MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA LELANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5582/1/SKRIPSI...
Transcript of MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA LELANG …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5582/1/SKRIPSI...
i
MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA LELANG
BARANG SITAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
( STUDI KEJAKSAAN NEGERI SALATIGA )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam
Oleh :
Eka Pratiwi
214-14-002
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan
dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Eka Pratiwi
NIM : 214 14 002
Judul : MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA
LELANG BARANG SITAAN PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM (STUDI KEJAKSAAN NEGERI SALATIGA)
dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan
dalam sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, 20 Maret 2019
Pembimbing
H. M. Yusuf Khummaini, M. H
NI P. 1981080581200312 1 003
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. TentaraPelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Salatiga
Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PENGESAHAN SKRIPSI
MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA LELANG BARANG
SITAAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KEJAKSAAN NEGERI
SALATIGA)
Oleh:
Eka Pratiwi
NIM: 214 14 002
Telah dipertahankan didepan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Kamis tanggal 28 Maret
2019 dan dinyatakan LULUS, sehingga memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam (S. H).
Susunan Dewan Panitia Penguji
Ketua Sidang : Heni Satar Nurhaida, S.H. M.Si
Sekertaris Sidang : H.M. Yusuf Khummaini, M. H
Penguji I : Drs. Mahfudz, M. Ag
Penguji II : Tri Wahyu Hidayati, M. Ag.
Salatiga, 28 Maret 2019
Dekan Fakultas Syariah
Dr. Siti Zumrotun, M.Ag
NIP. 19670115 199803 2 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eka Pratiwi
NIM : 214 14 002
Jurusan : Hukum Ekonomi Syari‟ah
Fakultas : Syari‟ah
Judul Skripsi : MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA
LELANG BARANG SITAAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (
STUDI KEJAKSAAN NEGERI SALATIGA)
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Maret 2019
Yang menyatakan
Eka Pratiwi
NIM: 214 14 002
v
MOTTO
“Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu”
(Benjamin Franklin)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdillah puji syukur kepada Allah SWT dengan izin-Nya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
penulis persembahkan untuk orang-orang yang mendukung
penulis dalam menuntut ilmu.
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Winarto Sumargo),
Ibu (Baryanti). Sebagai motivator terbesar dalam
hidupku yang tak mengenal lelah dan mendoakanku serta
menyayangiku, terimakasih atas semua pengorbanan,
keringat dan kesabaran mengantarkanku sampai kini.
2. Kedua Adik tersayangku, Artha Sudibyo dan Ambar
Windiyanti yang selalu memberikan semangat dan
perhatian serta doa setiap hari.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayh-Nya kepada penyusun dalam
mengarungi proses pembelajaran akademik di jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah
Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada Khotamul
ambiya‟, Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusi dari
gelap kejahiliyaan kepada cahaya ilahiyah yang terang benderang yang penuh
ilmu pengetahuan.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, yang berjudul “Mekanisme
Lelang Dan Penetapan Harga Lelang Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi
Kejaksaan Negeri Salatiga)” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
sarjanan Strata 1 dalam Hukum Ekonomi Syari‟ah, pada Fakultas Syari‟ah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga,tentunya tidak terlepas bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, hingga akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan dengan segala kekurangannya. Karenanya patutlah
penyusun mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah membantu, baik
secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syar‟iah Intitut Agama
Islam Negeri Salatiga.
3. Ibu Heni Satar, SH., MH, selaku Ketua Program Studi Fakultas Syariah
Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah yang telah mengizinkan penulis untuk
membahas judul skripsi ini.
4. Ibu Lutfiana Zahriani, S.H., M.H. selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
5. Bapak Yusuf Khummaini, S.Hi., M.H selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dukungannya untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta Ibu, Bapak, dan Saudaraku yang tak henti-hentinya selalu
mendoakan dan memberikan semangat.
viii
7. Sahabat-sahabat tercinta Arfa Laila Rahmawati, Ni‟matul Fauziyah, Rima
Septiana Sari, Eka Akhsana Amala, yang telah berbagi suka, duka, bahagia
serta mengisi hari-hariku selama menempuh S1.
8. Shabat-sahabat tersayang Nurul Khasanah, Oktaviani Astuti, dan Lilis
Sudarwati yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi serta
memberikan doa-doa yang terbaik. Jeng Esha, Arum Mayang Sari, Dedeh
Nurdian Darwati, Erik Oktavianus Allo teman-teman Bon Cabe Sembrek, ijah,
lina dan Crew Banchese terutama ibu Agustin Ningsih yang selalu memberi
support, Mba dwi yang selalu mendengarkan keluh dan kesah dalam
mengerjakan skripsi.
9. Teman-teman Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2014 IAIN Salatiga.
10. Kepada semua narasumber yang berkenan memberikan informasi kepada
penulis yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
11. Seluruh jajaran Akademis Institut Agama Islam Negeri Salatiga Fakultas
Syariah yang tidak bisa penulis sebutkan semuannya terima kasih banyak telah
banyak membantu penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan Konstribusi dan dukungan yang cukup besar sehingga penulis
dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga akhir di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan
maghfiroh, dilingkupi rahmat dan cita-cita-Nya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi ataupun skripsi. Sehingga saran,
dan kritik serta perbaikan yang membangun dari pembaca akan penulis terima
dengan kerendahan hati. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salatiga, Maret 2019
Yang menyatakan
Eka Pratiwi
NIM: 214 14 002
ix
ABSTRAK
Pratiwi, Eka. 2019. “Mekanisme Lelang Dan Penetapan Harga Lelang Dalam
Perspektif Hukum Islam (Studi Kejaksaan Negeri salatiga)”. Skripsi.
Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas Syari‟ah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing, H. M. Yusuf Khummaini,
M. H
Kata Kunci: Lelang, Penetapan Harga, Hukum Islam.
Proses jual beli lelang pada Kejaksaan Negeri Salatiga yang merupakan
benda sitaan yang didapat dari barang bukti tersangka. Sebelum terjadinya proses
lelang ditetapkan harga barang yang akan dilelang. Dari latar belakang tersebut
peneliti fokus meneliti 1. Bagaimana mekasisme lelang pada Kejaksaan Negeri
Salatiga ? 2. Bagaimana perspektif hukum islam terhadap penetapan harga lelang
barang sitaan di Kejaksaan Negeri Salatiga ?
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian kualitatif dan pendekatannya menggunakan pendekatan sosiologis.
Dengan metode ini, dilakukan wawancara kepada informan sesuai data yang
dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan data dan dokumentasi yang ada. Dan
untuk menguji hasil temuan data tersebut, peneliti menganalisis data dengan kerangka teoritik yang peneliti susun.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme lelang pada
Kejaksaan Negeri Salatiga sesuai dengan PMK Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang
Petujuk Pelaksanaan Lelang sesuai dengan Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 angka
4 barang eksekusi atau incraht. Kemudian penetapan harga lelang Pada Kejakssan
Negeri salatiga dalam perspektif hukum Islam mengacu pada harga yang adil,
berdasarkan penetapan harga tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan
penetapan harga dan pelaksanaanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
di Indonesia dan tidak bertentangan dengan Islam. Dengan memperhatikan
beberapa aspek maka terciptalah harga yang adil, sehingga penetapan harga dalam
sistem lelang tidak merugikan salah satu pihak. Hal ini sesuai dengan hukum
perjanjian jual beli itu sudah lahir pada detik terciptanya sepakat mengenai barang
dan harga, maka dari itu terjadilah jual beli yang sah.
x
xi
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat kegiatan ekonomi sangat
berpengaruh dalam memenuhi kehidupan manusia. Sebagaimana
perekonomian sebagai salah satu sakaguru kehidupan negara yang kokoh juga
akan mampu menjamin kesejahteraan rakyat. Untuk itu Allah memberi
inspirasi kepada mereka untuk mengadakan penukaran dan semuanya yang
kiranya bermanfaat dengan jalan jual beli dan semua cara perhitungan,
sehingga hidup manusia dapat berdiri dengan lurus dan mekanisme hidup ini
bekerja dengan baik dan produktif.1
Dengan berkembangnya teknologi telah mendorong masyarakat untuk
mengadakan spesialisasi produksi. Dalam tingkatan ini orang tidak lagi
memproduksi untuk dirinya sendiri, melainkan mereka memproduksi untuk
pasar. Dalam halini muncul peranan jual beli atau perdangangan.2
Jual beli secara umum adalah suatu perjanjian , dengan perjanjian itu
kedua belah pihak mengatakan dirinya untuk menyerahkan hak milik atas
suatu barang dan pihak lain membayar harga yang telah dijanjikan.
Perdagangan atau jual beli dapat dilakukan dengan langsung atau dapat pula
1 Zumrotul, Malikhah.Konsep Harga Lelang Dalam Perspektif Islam.(semarang:Skripsi IAIN
Walisongo, 2012.h,2) 2 A.M. Syaefuddin, Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi, Jakarta: Dirjen Lembaga Islam Depag
RI,1997,h,93
2
dilakukan dengan lelang. Cara jual beli dengan sistem lelang dalam fiqh di
sebut Muzayyadah.3
Muzayyadah adalah salah satu jenis jual beli dimana penjual
menawarkan barang dagangannya di tengah-tengah keramaian, Lalu para
pembeli saling menawar dengan harga yang lebih tinggi sampai pada harga
yang paling tinggi dari salah satu pembeli, lalu terjadilah akad dan pembeli
tersebut mengambil barang dari si penjual. Jenis lelang dibedakan berdasarkan
sebab barang dijual dan penjual dalam hubungannya dengan barang yang akan
dilelang. Sifat lelang ditinjau dari sudut sebab barang lelang dibedakan antara
lain lelang eksekusi, lelang non eksekusi suka rela dan lelang non eksekusi
wajib.4
Ada dua cara yang digunakan dalam sistem lelang yaitu lelang terbuka
dan tertutup. Lelang tertutup adalah lelang yang dilakukan dimana peminat
mengajukan harga untuk properti yang diminati didalam amplop tertutup dan
dirahasiakan. Dalam sistem lelang tertutup penawar harga tertinggi tidak di
ketahui. Pemenang baru diketahui setelah proses penawaran dilakukan dan
hasilnya diumumkan. Lelang terbuka adalah lelang yang diadakan oleh balai
lelang dimana peminat properti di kumpulkan di suatu tempat untuk
mengikuti lelang.5
Barang Milik Negara yang berasal dari barang bukti yang ditetapkan
dirampas untuk negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
3 Imam Ash-Shan‟ani, Subulus Salam Juz.III,Beirut:Darul Kurub Al-Ilmiyah,1995,h,23
4 Zumrotul Malikhah, Konsep Harga Lelang Dalam Perspektif Islam.(Semarang:Skripsi IAIN
Walisongo, 2012.h,3) 5 Blonto Interisti,Lelang Terbuka dan Tertutup Rumah BTN,http://rumah-btn.blogspot.com (Kamis
15 Januari 2015)
3
memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal l1 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 03/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang
Berasal dari Barang Rampasan Negara dan Barang Gratifikasi).6
Bentuk-bentuk pengelolaan yang dimungkinkan antara lain:
1. Penjualan secara lelang
2. Penetapan status penggunaan
3. Pemanfaatan
4. Pemindah tanganan dalam bentuk Hibah
5. Pemusnahan
6. Penghapusan.
Berkaitan dengan harga, sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa
terlepas dari hubungan dengan manusia lain. Islam juga mengajarkan agar
dalam hidup bermasyarakat dapat ditegakkan nilai-nilai keadilan dan
dihindarkan dari praktek-praktek penindasan dan pemerasan. Tolong-
menolong merupakan salah satu prinsip dalam bermuamalah.
Transaksi ekonomi pasar bekerja berdasarkan mekanisme harga, agar
transaksi memberikan keadilan bagi seluruh pelakunya maka harga harus
mencerminkan keadilan. Karena tingkat harga barang ditentukan oleh interaksi
antara para penjual dan pembeli di pasar. Dalam konsep ekonomi baik
konvensional maupun konsep ekonomi Islam, harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Teori permintaan menerangkan
tentang sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang, sedangkan teori
6 PMK Nomor 03/PMK.06/2011 tentang pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari
Barang Rampasan Negara dan Barang Gritifikasi.
4
penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang
yang akan dijual.7 Dengan menggabungkan permintaan oleh pembeli dan
penawaran oleh penjual maka dapat ditunjukkan bagaimana interaksi antara
pembeli dan penjual dalam menentukan harga keseimbangan (equilibrium) dan
jumlah barang yang akan diperjualbelikan. Keseimbangan ini tidak terjadi bila
antara penjual dan pembeli tidak bersikap saling merelakan. Kerelaan ini
ditentukan oleh penjual dan pembeli dalam mempertahankan kepentingannya
atas barang tersebut.8
Ibnu Taimiyah menyatakan, “Jika penduduk membutuhkan jasa dari
pekerja tangan yang ahli dan pengukir, dan mereka menolak tawaran mereka,
atau melakukan sesuatu yang menyebabkan ketidaksempurnaan pasar,
pemerintah harus mengeluarkan kebijakan penetapan harga itu untuk
melindungi para pemberi kerja dan pekerja dari saling mengeksploitasi satu
sama lain. Apa yang dinyatakan itu berkaitan dengan tenaga kerja,yang dalam
kasus yang sama bisa dikatakan sebagai salah satu faktor pasar. Akhirnya
disimpulkan bahwa9:
1. Tak seorangpun diperbolehkan menetapkan harga lebih tinggi atau lebih
rendah daripada harga yang ada. Penetapan harga yang lebih tinggi akan
menghasilkan eksploitasi atas kebutuhan penduduk dan penetapan harga
yang lebih rendah akan merugikan penjual.
2. Dalam segala kasus, pengawasan atas harga adalah tidak jujur.
7 Zumrotul Malikhah, Konsep Harga lelangDalam Perspektif Islam.Semarang:Skripsi IAIN
Walisongo, 2012 8 Ibid,h,6
9 A.A.Islahi,Konsep Ekonomi Ibn Taimiyah,(Surabaya:1997,h,114)
5
3. Pengaturan harga selalu diperbolehkan.
4. Penetapan harga hanya diperbolehkan dalam keadaan darurat.
Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian
klasik dengan modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga
wajar atau harga keseimbangan diperoleh dari interaksi antara kekuatan
permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu persaingan sempurna, hanya
saja dalam perekonomian modern teori dasar ini berkembang menjadi
kompleks karena adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme
perdagangan, instrumen, maupun perilakunya, yang mengakibatkan terjadinya
distorsi pasar.10
Lelang kerap terjadi pada sebuah lembaga formal seperti Kejaksaan
Negeri Salatiga yang mempunyai tugas melaksanakan penetapan Hakim yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap seperti melelang barang sitaan yang
dirampas untuk Negara. Sebelum terjadinya proses lelang maka Kejaksaan
Negeri Salatiga menetapkan harga limit sebagai harga minimal barang yang
akan dilelang dan ditetapkan oleh Kejaksaan Negeri salatiga. Dimana terdapat
web Kejaksaan Negeri Salatiga yang telah mengumumkan lelang barang sitaan
berupa 1 unit sepeda Motor Yamaha Vixion warna putih biru tahun 2014
dengan nomor pol.H-2409-KI No.KaMH81PA005EK664817 No.Sin
IPA66484, tanpa kunci kendaraan, Tanpa STNK dan BPKB, dengan harga
limit Rp 5.610.000,- uang jaminan 25% dari harga limit.11
10
M. Abdul Mannan,Teori dan Praktik ekonomi Islam (Dasar-Dasar Ekonomi Islam), diterj. M
Nastangin, Yogyakarta: PT Dana Bakti W akaf.1995,h,153 11
www.kejari-salatiga.go.id
6
Sehingga penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: ” Mekanisme Lelang Dan Penetapan Harga Lelang Barang Sitaan
Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kejaksaan Negeri Salatiga)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
mengenai pokok masalah yang akan penulis bahas yaitu:
1. Bagaimana mekanisme lelang dan penetapan harga barang sitaan di
Kejaksaan Negeri Salatiga?
2. Bagaimana perspektif hukum islam terhadap penetapan harga lelang
barang sitaan di Kejaksaan Negeri Salatiga ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan pokok diatas tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui mekanisme lelang dan penetapan harga lelang barang
sitaan di Kejaksaan Negeri Salatiga.
2. Untuk mengetahui perspektif hukum islam terhadap penetapan harga
lelang di Kejaksaan Negeri Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas
adalah:
1. Secara teoritis
7
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi
pemikiran bagi pengembangan ilmu syari‟ah dibidang muamalat,
khususnya dalam hukum ekonomi syari‟ah
2. Secara praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan yang dapat memberikan
informasi mengenai konsep harga lelang barang sitaan dalam
perspektif hukum islam.
b. Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat untuk memenuhi tugas
akhir guna memperoleh gelar S.H., pada Fakultas Syariah di IAIN
Salatiga.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari pemahaman yang kurang tepat terhadap judul
diatas maka perlu ditegaskan kembali pengertian kata penting yang terdapat
pada judul penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1. Perspektif adalah bagaimana obyek terlihat pada mata manusia
berdasarkan sifat spesial atau dimensinya dan posisi mata relatif terhadap
obyek.12
2. Hukum Islam adalah peraturan mengenai kehidupan berdasarkan kitab
suci Al-Qur‟an dan Hadist. Hukum Islam merupakaan rangkain kata dari
“hukum” dan „Islam” untuk mengetahui arti hukum Islam, perlu diketahui
lebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang
12
https://id.m.wikipedia.org./wiki/perspektif_(visual)
8
tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu sendiri yang
berlaku mengikat untuk seluruh anggotanya.13
3. Penetapan adalah proses, cara, perbuatan menetapkan.14
4. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah
uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlsh
kombinasi dan barang atay jasa berikut pelayanannya.15
5. Lelang adalah penjualan barang dihadapan banyak orang dengan tawar
menawar, tawaran tertinggi adalah pemenang. 16
6. Barang sitaan adalah barang yang disita oleh negara untuk keperluan
proses peradilan.17
F. Tinjauan Pustaka
Untuk menghasilkan suatu hasil penelitian yang komprehensif, dan
tidak adanya pengulangan dalam penelitian, dan juga untuk mempermudah
pembahasan skripsi ini, penyusun berusaha mencari referensi yang relevan
dengan topik yang diangkat oleh penulis.
1. Skripsi Lia Septin Ginting mahasiswi UIN Raden Intan Lampung 2017
yang berjudul, Analisis Sistem Penetapan Harga Lelang Barang Jaminan
Gadai Syariah menurut Ekonomi Islam (Studi pada Pegadaian KC
Syariah Radin Intan Kota Bandar Lampung). Skripsi ini membahas
tentang penetapan harga lelang barang jaminan di pegadaian syariah
13 Hasbi Ash-shiddiqie, Hukum-hukum Fiqh Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2008), hlm. 4 14 https://www.apaarti.com
15 Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi Ejaan Yang Benar,(Jakarta:
PT Reality Publisher 2008) h, 450 16
Purnama Tioria Sianturi, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Barang Jaminan
Tidak Bergerak Melalui Lelang,2013:cv Mandar Maju h,51 17
https://m.hukumonline.com diakses 9 mei 2017
9
menurut ekonomi islam dan menganalisis sistem penetapan harga lelang
pada Pegadaian KC Syariah Radin Intan Lampung dan kesesuaiannya
menurut Ekonomi Islam.
Adapun perbedaan skripsi diatas dengan penyusun adalah pada
obyek yang dilelang dan tempat penelitian. Obyek penelitianya berbeda
pada Penggadaian Syariah barang yang dilelang merupakan barang
jaminan dari nasabah sedangkan pada Kejaksaan Negeri Salatiga
merupakan barang sitaan atas putusan pengadilan dan dijadikan milik
Negara dalam perspektif Hukum Islam. Penyusun melaksanakan penelitian
pada lembaga pemerintah yaitu Kejaksaan Negeri Salatiga, sedangkan
skripsi ini melaksanakan penelitian pada Pegadaian Syariah.
2. Skripsi Aliyah mahasiswi IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tahun 2015 yang
berjudul, Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Pelelangan Barang (Studi
Kasus Pada Pegadaian Syariah Cirebon Bisnis Center). Skripsi ini
membahas tentang proses pelelangan barang di penggadaian syariah
Cirebon Bisnis Center, kemudian membahas implemantasi pelelangan
barang pada unit pegadaian Syariah Cirebon Bisnis Center dalam hukum
ekonomi Islam. Yang membedakan dengan skripsi ini yaitu objek yang
akan saya teliti di Kejaksaan Negeri salatiga. Selain itu properti yang saya
teliti adalah barang sitaan berdasarkan putusan pengadilan. Sedangkan
skripsi di atas memebahas barang gadaian di tinjau berdasarkan ekonomi
Islam.
10
3. Skripsi Yusuf Kurniawan mahasiswa IAIN Surakarta Tahun 2017 yang
berjudul, Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Online
Dengan Sistem Lelang (Studi Kasus Jual Beli Batu Mulia Di Jejaring
Sosial Facebook). Skripsi ini membahas praktik jual beli batu mulia di
jejaring sosial facebook. Kemudian untuk mengetahui hukum islam
terhadap jual beli online batu mulia dengan sistem lelang di jejaring sosial
facebook. Perbedaan dengan skripsi penyusun adalah pada penetapan
harga harga , sistem lelang dan juga obyek yang dilelang.
Dari ketiga skripsi di atas belum ada yang terkait dengan obyek
penelitian yang penulis teliti. Penelitian ini berbeda dengan dengan
penelitian ataupun skripsi yang lain sehingga membuat penulis tertarik
untuk meneliti dengan obyek dan tempat yang berbeda.
G. Metode Penelitian
Untuk melakukan penelitian yang baik, maka dibutuhkan metode yang
jelas. Agar dalam penelitian ini dapat memberikan hasil yang maksimal, maka
penulis mencoba memakai metode sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu field research
(penelitian lapangan) yaitu data yang diperoleh dengan hasil pengamatan
langsung di Kejaksaan Negeri Salatiga dan pendekatan normatif yuridis,
yaitu berdasarkan nash-nash dalam Al-Qur‟an, Sunnah, dan fikih.
11
Kemudian pendekatan dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis
tentang sistem harga lelang di Kejaksaan Negeri Salatiga.
2. Sumber data
Adapun sumber data yang berhasil dikumpulkan penulis secara garis
menjadi dua, di antaranya adalah
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang berasal dari
informasi.18
Data yang diperoleh langsung dari petugas lelang di
Kejaksaan Negeri Salatiga melalui wawancara, seperti Jaksa,
Kasubagbin dan panitia Lelang.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang menjadi bahan
penunjang dan melengkapi suatu analisis. Data sekunder ini diperoleh
dari buku-buku yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitin ini.19
Seperti buku laporan Lelang Barang
Rampasan pada Kejaksaan Negeri Salatiga.
3. Metode pengumpulan data
Dalam usaha menghimpun data untuk penelitian ini digunakan
beberapa metode, yaitu:
a. Metode wawancara (interview), adalah adalah sebuah proses interaksi
komunikasi yang dilakukan setidaknya dua orang, atas dasar
18
Afifudin, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 91 19
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif , Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabet, 1988), hlm. 30
12
ketersediaan dan dalam setting ilmiah, dimana arah pembicaraan
mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan
trust (kepercayaan) sebagai landasan uatama dalam proses
memahami.20
b. Metode dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa koran,
artikel, faktur atau nota dan lain-lain.21
Seperti foto objek yang
dilelang dan dokumentasi pelaksanaan lelang.
4. Analisa data
Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut akan dianalisa.
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Analisis kualitatif ini dipergunakan dengan cara
menguraikan dan merinci kalimat-kalimat sehingga dapat ditarik
kesimpulannya dengan jelas.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal
yang akan dilaporkan secara sistematis, untuk memberi jaminan bahwa
pembahasan dalam penelitian ini benar-benar terarah pada tercapainya tujuan
pembahasan, maka penulis membuat sistematika pembahasan sedemikian rupa
agar dapat mempermudah permasalahan terhadap masalah yang disajikan.
Adapun sistematika penulisan proposal skripsi meliputi:
20
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi dan Focus Groups, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013),
hlm. 13 21
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitattif,Bandung:Remaja Rosdakarya,2002,hlm 161
13
Bab pertama merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua merupakan bab yang membahas tentang landasan teori,
yang meliputi pengertian lelang, dasar hukum lelang, dan permasalahan harga
lelang di lihat dari perspektif Islam dan penetapan harga.
Bab Ketiga merupakan hasil penelitian. Dalam bab ini menjelaskan
tentang gambaran umum tentang Kejaksaan Negeri Salatiga, penetapan harga
barang yang akan dilelang dan mekanisme lelang barang sitaan.
Bab keempat merupakan analisis data terhadap pokok permasalahan
yang ada dilapangan dengan yang ada di teori. Bab ini menjelaskan tentang
“Penetapan Harga Lelang Barang Sitaan Dalam Perspektif Hukum Islam
( Studi Kejaksaan Negeri Salatiga).
Bab kelima merupakan penutup. Pada bab terakhir dari pembahasan
skripsi yang berisi kesimpulan sebagai sebagai jawaban dari rumusan masalah
yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya yang juga di sertai saran-saran
yang relevan dengan permasalahan dan kritik yang membangun yang di
harapkan penulis.
14
BAB II
MEKANISME LELANG DAN PENETAPAN HARGA
A. JUAL BELI MENURUT HUKUM
1. Jual Beli Dalam Hukum Positif
Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar
sedangkan menurut pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu
barang dengan barang yang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Jual beli
juga dapat diartikan menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai
dengan rukun dan syarat tertentu.22
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata jual beli adalah
adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang dijanjikan.23
Sedangkan jual beli secara umun adalah suatu perjanjian, dengan
perjanjian itu kedua belah pihak mengatakan dirinya untuk menyerahkan
hak milik atas suatu barang dan pihak lain membayar harga yang telah
dijanjikan. Perdagangan atau jual beli dapat dilakukan dengan langsung
dan dapat dengan lelang cara jual beli dengan sistem lelang dalam fiqh
disebut muzayyadah.24
22
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat.( Jakarta:Amzah,2010)h,23 23
KUHPer Bagian 1 Ketentuan-ketentuan Umum pasal 1457 24
Zumrotul Malikhah.Konsep Harga Lelang Dalam Perspektif Islam.Semarang: Skripsi IAIN
Walisongo.2012.h,2
15
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah suatu
perjanjian tukar menukar barang atau benda yang memiliki nilai, secara
sukarela diantara kedua belah pihak, salah satu pihak menerima benda dan
salah satunya menerima uang sebagai kompensasi barang sesuai perjanjian
yang telah disepakati.
2. Jual Beli Dalam Islam
Definisi jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling
menukar. Dan kata Al Bai‟ (jual) dan AsySyiraa (beli) dipergunakan dalam
pengertian yang sama. Dua kata ini mempunyai makna dua yang satu sama
lain bertolak belakang. Menurut pengertian Syariat jual beli ialah
pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan
ganti yang di benarkan.25
Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dalam jual beli adalah
sebagai berikut :
a. Menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan
melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling
merelakan.
b. Pemilikan harta benda dengan jalan tukar menukar yang sesuai dengan
aturan syara‟.
c. Saling tukar harta, saling menerima, dapat dikelola dengan ijab dan
Kabul dengan cara yang sesuai dengan syara‟.
d. Tukar-menukar benda dengan benda lain dengan cara yang khusus.
e. Penukaran benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan
atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara
yang dibolehkan.
f. Aqad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka
jadilah penukaran hak milik secara tetap.
25
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah, Jilid 2.Bandung,1987,44
16
Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa inti jual beli ialah
suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai
secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-
benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau
ketentuan yang telah dibenarkan syara‟ atau disepakati.26
Jual beli menurut
bahasa artinya “menukarkan sesuatu” sedangkan menurut syara‟ jual beli
artinya “menukarkan harta dengan harta menurut cara-cara tertentu
(„aqad)”.27
Jual beli secara etimologis berarti pertukaran mutlak. Kata al-bai‟
(jual) dan Asy-Syiraa‟ (beli) penggunaannya disamakan antara keduanya,
yang masing-masing mempunyai pengertian lafadz yang sama dan
pengertian berbeda.
a. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Al-
Qur‟an, sunnah dan ijma‟ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual
beli hukumnya mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara‟.28
1. Surat Al-Baqarah 2: 275 yang berbunyi:
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”.
26
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,Jakarta:2002.PT Raja Grafindo.h,67-68 27
Mohd Rifai, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang:Cv.Toha Putra,h,402 28
Hendi Suhendi.Opcit.h,69
17
2. Surat An-Nisa 4:29
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”29
b. Syarat Dan Rukun Jual Beli
Jual beli yang sesuai dengan Syariat Islam harus memenuhi
rukun dan syarat dari jual beli sementara rukun dan syarat adalah
sesuatu yang harus dipenuhi agar jual beli itu dipandang sah. Karena
jual beli merupakan suatu akad, maka harus dipenuhi rukun dan
syaratnya. Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama berbeda
pendapat. Menurut Mazhab Hanafi rukun jual beli hanya ijab dan
Kabul.30
Menurut ulama mazhab Hanafi yang menjadi rukun jual beli
hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual beli. Ada
dua indikator ( qar īnah ) yang menunjukkan kerelaan dari kedua belah
pihak, yaitu dalam bentuk perkataan ( ijāb dan qabūl ) dan dalam
bentuk perbuatan, yaitu saling memberi (penyerahan barang dan
29
Al-Quran Al Karim Dan Terjemah Bahasa Indonesia. Kudus: Departemen Agama RI.2006 30
Syaifullah,Etika Jual Beli.jurnalstudia islamika vol.11, No 2,Desember 2014.h,376
18
penerimaan uang) untuk yang kedua dalam ilmu fiqih disebut dengan
istilah Jumhur ulama membagi rukun jual beli menjadi empat:
1) Orang yang berakad
2) Sighat
3) Ada barang yang di beli
4) Ada nilai tukar pengganti barang.31
Syarat jual beli di antaranya yang berkaitan berkaitan dengan
orang yang berakad.Yang berkaitan dengan yang diakadkan atau
tempat berakad, artinya harta yang akad yang dipindahkan dari kedua
belah pihak yang melakukan akad, sebagai harga atau yang
dihargakan.32
c. Macam-macam Jual beli
Jual beli dapat di tinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi
hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut
hukum dan batal menurut bukum, dari segi objek jual beli dan pelaku
jual beli.
Ditinjau dari segi benda yang di jadikan objek jual beli dapat di
kemukakan pendapat Imam Taqiyuddin bahwa jual beli di bagi
menjadi tiga bentuk :
1) Jual beli benda yang kelihatan
2) Jual beli yang di sebutkan sifat-sifatnya dalam janji
31
M.ali Hasan, Berbagai Macam Transakasi Dalam Islam,Cet ke1:Jakarta PT Grafindopersada
,2003,h, 118 32
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah, Jilid 2 Bandung,1987,48
19
3) Jual beli benda yang tidak ada33
B. PENGERTIAN LELANG
Kata lelang diambil dari kata Actio yang artinya peningkatan secara
bertahap. Berbeda dengan jual-beli, lelang merupakan penjualan umum atau
penjualan barang-barang kepada umum dengan harga penawaran yang
meningkat atau dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup atau kepada
orang-orang yang diundang atau sebelumnya diberi tahu mengenai pelelangan
atau diijinkan untuk ikut serta dan di beri kesemoatan untuk menawar harga,
menyetujui harga yang ditawarkan atau memasukan harga dalam sampul
tetutup.34
Lelang adalah penjualan barang dihadapan banyak orang dengan
tawarmenawar, tawaran tertinggi adalah pemenang. Lelang yang dimaksud
dalam pe nelitian ini adalah penawaran atau penjualan barang jaminan melalui
penawaran harga taksiran yang dilaksanakan dengan system lelang tertutup.35
Peraturan teknis yang utama mengenai pelaksanaan lelang yang saat
ini berlaku, peraturan Menteri Keuangan Nomor : 40/PMK.07/2006 tanggal
30 Mei 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang , Bab 1 Ketentuan umum
Pasal 1 angka 1, mengatur lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk
umum baik secara langsung maupun melalui media elektronik dengan cara
penawaran harga secara lisan atau tertulis yang didahului dengan usaha
mengumpulkan peminat. Pengertian lelang adalah cara penjualan barang yang
33
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,Jakarta:.PT Raja Grafindo.2002.h,75-76 34
Terjemahan Pasal 1 Vendu ReglementStaatsblad tahun 1908 nomor 189 35
Purnama Tioria Sianturi,Perlindunan Hukum Terhadap Pembeli Barang Jaminan Tidak
Bergerak Melalui Lelang.cv.Mandar Maju:2013.h,51
20
terbuka untuk umum dengan penawaran secara kompetisi yang didahului
dengan pengumuman lelang dan upaya mengumpulkan peminat.36
Lelang termasuk salah satu bentuk jual beli, akan tetapi ada perbedaan
secara umum. Jual beli ada hak memilih, boleh tukar menukar di muka umum
dan sebaliknya, sedangkan lelang tidak ada hak memilih, tidak boleh tukar
menukar di depan umum, dan pelaksanaannya dilakukan khusus di muka
umum.
Dalam Islam, jual beli merupakan pertukaran semua harta (yang
dimiliki dan dapat dimanfaatkan) dengan harta lain berdasarkan keridhaan
antara keduanya. Atau dengan pengertian lain memindahkan hak milik dengan
hak milik orang lain berdasarkan persetujuan dan hitungan materi.
1. Dasar Hukum Lelang
a. Lelang Dalam Undang-Undang
Peraturan lelang di Indonesia masih menggunakan peraturan
lelang belanda yaitu Vendu Reglement Staatblad 1908 nomor 189.
Dasar hukum penggunaan atau pemanfaatan lelang di Indonesia di
temui dalam banyak ketentuan, misalnya37
:
1. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
3. Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata
36
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 40/PMK.07/2006 tanggal 30 Mei 2006 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang 37
Adwin Tista. Perkembangan Sistem Lelang Di Indonesia. Jurnal Al‟Adl, Volume 10, Juli-
Desember 2013H,54
21
4. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
5. Undang-Undang nomor 49/perpu/ 1960 tentang panitia urusan
Piutang Negara
6. Undang-Undang 19 tahun 1997 tentang penagihan Pajak dengan
surat paksa
7. Undang-undang nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan
8. Undang-undang nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
9. Undang-undang nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
10. Undang-undangnomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
11. Peraturan Pemerintah tentang BPPN
b. Lelang Dalam Perspektif Hukum Islam
Syariah Islam memberikan kebebasan, keleluasaan dan keluasan
ruang gerak bagi kegiatan usaha umat Islam. Kegiatan usaha itu tentu
saja diniatkan dalam rangka mencari karunia Allah berupa rezeki yang
halal, melalui berbagai bentuk transaksi saling menguntungkan yang
berlaku dimasyarakat tanpa melanggar ataupun merampas hak-hak
orang lain secara tidak sah.38
Praktek jual beli lelang termasuk salah satu cara yang digunakan
penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi. Lelang dalam sejarah
Islam sudah ada sejak zaman Rasulullah dan para sahabat. Mereka
melakukan jual beli dengan cara melelang barang dagangannya, dan
para pembeli mengikuti lelang untuk mendapatkan barang yang dijual
38
Ahmad Sarwat, “Lelang Dalam Tinjauan Syariat” dikutip dari http://syariat.com diakses pada 28
oktober 2016.
22
oleh pelelang.39
Jual beli model lelang atau muzayyadah dalam hukum
Islam adalah boleh (mubah). Ibnu Abdi Dar berkata dalam
Subulussalam ”Sesungguhnya tidak haram menjual barang kepada
orang dengan adanya penambahan harga (lelang), dengan kesepakatan
di antara semua pihak”.40
Menurut Ibnu Qudamah, Ibnu Abdi Dar meriwayatkan adanya
ijma‟ ulama tentang bolehnya jual-beli secara lelang bahkan telah
menjadi kebiasaan yang berlaku di pasar umat Islam pada masa lalu.
Demikian juga Umar bin Khathab penah melakukan lelang karena
umat membutuhkan praktek lelang sebagai salah satu cara dalam jual
beli.41
Jual beli komoditas dengan sistem lelang (Muzayyadah) dalam
islam diperbolehkan. Hal ini berdasarkan keterangan sebagai berikut.
Dari Anas r.a berkata Rasulullah saw menjual sebuah pelana dengan
sebuah mangkok air dengan berkata, siapa yang mau membeli pelana
dengan mangkok ini. Seorang laki-laki bersedia membelinya seharga
satu dirham, lalu nabi berkata lagi , siapa yang berani menambahi ?
Maka dua dirham oleh orang laki-laki pada beliau, lalu dijual lah
kedua benda itu kepada laki-laki tadi.42
39
Ibid 40
Yusuf Kurniawan.Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Online Dengan Sistem
Lelang(studi Kasus Jual Beli Batu Mulia di Jejaring Sosial Facebook). Surakarta: Skripsi
IAIN Surakarta,2017,h,51 41
Mujib Z. A., "Lelang", dikutip Lingkaran Ilmu.htm, diaksese pada tanggal 27 Oktober 2016 42
Ismail Nawawi,Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer.Bogor: Ghalia Indonesia.2012 h,82
23
Jual beli model lelang (muzayyadah) dalam hukum Islam adalah
boleh mubah. Didalam kitab Subulus salam disebutkan Ibnu Abdi Dar
berkata, ”Sesungguhnya tidak haram menjual barang kepada orang
dengan adanya penambahan harga (lelang), dengan kesepakatan di
antara semua pihak.
Dalil bolehnya lelang adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa‟i dan juga Imam Ahmad:
عن انس بن مالك ان رجال من ال نصارجاء اىل النب صلى اهلل عليو
يساء لو ف قال لك ف ب يتك شيء قال ب لى جلس ن لبس ب عضو وسلم
وقدح نشرب فيو الماء قال ائتن بما قال فاءتاه بما فاءخذها
يشتي ىذين فقال رجل رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم بيده ث قال من
انااخذ ها بدرىم قال من يزيد علي درىم مر ت ي او ثال ثا قال رجل
بد رهي فاعطا ها اياه وا خذ الد رهي فاعطا ها النصار انا اخذ ها Artinya: “Dari Anas bin Malik ra bahwa ada seorang lelaki
Anshar yang datang menemui Nabi saw dan dia meminta
sesuatu kepada Nabi saw. Nabi saw bertanya
kepadanya,”Apakah di rumahmu tidak ada sesuatu?” Lelaki itu
menjawab,”Ada. sepotong kain, yang satu dikenakan dan yang
lain untuk alas duduk, serta cangkir untuk meminum air.” Nabi
saw berkata,”Kalau begitu, bawalah kedua barang itu
kepadaku.” Lelaki itu datang membawanya. Nabi saw bertanya,
”Siapa yang mau membeli barang ini?” Salah seorang sahabat
beliau menjawab,”Saya mau membelinya dengan harga satu
dirham.” Nabi saw bertanya lagi,”Ada yang mau membelinya
dengan harga lebih mahal?” Nabi saw menawarkannya hingga
dua atau tiga kali. Tiba-tiba salah seorang sahabat
beliauberkata,”Aku mau membelinya dengan harga dua
dirham.” Maka Nabi saw memberikan dua barang itu
24
kepadanya dan beliau mengambil uang dua dirham itu dan
memberikannya kepada lelaki Anshar tersebut.43
Hadits ini menjadi dasar hukum dibolehkannya lelang dalam
syariah Islam. Lantaran Nabi saw, sendiri mempraktekkannya.
Sehingga tidak ada alasan untuk mengharamkannya. Kebolehan
transaksi lelang ini dikomentari oleh Ibnu Qudamah sebagai sesuatu
yang sudah sampai ke level ijma` (tanpa ada yang menentang) di
kalangan ulama.
Ibnu Abdi Darr berkata,”Sesungguhnya tidaklah haram menjual
barang kepada orang yang menambah harga”, demikianlah menurut
kesepakatan ulama. Dalam aktivitas dan transaksi bisnis kontemporer
baik yang dilakukan swasta maupun pemerintah, individu maupun
lembaga sering dipakai cara lelang atau tender dalam penjualan suatu
barang/jasa dan penawaran tender proyek. Dalam praktiknya, tidak
jarang terjadi penyimpangan prinsip syariah seperti manipulasi, kolusi
maupun permainan kotor lainnya. Permasalahan lelang memang
merupakan masalah yang berada di antara aspek yang berbeda yaitu
dari aspek bisnis dan aturan agama yang mengatur segala bentuk hal
yang ada dalam kehidupan manusia.
Menurut Ibnu Qudamah Ibnu Abdi Dar meriwayatkan adanya
ijma‟ kesepakatan ulama tentang bolehnya jual-beli secara lelang
bahkan telah menjadi kebiasaan yang berlaku di pasar umat Islam
pada masa lalu. Sebagaimana Umar bin Khathab juga pernah
43
At Tirmidzi,Al-Jami‟ Al-Shahih, Beirut Libanon: Darul Al-Fikr,1988, Hadist No.908
25
melakukannya demikian pula karena umat membutuhkan praktik
lelang sebagai salah satu cara dalam jual beli.44
C. SYARAT-SYARAT LELANG
Lelang merupakan salah satu transaksi jual beli, walaupun dengan
cara yang berbeda dan tetap mempunyai kesamaan dalam rukun dan syarat-
syaratnya, sebagaimana diatur dalam jual beli secara umum.
Dalam lelang rukun dan syarat dapat diaplikasikan dalam panduan dan
kriteria umum sebagai pedoman pokok diantaranya45
:
1. Transaksi dilakukan oleh pihak yang cakap hukum atas dasar saling
sukarela (عن تراض).
2. Objek lelang harus halal dan bermanfaat
3. Kepemilikan kuasa penuh atas barang yang dijual.
4. Kejelasan barang yang dilelang tanpa adanya manipulasi.
5. Kesanggupan penyerahan barang dari penjual.
6. Kejelasan dan kepastian harga yang disepakati tanpa berpotensi
menimbulkan perselisihan.
7. Tidak menggunakan cara yang menjurus kepada kolusi dan suap untuk
memenangkan tawaran.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan
pelelangan46
:
a. Bukti diri pemohon lelang
44
Yusuf Kurniawan. Pandangan Hukum Islam Terhadap Praktek jual Beli Online Dengan Sistem
Lelang.Skripsi IAIN Surakarta:2017,h.36 45
Saiful Ahmad. Pemahaman Lelang Dalam Pandangan Hadis Nabi SAW.Jakarta: Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah.2017.h,30 46
Ibid,h,31
26
b. Bukti kepemilikan atas barang
c. Keadaan fisik dari barang
Bukti diri dari pemohon lelang ini diperlukan untuk mengethui bahwa
pemohon lelang tersebut benar-benar orang yang berhak untuk melakukan
pelelangan atas barang yang dimaksud. Apabila pemohon lelang tersebut
bertindak sebagai kuasa, dari pemberi kuasa. Jika pelelangan tersebut atas
permintaan hakim atau panitia urusan piutang Negara, harus ada surat
penetapan dari pengadilan negeri atau panitia urusan piutang Negara.47
Kemudian bukti kepemilikan atas barang diperlukan untuk
mengetahui bahwa permohonan lelang tersebut merupakan orang yang berhak
atas barang yang dimaksud. Bukti kepemilikan misalnya, dapat berupa tanda
pembayaran, surat bukti hak atas tanah (sertifikat).
Disamping itu keadaan fisik dari barang yang dilelang juga perlu
untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari barang yang akan dilelang. Untuk
barang bergerak, harus ditunjukkan mana barang yang akan dilelang,
sedangkan untuk barang tidak bergerak, harus ditunjukkan nama barang yang
akan dilelang. Sedangkan seperti tanah harus ditunjukkan sertifikatnya
apabila tanah tersebut sudah didaftarkan atau dibukukan.48
Berkaitan dengan syarat lelang kepemilikan penuh atas barang yang
dilelang yaitu berupa barang sitaan yang dijadikan bukti atas tindak kejahatan
atau yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan maka barang tersebut
47
Aiyub Ahmad H. Fikih Lelang (Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif). Jakarta:Kiswah,
110 XI Viii.2004,h,79 48
Aiyub,Ahmad H.Fikih Lelang(perspektif hukum islam dan hukum positif).
Jakarta:kiswah,110XI Viii,2004.hal.80
27
disita dan dijadikan bukti dalam persidangan. Setelah adanya putusan hakim
yang berkekuatan hukum tetap bahwa barang sitaan dirampas untuk negara
sesuai pasal 39 KUHAP angka 1.
Maka secara resmi barang sitaan tersebut menjadi milik negara
dibuktikan dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sesuai
Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 pasal 46 angka 2 tentang benda sitaan.
Pada masa Rasulullah barang rampasan yang diperoleh setelah perang
dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Anfaal ayat 41 sebagai berikut :
Artinya : Ketahuilah, Sesungguhnya apa saja yang dapat kamu
peroleh sebagai rampasan perang, Maka Sesungguhnya
seperlima untuk Allah, rasul, Kerabat rasul, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan ibnu sabil, jika kamu beriman kepada
Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua
pasukan. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.49
Berdasarkan ayat di atas menjelaskan bahwa pada Masa Rasulullah
barang rampasan yang didapat setelah perang dibagi menjadi lima bagian
yaitu seperlima untuk Allah SWT, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang
miskin dan ibnu sabil. Kemudian empat seperlimanya lagi dibagikan kepada
pasukan yang mengikuti perang. Selain barang rampasan perang terdapat juga
49
Al-Quran Al Karim Dan Terjemah Bahasa Indonesia. Kudus: Departemen Agama RI.2006
28
beberapa tawanan yang dapat ditebus oleh kaum Quraysi50
. Pada masa
sekarang barang yang diperoleh dari barang sitaan yang dirampas
dikembalikan kepada negara dan untuk kemaslahatan masyarakat.
D. SISTEM LELANG
Dilihat dari segi cara penawarannya, dalam pelelangan dikenal dengan
dua sistem,yaitu sistem pelelangan dengan cara lisan dan sistem pelelangan
dengan cara penawaran tertulis.51
1. Sistem Pelelangan Dengan Penawaran Lisan
Sistem pelelangan dengan penawaran lisan ini dapat dibedakan lagi,
yaitu dengan penawaran lisan harga berjenjang naik dan pelelangan
dengan penawaran lisan harga berjenjang turun. Dalam sistem pelelangan
dengan penawaran lisan harga berjenjang naik, juru lelang menyebutkan
harga penawaran dengan suara yang terang dan nyaring di depan para
peminat/pembeli. Penawaran ini dimulai dengan harga yang rendah.
Kemudian setelah diadakan tawar-menawar, ditemukan seorang peminat
yang mengajukan penawaranya dengan harga yang tertinggi. Dalam sistem
pelelangan dengan penawaran lisan harga berjenjang turun, juru lelang
menyebutkan harga penawarn pertama dengan harga yang tinggi atas suatu
barang yang dilelang. Apabila dalam penawaran tinggi tersebut belum ada
peminat/pembeli, harga penawarannya diturunkan dan demikian
seterusnya sehingga ditemukan peminatnya. Praktik pelelangan penawaran
lisan dengan harga berjenjang turun ini jarang dilakukan.
50
Sejarah Hidup nabi Muhamad SAW.https://m.republika.co.id/amp/llsy74.diakses pada 03 Maret
2019 51
Kotler Philip. Manajemen(edisi kesebelas)jilid2,Jakarta:Balai Pustaka,1976,h,752
29
2. Sistem Pelelangan Dengan Penawaran Tertulis
Sistem pelelangan dengan cara ini biasanya sang juri atau instansi
yang bekaitan membagikan sebuah amplop yang berisi surat penawaran
kepada para penawar. Dalam surat tersebut para penawar menuliskan
identitas diri meraka, menuliskan berapa banyak harga yang di tawarkan
atas sebuah barang dan berapa banyak barang yang ia tawar atas sebuah
harga.52
E. MACAM-MACAM LELANG
Berdasarkan caranya lelang hanya ada dua macam yaitu lelang
turun dan lelang naik keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Lelang Turun
Lelang turun adalah suatu penawaran yang pada mulanya
membuka lelang dengan harga tinggi, kemudian semakin turun sampai
akhirnya diberikan kepada calon pembeli dengan tawaran tertinggi yang
disepakati penjual melalui juru lelang (auctioneer) sebagai kuasa penjual
untuk melakukan lelang, dan biasanya ditandai dengan ketukan.
2) Lelang Naik
Sedangkan penawaran barang tertentu kepada penawar yang pada
mulanya membuka lelang dengan harga rendah, kemudian semakin naik
sampaiakhirnya diberikan kepada calon pembeli dengan harga tertinggi,
52
Soeharno, Ekonomi Manajerial, yogyakarta:Cv.Anda Offset,2007,h,43
30
sebagaimana lelang ala Belanda (Dutch Auction) dan disebut dengan
lelang naik.53
Kemudian berdasarkan sifatnya lelang dibedakan berdasarkan
sebab barang dijual dan penjual dalam hubungannya dengan barang yang
akan dilelang. Sifat lelang ditinjau dari sudut sebab barang dilelang
dibedakan antara lelang eksekusi dan lelang non eksekusi.Lelang eksekusi
adalah lelang untuk melaksanakan putusan/penetapan pengadilan atau
dokumen yang dipersamakan dengan itu sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.Lelang non eksekusi adalah lelang selain lelang
eksekusi yang meliputi lelang non eksekusi wajib dan lelang non eksekusi
sukarela.
1. Lelang Yang Bersifat Eksekusi Wajib
a. Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
Lelang Eksekusi PUPN adalah pelayanan lelang yang
diberikan kepada PUPN/BUPLN dalam rangka proses
penyelesaian pengurusan piutang Negara atas barang
jaminan/sitaan milik penanggung hutang yang tidak membayar
hutangnya kepada Negara berdasarkan undang-undang Nomor 49
Prp tahun 1960 tentang Panitia Pengurusan Piutang Negara.54
53
Didit Purnomo,Buku Pegangan Kuliah Kebijakan Harga(PendekatanAgricultural, surakarta: FE
UMS, 2005,h,302 54
Peraturan Menteri Keungan RI Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang Petujunk Pelaksanaan Lelang
pasal 1
31
b. Lelang eksekusi Pengadilan Negeri (PN/Pengadilan Agama (PA)
Lelang eksekusi Pengadilan Negeri (PN/Pengadilan Agama
(PA) adalah lelang yang diminta oleh panitera PN/PA untuk
melaksanakan keputusan hakim pengadilan yang telah berkekuatan
pasti, khususnya dalam rangka perdata, termasuk lelang hak
tanggungan, yang oleh pemegang hak tanggungan telah diminta
fiat eksekusi kepada ketua pengadilan. 55
c. Lelang barang temuan dan sitaan, rampasan kejaksaan/penyidik
Lelang barang temuan dan sitaan, rampasan
kejaksaan/penyidik adaah lelang yang dilaksanakan terhadap
barang temuan dan lelang dalam kerangka acara pidana
sebagaimana diatur dalam KUHP antara lain meliputi lelang
eksekusi barang yang telah diputus dirampas untuk Negara
undangan yang berlaku tidak termasuk kekayaan Negara yang
dipisahkan.
2. Lelang Sukarela
a. Lelang sukarela/swasta
Lelang sukarela/swasta adalah jenis pelayanan lelang atas
permohonan masyarakat secara sukarela.Jenis pelayanan lelang ini
sedang dikembangkan untuk dapat bersaing dengan berbagai
bentuk jual beli individual/jual beli biasa yang dikenal di
masyarakat. Lelang sukarela yang saat ini sudsh berjalan antara
55
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 40/PMK.07/2006
32
lain lelang seni seperti carpet dan lukisan, lelang sukarela yang
diadakan oleh Balai Lelang. 56
b. Lelang sukarela BUMN (Persero)
Pasal 37 ayat (2) Peraturan pemerintah nomor 12 tahun
1998 tentang perusahaan perseroan (Persero) mengatur, bagi
persero tidak berlaku instruksi presiden Nomor 9 Tahun 1970
tentang penjualan dan pemindahtanganan barang-barang yang
dimiliki/dikuasai Negara, yang harus melalui kantor lelang.
F. PENETAPAN HARGA
1. Pengertian Harga
Menurut Philip Kotler adalah salah satu unsure bauran pemasaran
yang mengahasilkan pendapatan, unsure-unsur lainya menghasilkan biaya.
Harga adalah unsure bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan,
harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan
kepada pasar tentang produk dan merknya.57
2. Pengertian Tas‟ir
Dalam fiqh islam di kenal dua istilah berbeda mengenai harga suatu
barang, yaitu as-saman dan as-si‟r.“Ats-saman” adalah harga satuan
barang atau nilai sesuatu. Sementara “as-si‟r” adalah harga yang
ditentukan untuk barang dagangan. Fluktuasi harga suatu komoditas
56
Ibid 57
Philip Kotler.Manajemen Pemasaran Edisi Ke Sebelas Jilid 2, Jakarta: Gramedia:2005,h,193
33
berkaitan erat dengan as-si‟ir bukan as-saman karena as-si‟ir merupakan
harga actual yang terbentuk dalam proses jual beli.58
Fathi ad-Duraini guru besar fikih Universitas Damaskus seperti yang
dikutip Nasrun Haroen menjelaskan lebih memperluas cakupan tas‟ir al-
jabari sesuai dengan perkembangan keperluan masyarakat.59
Menurutnya
ketetapan pemerintah itu tidak hanya terhadap komoditi yang digunakan
dan diperlukan masyarakat, tetapi juga terhadap manfaat dan jasa pekerja
yang diperlukan masyarakat.
Sesuai dengan kandungan definisi-definisi diatas, para ulama fiqh
sepakat menyatakan bahwa yang berhak menentukan dan menetapkan
harga itu adalah pemerintah setelah mendiskusikanya dengan pakar-pakar
ekonomi. Dalam menetapkan harga pemerintah harus mempertimbangkan
kemaslahatan para pedagang dan konsumen.
Dengan demikian penetapan harga oleh pemerintah kepada pelaku
pasar agar tidak menjual komoditas kecuali dengan harga tertentu. Jadi
mereka dilarang menambah atau mengurangi diri yang dipatok demi
keselamatan masyarakat. Artinya, Negara melakukan intervensi atas harga
dengan menetapkan harga tertentu atas suatu komoditas dan setiap orang
dilarang untuk menjual lebih atau kurang dari harga yang ditetapkan itu
demi kemaslahatan masyarakat.60
58
Rozalinda.FikihEkonomiSyariah.cet 2:jakarta. Rajawali pers.2017,h,379 59
Ibid,h,380 60
Ibid,h,381
34
3. Teori Penetapan Harga
Menurut Machfoedz penetapan harga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi
tujuan pemasaran perusahaan, strategi maupun bauran pemasaran, biaya
dan metode penetapan harga. Sedangkan faktor eksternal yaitu sifat pasar
dan permintaan, persaingan. Penjual barang dalam menetapkan harga
dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain antar penjual
maupun antar barang yang satu dengan yang lain. Tujuan penetapan harga
menurut Harini adalah sebagai berikut61
:
a. Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi biasanya
besar keuntungan dari suatu investasi telah di tetapkan prosentasenya
dan untuk mencapainya di perlukan penetapan harga tertentu dari
barang yang dihasilkanya.
b. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya di lakukan
untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha
pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya
perang harga, khususnya bila menghadapi permint aan yang sedang
menurun.
c. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagianya
dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan
luas tertentu, maka ia harus berusaha untuk mempertahankanya atau
justru mengembangkanya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan
harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau
mengembangkanya bagian pasar tersebut.
d. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan apabila
perusahaan baru mencoba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui
pada harga dia menetapkan beberapa penjualan. Ini berarti bahwa dia
belum memilki tujuan dalam menetapkan harga tersebut.
Harga sebuah komuditas (barang dan jasa) ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, perubahan yang terjadi pada harga berlaku
juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan penawaran. Hal
61
Susanti. Konsep Harga lelang Barang Jaminan Gadai Dalam Ekonomi Islam Di Penggadaian
Syariah Cabang Simpang Patal Palembang.Palembang:Jurnal Intelektualita Volume 5 Nomor
1. 2016,h,7
35
ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dariAnas bahwasannya suatu
hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa di masa RasullullahSAW, maka
sahabat meminta nabi untuk menentukan harga pada saat itu, Dalam
terminologi Arab yang maknanya pada harga yang adil adalah qimah al
adl. Istilah qimahal al adl (harga yang adil) pernah digunakan oleh
Rosulullah Saw. dalam mengomentari kompensasi bagi pembebasan
budak di mana budak ini akan menjadi manusia merdeka dan majikannya
tetap memperoleh komp ensasi dengan harga yang adil.62
Konsep harga Islam juga banyak menjadi daya tarik bagi para
pemikir Islam dengan menggunakan kondisi ekonomi di sekitarnya dan
pada massanya, pemikir tersebut adalah sebagai berikut :
Konsep Harga Abu Yusuf
Abu Yusuf adalah seorang mufti pada kekhalifahan Harun Al-
Rasyid. Ia menulis buku pertama tentang sistem perpajakan dalam Islam
yang berjudul Kitab Al-Kharaj. Dan Abu yusuf tercatat sebagai ulama
terawal yang mulai menyinggung mekanisme pasar. Abu Yusuf juga
memperhatikan peningkatan dan penurunan produksi dalam kaitannya
dengan perubahan harga. Dan Abu Yusuf juga yang mengajukan pertama
kali tentang permintaan dan persedian (demand and supplay) dan
pengaruhnya tentang harga. Fenomena yang terjadi pada masa Abu yusuf
adalah, ketika terjadi kelangkaan barang maka harga cenderung akan
tinggi, sedangkan pada saat barang tersebut melimpah, maka harga
62
Mustafa Edwin Nasution,Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam.Jakarta:Kencana.2007,h.160
36
cenderung untuk turun atau lebih rendah.dengan kata lain pemahaman
pada zaman Abu Yusuf tentang hubungan antara harga dan kuantitas
hanya memperhatikan kurva demand. 63
Menurut Abu Yusuf harga-harga tetap mahal ketika persediaan
barang melimpah, Sementara harga kan murah walaupun persedian barang
berkurang. Dari pernyataan tersbeut Abu Yusuf menyangkal pendapat
umum mengenai hubungan terbalik antara persedian barang (supply) dan
harga. Karena pada kenyataannya harga tidak bergantung pada permintaan
saja, tetapi bergantung pada kekuatan penawaran.oleh karena itu,
peningkatan atau penurunan harga permintaan, atau penurunan atau
peningkatan dalam produksi. Abu Yusuf meyatakan:” tidak ada batasan
tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan.hal tersebut yang
mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena
melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan
karenakelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan
Allah”.
Konsep Harga Al-Ghazali
Pemikiran sosio ekonomi al-Ghazali berakar pada sebuah konsep
yang dia sebutsebagai fungsi kesejahteraan sosial Islami. Tema yang
menjadi pangkal seluruh karyanyaadalah konsep maslahat atau
kesejahteraan bersama sosial atau utilitas (kebaikan bersama)yaitu sebuah
63
Zumrotul Malikhah. Skripsi Konsep Harga Lelang Dalam Perspektif Islam . IAIN
Walisongo,2012.h,30
37
konsep yang mencangkup semua aktifitas manusia dan membuat kaitan
eratantara individu dengan masyarakat.64
Walaupun tidak membahasnya dengan menggunakan istilah-istilah
modern,pemikiran al-Ghazali tentang teori permintaan dan penawaran. al-
Ghazali berbicaramengenai” harga yang berlaku, seperti yang ditentukan
oleh praktek-praktek pasar”,sebuah konsep yang dikenal dengan al-tsaman
al-adil (harga yang adil) dikalangan ilmuan muslim atau equilibrium
(harga keseimbangan) di kalangan ilmuan Eropa Kontemporer.65
4. Harga Lelang
Telah dijelaskan di atas secara rinci tentang harga, bahwa harga
mempunyai peranan penting dalam kegitan ekonomi. Jual beli merupakan
kegiatan ekonomi yang di dalamnya melibatkan transaksi antara penjual dan
pembeli dengan menggunakan harga yang telah disepakati.
Sebagaimana diketahui harga ditentukan oleh pasar, begitu pula dengan
lelang yang dikenal dengan pasar lelang (action market). Pasar lelang sendiri
didefinisikan sebagai suatu pasar terorganisir, dimana harga menyesuaikan diri
terus menerus terhadap penawaran dan permintaan, serta biasanya dengan barang
dagangan standar, jumlah penjual dan pembeli cukup besar dan tidak saling
mengenal.
Menurut ketentuan yang berlaku di pasar tersebut, pelaksanaan lelang
dapat menggunakan persyaratan tertentu seperti sipenjual dapat menolak tawaran
yang dianggapnya terlalu rendah yaitu dengan memakai batas harga
64
Andiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam edisi ketiga,Jakarta: PT Raja
grafindo Persada,2006,h,250 65
Ibid,h,252
38
terendah/cadangan(reservation price), biasanya disebut sebagai Harga Limit
Lelang (HLL) : bisa berupa Nilai Pasar Lelang (NPL) atau Nilai Minimum Lelang
(NML). Sedangkan harga lelang adalah harga penawaran tertinggi yang diajukan
oleh peserta lelang yang telah disahkan sebagai pemenang lelang oleh Pejabat
Lelang.
39
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM KEJAKSAAN NEGERI SALATIGA
1. Profil Kejaksaan Negeri Salatiga
Kejaksaan negeri salatiga berkedudukan di ibukota kabupaten/kota
dan daerah hukumnya meliputi wilayah kabupaten/kota. Adapun
Kejaksaan Negeri Salatiga beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman No.
181A, Gendongan, Tingkir, Gendongan, Tingkir, Kota Salatiga, Jawa
Tengah 50743, Indonesia, Telepon: +62 298 326117, Provinsi: Jawa
Tengah.
2. Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Salatiga
Struktur organisasi Kejaksaan Negeri Sumber terdapat pada
keputusan presiden R.I No. 86 thn 1999 Tentang susunan organisasi dan
tata kerja Kejaksaan Negeri R.I yang pelaksaannya ditetapkan dalam
KEPUTUSAN Jaksa Agung R.I No. Ken kejaksaan P-115/J.A/10/1999
Tgl 20 Oktober tentang susunan organisasi tata dan kerja Kejaksaan R.I
Dr. YUDI KRISTIANA., SH. MH KAJARI SALATIGA
SUBHAN GUNAWAN,S.H.,M.H KASI INTEL
FERDYANSYAH,S.H.,M.H KASI PIDUM
NIZAR FERDIYANSYAH,S.H KASI PIDSUS
40
AULIA HAFID,S.H KASI DATUN
RAMLAH HASYIM,S.H KAUR KEPEGAWAIAN DAN
TU
SUSANTO KAUR PERLENGKAPAN
ENDANG WINDIYATI KAUR DASKRIMTI DAN
PERPUSTAKAAN
ZAENAL MUTTAKIN PENYIAP BAHAN ANALISIS
POSPOL
SAMUEL HARAHAP,S.H,.M.H PENYIAP BAHAN
ADMINISTRASI PERKARA
FARIDA WAHYU LUSIANA,S.E PENYIAP BAHAN
ADMINISTRASI PERKARA
RETNO EDININGTYAS,S.E PENGELOLA DATA
KEPEGAWAIAN
BANU APRIANTO,S.E, S.H BENDAHARA PENERIMA
DIAN M,S.H PENYIAP BAHAN
ADMINISTRASI PERKARA
NOVIANA HERMAWATI S.H,
M.H
JAKSA FUNGSIONAL
WAHYU DEWI PURWATI S.H JAKSA FUNGSIONAL
FAJAR YULIYANTO S.H JAKSA FUNGSIONAL
ANA THACIA, S.H, M.Hum JAKSA FUNGSIONAL
CAKRA N.B. HARTANTO, S.H JAKSA FUNGSIONAL
41
EDI SAROSA PENGAWAL TAHANAN
SANJUNG A.Md PENYIAP BAHAN ADM.
PERKARA
IWAN PENGAWAL TAHANAN
SUGIARTO DAFTAR PEMBUAT GAJI
IMAM SHOIFIS THOHRI , A.Md OPERATOR SIMKARI
SUPARYONO PETUGAS PENGADAAN
ARI KURNIAWATI KEAMANAN DALAM
EVI SUSANTI KEAMANAN DALAM
GILANGP. WARDANA KEAMANAN DALAM
ANGGA PRIANDIKA PENGEMUDI
3. Tugas dan Wewenang Kejaksaan Negeri
Secara umum tugas dan wewenang kejaksaan diatur dalam pasal 30
undang-undang Nomor 16 Tahun 2014 tentang kejaksaan Republik
Indonesia yang menetukan bahwa :
a. Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang :
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
42
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas
bersyarat.
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaanya dikoordinasikan dengan penyidik.
b. Di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, kejaksaan dengan kuasa
khusus dapat bertindak baik didalam maupun diluar pengadilan untuk
dan atas nama Negara atau pemerintah.
c. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut
menyelenggarakan kegiatan :
(1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
(2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
(3) Pengawasan peredaran barang cetakan
(4) Pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat
dan Negara.
(5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
(6) Penelitian dan pengembangan hukum serta static keiminal.
4. Visi dan Misi kejaksaan Negeri
Visi Kejaksaan R.I :
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif,
efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima
43
dalam mewujudkan supremasi hukum secara professional, proporsional
dan bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai-nilai
kepatutan.
Misi Kejaksaan R.I:
a. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi kejaksaan dalam pelaksanaan
kegiatan tugas dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun
kuantitas penanganan perkara seluruh tindak pidana, penanganan
perkara perdata dan Tata Usaha Negara, serta pengoptimalan kegiatan
Intelijen Kejaksaan, secara professional, proposional dan bermartabat
melalui penerapan Standard Operating Procedur (SOP) yang tepat,
cermat, terarah, efektif, dan efisien.
b. Mengoptimalkan peranan bidang pembinaan dan pengawasan dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama
terkait dengan upaya penegak hukum.
c. Mengoptimalkan tugas pelayanan public di bidang hukum dengan
penuh tanggung jawab, taat azas, efektif, dan efisien, serta
penghargaan terhadap hak-hak public.
d. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali strukrut organisasi
Kejaksaan, pembenahan sistem informasi manajemen terutama
pengimplementasian program quickwins agar dapat segera diakses
oleh masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan
sumber daya manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjang
tahun 2025, menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi
keuangan, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan
kesejahteraan pegawai melalui tunjangan kinerja atau remunerasi, agar
kinerja kejaksaan dapat berjalan lebih efektif,efisien, transparan,
akuntabel dan optimal.
e. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, professional,
f. bermoral dan beretika guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya penegakan
hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang terkait.
44
5. Lelang Pada Kejaksaan Negeri
Peraturan Jaksa agung R.I No. PER-002/A/JA/05/2017 tentang
pelelangan dan pejualan langsung barang sitaan atau barang rampasan
Negara atau benda sita eksekusi yang berisi tentang pengaturan lelang
terhadap aset yang menjadi kewenangan Kejaksaan. Pada Kejaksaan
Negeri terdapat sembilan jenis lelang yaitu :
a. Lelang eksekusi benda sitaan yang pemilik atau yang berhak tidak
ditemukan.
b. Lelang eksekusi yang pemilik atau yang brhak menolak menerima.
c. Lelang benda sitaan yang tidak diketahui putusan dan berkas
perkaranya.
d. Lelang eksekusi barang sitaan atau barang bukti yang putusanya
dikembalikan kepada BUMN atau BUMD.
e. Lelang eksekusi barang rampasan Negara yang berasal dari barang
sitaan atau barang bukti yang putusanya dikembalikan kepada
kementrian/lembaga tanpa pernyataan dirampas.
f. Lelang barang rampasan negara yang dokumenya tidak lengkap.
g. Lelang eksekusi barang rampasan negara berupa sertifikat atau surat
tanah.
h. Lelang eksekusi barang rampasan negara yang berbeda data dalam
putusan, surat perintah penyitaan, berita acara penyitaan dan/atau
identitas fisik.
i. Lelang eksekusi barang rampasan negara yang berasal benda sita
eksekusi untuk membayar denda atau uang pengganti.
Kesembilan jenis lelang tersebut semuanya merupakan lelang eksekusi
yang pemohonya/penjualnya adalah lembaga kejaksaan.
45
B. HASIL PENELITIAN
1. Sistem Penetapan Harga
Sistem penetapan harga pada Kejaksaan Negeri Salatiga yaitu
adanya putusan atau incraht dari Pengadilan Negeri Salatiga yang
berkekuatan hukum tetap benda sitaan yang merupakan bukti dirampas
untuk Negara sesuai dengan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor: KEP-
089/JA/089/JA/8/1998 tanggal 6 Agustus 1988 tentang penyelesaian
barang sitaan maka dilimpahkan pada Kejaksaan Negeri Salatiga.
Setelah adanya Nota Dinas Kepala Sub Bagian Pembinaan tentang ijin
menjual lelang barang rampasan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap langkah pertama Kejaksaan Negeri Salatiga melakukan
surat menyurat kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan
dan Pariwisata untuk melakukan pengujian terhadap barang rampasan
dengan memperhatikan kondisi barang. Langkah yang kedua
Kejaksaan Neegeri Salatiga melakukan surat menyurat kepada Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah untuk melakukan survey harga barang sitaan kebeberapa
showroom di salatiga. Kemudian langkah yang ketiga surat menyurat
kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang untuk
menentukan jadwal pelelangan barang sitaan yang dirampas untuk
Negara.
46
3.1. Bagan Alur Penetapan Harga Barang Sitaan Kejaksaan Negeri Salatiga
2. Penetapan Harga Dinas Perhubungan
Pada DinasPerhubungan pengujian kendaraan bermotor dilakukan
sebanyak dua kali, pengujian dilakukan berdasarkan kondisi
kendaraan yang akan dilelang dan dilihat berapa prosentase kendaraan
tersebut.
Surat Keputusan Menteri Perhubungan
No.U.5/21 Tgl. 18 Oktober 2016
Kejaksaan Negeri
Salatiga
Dinas Pehubungan,
Komunikasi,
Kebudayaan dan
Pariwisata
Dinas perindustrian
Perdagangan
Koperasi dan Usaha
Mikro kecil dan
Menengah
Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara
dan Lelang
47
Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor
Panitia Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan Dan Pariwisata Kota
Salatiga
NOMOR : III SIDANG KE : 3 TEMPAT : SALATIGA TANGGAL :
15-09-2016
Sebagai termasuk dalam surat keputusan Menteri perhubungan No.
U.5/16/21/Tanggal 18 Oktober 2016 menerangkan atas sumpah bahwa
pada tanggal dan tempat tersebut di atas ini telah diuji kendaraan
bermotor dan di taksir nilainya sebagai berikut :
MERK KENDARAAN : YAMAHA
TYPE : VIXION
TAHUN PEMBUATAN : 2014
NOMOR KENDARAAN : H-2409-KI
NOMOR LANDASAN :
MH81PA005EK664817
NOMOR MESIN (PK) : IPA664846
JUMLAH TEMPAT DUDUK : 2
UKURAN BAN : 90/80-17
KONFIGURASI SUMBU : 1.1
JUMLAH RODA CADANGAN : -
JUMLAH PEMAKAIAN km : -
BAHAN BAKAR : BENSIN
48
KEADAAN : RUSAK
Permintaan : KANTOR
KEJAKSAAN
Tanggal : 14 SEPTEMBER
2016
NO : B-
1299/0.3.20/Cu.1/9/2016
Tabel 3.1 Pengujian Kendaraan Ke-1
No. BAGIAN KEADAAN %
I LANDASAN
(baut pengikat body bumper
muka/belakang)
BAIK 80
II AS/GARDAN DEPAN
(garden, storing, knucle dan unit join,
kogellager, as depan kana/kiri)
BAIK 75
III AS/GARDAN BELAKANG
(garden dan pignon kogellageras
belakang kanan/kiri)
BAIK 70
IV PESAWAT REM
(master pump, pipa saluran rem, rem
utama, parker, tromol, hidroulis, dsb)
BAIK 80
V ALAT KEMUDI BAIK 75
49
(stuur storing, house pitman arm stang
anting kanan kiri)
VI MESIN BAIK 70
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
-
450
VII ALAT PENGATUR BAHAN
BAKAR
(Tangki bahan bakar, pipa pompa
bahan bakar, carburetor, filter)
BAIK 65
VIII CLUCTH DAN BAK VERSNELING
(joint hake tranas)
BAIK 60
IX ALAT PENDINGIN
(radiator, pompa air, saluran air sabuk
kipas)
BAIK 70
X BAN BAN
(ban depan kanan kiri dan ban belakang
kanan kiri)
BAIK 60
XI RODA DAN TUTUP RODA BAIK 70
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
- 775
XII BODY/BADAN
(pintu-pintu depan, samping kanan kiri,
belakang, kap, tutup mesin)
BAIK 70
50
XIII SPADBOARD - -
XIV ALAT-ALAT LISTRIK
(accu, dynamo, kabel listrik klakson
sikat kaca, alat penunjuk arah)
BAIK 65
XV SISTEM PEMBAKARAN
(coil, delco, platina, rotor, busi, dan
injection pum serta nozzle)
BAIK 65
XVI DASHBOARD
(amper meter, tekanan minyak
pelumas, sepedo meter temperature)
- -
XVII LAMPU-LAMPU
(lampu utama jauh dekat, penunjuk
arah, rem, posisi depan belakang
mundur, tanda nomor, ruangan)
BAIK 70
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
- 1045
XVIII SUSPENSI
(penahan shock dan perdepan belakang,
anting perdaun, per spiral, dan
pengikatnya)
BAIK 70
XIX KACA-KACA
(depan, belakang, samping, kanan kiri)
BAIK 70
XX GRILL MASK BAIK 75
51
(pelindung radiator)
XXI KEADAAN DUCO
(cat body)
BAIK 80
XXII SARUNG (COVER)
(tempat duduk)
BAIK 70
XXIII PERKAKAS
(peralatan dan perlengkapan)
- -
XXIV PERALATAN LAIN YANG
BELUM TERMASUK DI ATAS
(bumper, kaca, spiion, knalpot, dsb)
BAIK 60
JUMLAH PROSENAN (total) (1) 1400
JUMLAH BAGIAN YANG DI PERIKSA (2) 20
CATATAN : - KUNCI KONTAK TIDAK ADA
- STNK TIDAK ADA
- BPKB TIDAK ADA
NILAI TOTAL PROSENTASE
= 70%
= 18.700.000 x 70%
= 5.610.000
52
Surat Keputusan Menteri Perhubungan
No.U.5/21 Tgl. 18 Oktober 2106
Laporan Pengujian Kendaraan Bermotor
Panitia Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan Dan Pariwisata
Kota Salatiga
NOMOR :VI SIDANG KE : 6 TEMPAT : SALATIGA TANGGAL : 25
April 2017
Sebagai termasuk dalam surat keputusan Menteri perhubungan No.
U.5/16/21/Tanggal 18 Oktober 2016 menerangkan atas sumpah bahwa
pada tanggal dan tempat tersebut di atas ini telah diuji kendaraan
bermotor dan di taksir nilainya sebagai berikut :
MERK KENDARAAN : YAMAHA
TYPE : VIXION
TAHUN PEMBUATAN : 2014
NOMOR KENDARAAN : H-2409-KI
NOMOR LANDASAN : MH81PA005EK664817
NOMOR MESIN (PK) : IPA664846
JUMLAH TEMPAT DUDUK : 2
UKURAN BAN : 90/80-17
KONFIGURASI SUMBU : 1.1
JUMLAH RODA CADANGAN : -
JUMLAH PEMAKAIAN km : -
53
BAHAN BAKAR : BENSIN
KEADAAN : RUSAK
Permintaan : KANTOR KEJAKSAAN
Tanggal : 25 April 2017
NO : B-516/0.3.20/Cu.1/4/2017
Tabel 3.2 Pengujian Kendaraan ke-2
No. BAGIAN KEADAAN %
I LANDASAN
(baut pengikat body bumper
muka/belakang)
BAIK 50
II AS/GARDAN DEPAN
(garden, storing, knucle dan unit join,
kogellager, as depan kana/kiri)
RUSAK 35
III AS/GARDAN BELAKANG
(garden dan pignon kogellageras
belakang kanan/kiri)
RUSAK 35
IV PESAWAT REM
(master pump, pipa saluran rem, rem
utama, parker, tromol, hidroulis, dsb)
RUSAK 20
V ALAT KEMUDI
(stuur storing, house pitman arm stang
RUSAK 20
54
anting kanan kiri)
VI MESIN RUSAK 35
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
-
195
VII ALAT PENGATUR BAHAN
BAKAR
(Tangki bahan bakar, pipa pompa
bahan bakar, carburetor, filter)
RUSAK 25
VIII CLUCTH DAN BAK VERSNELING
(joint hake tranas)
RUSAK 30
IX ALAT PENDINGIN
(radiator, pompa air, saluran air sabuk
kipas)
RUSAK 35
X BAN BAN
(ban depan kanan kiri dan ban belakang
kanan kiri)
RUSAK 20
XI RODA DAN TUTUP RODA RUSAK 25
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
- 330
XII BODY/BADAN
(pintu-pintu depan, samping kanan kiri,
belakang, kap, tutup mesin)
RUSAK 35
XIII SPADBOARD RUSAK 30
55
XIV ALAT-ALAT LISTRIK
(accu, dynamo, kabel listrik klakson
sikat kaca, alat penunjuk arah)
RUSAK 25
XV SISTEM PEMBAKARAN
(coil, delco, platina, rotor, busi, dan
injection pum serta nozzle)
RUSAK 30
XVI DASHBOARD
(amper meter, tekanan minyak
pelumas, sepedo meter temperature)
RUSAK 25
XVII LAMPU-LAMPU
(lampu utama jauh dekat, penunjuk
arah, rem, posisi depan belakang
mundur, tanda nomor, ruangan)
RUSAK 30
JUMLAH PROSENAN
(dipindahkan)
- 505
XVIII SUSPENSI
(penahan shock dan perdepan belakang,
anting perdaun, per spiral, dan
pengikatnya)
RUSAK 30
XIX KACA-KACA
(depan, belakang, samping, kanan kiri)
- -
XX GRILL MASK
(pelindung radiator)
- -
56
XXI KEADAAN DUCO
(cat body)
RUSAK 35
XXII SARUNG (COVER)
(tempat duduk)
RUSAK 30
XXIII PERKAKAS
(peralatan dan perlengkapan)
- -
XXIV PERALATAN LAIN YANG
BELUM TERMASUK DI ATAS
(bumper, kaca, spiion, knalpot, dsb)
RUSAK 30
JUMLAH PROSENAN (total) (1) 630
JUMLAH BAGIAN YANG DI PERIKSA (2) 21
NILAI TOTAL PROSENTASE
= 30%
= 18.700.000 x 30%
= 5.610.000
CATATAN : KUNCI KONTAK, STNK, DAN BPKB TIDAK
ADA
3. Penetapan Harga Dinas Perdagangan
Pada Dinas Perdagangan ini dilakukan survey pasar dengan
Penetapan mengunjungi showroom-showroom jual beli kendaraan
bekas yang ada di Salatiga.
57
Menindak lanjuti surat dari kejaksaan dengan Nomor : B-
1342/0.3.20/Cu.1/9/2016, tanggal 22 September 2016. Menyampaikan
hasil survey penafsiran harga pasar barang rampasan sebagai berikut :
Jenis dan Nama Barang : 1(satu) unit Sepeda Motor
Yamaha Vixion Warna putih
Tahun 2014 dengan No.pol H-
2409-KI, No.
Ka.MH81PA005EK664817, No
Sin IPA664846 atas nama Yulius
Atmaka bin Petrus Kodrat.
Kondisi : 70%
Hasil survey harga pasar : Rp. 12.000.000 s/d Rp.
16.000.000,- sebagaimana data
terlampir.
SURVEY HARGA PASAR KENDARAAN BERMOTOR BEKAS
KOTA SALATIGA
TAHUN 2016
Tabel 3.3 Daftar Harga Kendaraan Showroom
TOKO/
SHOWRO
OM
JENIS DAN NAMA BARANG KONDISI
BARANG
HARGA
PASAR
58
Tabel 3.4 Harga Taksiran PT Harpindo Jaya
No. Nama Barang Nama Toko Kondisi Baik/Rusak Harga Taksiran
1. Sepeda Motor Yamaha
Vixion Tahun 2014 dengan
PT. Harpindo
Jaya Jl. Jend
Berdasarkan laporan
pengujian Kendaraan
Rp. 8.000.000,-
(delapan juta
Anugrah
Motor
(Valen)
1 (satu) unit sepeda motor Yamaha
Vixion warna putih biru Tahun 2014
dengan No.pol H-2409-
KI,NoKa.MH81PA005EK664817, No.Sin
IPA664846 atas nama Yulius Atmaka bin
Petrus Kodrat
70% 16.000.000
Dadi Raya
Motor
(Lilik)
1 (satu) unit sepeda motor Yamaha
Vixion warna putih biru Tahun 2014
dengan No.pol H-2409-
KI,NoKa.MH81PA005EK664817, No.Sin
IPA664846 atas nama Yulius Atmaka bin
Petrus Kodrat
70% 13.000.000
Rafa
Motor
(Yoseph)
1 (satu) unit sepeda motor Yamaha
Vixion warna putih biru Tahun 2014
dengan No.pol H-2409-
KI,NoKa.MH81PA005EK664817, No.Sin
IPA664846 atas nama Yulius Atmaka bin
Petrus Kodrat
70% 12.000.000
59
No.pol H-2409-
KI,NoKa.MH81PA005EK6
64817, No.Sin IPA664846
Sudirman
No.150
Bermotor, Panitia
Pengujian Kendaraan
Bermotor Dinas
Perhubungan Kota
Salatiga No.VI Sidang
ke-6 Tanggal 25 April
2016
rupiah)
Berdasarkan laporan pengujian kendaraan bermotor, dari Dinas
Perhubungan Kota Salatiga No. VI Sidang ke -6 Tanggal 25 April
2017, bahwa Motor Yamaha Vixion dalam keadaan rusak (30%)
dengan harga taksiran sebesar Rp. 5.610.000 (lima juta enam ratus
sepuluh ribu rupiah)
Tabel 3.5 Taksiran Harga PERGUB JATENG
No
.
Nama Barang Dasar Kondisi
Baik/Rusak
Harga Taksiran
1. Sepeda Motor
Yamaha Vixion
Tahun 2014
dengan No.pol H-
2409-
PERGUB JATENG
No. 26/Tahun 2016
tentang Dasar
Pengenaan PKB dan
BBNKB Yamaha
Berdasarkan
laporan pengujian
Kendaraan
Bermotor, Panitia
Pengujian
30% dari harga Negara
= Rp. 5.610.000
60
KI,NoKa.MH81P
A005EK664817,
No.Sin IPA664846
Vixion Tahun 2014
NKJB Rp.
18.700.000
Kendaraan
Bermotor Dinas
Perhubungan Kota
Salatiga No.VI
Sidang ke-6
Tanggal 25 April
2016
4. Penetapan Harga Kantor Kejaksaan Negeri Salatiga
Surat penetapan Nilai Limit berdasarkan hasil rapat panitia
Penyelesaian Barang Rampasan kejaksaan Negeri Salatiga atas barang
rampasan untuk Negara berupa :
1 (satu) Unit Sepeda Motor Yamaha Vixion warna putih biru Tahun
2014 dengan no.pol H-2409-Kl. No.Ka.MH81PA005EK664817.
N0.Sin IPA 664846 atas nama yulius Atmaka bin Petrus kodrat.
Menetapkan Harga Limit barang tersebut dengan harga Rp.
5.610.000,- (lima juta enam ratus sepuluh ribu rupiah)
Sesuai dengan perkiraan harga dasar barang rampasan yang di
terbitkan dari kantor Dinas Perindustrian Perdagangan koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan menengah.
Berdasarkan penuturan dari Ibu Ramlah Hasyim,SH bahwa
penetapan harga lelang barang sitaan yang dirampas untuk Negara
Kejaksaan Negeri tidak berhak menetapkan harga selain dari yang
tertera dari Menteri Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Setelah adanya
61
surat menyurat, maka penetapan harga didasarkan pada kondisi barang
dan harga pasar.66
5. Panitia Lelang barang Rampasan Kejaksaan Negeri salatiga
Lampiran Keputusan Kepala Kejaksaan Negeri Saltiga
NOMOR : KEP-09/0.3.20/Cu.3/1/2018
TANGGAL : 2 Januari 2018
Tabel 3.6 Paniia Lelang
No. Nama Jabatan Jabatan Dalam
Tim
1. Edi Sucipto,S.H
Sena Wira-TU
NIP. 19600927 199303 1
001
Kepala Sub
bagian
Pembinaan
Ketua
Merangkap
Anggota
2. Sri Suranti
Muda Wira –TU
NIP. 19600328 198312 2
001
Kaur Keuangan Sekertasris
Merangkap
Anggota
3. Susanto
Muda Wira-TU
NIP. 1963512 198412 1
004
Kaur
Perlengkapan
Anggota
4. Sugiharto Staf Sub Bagian Anggota
66
Wanwancara dengan ibu Ramlah Hasyim,S.H. pada tanggal November 2018
62
Sena Darma-Tu
NIP. 19790406 199903 1
004
Pembinaan
5. Imam Shoifis
Thohri,A.Md
Madya Darma-TU
NIP. 19880316 201012 1
001
Staf Sub Bagian
Pembinaan
Anggota
6. Daftar Peserta Lelang
a. Avid Thamrin Juanda
b. Agung Kristanto
c. Nur Alfian Zaelani
d. Paulus Satria wicaksana
e. Banu Ariyanto
f. Sigit Budi Prasetya
g. Ismail Khudhori
h. Ma‟ruf Hanafi
i. Wirawan Sigit Waskito
j. Hadi Ashar
63
7. Proses Lelang Barang Sitaan
Sehubungan dengan surat keputusan Kepala Kejaksaan Negeri
Salatiga, Nomor: KEP-27/0.3/Cu.3/11/2017 tanggal 27 November 2017
tentang pemberian ijin Penjualan Lelang Barang sitaan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap. Panitia penyelesaian Barang sitaan
akan mejual lelang di depan umum barang sitaan berupa : 1 (satu) unit
sepeda motor Yamaha Vixion warna putih biru tahun 2014 dengan No Pol
H-2409-KL Noka MH81PA005EK664817 Nosin IPA664846 atas nama
terdakwa Yulius Atmaka Bin Petrus Kodrat, dalam keadaan rusak
pengumuman melalui Koran Tribun Jateng pada tanggal 07 Januari 2018
lewat On-Line internet tanpa kehadiran peserta lelang dengan apikasi yang
diakses pada alamat domain www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id. Lelang
akan di laksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 17 Januari 2018
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Kantor Kejaksaan Negeri Salatiga Jln. Jend.
Sudirman No.181 A Salatiga
Penjualan ini di lakukan menurut aturan secara penawaran melalui
Koran dan Internet dengan harga limit Rp 5.610.000,- yang di ikuti oleh
10 peserta. Pelaksanaan Lelang barang sitaan selain di hadiri oleh peserta
lelang dan panitia penyelesaian barang rampasan Kejaksaan Negeri
Salatiga juga di hadiri oleh 2 (dua) pegawai sebagai saksi masing-masing :
64
Nama : Fajar Yulianto, SH
Pangkat : Ajun Jaksa-III/b
NIP : 10850712 200712 1 001
Jabatan : Jaksa Penuntut Umum
Nama : Susanto.
Pangkat : Muda Wira TU-III/b
NIP : 19630512 198412 1001
Jabatan : Kaur Perlengkapan
Dari 10 (Sepuluh) orang peserta lelang dengan penawaran
tertinggi sebagai berikut :
a. Avid Thamrin Juanda Rp. 8.610.000
b. Agung Kristanto Rp. 7.901.000
c. Paulus Satria Wicaksana Rp. 7.888.000
d. Banu Ariyanto Rp. 7.000.000
e. Hadi Ashar Rp. 6.519.000
f. Sigit Budi Prasetya Rp. 6.333.999
g. Ismail Khudhori Rp. 6.105.000
h. Ma‟ruf Hanafi Rp. 6.100.000
i. Banu Ariyanto Rp. 6.100.000
j. Wirawan Sigit Waskitho Rp. 5.970.874
k. Wirawan Sigit Waskitho Rp. 5.825.243
l. Sigit Budi Prasetya Rp. 5.777.899
65
Dengan demikian sebagai pemenang lelang adalah sdr Avid Thamrin Juanda
alamat Ngankrik Rt.009 Rw.016 Triharjo Sleman sabagai penawar tertinggi Rp.
8.610.000,- (delapan juta enam ratus sepuluh ribu rupiah).
Dengan perincian :
Pokok Lelang : Rp. 8.610.000
Bea Lelang 3% : Rp. 258.300
Uang Miskin 0% : Rp. - +
Rp. 8.868.300
Selain membayar pokok lelang pemenang juga dikenai bea lelang senilai
3% atau sebesar Rp. 258.300 dengan total Rp 8.868.000. Dikarenakan Lelang
dilaksanakan secara online maka pemenang setelah membayar biaya yang telah
disepakati untuk mengambil barang rampasan di Kejaksaan Negeri Salatiga dan
diberikan Risalah Lelang sebagai bukti kepemilikan atas barang tersebut.
66
BAB IV
Mekanisme Lelang dan Penetapan Harga Lelang Barang Sitaan Kejaksaan
Negeri Salatiga Dalam Perspektif Hukum Islam
A. Mekanisme Lelang Barang Sitaan Di Kejaksaan Negeri Salatiga.
Mekanisme lelang pada Kejaksaan Negeri Salatiga menganut pada
PMK RI Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
Sesuai dengan Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 angka 4 tentang lelang barang
eksekusi putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atau incraht.
Setelah adanya putusan dari Pengadilan Negeri Salatiga dan Keputusan Jaksa
Agung RI Nomor: KEP-089/J.A/08/1988 tanggal 5 Agustus tentang penjualan
lelang barang sitaan yang di rampas untuk Negara. Maka Kejaksaan Negeri
Salatiga melakukan persiapan lelang dengan menentukan nilai limit sebagai
harga minimal barang sitaan sesuai dengan pasal 17 angka 1 penetapan nilai
limit, dengan dibantu oleh Dinas Perhubungan dan Dinas Perdagangan kota
Salatiga sebagai penaksir untuk menentukan nilai limit pasal 44 angka 1
sampai dengan angka 4. Setelah nilai limit ditentukan kemudian menyurat
kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) untuk
menetapkan waktu dan pelaksanaanya sesuai dengan pasal 24 angka 1.
Pasal 53 angka 1 pengumuman lelang dilaksanakan melalui surat
kabar harian yang terbit dan atau beredar di kota atau kabupaten tempat
barang berada, berkaitan dengan pasal tersebut Kejaksaan Negeri Salatiga
membuat pengumuman pelaksanaan lelang melalui koran Tribun Jateng dan
pengumuman secara online yang dapat dilihat melalui web Kejaksaan Negeri
67
Salatiga. Lelang barang sitaan Kejaksaan Negeri dilaksanakan secara online
tanpa kehadiran peserta pada tanggal dan waktu yang telah ditentukan oleh
KPKNL dengan mengakses alamat domain www.lelangdjkn.kemenkeu.go.id.
Sesuai dengan pasal 77 angka 1 bahwa panitia lelang, jaksa dan hakim
dilarang menjadi peserta lelang. Setelah adanya pemenang lelang, maka
pememang harus melunasi biaya pokok dan bea lelang pasal 72 serta
mengambil barang lelang yang berada di Kejaksaan Negeri Salatiga dan
kemudian diberikan risalah lelang dari KPKNL.
Berdasarkan hukum Islam bahwa barang yang diperoleh setelah
perang pengelolaanya dibagikan kepada Allah, Rasul, anak yatim, fakir miskin
dan ibnu sabil kemudian sisanya diberikan kepada mujahidin. Sama halnya
dengan barang sitaan yang diperoleh dari barang bukti yang kemudian
dikelola oleh pemerintah, penerapanya sesuai dengan hukum Islam.
B. Analisis Perspektif Hukum Islam Terhadap Penetapan Harga Lelang
Barang Sitaan di Kejaksaan Negeri Salatiga.
Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam,
baik disebutkan dalam al-Qur‟an, Hadits maupun Ijma‟ ulama. Adapun dasar
hukum jual beli adalah sebagai berikut:
1. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah
2: 275:
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”.
68
2. Dalam QS. An-Nisa‟ 4: 29:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”.
Jual beli sistem lelang merupakan suatu sarana yang sangat tepat
untuk nemampung para pembeli mendapatkan barang yang telah
diinginkannya. Sehingga benar-benar apa yang diinginkanya telah
tercapai. Jual beli dengan sistem lelang juga harus mempunyai sistem
manajemen yang profesional dalam menjalankan tugas dan peranya di
masyarakat. Sehingga pelelangan yaang terjadi merupakan pelelangan
yang berbasis keadilan, yaitu harga yang digunakan harus adil.
Demikian pula dengan harga yang adil akan mendorong para
pelaku pasar untuk bersaing dengan sempurna. Jika harga tidak adil maka
pelaku pasar akan enggan untuk bertransaksi atau malah terpaksa
bertransaksi dengan mengalami kerugian.
69
Hadis Nabi SAW :
عر فسعر لنا. فقا ل عن انس بن مالك قال : قال الناس : يا رسول اهلل غال السرجو رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : ان اهلل ىو المسعر القا بض البا سط الرازق وإن نأ
ى اهلل وليس أحد منكم يطا لبن بظلمة ف دم ول مال ) رواه اب وداود(ان الق Artinya : Dari Anas bin Malik, ia berkata: Orang-orang
Berkata, “Wahai Rasulullah, harga telah naik, maka
tetapkanlah harga untuk kami”. Lalu Rasullullah SAW:
Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga yang
mempersempit, yang memperluas dan aku berharap bertemu
dengan Allah sedangkan salah seorang dari kalian tidak
menuntutku karena kezaliman dalam darah atau harta”.67
Ulama fiqh menyatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi di
zaman Rasulullah bukanlah karena tindakan sewenang-wenang dari para
pedagang, tetapi karena memang komoditas yang ada terbatas sesuai
dengan hukum ekonomi apabila stok terbatas, maka wajar barang tersebut
naik. Oleh sebab itu, dalam keadaan demikian Rasul tidak mau campur
tangan membatasi harga komoditas tersebut.
Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak
menimbulkan eksploitasi atau penindasan yang dapat merugikan salah satu
pihak dan menguntungkan pihak lain. Harga harus mencerminkan manfaat
bagi pembeli dan pejualnya secara adil yaitu memperoleh keuntungan
yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga
yang dibayarkan.
Pada Kejaksaan Negeri Salatiga Penetapan harga lelang sudah
mengacu pada harga yang adil, berdasarkan penetapan harga tersebut
dapat diketahui bahwa pelaksanaan penetapan harga dan
67
M. Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam. (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1980), h. 354
70
pelaksanaanlelang sesuai dengan peraturan perundang-undangan di
Indonesia dan tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dengan
memperhatikan beberapa aspek maka terciptalah harga yang adil,sehingga
penetapan harga dalam sistem lelang tidak merugikan salah satu pihak.
Hal ini sesuaidengan hukum perjanjian jual beli itu sudah lahir pada detik
terciptanya sepakatmengenai barang dan harga, maka dari itu terjadilah
jual beli yang sah.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan mengenai pengetahuan penetapan harga lelang
dalam perspektif hukum Islam, maka dapat disimpulkan:
1. Mekanisme lelang pada Kejaksaan Negeri Salatiga menganut pada
PMK Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang Petujuk Pelaksanaan
Lelang sesuai dengan Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1 angka 4
tentang lelang barang eksekusi putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap atau incraht. Setelah adanya putusan dari
Pengadilan Negeri Salatiga yang berkekuatan hukum tetap
berkaitan dengan barang rampasan berupa 1 unit sepeda motor
maka dilimpahkan pada Kejaksaan Negeri salatiga untuk melelang
barang rampasan sesuai dengan PMK Nomor 03/PMK.06/2011
tentang pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari
Barang Rampasan Negara dan Keputusan Jaksa Agung R.I Nomor:
KEP-089/J.A/08/1988 tanggal 5 Agustus yaitu penjualan secara
lelang. Kemudian setelah adanya pelimpahan tersebut maka
Kejaksaan Negeri melakukan surat menyurat ke beberapa lembaga
pemerintah berkaitan dengan penetapan harga barang. Yang
pertama kepada Dinas Perhubungan untuk melihat kondisi barang
rampasan dan memberi taksiran nilai limit. Setelah taksiran dari
72
Menteri Perhubungan, Kejaksaan menyurat ke Dinas Perdagangan
untuk memberikan taksiran harga dengan melakukan survey pasar.
Kemudian menyurat ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang untuk pelaksanaan lelang dan membuat pengumuman
melalui koran dan media sosial.
2. Dalam Perspektif hukum Islam penetapan harga lelang pada
Kejaksaan Negeri Salatiga mengacu pada harga pasar sehingga
terciptalah harga yang adil yang tidak menimbulkan eksploitasi
atau penindasan. Kemudian rukun dan syarat lelang juga terpenuhi.
B. Saran
Dari penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang
dapat dipertimbangkan sebagai masukan untuk meningkatkan
Khazanah keilmuan terutama mengenai penetapan harga lelang barang
rampasan Kejaksaan Negeri Salatiga.
1. Walaupun penerapan barang sitaan pada jaman Rasul dan sekarang
berbeda semoga Kejaksaan Negeri Salatiga bisa istiqomah untuk
tetap mengutamakan kemaslahatan masyarakat dengan hasil barang
sitaan.
2. Semoga Kejaksaan Negeri Salatiga bisa mempertahankan
penetapan harga yang adil yang sesuai dengan ajaran Islam yang
tidak merugikan salah satu pihak.
73
3. Sedikitnya kontribusi ilmiah secara teoritis yang menjadi rujukan
atau referensi yang relevan dengan kondisi ekonomi masyarakat
masa kini baik secara hukum Islam maupun hukum positif.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afifudin, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Pustaka Setia.
Ahmad, Aiyub, H.Fikih Lelang (perspektif hukum islam dan hukum positif).
Jakarta:kiswah
Al-Quran Al Karim Dan Terjemah Bahasa Indonesia. Kudus: Departemen Agama
RI.
Ash-Shanani, Imam.Subulus salam Juz III,Beirut: Darul Kurub Al-Ilmiyah
At Tirmidzi,Al-Jami‟ Al-Shahih, Beirut Libanon: Darul Al-Fikr
Azzam, Abdul Aziz Muhammad , Fiqh Muamalat. Jakarta:Amzah
A.A.Islahi, Konsep Ekonomi Ibn Taimiyah, Surabaya
Buku Laporan Pelaksanaan Penjualan Lelang Barang Rampasan Kejaksaan
Negeri Salatiga 2018
Hasan,M.ali, Berbagai Macam Transakasi Dalam Islam,Cet ke1:Jakarta PT
Grafindopersada
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi dan Focus Groups, Jakarta: Raja
Grafindo
https://id.m.wikipedia.org./wiki/perspektif_(visual)
Interisti, Blonto. Lelang Terbuka Dan Tertutup Rumah BTN, http://rumah-btn
blogspot.com
Ismail,Nawawi, Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer.Bogor:Ghalia Indonesia
Karim, Andiwarman Azwar.Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi Ketiga.
Jakarta:PT Raja Grafindo
75
KUHPer Bagian 1 Ketentuan-ketentuan Umum pasal 1457
Kurniawan,Yusuf.Pamdangan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Online
Dengan Sistem Lelang.Skripsi:IAIN Surakarta
Malikhah, Zumrotul. Konsep Harga Lelang Dalam Perspektif
Islam.semarang:Skripsi IAIN Walisongo
Mujib,Z. A., "Lelang", dikutip Lingkaran Ilmu.htm, diaksese pada tanggal 27
Oktober 2016
Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam.Jakarta: Kencana
Peraturan Menteri Keungan RI Nomor 27/PMK.06/2016 Tentang Petujunk
Pelaksanaan Lelang pasal 1
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 40/PMK.07/2006
Philip,Kotler.Manajemen edisi kesebelas jilid 2.Jakarta: Balai Pustaka
PMK Nomor 03/PMK.06/2011 PMK Nomor 03/PMK.06/2011
Purnomo,Didit, Buku Pegangan Kuliah Kebijakan Harga (Pendekatan
Agricultural), surakarta: FE UMS
Rifai,Mohd. Ilmu Fiqih Islam Lengkap, Semarang:Cv.Toha Putra
Rozalinda.FikihEkonomiSyariah.cet 2:jakarta. Rajawali pers
Sarwat,Ahmad,“Lelang Dalam Tinjauan Syariat” dikutip dari http://syariat.com
Sianturi, Purnama Tioria, Perlindungan Hukum Terhadap Pembeli Barang
Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang,:cv Mandar Maju
Soeharno, Ekonomi Manajerial, yogyakarta:Cv.Anda Offset
76
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif , Kualitatif dan
R&D), Bandung: Alfabet
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah,Jakarta:.PT Raja Grafindo
Syaifullah,jurnalstudia islamika vol.11, No 2,Desember
Syaefuddin,A.M., Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi, Jakarta: Dirjen Lembaga
Islam Depag RI
Terjemahan Pasal 1 Vendu Reglement Staats blad tahun 1908 nomor 189
Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia Dilengkapi Ejaan Yang
Benar,(Jakarta: PT Reality Publisher
Tista,Adwin. Perkembangan Sistem Lelang Di Indonesia. Jurnal Al‟Adl, Volume
10, Juli-Desember 2013
www.kejari-salatiga.go.id