Mekanisme Racun Pada Tumbuhan

26

Transcript of Mekanisme Racun Pada Tumbuhan

Racun• Secara umum, racun merupakan zat padat, cair, atau

gas, yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut) maupun topikal (permukaan tubuh).

• Dalam hubungan dengan biologi, racun adalah zat yang menyebabkan luka,sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas lainnya dalam skala molekul.

RacunDalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:•Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi beracun, dan preparasi arsenik.•Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dll.•Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat, sianida seng, dan kloroform.•Racun yang menyebabkan marasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.•Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak.

Asal Usul• Oleander dengan nama Latin Nerium oleander adalah salah satu

tanaman yang juga mematikan. Tanaman ini juga diketahui populer sebagai tanaman semak untuk hiasan. Banyak nama diberikan kepada bunga yang satu ini seperti zakum (Turki), zaqqum (Arab), arali (Tamil), jia zhu tao (Cina), atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama bunga mentega.

• Sejak puluhan tahun oleander (Nerium oleander) dibudidayakan sebagai tanaman hias.

• Tanaman yang berasal dari Maroko dan Portugal itu sebenarnya tak terlalu sedap dipandang. Namun, bentuknya yang unik berupa semak-semak yang bersifat evergreen shrub menjadikan tanaman ini banyak diminati. Tak heran, di sudut-sudut rumah, pekarangan, taman kota, dan median jalan, tanaman dengan bunga berwarna merah muda ini tampil percaya diri.

Asal Usul• Tanaman ini dikenal akan kemampuannya memproduksi minyak yang

bisa memenuhi lahan sekitar tempatnya tumbuh. Orang Sunda sendiri menyebutnya kere atau jure.

• Oleander dibudidayakan terutama sebagai semak hias. Ini banyak ditanam di Amerika Serikat selatan dan California. Semak tumbuh sekitar 20 'tinggi, telah lama, sempit, daun menunjuk; dan menghasilkan kelompok kecil merah, merah muda, atau bunga-bunga putih.

Fakta “Bunga Mentega” mengandung Racun

• Tanaman hias ini bisa dijumpai dimana-mana, baik di halaman sekolah, halaman rumah sakit, halaman rumah kita, taman-taman kota dan di tepi-tepi jalan.

• Namun siapa yang menyangka, bahwa tanaman yang nampaknya indah dipandang mata ini, merupakan tumbuh-tumbuhan yang amat beracun dan mematikan, mulai dari daun, bunga, biji buah, dahan dan tangkai sampai ke getah batang pohonnya.

• Seluruh bagian dari tanaman Oleander ini beracun, bukan saja untuk manusia, tetapi juga untuk binatang peliharaan (kucing dan anjing) dan hewan ternak (kambing, sapi, kuda).

Fakta “Bunga Mentega” mengandung Racun

• Oleander adalah salah satu tanaman yang paling beracun di dunia dan mengandung sejumlah komponen racun yang banyak di antaranya yang bisa menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak.

• Derajat keracunan bunga oleander diyakini secara ekstrem sangat tinggi. Namun, dari sejumlah kasus yang dilaporkan, hanya sedikit kasus keracunan oleander yang menimbulkan kematian.

Fakta “Bunga Mentega” mengandung Racun• Yang memprihatinkan, tanaman Oleander ini sekarang dipakai sebagai alat

untuk bunuh diri, khususnya di kawasan India Selatan dan Srilangka. • Di Srilangka misalnya, sebelum tahun 1980, tidak pernah ada catatan medis

di rumah sakit kematian karena racun Oleander. Pada tahun itu, diberitakan secara besar-besaran di media tentang kematian dua orang gadis yang dengan sengaja memakan biji Oleander kuning untuk bunuh diri.

• Semenjak kejadian itu, angka bunuh diri dengan Oleander terus meningkat dan dewasa ini di Srilangka rata-rata 2.000 orang tewas setiap tahun karena keracunan Oleander. Racun Oleander ini dipakai bukan saja untuk bunuh diri, tetapi juga untuk membunuh orang dan untuk menggugurkan kandungan.

Fakta “Bunga Mentega” mengandung Racun• Oleander juga diketahui dapat menyimpan racunnya meski dikeringkan. • Diyakini bahwa 10-20 helai daun yang dikonsumsi oleh orang dewasa dapat

menyebabkan reaksi merugikan, dan satu helai daun cukup untuk dijadikan senjata mematikan jika dimakan oleh anak kecil atau bayi.

• Di Amerika Serikat, menurut Toxic Exposure Surveillance System (TESS), pada 2002 diketahui ada 847 orang yang keracunan akibat berhubungan dengan oleander.

Fakta “Bunga Mentega” mengandung Racun• Dalam dunia binatang, kandungan racun sekitar 0,5 miligram per kilogram

berat badan hewan sudah cukup mematikan bagi banyak hewan, dan berbagai dosis lain akan memengaruhi hewan lain.

• Sebagian besar hewan dapat menderita reaksi atau kematian akibat tanaman ini.

Komponen Racun “Bunga Mentega”

• Oleander mengandung beberapa glikosida jantung, termasuk oleandrin, neriin, oleandroside, nerioside, neridiginoside, nerizoside, neritaloside, odoroside-H, neridienone, proceragenin, digitoxigenin, betaanhydroepidigitoxigenin, neriumogenin-A-3 beta-D- digitaloside, gentiobiosyloleandrin, dan odoroside A. Farmakologi senyawa aktif lainnya termasuk folinerin, rutin, rosagenin, cornerine, dan oleandomycin. Pabrik ini juga mengandung asam hydrocyanic dan ursolic dan jejak vitamin A, K, dan C.

Komponen Racun “Bunga Mentega”

• Ada beberapa komponen racun yang terkandung pada tanaman oleander ini diantaranya oleandrin dan neriine yang masuk golongan cardiac glycoside, suatu zat yang menyebabkan perlambatan denyut jantung dan gagal jantung. Kulit batang pohon (bark) Oleander ini mengandung zat racun rosagenin yang memiliki daya kerja seperti strychnine.

• Anak-anak yang gemar memetik daun atau bunga dan mengisap-isap atau mengunyahnya, adalah mahluk yang paling beresiko mengalami keracunan. Satu lembar saja dari daun Oleander yang dimakan oleh balita dapat berakibat fatal (mematikan).

Komponen Racun “Bunga Mentega”

• Racun paling penting dalam bunga oleander adalah oleandrin dan nerrine yang berhubungan dengan glikosid jantung.

• Racun-racun tersebut terdapat pada semua bagian tanaman, namun umumnya terkonsentrasi pada bagian getah yang tampilannya berwarna putih seperti susu.

• Jika memapar kulit manusia, getah ini bisa menghalangi reseptor luar kulit manusia sehingga menyebabkan kulit jadi kebas atau mati rasa.

• Ada keyakinan bahwa oleander mengandung beberapa senyawa berbahaya yang belum diketahui atau belum diteliti. Kulit kayu oleander mengandung rosagenin yang diketahui memiliki efek mirip strychnine.

Komponen Racun “Bunga Mentega”

• Pengeringan daun, biji dahan tanaman ini tidak mengurangi kadar toksisitasnya.Bahkan madu yang dihasilkan oleh lebah yang mengisap nektar dari bunga Oleander ini juga beracun untuk dikonsumsi.

• Yang cukup mengherankan, daun-daun tanaman yang berasa manis ini, dapat menewaskan seekor kuda bila terlambat diberikan pertolongan darurat (100 gram zat toxin ini sudah cukup untuk mematikan seekor kuda dewasa).

• Gejala keracunan segera akan timbul segera setelah memakan bagian dari tanaman Oleander, diantaranya mual dan muntah, sakit perut dan diare, mata menjadi kabur, denyut jantung melambat, koma dan akhirnya kematian.

Komponen Racun “Bunga Mentega”

• Keseluruhan bagian tanaman yang mengandung racun tersebut menyebabkan reaksi merugikan, baik bagi manusia maupun hewan.

• Gejala keracunan segera akan timbul segera setelah memakan bagian dari tanaman Oleander, diantaranya mual dan muntah, sakit perut dan diare, mata menjadi kabur, denyut jantung melambat, koma dan akhirnya kematian.

Mekanisme Racun• Kasus keracunan oleander umumnya terjadi ketika bagian dari

tanaman tersebut masuk ke sistem pencernaan. • Reaksi terhadap tanaman ini ada dua, yakni menyebabkan efek

jantung dan gastrointestinal (berkaitan dengan sistem pencernaan antara lambung dan usus).

• Efek gastrointestinal jika menelan daun ini berupa rasa mual dan ingin muntah, pengeluaran air liur berlebih, nyeri perut, dan diare yang disertai pendarahan, sakit perut hebat, mengantuk, pusing, denyut jantung tidak teratur serta kematian.

Mekanisme Racun• Sementar reaksi yang berhubungan dengan jantung berupa denyut

jantung tak beraturan, kadang ditandai oleh detak di bawah normal. • Jantung juga berdegub tak keruan, tak beraturan, dan tanpa irama

spesifik. Pada kasus yang ekstrem, bisa menyebabkan pasien pucat dan kedinginan karena sirkulasi darah yang tidak beraturan atau rendah.

Mekanisme Racun• Sementar reaksi yang berhubungan dengan jantung berupa denyut

jantung tak beraturan, kadang ditandai oleh detak di bawah normal. • Jantung juga berdegub tak keruan, tak beraturan, dan tanpa irama

spesifik. Pada kasus yang ekstrem, bisa menyebabkan pasien pucat dan kedinginan karena sirkulasi darah yang tidak beraturan atau rendah.

Mekanisme Racun• Reaksi terhadap keracunan dari tanaman ini dapat juga memengaruhi

sistem saraf pusat. • Gejalanya bisa berupa perasaan kantuk yang kuat, otot gemetar,

limbung, bahkan pingsan yang berakibat pada kematian. • Getah oleander bisa menyebabkan iritasi pada kulit, radang pada

mata, dan reaksi alergi yang ditandai oleh dermatitis (radang infeksi kulit).

Cara Pengobatan• Cara pengobatan akibat keracunan Oleander ini adalah dengan

merangsang muntah, pembilasan lambung, dan pemberian norit. • Permberian norit ini dimaksudkan untuk mengikat zat beracun

tersebut sehingga menjadi netral untuk dikeluarkan dari tubuh. • Cara yang perlu segera ditempuh, apabila perangsangan muntah

tidak berhasil dilakukan, adalah dengan pemberian digoxin immune fab, suatu obat produksi dari GlaxoSmithKline.

• Untuk negara-negara berkembang seperti India dan Srilangka, pemberian digoxine immune fab tentu mengalami kendala, karena harganya yang cukup mahal.

Cara Pengobatan• Tindakan preventif perlu dilakukan menghadapi resiko tanaman hias

Oleander ini. • Apabila di rumah kita masih mempunyai anak-anak balita, sebaiknya

tanaman ini ditebang saja. Demikian pula untuk sekolah dasar, lebih bijak bilamana tidak memelihara tanaman Oleander di halaman sekolah.

• Ada cerita yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya, mengenai sejumlah anak pramuka yang meninggal dunia karena memanggang daging yang ditusuk dengan ranting pohon Oleander.

• Sekali pun mungkin cerita di atas hanya mitos, tentunya pengenalan pengetahuan tentang bahaya keracunan tanaman Oleander kepada anak-anak perlu disosialisasikan semenjak dini, sehingga dapat dihindarkan kejadian yang tidak diinginkan.

Kesimpulan• racun merupakan zat padat, cair, atau gas, yang dapat mengganggu

proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut) maupun topikal (permukaan tubuh).

• Oleander dengan nama Latin Nerium oleander adalah salah satu tanaman yang juga mematikan. Tanaman ini juga diketahui populer sebagai tanaman semak untuk hiasan.

• Oleander adalah salah satu tanaman yang paling beracun di dunia dan mengandung sejumlah komponen racun yang banyak di antaranya yang bisa menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak.

Kesimpulan• Ada beberapa komponen racun yang terkandung pada tanaman

oleander ini diantaranya oleandrin dan neriine yang masuk golongan cardiac glycoside, suatu zat yang menyebabkan perlambatan denyut jantung dan gagal jantung. Kulit batang pohon (bark) Oleander ini mengandung zat racun rosagenin yang memiliki daya kerja seperti strychnine.

• Efek gastrointestinal jika menelan daun ini berupa rasa mual dan ingin muntah, pengeluaran air liur berlebih, nyeri perut, dan diare yang disertai pendarahan, sakit perut hebat, mengantuk, pusing, denyut jantung tidak teratur serta kematian.

Kesimpulan

• Cara pengobatan akibat keracunan Oleander ini adalah dengan merangsang muntah, pembilasan lambung, dan pemberian norit.

• Permberian norit ini dimaksudkan untuk mengikat zat beracun tersebut sehingga menjadi netral untuk dikeluarkan dari tubuh.