mekanisme frank starling
-
Upload
nadia-indri -
Category
Documents
-
view
245 -
download
49
description
Transcript of mekanisme frank starling
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak di tengah toraks
dan ia menempati rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300
gram (10,6 oz), meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan fisik dan penyakit
jantung. Fungsi jantung adalah memompa darah ke jaringan, menyuplai
oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbon dioksida dan sampah
hasil metabolisme. Fisiologi jantung mencakup pengaliran darah yang
membawa oksigen dan sirkulasi paru ke sisi kiri jantung dan jaringan serta
mengalirkan darah yang tidak mengandung oksigen ke sistem pulmonary
dan membuang produk sisa metabolisme seluler melalui pompa jantung,
sistem vascular sirkulasi dan integrasi sistem lainnya (misalnya sistem
pernafasan, pencernaan, dan ginjal).
Lebih dari 150 tahun yang lalu, Otto Frank di Jerman dan Ernest
Starling di Inggris menemukan hubungan antara peningkatan pengisian
ventrikel dan fungsi pompa dari jantung yang menjadi prinsip fundamental
dalam fisiologi jantung. Hubungan tersebut dikenal dengan “Hukum Frank
Starling” dimana peningkatan volume ventrikel akan mempengaruhi fungsi
sistolik dari jantung.
Hukum Frank Starling menjadi temuan fisiologis penting dalam
karakteristik jantung dalam mengatur curah jantung tiap denyutnya.
Mekanisme Frank Starling dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
innervasi otonom, aktivitas fisik, iskemia koroner, anemia, pirau jantung,
syok akibat racun dan anestesi. Mekanisme Frank Starling diterjemahkan
dalam praktek klinis sebagai indikator fisiologis dan patofisiologis dari
ventrikel, seperti ditunjukkan terjadinya penurunan mekanisme Frank
Starling hingga hampir 10 kali lipat pada gagal jantung stadium akhir.
2
Dasar dalam mekanisme Frank Starling adalah kemampuan intrinsik
otot jantung untuk menghasilkan daya aktif yang lebih kuat akibat regangan
otot jantung sehingga fenomena ini disebut length dependent activation.
I.2 TUJUAN
Tujuan umum
Mengetahui tentang anatomi dan fisiologi dari jantung.
Tujuan khusus
a. Mengetahui tentang anatomi jantung.
b. Mengetahui tentang mekanisme kontraksi otot jantung
c. Mengetahui tentang siklus jantung
d. Mengetahui tentang curah jantung
e. Mengetahui tentang jantung sebagai pompa
f. Mengetahui tentang mekanisme Frank Starling
I.3 MANFAAT
Menambah wawasan dan keilmuan untuk penulis serta membantu
pembaca khususnya teman-teman mahasiswa lainnya untuk memahami dan
menambah wawasan pengetahuan pembaca tentang anatomi dan fisiologi
jantung yang berada di dalam tubuh kita.
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga
jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi
mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar
(dasar), mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks)
mengarah ke panggul kiri (Moore, 2002).
Gambar 1. Anatomi Jantung
Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar
dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paru-paru.
Lapisan fibrosa luar pada perikardium tersusun dari serabut kolagen yang
membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan
serosa dalam terdiri dari dua lapisan yaitu membran viseral (epikardium)
4
yang menutup permukaan jantung dan membran parietal yang melapisi
permukaan bagian dalam fibrosa perikardium (Moore, 2002).
Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan
parietal. Ruang ini mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan
serosa untuk melumasi membran dan mengurangi friksi (Snell, 2006).
Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan, yaitu (Snell, 2006) :
a. Epikardium, tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas
jaringan ikat.
b. Miokardium, terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah.
c. Endokardium, tersusun dari lapisan endotelial yang terletak di atas
jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup dan menyambung
dengan lapisan endotelial yang melapisi pembuluh darah yang
memasuki dan meninggalkan jantung.
Ada empat ruang yang dimiliki oleh jantung, yaitu atrium kanan dan
kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial dan ventrikel kanan dan kiri yang
dipisahkan oleh septum interventrikuler (Snell, 2006).
a. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung.
- Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung,
menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
- Vena kava superior dan inferior membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
- Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu
sendiri.
- Atrium kiri di bagian superior jantung berukuran lebih kecil dari
atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung
empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi
dari paru-paru.
5
b. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung
menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung.
- Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan
mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
- Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung.
Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah
meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh
bagian tubuh kecuali paru-paru.
Gambar 2. (A) katup bikuspid ; (B) katup trikuspid
Selain itu, jantung juga memiliki katup, yaitu (Snell, 2006) :
a. Katup trikuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup
ini memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa iregular yang
dilapisi endokardium.
b. Katup bikuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup ini melekat pada chordae tendineae dan otot papilaris.
c. Katup semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventrikular
jantung sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katup semilunar terdiri
dari tiga kuspis berbentuk bulan sabit yang tepi konveksnya melekat
A B
6
pada bagian dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke
dalam lumen pembuluh.
- Katup semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan
trunkus pulmonar.
- Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Perubahan tekanan dalam ventrikel, dalam aorta dan dalam pembuluh
pulmonar menyebabkan darah hanya mengalirke dalam pembuluh dan
mencegah aliran balik ke dalam ventrikel.
Jalur untuk menuju dan meninggalkan paru-paru disebut sirkuit
pulmonal. Berada pada sisi kanan jantung menerima darah terdeoksigenasi
dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk dioksigenasi. Darah
yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung. Berikut ini adalah
sirkulasi darah yang melewati jantung (Snell, 2006) :
Atrium kanan katup trikuspid ventrikel kanan katup semilunar
trunkus pulmonar arteri pulmonar kanan dan kiri kapilar paru vena
pulmonar atrium kiri
7
Gambar 3. Jalur Sirkuit pulmonal dan sirkuit sistematik
Sirkuit sistemik berada di sisi kiri jantung menerima darah
teroksigenasi dari paru-paru dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Berikut
sirkulasinya ketika melewati jantung (Snell, 2006) :
Atrium kiri katup bikuspid ventrikel kiri katup semilunar
trunkus aorta regia dan organ tubuh
II.2 FISIOLOGI JANTUNG
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri
berfungsi memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh,
sedangkan jantung kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya
karbon dioksida atau zat asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru
untuk dibersihkan. Jantung normal besarnya segenggam tangan kiri
pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali per menit, denyutan bertambah
cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar kebutuhan tubuh akan energi dapat
terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit, maka dalam 1 jam
jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali
berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam jantung
memompakan darah sebanyak kira-kira 7000 - 7.571 liter (Snell, 2006).
Jantung mempunyai dua fungsi (Guyton, 2008) :
a. Jantung harus menyediakan darah yang cukup mengandung oksigen
dan nutrisi untuk organ-organ dari tubuh, darah ini harus mempunyai
tekanan yang cocok untuk perfusi dan pemberian makanan. Pada saat
yang sama jantung juga harus memompakan darah yang mengandung
bahan-bahan sisa ke organ- organ ekskresi misalnya hati dan ginjal
dan memompakan darah yang suhunya berlebihan ke sistem pendingin
dari tubuh, yaitu pembuluh darah di kulit. Semua hal ini dapat
dilakukan oleh jantung sebelah kiri.
b. Fungsi lain dari jantung ialah mengisi darah dengan oksigen yang
segar dari udara dan pada saat yang bersamaan mengekskresi salah
8
satu hasil akhir metabolisme yaitu karbondioksida. Pertukaran kedua
gas ini dengan udara dari alveoli paru berlangsung melaui membran
alveolus yang sangat tipis. Jika tekanan sama tingginya dengan
tekanan di bilik kiri atau aorta, cairan darah segera akan mengisi
alveoli dengan cara filtrasi dan penderita akan mati oleh karena edema
paru.
A. MEKANISME KONTRAKSI OTOT JANTUNG
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti
natrium,kalium dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan
muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang
dinamakan potensial aksi jantung (Guyton, 2008).
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan
terpolarisasi artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam
membran yang bermuatan negative dan bagian luar bermuatan positif.
Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impils listrik, mulailah fase
depolarisasi. Permeabilitas membrane sel berubah dan ion bergerak
melintasinya. Dengan bergeraknya ion kedalam sel, maka bagian dalam sel
akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi. Sel otot
jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya
mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akibat
stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sistem hantaran khusus yang
memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh
miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali ke keadaan dasar (menjadi
lebih negative ), dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium (Guyton,
2008).
Setelah influks natrium cepat kedalam sel selama depolarisasi,
permeabilitas membrane sel terhadap kalsium akan berubah, sehingga
memungkinkan ambilan kalsium ke dalam sel. Influks kalsium, yang terjadi
selama fase plateau repolarisasi, jauh lebih lambat disbanding natrium dan
9
berlangsung lama. Interaksi antara perubahan voltase membran dan
kontraksi otot dinamakan kopling elektromekanikal (Guyton, 2008).
Otot jantung, tidak seperti otot lurik atau otot polos, mempunyai
periode refraktori yang panjang, pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk
berkontraksi. Hal tersebut untuk melindungi jantung dari kontraksi
berkepanjangan (tetani) yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung
pada komposisi cairan interstisial sekitar otot jantung. Komposisi cairan
tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi darah. Maka perubahan
konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut jantung.
Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting, karena kalium
mempengaruhi voltase listrik normal sel (Sherwood, 2010).
B. SIKLUS JANTUNG
Siklus jantung pertama kali dimulai dari relaksasi isovolumetrik
ventrikel, pengisian pasif ventrikel (pengisian cepat dan lambat), pengisian
ventrikel karena sistol atrium, kontraksi isovolumetrik ventrikel, ejeksi
ventrikel (cepat dan lambat) (Guyton, 2008).
Gambar 4. Siklus Jantung
1. Early Ventricular Diastole dan Late Ventricular Diastole
10
Early ventricular diastole adalah relaksasi isovolumetrik ventrikel
semua katup tertutup baik katup atrioventrikular maupun katup aorta
dan pulmonal. Awal diastolic ventrikel tekanan di ventrikel lebih
rendah daripada tekanan di atrium. Tetapi tekanan di atrium lebih
rendah dari pada tekanan di vena cava dan vena pulmonalis. Di
karenakan perbedaan tekanan yang terjadi sehingga darah mengalir
secara pasif masuk ke atrium yang kemudian ke ventrikel. Masuknya
darah dari atrium ke ventrikel secara pasif adalah fase late ventrikel
diastole. Pengisian secara pasif ini awalnya kecepatan aliran darah ke
ventrikel cepat tetapi seiring mengembangnya ventrikel kecepatan
aliran darah ke ventrikel melambat.
2. Atrial Sistol
Atrium berkontraksi memeras lebih banyak darah ke ventrikel. Hal itu
dapat terjadi juga dikarenakan perbedaan tekanan antara atrium yang
lebih tinggi dibandingkan tekanan pada ventrikel. Setelah sistol
atrium akhir, tidak ada lagi darah yang dapat di tambahkan lagi ke
ventrikel sehingga disebut end diastolic volume (EDV).
3. Isovolumetrik Ventricular Contraction
setelah fase pengisian berakhir, dan tekanan di ventrikel meningkat
membuat katup atrioventricular (AV) tertutup. Karena semua katup
tertutup maka tidak ada aliran darah yang keluar ataupun masuk ke
jantung. Periode ini dinamai isovolumetric ventricular contraction
(isovolumetrik artinya “volum dan panjangnya konstan”).
4. Ejeksi Ventrikel
Selain itu, Jika tekanan di ventrikel ini lebih besar daripada tekanan di
arteri pulmonal dan aorta, maka katup semilunar dapat terbuka dan
ventrikel pun dapat melakukan ejeksi atau pengosongan ventrikel
dengan kata lain ventrikel berkontraksi memeraskan darah keluar dari
11
jantung. Darah yang di pompa keluar dari masing-masing ventrikel
setiapkali kontraksi di sebut isi sekuncup (stroke volume). pada saat
ejeksi setiap ventrikel per denyut akan menyemprotkan atau
mengejeksikan darah keluar dari jantung sekitar 70-90 ml. sehingga
terdapat sekitar 50 ml darah yang tetap berada di ventrikel pada saat
sistolik-akhir ventrikel. Ejeksi ventrikel mula-mula berlangsung cepat
tetapi kemudian melambat seiring dengan kemajuan sistolik. Tekanan
intraventrikel meningkat sampai batas maksimum, kemudian sedikit
menurun sebelum sistolik ventrikel berakhir.
Sirkulasi Darah Pulmonal
Sirkulasi pulmonal adalah aliran darah dari jantung yaitu ventrikel
kanan melalui paru-paru masuk ke atrium kiri. Darah yang
dibawa oleh vena cava superior dan inferior masuk ke dalam
atrium kanan, dialirkan ke ventrikel kanan kemudian diteruskan
ke katub semilunar pulmonal yang terbuka dan aliran darah
diteruskan ke arteri pulmonal sampai di paru-paru darah yang
mengandung CO2 dari jaringan-jaringan tubuh ini, akan dibuang
melalui inspirasi, selanjutnya darah yang mengandung O2 akan
dibawa oleh vena pulmonal dan di teruskan ke atrium kiri.
Sirkulasi Darah Sistemik
12
Sirkulasi sitemik adalah aliran darah dari ventrikel kiri darah
melalui aorta ke arteri, arteriola dan kapiler darah kemudian di
bawa oleh vena untuk kembali ke jantung lagi. Setelah dari atrium
kiri tadi, darah akan masuk ke ventrikel kiri kemudian darah akan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah aorta
yang kemudian bercabang-cabang menjadi arteri yang kemudian
mengantarkan darah ke seluruh tubuh. Selain itu, arteri juga
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh darah yang lebih kecil
diameternya menjadi arteriola. Pembuluh darah memiliki otot
yang apabila berkontraksi membuat pembuluh darah menyempit,
dan bila berelaksasi membuat pembuluh darah melebar. Hal itu
penting bagi sirkulasi darah untuk menjaga tekanan darah dalam
arteri. Setelah dari arteriola darah di teruskan ke kapiler darah
terjadilah pertukarn zat di sana. Kemudian dari kapiler darah
darah di teruskan ke venula, vena- vena cava inferior darah dari
badan dan dari anggota gerak extremitas bawah sedangkan vena
cava superior darah dari kepala dan anggota gerak extremitas
atas. Setelah dari vena darah di kembalikan ke jantung masuk ke
atrium kanan.2
C. CURAH KERJA JANTUNG
Curah jantung (cardiac output, CO) adalah volume darah yang
dipompa oleh tiap-tiap ventrikel permenit (bukan jumlah total darah yang
dipompa oleh jantung). Dua penentu curah ajntung adalah kecepatan denyut
jantung (denyut per menit) dan volume sekuncup (volume darah yang
dipompa perdenyut) (Guyton, 2008).
Kecepatan denyut jantung rata-rata adalah 70 kali per menit, yang
ditentukan oleh irama nodus SA, sedangkan volume sekuncup rata-rata
adalah 70 ml per denyut, sehingga curah jantung rata-rata adalah 4.900
ml/menit atau mendekati 5 liter/menit (Guyton, 2008).
13
CO = kecepatan denyut jantung × volume sekuncup
Selama olahraga, curah jantung dapat meningkat menjadi 20-25
liter/menit, dan curah jantung sebesar 40 liter/menit dapat dicatat pada atlet-
atlet terlatih selama olaraga berat. Perbedaan antara curah jantung saat
istirahat dan volume maksimum darah yang dapat dipompa oleh
jantung/menit dikenal sebagai cadangan jantung (cardiac reserve). Besarnya
variasi curah jantung bergantung pada kebutuhan tubuh (Guyton, 2008).
Pengaturan curah jantung bergantung pada kontrol terhadap kecepatan
denyut jantung dan volume sekuncup. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonm pada nodus SA. Nodus SA dalam keadaan
normal adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi
spontan tertinggi. Ketika nodus mencapai ambang, terbentuk potensial aksi
yang menyebar ke seluruh jantung dan menginduksi jantung
berkontraksi.hal ini berlangsung sekitar 70 kali per menit, sehingga
kecepatan denyut jantung rata-rata adalah 70 kali permenit (Guyton, 2008).
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi. Saraf parasimpatis ke
jantung, yaitu saraf vagus terutama mempersarafi atrium (nodus SA dan
AV). Persarafan parasimpatis ke ventrikel tidak signifikan. Saraf-saraf
simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan AV
serta banyk mempersarafi ventrikel (Guyton, 2008).
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Stuktur yang Mempengaruhi
Jantung
Daerah yang
terpengaruh
Efek stimulasi
parasimpatis
Efek stimulasi simpatis
Nodus SA Penurunan kecepatan
depolarisasi ke
ambang; penurunan
kecepatan denyut
Peningkatan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
peningkatan kecepatan
denyut jantung
14
jantung
Nodus AV Penurunan
eksitabilitas;
peningkatan
perlambatan nodus AV
Peningkatan eksitabilitas;
penurunan perlambatan
nodus AV
Jalur penghantar
ventrikel
Tidak ada efek Meningkatkan
eksitabilitas;
meningkatkan hantaran
melalui berkas His dan sel
Purkinje
Otot atrium Penurunan
kontraktilitas;
melemahkan kontraksi
Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat
kontraktilitas
Otot ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat
kontraktilitas
Medula adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi
epinefrin
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
melalui mekanisme Frank
Starling
D. POMPA JANTUNG
Terdapat dua pompa jantung yang terletak di kanan dan kiri. Keluaran
jantung kanan seluruhnya di distribusikan ke paru melalui arteri pulmonaris
dan keluaran jantung kiri seluruhnya di distribusikan ke bagian tubuh lain
melalui aorta. Kedua pompa itu menyemburkan darah secara bersamaan
dengan kecepatan keluaran sama (Sherwood, 2010).
15
Kedua pemompa jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi
ritmik dinding otot. Selama kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi
lebih kecil karena darah disemburkan keluar. Selama relaksasi otot dinding
jantung (diastolic), kamar jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk
penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60
sampai 80 kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua
ventrikel per detakan dan keluaran totalnya sekitar 5L/menit (Sherwood,
2010).
Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran
oksigen. Efektifitas pompa yang menurun seperti yang terjadi pada
penyakit arteri koroner (coronary arteri disease, CAD) dan kondisi
kardiomiopati, menyebabkan volume curah jantung menurun, volume darah
yang dikeluarkan dari ventrikel menurun. Perdarahan dan dehidrasi
menurunkan keefektifan pompa dengan menurunkan volume darah yang
bersirkulasi, sehingga menurunkan jumlah darah yang dikeluarkan melalui
ventrikel (Sherwood, 2010).
E. MEKANISME FRANK STARLING
Sejumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya
ditentukan oleh kecepatan aliran darah kedalam jantung yang berasal dari
vena-vena, yang disebut sebagai alir balik vena. Ini berarti bahwa, setiap
jaringan perifer akan kembali melalui vena-vena kedalam atrium kanan.
Jantung kemudian secara otomatis akan memompa darah yang masuk ini
mengalir kedalam arteri-arteri sistemik, sehingga darah tersebut dapat
mengalir kembali mengelilingi sirkulasi. Kemampuan intrinsik dari jantung
untuk beradapatasi terhadap volume yang berubah-ubah akibat aliran masuk
darah, disebut sebagai mekanisme Frank Starling dari jantung. Secara
mendatar, mekanisme Frank Starling berarti semakin besar otot jantung
diregangkan selama pengisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan
semakin besar pula jumlah darah yang dipompa kedalam aorta. Atau cara
lain untuk menyatakan mekanisme ini adalah dalam batas-batas fisiologis,
16
jantung akan memompa semua darah yang masuk tanpa membiarkan adanya
bendungan darah yang berlebihan didalam vena (Guyton, 2008).
Bila sejumlah darah mengalir kedalam ventrikel, otot jantung sendiri
akan meregang menjadi lebih panjang. Keadaan ini selanjutnya akan
menyebabkan kontraksi dengan kekuatan yang bertambah karena filament
aktif dan miosin selanjutnya akan membawa mendekati tahap interdigitasi
yang optimal untuk membangkitkan kekuatan. Oleh karena itu, ventrikel,
karena peningkatan pemompaan secara otomatis akan memompa darah
tambahan kedalam arteri. Kemampuan otot yang diregangkan sampai
mencapai panjang yang optimal untuk berkontraksi dengan kekuatan yang
bertambah merupakan karakteristik dari semua otot lurik. Selain pengaruh
yang penting akibat peregangan otot jantung, masih ada faKtor lain yang
dapat meningkatkan daya pompa jantung bila volumenya meningkat.
Peregangan dinding atrium kanan secara langsung akan meningkatkan
frekuensi denyut jantung sebesar 10 % s/d 20 %, keadaan ini juga
membantu meningkatkan jumlah darah yang dipompa setiap menit,
walaupun peranannya tidak sebesar peranan mekanisme Frank Starling
(Guyton, 2008).
17
BAB III
PENUTUP
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak
antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks yang dua per tiganya
terletak di sebelah kiri garis midsternal. Rongga tersebut yaitu dua ruang atrium
(kanan dan kiri) dan dua ruang ventrikel (kanan dan kiri) dimana atrium berfungsi
sebagai rongga yang menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke
jantung sedangkan ventrikel berfungsi sebagai rongga yang mendorong darah
keluar dari jantung menuju arteri. Jantung juga memiliki tiga katup (bikuspid,
trikuspid dan semilunar) untuk menjaga darah yang sudah masuk ke rongga
tersebut tidak kembali lagi (relaps) pada sirkuit pulmonar dan sistematik.
Salah satu fungsi Jantung yang terbesar sebagai pompa untuk mengalirkan
darah ke seluruh tubuh. Terdapat dua pompa jantung yang terletak di kanan dan
kiri dimana keluaran jantung kanan seluruhnya akan di distribusikan ke paru
melalui arteri pulmonalis dan keluaran jantung kiri seluruhnya di distribusikan ke
bagian tubuh lain melalui aorta. Fungsi jantung sebagai pompa ini akan berlanjut
ke mekanisme hukum Frank Starling dimana kemampuan intrinsik dari jantung
untuk beradaptasi terhadap volume darah yang berubah-ubah akibat aliran masuk
darah. Yang artinya semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian,
semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang di
pompa ke dalam aorta.
18
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta.
Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Hipokrates : Jakarta.
Sherwood, Lauralee. 2010. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. EGC : Jakarta
Sloane E. 2003. Anatomi dan fisiologis untuk pemula. EGC : Jakarta
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinis Dasar ed.6. EGC : Jakarta.