anaknya dibanding letak kepala. Bagaimanapun tindakan obstetric tidak mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas pada letak sungsang ini.Penatalaksanaana.Dalam kehamilanBila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan versi luar yang dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Perlu diingat kotraindikasi versi luar ialah panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, dan plasenta previa.b.Dalam persalinanUntuk menolong persalinan letak sungsang ini diperlukan ketekunan dan kesabaran. Pertama-tama tentukan apakah ada kelainan yang mengindikasikan untuk seksio sesarea. Apabila tidak ada, dan diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka hendaknya pengawasan dilakukan secara seksama.

B. Letak LintangYaitu keadaan bila sumbu panjang janin hamper tegak lurus sumbu panjang ibu. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip, hasilnya adalah letak lintang oblik, yang biasanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal / letak lintang pada persalinan.Etiologi1.Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi2.Janin premature3.Plasenta previa4.Uterus abnormal5.Cairan amnion berlebih6.Panggul sempitDiagnosaA.Biasanya mudah ditegakkan, bahkan sering hanya dengan inspeksi saja.B.Pada inspeksi ditemukan abdomen biasannya melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit diatas umbilicusC.Bagian bayi tidak ditemukan di fundus dan balotement kepala teraba pada salah satu fossa iliaka dan bokong di fossa iliaka yang lainD.Pada vaginal touch : teraba dada bayi dikenali dengan adanya rasa bergerigi dari tulang rusuk. Bila dilatasi semakin besar, scapula dan klavikula pada sisi thorax yang lain akan dapat dibedakan.Proses persalinanKelahiran spontan bayi jelas tidak mungkin. Bila persalinan berlanjut sampai kontraksi uterus kuat dan terbentuk cincin kontraksi yang semakin lama semakin meninggi dan semakin nyata maka keadaan ini disebut letak lintang kasep. PenatalaksanaanSecara umum, dimulainya persalinan aktif pada wanita dengan letak lintang sudah merupakan indikasi seksio sesarea. Sebeum persalinan / pada awal persalinan, dengan ketuban yang masih utuh, upaya versi luar layak dicoba. Karena baik kaki maupun kepala bayi tidak menempati segmen bawah rahim, insisi melintang rendah pada uterus mungkin akan menyulitkan ekstraksi bayi.

3. Distosia Kelainan Tenaga /HisKelainan his terutama ditemukan pada primigravida khususnya primigravida tua. Pada multipara lebih banyak ditemukan yang bersifat inersia uteri. Faktor herediter mungkin memegang peranan yang sangat penting dalam kelainan his. Satu sebab yang penting dalam kelalinan his, khususnya inersia uteri adalah bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus seperti misalnya pada kelainan letak janin atau pada kelainan CPD.Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion juga dapat merupakan penyebab inersia uteri

A. His Hipotonik a. Pengertian : Kelainan dalam hal bahwa kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa, keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. Kalau timbul setelah berlangsungnya his kuat untuk waktu yang lama hal ini dinamakan dengan inersia uteri sekunder. Diagnosis inersia uteri paling sulit dalam fase laten. Untuk sampai pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi terjadi perubahan pada servik yaitu pendataran atau pembukaan servik b. Penanganan : Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan, harus diperiksa keadaan servik, presentasi serta posisi janin, turunnya kepala janin dalam panggul dan keadaan panggul.Apabila ada disproporsi chepalopelvik yang berarti, sebaiknya diambil keputusan untuk melakukan SC. Untuk merangsang his selain dengan pemecahan ketuban bisa diberikan oksitosin, 5 satuan oksitosin dimasukan ke dalam larutan glukosa 5% dan diberikan secara infus IV (dengan kecepatan kira-kira 12 tetes permenit yang perlahan dapat dinaikan sampai kira-kira 50 tetes.

2. His Hipertonik (his terlampau kuat) a. Pengertian : Walaupun pada golongan koordinate hipertonik uterin contraction bukan merupakan penyebab distosia namun bisa juga merupakan kelaianan his. His yang terlalu kuat atau terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu yang sangat singkat (partus presipitatus): sifat his normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. b. Penanganan : Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat diilakukan karena biasanya bayi sudah lahir tanpa ada seseorang yang menolong. Kalau seorang wanita pernah mengalami partus presipitatus kemungkinan besar kejadian ini akan berulang pada persalinan selanjutnya. Oleh karena itu sebaiknya wanita di rawat sebelum persalinan, sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan baik, dan episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari ruptur perineum tingkat III.

3. His yang tidak terkoordinasi Pengertian : His disini sifatnya berubah-ubah tonus otot uterus meningkat juga di luar his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dan mengadakan pembukaan. Disamping itu tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini disebut sebagai incoordinate hipertonik uterin contraction.b. Penanganan : Kelainan ini hanya dapat diobati secara simtomatis karena belum ada obat yang dapat memperbaiki koordinasi fungsional antara bagian-bagian uterus. Usaha yang dapat dilakukan ialah mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan penderita. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian analgetika, seperti morphin, pethidin. Akan tetapi persalinan tidak boleh berlangsung berlarut-larut apalagi kalau ketuban sudah pecah. Dan kalau pembukaan belum lengkap, perlu dipertimbangkan SC.

4. Distosia Karena Kelainan JaninA. Bayi BesarBayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000gram. menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya melebihi 4500gram. Sebab-sebab bayi besar adalah :1. Diabetes2. Keturunan (orang tuanya besar-besar)3. Multiparitas2. Faktor-faktor makrosomia Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan. Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi giant). Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar

Tanda dan gejala Besar untuk usia gestasi Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)KomplikasiBayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu. Walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38 minggu. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio sesarea yang direncanakan. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana.Penatalaksanaan medisPemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan..

B. Hydrocephalus1. PengertianPada hydrocephalus terdapat kelebihan cairan otak didalam ventrikel otak, sehingga juga kepala (tengkorak) membesar. Hydrocephalus sering disertai cacat bawaan seperti spina bifida. Hydrocephalus menimbulkan dystocia bahkan ruptura uteri dan sering anak lahir dalam keadaan sungsang karena kepala terlalu besar untuk masuk ke dalam pintu atas panggul.2. EtiologiHydrocephalus dapat berhubungan dengan beberapa sebab termasuk cacat sejak lahir, pendarahan di otak, infeksi, meningitis, tumor, atau cedera kepala. Banyak bentuk dari hydrocephalus adalah hasil dari terhambatnya cairan cerebrospinal di ventrikel (di otak bagian tengah. Pada cacat sejak lahir, kerusakan fisik dari aliran cairan ke ventrikel biasanya menyebabkan hydrocephalus. Hydrocephalus biasanya mendampingi cacat sejak lahir yang disebut spina bifida (meningomyelocele).3. GejalaGejala yang paling nyata dari hydrocephalus adalah besar kepala yang abnormal. Hal ini terjadi karena tekanan luar yang terus menerus pada otak dan temperung kepala dari hydrocephalus sepanjang perkembangan dan pertumbuhan kepala.5. DiagnosisDiagnosa dini sangat penting karena kalau hydrocephalus telah dikenal terapinya, sederhana sekali. Sebaliknya kalau tidak dikenal menjadi malapetaka karena dapat terjadi ruptura uteri. Memang hydrocephalus merupakan salah satu penyebab penting dari ruptura uteri. Ruptura uteri pada hydrocephalus dapat terjadi pada pembukaan yang belum lengkap malahan dalam kehamilan.Harus di ingat akan kemungkinan hydrocephalus kalau:1. Kepala tetap tinggi walaupun panggul baik dan his kuat2. Kepala tetap dapat digoyangkan dan sangat lebar pada perabaan.3. Kalau nampak ada spina bivida pada tubuh yang sudah lahir pada letak sungsang5. PrognosisBahaya yang terbesar adalah ruptura uteri.6. PengobatanSetelah diagnosis dibuat maka pada anak yang hidup dilakukan punksi dengan jarum yang panjang dan besar segera setelah pembukaan cukup besar (pembukaan 2 jari) untuk mengecilkannya. Dengan punksi, tengkorak mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung spontan.Pada anak yang mati dapat dilakukan perforasi. Setelah anak lahir selalu harus dilakukan eksplorasi cavum uteri.

C. Anencephalus1. PengertianSuatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anencephalus merupakan suatu kelainan tabung syaraf yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak. Anencephalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup.2. EtiologiPenyebab anencephalus antara lain : faktor mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor umur ibu, faktor hormonal. Faktor radiasi, faktor gizi dan lainnya. Faktor resiko terjadinya anencephalus adalah : faktor ibu usia resti, riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya, hamil dengan kadar asam folat rendah, fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol, kekurangan gizi (malnutrisi), mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.3. GejalaGejala janin yang dikandung mengalami anencephalus jika ibu hamil mengalami polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak), bayi tidak memiliki tulang tengkorak tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum), terdapat kelainan gambaran (rancu) tengkorak kepala pada pemeriksaan USG.4. DiagnosisPada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala (kedua ujung badan lunak), tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan bunyi jantung menjadi lambat.5. PrognosisPrognosis untuk kehamilan dengan anencephalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup, maka biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.6. Pengaruh pada kehamilan Sering menimbulkan kehamilan serotin, biasanya disertai hydramnion, anak sering lahir dengan letak muka, badan anak kadang kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu bahu lahir. Perawatan dan Penanganan janin/bayi baru lahir dengan anencephalus Perawatan bayi anencephalus akan ditujukan untuk memebrikan dukungan emosional kepada keluarga, karena tidak ada pengobatan untuk anencephalus, kurangnya pembentukan otak, sekitar 75% dapat menyebabkan bayi lahir mati dn sisanya 25% bayi mati dalam beberapa jam, hari atau minggu setelah lahir

D. Kembar Siam1. PengertianKembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis. Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker.2.Penyebab kelahiran kembar siamBanyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.3. Proses kembar siamSecara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. , kembar yang berasal dari satu telur dan kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari,9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

4. Presentasi hidupSejumlah kesimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200 ribu kelahiran. Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000 kasus kembar siam.Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.Dari mereka yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup.5. Perawatan kembar siamPerawatan kembar siam sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Banyak orangtua membuat keputusan sulit untuk mengakhiri kehamilan. Prognosis dan kualitas hidup membebani isu dalam pengambilan keputusan, serta kemungkinan keberhasilan pemisahan. Jika bayi berbagi jantung atau otak, misalnya, operasi pemisahan mungkin tidak dapat dilakukan. Meski kelahiran kembar siam tergolong unik namun bila tidak ada peran dari dokter anak, maka kelangsungan hidupnya tidak akan bertahan lama, meski usia kembar siam diprediksi berlangsung singkat.Sebenarnya, kelahiran kembar siam sekaligus kelainannya bisa dideteksi dengan pemeriksaan USG atau ultrasonografi dengan 3 atau 4 dimensi di usia 20 minggu.

E. Gawat Janin1. Pengertian gawat janinGawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi (perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus.. Bila hipoksia menetap, glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun.2. DiagnosisGerakan janin yang menurun atau berlebihan menandakan gawat janin. Tetapi biasanya tidak ada gejala-gejala yang subyektif. Seringkali indikator gawat janin yang pertama adalah perubahan dalam pola denyut jantung janin (bradikardia, takikardia, tidak adanya variabilitas atau deselerasi lanjut). Hipotensi pada ibu, suhu tubuh yang meningkat atau kontraksi uterus yang hipertonik atau ketiganya secara keseluruhan dapat menyebabkan asfiksia (kegagalan nafas adequate pada menit-menit pertama kelahiran) janin.3. Etiologi Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan denganpemberian oksitosin Hipotensi ibu, anestesi epidural, kompresi vena kava, posisi terlentang, perdarahanibu. Solusio plasenta, abrupsio Plasenta previa dengan perdarahan Penyakit hipertensi Diabetes mellitus Isoimunisasi Rh Postmaturitas atau dismaturitas Kompresi (penekanan) tali pusat Anestesi blok paraservikal

4. Pemeriksaan tambahanPemantauan denyut jantung janin: pencatatan denyut jantung janin yang segera dan kontinyu dalam hubungan dengan kontraksi uterus memberikan sutu penilaian kesehatan janin yang sangat membantu selama persalinan. Akselerasi periodic pada gerakan janin merupakan ketenangan dari reaktifitas janin yang normal.5. Indikasi kemungkinan gawat janin1) BradikardiDenyut jantung janin kurang dari 120 denyut per menit2) TakikardiAkselerasi denyut jantung janin yang memanjang (>160) dapat dihubungkan dengan demam pada ibu yang sekunder terhadap infeksi intrauterine. Prematuritas atropine juga dihubungkan dengan denyut jantung janin yang meningkat.3) Variabilitas denyut jantung dasar yang menurun, yang berarti depresi system saraf otonom janin oleh medikasi ibu (atropine , skopolamin, diazepam, fenobarbital, magnesium dan analgesic narkotik)4) Pola deselerasi.Deselerasi lanjut menunjukkan hipoksia janin disebabkan oleh insufisiensi uteriplasenter. Deselerasi yang bervariasi tidak berhubungan dengan kontraksi uterus adalah lebih sering dan muncul untuk menunjukkan kompresi sementara waktu dari pembuluh darah umbilicus.Peringatan tentang peningkatan hipoksia janin adalah deselerasi lanjut, penurunan atau tiadanya variabilitas, bradikardia yang menetap dan pola gelombang sinus.5) Ph darah janin..5. Distosia Karena Jalan LahirA. Kesempitan Pintu Atas Panggula) Definisipintu atas panggul di anggap sempit apabila conjugate vera kurang dari 10 cm atau kalau conjugate transfersa kurang dari 12 cmb) Etiologi1. Kelainan karena gangguan pertumbuhana. Panggul sempit seluruh Semua Ukuran panggul kecilb. Panggul Picak :Ukuran Muka belakang sempit, ukuran melintang biasac. Panggul sempit Picak :Semua ukuran panggul sempit terutama ukuran muka belakangd. Panggul Corong : Pintu atas panggl biasa, pintu bawah panggul sempite. Panggul belah: Sympisis terbuka

2. Kelainan Karena penyakit tulang panggul atau sendi sendinyaa. Panggul Rachitis Panggul picak , panggul sempit, seluruh bagian panggul picakb. Panggul Osteomalaci :,Panggul sempit melintangc. Radang articulation sacroiliaka : Panggul sempit miringPenangananPenanganan Panggul sempit dapat dilakukan dengan persalinan percobaan, yaitu: percobaan untuk melakukan persalinan pervaginam pada wanita wanita dengan panggul yang relative sempit. Persalinan percobaan hanya dapat dilakukan pada letak belakang kepala, jadi tidak di lakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya..Persalinan percobaan dapat dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung pervaginam atau setelah anak lahir pervaginam. percobaan dikatakan berhasil apabila anak lahir pervaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstrasi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.

B. Kesempitan Bidang Tengah PanggulDefinisiAdalah bidang tengah pangul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spina ischiadica yang menyentuh sacrum dekat pertemuan antara sacral ke 4 dan ke 5. Ukuran terpenting dalam bidang tengah panggul, adalah:1. Diameter transversa ( diameter antar spina) 10 cm.2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah sympisis ke pertemuan antara sacral ke 4 dan 5 adalah 11 cm3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan sacral 4 dan adalah 5 cm .Etiologio Penyakit tulang seperti rachitiso Tumor pada tulang panggulo Trauma panggulPengaruh Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan putaran paksi.PenangananJika persalinan berhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya di pergunakan ekstrasi vacuum, karena ekstrasi forceps kurang memuaskan berhubung forcep memperkecil ruangan jalan lahir.

C.Kesempitan Pintu Bawah panggula) DefinisiKesempitan pintu bawah panggul adalah jika diameter transversa dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15cm , maka sudut arkus pubis mengecil pula sehingga timbul kemacetan pada jalan lahir ukuran biasa.Ukuran pentig dalam pintu bawah panggul :o Diameter transversa 11 cmo Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum 11 cmo Diameter sagitalis posterior dari pertengahan antar tuberum ke uung os sacrum 7 cmb)EtiologiAdanya kelainan pada jaringan keras/ tulang panggul, atau kelainan padajaringan lunak panggulc) Pengaruha. Pada ibuo Persalinan akan berlangsung lamao KPDo Tali pusat menumbungo Rupture uterib. Pada Janino Ineksi intra partalo Kematian janin intra partalo Perdarahan intracranialo Caput sucsedenumo Sefalohematomd) PenangananPersalinan dapat dilakukan dengan pervaginam dengan ekstrasi forcep atau dilakukan dengan melakukan episiotomy dengan robekan yang cukup besar

Komplikasi pada kala 3 dalam persalinan

A. Atonia Uteri1. PengertianAtonia uteri didefinisikan sebagai suatu kondisi kegagalan uterus dalam berkontraksi dengan baik setelah persalinan, sedangkan atonia uteri juga di definisikan sebagai tidak adanya kontraksi uterus segera setelah plasenta lahir.Atonia uteri ( relaksasi otot uterus ) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri ( plasenta telah lahir )2. EtiologiAtonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan factor predisposisi ( penunjang ) seperti :a. Overdistention uterus seperti : gemeli makrosomia, polihidroamnion, atau paritas tinggib. Umur yang terlalu muda atau terlalu tuac. Multipara dengan jarak kelahiran pendekd. Partus lama / Partus terlantare. Malnutrisif. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus3. Tanda dan Gejalaa. Perdarahan pervaginamPerdarahan yang terjadi pada kasus atonia uteri sangat banyak dan darah tidak merembes. Yang sering terjadi adalah darah keluar disertai gumpalan, hal ini terjadi karena tromboplastin sudah tidak lagi sebagai anti pembeku darah.b. Konsistensi rahim lunakGejala ini merupakan gejala terpenting / khas atonia dan yang membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya.c. Fundus uteri naik Disebabkan adanya darah yang terperangkap dalam cavum uteri dan menggumpald. Terdapat tanda-tanda syok.4. Diagnosisa. Data SubjektifIbu mengatakan merasa mules pada perut bagian bawah.b. Data ObjektifPemeriksaan fisik : Uterus tidak berkontraksi dan lunak serta terjadi perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir5. Penatalaksanaana. Masase dan Kompresi bimanualMasase dan kompresi bimanual akan menstimulasi kontraksi uterus yang akan menghentikan perdarahan.Pemijatan fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)1) Gunakan sarung tangan DTT panjang2) Bersihkan vulva dan perineum dengan cairan antiseptik3) Kosongkan kandung kemih4) Mengeluarkan semua bekuan darah atau selaput yang mungkin masih tertinggal5) Segera memulai kompresi bimanual internal a) Masukkan tangan yang memakai sarung tangan ke dalam vagina secara obstetrikb) Kepalkan tangan pada forniks anterior Tekankan tangan yang ada dalam vagina dengan mantap Tekankan tangan luar pada perutdan gunakantekanan melawan kepalan tangan yang berada di dalam vagina secara bersamaan Tahan dengan mantap6) Kontraksi pertahankan tekanan selama 2 menit, lalu dengan perlahan tariklah tangan keluar. Jika uterus berkontraksi , teruskan pemantauan. 7) Jika uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, suruhlah anggota keluarganya untuk melakukan kompresi bimanual ekternal (KBE) sementara kita member injeksi methergin 0,2 mg IM dan memulai infuse IV ( RL dengan 20 IU oksitosin / 500 cc terbuka lebar / guyur ).8) Jika uterus tetap tidak berkontraksi lanjutkan kembali KBIsegera setelah kita memberikan injeksi methergin dan memulai infuse IV.9) Jika uterus belum juga mulai berkontraksi setelah 5-7 menit, segeralah perujukan dengan IV tetap terpasang dengan laju 500cc/ jam hingga tiba di tempat perujukan atau jumlah seluruhnya 1,5 liter diinfuskan. Lalu teruskan dengan laju infuse 125 cc / jam.b. ResusitasiApabila terjadi perdarahan postpartum banyak, maka penganganan awal yaitu resusitasi dengan oksigen dan pemberian cairan cepat, monitoring tanda-tanda vital, jumlah urin, dan saturasi oksigen. Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah.

c. UterotonikaOksitosin merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis. Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan dan timbulnya reseptor oksitosin.d. Uterine lavage dan uterine packingJika uterotonika gagal menghentikan perdarahan ,pemberian air panas ke dalam cavum uteri mungkin dapat bermanfaat untuk mengatasi atonia uteri. Pemberian 1-2 liter salin 470C-500C langsung kedalam cavum uteri menggunakan pipa infus.

B. Retensio Plasenta1. PengertianRetensio plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir .2. Etiologia. Fungsional1) His kurang kuat2) Terhalang oleh kandung kemih yang penuh3) Plasenta sulit terlepasb. Patolog Anatomis1) Plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta2) Plasenta belum lepas dari dinding uterus3) Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan ( disebabkan karena tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III )4) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korealis menembus desidua sampai miometrium sampai dibawah peritoneum ( plasenta akreta perkreta )3. Tanda dan Gejalaa. Terjadi perdarahan segerab. Uterus tidak berkontraksic. Tinggi fundus uteri tetap atau tidak berkurangd. Plasenta belum lahir selama 30 menit setelah bayi lahir4. Diagnosisa. Data subjektifIbu mengatakan perutnya terasa mulas dan plasenta belum lahir.b. Data objektifPemeriksaan Fisik : Palpasi pada daerah perut didapatkan uterus tidak teraba bulat dan keras kontraksi kurang baik, TFU 1 jari diatas pusat dan vesika urinaria teraba agak menonjol serta terjadi perdarahan segera setelah anak lahir ( postpartum primer ).5. PenatalaksanaanPenanganan retensio plasenta berupa pengeluaran plasenta dilakukan apabila plasenta belum lahir dalam - 1 jam setelah bayi lahir terlebih lagi apabila disertai perdarahan.Tindakan penanganan retensio plasenta :a. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukanb. Mencuci tangan secara efektifc. Melaksanakan pemeriksaan umumd. Mengukur vital sign, suhu, nadi, tekanan darah dan pernafasane. Melakukan pemeriksaan kebidanan seperti inspeksi, palpasi, periksa dalamf. Memakai sarung tangan sterilg. Melakukan vulva hygieneh. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasentai. Bila plasenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir atau terjadi perdarahan sementara plasenta belum lahir maka berikan oxytocin 10 IU IMj. Pastikan bahwa kandung kencing kosong dan tunggu terjadi kontraksi, kemudian coba melahirkan plasenta dengan menggunakan peregangan tali pusat terkendali k. Bila dengan tindakan tersebut plasenta belum lahir dan terjadi perdarahan banyak, maka plasenta harus dilahirkan secara manual plasental. Berikan cairan infuse NACL atau RL secara guyur untuk mengganti cairan

Manual Plasentaa. Memasang infuse cairan dekstrose 5 %b. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan segala sesuatunya dalam keadaan suci hamac. Teknik : Tangan kiri diletakkan di fundus uteri ,tangan kanan dimasukkan dalam rongga rahim dengan menyusuri tali pusat sebagai penuntun. Tepi plasenta dilepas-disisihkan dengan tepi jari-jari tangan bila sudah lepas ditarik keluar. Lakukan eksplorasi apakah ada luka luka atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah. Manual plasenta berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan lahir ( uterus ) dan membawa infeksi.

C.Emboli Cairan KetubanPENGERTIANEmboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Sindrom cairan ketuban adalah sebuah gangguan langka dimana sejumlah besar cairan ketuban tiba tiba memasuki aliran darah. Emboli cairan ketuban adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental. yang dapat menghambat pembuluh darah dan mencairkan darah yang mempengaruhi koagulasi. Dua tempat utama masuknya cairan ketuban dalam sirkulasi darah maternal adalah vena yang dapat robek sekalipun pada persalinan normal. Ruptura uteri meningkatkan kemampuan masuknya cairan ketuban.Emboli cairan ketuban dapat terjadi bila ada pembukaan pada dinding pembuluh darah dan dapat terjadi pada wanita tua/ usia lebih dari 30 tahun, sindrom janin mati, Multiparitas, Janin besar intrauteri, Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi, Menconium dalam cairan ketuban dan kontraksi uterus yang kuat2. ETIOLOGI Multiparitas dan Usia lebih dari 30 tahun Janin besar intrauteri Kematian janin intrauteri Menconium dalam cairan ketuban Kontraksi uterus yang kuat34. MANIFESTASI KLINISTanda-tanda dan gejala yang menunjukkan kemungkinan emboli cairan ketuban: Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran (Hipotensi ) Dyspnea, Batuk Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia. Janin Bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia, denyut jantung janin dapat turun hingga kurang dari 110 denyut per menit (dpm). Jika penurunan ini berlangsung selama 10 menit atau lebih, itu adalah Bradycardia. Sebuah tingkat 60 bpm atau kurang lebih 3-5 menit mungkin menunjukkan Bradycardia terminal. Pulmonary edema, Cardiac arrest. Rahim atony: atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan.Kegagalan rahim untuk menjadi perusahaan dengan pijat bimanual diagnostik. Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien.)5. PENATALAKSANAANTindakan yang menunjang sirkulasi serta pemberian darah dan komponen darah sangat penting dikerjakan. Belum ada data yang menyatakan bahwa suatu intervensi yang dapat mempermaiki prognosis ibu pada emboli cairan amnion. Terapi krusnal , meliputi : resusitasi , ventilasi , bantuan sirkulasi , koreksi defek yang khusus ( atonia uteri , defek koagulasi ). Penggatian cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia & perdarahan . Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri. Morfin ( 10 mg ) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas . Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses perbekuan. Amniofilin ( 250 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme .. Isoproternol menyebabkan vasodilatasi perifer, relaksi otot polos bronkus, dan peningkatan frekuensi dan kekuatan jantung. Obat ini di berikan perlahan lahan melalui Iv untuk menyokong tekanan darah sistolik kira kira 100 mmHg. Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat . Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskuler dengan menghambat proses pembekuan. Oksigen diberikan dengan tekanan untuk meningkatkan. Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit. Defek koagulasi harus dikoreksi dengan menggunakan heparin / fibrinogen. Darah segar diberikan untuk memerangi kekurangan darah; perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan pembebanan berlebihan dalam sirkulasi darah. Digitalis berhasiat kalau terdapat kegagalan jantung.

C. Komplikasi dan Penyulit pada Masa NifasKomplikasi Pada Kala 4

A. Perdarahan Kala IV PrimerPerdarahan Pasca Persalinan Yang dimaksud perdarahan pasca persalinan secara tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III. Perdarahan pasca persalinan sekarang dapat dibagi menajdi :1. Perdarahan pasca persalinan dini ialah perdarahan 500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan.2. Perdarahan pasca persalinan lambat ialah perdarahan 500 cc setelah 24 jam persalinan.Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab pentingnya kematian ibu dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan (perdarahan pasca persalinan, placenta pravia, sulusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri).Faktor predisposisi dan etiologi perdarahan pasca persalinan, yaitu :1. Trauma fratetes benitalis episiotomi yang luas, laserasi jalan lahir, dan ruptur uteri.2. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta.a. Perdarahan atonis Anestesi umum Overdistensi uterus, seperti kehamilan kembar, hidranilon atau anak besar. Partus lama Partus presipitatus Paritas tinggi Infeksi korionb. Retensi plasenta Kotiledon tertinggal Plasenta akreta, inkreta, dan perkerta.Gejala-gejala Perdarahan pervaginam Konsistensi rahim lunak Fundus uteri naik Tanda-tanda syokPragnosisWanita dengan perdarahan pasca persalinan seharusnya tidak meninggal akibat perdarahannya, sekalipun untuk mengatasinya perlu dilakukan histerektomi.Penatalaksanaan Jika ada perdarahan dalam kala IV dan kontraksi rahim kurang baik, segera suntikkan 0,2 mg ergonovin atau metil ergovin intrakuskular, uterus ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah dan dilakukan masase. Seandainya perdarahan belum berhenti juga ditambah dengan suntikan metil ergovin lagi, tetapi sekarang intravena dan dipasang oksitosin drip 10 unit dalam 500 cc glukosa, selama tindakan ini masase diteruskan.Jika masih ada perdarahan, dilaksanakan kompresi bimanual secara hamilton, yaitu satu tangan masuk ke dalam vagina dan tangan ini dijadikan tinju dengan rotasi merangsang dinding depan rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding perut diatas fundus hingga dapat merangsang dinding belakang rahim.

B. SyokSyok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif.Penyebab syok pada kasus gawat darurat obstetri biasanya adalah perdarahan (syok hipovelemik), sepsis (syok septik), Gagal jantung (syok kardiogenik), rasa nyeri (syok neurogenik), alergi (syok anafilatelik).Curigai atau antisipasi syok jika terdapat satu atau lebih kondisi berikut ini : Perdarahan pada awal kehamilan Perdarahan pada akhir kehamilan Perdarahan setelah melahirkan Infeksi TraumaTanda dan Gejala Nadi cepat dan lemah (110 kali permenit atau lebih) Tekanan darah yang rendah (sostolit kurang dari 90 mm Hg). Pucat (khususnya pada kelopak mata bagian dalam) Keringat atau kulit yang terasa dingin dan lambat Pernafasan yang cepat (30 kali per menit atau lebih) Gelisah, bingung atau hilangnya kesadaran Urin yang sedikit (kurang dari 30 ml per jam)PenangananSegera hentikan perdarahan dan mengganti kehilangan darah,tidurkan ibu dalam posisi trendelenberg, jaga jangan smapai ibu kedinginan , jaga jalan nafas dengan posisis dan longgarkan pakaian kemudian beri oksigen 100% kira-kira 5ml/menit melalui jalan nafas , sebelum persediaan darah siap berikan infuse dengan larutan NaCL 0,9 %, RL, Dekstran , plasma dan sebagainya dengan memasang tekanan vena pusat dan keadaan dieresis untuk mengukur keluar masuk cairan dengan tepat.Tujuan utama pengobatan syok melakukan penanganan awal dan khusus untuk menstabilkan kondisi pasien memperbaiki volume cairan sirkulasi darah mengefisiensikan sistem sirkulasi darah Setelah pasien stabil tentukan penyebab syok

C. Dua Sampai Enam Jam Masa NifasKunjungan ke-I (6-8 jam setelah persalinan): tanda bahaya yang harus di deteksi secar dini yaitu: Atonia uteri (uterus tidak berkontraksi), robekan jalan lahir yang dapat terjadi pada daerah: perineum, dinding vagina, adanya sisa plasenta, seperti selaput, kotiledon, ibu mengalami bendungan/hambatan pada payudara, Retensi urin (air seni tidak dapat keluar dengan lancer atau tidak keluar sama sekali).Agar tidak terjadi hal-hal seperti ini perlu dilakukan beberapa upaya antara lain: pencegahan perdarahan masa nifas karena atonia uteri, deteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut; berikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri; berikan ASI awal; lakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (lakukan Bounding Attacment); jaga bayi tetap sehat dengan menceah hipotermia; Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat (Saifuddin, 2006).

b. Enam Hari Sampai Enam Minggu Masa NifasMasa Nifas (6 hari s/d 6 minggu) tanda bahaya yang harus dilakukan deteksi dini adalah : Mastitis (radang pada payudara), Abces Payudara (payudara mengeluarkan nanah), Metritis, Peritonitis upaya pencegahan yang dapat dilakukan bidan yakni : Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi; fundus dibawah umbilicus; tidak ada perdarahan abnormal; tidak ada bau; Menilai adanya tanda-tanda demam; infeksi atau perdarahan abnormal; Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat; Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit; Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangan dan merawat bayi sehari-hari (Saifuddin, 2006).Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), sama seperti di atas sementara kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan); tanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami; berikan konseling untuk KB secara dini (Saifuddin, 2006)

http://ikhdapurba.blogspot.com/2013/07/melaksanakan-deteksi-dini-kelainan.html