MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK PENGUATAN...

30
MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK PENGUATAN I MPLEMENTASI PROYEK KONEKTIVITAS DALAM KERJA SAMA EKONOMI SUB REGIONAL oleh : NETTY MUHARNI Asdep Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Disampaikan pada: “FGD Pengembangan Kerja Sama Bidang Transportasi di Wilayah Sub Regional (IMT-GT dan BIMP-EAGA)” Yogyakarta, 7 Februari 2019 Sekretariat Nasional Kerja Sama Ekonomi Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 1

Transcript of MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK PENGUATAN...

MEKANISME KELEMBAGAAN UNTUK PENGUATAN IMPLEMENTASI PROYEK KONEKTIVITAS DALAM KERJA SAMA EKONOMI SUB

REGIONAL

oleh:

NETTY MUHARNIAsdep Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Disampaikan pada: “FGD Pengembangan Kerja Sama Bidang Transportasi di Wilayah Sub Regional (IMT-GT dan BIMP-EAGA)”

Yogyakarta, 7 Februari 2019

Sekretariat Nasional Kerja Sama Ekonomi Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian

1

A. PENDAHULUANB. VISION (BIMP-EAGA VISION 2025 &

IMT-GT VISION 2036)C. MEKANISME KELEMBAGAAND. UPDATE PERKEMBANGAN PROYEK

KONEKTIVITASE. DISKUSI

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

2

A. PENDAHULUAN

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

3

BIMP-EAGA

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

CAKUPAN WILAYAH & KORIDOR EKONOMI BIMP-EAGA

West Borneo

Economic

Corridor

East Borneo

Economic

Corridor

Greater Sulu-

Sulawesi

Corridor

Usulan

Indonesia

West Borneo Economic Corridor

(WEBC)

yaitu koridor ekonomi hasil kajian

dari ADB (2011)

yang meliputi wilayah :

Kalimantan Barat, Kalimantan

Utara, Serawak dan Sabah

Greater Sulu Sulawesi Economic

Corridor (GSSCE) yaitu koridor

ekonomi hasil kajian dari ADB

(2011) yang meliputi wilayah :

Sulawesi Utara, Sabah, Mindanau

dan Palawan

East Borneo Economic Corridor

(EEBC) yaitu koridor ekonomi

usulan dari Indonesia untuk

mengembangkan wilayah

Kalimantan bagian Timur dan

Selatan

Usulan dari Indonesia kepada

BIMP-EAGA dan ADB untuk

melakukan kajian mengenai

perluasan wilayah GSSCE dengan

menambahkan seluruh provinsi di

pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Koridor Ekonomi:

Wilayah Kerja Sama

BIMP-EAGA :

1. Brunei

Darussalam →

seluruh wilayah

negara Brunei

Darussalam

2. Indonesia →

(15 Provinsi)

seluruh Provinsi di

Pulau Kalimantan,

Sulawesi, Maluku

dan Papua.

3. Malaysia →

(3 Provinsi)

Serawak, Sabah

dan Labuan

4. Filipina →

(2 Provinsi)

Mindanao dan

Palawan

5

10 Provinsi di Sumatera (Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, North Sumatra, Riau, Riau Islands, South Sumatra, and West Sumatra)

8 states of Peninsular Malaysia (Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Penang, Perak, Perlis and Selangor)

14 Provinsi Thailand Selatan (Krabi, Nakhon Si Thammarat, Narathiwat, Pattani, Phattalung, Satun, Songkhla, Trang, Yala, Chumphon, Ranong, Surat Thani, Phang Nga, Phuket)

MALAYSIA

INDONESIA

THAILAND

CAKUPAN WILAYAH & KORIDOR EKONOMI IMT-GT

2

3

4

5

1

1

Extended Songkhla-Penang-Medan

1

Straits of Malacca2

Banda Aceh-Medan-Dumai-Palembang-Lampung

3

Melaka-Dumai4Ranong–Phuket-Aceh

Economic Corridor5

6

6New ProposedPattani-Yala-Narathiwat-Kelantan-Perak-South Sumatera

Operasionalisasi Ro Ro Dumai-Malaka, Pembentukan Joint Task

Force

Pre-Feasibility Study Koridor 6

Target 2019

TARGET 2019 1. Operasionalisasi RoRo Dumai-Malaka2. Pre-Feasibility Study Koridor 6

B. VISION (BEV-2025 & IMT-GT VISION 2036)

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

6

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

1. Economic Size: EAGA = 17.4 %of BIMP (US$ 287,3 Billion)(2015: 15.9%)

2. Intra Trade: 8.8% of Total Trade(US$ 8 Billion) (2015: 8.7%)

3. EAGA export US$ 72.2 Billion(2015: US$ 67.6 Billion)

4. FDI: US$ 13.4 Billion (2015:28.3 billion)

5. Tourist arrival: 88.2 Million(2015: 76.2 Million)

CAPAIAN 2017

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

An integrated, innovative, inclusive and sustainable

subregion by 2036

Vision

An integrated, innovative, inclusive& sustainable subregionby 2036

Priority Goals1. Sustainable, inclusive and innovative agriculture

sector

2. Competitive, innovative and advanced industries

3. Sustainable and inclusive tourism

GUIDING FRAMEWORK

SESUAI DENGAN PRIORITAS DI RPJMN

10

Objectives1. Real GDP increases to US$694 billion from US$215 billion in 2014

– CAPAIAN 2016: US$ 386 billion

2. GDP per capita increases to US$32,120 (2014: US$13,484)

– CAPAIAN 2016: US$ 14,556

3. Intra-IMT-GT trade increases to 28 percent (2015: 9.2 percent)

– CAPAIAN 2016: -2,85%

4. Average annual FDI inflows to IMT-GT increase to US$24 billion (2011-2015: US$8 billion per annum (5-year average))

– CAPAIAN 2016: US$ 8,88 Billion

5. Average annual international visitor arrivals increase to 109 million persons (2015: 39 million)

– CAPAIAN 2016: 44,015 million

6. IMT-GT Project Implementation Team and JBC implement a total 400 cross-border projects with direct MSMEs and social enterprises’ participation (i.e., 20 projects per year)

7. At least 40 cities in IMT-GT implement Green City Action Plan (2016: 5 cities)Guiding Approach

1. Project-centric approach towards greater regional

integration

2. Project-specific & location-specific regulatory reforms

3. Spatial approach to regional development

11

C. MEKANISME KELEMBAGAAN

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

12

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

13

PRESIDEN

MENTERI

SEKRETARIAT NASIONAL

INSTANSI PENJURU

K/L TERKAIT PEMDA SWASTA UNIVERSITAS

INSTANSI PENJURU• Mengkoordinasikan

implementasi programdalam KESR

• Mengkomunikasikansemua program dengannegara lain

K/L maupun institusi pendukung lainnya

memberikan dukungan dalam berbagai bentuk untuk

implementasi program yang telah disepakati

Instansi Penjuru dan K/L maupun instansi pendukung melakukan koordinasi dan komunikasi untuk setiap program

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Menekankan Pentingnya Partisipasi Pemerintah Daerah

dan Sektor Swasta

PAC and PIT

- PAC: Project Appraisal Committee- PIT: Project Implementation Team

D. UPDATE PERKEMBANGAN PROYEK KONEKTIVITAS

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

15

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

16

Proyek Konektivitas dalam KESR ada di dalam dokumen perencanaan masing-masing

VISION:Resilient, Inclusive,

Sustainable and Economically Competitive (R.I.S.E)

VISION:an Integrated, Innovative, Inclusive and Sustainable

Region by 2036

Priority Infrastrcture Projects (PIPs)

Sektor Prioritas:Tourism, Agriculture,

Industry

Physical Connectivity Projects (PCPs)

Sektor Prioritas:Tourism, Agro Industry, Green Manufacturing

Transport sebagai Enabler

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

CAKUPAN PROYEK

▪ Total: 16 projects (INA: 8)

▪ Pre Implementation: 2 projects

▪ Implementation: 11 projects

▪ Completed: 2 Projects▪ Pontianak-Entikong Transport Link (Tayan-Serawak)

▪ Tanjur Selor to Sabah Road

Roads, Railways, Bridges ~ US$ 12,659 M

▪ Total: 8 pilot projects (INA: 3)

▪ Pre Implementation: 7 projects

▪ Implementation: 1 project

▪ Completed: 1 Project▪ Kendari

Urban Development ~ US$ 400 M

▪ Total: 1 projects (Private Sector)

▪ Pre Implementation: - projects

▪ Implementation: 1 project

▪ Completed: - Project

ICT ~ US$ 150 M

▪ Total: 7 projects (INA: 1)

▪ Pre Implementation: 6 projects

▪ Implementation: 1 projects

▪ Completed: - Project

.

Power & Energy ~ US$ 2,186 M

▪ Total: 21 projects (INA: 4)

▪ Pre Implementation: 5 projects

▪ Implementation: 6 projects

▪ Added: 5 projects▪ Malaysia: Sandakan

▪ Indonesia: Juwata, Sam Ratulangi, Supadio, Adi Sumarmo

▪ Completed: 2 Projects▪ Brunei International Airport

▪ Puerto Princessa Airport

Airports ~ US$ 1,740

▪ Total: 12 projects (INA: 3)

▪ Pre Implementation: 5 projects

▪ Implementation: 6 projects

▪ Completed: 2 Project▪ Puerto Princesa Port

▪ New Makassar Phase I

Seaports ~ US$ 3,776 M

▪ Total: 3 projects (INA: 3)

▪ Pre Implementation: - projects

▪ Implementation: 3 projects

▪ Completed: 1 Project

▪ Entikong International Freight Terminal

Inland Transport Services ~ US$ 23 M

▪ Total: 4 projects (INA: 2)

▪ Pre Implementation: - projects

▪ Implementation: 4 projects

▪ Completed: - Projects

Trade Facilitation ~ US$ 433 M

37 Projects

Philippines

US$ 4,894 M

16 Projects

Indonesia

US$ 5,989 M

13 Projects

Malaysia

US$ 9,177 M

3 Projects

Brunei D

US$ 1,157 M

1Projects

Private Sector

US$ 150 M

BIMP EAGA PRIORITY INFRASTRUCTURE PROJECTS (PIPs)

US$ 47 billion 12

CRUISE PORT :US$ 130M

OTHERS:US$ 1836.98M

TOTAL IMT-GT PCP WORTH :INLAND PORT:US$ 33.59M

ROAD :US$ 7689M

CIQ :US$ 151.25M

AIRPORT:US$ 694.83M

TRAIN:US$ 33,579M

INLAND CARGO:US$ 17.3M

LRT:US$ 925.93M

SEAPORT:US$ 1437.71M

BRIDGE:US$ 253.46M

EUD:US$ 250M

18

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

19

1. Penyusunan IMT GT Sustainable Urban Development Framework

KOTA BERKELANJUTAN

1. Pelaksanaan the 4th BIMP-EAGA and IMT-GT Trade Fair 2018

2. Pendirian IMT GT Business Centre di Pekanbaru

3. Pelaksanaan Time Release Study untuk mendukung prcepatan dwelling time

PERDAGANGAN

1. Kerja Sama CEO Forum dengan start-up untuk mendukung UKM

ICT

1. Study pembukaan jalur interkoneksi listrik Kalimantan Utara – Sabah oleh PLN

ENERGI

1. Operasionalisasi LRT Palembang, Sumsel 2. Penyelesaian jalan Tanjung Selor-Sabah

Boarder Road3. Rehabilitasi jalan Balai Karangan-Entikong4. Pembangunan terminal kargo internasional

di Entikong5. Pembukaan rute penerbangan baru:

Pontianak-Kuching6. Penandatangan MoU on Non Convention

Ships Size7. Revisi IMT-GT MoU on Air Linkages8. Joint Task Force Meeting RoRo Dumai-

Malaka

KONEKTIVITAS

1. Adopsi the ASEAN Tourism Marketing Strategy 2017-2020 dalam kerja sama IMT-GT

2. Pengembangan 10 destinasi utama baru

PARIWISATA

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

2020

Mulu

AIRPORTS ADDED

Sanga-Sanga AirportMukah Airport

Brunei International

Airport General Santos Airport

Puerto Princesa Airport

Davao Int'l Airport

Laguindingan Airport

ZamboangaAirport

San Vicente Airport

Busuanga Airport

Southern Palawan Airport

Sandakan Airport

Juwata Airport

Supadio Airport

Sam Ratulangi Airport

Adi Soemarmo Airport(Solo, Central Java)

Completed

Completed

21

Mulu

NEW AIR LINKAGES

Pontianak to KuchingJan 2018

Balikpapan to Bandar Seri Begawan,2019-2020

Pontianak to MiriJan 2018

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

22

Medan

Banda Aceh

Padang

Silangit

Tanjung Pandan

Penang

Alor Setar

Ipoh

Kota Bharu

Langkawi

Melaka

Subang*

Hat Yai

Pattani

Narathiwat

Trang

Nakon Si Thammarat

Surat Thani

MoU on Air Linkages sudah di tanda tangani oleh 3 Menteri

Perhubungan pada tanggal 9 November 2018 dalam rangkaian

Pertemuan Tingkat Menteri Transportasi ASEAN di Bangkok, Thailand

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

23 23

Mulu

Temburong Bridge

Baland Island Bridge

Limbang Bridge

Makassar - ParePareRailway

ParePare-MamujuRailway

TransMindanao High Speed Railway System

Tanjungselor to Sabah Border Road

Pontianak-EntikongTransport Link Manado-Bitung Link

Balikpapan - Samarinda Toll RoadBalai Karangan Entikong Road

Pan-Borneo Highway

Kalabakan Road

Western Mindanao Development Corridor Roads

Palawan HighwayExpansionROADS BRIDGES RAILWAYS

Completed

INLAND TRANSPORT SERVICES

Aruk, Entok, and Nangabadau

Completed

Completed

US$ 47 billion 12

TOTAL IMT-GT PCP WORTH :

CRUISE PORT :US$ 130M

OTHERS:US$ 1836.98M

INLAND PORT:US$ 33.59M

ROAD :US$ 7689M

CIQ :US$ 151.25M

AIRPORT:US$ 694.83M

TRAIN:US$ 33,579M

INLAND CARGO:US$ 17.3M

LRT:US$ 925.93M

SEAPORT:US$ 1437.71M

BRIDGE:US$ 253.46M

EUD:US$ 250M

24

Completed

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

2525

Mulu

SEAPORTS

Completed

Sepangar Bay Container Port

Bongao Port

Manado Port Expansion

Bitung Port Expansion

Makassar New Port

Lahad Datu POIC Container

Port

Kuching PortTawau Port

Zamboanga Port

Polloc Port

Makar Wharf

Brooke’s Point Port

Sasa Wharf

Puerto Princesa Fishport

Puerto Princesa Cruise Port

Buliluyan RORO Port

CompletedPhase 1

26

Mulu

SEA LINKAGESDavao - General Santos – Bitung

April 2017Kudat – Palawan

2019

Bongao-Lahad Datu

27

Pelayaran• Launching RoRo BDG tanggal 30 April

2017 dan tiba di Bitung 2 Mei 2017• Dalam Rangkaian KTT BIMP EAGA ke-12• Oleh Jokowi dan Duterte• Muatan: 5 kontainer isi tepung dan 50

kosong• Kapal: Super Shuttle RoRo 12• Kembali ke Davao: 3 Mei 2017• Pelayaran ke-2 : 15 Oktober 2017 dan

tiba di Davao 17 Oktober 2017• 2018: tidak ada pelayaran

Upaya Indonesia• Pemberian insentif pelayaran• Penyelenggaraan Business Matching• Penyesuaian regulasi: Permendag

No. 85/M.DAG/2015 menjadi 81/M.DAG/2017 tentang impor produk tertentu

• Produk Nenas, pisang dan bawang merah pada tahap I diperkenankan masuk sepanjang memenuhi persyaratan

• Pending: regulasi terkait importasi pakan ternak dan hortikultura

NEXT Step• Revitalisasi Task Force dan fokus

pada keberlangsungan pelayaran• Pertemuan Joint Task Force• Rencana perubahan jenis kapal

Persiapan• Pembentukan Task Force di kedua

negara• Pertemuan Joint Task Force

diadakan untuk persiapan launching Ro Ro BDG

Revitalisasi Task Force• Komposisi TF• Tugas TF• Target TF• Mekanisme kerja TF

TASK FORCE• Task Force Perhubungan

sudah terbentuk dan telah dilaksanakan

pertemuan persiapan• Perlu dibentuk Task Force

yg lebih luas melibatkan semua pemangku

kepentingan

KESIAPAN PELABUHAN• Bagaimana kesiapan pelabuhan?

• Standar jenis kapal yang akan digunakan

• Fasilitas yang ada dan insentif pelabuhan yang diberikan

KESIAPAN KOMODITAS• Identifikasi komoditas barang yang

akan diperdagangkan• Kapasitas dan kuantitas barang yang

akan diperdagangkan

PERSIAPAN LAUNCHING• Persiapan pelaksanaan launching

RoRo rute Dumai-Malaka

KESESUAIAN REGULASI• Identifikasi regulasi yang

berpotensi perlu penyesuaian

KESIAPAN OPERATOR• Identifikasi operator pelayaran

yang akan menjalankan rute pelayaran

E. DISKUSI

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

29

TERIMA KASIH !email us : - [email protected]

- [email protected] [email protected]

Keasdepan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub RegionalKementerian Koordinator Bidang Perekonomian

30